(Efesus 3: 18, 1 Yohanes 5: 13)
Renungkan terus-menerus Yesus yang sudah menderita untuk Saudara dan saya. Renungkan terus-menerus, Dia rela tinggalkan sorga yang mulia untuk Saudara dan saya. Renungkan di dalam hidup Saudara dan saya, Dia merendahkan diri serendah-rendahnya, Dia mengambil rupa menjadi seorang manusia. Kalimat ini adalah kalimat yang besar “Allah rela menjadi manusia”. Allah yang tidak terbatas, rela menjadi terbatas. Allah yang tidak kelihatan, rela menjadi kelihatan. Hanya ingin manusia mengerti jalan keselamatan di dalam Tuhan. Allah pemilik sejarah, Dia turun ke dalam sejarah. Dunia yang diciptakanNya. Padahal Dia adalah Pencipta, Allah yang kaya, tapi Dia rela menjadi miskin untuk Saudara dan saya. Renungkan penderitaan Tuhan, renungkan kesengsaraan Tuhan, renungkan kutuk, kata-kata dari orang-orang yang akan diselamatkan oleh Tuhan pada waktu Dia mau disalibkan. Dia rela direndahkan serendah-rendahnya, kemudian Allah meninggikan Dia. Setan mau merebut kemuliaan Allah, mau setinggi-tingginya, dia mau dapat kemuliaan. Tapi Tuhan rendahkan iblis. Bagaimana dengan pelayanan Saudara sekalian? Apakah Saudara rela menjadi hamba? Rela direndahkan? Ini janji firman Tuhan, Saudara akan ditinggikan. Saudara rela sekecil apa pun, kita mendapatkan kepercayaan dari Tuhan, Saudara bersukacita “Tuhan masih mau mempercayaiku”, kemudian Saudara kerjakan dengan sebaiknya. Karena Tuhan yang percaya. Di dalam pelayanan Tuhan tidak ada tempat untuk menonjolkan diri. Di dalam Saudara dan saya berjuang, tidak ada tempat untuk memuliakan diri. Oleh sebab itu seorang yang sudah mendapatkan kasih dan anugerah dari Tuhan, mari kerjakan sesuatu yang bernilai kekal untuk pekerjaan Tuhan. “Supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah”, firman Tuhan mengatakan “tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal”. Saudara punya Anak Allah? Saudara percaya kepada Tuhan Yesus? Percaya kepada Anak Allah, firman Tuhan mengatakan ada hidup kekal. Berarti itu jaminan. Bersyukur karena kita semua ada jaminan itu, ketenangan.

Semalam saya menginjili seorang yang sudah tua di Rumah Sakit Sentosa, “pak, percaya kepada Tuhan itu kebahagiaan yang tertinggi. Punya Tuhan itu tidak bisa dibandingkan dengan apa pun juga”, saya berharap Saudara mengalami hal ini. Percaya kepada Anak, dia mempunyai hidup. Tidak percaya kepada Anak, dia tidak mempunyai hidup. Berarti kita tahu sesuai dengan firman Tuhan, seluruh kuasa diberikan kepadanya. Rahasia hidup itu ada di dalam Anak, di dalam Tuhan Yesus. Saudara kalau punya Tuhan Yesus, jaminan Suadara tidak mendapatkan cek kosong, ceknya sudah ditanda-tangani berlaku masuk ke Kerajaan Sorga. Puji Tuhan. Hidup yang kekal itu tidak pernah bisa diberikan oleh agama. Tadi Pak Tong mengatakan dua jalan, Dia yang datang ke dalam dunia membawa kita ke sana, bukan kita yang mencari kesana kemari, itu agama. Cari itu belum dapat. “Pada waktu engkau makan buah ini, engkau akan mati”, mati secara