- Injil Lukas
- 31 Jan 2017
Hargailah anugerah Tuhan sekarang
(Lukas 14: 15-24)
Di dalam pasal 14 Yesus memberikan ajaran, pasal 15 Dia memberikan contoh betapa berdosanya orang yang menyingkirkan kelompok lain atas nama eksklusifisme itu, “kamilah yang utama, yang lain pinggiran”. Kita kalau jatuh dalam kesalahan yang sama, kita juga mendapat hukuman dari Tuhan. “Siapa kamu?”, “kelompok eksklusif”, “mengapa eksklusif?”, “karena mengerti teologi lebih baik dari pada yang lain”, ini sudah salah. Apakah kita mengerti teologi lebih baik dari yang lain? Mungkin iya mungkin tidak, kalau iya bagaimana? Kalau iya, undang orang lain untuk belajar sama-sama. Tuhan tidak ingin ada kelompok yang merasa lebih baik dari yang lain, tapi Tuhan juga tidak ingin orang merasa semua kelompok sama. Ini dua ekstrim yang harus kita hati-hati. Satu sisi tidak ada kelompok yang lebih baik dari pada yang lain. Sisi kedua, semua kelompok tidak sama, ada yang benar, ada yang kacau, ada yang tulus, ada yang palsu, ada yang punya kebenaran, ada yang cuma separuh. Maka Saudara tidak bisa bilang semua sama saja. Jadi pengertian yang Yesus mau adalah jangan sempit hati. Perluas penjangkauanmu untuk Kerajaan Tuhan. Kamu kelompok elit, sekarang ambil kelompok yang kurang elit, kamu kelompok orang kaya sekarang jangkau orang miskin, kamu kelompok orang miskin jangkau orang kaya. Saya tidak ingin membuat kelompok khusus yang meng-exclude orang lain dapat berkat Tuhan, saya ingin semua orang dapat berkat”. Orang-orang Yahudi mempunyai jiwa kelompok mereka harus minor, tapi minor yang utama, “kelompok kami adalah eksklusif, karena itu yang lain harus dicegah untuk masuk”. Sedangkan yang Tuhan mau adalah buka pintu baik-baik, ajak orang lain datang, asal kamu tahu mengapa kamu ada di dalamnya. “Saya berada di dalam karena saya orang Farisi. Orang Farisi baik karena kita kelompok elit”, bukan. Kalau jawaban seperti itu, Tuhan akan sangat marah. “Mengapa saya berada di tengah kelompok ini?”, “karena kelompok ini dapat berkat Tuhan”, “mengapa kamu bisa dapat berkat Tuhan?”, “entah, saya pun merasa tidak layak, tapi Tuhan memberikan berkat itu pada saya. Dan sekarang saya undang orang untuk menikmatinya bersama-sama”. Maka Yesus mengingatkan dengan sangat keras, “undanglah orang-orang yang tidak pernah engkau anggap sebelumnya, menjadi bagian dari kami”. Ini yang kita coba kerjakan, kadang-kadang kita mempunyai kesempitan hati yang tidak kita sadari.
Kadang-kadang kita tidak mengakomodasi orang lain, menjangkau orang lain untuk datang kepada Tuhan. Tapi ini justru sikap yang Tuhan mau kita miliki. Siapa yang paling kamu benci, justru itu yang harus kamu jangkau. Siapa yang paling sulit terima, justru itu kelompok yang harus kamu belajar untuk terima. Maka Yesus memberikan contoh yang sangat ekstrim, waktu orang tanya “siapa sesamaku?”, Dia sengaja pakai contoh orang Samaria. Bagi orang Yahudi, ketemu orang Samaria itu sangat memuakan. Kebiasaan menyalahkan orang lain, inilah yang membuat kebencian, inilah yang membuat gap, inilah yang membuat orang saling bunuh, saling hantam, saling usir orang lain dari tempat dimana dia berada. Mengapa Samaria dibenci? “Karena mereka, kami dikutuk Tuhan. Kamu penyebab kami dikutuk, kami marahi kamu, kalau perlu kami bunuh kamu”. Mengapa kamu benci orang lain? “Karena gara-gara mereka, saya menjadi miskin. Tahu tidak ada konspirasi memiskinkan saya. Ini kebodohan mempercayai gosip, sudah percaya gosip kemudian disebar, sudah disebar menjadi kelompok yang termakan gosip, merasa diri korban. Sudah rasa diri korban, mau korbankan orang lain. Saudara mengalami kesulitan hidup, berjuang. Lalu mendapatkan keberhasilan setelah berjuang, atau tetap sulit dan bertahan, itu yang akan membuat kita menjadi manusia. Manusia salahkan manusia lain, itu bukan manusia. Tuhan tidak ingin manusia dengan gampang keluarkan kalimat dari mulut “saya begini karena kamu, saya begini karena mereka, saya begini karena dia”, itu semua membuat kita jadi kerdil luar biasa. Itu sebabnya Tuhan mengatakan buka hati, buka pintu rumahmu untuk undang orang-orang yang kamu tidak pernah anggap sebelumnya. Ini perlu kita pelajari baik-baik. Di dalam masyarakat kita ini dikatakan oleh Carl Trueman, di dalam masyarakat kita orang sangat senang teori konspirasi. Menapa teori konspirasi penting? Ini Carl Trueman yang tulis di blognya, karena teori konspirasi membuat kita bermakna. Kita ini tidak ada maknanya, tapi kalau pemerintah berkonspirasi untuk kita, menjatuhkan kita, berarti kita penting. Jadi teori konspirasi selalu menarik. Dan ternyata Alkitab sudah memberi tahu akar dari permasalahan besar ini adalah kepicikan menganggap kelompok diri paling penting dan kelompok lain itu pengganggu. Kalau yang lain pengganggu, saya matikan. Tapi Yesus mengatakan “justru kamu harus undang pengganggu untuk menjadi orang yang mengerti tawaran Injil, tawaran kasih karunia Tuhan yang kamu sendiri sudah dapat dan kamu extend ke orang lain”. Maka pada saat itu setelah Yesus mengajar siapa yang harus diundang, satu orang teriak dengan semangat “berbahagialah mereka yang dijamu di dalam Kerajaan Allah”. Kalau ada orang kotbah, lalu ada yang bilang “amin”, rasanya senang. Di dalam bagian ini orang itu semangat sekali, “berbahagialah orang yang dijamu dalam Kerajaan Allah”. Tapi Yesus tidak terlalu senang, jangan besar rasa, jangan kira kalau Kerajaan Allah otomatis kamu masuk. Maka setelah orang itu berkata demikian, Yesus bercerita ada seorang membuat perjamuan dan orang ini adalah orang yang sangat terpandang, dia undang semua orang untuk hadir dalam perjamuan itu.
Sekali lagi untuk diingat, perjamuan pada zaman itu beda dengan perjamuan sekarang. Kalau sekarang Saudara ajak orang makan bersama, tapi orang itu tidak bisa, Saudara marah? Tidak. Tapi zaman dulu lain, menolak undangan makan yang penting itu menghina dia. Kalau alasan Saudara tidak kuat berarti Saudara sengaja mengambil posisi tidak mau menjadi teman dia. “Saya undang kamu makan”, “tidak”, itu penghinaan. Yesus sengaja membuat cerita itu ekstrim supaya sadar ini bukan cerita sekedar tentang pernikahan, tapi ini ada pesan teologis di dalamnya. Orang-orang itu minta maaf, yang pertama mengatakan “saya baru beli ladang, saya tidak bisa tinggalkan”. Yang kedua mengatakan “baru beli 5 sapi, tidak bisa ditinggalkan, saya mau coba untuk membajak”. Yang ketiga “baru kawin, tidak bisa datang”. Ketiga hal ini adalah alasan orang untuk tidak pergi berperang di dalam Ulangan 20. Yesus sengaja kaitkan ini dengan Ulangan 20. Di dalam Ulangan 20, Musa perintahkan kepada umat Israel “kalau kamu mau pergi berperang, pemimpin harus tanya kepada yang mau pergi apakah benar mau pergi, siapa yang baru beli tanah belum sempat menikmati, silahkan kalau mau pulang, tidak apa-apa tidak ikut. Siapa yang baru membeli rumah, belum sempat nikmati, silahkan tidak ikut, tidak apa-apa. Siapa baru tanam ladang baru, belum sempat nikmati, silahkan pulang. Siapa yang baru menikah, belum sempat menikmati hidup bersama istri, silahkan pulang, tidak perlu ikut. Karena kalau kamu ikut dan terus berpikir “yang saya tinggalkan itu bagaimana”, kamu akan melemahkan yang lain”. Jadi tawaran ini bukan datang dari tentaranya, tidak ada pasukan Israel semua sudah baris, lalu angkat tangan “Pak, apakah saya boleh tidak ikut? Saya mau ijin tidak ikut”, “mengapa tidak ikut?”, “saya baru menikah, boleh tidak diijinkan?”, bukan mereka yang tanya, mereka harus ikut. Tapi pemimpin yang beri ijin “siapa yang mau mundur silahkan, siapa yang takut silahkan, siapa yang baru menikah rasanya sangat takut kalau meninggal, belum sempat hidup berkeluarga, nanti istri bagaimana, silahkan pulang”. Sekarang kalau Saudara undang orang ke pesta, lalu mereka tidak datang dengan alasan takut mati, kira-kira bagaimana perasaan Saudara? “Mari datang ke pesta saya”, “saya takut, saya belum membuat warisan untuk anak saya, anak saya masih kecil”, apa kaitannya? Ini seperti orang yang tidak mau berperang jadi sebenarnya penghinaan besar, saya undang orang lalu mereka memberi alasan yang sangat tidak masuk akal, apa kaitannya beli tanah dengan tidak ikut pesta, apa kaitannya baru menikah dan tidak ikut pesta, ajak saja istrinya.
Jadi ini adalah alasan yang benar-benar diada-adakan karena orang yang diundang tidak senang, tidak menghargai tawaran yang diberikan. Alasan orang untuk tidak mau pergi karena sesuatu yang tidak disukai itu banyak sekali. Jadi mereka menghina si pemilik undangan ini dan dia marah luar biasa. Sekarang Saudara mengerti mengapa dia marah karena Tuhan Yesus mengekstrimkan ceritanya, siapa pun tuan rumah pasti marah kalau dibeginikan, apalagi di dalam kebudayaan Mediterania pada waktu itu. Maka tuannya mengatakan “oke, saya minta kamu berhenti undang mereka, cepat pergi ke lorong-lorong undang orang-orang cacat, buta, lumpuh, orang miskin suruh mereka semua datang kesini”. Jadi dia mengatakan “orang undangan itu menghina undangan saya, saya hentikan undangan bagi mereka, sekarang saya undang orang lain”. Apakah ada makna teologis atau Yesus hanya sekedar memberitakan etika pernikahan dan undangan makan? Yesus tidak peduli etika undangan makan, Yesus sedang menyatakan teologi yang dalam sekali di sini, teologi umat pilihan. Siapa yang menjadi umat pilihan, dia menjadi umat pilihan karena anugerah Tuhan. Tapi kalau umat pilihan Tuhan permainkan Tuhan, Tuhan mengatakan “stop, Aku pindah umat”. Adakah Tuhan bersalah akan hal ini? Alkitab mengatakan tidak. Sekarang kita mau mengikuti argumennya Alkitab, Tuhan itu menyatakan pekerjaanNya tapi orang bisa salah mengerti dan menganggap Tuhan tidak setia. Tuhan berjanji kepada Abraham “Aku akan memberkati keturunanmu”.
Apakah berkat Tuhan kepada Abraham sampai kepada semua keturunannya atau hanya pada garis yang khusus? Tuhan janji kepada Abraham, Dia hanya pilih satu anaknya, tapi lewat satu anak itu berkat akan sampai ke seluruh dunia. Siapa anak Abraham itu? Galatia 3 dalam tulisan Paulus mengatakan anak Abraham itu adalah Yesus. Dan Tuhan sudah janji kepada Abraham, “janji yang Kuberikan kepadamu akan sampai pada semua bangsa”. Maka Yesus bukan milik orang Yahudi saja, tapi milik semua bangsa. Tapi ada urutan, Tuhan mau Israel jadi anak sulung yang menerima berkat. Maka Tuhan memberikan Kristus untuk diterima Israel dulu. Kematian dan kebangkitanNya diberitakan kepada Israel dulu. Dan sampai tahun ketika Paulus ditolak, baru seluruh rasul pergi dari Yerusalem, terutama ketika Yerusalem dihancurkan di tahun 70, semua pergi meninggalkan Yerusalem dan memberitakan Injil ke tempat-tempat lain. Inilah penyebab Tuhan bangkitkan orang-orang menginjili ke tempat-tempat lain, yaitu karena Israel sudah tolak berita Injil. “Isarel adalah anak sulung, tapi karena engkau menolak, Aku akan singkirkan berkat dari anak sulung dan berikan kepada orang miskin, orang cacat dan orang lumpuh, yaitu orang kafir di luar Israel”. Tuhan mempunyai batas waktu dan Tuhan sangat tegas menyatakan “jika anugerah yang Aku berikan kepadamu dengan Aku merendahkan diri engkau tolak, Aku akan berikan kepada yang lain”. Untuk Pemimpin besar ini, Dia mengadakan jamuan makan, undang banyak orang, Dia sedang merendahkan diri. Dia seorang Raja, tapi Dia menurunkan diri untuk undang orang lain. Tuhan sedang merendahkan diriNya dengan rela untuk panggil Saudara dan saya. Apa untungnya Dia panggil kita? Tapi Dia rela turunkan diri, Dia kirim AnakNya Tunggal menjadi sama dengan kita meskipun Dia tidak berdosa, mengalami apa yang kita alami untuk panggil kita. Tuhan merendahkan diri untuk panggil kita, tapi kalau kita keraskan hati dan tolak Dia, Dia akan mengatakan “waktunya cukup, Aku akan berpaling ke bangsa lain”. Inilah yang oleh Pdt. Stephen Tong sebut teology of time, teologi waktu. Saudara pasti pernah dengar ini, salah satu hal yang sangat populer dari pemikiran Pak Stephen Tong adalah teology of time. Tapi sayangnya banyak orang cuma terima aplikasi belakangnya, apa itu teology of time? “jangan kita hitung waktu cuma tambah, hitung waktu tambah-tambah itu anak kecil, hitung waktu kurang-kurang itu orang tua, hitung waktu dengan dikali itu lebih baik, membagi hidup bagi orang lain itu lebih tinggi”, pasti yang paling dihafal itu. Teology of time berarti ketika Tuhan memberi anugerah dicabut, kita mau menangis pun tidak akan dikasi lagi. Anugerah kalau sudah ditarik, berarti waktu kita selesai. Setiap kali kita menghina anugerah Tuhan, setiap kali Tuhan akan pendekan waktu anugerahNya. “Kamu hina Injil diberitakan kepadamu, Aku tutup, Aku panggil bangsa lain. Kamu hina Kristus, Aku akan berikan Kristus kepada yang lain”. Itu sebabnya sampai sekarang berita Injil diterima oleh semua bangsa dan Yahudi Kristen itu sangat minoritas. Berapa banyak orang Yahudi yang Kristen? Sangat sedikit, sehingga mereka menjadi ekor secara bangsa di dalam Kekristenan. Ini satu pernyataan tegas dari Tuhan, jika waktunya tiba Tuhan berikan anugerah, hargai, benar-benar hargai. Kadang-kadang Tuhan berikan anugerah, tapi kita tidak sadar, waktu anugerah sudah lewat baru sadar, “oh, dulu pernah ada ya, mengapa tidak kita nikmati?”, karena anggap remeh, anggap nanti masih ada kesempatan, situasi seperti ini selalu akan ada. Ingat anugerah Tuhan lalu hitung waktunya, karena ketika anugerah diberikan dan saya main-main, Tuhan akan cabut. Saudara jangan remehkan ketika anugerah diberikan, minta kepada Tuhan supaya Tuhan buka mata kita supaya kita tahu apa anugerah yang sedang diberikan. Karena begitu Saudara hina anugerah Tuhan, Tuhan akan perpendek kesabaranNya. Terus hina, diperpendek, makin dihina, makin diperpendek, terus hina lagi, Tuhan katakan “waktu habis, Aku berikan ini kepada orang lain”. Apa anugerah Tuhan? Banyak, gereja bisa menikmati firman, musik, menikmati pembagian firman yang limpah, menikmati ada saudara seiman yang baik, menikmati ada keluarga yang baik, menikmati ada istri yang baik, menikmati ada suami yang baik, menikmati ada anak-anak yang Tuhan percayakan, semua ini anugerah, yang makin dihina akan makin Tuhan ambil. Itu sebabnya mari kita minta kepada Tuhan, mata yang melihat apa yang Tuhan berikan dan kita tidak hina sama sekali, kita mengatakan “Tuhan, saya tidak layak terima ini. Tapi Engkau masih berikan”. Hal paling menakutkan adalah setelah orang jatuh dalam dosa, sadar dosanya, masih kembali dengan perasaan yang lama, hati yang lama, tidak ada perubahan. Berapa besar kesabaran Tuhan diuji oleh orang-orang seperti ini? Dan apa yang selama ini dia remehkan, justru itu yang paling penting, dan itu sudah tidak ada, terlambat. Sama dengan anugerah Tuhan, diberikan kepada seseorang atau kelompok bangsa, waktu mereka menolak, Tuhan akan katakan “cukup, Aku ambil ini dan berikan kepada yang lain”. Jangan sampai anugerah Tuhan kita remehkan, untuk Tuhan panggil kita, menyatakan kehendak kepada kita, itu Tuhan sedang merendahkan diri. Tapi kalau Saudara terus uji Dia, provoke Dia, membangkitkan murkaNya, maka Dia akan batasi lalu mengatakan “cukup anugerahKu bagimu”. Inilah yang diajarkan Alkitab, inilah yang dimaksud theology of time. Kalau Saudara mengatakan Tuhan itu sabarnya luar biasa, tidak terbatas, Dia akan terus bertahan dalam kesabaranNya, itu betul. Tapi Tuhan juga memindahkan kesabaranNya itu dari satu kelompok ke kelompok lain. Dulu Israel, sekarang bangsa-bangsa lain, Tuhan tutup bagi Israel. Dulu kebangunan ada di mana, setelah itu Tuhan pindah.
Tuhan adalah Allah yang mempunyai tuntutan untuk kita menghargai waktu Dia merendahkan diri. Tuhan merendahkan diri, panggil kita, mari berikan penghargaan. Tuhan merendahkan diri, menggerakan kita untuk melayani Dia, mari jangan keraskan hati dan ikut Tuhan. Maka dalam ayat-ayat selanjutnya dikatakan “tuan, kami sudah panggil semua orang, tapi masih ada tempat”, lalu tuan itu mengatakan “panggil siapa pun, tempatku harus penuh”. Mengapa dia bersikeras tempatnya harus penuh? Supaya orang yang diundang tidak punya kesempatan masuk lagi, benar-benar sudah ditutup. Maka pertanyaannya sekarang, adakah Saudara dan saya sedang mengabaikan anugerah Tuhan? Anugerah apa yang Tuhan masih dengan rela, Dia rela merendahkan diri memberikan anugerah itu, tapi kita hina dengan tolak, meremehkan, menyepelekan. Kita mengatakan “Tuhan maaf, bisnis saya lebih penting, pekerjaan saya lebih penting, karier saya lebih penting. Saya baru beli tanah, tidak mungkin ikuti panggilan Tuhan”. Makin kita tolak, makin Tuhan tutup. Lalu ketika anugerah itu pindah, Saudara dan saya hanya bisa gigit jari, itu tidak akan kembali. Saudara dan saya hargailah anugerah Tuhan, kembali kepada Tuhan dan mengatakan “Tuhan, buka mata saya lihat anugerah Tuhan, dan berikan saya hati yang hargai semua”. Mari perjuangkan anugerah Tuhan untuk kita hargai, sehingga apa yang Tuhan berikan boleh memberikan kelimpahan ucapan syukur di dalam hati kita sekalian
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)
- Injil Lukas
- 2 Dec 2016
Kita sama-sama tidak layak
(Lukas 14: 1-14)
Pada pasal 14 ini kita kembali melihat ada peristiwa yang sepertinya mirip dengan peristiwa sebelumnya yaitu penyembuhan orang sakit pada Hari Sabat. Tapi sebenarnya pasal 14 ini bukan memberikan intinya pada penyembuhan di Hari Sabat, melainkan memberikan intinya pada peristiwa mengundang makan. Bagi kita yang hidup di dalam budaya sekarang, mengundang orang makan mungkin tidak terlalu penting seperti zaman dulu. Karena pada zaman itu siapa yang mengundang makan akan membuat saya selevel dengan dia. Kalau saya diundang oleh seorang pemimpin maka saya dianggap selevel dengan pemimpin itu. Komunitas dari sang pemimpin itu adalah komunitas dimana saya pun ada di dalamnya. Jadi saya dan orang-orang lain yang diundang itu satu level. Makan di dalam perjamuan ini berkait dengan identitas. Siapa saya akan berkait dengan siapa yang undang saya. Siapa saya akan berkait dengan siapa yang saya undang. Identitas yang ditentukan lewat komunitas inilah yang sedang dikritik oleh Yesus dan inilah yang sedang dikritik oleh Lukas melalui peristiwa Yesus di dalam pasal 14 ini. Jadi Lukas sedang memberikan satu pengajaran bahwa hidup Yesus mengkritik atau merombak sistem masyarakat pada waktu itu. Yesus adalah orang yang diundang oleh pemungut cukai dan Dia datang. Berarti Dia satu level dengan pemungut cukai, kalau begitu tidak seharusnya Dia menerima undangan dari Farisi. Tapi Alkitab mencatat di pasal 14 ini, Yesus diundang oleh pemimpin orang Farisi dan Dia datang makan. Dia terima undangan makan dari orang Farisi, juga Dia terima undangan makan dari pemungut cukai. Dia bukan orang yang rela diriNya dikutuk oleh satu kelompok, dikelompokan dalam kelompok mereka, lalu hanya menjadi milik kelompok itu, tidak. Yesus Kristus datang untuk menebus baik orang Israel, maupun bangsa lain, baik suku yang merasa dirinya paling baik, maupun suku yang dianggap paling hina.
