(1 Korintus 10:1-10,14-33)
Di dalam 1 Korintus 11 ini ada pengertian tentang apa itu Perjamuan Kudus. Tapi pengertian yang Paulus bagikan sudah dimulai dari pasal ke-10. Sebelum kita membahas apa yang dimaksudkan dengan Perjamuan Kudus dalam bagian ini, saya akan bagikan dulu perdebatan yang terjadi di tengah-tengah jemaat atau gereja pada waktu terjadi reformasi. Di dalam pengertian dari Katolik, roti dan anggur yang jadi sesuatu yang dimakan dan diminum pada waktu perjamuan menjadi darah dan tubuh Kristus. Roti yang dibagikan, inilah tubuh Kristus. Roti itu setelah didoakan dan diberkati menjadi tubuh yang menyatakan kehadiran tubuh Kristus dalam bentuk roti. Sehingga waktu itu dimakan ada kehadiran Kristus yang sekali lagi dipecahkan memberikan keselamatan bagi umatNya. Ini sangat diprotes terutama oleh Martin Luther. Martin Luther mengatakan pengertian ini sangat tidak sesuai Alkitab karena ini berarti Kristus harus memberikan berkat keselamatan yang tiap kali diulangi. Pengorbanan yang memecahkan tubuhNya harus berkali-kali dilakukan dan karena itu meniadakan efektifnya penebusan yang Dia lakukan di kayu salib. Apakah penebusan di kayu salib kurang sehingga Dia terus-menerus dipecahkan dan dibagikan lagi? Ini menjadi keberatan dari Martin Luther. Tapi martin Luther tidak menolak bahwa Perjamuan Kudus berarti adanya kehadiran Kristus yang kita terima untuk hidup bersama dengan kita. Setelah Luther, seorang bernama Zwingli mengatakan bahwa Perjamuan Kudus tidak ada kaitan dengan kehadiran tubuh Kristus. Karena Zwingli percaya, dan Calvin juga percaya, bahwa Kristus sekarang duduk di sebelah kanan Allah di sorga. Dia secara fisik hadir di sorga. Tetapi bagaimana mungkin kalau Dia hadir di sorga juga hadir di tengah-tengah kita di dalam tubuh? Kristus memang Maha hadir, Dia juga adalah Allah, tapi tubuh jasmaniNya, waktu Dia sudah bangkit, ada di sebelah kanan Allah. Hati-hati dengan ajaran yang salah dari sejarah Kristen.

Ajaran dari Yutikus misalnya, yang menekankan bahwa Kristus itu adalah satu, tubuhNya dan keallahanNya sudah bercampur, sehingga fisikNya bukan sama seperti manusia, melainkan fisik yang lebih dari manusia, fisikNya Allah. Itu tidak kita kenal dari Kitab Suci. Sehingga kita percaya bahwa tubuh Kristus adalah tubuh manusiawi, Dia menjadi manusia dan sampai sekarang Dia manusia. Sampai sekarang Dia manusia, baik Calvin maupun Zwingli setuju hal ini. Sehingga Dia duduk di sebelah kanan Allah sebagai Imam, Sang manusia itu yang mewakili kita ada di sebelah kanan Allah. Betul Dia adalah Allah, tapi Dia juga manusia sejati. Itu sebabnya dalam surat 1 Yohanes, Yohanes mengatakan “anti Kristus adalah mereka yang tidak percaya bahwa Yesus datang sebagai manusia”. Sekarang kalau kita lihat Saksi Yehovah menolak mempercayai Yesus adalah Allah, dan itu salah. Tapi pada zaman dulu ada bidat yang lain, yaitu yang menolak percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh jadi manusia. Dia benar-benar jadi manusia sehingga tubuh manusiawiNya tidak Maha hadir. Tetapi Yesus juga adalah Allah, maka Dia Maha hadir. Jadi ini pengertian yang harus kita miliki, karena keterbatasan bahasa yang kita pakai untuk menjelaskan Kristus, bahwa Alkitab membahas ada natur manusia Kristus yang adalah manusia sejati dan ada juga natur Ilahi yang adalah Allah sejati. Sehingga kalau kita lihat Dia secara tubuh, Dia adalah manusia yang sekarang ada di sebelah kanan Allah menjadi pengantara kita. Dengan demikian tubuhNya tidak turun ke bumi sampai nanti Dia datang kedua kali. Sekarang tubuh Kristus tidak ada di bumi, tubuh Kristus ada di sorga, sebelah kanan Allah. Maka Calvin melihat di dalam Kitab Suci