Anak Manusia Dipermuliakan

(Yohanes 12: 20-33)
Bagian ini penting sekali dalam Injil Yohanes, karena Yesus datang ke Yerusalem untuk mendirikan kerajaan yang berbeda dengan kerajaan dunia ini. Ini kalimat yang Tuhan Yesus katakan di depan Pialtus, Pilatus bertanya “Engkau raja?”, Yesus mengatakan “untuk itulah Aku datang, tapi kerajaanKu bukan dari dunia ini. Seandainya KerajaanKu dari dunia ini, tentu pengikutKu sudah melawan”. Jadi Tuhan Yesus datang menyatakan KerajaanNya, tapi dia mengatakan KerajaanNya ini berlawanan dengan kerajaan dunia ini. Cara menyebarkannya berlawanan dengan cara memperbesar kerajaan dari dunia ini. Prinsip yang ada di dalamnya berbeda, berlawanan dengan prinsip yang ada di dunia. Itu sebabnya ketika Yesus masuk ke Yerusalem dan orang banyak meninggikan Dia, memuliakan Dia, Dia memberitakan kalimat ini, menyatakan kematianNya dalam sorotan Injil Yohanes. Yohanes memberikan sorotan yang sangat penting dalam bagian ini. Juga memberikan penjelasan mengapa Yesus begitu populer, mengapa waktu Dia masuk ke Yerusalem, semua orang mengagumi Dia. Apakah hal yang membuat Dia dikagumi? Dalam pasal 11, Yohanes menyatakan bahwa kebangkitan Lazarus itulah yang membuat Dia dikagumi. Yesus melakukan mujizat dan Yohanes menyusunnya dengan cara yang makin lama makin besar, mulai dari mengubah air menjadi anggur, sampai mujizat pasal 11 yaitu membangkitkan orang yang 4 hari sudah mati. Setelah itu masuk di dalam bagian akhir, mujizat yang paling besar, tanda yang paling mulia, adalah Yesus mati dan bangkit, inilah tanda yang paling besar. Jadi Injil Yohanes sedang mengarahkan kita untuk melihat Yesus dengan penglihatan atau pengertian yang makin lama makin besar. Ini unik sekali, Yohanes seolah-olah mengajak kita untuk melihat pelan-pelan selubung di mata kita dibuka. Dan dikatakan ada orang-orang Yunani, yang kita tahu ini adalah orang Yunani yang sudah menjadi penganut agama Yahudi, mereka minta bertemu dengan Tuhan Yesus, dan mereka cari Filipus karena Filipus dari Betsaida, di Galilea, ini daerah Galilea yang sangat familiar dengan budaya Yunani. Mereka bisa berbahasa Yunani dengan wajar dan Filipus adalah salah satu orang yang sangat fasih berbahasa Yunani, sehingga orang-orang Yunani ini datang ke Filipus lalu minta dipertemukan dengan Yesus. Ini merupakan hal yang sangat besar karena nama Yesus mulai terbuka, bangsa-bangsa lain akan datang kepada Mesiasnya Israel.

Ini tanda-tandanya sudah genap, Yesus dipuji oleh seluruh Yerusalem masuk dengan seekor keledai, bangsa lain datang, ini sudah penggenapan. Tetapi Yesus justru memberikan kotbah yang sangat berbeda dengan pengharapan para murid. Murid-murid datang memberitahu kepada Yesus “ada orang-orang Yunani mau ketemu”, Yesus tidak menjawab dengan mengatakan “sekaranglah saatnya Anak Manusia dipermuliakan, panggil orang Yunaninya ke sini”, tidak begitu. Di sini Yesus mengakui benar sekarang saatnya. Murid-murid mengatakan “sekarang saatnya, orang Yunani sudah datang”, Yesus mengatakan “betul, sekarang saatnya karena Aku akan dipendam, dikubur seperti biji dari gandum dipendam di tanah”. Ini mengejutkan sekali, tiba-tiba Yesus mengatakan “benar sekarang saatnya tiba, sebab biji gandum itu harus mati dan itu adalah Yesus”. Yesus mengatakan kalau Dia tidak mati, tidak akan menghasilkan banyak buah. Dia mati supaya buah itu muncul. Di sini kita melihat agungnya Kristus yang mengosongkan diri. Dia tidak hanya mengosongkan diri dengan menjadi manusia saja lalu mati bagi manusia, tapi Dia pun mempersiapkan pekerjaan besar baru terjadi setelah Dia. ini hal yang luar biasa, kapan buah dari pekerjaan Yesus menjadi nyata? Waktu Kristus sudah tidak ada di bumi. Saudara tidak akan menemukan catatan yang mengatakan Yesus menyebarkan Injil Kerajaan Allah ke Roma, Dia tidak pernah mengadakan perjalanan ke Roma, kalau iya, bukankah itu bagus sekali? Dia pergi ke Roma, ke istana kaisar, baru kemudian pergi ke senat, di sana melakukan mujizat. Ada orang yang macam-macam, diubah menjadi kusta, ada yang mati kemudian dibangkitkan, orang Roma kagum. Dia tidak pernah kerjakan apa pun untuk diriNya, “Aku harus mati supaya yang lain muncul dan menjadi buah yang besar”. Umat Tuhan akan dibangkitkan setelah Dia mati, setelah Dia menjadi korban. Ini prinsip yang indah sekali. Kalau misalnya kita cuma bisa dapat satu kesempatan belajar dari Kristus, mungkin hal ini yang harus kita prioritaskan, bagaimana mengosongkan diri demi buah itu muncul. Lalu setelah buah itu muncul, Yesus tidak pernah concern untuk mengingatkan orang-orang bahwa ini adalah Dia yang awalnya kerjakan. Kristus mati, dipendam, supaya nanti muncul buah. Murid-murid yang kerjakan. 40 hari Dia keliling, tidak pernah tunjukan kepada orang lain, hanya kepada murid-murid. Mungkin murid-murid mengatakan “akan lebih indah kalau Engkau menunjukan diri kepada Pilatus, kepada imam besar itu. Setelah Engkau bangkit, bisa tunjukan kepada orang-orang itu, bukankah itu lebih baik?”. Tapi Yesus hanya menunjukan diri kepada para murid dan mengatakan “engkaulah buahnya”, buah dari Dia yang dipendam. Konsep pengorbanan demi memberkati orang lain itu konsep original Kekristenan. Kalau Saudara dengar cerita yang ada pengorbanannya selalu jauh lebih menggerakkan dari pada cerita percintaan. Kalau Saudara nonton opera temanya percintaan, itu rendah sekali, tapi kalau nonton opera temanya hero, pahlawan, kerelaan orang berkorban demi orang lain, itu jauh lebih mulia.

Tapi di ayat 24 seolah-olah ada berita yang benar-benar beda dari pengharapan mereka. Ayat 25 lebih menakutkan lagi karena Yesus menginginkan mereka mengadopsi cara Dia. Yesus ingin umatNya mengadopsi cara Dia. Yesus bukan cuma menunjukan “saya mengerjakan ini, silahkan kamu nikmati”, Yesus mengatakan “ini yang Aku kerjakan, engkau harus kerjakan”. Di dalam ayat 25 dikatakan “barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal”. Tadi kita sudah membahas tentang nyawa, tentang hidup, Yesus tidak memaksudkan orang harus rela mati demi mati itu sendiri. Mati itu gampang, kalau Saudara tidak percaya tunggu saja, kalau tidak besok, 30 tahun,mati itu gampang, Saudara akan merasa lebih sulit bertahan hidup dari pada mati. Barang siapa mencintai nyawanya, kehidupan dan segala maknanya, dia akan kehilangan. Barang siapa kehilangan, dia akan mendapatkan. Jadi ini bukan sekedar hidup, tapi hidup yang ada makna. Ini paralel dengan yang dikatakan Yesus di dalam Matius, ketika Petrus tanya “kami sudah tinggalkan semua demi Engkau, apa yang kami dapat?”, Yesus mengatakan “jika seorang meninggalkan rumahnya, ladangnya, keluarganya, demi Injil Kerajaan Allah, dia akan peroleh kembali berkali-kali lipat”. Ini janji Tuhan, kalau Saudara tinggalkan demi Injil akan dapatkan berkali-kali lipat. Tapi orang yang tinggalkan demi Injil adalah orang yang tidak berharap akan dapat berkat berkali lipat, ini pengertian yang harus kita lihat. Matius sangat teliti dengan penggunaan kalimat. Jadi siapa yang meninggalkan uang demi Injil akan mendapatkan berkali-kali lipat. Kalau begitu apakah teologi sukses benar? Tidak benar, karena orang yang tinggalkan uang demi dapat uang tambahan, itu bukan orang yang tinggalkan uang demi Injil. Orang yang tinggalkan uang demi Injil adalah orang yang sudah siap “saya tidak suka ini, saya lebih suka Injil. Uang ini saya buang demi dapat ini”, ini yang justru dapat. Bisa lihat bedanya kan. Jadi ini bukan perkataan dari orang yang meninggalkan sesuatu supaya dapat lagi, maka Yesus bilang “jika engkau meninggalkan segala sesuatu demi Injil, engkau akan dapat lagi”, tapi harus tinggalkan segala sesuatu bukan demi dapat lagi, inilah yang akan dapat lagi. Dapatkah Saudara mengerti? Demikian juga di bagian ini, barang siapa kehilangan nyawanya itu bukan sekedar mau bunuh diri, ayat ini mungkin disenangi oleh orang yang depresi tingkat tinggi “mati itu menyenangkan? Bunuhlah saya, saya sudah bosan hidup”, bukan. Jadi dia sudah siap hati untuk kehilangan nyawanya, meskipun tidak mati. Tapi Tuhan pulihkan, Tuhan berikan. Ini yang dimaksud dengan barang siapa tidak rela hilang, dia tidak akan bisa menikmati. Tapi Saudara tidak boleh deal dengan Tuhan dengan untung rugi.

Ayat 26 “barang siapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku”, Yesus tidak mencintai nyawaNya, maka Bapa membangkitkan Dia dan berikan tempat yang paling tinggi. Apakah waktu Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, motivasinya adalah ditinggikan? “mengapa engkau datang ke dalam dunia hai Yesus Kristus?”, “karena BapaKu sudah janji kalau Aku mau datang, rela disalib, mati, nanti Dia bangkitkan, lalu Dia taruh Aku di tempat yang paling tinggi. Itu yang Aku kejar”. Yesus ngomong begitu? Tidak mungkin, Dia tidak peduli kemuliaan diriNya. Dari poin pertama Dia melayani di bumi sampai Dia diangkat oleh Bapa, sampai Dia ditinggikan di bumi ini, Dia tidak pernah ada concern untuk memuliakan diriNya. Saya mau ajak Saudara, kita semua untuk bersiap mengikuti Yesus, punya kerelaan hati untuk berada di tempat Kristus berada. Mari kita belajar melihat ini lebih penting dari pada apa pun. Bagaimana melayani Yesus itu berarti mengimitasi apa yang Dia sudah kerjakan di dalam hal ini, yaitu rela kehilangan demi yang lain dapat. Rela dipendam, demi yang lain menghasilkan buah. Kalau kerelaan ini tidak ada pada diri kita, kita tidak bisa menjadi pelayan yang baik. Maka pada ayat 27 dikatakan “sekarang jiwaku terharu dan apakah yang Aku katakan Bapa selamatkanlah Aku dari saat ini”, Yesus bergumul tapi Dia memutuskan untuk Bapa mempercepat waktunya. Jadi di sini Yesus menyatakan bahwa diriNya begitu penuh dengan beban berat “haruskah Aku minta Allah meluputkan Aku atau tidak?”, tapi Yesus mengatakan “tidak, untuk itulah Aku datang pada saat ini”.

Dalam ayat 28 dikatakan “Bapa muliakanlah namaMu”, kalimat ini menyimpulkan pergumulan Yesus di ayat sebelumnya. Di ayat sebelumnya Yesus mengatakan “haruskah Aku berkata Bapa selamatkanlah Aku”, tapi bagian selanjutnya Dia mengatakan “tidak, untuk ini Aku datang, maka Bapa permuliakanlah namaMu”. Di sini Bapa menjawab dengan mengatakan “Aku telah memuliakanNya dan Aku akan memuliakanNya lagi. Permuliakanlah namaMu”. Apa itu kemuliaan Allah? Segala sesuatu adalah untuk kemuliaan Allah, tapi kemuliaan Allah itu apa? Ada kotbah dari Paris Reidhead, saya dulu dengar tahun 2010, dia kotbah Ten Shekels and a Shirt, jadi kotbah dari seorang Lewi di Kitab Hakim-hakim, dia mau melayani di tempat yang membayar lebih banyak, akhirnya dia dibayar oleh satu keluarga, dia menjadi imam di situ dan dibayar. Di kotbah itu dia mengatakan orang liberal memanfaatkan Tuhan untuk kehidupan damai di sini. Tuhan akan membuat damai, membuat kita saling menerima, membuat kita cocok satu dengan yang lain, membuat tidak ada lagi permusuhan, pokonya tenang, Dialah yang akan membuat itu. Jadi Dia adalah sarana perdamaian di bumi tujuannya. Tapi orang Injili juga salah, karena kita memanfaatkan Yesus untuk sorga. Mengapa engkau percaya Yesus? Karena saya ingin masuk sorga. Jadi Yesus itu siapa? Yang antar saya ke sorga. Jadi yang penting Yesus atau sorga? Sorga. Yesus gunanya apa? Antar ke sorga. Sorgalah tujuan, Yesus sarana, sorgalah sasaran, Yesus yang antar. Jadi sorga yang penting, Yesus sarana, kalau bukan Dia sarananya, kita pakai yang lain. Ini adalah pengkhianatan, menurutnya. Kita tidak dipanggil menjadi orang seperti itu, kita bukan orang-orang yang menikmati hal lain lalu suruh Tuhan menjadi yang melengkapi untuk kita memperoleh hal itu. Maka di dalam pengertian di kotbah itu, Reidhead mengatakan segala sesuatu adalah untuk kemuliaan Tuhan, itulah yang menjadi tujuan final, kemuliaan Tuhan. Mengapa saya hidup? Untuk kemuliaan Tuhan, mengapa saya melayani? Demi kemuliaan Tuhan. Mengapa Kristus rela mati? Demi kemuliaan Tuhan. Tapi kalau kita tanya apa itu kemuliaan Tuhna? Kalau kemuliaan Tuhan itu begitu penting, bagaimana mendefinisikan ini. Sebenarnya konsep yang ada di balik pengertian kemuliaan Tuhan, itu ada di dalam tulisan para rabi, disebut shekinah. Shekinah adalah pernyataan kemuliaan Tuhan yang ada bersama dengan umatNya. Dalam Bahasa Ibrani, kata yang dipakai untuk tebernakel itu kata yang sama secara huruf konsonan dengan shekinah. Berarti antara pernyataan kemuliaan dan berdiamnya Tuhan bersama manusia itu adalah hal yang sama. Jadi ketika kita mengatakan “permuliakanlah namaMu”, ini berarti Tuhan hadir bersama umatNya, itulah kemuliaanNya. Maka di sini dikatakan “Bapa permuliakanlah namaMu”, maksudnya adalah segera datang nyatakan kemuliaanMu di tengah umatMu. Bagaimana mungkin itu bisa? “matikan Aku di kayu salib”. Jadi kalimat “permuliakanlah NamaMu”, ini berarti Yesus sedang mengatakan “percepat waktunya supaya Aku segera disalib”, Yesus sudah tidak sabar mau mati atau apa? Yesus bukan tidak sabar mau mati, Yesus tidak sabar Allah mengunjungi umatNya dan menyatakan kemuliaanNya bersama-sama umatNya. Yesus sangat ingin umat Tuhan menikmati Allahnya, dan Allahnya disenangkan oleh umatNya, dan untuk itu Dia harus mati di kayu salib. Maka Yesus mengatakan “segera nyatakan saat itu”. Yesus rela datang ke kayu salib karena Dia tahu akibatnya, buah yang akan dihasilkan adalah kemuliaan Tuhan di tengah-tengah umatNya. Tapi coba lihat waktu Allah menjawab Dia “Aku telah memuliakanNya, dan Aku akan memuliakanNya lagi”.

Ayat 29 ada dua respon. Respon pertama mengatakan “itu suara guntur”, yang kedua mengatakan “itu malaikat”, tidak ada dari mereka yang tahu ini adalah suara Allah. Mengapa dibilang ini suara guntur? Yohanes mau mengatakan bahwa orang buta tetap buta dan orang tuli tetap tuli sampai akhirnya. “Sudah dengar Tuhan berfirman?”, “tidak”, “yang kamu dengar apa?”, “guntur”, jangan-jangan Saudara dengar kotbah pun begitu. Mengapa tidak peka? Karena memang sudah terbiasa untuk tidak mendengar suara Tuhan. Ini tema yang beberapa kali diulang di Yohanes. Ada orang yang tidak terbiasa mendengar Tuhan, sehingga Tuhannya berbicara, itu asing buat dia, mirip suara guntur saja. Ini kelompok pertama. Kelompok kedua mengatakan mereka dengar ada suara, tapi menurut mereka ini adalah suara malaikat. Suara malaikat berbicara dengan Yesus. Kalau benar malaikat yang berbicara keras seperti ini, berarti kiamat sudah dekat, sudah akan jadi. Jadi ketika mereka mengatakan “malaikat berbiara dengan Dia”, ini kalimat yang menunjukan merek pikir waktunya sudah tiba, kemuliaan akan dinyatakan. Tapi bagi Yesus dua ini sama sesatnya, yang satu mendengar suara seperti guntur, yang satu mengatakan “ini saatnya kerajaan Allah dinyatakan, malaikat berseru”, tapi Yesus mengatakan keduanya tidak benar. Yang benar adalah muridNya. Maka di dalam ayat selanjutnya dikatakan “ini terjadi karena kamu hai murid-murid, bukan karena Aku”. Jadi murid-murid yang bisa mendengar suara Bapa, menyetujui AnakNya, mengatakan “ini AnakKu, engkau harus mendengarkan dan Aku akan mempermuliakan namaKu melalui engkau”. Di sini Yesus sedang menyatakan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan melihat penggenpaan rencana Tuhan di dalam diri Kristus dan dia akan peka melihat waktu itu terjadi, akan tahu. Tuhan akan bukakan pada sekelompok orang ini.

Kemudian Yesus menyatakan lagi kalimat yang begitu agung, di ayat 30 dan 31 dikatakan “sekarang berlangsung penghakiman dan penguasa dunia akan dilempar keluar”, karena Yesus ditinggikan. Kematian Yesus dijelaskan di sini, Dia akan ditinggikan dari bumi, di paku di atas kayu salib. Dan dengan jalan ini Dia akan kumpulkan semua orang milikNya, yang diberikan Bapa kepadaNya, yaitu semua orang yang akan mendengar suara Bapa, orang yang akan mengerti apa yang Allah sedang lakukan, dan orang yang akan meneladani Dia. Di ayat 26 dikatakan “ikut Aku, dimana Aku berada engkau harus berada dan layani Aku”. Kalau Saudara melayani Yesus, Alkitab mengatakan Bapa menghormati Saudara. Ini kalimat yang luar biasa, mengapa Allah yang begitu agung mesti menghormati manusia? Tetapi Allah yang agung itu menghormati kita karena kita menghormati AnakNya, karena kita mengerjakan apa yang AnakNya mau, karena kita melakukan apa yang AnakNya lakukan dan kita meninggikan nama Dia. Maka inilah yang Tuhan tuntut, ada orang-orang yang mengerti siapa Tuhan Yesus dan mulai mengikuti teladanNya, kemudian mulai menyebarkan berita tentang siapa Dia. Dan dipakai sepenuh-penuhnya untuk mengerjakan apa yang Tuhan mau. Inilah orang-orang yang Tuhan bangkitkan, inilah orang-orang yang Tuhan pilih untuk melayani gereja Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)

Bukan Mencari Kebanggaan Diri

(Lukas 11: 37-44)
Untuk memahami ayat 37-54, kita mesti mengerti dulu apa yang menjadi latar belakang orang Yahudi. Apa yang dimaksudkan oleh orang Farisi ini? Mengapa dia mengundang Tuhan Yesus makan? Lalu waktu Yesus tidak cuci tangan, dia marah. Apakah karena tidak cuci tangan maka dia ingin membunuh Yesus? Mengapa cuci tangan? Bagi orang Yahudi makan bersama itu punya beberapa pengertian yang kita harus tahu dulu. Dan mengapa kita mesti tahu? Karena kita adalah umat Tuhan, kita lanjutkan apa yang Tuhan kerjakan melalui Israel. Sekarang Tuhan bekerja tidak pakai Israel secara fisik, sekarang Tuhan bekerja pakai Israel rohani yaitu kita, dan Tuhan melanjutkan pekerjaanNya sejak awal. Karena itu kita mesti tahu dulu apa yang mereka maksudkan ketika mereka mengadakan makan bersama. Yang pertama, orang Israel makan bersama untuk mengakui bahwa Tuhan memberikan berkatNya untuk dinikmati bersama, bukan untuk individu. Aspek kedua, ini adalah aspek yang lebih menekankan keadilan, keseimbangan. Waktu umat Tuhan menikmati makan, mereka melakukan makan bersama supaya tidak ada yang kurang. Jadi mereka mau memastikan di dalam makan bersama tidak ada yang lapar. Saya menikmati makanan dan saya pastikan di dalam komunitas ini tidak ada yang lapar, semua dapat. Ini sebabnya ada makan bersama. Ketiga, makan bersama menunjukan siapa temanku, siapa yang bukan. Keintiman makan bersama adalah keintiman di dalam identitas “saya adalah umat Tuhan, begitu juga orang-orang yang bersama-sama di dalam komunitas yang makan bersama ini”. Lalu yang keempat, makan bersama itu berkait dengan eskatologi. Orang Yahudi mempunyai konsep bahwa pada zaman akhir nanti, ketika Tuhan datang dan memulihkan kerajaanNya, Dia akan mengundang orang-orang Israel untuk makan. Tapi tidak semua diundang, hanya yang setia. Kalau kita belajar untuk menerapkan 4 konsep ini, baru terasa bahwa persekutuan makan itu lebih indah dari pada yang kita kenal selama ini.

Tapi ada problem, yaitu kalau makan itu penting dan makan bersama menunjukan identitas umat Tuhan, berarti yang bukan umat tidak boleh ikut, yang bukan umat tidak boleh berbagian. Itu sebabnya orang Yahudi sangat anti makan bersama dengan orang non-Yahudi. Orang Yahudi tidak boleh masuk ke rumah orang kafir, orang Yahudi tidak boleh makan satu meja dengan orang non-Yahudi, orang Yahudi hanya boleh makan satu meja dengan orang Yahudi, karena makan itu sangat menyatakan identitas orang Israel. Jadi identitas umat Tuhan itu sangat ditunjukan lewat apa yang mereka makan dan dengan siapa mereka makan, dua hal ini tidak bisa dipisah. Itu sebabnya mereka tidak berbagi persekutuan makan dengan orang bukan Yahudi. Tapi Yesus sudah menyatakan perjamuan makannya itu bukan perjamuan makan biasa, melainkan diriNya sendiri di dalam Perjamuan Kudus. Jadi Perjamuan Kudus menggenapi konsep makan bersamanya orang Yahudi, ini pengertian yang sangat penting untuk kita ketahui. Saudara lost konsep ini, banyak pengertian di Alkitab yang Saudara tidak mengerti, akhirnya tafsirkan secara ngaco dan bagikan sesuatu yang tidak dimaksudkan oleh Kitab Suci. Jadi mengapa Perjamuan Kudus hanya untuk orang yang sudah dibaptis atau sudah sidi yang boleh ikut? Karena inilah penggenapan makan bersama itu. Maka orang Farisi ini mengundang banyak orang, ada beberapa Ahli Taurat, semua satu per satu membasuh tangan, giliran Yesus, Dia langsung masuk. Semua orang kaget. yang paling kasihan adalah murid-murid “kita bagaimana? Cuci jangan? Kalau tidak cuci akan dimarahi tuan rumah, kalau cuci dimarahi Yesus. Lebih takut dimarahi Yesus, jadi masuk saja”, jadi mereka juga tidak cuci tangan. Maka pemilik rumah ini heran “kok berani orang ini tidak cuci tangan”. Jadi ini bukan sekedar sehat atau tidak sehat, tapi ini sekedar “kamu menghargai saya sebagai remnant atau bukan”.