Jadi kedatangan Kristus adalah untuk memulihkan kembali identitas manusia di dalam Dia, bukan di dalam siapa yang undang saya makan atau di dalam kelompok level mana saya berada. Tapi apa yang terjadi pada waktu itu tetap bergema di dalam kehidupan kita sekarang, karena sekarang pun kita saksikan orang menilai diri dan sesamanya lewat komunitas dimana dia berada. Saya kelompok mana? High class atau low class, saya kelompok orang pintar atau kelompok orang yang kurang pintar, saya kelompok orang terdidik, kaum intelektual atau kelompok rendahan. Ini akan menentukan siapa saya, siapa komunitas di sekeliling saya, di sekeliling saya akan menentukan siapa saya. Tapi Tuhan Yesus justru sedang melatih satu hal penting yaitu supaya orang Kristen membuka hatinya lebih luas untuk tampung golongan lain yang selama ini tidak ada di dalam lingkaran yang awal. Ini salah satu hal yang akan berkait dengan pertumbuhan iman kita. Iman seseorang bertumbuh seiring dengan pengenalan dia akan Tuhan. Iman seseorang juga bertumbuh dengan seiring berapa luas hatinya menampung banyak orang. Jadi pertumbuhan bisa dinilai dari banyak perspektif, dan salah satu perspektif yang menjadi ukuran Kitab Suci adalah aktivitas sosial kita dan penerimaan kita terhadap orang lain. Siapa yang engkau terima di hatimu akan menunjukan seperti apa rohanimu. Apakah engkau mempunyai lingkaran yang sangat kecil di hatimu atau engkau sudah buka lebih luas, sehingga banyak orang lain masuk di situ. Inilah inti sebenarnya dari yang mau dibahas di pasal 14. Tapi dalam Lukas 14, Yesus tidak mau dikelompokan hanya dalam satu kelompok. Dia bukan hanya pembela orang miskin, Dia juga pengadil orang miskin. Orang miskin yang berdosa tetap Dia hakimi. Dia juga bukan pembenci orang kaya, karena jika orang kaya datang dengan segala kerendahan hati, Dia pun akan terima. Maka Dia menolak lebel apa pun dan Dia terima undangan dari pemungut cukai. Dia terima ketika orang miskin datang, Dia terima ketika orang-orang yang mempunyai dosa masa lalu datang kepada Dia. Tapi Dia juga terima pemimpin Farisi, ini mengejutkan. Jadi ada undangan dari pemimpin Farisi “yang terhormat Yesus, bisakah Engkau ikut di dalam undangan perjamuan makan pada Hari Sabat? Mohon hadir di rumah saya”, Yesus datang. Maka kedatangan Yesus membuat heboh, semua orang mengamat-amati Dia, kira-kira Dia akan bicara apa. Karena mereka heboh dengan kehadiran Yesus, akhirnya lupa menghalangi orang yang tidak boleh masuk, semua orang datang, penuh sekali rumahnya, karena Yesus datang. Lalu ada seorang penyakitan, orang yang bengkak badannya karena air, langsung masuk dan sudah ada di depan Yesus. Waktu orang ini masuk, lebih heboh lagi, biasanya orang menganggap semua penyakit yang aneh, termasuk kulit yang menggembung karena air, ini adalah akibat dosa, “Tuhan kutuk kamu makanya kamu seperti ini”. Kusta juga dianggap kutukan Tuhan. Waktu orang ini masuk, semua menyingkir, karena mereka yang mau makan bersama dalam perjamuan Sabat sudah basuh diri dan mereka tidak boleh kontak dengan yang najis. Waktu orang ini masuk, mereka segera minggir dan langsung antara Yesus dan orang ini ada jarak. Ini saya percaya terjadi, mereka menyingkir lalu Yesus bertanya kepada yang menyingkir “mana yang benar, bolehkah orang menyelamatkan orang pada Hari Sabat atau membiarkan saja? Jawab”, mereka tidak bisa menjawab. Lalu Yesus melanjutkan dengan menyembuhkan orang itu. Orang itu pergi dan Yesus melanjutkan dengan mengatakan “kamu pun menolong anakmu, kamu pun menolong sapimu di Hari Sabat”. Yesus sedang memberikan pengajaran yang nanti akan diteruskan di ayat selanjutnya, kepada orang Farisi, mereka harus buka hati lebih luas, bukan hanya tolong yang segolongan, bukan hanya tolong orang yang ada di dalam circle-nya mereka, tapi harus memperluas dan melihat golongan lain mesti masuk ke dalam kelompok yang saya mau jangkau. Inilah tema yang Yesus mau nyatakan.
Jadi bukan lagi mengenai kesembuhan dan Sabat, karena itu sudah dicover di dalam pembahasan sebelumnya. Pasal-pasal sebelumnya kita sudah membahas bagaimana kaitan kesembuhan dan Hari Sabat. Dan pada bagian ini kita akan membahas bagaimana Yesus memberikan lingkaran yang sama untuk menampung orang Farisi, pemungut cukai dan juga orang pendosa, juga orang yang penyakit, semua ada dalam kelompok yang Yesus mau jangkau. Itu sebabnya ini tema yang sangat penting, baik bagi orang Farisi dulu mau pun bagi orang-orang yang hidup dalam zaman ini. Saudara dan saya mungkin sama fanatik dengan orang-orang Farisi karena memiliki lingkaran pertemanan yang hanya masuk di kelompok yang kecil saja. Ini yang Tuhan Yesus coba serukan bahkan coba kritik. Kepicikan seperti ini terus berulang, termasuk sekarang. Ketika agama tertentu menjadi mayoritas, mereka ingin agama minoritas keluar. Dan kalau Kristen melakukan hal yang sama, itu dosa besar. Tuhan tidak ingin Kristen menjadi penghalang untuk orang lain menikmati keadilan dan kebenaran yang sepantasnya mereka nikmati. Tapi Yesus datang dan mengatakan “mengapa begitu, mengapa hanya kamu yang sejati?”, “karena kami yang paling benar”, “benar dalam hal apa?”. Yesus datang untuk memberikan perspektif yang baru tentang apa itu komunitas. Komunitas yang didirikan dengan tidak memandang rendah orang lain, komunitas yang didirikan dengan penghargaan yang paling kecil sekalipun. Dan ini yang Yesus mau Kekristenan menjadi, Kristen harus jadi kelompok yang paling sanggup menghargai orang yang tidak dihargai. Dan kalau Kekristenan sudah gagal menjalankan tugas ini, kita jadi sama dengan kelompok-kelompok radikal itu. Maka Yesus mengatakan “jika kamu mau menjadi kelompok yang baik, jangan tutup kelompokmu secara eksklusif menjadi kelompok yang tidak bisa terima orang lain. Jangan pandang rendah orang lain”. Tapi kalau orang lain masuk akan merepotkan. Memang merepotkan, kalau tidak mau repot, Tuhan Yesus tidak akan turun ke dalam dunia. Waktu Allah Bapa mengatakan “datanglah ke dalam dunia”, Yesus mengatakan “repot, Aku turun dan akan disalib, tunggu sampai mereka beres”, mereka tidak akan beres sampai selama-lamanya. Manusia tidak akan beres kecuali Kristus berinkarnasi, tapi Kristus berinkarnasi itu repot sekali karena seumur hidup harus berurusan dengan orang picik, seumur hidup diserang oleh orang yang radikal, seumur hidup diancam nyawaNya oleh orang yang tidak mau berpikir luas. Dan ini yang terjadi pada kehidupan Yesus. Dan seringkali gereja menjadi sama piciknya dengan orang-orang yang dulu Kristus lawan. Menjadi Kristen bukan dengan mentoleransi kesalahan, tapi dengan mempunyai kesiapan orang yang bersalah sekalipun tanpa membuat kesalahannya boleh ditoleransi. Inilah Kekristenan. Saya akan bilang salahmu apa, tapi saya tetap mengasihimu, saya terima kamu, bahkan saya akan perluas hati saya untuk tampung orang-orang yang beda dengan saya, seperti kamu. Ini yang Tuhan mau.
Maka bagian selanjutnya membicarakan hal ini, ketika Yesus melihat tamu-tamu berusaha mendapatkan tempat kehormatan, Dia menceritakan perumpamaan. Ini adalah perumpamaan, bukan teologi mengundang orang pesta, ini perumpamaan, jadi ini bicara tentang sesuatu yang lain. Jangan sampai Saudara baca bagian ini dan mengatakan “Tuhan mengajarkan kepada saya caranya event organising”. Yesus sedang berbicara tentang Kerajaan Allah tapi memakai gambaran dari apa yang ketakan di sini. Tuhan Yesus mengatakan “kalau kamu diundang duduk di tempat yang paling rendah”. Ini ada konteksnya, pada zaman dulu orang Israel kalau makan ada kelompok utama yang duduk di meja dengan urutan yang baku. Tuan rumah akan ada di sudut kanan, tapi agak di luar untuk melayani. Tamu utama akan ada disebelahnya dan di sebelahnya dan disebelahnya, keluarganya akan ada disebelahnya tamu utama, setelah itu tamu orang yang kurang penting berada di tempat lain. Orang rebutan duduk dekat tuannya kalau di dalam undangan tidak diberi tahu tempat duduknya. Biasanya undangan ada tempat duduk dan ada yang tidak. Jadi duduklah di tempat yang rendah, nanti akan ditinggikan”. Apakah seperti itu? Bukan, sekali lagi ini bukan etika pesta, Yesus tidak terlalu peduli mengurusi etika pesta. Yesus sedang menyatakan pengertian pesta berdasarkan konsep eskatologi Israel, yaitu di dalam perjamuan akhir nanti siapa yang penting dan siapa yang tidak, itu yang Yesus maksudkan. Ini berkait dengan kesombongan orang Farisi tadi “kami kelompok penting” dan mereka terbiasa rebutan tempat utama lalu Yesus memberikan ilustrasi “nanti kalau Kerajaan Allah datang, jangan pikir kamu bisa seperti itu. Waktu Kerajaan Allah datang jangan pikir kamu berhak dekat Tuhan. Kalau kamu bisa masuk pun kamu duduk di tempat paling rendah. Kalau Tuhan merasa kamu berhak ditinggikan, biar Dia yang urus”. Peninggian diri adalah urusan Tuhan, urusan kita adalah merendahkan diri. Ini pakai istilah Pak Stephen Tong, Yesus secara aktif merendahkan diri dan Dia pasif waktu ditinggikan. Allah Bapa lah yang meninggikan Dia. Filipi 2, Dia merendahkan diri meskipun di dalam rupa Allah, morphe Allah, Dia tidak menganggap kesetaraanNya dengan Allah sebagai milik yang perlu dipertahankan. Kata morphe adalah terjemahan Bahasa Yunani dari Bahasa Septuaginta yang artinya glory. Jadi ini bukan morphenya Aristotle. Aristotle bilang ada morphe, ada hyle. Hyle adalah bentuk yang menyusul kemudian, morphe adalah yang mengikat sehingga bentuk itu akan seperti itu. Pohon palem punya morphe pohon palem, maka waktu dia tumbuh dia akan punya hyle yang berdasarkan morphe-nya. Waktu dikatakan Yesus punya morphe Allah, ini bukan bentuk being Dia adalah Allah. Dia adalah Allah itu sudah given, Saudara baca Filipi Saudara harus tahu bahwa di dalam konsepnya Paulus, Yesus adalah Allah itu harus ada dalam kepercayaan kita. Baru dia mengatakan yang meskipun dalam rupa Allah, morphe, menurut pengertian Septuaginta, meskipun layak dimuliakan seperti Allah karena Dia memang Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Dia kehilangan itu, bukan kehilangan ke-Allah-an, tapi kehilangan perlakuan seperti Allah yang layak Dia terima. Dia adalah Allah yang rela diperlakukan sebagai hamba, morphenya hamba. Dia yang dalam morphe Allah rela mengambil morphe hamba, Dia lebih suka diperlakukan sebagai hamba, bahkan taat sampai mati di kayu salib dan menebus justru karena Dia rela merendahkan diri seperti ini. Setelah itu Allah meninggikan Dia dan meletakan namaNya diatas segala nama supaya di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang di atas, di bawah dan di bawah bumi. Inilah pernyataan tentang keagungan Kristus. Siapa yang meninggikan Dia? Allah, waktu Dia hidup terus merendahkan diri.
Maka Yesus mengatakan biasakan kerelaan untuk direndahkan menjadi bagian dari hidup, engkau rela dianggap rendah dan terus menanamkan di dalam diri “saya tidak layak dianggap tinggi dalam hal rohani. Siapa saya? Hanya orang berdosa”. Jika Kristus yang tidak berdosa pun rela diperlakukan sebagai hamba yang rendah, apalagi saya hamba yang rendah, saya dalam morphe hamba yang memang saya miliki harus rela diperlakukan. Ini yang Tuhan Yesus sedang gambarkan, biarlah pesta ketika Tuhan datang kembali kita jalani dengan kerendahan hati “saya tidak layak”. Saya sangat terharu ketika Billy Graham ditanya “ketika engkau masuk sorga, kira-kira engkau diberi apa oleh Tuhan?”, Billy Graham hanya mengatakan “dibukakan pintu saja sudah bersyukur”, ini kalimat disampaikan oleh Billy Graham, kita mestinya lebih rendah hati dari pada itu. Ketika Tuhan Yesus datang, cari tempat yang paling rendah, karena di situ pun kamu sebenarnya tidak layak. Dan kalau Tuhan anggap kamu layak ditinggikan, itu urusan Dia. Kalau engkau rendah lalu Tuhan tinggikan, engkau akan ditinggikan berdasarkan kemuliaan dari Tuhan bukan berdasarkan kesanggupan yang engkau sendiri bawa. Maka Tuhan Yesus sedang menekankan bahwa ketika orang menjadi umat Tuhan ada perasaan tidak layak yang terus-menerus ada pada dia dan perasaan ini membuat dia tidak kesulitan menerima orang lain. Mengapa sulit terima orang lain? Karena ada jiwa sombong yang secara paradox bercampur dengan mental victim, lalu bercampur lagi dengan arogansi mengetahui kebenaran, waktu semua ini bercampur maka radikal tidak bisa dicegah lagi.
Tapi Yesus mengatakan di dalam bagian ini, ingat siapa kamu, ingat belas kasihan Tuhan atas kamu maka kamu tidak akan kesulitan anggap orang lain sebagai manusia yang juga Tuhan akan berikan kasih karunia. Maka setelah itu Dia katakan perumpamaan yang berikut, jika kamu mengadakan perjamuan undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, orang-orang buta karena mereka tidak bisa membalasnya. Maksudnya adalah jangan membuat undangan makan sebagai cara untuk menunjukan identitas, “lihat saya bergaulnya dengan siapa, lihat saya mengundang siapa”. Yesus mengatakan coba perluas. Ini penting sekali untuk Israel dan Kristen mula-mula, perluaslah sampai orang kafir boleh masuk, perluaslah sampai orang yang dulu kamu anggap menyembah berhala kalau mereka bertobat boleh masuk, perluaslah sehingga orang berdosa ditampung karena Tuhan datang untuk menyiapkan seluruh bumi menjadi milikNya dengan cara menarik orang-orang yang akan percaya. Dan orang percaya ini terdiri dari orang Israel maupun yang bukan, terdiri dari pendosa yang bertobat, terdiri dari orang-orang yang tadinya menyembah berhala tapi sekarang bertobat. Maka Yesus mengatakan “undanglah orang-orang yang rendah”. Mari kita belajar memperlakukan semua orang dengan penghargaan yang sama. Maka Yesus sedang mengajarkan hargai, kasihi sesamamu manusia, bukan karena apa yang dia punya, bukan karena dia golongan yang berbeda dengan Saudara. Bagaimana kita perlakukan sesama kita, itu yang menunjukan Kekristenan kita. Karena Kristus datang untuk menjadi korban bagi orang Yahudi, maupun orang Yunani, bagi orang yang percaya Tuhan maupun yang waktu Yesus datang, masih menyembah berhala. Dan orang yang paling keras dari semua murid Yesus adalah Paulus. Dialah orang yang membunuh orang yang menyangkal iman Yahudinya. Tapi justru yang dipakai Tuhan untuk jangkau non-Yahudi itu Paulus. Jadi seberapa drastisnya Paulus berubah, dari pembenci orang kafir menjadi rasul dari orang kafir. Dan inilah cara Tuhan bekerja. Maka mari kita lihat baik-baik bagaimana kita perlakukan sesama kita. Saudara jangan bicara sembarangan dengan orang lain, jangan biasa keluarkan kata-kata makian kepada orang meskipun itu orang asing. Jangan sampai Saudara jatuh di dalam kesalahan radikalisme. Jangan sampai mulut kita marah-marah, tapi kita sendiri akarnya mirip dengan mereka yaitu anti kepada kelompok yang berbeda dengan kita. Kiranya Tuhan menolong kita untuk menjadi seperti Kristus yang mengundang semua dalam jamuan makananNya, meskipun tentu tidak semua parcaya, tapi Dia sudah menyiapkan hatiNya untuk tampung semua.
(Ringkasan ini belum diperiksa pengkotbah)
- Khotbah
- 2 Dec 2016
Mari menjadi Kristen Sejati
(Efesus 3: 18, 1 Yohanes 5: 13)
Renungkan terus-menerus Yesus yang sudah menderita untuk Saudara dan saya. Renungkan terus-menerus, Dia rela tinggalkan sorga yang mulia untuk Saudara dan saya. Renungkan di dalam hidup Saudara dan saya, Dia merendahkan diri serendah-rendahnya, Dia mengambil rupa menjadi seorang manusia. Kalimat ini adalah kalimat yang besar “Allah rela menjadi manusia”. Allah yang tidak terbatas, rela menjadi terbatas. Allah yang tidak kelihatan, rela menjadi kelihatan. Hanya ingin manusia mengerti jalan keselamatan di dalam Tuhan. Allah pemilik sejarah, Dia turun ke dalam sejarah. Dunia yang diciptakanNya. Padahal Dia adalah Pencipta, Allah yang kaya, tapi Dia rela menjadi miskin untuk Saudara dan saya. Renungkan penderitaan Tuhan, renungkan kesengsaraan Tuhan, renungkan kutuk, kata-kata dari orang-orang yang akan diselamatkan oleh Tuhan pada waktu Dia mau disalibkan. Dia rela direndahkan serendah-rendahnya, kemudian Allah meninggikan Dia. Setan mau merebut kemuliaan Allah, mau setinggi-tingginya, dia mau dapat kemuliaan. Tapi Tuhan rendahkan iblis. Bagaimana dengan pelayanan Saudara sekalian? Apakah Saudara rela menjadi hamba? Rela direndahkan? Ini janji firman Tuhan, Saudara akan ditinggikan. Saudara rela sekecil apa pun, kita mendapatkan kepercayaan dari Tuhan, Saudara bersukacita “Tuhan masih mau mempercayaiku”, kemudian Saudara kerjakan dengan sebaiknya. Karena Tuhan yang percaya. Di dalam pelayanan Tuhan tidak ada tempat untuk menonjolkan diri. Di dalam Saudara dan saya berjuang, tidak ada tempat untuk memuliakan diri. Oleh sebab itu seorang yang sudah mendapatkan kasih dan anugerah dari Tuhan, mari kerjakan sesuatu yang bernilai kekal untuk pekerjaan Tuhan. “Supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah”, firman Tuhan mengatakan “tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”. Saudara punya Anak Allah? Saudara percaya kepada Tuhan Yesus? Percaya kepada Anak Allah, firman Tuhan mengatakan ada hidup kekal. Berarti itu jaminan. Bersyukur karena kita semua ada jaminan itu, ketenangan.
Semalam saya menginjili seorang yang sudah tua di Rumah Sakit Sentosa, “pak, percaya kepada Tuhan itu kebahagiaan yang tertinggi. Punya Tuhan itu tidak bisa dibandingkan dengan apa pun juga”, saya berharap Saudara mengalami hal ini. Percaya kepada Anak, dia mempunyai hidup. Tidak percaya kepada Anak, dia tidak mempunyai hidup. Berarti kita tahu sesuai dengan firman Tuhan, seluruh kuasa diberikan kepadanya. Rahasia hidup itu ada di dalam Anak, di dalam Tuhan Yesus. Saudara kalau punya Tuhan Yesus, jaminan Suadara tidak mendapatkan cek kosong, ceknya sudah ditanda-tangani berlaku masuk ke Kerajaan Sorga. Puji Tuhan. Hidup yang kekal itu tidak pernah bisa diberikan oleh agama. Tadi Pak Tong mengatakan dua jalan, Dia yang datang ke dalam dunia membawa kita ke sana, bukan kita yang mencari kesana kemari, itu agama. Cari itu belum dapat. “Pada waktu engkau makan buah ini, engkau akan mati”, mati secara rohani, bagaimana bisa mencari Tuhan? Tidak mungkin. Hanya Kekristenan yang mengajarkan Tuhan datang mencari manusia. Saudara dicari sama Tuhan, kalau dicari oleh Tuhan tidak mungkin tidak ketemu. Masalahnya, apakah Saudara adalah orang yang dicari oleh Tuhan? Kalau Saudara adalah orang yang dicari oleh Tuhan, tidak mungkin tidak ketemu. Saudara akan menjadi milik Tuhan. Kekekalan tidak mungkin diberikan oleh organisasi, tidak mungkin diberikan oleh amal, kebaikan, tidak bisa, tidak mugkin. Saudara memiliki Anak, memiliki hidup kekal itu. Tuhan sudah menderita menggantikan Saudara dan saya, harganya telah lunas dibayar oleh Tuhan Yesus. Saya harap kalimat-kalimat yang penting ini Suadara hafalkan. Kalau berdoa, bersyukur “Tuhan, terima kasih. Engkau telah lunas membayar”. Kita tidak bisa membayar, Tuhan yang bayar, sehingga kita menjadi milik Allah. Ini kunci yang besar sekali. Saudara punya Anak, punya hidup yang kekal. Kita punya Anak, punya tempat yang pasti. Kita punya Anak, kita punya kepastian keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Saudara punya Anak, punya tiket yang pasti ke sorga. Sungguh Saudara punya Tuhan Yesus? Sungguh Tuhan Yesus ada di hati? Saya harap Saudara mengoreksi benar-benar, jangan sampai jadi orang percaya yang bahaya, percaya tapi sebenarnya tidak ada Tuhan Yesus di dalam hidup. Sepertinya percaya tapi tidak ada Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita, celaka. Oleh sebab itu saya rindu kita mulai mengoreksi “saya tipe orang Kristen yang mana?”. Yang betul-betul percaya Tuhan tapi hidupnya masih ngawur. Saya percaya Tuhan tapi mengerti apa pun tidak. Tapi sebetulnya ini hal yang tidak mungkin, karena Roh Tuhan yang ada di dalam hati Saudara dan saya akan bekerja dengan luar biasa. Rasul Paulus begitu percaya Tuhan, terus dituntut belajar dengan sungguh-sungguh. Tanda-tana seperti itu apakah ada dalam hidup Saudara? Kalau Saudara cuek, tidak pernah baca firman, tidak pernah belajar, tidak pernah ingin tahu lebih lagi tentang Tuhan, apakah Roh Kudus yang bekerja di dalam hati Rasul Paulus tidak sama dengan Roh Kudus yang bekerja di dalam hati kita? Apakah Roh Kudusnya berbeda? Mengapa Roh Kudus bekerja dengan luar biasa di hati Rasul Paulus, di dalam kehidupan Paulus? Tapi tidak bekerja di dalam hati saya, saya tidak ada dorongan, mungkin di dalam Saudara memang belum ada. Jika demikian, itu celaka. Jangan sampai menjadi orang Kristen, Saudara datang dalam kebaktian setiap hari Minggu tapi tanpa Kristus, berarti memang tidak akan ada gerakan. Tidak pelayanan juga tidak apa-apa, tidak baca Alkitab juga tidak apa-apa, tidak perpuluhan juga tidak apa-apa, tidak mungkin orang Kristen seperti itu. Roh Kudus akan bekerja dengan luar biasa, dorong Saudara. Kalau Saudara beriman kepada Anak Allah, memperoleh hidup kekal. Orang-orang yang di dalam kekekalan tidak memikirkan hal-hal dunia. Saudara dan saya ada dalam kekekalan, karena Saudara dan saya adalah orang-orang yang percaya.
Sorga itu kapan? Sekarang, Saudara menikmati di dalam Tuhan itu adalah teologia Reformed. Sorga itu bukan nanti, ini sudah sorga, suasananya sudah suasana sorga, Saudara sudah mulai menikmati firman, Saudara sudah selalu merasa haus dan lapar akan firman Tuhan, Saudara selalu ingin mendengar pembinaan-pembinaan yang menyentuh. Kerinduan kepada firman ada Anak Tuhan, kalau tidak ada perlu dipertanyakan. Sekali lagi, Saudara dan saya sebenarnya tipe seperti apa? Benar percaya kepada Anak Allah dan Saudara memiliki hidup yang kekal? Tapi Saudara tidak mengerti itu sudah terjadi dalam hidup, Saudara menjadi orang yang ragu-ragu terus, gentar terus, takut terus, “saya ini sudah dapat keselamatan atau belum?”, berusaha hidup baik, itu memang baik. Tapi keragu-raguan terus-menerus, sayang sekali. Orang yang tidak mengerti firman itu memang kasihan, padahal firman itu pelita bagi kakiku, jadi mengerti arah. Saya harap kita mengimani kebenaran-kebenaran firman Allah. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan, Tuhan tidak akan pernah membiarkan, ini firman Tuhan. Kalau saya berjanji, mungkin saya bisa lupa, tapi firman Tuhan “sekali-kali Aku tidak akan meninggalkan engkau, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau”. Saudara berdosa sekalipun, kalau engkau orang pilihan, Saudara tetap masuk sorga. Tapi malu, masuk sorga tapi malu. Jangan sampai nanti ketika kita bertemu Tuhan, kita malu, tidak pernah kerjakan apa-apa, malasnya setengah mati jadi orang Kristen, masih berhubungan dengan dosa dan sebagainya. Saudara dan saya bukan terminalnya Tuhan, satu kali diselamatkan, selama-lamanya Saudara dan saya dapat keselamatan. Saudara berdosa, berzinah, malas, dengan saya, tetap kita anak Tuhan. Tapi kita membuat hati Tuhan berduka. Saya dan Saudara membuat hati Tuhan sedih karena hidup Saudara dan saya. Dan Tuhan bukan hanya menyatakan kasih, tetapi Tuhan bisa juga murka. Sekali-kali Saudara dan saya tidak pernah boleh mempermainkan Tuhan. Sekali lagi, kalau Saudara berdosa di hadapan Tuhan, jangan terus-terusan. Bukan Saudara dan saya tidak bisa berbuat dosa, bisa, ahli berbuat dosa. Daud jatuh dalam dosa, berzinah besar sekali, Tuhan sedih sekali. Tapi pertobatan dia betul-betul, lihat firman Tuhan, dia tidak mengulang dosa yang sama. Kita masih bisa berbuat dosa. Tapi lihat Daud tidak melakukan dosa yang sama, sedangkan kita melakukan dosa itu-itu lagi, melakukan terus-menerus. Saya rasa perlu dikoreksi, mungkin Saudara dan saya belum jadi anak Tuhan, belum punya Anak, belum punya hidup yang kekal itu.