ada satu pengertian yang indah sekali, yaitu di dalam Perjamuan Kudus kita mendapatkan tanda yang fisik dari pengangkatan kita di dalam roh untuk kita bersama dengan Kristus. Jadi Saudara dan saya tiap kali ibadah sedang diangkat oleh Roh Kudus, tanpa kita sadari tentunya karena kita cuma melihat apa yang ada di depan kita secara duniawi, sedang dibawa untuk beribadah di dalam sorga bersama Kristus. Ada ayat Alkitabnya, di dalam Surat Ibrani 8 kemudian pasal-pasal belakang, juga pasal 12 dikatakan bahwa Saudara dan saya beribadah bersama kumpulan malaikat. Saudara dan saya berbagian di dalam ibadah sorgawi meskipun itu dilakukan di dalam roh. Maka di dalam Roh Kudus, baik gereja Tuhan di bumi maupun gereja Tuhan di sorga itu disatukan di dalam ibadah kepada Kristus. Ibadah Kristen adalah ibadah yang mengangkat kita ke sorga, beribadah bersama-sama Kristus ada. Inilah yang Calvin pahami dari Kitab Suci dan dia mengatakan Perjamuan Kudus berarti kita semua diangkat bertemu Kristus sehingga kehadiran tubuh Kristus itu menjadi real di dalam Roh Kudus. Roh Kudus yang menyatukan kita dengan Kristus, union with Christ. Tapi Tuhan tidak mau kita hanya melihat sisi rohaninya, Tuhan mau kita mendapatkan cicipan jasmaninya. Maka Tuhan memberikan ada tanda, bukan hanya sekedar roti atau anggur, tapi roti dan anggur ini adalah tanda tubuh dan darah Kristus. Maka waktu Saudara dan saya makan perjamuan dan minum, Suadara dan saya sedang mencicipi secara fisik apa yang saat itu secara rohani kita sedang kita dapatkan, yaitu keselamatan Kristus ketika Dia dipaku di kayu salib, peninggian Kristus di sebelah kanan Allah yang sekarang sedang terjadi, dan kedatangan kedua kalinya yang nanti akan terjadi. Semua dirangkum di dalam Perjamuan Kudus.

Maka Perjamuan Kudus itu penting sekali. Itu sebabnya Calvin mengatakan pertumbuhan iman kita hanya mungkin dilakukan lewat sakramen dan firman. Dan dia sebenarnya ingin setiap kali firman diberitakan selesainya langsung perjamuan. Tapi karena orang Kristen gagal memahami pentingnya, termasuk kita mungkin, “perjamuan kan cuma mengingat, kalau mengingatkan masih ingat, nanti kalau agak lupa baru perjamuan lagi”. Lalu ketika perjamuan, kita cuma mengingat Dia yang dulu pernah ada, tapi melupakan Dia yang sekarang ada dan nanti akan ada. Calvin mengatakan “tubuh Kristus ada di sorga, Kristus Maha hadir tapi bukan kehadiran tubuh”. Apakah ada Kristus di sini saat ini? Ada. Tapi mana tubuhNya? Tidak ada. Kalau Saudara ditanya “Yesus duduk di mana”, tidak mungkin kita bisa jawab. Secara fisik Dia tidak ada, tapi secara Roh tentunya Dia ada. Ini bukan membagi Roh dan fisik. Kristus yang bernatur Allah Maha hadir, Dia hadir di hati kita, Dia hadir di sini, dimana 2 atau 3 orang berkumpul, Dia hadir. Tapi bukan bodily present, bedakan ini. Jadi bodily present dibedakan dengan omni present of Christ. Kristus yang omnipresent, hadir dimana-mana. Memang hadir dimana-mana, tapi kehadiranNya bukan bodily present. Itu sebabnya kita percaya bahwa Kristus akan datang kedua kalinya nanti, itu ada di Pengakuan Iman, “naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa. Dan dari sana Ia akan datang”, jadi Dia akan datang nanti bukan sekarang, itu namanya bodily present, baru nanti, sekarang belum. Apakah Dia Maha hadir? Sekali lagi, Dia Maha hadir, tapi bukan bodily present, omnipresent-nya Kristus bukanlah bodily present. Jangan tertukar. Bodily present belum sekarang, sekarang bodily present di sorga. Kalau Dia bodily present di sorga, maka apakah Perjamuan Kudus hanya bicara tentang spiritual? Calvin mengatakan tidak, harus bodily present. Ini semua menarik sekali untuk kita pelajari.