Yesus mau memberikan pesan baru “kamu bukan umat remnant itu jika kamu masih gagal menjalankan apa yang Taurat tuntut”. Ini prinsip yang Yesus mau bagikan “kamu bukan orang sisa itu, kamu justru orang yang dibilang celaka oleh Tuhan. Karena kamu tidak menjalankan apa yang harusnya dijalankan oleh orang remnant”. Orang ini melihat Yesus dan marah, tapi dalam hati. Lalu Yesus mulai mengatakan, di ayat 39 “tapi Tuhan berkata kepadanya, kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan”, ini adalah praktek yang ditulis dalam Imamat 11 dan 15. Perangkat makan, kalau perjamuan makan, semuanya harus bersih. Yesus kalau memberikan ilustrasi tidak pernah lari dari konteks, kalau Dia sedang memarahi orang dalam konteks makan, Dia akan pakai contoh-contoh di dalam peralatan makan. Di dalam Imamat 11 dan 15, itu ada aturan tentang yang haram dan halal, yang najis dan tidak. Saya awalnya bingung mengapa Imamat penuh dengan pernyataan “ini najis, ini najis”, banyak sekali yang dinajiskan. Mengapa banyak sekali pernyataan najis? Sebenarnya yang Taurat mau tekankan itu bukan najisnya tapi pemulihannya. Jadi Tuhan sedang mengajarkan akan ada kelompok yang nanti akan dipanggil, mereka tadinya najis tapi kamu harus belajar menerima. Ini yang mau ditekankan, meskipun di dalam Taurat dikatakan “orang yang sakit kusta mesti diusir keluar perkemahan, tapi ada masa dimana mereka pulih, mereka harus disambut kembali”, inilah tekanannya. Jadi tidak ada orang yang dinyatakan najis tanpa ada pemulihan, “setelah kamu bersih, basuh dirimu dan kamu kembali ke dalam umat Tuhan”. Mereka melakukan tindakan luar, membasuh tapi dirinya tidak dibasuh. Ini adalah ajaran yang mirip dengan ajaran di kitab para nabi, di dalam Yeremia, Yesaya, Yehezkiel, 3 nabi yang menekankan satu hal yaitu sunat hati. Mengapa orang tidak nyaman membicarakan sunat? Karena ini adalah hal yang memalukan, hal yang kotor dan hal yang menjijikan. Tidak ada seorang pun yang meskipun dia bangga dirinya bersunat, dia tidak akan pamerkan tanda sunatnya. Jadi meskipun saya sebagai kelompok bersunat adalah orang mulia, tapi tanda yang Tuhan pakai begitu hina dan mempermalukan. Karena tadinya umat Tuhan adalah orang berdosa, sekarang boleh dipulihkan, tadinya penyembah berhala sekarang dipanggil, tadinya orang duniawi sekarang dipanggil, tadinya begitu bobrok sekarang dipanggil.

Bagaimana membuang diri yang lama? Simbolnya ada pada sunat. Sampai kapan simbol ini? Sampai yang menggenapi simbol ini muncul, yaitu Kristus. Dan Kristus datang menjadi penggenap dari lambang sunat, Dialah yang dipermalukan itu. Dialah yang dijadikan kotor itu, Dialah yang meneteskan darah. Sunat melambangkan hal yang memalukan, hal yang kotor dan darah. Demikian Kristus menjadi yang dipermalukan, yang diberikan kotoran kita, dosa kita, dan Dia meneteskan darahNya, mencurahkan darahNya di atas kayu salib. Jadi Dialah penggenap sunat itu. Tapi peraturan ini menjadi satu pendorong yang penuh gairah bagi orang yang rela lakukan. Inilah cara membedakannya. Maka Yesus mengatakan “kamu bersihkan di luar untuk apa? kamu kerjakan secara kelihatan untuk apa? apakah engkau mengerjakan karena cintamu kepada Tuhan atau kamu kerjakan untuk menutupi dalammu yang kotor?”. Di sini Yesus mengatakan “kamu seperti alat makan yang kotor, yang kalau dibersihkan di luar, dalamnya itu penuh dengan makanan, yang meskipun halal tapi hasil rampokan”, di sini dikatakan “penuh rampasan dan kejahatan”. Ini satu ilustrasi lagi yang sering diperdebatkan para rabi. Para rabi banyak perdebatan-perdebatan yang intinya dipakai Yesus untuk sindir mereka. Jadi mereka pernah berdebat “kalau ada piring penuh dengan makanan haram dan piring yang lain penuh dengan makanan lain hasil rampokan. Mana yang boleh dan yang tidak boleh?”, pasti kedua-duanya tidak boleh, yang satu meskipun halal tapi hasil rampokan, pasti haram jadinya. Maka Yesus mengatakan “memang kamu makan makanan halal tapi hasil dari merampok”. Yesus mengatakan “kamu itu orang-orang yang membersihkan di luar, tapi dalamnya tidak harus bersih”. Di ayat 41 Dia mengatakan “berikanlah isinya sebagai sedekah, persembahkan hatimu. Jika engkau mempersembahkan hatimu, maka semuanya menjadi bersih bagimu”. Taurat yang lain akan dikerjakan dengan rela karena hati yang dipersembahkan. Mengapa orang Farisi gagal melakukan ini? Karena mereka menjalankan Taurat demi menekankan betapa hebatnya mereka sebagai kaum pilihan. Ini ironis, karena usaha mereka untuk membuktikan bahwa diri mereka kaum pilihan, membuat mereka menjalankan tugas yang tidak dengan sepenuh hati mereka kerjakan.

Apa tandanya kaum pilihan? “Rajin ibadah”, “kalau begitu rajin ibadah dong, jangan malas”, “ya terpaksa ibadah”, ini namanya menunjukan diri sebagai remnant dengan cara praktek luar. Maka Tuhan Yesus menegur orang Farisi karena mereka adalah orang-orang yang memperhatikan ekspresi di luar dari sesuatu yang tidak ada di dalam. Maka mereka makin menunjukan diri sebagai orang pilihan dan makin menghina yang lain. Itu sebabnya di ayat 42 Yesus mulai mengatakan “celaka”, “celaka” ini harusnya diberikan pada yang kafir, Israel yang hidup secara kafir. Tapi Tuhan justru mengatakan kepada yang mengklaim diri sebagai remnant, sebagai kaum sisa. Yesus mengatakan “celakalah kamu hai orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan tetapi mengabaikan keadilan dan kasih Allah”. Persepuluhan adalah hal yang dikhususkan dan ini sangat tegas sekali di kitab suci. Kata yang dikhususkan, itu sangat Tuhan perhatikan. Ada hal yang Tuhan khususkan untuk Bait Suci, ada yang Tuhan khususkan untuk imam, ada yang Tuhan khususkan untuk ditumpas. Yang dikhususkan diambil, itu dosanya besar sekali, harus dihukum mati. Jadi mengambil yang Tuhan khususkan itu hukumannya mati. Itu sebabnya Akhan dilempar batu sampai mati, lalu dibuatkan tugu peringatan, inilah Akhan yang sudah mengambil barang-barang yang dikhususkan oleh Tuhan. Jadi dikhususkan itu sesuatu yang penting sekali. Ini bukan main-main, perpuluhan itu bukan kerelaan Saudara. Ini adalah sesuatu yang Tuhan berikan dengan anugerah untuk kita dapatkan untuk kita berikan, jadi ini numpang lewat di kita. Mengapa numpang lewat? Karena Tuhan ingin kita dapat bagian dalam memberi. Jadi ada orang-orang yang setia seperti ini, setia bukan karena mau buang kutuk, karena mereka tahu ini dikhususkan untuk Tuhan. Tapi orang-orang Farisi itu celaka karena mereka memberi perpuluhan dengan mengabaikan keadilan dan kasih. Mereka tidak pernah peduli orang yang miskin, tidak peduli orang yang sulit, mereka tidak pernah peduli orang pinggiran di Israel. Dan ini yang Tuhan tuntut ada pada diri orang Farisi, “kamu begitu setia kepada perpuluhan, harap kamu setia karena kamu begitu peduli dengan keadilan dan belas kasihan. Kamu begitu peduli dengan orang asing di daerahmu yang tidak tahu mau makan apa. Kamu begitu peduli dengan orang yang kurang. Kalau ini ada padamu, silahkan, tunjukan kesetiaanmu itu dalam perpuluhan dan banggakan itu kalau mau. Tetapi ini adalah orang-orang yang tidak peduli apa pun kecuali praktek, “saya sudah kerjakan ini. Beres”. Orang-orang yang tidak pernah rugi untuk orang lain, meskipun sedikit tidak apa-apa asal untung, ini orang yang punya mental begitu kotor. Maka Tuhan mengatakan kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah, keadilan di dalam perpuluhan dan persembahan.

Lalu ayat 43 “celakalah kamu sebab kamu suka duduk di tempat terdepan rumah ibadat”, ini bukan menyindir yang duduk di depan. Orang sering duduk di belakang, lalu ketika diminta oleh usher “pak, mohon isi yang depan dulu”, lalu mengatakan “hai usher, pernahkah kamu membaca Lukas 11:43, celaka kalau duduk di depan, kamu mau mencelakakan saya?”, bukan. Orang-orang yang datang beribadah, yang di depan itu adalah orang yang akan membacakan firman atau orang-orang yang dianggap penting, jadi ada kursi pentingnya. Dan orang-orang Farisi merasa dirinya kelompok spesial itu dan harus duduk di tempat yang penting dan dihargai. Jadi ini masalah penghargaan, apakah engkau menghargai saya, kalau di dalam ibadah saya tidak dihargai, saya bisa marah “mengapa engkau tidak hargai saya? Tidak tahukah kamu siapa saya?”. Ini yang dimaksudkan, orang yang mencari penghormatan karena aku remnant, aku mau dihormati. Ini prinsip yang salah, karena kaum remnant itu justru yang seringkali jadi yang tertindas, dihina, tapi mereka tetap mendoakan orang mayoritas yang menindas mereka. Ayat 44 “celakalah kamu sebab kamu sama seperti kubur yang tidak memakai tanda”. Bagi orang Yahudi, kubur adalah hal yang najis, tidak boleh jalan di atas kuburan, tidak boleh tinggal di dekat kuburan. Karena kematian adalah hal yang sangat mengacaukan pekerjaan yang Tuhan mau kerjakan dalam diri manusia. Upah dosa adalah maut dan ketika orang sudah mati itu dianggap sebagai keadaan yang sudah terpisah dari bahagia yang Tuhan nyatakan di bumi. Tuhan mau nyatakan banyak bahagia di bumi dan orang mati sudah tidak berbagian lagi. Itu sebabnya di dalam Perjanjian Lama, kematian adalah hal yang sangat negatif, berbeda dengan Perjanjian Baru, dimana kematian itu dilihat sebagai sesuatu yang memberikan pengharapan baru. Maka di dalam pengertian orang Perjanjian Lama, kuburan adalah hal yang najis. Dan yang paling najis lagi adalah kuburan yang tidak ada tanda. Dan ini pun menjadi perdebatan, “kalau saya berjalan di atas kuburan, saya najis. Tapi kalau saya jalan di tempat yang tidak diketahui di dalamnya ada orang pernah dikubur, najis tidak?”, ini ada perdebatan lagi, ada kelompok yang bilang “tidak, misalnya ada perang orang Israel mati, lalu dikubur di satu tempat. Jadi orang Yahudi aneh-aneh saja, semua diperdebatkan. Bahkan dihari Sabat apa yang boleh dan tidak itu pun diperdebatkan. Dulu orang-orang Yahudi ada perjalanan Sabat yaitu orang tidak boleh berjalan lebih dari 1km, kalau sudah lebihitu melanggar Sabat. Banyak orang Kristen sekarang yang kebablasan sok Yahudi-yahudian, Banyak di antara kita yang tidak mengerti antara penggenapan Kristus dan aplikasi Taurat, kita masih perlu sekali belajar. Di dalam bagian ini kuburan adalah hal yang najis, tidak boleh lewat di atasnya, dan Yesus mengatakan “kamulah itu, karena orang tidak tahu kamu didalamnya mati, kamu di dalamnya kotor dan penuh kenajisan. Luarnya kelihatan begitu bagus maka kamu seperti kubur”.

Di sini Yesus menyatakan bahwa kaum remnant yang dipahami oleh orang Farisi salah total. Ini bukan kaum eksklusif yang lebih baik dari yang lain, ini adalah kaum eksklusif yang memang lebih baik dari yang lain tapi rela sama dengan yang lain di dalam cara hidup dan di dalam menghidupi sehari-hari, ini bedanya remnant dan orang Farisi. Orang Farisi merasa diri remnant lalu mengundang orang dan mengatakan “ayo basuh tangan, karena kita ini kaum spesial”, tapi itu bukan yang Yesus ajarkan. Di dalam Lukas 22 Yesus merombak caranya lalu beri tahu yang baru “inilah perjamuan yang sejati”. Apa perjamuan yang sejati? Hanya umat pilihan yang boleh datang, waktu itu Yudas sudah tidak ada. Lalu Yesus mulai memecahkan roti dan Dia mengatakan “perbuatlah ini untuk mengingat Aku”, perbuatan memecahkan roti. Yesus mengatakan roti itu adalah tubuhNya, “Aku pecahkan tubuhku demi komunitas, maka kamu harus mengingat Aku dengan cara rela memecahkan tubuh demi kepentingan orang lain”. Jadi inilah bedanya kaum remnant-Nya Yesus dengan kaum remnant orang Farisi. Kaum remnant Farisi adalah kelompok yang lebih baik dari yang lain. Kelompok remnant Tuhan Yesus adalah kelompok yang lebih baik dari yang lain tapi rela hancur demi yang lain, ini bedanya. Kalau Saudara sama dengan dunia, tidak perlu dibilang lagi. Yang lebih baik dari dunia, tapi rela sama, itu boleh ngomong. Jadi siapakah kaum pilihan? Siapakah umat sisa? Umat sisa adalah orang yang lebih baik dari dunia ini tapi diperlakukan sama dengan dunia ini. Orang yang lebih baik dari dunia ini tapi tidak dapat kemuliaan yang lebih dari dunia ini, orang yang rela memecahkan dirinya demi dunia ini. Harap kita menjadi komunitas yang demikian. Saudara dan saya mempunyai identitas di dalam Kristus, bukan dari dunia ini. Dan sebagai umat yang dipilih Kristus, biarlah kita menjadi satu dengan Dia di dalam kerelaan mengerjakan apa yang perlu untuk kebahagiaan dunia ini. Tidak ada keangkuhan sama sekali, tidak ada kerinduan untuk ditinggikan. Yang ada adalah kerinduan supaya orang lain dibangkitkan, dimurnikan dan menjadi baik di hadapan Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)

Apa itu Tanda Yunus?

(Lukas 11: 29-36)
Ayat 29, Yesus mengatakan kepada orang banyak “angkatan ini adalah angkatan yang jahat, mereka menghendaki suatu tanda”. Ini adalah respon Tuhan Yesus dari ayat yang ke-16. Jadi ayat ke-16 Yesus mengusir setan dari kuasa penghulu setan, di ayat 16 dikatakan ada orang juga yang minta tanda dari sorga kepadaNya untuk mencobai Dia. Ini orang yang masih minta tanda meskipun Yesus sudah memberikan tanda. Di dalam Injil Lukas, setelah Yesus mengusir setan masih ada orang yang masih minta tanda, “mana tandanya kalau Engkau kami layak percaya?”. Di dalam Injil Yohanes ada orang yang masih minta tanda, padahal Yesus baru selesai memberi makan 5.000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan. Jadi sudah ada 5.000 orang makan roti lalu sisa 12 keranjang, lalu mereka masih bilang kepada Tuhan Yesus “berikan kami tanda supaya kami tahu bahwa Engkau memang harus kami percaya”. Jadi mereka terus minta tanda di tengah-tengah Yesus memberikan tanda. Bayangkan betapa degilnya orang-orang Yahudi ini, andaikan Yesus tidak kerjakan apa pun, tidak memberikan suatu tanda, tidak memberikan mujizat dan lain-lain, lalu mereka protes. Apa yang kurang? Tidak ada yang kurang, tapi orang-orang itu gagal memahami tanda dari Kristus, karena mereka memahami tanda dengan cara yang salah. Itu sebabnya untuk mengetahui mengapa mereka masih meminta tanda, kita harus tahu dulu apa pengertian tanda di dalam kebiasaan orang Israel atau di dalam konsep mereka. Orang Israel percaya tanda itu diberikan Tuhan sebelum mereka bebas dari perbudakan atau sebelum mereka membalas kejahatan bangsa yang menindas mereka. Ingat waktu Tuhan memberkati Israel dengan firman, pernyataan, perjanjian, ketika Tuhan membangkitkan Musa lalu mengatakan “Tuhan Allahmu, Allah Ishak, Allah Yakub, memimpin kamu keluar dari Mesir dan memimpin kamu keluar”. Orang Israel melihat berbagai mujizat, mereka melihat bagaimana Tuhan menghantam Mesir dengan 10 tulah, mereka melihat bagaimana Tuhan pimpin mereka di padang gurun dengan berbagai mujizat. Waktu mereka haus, Tuhan memberikan air dari batu karang, waktu mereka lapar, Tuhan turunkan benih roti dari sorga. Jadi tidak ada yang kurang waktu Tuhan pimpin Israel dan mujizat yang Tuhan berikan itu begitu limpah, limpah luar biasa. Mereka mulai belajar ternyata Tuhan memberikan tanda-tanda hebat ini kalau Tuhan mau konfirmasi umatNya, mau panggil umatNya, mau mengangkat umatNya dan merendahkan bangsa-bangsa lain. Jadi ketika Tuhan mengangkat umatNya dan merendahkan bangsa lain, Tuhan akan memberikan tanda.

Ini juga sama ketika orang Israel ada di pembuangan di Babel, berkali-kali Tuhan menyatakan kepada Yesaya bahwa Dia akan menyatakan tanda, akan ada tanda besar. Bahkan dalam kitab nabi-nabi kecil pun berkali-kali Tuhan menyatakan ada banyak tanda-tanda, “kamu akan melihat bulan menjadi seperti darah”, dan lain-lain. Tanda yang luar biasa akan Tuhan berikan karena Israel sudah akan dipulihkan. Jadi inilah pengertian tanda yang mereka sudah tahu, kalau Tuhan sudah berikan tanda-tanda, berarti Tuhan akan angkat umatNya dan jatuhkan bangsa lain. Mesir dihancurkan, Israel diangkat. Babel dihancurkan, Yehuda kembali, Israel dipulihkan disatukan kembali di bawah Kerajaan Sang Anak Daud. Jadi mereka sudah terlatih melihat bangsa mereka, Israel yang paling Tuhan kasihi, dan Tuhan ijinkan mereka menderita untuk sekian lama sampai nanti saatnya tiba Tuhan akan pulihkan dan mengatakan “sudah cukup penderitaanmu, sekarang Aku akan kembalikan engkau ke dalam tempat yang seharusnya. Aku akan tempatkan engkau di tempatmu yang seharusnya. Dan seluruh bangsa lain akan dihancurkan”, ini yang mereka ketahui tentang tanda. Jadi waktu Yesus sudah memberikan tanda, mereka minta lebih. “TandaMu apa?”, “sembuhkan orang sakit”, “tandaMu apa?”, “memberi makan 5.000 orang”, “kurang, karena Engkau harus melakukan tanda yang lebih besar sampai heboh luar biasa”, kalau perlu sampai matahari menjadi gelap, bulan menjadi darah, langit jadi warna pelangi atau apalah, pokoknya ada tanda luar biasa besar menunjukan Israel ini akan ditaruh di tempat yang semestinya. Ini satu seruan, satu teriakan dari orang Israel kepada Tuhan. Mereka mengatakan “Tuhan, pulihkan kami, kami tidak mau hidup dengan cara seperti ini, kami tidak mau terus hidup di dalam penghukumanMu, pulihkan kami”. Doa pemulihan ini yang mereka terus minta dan Tuhan memberikan pemulihan dengan cara memberikan tanda. Itu sebabnya waktu Yesus memberikan tanda-tanda, murid-murid mulai mengerti “Tuhan kita ini Mesias, Guru ini Mesias, Sang Rabi inilah yang akan pulihkan segala sesuatu. Dan waktu Dia memulihkan segala sesuatu, bangsa kita akan dikembalikan ke kejayaan yang semula”. Itu sebabnya kalau orang Yahudi ditanya “mengapa kamu yakin kalau Kerajaan Allah datang, kamu akan masuk?”, “karena iman”, tapi iman buta.

Maka Tuhan Yesus mengatakan kepada Nikodemus “sebenarnya kamu gagal melihat tanda, karena kamu secara otomatis melihat Kerajaan Allah datang, saya akan masuk. Ada satu tanda yang kamu kurang, yaitu tanda ular yang perlu ditaruh di atas tiang”. Mengapa perlu tanda ular yang ditaruh di atas tiang? Karena kamu belum bisa masuk kecuali ditebus oleh Sang Mesias ini. Anak Manusia harus ditaruh di atas kayu, mati di situ, supaya kamu bisa masuk. Mengapa harus ada Dia yang menebus? Karena Allah adalah Allah yang setia kepada perjanjianNya. Maka Yesus mengatakan “angkatan ini adalah angkatan yang jahat, mereka menghendaki suatu tanda, masih ingin tanda yang lebih besar untuk membebaskan Israel dari Roma, dari Pilatus, dari Herodes dan dari orang-orang lain yang menguasai politik mereka. Tapi Tuhan mengatakan “Aku akan memberi tanda sesuai permintaanmu yaitu tanda Yunus”. Apa maksudnya tanda Yunus? Ayat 30 “sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini”. Sebelumnya orang Yahudi minta tanda, berarti orang Yahudi mengatakan “bangsa kami dipulihkan dari cengkeraman bangsa kafir, bangsa kami diangkat, bangsa kafir dilempar. Mana tandanya?”. Tapi Yesus mengatakan “Aku kasi tanda Yunus”. Apa tanda Yunus itu? Tanda Yunus adalah tanda dimana Tuhan mengangkat Niniwe dan pakai Yunus untuk kotbah ke Niniwe. Niniwe adalah kota kafir, bukankah ini kota dikerajaan Asyur? Iya, Asyur adalah bangsa kafir, mereka ada di Mesopotamia, mereke penyembah berhala. Mengapa Yunus harus kotbah ke situ? Inilah keberatannya Yunus. Yunus mengatakan “saya keberatan kalau suruh kotbah ke Niniwe”. Maka Yunus lari, dia disuruh pergi ke timur, dia berlayar ke barat. Saudara mungkin heran mengapa Yunus ingin sekali supaya Niniwe tidak bertobat, karena dalam konsep yang salah dari orang Yahudi, Tuhan akan pulihkan bumi dengan cara Israel menaklukan bangsa-bangsa lain.

Tema penting dari Yunus adalah Tuhan mendidik hambaNya untuk mengerti isi hati Tuhan yang mencintai bangsa lain. Maka waktu Yesus mengatakan ini tanda Yunus, ini sangat offensive. Berarti Tuhan sedang mengatakan “Aku mirip Yunus, Israel mirip Niniwe. Di sini lebih besar dari Yunus dan kamu tidak mau percaya”, berarti Yesus lebih besar dari Yunus dan orang Israel lebih parah dari Niniwe. Niniwe bertobat meskipun cuma pakai Yunus, tapi Israel tidak mau bertobat meskipun ada Mesias. Ini pesan benar-benar orang marah. Maka jangan heran kalau akhirnya Yesus disalib, karena Dia terlalu jujur, terlalu berani, terlalu menyatakan kebenaran. Jadi Yesus datang bukan untuk memuji Israel, justru Dia datang untuk menegaskan penghukuman bagi Israel jikalau tidak bertobat. Israel tidak sadar mereka sudah berada di pinggi jurang, sudah mau jatuh di dalam kesengsaraan murka Tuhan kalau mereka tidak mau bertobat. Dan dunia kita penuh dengan orang seperti ini. Gereja kita pun penuh dengan orang seperti ini. Orang yang tidak sadar kalau mereka sudah dekat sekali dengan penghakiman. Sudah berapa banyak orang yang meremehkan kehadiran Tuhan, banyak orang tidak mengerti bagaimana beribadah kepada Tuhan, bagaimana harus menghormati Tuhan, itu semua tidak ada dalam pengertian kita. Kita terlalu kafir, terlalu sekuler dan mengabaikan firman Tuhan. Kita tidak pernah memberikan penghormatan kepada Tuhan sebagaimana seharusnya, tapi kita merasa aman. Israel merasa aman, padahal mereka sedang tidak menyembah Tuhan. Yesus mengatakan “kalau engkau benar-benar terima BapaKu di sorga, engkau pasti terima Aku. Kalau engkau menolak Aku berarti engkau menolak Bapa di sorga”. Dan Tuhan Yesus berkotbah dengan segala usaha, dengan semua daya upaya supaya semua orang kembali. Tapi tidak banyak yang mau kembali. Apa dukacita paling besar dari Tuhan Yesus? Saya percaya dukacita paling besar yang membuat Dia menangis adalah Israel tidak mau dipanggil. Untuk apa Dia datang? Untuk panggil Israel kembali, adakah Israel mau datang? Tidak. Kebodohan ini harap tidak kita ulangi. Saya sangat berharap ketika firman Tuhan disampaikan, Saudara mengerti baik-baik mengapa Saudara harus menghormati Tuhan, mengapa harus mengagumi Dia. Maka kita mendapat peringatan dari Tuhan Yesus “engkau mirip Niniwe, maukah kembali, maukah bertobat, maukah ubah caramu hidup, maukah ubah cara menyembah Tuhan, maukah mengubah hatimu dan penghormatan kepada Tuhan yang dari dulu kamu tidak pernah berikan?”, ini yang Yesus katakan.