Kita melihat kehidupan Daud sekalipun dia begitu telah berbuat dosa, kembali Tuhan memakai dia. Jadi Saudara dan saya bukan tidak bisa beres, beresin, bertobat dengan sungguh supaya Saudara kembali dipakai oleh Tuhan, “Tuhan, saya ingin kembali menikmati saat-saat itu. Saat tersiksa di dalam dosa, saat betul-betul pukulan Tuhan, saya tidak mau itu lagi”, Saudara mengalami itu? Mengalami dihajar Tuhan, mengalami dipukul Tuhan? Berarti Saudara adalah orang yang diperhatikan oleh Tuhan. Kalau berdosa, berbohong dan merasa biasa-biasa saja, itu celaka, tidak peka. Menghilangkan, menginjak Roh Kudus bekerja dalam hati. Sayang sekali kalau Saudara dan saya seperti itu. Yesus tetap ada di dalam hati sekali pun Saudara dan saya jatuh dalam dosa. Dan sekalipun Saudara belum beresin, kita ketemu Tuhan mungkin masuk sorga, mungkin, kalau Saudara umat pilihan, tapi Saudara akan malu. Saya selalu berdoa setiap hari “Tuhan, jangan sampai nanti saya malu menghadap Tuhan”. Semua akan menghadap Tuhan. Oleh sebab itu sadari hal ini, yang kekal itu lebih utama dari pada yang ada di sini. Seorang yang sudah diselamatkan, sadari hal ini. Saudara mau bekerja untuk kekekalan, mau mengabdikan diri membuat Tuhan senang, membuat Tuhan tersenyum karena hidup kita. Saya mengharapkan saudara-saudara menjadi orang Kristen yang mengerti firman. Kita tahu Tuhan yang sudah datang ke dalam dunia ini menyelematkan, ada di dalam hatiku, tidak pernah melepaskan tanganNya memegang aku, tidak pernah membiarkan aku. Saudara akan hidup berkemenangan, Saudara akan hidup dalam Tuhan. Oleh sebab itu mari kita benar-benar beresin hidup ini.
Allah itu setia dan adil. Kita punya segala pelanggaran dan dosa yang telah kita lakukan, kita mengaku di hadapan Tuhan, Allah itu setia dan adil. Firman Tuhan mengatakan “Aku akan mengampuni”, Allah itu setia dan adil. 1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”, supaya Saudara lega hidupnya. Untuk apa berbuat tidak baik, untuk apa benci sama orang, untuk apa terus kesal dengan orang kemudian Saudara membicarakan dia kemana-mana, dosanya makin banyak. Berhenti. Saya juga belajar, sama dengan Saudara sekalian. Tidak pernah mengabarkan Injil, tapi paling pintar membicarakan orang, itu celaka. Kalau Saudara tidak mau mengampuni dan tidak mau hidup di dalam kebenaran, terlalu banyak pekerjaan Tuhan yang akan dihambat karena kita. Sekali lagi, saya mengharapkan kita betul-betul berdiri di atas kebenaran firman Tuhan yang kita baca dan pegang dengan sungguh-sungguh. Kemudian Saudara melangkah dengan firman Tuhan. Mari inisiatif untuk melayani, semua ingin berkorban, semua ingin bersatu, semua ingin membuat Tuhan senang. Orang yang menyadari, “benar-benar Kristus begitu besar korbannya untuk saya, saya tidak layak, saya tidak memenuhi syarat. Saya seharusnya dibuang, tapi saya boleh menjadi milik Tuhan. Dia disengsarakan karena saya. Saya adalah milik Tuhan”, orang-orang seperti itu akan terus maju di dalam Tuhan. Saya mengharapkan kita adalah tipe orang Kristen yang tidak ragu-ragu tapi tipe orang Kristen yang penuh dengan keyakinan dan yang memegang firman Tuhan. Ada tipe orang Kristen itu “pokoknya saya dapat anugerah, saya dapat berkat dari Tuhan”. Berkat itu penting, tapi itu bukan utama. Kadang Tuhan mengijinkan Saudara dan saya menderita, ada maksud Tuhan. Kita lihat di Alkitab juga seperti itu, kaya raya seperti Abraham, ada orang seperti Ayub juga. Diijinkan segala sesuatu di dalam dunia ini yang diatur oleh Tuhan, terima saja. Karena yang paling berharga adalah Saudara dan saya punya hidup, punya Anak, dan punya hidup kekal. Itu saja yang akan kekal. Saudara kalau tidak mengalami Tuhan yang benar-benar diberitakan oleh Alkitab, ruginya besar. Saudara kalau menjadi orang Kristen yang asal-asalan, sayang sekali. Menjadi orang Kristen yang betul-betul mengerti firman, itu segala-galanya dalam kehidupan. Kenal Tuhan itu segala-galanya. Jangan mau ditipu oleh ajaran yang ngawur di zaman ini, Tuhan akan mengatakan “Aku tidak pernah kenal kamu”. Saudara dan saya akan dibuang, kita akan menjadi orang yang betul-betul bukan Kristen karena itu bukan ajaran Kristen, itu ciptaan manusia sendiri. Bukan yang asal ramai. Saudara harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan dan Saudara boleh menjadi orang Kristen yang sejati. Supaya kamu tahu yang percaya kepada Anak Allah akan memperoleh hidup yang kekal. Saudara benar-benar harus beriman. Dari firman, iman itu datang dari pendengaran, pendengaran akan firman. Baru seperti yang tadi saya katakan, punya cek yang tidak kosong.
Ayatnya di Efesus 1:13 “di dalam Dia kamu juga, karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu, di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu”, dimeteraikan oleh Roh Kudus, ditanda tangan. Menjadi punya kepastian yang pasti. Dari mana? “di dalam Dia kamu juga, karena kamu telah mendengar firman kebenaran”. Firman dulu masuk ke dalam telinga. Saudara mengalami firman dulu, tidak ada satu orang yang bisa datang kepada Tuhan lewat yang lain. Sekali lagi, di dalam Dia ketika mendengarkan firman, menjadi percaya ini firman Tuhan, karena firman dan kita mendapatkan tanda tangan itu. Dimeteraikan, jadi kepastian di dalam Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan, betul-betul kesengsaraan Kristus yang telah Dia lakukan di dalam hidup kita berlaku, seluruh dosa ditimpakan kepada Dia. Kata dibenarkan di dalam Alkitab, kita banyak sekali dosanya, kemudian diberikan kepada Tuhan di kayu salib. Kemudian dari atas kayu salib, Tuhan memberikan kebenaran “kamu dibenarkan”. Kalimat dibenarkan di dalam Alkitab artinya seperti itu, dosa kita semuanya diserahkan kepada Kristus. Kebenaran dari salib diserahkan kepada kita, kita terima, kita dibenarkan. Seluruh dosa ditanggung oleh Kristus. Oleh sebab itu Saudara dan saya kalau merenungkan hal ini jangan lupa Getsemani, jangan lupa sengsaranya, jangan lupa cinta Tuhan. Saudara dapat ini yang sangat berharga di dalam kehidupan kita. “Saya tidak lupa Tuhan, Engkau pernah luka, Engkau pernah sengsara karena saya. Saya tidak lupa Getsemani”, jangan lupa sengsaraNya. Timbul kasih sayang kepada Tuhan. Mau mulai melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan. Saudara dicipta kembali. Tuhan mengatakan “siapa yang ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru”. Apakah kita sudah menjadi baru? Menjadi baru di dalam Tuhan sehingga tidak mau lagi berdosa. Kalau Saudara dan saya dulu berdosa, sekarang sudah mengalami dipukul, disiksa, hidup di dalam dosa tidak enak luar biasa, tidak boleh main-main lagi. Mari kita tanggalkan seluruh pelanggaran dan dosa-dosa kita. Kalau Saudara menyadari Dia mati untuk kita, kita sudah menyerahkan seluruh dosa-dosa kita kepada Dia, Dia sudah menyerahkan yang benar kepada kita. Saudara tidak mau main-main terhadap dosa yang sekecil apa pun. Biar anugerah kasih yang besar itu yang telah diberikan kepada Saudara dan saya, yang begitu besar, membuat kita benar-benar mencintai Tuhan. Anugerah itu menuntut resopn dan tanggung jawab. Besar sekali diberikan kepada saya, saya harus membalas cinta dan anugerah Tuhan. Untuk sungguh-sungguh hidup menyenangkan Tuhan, jalankan tuntutan Tuhan, kemudian mau menjadi murid Tuhan. Mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, memuaskan diri dengan apa yang Tuhan percayakan. Jangan pintarnya hanya bersungut-sungut, pintarnya hanya marah-marah, pintarnya hanya menuntut, “mana hak saya? Mengapa saya tidak dapat ini, tidak dapat itu?”. Saya harap semua mau sinkron apa yang menjadi kehendak Tuhan yang dijalankan, apa yang Roh Kudus pimpin, speedonya kemana, itu yang mau ditaati, itu tarikan Tuhan untuk kita. Tidak perlu dipandang manusia, tidak perlu dapat pujian, biar nama Tuhan saja yang dimuliakan. Kalau Saudara seperti itu, Saudara akan mengalami yang seperti saya katakan tadi, Saudara sudah ini, hidup menginjakan kaki masih di dunia, tapi Saudara sudah ada di Kerajaan Sorga, yang nyata. Nanti akan diberikan di dalam dunia ini, suasanya sudah sorga. Di dalam Anak sudah mendapatkan hidup kekal. Sesuai dengan doa Rasul Paulus. Kita baca lagi Efesus 3:18 “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus”. Mau dipakai Tuhan? Mau jadi alat di tangan Tuhan? Kiranya Tuhan mau memakai kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)
- Injil Lukas
- 2 Dec 2016
Jangan Mengabaikan Panggilan dan Teguran-Nya
(Lukas 13: 31-35)
Ini bagian yang sangat banyak pelajaran yang bisa kita tarik. Tapi inti dari pesan yang Yesus mau bagikan ada di dalam ayat 33-35. Namun demikian meskipun inti dari pesan ada di dalam 3 ayat terakhir, ayat yang pertama dan kedua, yaitu 31 dan 32, mengandung bijaksana hidup yang luar biasa. Ada hal penting yang bisa kita pelajari. Pertama, yaitu cara Lukas menggambarkan orang Farisi sebagai sekelompok orang yang memperhatikan Yesus dan menginginkan Dia tidak mati, ini kelompok kecil. Ada sekelompok kecil orang Farisi datang kepada Yesus dan berkata “pergilah, tinggalkan tempat ini, Herodes mau membunuh Engkau”, mengapa ada orang Farisi baik? Inilah cara Lukas mengajarkan kepada kita untuk tidak gampang melemparkan pre-judgement, penghakiman awal dengan sembarangan. Memberikan penghakiman sebelum penghakiman sejati datang dengan cara yang tidak tepat. Lukas membuat seluruh kerangka berpikir kita yang seringkali bersifat kaku dan menghakimi dengan cara yang picik, dirombak habis.Tuhan melalui Injil Lukas mengingatkan kita jangan sembarangan memberikan penghakiman dan jangan sembarangan memberitakan keburukan orang, apalagi dengan kesenangan bahwa “ada orang buruk yang saya tahu dosanya, dan saya sebarkan ke semua orang”, ini adalah sifat dari orang yang sangat rendah. Inilah hal pertama yang bisa kita pelajari, orang-orang Farisi itu datang kepada Yesus dan mengatakan “pergilah, jangan di sini, Herodes mau bunuh Engkau”. Ini berita yang mereka dengar ada bahaya bagi Yesus. Ini kemungkinan Yesus ada di Galilea dan Dia sedang diancam oleh seorang namanya Herodes. Dalam sejarah Israel, Herodes adalah anak dari Herodes Agung. Dan Herodes Agung adalah anak dari Antipater. Dan Antipater adalah seorang yang diangkat menjadi salah satu pemimpin daerah oleh kelompok yang namanya Hasmonean. Ini penting untuk kita ketahui, sejarah Israel untuk kita pahami, Perjanjian Baru. Setelah Israel kembali dari pembuangan, kita lihat Perjanjian Lama, Israel dibuang ke Babel lalu kembali dari pembuangan pada zaman Ezra, Nehemia dan Zerubabel. Lalu mereka dirikan kembali kemah suci dan mereka menantikan Sang Mesias. Tapi bukan Sang Mesias yang datang, yang datang justru orang Makedonia. Kerajaan Makedonia dipimpin oleh Alexander Agung, masuk ke daerah Timur Dekat Kuno lalu mulai taklukan Tirus, lalu berbaris menuju Israel. Alexander Agung sudah mati, kerajaannya dibagi 4. Dan satu kelompok yang mewarisi kerajaannya adalah kelompok yang menaklukan Israel. Dia menaklukan Israel kemudian menaklukan Yerusalem, bahkan ada satu dari kelompok ini yang bernama Epifanes yang sengaja masuk ke Bait Suci, bawa darah babi untuk dipersembahkan ke Zeus. Ini membuat orang Israel marah luar biasa, maka muncullah seorang namanya Matatias. Matatias kumpulkan pasukan untuk berontak dan mereka lakukan perang gerilya. Tapi kemudian Matatias terbunuh lalu anaknya namanya Yudas, yang dikenal dengan Yudas The Hammer, Yudas Makabeus, inilah yang memimpin Israel mengalahkan Yunani. Dan akhirnya orang Yunani atau Makedonia diusir keluar dari Israel dan mereka menjadi raja baru dari Israel setelah kembali dari pembuangan. Maka dinasti dari Yudas Makabeus dan keturunannya disebut dengan Dinasti Hamonean, inilah pemerintahan pertama secara dinasti yang berasal dari Israel, yang kembali memimpin Israel setelah zaman Dinasti Daud runtuh. Dinasti Hasmonean banyak menghasilkan pemimpin besar, salah satunya adalah John Hyrcanus, John Hyrcanus adalah orang yang menaklukan Edom. Sebelum orang Edom dibunuh, orang Edom itu memohon “jangan bunuh kami, lebih baik jadikan kami anggotamu”, akhirnya John Hyrcanus mengatakan “oke, kami tidak jadi bunuh kamu, asal kamu mau disunat dan menjadi orang Yahudi”, mereka mengatakan “oke”. Maka sejak saat itu Edom diadopsi jadi daerah jajahan Israel.
Lalu pada zaman Alexander Janeus, pemerintahan selanjutnya dari Dinasti Hasmonean, mengangkat banyak orang yang penting dari Edom untuk jadi gubernur dan penasihat. Banyak orang pintar keluar dari sini. Akhirnya ada seorang bernama Antipater, Antipater ini seorang yang sangat pintar, diangkat jadi penasihat dan gubernur oleh Dinasti Hasmonean. Tapi orang ini sangat ambisius, dia ingin keturunannya menjadi raja menggantikan Dinasti Hasmonean. Dia pikirkan caranya dan dia menemukan cara yang baik, yaitu jalin kerja sama dengan kerajaan yang sekarang paling menakutkan, yaitu Kerajaan Romawi. Dan setelah itu Herodes Agung, anaknya, inilah Herodes yang hidup pada waktu Yesus lahir. Maka Herodes menjadi raja karena diangkat oleh Romawi. Herodes sudah jadi raja dan dia sangat benci orang yang akan menaklukan kerajaannya. Dia singkirkan semua orang yang paling mungkin jadi ancaman. Yang paling mungkin jadi ancaman adalah orang Israel sendiri, yang memakai satu raja yang dianggap Mesias untuk memberontak kepada Herodes. Maka Herodes menjadi orang yang sangat anti dengar Mesias, begitu dengar Mesias, langsung dibasmi oleh dia. Lalu dengar ada berita Raja Israel lahir, langsung dia basmi semua anak umur 2 tahun ke bawah di kota Betlehem, tapi Yesus luput karena Dia sudah pergi ke Mesir. Setelah itu Herodes Agung mati dan 4 orang anaknya menjadi raja, kerajaannya dibagi 4. Salah satu yang paling berbakat bernama Herodes Antipas. Herodes Antipas inilah Herodes yang diberitakan di dalam Injil, yang hidup sezaman dengan Yesus yang dewasa. Dia akhirnya menaklukan keturunan Herodes yang lain dan menjadi raja atas seluruh daerah. Nanti setelah Herodes menjadi semakin kuat, Romawi mulai khawatir, akhirnya mulai dari tahun 20an sampai tahun 39 mereka taruh satu gubernur. Satu-satunya gubernur yang muncul di abad pertama yaitu Pontius Pilatus. Ini unik, Pilatus itu satu-satunya Gubernur Romawi di daerah Israel yang hanya muncul dengan tugas utama menyalibkan Yesus karena dalam nubuat Perjanjian Lama, Yesus akan diserahkan ke bangsa-bangsa lain. Israel akan diserahkan ke tangan bangsa-bangsa lain dan Yesus menggenapi ini. Jadi Yesus harus diserahkan ke bangsa lain dan Pilatus menjadi alat menggenapi ini. Setelah Yesus mati, Pilatus kemudian ditarik dan Israel tidak lagi punya gubernur. Satu-satunya gubernur yang muncul pada zaman itu adalah Pilatus, setelah itu dia diganti dengan title orang-orang yang lebih rendah dari gubernur.
Maka Herodes Antipas menjadi raja yang berkuasa dan luar biasa kejam, dia jalin relasi secara gelap dengan seorang namanya Herodias. Herodias adalah istri dari saudaranya Herodes yang namanya Herodes II. Tapi Alkitab mencatat dia takut dengan Yohanes Pembaptis, “ini nabi, kalau dia kotbah mengutuk saya, saya terkutuk, mati saya”. Maka dia mau tangkap tapi dia juga takut. Akhirnya dia sering bicara dengan Yohanes Pembaptis, dan Yohanes Pembaptis selalu tegur dia. Jadi banyak kali kejahatan sudah dia timbulkan, dan orang ini mulai incar Tuhan Yesus. “Ada orang yang bisa kumpulkan ribuan orang, ada orang yang pengikutnya sangat banyak dan orang ini dianggap Raja Mesias, Raja Israel, saya harus bertindak”, dan dia ingin bunuh Yesus, kemudian orang Farisi memberi tahu “Engkau akan dibunuh, cepat pergi”, tapi Yesus mengatakan kalimat yang sangat penting “pergilah dan katakanlah kepada serigala itu, Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada hari dan besok. Dan pada hari yang ketiga, Aku akan selesai”. Maksudnya adalah Dia memang akan pergi karena rencana Tuhan, Dia tidak pergi karena didorong takut dan Dia tidak pergi karena membuktikan Dia tidak takut. Ini kalimat bijaksana sekali “pergilah dan katakanlah kepada serigala itu”, atau lebih tepat kepada “rubah itu”. Saudara harus bisa bedakan antara serigala dan rubah, serigala itu adalah binatang yang sangat gagah, sangat mengerikan. Tapi rubah adalah binatang yang bisa mencuri, bisa menangkap binatang lebih kecil, tapi penakut. Maka Yesus sedang mengatakan “berikan info kepada si rubah itu”. Aku akan pergi bukan karena dia, Aku akan pergi karena rencana Tuhan”. Jadi Yesus menolak bertindak dengan didorong oleh takut. Jangan bertindak karena takut, biarlah kita bertindak karena takut Tuhan, bukan bertindak karena takut situasi. Biarlah kita takut menyakiti hati Tuhan, bukan takut dilepas dan tidak disertai Tuhan.Tuhan Yesus akan pergi pada hari ketiga, bukan karena takut Herodes, tapi karena tahu kehendak Tuhan atas Dia untuk pergi. Jadi Yesus tidak bertindak kerana takut. Lalu yang kedua, Yesus juga tidak bertindak karena takut dianggap takut. Coba pikirkan, ada orang memberi info “Herodes mau membunuh Engkau”, Yesus tidak pergi, tapi hari ketiga pergi juga. Akhirnya orang bisa menganggap Yesus takut maka pergi. Tapi Yesus tidak peduli, “kamu mau menganggap Aku takut, terserah. Aku bertindak karena mengikuti kehendak Tuhan”. Inilah sesuatu yang harus kita sama-sama ambil. Kadang-kadang dunia memprovokasi kita untuk melakukan sesuatu, lalu kita melakukan sesuatu demi pembuktian siapa diri kita. Mengikuti kehendak Tuhan dengan apa pun harga yang harus dibayar, termasuk tanggapan dunia terhadap saya. Kalau saya ikut Tuhan, dunia bilang saya penakut, terserah. Kalau saya ikut Tuhan dan ternyata itu masuk bahaya, terserah, saya tidak mau bertindak karena takut dan saya tidak mau bertindak karena takut dianggap takut. Dan ini yang Yesus buktikan, “hari ketiga Aku memang akan pergi karena Tuhan sudah memerintahkan Aku untuk pergi ke Yerusalem”, inilah bijaksana yang mendahului pesan utama, yang kita bisa lihat dalam bacaan kita hari ini.
Tapi pesan utamanya baru muncul setelah ini. Yesus mengatakan “Aku tidak takut mati, tapi tidak semestinya Aku dibunuh oleh Herodes karena Aku akan dibunuh oleh orang-orangYerusalem”. Ini menjadi berita yang sangat menggemparkan, yang membunuh Yesus bukan Herodes, yang membunuh Yesus bukan rubah itu, bukan pemerintah kejam yang suka bunuh orang. Yang bunuh Yesus adalah umatNya sendiri yang tinggal di kota suci. Ini berita yang menggemparkan sekali, “tidak tahukah kamu bahwa Yerusalem lebih parah dari Herodes, Yerusalem lebih bobrok dari Herodes, itu sebabnya waktu Aku sampai Yerusalem, Aku akan dibunuh mereka dengan cara yang sangat kejam, lebih kejam dari apa yang direncanakan Herodes kepada Aku”. In teguran yang luar biasa, penjahat yang paling jahat bukan Herodes, tapi Yerusalem. Penjahat-penjahat yang paling kejam adalah imam-imam kepala, bukan pemimpin politik. Ini berita yang sangat menggemparkan dan memberikan kepada kita beberapa hal yang perlu kita pelajari.