Sekarang yang menjadi masalah apakah teologi atau doktrin Perjamuan Kudus Calvin itu Alkitabiah atau tidak, itu yang kita ingin tahu. Kita tidak peduli dia Calvin atau siapa, pokoknya kalau tidak Alkitabiah, mau tidak mau harus kembali kepada Alkitab. Adakah dasar Alkitab yang mengatakan “apa benar yang Calvin katakan atau tidak? Kalau benar ada dimana?”. Saya percaya 1 Korintus 10 dan 11 membagikan pengertian Perjamuan Kudus yang paling bisa dijelaskan berdasarkan kerangkanya Calvin. Sekarang ini yang akan kita bahas setelah melihat dari Paulus, kita akan memahami bahwa pengertian yang dibagikan Calvin lebih mendekati konsep ini. Baru setelah itu kita boloeh menikmati Perjamuam Kudus bersama-sama. Di dalam 1 Korintus 10, Paulus mengatakan bahwa orang Krsiten jangan jadi batu sambunagan dalam hal makanan. Lalu di dalam 11, dia mengatakan “orang Kristen harus menghargai Perjamuan Kudus”. Jadi ini berkait dengan makanan dari pasal 10-11. Paulus mengatakan bahwa orang-orang Kristen punya nenek moyang yaitu Israel. Maka Paulus mengatakan orang Israel disatukan di dalam Tuhan. Tuhanlah yang membuat mereka satu dan Tuhan hadir bersama mereka, ini penting sekali untuk kita pahami. Kehadiran Tuhan di tengah umatNya mutlak harus ada dan itu Tuhan nyatakan sejak Keluaran. Maka setelah mereka keluar Alkitab mengatakan ini adalah malam berjaga bagi Tuhan. Jadi Tuhan ikut pasukan ini, Tuhan yang jaga pasukan ini, Tuhan menyertai mereka dan Tuhan menyertai mereka keluar pergi ke Gunung Sinai, Tuhan menyatakan kehadiranNya di Gunung Sinai dan Tuhan akan pimpin terus sampai masuk Kanaan. Jadi Tuhan hadir di tengah umatNya. Inilah konsep Israel di Perjanjian Lama, menjadi umat berarti menikmati kehadiran Tuhan, ada real present, kehadiran Tuhan di tengah umatNya, ini yang membuat umatNya bahagia. Saudara dan saya akan mengalami kering jiwa dan rohani kalau Tuhan tidak menyertai, rohani kita kering dan kita tidak mungkin mengalami kelimpahan yang Alkitab janjikan kalau Tuhan tidak sertai. Maka Tuhan sertai Israel terus dan Tuhan terus ada di tengah-tengah umatNya sampai Tuhan membuang mereka. Jadi setelah Bait Suci dibangun, kemuliaan Tuhan tetap belum kembali, kemuliaan Tuhan tetap belum datang. Menurut Injil Matius, kemuliaan itu digenapi ketika Kristus masuk Yerusalem dan masuk Bait Suci. Perhatikan kalimat yang dipakai Matius 24-25, Kristus datang, semua orang menyambut Dia, Dia masuk Yerusalem lalu Dia meninjau Bait Suci. Kemuliaan Tuhan dari luar Yerusalem, masuk kembali ke Yerusalem, masuk ke Bait Suci, di dalam bentuk Kristus, bukan di dalam bentuk kemuliaan yang dilihat Yehezkiel. Lalu Lukas punya pengertian yang lain lagi, limpah sekali, Lukas mengatakan waktu Yesus mau diserahkan di Bait Suci, mamanya membawa Dia ke Bait Suci lalu bertemu dengan 2 orang, Simeon dan Hana, keduanya sudah sangat tua. Simeon dan Hana terus berdoa, mereka menantikan kedatangan Kristus dan waktu Kristus masuk Bait Allah, mereka mengatakan “sekarang saya sudah dapat apa yang saya nanti-nantikan”. Mereka berdoa mengharapkan kemuliaan Tuhan kembali, karena sejak Yehezkiel melihat kemuliaan Tuhan pergi, sampai Bait Allah kedua dibangun, belum pernah ada pernyataan dari nabi berani mengatakan “kemuliaan