Tetapi kalau Israel tetap tidak bertobat, ayat 31 “pada waktu penghakiman, siapa akan menghakimi Israel?”, Tuhan mengatakan yang pertama itu adalah Ratu dari Syeba. Karena Ratu dari Syeba datang dari daerah dia, jauh berkunjung ke Salomo untuk belajar hikmat dari Salomo. Sedangkan yang sekarang ada di depan kamu lebih dari Salomo. Yesus mengatakan tidak ada hikmat yang lebih besar dari hikmat yang Dia bagikan. Jadi Salomo pun kalah, Salomo punya hikmat yang tidak bisa dilampaui oleh siapa pun, tapi Yesus lebih besar dari dia. Tapi mengapa orang Israel tidak sadar? Karena mereka tidak punya hikmat. Salah satu ciri dari hikmat orang Israel adalah siapa berhikmat, kenal hikmat. Orang berhikmat mengenal orang berhikmat yang lain. Ini satu prinsip yang saya pikir juga Saudara bisa temukan dengan akal sehat. Orang yang punya wisdom, ketemu dengan orang yang punya wisdom juga, cocok. Kalau kit apunya hikma, ngomong sama orang yang berhikmat, akan nyambung. Orang yang punya pandangan yang benar, pandangan yang dewasa, pandangan yang matang bertemu dengan orang yang benar, pandangan dewasa, akan nyambung. Tapi orang sekuler, orang duniawi, orang yang hidup sama dengan cara orang-orang yang menyembah berhala, bertemu dengan orang suci?! Tidak akan nyambung, sulit nyambung. Maka Salomo punya daya pikat yang luar biasa karena pada waktu itu Tuhan ijinkan banyak raja dan ratu haus untuk kesucian, kebenaran dan hikmat, dan ini ternyata ada di Israel. Ini semua peristiwa terjadi sebelum Salomo jatuh. Maka Salomo namanya sangat masyur, ini orang hebat, berbijaksana dan mereka datang jauh-jauh. Dan Yesus mengatakan kalau orang-orang datang kepada Salomo untuk belajar, sekarang Yesus yang datang kepada Israel. Kalau orang menghargai hikmat, dia akan datang dan siapkan telinga. Tidak ada orang datang tanpa bersiap kalau dia tahu ini penting. Allah akan menghakimi, tapi Yesus menyatakan sekarang ini waktu perbatasan, seolah-olah Tuhan mengatakan seperti itu, “hai Israel, sekarang waktu perbatasan, sekarang masih ada sedikit harapan kamu bertobat, masih ada sedikit kesempatan untuk kamu tapi tidak lama lagi”. Maka Yesus mengatakan “yang ada di depan kamu ini lebih dari Salomo, tapi Dia justru datang kepadamu”. Kalau dulu orang berjalan jauh untuk mencari Salomo, sekarang Yesus datang kepada mereka, dan waktu Yesus datang selalu diremehkan. Kalau anugerah itu diberikan seringkali diremehkan, karena mudah. Anugerah itu bebas tapi tidak murah. Bonhoeffer mengatakan bahwa anugerah yang diberikan itu luar biasa mahal, tetapi selalu dianggap murahan, karena diberikan dengan gampang. Maka Tuhan katakan “jangan harap kamu akan dapatkan kerajaan itu, kamu akan dihakimi”. Siapa yang akan menghakimi? Yang menghakimi pertama adalah Ratu dari Selatan, karena dia tahu menghargai Salomo dan engkau tidak tahu menghargai yang lebih besar dari Salomo yaitu Yesus. Yang kedua yang akan menghakimi adalah orang Niniwe, karena orang Niniwe bertobat setelah mendengar Yunus dan Israel tidak bertobat sedikit pun setelah mendengar Yesus, meskipun Yesus lebih tinggi dan lebih agung dari pada Yunus. Ini menjadi peringatan yang luar biasa besar. Dan Yesus menyatakan di ayat 33 apa sebabnya mereka terus-menerus berada dalam keadaan yang keras ini. Ayat 33 dikatakan “tidak seorang pun yang menyalakan pelita lalu meletakannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian supaya semua orang yang masuk dapat melihat cahayanya”, tidak ada orang yang taruh pelita lalu disembunyikan. Yang Yesus maksud dengan pelita adalah diriNya. Tuhan Yesus sedang mengatakan “Aku tidak sembunyikan diriKu. Aku berikan tanda yang perlu, Aku berikan pengajaranKu, terangKu Aku bagikan kepadamu”. Jadi Yesus mengatakan pelita ini sudah ditaruh ditempatnya, mengapa semua orang tidak bisa melihat? Di ayat 34 dikatakan karena problemnya ada di mata, “matamu adalah pelita tubuhmu, jika matamu baik teranglah seluruh tubuhmu. Tapi jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu”. Ini adalah pepatah Yunani yang ternyata juga populer di Yahudi, yaitu untuk tahu terangnya jiwa seseorang, lihat matanya. Tuhan Yesus membalikan ini, kalau orang dulu percaya bahwa jiwa terang akan tercermin lewat mata, Yesus membalikan “jiwamu gelap karena matamu gelap, jiwamu terang karena matamu terang”.

Jadi mana yang duluan, jiwa atau mata? Orang dulu mengatakan jiwa dulu tercermin di mata, Tuhan Yesus mengatakan mata dulu tercermin di jiwa. Karena matamu gelap maka jiwamu gelap. Mengapa jiwa orang Israel begitu keras menolak Tuhan? Karena matanya gelap, mengapa gelap? Karena sudah melihat pelita, tapi tetap tidak lihat. Lihat pelita yang Tuhan Yesus sudah pamerkan, mereka tetap gagal melihat. Mengapa mereka gagal melihat? Kita tidak ada cukup waktu untuk membahwa alasan mengapa orang terus gelap hati, gelap mata dalam pengertian Alkitab, terus tidak mau terima Tuhan Yesus. Tapi alasan yang paling penting yang sering diulang di Injil Lukas adalah mereka melihat Yesus itu sebagai sesuatu yang menyindir, offensive terhadap mereka, “kalau aku terima tanda Yesus, aku harus buang tandaku”. Karena Yesus berkotbah untuk bangsa lain juga, dan mereka keberatan. Yesus menyatakan sesuatu yang tidak bisa cocok dengan program dan kerangka mereka. Itu sebabnya Alkitab mengatakan kalau matamu gelap, seluruh tubuhmu gelap, kamu gagal melihat siapa Tuhan Yesus. Saya sangat berharap kita boleh melihat kelimpahan siapa Kristus, melihat tanda yang Dia bagikan, melihat pekerjaan Dia, melihat apa yang Alkitab katakan tentang Dia dengan kelimpahan besar. Banyak orang sudah melihat ini, saya harap semua orang di sini juga bisa mengalami. Menikmati betapa agungnya Dia, betapa besar pengorbanan cinta kasih yang Dia lakukan dengan mati di atas kayu salib. Kristus menebus kita dengan mati di kayu salib. Kristus juga adalah Raja yang akan menaklukan seluruh bangsa di bawah kakiNya. Kristus juga adalah pribadi yang paling sabar, paling cinta umatNya dan paling rela untuk menunjukan kerendahan hati. Tidak ada karakter seindah Kristus, tidak ada kemuliaan seindah Kristus, tidak ada keagungan cinta yang lebih besar dari yang Kristus nyatakan. Berikanlah hati kepada Tuhan Yesus. Kalau Dia bertahta di tempat paling utama dan paling tinggi di hatimu, semua yang lain jadi baik. Tapi kalau engkau turunkan Dia dari tempat utama di hatimu, semua yang lain yang ditaruh disitu akan merusakmu”. Mengapa harta merusak manusia? Karena ditaruh di tempat paling tinggi di hati, mengapa pacar merusak manusia? Karena pacar ditaruh di tempat paling tinggi di hati. Saudara lihat tempat paling mulia di hati Saudara, komitmen Saudara yang paling dalam, paling besar, dan paling sungguh, buang semua yang duduk di situ karena itu tempatNya Kristus. Hanya Dia yang boleh bertahta di situ dan hidupmu akan masuk dalam keadaan yang seharusnya. Kiranya Tuhan mengajarkan gereja Tuhan sekarang pun untuk tidak meremehkan Kristus, menikmati Dia, mengagumi Dia sebagaimana mestinya. Tuhan memberkati kita sekalian.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Warisan dan Semangat Pentakosta

(Kisah Para Rasul 1: 1-14)
Peristiwa dalam Kisah Para Rasul 1: 1-14 adalah peristiwa sebelum Roh Kudus turun, sebelum Pentakosta di pasal ke-2. Dan ini peristiwa yang sangat penting untuk kita pahami dengan benar. Jadi di dalam awal dari bagian 2 bukunya Lukas yaitu Kisah Para Rasul, Lukas menulis tentang peristiwa sebelum Roh Kudus turun. Dan setelah Roh Kudus turun barulah peristiwa gereja yang menyebar sampai ke ujung dunia itu dituliskan oleh Kisah Para Rasul. Ini kitab yang luar biasa, Saudara bisa melihat di sini ada banyak sekali petualangan, ada banyak pernyataan kuasa dari Tuhan yang sangat luar biasa. Dan ini adalah pernyataan Tuhan bagi gereja Tuhan sampai gereja Tuhan menyebar ke seluruh dunia. Mengapa ini adalah bagian yang sangat penting? Karena ini adalah bagian yang mengingatkan kita tentang apa yang Tuhan kerjakan waktu Dia membangkitkan gereja Tuhan. Jadi gereja Tuhan dimulai di sini, tapi umat Tuhan tidak dimulai di sini, gereja dimulai ketika Roh Kudus hadir memanggil orang-orang kembali kepada Dia melalui percaya kepada Kristus, setelah itu umat Tuhan menyebar ke seluruh dunia. Tapi umat Tuhan tidak dimulai dari gereja, umat Tuhan sudah dimulai dari Keluaran, waktu umat Tuhan dikeluarkan dari Mesir. Dan mereka menjadi umat yang beribadah kepada Tuhan yang Tuhan kumpulkan dan Tuhan janjikan akan ada tanah, mereka akan tinggal di situ. Tapi umat Tuhan tidak dijanjikan hanya untuk tinggal di satu tanah. Umat Tuhan akan menyebar ke seluruh bumi. Jadi Tuhan memerintahkan kepada umatNya untuk menaklukan seluruh bumi, sama seperti yang Tuhan perintahkan kepada Adam. Adam dan Hawa harus beranak-cucu dan bertambah banyak dan penuhi bumi dan taklukan itu. Jadi bertambah banyak, penuhi, taklukan, ini tiga hal yang Tuhan perintahkan kepada umat Tuhan sepanjang zaman. Tapi ketika Tuhan memerintahkan Israel masuk Kanaan, mereka gagal menjalankan perintah ini, terus gagal.

Waktu generasi pertama dalam pimpinan Yosua dan generasi kedua mereka masih baik, masih taat, masih menyembah Tuhan, masuk generasi ketiga, mereka mulai kehilangan identitas. Tuhan membuat mereka keliling di padang gurun selama 40 tahun untuk bersihkan identitas Mesir, lalu tanamkan kepada mereka identitas sebagai umat Tuhan “kamu bukan budak Mesir, tapi umat Tuhan”. Tapi penyucian identitas ini, pembersihan identitas ini rusak kembali, karena Israel kembali dipengaruhi menyembah berhala oleh orang-orang penyembah berhala. Mereka ada di Tanah Kanaan, bukannya mereka mempengaruhi seluruh bumi, mereka dipengaruhi oleh bumi, mereka dipengaruhi oleh pemimpin bangsa-bangsa lain, pemimpin-pemimpin agama maupun raja mereka. Mereka tidak punya tulang punggung karena mereka berada di dalam krisis, mereka berada di dalam krisis karena mereka tidak pernah dengar apa yang disampaikan oleh Tuhan. Waktu mereka lupa menyadari bahwa mereka harus taat kepada Tuhan dan dengar firmanNya, pada waktu itu sedang krisis. Mengapa Kitab Hakim-hakim mengatakan “Israel berdoa dan Tuhan bebaskan”, karena yang berdoa itu adalah orang yang tulus, orang yang tidak terlibat penyembahan berhala. Bangsa Israel menyembah berhala tapi ada sebagian kecil orang yang bertahan “kami tidak mau sembah berhala, kami mau sembah Tuhan”. Dan sebagian kecil ini terganggu keadaan masyarakat yang sudah rusak, lalu mereka mulai berdoa kepada Tuhan, pada waktu itulah Tuhan dengar mereka. Mengapa umat Tuhan masih bertahan, tidak Tuhan musnahkan? Karena masih ada orang-orang setia yang berdoa kepada Tuhan. Saudara mau ada perkembangan lebih besar, yang berdoa mesti lebih banyak. Saudara mau ada anugerah Tuhan pimpin di tempat yang baru ada kebangunan, yang berdoa mesti banyak. Kitab Hakim-hakim itu banyak mencatat hal-hal unik yang tidak biasa di Israel. Pemimpin yang tidak layak jadi pemimpin justru dibangkitkan, tapi bukan mereka yang paling penting. Yang paling penting itu orang yang giat berdoa.

Makin lama Kitab Hakim-hakim makin rusak, makin menunjukan kerusakan, akhirnya hakim pun rusak, tidak ada lagi orang berdoa, semua sibuk konflik, semua sibuk berkelahi, semua sibuk mementingkan diri. Pada waktu itu Tuhan berkata, “cukup, Aku akan hancurkan kamu”. Tapi mereka mengatakan “Tuhan, kami begini kan karena belum ada raja”, maka Tuhan berbelas kasihan, kirim raja namanya Saul. Ternyata Saul tidak sesuai harapan, dia bukannya berkembang meluaskan Israel ke utara dan selatan, dia malah bikin kacau dengan egonya yang sangat besar. Dengan sakit hati Tuhan kirim Samuel, kirim nabi ini “Tuhan mengatakan karena kamu mengabaikan Tuhan, Tuhan akan abaikan kamu. Tuhan sudah angkat orang lain yang lebih diperkenan oleh Dia”. Maka Tuhan angkat Daud, dan ternyata Daud beda 180 derajat dengan Saul. Kalau Saul mementingkan kedudukan, Daud malah tidak mementingkan kedudukan. Saudara kalau jadi Daud, ditanya Saul “keberatanmu apa?”, banyak yang lain “kamu pernah fitnah saya, janji kasi anakmu tapi tidak jadi-jadi, saya jadi bujangan lama gara-gara kamu tidak kasi anakmu. Lalu kamu kejar-kejar saya, ingat waktu saya main musik, tombak hampir kena 2 kali, saya marah sekali”, Daud lupa semuanya. Tapi yang paling dia benci adalah “kamu bikin saya paling tidak bisa beribadah kepada Tuhanku. Kemah suci Tuhan sudah lama tidak kulihat, para imam mempersembahkan korban itu adalah pemandangan yang sangat saya rindu tapi saya tidak bisa lihat. Karena kamu usir saya”. Daud begitu cinta Tuhan maka Tuhan pakai dia. Tapi Tuhan katakan kepada Daud, “Daud, bukan kamu yang akan ekspansi Israel keluar, tapi anakmu”. Maka Tuhan mengatakan “kamu akan istirahat bersama nenek moyangmu, tapi anakmu yang berikut akan aku bangkitkan”. Jadi anak Daud itu adalah anak yang dibangkitkan setelah Daud mati, bukan Salomo. Maka orang Israel tunggu-tunggu mana yang bisa kembangkan Israel sampai jauh, sampai menyebar menutupi dunia ini, mana kerajaan Daud yang akan dipimpin oleh anaknya yang menaklukan bangsa-bangsa lain, tidak muncul-muncul. Setelah Rehabeam, kerajaan itu malah pecah 2, orang Israel makin sedih lagi. Orang yang cinta Tuhan, makin sakit hati, “Tuhan, mengapa bangsa ini makin korup, malah menjauh dari Tuhan, malah mengabaikan Tuhan”. Maka mereka terus tunggu kapan, tapi pembaruan itu tidak datang. Mereka makin lama makin jauh dari Tuhan, makin lemah, makin kecil, kerajaan lain makin kuat. Maka mereka harus dihancurkan oleh Babel, mereka dibawa oleh Babel ke pembuangan.

Di dalam pembuangan, sepertinya harapan kerajaan Tuhan dinyatakan itu sudah hilang. Sekarang siapa yang bisa pulihkan kerajaan itu? Bisakah ada pemimpin Israel dibangkitkan lalu pulihkan kerajaan itu? Itu yang mereka tunggu. Maka mereka terus tunggu, mereka punya konsep pengharapan mesianik. Ini yang jadi perdebatan teologi orang Yahudi, dan juga sesuatu yang diharapkan oleh orang Yahudi di bawah para rakyat. Mereka terus berharap siapa yang bisa pulihkan? Mesias. Itu sebabnya konsep mesianik, Sang Mesias identik dengan dia yang diurapi. Mesias itu artinya diurapi. Tapi yang diurapi itu berkait dengan raja. Daud diurapi menjadi raja, maka Mesias itu adalah yang akan diurapi oleh Roh Kudus untuk menjadi raja selama-lamanya. Jadi Mesias identik dengan raja, mereka tunggu mana rajanya, siapa mesiasnya. Akhirnya muncul Yesus dari Nazaret, mereka tanya “inikah Mesiasnya? Anak Daudkah Engkau?”. Matius membuktikan dari silsilahnya bahwa Dia Anak Daud, Lukas juga menyatakan orang pun tahu dari silsilah yang dikenal secara umum bahwa Dia Anak Daud. Kalau Dia Anak Daud, mengapa Dia dibesarkan di Nazaret? Tidak ada yang baik keluar dari Nazaret, tapi Dia lahir di Betlehem. Tidak peduli lahir di Betlehem, umur 2 tahun Dia sudah pergi, setelah itu besar di Nazaret. Nazaret pengaruhnya jelek, Nazaret tidak pernah menghasilkan hal yang baik. Maka mereka menolak Dia. Tapi Tuhan sudah berfirman Yohanes Pembaptis akan menjadi tokoh yang memulai firman Tuhan setelah 400 tahun kering. Tapi setelah dia berkotbah, adakah orang yang haus akan firman? Ada. Apakah semua haus akan firman? Tidak. Ada orang bisa hidup tanpa firman Tuhan dan dia tidak merasa kurang. Saudara kalau disuruh bikin list apa yang Saudara tidak bisa hidup tanpanya, list pertama biasanya udara. Hal yang kedua “saya tidak bisa hidup tanpa air”. Hal ketiga, makanan. Di dalam Alkitab menggambarkan Roh Kudus seperti angin dan air. Jadi Saudara tidak bisa hidup tanpa Roh Kudus. Alkitab menyatakan, terutama di dalam Injil Yohanes, bahwa Roh Kudus digambarkan sebagai angin. Memang kata roh dan angin itu sama. Roh datang seperti angin yang bertiup, engkau tidak tahu dari mana dia berasal. Jadi kalau Aku memberikan air ini kepadamu, kamu tidak akan haus lagi”. Air itu maksudnya apa? Dan di dalam Yohanes 7 air itu adalah roh. Jadi simbol untuk Roh Kudus, itulah yang ada di Injil Yohanes. Jadi kalau Saudara tulis yang paling penting itu udara, nomor 2 itu air, sambil Saudara mengatakan “kebutuhanku yang paling penting itu Roh Kudus. Roh Kudus kalau tidak memberikan firman kepada saya, saya akan mati. Roh Kudus kalau tidak berbicara kepada saya, saya seperti orang yang tidak bisa bernafas dan tidak bisa minum”. Itu sebabnya kalau Roh Kudus tidak bekerja dan memberitakan firman, kita celaka. Tapi berapa banyak yang tahu kalau kita sedang dalam keadaan celaka? Tidak banyak.

Maka ketika Yohanes Pembaptis berkotbah, orang yang sadar diri mereka berada dalam bahaya karena tidak ada firman, semua ikut Yohanes. Yang lain, yang sudah nyaman dengan peraturan, tradisi dengan segala hal rutin yang terjadi, mereka merasa aman, untuk apa datang ke Yohanes Pembaptis? Ibadah di Bait Suci sudah baik. Yohanes Pembaptis penuh dengan Roh, kalau begitu bagaimana dengan Yesus? Itu sebabnya mereka menyadari ketika Yohanes menunjuk kepada Yesus, inilah Juruselamat, inilah Mesias. Itu sebabnya para murid pertama yang menjadi murid Yohanes Pembaptis, lalu mengikuti Yesus, mereka benar-benar yakin Dia adalah Mesias. Karena Yohanes Pembaptis yang begitu luar biasa sudah mengatakan Dia lebih hebat. Maka mereka ikut Yesus, Yesus pergi kemana mereka ikut, Yesus melayani apa, mereka ikut. Tapi waktu masuk Yerusalem, mereka pikir Yesus akan bertahta di sorga menjadi raja, tapi Yesus malah disalib, ini membuat goyah iman mereka. Maka sebelum Yesus disalib, Yesus Kristus sudah mengatakan “engkau semua akan goyah imannya, kamu akan goncang imannya, engkau akan menjadi ketakutan, menjadi goyah karena Gembala akan mati dan kamu semua akan tercerai-berai”. Ini berita yang mengagetkan para murid “kami sudah temukan Sang Mesias, kalau Sang Mesias adalah Engkau, mengapa Engkau mengatakan kami akan tercerai-berai? Kami tidak mungkin tercerai-berai, kami sudah ikut Mesias, sudah ada raja”, tapi Yesus mengatakan “Aku akan mati”. Ini berita yang sangat shock, tapi Saudara harap ketahui sudah 4 kali Yesus mengatakan “Aku akan mati dan bangkit pada hari ke-3”, tapi kalimat ini murid-murid tidak dengar. Setelah Dia bangkit, Dia tunjukan diri hidup pada murid-murid. Mengapa Dia mesti tunjukan diri pada murid-murid? Karena murid-murid bukan cuma perlu tahu fakta, murid-murid perlu juga tahu makna. Yesus bangkit itu fakta, tapi makna kebangkitanNya apa mereka belum tahu. Maka Yesus harus tambah 40 hari untuk ajar mereka “Aku bangkit karena ini”. Sebab mereka harus jadi saksi, bukan jadi wartawan. Demikian juga dengan kebangkitan Yesus, kebangkitan Yesus tidak hanya diketahui fakta saja, harus tahu maknanya. Apa makna kebangkitan Yesus? Salah satunya adalah Tuhan Yesus menyatakan Dia akan jadi Raja yang menaklukan segalanya termasuk maut. Bangsa-bangsa akan ditaklukan tapi ternyata kerajaan maut juga takluk. Ini pengertian yang indah sekali, Yesus menaklukan Kerajaan Babel, Kerajaan Yunani, kerajaan-kerajaan di seluruh bumi Dia taklukan, tapi ada satu yang tidak terdaftar di kerajaan bumi, namanya kerajaan setan dan maut. Akankah kerajaan setan dan maut akan ditaklukan oleh Yesus? Iya, pasti. Kerajaan setan akan ditaklukan, demikian juga kerajaan maut. Buktinya mana? Buktinya adalah kebangkitan Yesus. Maka setelah Yesus bangkit, murid-murid tahu ini benar-benar Mesias, karena Dia sudah kalahkan kerajaan maut. Orang cuma tahu Kerajaan Roma, Raja Yunani, Raja Makedonia, tapi saya mau tanya siapa raja maut? Raja maut itu seorang yang namanya maut, orangnya seperti apa? Mereka tahu “ini Rajaku tidak ada yang bisa kalahkan, maut pun kalah olehNya. Kalau begitu mari kita tunggu kerajaanNya datang”. Itu sebabnya ketika mereka sedang makan ada seorang murid bertanya “Guru, kapan Kerajaan Israel dipulihkan?”, ini pertanyaan bagus sekali, berani sekali, beriman sekali. Mereka datang dan mengatakan “Tuhan, kapan akan dipulihkan? Ayo, kami sudah siap”. Tapi Tuhan mengatakan “tunggu waktunya Aku akan pergi ke sorga, Roh Kudus akan turun atas kamu dan kamu harus jadi saksiKu dari Yerusalem sampai ke ujung dunia”. Jadi kerajaan ini akan menyebar bukan dengan kekerasan, tapi dengan berita Injil. Berita Injil yang akan menaklukan.