Ayat-ayat selanjutnya mengajarkan kepada kita paling tidak ada 4 poin penting, yaitu bahwa Yerusalem menjadi kota yang sangat jahat. Meskipun tadinya dia sangat diberkati Tuhan. Yerusalem muncul setelah Daud kena tulah dan enghukuman, waktu itu dia sangat sombong, hitung orang Israel, sampai jumlah jutaan terhitung lalu dia dengan bangga melihat tentaranya yang kuat, dan akhirnya dia menyesal mengapa dia menghitung. Setelah itu Tuhan yang juga marah kepada Israel, sekarang marah kepada Daud lalu tawarkan “hukuman mana yang mau kamu ambil? Aku akan berikan alternatif kepadamu”. Lalu Daud dengan hati yang gentar dan sangat takut mengatakan “Tuhan, jangan biarkan saya jatuh ke tangan manusia, biar saya jatuh ke tanganMu, karena Engkau adalah Allah yang penuh dengan belas kasihan dan pengampunan”. Lalu Tuhan menumpahkan hukuman tulah kepada seluruh Israel.Setelah tulah berhenti, Daud mendirikan tempat untuk penyembahan di tempat ini dan mendirikan dan memenangkan, merebut Kota Yerusalem, menjadikannya kota yang lebih besar. Kota Yerusalem besar dan ada Bait Suci di dalam zaman Salomo didirikan. Jadi Yerusalem menjadi kota suci, lambang penyertaan Tuhan, lambang eskatologis orang Israel. Kota ini jadi kota yang melambangkan kesucian Tuhan, melambangkan kehadiran Tuhan, tapi Tuhan mengatakan justru ini kota yang paling berontak kepada Tuhan, ini kota yang paling banyak bunuh nabi-nabi Tuhan. Ini kota dimana darah hamba Tuhan paling banyak ditumpahkan. Koreksi dari Tuhan itu penting, kalau Tuhan tidak mau lagi koreksi, kita berarti sudah dibuang. Tapi ketika orang mengabaikan koreksi dari Tuhan, menghina itu lalu melawan, maka orang itu sudah dekat dengan kebinasaannya. Yerusalem membunuh nabi-nabi beigtu banyak. Maka Yesus mengatakan “Aku harus dibunuh di Yerusalem karena Yerusalem lebih jahat dari Herodes. Imam-imam kepala lebih kejam dari Herodes dan mereka akan menunjukan wajah mereka yang sejati waktu Aku datang ke Yerusalem”. Ini hal pertama yang harus kita pelajari, ketika firman Tuhan menusuk Saudara di hati, Saudara bereaksi dengan apa? Dengan bertobat atau dengan mulai kritik pengkotbahnya? Kalau yang pertama dengar firman reaksinya marah, yang kedua terbiasa mengabaikan firman. Jangan jadi orang yang terbiasa mengabaikan firman. Kita gampang menghakimi tapi kalau kita sendiri dihakimi, mari koreksi diri. Banyak orang teriak-teriak “koruptor turun, koruptor turun. Hei pemerintah yang ambil uang rakyat, turun kamu”, tapi sendirinya tidak sadar kalau sendirinya kalau sedang ambil perpuluhan, taruh di kantongnya sendiri. Saudara sudah bayar perpuluhan belum? Kalau belum berarti Saudara koruptor, Saudara mengkorupsi uang Tuhan, lalu dipakai untuk sendiri. Mari berubah, Yesus mengatakan Dia akan buang Yerusalem karena hal ini yaitu ketika dia dipanggil berkali-kali, dia tidak mau datang. Tuhan sudah panggil Saudara berapa kali? Tapi berapa kali Saudara pilih untuk hidup dalam dosa?
Hal yang ketiga, Tuhan mengatakan “berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya”. Tuhan mau panggil kita untuk memberikan damai. Tuhan panggil kita untuk memberikan sukacita, kehidupan yang penuh dengan penyertaan. Tuhan tidak panggil kita untuk sengsara. Tuhan mengatakan seperti induk ayam panggil anak-anaknya taruh di bawah sayapnya, melindungi dia, memberikan kehangatan kepada dia, demikian Tuhan mau panggil kita untuk ada di dalam pelukan hangat dan kasihNya. Tapi kita tidak mau, karena pelukan uang lebih berharga bagi kita. Pelukan ketenaran, pelukan hawa nafsu, hawa duniawi, pelukan penghargaan semu, pelukan semua yang cemar dari dunia, bagi kita lebih menyenangkan dari pada pelukan kasih Tuhan. Ini yang membuat kita tidak mau datang kepada Tuhan. Mari berhenti tenggelam dalam kenikmatan yang salah, dan datang kembali kepada Tuhan. Mari nikmati panggilan Tuhan.
Lalu yang keempat, Tuhan mengingatkan panggilan Tuhan akan berhenti dan rumah Tuhan akan sunyi lalu Tuhan akan panggil orang lain yang diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan. Siapakah orang-orang ini? Di dalam Mazmur 118, yaitu Mamzur yang ada bagian ini, dikatakan bahwa orang Israel yang dibuang berdoa kepada Tuhan, “Tuhan pulihkan kami, benarkan kami. Nyatakan bahwa kami adalah orang benar, karena kami merindukan Tuhan. Biarkan kami merindukan Tuhan dan Tuhan bebaskan kami, sehingga kami mengatakan diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan”. Ini seruan dari kaum remnant. Dan kaum remnant atau kaum sisa itu adalah orang-orang yang dengan hati yang terus merindukan Tuhan mengharapkan Tuhan datang, mengharapkan peringatan Tuhan untuk mengubah diri, mengharapkan panggilan Tuhan diberikan untuk dia datang kepada Tuhan. Dan mengharapkan tawaran Tuhan untuk pelukanNya yang hangat tiba kepada dia. Orang-orang yang merindukan ini adalah orang-orang yang akan dipulihkan oleh Tuhan. Ini bicara tentang pemulihan. Kalau kita seperti Yerusalem yang akan ditinggalkan, kita dulu terbiasa mengabaikan firman, kita dulu terbiasa marah kalau ditegur, kita dulu terbiasa menikmati kesenangan dunia lebih dari pada menikmati kesenangan di dalam Tuhan, ada satu peringatan sekaligus satu tawaran jika engkau mau bertobat sekarang dan mengatakan diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan, maka engkau akan dipulihkan. Tapi jika tidak, maka engkau akan dibiarkan menjadi kosong. Ini momen yang sangat krusial, Yesus menyatakan “pilihan ada padamu sekarang, jika engkau memilih untuk menyatakan diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan, engkau akan dipulihkan. Jika engkau memutuskan untuk mengabaikan Tuhan lagi maka rumahmu akan ditinggalkan menjadi sunyi sepi”.
Mari berdoa, mari bertobat, mari kembali kepada Tuhan. Seruan firman Tuhan menegur bukan hanya Saudara tapi juga saya. Saya pun diperingatkan hari ini, ditusuk dengan sangat keras untuk menjadi orang yang berseru kepada Tuhan dan bukan menjadi orang yang mengabaikan Tuhan.
(Ringkasan ini belum diperiksa pengkotbah)
- Injil Lukas
- 2 Dec 2016
Masuklah dari pintu yang sesak itu
(Lukas 13: 22-30)
Seringkali kita tidak mengerti Perjanjian Baru sedang ngomong apa, lalu kita masukan pengertian kita ke situ. Itulah celakanya kalau Saudara dan saya melakukan pembacaan secara naif, kita akan taruh cara kita berpikir seolah-olah inilah cara Lukas berpikir. Dan itu bahaya, karena waktu kita mengatakan singkirkan segala pre-suposisi dari pikiran kita, kita baca begitu saja, langsung masuk budaya kita sendiri di situ. Maka Kitab Suci menjadi sangat asing dan benar-benar sulit untuk kita pahami karena kebiasaan seperti itu. Kalau begitu bagaimana memahami Alkitab? Dengan rendah hati coba terjun lalu lihat apa yang jadi sudut pandang dari penulis. Ini perlu studi. Maka waktu kita mau pelajari bagian ini juga sama, saya harus tahu dulu apa yang jadi konteksnya? Pengharapan apa yang Israel miliki? Kerajaan itu datang, bagaimana pengharapan itu digenapi? Dengan cara tanah di pulihkan, bait dipulihkan, Yerusalem dipulihkan, sekarang tunggu raja datang, ini konsep mereka. Jadi Israel sedang menunggu raja. Mereka sudah pulang dari pembuangan, langsung hal pertama yang mereka lakukan adalah membuat tembok Yerusalem. Ini pembuatan tembok yang dihina oleh orang-orang, di dalam Kitab Nehemia atau Ezra. Waktu mereka bangun tembok, orang langsung tertawa mengatakan “nanti ada seekor anjing hutan loncat, temboknya akan rubuh”, bayangkan itu penghinaan besar sekali. Orang bikin tembok supaya tentara tidak bisa terobos, tapi orang-orang di sekitar Yerusalem, di sekitar Kanaan mengatakan “tidak perlu ditentang, orang Israel itu membuat tembok terlalu lemah, nanti anjing hutan dorong pun rubuh”, tapi orang Israel mengatakan “tidak apa-apa, bangun saja”. Akhirnya berhasil, waktu sudah mau berhasil, orang-orang lain panik, lalu mereka surati Kerajaan Persia dan mengatakan “ini adalah kerajaan dengan sejarah pembangkangan dan pemberontakan besar sekali. Kalau kamu ijinkan kerajaan ini berdiri, ada Yerusalem dengan tembok, bahaya secara politik”. Maka pembangunan dihentikan. Pada era raja siapa, pembangunan dilakukan lagi sampai lengkap. Jadi Yerusalem sudah dibangun temboknya, kotanya sudah dibangun, kemudian Bait Allah akhirnya dibangun di dalam zaman Nehemia dan Zerubabel. Waktu tembok Yerusalem sudah dibangun, Bait Allah sudah dibangun, imamat sudah jalan, kemudian Israel sudah ada, tanah sudah ada, tinggal tunggu raja. Raja itu akan datang kemudian raja itu akan memimpin umatnya. Ini yang mereka pikir. Tapi Yesus di dalam Injil Lukas dobrak pemikiran ini dengan mengatakan “bukan umat dulu terkumpul baru raja datang. Tapi raja dulu datang, lalu kumpul umat satu satu”, ini berita benar-benar mengagetkan. Apakah Saudara pernah baca Lukas lalu merasa kaget? Tetapi ini yang sedang dinyatakan oleh Lukas bahwa cara pikir Israel salah, “ini sudah ada umat, tunggu raja”. Tuhan mengatakan “bukan, umat belum ada raja dulu datang, baru setelah itu umat akan dibentuk”.
Bagaimana cara raja ini kumpulkan umat? Itulah yang sedang dikatakan oleh Lukas, Yesus keliling ke kota-kota lalu memanggil orang, Yesus mengajar, menyembuhkan, lalu banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Lalu Dia kumpulkan murid-murid dan akhirnya pelayananNya berjalan terus. Dia pergi ke kota satu ke kota lain, lalu mengumpulkan kelompok. Kelompok yang terdiri dari pelacur yang bertobat, pemungut cukai yang dipanggil, lalu terdiri dari orang yang pernah kerasukan setan, ini kumpulan orang-orang yang tidak beres. Sehingga orang Yahudi bertanya “mengapa Engkau makan bersama-sama pemungut cukai? Mengapa Engkau bergaul dengan orang-orang berdosa ini?”. Yesus tidak mengatakan “Aku bergaul dengan orang-orang berdosa, karena orang-orang ini manusia juga. Aku mengasihi mereka maka Aku bergaul dengan mereka”, itu bukan jawaban Yesus. Jawaban Yesus benar-benar membuat amarah, Dia mengatakan “bukalah matamu, inilah Kerajaan itu”. Yesus mengatakan “Aku panggil mereka, karena mereka boleh masuk Kerajaan ini”, berarti yang tidak dipanggil Yesus keluar. Ini juga yang menjadi pemberitaan di bagian sebelumnya di perikop kita hari ini, yaitu Yesus menyembuhkan perempuan yang sudah 18 tahun kerasukan setan lalu badannya bungkuk. Setelah selesai disembuhkan, orang mengatakan “jangan menyembuhkan di hari Sabat, yang sakit datang untuk disembuhkan di hari lain, jangan di hari Sabat”. Yesus mengatakan “kamu munafik, sapimu kamu kasi minum di hari Sabat, masakan anak perempuan Abraham ini tidak ditolong”. Dia memakai istilah anak perempuan Abraham, the daughter’s of Abraham, itu istilah yang sangat asing bagi orang Israel. Son of Abraham, semua orang tahu, daughter of Abraham, tidak ada yang tahu. Tapi Yesus mengatakan anak perempuan ini adalah anak perempuan Abraham, jadi istilah pun membuat goncang. Mengapa Yesus memakai istilah milik Abraham? Karena biasanya orang akan mengutamakan laki-laki, tapi Yesus justru mengijinkan perempuan berbagian di dalam level yang sama dengan laki-laki. Jadi inilah goncangnya orang Yahudi baca Lukas, yaitu orang berdosa dianggap suci, dianggap setara oleh Yesus. Israel dan bangsa lain dianggap setara oleh Yesus, laki-laki dan perempuan dianggap setara. Ingat peristiwa Maria, Maria duduk di kaki Yesus, itu adalah tempatnya laki-laki, hanya laki-laki yang boleh duduk dekat Guru Besar untuk mendengarkan ajaranNya. Perempuan tempatnya di dapur, membuat makanan, lalu sajikan untuk laki-laki yang sedang dengar Guru Besar bicara. Tapi Maria tiba-tiba nyelonong, duduk di salah satu space yang harusnya untuk murid. Maka Marta marah sekali, lalu dia memberikan sign kepada Tuhan Yesus, “Tuhan, ada satu yang tidak cocok, dia harusnya tidak di situ, suruh dia ke belakang bantu saya”. Tapi Yesus mengatakan hal yang sangat provokatif pada zaman itu, Yesus mengatakan “apa yang dia ingin, Aku berikan, Aku tidak ambil. Dia mau duduk di sini, Aku berikan, dia tidak akan diambil dari sini”, itu luar biasa sekali. Lukas sedang bercerita tentang Sang Raja yang cari umat satu per satu dari satu desa ke desa lain, dari kota satu ke kota lain, panggil umat. Ini perombakan yang luar biasa, sehingga menurut perspektif Injil Lukas Kerajaan itu sama sekali mentah. Orang Israel pikir sudah ada bait, sudah ada Yerusalem, tinggal tunggu raja. Yesus mengatakan dalam Injil Lukas “belum, bait akan hancur, Yerusalem akan hancur, rakyat palsu. Aku akan cari satu per satu siapa anggota kerajaan itu”. Maka ini yang Yesus sedang katakan. Lalu ada murid yang mulai tangkap di dalam ayat 23, dia mulai sadar ternyata tidak semua Israel disebut Israel, ternyata tidak semua orang yang ikut Yesus bisa disebut sebagai anggota kerajaan. “Kalau begitu Yesus, Engkau adalah Sang Raja dan saya melihat banyak sekali orang menolak Engkau, berarti hanya sedikit yang diselamatkan”, ini pun harus kita pikir dengan tepat, keselamatan itu bukan hanya sekedar “saya percaya lalu saya masuk sorga”. Saya tidak mengatakan sorga itu tidak ada, Yesus sekarang di sorga, Dia duduk di sebelah kanan Allah di sorga. Dan Dia menjanjikan kalau kita mati, roh kita akan ke sana. Tapi jangan lupa Dia akan datang kembali kedua kali. Maka saya mengingatkan Saudara jangan selisih jalan dengan Tuhan Yesus, roh kita ke atas, pas Dia datang kembali ke bumi.
Itu sebabnya kita mesti mengerti pengharapan Alkitab itu seperti apa. Pengharapan Alkitab adalah pemulihan bukan eskapis. Perbaikan dengan level yang tidak bisa dibayangkan. Cara Tuhan memulihkan adalah melalui Kristus yang datang mendirikan KerajaanNya di bumi. Yesus sedang mendirikan KerajaanNya di bumi dan ternyata ini berita yang mengejutkan bukan Israel yang ada sekarang, tapi kerajaanNya akan mencakup seluruh bangsa dan Dia akan mulai panggil melalui Israel. Memang benar Dia memanggil umatNya di Israel, melayani umatNya di Israel tapi setelah itu Dia akan utus rasul-rasulNya sampai ke ujung bumi untuk memanggil umat yang baru di dalam kerajaan ini. Jadi inilah berita yang mengejutkan itu, murid-murid berpikir “kalau begitu cara berpikir kita salah, Tuhan Yesus sedang undang satu per satu siapa yang akan masuk dalam kerajaanNya”, maka dia tanya “sedikit orang sajakah yang akan diselamatkan?”. Maka keselamatan adalah pemulihan, ketika Kerajaan itu datang, kita berbagian di dalamnya, kita jadi milik Kerajaan itu dan tidak disingkirkan, tidak dibuang keluar dari Kerajaan Sorga yang akan didirikan di bumi. Itulah yang dimaksudkan di sini. Jadi sedikit orangkah yang akan terlibat dalam Kerajaan itu? Yesus memberikan contoh dalam bentuk cerita yaitu ada raja yang sedang adakan pesta. Saudara harus tahu dulu pengertian cerita ini, karena ini cerita yang tidak umum diceritakan di budaya kita. Kita tidak ada di dalam budaya kerajaan seperti ini. Tapi di dalam zaman itu ada kebiasaan istana melakukan open house. Waktu mengadakan open house berarti orang lain boleh lihat, boleh masuk. Istana kadang mengadakan ini, tujuannya adalah waktu perayaan itu dilakukan rakyat biasa boleh datang dan masuk. Misalnya ulang tahun raja atau pernikahan raja. Jadi pernikahan raja waktu itu diadakan ada open house, rakyat boleh ikut meskipun mereka rakyat biasa. Maka ada 2 jenis pintu, pintu pertama khusus VIP, para bangsawan, para kerabat, para orang-orang penting, mereka masuk dengan dikawal dan biasanya rakyat dengan berdiri di pinggir dan akan lihat. Mereka akan sambut orang-orang penting ini masuk. Setelah mereka semua masuk, pintu ditutup. Maka pintu kedua yang dibuka adalah pintu untuk rakyat jelata, dan biasanya orang yang sudah antri persis di depan pintu adalah orang yang tinggal di kota itu dan yang perutnya paling lapar. Orang-orang miskin, orang-orang yang tidak sanggup punya makanan, karena orang kaya di kota itu mereka cukup punya makanan, mereka tidak mau ikuti open house-nya istana hanya untuk cari makanan. Tapi mereka juga kurang hebat untuk jadi tamu VIP, jadi mereka jadi orang yang tidak terlalu peduli “saya bukan tamu VIP tapi saya juga tidak lapar”. Jadi ketika open house istana ini dilakukan, pesta itu dibuka, mereka tidak terlalu peduli untuk ikut. Maka ada kebiasaan yang duduk atau yang tunggu di pintu itu adalah orang miskin yang kadang-kadang satu hari sudah menginap di situ, supaya begitu pintu dibuka mereka pertama masuk. Mereka sudah berdiri di depan gerbang, waktu gerbang untuk rakyat jelata itu dibuka, mereka langsung masuk rebutan. Dan ketika jumlahnya cukup, tentara akan pakai tombak dan perisai untuk halang mereka, lalu pintu kembali ditutup. Jadi rakyat kalau masuk itu mereka maksa, tapi tentara akan tahan mereka pakai perisai dan tombak. Istana sudah penuh, kalau terlalu banyak bisa bahaya. Maka mereka diusir keluar dan pintu ditutup. Bayangkan ada orang yang merasa dirinya cukup layak jadi VIP, tapi ditolak di pintu VIP, kira-kira seperti itu kisahnya di sini. Jangan pikir kamu VIP, masuklah lewat pintu yang sesak itu. Ini seperti ketika ada orang bertanya “Tuhan, sedikit orang sajakah yang diselamatkan?”, Yesus mengatakan “berjuanglah lewat pintu yang sesak itu”, ini bukan perintah untuk berjuang supaya masuk sorga. Orang sering salah tangkap “Yesus menyuruh kita berjuang untuk masuk sorga, supaya pahalanya cukup”.
Maksudnya adalah Yesus mengatakan “kamu hai orang Israel, jangan merasa dirimu tamu VIP, kamu harus pikir bahwa levelmu adalah pintu yang sesak itu, yang orang harus rebutan, desak-desakan dengan orang miskin untuk mengais-ais roti dan makanan di dalam istana, itulah posisimu”, ini seperti mendobrak kesombongan mereka. “Kami adalah kelompok yang pasti masuk”, Yesus mengatakan “iya masuk, tapi lewat sana”. Yesus sedang mengatakan “kamu jangan anggap dirimu pantas lewat VIP, kamu lewat sana”, lalu ketika kamu dengan sombongnya mengatakan “saya ini adalah orang Israel, Allahku makan semeja dengan saya. FirmanNya diberitakan di jalan-jalan kota saya, ijinkan saya masuk”, maka penjaga pintu akan mengatakan “ini tempat VIP, saya tidak kenal kamu. Kalau orang yang tidak ada nama mau masuk, lewat sana. Kalau kamu mau lewat pintu utama, namamu harus tercatat. Maaf kamu bukan orang penting. Lihat nama-nama orang penting yang tercatat, Abraham, Ishak, Yakub, Elia, Elisa, Yeremia, Yehezkiel, dan lain-lain. Kamu tidak termasuk. Kalau kamu mau masuk masih boleh, tapi lewat pintu rakyat jelata itu”. Inilah yang Tuhan katakan dalam perumpamaan jangan sombong. Waktu Yesus datang, Dia akan pilih rakyatNya, pilih umatNya dan orang yang terpilih, bukan orang yang kita anggap layak terpilih. Justru ini poin yang Yesus mau tekankan. Bagaimana caranya supaya saya masuk? Di dalam bagian ini ada beberapa pesan yang bisa kita ambil secara implisit. Kita bisa mengambil poin pertama bahwa Tuhan menginginkan adanya kerendahan hati yang secara konsisten kita miliki, terus-menerus sadar saya tidak layak menjadi umat, terus sadar saya tidak boleh menganggap diri layak menjadi bagian dari umat Tuhan. Ini hal pertama yang Tuhan tuntut dari Israel dan Tuhan tidak temukan pada Israel. Maka yang masuk adalah orang-orang rendah, orang-orang yang terbiasa dihina, orang-orang yang terbiasa dipinggirkan justru ini yang masuk. Mari kita belajar melihat dari sisi yang lain dari Injil ini. Yaitu Tuhan sedang mengumpulkan kerajaanNya dan mereka yang masuk adalah mereka yang terbiasa menganggap diri rendah. Biarlah kita tidak terbiasa menjadi orang yang masuk ke dalam keadaan level sombong. Kesombongan itu masuk dalam beberapa hal. Kesombongan pertama adalah identitas, identitas sebagai milik Tuhan. Saya dan Saudara akan masuk dalam kesombongan kalau mengatakan bahwa secara otomatis saya memang layak menjadi bagian dari Tuhan. Dan dengan kelayakan seperti itu kita akan menuntut bukan mengabdi, kita akan meminta bukan memberi, kita akan menuntut dedikasi dari Tuhan bukan menuntut dedikasi dari diri kepada Tuhan. Maka kalau kita umpamakan dengan cerita Tuhan Yesus ini, kita adalah orang-orang yang sedang rebutan di pintu rakyat jelata itu dengan lapar, dengan sulit, tapi kita tidak punya kekuatan untuk menang. Orang miskin lain lebih hebat dari kita, sehingga mereka dengan kekuatan bisa masuk. Tapi tiba-tiba Sang Raja yang harusnya masuk dalam pintu VIP, sekarang Raja itu memutar, jalan dari tengah-tengah rakyat jelata ini kemudian panggil satu satu orang berdasarkan kedaulatanNya. Dia panggil Saudara dan saya, lalu kita pergi dari tempat jelata itu masuk lewat VIP. Kira-kira waktu masuk, mungkinkah Saudara berjalan dengan sombongnya? Pasti tidak, Saudara akan tundukan kepala, jangan sampai orang tahu, ini akan mempermalukan Sang Raja, mungkin sambil tutup muka, lalu ada orang miskin lihat “itu kan lebih miskin dari saya, kok boleh masuk?”. Ini yang terjadi, Tuhan Yesus mengatakan orang-orang dari bangsa lain yang secara otomatis akan dianggap sebagai orang yang layak masuk lewat pintu yang hina itu oleh orang Yahudi. Kalau pun boleh masuk ya lewat situ, kalau ada pintu yang lebih rendah lagi, orang kafir harusnya lewat situ. Tapi ini yang dilakukan Tuhan Yesus, Dia justru terjun di tengah-tengah orang miskin, orang jelata, orang yang hina ini lalu ambil beberapa dari mereka lalu suruh masuk lewat pintu VIP. Jadi waktu kita masuk, dikatakan kita semeja dengan Abraham, Ishak dan Yakub, “kamu akan melihat Abraham, Ishak dan Yakub dan semua nabi dalam kerajaan Allah. Dan orang datang dari timur, barat, utara, selatan, duduk makan di dalam Kerajaan Allah”, ini menandakan tempat utama. Ada Abraham, Ishak, Yakub dan orang-orang kafir, semua boleh masuk di sini dan inilah yang Yesus sedang nyatakan sebagai berita yang mengejutkan. Jangan pikir mereka hina, mereka menjadi mulia karena diambil oleh Tuhan. Maka inilah hal pertama supaya kita terus ingat identitas kita sebagai cangkokkan, kalau pakai istilah dari Surat Roma “kamu adalah batang zaitun yang dicangkokan, kamu adalah pohon asing, kamu adalah dahan asing yang akan kering, tapi kamu dicangkokan ke pohon zaitun yang asli ini”, jadi keadaan rendah kita ingat terus sampai nanti kita bertemu Tuhan. Waktu ketemu Tuhan pun dengan rendah hati kita mengatakan “Tuhan, ingatkah saya orang hina yang Engkau panggil sampai sekarang saya rasa tidak layak tapi Engkau terus pertahankan saya”,inilah kerendahan hati yang secara konsisten harus kita miliki. Jadi waktu kita mengatakan “saya tidak layak masuk Kerajaan Allah dan saya tidak berjuang”, maka memang kita rasa tidak perlu. Kita tidak ingin mendapatkan apa yang ditawarkan di dalam kerajaan ini. Tapi kalau kita sadar apa yang ditawarkan di dalam Kerajaan ini yaitu hidup dan hidup yang berkelimpahan maka kita benar-benar ingin, tapi kita tidak layak. Ingin dan layak waktu itu berpadu menjadikan orang giat tapi tidak sombong, giat tapi tidak ada keangkuhan, giat tapi tidak ada ambisi untuk menjadi hebat. Ini namanya giat, giat ingin masuk, giat ingin berbagian di dalam kehidupan limpah yang dijanjikan oleh Kerajaan itu. Ini peringatan bagi kita, biarlah kita dengan konsisten bertumbuh di dalam iman, tidak menjadi orang yang akhirnya diusir, dikecualikan dari Kerajaan yang agung ini.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)
- Khotbah
- 2 Dec 2016
Menjadi bagian Umat Allah
(Bilangan 25: 1-18)
Kita kalau melihat Kitab Bilangan adalah suatu kitab yang indah. Kalau kita tidak mengerti garis besarnya, semua kitab akan menjadi sulit. Sering kali kita terjebak dengan kata “bilangan”, walaupun betul terjemahan dari Bahasa Yunani atau Septuaginta atau Bahasa Latin dari kata numeri atau numbers, kemudian diterjemahkan menjadi Bilangan. Mungkin karena di dalam penerjemahan mereka melihat pasal 1 semuanya tentang angka-angka. Tapi di dalam bahasa aslinya setiap kitab Taurat biasanya dimulai dengan judulnya diambil dari kata yang ada di dalam ayat pertama. Kalau kita lihat Bilangan 1:1 dibilang “Tuhan berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai”, jadi judulnya adalah Di Padang Gurun. Ini menggambarkan perjalanan di padang gurun. Kalau kita lihat Bilangan ini seperti kita baca satu peta, bukan kumpulan angka-angka yang rumit, tapi ini adalah satu peta perjalanan. Kemudian Bilangan adalah kitab yang banyak tipologi Kristus. Misalnya di pasal 17 tentang tongkat Harun yang berbunga, yaitu adalah satu-satunya otoritas imam yang dilegalisasi oleh Tuhan yaitu Harun dan akhirnya di Surat Ibrani dikatakan Dia adalah Imam Besar yang dipilih oleh Tuhan, Kristus adalah Imam Besar. Kemudian tentang persembahan, abu yang dibakar sampai habis, mau mengisahkan tentang Kristus yang adalah dengan ketaatan yang sempurna, menaati Tuhan sampai habis di atas kayu salib. Lalu kemudian yang cukup terkenal, yang dikutip sendiri oleh Tuhan Yesus di dalam Injil Yohanes, Bilangan 21 tentang ular tembaga yang ditinggikan di padang gurun. Ini menggambarkan ketika Kristus ditinggikan di atas kayu salib, siapa saja yang melihat kepadaNya akan diselamatkan. Ketika orang Israel kena tulah dan kemudian hampir mati digigit oleh ular di padang gurun, ketika mereka melihat ular tembaga, mereka akan disembuhkan. Tuhan memberikan satu chance penebusan di dalam Kristus. Dan itu baru mentopologikan Kristus di dalam ribuan tahun berikutnya.
Bilangan juga kalau Saudara selidiki penuh dengan pembahasan tentang krisis hidup. Hal ini membuat kita kalau mempelajarinya ini adalah kitab yang sangat relevan. Krisis hidup apa yang dialami? Pertama tentang krisis kesulitan hidup, di sini cerita tentang tidak ada makanan, tidak ada daging, tidak ada air, dan kira-kira hidup kita seperti itu. Memang kita tidak sampai kekurangan, tapi pergumulan kita seperti itu kan. Seputar kesulitan hidup kita bahwa perlu bekerja, perlu uang, perlu makan, perlu air, dan segala macamnya. Ini sudah dibahas di dalam Kitab Bilangan. Lalu krisis tentang iman dan tantangannya. Waktu kita baca tentang kisah 12 pengintai maka kita bisa lihat bahwa iman dan tantangan iman itu menghidupi iman itu tidak mudah. Percaya Tuhan, janji Tuhan dan kenyataan hidup itu mungkin bisa beda mata yang melihat. Mata satu melihat dengan iman, mata satu tidak kelihatan, mata jasmani, orang Kanaan besar-besar. Dan konflik itu selalu terjadi di dalam kehidupan kita. Kalau kita belajar dari bagian itu, kita mendapatkan “betul juga, kita harus beriman kepada Tuhan”. Poin-poin ini sangat relevan dengan hidup kita karena ada faktor “saya” yang ada disitu. “Benar ya, kalau bagian ini saya dapat berkat. Saya dapat pengupasan firman Tuhan sehingga masalah saya terjawab. Saya mendapat anugerah Tuhan sehingga saya begitu jelas bagaimana harus hidup”. Tapi kalau Saudara baca Bilangan 1, Saudara dapat apa? Dapat matematika, belajar menghitung? Saudara dapat apa? Rasanya tidak dapat apa-apa karena kita di dalam membaca Alkitab terus mencari “apa yang saya dapat?”. Saya dapat, saya bertumbuh, saya beriman, saya mencintai Tuhan, saya melayani Tuhan, saya berbakti kepada Tuhan, saya hidup kudus, saya menjaga hidup, saya mengaplikasikan firman. Selalu saya. Ada satu sense yang kurang, Saudara dan saya kurang memperhatikan bahwa Alkitab tidak selalu tentang “saya”, tapi tentang umat. Bilangan 25, Saudara dan saya tidak dapat apa-apa kalau kita tidak punya sense tentang umat. Jadi Saudara setelah baca ini, Saudara bingung “apakah saya harus seperti Pinehas? Bunuh orang lain supaya tulah Tuhan berhenti?”. Setelah ini Saudara jadi jihad, karena hanya pikir “saya”. Satu sense yang kita sangat kurang adalah kita tidak punya sense sebagai umat. Kita adalah bukan kumpulan umat Allah, kumpulan orang nonton bioskop rohani, cuma tidak ada tiket, jam tayang adalah jam 7 atau jam 10, kotbahnya hari ini tentang Bilangan, minggu depan tentang Lukas, filmnya ganti-ganti, aktornya ganti-ganti. Semua tentang “saya”. Saudara tidak merasa satu dengan yang lain sebagai umat. Kita hanya kumpulan orang yang nonton bioskop rohani karena sense yang terbesar adalah “saya”. Karena umat bukan kumpulan saya-saya-saya. Umat adalah ada saya, ada kamu, ada dia, ada kita, itu baru namanya umat. Sehingga kalau Saudara perhatikan, banyak bagian di dalam Alkitab apa yang saya lakukan itu dampaknya besar terhadap umat. Saudara jangan pikir “yang penting saya hidup suci”, itu betul, harus. Tapi ini yang eror cuma sedikit, tapi yang kena tulah adalah seluruh umat. Dan kita sekarang jarang memperhatikan itu. Pikiran kita kalau kita berdosa, kita berdosa sendiri, uang saya sendiri, bertobat sendiri, susah sendiri, terserah saya, saya tidak pernah ganggu orang lain. Itu salah, karena kita tidak pernah berpikir tentang umat. Kita pikirannya segala sesuatu adalah masalah saya. Hari ini hal yang saya mau tekankan untuk kita sama-sama pikirkan adalah pernahkan kita berpikir tentang umat? Umat itu banyak, umat itu bukan hanya kita, bukan Saudara di sini, bukan hanya saya, tapi umat Tuhan. Karena di dalam Alkitab, Tuhan berjanji adalah Allah dan umatNya, Yesus menebus umatNya. UmatNya, umatNya, terus ditekankan. Tapi kita dengan mudah mem-switch yang namanya umat itu ditafsirkan sama dengan saya. Jadi kalau kita baca Akitab, umat kita geser semua lalu kita ganti “saya”. Sehingga apa pun yang dikatakan Alkitab, kita selalu cari apa hubungannya yang bisa saya dapat. Kita tidak peduli orang lain mau dapat atau tidak, secara besar dapat atau tidak, terserah. Maka kita tidak relevan membaca Alkitab karena itu sejarahnya orang Israel, tidak ada hubungannya cerita-cerita seperti ini. Karena kita tidak pernah sadar kita adalah umat. Hal yang terpenting setelah itu adalah Saudara mesti tahu kalau kita adalah umat, bagaimana caranya kita masuk menjadi umat? Yesus Kristus mati di atas kayu salib, dan kita pun serap itu dengan egois “Yesus mati untuk saya”, selesai. Kita tidak pernah berpikir Yesus mati untuk umat dan bukankah itu nama yang Matius 1:21 katakan “beri Dia nama Yesus karena Dia adalah orang yang akan menebus umatNya dari dosa mereka”, Dia adalah Juruselamat yang akan menebus umatNya. Berarti umat besar, banyak, bukan hanya terus pergumulan saya saja.
Berkaitan dengan ini, saya akan mengajak kita untuk memikirkan setting umat. Kalau kita mendekati Bilangan 25 tanpa setting umat, kita tidak akan mendapatkan apa-apa, karena kita pikir “jadi saya mesti melakukan apa sekarang?”, belum tentu kita bisa praktekan secara langsung. Tapi harap Saudara menangkap ada 3 ironi yang besar dalam Bilangan 25 ini, kalau kita lihat sebagai umat. Umat berarti kumpulan besar dan termasuk Saudara yang personal termasuk di dalam pergumulan itu. Kalau kita lihat setting-nya Bilangan 25, di Sitim yang adalah tempat Yosua mengutus 12 pengintai, lalu sebenarnya ketika mereka berada di Sitim, ini sebenarnya adalah suatu tempat yang begitu dekat dengan Tanah Perjanjian. Tapi Saudara mesti perhatikan di pasal 25 sebelumnya terjadi apa dan setelahnya terjadi apa. Di Sitim ketika Yosua mengirim 12 pengintai, apa yang orang Kanaan beri tahu? Mereka sebenarnya sudah gemetar terhadap orang Israel yang berkemah. Kita lihat di Yosus 2:10 “Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas”, jadi waktu mereka di Sikim sudah mengalami banyak hal. Empat puluh tahun yang lalu mereka dikeluarkan Tuhan dari Mesir, lalu mengeringkan Laut Teberau di hadapan mereka, dan baru saja, mungkin hitungan sebulan yang lalu, dua bulan yang lalu, mereka baru saja mengalahkan 2 raja yang besar sekali Sihon dan Og. Sehingga Yerikho yang begitu besar menjadi sangat khawatir. Alkitab mengatakan bahwa tawarlah hati mereka karena 2 raja besar dihabisi oleh Israel. Jadi mereka baru saja mengalami ini lalu kemudian pasal 22-24, mereka baru saja dilepaskan Tuhan dari musuh yang tidak terlihat. Musuh yang terlihat adalah Sihon dan Og, kelihatan raja-raja besar dihabisi semuanya. Lalu mereka baru saja diselamatkan dari musuh yang tidak kelihatan yang namanya kasus Bileam dan Balak. Balak mengimport satu dukun internasional untuk mengutuki orang Israel. Saudara bisa bayangkan ini seperti kita memasuki scene film, jadi waktu kita memasuki pasal 25, Saudara seperti melihat satu padang gurun yang besar sekali, di tengahnya ada perkemahan orang Israel, di tengah perkemahan ada kemah perjanjian, keluar asapnya, habis membakar korban bakaran, lalu di empat penjuru ada kemah-kemah orang Israel yang mungkin mereka baru mau memasang kemah-kemahnya. Dari situ scene-nya pindah ke gunung yang lain, yang dekat situ, di sana ada Balak dan Bileam yang sedang berusaha mengutuki Israel.Mereka mengusahakannya berkali-kali dan tidak ada ucapan kutuk yang bisa mempan kepada umat Tuhan karena Allah melindungi umatNya. Tetapi begitu kita turunkan scene-nya ke bawah, ternyata Saudara tertipu, bayangan umat Allah sedang beribadah, ternyata asap yang keluar itu bukan peribadatan mereka, kalau Saudara lihat lebih dalam lagi ke tenda mereka, mereka sedang berzinah. Mereka bukan beribadah kepada Allah, mereka sedang berzinah dari Tuhan. Itu bisa dibayangkan kalau ikatan antara Allah dan umatNya, Saudara harus membayangkan bagaimana perasaan Tuhan yang sebelumnya Dia sudah membela umatNya mati-matian, begitu pulang scene itu, mereka sedang berzinah. Maka ini adalah suatu ironi yang besar. Mengapa mereka bisa jatuh seperti ini? Mari hari ini kita pelajari tiga kejatuhan ironi dari umat Tuhan. Sekali lagi umat secara besar dan Saudara bisa memasukan diri Saudara sebagai salah satu dari umat maupun kita secara komunal juga bisa jatuh bersama-sama. Ironi pertama, mereka tidak sadar mereka in a journey, orang Israel itu masih di dalam perjalanan, belum sampai, karena mereka baru sampai Sitim, belum menyeberang ke Tanah Kanaan. Dan Tanah Kanaan bukan dibilang masuk begitu saja, tapi mereka harus menumpas semua suku di sana, dan itu belum dikerjakan. Maka ini satu ironis yang besar, terjadi kesalahan yang fatal ini karena mereka tidak sadar bahwa mereka dalam perjalanan. Saudara dan saya sebagai gereja Tuhan juga ada dalam perjalanan. Dan di dalam perjalanan, kita seringkali rasa “sudah dekat kok, sudah kelihatan Tanah Kanaannya, tinggal menyeberang satu sungai saja. Kita sudah sampai”. Perasaan sudah sampai itu sangat berbahaya dankita bisa terjemahkan perasaan established. Ini bukan kejatuhan yang sederhana, ini mendatangkan tulah yang menyebabkan 24.000 orang mati dan untuk menghentikan tulah itu ada seorang yang bernama Pinehas harus membunuh dua orang dengan satu tombak, selesai, baru tulah berhenti. Jadi ini bukan hal yang sederhana. Kalau kita hanya 15 tahun jadi Kristen, 25 tahun jadi Kristen, itu perjuangan kita belum sampai. Kita semua sudah 5 tahun di GRII, 10 tahun di GRII, jangan pernah merasa kita semua sudah sampai, kita semua sedikit lagi. Karena banyak orang fail di dalam hal sedikit lagi. Kita harus sadar kita dalam perjalanan dan perjalanan itu adalah di padang gurun. Ini belum masuk Tanah Perjanjian. Di padang gurun masih banyak kesulitan yang harus kita handle bersama. Dan sebagai umat, sebagai gereja Tuhan, kita mesti sadar bahwa kita ini sedang dalam perjalanan, belum selesai. Tapi dalam sisi perjalanan, kita akan jatuh begitu dalam ketika kita sampai pada kemapanan dan selesai sampai di situ. Tujuan kita kemapanan itu akan membuat kita jatuh.
Hal kedua, hal tidak sadar bahwa ada musuh, musuhnya belum selesai. Musuh yang kelihatan sudah, Sihon dan Og sudah selesai. Tapi ada musuh yang tidak kelihatan yang terus ada sampai kita selesai perjalanannya. Bahaya yang terbesar adalah kita ada dalam bahaya dan kita tidak sadar bahwa itu adalah bahaya. Kita secara personal maupun umat banyak sekali mengabaikan musuh yang tidak kelihatan Musuhnya ada dimana? Musuhnya di gadget Saudara, yang setiap hari ada. Kita tidak perlu lagi menjaga rumah, mengunci rumah supaya musuh tidak masuk. Tidak, sekarang musuhnya sudah ada sendiri, tinggal kita klik. Lalu musuh yang tidak kelihatan apa? Prinsip di dalam dunia ini. Saudara mencari pragmatisme? itu musuh yang tidak kelihatan. Dan kita sekarang setiap hari dilatih menjadi sangat seperti itu. Tidak perlu susah-susah, kotbah tidak perlu lama, tidak perlu belajar ini itu. Kita tidak dilatih untuk memiliki satu pemikiran yang bertanggung jawab, kita tidak dilatih menjadi manusia, kita direndahkan tidak menjadi manusia pun kita oke dengan distraction. Kita sering di-distract dan sedihnya, kita menikmati distraction itu. Berapa banyak waktu yang Saudara habiskan untuk menonton video di WA? Kalau 1 video 2 menit saja, 10 video sudah 20 menit, tapi kita kalau baca Alkitab tidak sampai 20 menit. Satu pasal selesai, amin, karena tidak ada hubungannya apa-apa sama saya. Karena tidak pernah memikirkan umat. Kita di-dehumanisasikan oleh banyak hal dan kita tidak sadar sebagai gereja. Sebagai gereja kita merasa “kotbah tidak perlu yang susah-susah, yang mudah saja yang bisa langsung dikerjakan”. Dan ini secara komunal, secara umat tidak sadar. Karena musuh itu sudah invade begitu dalam dan kita tidak sadar. Pragmatisme, hedonisme, semua ada. Kalau kita melihat video dan ini benar-benar menyedihkan, kemarin saya diperlihatkan satu klip hamba Tuhan yang modalnya hanya borgol dan menakut-nakuti orang tentang neraka, dan dia KKR Anak di banyak tempat dan anak yang datang banyak sekali. Secara umat, Saudara punya sense Pinehas tidak? “tidak, untuk apa menyusahkan diri sendiri, itu gerejanya dia sendiri, urusan gerejanya sendiri. Yang penting gereja kita aman, pikiran ini salah. Israel bisa jatuh karena musuh yang tidak kelihatan sudah masuk.
Ironi ketiga, mereka rasa ini sudah selesai. Ada time gap. Mereka sampai Sitim, lalu perlu waktu, Yosua mesti mengirim pengintai dan banyak hal yang mesti dilakukan. Jadi mereka tidak langsung datang dan mengatakan “besok kita perang”. Mereka ada time gap sebentar. Dan justru di dalam time gap ini mereka jatuh. Berapa banyak Saudara jatuh di dalam time gap? Ketika nganggur, ketika tidak ada kerjaan, ketika sedang menunggu, di situlah Saudara jatuh dalam dosa. Kalau kita sedang fokus, biasanya tidak ada gangguan. Tapi kalau sedang tidak ada kerjaan, biasanya kita buka ini itu, akhirnya kita jatuh dalam dosa. Dan Israel dalam pasal 25 jatuh dalam time gap. Time gap yang Tuhan beri mereka di Sitim adalah supaya mereka siap. Dua orang mengintai yang lain siap-siap perang. Tapi mereka tidak lakukan, mereka pikir ini adalah saatnya “akhirnya”. Kalau terus di dalam “akhirnya” kita akan jatuh dalam dosa. Karena akhirnya harus jadi awalnya. Dan itulah time gap yang terjadi, mereka jatuh, dan kita tidak bisa melihat Bilangan 25 tanpa kita melihat settingnya sebagai umat. Pinehas adalah satu diantara sekian ratus ribu atau juta umat yang mengambil satu pekerjaan yang akhirnya meredakan kemarahan Tuhan. Saya mau kita sama-sama memikirkan ini dalam rangka kita bergereja, karena ini sedang membahas umat. Saya harap ketika Saudara bergereja di GRII, bukan karena Saudara merasa ini paling dekat rumah, bukan karena Saudara merasa ini paling cepat kebaktian, atau Saudara pikir ini yang paling bagus kotbahnya. Salah, itu kursus. Tapi ini gereja, umat dalam satu perjalanan dan Saudara mesti benar-benar mengerti ini karena ini umat Tuhan yang sedang berjalan, ada satu tujuan yang Tuhan tetapkan. Kita mengharapkan bahwa kita ini bukan gereja yang paling hebat di seluruh dunia, bukan. Saya melihat GRII hanya satu gereja diantara sekian banyak gereja di Bandung. Tapi kita mau bertanggung jawab sebagai umat. Inilah yang perlu kita pikirkan, kita sebagai umat, satu diantara begitu banyak umat Tuhan, apakah kita sudah melakukan apa yang menjadi tanggung jawab kita. Apa yang dilakukan Pinehas sebenarnya secara sederhana mudah, prinsipnya begini mencintai yang dicintai Tuhan, membenci yang dibenci Tuhan. Kalau kita mengerti prinsip ini dengan tepat, kita akan bertanggung jawab di hadapan Tuhan. Apakah Saudara sedih kalau ada umat yang disesatkan oleh ajaran yang tidak benar? Kalau tidak sedih berarti Saudara tidak pikir tentang umat. Harap di hari-hari ke depan Saudara mengerti apa yang diperjuangkan karena ini adalah masalah umat.
- Injil Lukas
- 9 Nov 2016
Sabat dan Permulaan Kerajaan Allah
Lukas 13: 10-21
Saya akan mulai dari pertama yaitu mengenai pengertian Sabat yang menjadi kontroversi di dalam percakapan Yesus dengan pemimpin rumah ibadat. Di katakan di sini Yesus sedang mengajar di rumah ibadat pada hari Sabat, Dia berkotbah di situ menyampaikan firman. Lalu ada seorang perempuan yang kerasukan roh. Ini pun tema lain lagi, Yesus mengalahkan roh jahat, ini pun bisa menjadi bagian yang kita bahas. Setan mengganggu dan memberikan dampak yang menyengsarakan orang. Salah satunya adalah perempuan ini sampai begitu bungkuk dengan keadaan yang melampaui keadaan normal. Dikatakan bungkuknya itu seperti kerta yang ditekuk, demikian kalau kita baca di dalam pengertian yang disampaikan oleh Lukas. Dan Yesus melihat perempuan ini begitu menderita, Dia langsung tegakan, dan sambil lakukan itu rohnya langsung pergi. Ini menunjukan kemenangan yang luar biasa. Cinta kasih Yesus kepada perempuan tua ini yang sudah 18 tahun diganggu oleh roh membuat Dia tergerak untuk membebaskan perempuan ini dari kuasa setan. Tapi mulailah pemimpin rumah ibadat marah, “ini apa, mengapa sembuhkan orang pada hari Sabat?”. Dia sebenarnya mau sindir Yesus, kalau dilihat dia marah karena Yesus sembuhkan perempuan tua ini, tapi dia tidak berani tegur Yesus, dia pakai sindiran. Dia bicara ke orang banyak, tapi tujuannya ke Yesus. Dia mengatakan “hai orang-orang, ada 6 hari untuk disembuhkan, datanglah pada hari itu, jangan datang pada hari ke-7”. Ini lagi-lagi masalah Sabat yang diungkit, dan Yesus berkali-kali konflik karena problem Sabat. Bagi orang Israel Sabat adalah hari di mana kita tidak boleh bekerja. Dan mereka sangat ketat dalam melakukan ini, karena mereka tahu di dalam kitab nabi-nabi dikatakan “Aku membuang engkau hai Israel, karena engkau mengabaikan Sabat bagi tanah ini, maka Aku buang kamu”. Maka orang Israel bereaksi dengan mengatakan “sekarang Sabat harus kita jalankan. Kita kompak, kita satu identitas orang Israel, sama-sama menghormati Sabat, sama-sama menghormati perintah Tuhan, tidak boleh kerja di hari Sabat”. Akhirnya mereka mereka membuat peraturan yang banyak diantaranya sengaja dipermainkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan tidak peduli tradisi mereka yang membuat Sabat menjadi sesuatu yang ringan, yang sepele, yang ditaati dengan buta tanpa mengerti konsep total dari Sabat. Ini yang mereka lakukan, mereka melakukan pemisahan antara apa yang disebut kerja dan bukan, apa yang boleh di hari Sabat dan tidak. Mereka membuat peraturan ini dan ini bukan Taurat. Taurat tidak mengajarkan dengan cara yang sempit dan kosong mengenai apa yang boleh dan tidak, Taurat memberikan yang lebih dalam lagi yaitu mengenai pengharapan hari ketujuh, tentang pengharapan pemulihan segala sesuatu, tentang damai Allah bersama manusia, dan banyak hal lain yang ditekankan dalam tema Sabat. Dan ini diabaikan manusia demi menekankan mana boleh mana tidak, Yesus sengaja melawan ini. Ketika dikatakan di hari Sabat tidak boleh melawan istirahat, maka mengangkat tempat tidur itu dianggap sebagai pemberontakan. Dan ketika Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh di pinggir kolam, Yesus mengatakan “angkat tilammu dan berjalanlah”. Mengapa disuruh mengangkat tilam, mengapa Yesus tidak mengatakan “berjalanlah dan tinggalkan tilammu”, mengapa suruh angkat? Karena ini justru akan membuat konflik dengan orang-orang Yahudi dan Yesus sengaja bangkitkan ini supaya mengoreksi konsep mereka tentang Sabat. Lalu Dia juga menyembuhkan mata orang buta, lagi-lagi di hari Sabat. Yesus ingin menekankan apa itu pengertian Sabat, dan Yesus menghantam pengertian dari orang-orang yang sempit yang membenarkan diri dan tidak menganggap perlunya melihat posisi yang lain, melihat kemungkinan untuk belajar, melihat ada kemungkinan saya salah menganggap tentang teori Sabat ini dan belajar dari yang lain. Inilah yang Yesus tegur.
Yesus sama sekali sedang tidak menegakan satu kubu yang sangat egois, sangat merasa benar sendiri, tidak. Alkitab sangat menekankan oikumene yang sejati. Dan oikumene yang sejati tidak seperti yang kita pikirkan, tidak seperti yang banyak orang gembar-gemborkan sekarang. Sekarang orang mengatakan oikumene, berarti saya tutup mata, tidak perlu melihat perbedaan, semua sama, tidak ada doktrin, tidak ada denominasi, semua sama. Itu bukan oikumene. Paulus mengatakan ada di antara kamu yang menganggap satu hari penting lebih penting dari yang lain, kamu lakukan itu untuk Tuhan, itu baik. Ada yang lain, menganggap semua hari sama, jika engkau lakukan itu untuk Tuhan, itu juga baik. Kita tetap menghormati orang lain yang melakukan cara berbeda demi motivasi mencintai Tuhan. Alkitab itu sangat indah, Alkitab itu memberikan ruang bagi perbedaan. Itu sebabnya tidak ada kelompok denominasi yang boleh mengklaim bahwa dia atau dirinya adalah kelompok yang mutlak benar dan semua kelompok yang lain harus belajar lewat dia. Reformed tidak begitu. Teologi Reformed dimulai dengan pernyataan sederhana, mari kembali ke Alkitab karena selama ini kita sudah salah mengerti Alkitab. Berarti sambil mengatakan “mari kita kembali ke Alkitab”, sambil mengatakan “kita perlu belajar banyak hal”, karena banyak hal kita ketahui dengan cara yang salah, lalu kembali ke Alkitab. Demikian juga tentang Sabat, Yesus sedang tidak menghina orang yang menghormati Sabat, Yesus sedang tidak menghina orang yang tidak mau kerja di hari Sabat. Tetapi Yesus menolak menghormati orang yang tidak mau menghormati orang lain. Maka di dalam pengertian Tuhan Yesus, hari Sabat itu dilakukan untuk beberapa hal. Yang pertama, hari Sabat adalah hari perhentian untuk ibadah, maka Yesus berkotbah di sinagoge. Hari Sabat adalah hari perhentian untuk ibadah. Saudara mesti memiliki hari dimana Saudara beribadah kepada Tuhan, mendengarkan firmanNya, berdoa padaNya, memuji Dia dengan segenap hati, harus ada. Dan itu adalah hari Sabat yang kita terapkan di dalam hari pertama yaitu hari Minggu. Kemudian yang kedua, Sabat melatih orang untuk tidak serakah. Yang Yesus tegur dari orang Yahudi bukan kegagalan mereka untuk ambil posisi, tapi kebiasaan mereka untuk menghina dan meniadakan posisi yang lain. Ini yang Yesus tegur dengan keras, karena posisi yang mereka tiadakan termasuk posisiNya Kristus yang menekankan tujuan Sabat untuk hari perhentian bagi beribadah, yang kedua melatih diri untuk tidak serakah, yang ketiga hari untuk menikmati Tuhan dengan limpah, yang keempat hari besar itu dimana setan dikalahkan. Ini yang Yesus kerjakan, hari Sabat menaklukan setan, itu cocok sekali. Maka seharusnya pemimpin rumah ibadat itu mengatakan “ada hari sabat untuk menyembuhkan diri dari setan, mari datang hai semua yang kerasukan untuk disembuhkan Yesus di hari Sabat”, karena itulah yang Dia lakukan. Dia mengalahkan setan maka Sabat bebas dari setan. Demikian juga pengertian terakhir, Sabat itu adalah hari perhentian untuk ibadah, hari untuk melatih diri tidak serakah dan bergantung kepada Tuhan, hari untuk menikmati Tuhan, keempat hari untuk menikmati kebebasan dari kejahatan, dan yang kelima hari yang dinikmati setelah pekerjaan selesai. Jadi Yesus punya pengertian Sabat yang dalam. Dan waktu pengertian ini ditolak karena kesempitan orang Yahudi, pada waktu itu Yesus menegur mereka. Poin pertama mengenai Sabat sudah dibahas dengan sangat limpah di bagian ini. Tapi poin ini adalah narasi untuk memuncak ke dalam kalimat yang selanjutnya dari Yesus. Yesus mengatakan “hai orang munafik, bukankah setiap orang diantaramu melepaskan lembunya di hari Sabat, bukankah perempuan ini yang sudah 18 tahun diikat oleh iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu karena ia adalah keturunan Abraham”, bagian inilah yang jadi kontroversi yang sangat besar karena Yesus mengatakan ada perempuan yang adalah keturunan Abraham. Perempuan ini adalah satu dari anak perempuan Abraham. Istilah ini belum pernah terdapat di kitab suci. Yesus menyatakan hal yang sangat kontroversial. Dan Injil sinoptik, Matius, Markus dan Lukas sangat senang mencatat bagian ini terutama Lukas. Lukas sangat senang mencatat ketika Yesus menjadi seorang kontroversialis, ketika Dia menantang tradisi yang tidak memanusiakan manusia. Maka kita ikut Yesus dengan mengatakan tradisi harusnya mencerminkan kelimpahan dari pekerjaan Tuhan membangkitkan manusia. Waktu tradisi itu menghina kemanusiaan, tradisi itu harus kita potong, tradisi itu harus kita lawan.
Kita menghargai tradisi sebagai cara Tuhan untuk menyatakan pekerjaanNya secara umum di tengah bangsa-bangsa. Tapi setiap tradisi ada hal yang rusak, yang membuat manusia tidak dimanusiakan, dan itu yang akan kita lawan. Ketika perempuan dianggap hina, ketika orang dianggap hina, ketika manusia dianggap hina, waktu itu tradisi harus pergi. Karena tradisi lebih rendah dari pada kemanusiaan. Kemanusiaan adalah sesuatu yang harus disupport oleh tradisi. Ini yang Yesus ajarkan, perempuan ini adalah perempuan anak Abraham, son bukan daughter, ini kontroversi. Tapi Yesus sudah penuh kontroversi sejak hari pertama Dia lahir di dunia ini. Dia kontroversi sekali, lahir dari seorang perempuan yang belum menikah. Yesus lakukan ini, cara Dia datang dengan cara seperti ini. Dan Injil Lukas adalah Injil yang paling suka menekankan hal yang kontroversi itu. Maka kalau Saudara suka memberontak harusnya suka Injil Lukas. Tapi yang suka memberontak, memberontaknya pada yang perlu diberontak, jangan berontak pada hal yang tidak perlu diberontak. Jangan berontak sama orang tua, jangan berontak pada tatanan yang baik. Berontak pada prinsip yang salah, tapi jangan berontak pada hal yang benar. Maka ada dobrakan dari Injil Lukas yang menegaskan bahwa tradisi Yahudi jangan diikuti denga buta, tradisi Yahudi harus diikuti dengan pengertian dan pengertian ini akan memuncak di dalam Kristus. Kristus tidak meniadakan tradisi Yahudi, Kristus mengoreksi tradisi yang sudah menyimpang dari tradisi Yahudi yang sejati. Dan tradisi Yahudi salah satunya adalah penghormatan kepada perempuan. Adam dan Hawa diciptakan sebagai gambar Allah, dua-duanya setara. Jadi Injil Lukas adalah Injil yang mendobrak kebiasaan zaman itu yang menekankan ada kelompok yang penting, yang kelompok yang kurang penting. Yesus justru mengatakan “benar ada kelompok penting dan kelompok kurang penting”, Yesus datang bukan untuk meniadakan ini. Tapi Yesus mengatakan “Aku mau pilih dari kelompok yang kurang penting ini”. Lalu yang penting kaget “kami bagaimana?”, Yesus mengatakan “Aku lewati kamu, Aku ambil perempuan, Aku ambil seorang nelayan biasa, Aku ambil seorang mantan pelacur, Aku ambil orang-orang yang kamu singkirkan dari tempat utama, justru Aku ambil mereka menjadi orang yang duduk di tempat utama di dalam kerajaanKu”. Ini yang Dia lakukan. Maka Dia melihat perempuan ini dan mengatakan hal yang kontroversi lagi, yaitu perempuan ini adalah daughter’s of Abraham, dia adalah anak perempuan Abraham. Isitlah baru, bukan son’s of Abraham tapi daughter’s of Abraham, anak perempuan. Dan ini membuat orang-orang yang mengerti Yesus, mempunyai hati melihat orang-orang yang terpinggirkan itu dipanggil. Mereka yang senang melihat apa yang Yesus lakukan, semua bersukacita, sedangkan semua pemimpin menjadi malu. Yesus melanjutkan cerita dengan mengatakan bahwa Kerajaan Alalh dimulai dengan humble beginning seperti ini. Dari perempuan seperti ini yang tadinya dirasuk setan sampai bungkuk lalu Tuhan tegakkan, dari dia Kerajaan Allah akan mulai. Dari perempuan yang tua, yang sudah pendarahan berapa lama, yang tidak berani bicara di depan umum, dari dialah kerajaan itu akan dimulai. Dari nelayan yang tidak dikenal, yang tidak punya kedudukan dan pendidikan, dari sinilah kerajaan itu akan dimulai. Bahkan di dalam Kekristenan mula-mula yang paling banyak percaya berita Injil adalah para budak. Karena orang terdidik mengatakan berita Injil itu adalah kebodohan. Lalu orang yang beragama mengatakan berita Injil adalah batu sandungan. Tapi bagi para budak, ini berita pengharapan. Yesus mengatakan “Aku membebaskan engkau”, dan yang paling rindu dibebaskan adalah para budak. Raja-raja mana mau dibebaskan, mereka senang dengan posisi mereka. Tapi para budak mengatakan “kami perlu berita ini”. Akhirnya orang-orang kecil itu datang dan menjadi anggota kerajaan dan Yesus mengatakan “inilah ragi yang akan mewarnai seluruh bumi, memenuhinya dengan Kerajaan Allah. Inilah biji sesawi yang akan tumbuh menjadi pohon besar”. Dimulai dari perempuan yang dihina, yang Yesus angkat dengan mengatakan “ini pun keturunan Abraham”. Inilah indahnya kerajaan itu. Dan saya sangat senang ketika mendapat kesempatan melihat biji sesawi. Di Malang ada Pdt. Cornelius Kuswanto, ahli PL, dia mendapat gelar doktor di bidang Perjanjian Lama dan dia adalah profesor Perjanjian Lama yang mengajar di SAAT. Waktu satu kali kunjungan, Pdt. Kornelius tunjukan di satu plastik biji sesawi dan itu luar biasa kecil, seperti lobang kertas yang ditusuk jarum kecil, kira-kira sebesar itu biji sesawi, luar biasa kecil. Kalau ini ditaruh di meja, ditiup angin, tidak ada yang peduli. Tapi begitu di tanah, ditanam, dia akan tumbuh jadi tanaman yang bisa dihinggapi burung. Ini benar-benar humble beginning, awal yang tidak bisa dideteksi karena terlalu kecilnya.
Dan ini yang Yesus katakan “Aku memulai KerajaanKu di bumi dengan menyerahkan diri mati di atas kayu salib”. Siapa yang mau raja yang mati di atas kayu salib? Bagi orang Romawi mati di kayu salib tanda pemberontak gagal. Bagi orang Yahudi, mati di kayu salib berarti dikutuk oleh sorga dan ditolak oleh bumi. Apakah ada pemimpin yang mati di kayu salib yang mau disembah? Itu benar-benar tidak masuk akal. Dan Yesus mengatakan “yang Aku panggil adalah orang-orang kecil”, perempuan ini, orang-orang lemah, orang-orang yang tidak dipandang oleh dunia ini, untuk memulai kerajaan yang akan mengambil alih seluruh bumi yang seperti belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada pengaruh yang bisa mempengaruhi seluruh bumi lebih besar dari pada Kekristenan dan Kekristenan dimulai dari orang-orang yang paling tidak dianggap, para budak, perempuan, orang-orang kecil dan lain-lain. Dan di bagian selanjutnya Yesus mengatakan “seperti ragi yang ditaruh di adonan, akan membuat seluruh adonan dipengaruhi”. Saya sangat senang dengan perkataan Pak Billy, ragi itu tidak perlu ditaruh dengan tepat, taruh sembarangan saja, nanti akan menyebar. Jadi Saudara tidak perlu taruh merata supaya menyebar. Taruh di satu titik nanti semua akan kena, itulah Kekristenan. Dimulai dari satu titik yang kecil tapi akan mempengaruhi semuanya. Inilah yang Yesus sedang katakan. Saudara dan saya sedang berbagian di dalam kerajaan yang menghargai orang yang tidak dihargai oleh dunia, yang menghargai orang yang dipandang sebelah mata oleh dunia. Dan dari situ kerajaan ini berkembang. Saya sangat sedih dengan perkembangan gereja yang terlalu mementingkan orang penting di dalam gereja. Orang penting itu menjadi penting kalau dia rela sujud kepada Tuhan. Tapi Alkitab punya cara lain, perempuan yang untuk ibadah pun diusir, perempuan kalau mau duduk pun orang lain bilang “jauh-jauh, kamu kan kerasukan setan”, itu yang Yesus panggil, taruh di tengah dan mengatakan “ini keturunan Abraham”, dan semua orang menjadi malu. Saya pikir ini satu hal yang perlu kita ingat dan Injil Lukas sangat tepat untuk kita pelajari, untuk mengingatkan kita terhadap humble beginning of The Kingdom. Permulaan yang begitu rendah, begitu remeh, tapi yang mempengaruhi seluruh dunia. Yesus memperhatikan apa yang orang lain atau dunia ini tidak perhatikan. Yesus melihat apa yang dunia ini tidak mau lihat, dan Yesus bahkan dengan berani mengatakan “kerajaanKu akan terdiri dari orang-orang ini dan akan menggoncang dunia”.
Maka biarlah kita sadar diri kita yang rendah supaya kita dipakai Tuhan. Kita sadar kelemahan kita supaya kita tahu di dalam kerendahan kita, Tuhan akan menunjukan kuasaNya. Dan kita tidak boleh remehkan siapa pun karena kita tahu di dalam diri orang yang kita pandang sebelah mata, melalui orang itu Kerajaan Tuhan akan dibangkitkan dan dinyatakan. Kiranya Tuhan memberkati dan memampukan kita untuk melihat apa yang Kristus lihat.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)
- Injil Lukas
- 9 Nov 2016
Sudahkah kita Berbuah?
Lukas 13: 1-9
Salah satu menafsirkan yang benar atau kunci untuk menafsirkan yang benar, Saudara dan saya harus tahu bahwa Injil adalah kelanjutan dari kisah yang Tuhan sudah kerjakan di dalam Israel. Injil adalah narasi puncak dari apa yang Tuhan kerjakan di dalam Israel. Jadi Perjanjian Lama dan Israel jadi narasi panjang yang makin lama makin memuncak dan hidup Kristus di bumi adalah puncaknya. Kita tidak bisa memahami keadaan puncak ini tanpa melihat bagaimana Tuhan memberikan pimpinan, penyertaan dan narasi yang makin lama makin naik, makin memuncak. Kristus adalah Sang Israel yang sejati, Kristus adalah Israel yang berhasil sedangkan bangsa Israel adalah umat yang gagal. Waktu Tuhan menyatakan Injil, Tuhan juga akan mengaitkannya dengan peristiwa kehidupan Kristus dengan peristiwa Israel. Misalnya Matius, memulai dengan membahas tentang silsilah, ini adalah apa yang sudah diingat dari Abraham, kemudian Daud, kemudian pembuangan dan pemulihan, sekarang genap di dalam Kristus. Ini bukan cerita yang berdiri sendiri. Saudara tidak bisa nonton film sekuel tanpa lihat bagian sebelumnya. Kita tidak bisa memahami narasi tentang hidup Kristus tanpa dulu memahami apa yang Allah sudah kerjakan di dalam Israel. Sering kali kita salah memahami Kitab Suci karena poin ini, yaitu bahwa kita melakukan pemisahan yang ketat antara Israel dan gereja, pemisahan yang ketat antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, padahal ini adalah kisah yang bersambung, saling berjalin, dan membentuk benang merah yang dimulai dari Kitab Kejadian dan digenapi di dalam Kitab Wahyu. Oleh sebab itu sangat aneh kalau kita memahami kehidupan Kristus tanpa melihatnya sebagai kelanjutan dari kisah Tuhan dan Israel. Tapi kita seringkali bukan hanya melepaskan kehidupanNya dari Perjanjian Lama, kita bahkan kadang-kadang tidak terlalu peduli dengan kehidupan Yesus. Jadi Kristus memperbaiki apa yang rusak dari relasi Tuhan dengan Israel. Di dalam Yeremia 31 dikatakan Tuhan akan memberikan perjanjian yang baru.
Pasal 13:1-9 sedang berbicara tentang ancaman pembuangan yang Yesus katakan kepada orang Israel. Jadi Tuhan mengatakan akan ada ancaman pembuangan, siapa yang diancam dibuang? Di dalam keadaan Israel pada waktu Yesus melayani, banyak sekali sekte-sekte di dalamnya, banyak kelompok. Satu kelompok selalu menganggap diri mereka lebih baik dari kelompok lain, sehingga mereka selalu berseru “Tuhan pasti akan pelihara kami dan akan binasakan kelompok yang lain. Kami pasti kelompok remnant itu, yang Tuhan pelihara sehingga keadaan yang baru itu akan Tuhan pulihkan. Tapi yang lain, semua gagal, semua rusak, semua kacau, hanya kami yang baik”. Ketika ada peristiwa orang disembelih oleh Pilatus, dia sedang mempersembahkan korban, Pilatus tangkap, mungkin mereka melakukan pelanggaran yang bagi Roma pantas dijatuhi hukuman mati, mereka berani lakukan, akhirnya mereka ditangkap dan dibunuh. Lalu darahnya dicampurkan dengan darah persembahan. Mengapa Tuhan tidak bertindak hantam Pilatus? Mungkin karena orang-orang itu memang berdosa, Tuhan memang akan buang kelompok ini. Jadi kelompok yang satu mengatakan “kelompok yang lain akan dibuang oleh Tuhan”. Tapi Tuhan Yesus mengatakan “jangan pikir hanya mereka yang berdosa, sebab kamu pun akan dibuang jika kamu tidak bertobat dari dosa-dosamu”, ini berbicara dalam konteks Israel dan ancaman pembuangan. Apakah kecelakaan itu akibat dosa? Tidak tentu, tapi Yesus sedang berbicara di pasal 13, kecelakaan akibat dosa. Tuhan menghukum karena mereka berdosa. Lalu orang lain mengatakan “mereka dihukum karena mereka berdosa”, tapi Tuhan peringatkan “kamu pun ada di dalam dosa yang sama dan kamu pun diancam dalam ancaman yang sama jika kamu tidak bertobat”. Jadi kita mesti lihat dulu apa yang Tuhan ancamkan kepada Israel, apa yang Tuhan nyatakan harus dikerjakan Israel tapi Israel gagal lakukan? Kita harus telusuri ini jauh ke belakang dan kita kembali di peristiwa Taman Eden. Ada seorang apologetika terkenal namanya Cornelius Van Til, dia di kelas kalau ditanya apa pun selalu akan kembali ke Taman Eden. Kejadian 1 dan 2 menceritakan tentang tugas yang Tuhan percayakan kepada manusia. Tuhan tidak menciptakan manusia hanya untuk menikmati berkat saja, tapi Tuhan menciptakan manusia untuk menjadi berkat. Jadi Tuhan menciptakan manusia untuk menghasilkan buah dan buah ini adalah gambaran atau kata yang sering muncul. Alkitab itu sering memunculkan kata-kata yang seperti sederhana, sehari-hari, tanpa makna yang penting, tetapi sebenarnya memiliki makna eskatologis yang bTuhan tetap pakai manusia untuk menjalankan kehendakNya di bumi. Jadi Tuhan punya kehendak di bumi. Dan apakah kehendakNya? Banyak gereja Injili sulit menafsirkan ini, apa kehendak Tuhan di bumi? Susah ditafsirkan karena tidak mengerti bahwa Tuhan begitu cinta bumi ini dan ingin mengerjakan sesuatu yang akan digenapi di dalam zaman akhir nanti. Jadi Tuhan ingin kita di bumi mengerjakan apa yang Tuhan mau karena Dia mencintai bumi ini, Dia menyukai bumi ini dan Dia ingin bumi ini menjadi seharusnya di dalam rancangan Dia. Tuhan ciptakan bumi untuk apa? Kalau Saudara anggap bumi ini tempat ujian untuk nanti kita ke sorga, “bumi ini tempat sementara”, itu bukan teori Alkitab, itu ajaran Islam, itu ajaran dari banyak agama atau banyak sistem agama. Tuhan ciptakan bumi karena senang bumi. Dan karena begitu senangnya, Dia mempercayakannya kepada manusia, gambarNya. Mengapa Tuhan percaya kepada manusia? Supaya manusia bisa menikmati dan bisa membuat bumi jadi tempat yang dinikmati gambar Allah yang lain. Karena saya mengenal Tuhan baru saya bisa menentukan bisa memilih mana baik mana jahat. Tapi ketika pengenalan akan Tuhan dicopot, diabaikan, lalu saya memilih mana baik mana jahat tanpa peduli Tuhan, saya akan jatuh di dalam dosa yang sudah dilakukan oleh Adam juga. Jadi Saudara dan saya tidak bisa mempunyai pengertian dengan tepat dan benar sesuai dengan rencana Tuhan di bumi milik Tuhan ini, tanpa kita kembali kepada pengenalan akan Tuhan.
Jadi Adam dan Hawa mementingkan pengenalan akan baik dan jahat dengan korban, dengan biaya mengorbankan pengenalan akan Tuhan. Ini yang sering kita lakukan, mengambil sesuatu dengan mengorbankan mengenal Tuhan. Tuhan membangkitkan Israel dengan tujuan yang sama, jadi berkat, penuhi bumi dan nyatakan berkat bagi bumi. Maka Israel harusnya kerjakan ini tapi mereka gagal, mereka gagal melakukan apa yang Tuhan percayakan. Dan Tuhan minta mereka mengerjakan beberapa hal, yang pertama, mereka menyembah Tuhan dan menyatakan kepada dunia ada Tuhan yang menciptkan bumi ini, ada Tuhan yang adalah Raja bumi ini, Dialah Pemilik seluruh bumi ini dan Israel harus menyatakan ini. Kedua, Israel harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, Israel harus menjadi tempat dimana bangsa-bangsa didoakan dan menjadi berkat dan akhirnya boleh dibawa kepada Tuhan. Ini yang Tuhan mau Israel lakukan, tapi apakah Israel lakukan itu? Tidak, Saudara bisa lihat momen-momen ketika Israel sudah akan lakukan, selalu disusul dengan kegagalan. Kapan momen pertama? Pada waktu pimpinan Yosua, pada waktu mereka sudah mulai kuasai tanah itu, mereka sudah akan memulai proyek ini yaitu menyatakan kepada bangsa-bangsa bahwa ada Tuhan yang mencipta, ada Tuhan yang adalah Raja atas bumi. Lalu mereka akan memulai proyek menjadi berkat atas bangsa-bangsa dan itu mereka gagal lakukan. Karena mereka jatuh dalam penyembahan berhala, Saudara baca Kitab Hakim-hakim dan Saudara tahu yang Tuhan harap mereka lakukan, gagal. Bayangkan, Tuhan sangat mengasihi bumi ini, sangat mencintai dunia ini, dan dunia tetap dikuasai oleh setan, kira-kira ini akan menyenangkan hatiNya atau mendukakan Dia? Yohanes 3:16 mengatakan “karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, maka Dia mengirimkan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya (jadi umat) tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”, itu bahasa Yohanes jadi umat yang akan tangani tugas Tuhan di dunia ini. Tuhan mencintai dunia ini dan Tuhan ingin Israel melakukan sesuatu. Mengapa dunia dikuasai kejahatan? Mengapa dunia dikuasai oleh koruptor, mengapa dunia dikuasai oleh penjahat? dimana Israel? Mereka menjadi salah satu dari penjahat.
Banyak orang Kristen bukan menjadi berkat, justru jadi salah satu orang jahat, tambah orang jahat, tapi bedanya sekarang orang jahat yang pakai kalung salib, bedanya ini orang jahat yang masih menyanyikan lagu Haleluya Puji Tuhan di gereja. Dan herannya lambang berkat yang Tuhan sering pakai adalah pohon dan buah. Ada 3 yang paling utama yaitu pohon ara dan buahnya, pohon zaitun dan pohon anggur. Israel adalah kebun anggur, Israel akan diam di bawah pohon ara dan lain-lain. Maka waktu Tuhan mengeluarkan Israel dari Mesir, Tuhan menjanjikan “engkau akan duduk di bawah pohon aramu dan menikmati buahnya dengan tenteram. Engkau akan mempunyai kebun anggur yang engkau tidak tanam, yang hasilnya boleh engkau nikmati sepanjang tahun. Engkau akan menikmati buah zaitun yang begitu limpah di tanah itu”. Jadi Tuhan menjanjikan kelimpahan tanah, hasil buah untuk dinikmati oleh Israel. Itu sebabnya pohon ara mempunyai makna berkat, lambang berkat Tuhan bagi Israel. Tapi Tuhan juga mengatakan kalau Israel diberikan berkat buah ara atau buah anggur atau zaitun, mereka harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Lalu masuklah dalam kisah ayat 6-9 yaitu mengenai pohon ara di tengah-tengah kebun anggur. Ini aneh, ada pohon ara di tengah kebun anggur, apa maksudnya? Pohon ara adalah lambang berkat Tuhan bagi Israel, sedangkan kebun anggur adalah simbol dari Israel. Jadi di tengah-tengah Israel ada pohon ara. Dan orang Israel selalu menafsirkan pohon ara sebagai bukti berkat Tuhan atau tanda berkat Tuhan. Tapi di bagian ini Tuhan tanya “pohon aramu sudah berbuah atau belum?”. Israel bisa saja tanya “Tuhan, kan Engkau yang janjikan akan beri, mengapa sekarang tuntut kami untuk berbuah?”, justru ini poin yang Yesus mau tekankan, apa yang menjadi simbol berkat juga akan menjadi simbol tanggung jawab. Saudara dapat anugerah dalam hal apa, Saudara akan dituntut tanggung jawab dalam hal itu. Apa berkat yang Tuhan berikan? Keselamatan di dalam Kristus. Kalau begitu apa tanggung jawab yang Tuhan berikan? Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar. Apa berkat yang Tuhan berikan? Pengenalan akan Allah. Kalau begitu apa tanggung jawab yang Tuhan berikan? Berusahalah kenal Dia. Apakah yang Tuhan berikan? Kekudusan. Apakah yang harus kita lakukan? Hidup kudus.
Jadi antara simbol anugerah dan tanggung jawab ini menjadi satu. Sudahkah engkau berbuah? Pohon ara yang Aku tempatkan sudahkah menghasilkan buahnya? Buahnya apa? Buahnya adalah membuat orang mengenal Tuhan, membuat orang tahu bumi ini milik Tuhan dan membuat orang tahu menjalani apa pun di bumi harus dilakukan dengan cara Tuhan, ini yang Tuhan mau kita kerjakan. Menunjukan ke dunia bahwa dunia ini milik Tuhan. Apa yang ada di bumi? Manusia, apa yang dilakukan manusia di bumi? Berdagang, berpolitik, berelasi, bersosial, masuk dalam dunia pendidikan, menyelidiki alam, dan lain-lain, semua ini adalah hal yang Tuhan senangi. Semua ini mau Tuhan nyatakan sebagai milikNya. Semua ini adalah hal-hal yang Kristus berhak menyatakan diriNya sebagai Raja. Inilah tugas kita, memenuhi bumi dengan prinsip-prinsip tadi, dengan pengenalan akan Allah, dengan cara menjalankan segala sesuatu yang baru. Saya tahu ini tidak mudah, kita berjuang di tengah dunia ini, dan sangat sulit kita berjuang, tapi Tuhan tidak tuntut kesempurnaan dari kita, Tuhan tuntut pertumbuhan. Saudara mungkin tidak sempurna ikut Tuhan, tidak apa-apa, tapi Tuhan tuntut ada perubahan, hari ini Saudara harus bertumbuh sehingga lebih baik dari kemarin. Maka Pak Tong beri definisi kebangunan rohani, kebangunan rohani berarti saya kejar kecepatan Roh Kudus yang selama ini saya lalai ikuti. Selama ini saya jalan dengan kecepatan sendiri, saat ini saya sadar Roh Kudus sudah jalan cepat sekali, sekarang saya kejar, dan kemampuan saya mengejar itulah kebangunan rohani.
Maka marilah kita bertobat dan kembali ke Tuhan, dan mengatakan “Tuhan, ketika Engkau datang dan mengatakan pohon ara ini harus berbuah, tolong saya, saya akan berjuang tapi berikan anugerah supaya pohon ara ini benar-benar berbuah”. Di dalam hal menyatakan kemuliaan Tuhan, menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja, ini berarti penginjilan. Menyatakan bahwa ada cara yang Raja ini mau untuk hidup itu dijalani, ini namanya mandat budaya. Inilah yang harus kita kerjakan. Tapi adakah pengharapan selain dengan perintah Tuhan harus berbuah? Ternyata ada, karena di dalam Yohanes 15, Tuhan Yesus mengatakan “Akulah pokok anggur dan kalau kamu ditanamkan ke Aku, kamu akan berbuah lebat”. Jadi Saudara tidak diberikan perintah saja oleh Tuhan Yesus, Tuhan Yesus memberi diriNya supaya Saudara dicangkokan ke Dia dan mengalami buah yang limpah di dalam Dia. Israel gagal karena mereka menolak Yesus. Saudara dan saya akan berhasil kalau kita beriman kepada Yesus. Di dalam Kristus berarti mengutamakan Dia lebih dari apa pun, seperti dikatakan oleh Lukas. Di dalam Kristus berarti Saudara mengasihi Dia, seperti yang dikatakan oleh Yohanes. Di dalam Kristus berarti Saudara dikasihi oleh Dia. Di dalam Kristus berarti Saudara meneladani Dia. Ini semua pengertian berkait dengan iman. Karena di dalam konteks hidupNya di dunia ini, Yesus menjalaninya dengan memberikan contoh, memanggil murid-murid dan mengatakan “seperti yang engkau lihat ada padaKu, kamu harus kerjakan itu juga”. Jadi Tuhan Yesus meminta iman ada di dalam banyak aspek, iman berarti percaya Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang datang ke dunia. Kepercayaan saya bahwa Dia Mesias harus sama dengan kepercayaan yang dimiliki Israel, yaitu bahwa Mesias ini Raja yang akan memimpin kita hidup di dalam cara yang baru. Selama ini dunia ini menutupi kita, menangkap kita, tapi Mesias akan membebaskan kita dan kerajaanNya akan dinyatakan, itulah iman kepada Mesias. Keluar dari sini, Saudara berjuang kembali, “saya milik Tuhan selama-lamanya. Dunia boleh hancurkan, saya akan tetap berjuang dan menang di dalam Tuhan”, nyatakan cara hidup yang lain, nyatakan cara hidup yang sesuai dengan Kerajaan Tuhan, nyatakan cara hidup yang meneladani Kristus di dalam setiap aspek. Inilah yang harus dikerjakan. Maka pikirkan, gereja punya tugas yang banyak, politik yang rusak, ekonomi yang rusak, lingkungan yang rusak. Dan mari kita pikir baik-baik dimanakah kita harus mengambil bagian sebagai bagian dari gerejaNya. Apakah saya harus berdiri di mimbar ini, memperkuat di dalam supaya orang pergi keluar dengan kekuatan dan pengertian yang limpah, ataukah saya menjadi orang yang diutus keluar, itu harus Saudara gumulkan. Saya harus kerjakan apa? Harus digumulkan. Tapi apa pun yang Saudara mau gumulkan nanti, yang paling penting adalah saat ini Saudara dipercayakan apa, itu yang Saudara harus kerjakan. Mari berbuah bagi Tuhan. Doakan juga diri dan orang-orang Kristen supaya tahu bahwa ketika kita terjun kembali ke dalam kehidupan kita, kita bawa tugaa. Kita adalah image of God, gambar Allah yang harus memancarkan kemuliaan Allah di dalam bidang yang kita kerjakan. Maka saya berharap kita mulai melihat pekerjaan Saudara, keluarga Saudara, relasi Saudara, tempat Saudara tinggal, lingkungan Saudara, apa pun yang Saudara alami, konteks hidup Saudara harus dilihat sebagai tempat diman Tuhan mau kemuliaanNya dinyatakan melalui Saudara. Pemikiran ini harus ada pada kita. Mengapa engkau kerja? Bukan hanya untuk uang, tapi untuk menyatakan kemuliaan Allah akan bersinar di sini. Mengapa kita membina keluarga? Bukan hanya untuk diri atau desakan orang tua, tapi karena mengatakan kemuliaan Allah harus bersinar di sini. Mengapa membuat sekolah, membuat lembaga ini, lembaga itu? Karena menyatakan kemuliaan Allah mesti bersinar di sini. Harap ini menjadi beban kita bersama, kita rindu bumi milik Tuhan makin terang bersinar di dalam Injil Kristus. Sekarang Tuhan lakukan di Indonesia, negara dengan jutaan rasa korupsi, kekacauan, kejahatan dan lain-lain. Dan Saudara mengatakan kalau gereja Tuhan melakukan sesuatu, engkau akan lihat buah ara itu dinyatakan di sini dan Kerajaan Tuhan dinyatakan. Tapi jangan cuma mimpi, mulai kerja dari sekarang, melangkah dari sekarang. Kiranya Tuhan memberkati kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)
- Injil Lukas
- 9 Nov 2016
Kristus Menang dengan Menjadi Korban
Lukas 12: 49-59
Kita sudah membahas beberapa bagian sebelumnya dan ini memberikan kaitan yang indah sekali, kaitan tentang apa yang Tuhan mau kerjakan di bumi ini. Di bagian sebelumnya kita sudah membahas Allah yang menopang kita semua, Allah memberikan pemeliharaanNya, Allah yang menyertai, Allah yang memberikan belas kasihan, dan Allah yang memberikan semua yang diperlukan untuk hidup. Lalu di bagian selanjutnya kita sudah membahas Allah yang menuntut semua orang yang mengenal Dia untuk mengerjakan semua yang Dia mau. Kita adalah hamba dan Tuan itu yang adalah Allah akan datang untuk meminta pertanggungan jawab dari apa yang Dia percayakan kepada kita. Lalu secara otomatis kita mengatakan “Tuhan yang memelihara dan saya punya tanggung jawab kepada Tuhan. Kalau Tuhan sudah pelihara saya dan saya bertanggung jawab kepada Tuhan, maka Dia akan datang lagi dan Dia mengkonfirmasi kesalehan saya, Dia akan datang untuk mengangkat saya”. Tapi bagian selanjutnya justru adalah bagian yang mengagetkan karena Yesus bicara tentang perang, tentang pedang, tentang konflik. Dia mengatakan Dia datang untuk melemparkan api ke bumi dan Dia mengharapkan betapa api itu menyala. Lalu Dia mengatakan “Aku harus menerima baptisan dan betapa susahNya hatiKu sebelum hal itu berlangsung”. Ini adalah sesuatu yang sulit untuk kita terima kalau kita mengerti apa yang menjadi pengharapan orang Israel. Apa yang diharapkan orang Israel, seperti yang dicatat di dalam Perjanjian Lama, itu yang harus kita pahami untuk bisa mengerti pesan Yesus di bagian ini. Maka di dalam pengertian Israel, Tuhan mengijinkan bumi penuh dengan kekacauan, tapi Dia akan datang kembali. Bumi tadinya penuh dengan kemuliaan Tuhan atau bumi akan menjadi tempat yang penuh dengan kemuliaan Tuhan, tapi Tuhan masih menarik kemuliaanNya, belum dinyatakan dengan penuh. Karena manusia jatuh dalam dosa.
Mengapa Tuhan menarik kemuliaanNya? Karena kemuliaan Tuhan otomatis akan menyingkirkan dosa. Jadi kalau Tuhan sudah menyatakan kemuliaanNya dengan sempurna, tidak ada lagi orang berdosa, tidak ada lagi orang fasik, tidak ada lagi orang jahat di bumi ini. Jadi ketika Tuhan akan datang kembali membawa kerajaanNya, kerajaanNya itu akan menyapu bersih semua yang kacau, semua yang kotor, semua yang fasik, semua yang kejam, semua yang jahat. Inilah pengharapan Israel. Maka Israel berdoa “Tuhan, datanglah kerajaanMu”, mereka berdoa ini karena mereka percaya bahwa kedatangan Tuhan melalui Israel. Tuhan adalah Raja dan Dia akan nyatakan kerajaanNya melalui raja yang diangkat di Israel. Ini keunikan yang agung sekali. Tuhan bertahta di langit dan di bumi, tapi tahta Tuhan di bumi diberikan kepada manusia, itu sebabnya manusia menjadi gambar dan rupa Allah. Dan mereka tunggu-tunggu, kapan Mesias datang, karena kalau Mesias ini datang, Kerajaan Allah akan masuk ke bumi, akan menghantam bumi dan membereskan semua. Tuhan akan klaim kembali tanah seluruh bumi menjadi milik Dia. Jadi di dalam pikiran orang Israel akan ada perang besar yaitu pasukan Tuhan akan datang dan seluruh bumi akan hancur. Siapa pasukan Tuhan? Israel percaya bahwa merekalah pasukan Tuhan. Jadi mereka sedang tunggu kapan Tuhan akan datang dan Tuhan akan habisi musuh. Mereka ingat peristiwa Yosua, Yosua dengan sekelompok orang yang mantan anak budak, lalu mereka masuk mengalahkan Yerikho, cuma keliling tembok, tembok bisa runtuh. Maka mereka pikir, “Roma bisa apa sama kami? Nanti kami kelilingi Kota Roma akan runtuh sendiri. Pokoknya nanti kalau Tuhan sudah bebaskan kami, semua penjajah, semua pengacau, semua yang merusak dunia akan dihantam oleh Kerajaan Tuhan”, ini yang mereka harapkan. Jadi Saudara mesti tangkap pola ini, saya tidak mau kita jadi orang Kristen yang mengabaikan apa yang Tuhan kerjakan di dalam Israel, karena itu akan membuat kita tidak mengerti Kitab Suci. Kalau kita tidak mengerti Kitab Suci, kita tidak akan mengerti hidup, dan kalau kita tidak mengerti hidup, apa bedanya kita dengan orang yang bukan Kristen? Harap kita serius dengan pemahaman Kitab Suci. Maka Tuhan sudah menjanjikan nanti ketika Mesias datang semua akan dibereskan, semua akan dihancurkan, Tuhan akan perang dan Kerajaan Tuhan akan menyapu bersih seluruh kerajaan fasik, dan Tuhan akan bertahta di bumi sekali lagi. Jadi konsep Israel adalah Allah itu Raja. Yang menjadi masalah adalah kapan Tuhan membereskan semua kerajaan fasik dan menyatakan KerajaanNya di bumi ini, kapan Tuhan akan bereskan semuanya? Inilah yang menjadi pertanyaan mereka. Dan waktu Yesus menjadi orang yang dicurigai sebagai Mesias oleh orang-orang Israel, “benarkah Dia Mesias? Sepertinya iya”, sebagian bilang begitu, sebagian lagi mengatakan “sepertinya bukan”. Jadi mereka terus berdebat, tapi Yesus terus menunjukan tanda-tanda bahwa Dia adalah Mesias. Jadi masuk Kerajaan Allah itu bukan masuk sorga, ini pengertian harus dirombak, kita semua terlalu platonis. Kerajaan Allah datang bukan masuk sorga, tapi sorga masuk sini. Alkitab tidak bicara kita masuk sorga, tapi sorga masuk sini. Memang kita akan masuk sorga, tapi sorga itu sementara, karena sorga akan datang ke sini, tahu dari Kitab Wahyu. Bukti ayatnya banyaknya bukan main. Bahkan saya akan tantang Saudara untuk balikan bukti, benarkah sorga pengharapan kekal kita? Alkitab mengatakan bukan, karena langit dan bumi yang baru bersatu itulah pengharapan manusia. Itu sebabnya waktu Tuhan suruh Israel membuat kemah suci, kemah suci itu melambangkan bumi. Waktu Tuhan penuhi Bezaliel dengan Roh Allah untuk membuat Kemah Suci, itu adalah perkataan kedua yang memakai Roh Allah bekerja. Perkataan pertama di Kejadian 1 “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan bumi”, ini dalam konteks penciptaan. Lalu tidak muncul lagi perkataan Roh Allah mengerjakan apa, ada perkataan muncul “Roh Allah akan ditarik oleh Allah”, sebelum air bah, tapi itu pasti bukan hal yang sama dengan Kejadian 1. Lalu di dalam Kitab Keluaran dikatakan bahwa Roh Allah memenuhi Bezaliel. Kalau Saudara baca dengan teliti, Saudara akan ingat ini kali kedua Alkitab menulis tentang Roh Allah bekerja. Dan kali pertama penciptaan, kali kedua membuat kemah. Mengapa cuma membuat kemah perlu Roh Allah? Mengapa Bezaliel bisa dipenuhi Roh Kudus? Karena dia sedang membuat simbol penciptaan. Lalu membuat kemah suci di tengahnya ada ruang kotak, yang disebut ruangan maha suci, tidak boleh masuk sembarangan, kalau berani masuk akan mati. Mengapa mati? Karena ini lambang tahta Tuhan. Jadi ruang maha suci adalah penantian sorga turun. Dan nanti sorga akan turun, kemah itu jadi simbol yang lengkap. Sekarang tidak ada kemah suci lagi, tidak ada Bait Suci lagi karena kita adalah bait suci. Bait suci itu simbol kehadiran Tuhan, dan itu digenapi oleh Kristus dan kita. Tapi ada yang kedua, bait suci itu adalah tema kosmos, alam semesta ciptaan Tuhan dan itu digenapi oleh langit dan bumi. Kita di bumi, kita adalah imam, dan imam besar masuk ke tempat maha suci, di sorga, Ibrani mengatakan begitu. Dimana Juruselamatmu, dimana Imam Besar itu? Imam Besar itu sudah lewati langit untuk masuk ke ruang maha suci di sorga. Jadi sorga itu ruang maha sucinya, ini pelataran dan isi bait Allah, inilah yang disimbolkan oleh Bait Allah, langit dan bumi.
Maka Kitab Wahyu mengatakan langit dan bumi bersatu, tiap kali Israel lihat bait suci atau kemah suci, mereka mengharapkan langit dan bumi bersatu. Tapi kalau langit datang menghantam bumi, bayangkan sorga menghantam bumi, tidak mungkin orang fasik bisa bertahan, ini lebih mengerikan dari pada air bah, ini lebih mengerikan dari pada penghukuman yang terjadi didalam Kitab Suci. “Ketika sorga turun, tidak bahagia jiwaku”, ini lain dengan nyanyian “sorga turun, bahagia jiwaku”. Karena waktu sorga turun, orang fasik akan hancur. Bagaimana sorga turun? Melalui Sang Raja. Jadi jangan pikir sorga turun itu dengan bentuk bangunan tiba-tiba turun, memang Wahyu berikan gambaran itu, bangunan yang turun, tapi gambaran lain dari Wahyu tentang sorga turun yaitu Mesias datang dengan pasukan malaikatNya yang siap berperang. Bayangkan betapa mengerikannya kita suruh lawan pasukan ini. Waktu bumi dihantam oleh sorga yang turun, maka orang fasik akan hancur dan itulah sebabnya Tuhan mengatakan kepada Nikodemus “engkau tidak akan melihat ini terjadi karena kamu akan ikut hancur”. Yesus kok mengatakan seperti ini? Waktu Kerajaan Allah datang, kamu tidak akan bisa lihat dan tidak akan bisa masuk. Artinya Nikodemus termasuk yang akan disapu keluar. Dan bayangkan betapa terkejutnya orang lihat orang senior, pemimpin agama, seorang sanhedrin, seorang Farisi yang terpandang, datang dengan rendah hati kepada Yesus, mengakui Anak Muda ini sebagai gurunya dan Anak Muda itu bilang “engkau tidak akan ikut lihat waktu Kerajaan Allah datang, engkau akan ikut dibuang bersama orang fasik”. Bayangkan berapa rendah hatinya Nikodemus. Kalau Saudara jadi Nikodemus, Saudara bisa marah-marah. Seluruh dari bagian itu sedang bicara Kerajaan Allah datang kamu akan disingkirkan kecuali kamu berpegang pada Kristus, melihat Dia yang dipaku di atas kayu salib, sama seperti orang Israel melihat ular yang ditinggikan oleh Musa di padang gurun. Mereka sudah digigit ular, tapi mereka melihat ular tembaga dan mereka hidup. Demikian kamu sudah digigit ular, ketika kerajaan datang, kamu akan diusir bersama ular itu, kecuali kamu memandang kepada Dia yang menanggung semua kecemaran dari dosa di atas kayu salib. Jadi Kristus datang untuk menyatakan kerajaan itu, tapi engkau harus percaya kepada penebusan Kristus. Inilah cara Yohanes merombak cara pikir orang Israel, yaitu waktu kerajaan itu datang, kerajaan itu tidak datang dengan perang seperti yang engkau pikir, kerajaan itu akan datang dengan Sang Raja mati di kayu salib. Itu cara Yohanes membahasakannya. Dan Lukas membahasakannya di dalam perikop yang baru kita baca. Kerajaan Allah akan datang dan Yesus mengatakan “Akulah yang akan bawa”. Maka dikatakan di ayat 49 “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan api itu telah menyala”. Yesus mengatakan “Akulah yang bawa kerajaan itu dan Aku berharap ini segera terjadi”. Tapi ayat selanjutnya mengagetkan karena dikatakan “Aku harus menerima baptisan”. Apa baptisan ini? Kalau kita tidak mengerti baptisan ini, maka kita harus kaitkan itu dengan panggilan Tuhan. Baptisan adalah pengkhususan untuk kerjakan panggilan dan panggilan untuk Kristus berakhir di kayu salib. Jadi Yesus sedang berbicara soal kematian Dia, baptisan adalah kematian Kristus dan ini mengagetkan, Kerajaan Allah datang, Rajanya datang, Anak Daud itu datang, Dia mewakili Allah menjadi Raja di bumi dan Dia akan klaim tahtaNya dengan cara mati. Ini mengagetkan sekali, Yesus mengatakan “inilah yang akan terjadi, kamu mengetahui bahwa Tuhan pelihara kamu, kamu mengetahui bahwa Tuhan adalah Tuan yang kepadaNya kamu harus bertanggung jawab. Dan kamu mengetahui Tuan itu akan segera datang, amatilah Tuanmu itu. Karena Tuanmu akan berperang dengan cara yang berbeda dengan dunia. Berperang dengan mengijinkan DiriNya menjadi posisi korban”, ini luar biasa sekali. Maka Yesus mengatakan “Aku harus menerima baptisan dan betapa susahnya hatiKu sebelum hal itu berlangsung”. Ayat 51 “kamu menyangka bahwa Aku membawa damai. Tidak, bukan damai tapi perang”, ini orang Israel sudah tahu. Karena kalau Kerajaan Allah datang pasti konflik dengan kerajaan dunia ini, tidak ada yang sama. Yesus sedang menyatakan itu. Ketika Kerajaan Sorga datang, langsung konflik dengan dunia ini. Tapi yang mengherankan adalah Kristus ambol posisi baptisan, posisi korban.
Ini yang diteliti dengan sangat baik oleh seorang teolog bernama Jurgen Moltmann. Jurgen Moltmann adalah seorang teolog yang sangat besar. Tapi heran, Allah ambil posisi korban, ini teologi dari Jurgen Moltmann yang sangat penting, Allah sebagai korban. Kristus datang ke dalam dunia ini dan Dia ambil posisi korban, konflik membuat Dia menjadi korban, bukan membuat Dia jadi pemenang. Tetapi uniknya dengan menjadi korban justru Dia jadi pemenang. Inilah pola pikir yang kita tidak bisa mengerti. Dan ini yang Yesus sedang katakan “Aku menerima baptisan dan Aku membawa konflik kepadamu”. Tuhan mengatakan “kalau engkau mengikut Aku berarti engkau bagian dari Kerajaan Allah yang sedang perang dengan dunia ini. Dan peperangan ini harus diperangi dengan engkau mengambil posisi korban”. Papa menyerang anak karena anak ikut Yesus, anak menyerang papa karena papanya ikut Yesus. Keluarga jadi pecah dan orang yang ikut Yesus akan konflik dengan keluarga tapi Yesus mengingatkan “Aku sudah terima baptisan, Aku ambil posisi korban”, maka Tuhan mengatakan kepada pengikutNya “engkau pun harus ambil posisi korban”. Ini adalah berita yang sangat mengejutkan, begitu merombak pemikiran dari orang Israel menafsirkan Perjanjian Lama. Itu sebabnya kalau kita tidak mengerti bahwa kedatangan pertama Kristus bukan untuk menghantam dunia ini dengan kekerasan tapi untuk menjadikan diriNya korban. Maka kita tidak akan mengerti apa maksudnya membawa sorga ke bumi, sorga dibawa ke bumi dengan meneladani apa yang Kristus bawa ke dalam bumi ini dan Dia bawa prinsip pengampunan sorgawi, Dia bawa prinsip kerelaan menjadi korban dari sorga, Dia membawa prinsip rela menyerahkan diri mengganti orang lain dari sorga ke bumi, ini yang Yesus bawa. Yesus tidak bawa emas sorga, tidak bawa malaikat sorga. Waktu Dia datang, Dia datang menjadi bayi kecil yang sangat rentan untuk mati, Dia tidak pernah undang malaikat untuk jaga Dia. Ini berita yang benar-benar sulit dimengerti, mengapa Dia yang paling berkuasa mengambil posisi korban? Ini di luar pikiran kita. Dan ini harus kita mengerti di dalam kerangka pikirnya orang Yahudi, Kerajaan Allah datang, bumi akan dihantam pakai posisi korban. Jadi korban mana bisa menang? Ini yang terus kita kemukakan, kalau kita korban mana bisa menang, harus hantam orang dulu baru bisa menang. Makanya kita lakukan apa yang perlu untuk punya kekuatan. Saudara dan saya masih terlibat dalam pola pikir yang lama yaitu pakai kekuatan untuk bisa berhasil. Bagaimana berhasil? Pakai kekuatan. Supaya tidak dipukul? Pukul duluan. Supaya tidak dihantam? Hantam duluan.
Ini teologi yang sangat penting karena Jurgen Moltmann melihat apa jadinya bumi kalau kita terapkan prinsip ini. Orang Kristen mengikuti Kristus menjalani cara ini menjadi korban dari hari pertama Kekristenan berdiri sampai sekarang dan tidak pernah gagal menyebarkan pengaruhnya.
Dan di dalam ayat 54 dan selanjutnya, Yesus memberikan peringatan, peringatan ini bukan untuk murid tapi untuk orang yang menindas para murid. Yesus mengatakan “apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, kamu berkata akan datang hujan dan itu terjadi. Kalau kamu lihat angin selatan bertiup, kamu berkata hari panas terik dan hal itu memang terjadi”, ini adalah orang yang biasa membaca cuaca. Tuhan Yesus mengatakan “Kerajaan Allah juga datang dengan tanda dari korban ini”, ketika umat Tuhan terus kamu tindas, harap kamu ketahui itu adalah tandanya Kerajaan Allah sedang dinyatakan. Ini peringatan bagi orang yang menindas. Orang yang menindas diperingatkan dengan cara mengatakan bahwa bukti kekalahan dari korban ini adalah bukti bahwa Kerajaan Allah akan menang. Ini mengagetkan sekali. Tapi itu yang Yesus lakukan. Yesus mengatakan inilah tandanya kalau kamu hai orang munafik tahu lihat tanda langit, mengapa tidak bisa menilai zaman ini? Maksud Yesus adalah waktu Dia dipaku di kayu salib, waktu Dia jadi korban, kamu harus tahu bahwa Kerajaan Allah sudah datang. Dan ini tidak lepas dari kebudayaan Yahudi pada waktu itu, karena mereka percaya mereka akan jadi korban dulu baru Kerajaan Allah datang. Maka Mesias yang menderita itu sudah datang dan Dia akan menghantam bumi dengan kerelaanNya menjadi korban. Lalu Dia panggil kita, Dia panggil kita untuk menjalankan prinsip sorga di bumi. Dan prinsip sorga itu adalah “Aku akan hantam bumi dengan menginjinkan diriKu dihantam. Aku akan hancurkan kerajaan bumi dengan mengijinkan diriKu menjadi korban”, inilah cara salib, dan inilah cara yang Tuhan ajak kita untuk kita lakukan. Saudara dan saya reaksi pertama akan mengatakan “mustahil, mana bisa seperti itu”, tapi Kristus membuktikan bukan hanya ini berhasil tapi sudah dijalankan selama ribuan tahun. Selama 2.000 tahun Kristen mengambil posisi korban dan selalu berhasil menancapkan pengaruhnya. Maka biarlah kita belajar hal ini, Saudara dan saya dipanggil untuk menjalankan keindahan hidup bersama dengan Kristus yang sedang menyatakan Kerajaan Allah. Mari jadi anak-anak Kerajaan ini. Sampai suatu saat Dia datang memulihkan seluruh KerajaanNya dan kita masuk di dalamnya. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan prinsip yang begitu indah, agung, tapi juga menakutkan ini.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)
- Injil Lukas
- 7 Sep 2016
Pengertian Tanggung Jawab
(Lukas 12: 41-48)
Pasal 12 adalah pasal yang sangat indah karena di bagian tengah sampai bagian yang kita baca membahas tentang dua hal yang perlu diseimbangkan di dalam mengenal Tuhan. Hal pertama, Injil Lukas 12 bagian tengah ini mengingatkan kita kepada pemeliharaan Tuhan, ini sudah kita bahas dalam beberapa pertemuan yang lalu. Tuhan memelihara umatNya, memelihara kita, mengetahui kebutuhan kita dan mencukupkan segala yang kita perlu. Jadi kita dengan aman melihat kepada Tuhan dan mengatakan “Dialah sumber dari semua yang saya perlukan. Dialah sumber dari segala kebaikan. Dialah sumber dari segala yang saya perlu untuk hidup. Di dalam Dia saya tidak perlu apa pun yang lain, Dia akan memberi kepada saya apa yang saya perlukan untuk menjalankan hidup yang Dia inginkan”. Jadi bagian pertama ini sangat indah, karena menekankan kepada kita tentang pengharapan kepada firman dan juga kepercayaan kepada janji Tuhan. Di dalam Kitab Suci, Tuhan menyatakan janjiNya di dalam konteks yang luar biasa sulit. Waktu Tuhan menyatakan janji, janji itu justru diberikan di dalam keadaan orang-orang tidak mendapatkan kemungkinan melihat pengharapan. Pada waktu tidak ada pengharapan, justru pada waktu itu pengharapan Tuhan dinyatakan. Ada seorang bernama Gerhard Sauter, dia menulis satu artikel yang berjudul tentang pengharapan Kristen yang benar. Apa yang disebut dengan pengharapan, mengapa pengharapan Kristen itu disebut pengharapan, apakah sama dengan pengharapan dunia atau tidak. Di dalam bagian di awal artikel, dia membahas tentang keunikan Tuhan memberikan janji. Tuhan memberikan janji di dalam wadah yang unik, yaitu wadah di dalam ketiadaan pengharapan. Tuhan akan selalu temukan cara, akan create cara untuk pelihara Saudara dan saya di segala keadaan. Ini yang bisa kita pelajari, Tuhan adalah Tuhan yang sudah berjanji dan menunaikan tanggung jawabNya didalam menjalankan janjiNya. Dia bukan bertanggung jawab kepada kita, tapi pada janjiNya sendiri. Dia mengikat diriNya dengan janjiNya dan Dia setia mengerjakannya. Tapi ini adalah bagian pertama mengenal Tuhan sebagaimana dinyatakan Lukas 12.
Bagian selanjutnya, Lukas 12 menyatakan tentang tanggung jawab, bagian yang tadi kita baca. Engkau mengandalkan Allah sebagai yang menopang hidup, engkau harus tahu bahwa Dia yang menopang hidup adalah yang berhak menuntut pertanggung-jawaban dari hidup kita. Dia yang setia pada perjanjianNya, Dia juga yang menuntut kita untuk setia kepada perjanjian yang kita ikat kepada Dia. Jadi Tuhan bukan hanya sekedar yang memelihara, Dia juga Hakim yang menuntut kita untuk bertanggung jawab. Maka kita sampai pada bagian yang sebenarnya sangat indah tapi mungkin kurang disukai banyak orang yaitu bagian tentang tanggung jawab. Tuhan mengatakan “Aku yang sudah pelihara engkau, juga adalah yang akan menuntut tanggung jawab dari engkau. Bagaimana pekerjaan yang Aku percayakan, sudah diselesaikan atau belum? Sudahkah engkau menjalankan kewajibanmu? Sudahkah engkau mengerjakan yang Aku percayakan untuk engkau kerjakan?”, Tuhan akan tuntut. Jangan pikir hidup kita adalah hidup yang cuma terima berkat, pemeliharan dan topangan setiap hari. Selalu ada sense tanggung jawab yang Tuhan terapkan dalam diri Tuhan, masukan di dalam hati yang harus kita jalankan. Kita bertanggung jawab kepada Tuhan. Yohanes Calvin mengatakan seluruh makhluk sebenarnya bertanggung jawab kepada Tuhan, sebagai ciptaan. Tuhan adalah yang berhak atas kita, karena Dia pencipta kita. Atas dasar itu saja pun Tuhan berhak menuntut seluruh tanggung jawab yang Dia mau tuntut dari kita, tanpa kita bisa tuntut balik, tanpa kita bisa lari dari Dia. Jadi Tuhan berhak menuntut tanggung jawab dan Dia akan lakukan itu. Maka Tuhan Yesus mengingatkan meskipun kamu nyaman di dalam pemeliharaan Tuhan, jangan terbuai lalu merasa kedekatan dengan Tuhan itu sebagai kedekatan yang intim, yang baik, yang penuh kasih, itu benar, tapi di sisi lain juga penuh dengan pertanggung-jawaban. Saya harus bertanggung jawab kepada Tuhan, saya tidak boleh lalai, saya harus bertanggung jawab di dalam hidup. Tema tanggung jawab ini secara unik dibahas oleh seorang bernama Nicholas Wolterstorff, ia menulis tentang kasih, justice dan lain-lain. Di dalam tema keadilan yang dia tulis, dia mengatakan bahwa orang sering menuntut hak, diperlakukan tidak adil karena haknya dicabut. Tetapi sebenarnya ada satu yang harus dituntut yaitu ketika kita dicabut dari kewajiban, kalau saya tidak dibiarkan mengerjakan kewajiban saya, saya pun sedang dilanggar kemanusiaannya. Ini tema yang jarang kita protes, “saya protes, mengapa saya tidak diberi kewajiban, mengapa saya tidak dituntut bertanggung jawab, mengapa saya tidak dihakimi, mengapa tidak ada yang tuntut saya untuk mempertanggung-jawabkan perbuatan saya? Saya marah karena saya sedang tidak dihakimi”, jarang yang seperti itu. Ini yang Wolterstorff bilang kekurangan di dalam dunia kita, kita pengejar hak, kita pengejar kenikmatan, kita pengejar jalan pintas, kita pengejar kesenangan. Dan Tuhan melatih umatNya untuk bertanggung jawab kepada Dia, melalui orang-orang yang Dia tunjuk sebagai wakil Dia. Siapa wakilNya? Hamba Tuhan contohnya, ini Alkitab yang mengatakan. Jadi hamba Tuhan menjadi wakil dari Tuhan untuk menuntut jemaat atau orang bertanggung jawab kepada Tuhan. Lalu siapa lagi? Pemerintah, guru, dosen, orang-orang yang menjadi kelapa Saudara, itu yang Tuhan pakai untuk melatih Saudara bertanggung jawab kepada Tuhan. Jadi bagaimana cara bertanggung jawab kepada Tuhan? Salah satunya adalah dengan saya bertanggung jawab kepada lembaga atau orang yang Tuhan percayakan mewakili Dia untuk menuntut pertanggung- jawaban kita. Jadi ada dua sisi, Tuhan adalah Tuhan yang pelihara sekaligus yang berhak menuntut tanggung jawab kita, apakah engkau sudah kerjakan yang baik? Apakah engkau sudah jalani hidup dengan benar? Apakah engkau sudah kerjakan tugas yang Tuhan percayakan? Apakah engkau sudah melihat Tuhan sebagai hakim yang berhak dan akan menuntut pertanggung-jawaban dari hidup kita secara detail dan ketat? Ini harus kita pahami. Tuhan kita bukan Tuhan yang longgar, yang waktu kita datang dan mengatakan “maaf Tuhan, agak pegal sedikit, jadi mohon maklum”. Tuhan tidak akan mengijinkan kita mengalami keadaan longgar seperti itu karena Dia sedang latih kita untuk bertanggung jawab. Itu sebabnya dua sisi ini perlu kita kenal dari Tuhan, dua sisi yang sangat indah sebenarnya, yaitu Tuhan menjadikan kita manusia sejati dan manusia sejati itu menjadi manusia waktu dia kerjakan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Mari kita latih diri, apa yang Tuhan yang percayakan kita kerjakan dengan sungguh, dengan tepat, dengan akurat, demi Tuhan bukan demi manusia.
Maka Tuhan menyatakan diri sebagai yang akan minta pertanggungan jawab dan yang akan mempercayakan kita lebih lagi kalau kita bertanggung jawab. Di dalam ayat 43 dikatakan “berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia sebagai pengawas segala miliknya. Siapa yang bertanggung jawab akan terus ditambahkan kepercayaan oleh Tuhan”. Ini dianggap sebagai hak istimewa, bukan beban ayau pemanfaatan orang. Seringkali di dalam gereja Tuhan orang yang dipercaya itu pasti diminta untuk mengerjakan banyak hal. Kalau Saudara tidak percaya, coba kerjakan pelayanan dengan bertanggung jawab, tidak pernah terlambat, selalu baik, selalu beres, pasti akan ditambah. Jika tujuan akhirnya mau senang-senang, ini yang membuat tanggung jawab tidak relevan di dalam pencapaian hidup atau pun di dalam menjalankan hidup sehari-hari. Proses itu menyebalkan, proses itu menyusahkan, makin pendek proses makin baik keadaannya. Jadi saya tidak perlu kerja, tidak perlu bertanggung jawab, yang penting hasil akhir, ini yang sedang dilatih oleh dunia kita. Maka kita menjadi orang gampangan, orang yang senang hal instan, serba cepat, yang segera, demi nama efisiensi. Tapi kalau efisiensi awalnya digembar-gemborkan supaya produktifitas bertambah, sekarang kita hidup di dalam efisiensi sebagai esensi, “apa nilai hidupmu?”, “efisiensi adalah nilai hidup saya. Efisien untuk efisien”, ini yang merusak di dalam dunia sekarang. Makanya sekarang kita lihat segala sesuatu yang sifatnya instan sudah mematikan ketekunan kita untuk berproses. Di sini siapa yang mengatakan “saya lebih senang mendengarkan kotbah kalau langsung to the point saja, tidak putar-putar kemana dulu, demi efisien”, apa yang bisa dikotbahkan dalam 15 menit, mengapa mesti 1 jam? Tapi saya melatih Saudara untuk membangun argumen, membangun pengertian dulu untuk mendapatkan pengertian puncaknya, tidak langsung main potong. Tapi zaman ini menawarkan segala sesuatu yang efisien, supaya kita tidak perlu berproses, tidak terbiasa memikul tanggung jawab, tidak terbiasa memikul hal yang sulit, yang kita tidak mau tapi harus kita pikul. Maka segala sesuatu yang efisien menjadi dewa kita, kita lakukan apa pun dengan seefisien mungkin. Makan kalau bisa efisien, apa pun efisien, apa pun kalau bisa lakukan dengan segampang mungkin.ini sangat tidak tepat.
Lalu dalam ayat 45 dikatakan “akan tetapi jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: tuanku tidak datang-datang. Lalu dia mulai memukul hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabok, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya”. Waktu baca ini saya sedikit aneh, sedikit tidak mengerti karena yang pertama Tuhan membahas tentang bertanggung jawab kepada Tuhan, mengapa swing-nya, antitesisnya adalah orang yang merampok, memukul dan mabok, ini agak aneh. Ini tidak adil, orang bertanggung jawab lawannya adalah orang yang lalai, tapi mengapa di sini dikatakan orang yang bertanggung jawab lawannya adalah orang jahat? Ini cara Alkitab membahas tentang bedanya orang kudus dan tidak. Tidak ada titik tengah, tidak ada netral, yang ada adalah orang yang positif baik atau negatif jahat. Maka Alkitab mengatakan di sini orang yang tidak suka bertanggung jawab adalah seperti orang yang suka pukul orang lain, menindas orang lain dan suka mabok. Ini sebenarnya gambaran untuk hidup sembarangan, hidup untuk diri, dan punya kekuatan untuk menjalankan hidup untuk diri. Jadi orang bertanggung jawab di dalam pengertian yang Yesus bagikan adalah orang yang mengerti bagaimana hidup di dalam komunitas. Mengapa dia kerjakan tanggung jawab? Karena dia tahu dia tidak hidup sendiri, dia tahu ada komunitas, dia tahu ada orang lain yang akan bertanggung pada tugas dia. Kalau dia tidak beres, dia akan pengaruhi orang lain juga, maka dia kerjakan pekerjaannya karena dia sadar dia hidup di dalam komunitas. Orang yang tidak sadar dia hidup di dalam komunitas adalah orang jahat.
Lalu di dalam bagian akhir Tuhan Yesus mengatakan ada hamba yang tahu dan tidak. Yang tahu dan tidak kerjakan, dihukum lebih besar, yang tidak tahu dan tidak kerjakan, hukumannya lebih kecil. Ini artinya apa? Ada seorang bernama Joel Green, seorang ahli Perjanjian Baru memberikan pengertian yang bagi saya indah sekali, dia mengatakan di dalam konteks ayat 47-48, Tuhan Yesus sedang berbicara tentang pemimpin dan bukan pemimpin. Siapakah yang tahu dan melanggar? Itu pemimpin yang melanggar. Siapa yang tidak tahu dan melanggar? Itu bawahan yang melanggar. Jadi di sini sedang ada pembedaan antara hamba Tuhan atau pemimpin dengan orang yang dipimpin. Pemimpin adalah orang yang tahu, waktu dia melanggar akan dipukul keras. Yang bawahan adalah orang yang tidak tahu, waktu melanggar pukulannya lebih ringan. Jadi bagian ini sedang mengajarkan siapa dipercayakan jadi pemimpin tanggung jawab harus dikerjakan dengan lebih keras. Karena sebagai pemimpin, engkau lalai, engkau akan dipukul lebih keras dari pada jemaat yang lalai. Inilah yang Tuhan Yesus ajarkan. Di sini ada keindahan mengenal Tuhan, Tuhan adalah yang akan topang hidup Saudara, tapi juga yang akan berhak menuntut tanggung jawab. Kalau saat ini Tuhan panggil kita, atau nanti malam atau besok Tuhan panggil kita, lalu Tuhan tanya “sudahkah engkau bertanggung jawab di dalam hidupmu?”, beranikah kita bilang “iya, saya sudah bertanggung jawab”. Biarlah ini kita pikirkan baik-baik. Dan saya akan tutup dengan 3 poin singkat mengenai bagaimana bertanggung jawab di hadapan Tuhan, bagaimana saya bisa dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab di hadapan Tuhan? Pertama, kalau saya punya sense waktu itu singkat, waktu pendek, saya mesti kerjakan sebaik mungkin, karena kesempatan untuk kerjakan ini mungkin tidak ada lagi besok. Sense seperti ini harus kita miliki. Perasaan bahwa mungkin ini yang terakhir saya mendedikasikan untuk Tuhan. Saya kerjakan sebaik mungkin”. Inilah sense waktu yang kita perlukan untuk bertanggung jawab kepada Tuhan, ini kesempatan saya untuk mendedikasikan hidup bagi Tuhan, mendedikasikan pekerjaan bagi Tuhan, saya harus kerjakan sebaik mungkin. Lalu hal kedua, Saudara harus punya perasaan tanggung jawab untuk apa yang ada di depan. Kerjakan apa yang ada di depan. Kadang-kadang banyak mahasiswa punya idealisme tinggi, “apa cita-citamu?”, “membebaskan Indonesia dari kemiskinan, membebaskan Indonesia dari politik yang korup, membebaskan Indonesia dari keadaan kesenjangan yang besar”, lalu ditanya “papermu sudah dikumpulkan?”, “belum”, “mengapa belum selesai papernya?”, “karena tugas saya adalah membebaskan Indonesia dari kemiskinan, membebaskan Indonesia dari kesenjangan”, itu omong kosong. Orang yang tidak kerjakan PR-nya hari ini, tidak perlu bicara soal mau kerjakan apa 5 tahun lagi, karena yang satu bulan saja tidak beres apa lagi yang lima tahun. Jadi poin kedua di dalam bertanggung jawab kepada Tuhan adalah kerjakan yang Tuhan percayakan sekarang. Jangan demi ide-ide masa depan, kita mengabaikan apa yang harus kita kerjakan sekarang. Lalu hal ketiga, tanggung jawab dihadapan Tuhan berarti mempersiapkan hal yang Tuhan mau percayakan nanti, saya sudah persiapkan sekarang. Saudara diberi uang, Saudara harus pikirkan ketiga hal ini, yaitu saya harus kerjakan apa dengan uang ini, apa yang harus saya pertanggung-jawabkan pada saat ini, kemudian yang ketiga masa depan itu saya siapkan dengan cara apa dengan uang ini, dengan menabungkah, dengan invest kemanakah? Jadi unsur ini harus ada. Saudara mungkin punya panggilan ke depan “saya mau kerjakan ini, saya mau melakukan ini”, persiapannya harus dilakukan dari sekarang. Orang-orang yang menyerahkan diri jadi hamba Tuhan, dari sekarang sudah mulai cicil baca buku teologi dan lain-lain. Ketiga hal ini bisa membuat kita bertanggung jawab dengan baik di hadapan Tuhan. Kerjakan dengan waktu yang ada, dengan mengatakan “ini waktu terakhir, saya harus kerjakan sebaik mungkin”. Yang kedua selesaikan tanggung jawab yang dipercayakan sekarang. Lalu yang ketiga mempersiapkan ke depan suatu cita-cita atau ide yang dari sekarang mulai dirintis. Kalau dari sekarang kita tidak rintis apa pun, berhenti bercita-cita, berhenti mimpi. Karena mimpi itu akan terjadi ketika Saudara sudah tentukan strategi melangkahnya itu ke mana. Saudara jangan mimpi ke depan kalau tidak ada persiapan sekarang, apa yang kita inginkan ke depan harus dipersiapkan sekarang. Orang yang mimpi omong kosong adalah orang yang punya impian tapi tidak mau kerja untuk mencapai itu. Kalau kita mau kerja, kita terus realistis, kita targetkan sedikit-sedikit tapi makin lama makin bertambah. Ketiga hal ini menjadi suatu hal yang bisa kita kejar, yaitu menyadari waktu sempit, bertanggung jawab untuk apa yang dipercayakan saat ini dan mempersiapkan tanggung jawab di dalam rencana besar di masa depan. Kiranya Tuhan memimpin untuk kita menyadari bahwa ada Allah yang menuntut pertanggung-jawaban kita yang berhak untuk menjadi hakim dan meminta kita untuk mengerjakan apa yang Dia perintahkan. Kiranya Tuhan memberkati kita semua.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)