Allah sekarang sudah datang”. Berarti Tuhan masih belum sertai mereka. Dan mereka punya iman besar sekali, ketika bayi Yesus dibawa masuk ke Bait, mereka mengatakan “sekarang saya boleh mati karena kemuliaan Tuhan sudah kembali”. Kemuliaan Tuhan kembali di dalam Kristus, jadi Kristus adalah pernyataan kemuliaan dan kehadiran Tuhan yang sempurna yang sekarang Tuhan berikan kepada umatNya. Siapa yang boleh melihat wajah Tuhan? Yesus mengatakan siapa yang boleh melihat wajah Yesus itu boleh melihat wajah Tuhan, karena Kristus adalah Anak Allah yang menyatakan Sang Bapa dengan sempurna. Jadi di dalam Kitab Keluaran kehadiran Tuhan mutlak diperlukan oleh Israel, harus ada kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Dan Tuhan memakai banyak sekali tanda-tanda kehadiranNya. Tanda yang pertama adalah darah dan daging dari kambing dan domba berumur satu tahun. Lalu tanda yang kedua adalah baptisan mereka di dalam air laut yang terbelah. Jadi Tuhan hadir menyatakan diri melalui tanda-tanda ini.

Itu sebabnya Calvin mengatakan Perjamuan Kudus adalah tanda dan kalau tanda ini tidak boleh dilepas dari yang ditandakan, tapi tidak boleh dianggap sebagai yang ditandakan. Kalau ini adalah tanda tubuh Kristus, maka ini bukan tubuh Kristus. Roti bukan tubuh Kristus, tapi ini tanda tubuh Kristus. Ini juga yang saya percaya dipahami oleh Paulus, maka di dalam 1 Korintus Paulus mengatakan “kamu sebenarnya sama dengan orang Israel, dibaptis sama-sama dan mengalami perjamuan yang mirip, sama-sama makan lalu menjadi umat yang diselamatkan. Sama-sama minum di dalam anugerah penyertaan Tuhan. Jadi karena Tuhan menyertai Israel maka Dia mengerjakan tanda-tanda itu. Sehingga tanda-tanda itu menyatakan kehadiran Tuhan secara real ada di tengah mereka. Dengan pengertian Perjanjian Lama ini baru kita coba lihat Perjanjian Baru yaitu 1 Korintus 10. Paulus mengatakan “hati-hati kalau kamu makan persembahan yang diberikan kepada berhala”. Kita kalau baca Korintus, kesulitannya kita tidak tahu Paulus sedang ngomong kepada siapa, tapi sebenarnya Surat Korintus adalah reply kepada keadaan yang terjadi atau keberatan orang Korintus. Maka Paulus mengatakan “saya berkata sesungguhnya kalau kamu makan atau kalau minum atau kalau kamu melakukan apa pun, kamu harus lakukan demi kemuliaan Allah. Dan tidak mungkin demi kemuliaan Allah kalau kamu menjadi batu sandungan bagi yang lain”. Lalu Paulus melanjutkan dalam pasal 11 dengan mengatakan kalimat yang sangat penting “demikian juga di dalam Perjamuan Kudusmu, kamu sangat berdosa karena kamu bawa makananmu masing-masing dengan level yang sesuai dengan keadaan ekonomimu”. Maka Paulus mengatakan dalam ayat 22 dan seterusnya “apa yang aku teruskan kepadamu sudah saya terima dari Tuhan, yaitu pada malam waktu Dia diserahkan, Dia mengucap syukur, memecah-mecah roti dan mengatakan inilah tubuhKu yang diserahkan bagimu dan inilah cawan darah perjanjian, darahKu yang diserahkan bagimu”. Kristus menyatakan kehadiranNya dan dia menyatakan simbol atau tanda kehadiranNya dalam roti dan anggur. Kemudian Dia memimpin perjamuan itu bagi seluruh murid. Paulus mengatakan “kamu juga lakukan ini, kamu memperingati ini”, jadi ada unsur memperingati, “dan kamu mengabarkan kematian