rohani, bagaimana bisa mencari Tuhan? Tidak mungkin. Hanya Kekristenan yang mengajarkan Tuhan datang mencari manusia. Saudara dicari sama Tuhan, kalau dicari oleh Tuhan tidak mungkin tidak ketemu. Masalahnya, apakah Saudara adalah orang yang dicari oleh Tuhan? Kalau Saudara adalah orang yang dicari oleh Tuhan, tidak mungkin tidak ketemu. Saudara akan menjadi milik Tuhan. Kekekalan tidak mungkin diberikan oleh organisasi, tidak mungkin diberikan oleh amal, kebaikan, tidak bisa, tidak mugkin. Saudara memiliki Anak, memiliki hidup kekal itu. Tuhan sudah menderita menggantikan Saudara dan saya, harganya telah lunas dibayar oleh Tuhan Yesus. Saya harap kalimat-kalimat yang penting ini Suadara hafalkan. Kalau berdoa, bersyukur “Tuhan, terima kasih. Engkau telah lunas membayar”. Kita tidak bisa membayar, Tuhan yang bayar, sehingga kita menjadi milik Allah. Ini kunci yang besar sekali. Saudara punya Anak, punya hidup yang kekal. Kita punya Anak, punya tempat yang pasti. Kita punya Anak, kita punya kepastian keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Saudara punya Anak, punya tiket yang pasti ke sorga. Sungguh Saudara punya Tuhan Yesus? Sungguh Tuhan Yesus ada di hati? Saya harap Saudara mengoreksi benar-benar, jangan sampai jadi orang percaya yang bahaya, percaya tapi sebenarnya tidak ada Tuhan Yesus di dalam hidup. Sepertinya percaya tapi tidak ada Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita, celaka. Oleh sebab itu saya rindu kita mulai mengoreksi “saya tipe orang Kristen yang mana?”. Yang betul-betul percaya Tuhan tapi hidupnya masih ngawur. Saya percaya Tuhan tapi mengerti apa pun tidak. Tapi sebetulnya ini hal yang tidak mungkin, karena Roh Tuhan yang ada di dalam hati Saudara dan saya akan bekerja dengan luar biasa. Rasul Paulus begitu percaya Tuhan, terus dituntut belajar dengan sungguh-sungguh. Tanda-tana seperti itu apakah ada dalam hidup Saudara? Kalau Saudara cuek, tidak pernah baca firman, tidak pernah belajar, tidak pernah ingin tahu lebih lagi tentang Tuhan, apakah Roh Kudus yang bekerja di dalam hati Rasul Paulus tidak sama dengan Roh Kudus yang bekerja di dalam hati kita? Apakah Roh Kudusnya berbeda? Mengapa Roh Kudus bekerja dengan luar biasa di hati Rasul Paulus, di dalam kehidupan Paulus? Tapi tidak bekerja di dalam hati saya, saya tidak ada dorongan, mungkin di dalam Saudara memang belum ada. Jika demikian, itu celaka. Jangan sampai menjadi orang Kristen, Saudara datang dalam kebaktian setiap hari Minggu tapi tanpa Kristus, berarti memang tidak akan ada gerakan. Tidak pelayanan juga tidak apa-apa, tidak baca Alkitab juga tidak apa-apa, tidak perpuluhan juga tidak apa-apa, tidak mungkin orang Kristen seperti itu. Roh Kudus akan bekerja dengan luar biasa, dorong Saudara. Kalau Saudara beriman kepada Anak Allah, memperoleh hidup kekal. Orang-orang yang di dalam kekekalan tidak memikirkan hal-hal dunia. Saudara dan saya ada dalam kekekalan, karena Saudara dan saya adalah orang-orang yang percaya.

Sorga itu kapan? Sekarang, Saudara menikmati di dalam Tuhan itu adalah teologia Reformed. Sorga itu bukan nanti, ini sudah sorga, suasananya sudah suasana sorga, Saudara sudah mulai menikmati firman, Saudara sudah selalu merasa haus dan lapar akan firman Tuhan, Saudara selalu ingin mendengar pembinaan-pembinaan yang menyentuh. Kerinduan kepada firman ada Anak Tuhan, kalau tidak ada perlu dipertanyakan. Sekali lagi, Saudara dan saya sebenarnya tipe seperti apa? Benar percaya kepada Anak Allah dan Saudara memiliki hidup yang kekal? Tapi Saudara tidak mengerti itu sudah terjadi dalam hidup, Saudara menjadi orang yang ragu-ragu terus, gentar terus, takut terus, “saya ini sudah dapat keselamatan atau belum?”, berusaha hidup baik, itu memang baik. Tapi keragu-raguan terus-menerus, sayang sekali. Orang yang tidak mengerti firman itu memang kasihan, padahal firman itu pelita bagi kakiku, jadi mengerti arah. Saya harap kita mengimani kebenaran-kebenaran firman Allah. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan, Tuhan tidak akan pernah membiarkan, ini firman Tuhan. Kalau saya berjanji, mungkin saya bisa lupa, tapi firman Tuhan “sekali-kali Aku tidak akan meninggalkan engkau, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau”. Saudara berdosa sekalipun, kalau engkau orang pilihan, Saudara tetap masuk sorga. Tapi malu, masuk sorga tapi malu. Jangan sampai nanti ketika kita bertemu Tuhan, kita malu, tidak pernah kerjakan apa-apa, malasnya setengah mati jadi orang Kristen, masih berhubungan dengan dosa dan sebagainya. Saudara dan saya bukan terminalnya Tuhan, satu kali diselamatkan, selama-lamanya Saudara dan saya dapat keselamatan. Saudara berdosa, berzinah, malas, dengan saya, tetap kita anak Tuhan. Tapi kita membuat hati Tuhan berduka. Saya dan Saudara membuat hati Tuhan sedih karena hidup Saudara dan saya. Dan Tuhan bukan hanya menyatakan kasih, tetapi Tuhan bisa juga murka. Sekali-kali Saudara dan saya tidak pernah boleh mempermainkan Tuhan. Sekali lagi, kalau Saudara berdosa di hadapan Tuhan, jangan terus-terusan. Bukan Saudara dan saya tidak bisa berbuat dosa, bisa, ahli berbuat dosa. Daud jatuh dalam dosa, berzinah besar sekali, Tuhan sedih sekali. Tapi pertobatan dia betul-betul, lihat firman Tuhan, dia tidak mengulang dosa yang sama. Kita masih bisa berbuat dosa. Tapi lihat Daud tidak melakukan dosa yang sama, sedangkan kita melakukan dosa itu-itu lagi, melakukan terus-menerus. Saya rasa perlu dikoreksi, mungkin Saudara dan saya belum jadi anak Tuhan, belum punya Anak, belum punya hidup yang kekal itu.

Kita melihat kehidupan Daud sekalipun dia begitu telah berbuat dosa, kembali Tuhan memakai dia. Jadi Saudara dan saya bukan tidak bisa beres, beresin, bertobat dengan sungguh supaya Saudara kembali dipakai oleh Tuhan, “Tuhan, saya ingin kembali menikmati saat-saat itu. Saat tersiksa di dalam dosa, saat betul-betul pukulan Tuhan, saya tidak mau itu lagi”, Saudara mengalami itu? Mengalami dihajar Tuhan, mengalami dipukul Tuhan? Berarti Saudara adalah orang yang diperhatikan oleh Tuhan. Kalau berdosa, berbohong dan merasa biasa-biasa saja, itu celaka, tidak peka. Menghilangkan, menginjak Roh Kudus bekerja dalam hati. Sayang sekali kalau Saudara dan saya seperti itu. Yesus tetap ada di dalam hati sekali pun Saudara dan saya jatuh dalam dosa. Dan sekalipun Saudara belum beresin, kita ketemu Tuhan mungkin masuk sorga, mungkin, kalau Saudara umat pilihan, tapi Saudara akan malu. Saya selalu berdoa setiap hari “Tuhan, jangan sampai nanti saya malu menghadap Tuhan”. Semua akan menghadap Tuhan. Oleh sebab itu sadari hal ini, yang kekal itu lebih utama dari pada yang ada di sini. Seorang yang sudah diselamatkan, sadari hal ini. Saudara mau bekerja untuk kekekalan, mau mengabdikan diri membuat Tuhan senang, membuat Tuhan tersenyum karena hidup kita. Saya mengharapkan saudara-saudara menjadi orang Kristen yang mengerti firman. Kita tahu Tuhan yang sudah datang ke dalam dunia ini menyelematkan, ada di dalam hatiku, tidak pernah melepaskan tanganNya memegang aku, tidak pernah membiarkan aku. Saudara akan hidup berkemenangan, Saudara akan hidup dalam Tuhan. Oleh sebab itu mari kita benar-benar beresin hidup ini.

Allah itu setia dan adil. Kita punya segala pelanggaran dan dosa yang telah kita lakukan, kita mengaku di hadapan Tuhan, Allah itu setia dan adil. Firman Tuhan mengatakan “Aku akan mengampuni”, Allah itu setia dan adil. 1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”, supaya Saudara lega hidupnya. Untuk apa berbuat tidak baik, untuk apa benci sama orang, untuk apa terus kesal dengan orang kemudian Saudara membicarakan dia kemana-mana, dosanya makin banyak. Berhenti. Saya juga belajar, sama dengan Saudara sekalian. Tidak pernah mengabarkan Injil, tapi paling pintar membicarakan orang, itu celaka. Kalau Saudara tidak mau mengampuni dan tidak mau hidup di dalam kebenaran, terlalu banyak pekerjaan Tuhan yang akan dihambat karena kita. Sekali lagi, saya mengharapkan kita betul-betul berdiri di atas kebenaran firman Tuhan yang kita baca dan pegang dengan sungguh-sungguh. Kemudian Saudara melangkah dengan firman Tuhan. Mari inisiatif untuk melayani, semua ingin berkorban, semua ingin bersatu, semua ingin membuat Tuhan senang. Orang yang menyadari, “benar-benar Kristus begitu besar korbannya untuk saya, saya tidak layak, saya tidak memenuhi syarat. Saya seharusnya dibuang, tapi saya boleh menjadi milik Tuhan. Dia disengsarakan karena saya. Saya adalah milik Tuhan”, orang-orang seperti itu akan terus maju di dalam Tuhan. Saya mengharapkan kita adalah tipe orang Kristen yang tidak ragu-ragu tapi tipe orang Kristen yang penuh dengan keyakinan dan yang memegang firman Tuhan. Ada tipe orang Kristen itu “pokoknya saya dapat anugerah, saya dapat berkat dari Tuhan”. Berkat itu penting, tapi itu bukan utama. Kadang Tuhan mengijinkan Saudara dan saya menderita, ada maksud Tuhan. Kita lihat di Alkitab juga seperti itu, kaya raya seperti Abraham, ada orang seperti Ayub juga. Diijinkan segala sesuatu di dalam dunia ini yang diatur oleh Tuhan, terima saja. Karena yang paling berharga adalah Saudara dan saya punya hidup, punya Anak, dan punya hidup kekal. Itu saja yang akan kekal. Saudara kalau tidak mengalami Tuhan yang benar-benar diberitakan oleh Alkitab, ruginya besar. Saudara kalau menjadi orang Kristen yang asal-asalan, sayang sekali. Menjadi orang Kristen yang betul-betul mengerti firman, itu segala-galanya dalam kehidupan. Kenal Tuhan itu segala-galanya. Jangan mau ditipu oleh ajaran yang ngawur di zaman ini, Tuhan akan mengatakan “Aku tidak pernah kenal kamu”. Saudara dan saya akan dibuang, kita akan menjadi orang yang betul-betul bukan Kristen karena itu bukan ajaran Kristen, itu ciptaan manusia sendiri. Bukan yang asal ramai. Saudara harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan dan Saudara boleh menjadi orang Kristen yang sejati. Supaya kamu tahu yang percaya kepada Anak Allah akan memperoleh hidup yang kekal. Saudara benar-benar harus beriman. Dari firman, iman itu datang dari pendengaran, pendengaran akan firman. Baru seperti yang tadi saya katakan, punya cek yang tidak kosong.

Ayatnya di Efesus 1:13 “di dalam Dia kamu juga, karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu, di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu”, dimeteraikan oleh Roh Kudus, ditanda tangan. Menjadi punya kepastian yang pasti. Dari mana? “di dalam Dia kamu juga, karena kamu telah mendengar firman kebenaran”. Firman dulu masuk ke dalam telinga. Saudara mengalami firman dulu, tidak ada satu orang yang bisa datang kepada Tuhan lewat yang lain. Sekali lagi, di dalam Dia ketika mendengarkan firman, menjadi percaya ini firman Tuhan, karena firman dan kita mendapatkan tanda tangan itu. Dimeteraikan, jadi kepastian di dalam Tuhan. Bersyukur kepada Tuhan, betul-betul kesengsaraan Kristus yang telah Dia lakukan di dalam hidup kita berlaku, seluruh dosa ditimpakan kepada Dia. Kata dibenarkan di dalam Alkitab, kita banyak sekali dosanya, kemudian diberikan kepada Tuhan di kayu salib. Kemudian dari atas kayu salib, Tuhan memberikan kebenaran “kamu dibenarkan”. Kalimat dibenarkan di dalam Alkitab artinya seperti itu, dosa kita semuanya diserahkan kepada Kristus. Kebenaran dari salib diserahkan kepada kita, kita terima, kita dibenarkan. Seluruh dosa ditanggung oleh Kristus. Oleh sebab itu Saudara dan saya kalau merenungkan hal ini jangan lupa Getsemani, jangan lupa sengsaranya, jangan lupa cinta Tuhan. Saudara dapat ini yang sangat berharga di dalam kehidupan kita. “Saya tidak lupa Tuhan, Engkau pernah luka, Engkau pernah sengsara karena saya. Saya tidak lupa Getsemani”, jangan lupa sengsaraNya. Timbul kasih sayang kepada Tuhan. Mau mulai melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan. Saudara dicipta kembali. Tuhan mengatakan “siapa yang ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru”. Apakah kita sudah menjadi baru? Menjadi baru di dalam Tuhan sehingga tidak mau lagi berdosa. Kalau Saudara dan saya dulu berdosa, sekarang sudah mengalami dipukul, disiksa, hidup di dalam dosa tidak enak luar biasa, tidak boleh main-main lagi. Mari kita tanggalkan seluruh pelanggaran dan dosa-dosa kita. Kalau Saudara menyadari Dia mati untuk kita, kita sudah menyerahkan seluruh dosa-dosa kita kepada Dia, Dia sudah menyerahkan yang benar kepada kita. Saudara tidak mau main-main terhadap dosa yang sekecil apa pun. Biar anugerah kasih yang besar itu yang telah diberikan kepada Saudara dan saya, yang begitu besar, membuat kita benar-benar mencintai Tuhan. Anugerah itu menuntut resopn dan tanggung jawab. Besar sekali diberikan kepada saya, saya harus membalas cinta dan anugerah Tuhan. Untuk sungguh-sungguh hidup menyenangkan Tuhan, jalankan tuntutan Tuhan, kemudian mau menjadi murid Tuhan. Mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, memuaskan diri dengan apa yang Tuhan percayakan. Jangan pintarnya hanya bersungut-sungut, pintarnya hanya marah-marah, pintarnya hanya menuntut, “mana hak saya? Mengapa saya tidak dapat ini, tidak dapat itu?”. Saya harap semua mau sinkron apa yang menjadi kehendak Tuhan yang dijalankan, apa yang Roh Kudus pimpin, speedonya kemana, itu yang mau ditaati, itu tarikan Tuhan untuk kita. Tidak perlu dipandang manusia, tidak perlu dapat pujian, biar nama Tuhan saja yang dimuliakan. Kalau Saudara seperti itu, Saudara akan mengalami yang seperti saya katakan tadi, Saudara sudah ini, hidup menginjakan kaki masih di dunia, tapi Saudara sudah ada di Kerajaan Sorga, yang nyata. Nanti akan diberikan di dalam dunia ini, suasanya sudah sorga. Di dalam Anak sudah mendapatkan hidup kekal. Sesuai dengan doa Rasul Paulus. Kita baca lagi Efesus 3:18 “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus”. Mau dipakai Tuhan? Mau jadi alat di tangan Tuhan? Kiranya Tuhan mau memakai kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)