Gereja mula-mula menaklukan Kerajaan Roma dengan Injil, mereka menaklukan penguasa-penguasa dengan Injil, mereka mengubah seluruh dataran yang maju pada waktu itu menjadi daerah Kristen mengapa mereka bisa lakukan itu? Bukan dengan senjata, bukan dengan perang. Tidak ada satu orang pun orang Kristen yang menyebarkan berita Injil dengan pedang di tangan, tidak ada satu orang Kristen memberitakan Injil dengan kuasa politik. Mereka menyebarkan berita Injil dengan iman kepada Tuhan, mereka menyebarkan berita Injil dan orang-orang percaya kepada Kristus. Inilah kemenangan Kristen itu. Maka sejak dari Roh Kudus turun sampai sekarang, gereja menyebar ke seluruh dunia, dengan kekuatan yang luar biasa, dengan orang-orang yang berani. Maka Yesus sudah mengatakan “Aku akan memberika kepadamu kekuatan. Aku akan memberikan kuasa waktu Roh Kudus turun”. Jadi gereja mulai dari ini. Saudara dan saya tidak mewarisi organisasi lemah yang sibuk berkutat dengan aturan ini dan itu. Saudara dan saya tidak mewarisi gereja yang dulunya adalah organisasi mati. Tapi sekarang kita penuh dengan kelemahan, penuh dengan perasaan dingin, penuh dengan semangat yang turun yang mungkin sampai level rendah sekali. Kita sudah kehilangan kuasa Roh Kudus. Ini perintah yang Tuhan nyatakan dari awal “hendaklah kamu senantiasa penuh dengan Roh”, ini perintah yang Tuhan nyatakan dari mula-mula. “Engkau tidak dipimpin oleh Roh Kudus, engkau tidak mungkin menjalankan perintah Tuhan”. Tapi saya mau tanya kita dipimpin oleh Roh Kudus atau tidak? Kalau iya mengapa kita begitu suam-suam kuku, mengapa ktia begitu dingin? Mengapa kita tidak begitu peduli Tuhan? Mengapa kita hidup dengan cara yang sama dengan dunia? Apa bedanya orang Kristen dengan orang dunia? Cuma KTP Kristen, orang dunia suka apa saya juga suka, orang dunia seperti apa, sama. Saya sedih sekali kalau melihat orang Kristen seperti ini, cara bergaul sama dengan dunia ini. Cara berbicara di dalam chatting, whatsapp, sama dengan di dunia. Salah satu orang bilang ke saya “pak, saya masuk dalam grup sekolah saya yang dulu, orangnya kasar-kasar”, saya bilang “keluar, untuk apa kamu di grup itu?”, “saya kan harus pertahankan koneksi”, “tidak, engkau harus pertahankan Roh Kudus masih menyertai engkau. Kalau engkau tidak mempertahankan Tuhan menyertai, habis kamu. Seberapa bodohnya kita, kita terus mencari perkenanan dari orang-orang bawah, tapi Raja yang sudah menaklukan maut kita abaikan, bodoh sekali.

Itu sebabnya mari kita kembali ke dalam peristiwa mula-mula, gereja mula-mula disertai dengan Roh Kudus, mereka bergerak luar biasa, mereka tidak takut apa pun, mereka lebih memilih menaati Tuhan dari pada menaati pemerintahan dunia ini sekalipun. Keberanian yang luar biasa dan akhirnya Tuhan buka jalan. Orang yang berani di dalam iman akan melihat jalan di depan dibukakan. Tapi orang yang terlalu lemah beriman kepada Tuhan, terlalu suka melihat konfirmasi dari dunia, akan melihat jalan di depan ditutup. Itulah sebabnya mari kita mempunyai kekuatan sama seperti gereja mula-mula yang benar-benar luar biasa. Tapi sorga melihat kepada mereka, Roh Kudus diberikan kepada mereka, mata Tuhan tertuju kepada mereka, inilah kelompok yang Tuhan suka, dan Tuhan curahkan Roh Kudus kepada mereka. Saudara maukah jadi kelompok ini? Satu-satunya kekuatan yang dunia tidak bisa tahan adalah kekuatan Injil. Dan ini kita punyai. Kalau ini kita punyai, mari gerak, mari nyatakan kepada dunia Kristus adalah rajamu, Kristus adalah Tuanmu yang harus menaklukan seluruh dunia ini, mari bergabung, mari memulai pekerjaan yang Tuhan sudah mulai pada waktu Pentakosta. Kiranya semangat yang sama terus ada pada kita, kita dipimpin oleh Roh Kudus, dikuatkan oleh Dia, dihibur oleh Dia dan diberi semangat oleh Dia.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Jangan hatimu rapi tersusun tapi kosong!

(Lukas 11: 24-28)
Hanya Yesus yang tercatat dalam sejarah pernah menyatakan kemenangan demikian besar atas setan. Itu sebabnya murid-muridNya mengatakan “kalau ini bukan Mesias, maka Mesias yang nanti mana bisa lewati yang ini?”. Bisakah ada orang lewati Yesus? Tidak. Itu sebabnya ketika Yesus menunjukan kemenangan atas setan, murid-murid makin beriman. Tapi musuh-musuh terus cari jalan untuk fitnah Dia. Saya tidak mengerti mengapa kebenaran itu begitu dibenci oleh orang dunia, orang dunia sangat benci kebenaran. Kalau perlu bunuh orang benar, kalau perlu singkirkan orang benar. Bagaimana cara singkirkan? Pakai fitnah, pakai tuduhan palsu, pakai cara politik, apa pun yang perlu, yang penting dia tersingkir. Dunia begitu kejam dan dunia begitu anti kebenaran, karena kerajaan Tuhan belum datang dengan sempurna untuk mengusir kerajaan setan. Kerajaan setan masih cengkeram dunia ini dan setan adalah bapanya dusta. Kalau bapanya dusta ketemu dengan kebenaran, alergi dia. Itu sebabnya beigtu ada kebenaran dia mau usir, begitu ada kebenaran dia mau bungkam, begitu ada kebenaran dia mau tendang keluar. Saudara mau jadi orang benar? Waktu Saudara menyatakan diri “saya orang benar”, pada waktu itu Saudara jadi target setan. Kalau Saudara mengatakan “saya mau jadi orang yang boleh kompromi”, pada waktu itu setan akan mundur sedikit dan mengatakan “ini aman”. Waktu Saudara mengatakan “saya mau ikut Kristus sampai mati”, pada waktu itu Saudara jadi target setan yang besar sekali. Itu sebabnya murid-murid waktu melihat Yesus, mereka tidak mungkin menyembah yang lain, mengikuti yang lain, cari mesias yang lain, inilah satu-satunya yang bisa menghancurkan kerajaan setan. Tetapi apa yang dikatakan orang Farisi “Dia mengusir setan karena penghulu setan”. Ini fitnah yang tidak sesuai dengan konsep Yahudi sendiri. orang Yahudi percaya setan tidak mungkin bentur lawan setan yang lain. Kalau begitu, setan yang ini diusir oleh siapa? Yesus mengatakan “setan ini diusir oleh kerajaan Allah”. Kerajaan Allah sudah datang, dan waktu kerajaan Allah datang, setan pergi. Setan tidak bisa bertahan ketika kerajaan Allah datang. Di dalam Alkitab, setan bekerja seperti apa, melakukan apa, itu sudah dicatat. Tidak ada tempat dimana Saudara belajar tentang setan lebih baik dari Alkitab. Tidak perlu pakai bukunya setan. Apalagi kitab suci di gereja setan itu pasti palsu.

Alkitab sudah kasi tahu apa yang kita perlu tahu tentang setan dan pekerjaannya. Dan di dalam Kitab Wahyu 13 dicatat 2 hal yang paling utama, yang paling harus kita takuti tentang setan. Tapi variasi pekerjaan setan banyak sekali. Apa yang dilakukan oleh setan? Merasuki orang, ada perempuan yang suaranya seperti laki-laki, ada laki-laki yang seperti perempuan. Apakah setan hanya merasuki orang, ganggu orang, lalu orang menjadi bukan dirinya sendiri? Tidak. Lalu mengapa setan merasuk orang? Dalam pengertian orang Yahudi yang Yesus tidak setuju, Yesus tegur, adalah setan kalau tidak tinggal di tuan rumah, dia mati. Jadi dia tinggal di tempat dunia lain, dimensi lain, lalu didesak oleh Tuhan, “tidak boleh tinggal di sini”. Waktu dia tinggal di bumi, dia akan mati, kecuali dia masuk ke manusia. Jadi waktu dia masuk ke manusia, dia aman. Waktu dia diusir, dia mati, seperti ikan di luar air. Orang Yahudi punya pemikiran setan harus tinggal di badan, kalau tidak dia akan mati. Tapi Yesus bilang “tidak, kalau engkau melihat setan diusir ke luar, dia akan mengembara di padang gurun. Dia tidak perlu tinggal di manusia”. Lalu mengapa dia tinggal di manusia? Untuk melakukan gangguan dari pekerjaan dia yang sebenarnya. Ini yang setan lakukan, dia bikin strateginya tidak kelihatan lalu lakukan gangguan yang lain. Waktu Saudara mau liht pekerjaan setan yang utama, lihat Wahyu 13. Dalam Wahyu 13 ada 2 pekerjaan utama yang dikerjakan setan. Dalam pasal 12 ada gambaran tentang setan yang berusaha kejar umat Tuhan, waktu itu dia mau telan ada seorang perempuan yang kepalanya punya kemuliaan 12 bintang, lalu pakainnya semegah matahari, lalu di bawah kakinya ada bulan. Ini perempuan mulia sekali dan ini melambangkan Israel. Waktu perempuan ini hidup di dunia ini, dikatakan dia sedang mengandung. Ternyata yang mambuat Israel, yang dilambangkan perempuan ini, yang membuat Israel mulia itu bukan kemegahan 12 mahkota di kepalanya, juga bukan kemegahan matahari yang dia pakai, dan bukan kemegahan bulan di kakinya. Kemegahan yang dia miliki adalah karena kandungannya ini. Yang membuat Israel penting adalah Yesus. Itu sebabnya setan memburu anak itu, seekor naga merah padam kejar perempuan ini, mau telan anaknya. Lalu anaknya dilahirkan langsung dilarikan ke sorga dan setan tidak dapat tempat di sorga. Ini kitab Wahyu 12 sudah rangkum tentang persetanan. Jadi setan di dunia mau kejar umat Tuhan, tapi di sorga sudah diusir. Mengapa diusir? Alkitab mengatakan karena Yesus diangkat. Maka pada waktu Yesus selesai mengadakan penyucian dosa, kemana pun Dia pergi,s etan terusir dari situ. Waktu Dia sudah selesai mengadakan penyucian dosa, Dia diangkat ke sorga dans etan dilempar ke bumi. Waktu Dia datang kembali ke bumi, setan dilempar ke neraka. Jadi kapan setan akan dilempar? Kalau Yesus menyelesaikan tugas penebusan itu. Maka setelah Yesus selesai menebus dosa manusia, Dia duduk di sebelah kanan Allah dan setan tidak dapat tempat. Waktu dia tahu dia sudah tidak dapat tempat, dia dilempar ke bumi, langsung dia bangun, langsung dia sadar waktunya sudah sempit. Waktu dia sadar waktunya sudah sempit, dia giat luar biasa untuk kejar orang-orang pilihan Tuhan, dia mau kejar umat Tuhan. Mengapa setan mau kejar umat Tuhan? Apa hebatnya umat Tuhan? Umat Tuhan tidak ada apa-apanya. Lalu mengapa dia mau kejar umat Tuhan? Karena inilah satu-satunya cara untuk mengganggu kembali Kerajaan Sorga, dia sudah tidak bisa berperang ke atas, dia dilempar ke bawah, sekarang dia ganggu yang di bawah. Maka di dalam Kitab Wahyu dikatakan “celaka kamu yang tinggal di bumi, sekarang kamu harus menghadapi amukan setan”.

Lalu bagaimana cara setan mengamuk? Alkitab mencatat dia mengamuk dengan 2 cara. Cara pertama adalah dia membangkitkan binatang yang keluar dari laut. Kita kalau menafsirkan Alkitab jangan memakai kerangka film horor atau film science fiction waktu melihat Wahyu. Saudara mesti memakai pengertian dari Perjanjian Lama. Binatang yang keluar dari laut ini binatang apa? Kitab Wahyu 13 sudah memberikan penjelasan karena di situ dikatakan binatang itu punya wajah seperti macan tutul, gabungan macan tutul, singa, beruang dan binatang besar. Jadi binatang yang keluar dari dalam laut adalah pemerintah korup. Setan bekerja lewat pemerintahan yang korup tapi kita terlalu sibuk melihat orang yang kerasukan. Yang lebih parah lagi kalau kita lihat gelas yang gerak-gerak sendiri, nah itu kerjaan setan. Bukan, itu penipuan/pengalihan saja. Waktu kita melihat pekerjaan setan dalam skala kecil itu, akhirnya kita lupa memperjuangkan yang skala besar. Setan sedang menaklukan bumi ini dengan menempatkan orang-orangnya di pemerintahan, di tempat di mana orang akan mendapatkan pengaruh dari dia. Raja-raja besar, pemimpin-pemimpin besar ini semua akan dicaplok dan dipakai setan untuk menaklukan umat Tuhan. Tapi orang Kristen sibuk usir setan. Semua exorsisme seperti ini adalah segala sesuatu yang akan mengalihkan energi kita untuk lupa bahwa dia sedang mengerjakan yang lain yang lebih besar. Jadi Wahyu 13 sudah menyatakan iblis begitu marah sama umat Tuhan, dia mau hancurkan umat Tuhan. Dan dalam Wahyu 13 dikatakan ada binatang kedua. Binatang pertama tidak berhasil, orang Kristen tetap beriman. Maka setan berdiri di pinggir laut. Setan tunggu di pantai, lalu ada binatang keluar lagi dari darat. Binatang kedua ini keluar dan binatang ini mendirikan patung. Berarti ini berkait dengan agama. Binatang yang keluar dari darat ini adalah agama palsu. Dikatakan binatang ini membuat patung binatang yang pertama, lalu patung itu bisa bicara. Ini berlawanan dengan konsep orang Yahudi, orang Yahudi bilang berhala itu bohong, karena punya mulut tapi tidak bisa bicara, punya telinga tapi tidak bisa dengar. Tetapi patung ini dibuat oleh binatang yang keluar dari darat dan ternyata bisa bicara dan bisa dengar. Mereka makin goyah. Kemudian dikatakan bahkan binatang itu bisa turunkan api dari langit. Siapa bisa turunkan api dari langit? Cuma Elia. Elia waktu melawan nabi palsu. Nabi palsu suruh turunkan apio dari langit tapi tidak bisa, lucunya nabi palsu melakukan kegiatan doa yang agak mirip dengan keadaan kontemporer. Yang pertama mereka berseru dengan keras tapi tidak didengar, yang kedua mulai jingkrak-jingkrak. Elia tunggu sampai mereka selesai dan mengatakan “kalau kamu sudah selesai, sekarang saya berdoa”, dan doanya dia penuh iman tapi pendek, dia mengatakan “supaya orang tahu aku adalah hambaMu dan Engkau adalah Tuhan yang sejati, nyatakanlah kuasaMu”, dan api pun turun dari langit. Jadi api turun dari langit itu tanda Elia. Tapi dalam Wahyu 13 dikatakan nabi ini bisa turunkan api dari langit, berarti akan banyak pengajar palsu yang mirip nabi asli. Saudara jangan kaget kalau ada pendeta bisa menyembuhkan orang buta, membuat orang lumpuh melonjak, tapi ajarannya kacau, Alkitab sudah memberikan peringatan. Binatang yang keluar dari darat itu akan turunkan api dari langit dan membuat mujizat begitu banyak untuk menipu umat Tuhan sehingga sekiranya mungkin yang setia pun akhirnya diselewengkan oleh dia. Maka setan bikin kacau, bangkitkan nabi palsu dan banyak sekali sampai sekarang. Apa tandanya nabi palsu? Salah satu tandanya adalah banyak singgung hal yang berkait dengan kesejahteraan dan ekonomi. Karena dikatakan binatang itu memberikan lambang 666 dan tanpa lambang itu tidak bisa berdagang. Berarti binatang palsu ini menawarkan berhala dan berhalanya adalah uang. Nabi palsu adalah nabi yang meninggikan uang. Bukannya yang bisa melakukan mujizat atau tidak bisa. Bisa mujizat atau tidak itu bukan hal penting, karena Tuhan sendiri mengijinkan di zaman akhir mujizat dari setan pun bisa besar. Jadi jangan jadi orang polos, “pak, ada kebaktian kesembuhan ilahi, benar lho sembuh. Tetangga saya yang lumpuh, benar-benar sembuh, ini benar-benar hamba Tuhan”, saya akan bilang “omong kosong, setan pun bisa sembuhkan. Ini kalimat mungkin Saudara belum sadar, tapi saya harus kasi tahu, setan bisa sembuhkan.. Itu sebabnya kerajaan setan begitu kuat, tapi umat Tuhan harus melawan. Bagaimana cara umat Tuhan melawan?

Di dalam Lukas 11 dikatakan hanya ketika Kerajaan Allah datang baru iblis bisa dilawan. Iblis tidak bisa dilawan dengan cara yang lain, karena di dalam pasal 11: 24 dikatakan apabila roh keluar dari manusia, dia akan mengembara di padang gurun, cari yang lebih jahat lalu bawa masuk ke orang itu lagi. Saudara kalau lihat dalam ayat 14-23, lalu 29-32, semua berbicara tentang Kerajaan Allah. Demikian juga ayat paralel dari Lukas 11:24, yaitu Matius 12:43-45 juga sedang berbicara tentang Kerajaan Israel. Jadi ini bicara soal kerajaan bukan soal individu. Yesus sedang mengatakan “hai Israel, kamu bisa tata seluruh negaramu jadi bai, kosong, tapi percuma. Kalau negara ini tetap kosong, setan akan kembali lagi, bahkan cari tujuh yang lebih jahat untuk rusakan kamu”. Maka yang dilakukan Israel itu salah, mereka bukan tunggu Kerajaan Allah datang, mereka bukan tunggu Sang Raja bertahta, yang mereka lakukan hanya perbaiki rumah supaya kelihatan rapih. Mereka bikin Bait Suci supaya kelihatan rapih, mereka perbaiki tembok Yerusalem supaya rapih, mereka atur imamat supaya rapih, mereka atur tata cara ibadah supaya rapih. Mereka membuat tata cara yang sangat ketat, “engkau tidak boleh makan sebelum mengadakan upacara pembasuhan, engkau tidak boleh petik bulir gandum kalau itu hari Sabat, engkau tidak boleh sembuhkan orang kalau itu hari Sabat, engkau tidak boleh angkat tilam, angkat tempat tidurmu kalau itu hari Sabat. Karena inilah kerapihan yang sedang dilakukan”. Jadi Israel membuat rumah rapih, membuat kerajaan yang rapih, membuat semuanya rapih, tapi Tuhan Yesus bilang “kosong”. Kalau ini kosong, maka setan pun tahu ini kosong, maka setan cuma tinggalkan Israel sebentar ke padang gurun karena mau cari tujuh temannya lagi. Dia sedang ketok satu-satu “hai setan, temanku yang jahat, meri temani aku, ada satu tanah kosong, kita bisa hantui dan rusakan di situ”. Lalu dia pergi ke tempat lain lagi sampai datang tujuh, kemudian menghancurkan Israel dengan lebih parah. Maka Yesus mengatakan “kamu yakin menang atas setan?”, “menang”, “dari mana?”, “saya sudah rapihkan rumah”, rapihkan rumah tapi tidak ada Tuhan, kosong.

Ini bisa kita tarik di dalam kehidupan kita, Saudara jadi orang Kristen yang seperti apakah? Saudara jadi orang Kristen yang rapih, yang baik, yang mencari kehidupan yang baik, yang mencari seluruh aturan hidup yang baik, rancangan masa depan yang baik, semua sudah disetting yang baik, tapi tidak ada Tuhan Yesus, kosong, tetap yang berkuasa setan akan kembali. Kita tidak sadar, kita pikir kita bisa gantikan kehadiran Tuhan dengan yang lain. Kehadiran Tuhan bisa diganti dengan kerapihan, tapi ayat Alkitab mengatakan setan tahu kalau rumahmu kosong, setan tahu kalau rapih tapi tidak ada Tuhan di situ. Saudara berapa lama jadi Kristen hanya hidup dengan cara seperti ini? Hidup dengan kering, hidup sehari-hari lewati hari demi hari dengan hal-hal yang sifatnya tetap duniawi. Kita sedang kosong, tidak ada Tuhan Yesus di dalam hidup kita. Yang kita perlu adalah Tuhan Yesus, bukan yang lain. Yang kita perlu Dia datang untuk kuasai hidup kita. Yang kita perlu adalah kita sujud dan Dia menjadi Raja. Tapi yang kita lakukan adalah kita bikin perjanjian dengan Dia “saya jadi pengikutMu, Engkau jadi Tuhanku, asal ini dan itu”, kita tidak pernah berani mengatakan “semuanya kuserahkan kepadaMu ya Tuhan. Engkau yang tuntun jalan hidup saya”. Ini yang jadi kekurangan dalam hidup kita, maka Yesus mengingatkan hidupmu mungkin tidak ada setan, Saudara mungkin bukan orang jahat, tidak ada setan menguasai hidupmu, engkau tidak pernah main-main dengan kuasa gelap, engkau kerja jujur, engkau lakukan semua dengan jujur tapi tetap kosong. Mengapa kosong? Karena tidak ada Yesus. Yesus sedang mengamati di luar, karena Saudara tutup dan Saudara mengatakan “Engkau jangan masuk terlalu dalam, Engkau masuk terlalu dalam mau atur semuanya, saya tidak mau itu. Ini sudah terlalu rapih, ini sudah terlalu beres. Engkau datang dan mau belokan hidup saya, saya tidak rela. Jadi tolong tunggu di luar. Engkau tunggu di luar dan tolong amati, beri tahu kalau ada yang salah, tapi tetap saya yang kuasai”. Maka iblis yang akan datang dan Saudara tahu dia sudah bawa tujuh temannya. Dan keadaan Saudara akan lebih parah. Israel kosong maka akan lebih parah, kita kosong maka kita akan menjadi parah. Lalu hal ketiga, gereja pun jadi masuk dalam teguran ini. Gereja pun jadi kosong, karena sibuk mengatur yang tertata. Kita atur program, kegiatan, struktur, kita atur ini, kita atur itu tapi tidak ada Tuhan Yesus di dalam. Saudara jadi pengurus gereja, jadi pemimpin, jadi hamba Tuhan, jadi orang aktif tapi tidak ada Tuhan Yesus di dalam hidup, Saudara sedang membawa kehidupan kosong untuk menata gereja tapi tidak ada Tuhan Yesus. Kita tidak mau cara Dia, kita mau rumah yang kosong. Karena rumah yang kosong berarti kita berotritas untuk atur mana kursi, mana meja, mana televisi, mana yang paling utama, mana yang jadi inti dari keluarga ini. Saudara sekalian doakan untuk gereja. Minggu depan kita merayakan ulang tahun gereja yang ke-10, dan setelah itu saya harap Saudara bertambah 10 kali lipat cinta Tuhan, bertambah 10 kali lipat di kehidupan yang suci, bertambah 10 kali lipat dalam kerelaan untuk mencintai dan berkorban bagi Tuhan. Karena tanpa itu gereja ini tetap kosong dan tidak bisa berguna apa-apa. Mari kita harapkan ada kebangunan dan kebangunan hanya mungkin ketika Kristus yang mengisi, setan akan keluar. Kalau Kristus ada di situ, setan mana bisa ganggu. Mari belajar kembali apa yang Alkitab sudah katakan. Setelah mendengar seruan Tuhan Yesus, seorang perempuan teriak “bahagialah orang yang pernah merawat Engkau ya Yesus”, tapi Yesus menjawab “jangan pikir orang yang rawat Aku bahagia, jangan pikir orang yang pernah menyusui Aku itu yang bahagia”. Yang bahagia adalah orang yang dengar firman dan jalankan”. Bisakah GRII Bandung menjadi gereja yang berbahagia? Bisakah Saudara dan saya jadi orang Kristen yang berbahagia? Bisa, caranya adalah dengar firman, inilah tandanya Tuhan ada di tengah-tengah kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Tuhan Yesus mengusir setan

(Lukas 11: 14-23)
Pada bagian ini Tuhan Yesus mengusir setan dan ternyata ini menjadi polemik karena ada yang tuduh “Engkau usir setan pasti dari kuasa penghulu setan, Engkau usir setan dari pemimpin setan. Jadi Engkau sebenarnya setan, tapi Engkau mengusir setan”. Ini kalimat yang sebenarnya sangat berlawanan dengan konsep orang Yahudi sendiri, orang Yahudi berpikir bahwa di dalam panggilan Tuhan untuk Israel selalu ada situasi perang yang menyertai. Tuhan panggil Israel berada di dalam keadaan perang, mereka menjadi umat Tuhan, tapi mereka harus berperang. Maka peristiwa perang tidak pernah berhenti dialami Israel. Peperangan itu dimulai ketika Tuhan menyatakan di dalam Kitab Keluaran, mereka harus keluar dari Mesir dan mereka akan datang ke Tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Tuhan. Waktu mereka sudah tinggal diam di negara mereka, ternyata mereka kembali mengkhianati Tuhan. Alkitab mencatat setelah generasi pertama mati, generasi kedua yang tidak mau ikut cara Yosua, muncul. Mereka sembah berhala, dan Tuhan kirim negara-negara sekitar yang mereka belum sempat taklukan, balik taklukan mereka. Maka kitab Hakim-hakim menjadi catatan kehancuran Israel ketika mereka berpaling dari Tuhan. Tapi Tuhan teguhkan kembali. Waktu mereka balik dan memohon pengampunan dari Tuhan. Jadi kitab Hakim-hakim menyatakan bagaimana Israel mesti perang, tetap mesti melawan orang-orang di sekitar, Israel tidak pernah berhenti perang. Bahkan ketika raja-raja sudah muncul, mereka tetap punya musuh. Yang pertama taklukan Israel adalah pasukan dari Aram. Orang-orang dari Aram seringkali menyerang dari daerah Utara, lalu Israel dibuat kerepotan oleh mereka. Ada kalanya mereka pergi menghancurkan Israel lalu pulang lagi, sehingga Israel menderita dengan serangan ini. Tapi mereka tetap tidak bertobat, maka Tuhan bangkitkan Asyur. Waktu Asyur bangkit, kekuatannya lebih besar kekuatannya dari Aram. Maka Saudara bisa lihat musuh Israel makin lama makin besar. Pasukan Asyur datang dan menghancurkan Israel Utara. Yang Selatan ketakutan, Utara yang paling kuat saja hancur apalagi Selatan. Maka pelan-pelan yang Selatan pun dihancurkan, daerah-daerah sekitar Yerusalem sudah ditaklukan, tinggal Yerusalem sendiri. Tapi Tuhan masih tolong mereka. Tapi sudah ditolong pun mereka tetap tidak mau kembali kepada Tuhan. Maka Tuhan kirimkan Babel, sehingga Babellah yang menghancurkan Yerusalem, lalu mereka dibuang. Di dalam pembuangan inilah mulai muncul pengertian yang lebih dalam tentang musuh Israel.

Yang pertama dari Kitab Daniel, dalam Kitab Daniel dikatakan Daniel adalah orang yang benar-benar ingin pulang kembali ke Yerusalem, dia berdoa untuk pemulihan Israel, lebih giat dari siapa pun. Tuhan berikan Daniel mimpi dan dalam satu kali penglihatan ada Gabriel mengatakan kepada Daniel “engkau dikasihi oleh Tuhan, sekarang saya harus meninggalkan kamu, karena Mikael, pemimpin besar itu sedang berperang dengan pasukan Persia”. Di sini membingungkan, Mikael pemimpin besar itu siapa, pasukan Persia itu siapa? Di dalam Kitab Wahyu dikatakan Mikael berperang dengan setan. Di sini baru ada pengertian lebih dalam, musuh utama umat Tuhan bukan Filistin, musuh utama umat Tuhan bukan Asyur, bukan Babel. Musuh utama umat Tuhan adalah setan. Jadi inilah peperangan yang sejati, antara umat Tuhan dengan setan, antara umat Tuhan dengan kuasa-kuasa dari iblis yang sekarang sedang menjangkau dan menaklukan dunia ini. Ini pengertian yang membuat orang Israel makin paham Kejadian 3 dan juga Kitab Ayub. Dalam Kejadian 3, Tuhan mengatakan kepada iblis “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya”, sudah ada benih permusuhan yang Tuhan nyatakan akan terus ada. Mulai dari iblis dan perempuan ini, dan keturunan perempuan melawan iblis. Yang dimaksud dengan keturunan perempuan adalah umat Tuhan sendiri. Tuhan akan siapkan umat yang selalu akan menjadi target serangan setan. Tuhan siapkan umat yang selalu akan dihantam oleh setan, dihancurkan oleh setan. Jadi peperangan sesungguhnya bukan perang antara Israel dengan bangsa lain, tapi antara umat Tuhan dengan setan, antara umat Tuhan dengan iblis dan pasukannya. Inilah peperangan yang sejati. Ini bukan peperangan yang bersifat fisik, ini peperangan yang bersifat rohani, ini bukan peperangan yang memakai senjata yang kelihatan, ini peperangan yang memakai senjata yang sifatnya rohani. Itu sebabnya waktu orang Israel masuk ke periode abad ke-2 sebelum Masehi, tulisan mereka tentang peperangan mulai berubah. Ini tulisan-tulisan tidak masuk dalam kitab suci, tapi tulisan itu merangkum perjuangan Israel dalam berperang. Salah satu rabi dikutip oleh salah satu commentary menulis kalimat ini Israel berperang bukan dengan kuasa yang kelihatan mata tapi dengan kuasa dibaliknya. Kuasa yang kelihatan oleh mata itu seperti boneka, seperti patung yang digerakan oleh kuasa di baliknya yaitu iblis. Maka mereka mulai sadar musuh kita siapa, musuh kita setan. Dan setan sedang taklukan banyak pemikiran, konsep dan juga kerajaan-kerajaan di bumi ini. Maka perang antara Tuhan dan malaikat yang sudah jatuh, dan ini membuat umat Tuhan dan malaikat yang sudah jatuh berada dalam keadaan perang terus-menerus. Banyak orang mengerti hal ini dan hidup baik-baik untuk berperang. Banyak tidak sadar, banyak orang terlena tidak tahu dalam keadaan berperang lalu iblis tangkap dan membuat dia hancur dengan tipu dayanya. Maka dalam Kejadian 3 sudah dikatakan “keturunanmu akan menjadi bermusuhan dengan ular”. Keturunan perempuDan kalau Saudara lihat dalam kitab suci tidak banyak ayat diberikan untuk membahas setan dan kalau Saudara lihat dari Alkitab kita, dari Kejadian sampai Wahyu tidak banyak yang membahas tentang setan. Setan tidak pernah mendominasi pembahasan, kadang-kadang muncul, lebih banyak hilang, kadang-kadang dicatat, lebih banyak hilang. Alkitab lebih concern memperkenalkan siapa Tuhan dari pada terus bicara tentang setan. Tapi bukan berarti setan tidak dibahas.

Itu sebabnya di dalam Kitab Ayub ada bijaksana yang sangat penting untuk kita ketahui tentang siapa sebenarnya umat Tuhan ini. Tuhan berdaulat atas kekuatan jahat sekalipun. Maka Israel mengerti satu hal, Tuhan sedang berperang dengan iblis tapi tidak berada dalam level yang sama. Jadi bagaimana iblis bisa bertahan? Dia tidak bisa bertahan, kalau begitu kapan dia dihancurkan? Pada waktunya, kapan waktunya? Waktu Tuhan datang, iblis akan menyingkir. Ini yang orang Israel percaya. Itu sebabnya di dalam abad ke-2 sebelum Masehi sampai abad ke-2 yaitu di dalam periode Bait Suci yang ke-2, banyak orang Israel yang punya keahlian mengusir setan. Karena mereka percaya infasi dari setan ini yang harus ditaklukan dan mereka mau mengusir setan. Mereka punya ritual pengusiran setan dan lainnya, mereka mengatakan “Tuhan pimpin kami mengusir setan”. Dan ada seorang rabi dikutip oleh sebuah commentary, seorang rabi yang mengatakan “jika setan lari, itu bukan kekuatan kita. Jika setan pergi, itu bukan kesalehan pemimpin agama. Jika setan keluar, itu karena Tuhan datang. Jadi yang harus kamu minta adalah Tuhan hadir. Karena kalau Tuhan hadir, setan pergi. Jangan takut berapa setan hadir, begitu Tuhan hadir, semua setan pergi”. Ini kalimat bagus sekali meskipun yang menulis bukan orang Kristen. Kalau Tuhan hadir, setan akan lari. Itu sebabnya dalam pengalaman yang dialami para rasul juga sama, mereka bawa nama Yesus dan setan semua takluk. Maka ini yang menjadi pengertian orang Yahudi sejak abad ke-2 sebelum Masehi. Perang kita bukan cuma Babel, perang kita bukan cuma Roma, perang kita bukan cuma Makedonia, perang sesungguhnya adalah lawan kuasa jahat di udara. Ini kalimat yang diucapkan Paulus, itu bukan original dari Paulus, ini konsep Yahudi yang orang Yahudi sudah tahu “kita mesti hati-hati terhadap musuh utama kita yaitu setan. Jangan tertipu dengan melihat musuh yang kelihatan karena musuh yang kelihatan ini bukan musuh utama, musuh utama adalah setan”.

Itu sebabnya mereka berharap Tuhan hadir setan akan pergi, Tuhan hadir, kerajaan Allah datang, setan akan diusir. Itu sebabnya mereka berdoa minta Tuhan pulihkan bait suci dan Tuhan memulihkan umatNya. Mereka tahu satu hal kalau Mesias datang, Mesias akan taklukan kuasa-kuasa. Di dalam Mazmur 2 dikatakan “AnakKu akan taklukan seluruh bangsa, seluruh raja akan jadi tumpuan kaki Yesus, akan jadi tumpuan kaki Sang Mesias”. Maka orang Yahudi percaya Mesias ini akan taklukan kerajaan-kerajaan, terutama kerajaan setan. Jadi kalau Mesias datang, setan pasti hancur. Itu sebabnya waktu Yesus datang dan usir setan, langsung banyak orang tahu ini Mesias. Tapi Yesus usir setan, makin banyak pendukung, makin banyak yang ikut, mulai ada orang yang iri. Paling mudah dengan fitnah. Maka orang-orang ini fitnah Tuhan Yesus, mereka mengatakan “ini Mesias palsu”. Dan fitnahan paling kejam ada di dalam pasal 11 ini, waktu Yesus sudah usir setan, satu diantara mereka tiba-tiba teriak “dengan kuasa belzebul, orang ini mengusir setan”, beelzebul ini sebutan, sebenarnya ini adalah dewa dari orang-orang Kanaan Kuno, tapi dijadikan nama untuk iblis. Jadi setan punya pemimpin namanya iblis, dan iblis senang mengklaim semua gelar yang tadinya Tuhan maksudkan berikan kepada Yesus. Setan mengklaim gelar sebagai putra fajar, padahal dia bukan putra fajar. Setan mau klaim gelar sebagai bintang timur yang gilang-gemilang, tapi gelar ini bukan milik setan, ini milik Yesus. Apa pun yang Yesus dapatkan, ingin diambil. Maka kalau Saudara lihat di Alkitab, yang dilihat iblis dan yang dikerjakan Yesus sangat bertolak belakang. Yesus mau pulihkan manusia, iblis mau hancurkan manusia. Yesus mau tebus manusia, iblis mau mendakwah manusia supaya dihukum oleh Tuhan. Di dalam Wahyu 12 dikatakan pendakwa kita sudah dilemparkan ke bumi waktu Yesus naik ke sorga duduk di sebelah kanan Allah, setan dilempar ke bumi. Dan yang dilakukan setan di sorga adalah mendakwa orang-orang percaya. Yesus ingin mengembalikan kemanusiaan manusia. Itu sebabnya Dia rela jadi manusia, jadi salah satu dari kita. Rela menjadi kepala kita walau pun itu berarti Dia harus tanggung dosa kita dan mati di kayu salib. Konsep penebusan seperti ini sulit ditemukan di agama apa pun. Tapi saya minta kita pelajari keunikan dari ajaran Alkitab, konsep penebusan akan memelihara sempurnanya kasih Allah, sempurnanya keadilan Allah dan sempurnanya kesucian serta jalan Allah. Ini kalau Saudara selidiki bagusnya luar biasa. Itu sebabnya Yesus datang menjadi wakil kita, dan sebagai wakil Dia terima penghukuman yang harus kita terima. Dia yang tanggung. Setelah Dia tanggung, Dia bangkit menjadi Pengantara kita. Jadi iblis mau tuduh kita, Yesus mengantarai kita. Itu sebabnya ketika Yesus naik dan iblis turun, keadaan orang percaya beda dengan yang dulu. Dulu ada pendakwa, sekarang ada Imam Besar. Dulu ada sang pendakwa, sekarang ada Pendoa syafaat bagi kita. Maka iblis sudah dilempar ke bumi, dan nanti ketika Yesus datang kedua kali, iblis dilempar ke luar dari bumi. Inilah yang menunjukan kemenangan itu.

Maka waktu Yesus datang mengusir setan, ada orang berani tuduh ini dari belzebul, Yesus langsung balikan ke dia. Maka Yesus katakan “kalau kerajaan terpecah-pecah, tidak mungkin bertahan”, ini adalah sindiran untuk orang Yahudi. Orang Yahudi yang tuduh Dia ini sebenarnya punya konsep yang sama dengan orang Yahudi yang lain, yaitu kalau setan itu sangat kuat, sehingga satu-satunya cara untuk hancurkan dia adalah tunggu Tuhan hadir. Kalau Tuhan hadir, setan akan kalah. Tapi kalau Tuhan tidak hadir, setan itu kuat. Setan lebih kuat dari Babel, Asyur, Romawi, dialah musuh yang sangat mengerikan itu. Maka kalau ada orang mengatakan “saya usir setan”, ini kontradiksi dengan teologi dia sendiri. Orang Yahudi tidak percaya kalau setan itu terpecah, setan kuat sekali, maka mesti Tuhan datang, hancurkan mereka. Sekarang ada satu orang yang karena begitu iri, begitu emosi, begitu marah, keluarkan kalimat yang kontradiksi sendiri. Maka Saudara hati-hati, kalau marah tenangkan hati sendiri, karena kalau marah langsung ngomong biasanya omongan Saudara akan self defeating dengan konsep yang Saudara miliki. Tapi orang Yahudi ini sudah terlanjur emosi maka bicara suatu yang tidak sesuai dengan pola pikir Yahudi. Dia bingung sendiri, jadi orang Yahudi yang satu ini kasihan sekali, diserang Yesus karena kesalahannya sendiri. “Jadi menurutmu setan usir setan?”, “iya, Engkau pakai kuasa setan untuk usir setan”, “jadi, kerajaan setan terpecah-pecah?”, “kerajaan setan mungkin terpecah”, “jadi kalau setan usir setan, berarti kerajaannya tidak bisa bertahan”, “mungkin tidak bisa bertahan”, “kalau begitu tidak perlu tunggu Tuhan, kerajaan setan bisa hancur”, “iya”, “mengapa kamu tunggu Tuhan datang hancurkan kerajaan setan?”, “saya juga bingung”, ini orang Yahudi. Maka Tuhan ingatkan kalau setan bentur dengan setan, mereka tidak perlu punya pengharapan Kerajaan Allah datang. Tapi kalau kamu mengaku Kerajaan Allah harus datang baru setan diusir, maka ketahuilah sekarang kerajaan itu sudah datang. Yesus dengan berani mengatakan “Aku Rajanya, Aku sudah usir setan, ini bukti Kerajaan Allah datang”. Itu sebabnya Yesus tidak marah-marah, dia tegur “kalau setan usir setan, bisa tidak kerajaannya bertahan?”, “tidak”, kalau begitu kerajaannya bertahan karena mereka tidak saling usir, kalau mereka tidak saling usir, berarti yang usir tadi bukan setan, yang usir tadi adalah Kerajaan Allah. Kerajaan Allah sudah datang dan sekarang setan sedang diusir. Lalu kalimat terakhir di ayat 23, Yesus menutup dengan mengatakan “siapa tidak bersama Aku, melawan, siapa tidak mengumpulkan, dia mencerai-beraikan. Yesus bertanya “kalau kerajaan Allah benar-benar mau datang, kamu mau gabung atau lawan?”, tidak ada titik tengah. Jangan lupa ini peperangan antara Tuhan dan setan, tidak ada tengah-tengah, Saudara tidak bisa bikin non-blok.Tapi kalau Saudara mengikut Tuhan, jangan lupa ayat 22, yang lebih kuat sekarang sudah datang, dan yang lebih lemah sekarang sudah cuti”. Setan kuasai bumi, tapi waktu Tuhan datang, dia Mulai disingkirkan. Setan kuasai pikiran Saudara, tapi waktu Kristus datang, dia disingkirkan. Setan kausai hati Saudara, tapi waktu Yesus datang dia disingkirkan dari hati Saudara. Setan kuasai mulut Saudara, waktu Yesus datang, dia disingkirkan dari situ. Dimana Yesus bertahta, di situ setan disingkirkan. Itu sebabnya mari datang kepada Dia. Yesus mengatakan “mari bersama Aku, Aku menyatakan Kerajaan Allah datang, dan sekarang setan sedang diusir keluar”. Sudah terlalu lama kita menjadi hamba setan, mungkin Saudara bukan dirasuk, tapi setan tidak hobi hanya merasuk orang. Setan lebih hobi mendustai manusia, sehingga pikiran kita kacau, tindakan kita kacau, hidup kita kacau, jalani hidup dengan cara yang kacau, berkata-kata kacau, semua membuat kita menjadi manusia yang rusak. Tapi waktu Yesus datang, Dia pulihkan semua ini, Dia pulihkan Saudara menjadi orang yang suci, jadi orang yang mau ikut Tuhan, jadi orang yang dibentuk oleh Tuhan dan seluruh sisa-sisa pengaruh dari setan pelan-pelan dikikis oleh Dia. Mari datang kepada Kristus yang menang. Di dalam Kitab Wahyu, seorang bernama Kistemaker mengatakan tema Kitab Wahyu adalah Christ is The Victor, Kristuslah Sang Pemenang, bukan setan. Setan akan dilempar dan dia tidak bisa tolong dirinya sendiri. Kristus akan bertahta. Mengapa setan dan Kristus nasibnya begitu berbeda? Karena yang satu ingin mulia, tapi direndahkan, yang satu rela merendah maka Dia ditinggikan. Yang satu hantam manusia supaya rusak, yang satu bangkitkan manusia supaya baik. Dua kekuatan ini diwakili oleh yang satu adalah Kristus, yang satu lagi adalah setan. Saudara punya kekuatan merusak manusia, Saudara punya kekuatan mau tinggikan diri, Saudara punya ambisi besarkan diri, Saudara punya cara hidup yang merusak orang lain, itu semua versinya setan. Tapi orang yang rela merendahkan diri, orang yang rela jadi berkat bagi orang lain, orang yang rela menjalankan apa yang perlu supaya kehendak Tuhan jadi, itulah kelompoknya Kristus. Mari bersama-sama menjadi pihak pemenang karena setan sedang ditaklukan dan Saudara punya kekuatan luar biasa untuk taklukan dia. Jangan takut kepada setan. Di dalam Kristus, saya hanya takut Tuhan, saya tidak takut setan, saya tidak takut apa pun. Banyak kali setan menipu kita dengan membuat kita takut dia. Kalau gelap kita bilang “takut, ada setan”, kalau ada udara dingin, kita bilang “setan sedang lewat”, kalau lewat kuburan dan kita dengar suara langkah kaki, kita bilang “setan sedang mengikuti”. Kita tanpa sadar dibikin takut setan. Alkitab tidak pernah bilang takut setan. Alkitab bilang takut Tuhan. Maka lain kali ada gelap, Saudara mengatakan “Tuhan menciptakan terang dan terang mengusir gelap”. Jangan takut. Takutlah Tuhan lalu menjadi pihak yang menang bersama Tuhan. Kiranya Tuhan memberkati Saudara, memberikan kekuatan untuk melawan setan dan menang atas dia.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Allah mendengar dan mengabulkan doa

(Lukas 11: 1-13)
Pada bagian ini dikatakan mereka minta diajarkan berdoa sama seperti Yohanes Pembaptis mengajar berdoa. Yohanes Pembaptis mengajarkan supaya Israel dipulihkan, inilah doa yang ada pada kerinduan Yohanes. Tapi bagaimana Israel pulih? Israel pulih karena 3 hal yang pertama adalah tanah, yang kedua bait, yang ketiga Mesias datang, ini jadi doa Israel dari dulu. Maka ketika Yesus sudah datang, murid-muridNya tanya “tanah sudah ada, Israel, bait suci sudah berdiri, tinggal raja yang belum. Engkau kan raja, masihkan kami harus berdoa dengan pola lama atau kami harus berdoa dengan pola baru? Tuhan ajarkan kami berdoa, Engkau sudah datang sekarang bagaimana kami berdoa? Masakan kami berdoa lagi “Tuhan kirimkan rajaMu”. Tapi Engkau sudah datang”. Tuhan Yesus menjawab dengan pengertian yang sangat mengagetkan, yaitu apabila kamu berdoa katakan “Bapa dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu”, bukankah Engkau sudah hadir, kenapa masih mau dinyatakan? Karena Tuhan mau menyatakan satu prinsip yang murid-murid sulit untuk mengerti yaitu bahwa Dia akan kembali ke sorga, baru datang lagi kedua kali untuk mendirikan kerajaanNya. Kristus pergi dulu karena kerajaan ini bukan milik satu bangsa tapi milik semua bangsa. Ini bukan doa pemulihan Israel, ini adalah doa untuk menyatakan kerajaan Allah bagi bangsa-bangsa. Maka Tuhan berjanji kepada Abraham, “melalui keturunanmu, seluruh bangsa di bumi akan mendapat berkat”. Berarti Tuhan sudah memberikan nubuat di awal bahwa bangsa-bangsa akan diberkati bukan cuma Israel. Maka doa untuk memulihkan Israel itu doa yang belum cukup, harus ada permohonan yang lain, yaitu kerajaan datang di bumi ini dan kehendak Tuhan di bumi terjadi seperti kehendak Tuhan di sorga jadi. Meskipun Lukas tidak mengutip kehendak Tuhan jadi, Matius mengutip itu di dalam ajarannya di Matius 6. Dikatakan “jadilah kehendakMu di bumi sama seperti kehendakMu di sorga”. Di sorga apa yang Tuhan mau terjadi, di bumi Tuhan masih ijinkan apa yang Dia mau dilawan untuk sementara waktu. Tapi akan ada waktu di mana Tuhan mau tidak akan lagi dilawan oleh manusia, manusia dengan rela akan jalankan. Inilah pengharapan yang Tuhan ajarkan kepada para murid. Jadi negkau harus terus berdoa, berdoa untuk pemulihan kerajaan.

Siapa yang berdoa untuk pemulihan kerajaan? Banyak orang pada zaman dulu, tokoh-tokoh besar seperi Musa, Salomo dan Daniel, mereka berdoa supaya kerajaan ini dipulihkan. Yang paling dekat adalah Daniel, Daniel adalah orang yang plaling sulit hidupnya, dia ditangkap oleh orang Babel ketika Babel menyerang Yerusalem, kemungkinan saat itu dia masih 12 tahun, paling tua mungkin dia usia 13 tahun. Karena pada tradisi zaman itu orang disekolahkan dengan pendidikan khusus adalah ketika dia berumur 12 atau 13 tahun. Jadi mereka akan cari anak-anak remaja seperti ini, bawa mereka ke Babel lalu diajarkan segala hikmat Babilonia. Anak 12 tahun, 13 tahun diculik dari negaranya, tempat dia berada dihancurkan, mungkin orang tuanya dibunuh lalu dia diambil. Ketika dilihat anak ini kelihatan pintar, akan dididik, mereka tinggal di istrana raja. Dan orang yang tinggal di istana raja pasti akan dikebiri, supaya mereka tidak tidur dengan selir raja. Daniel mengalami kesulitan besar sekali di awal hidupnya, tapi dia menyatakan “saya tidak akan meracuni diri dengan orang Babel, saya akan pertahankan tradisiku, doaku, imanku, dan segala penyembahanku kepada Tuhan, bukan kepada yang lain”, maka dia menolak makan apa pun, dia hanya mau makan sayur saja. Maka pemimpinnya tanya “kamu kalau hanya makan sayur nanti akan kurus”, Daniel tantang “coba nanti ukur siapa yang lebih perkasa, siapa yang badannya lebih besar, siapa yang pertumbuhannya lebih sehat”. Waktu diukur ternyat pertumbuhan Daniel dan ketiga temannya lebih besar dari yang lain. Mereka pertahankan identitas mereka, tanpa diracuni sekelilingnya. Pdt. Ivan dalam NRETC pernah mengatakan banyak anak remaja atau pun pemuda mesti belajar dari Daniel, dikelilingi oleh budaya yang mau merusak dia, dia tetap teguh. Kita seringkali terlalu lemah, sekeliling kita bagaimana, kita sering ikut, kita terus konfirmasi sama dengan sekeliling kita. Inilah kebodohan banyak orang muda, mau diterima lingkungan meskipun itu merusakan diri dan masa depan. Daniel tidak seperti itu, dia pertahankan hidup mau setia kepada Tuhan dari usia 12 tahun. Lalu dia harus menjadi orang yang belajar hikmat dari Babilonia tanpa pernah meruntuhkan imannya, imannya tetap kuat. Lalu setelah berpuluh-puluh tahun tinggal di Babel, doanya tidak pernah berubah, dia terus berdoa mengatakan “Tuhan, pulihkan bangsa ini, pulihkan Israel, pulihkan Yerusalem”. Sampai satu ketika dia hitung-hitung, di dalam Kitab Yeremia dikatakan 70 tahun adalah waktu kamu dibuang di Babel. Lalu Daniel hitung-hitung, sudah mau 70, dia datang ke Babel umur 12 tahun, sekarang dia sudah mau umur 80an, berarti waktunya sudah dekat. Maka dia berdoa dengan lebih giat lagi. Ditulis dalam Kitab Daniel, Daniel berdoa dan bepuasa “Tuhan, saya sudah baca janjiMu, tolong cepat pulihkan ini. Saya sudah tua, sudah mau mati. Ijinkan sebelum saya mati, saya pulang lihat Yerusalem. Ijinkan sebelum saya mati, saya lihat tanah leluhurku, tanah perjanjian yang Tuhan sudah berikan kepada umatMu. Tolong Tuhan, ijinkan kepulanganku terjadi sebelum saya mati”. Tapi Tuhan memberikan jawaban yang menyedihkan sekali, Tuhan mengatakan “engkau akan mati sebelum Israel dikembalikan. Tapi jangan takut, engkau sangat dikasihi Tuhan”. Maka Tuhan kirimkan mimpi untuk dia lihat masa depan dari kerajaan yang dijanjikan itu ternyata scope-nya melampaui Israel, sampai seluruh bumi. Ini membuat Daniel penuh sukacita, ternyata bukan hanya Israel yang Tuhan mau pulihkan, tapi seluruh bumi. Maka dia mendapat sukacita dan setelah itu dia meninggal. Daniel adan Yohanes itu mirip, pada masa tua lihat penglihatan masa yang akan datang. Tapi ini cuma Daniel dan Yohanes saja, jangan tambah-tambah lagi.

Pada bagian ini Daniel yang sudah berdoa, tidak mendapat yang dia inginkan. Tapi doa dia menjadi pola doa orang Israel, yaitu doa minta bangsa ini dipulihkan. Tanah, bait dan raja itu datang, baru zaman damai sejahtera itu akan masuk. Sekarang tanah sudah ada, bait suci sudah ada, raja juga sudah datang. Tapi Tuhan Yesus mengatakan doa tetap sama, doa minta kerajaan Tuhan dinyatakan. Jadi Tuhan menyatakan ini masih zaman nanti, kerajaan yang pulih belum sekarang. “Tapi Engkau sudah datang sebagai Raja”, “tetap belum saatnya”, “jadi Engkau akan kemana dulu?”, Yesus akan pergi dulu kepada Bapa. Maka Yesus akan pergi kepada Bapa dan orang-orang di bumi harus tetap mendoakan supaya kerajaan itu datang. Tapi dengan cara yang berbeda, karena sekarang scope-nya yang kita minta adalah yang seluruh bumi. Kita terus berdoa sampai Tuhan menyatakan apa yang Dia inginkan ini. Kita berdoa hal yang besar seperti kemarin yang kita sudah bahas, sekaligus hal kecil yang berkait di dalamnya. Maka kita berdoa dengan cara yang benar yaitu mengharapkan supaya Tuhan menggenapkan janjiNya, tetapi juga mengaitkan hal-hal minor di sekeliling kita kepada janji Tuhan yang besar ini. Minggu lalu saya sudah bahas kerajaan Allah yang besar ini tidak meniadakan yang tidak berarti. Kerajaan Allah yang besar ini justru mengkonfirmasi menguatkan yang kecil dan tidak berarti. Yesus mempunyai tugas berjalan sampai Yerusalem lalu Dia dibunuh menebus dosa manusia, inilah panggilan utama Dia. Tetapi dalam perjalanan ke Yerusalem, Dia sering belok dulu, Dia sering belok untuk sembuhkan orang yang sakit, sembuhkan orang yang buta, sembuhkan orang yang tuli, sembuhkan orang yang sakit pendarahan, bangkitkan orang mati, menghibur hati ibu tua yang sedang sedih dan lain-lain. Jadi Dia rela membelokkan perjalananNya untuk melakukan hal yang kurang penting, tapi Dia akan kembali menjalankan tema utamaNya. Maka doa Saudara pun sama, harus mengaitkan hal kecil di dalam hidup dengan kerajaan Tuhan. Bolehkah saya doa untuk kesembuhan? Pasti boleh, tapi yang ditanya “mengapa minta sembuh?”, “saya mau sembuh karena supaya saya boleh kerja lebih giat dan Tuhan boleh bekerja melalui saya menyatakan damai sejahtera di bumi ini”, ini doa yang Tuhan ijinkan. Jadi jangan takut berdoa meskipun kecil, selama Saudara ingat ini adalah bagian dari seluruh kerinduanku untuk kerajaan Tuhan jadi. Maka Yesus memberikan prinsip meskipun kerajaan itu seperti tertunda tapi jangan lupa engkau punya Bapa yang mengasihi engkau. Bayangkan berapa kesedihan para murid, karena mereka sudah mendapatkan Sang Raja lalu diambil lagi, sepertinya sudah mau pulih tapi belum. Apakah yang paling menghancurkan semangat dibandingkan dengan garis finish yang ternyata masih dimundurkan. Saya beri ilustrasi yang lebih serius lagi, orang yang kehilangan orang yang dikasihi itu berat sekali karena pernah ada momen mengasihi lalu diambil. Lebih baik dari dulu tidak pernah ada. Ini murid-murid kehilangan Yesus, ketika Yesus di depan mata, Dia akan disalib, bangkit, tapi Dia akan naik ke sorga. Maka mereka akan mengalami kesedihan besar, dan Tuhan ingatkan “kamu pikir sudah boleh berhenti berdoa memohon kerajaan Allah jadi? Belum, masih tetap doakan itu”. “Tuhan, ajarkan kami berdoa, sudah ada Rajanya, mungkin doanya beda”, Yesus mengatakan “tidak, tetap sama. Bapa dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu”. Jadi perjuanganmu di dalam doa masih berlanjut bahkan sampai lama. Ini kekuatan yang sangat sulit dijalankan, mereka akan lemah dan hancur hati karena menyadari kerajaan itu belum akan pulih. Tapi Yesus melanjutkan dengan eksposisi doa yang penting dan Dia mengingatkan tentang Bapa yang penuh kasih.

Bapa di sorga mendengar doamu karena Bapa mengasihi engkau. Lalu Yesus di sini pakai 2 contoh, contoh pertama adalah seorang yang kedatangan tamu lalu dia lupa sediakan roti, langsung dia pergi ke tetangganya, minta 3 roti dipinjamkan. Yesus mengatakan “apakah tetangganya akan tolak?”, jawabannya adalah tidak mungkin, karena budaya zaman itu beda dengan zaman sekarang. Kalau zaman sekarang Saudara punya tetangga, Saudara ketok “pak, minta roti”, jawabannya “2 blok lagi ada Indomaret, ke sana saja”. Bahkan mungkin Saudara tidak kenal tetangga, banyak orang tidak kenal tetangganya. Kita tidak terlalu kenal dengan tetangga, ini beda dengan keadaan di abad pertama. Pada zaman itu kota sangat padat di dalam susunan rumah, mereka tidak kasi space untuk rumah, mereka bikin rumah saling berdekatan. Dan biasanya bentuk rumah ada tembok, Saudara masuk, di dalamnya ada halaman kecil, lalu di bawah ada semacam gudang, di situ Saudara bisa taruh barang-barang dan ternak kalau sudah malam. Jadi kalau Saudara pelihara kambing atau domba, tapi bukan gembala, karena gembala punya banyak dan kalau banyak berarti punya kandang. Tapi kebanyakan orang hanya pelihara 1 atau 2 kambing, mereka akan masukan di ruangan bawah. Lalu naik ke atas tangga, di situlah rumah, biasanya kecil. Zaman itu kebanyak orang Israel sederhana, miskin. Jadi mereka punya rumah sangat berdekatan, kalau satu rumah ada keributan, banyak rumah lain yang bisa dengar. Waktu itu jarang ada keluarga yang beranrem, karena kalau berantem seluruh RT tahu. Lalu kedua, budaya kota pada saat itu adalah mereka sangat malu kalau gagal menjamu tamu. Jadi kalau ada tamu, tidak boleh tamu itu dibiarkan lapar. Bayangkan ada tamu bertamu ke rumah satu orang, orang itu tidak punya roti, dia pergi ke tetangganya, tidak mungkin tetangganya tolak. Cerita ini harus dipadankan dengan zaman itu, bukan zaman sekarang. Kalau zaman sekarang Saudara bingung, garuk-garuk kepala “saya sering tolak”. Mengapa seperti itu? Karena dua alasan, yang pertama Yesus mengatakan di ayat 8, ini saya coba bacakan dengan kalimat sederhana, “aku berkata kepadamu, sekalipun ia tidak mau bangun dan tidak memberikan kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sifatnya yang tidak malu itu ia akan bangun dan memberikan kepadanya apa yang dia perlukan”. Saya coba kalimatkan dengan kalimat saya sendiri yang agak sederhana “sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya meskipun ia adalah sahabat, namun karena dia tidak mau malu ia akan bangun juga dan memberikan apa yang diperlukan”. Ini sebenarnya maknanya. Jadi orang ini pasti akan kasi karena dia sahabatnya. Sahabat minta sesuatu kepada sahabat, masa tidak dikasi. Zaman itu pertemanan sangat dihargai. Orang Israel punya pembagian 3 tentang sahabat, yang pertama cuma kenalan biasa, yang kedua sahabat, yang ketiga adalah seperti Saudara, sahabat yang luar biasa dekat. Level kedua ini tidak mungkin menolak untuk menolong orang lain terutama di dalam hal makanan. Saya tidak mungkin ditolak oleh sahabat saya kalau saya minta makan, bahkan sahabat saya akan mengatakan “ayo makan yang banyak, sampai kenyang dulu baru boleh pulang”. Jadi ini sahabat tidak mungkin tidak kasi. Meskipun dia tidak mau kasi tapi ada satu yang mengganggu yaitu wibawa kota ini. Kalau ada tamu tidak dapat makan lalu pulang, seluruh kota malu. Maka untuk dia tidak malu, dia akan kasi roti ini. Tuhan mengasihi kita. Yang kedua, Tuhan juga menjaga kemuliaan namaNya. Maka kalau Saudara berdoa demi kerajaan Tuhan jadi, tidak mungkin Dia tidak dengar. Karena ini demi nama Tuhan dan Tuhan mencintai kita. Jadi 2 kekuatan yang luar biasa, kemuliaan dan kasih Tuhan. Di dalam Yesaya dikatakan “Aku akan melakukannya karena Aku. Ya, oleh karena namaKu sendiri. Sebab Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain”. Jadi Tuhan tidak akan membiarkan kemuliaanNya dihina. Itu sebabnya demi kemuliaan Tuhan, Tuhan akan bertindak. Dan di bagian lain dikatakan karena Aku mengasihi engkau hei Israel, Aku memanggil engkau jauh dari tempat pembuangan, semua berkumpul kembali di tanah permai ini. Jadi Tuhan cinta maka Tuhan akan dengar, Tuhan suka kemuliaanNya maka Tuhan akan dengar. Di dalam bagian ini Yesus mengatakan “tidak mungkin Bapa di Sorga tidak dengar engkau”, yang pertama Dia sangat mencintai engkau. Yang kedua, Dia sangat ingin kemuliaanNya dinyatakan, maka doamu tidak mungkin Yesus abaikan.

Contoh kedua, bapa mana yang akan kasi ular gantikan roti, bapa mana yag kasi kalajengking ganti telur. Apakah ini konteksnya orang yang suka sihir, pelihara ular? Andaikan begitu, ada orang yang suka sihir, pelihara ular dan lain-lain, lalu anaknya minta makan dan dikasi ular? Tidak mungkin kan, orang jahat pun akan kasi anaknya yang baik-baik. Orang yang kejam pun mau pelihara anaknya untuk bertumbuh. Maka Tuhan Yesus mengatakan kalau orang jahat tahu memberi yang baik kepada anaknya, masa Bapa di sorga tidak memberi yang baik. Maka doa adalah sesuatu yang sangat melegakan hati orang Kristen karena Tuhan kita mau dengar. Terkadang alasan kita tidak mau berdoa adalah karena kita rasa percuma berdoa. Tapi tidak pernah ini menjadi percuma, Tuhan tidak mungkin tidak dengar. Itu sebabnya di ayat 13 dikatakan “jika kamu yang jahat tahu memberikan pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu di sorga”. Ayat 10 “setiap orang yang meminta menerima, seriap orang yang mencari mendapat, setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan”, ini tidak ada kaitan dengan ketekunan, tapi ada kaitan dengan relasi. Tuhan memang minta kita berdoa dengan tekun, tapi bagian ini tidak sedang bicara soal harus tekun, tapi sedang bicara soal Bapa tidak mungkin tidak dengar, Tuhanmu tidak mungkin tidak dengar. Harap ingat ini, ketika Saudara berlutut dan berdoa, tahu bahwa Tuhan sangat senang mendengarkan seruan kita. Kita berseru kepada Tuhan, Tuhan menjawab, Tuhan memberikan apa yang perlu untuk kebaikan kita demi kerajaanNya jadi. Di ayat 13 dikatakan “Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya”. Di dalam Injil Lukas, Roh Kudus milik Yesus bukan milik yang lain. Di awal dikatakan Roh Kudus memenuhi Maria dan Yesus pun lahir, Roh Kudus memimpin Kristus dan Dia berkuasa, Roh Kudus memenuhi Kristus dan Dia memulai palyananNya. Jadi Roh Kudus adalah roh yang memimpin Kristus, bukan yang lain. Hanya Kristus yang berhak mendapatkan penyertaan dari Roh Kudus. Bayangkan ini hanya boleh dimiliki Kristus. Allah Bapa mengirim Roh Kudus supaya Kristus dipimpin di dalam pelayananNya, bukan untuk yang lain. Maka bagian ini mengatakan Roh Kudus yang milik Anak Allah yang tunggal ini boleh jadi milikmu karena engkau pun sudah dianggap anak. Di dalam Kristus kita adalah anak juga. Maka Tuhan akan mengabulkan permintaan kita, apa pun itu, dengan cara yang bijak, sesuai dengan cara Dia untuk datangkan kemuliaan bagi kerajaanNya. Itu sebabnya mari kita belajar berdoa, tekun mendoakan doa-doa yang penting, apa pun yang Saudara mau bawa dalam pergumulan, bawa kepada Tuhan dan ingat kaitkan itu dengan kerajaan Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Doa dan Kerajaan Allah

(Lukas 11: 1-13)
Ajaran dengan ketat menyatakan berserah kepada Tuhan tanpa ada permohonan apa pun, ini akan melatih orang jadi munafik. Kalau yang satu melatih orang tidak punya hati nurani, yang satu melatih orang jadi munafik, pura-pura doa untuk hal yang benar, padahal hatinya tidak inginkan itu. Inilah yang harus kita lihat sebagai penyeimbang yaitu bagian yang kita baca pada hari ini. Pada hari ini Tuhan Yesus mengajarkan doa dengan pengertian yang sangat berbeda dengan apa yang kita lihat tadi. Yesus mengajarkan fungsi doa di dalam pengertian yang sangat penting, yaitu doa adalah salah satu tanda yang penting dari janji Tuhan secara eskatologis untuk sekarang. Ini konsep doa yang mungkin tidak banyak orang tahu, tapi ini sangat ditekankan oleh Alkitab. Apa itu doa? Doa adalah bukti nyata saat ini akan apa yang Tuhan janjikan nanti yaitu kerajaanNya. Jadi Tuhan sudah janjikan “KerajaanKu akan datang”, Kristus akan menjadi Raja, orang jahat akan dihancurkan, orang benar akan dimunculkan dan seluruh damai sejahtera akan memenuhi bumi dan kemuliaan Tuhan memenuhi seluruh bumi, ini janji Tuhan. Lalu janji Tuhan itu sudah terjadi? Belum, apa buktinya janji Tuhan akan terjadi? Salah satu bukti yang dipakai adalah doa. Jadi doa adalah orang percaya sedang berdiri dalam keadaan sekarang tapi tangannya sedang memegang janji Tuhan yang nanti. Jadi inilah fungsi doa. Harap setelah hari ini, Saudara tahu apa itu doa. Banyak orang Kristen gagal mengerti hal ini, “apa itu doa?”, doa adalah tanda yang Tuhan pakai sekarang untuk membuktikan janji eskatologi Dia, janji kerajaanNya akan digenapi, itu pasti jadi. Jadi apa yang Tuhan janjikan nanti pasti terjadi. Apa buktinya? Buktinya ada beberapa, bukti pertama Roh Kudus ada di sini. Bukti kedua, yang jadi bukti adalah pemeliharan Tuhan akan umatNya, kehadiran umat Tuhan membuktikan ini, bukti yang ketiga adalah doa umat Tuhan. Doa adalah bukti nyata kerajaan itu ada di sini sekarang tapi belum menjadi nyata secara penuh. Lalu mana buktinya kerajaan ini ada? Doa orang Kristen. Saudara waktu lihat ini menjadi kagum, ternyata pengertian doa lebih dalam dari yang kita pikir. Apa itu doa? Doa adalah bukti nyata saat ini akan apa yang Tuhan janjikan nanti yaitu kerajaanNya datang ke bumi. Kapan kerajaan Allah datang? Tidak ada yang tahu. Pastikah kerajaan itu datang? Pasti, tahu dari mana? Ada bukti nyata yaitu doa. Berarti doa bukti kerajaan Allah ada di sini. Jadi setiap Saudara berdoa, menyatakan bukti nyata bahwa kerajaan itu akan datang. Kuasa doa terlalu besar untuk kita pahami hanya sekedar minta untuk diri lalu itu jadi, hanya sekedar untuk minta diri kemudian itu terbukti. Tapi ada hal yang lebih besar yaitu doa ini akan membawa Kerajaan Allah menjadi nyata. Tuhan pakai doa untuk menyatakan kerajaanNya di bumi ini. Kalau Saudara berdoa ingat baik-baik hal ini, kalau Saudara tahu hal ini, doa pun akan dipanjatkan dengan keagungan yang besar, “ternyata saya boleh menjadi orang yang doanya itu dipakai Tuhan untuk mengaitkan antara janji dan kenyataan sekarang”.

Maka pada bagian ini murid-murid pun tanya kepada Yesus “ajarkan kami berdoa”, dan Tuhan tidak hina pertanyaan ini. Justru Tuhan memberikan pengajaran yang menjadi konsep doa turun-temurun bagi umat Tuhan dari zaman para rasul sampai zaman kita sekarang. Yesus mengatakan “maka kalau kamu berdoa katakanlah…”. Bagian pertama Dia mengajarkan “Bapa, dikuduskanlah namaMu. Datanglah kerajaanMu”, permintaan pertama adalah permintaan yang menyadarkan posisi doa. Doa adalah yang dipakai Tuhan supaya kerajaanNya bisa datang. Jadi kerajaanNya datang karena doa kita? Dalam pengertian ini, iya. Bisakah kerajaanNya datang? Iya, karena orang Kristen berdoa. Ini besar sekali, seolah Tuhan mengatakan “kedatangan kerajaanKu Kupercayakan kepadamu dalambentuk permohonan dan doa”. Kalau kita dapat kepercayaan sebesar ini, masih beranikah kita main-main? Ketika seseorang diberikan mandat yang penting, tidak mungkin dia abaikan mandat ini dengan kehidupan yang sembarangan. Waktu orang Kristen diberikan mandat doa, tidak mungkin dia boleh abaikan tugas berdoa. Yang selama ini mengabaikan doa, bertobat hari ini, yang selama ini tidak berdoa, Saudara bukan Kristen, harus berdoa, harus bertobat, kembali kepada Tuhan. Maka Yesus mengingatkan “apabila kamu berdoa, katakanlah ini Bapa dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu”, tetapi meskipun permohonan ini sangat besar, ini dimulai dengan kata Bapa. Yesus mengajarkan kepada para murid, engkau memanggil Dia Bapa. Mengapa Yesus boleh mengatakan kepada para murid boleh memanggi Dia Bapa? Karena ini adalah Anak yang dikasihi. Dan Yesus sedang membagi posisi yang Dia miliki kepada orang lain untuk berbagian bersama-sama memanggil Allah sebagai Bapa. Ini indah sekali. Di dalam Alkitab Perjanjian Lama, beberapa kali Yesus diperkenalkan sebagai Sang Anak, dalam Mazmur 2 dikatakan “Engkau adalah AnakKu, Engkau Kuperanakan pada hari ini”. Di dalam berita-berita Perjanjian Lama, waktu Allah mengangkat Sang Anak, ini mempunyai makna kerajaan. Jadi Tuhan mengatakan “ini AnakKu yang Kukasihi, kepadaNya Aku berkenan”, itu adalah pernyataan inilah Raja yang Kuperkenan. Waktu dikatakan “AnakKu Engkau, Engkau telah Kuperanakan pada hari ini, ini pun menyatakan bahwa orang yang diangkat sebagai Anak adalah Sang Raja. Kita tidak mungkin mempunyai relasi sedekat ini dengan Dia. Maka di bagian ini Yesus memperkenalkan “Bapa yang Kukenal ini adalah Bapa yang penuh anugerah, penuh dengan kasih karunia, datanglah kepada Dia dengan berani dan sebut Bapa”. Lalu dikatakan “Bapa dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu”, ini kembali mengingatkan tugas utama doa, menyatakan bahwa kerajaan Allah pasti jadi.

Lalu hal kedua di dalam ayat ke-3, dikatakan “berikanlah setiap hari makanan kami yang secukupnya”. Mengapa permintaan ini dimasukan? Karena permintaan ini terlalu kecil. Saudara meminta untuk makanan pokok setiap hari, ini permintaan kecil. Permintaan yang sepertinya tidak terlalu besar dibandingkan dengan kerajaan Allah yang besar. Tapi bagian ini mau menekankan kalau kerajaan Allah datang, kerajaan Allah tidak akan meniadakan yang kecil, justru akan mengangkat yang kecil. Kerajaan ini justru akan menghancurkan kesombongan, menghancurkan keangkuhan, tapi Dia akan mengangkat yang kecil. Seringkali ilustrasi tentang kerajaan itu memakai contoh yang kecil, misalnya pakai biji sesawi. Tapi Tuhan mengatakan yang kecil ini kalau dalam kerajaan Tuhan akan tumbuh jadi pohon yang besar. Jadi Tuhan menyatakan kerajaanNya datang, justru mengkonfirmasi yang kecil. Waktu kerajaan Allah datang, yang kecil-kecil tidak disingkirkan, justru diangkat dan dikonfirmasi. Dimana-mana kalau yang berwibawa atau mulia datang, yang kurang mulia jadi tidak dianggap. Tapi justru Alkitab mengatakan “waktu kerajaan itu datang, yang nothing itu diangkat”. Saudara jangan pikir, Saudara jadi orang Kristen yang biasa-biasa, cinta Tuhan, rajin, berdoa dan lain-lain, tapi tidak terlalu menonjol, bukan pengurus, bukan aktivis, bukan pengkhotbah, bukan siapa-siapa. Kalau datang ke gereja mungkin hanya disalami, kalau tidak ada datang ke gereja pun mungkin tidak dicari. Bukan siapa-siapa, pekerjaannya mungkin hanya berdoa di rumah, tolong orang miskin, tapi tidak ada yang kenal Saudara sama sekali. Lalu Saudara pikir, nanti di sorga saya akan tempati posisi yang sama, waktu Tuhan datang kembali, saya juga orang nothing. Tidak, yang something tapi tidak layak itu akan diturunkan, yang kelihatan megah sekarang mungkin tidak mendapat kemuliaan yang besar. Mungkin saya akan rendah dan orang ini akan jauh lebih tinggi dari saya. Waktu kerajaan Allah datang, yang nothing jadi something, yang kecil jadi dibesarkan, yang tidak berarti menjadi yang inti. Ini berita yang luar biasa agung, hanya ada di dalam Kitab Suci.

Allah tidak akan meniadakan yang kecil, justru akan mengangkat yang kecil. Kerajaan ini justru akan menghancurkan kesombongan, menghancurkan keangkuhan, tapi Dia akan mengangkat yang kecil. Seringkali ilustrasi tentang kerajaan itu memakai contoh yang kecil, misalnya pakai biji sesawi. Tapi Tuhan mengatakan yang kecil ini kalau dalam kerajaan Tuhan akan tumbuh jadi pohon yang besar. Jadi Tuhan menyatakan kerajaanNya datang, justru mengkonfirmasi yang kecil. Waktu kerajaan Allah datang, yang kecil-kecil tidak disingkirkan, justru diangkat dan dikonfirmasi. Dimana-mana kalau yang berwibawa atau mulia datang, yang kurang mulia jadi tidak dianggap. Tapi justru Alkitab mengatakan “waktu kerajaan itu datang, yang nothing itu diangkat”. Saudara jangan pikir, Saudara jadi orang Kristen yang biasa-biasa, cinta Tuhan, rajin, berdoa dan lain-lain, tapi tidak terlalu menonjol, bukan pengurus, bukan aktivis, bukan pengkhotbah, bukan siapa-siapa. Kalau datang ke gereja mungkin hanya disalami, kalau tidak ada datang ke gereja pun mungkin tidak dicari. Bukan siapa-siapa, pekerjaannya mungkin hanya berdoa di rumah, tolong orang miskin, tapi tidak ada yang kenal Saudara sama sekali. Lalu Saudara pikir, nanti di sorga saya akan tempati posisi yang sama, waktu Tuhan datang kembali, saya juga orang nothing. Tidak, yang something tapi tidak layak itu akan diturunkan, yang kelihatan megah sekarang mungkin tidak mendapat kemuliaan yang besar. Mungkin saya akan rendah dan orang ini akan jauh lebih tinggi dari saya. Waktu kerajaan Allah datang, yang nothing jadi something, yang kecil jadi dibesarkan, yang tidak berarti menjadi yang inti. Ini berita yang luar biasa agung, hanya ada di dalam Kitab Suci.

Maka permintaan kecil dalam doa itu tetap berbagian di dalam fungsi doa yang berbagian yaitu menyatakan kerajaan Allah. Saudara mungkin pikir kalau doa menyatakan kerajaan Allah ya sudah jangan doa yang kecil-kecil, kalau bisa doa yang besar-besar. Itu kira-kira konsep yang salah, yang kita sering kali kita miliki. Kalau doa mendatangkan kerajaan Allah, kalau Allah pakai doa kita untuk mendatangkan kerajaanNya, mana ada tempat untuk aku. Bisakah aku berlutut lalu berdoa, “Tuhan, saya ada flu, sembuhkanlah”, tidak boleh, itu terlalu kecil untuk kerajaan Allah. Tapi itu konsep yang salah, justru yang kecil mendapat bagian yang indah di dalam kerajaanNya. Maka doa yang berikutnya “berikan kepada kami makanan kami yang secukupnya”. Maka Yesus seperti mengingatkan engkau berdoa minta kerajaan Allah datang, tapi engkau tetap mempunyai tempat untuk doa yang kecil, doa meminta makanan hari ini, roti hari ini. Dan ini permintaan tidak pernah dianggap kecil oleh Tuhan, karena doa ini berbagian di dalam doa yang dipanjatkan kepada Bapa yang mengasihi. Jangan takut untuk berdoa, jangan pikir doa hanya untuk pekerjaan Tuhan saja. Untuk pekerjaan Tuhan harus, tapi Tuhan ijinkan ada tempat untuk kita berdoa. Saudara sakit dan minta sembuh itu boleh dan harus, masakan minta sembuh sama yang lain. Lalu hal berikutnya, Saudara jangan lupa waktu Saudara berdoa untuk mengabulkan doa Saudara, Tuhan sedang bekerja memakai yang lain. Ini pengertian yang juga dari Martin Luther. Martin Luther pernah bilang jika engkau memohon “Bapa, berikanlah roti kami pada hari ini”, apakah engkau pikir Tuhan akan jawab dengan lempar roti dari sorga? Tidak, Tuhan tidak pakai cara itu. Tuhan pakai cara waktu Saudara berdoa, Tuhan gerakan hati petani untuk tanggung jawab dengan pekerjaannya. Dia kelola ladangnya baik-baik, dia pelihara gandumnya dengan baik-baik, dia jadikan sampai baik, kemudia dia petik. Petani bekerja karena gerakan dari Tuhan untuk menjawab doa Saudara, ini hal yang indah sekali. Jawaban doa itu panjang dan berangkai, jangan pikir ketika Saudara berdoa hanya Saudara dan Tuhan, doa Saudara akan mempengaruhi yang lain juga. Jadi satu orang berdoa, Tuhan pakai banyak hal untuk menjawab doa itu. Ini membuktikan kerajaan Allah datang dan permintaan makanan itu berkait.

Kerajaan Allah berkait dengan tanggung jawab orang bekerja, tanggung jawab orang untuk menjalankan bagian mereka sehingga seluruh orang bisa mendapatkan berkat dari Tuhan melalui pekerjaan yang dikerjakan dengan tanggung jawab. Maka mulai sekarang kerjakan pekerjaan Saudara dengan bertanggung jawab, karena doa orang di satu tempat sana akan dijawab melalui apa yang Saudara kerjakan. Saudara tidak tahu, tapi yang Saudara kerjakan mungkin sudah menjawab banyak sekali doa orang. Inilah mengapa Tuhan mengajarkan kita untuk berdoa meminta makanan. Lalu hal berikut, meminta makanan juga menunjukan kerendahan hati. Saudara diajar untuk tidak mengandalkan kepada simpanan, tidak mengandalkan kemampuan cari uang, tapi sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Ini bukan berarti orang boleh hidup tanpa tanggung jawab. Orang yang tidak bertanggung jawab, tidak berhak berdoa kepada Tuhan. Orang yang bertanggung jawab, justru doanya jadi bermakna. Karena dia tidak mengandalkan tanggung jawabnya, kekuatan tangannya dan kerajinannya, dia tetap mengandalkan Tuhan. Tapi orang malas mengandalkan Tuhan, dia bukan sedang mengandalkan Tuhan, dia sedang mencobai Tuhan. Tapi orang yang sudah tanggung jawab, dialah yang bisa memanjatkan doa “Tuhan, berikan kepadaku makanan hari ini, aku perlu supportMu, bukan kemampuanku”, barulah ini namanya berserah kepada Tuhan.

Lalu di ayat ke-4 menyatakan permintaan “ampuni dosa kami, seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami”, ini pun berkait dengan kedatangan kerajaan Allah itu. Karena kerajaan Allah datang berarti akan ada kedamaian di bumi. Dan damai itu harus dimulai dari mana? Dari kita orang Kristen. Maka kita mendoakan “Tuhan, biarlah damai boleh jadi dengan cara Tuhan mengampuni kami seperti kami sudah ampuni yang lain”. Jadi bagian ini mengajarkan kepada kita untuk mengampuni, sambil berdoa sambil melatih diri untuk mengampuni. Jangan simpan dendam, jangan simpan marah, Saudara makin simpan marah, Saudara makin jadi musuh banyak orang. Banyak orang punya kepahitan, terus ceritakan kepahitan, akhirnya orang lain jadi ikut-ikutan pahit. Tapi Tuhan sudah mengingatkan kalau engkau minta diampuni oleh Tuhan engkau harus adil, engkau harus mau mengampuni orang yang bersalah kepadamu. Inilah yang membuat kerajaan Allah bisa datang, permohonan untuk adanya damai, dan juga adanya kerinduan untuk mempraktekan hidup damai itu. Jadi berhenti dendam sama orang, lupakan dan ingat yang baik-baiknya. Supaya hal baik yang Saudara terima dan Saudara menjadi penuh dengan kelimpahan. Pak Stephen Tong pernah bilang engkau benci satu orang, engkau marah-marahi dia dalam hati, dia tidak rugi apa-apa. Dia tenang-tenang saja, dia akan pergi ke Singapore main golf. Lau Saudara yang simpan, lama-lama jantungnya masalah, kolesterol, darah tinggi, rambut mulai rontok, susah tidur, akhirnya ke dokter, “penyakitmu banyak sekali”, karena dendam. Lalu orang yang Saudara dendam ternyata jadi atletis. Dan ini menjadi permohonan “ampuni kami sebab kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.

Dan ditutup dengan “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”. Mengapa ditutup disini? Karena inilah yang akan merusak pekerjaan Tuhan di bumi ini, pencobaan yang akan kita masuki lalu kita gagal. Maka kita dengan rendah hati mengatakan “Tuhan, jangan biarkan saya jatuh, jangan biarkan kerajaanMu dicemarkan oleh kegagalan saya. Jangan biarkan kecemaranMu digagalkan oleh dosa yang saya kerjakan”. Lalu apakah kita cukup kuat mengalahkan dosa? Tidak, tidak ada orang yang cukup kuat menghadapi dosa. Itu sebabnya doanya tidak mengatakan “Tuhan, berikan kami kemenangan atas dosa”, tapi doanya lebih rendah hati “jangan bawa kami ke dalam pencobaan. Kalau kami masuk pencobaan pasti kalah”. Tapi sudah doa harus konsisten, jangan doa lalu menjalankan yang sebaliknya, ini namanya mencobai Tuhan. Doa minta diampuni, tapi tidak mau mengampuni orang lain, ini mencobai Tuhan. Doa minta Tuhan pelihara, tapi tidak pernah ada tanggung jawab, ini namanya mencobai Tuhan. Doa minta dijauhkan dari pencobaan, tapi sengaja masuk terus ke dalam situasi dimana kita bisa jatuh, ini namanya mencobai Tuhan. Maka biarlah kita menghindarkan diri dari apa yang bisa membuat kita jatuh. Dan kita berdoa mengatakan “Tuhan, jangan membawa kami ke dalam pencobaan”.

Maka ini doa yang Tuhan ajarkan dan Tuhan mau kita mengingat apa yang kita minta Tuhan dengar. Tidak ada permintaan terlalu kecil, tidak ada permintaan terlalu remeh, karena di dalam kerajaan Tuhan yang remeh ini akan diangkat. Mari kita membiasakan diri menjadi umat yang berdoa, gereja yang berdoa kepada Tuhan dan memohon segala yang kita perlukan kepada Tuhan. Tuhan tidak pernah batasi orang, melainkan Tuhan terus dorong orang untuk terus memohon kepada Dia saja. Bawa segala kesulitan kita di dalam doa dan biarlah kita bawa kerinduan kita untuk kerajaan Tuhan dinyatakan di dalam doa kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Pengampunan dan Salib

(Yesaya 49-55)
Kita masih membahas dari Yesaya, dari pasal 49-55. Di dalam seluruh pasal-pasal ini dikatakan bahwa raja-raja bangsa-bangsa dipanggil kembali oleh hamba Tuhan. Ada hamba Tuhan yang berteriak “engkau sedang terhilang. Hai, raja-raja dunia, engkau sedang jalan ke arah yang salah. Hai manusia engkau sedang berjalan ke arah yang salah. Hai umat Tuhan yang sedang tersesat engkau pun sedang jalan di arah yang salah”. Tapi manusia tidak sadar panggilan ini, karena ketika manusia disinggung, disindir dan dirusak oleh pengertian kebenaran manusia merasa harga dirinya dihancurkan dan setiap seruan itu membuat mereka makin tegar dalam kesalahan dan makin mengabaikan seruan Tuhan. Itu sebabnya kita tidak punya pengharapan, makin dengar firman makin berontak, makin dengar firman makin keraskan hati, makin dengar firman makin marah kepada yang menyampaikan firman. Maka waktu hamba Tuhan ini teriak “Tuhan mau engkau kembali”, semua raja menghina dia, menyusun kekuatan untuk menghantam dia. Tidak banyak orang-orang di Perjanjian Lama yang memberikan sejarah Injil lebih ringkas dan lengkap selain Yesaya. Yesaya menulis bagaimana bangsa-bangsa akan dipanggil oleh hamba Tuhan ini dan hamba itu memanggil dengan 3 cara. Yang pertama dia memanggil dengan seruan, yang kedua dia memanggil dengan ketaatan kepada Tuhan, yang ketiga dia memanggil dengan menyerahkan dirinya menjadi korban. Setiap tahap makin lama makin berat untuk hamba ini tapi makin lama makin menolong orang-orang yang tersesat ini.

Hal pertama yang dilakukan hamba Tuhan ini, dia berseru, dia berteriak mengatakan kepada bangsa-bangsa untuk kembali kepada Tuhan. Dan inilah yang dilakukan oleh Yesus. Di dalam hidupNya Dia berseru “bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat”. Kerajaan Tuhan sudah hadir, Rajanya sudah hadir dan sekarang memanggil engkau kembali. Tetapi seruan ini tidak mau didengar karena mereka rasa terlalu indah untuk jadi kenyataan kalau Raja itu benar-benar datang. Ketika mereka mengamati hidup Yesus, ternyata hidup Yesus berbeda dengan yang mereka harap karena mereka harap kejayaan, mereka harap kekuatan, mereka harap dominasi, mereka harap kecerdasan menghancurkan musuh dan ini tidak ada pada Yesus. Lalu hal kedua yang Yesus lakukan, sama dengan yang dinubuatkan Yesaya di dalam pasal 49-55, yaitu orang ini akan menjalankan segala yang perlu untuk menunjukan ketaatan kepada Allah. Kemarin kita sudah membahas bagaimana ketaatan itu menjadi memuncak di kayu salib. Ketaatan Yesus yang paling puncak adalah ketika Dia rela disalib. Taat sampai mati di kayu salib, taat untuk menggenapi apa yang manusia lama gagal genapi. Adam gagal karena mau menjalankan apa yang dia mau, manusia gagal karena mau jalankan yang dia mau. Yesus berhasil karena Dia mengatakan “makananKu adalah menjalankan kehendak Bapa. Mengapa Yesus berhasil? Karena seluruh hatiNya adalah milik Bapa di sorga. Tidak ada orang yang bisa berbahagia kecuali dia mengatakan “Tuhan, seluruh hatiku menjadi milikMu. Apa yang Engkau ingin itu akan aku lakukan, Engkau ingin aku lakukan apa, silahkan jalankan, aku siap untuk menjalankannya”. Maka di atas kayu saliblah sukacita Kristus itu genap. Tapi Luther mengatakan sukacita yang genap dibarengi dengan dukacita yang mendalam. Dukacita karena hancur hati dikhianati oleh umat sendiri, dan dukacita karena hancur hati harus menjadi wakil orang yang harusnya dihancurkan. Lalu Allah Bapa menghukum Dia. Di sini perasaan Kristus tidak mungkin kita pahami.

Lalu hal ketiga yang dikerjakan oleh hamba itu adalah dia akan melihat Tuhan berbalik dan kembali memihak dia. Inilah yang terjadi ketika Yesus bangkit. Yesus mati di kayu salib, tapi Dia bangkit. Mengapa Dia bangkit? Karena Allah berkenan akan apa yang Dia kerjakan. Di sini rahasia dari kemenangan Kristus berada yaitu Dia aktif sampai mati tapi pasif menerima kebangkitan. Dia aktif menjalankan yang harus, tapi dengan pasif menyerahkan nyawaNya ke dalam tangan Tuhan. Dalam Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku berkuasa memberikan nyawaKu, Aku berkuasa menerimanya kembali”. Tapi di dalam bagian Surat Paulus, Paulus mengatakan “Allah membangkitkan Dia”, berarti Yesus yang punya kuasa bangkit, Dia rela menyerahkan kebangkitan itu ke dalam tangan BapaNya di sorga. Dia dengan aktif mati dan dengan pasif menyerahkan kapan Allah Bapa mau berkenan dengan apa yang Yesus kerjakan. Maka ada hal ketiga yang penuh dengan pengharapan. Di dalam Yesaya 53 dikatakan “HambaKu akan berhasil, HambaKu tidak gagal, HambaKu akan menjalankan apa yang Aku inginkan”. Ketika Yesus diperkenan pada waktu itu terjadi kemenangan yang luar biasa. Yang pertama adalah kemenangan dari seluruh rencana penciptaan Tuhan. Jangan pikir kebangkitan Yesus hanya untuk kita, kebangkitan Yesus menunjukan rencana Tuhan dalam penciptaan tidak digagalkan oleh dosa. Sejak awal Tuhan mencipta, Tuhan sudah punya rencana masuk ke dalam Sabat yang penuh bahagia. Dan kejatuhan manusia di dalam dosa tidak membatalkan ini. Bayangkan berapa besar kemenangan Yesus yang didapatkan waktu Dia bangkit. Itu sebabnya ketika kita menyanyikan Yesus bangkit, yang menyanyi bukan hanya orang-orang percaya, tapi seluruh malaikat yang tahu Allah sedang mempersiapkan ciptaanNya masuk ke tahap yang sangat penting yaitu tahap yang penuh dengan kemenangan. Kebangkitkan Yesus memberikan kemenangan pada ciptaan Tuhan. Apa yang Allah ciptakan tidak gagal karena ada kebangkitan. Itu sebabnya Paulus mengatakan “jangan goyah, apa yang kau kerjakan tidak akan gagal, apa yang kau perjuangkan dalam ciptaan, apa yang kau perjuangkan di bumi ini tidak akan gagal. Jika engkau melakukannya untuk Tuhan, kebangkitan Kristus memastikan bahwa apa yang engkau kerjakan akan Tuhan sempurnakan. Dan di dalam kebangkitan engkau akan lihat semuanya ini jadi”. Itu sebabnya Yesus bangkit. Hal pertama menunjukan rencana kemenangan Tuhan di dalam penciptaan.

Lalu yang kedua kebangkitan Yesus menunjukan kemenangan umat pilihan dari kuasa dosa dan maut. Kalimat ini sering kita dengar, sehingga kita remehkan. Begitu sering kita remehkan sehingga kita tidak pakai kemenangan ini untuk berjuang. Kita selalu berpikir “kalau Yesus bangkit otomatis saya juga suci”, tidak. Yesus bangkit otomatis kita punya kekuatan untuk berjuang, dan kita tahu kekuatan itu dimungkinkan karena kemenangan Dia. Ada gambaran yang indah sekali dari seorang pengkotbah yang mengatakan ketika Yesus bangkit, kekuatan kebangkitanNya begitu kuat, sehingga Dia akan tarik kita keluar dari kuasa dosa. Tapi waktu Dia tarik kita keluar, Dia tidak tarik kita keluar supaya kita menjadi pasif, supaya kita menjadi orang yang menikmati ditarik dengan cara yang diam. Sebaliknya, kuasa kebangkitan Kristus menggerakan kita untuk menang. Kita berjuang karena kita tahu Kristus bangkit, karena kita tahu kekuatan dari kebangkitan Yesus memampukan kita untuk menang. Itu sebabnya di dalam kebangkitan Kristus ada kemenangan umat Tuhan atas dosa dan maut. Dosa dan maut sudah dikalahkan. Kapan dia kalah? Waktu Yesus bangkit. Kapan dia mulai berkuasa? Dia mulai berkuasa ketika Adam jatuh dalam dosa. Jadi Adam jatuh dalam dosa, bikin dosa menelan kita semua. Tapi Yesus bangkit, membuat kuasa kematian ditelan oleh kuasa kebangkitanNya. Mengapa kuasa kebangkitan menelan kematian? Karena kebangkitan Dia membuat seluruh kematian yang di dalam Dia adalah kematian untuk menantikan hidup baru. Belum pernah ada catatan dalam Perjanjian Lama yang mengumpamakan kematian itu seperti benih. Saudara kalau lihat benih tanaman, masukan dalam tanah, lalu pendam, waktu benih itu hancur, muncul satu tunas baru dan menjadi tanaman yang hidup, yang besar dan jauh lebih besar dari apa yang ditanam di dalam tanah. Yesus mengatakan “Aku mati sebagai benih”. Yesus mati bukan karena dosa. Adam mati karena dosa. Kita di dalam Adam mati karena dosa. Tapi Yesus mati supaya ada kebangkitan yang penuh dengan kuasa. Maka siapa yang berada di dalam Kristus, kalau pun kita akan menghadapi kematian, ini adalah kematian di dalam tahap menghadapi kebangkitan, melihat bagaimana maut ditaklukan dan melihat ada tumbuhan baru yang tumbuh setelah kita semua hancur di dalam kematian.

Maka Yesus mengubah makna kematian. Kematian bukan lagi sesuatu yang menelan kita, tapi kematian adalah suatu tahap menuju kepada kebangkitan tubuh. Kalimat ini sangat agung. Siapakah yang memberikan pengharapan? Yesus. Mengapa Dia bisa memberikan pengharapan? Karena Dia sendiri sudah bangkit. Siapa bisa berkotbah seperti ini selain Yesus? Dialah yang mengatakan “mari datang karena Akulah benih sulung yang lebih dulu bangkit dimana semua orang akan ikut bangkit bersama-sama dengan Aku”. Maka hal kedua yang Dia nyatakan dalam kebangkitanNya adalah kemenangan bagi umat Tuhan, menang atas dosa dan menang atas kuasa maut. Siapa yang bisa mengatakan “hai maut dimana sengatmu? Hai maut dimana kuasamu? Engkau tidak lagi mempunyai kuasa”. Paulus mengatakan kekuatan maut ada di dalam Taurat. Apakah Taurat membuat kita mati? Bukan, yang Paulus maksudkan adalah perintah yang membawa kita hidup justru membuat kita mati karena kegagalan kita. Kita gagal karena kepala kita sudah gagal. Maka Paulus mengatakan tidak mungkin Taurat membuat hidup, selama engkau masih ada di bawah kepalanya Adam. Selama masih berada di dalam Adam, seluruh Taurat tidak berguna. Karena perintah ini adalah perintah untuk hidup. Engkau tidak mengikuti Taurat supaya mati, Tuhan tidak pernah berikan AlkitabNya supaya kita baca, jalankan dan mati. Itu bukan rencana Tuhan. Tuhan tidak pernah mengatakan “lakukan ini supaya engkau mati”. Maka Taurat diberikan dengan kalimat “lakukan maka engkau hidup”. Tapi bagaimana mungkin ini bisa? Karena orang mengatakan “saya melakukan tapi saya tetap mati”, mengapa tetap mati? Karena kuasa kematian di dalam dosa, setelah Adam jatuh ke dalam dosa. Lalu bagaimana supaya Taurat menjadi hidup, supaya perintah-perintah firman Tuhan yang benar, benar-benar membawa kita ke dalam hidup? Yaitu kalau kita sudah punya kepala yang baru. Tapi untuk menjadi anggota dari kepala yang baru ini, Yesus harus mati dan kuasa kebangkitanNya harus diaplikasikan oleh pekerjaan Roh Kudus. Itu sebabnya ketika Roh Kudus menggerakan kita untuk percaya kepada Yesus, apda waktu itu kuasa kebangkitan Yesus menjadi milik kita. Saudara dan saya mendapat bagian di dalam kebangkitan yang baru ini. Sehingga karena Kristus bangkit, sekarang sudah ada benih awal yang sulung, yang membawa perubahan ke seluruh dunia. Kalau Dia adalah yang sulung maka yang lain akan menyusul. Saudara dan saya yang percaya kepada Kristus, kitalah yang muncul, kitalah yang menyusul dan kitalah yang memperjuangkan kerajaan yang sekarang dinyatakan ini. Zaman dulu kerajaan ini dinyatakan di dalam Israel, tapi setelah Yesus bangkit kerajaan ini dinyatakan di seluruh dunia. Maka karena Yesus bangkit, Saudara dan saya menjadi orang yang mengklaim dunia ini kembali milik Tuhan. Bumi ini milik Tuhan, bukan milik setan. Bumi milik Allah, maka prinsip Allah harus dinyatakan di bumi. Bumi milik Tuhan, maka saya perjuangkan untuk bumi ini tunduk kembali kepada Tuhan.

Bagaimana berjuang? Di dalam Adam dan dosa, berjuang adalah dengan cara menang, mengalahkan yang lain, egois, memberikan kenikmatan diri untuk menjadi tujuan, membuat diri tenggelam di dalam dosa, ini semua adalah gaya lama di dalam hidup duniawi. Tapi Kristus menunjukan hidup yang penuh kemenangan adalah tunduk kepada Tuhan dan taklukan dosa. Tunduk kepada Tuhan dan taklukan perintah-perintah dari setan dan seluruh dunia yang jahat. Tunduk kepada Tuhan dan menang atas dosa. Inilah yang Yesus lakukan. Maka Saudara dan saya menjadi orang yang berada di dalam kebangkitan Kristus. Mari tunjukan kemenangan itu, kalau sekarang bukan lagi Israel tapi seluruh dunia adalah tempat dimana Yesus mau menyatakan diri sebagai Raja. Mengapa saya dan Saudara terlalu lambat bekerja memperjuangkan nama Sang Raja ini? Terlalu banyak hal menyimpangkan kita dari panggilan mula-mula untuk meninggikan Kristus. Kita selalu menyempitkan meninggikan Kristus hanya di dalam Injil saja yang kita beritakan untuk membawa orang ke sorga. Tapi Alkitab menyatakan Injil adalah berita sukacita bahwa Allah sekarang bertahta. Dan Yesus menyatakan Allah yang engkau berharap bertahta, sekarang menyerahkan tahta itu kepada Sang Anak. Ini berita luar biasa besar. Maka kalau ditanya siapa Kristus? Saudara menyatakan Dia Juruselamat, Dia Raja. Dan title Juruselamat dan Raja adalah title untuk penguasa penakluk dari seluruh dunia yang akan menyatakan penaklukanNya justru dengan kasih. Raja-raja dunia menghancurkan yang lain dan menang, Yesus merelakan diri dihancurkan dan mendapatkan kemenangan. Yesus memanggil kita untuk menyatakan mari perjuangkan apa yang sudah Dia kerjakan. Kalau Dia adalah yang sulung, maka kita semua menyusul Dia, mengerjakan apa yang Tuhan sedang kerjakan saat ini. Tuhan sedang klaim kembali tahtaNya, Dia sedang menyatakan “semua kerajaan dunia adalah milikKu”. Saudara sekarang pun melakukan hal yang sama, Saudara mengatakan “kampus dan studi bukan milik setan, kampus dan studi adalah milik Kristusku”, Saudara yang bisnis megatakan “bisnis bukan milik setan, bisnis bukan milik roh yang begitu dahsyat dalam keserakahan, bisnis bukan milik orang yang gila harta dan mau memperkaya diri dengan merugikan orang. Bisnis adalah milik Sang Raja yaitu Kristus”. Saudara yang bekerja di pemerintahan mengatakan “pemerintahan milik Kristus, seluruh raja akan tunduk dan Raja atas segala raja akan menyatakan diri. sebab itu sekarang saya menjadi utusan yang pergi terlebih dahulu sebelum Dia datang. Aku utusan yang pergi dan mengatakan: hei pemerintah, jalankan cara Rajaku, jangan jalankan dengan cara dunia ini”. Suatu saat nanti seluruh makhluk akan menyatakan “Raja atas segala Raja dan Tuan atas segala tuan, kami menyembah Engkau. Seluruh puji-pujian, seluruh kekayaan, seluruh hormat, seluruh kemuliaan hanya bagi Kristus”. Tapi sebelum saat itu tiba kitalah yang mempelopori supaya dunia sadar “Rajamu sudah datang’. Dan Raja ini tidak klaim tahta dengan menang lewat militer, Dia tidak menang lewat kuasa senjata, tapi Dia menang lewat kerelaan untuk berkorban.

Harap hari ini kita sadar, kitalah tentara-tentara yang diutus duluan pergi sebelum Sang Raja itu datang. Dalam Alkitab dikatakan “ratakan tanah yang bergelombang, timbun yang tenggelam”, mengapa ditimbun? Karena Raja mau lewat. Siapa yang melakukan penimbunan, siapa yang potong tanah yang tidak rata? Kitalah orang itu, kita sedang persiapkan jalan bagi Kristus. Kalau Kristus datang dan jalan itu belum rata, betapa kita tidak bertanggung jawab. Tapi kita selalu disibukan dengan hal-hal yang tidak pernah berfokus kepada Kristus, seluruh kesibukan kita adalah untuk diri, seluruh kesibukan kita adalah untuk kerajaan kecil yang namanya diriku, keluargaku atau perusahaanku atau gerejaku, tapi kita tidak pernah pikir Allah yang mengutus Kristus, Dialah yang menjadi Raja. Maka mari mulai hari ini kita berjuang sebagaimana seharusnya. Yesus yang bangkit memanggil kita untuk mengatakan kemenangan bukan lewat senjata, kemenangan bukan lewat dukungan finansial, kemenangan bukan lewat kekuatan mengalahkan orang lain. Kemenangan adalah lewat taat kepada Tuhan. Mari belajar taat, belajar tunduk kepada Tuhan, mari rela jalani hidup yang makin menggenapi yang Tuhan mau dan kiranya Tuhan memberkati bumi ini dengan kemuliaan yang dinyatakan melalui anak-anakNya. Yesus bangkit dan Yesus memanggil kita untuk menang di dalam kebangkitanNya. Apakah Paskah itu? Paskah adalah merayakan ketika anak-anak itu boleh keluar. Anak-anak sulung Israel bebas dari kematian, karena Tuhan di padang gurun ingin mereka menjadi imam, Tuhan mau mereka menyembah Tuhan dan mengajar seluruh umat untuk kembali kepada Tuhan. Yesus mati supaya Saudara dan saya bebas dari maut. Untuk apa kita bebas dari maut? Supaya jadi imam yang menyembah Tuhan dan menyatakan ke seluruh dunia “sembahlah Tuhanmu, disitulah sukacitamu. Tunduklah kepada Kristus, disitulah damaimu yang sejati”. Mari bergabung di dalam pasukan yang akan menyatakan keagungan Kristus. Jangan malas, jangan terus dalam dosa, jangan terus diwarnai cita-cita palsu, tinggalkan semua dan sekarang ikut Kristus. Kiranya Tuhan mendorong kita untuk mengerti ini dan menjalankannya di dalam hidup.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Pelayanan yang Sejati

(Lukas 10: 38-42)
Cerita ini sangat terkenal karena seolah-olah mengajarkan kepada kita bahwa menjadi orang yang merenungkan sorga itu lebih baik dari pada orang yang melakukan aktivitas. Tapi ini bukan maksud dari perikop ini. Manusia sering berpikir bahwa segala tindakan yang sifatnya kerja, hal yang bersifat fisik itu hal yang terpaksa dilakukan. Mengapa bekerja? Supaya dapat uang, mengapa dapat uang? Supaya bisa makan, mengapa makan? Supaya bertahan hidup. Tapi mengapa hidup? Hidup itu menikmati jiwa yang sehat, jiwa yang menyenangkan, jiwa yang penuh dengan sukacita. Bagaimana jiwa penuh dengan sukacita? Dalam ajaran Plato, dia mengatakan sukacita hanya mungkin ketika kita merenungkan yang ideal. Kalau kita cuma pikir dunia ini, kita tidak mungkin sukacita. Jadi kebahagiaan jiwa dan kesempurnaan ada pada perenungan yang sempurna itu. Ini Plato, ini bukan Alkitab. Alkitab tidak pernah menghina pekerjaan, Alkitab tidak pernah menghina hal yang sifatnya duniawi, duniawi dalam pengertian hal yang bersifat pekerjaan atau pun aktivitas kita di bumi. Alkitab menghina dan menegur dosa. Tapi dosa tidak sama dengan hal yang sifatnya hidup di bumi ini. Ini sesuatu yang harus kita bedakan.

Alkitab memberikan pengertian yang sangat baik tentang bumi. Seorang teolog bernama David Ferguson mengatakan bahwa Tuhan ketika selesai mencipta, Dia mundur sedikit untuk menikmati ciptaan ini dan Dia mengatakan “sungguh amat baik”. Kalau Tuhan mengatakan seluruh ciptaan ini sungguh amat baik, maka kita akan bersalah kalau kita berani hancurkan ciptaan ini atau kalau kita menganggap ciptaan ini adalah sesuatu yang rendah dan cemar. Kita sering kali punya cara pikir yang salah yaitu kalau kita melayani di atas mimbar, kalau saya melayani di gereja, kalau memberitakan Injil, kalau menyatakan firman, itulah hal rohani. Kalau pergi ke kantor, pergi ke pabrik, pergi ke sekolah untuk mengajar, buka toko dan lain-lain, itu hal rohani yang jelek, ini bukan cara pikir Kristen. Salah satu tokoh yang menyelidiki di sini adalah seorang bernama Timothy Keller, dia membagikan 5 prinsip mengapa orang Kristen harus melihat kerja dari sudut pandang Kristen. Poin kedua sangat penting, dia mengatakan poin kedua itu berarti saya bekerja karena saya tahu yang saya kerjakan adalah perpanjangan tangan Tuhan, Tuhan sendiri bekerja melalui saya untuk memelihara ciptaanNya. Tuhan begitu mencintai ciptaan ini, maka Dia membangkitkan manusia untuk mengelolanya. Tuhan begitu mencintai sesama manusia untuk hidup di bumi ini, maka Dia membangkitkan manusia untuk boleh menunjang kehidupan dari sesamanya. Jadi Saudara bekerja karena Tuhan sedang kerjakan yang Saudara kerjakan. Entah Saudara buka toko, entah Saudara punya perusahaan, entah Saudara bekerja di kantor, entah Saudara bekerja sebagai pembantu, tukang bersih-bersih jalan atau apa pun, asalkan itu pekerjaan yang memberkati orang lain, ini adalah bagian karya Tuhan memelihara seluruh ciptaanNya. Jadi tidak ada bagian dalan Kekristenan yang memisahkan antara hal rohani dengan hal duniawi. Maka kerjakanlah pekerjaan Saudara setiap hari dengan satu kebanggaan besar bahwa Tuhan sedang pakai Saudara untuk memelihara ciptaanNya melalui yang Saudara kerjakan.

Di dalam Kitab Suci, Tuhan tidak pernah menghina pekerjaan yang berkait dengan hal di bumi, semua adalah milik Tuhan dan semua dikerjakan untuk Tuhan. Itu sebabnya bagian ini tidak bicara soal pembagian antara pekerjaan mulia dan tidak. Ayat ini sedang tidak bicara dengar firman lebih mulia dari pada kerja atau pelayanan, dengar firman lebih mulia dari pada beraktivitas fisik. Beraktivitas secara pikiran dan kontemplasi lebih mulia dari kerja fisik, bukan itu. Alkitab sedang tidak bahas itu. Tapi bagian ini sedang membahas timing, waktu engkau melayani, engkau melayani karena apa? Karena sudah ada waktu untuk mendengar dan sudah dipenuhi kasih kepada Tuhan. Jika kasih kepada Tuhan mendorong kita untuk melayani, maka pelayanan saya adalah pelayanan yang benar. Tapi kalau saya melayani karena dorongan yang lain, itu adalah pelayanan yang tidak benar. Itu sebabnya bagian ini menggambarkan Marta yang luar biasa ramah. Dia begitu peka sekali untuk ajak Kristus dan pengikutNya untuk datang ke rumahnya. Di dalam Kitab Suci di Perjanjian Lama, keramah-tamahan menjamu tamu atau orang asing itu sangat ditekankan. Saya yakin tidak ada budaya yang bisa seramah orang Israel kalau orang Israel taat firman dengan benar. Jangan pikir Perjanjian Lama tidak bicara apa pun tentang relasi dan lain-lain. Banyak hal di dalam Taurat tidak diulangi lagi dalam kitab Perjanjian Baru. Itu sebabnya kalau Saudara merasa “saya Kristen, kitab sucinya Perjanjian Baru, yang lama sudah berlalu yang baru sudah tiba”, Saudara akan temukan banyak hal di dalam Taurat tidak lagi diulangi dalam Perjanjian Baru karena memang penulis Perjanjian Baru rasa tidak perlu tulis apa yang Perjanjian Lama sudah tulis. Maka bagian tentang keramah-tamahan, tentang hospitality, tentang memperlakukan orang asing, tentang bagaimana peka dan cepat sekali menolong orang, itu ada dalam Perjanjian Lama dan banyak sekali penjelasannya. Perjanjian Baru memberikan rangkumannya.

Di dalam Taurat sudah dijabarkan kasih itu seperti apa. Ternyata Marta menjadi orang yang tetap menjaga tradisi ini. Begitu dia lihat Yesus dan rombongannya, dia undang mereka masuk. Dia tidak mengatakan “Yesus, Tuhanku, Guruku silahkan masuk, yang lain tunggu sebentar di luar. Kamu tidak saya percaya, hanya Yesus yang saya percaya”, tidak seperti itu, dia undang semua masuk. Jadi ini adalah perempuan yang baik karena dia menekankan keramah-tamahan yang menjadi satu ciri dari orang Israel untuk memperlakukan orang asing. Maka jadi orang Kristen itu bukan hanya mengerti Injil supaya masuk sorga. Kekristenan mengatur begitu banyak aspek hidup, bahkan yang paling kecil sekalipun. Saya heran ketika orang mengatakan untuk masuk sorga baca Alkitab, tapi untuk mengerti jiwa manusia, untuk mengerti ini dan itu mesti belajar yang lain. Tetapi meskipun kita tetap perlu belajar yang lain, prinsipnya sudah diatur oleh Kitab Suci. Dimana ada kitab yang memerintahkan umatnya untuk memberikan keramahan yang natural bahkan pengorbanan untuk orang asing? Baik sama orang yang kenal, sama kerabat, itu mudah. Tetapi Alkitab memerintahkan di dalam Perjanjian Lama untuk orang Israel terbiasa buka pintu bagi orang asing, terbiasa tinggalkan hasil ladang untuk orang miskin dan orang asing. Jadi orang asing punya tempat yang khusus. Bahkan Tuhan mengatakan “engkau harus perhatikan orang asing, karena dulu kamu pun orang asing ketika engkau tinggal di Mesir. Di dalam tradisi apa yang dilakukan Marta ini sangat terpuji. Dia lihat Yesus lewat, langsung dia buka pintu lalu mengatakan “silahkan masuk, saya sudah buatkan makanan untuk seluruh muridMu”. Jadi dia begitu ramah. Ketika murid-murid dan Yesus masuk, dia mulai melayani, tetapi ternyata bagian ini menunjukan motivasi pelayanan dia bukan kasih. Motivasi dia giat karena dia memang terbiasa giat, tapi dia merasa iri, merasa tidak sepantasnya kalau cuma dia yang kerja. Maka awalnya begitu baik sekarang mulai jadi negatif.

Di ayat 39 dikatakan Marta punya saudara bernama Maria, Maria duduk dekat kaki Yesus. Saudara sering lihat ada lukisan Yesus, ada Maria, lalu Marta sedang repot di belakang. Di bawah ada lukisan daging yang sampai sekarang orang tidak mengerti apa, itu lukisan gambaran kehidupan sehari-hari yang dilukiskan. Jadi ini adalah satu aliran yang berkembang, awalnya itu dari lukisan Last Supper-nya Da Vinci di Santa Maria delle Grazie, di Milan. Leonardo melukis di ruang makan, dan banyak anekdot tentang lukisan ini, ada yang bilang Yudas dan Yesus itu modelnya sama, 3 tahun kemudian dia menjadi pemabuk, dia menjadi Yudas, tapi ini tidak ada fakta benarnya. Lukisan ini sangat berpengaruh, salah satunya adalah latar belakang pemandangan, itu jadi lukisan landscape. Orang melukis pemandangan indah, itu berkaca dari lukisan ini. Lalu mulai lukis piring, anggur, buah, itu juga dari meja lukisan Last Supper, dimana Leonardo melukis ada makanan dan buah-buahan, jadi highlight terhadap lukisan ini. Dan itu menjadi trend baru di dalam zaman sebelum masuk zaman Barrock. Sebelum masuk zaman Barrock ada trend melukis bagian sorotan dari lukisan Leonardo ini, salah satunya adalah lukisan makanan. Jadi di bawah itu menggambarkan kefanaan, apa yang kelihatan begitu baik dan menonjol dalam lukisan itu, itu kelihatan fana. Sedangkan yang bagus dan kekal justru di belakangnya. Di belakangnya ada gambar Yesus, Marta dan Maria. Yesus sedang mengatakan kepada Marta yang perlu adalah mendengarkan firman, kira-kira seperti itu. Jadi Yesus adalah sumber hidup, yang tidak kelihatan di belakang. Sumber hidup yang kelihatan penting itu disorot di depan, itu makna dari lukisan di bawah. Di dalam lukisan itu juga digambarkan Yesus sedang menegur Marta dan memberikan petunjuk atau gerakan bahwa Maria yang bagus, dia pilih yang baik. Dan lukisan itu selalu menggambarkan hanya sedikit orang, tapi sebenarnya dalam setting ini banyak sekali orang yang ikut Yesus. Rumah ini penuh dengan orang dan orang-orang duduk di kaki Yesus. Jadi Maria bukan satu-satunya, dia salah satu dari yang lain. Yesus sedang kotbah. Sekarang kita tahu ternyata kalau Yesus kotbah, ada yang sibuk-sibuk sendiri, yang sibuk-sibuk itu yang problem. Marta begitu sibuk lalu dia lihat Maria tidak bantu. Biasanya kalau orang sudah mulai marah, kerjanya mulai diekstremkan. Mungkin Marta juga piringnya dibanting, potong keras-keran untuk tunjukan “cuma saya yang kerja, yang lain mana?”. Dia mulai marah melihat pada Maria dan dia pakai strategi hantam Maria pakai otoritas. Dia mengatakan kepada Yesus “Guru, apakah Engkau tega?”, dia memposisikan diri sebagai korban.

Dalam psikologi ada istilah narsisistik victim syndrome, orang yang kemana-mana rasa korban, bahkan dia pukuli orang pun dia yang merasa jadi korban, “mukamu membuat tanganku bengkak”. Ini narsisistik vicitm syndrome, apa-apa diri yang jadi korban, apa pun yang terjadi “I am only victim”, pokoknya saya begini karena lingkungan, saya begini karena orang tua, saya begini karena dosen, pokoknya semua salah, diri yang paling benar. Ini satu perasaan yang sangat jelek yang mesti kita lawan. Marta merasa dirinya korban, “kok tega saya diperbudak seperti ini?”, yang suruh dia kerja juga siapa? Tapi orang yang kerja dengan rela lalu setelah itu mengeluh selalu merasa diri diperbudak. Maka dalam keadaan ini dia pakai otoritas “Tuhan, tidakkah Engkau lihat saya sendiri kerja, saudaraku ini tidak”. Biasanya kakak adik selalu berantem. Mereka berantem lagi di sini dan Marta mengatakan “Tuhan, suruh Maria bantu saya, saya sendirian terus”, dia pikir Tuhan akan tolong, tapi Tuhan mengatakan “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dalam banyak perkara”. Yesus mengatakan “engkau kuatir dan terlalu banyak menyusahkan diri dengan perkara”, ada yang menafsirkan ini berarti Marta berlebihan dalam melayani. “Saya ingin menunjukan saya yang paling baik, saya paling hebat, kalau orang lain bikin tidak mungkin sehebat saya, kalau orang lain masak tidak akan seenak saya”, jadi Yesus mengatakan “kamu berlebihan”. Mengapa berlebihan? Hal simple di blow up cuma untuk menunjukan kalau kamu kerjakan lebih hebat dari yang lain. Ini mental pertama dari pelayanan yang harus kita waspadai. Kadang-kadang kita merasa “kalau saya yang urus pasti lebih baik, kalau orang lain yang urus pasti lebih jelek”. Maka giliran kita, kita mau spesialnya luar biasa. Yang aneh adalah kalau ternyata ini adalah pelayanan yang efeknya bukan utama tapi dijadikan utama.

Di dalam doktrin Tritunggal kita pelajari ini, jangan pikir doktrin tidak aplikatif. Di dalam doktrin Tritunggal kita tahu Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah, tetapi masing-masing pribadi punya peran yang khusus pada satu periode. Pada waktu mencipta, Allah Bapa lah yang mendapatkan peran khusus, Dialah yang menjadi utama dibandingkan pribadi yang lain. Pada waktu penggenapan keselamatan, Kristuslah yang utama. Pada waktu penyebaran Injil ke seluruh dunia, Roh Kuduslah tokoh utama. Jadi masing-masing pribadi rela mundur dan menunjukan bahwa pribadi yang lain yang sekarang maju. Ini pengertian Tritunggal yang banyak sekali dibahas, tapi pada zaman abad 19, abad 18 lupa dibahas, itu sebabnya doktrin menjadi kering dan tidak aplikatif karena terus membahas pengertian Yunaninya, berdebat hanya di dalam konsep. Tapi masuk abad 20 orang mulai sadar doktrin Tritunggal adalah salah satu doktrin yang paling aplikatif. Bagaimana saya harus menonjol terus, sedangkan Allah Tritunggal pun mengijinkan pribadi lain maju dan Dia rela mundur. Yesus mengatakan “Marta, Marta, engkau berlebihan, engkau menyusahkan diri untuk membuat sesuatu yang berlebihan”. Bayangkan kalau orang tugasnya adalah menyapu ruangan, tapi dia mau jadi yang utama, sampai acara mau selesai, dia tetap sapu-sapu di depan. Bukan berarti tukang sapu tidak penting, dia sangat penting. Di dalam teologi kerja Martin Luther dikatakan melalui tukang sapu pun, Tuhan bekerja membuat ciptaan jadi lebih bersih, jadi ini pun dihargai Tuhan. Tapi ada peran, ada bagian, ada porsi. Dengan demikian Yesus mengatakan “engkau menyusahkan diri karena ingin mengambil posisi yang tidak semestinya”. Lalu posisinya seperti apa? Posisi sekarang seperti Maria yaitu mendengar. Apakah tidak boleh melayani? Boleh, tapi sekarang waktunya bukan untuk itu, sekarang waktunya untuk mendengar. Kalau semua orang mau bekerja berdasarkan waktu dia, semua jadi kacau. Yesus mengatakan sekarang waktunya dengar, kalau Tuhan sedang berfirman, dengar. Kalau Yesus menyatakan firman, ini tidak akan terulang, ini waktu krusial sekali. Itu sebabnya Maria, waktu dia melayani, akhirnya pelayanannya justru yang paling baik. Saudara pasti ingat di dalam Yohanes 12 ketika Yesus berkumpul di rumah yang sama, Maria datang dengan membawa buli-buli minyak wangi yang luar biasa mahal, dia pecahkan ujungnya kemudian dia siramkan ke kepala Yesus. Ini Maria yang mengurapi Yesus, bukan perempuan yang mengurapi kaki Yesus, ini 2 peristiwa yang menurut saya beda. Jadi Maria mengurapi kepala Yesus lalu Yudas mulai marah karena dia sok peduli orang miskin. Tapi setahu saya orang yang peduli orang miskin itu terlalu sibuk layani orang miskin sampai tidak ada waktu untuk lihat orang lain layani orang miskin atau tidak. Orang nganggur biasanya orang yang bisa lihat orang lain nganggur. Tapi orang yang sibuk kerja, bahkan dia tidak tahu kalau ada orang sedang nganggur. Bayangkan kalau ada orang “saya lihat kamu cuma berdiri di pojok dari menit 40-50, selama 10 menit kamu tidak melakukan apa-apa”, dia bisa balas “kamu juga tidak melakukan apa-apa, selama 10 menit cuma lihat saya yang tidak melakukan apa-apa”. Yudas tidak melakukan apa-apa, makanya dia peka bisa lihat “mengapa engkau tidak bantu orang miskin?”. Tapi banyak orang sudah bantu orang miskin tanpa diketahui, tanpa pamer. Mari kita belajar hal-hal seperti ini.

Waktu itu Maria justru tepat sekali, hanya dia yang tahu Yesus akan dimakamkan, hanya dia yang tahu Yesus akan disalib dan hanya dia yang persiapkan dengan menuangkan minyak ini. Mengapa dia bisa punya kepekaan seperti ini? Karena dia mendengar, setelah mendengar, dia mencintai Tuhan, setelah mencintai, dia peka terhadap apa yang harus dikerjakan. Itu sebabnya pelayanan yang baik bukan pelayanan yang ingin menonjolkan hasil pelayanan dia, menunjukan “kalau saya yang tangani akan lebih hebat dari yang lain”. Tapi pelayanan yang didorong oleh cinta untuk memuliakan Tuhan. Aku mencintai Tuhan maka aku melayani Tuhan, aku ingin nama Tuhan ditinggikan dan bukan aku. Ini yang membuat Maria mempunyai kepekaan itu dan kepekaan itu didapat karena mendengarkan firman. Mari kita dengar firman, menumbuhkan cinta kepada Tuhan dan cinta kepada Tuhan mendorong kita untuk melayani Tuhan. Ini yang akan membuat kita bertumbuh, ini yang akan membuat kita sungguh-sungguh mengerti apa pelayanan yang sejati itu.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)