Kristus”, dalam ayat 26, “sampai Dia datang kembali”. Jadi Perjamuan Kudus menyatakan apa yang sudah terjadi dahulu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang kita harapkan nanti. Kehadiran Kristus secara memori, kehadiran Kristus secara real, kehadiran Kristus nanti di eskatologi, di zaman yang akan datang, semua dirangkum dalam pengertian, di dalam konsep Perjamuan Kudus dari Paulus. Perjamuan Kudus memastikan kita mengenal Kristus yang dulu, yang sekarang dan yang akan datang. Firman Tuhan sedang memperkenalkan kita dengan Kristus yang dulu, yang sekarang sedang bicara diwakili oleh hambaNya dan yang nanti akan datang kembali. Segala hal yang berkait dengan sakramen dan firman itu menyatakan Kristus yang dulu, yang sekarang bertahta, dan nanti yang akan datang. Bagaimana kita menyadari hal ini, menyadari bahwa kita harus bersama dengan Kristus, disatukan dengan Kristus? Maka surat Ibrani menjadi kunci yang penting, Ibrani 8, 12 dan seterusnya itu mengatakan bahwa ibadah kita benar-benar ibadah yang megah, karena bersama dengan malaikat memuji Tuhan dan bersama dengan para tua-tua kita menyembah Kristus. Kita mesti belajar menikmati ini dengan cara yang benar, bukan dengan cara yang liar. Tapi saat ini jiwa saya menyadari ada kebaktian penghormatan kepada Kristus, Kristus ditinggikan di sorga dan kita berbakti bersama-sama. Ini konsep yang saya percaya paling tepat menggambarkan 1 Korintus 11 dan ini adalah ajaran dari Calvin. Calvin mengatakan hargai kebaktian karena saat ini engkau bersama malaikat dan tua-tua menyembah Tuhan di sorga. Kalau Saudara di sorga apakah kita bisa bersikap seperti biasanya yang kita lakukan? Santai, tenang, chatting dengan orang sambil dengar kotbah, kalau mengantuk tidur dulu nanti bangun lagi, pasti tidak seperti itu. Tapi mengapa kita lakukan itu? Karena tidak sadar kita sedang diangkat ke sorga. Tapi saya peringatkan satu hal, makin kita tidak peka terhadap hal sorgawi, makin kerohanian kita kering. Dan Calvin mengatakan kita harus sering melakukan Perjamuan Kudus, bahkan dia mengatakan harusnya setiap selesai kotbah ada perjamuan. Paulus mengatakan kamu memberitakan kematian Tuhan saat ini dan Kristus yang akan datang kita harapkan juga. Maka Paulus mengatakan di sini, “kamu setiap mengikuti perjamuan memberitakan kematian Kristus sampai Dia datang”. Ayat 26 “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang”, kematian Tuhan masa lalu, memberitakan masa sekarang, sampai Ia datang adalah masa depan. Jadi apa yang sudah terjadi, dimana Dia saat ini, dan kapan Dia datang kembali, pengharapan kita, itulah yang membuat kita limpah dan kita boleh cicipi secara fisik melalui Perjamuan Kudus. Ini menjadi pergumulan yang kita boleh pahami sama-sama. Tidak mudah memahami ini karena pikiran kita yang terlalu duniawi sangat sulit menerima hal yang berkait dengan di luar dunia ini. Tapi harap kita gumulkan ini sehingga hari-hari depan kita semakin mengerti konsep Perjamuan Kudus dan firman Tuhan memberikan kita kelimpahan hidup yang berserah kepada Tuhan, mengingat apa yang Dia sudah kerjakan dulu, menikmati Dia sekarang dan mempunyai pengharapan akan kedatanganNya nanti.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkotbah)