Baptisan Yohanes dari mana?

(Lukas 20: 1-8)
Kita sudah membahas di dalam pertemuan yang lalu bahwa Yesus menyucikan Bait Suci. Bait Suci punya arti yang sangat penting bagi Israel dan sejak kehancuran Bait Suci, kerinduan Israel paling besar adalah melihat Bait Suci dipulihkan. Bait Suci harus dipulihkan supaya Tuhan kembali berdiam di tengah-tengah manusia. Kita yang sering memahami kerohanian dengan cara yang tidak ada simbol fisik. Kita seringkali memahami kerohanian sebagai sesuatu yang other worldly, sesuatu yang tidak ada kaitan dengan yang ada di bumi, sangat sulit memahami apa yang orang Yahudi pahami. Bagi mereka kalau mereka melihat Bait Suci, mereka melihat identitas mereka dikonfirmasi, kemuliaan Tuhan mereka dinyatakan, mereka mengingat janji Tuhan, mereka mengingat banyak hal yang kompleks yang indah dan limpah tentang Tuhan yang mereka bisa saksikan melalui melihat Bait Suci. Bukan hanya ketika mereka beribadah, tapi mereka melihat pun bangunan ini sudah memberikan kesan yang kuat sekali bahwa Allah hadir di tengah-tengah mereka. Bangunan ini juga punya banyak sekali ukiran dan seni yang sangat memberkai Israel di dalam memahami keindahan pengenalan akan Tuhan. Benda seni, patung-patung, patung malaikat, ukiran pohon, ukiran korma dan banyak ukira-ukiran lain ada di Bait Suci. Dari sejak Kemah Suci didirikan sampai Bait Suci didirikan oleh Salomo, selalu dua tempat ini sangat penuh dengan lukisan, patung dan ukiran-ukiran yang indah sekali. Ini membuat kita bingung, kalau begitu bagaimanakah menafsirkan hukum ke-2, jangan membuat patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di bumi mau pun di bawah bumi Bait Suci adalah bangunan yang sangat indah dan sangat penting secara kerohanian orang Israel. Karena ada Bait Suci, mereka punya pengharapan akan janji Tuhan bahwa Tuhan akan pulihkan segala sesuatu yang Dia jadikan.

Ketika Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, ada hal yang sangat menakutkan karena sekarang mereka diusir dari segala kelimpahan yang Tuhan sudah siapkan. Kita tidak tahu berapa sulitnya diusir dari Taman Eden, kita tidak tahu berapa beratnya mengalami diusir dari Taman Eden. Kita hanya berpikir diusir dari Taman Eden sebagai yang mirip kalau kita diusir dari sebuah tempat. Tetapi Adam dan Hawa bukan hanya saja malu dan sakit hati, mereka terpisah dari hidup. Hidup yang Tuhan janjikan bukan hidup yang terpisah dari Tuhan. Dan Taman Eden memberikan segala kelimpahan dari kasih Tuhan yang dinyatakan sangat besar. Maka pengusiran mereka dari Taman Eden adalah pengusiran dari Allah yang mengasihi mereka dan yang tidak lagi menyatakan kasih dengan cara yang sama kepada Adam dan Hawa. Masihkah Allah mengasihi Adam dan Hawa? Masih, tapi sekarang cinta kasih Tuhan ditarik demi keadilan dan murkaNya dinyatakan. Di dalam Kitab Suci dinyatakan Tuhan menemui Adam pada waktu hari sejuk. Di dalam Kejadian 3 dikatakan Tuhan menemui Adam dan Hawa, Tuhan datang ke Taman Eden pada waktu hari sejuk. Tapi sebenarnya bisa juga diterjemahkan Tuhan datang ketika kelam. Mengapa kelam? Karena sekarang Tuhan datang dengan nuansa penghakiman. Ini membuat Adam takut dan sembunyi. Adam tidak sembunyi dari Tuhan yang dengan penuh kelemah-lembutan memanggil dia, Adam sembunyi dari Tuhan yang hadir dengan nuansa penghakiman. Tuhan memberikan kerub dengan pedang yang menyala-nyala, menjaga supaya manusia tidak masuk lagi. Apakah Tuhan sudah sangat marah sehingga membuang Adam dan Hawa, dan tidak memberikan pemulihan untuk Adam dan Hawa kembali menikmati Taman Eden? Tidak, Tuhan masih mau memulihkan. Itu sebabnya Tuhan mengirimkan kerub untuk menjaga mereka masuk, Tuhan tidak kirimkan kerub untuk menghukum habis mereka. Kerub berjaga-jaga dengan pedang yang menyala-nyala, bukan kerub menyambar Adam dan Hawa dengan pedang menyala, itu bukti cinta kasih Tuhan. Kerub dalam tradisi Yahudi lama adalah malaikat penjaga kekudusan Tuhan. Jika kekudusan Tuhan dilanggar, kerublah yang akan menyambar orang sampai mati. Sehingga ketika kerub itu tidak menyambar Adam dan Hawa, melainkan menjaga jalan mereka masuk ke Taman Eden, itu bentuk cinta kasih Tuhan karena berarti masih ada kemungkinan Tuhan undang kembali manusia masuk ke Taman Eden yang disempurnakan.

Maka undangan untuk masuk Taman Eden, inilah yang terus-menerus dinyatakan di dalam narasi-narasi Kitab Suci. Salah satu bagian yang paling penting adalah waktu Israel keluar dari Mesir dan mereka masuk ke dalam Tanah Kanaan. Gambaran tentang Tanah Kanaan mengingatkan orang yang membacanya terhadap gambaran Taman Eden. Sehingga seperti Tuhan menyatakan kepada manusia, secara spesifik kepada Israel, “sekarang kamu boleh kembali mencicipi kenikmatan taman yang indah, yang nanti akan Aku sempurnakan kemudian”. Lalu kapan Taman Eden sempurna itu Tuhan nyatakan? Nanti pada waktu Dia datang kembali. Saudara baru lihat Taman Eden yang sempurna itu di dalam Kitab Wahyu, dimana taman itu digambarkan sebagai seluruh bumi, taman itu juga digambarkan sebagai Kota Yerusalem yang baru, taman itu juga digambarkan sebagai bait karena waktu diukur panjang, lebar dan tingginya ternyata sama. Ini melambangkan tempat suci dari Kemah Suci atau Bait Suci. Jadi Tuhan sudah menyiapkan semua manusia yang ada di dalam Dia untuk kembali menikmati Taman Eden. Bedanya adalah ini bukan jalan balik ke Taman Eden Kejadian 1,2 & 3, ini bukan kembali ke masa lalu, ini bergerak ke depan menuju kesempurnaan. Sehingga Israel boleh mengerti bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan yang masih memberi kesempatan untuk manusia boleh kembali kepada Dia.

Tuhan tidak membebaskan Israel dari sangkar Mesir. Tuhan mengatakan “kamu ikut Aku. Habis dari Mesir kamu keluar, kamu pergi ke gunung dimana kamu akan menyembah Aku. Dari situ kamu akan pergi ke tanah yang berlimpah susu dan madunya”. Tuhan tidak membebaskan manusia supaya manusia tidak ada arah. Saudara kalau memahami kebebasan sebagai tidak ada arah, Saudara akan memenjarakan diri Saudara dalam keadaan yang sama waktu Saudara dipenjara oleh dosa. Tuhan tidak memberikan kebebasan yang tidak ada arah. Justru di dalam arah yang ketat dari Tuhan, di situ ada kebebasan sejati. Maka Tuhan bebaskan Israel dari Mesir dan Tuhan katakan secara spesifik, “langkah kecepatanmu, Aku yang atur. Arah kamu pergi, Aku yang atur. Bagaimana kamu pergi, Aku yang atur. Bagaimana kamu dipelihara ketika berangkat, Aku yang atur. Makan apa di perjalanan, Aku yang atur. Minum apa diperjalanan, Aku yang atur. Kapan dapat makan dan minum, Aku yang atur. Bagaimana harus hidup di perjalanan, Aku yang atur. Untuk apa perjalanan ini, Aku yang tentukan. Dimana tujuannya, Aku yang tentukan”. Saudara kalau bandingkan kehidupan Israel waktu di Mesir dengan ketika sudah diluar, yang Tuhan atur bagi Israel jauh lebih ketat dari pada yang diatur Firaun di Mesir. Tuhan tidak memberikan kebebasan di dalam cara berpikir yang kita pikirkan. Israel keluar dari Mesir supaya mereka taat Tuhan, ini kebebasan sejati. Dan mereka dituntun Tuhan di padang gurun sampai bertemu Kanaan. Tuhan tidak pernah gagal menuntun umatNya. Kanaan menjadi cicipan dari segala kesempurnaan yang Tuhan siapkan dan mereka mendapatkan kesenangan waktu hidup dengan cara Tuhan.

Dan Tuhan memberikan anugerah karena Kemah Suci yang kemudian menjadi Bait Suci di zaman Salomo, ada di tengah-tengah mereka. Tiap kali mereka kesulitan, mereka melihat Bait Suci dan mereka ingat Tuhan hadir di tengah mereka. Ini sudah kita bahas minggu lalu, ada 7 hal tentang Bait Suci yang kita sudah bahas. Bait Suci adalah bagian yang sangat penting, bangunan yang mengingatkan Israel, “Tuhan hadir di tengah-tengah kita”. Tapi kalau Bait Suci ini menyatakan kehadiran Tuhan, bukankah seharusnya Tuhan tidak hancurkan, mengapa pada zaman Kerajaan Babel, Tuhan hancurkan? Ini benar-benar menakutkan, Tuhan yang mendirikan Kemah Suci, yang memerintahkan Bait Suci didirikan adalah Tuhan yang membiarkan Bait Suci hancur. Ini membuat orang-orang Israel sangat kebingungan, mengapa Babel datang dan menghancurkan Bait Suci? Dalam Yeremia 7, di situ ada orang mengatakan “Tuhan tidak mungkin hancurkan kami karena di tengah-tengah kami ada Bait Suci”, lalu Yeremia mengatakan “jangan percaya orang yang mengatakan di sini ada Bait Tuhan, sebab bait ini pun akan dihancurkan”, ini mengagetkan orang. Tuhan seringkali bertindak dengan cara yang kita tidak pikir Tuhan mau kerjakan. Masakan Bait Suci, lambang sucinya Tuhan dihancurkan? Tapi Tuhan mengatakan “Aku akan kirim Babel untuk hancurkan”. Siapa yang pernah berpikir sebelum terjadi bahwa Allah akan kirim AnakNya yang Tunggal lalu mati di kayu salib? Tidak ada orang yang berpikir Tuhan akan kerjakan ini, tapi ini yang Tuhan kerjakan. Kita yang hidup setelah rencana ini jadi, kita terima ini dengan iman. Tapi kalau kita hidup sebelum rencana ini jadi, kita akan mengatakan “Tuhan tidak akan pergi sejauh ini, Tuhan tidak akan jalankan ini, ini keterlaluan”, tapi Tuhan benar-benar jalankan. Akankah Tuhan menghancurkan Bait SuciNya? Tuhan benar-benar hancurkan Bait SuciNya, kirim bangsa kafir menginjak-injak Bait Suci. Setelah Bait Suci hancur, Israel kehilangan seluruhnya. Dan apakah Tuhan akan membiarkan mereka dalam keadaan kasihan ini? iya, Tuhan biarkan mereka selama puluhan tahun, sampai 70 tahun. Allah yang sulit ditebak. Saudara mengenal Allah, Saudara akan mendapatkan banyak hal tentang Allah yang membuat Saudara ingin cinta kepada kita, tapi sekaligus membuat Saudara takut Dia. Membuat Saudara gentar keapda Dia, membuat Saudara ingin akrab dan dekat sekaligus membuat Saudara ingin jaga jarak. Ini namanya perasaan kompleks dan poaradox dalam mengenal Tuhan. Itu sebabnya ketika Bait Suci hancur membuat orang Israel mengerti bahwa Allah punya rencana yang melampaui antisipasi mereka. Ternyata Tuhan benar-benar menghancurkan Bait Suci, membiarkan mereka puluhan tahun tanpa bait. Setelah bait itu berdiri, Tuhan biarkan mereka 400 tahun tanpa raja. Terus tunggu raja datang. Bukan raja Israel yang Tuhan kirim, tapi imam yang korup. Karena ketik aorang-orang Seleukit, penerus kerajaan dari Alexander Agung menaklukan Israel, mereka mengangkat imam-imam memimpin Israel, dan imam-imam ini kebanyakan sangat korup. Untuk jadi imam, mereka bayar pemerintahan Seleukit dengan uang yang sangat banyak. Pekerjaan jadi pemimpin rohani perlu sogokan karena pekerjaan menjadi pemimpin rohani juga akan menghasilkan banyak uang.

Pemimpin-pemimpin rohani pada zaman itu sangat korup, mereka minta disogok, mereka minta apa pun pakai sogokan, supaya mereka bisa sogok pemerintahan Seleukit. Waktu mereka sudah sogok pemerintah Seleukit, maka mereka boleh jadi pemimpin agama yang korup, yang ambil uang untuk masukan ke kantong sendiri dan mendapat keuntungan. Keadaan ini menyedihkan sekali. Israel sudah punya Bait Suci tapi pemimpinnya korup semua. Sampai akhirnya pemimpin-pemimpin dimatikan oleh orang Israel sendiri. Ini keadaan yang mengerikan, ada seorang bernama Onias yang diserang oleh rakyat sendiri, ada imam besar yang dibunuh oleh massa, ada orang banyak yang masuk ke rumah dari seorang imam besar lalu seret dia keluarkan dan pakukan dia di kayu salib, di tengah jalan. Ada imam besar yang dipenggal kepalanya oleh rakyat karena mereka sudah muak melihat pemimpin seperti ini. Akhirnya imam besar jadi pekerjaan yang sangat beresiko karena sangat mungkin dibunuh oleh massa. Maka munculah keluarga dari Matatias, anak dari Matatias yaitu Yudas Makabeus, orang Israel dari keturunan imam, mereka lakukan pemberontakan menghancurkan pemimpin dari Makedonia. Setelah orang-orang dari Antiokus dihancurkan, orang-orang Seleukit disingkirkan, maka Israel punya pemimpin yang namanya adalah dinasti Hasmonean. Dinasti ini terkenal sekali, karena setelah dinasti Daud putus karena serangan dari Babel, dinasti yang melanjutkan pemerintahan Israel adalah dinasti Hasmonean. Hasmoean ini adalah setelah kelompok Daud menjadi pemimpin. Lalu orang-orang bertanya, kalau dinasti Daud terputus dan Tuhan janjikan pemulihan lewat dinasti Daud maka harus ada anak Daud yang memimpin, tidak boleh orang Hasmonean. Ini membuat mereka marah lalu mengatakan “tidak ada kalimat di Kitab Suci yang mengatakan raja itu harus anak Daud.” Akhirnya orang-orang sudah muak dengan dinasti ini, apalagi ada seseorang dengan sangat keras memerintah yang bernama Alexander Janeus. Ini adalah seorang raja dari dinasti Hasmonean yang gila sekali, untuk dia bisa makan pagi dengan berselera, dia harus lihat orang disalibkan. Kalau tidak lihat darah, dia tidak lapar. Waktu itu orang sudah muak sekali dengan dinasti Hasmonean. Dulu Matatias dan Yudas Makabeus sangat baik, tapi generasi selanjutnya sangat korup. Akhirnya ada pemberontakan lewat seorang bernama Antipater. Antipater pakai kekuatan Roma untuk dukung dia, tapi akhirnya orang Israel bunuh dia lewat perang, setelah itu munculah Herodes. Herodes akhirnya menjadi raja melanjutkan menghancurkan Dinasti Hasmonean. Dinasti Daud berakhir, Dinasti Hasmonean. Dinasti Hasmonean berakhir, Dinasti Herodian. Dinasti Herodian berakhir, tahun 70 seiring dengan penghancuran Yerusalem. Dinasti Herodian menjadi dinasti terakhir Israel, bangsa ini yang dari awal punya cita-cita begitu besar, Daud akan bertahta lagi, tapi raja terakhir dari Dinasti Herodes, ini sangat kasihan. Mereka sudah punya Bait Suci, mereka masih menanti kapan raja yang diutus Tuhan akan memurnikan Bait Suci. Sebab di dalam Alkitab, misalnya dalam Yeremia 51 dikatakan bahwa Tuhan akan membalas orang Babel karena baitNya. Di dalam Yehezkiel 40-43 ada kisah bahwa Tuhan akan pulihkan Bait Suci, bagaimana cara Tuhan memulihkan? Di dalam Zakharia 6 dikatakan Bait Suci akan dipulihkan kalau sang tunas itu masuk ke bait. Siapa sang tunas ini? di dalam Kitab Yesaya dikatakan sang Tunas itu adalah anak Daud yang akan bertahta. Jadi Bait Suci akan dimurnikan oleh anak Daud yang akan bertahta, sang tunas akan masuk dan Bait Suci akan dimurnikan.

Tapi siapa yang tahu bahwa sang tunas ini benar-benar sang tunas? Karena banyak orang bisa mengaku bahwa dialah sang tunas. Siapa yang bisa tahu keturunan Daud? Maka untuk membuat orang mengerti siapa Sang Mesias, Kitab Maleakhi mengatakan ada orang akan persiapkan jalan sebelum Mesias yang sejati datang. Orang yang mempersiapkan jalan ini menjadi tanda bahwa Mesias atau Tunas atau Anak Daud itu akan masuk dan membersihkan Bait Suci. Jadi Saudara mesti mengerti Zakharia dan Maleakhi di sini. Zakharia memberitakan ada tunas yang masuk Bait Suci, memurnikan Bait Suci. Apa arti memurnikan? Saudara kalau mengerti ini, banyak bagian dari Alkitab tiba-tiba jadi jelas. Maka kalau Saudara rajin baca Alkitab dan dengar khotbah di sini, Saudara mendapatkan berkat banyak sekali. Di dalam Kitab Zakharia dikatakan tujuan Mesias adalah membersihkan Bait Suci. Membersihkan berarti membuat apa yang rusak dari Bait Suci menjadi bersih. Karena Bait Suci dimaksudkan untuk memenuhi bumi, ini poin penting sekali. Bait Suci bukan hanya satu bangunan di Israel, Bait Suci harus berkembang penuhi bumi. Dan tugas Sang Mesias adalah membersihkan Bait Suci supaya Bait Suci memenuhi bumi. Bagaimana caranya? Saya beri tahu pengertiannya, Kristus datang memurnikan Bait Suci dengan cara Dia mati kayu salib. Dan setelah Dia mati di kayu salib, Bait Suci yaitu tubuhNya dan kita yang memercayai Dia memenuhi bumi, simple. Tapi ini dilakukan dengan simbol Yesus masuk ke Bait Suci lalu keluarkan pedagang, usir orang-orang yang menukar uang supaya Bait Suci dimurnikan. Ini menjadi simbol untuk tindakan Dia mati di kayu salib.

Untuk membuktikan bahwa Yesus benar-benar Sang Tunas yang akan membersihkan Bait Suci, Kitab Maleakhi mengatakan “lihat, Aku menyuruh utusanku berjalan mendahului Engkau”, kalau utusan ini berjalan mendahului berarti dia ada lebih dulu, lebih dulu melayani di Israel sebelum Mesias datang. Lalu dikatakan tugas dari pendahulu ini adalah mempersiapkan jalan sebelum Mesias masuk. Saya mau tanya, mempersiapkan jalan, orang yang mempersiapkan jalan itu tunggunya di jalan atau di dalam rumah? Tujuan Mesias adalah Bait Suci, yang menungguNya tunggu di Bait Suci atau padang gurun? Di padang gurun, dia tidak boleh menunggu di Bait Suci. Makanya Yohanes Pembaptis tidak pernah masuk Bait Suci. Alasan Yohanes Pembaptis tidak masuk Bait Suci menurut Zakharia dan Maleakhi adalah dia harus sambut di jalan masuk Mesias itu datang. Maka dia tunggu di Sungai Yordan, Yesus dibaptis di situ, masuk lewat situ. Dia tunggu Mesias masuk, setelah itu tugas dia sebagai penyambut selesai, dia tidak perlu masuk Bait Suci, Yesus yang perlu masuk Bait Suci. Ini pengertian teliti sekali diberitakan oleh Perjanjian Lama. Tanpa mengerti Perjanjian Lama, Saudara kehilangan banyak permata di Perjanjian Baru. Itu sebabnya Yohanes berseru-seru di padang gurun mempersiapkan jalan bagi Yesus. Jalan secara literal, Yesus masuk lewat Sungai Yordan, dibaptis di situ. Dan jalan secara umat, ada orang-orang yang mendengar khotbah Yohanes Pembaptis dan bertobat. Itu sebabnya dikatakan tidak ada manusia lebih agung dari Yohanes Pembaptis, karena dia bisa jadi pusat perhatian, dia bisa sangat populer di Bait Suci, tapi dia memilih berkhotbah di padang gurun, di Sungai Yordan. Sungai Yordan menjadi jalan masuk, maka Yohanes Pembaptis menunggu di luarnya bukan di dalam, di sisi timur, karena Yesus akan dibaptis di situ dan masuk ke dalam, setelah itu pergi ke Bait Suci. Jadi siapa yang menyambut Sang Tunas? Yohanes Pembaptis. Dan Yohanes Pembaptis punya kerendahan hati yang luar biasa. Ini yang dilakukan Yohanes Pembaptis, simple sekali tapi sangat penting. Karena siapa yang dia bilang “ini orangnya”, itu orangnya. Siapa yang dia sambut “welcome”, itulah Mesias. Dan Yohanes tidak sambut siapa pun. Jadi siapa Mesias? Yesus. Maka ketika Yesus membersihkan Bait Suci, orang langsung tahu “Engkau sedang mengklaim diriMu Tunas Daud? Engkau sedang mengklaim diriMu Sang Raja? Engkau sedang mengklaim diriMu yang berhak untuk menjadikan Bait Suci murni lalu menyebarkannya ke seluruh bumi? Kamu jangan mengaku-ngaku. Kuasa yang kamu ini datang dari mana? Siapa yang mengotorisasi kamu boleh melakukan ini? Karena begitu banyak penipu mengaku Mesias. Bahkan orang seperti Yudas Makabeus yang pernah membersihkan Bait Suci dari Anthoiokus Ephipanes, dari pasukannya, dia pun bukan Mesias. Siapakah Engkau, adakah Engkau lebih besar dari Yudas Makabeus?”. Yesus menjawab dengan pertanyaan lagi. Orang yang menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, itu agak mirip Yesus mereka bertanya “saya mau tanya otoritasMu dari mana?”, Yesus mengatakan “Aku juga punya pertanyaan untukmu. Baptisan Yohanes dari sorga atau dari bumi?”, simple, sebenarnya Yesus mau mengatakan “otorisasiKu dari pelayanan Yohanes Pembaptis”. Tapi Dia jawab dengan pertanyaan yang membuat orang terjerat sendiri. “Baptisan Yohanes itu dari sorga atau dari bumi?”, semua orang melihat Orang Farisi, “kami lihat kalian, berani bilang Yohanes bukan nabi?”, mereka siap-siap pegang batu. Orang Farisi bingung menjawabnya, karena kalau mereka jawab baptisan Yohanes itu dari bumi, orang langsung lempar mereka, “jadi kalian bilang Yohanes bukan nabi?”. Mengapa orang begitu sensitif? Karena Yohanes baru mati martir, mereka itu hampir mengadakan pemberontakan kalau tidak diredam oleh Yohanes sendiri. Yohanes Pembaptis yang terus mengatakan “Yesus itu yang kamu ikuti, jangan saya”, sehingga Yesus punya banyak pengikut dari bekas muridnya Yohanes. Tapi kalau Yohanes terus arahkan mereka kepada Dia, lalu mengatakan “saya di penjara, silahkan melakukan pemberontakan. Kalau terjadi sesuatu dengan saya, kalian berontak”. Yohanes dimatikan, seharusnya murid-muridnya memberontak. Jadi dalam keadaan genting, semua murid Yohanes tahan diri, “Yohanes sudah dibunuh, tapi dia tidak mau kita memberontak, dia mau kita ikut Yesus”, sehingga pemberontakan dapat dicegah. Yohanes Pembaptis itu pemimpin besar, maka dia mengatakan “kalau saya ditangkap, kamu jangan pusing, ikut Yesus. Kalau saya mati, itu tidak apa-apa. Tugas saya sudah selesai. Dia lebih besar dariku, membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Dialah yang harus kamu ikuti. Dia harus semakin besar, dan saya akan semakin hilang dan akhirnya habis”. Yohanes Pembaptis mengatakan “lebih baik dilupakan pelan-pelan asal Yesus diingat”. Tidak apa-apa waktu orang mengatakan “saya tidak kenal Yohanes Pembaptis, pelayanannya apa?”, pelayanannya cuma usher, mempersiapkan Mesias masuk, itu saya, dia hanya orang kecil. “Biar aku semakin kecil, Yesus semakin besar”, ini orang agung. Yohanes Pembaptis semakin kecil, dan murid-murid yang sudah sangat emosi karena guru mereka mati, ditenangkan oleh karena mereka sekarang switch menjadi murid Yesus. Tapi jangan ganggu percikan api yang mungkin meledak, “jangan bikin kami yang sudah tenang meskipun guru kami mati, guru yang kami cintai, guru yang kami rela mati, kami sudah biarkan dia. Tapi jangan pancing emosi kami”. Maka ketika Yesus tanya “menurutmu baptisan Yohanes dari sorga atau bumi?”, semua pengikut Yohanes sudah siap-siap kalau Orang Farisi mengatakan hal yang jelek tentang Yohanes. Orang Farisi berpikir mesti menjawab bagaimana, “bilang saja tidak tahu, itu yang paling aman”. Karena kalimat “tidak tahu” itu kalimat yang paling tidak bertanggung jawab. Tidak mungkin kami tidak punya pendirian”. Tapi mereka bilang “kami belum tahu, kami masih selidiki, kami masih baca-baca dulu kira-kira dimana posisinya”, itu omong kosong, mereka sudah tahu, tapi mereka tolak, karena kalau mereka terima berarti mereka akan terima Yesus. Yesus mengatakan “sang penunjuk jalan, sang penyambut Aku masuk sudah datang, tapi kamu tidak mau dengar”.

Ini cara Tuhan menyatakan keindahan pemulihan yang Dia siapkan lewat Yesus. Lewat Yesus dengan kematianNya, ini disimbolkan dengan Yesus membersihkan Bait Suci. KematianNya akan membuat semua orang diseluruh dunia mendapat berkat, dengar Injil mulai dari kematian Yesus sampai kebangkitanNya, sejak itu seluruh bumi dipenuhi oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Dan siapa yang membuka jalan? Yang membuka jalan adalah seorang bernama Yohanes Pembaptis yang rela menjadi bukan siapa-siapa, yang rela berada di tempat tersembunyi, yang rela ada di belakang layar, yang rela direndahkan demi Kristus ditinggikan. Dan bukan hanya Yohanes, karena setelah Yesus mati dan bangkit, semua pengikut Kristus punya jiwa yang sama, rela berkorban demi Kristus ditinggikan, rela tidak dikenang dan dikenal demi Kristus ditinggikan, rela menjadi bukan siapa-siapa demi Kristus ditinggikan.

Di ayat 8 Yesus menutup dengan mengatakan “karena kamu tidak mau kasi tahu, maka Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu”. Orang-orang yang tidak mau mengakui siapa Yesus adalah orang yang tidak berhak mendapatkan kebenaran. Yesus tidak mau umbar pengertian kebenaran Dia kepada orang-orang yang tidak layak mendapat kebenaran. Di dalam dunia etika ini juga dipegang oleh Kekristenan, misalnya ada orang dari pemerintahan komunis ke Indonesia untuk mengejar seorang penginjil China yang menyebarkan Kekristenan, lalu orang itu sembunyi di rumah kita. Kemudian tentara komunis ketuk pintu rumah kita, orang yang dicari ada di rumah kita, sembunyi di kamar kita, “adakah orang ini di dalam rumahmu? Kami harus tangkap dia, dia harus dihukum mati”, kira-kira Saudara akan menjawab ada atau tidak? Kalau menjawab “tidak ada” bukankah itu berarti bohong? Bukan bohong, tapi ada beberapa orang yang tidak berhak dapat kebenaran. Yesus mengatakan “Aku tidak memberitahumu kuasa ini datang dari mana, karena kamu tidak berhak dapat”. Jadi ini bukan bohong, Saudara jangan terlalu polos jadi orang Kristen, “adakah orang ini sembunyi di rumahmu?”, “ada, di kamarku, persis di kolong tempat tidurku, kamu akan menemukan dia”. Di dalam pengertian ini kita bisa mendapatkan bijaksana, Saudara dan saya perlu melihat banyak hal disebuah situasi untuk menentukan tindakan etis yang tepat dan Yesus mengatakan “kali ini kamu tidak kasi tahu kamu karena kamu tidak berhak dapat kebenaran”. Saudara harus punya bijaksana, ada orang tidak berhak dapat kebenaran, ada orang tidak berhak dapat Injil. Satu kali ada orang bertanya “bolehkah saya bawa orang yang saya kenal ke gereja?”, “boleh, mengapa tidak boleh?”, “ada satu problem, dia suka ganggu orang, dia suka membuat onar”, kalau saya yang ditanya itu, saya akan menjawab “jangan bawa dia ke gereja. Gereja memang untuk mempertobatkan orang, tapi ada orang-orang tertentu tidak berhak dapat kebenaran”. John Calvin mengatakan tugas hamba Tuhan di dalam gereja adalah memberi makan domba dan mengusir serigala keluar. Kalau pendeta cuma beri makan domba, tidak usir orang yang adalah serigala untuk keluar, dia belum tuntas mengerjakan tugas sebagai hamba Tuhan. Makanya saya heran ada orang marah sama Pak Tong, “mengapa Pak Tong usir orang?”, “Pak Tong tidak pernah usir orang, yang dia usir adalah serigala”. Pak Tong mengatakan di gereja, “kalau kamu melakukan ini, pergi saja dari sini”, lalu ada orang mengatakan “ini pendeta kurang cinta kasih”, bukan, biar keseimbangan antara cinta kasih dan kekudusan Tuhan itu klop. Calvin atau Spuergon mengatakan tugas hamba Tuhan adalah memberi makan domba dan mengusir serigala keluar. Ini tempat untuk domba-domba bertumbuh. Saudara datang ke sini untuk tipu orang, saya akan usir Saudara keluar. Saudara datang ke sini untuk memanipulasi orang, silahkan pergi dari sini. Lebih baik jumlah kita menyusut tapi orang yang ada adalah orang yang benar-benar domba mau diberi makan oleh Tuhan, dari pada ada orang yang mau memangsa domba-domba yang lain dengan kekejaman dan kelicikannya. Maka Yesus mengatakan “tidak semua kamu berhak dapat kebenaran”. Tuhan tidak mau mengumbar kebenaranNya kepada semua orang. Orang Farisi tidak berhak dapat, “kamu yang tidak mau terima Aku, Aku tidak akan kasi tahu kamu siapa Aku”. Biar yang bertelinga mendengar, mereka yang beriman akan terus bertambah kekayaan firman, dan mereka yang tidak beriman akan makin kering dan miskin sampai dibuang oleh Tuhan. Kiranya Tuhan memberikan kita bijaksana dan memberkati kita dengan firmanNya.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Makna Bait Allah

(Lukas 19: 45-48)
Apakah yang dikerjakan oleh orang-orang Yahudi yang membuat Yesus sangat marah? Ada 2 hal, yang pertama adalah mereka memberikan standar tentang layaknya binatang dipersembahkan ke Bait Suci melalui standar yang membuat mereka mencari keuntungan. Kalau ada orang membawa binatang dari luar, lalu mereka masuk ke Bait Suci dan membawa binatang itu sebagai korban, maka imam-imam akan membuat peraturan yang mustahil, binatang yang cukup layak adalah binatang yang kakinya tidak berjalan jauh sebelum dikorbankan. Di dalam pelataran Bait Suci sudah ada binatang yang diberikan label layak. Inilah binatang yang boleh dipersembahkan, untuk dibeli binatang tapi harganya mahal. Di Bait Suci binatang dijual mahal sekali demi mendukung proyek dari Israel yaitu memurnikan Bait Suci dari pengaruh kafir. Ini membuat perdagangan di Bait Suci dibenci oleh Tuhan Yesus. Ini hal pertama yang dikritik, yang tidak disetujui oleh Tuhan Yesus.

Hal kedua yang tidak terlihat dari tindakan, tapi terlihat dari perkataan Tuhan Yesus, yaitu Tuhan Yesus mengatakan “kamu menjadikan tempat ini sarang penyamun”. Apakah ada penyamun, penyihir, tukang rampok di Bait Suci? Tidak, penyamun yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah orang-orang Yahudi yang menyatakan keunikan identitas mereka dan kemajuan agama mereka di dalam Bait Suci secara tidak realistis. Di dalam Bait Suci mereka mengatakan “umat kita diberkati oleh Tuhan, lihat berapa besarnya Tuhan sudah bekerja”, tapi itu adalah manipulasi diri, mereka menipu diri di dalam kompleks Bait Suci mengatakan “kita adalah umat yang penting, kita adalah umat yang menang. Tuhan memberikan anugerah yang besar sekali kepada kita”. Tapi mereka tidak menyadari keadaan Israel yang sebenarnya bangkrut. Bait Suci menjadi tempat untuk konfirmasi penyertaan Tuhan, padahal Tuhan sedang tidak menyertai pada waktu itu. Bait Suci menjadi tanda yang membanggakan bahwa Tuhan ada bersama mereka, padahal Tuhan sedang tidak ada bersama mereka. Maka orang-orang yang mengklaim bahwa Tuhan sedang memberkati dengan limpah melalui perayaan-perayaan Bait Suci, orang-orang inilah yang Yesus sebut sebagai penyamun. Sarang penyamun, ini kutipan dari Yesaya dan Yeremia. Mengapa Tuhan begitu marah? Karena Bait Suci tidak lagi digunakan sebagaimana mestinya. Bait Suci menjadi lambang sombongnya Israel, menganggap bahwa diri mereka lebih baik dari yang lain, karena mereka mempunyai Bait Suci. Padahal di dalam Kitab 1 Raja-raja 8, Salomo sudah memberikan khotbah yang indah sekali mengapa ada Bait Suci. Di dalam 1 Raja-raja 8 ada teologi tentang Bait Suci dari Salomo yang baik sekali. Dan inilah yang Yesus sedang koreksi. Saya percaya Yesus melakukan tindakan membalikan meja penukar uang, lalu Dia membuat kekacauan untuk mengusir pedagang dari Bait Suci. Lalu Dia mengatakan “ambil uang, ambil binatang ini, pergi dari sini”. Dia usir pedagang itu supaya mereka berhenti memanipulasi jemaat. Setelah itu Dia mengatakan khotbah berhari-hari (dikatakan di dalam Lukas) untuk mengoreksi pemikiran manusia tentang Bait Suci. Yesus mengoreksi pikiran orang Yahudi, sehingga mereka mengerti apa yang Salomo katakan di dalam 1 Raja-raja 8. Di dalam 1 Raja-raja 8, setelah Bait Suci selesai dibangun, Salomo mulai pidato, Salomo membangun Bait Suci selama 7 tahun. Untuk membangun Bait Suci, dia harus membengkalai rumahnya sendiri, rumahnya 13 tahun baru selesai. Mengapa rumahnya lama sekali dibangun? Karena konsentrasi dia adalah untuk Bait Suci. Meskipun kita bisa menafsirkan, untuk rumah 13 tahun, untuk Bait Suci mengapa cuma 7 tahun? Saudara jangan lihat jumlah waktunya, tapi lihat angkanya. Bagi orang Yahudi, angka itu yang penting, 7 itu angka sempurna. Bukan berarti 13 adalah angka sial. Tapi 7 adalah angka sempurna. Maka ketika Salomo membangun Bait Suci persis 7 tahun, itu berarti dia punya konsentrasi dan perhitungan yang luar biasa. Jadi dia memberikan konsentrasi besar dan Tuhan tidak pernah mencela dia dalam pembangunan Bait Suci. Salomo punya banyak kesalahan, tapi bukan di Bait Suci ini. Bait Suci menjadi tempat yang sangat agung, menjadi prestasi Salomo yang paling besar. Kitab Suci mencatat bahwa segala konsentrasi keagungan seni dan segala perkakas paling bagus itu diberikan Salomo untuk Bait Suci. Dia berikan segala yang paling hebat untuk Bait Suci, dia membuat batu-batu yang diukir di tempat lain, lalu diangkut dengan susah payah ke kompleks Bait Suci, tanpa ada bunyi perkakas dari besi supaya orang tidak merasa membangun Bait Suci sama dengan mengukir berhala. Salomo sangat teliti di dalam hal ini. Setelah Bait Suci berdiri, dia seharusnya bisa membanggakan bangunan ini sebagai master piece di zaman dia. Tapi itu tidak dilakukan Salomo, Salomo di dalam khotbah di Bait Suci, justru memberikan kemuliaan bagi Tuhan, bukan kepada Bait Suci. Dia memulai dengan mengatakan “Allah itu Pencipta matahari, tapi Dia mau diam di dalam kegelapan”, dia tunjuk rumah ini. Jadi Salomo menganggap rumah ini terlalu gelap untuk menampung kemuliaan Tuhan. Tuhan itu Pencipta matahari, matahari sudah terang, tapi Tuhan jauh lebih terang karena Dia pencipta matahari. “Tapi mengapa Tuhan mau berdiam di rumah yang kudirikan ini?” Bisakah tangan manusia mendirikan rumah bagi Tuhan? Tidak bisa, maka khotbah Salomo di dalam 1 Raja-raja 8 adalah khotbah penting sekali untuk orang mengerti apa itu Bait Suci. Tapi pada zaman ketika Yesus melayani, semua orang Yahudi membanggakan Bait Suci sebagai kemuliaan mereka, bukan kemuliaan Tuhan. Ini yang Tuhan Yesus mau koreksi. Maka saya coba merangkum ada beberapa poin dari khotbah Salomo, ada 7 poin, persis dengan jumlah tahun Salomo mendirikan Bait Suci.

Yang pertama, dalam khotbah Salomo mengatakan bahwa Bait Suci adalah tempat Allah menyatakan diri dengan merendahkan diri. Untuk Dia menyatakan diri bagi Israel, Dia mesti merendahkan diri. Waktu Saudara bisa kenal Tuhan, itu terjadi karena Tuhan mau merendahkan diri. Sama seperti ketika kita bicara dengan anak-anak, lalu kita jongkok atau duduk supaya level matanya sama, itu terjadi karena kita merendahkan diri. Demikian dengan Tuhan, untuk Dia bisa dikenal, Dia merendahkan diri. Manusia tidak layak bertemu Tuhan, tapi Tuhan merendahkan diri. Siapa manusia yang meremehkan Tuhan yang rela merendahkan diri? Manusia itu berdosa besar sekali. Kalau Tuhan mau memberikan firman, maka yang mendapatkan kesempatan dengar firman mesti menyadari bahwa dia tidak layak mendapatkannya. Di dalam Mazmur dikatakan siapakah yang layak naik ke gunung Tuhan? Mereka yang murni hatinya, yang bersih tangannya. Di situ ada pengertian bahwa yang harus menguduskan diri bukan cuma mereka yang berkhotbah, tapi mereka juga yang mau mendengarkan firman harus menguduskan diri. Tidak semua boleh dengar firman Tuhan, manusia tidak berhak menuntut supaya Tuhan berbicara kepada dia. Tapi ketika Tuhan rela berbicara, Tuhan merendahkan diriNya. Maka Bait Suci menurut Salomo adalah pernyataan Tuhan yang sedang merendahkan diri. Tetapi kerendahan diri Tuhan ini pun dinyatakan dengan semulia mungkin.

Yang kedua, Bait Suci adalah lambang kesetiaan Allah kepada dinasti Daud dan janjiNya kepada Israel. Ketika Daud akan membangun rumah ini, Daud mengatakan “saya mau ada rumah dari pohon aras, saya mau ada rumah yang bagus untuk tempat tabut perjanjian, sebab saya hamba Tuhan boleh tinggal di rumah yang baik. Tapi Tuhan tinggal di kemah. Saya tidak rela seperti ini”. Tapi Tuhan menyatakan kepada Daud, “bukan engkau yang akan membangun”, karena Tuhan berjanji akan mendirikan kerajaan Daud yang tidak goncang dulu, baru nanti dinasti Daud boleh bangun rumah. Ini adalah pernyataan Tuhan, seolah-olah Tuhan masih kurang berjanji kepada Daud. Sehingga ketika Daud mengatakan “Tuhan, Engkau sudah memberkati saya demikian limpah, sekarang izinkan saya berbagian untuk Engkau”, Tuhan mengatakan “belum, Aku belum berkati engkau terlalu banyak. Aku akan memberi kamu berkat lagi yaitu janji keturunan yang akan menjadi raja selama-lamanya”. Bagian ini membuat Daud terharu sekali, dia langsung masuk beribadah ke hadapan mezbah Tuhan lalu mengatakan “Tuhan, mengapa Engkau masih merasa kurang memberkati saya? Sehingga harus menjanjikan dinasti yang akan muncul sampai selama-lamanya memerintah. Tepatilah ya Tuhan janji yang demikian besar yang Engkau berikan”. Ini yang tidak bisa kita mengerti dari Tuhan, yaitu Tuhan tetap berikan kebaikan meskipun kita merasa sudah terlalu banyak. Orang seperti Daud adalah orang yang penuh sukacita, karena dia merasa Tuhan sudah kelebihan memberikan berkat, tapi Tuhan masih terus mau tambahkan lagi. Adakah Saudara merasakan hal ini? Atau mungkin terbalik, kita terus merasa berkat Tuhan kurang. Daud mengatakan Tuhan begitu baik sejak di dalam pelarian. Waktu keadaan sulit dia bilang Tuhan baik. Waktu keadaan baik dia bilang Tuhan baik. Waktu sedang dikejar-kejar dia bilang Tuhan baik. Waktu difitnah dan dia harus pergi dengan 3 atau 4 orang yang masih setia, dia tetap bilang Tuhan baik. Waktu dia diusir oleh Saul dan sedikit lagi batasnya dengan kematian, dia tetap bilang Tuhan baik. Daud adalah contoh beriman karena di dalam segala keadaan tidak pernah menista Tuhan, di dalam segala keadaan dia tidak pernah merasa Tuhan tidak baik. Tuhan baik itu fakta, itu bukan dusta, bukan bohong. Hanya setan yang berusaha memanipulasi pikiran Saudara, sehingga Saudara tidak percaya Allah itu baik. Dari awal setan selalu membuat manusia ragu-ragu kalau Tuhan itu baik.

Yang ketiga, Salomo mengingatkan bahwa rumah ini menjadi rumah doa. Apa yang Israel harus doakan? Israel minta keadilan, Tuhan akan berikan. Hal ketiga yang Salomo tekankan adalah Bait Suci menjadi rumah doa untuk permohonan supaya ada keadilan. Kalau ada orang ditindas, berdoalah kepada Tuhan, “Tuhan, saya mendapat perlakuan tidak adil. Bagaimana caranya supaya saya dapat keadilan?”, doa kepada Tuhan dan Tuhan akan dengarkan. Orang yang berlaku tidak adil, minta ampun kepada Tuhan dan Tuhan akan ampuni. Inilah rumah yang akan memastikan keadilan Tuhan disalurkan terus kepada Israel. Maka ketika Israel melihat Bait Suci, dia langsung ingat “Tuhan, kalau tidak ada yang menolong saya lagi, saya bisa berseru kepadaMu”. Terkadang ada keadaan dimana kita tidak bisa minta tolong kepada siapa pun, kita terjepit dalam segala hal, diperlakukan tidak adil, ditipu, dihantam, dihancurkan tanpa ada yang bisa menolong. Salomo mengingatkan Bait Suci menjadi tanda bahwa ada Tuhan yang bisa menolong. Mazmur itu penuh dengan perkataan “Allahku adalah Penolongku”, saya pikir orang harus mendapatkan keadaan yang susah dulu, dijepit, diperlakukan tidak adil, difitnah, diperlakukan jahat, baru bisa mengerti Mazmur. Banyak orang tidak bisa menghargai Mazmur karena hidupnya kurang pahit. Ini fakta, Saudara kalau kurang pahit hidupnya, Saudara akan kurang menghargai Mazmur. Ingat Tuhan baik, tapi kalau Saudara pernah mengalami kepahitan dari dunia ini, Saudara akan tahu Tuhan akan menjadi Penolong yang teguh, yang di dalam waktunya bisa menolong Saudara. Bahkan ada kalimat di dalam Mazmur yang mengatakan “Tuhan bisa tolong aku bahkan lewat kematian sekalipun”. Maka kalau diperlakukan tidak adil sampai mati pun, tetap bisa berseru minta tolong kepada Tuhan. Mana contoh sudah mati tapi tetap bisa berseru minta tolong? Contohnya Habel, Habel diperlakukan tidak adil, apa salah Habel terhadap Kain? Tidak ada. Mengapa dia dibenci oleh Kain? Karena dia dianggap benar oleh Tuhan, Kain iri hati. Iri hati adalah dosa yang jahat sekali, karena orang yang iri melakukan sesuatu mempunyai perasaan yang tidak seharusnya diberikan kepada orang yang kepadanya dia iri. Maka Kain men-develop perasaan yang menjadi dosa termasuk dosa yang paling tua yaitu iri hati, terus dia beri “makan”. Dan Tuhan sudah memperingatkan “dosa sudah mengintip, hati-hati, kamu harus kalahkan dosa”. Ketika perasaan itu muncul harus dimatikan, tidak ada alasan pokoknya matikan. Saya pernah ditanya oleh seorang pemuda “bagaimana cara mematikan perasaan ingin berdosa ini?”, saya bilang “matikan, tidak ada cara lain. Tuhan bilang matikan”, “caranya bagaimana?”, “matikan”, “beri tahu petunjuknya”, “langkah pertama matikan, langkah kedua matikan, langkah ketiga matikan”, “bagaimana caranya?”, “matikan”. Alkitab mengatakan matikan. Tapi Kain tidak matikan, dia pelihara terus, dia izinkan perasaan itu muncul. Bagaimana cara matikan perasaan? Tidak perlu dipikirkan, jangan beri waktu, jangan beri tempat, lama-lama dia akan mati. Coba segala keinginan untuk berdosa tidak perlu ditaati, tidak perlu didengar, jangan diskusikan, jangan debat dan jangan dialog dengan dia. Alkitab mengatakan darah Habel masih berdoa kepada Tuhan. Roh dia mengatakan “Tuhan, saya diperlakukan tidak adil, tolong balaskan”, dan Tuhan akan balas. Jangan memperlakukan orang dengan tidak adil. Salomo mengingatkan “ingat rumah ini, kamu diperlakukan tidak adil, ingat rumah ini. Allah akan membela kamu. Tapi ingat, jika kamu memperlakukan orang lain dengan tidak adil, ingat rumah ini, Allah akan menghukum kamu”.

Hal yang keempat, Salomo berkhotbah mengatakan bahwa rumah ini adalah rumah tanda pengampunan bagi orang yang sudah berdosa. Kalau Israel sudah berdosa, sudah menyingkirkan Tuhan dari kehidupannya, sudah hidup di dalam keadaan hidup yang membuat Tuhan benci kepada mereka, lalu Tuhan hukum mereka dengan perang, Tuhan hukum mereka dengan bangsa-bangsa yang menindas mereka dan mereka sadar, “kami ada di dalam hukuman Tuhan, Tuhan perlakukan kami dengan keras karena kami berdosa”. Maka Salomo mengatakan “datanglah ke rumah ini, mohon ampun kepada Tuhan, Tuhan akan dengar doamu. Rumah ini jadi rumah di mana janji pengampunan Tuhan bisa dipegang oleh orang Israel. Kalau orang Israel sudah berdosa lalu mereka minta ampun datang ke rumah ini, Salomo bilang “Tuhan akan dengar. Pengampunan dengan tulus dimohonkan kepada Tuhan, akan Tuhan dengar”. Tuhan tidak pernah membuang orang yang menangis “Tuhan, ampuni saya orang berdosa ini”. Ingat ilustrasi perumpamaan dari Tuhan Yesus, seorang pemungut cukai memukul diri dan mengatakan “Tuhan, ampuni saya orang berdosa ini”, dia dibenarkan oleh Tuhan. Sedangkan orang yang mengatakan “Tuhan, saya bersyukur karena saya orang hebat, saya tidak seperti pemungut cukai”, dia tidak dibenarkan oleh Tuhan. Bait Suci menjadi lambang permohonan minta ampun masih didengar oleh Tuhan. Tuhan masih mau pulihkan mereka, meskipun mereka berada di dalam keadaan yang sangat jelek karena mereka sudah berdosa kepada Tuhan. Kadang-kadang kita berada dalam keadaan yang sangat sulit karena kita pernah menjauh dari Tuhan. Di dalam keadaan seperti itu, ingat kalau Tuhan masih memberikan pengampunan, datang kepada Dia.

Hal kelima, Salomo mengatakan rumah ini adalah rumah supaya Tuhan ingat memelihara kamu dengan hati yang takut akan Tuhan. Israel datang ke rumah ini dan mohon supaya Tuhan berikan hati yang takut akan Tuhan. Sangat mudah bagi kita untuk mengabaikan Tuhan, menghina Dia, mengabaikan hukumanNya, mengabaikan keadilanNya, mengabaikan kesucianNya, sangat mudah bagi kita meremehkan Tuhan di tengah budaya yang penuh dengan kebiasaan meremehkan Tuhan. Ini adalah kebudayaan dimana Tuhan dijadikan joke, segala keagungan Tuhan dikurung dalam bentuk karikatur. Saya sangat benci ketika ada orang menunjukan kepada saya kartun Tuhan Yesus. Saya mengatakan “apa ini Tuhan dikartunkan?”, dia mengatakan “kamu jangan jadi seperti orang Islam, Muhammad dikartunkan dan mereka marah-marah”, “justru mungkin dalam hal ini kita mesti belajar dari mereka”. Saya tidak bilang kita mesti belajar menembak redakturnya. Tapi kemarahan mereka karena nabi mereka dibuat kartun, itu yang tidak ada di dalam Kekristenan. Kekristenan terlalu toleransi, Tuhan diinjak-injak kita tidak pernah peduli. Tuhan dihina kita biarkan, Tuhan digambar lucu-lucuan kita biarkan. Kita orang Kristen mau jadi apa? Perasaan takut akan Tuhan akan terkikis habis kalau Tuhan dipresentasikan dengan main-main. Tuhan tidak pernah main-main dalam kekudusanNya. Mari jangan permainkan Tuhan. Maka Salomo mengatakan biarlah waktu kamu melihat rumah ini, kamu diingatkan takut akan Tuhan. Tuhan harus kamu takuti. John Calvin mengatakan takut akan Tuhan adalah perasaan hormat dan cinta yang seimbang. Maka keseimbangan sangat penting dan itu yang Calvin katakan, cinta kepada Tuhan yang dibarengi dengan perasaan segan, takut menyakiti Dia, takut menyinggung hatiNya. Bukan takut karena dihukum, tapi takut karena segan dan cinta, itulah takut akan Tuhan. Maka Salomo mengatakan “biarlah rumah ini membuat engkau berdosa terus kepada Tuhan. Mohon Tuhan memberikan kepadamu hati yang takut akan Tuhan”.

Hal yang keenam, yang Salomo katakan “biarlah rumah ini menarik orang asing datang kepada Allah dan berdoa kepada Allah”. Kalau ada orang pernah mendengar tentang Tuhan, biarlah dia rindu datang ke Bait Suci. Dan menemui bahwa berdoa kepada Tuhan adalah hal yang menyenangkan, hal yang indah sekali waktu dilakukan di Bait Suci. Mari kita punya kerinduan yang sama supaya orang asing tertarik mengenal Tuhan. Sekarang banyak orang menghina gereja, bukan karena Tuhan, bukan karena kebenaran Alkitab, tapi karena gereja sudah menjadi lelucon, pendeta jadi lelucon. Kekristenan dipermalukan karena Kekristenan tidak mencerminkan Tuhan. Maka orang asing tidak mau jadi Kristen, dua orang Islam di depan saya tadi tidak mungkin mau jadi Kristen kalau melihat pendeta seperti itu, akhirnya mereka cuma bisa tertawakan orang Kristen dan nama Tuhan dipermalukan. Tapi Salomo mengatakan biarlah keagungan kehadiran Tuhan di rumah ini membuat orang asing dari mana-mana datang dan mau beribadah kepada Tuhan. Pdt. Jadi mengatakan penginjilan itu ada 2 speech dan community, bicara dan komunitas. Penginjilan berarti Saudara harus bicara memberitakan Injil dan diback-up dengan komunitas. Mari membuat komunitas gereja menarik untuk orang luar, bukan menarik karena ada hura-hura, menarik karena mereka tahu ini beda dengan dunia, “saya sudah capek dengan dunia ini, saya ingin mendapatkan ketenangan di dalam gereja Tuhan”. Dulu saya pernah punya pembantu laki-laki, terkadang jadi sopir yang mengantar papa saya kalau lagi capek, pembantu ini pernah mengatakan “enak ya di gereja. Nyanyiannya bagus-bagus, saya dengar nyanyian di gereja kalau lagi mengantarkan bapak ke gereja. Dari luar itu terdengar bagus. Lain dengan tempat saya, dari luar terdengar ngeri”. Hal seperti ini yang mau kita lakukan, supaya Tuhan dipermuliakan. Lewat berita Injil dan lewat komunitas yang memback-up, membuat orang mengatakan “aku ingin kenal Tuhan lebih lagi”.

Hal ketujuh, Salomo mengatakan rumah ini adalah untuk janji Tuhan memulihkan Israel waktu Israel ada di pembuangan. Biarlah waktu kamu di pembuangan, kamu ingat Bait Suci dan memohon supaya Tuhan ampuni dan pulihkan mereka. Ini poin yang menyedihkan sekali. Daniel mengerti apa yang dikatakan Salomo, maka Daniel setiap hari berdoa sebanyak 3 kali dengan jendela yang diarahkan ke situs Bait Suci yang sudah hancur. Bayangkan betapa menyedihkannya itu, Daniel tetap berdoa mengarah ke situs Bait Suci meskipun sudah hancur, karena dia tahu Tuhan mengatakan “Kalau engkau berdoa dari rumah ini, Tuhan akan pulihkan”. Jadi rumah ini adalah rumah tanda janji Tuhan bahwa Tuhan tidak akan pernah menghilangkan kesetiaanNya kepada Israel. Inilah fungsinya Bait Suci. Bait Suci sekarang bukanlah bangunan di Yerusalem lagi, Bait Suci adalah kita yang percaya kepada Kristus. Maka Bait Suci ini yaitu kita yang percaya kepada Kristus harus menyatakan poin-poin tadi. Tuhan menyatakan kerendahanNya waktu mau menyatakan diri lewat kita. Tuhan mau menyatakan kesetiaanNya dengan memanggil kita menjadi milikNya. Tuhan mau menyatakan keadilanNya lewat hidup kita. Tuhan mau menyatakan pengampunanNya jika kita mau berdoa memohon pengampunan baik bagi diri kita maupun bagi bangsa ini. Tuhan mau menyatakan pemeliharaanNya supaya kita senantiasa punya hati yang takut akan Tuhan. Tuhan mau tarik orang-orang yang tidak kenal Tuhan untuk mengagumi Tuhan lewat kita. Dan Tuhan mau pulihkan keadaan kita lewat kebangunan yang sejati waktu kita mengingat anugerah Tuhan yang menyatakan namaNya lewat umatNya. Inilah fungsi Bait Suci.

Di dalam kelimpahan pengertian inilah Yesus berkhotbah kembali. Maka ketika orang-orang menjadikan Bait Suci sebagai tempat kebanggaan “kami Israel, kami hebat, kami jaya”, itu yang membuat Israel marah sekali. Saudara bisa bayangkan orang Israel ketika berkumpul di Bait Suci, mereka akan menyatakan kemuliaan dan kemegahan agama mereka. Ini mirip ketika orang berkumpul atas nama Islam garis keras dalam satu tempat, lalu meneriakan slogan-slogan Islam, ini akan membuat semua menyatakan “amin”. Mereka akan bangga sekali dan menyatakan kekuatan di dalam kelompok ini. Cuma teriak-teriak menyatakan sesuatu di dalam kelompok mereka sendiri. Ini yang dilakukan orang Israel di Bait Suci, mereka teriak-teriak membanggakan “hidup Israel, hidup Tuhan, hidup Abraham, Ishak, Yakub, hidup Daud, bintang Daud. Kami akan hancurkan Romawi, kami akan hancurkan penjajah”, mereka teriak-teriak di situ dan orang Romawi cuma jalan-jalan di luar Bait Suci sambil tertawa. Di dalam mereka perkasa sekali, tapi begitu keluar, mereka tunduk lagi sama Romawi. Jadi di dalam Bait Suci adalah kesempatan mereka meluapkan keinginan mereka untuk adanya Israel yang merdeka. Tapi cuma sampai di situ yang mereka bisa lakukan. Inilah yang membuat Yesus marah, Yesus mengatakan ini namanya sarang penyamun, Bait Suci bukan untuk kamu memegahkan diri, Bait Suci untuk kamu memegahkan Tuhan. Biarlah kita mempunyai identitas apa pun yang kita pegang demi kemegahan Tuhan. Kalau Saudara mengatakan “gerakan Reformed Injili itu penting”, “mengapa penting?”, “demi Tuhan, gerakan ini berguna karena akan memuliakan Tuhan”. Apa yang hebat dari gerakan ini? Tuhan, bukan yang lain. Tidak ada yang hebat dari gerakan ini kecuali Tuhan, itu yang harus kita pahami baru kita bisa mengerti apa yang Yesus katakan. Alkitab mengatakan Yesus mengoreksi pikiran mereka dengan tindakan mengusir orang-orang yang berdagang di luar, setelah itu Dia mengoreksinya melalui pengajaran setiap hari, yang saya percaya memurnikan kembali pengertian Bait Suci sebagaimana yang diajarkan Tuhan lewat Salomo. Maka orang-orang lain benci kepada Dia, karena Dia mengajarkan hal yang berbeda dengan yang diajarkan orang Farisi. Orang Farisi dan Yahudi mau marah, mau bunuh Dia, “orang ini membuat kita lemah, kita sudah berteriak-teriak di Bait Suci supaya semangat nasionalisme Israel dan demi Tuhan, muncul Yesus khotbah seolah-olah anti tesis, melawan apa yang kami khotbahkan”. Maka mereka berniat membunuh Yesus. Ini pemimpin agama yang korup, tidak sadar dirinya korup, sudah lakukan dosa tapi tetap merasa dirinya berjasa, sudah melakukan kehancuran tapi tetap merasa dirinya diperkenan oleh Tuhan akibat jasa dia melawan segala apa yang ada di dunia ini. Maka mereka berusaha membunuh Yesus dan pertentangan antara Yesus dengan orang-orang ini semakin besar di dalam pasal-pasal selanjutnya. Dari pengertian yang Yesus mau koreksi, harap ini juga menjadi koreksi bagi kita di dalam mengenal identitas agama kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Raja Sejati

(Lukas 19: 28-44)

Kalau seluruh bangsa mendapatkan kesempatan untuk mengenal Kristus maka Israel tidak lagi menjadi satu-satunya. Sehingga di bagian akhir dari Injil Lukas, Tuhan mulai menubuatkan posisi Israel yang akan hancur dan bangsa-bangsa lain yang akan masuk. Mengapa Israel harus hancur? Karena mereka tidak sesuai standarNya Tuhan. Meskipun mereka pernah jadi umat pilihan Tuhan, meskipun bangunan yang menjadi simbol kehadiran Tuhan pernah ada di tengah-tengah mereka, meskipun Sang Raja yaitu Kristus hadir sebagai salah satu orang keturunan Israel dan ada di tengah-tengah mereka, tapi mereka tidak cukup standar untuk jadi milik Tuhan, maka mereka akan dihancurkan. Kalau Israel bisa disingkirkan karena mereka tidak cukup standar, demikian juga Tuhan bisa singkirkan bangsa-bangsa karena tetap tidak cukup standar untuk mengikuti Tuhan. Tuhan memberikan anugerah memanggil orang menjadi umatNya, tapi setelah itu mengingatkan mereka akan standar yang Tuhan tuntut mengenai kekudusan dan perjuangan melayani Tuhan pada setiap bangsa yang menjadi milikNya.

Itu sebabnya kalau kita membaca dari Lukas bagian akhir ini, kita melihat ada pesan yang menakutkan bagi Israel, tapi ada berita sukacita bagi bangsa-bangsa lain. Mari kita lihat Lukas 19: 28-44, ketika Yesus akan masuk ke Yerusalem, Dia memberikan cara masuk yang sangat kontroversial karena di satu sisi kalau Dia masuk dengan cara seperti ini, orang langsung ingat dari Zakharia. Di Kitab Zakharia ada bagian yang mengatakan Tuhan akan memulihkan bangsa-bangsa. Bagaimana cara Tuhan pulihkan bangsa-bangsa? Dengan cara kirim raja masuk ke dalam Yerusalem. Raja ini akan pulihkan semua bangsa bukan dengan perang, bukan dengan kekerasan, bukan dengan senjata. Tapi dengan kerelaan untuk berkorban dengan penuh kelemah-lembutan, dengan penuh ketenangan, dengan penuh pengampunan Dia akan masuk ke tengah Yerusalem mengendarai seekor keledai. Ini menjadi lambang damai, Raja Damai itu datang dan Raja Damai itu akan bertahta. Adakah raja yang mengambil tahta dengan cara damai, bukan dengan cara perang, dengan cara menawarkan damai lalu menggulingkan semua yang menjadi musuh untuk tunduk kepada dia? tidak ada. Tapi Kristus menggenapi apa yang dikatakan Zakharia bahwa akan ada raja dengan damai masuk ke tengah Yerusalem lalu dari situ dia akan mendirikan kerajaanNya. Apakah ini berarti tidak ada penumpasan bagi raja-raja yang jahat? Apakah ini berarti tidak ada penghakiman? Bukan. Penghakiman akan datang, penghakiman akan dilakukan, penghakiman akan menjadi final pada waktu Kristus datang pertama kali dan kedua kali nanti. Kristus datang pertama kali, penghakiman mulai dinyatakan. Kritus datang kedua kali nanti, penghakiman akhirnya digenapi. Tetapi kedatangan yang pertama membuat penghakiman tertimpa pada dirinya sendiri. Yesus datang pertama kali bukan untuk menghakimi seluruh kerajaan dengan cara menghukum mereka, tetapi Yesus datang pertama kali dengan memberikan diriNya sebagai korban yang menanggung segala hal yang perlu untuk damai sejahtera. Kristus datang untuk menjadi korban dulu baru setelah itu kedamaian dan juga penghakiman akan menjadi sempurna. Korban untuk menjadikan damai, korban untuk membawa banyak orang kembali kepada Tuhan, korban untuk membawa bangsa-bangsa kembali menjadi milik Tuhan. Dalam Perjanjian Lama banyak sekali berita-berita seperti ini tersebar dalam Kitab Yesaya, Yeremia atau pun di dalam Kitab Zakharia dan Maleakhi. Di dalam kitab-kitab ini terus ada bagian yang menekankan tentang kerajaan damai yang akan datang. Tentang bagaimana Tuhan akan pulihkan semua, tentang bagaimana Tuhan akan menjadi Tuhan atas seluruh bangsa. Tuhan menjadi Tuhan bukan hanya atas Israel tapi atas seluruh bangsa. Dan penghakimanNya adalah penghakiman yang dengan adil dinyatakan lewat kedatangan kerajaan damai ini. Damai bukan berarti tidak ada penghakiman, damai bukan berarti dosa boleh ditoleransi, damai bukan berarti kompromi untuk hal-hal yang tidak boleh dikompromikan. Damai bukan berarti semua sama-sama benar, damai bukan berarti kejahatan boleh dibiarkan tanpa ada pengadilan dari Tuhan. Dalam Perjanjian Lama istilah yang dipakai untuk penghakiman adalam mishpat, dan arti dari mishpat bukan hanya penghakiman untuk menghancurkan musuh, tapi arti dari mishpat adalah penghakiman yang perlu supaya kedamaian bisa terjadi. Jadi untuk segala sesuatu menjadi baik kembali, Tuhan akan menghakimi. Penghakiman Tuhan berikan bukan karena Tuhan dendam atau marah lalu mau menghancurkan musuhNya saja, tapi penghakiman diberikan supaya kedamaian yang Tuhan mau benar-benar bisa terjadi. Maka ada harga yang perlu dibayar untuk kedamaian di bumi bisa terjadi, yaitu keadilan Tuhan mesti dinyatakan, keadilan mesti ditegakan, kebenaran mesti ditegakan, apa yang suci mesti ditegakan, apa yang cemar mesti dibongkar, apa yang hina mesti disingkirkan, apa yang salah mesti diterangi dinyatakan. Dan jika ternyata pertobatan tidak terjadi maka penghakiman final akan menghancurkan semua musuh Tuhan.

Alkitab mencatat semua bangsa tadinya adalah musuh Tuhan, semua bangsa melawan Tuhan, Israel adalah satu-satunya bangsa yang dipilih oleh Tuhan, baru mereka jadi. Mereka dipilih dulu baru mereka jadi bangsa. Tuhan pilih bangsa ini melalui janji kepada Abraham, Ishak dan Yakub baru setelah itu Israel terbentuk menjadi bangsa. Berarti Israel adalah satu-satunya bangsa yang belum pernah memberontak kepada Tuhan karena mereka memang belum terbentuk. Di dalam Kitab Kejadian semua bangsa sudah pernah melawan Tuhan dan Tuhan memilih Abraham untuk mempersiapkan sebuah bangsa yang tidak ada sebelumnya. Maka ketika Israel sudah terbentuk, Israel menjadi satu-satunya bangsa yang belum pernah mempunyai sejarah melawan Tuhan. Dan ketika mereka ditebus keluar dari Mesir, waktu mereka berkumpul di kaki Gunung Sinai, pada waktu itu adalah pertama kalinya mereka diresmikan sebagai umat Tuhan. Itu pertama kali mereka diresmikan menjadi umat karena pada waktu itu Tuhan akan memberikan hukum kepada Musa untuk dinyatakan kepada Israel. Dan pada waktu itu juga Tuhan akan memberikan perintah kemah suci untuk menjadi jaminan bahwa Tuhan akan selalu hadir di tengah-tengah Israel. Maka Musa pergi ke puncak gunung untuk menerima dua hal ini, hukum atau Taurat dan yang kedua adalah kemah suci, setelah itu Musa akan turun dan bangsa itu akan menjadi milik Tuhan yang resmi. Siapa raja atas bangsa ini? Tuhan sendiri. Mana peraturannya? Taurat, itulah ajaran dan juga peraturan untuk hidupnya Israel. Mana rajanya? Tuhan. Kalau Tuhan tinggal di sorga, bagaimana Tuhan bisa menjadi raja di Israel? Ada kemah suci yang menyatakan kehadiran Tuhan di tengah-tengah Israel. Itulah sebenarnya momen sangat penting untuk Israel secara resmi menjadi umatNya Tuhan, menjadi satu-satunya bangsa di antara seluruh bangsa yang menjadi milik Tuhan. Tetapi yang terjadi selanjutnya adalah ketika Musa sudah lama di atas gunung, mereka menyembah lembu emas. Mereka mengkhianati Tuhan. Sebelum inagurasinya komplit, bangsa pilihan Tuhan ini sudah berontak kepada Tuhan. Maka di seluruh bumi tidak ada bangsa bisa membanggakan diri sebagai bangsa yang belum pernah melawan Tuhan. Alkitab sangat jelas membicarakan bangsa-bangsa. Dan satu hal yang menjadi ciri dari bangsa-bangsa menurut catatan Alkitab adalah semua bangsa-bangsa sudah melawan Tuhan, sudah memberontak kepada Tuhan. Bagaimana dengan Israel? Dari awal mereka di padang gurun, mereka memberontak kepada Tuhan. Maka kitab-kitab nabi-nabi terus berkata kepada Israel, “kamu pikir kamu bangsa yang lebih baik dari yang lain? Tidak, karena kamu pun melawan Tuhan. Sama seperti bangsa lain pernah melawan Tuhan, demikian juga kamu melawan Tuhan”. Sehingga waktu Tuhan memilih Israel, Israel tidak beda dengan bangsa lain, mereka pernah memberontak. Dan Tuhan adalah Tuhan yang adil, kalau bangsa lain memberontak dan dihakimi, maka waktu Israel memberontak, pada waktu itu juga Tuhan harus menghakimi Israel. Mengapa mereka boleh memusnahkan orang-orang Kanaan yang berdosa, padahal mereka sendiri berdosa? Karena meskipun mereka pernah berdosa, Tuhan menghakimi mereka dan mereka diberikan kesempatan untuk terus melanjutkan hidup sebagai umat Tuhan, karena Tuhan menyertai mereka. Ini yang tidak diperoleh bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa lain pernah memberontak dan Tuhan hukum, Tuhan tidak berikan kesempatan kedua kepada mereka. Tuhan tidak memberikan kepada mereka kesempatan untuk kembali. Lain untuk Israel, kepada Israel Tuhan berikan kesempatan untuk kembali kepada Tuhan. Mereka pernah memberontak kepada Tuhan, tapi Tuhan mengatakan “Aku punya belas kasihan yang besar dan kesabaran yang besar terhadap kamu”, sehingga Israel harus menerima hukuman demi hukuman, tapi Tuhan tidak menghancurkan mereka sebagai bangsa. Namun kesabaran Tuhan akhirnya habis, karena pada waktu zaman Kerajaan Yoyakhin, Yoyakhim dan Zedekia, ketiga orang yang cepat sekali beralih mengambil tahta Israel karena penghakiman Tuhan datang lewat Babel. Pada waktu zaman dari tiga raja ini, Tuhan menyatakan kesabaranNya sudah habis dan Tuhan akan menghancurkan sebagai bangsa. Maka mereka dihancurkan sama sekali sebagai bangsa, tetapi Tuhan kembali pulihkan mereka. Ini yang disebut dengan penebusan yang besar sekali. Kalau Saudara mengerti Injil hanya dari Perjanjian Baru, Saudara tidak bisa melihat totalitas dari berita Injil di dalam hidup di dunia ini.

Saya mesti menjelaskan kepada Saudara apa itu Injil. Banyak orang Kristen salah mengerti Injil karena hanya melihat Perjanjian Baru sebagai pemberi penjelasan tentang Injil. Apakah Injil menurut Perjanjian Baru? Injil berarti kamu dilepaskan dari neraka menuju kepada sorga. Itu bagian yang sangat remeh dari pengertian Injil. Pengertian Injil sejati jauh lebih dalam dari itu. Pengertian Injil yang sejati tidak bisa dipahami hanya dengan membaca Perjanjian Baru karena Perjanjian Baru merangkup apa yang tertulis dalam Perjanjian lama. Perjanjian baru tidak menjelaskan ulang apa yang sudah dijelaskan oleh Perjanjian Lama. Di sini kita sering mengalami miss, keluputan di dalam memahami secara akurat karena kita tidak hati-hati memahami Perjanjian Lama untuk menjelaskan Perjanjian Baru. Umumnya kita memakai Perjanjian Baru dalam pikiran kita, lalu kita baca Perjanjian Lama dari cara Perjanjian Baru. Ada orang pernah tanya saya “pak, kalau kita beriman sama Yesus, kita selamat ya?”, “iya, kita selamat”, “kalau begitu bagaimana dengan Musa, Abraham dan orang-orang sebelum Yesus datang, bisa selamat?. Bagaimana cara kita selamat? Beriman kepada Yesus. Lalu bagaimana orang Perjanjian Lama bisa selamat, kalau percaya Yesus adalah syarat untuk selamat, bagaimana dengan orang-orang Perjanjian Lama? Ini membingungkan pikiran banyak orang, karena biasanya orang akan mulai dari Perjanjian Baru lalu telusuri Perjanjian Lama. Padahal Tuhan mencatat Kitab Suci ini lewat Perjanjian Lama dulu baru ke Perjanjian Baru. PL dulu baru PB, jadi cara yang benar membaca dari PL ke PB. Yesus mengatakan “Aku menggenapi apa yang tercatat dalam Taurat, dalam kitab tulisan-tulisan dan dalam kitab nabi-nabi”, ini tercatat dalam Lukas 24. Mengapa Lukas 24 tidak mencatat apa yang dicatat dalam Taurat, kitab-kitab tulisan dan kitab nabi-nabi? Karena itu sudah sepaket dengan Kitab Suci kita, dari Kejadian sampai Maleakhi. Maka dari membaca Perjanjian Lama, baru Saudara mengerti apa yang Perjanjian Baru coba ungkapkan. Kalau begitu berita Injil itu maknanya dari Perjanjian Baru atau Perjanjian Lama? Saya akan menjawab dari Perjanjian Lama, bukan dari Perjanjian Baru. Perjanjian Baru menyatakan berita sukacita ini akhirnya genap, berita sukacita yang sudah tercatat di dalam Perjanjian Lama. Di dalam Kitab Lukas misalnya dikatakan “ada berita baik kuberikan padamu, ada kabar baik bagi para gembala”, ada kabar baik karena Sang Bayi itu sudah datang. Bayi yang menggenapi seluruh janji Tuhan di dalam Perjanjian Lama. Janji apa? Janji bahwa Tuhan akan menjadi Allah bagi semua bangsa untuk sekali lagi. Jadi kalau Israel pernah dibuang lalu mereka dipertobatkan kembali, pertobatan Israel dari pembuangan ke tanah perjanjian itu menjadi prototype untuk pemulihan bangsa-bangsa lain. Maka kalau Tuhan mengusir semua bangsa yang sudah berdosa dan belum pernah memberikan kepada mereka kesempatan untuk kembali kepada Dia, Tuhan melakukannya melalui berita Injil. Jadi sekarang semua bangsa yang sudah terserak di seluruh bumi tanpa kenal Tuhan, akan Tuhan panggil kembali.

Bagaimana cara Tuhan panggil kembali? Dengan cara memberi kesempatan yang sama kepada bangsa-bangsa lain seperti kesempatan yang diberikan kepada Israel. Apa kesempatan yang diberikan kepada Israel? Pemulihan dari pembuangan. Maka Israel akan dipanggil dari Babel untuk kembali ke Tanah Perjanjian dan di Tanah Perjanjian itu mereka akan dipulihkan. Lewat pemulihan mereka, semua bangsa di bumi akan mendapat berkat. Mengapa mereka harus pulih dulu baru bangsa lain mendapat berkat? Karena pemulihan yang diperoleh bangsa lain adalah pemulihan yang diadopsi dari pemulihannya Israel. Jadi Israel mesti dipulihkan dulu baru bangsa-bangsa lain boleh menikmati pemulihan itu. Lalu bagaimaan cara Tuhan memulihkan Israel? Caranya adalah dengan menjanjikan raja, raja ini akan datang dan raja ini akan meneguhkan tahta Daud yang sudah ratusan tahun dihancurkan oleh musuh. Ada anak Daud yang akan menjadi raja, kapan dia datang menjadi raja? Setelah Israel pulih kembali, Yerusalem kembali didirikan, kemudian Bait Suci berdiri, lalu sang raja itu datang. Perhatikan baik-baik urutannya, urutan di Perjanjian Baru akan dibalikan. Ada Yerusalem, Yerusalem lebih dulu pulih, tapi tembok belum boleh didirikan, Bait Suci belum boleh berdiri. Akhirnya Yerusalem sudah pulih, Bait Suci sudah berdiri, nanti raja keturunan Daud akan datang. Kalau raja itu datang maka pemulihan Israel menjadi sempurna. Tapi ternyata Yerusalem di dunia ini hanya simbol, Bait Suci hanya simbol. Tetapi raja yang datang itu bukan simbol. Daud adalah raja Israel, setelah itu Daud mati, anak Daud akan bertahta, dan setelah itu Salomo bertahta. Tapi akhirnya Salomo pun mati. Namun Tuhan sudah menjanjikan anak Daud akan menjadi raja sampai selama-lamanya. Berarti anak Daud yang pernah bertahta adalah simbol, sedangkan Sang Anak Daud itu adalah penggenapannya. Demikian juga dengan Yerusalem itu adalah simbol, dan apa yang akan didirikan oleh Anak Daud yang sejati itulah penggenapannya. Bait Suci adalah simbol dan Bait Suci yang didirikan oleh Anak Daud ini adalah penggenapannya. Jadi polanya adalah ada Yerusalem, ada Bait Suci, ada Anak Daud. Itu adalah tiga syarat untuk pemulihan Israel. Kalau ketiga hal ini sudah ada berarti Israel sudah pulih. Dan kalau Israel sudah pulih, Israel akan menjadi yang sulung untuk pemulihan bangsa-bangsa yang lain. Apa yang terjadi pada Perjanjian Lama? Di bagian akhir dikatakan bahwa Tuhan kembalikan Israel darI Babel kembali ke Yerusalem. Setelah mereka kembali mendirikan Yerusalem, mereka mendirikan Bait Suci maka Yesus pun hadir. Yesus hadir untuk menggenapi pemulihan bagi Israel. Namun yang terjadi adalah Israel menolak Dia. Israel tidak mau menerima Dia menjadi Raja mereka. Israel menyalibkan Dia di atas kayu salib, Israel menolak rasul-rasul yang dikirim kepada mereka, maka Tuhan hancurkan Israel dan tidak ada pertobatan lagi. Kali ini Tuhan membuang bangsaNya sendiri, dan Tuhan melakukan itu karena mereka menolak pemulihan yang Tuhan sudah janjikan dari awal. Bait Suci sudah berdiri, Yerusalem sudah berdiri, tapi penggenapan sejati Sang Anak Daud datang, ini mereka tolak. Dan kalau mereka menolak ini maka mereka akan menolak Yerusalem yang sejati dan Bait Suci yang sejati, yang akan didirikan oleh Anak Daud ini. Pemahaman ini mungkin sangat sulit, tapi ini akan menjadi semakin jelas ketika Saudara membaca Kitab Suci dengan hati-hati dan tekun. Ada Yerusalem, ada Bait Suci, ada Anak Daud, ini yang terjadi dalam Kitab Samuel dan Raja-raja. Lalu Tuhan menghancurkan ketiganya, Anak Daud dihancurkan, Babel menghancurkan Yerusalem, Babel juga menghancurkan Bait Suci, semua hancur. Lalu Tuhan berbelas-kasihan panggil mereka kembali, dirikan kembali Bait Suci, dirikan kembali Yerusalem, dirikan kembali Anak Daud. Ketiga ini Tuhan berikan kembali kepada Israel. Berarti dari pembuangan Tuhan mau pulihkan mereka. Berapa besar cinta kasih Tuhan kepada Israel. Dan dari cinta kasih yang sama, “kamu pernah dibuang ke Babel karena berkhianat, tapi Aku panggil kamu kembali”. Dengan cinta kasih yang sama, Tuhan juga akan panggil bangsa-bangsa lain. Dengan pertobatan yang Dia tawarkan bagi Israel, Dia sekarang tawarkan bangsa lain untuk kembali kepada Tuhan. Mari kembali kepada Tuhan, mari kembali kepada Allah yang sudah mengizinkan engkau mendapatkan kesempatan kedua. Pernahkah Mesir mendapatkan kesempatan kedua di Perjanjian Lama? Tidak. Pernahkah bangsa-bangsa lain selain Israel mendapat kesempatan dipulihkan dari keadaan hancur? Belum pernah. Tapi sekarang Tuhan berikan Kristus menjadi Injil bagi bangsa-bangsa lain, menjadi berita sukacita bahwa sama seperti pengampunan yang Tuhan berikan kepada Israel, demikian pengampunan akan Tuhan berikan kepada bangsa-bangsa lain. Inilah fondasi teologis yang perlu kita pahami untuk kita mengerti Kitab Injil dengan lebih akurat. Jadi berita Injil berarti Tuhan mau kembali menjadi Rajamu, Tuhan mau kembali menjadi Tuhanmu. Memang kita sudah berdosa, tapi Tuhan mau kelompok ini membentuk satu umat yang disebut dengan bait suciNya Tuhan. Jadi Kristus mati dan bangkit menebus sebagian dari Israel, bukan semua. Sehingga lewat Israel yang sebagian ini bangsa-bangsa lain dapat percaya kepada Kristus. Siapa pengabar Injil yang pertama? Orang Israel yang disebar oleh Tuhan mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Paulus pergi ke sinagoge, di sana dia mengkhotbahkan Kristus. Setelah itu dari orang-orang yang percaya di sinagoge, berita itu disebarkan ke bangsa-bangsa lain. Jadi Tuhan tidak gagal di dalam rencananya. Namun apa yang Yesus katakan adalah “kalau engkau menerima Aku, kamu akan dipulihkan. Damai sejahteramu akan menjadi komplit. Namun kalau engkau menolak Aku, damai sejahteramu tidak akan pernah tercapai, kamu akan dihancurkan”. Kapan Israel dihancurkan? Israel hancur sekitar tahun 70an, Yerusalem hancur tahun 70. Itu terjadi setelah Jenderal Titus bawa pasukan dari Romawi untuk menghancurkan mereka. Dan itu terjadi tidak terlalu lama setelah Paulus diusir oleh mereka. Yerusalem adalah tempat para rasul memberitakan Injil, tapi mereka tidak mau terima. Mereka mengadakan penganiayaan, mengusir orang-orang Kristen di sana. Dan banyak orang yang tetap Kristen akhirnya harus menderita karena dianggap pengkhianat, “kamu Yahudi mengapa percaya orang yang mati disalib itu?”, “karena Raja itu memang akan memulihkan kita, lewat kematian dan kebangkitanNya di kayu salib, kamu harus percaya”. Orang Yahudi tidak mau percaya, mereka membuat orang-orang Kristen miskin, tidak boleh punya usaha, tidak boleh punya pekerjaan, tidak boleh punya penghasilan yang baik. Maka orang Kristen di Yerusalem sangat miskin. Itu sebabnya Paulus mengusahakan boleh ada persembahan dari tempat-tempat lain untuk menunjang orang-orang Kristen di Yerusalem. Mereka melakukan penganiayaan lebih besar, orang Kristen mulai pergi dan pergi. Tapi ada satu yang membuat mereka pergi dengan cepat, yaitu pasukan Roma yang bersiap memerangi Yerusalem. Waktu pasukan Roma mendekat, mereka sudah melihat apa yang Yesus katakan di dalam Injil. Di dalam Injil, Yesus sudah menubuatkan “pergi, tinggalkan Yerusalem. Kalau kamu melihat pembinasa keji berdiri di tempat suci, waktunya bagi kamu untuk segera lari tinggalkan Yerusalem”. Yesus di dalam Lukas 19, Matius 20 bagian belakang, Yesus mengucapkan nubuat kehancuran untuk Yerusalem, inilah yang membuat orang Kristen segera pergi ketika Roma mendekat. Dan waktu orang Kristen pergi, Yerusalem akhirnya hancur. Orang Kristen pergi, selain karena Yesus menubuatkan kehancuran Yerusalem, juga karena mereka ditindas dan dianiaya berat sekali. Rasul terakhir yang masih bisa di Yerusalem yaitu Paulus. Paulus ketika sudah keliling kemana-mana, dia kembali ke Yerusalem. Waktu dia mau masuk Bait Suci untuk beribadah, seluruh bangunan disegel oleh orang Yahudi dan mereka mengatakan “pengkhianat, yang mengacaukan seluruh dunia sekarang ada di sini, di Yerusalem, tangkap dia, matikan dia”. Maka orang Yahudi tangkap dia, mau matikan dia, sampai akhirnya ada pasukan Roma yang mencegah dan mengamankan Paulus. Setelah itu Paulus diusir, dia harus naik banding ke Roma, Paulus ditolak oleh Yerusalem. Setelah Yerusalem menolak Paulus, tidak ada kesempatan Injil masuk ke Yerusalem. Paulus adalah rasul terakhir. Dan di Surat Roma, Paulus juga mengatakan “doakan aku yang mau masuk Yerusalem, karena aku adalah pengharapan terakhirnya Yerusalem. Kalau aku pun mereka tolak, aku yang mengabarkan Yesus mati dan bangkit, mereka tolak, mereka pasti hancur”. Maka Yesus mengatakan Dia akan diterima oleh orang-orang yang dipulihkan. Apa yang akan diterima dari Yesus? Kematian dan kebangkitanNya. Kalau engkau menerima kematian dan kebangkitanNya sebagai titik awal pemulihan Israel dan bangsa-bangsa lain, maka kamu akan mendapatkan damai sejahteramu. Tapi jika engkau menolak, kamu akan dihancurkan. Inilah yang terjadi, maka Yesus menubuatkan kehancuran Yerusalem karena menolak untuk memercayai Dia. Sehingga masuknya Dia sebagai Raja menandakan Dia akan segera memulihkan kaum pilihan, kaum sisa, tapi bukan semuanya. Mari kita belajar mengamini ini dengan tepat, mari kita belajar memahami ini di dalam hidup kita. Saudara dan saya dipanggil bukan untuk menjadi Kristen secara cover, kita tidak dipanggil menjadi Kristen secara catatan di kartu identitas. Saudara dan saya dipanggil untuk menjadi Kristen dan menghidupi kehidupan Kristen yang sejati. Kehidupan yang memercayai Kristus, kehidupan yang mengatahui tujuan dipanggil Kristus itu memulihkan kita.

Cara Tuhan memulihkan adalah dengan memberikan diriNya jadi korban. Maka setelah bangsa-bangsa lain Tuhan buang, Tuhan panggil Israel. Setelah Israel Tuhan buang, Tuhan memanggil Israel kembali dengan cara mengirimkan Kristus. Lalu setelah Kristus dikirimkan, Israel boleh dipulihkan. Dan setelah Israel, bangsa-bangsa lain boleh dipulihkan. Harap Saudara melihat chiasticnya, bangsa-bangsa lain sudah memberontak kepada Tuhan, Tuhan panggil Israel. Israel sudah memberontak kepada Tuhan, Tuhan pulihkan Israel. Bagaimana cara Tuhan memulihkan Israel? Dengan cara mengirimkan Bait Suci, Yerusalem dan Mesias yaitu Kristus. Setelah Israel dipulihkan karena Kristus hadir, sekarang bangsa-bangsa lain boleh ikut dipulihkan. Bangsa lain berontak, Tuhan bangkitkan Israel. Israel berontak, Tuhan kirimkan Kristus. Israel dipertobatkan, Tuhan pertobatkan bangsa lain. Jadi bangsa lain – Israel – Kristus – Israel – bangsa lain, ini indah sekali kalau kita pahami. Jadi bangsa-bangsa lain memberontak, Tuhan biarkan. Bukankah itu kasihan? Biarkan. Mereka membuat agama sendiri, biarkan. Mereka menyembah berhala, biarkan. Tuhan boleh membiarkan orang-orang di dalam kesesatan mereka karena mereka sudah memilih untuk menolak Tuhan. Waktu manusia memberontak melawan Tuhan, Tuhan tidak berkewajiban harus memulihkan mereka lagi. Di dalam doktrin Reformed ada prinsip predestinasi yang sering kali dikritik, “masa sih Tuhan hanya pilih sebagian?”, Tuhan tidak berkewajiban untuk menyelamatkan semua. Tuhan tidak harus mengampuni semua, kalau yang diampuni itu tetap tidak memiliki perubahan apa pun dan tidak datang kepada Dia, Tuhan berhak tidak mengampuni. Kalau ada teman saya terus berdosa sama saya, tidak mengembalikan uang yang dipinjam dari saya, tipu saya, fitnah saya, haruskah saya ampuni dia? Kalau Saudara mengatakan “harus mengampuni musuh”, benar memang harus mengampuni musuh tapi Tuhan mengatakan “kalau musuh itu datang kepadamu dan mengatakan: aku menyesal. Kamu harus terima dia lagi. Tapi kalau dia tidak pernah datang kepadamu dan menyesal, bagaimana mungkin pengampunan itu diberikan”. Banyak orang Kristen tidak mengerti pengampunan. Pengampunan itu apa? Pengampunan itu berarti Saudara siap hati untuk mengubah sikap ketika orang mengakui kesalahannya dan kembali kepada Saudara. Kalau orang mencuri harus dihukum, tapi bagaimana kalau dia bertobat? Pertobatan boleh, tapi hukuman mesti jalan. Keadilan dan cinta kasih mesti berhikmat dipadukan, mesti dengan tepat sesuai kitab suci diberlakukan. Itu sebabnya orang Kristen tidak boleh mengabaikan keadilan, tidak boleh mengabaikan kewajiban dan keharusan. Jangan mengumbar pengampunan dengan gampang kepada orang yang tidak kelihatan menyesal. Gereja harus keras kepada orang yang mengatakan bertobat tapi terus jatuh dalam dosa yang sama. Entah itu penyimpangan dalam hal seksual, keuangan, atau dalam moral yang lain, gereja mesti ketat mengatakan “kami bersedia mendisiplin engkau dan membimbing engkau ke jalan yang benar. Tapi jika engkau tidak juga bertobat, mungkin kami harus usir engkau keluar”, inilah prinsip yang harus kita pahami. Bangsa lain Tuhan buang, Tuhan tidak harus ampuni mereka, mereka sudah sangat menyakiti hati Tuhan dan mereka sudah berontak melawan Tuhan. Lalu Tuhan mendirikan Israel, Israel pun memberontak. Tapi Tuhan pilih untuk mengampuni mereka, karena dasar yang Tuhan berikan untuk mengampuni mereka akan Tuhan pakai untuk bangsa-bangsa lain. Maka kalau bangsa lain mengatakan “enak ya Israel diampuni, mengapa kami tidak?”, jangan salah, pengampunan Israel akan menjadi dasar pengampunan bagi bangsa lain.

Bagaimana Israel diampuni? Dengan tiga hal ini, Israel harus punya kota yang dari Tuhan, punya Bait Suci, punya Anak Daud. Mengapa tiga hal ini harus ada? Karena kota yang dari Tuhan adalah kota yang Tuhan dirikan untuk menyatakan damai sejahtera dan pimpinan dari kerajaanNya secara real. Kota akan menjadi contoh dari dampak pemulihan yang Tuhan berikan kepada Israel. Jadi harus ada kota. Ini boleh kita tarik pada zaman kita sekarang, orang Kristen dipertobatkan oleh Tuhan, harus berdampak kepada lingkungannya. Apakah sebuah kota menjadi baik dengan adanya Kekristenan atau tidak, itu menjadi ukuran apakah Tuhan dipermuliakan atau tidak, apakah penebusan kita berdampak atau tidak. Maka kota harus didirikan. Kemudian Bait Suci harus berdiri, karena Bait Suci menyatakan kesatuan antara umat dan Tuhannya. Dan ketiga yang paling penting, Kristus harus datang. Yang dilakukan Kristus adalah Dia mati di kayu salib. Mengapa mati di kayu salib? Karena Dia harus membebaskan Israel dari dosanya dengan menanggung segala hukuman Israel bagi diriNya. Dan dari situ Dia menanggung hukuman seluruh bangsa dan membuka jalan pendamaian baik bagi Israel terlebih dahulu, maupun kepada bangsa-bangsa lain yang akan Tuhan berikan kemudia. Ini sebabnya Injil harus kita pahami dengan cara yang tepat. Israel mendapatkan pemulihan dari Tuhan melalui pengorbanan Kristus, itulah inti dari Injil. Lalu bangsa-bangsa lain akan dipanggil Tuhan untuk menikmati bagian Israel yang dipertobatkan oleh Raja ini yaitu Kristus. Maka di Kitab Zakharia dikatakan “lihat, ada Raja datang, Dia mengendarai seekor keledai beban muda”, keledai yang sangat halus, bukan kuda yang dipakai berperang, tapi keledai yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari orang Israel pada waktu itu. Keledai yang melambangkan damai, bukan kuda yang melambangkan peperangan. Keledai inilah yang menjadi tanda Raja itu memulihkan Israel, dan dari pemulihan Israel, Tuhan akan memulihkan bangsa-bangsa lain juga. Kalau mindset ini sudah beres, baru kita bisa mengerti apa yang Kristus lakukan di sini. Kristus suruh murid-muridNya dengan mengatakan “pergilah ke satu tempat, ada sebuah kampung di depanmu, kamu akan melihat ada seekor keledai muda tertambat. Ambil keledai itu lalu bawa kemari”. Yesus menyuruh mengambil keledai yang bukan milik mereka, juga bukan milik Yesus, untuk dipakai Yesus masuk Yerusalem. Bagaimana caranya? Tetapi Yesus mengatakan “ambil dan katakan Guru memerlukannya”. Dan mereka mengerjakan semua tugas yang harus mereka lakukan dengan mulus bukan main. Yesus menyuruh mereka hal yang sulit, tapi bisa terjadi dengan sangat simple. Mengapa mereka harus melepaskan keledai ini? Karena mereka sedang menggenapi Kitab Zakharia. Di dalam Kitab Zakharia dikatakan Raja itu datang mengendarai keledai dan murid-murid berbagian menggenapinya. Maka kalau Tuhan memerintahkan hal yang simple dan sepele, kerjakanlah. Karena dampak yang besar bisa terjadi kemudian. Di bagian ini dikatakan akhirnya mereka melepaskannya dan mereka mengatakan “Tuhan memerlukannya”, mereka memberikan itu kepada Yesus. Lalu Yesus mengendarai keledai itu masuk dalam Kota Yerusalem. Ketika murid-murid melepaskan keledai itu dan memberikan kepada Yesus, tidak ada hal aneh yang terjadi. Tapi waktu Yesus menunggangi masuk ke Yerusalem, tiba-tiba terjadi kehebohan karena berita Yesus masuk Yerusalem sudah menyebar besar sekali. Kita tidak tahu apa yang menyebabkan seluruh Yerusalem gempar karena Yesus datang kesitu, tapi Injil Yohanes memberikan penjelasan itu. Kristus menjadi sangat populer setelah peristiwa ini dan ketika Dia masuk ke Yerusalem semua orang langsung ingat Zakharia. Di dalam Zakharia dikatakan Raja itu datang dan sekarang Yesus sudah datang, mereka langsung penuhi Kota Yerusalem dengan penyambutan yang sangat meriah.

Lalu penyambutan ini bukan cuma mengingatkan mereka kepada Kitab Zakharia, tapi ini juga mengingatkan mereka kepada Kitab Raja-raja. Di dalam Kitab Raja-raja ada raja yang mengaku menjadi raja, raja menurut pengakuan diri, self-aclaim king, self-appointed king. Banyak orang menjadi siapa dirinya berdasarkan penunjukan diri. Ada orang yang mengangkat dirinya menjadi orang yang paling berbakat dalam seni, siapa yang mengakui? Dirinya sendiri, self-appointed expert. Maka ada 2 hal, Zakharia maupun Raja-raja yang sangat kental di dalam berita Lukas ini. Yesus dianggap sebagai Anak Daud yang sekarang boleh bertahta atas seluruh bangsa. Ini bisa berarti perang dengan Romawi. Israel saat itu sangat panas di bidang politik. Di dalam Israel pada waktu itu ada isu politik yang sangat hangat, yaitu banyak kelompok memberontak kepada Romawi dengan mengaku diri sebagai Mesias. Maka kalau ada huru-hara seperti ini, tiba-tiba ada yang mengatakan “diberkatilah dia, diberkatilah raja”, ini bisa membuat orang Roma marah. Sehingga orang-orang Farisi mengatakan “tolong Yesus, suruh murid-muridMu diam. Mengapa mereka teriak-teriak kalau Engkau adalah Raja? Nanti bisa heboh”. Lalu Yesus menjawab “jika mereka diam, batu yang akan teriak”. Maksudnya adalah tidak ada orang yang bisa mencegah memuji Raja yang datang ke Yerusalem, ini memang waktunya Dia ditinggikan, ini memang waktunya orang mengakui Dia adalah Raja yang akan memulihkan segala sesuatu. Maka Yesus dengan sangat besar pengaruhNya, memberikan suasana yang menggoncangkan seluruh Yerusalem pada waktu itu. Bahkan di dalam Injil Yohanes ada kalimat “kamu gagal membuat orang ini tidak diikuti, sekarang lihat seluruh dunia gempar mengikuti Dia”. Saudara bisa bayangkan berapa gemparnya Yerusalem pada waktu itu. Ketika Yerusalem begitu gempar, tiba-tiba Yesus mengatakan kalimat yang menakutkan sekali, Dia menangisi Yerusalem dengan mengatakan “wahai betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu. Tapi sekarang hal itu tersembunyi bagimu. Akan datang harinya musuh akan mengelilingi engkau, menghimpit engkau dari segala jurusan dan membinasakan engkau”. Mengapa waktu Yesus datang ke Yerusalem, menyatakan diri sebagai Raja yang sah, diakui oleh banyak orang di Yerusalem pada waktu itu, tapi Dia malah mengatakan “Yerusalem akan hancur”, ini aneh sekali. Mengapa Yesus menubuatkan kehancuran Yerusalem, padahal kedatanganNya harusnya memulihkan Yerusalem? Ingat yang saya khotbahkan tadi, bangsa-bangsa sudah memberontak, Tuhan pilih Israel. Israel sudah berontak, Tuhan selamatkan mereka. Mereka yang dipilih oleh Tuhan yaitu Israel, mau kembali kepada Kristus maka bangsa-bangsa lain akan diselamatkan karena Kristus yang sudah menggenapi keselamatan itu. Pola ini sangat indah, bangsa-bangsa berontak, Tuhan panggil Israel. Israel berontak, Tuhan pertobatkan. Pertobatan Israel menjadi fondasi bagi pertobatan bangsa lain. Tapi yang terjadi adalah Yesus mengatakan kalimat “engkau akan hancur”. Mengapa akan hancur? Karena waktu Yesus mau mempertobatkan Israel, Dia harus mengorbankan diriNya mati di kayu salib. Dan kalau Dia sudah mengorbankan diriNya mati di kayu salib, Dia akan bangkit dan memulai pemulihan itu lewat kebangkitanNya. Maka berita kematian dan kebangkitan Kristus menjadi titik sentarl untuk pemulihan Israel dan pemulihan bangsa-bangsa lain. Maka pola tadi harus dipahami terlebih dahulu, bangsa-bangsa semua memberontak, Tuhan bangkitkan Israel. Israel memberontak, lalu Tuhan pulihkan Israel lewat Kristus yang mati dan bangkit. Maka kalau Kristus yang mati dan bangkit diterima oleh Israel, pada waktu itu Israel pulih, dan pemulihan ini akan menjadi milik seluruh bangsa. Tapi Yesus menyatakan hal yang aneh “Israel akan hancur”, karena kematian dan kebangkitanNya tidak diterima oleh Israel. kalau begitu apakah skema tadi berhasil? Berhasil, karena seluruh bangsa memberontak, Tuhan panggil Israel. Israel berontak, Tuhan pulihkan. Dari pemulihan ini bangsa-bangsa lain ikut dipulihkan. Waktu Israel dipulihkan apakah seluruh Israel menerima Yesus? Tidak, hanya sebagian, hanya kaum sisa. Dan dari cara inilah seluruh bangsa akan dipertobatkan. Jadi skema Tuhan adalah seluruh bangsa memberontak, Tuhan panggil Israel. seluruh Israel memberontak, Tuhan pulihkan Israel, tapi yang pulih hanya sebagian kecil. Demikian juga dari seluruh bangsa, yang pulih hanya sebagian kecil dari setiap bangsa. Dan dari setiap bangsa yang dipulihkan, beserta dengan Israel yang dipulihkan, mereka akan membentuk umat yang disebut dengan baitNya Tuhan. Ini berita indah sekali, konsistensi Alkitab luar biasa dari Kejadian sampai Wahyu. Maka sama seperti hanya sebagian kecil Israel yang bertobat, demikian hanya sebagian kecil dari bangsa-bangsa yang akan bertobat. Dari Indonesia tidak banyak orang benar-benar Kristen hanya kecil. Di Amerika banyak orang menyebut diri Kristen, tapi tidak semua sungguh-sungguh pengikut Kristus. Demikian juga di Eropa banyak orang menganut Kekristenan hanya sebagai catatan di KTP saja. Banyak orang tidak peduli Kekristenan. Maka Saudara bisa melihat dunia ini mengajarkan bagaimana komitmen iman kepada Kristus itu sesuatu yang sekunder, bahkan tertier, bahkan mungkin nomor 4 atau 5 dan lain-lain, “yang paling penting itu bukan Tuhan, yang penting itu hal-hal lain”. Maka iman kepada Kristus selalu dikompromikan, selalu dianggap rendah, selalu dianggap remeh. Tapi orang yang benar-benar memegang teguh iman hanya sedikit, inilah umat yang sejati, inilah yang ditebus oleh Tuhan. Maka Israel dipulihkan hanya kaum sisa, hanya sebagian, demikian dari bangsa-bangsa lain akan masuk sekelompok orang yang menjadi milik Tuhan bersama dengan kelompok sisa dari Israel. Di dalam Surat Roma, Paulus mengatakan “saya Yahudi dan saya tidak menolak Kristus”. Demikian Tuhan belum buang Israel karena sebagian besar Israel menolak Tuhan, namun ada kelompok yang mau terima Dia. Kelompok inilah yang menjadi umat Tuhan yang asli, bersama dengan kelompok yang mau terima Dia, dari Italia, Romawi, Babel, Mesir, Anthiokia, Efesus, semua untuk apa, kehidupan yang mengetahui hidup suci itu penting, kehidupan yang mengetahui bahwa memperjuangkan kemuliaan Tuhan di dalam seluruh aspek hidup itu sangat penting. Kehidupan yang mengetahuai bahwa menikmati Tuhan secara pribadi itu sanga penting. Ini akan membuat Saudara menjadi manusia yang agung, manusia yang penuh damai sejahtera, manusia yang akan membagikan damai sejahtera di tengah-tengah lingkungan, di tengah dunia yang sudah berdosa ini. Maka biarlah kita mengetahui hal ini, Yesus datang untuk memberikan damai sejahtera untuk sekelompok orang yang benar-benar mengerti beriman kepada Dia. Apakah kita orang itu, apakah kita kelompok yang mengakui Dia atau hanya kelompok mayoritas yang cuma mau identitas di kulit saja tapi yang tidak benar-benar menjalankan hidup seperti yang harusnya dijalankan sebagai pengikut Tuhan.
Mari kita insyaf dan benar-benar sadar, Israel pernah diberikan kesempatan bertobat, tapi setelah mereka menolak mengenal Kristus dengan benar, mereka akhirnya disingkirkan. Kiranya Tuhan mengasihani kita dan memelihara kita menjadi milikNya selamanya.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Sudahkah engkau mengenal Tuhanmu?

(Lukas 19: 11-27)

Kita bersyukur Tuhan memberikan kepada kita pengertian Kitab Suci dan Kitab Suci ini memberikan kita keseimbangan di dalam mengenal Tuhan. Seluruh ajaran bidat dari Kekristenan adalah ajaran yang mengambil satu sisi dan memutlakannya. Salah mengerti tentang Kerajaan Allah bisa terjadi kalau Kerajaan Allah itu hanya dimengerti dalam aspek duniawinya saja. Orang Yahudi cuma mengerti Kerajaan Allah hanya di dalam aspek duniawinya saja, maka mereka bersalah kepada kebenaran Kerajaan Allah yang dibagikan oleh Alkitab. Tetapi banyak orang Kristen yang hanya memahami Kerajaan Allah dari aspek sorgawinya saja, maka mereka pun bersalah pada pengertian Kerajaan Allah yang dibagikan oleh Kitab Suci. Kitab Suci mengajarkan Kerajaan Allah itu didirikan baik di sorga mau pun di bumi. Itu sebabnya di dalam Doa Bapa Kami dikatakan “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”. Doa Bapa Kami adalah doa mengenai pulihnya Kerajaan Allah di bumi. Doa ini adalah bagian dari tradisi Israel yang mendoakan supaya Tuhan memulihkan kerajaan. Lalu murid-murid mengatakan “mengapa Engkau tidak mengajarkan kami berdoa juga?” Yang murid-murid minta diajarkan itu bukan berdoa seperti doa-doa yang sehari-hari, yang biasa kita alami, doa mau makan, doa mau tidur atau doa bangun tidur, atau doa apa pun yang Saudara lakukan setiap hari. Yang murid-murid minta diajarkan adalah doa memulihkan kerajaan, “kalau Engkau adalah Mesias yang akan memulihkan kerajaan, mengapa Engkau tidak mengajarkan murid-murid berdoa.

Itu sebabnya ketika Yesus sudah mau masuk ke dalam Yerusalem, murid-murid merasa Kerajaan Allah sudah akan jadi, tapi mereka punya pengertian tentang Kerajaan Allah yang hanya separuh. Pengertian yang hanya separuh itu bisa berbahaya sekali.

Maka waktu Yesus masuk ke Yerusalem, orang yang cuma mengerti perspektif duniawi mengatakan “puji Tuhan, Raja sudah mau masuk ke Yerusalem. Kira-kira apa yang akan terjadi? Apakah Dia akan hancurkan Roma, apakah Dia akan deklarasikan: mulai sekarang Kerajaan Allah akan datang dan ada api turun dari langit?”, kalau ini terjadi akan seru sekali. Maka Yesus menceritakan perumpamaan kepada mereka di dalam bagian ini. Waktu Yesus disambut oleh orang-orang mereka pikir Yesus langsung mendirikan kerajaanNya, Dia langsung memberikan perumpamaan tentang Kerajaan Allah lewat cerita ini.

Cerita ini tidak bisa kita pahami dengan jelas kecuali kita mengerti keadaan Kerajaan Romawi di abad pertama. Di abad pertama Kerajaan Romawi menaklukan 3 jenis daerah. Daerah pertama adalah daerah yang tidak bisa dikompromikan untuk jadi teman, daerah ini akan dihancurkan. Daerah kedua adalah daerah yang bisa dimanipulasi rakyatnya, yaitu “saya taklukan dengan menghancurkan pemerintahanmu, lalu mengatakan kepada rakyat: pemerintahanmu tidak beres, kami Roma lebih bagus, jadi terimalah kami sebagai pemimpin barumu”. Daerah ketiga adalah daerah yang tidak perlu perang, perlunya kerja sama. “Saya tidak perlu perang dengan raja-raja yang mau saya taklukan. Tapi kamu raja di daerah silahkan jadi klien saya, silahkan jadi raja terus, tapi kita jalin kerja sama di dalam pajak, keuangan, otoritas dan juga di dalam hukum. Kalau kamu macam-macam, kami akan hancurkan. Tapi selama kamu mau kerja sama, kami tidak akan sentuh kamu”. Jadi Roma memperlakukan sebuah daerah dihancurkan sama sekali lalu diduduki, atau yang kedu dihancurkan pemimpinnya lalu rakyatnya dibujuk bahwa Roma adalah pembebas, Roma adalah tuhan dan juga juruselamat bagi daerah-daerah pada waktu itu. Kelompok ketiga adalah kelompok yang rajanya dirayu untuk tunduk kepada Roma tanpa harus ada perang, tanpa ada penumpahan darah, “kamu jadi bagian dari Kerajaan Roma”. Kalau raja ini mau tunduk dan mengatakan “baik, kami jadi provinsi Roma dengan rela, saya jadi raja yang ada di bawah pemerintahan Roma”, maka raja itu tidak akan diapa-apakan. Tapi dia harus menunjukan kesetiaannya kepada Roma dengan menjalankan hukum Roma dan juga dengan memberikan pajak seperti ketentuan yang diberikan oleh Kota Roma. Bagaimana kalau raja ini mati lalu digantikan oleh orang lain? Raja yang menggantikan hanya boleh dilantik di Roma. Dia tidak boleh dilantik di daerah itu, kalau ada raja dilantik di daerah itu, Roma akan menganggap ini sebagai pembangkangan dan dia mungkin akan memperlakukan daerah itu seperti tipe kedua, yang pemimpinnya dihancurkan lalu rakyatnya dibujuk untuk tunduk kepada Roma sebagai juruselamat mereka. Jadi kalau ada raja yang mau menggantikan raja lama, raja itu mesti berangkat ke Roma, dinobatkan menjadi raja di Roma, kemudian kembali menjadi raja yang memerintah di daerah itu. Terkadang kalau raja di daerah itu sudah mati, akan ada perebutan kekuasaan. Itu sebabnya kalau ada satu orang disukai oleh Kerajaan Roma, biasanya akan ada orang tulis surat protes ke Roma dengan mengatakan “kami tidak ingin orang ini menjadi raja atas kami. Cari raja yang lain, kalau tidak kami akan memberontak”. Lalu Roma akan lihat apakah pemberontakan ini mampu ditangani oleh pemimpin yang baru atau tidak. Kalau pemimpin yang dipilih jauh lebih kuat dari pemberontak, Roma akan abaikan pemberontak. Raja baru tetap diangkat, kalau pemberontak melakukan aksinya, raja baru ini akan taklukan mereka. Tapi kalau pemberontak lebih kuat, Roma akan pikir-pikir lagi, “jangan-jangan bukan dia yang harusnya jadi pemimpin”. Yesus pakai contoh ini yang sangat dimengerti oleh orang zaman dulu. Karena di dalam Kerajaan Israel pada abad pertama yang memimpin mereka adalah Herodes. Dan Herodes jadi pemimpin karena kedekatan dengan Roma. Papa Herodes yaitu Antipater juga sangat pintar berelasi dengan Roma. Ini adalah salah satu orang munafik yang terkenal di seluruh dunia, karena waktu dia menjadi pemimpin di bawah pemerintahan Hasmonean, sebelum ditunggang-balikan oleh dia, dia sangat dekat berteman dengan Jenderal Roma, Pompei. Setelah Pompei ditaklukan oleh Julius Caesar, tiba-tiba dia jadi teman baiknya Julius Caesar. Ini orang licinnya luar biasa. Setelah itu Julius Caesar dibunuh, dia menjadi teman dekat dari Markus Antonius. Markus Antonius jadi teman dekat Antipater, lalu Markus Antonius bertarung dengan Octavian (yang namanya nanti berubah jadi Agustus). Tapi dia melihat Markus Antonius terlalu cinta perempuan, sehingga tentaranya tidak kuat. Tiba-tiba dia menjadi temannya Octavian, hebat sekali orang ini. Akhirnya waktu Octavian menghancurkan kerajaan dari Markus Antonius, anak dari Antipater yaitu Herodes, dia yang diangkat menjadi raja. Jadi Herodes bisa menjadi raja adalah berkat kemampuan papanya untuk bertindak munafik, menjilat ke kiri dan ke kanan, menjilat siapa pun yang perlu dijilat supaya dia bisa punya kuasa. Akhirnya Roma menyetujui anak dari Antipater yaitu Herodes naik tahta menjadi raja atas seluruh Israel. Lalu mereka melihat pemberontakannya seperti apa, sanggupkah Herodes menaklukan pemberontakan ini? Karena papanya, Antipater dibunuh oleh orang Yahudi dengan cara diracuni. Roma tinggal melihat apakah Herodes bisa bertahan atau tidak. Ternyata Herodes lihai sekali ambil hati orang Yahudi, menurut legenda yang ditulis oleh Yosefus, kita tidak tahu apakah ini benar terjadi atau tidak, Herodes pernah mengatakan Raja Israel itu cuma hamba kecuali raja itu keturunan Daud. Jadi dia mengatakan “saya cuma menunggu saja sampai nanti keturunan Daud datang. Jadi jangan terlalu anggap saya sebagai raja yang akan menguasai kamu, saya cuma penunggu sementara yang melayani kamu. Kamu perlu apa? perlu Bait Suci lebih bagus? Akan saya buatkan. Perlu orang-orang imam yang dapat kuasa politik lebih besar? Saya berikan. Kamu perlu damai dengan Roma? Saya jadi batu, jadi korban di depan untuk kamu dapat privilege dari Roma, tidak disakiti dan tidak diperangi oleh mereka”. Dengan tawaran ini, orang Yahudi yang sudah capek berperang mengatakan “sudahlah, biarkan Herodes saja jadi raja, jangan yang lain”. Akhirnya Herodes menjadi raja, dan dia menjalankan pemerintahannya dengan kejam. Siapa pun yang dia anggap berpotensi membahayakan kerajaan dia, akan dihancurkan dengan backup dari Roma. Itu yang terjadi, sehingga mereka tahu dengan persis untuk Herodes menjadi raja, harus disukai oleh Roma dulu. Lalu Herodes akan pergi ke Kota Roma untuk dilantik dan pulang, dia sudah jadi raja. Ini caranya pada zaman itu.

Maka Yesus beri satu perumpamaan, ada seorang yang berangkat ke negeri lain untuk dinobatkan menjadi raja, setelah itu akan kembali. Orang dalam perumpamaan Yesus ini adalah bangsawan di sebuah kota, lalu dia dipanggil ke kerajaan lain untuk dilantik menjadi raja di situ. Ini gambaran yang mirip dengan Kerajaan Roma, tetapi gambaran ini adalah gambaran tentang Yesus juga. Karena Yesus tidak akan dilantik di Yerusalem. Yesus tidak dimahkotai di bumi ini, Kerajaan Allah bukan cuma di bumi, Kerajaan Allah adalah sorga juga. Maka Yesus bukan dilantik di bumi, melainkan di sorga, Dia akan pergi ke negara lain, ke kerajaan lain yaitu sorga. Ini gambarannya, namanya perumpamaan. Yesus akan pergi ke sorga, dilantik di sana, lalu Dia akan kembali untuk menyatakan bahwa “Akulah Raja”. Yesus sekarang di sorga, pelantikan ini lama sekali, ada yang mengatakan “Yesus di sorga lama karena mendirikan rumah bagi saya, rumahnya besar sekali” itu tafsiran yang luar biasa egois, luar biasa narsisnya. Jangan pikir Yesus lama di sana karena sedang urus rumah untuk kita sehingga nanti kalau kita sudah sampai di sana, rumahnya besar sekali. Yesus lama di sana karena menunggu waktu BapaNya yang tepat untuk kerajaan yang sudah ada raja ini dinyatakan kembali di bumi. Kapan waktunya? Banyak pertimbangan di dalam rencana Tuhan untuk waktu itu digenapi. Salah satunya adalah Injil Kerajaan Allah ini harus di bawa ke semua bangsa dulu. Lalu Injil Kerajaan Allah ini harus melindungi orang-orang yang percaya kepada Yesus dengan iman meskipun dianiaya, mereka tetap bertahan. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan Allah yang Tuhan nyatakan maupun yang tidak dinyatakan yang membuat Dia menentukan kapan Yesus akan kembali dan mendirikan kerajaanNya di bumi ini. Maka hal yang terjadi adalah Yesus dilantik di sorga, tapi orang Yahudi tidak mengerti, yang mereka mengerti Yesus dilantik di sini, menjadi Raja di sini, duduk di tahta Yerusalem setelah itu seluruh Kerajaan Roma akan ditaklukan oleh Israel, itu yang mereka pahami. Maka Yesus mengatakan tidak, ada seorang bangsawan pergi ke luar negeri untuk dilantik menjadi raja. Sebelum dia pergi dia panggil budak-budaknya, dia percayakan sejumlah uang. Ini uang kira-kira sebesar tiga atau empat bulan penghidupan orang pada waktu itu. “Saya beri kamu uang yang akan menghidupi kamu selama 4 bulan, tapi bukan untuk kamu pakai selama 4 bulan, melainkan kamu pakai untuk berusaha supaya bukan saja kamu bisa hidup tapi juga memberikan kepadaku keuntungan”. Ini terjadi pada zaman dulu, orang yang punya modal, percayakan modal itu ke budaknya, terserah mau diapakan pokoknya waktu dia kembali, dia minta ada hasil, budaknya untung berapa itu yang diberikan kepada tuannya. Ini cara dulu orang kaya untuk memperbesar uangnya. Yesus menggambarkan bangsawan ini seperti itu, dia panggil budak-budaknya, ada 3 orang, dia kasi masing-masing 1 mina. Setelah semua mendapatkan 1 mina, dia mengatakan “saya akan segera kembali, kamu usahakan uang ini untuk dapat menghasilkan sesuatu sehingga saya dapat memperoleh keuntungan”. Lalu orang-orang lain di kota itu marah karena bangsawan ini akan dilantik menjadi raja, mereka langsung mengadakan persekongkolan, “kami tidak terima raja ini, kami tolak raja ini, kami benci raja ini”, mereka tulis surat supaya raja ini tidak jadi dilantik. Raja ini sudah tahu ternyata di kota tempat dia tinggal ada kelompok yang benci dia tapi ada 3 orang yang jadi hambanya. Dari 3 orang yang menjadi hambanya masing-masing dia percayakan 1 mina. Lalu dari semua orang yang membenci dia, dia biarkan dulu, dia punya kekuatan untuk bunuh mereka, tapi dia tidak lakukan itu. Dia pergi ke negeri lain, dilantik menjadi raja baru nanti dia akan kembali.

Selama dia pergi, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah hamba yang pertama, dia segera pakai uang mina untuk menghasilkan uang. Setelah menghasilkan uang, dia pakai lagi untuk hasilkan uang lagi, dia terus lakukan sampai akhirnya dia mendapatkan 10 mina. Ini orang rajin, dari 1 berhasil menjadi 10, 10 kali lipat. Orang ini tekun bukan main, dia terima uang mina itu dan mengatakan “ini tuanku yang saya hormati dan cintai, saya akan menghasilkan uang sebesar mungkin untuk dia, karena saya ingin dia mendapatkan yang paling baik”. Orang ini adalah orang yang menganggap tuannya adalah tuan yang baik, penuh cinta kasih, tuan yang berhak mendapat berkali-kali lipat uang yang sudah dipercayakan. Maka dia dengan giat mengusahakan uang itu. Orang kedua adalah orang yang ditengah-tengah, “saya dapat 1 mina saya usahakan, ini kewajiban, namanya kewajiban berarti saya lakukan”, akhirnya dari 1 menjadi 5. Orang kedua melakukan sekedarnya tapi lumayan. Karena dia pikir tuannya adalah tuan yang berhak dapat dan dia adalah pegawai yang harus memberikan. Jadi orang pertama adalah orang yang punya penghormatan dan cinta kepada tuannya, kerja mati-matian. Orang kedua adalah yang menyadari tuannya berhak dapat karena ini hak dia, dan saya harus memberi karena ini kewajiban saya. Orang kedua adalah orang yang sangat pintar di dalam kewajiban, mengerti bagaimana memberikan ini kepada tuan. Saudara mungkin berpikir “bapak tafsir dari mana? Ini eksegesis atau eisegeses, ini tarik makna dari Alkitab atau masukan makna sendiri ke dalam Alkitab? Menurut seorang bernama Joel Green mengatakan bahwa orang yang bertanggung jawab akan menghasilkan beberapa kali, mungkin 3 atau 5, jadi orang yang tahu kewajiban dan mengerjakan kewajiban, akan kerjakan kewajiban seperti ini. kalau dia berhasil memberikan lebih, dia akan simpan untuk dirinya. Jadi kalau ada orang berhasil 3 atau 5 kali lipat, itu sudah cukup untuk menyenangkan pemilik modal. Kalau dia kerja lagi, hasilkan lebih lagi, lebihnya itu akan dia simpan untuk dirinya sendiri. Dan jarang ada orang yang berhasil sampai 10 kali. Kalau ada orang yang menghasilkan 10, dia akan simpan 5 untuk kantongnya, lalu 5 diberikan kepada tuannya. Tuannya tidak akan marah, karena itu adalah haknya dia, “saya perlu uang saya berlipat ganda 5 kali, kalau kamu berhasil lipat-gandakan 10 kali, itu urusanmu, saya akan tetap minta yang 5”, maka dia akan berikan 5 kepada tuannya, dan 5 lagi dia simpan untuk dirinya. Maka Green mengatakan orang ini pasti sangat mencintai tuannya karena dia hasilkan semuanya, 10 kali lipat yang sudah dia hasilkan, kepada tuannya. Mengapa dia berikan 10, tidak simpan 5 untuk dirinya? Karena dia lihat tuannya bukan hanya sebagai tuan yang punya hak, tapi tuan yang dia hormati dan cintai. Sedangkan orang kedua, tahu dengan adil relasi tuan dan budak, “saya ini budak, sudah sepantasnya saya berikan 5. Ini saya secara profesional menjadi budak yang pro. Saya harus berikan 5 karena ini kewajiban saya, dan engkau menerima 5 karena ini adalah hakmu”. Lalu yang ketiga, dia terima 1 mina lalu dia pendam di dalam tanah, tentu dia tidak berharap tiba-tiba tumbuh pohon uang dan berbuah mina, pasti tidak. Dia pendam di dalam tanah karena tidak mau melakukan apa-apa, begitu tuannya kembali, dia akan kembalikan 1 mina itu kepada tuannya. Mengapa dikembalikan lagi? Mulutnya mengatakan “karena tuan adalah tuan yang kejam, saya tidak mau berusaha untuk tuan yang kejam”. Tetapi mulutnya itu lain dengan hatinya, karena hatinya mengatakan “aku tidak peduli orang ini, belum tentu juga dia kembali. Jadi saya simpan saja uang ini, kalau dia kembali akan saya beri uangnya. Tapi mungkin dia tidak kembali, ada orang-orang yang menolak dia. Kalau banyak orang yang menolak, mungkin saja dia tidak menjadi raja. Karena itu mina yang sudah dia berikan, saya simpan saja. Untuk apa capek-capek kerja untuk seseorang yang belum tentu kembali lagi”. Jadi orang ini punya pandangan negatif tentang tuannya. Lalu dengan cara yang tidak memedulikan siapa dia, menyimpan mina yang diberikan ke dalam tanah. Di sini kita tahu bahwa ketika bangsawan itu pergi, ada 3 orang yang jadi budak, tiga-tiganya punya pandangan yang berbeda tentang tuannya. Yang pertama, rela berkorban mati-matian karena cinta dan hormat. Yang kedua, rela memberikan apa yang memang kewajiban untuk diterima tuannya sebagai hak. Yang ketiga, orang yang tidak mengakui tuannya sama sekali.

Yang Yesus katakan sangat tajam, karena orang yang mengikut Yesus juga ada 3 tipe. Tipe pertama, mencintai Dia sehingga memberikan segenap yang dimiliki untuk Tuhan. Ada tipe kedua, hanya melihat kewajiban, “segini saja sudah cukup”. Ada orang yang ke gereja karena kewajiban, berpikir orang Kristen memang harus ke gereja, apalagi hamba Tuhan dan pengurus. Kalau tidak ke gereja nanti dicari oleh hamba Tuhan, mesti cari alasan dan akhirnya berbohong lagi. Jadi dari pada dicari, lebih baik datang ke gereja lalu sudah bilang kalau datang, terkadang salaman dengan hamba Tuhan itu menyatakan kalau dirinya sudah datang “pak, saya hadir, jangan tanya lagi”. Kalau kewajiban untuk hadir, “saya hadir meskipun terlambat, saya hadir meskipun sisa waktunya sedikit, saya hadir karena ini kewajibanku dan saya akan berikan apa yang Tuhan berhak dapatkan lewat kewajiban saya”. Tipe kedua mungkin yang paling banyak, orang yang kerjakan hidup Kekristenannya sebagai kewajiban. “Tuhan minta 10% sudah saya berikan. Jangan tuntut apa-apa lagi, kewajiban saya sudah saya penuhi”. Sudah beri 10%, tiba-tiba ada sharing dari mimbar oleh Pdt. Jimmy Pardede, “saudara-saudara, kita akan Relasi dengan Tuhan, kalau hitung-hitungan seperti itu bukan relasi yang baik. “Memang kewajibanku menghasilkan 5, ya sudah saya hasilkan 5. Lalu saya berikan kepadamu”. Lalu tipe ketiga adalah yang mulut dan hatinya itu beda, mulutnya mengatakan “oh tuan”, tapi hatinya mengatakan “saya tidak pedulikan engkau sama sekali”. Akhirnya dia pendam 1 minanya, tidak melakukan apa pun. Ini tipe orang Kristen yang tidak pernah peduli bahwa Tuhan akan kembali, dan kalau Tuhan kembali dia tidak pernah berpikir akan bereaksi seperti apa. Banyak orang Kristen berada pada model ketiga ini yaitu orang Kristen tidak pernah sadar Tuhan akan kembali. Meskipun di gereja mulutnya menyanyi “jika Tuhan akan datang kembali, siapkah kau sekarang?”, kita menyanyi seperti itu tapi kita tidak peduli kalau Tuhan kembali, kita mau melakukan apa. Pernahkah Saudara berpikir kalau Tuhan datang kembali, Saudara mau ngomong apa sama Dia. Beranikah kita datang kepada Dia dan mengatakan “Tuhan, saya sudah jalankan kehidupan Kristenku dengan baik, kiranya Tuhan berkenan menerimanya”. Atau kita tidak pernah berpikir kita akan ngomong apa waktu Dia kembali. Mari kita renungkan lagi, kalau Dia datang kembali, apakah Dia akan menemukan kita setia atau tidak. Ini hal yang penting sekali, maka saya katakan tadi, mari soroti semua aspek dari Alkitab dengan seimbang. Jangan senang satu doktrin lalu abaikan doktrin yang lain. Reformed mengajarkan doktrin keselamatan karena iman melalui iman karena anugerah di dalam Kristus. Tapi Reformed juga mengajarkan tanggung jawab orang yang sudah diselamatkan, “sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tapi pemberian Allah. Itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri”, sebab kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang disiapkan Allah sebelumnya. Dia mau supaya kita hidup di dalamNya, itu kehendak Tuhan, supaya Saudara hidup di dalam kehendak Tuhan. Di dalam pekerjaan yang Tuhan siapkan, siapkah kita bertemu Tuhan? Orang yang ketiga ini tidak pernah prepare karena dia tidak anggap tuannya kembali sebagai raja. Lalu tuannya benar-benar kembali, ini momen yang menakutkan bagi musuh-musuhnya, ternyata dia sukses menjadi raja dan dia kembali sekarang sebagai raja. Pergi sebagai bangsawan, ketika pulang sudah sebagai raja. Maka waktu datang, dia punya hak untuk membalaskan dendamnya. Sebelum membalas dendam, dia panggil dulu hamba-hambanya, penghakiman dimulai dari rumah Tuhan. Tuhan panggil hamba-hambaNya, dia panggil yang pertama, lalu yang pertama mengatakan “saya menghasilkan 10 mina bagimu yang Tuanku”, Tuhan mengatakan kepada orang itu di ayat 17 “baik sekali perbuatanmu itu hai hamba yang baik. Engkau telah setia pada perkara kecil, oleh karena itu terimalah kekuasaan atas 10 kota”, ini apa? Orang ini cuma pikir “saya dapat 1 mina, saya usahakan untuk Tuanku 10 mina ini, ini uang Tuanku, seluruh kelebihannya milik Tuan”, tiba-tiba tuannya mengatakan “kamu sekarang mendapat kekuasaan atas 10 kota. Ini luar biasa, orang dapat uang yang seharga penghidupan sehari-hari selama setahun atau cuma 4 bulan, lalu dia memberikan 10 kali lipat, tiba-tiba dia mendapatkan sebuah kota. Orang akan mengatakan “kalau saya tahu dari dulu, saya mungkin akan menghasilkan 20 mina, biar dapat 20 kota. Kalau dari dulu sudah dikatakan, mungkin saya akan lebih giat bekerja”, tapi Tuhan justru menguji manusia bukan leat motivasi yang kacau, bukan motivasi “saya kerja untuk dapat sesuatu”, tapi “saya kerja untuk hati Tuhan, biarlah Tuhan senang atas apa yang saya kerjakan. Kiranya Tuhan senang atas apa yang saya usahakan”, itu yang Tuhan hargai dengan 10 kota. Tuhan mengatakan “baik sekali perbuatanmu hamba yang baik. Engkau setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas 10 kota”. Orang yang giat bagi Tuhan karena cinta Tuhan, dia sudah menikmati upah saat ini. Karena kegigihannya untuk Tuhan itu lebih dari apa yang diharapkan mendapatkan kesenangan lebih dari yang dia pikirkan. Siapa di sini yang dengan sepenuh hati melayani Tuhan lalu menyesal? Mau melayani atau berbuat sesuatu untuk orang yang dicintai, itu bukan beban. Ketika pasangan Saudara berulang tahun, lalu Saudara memberikan hadiah ulang tahun, apakah itu beban? Adakah yang mengatakan “aduh, ulang tahun, mengapa ulang tahun setiap tahun, mesti siapkan kado lagi”, kalau ada orang yang seperti itu, bertobatlah. Kalau orang yang kita cintai ada di samping kita, kita ingin membahagiakan dia. Mungkin tidak ulang tahun pun, kita akan cari alasan untuk memberi hadiah. Tidak ada orang yang merasa beban untuk memberi kepada orang yang dicintai. Tapi kepada orang yang kepadanya relasi itu dijalankan dengan keharusan, terpaksa dijalankan, maka tiba-tiba hadiah ulang tahun terasa menjadi beban. Yang cinta Tuhan, merasa senang sekali kalau boleh bersusah bagi Tuhan. Lalu yang kedua juga datang dan mengatakan “enak juga ya, datang diberi 10 kota, saya juga mau”, akhirnya orang ini mengatakan “tuan, ini 5 mina, saya sudah menghasilkan 5 mina”. Lalu tuannya memperlakukan orang ini sama seperti orang yang menjalankan tanggung jawab, “kamu memberi 5, ya sudah saya beri kamu 5 kota”, tidak ada pujian dan resali sama sekali. Tuannya mengatakan “dan engkau, kuasailah 5 kota”, itu saja. Apakah Tuhan menghargai orang Kristen yang mengerjakan kewajiban? Menghargai, tapi jangan harap dapat privilege penghormatan dan penghargaan Tuhan seperti yang diperoleh orang pertama. Mari kejar penghargaan Tuhan, bukan hanya tanggung jawab dan kewajiban. “Tuhan, kalau saya melayani Engkau, Engkau akan pelihara saya kan?”, Tuhan mengatakan “oke”, “kalau saya lakukan 1, Engkau beri 5 ya”, “oke”. Tapi kelompok pertama tidak pernah tuntut Tuhan, kelompok pertama cuma mengatakan “saya mau melakukan ini karena saya mencintaiMu”, dan Tuhan menghargainya dengan hati. Jangan mau dihargai hanya dalam berkat pemberian saja. Tuhan bisa hargai dengan berkat pemberian, tapi Tuhan tidak mau menyatakan hati yang berkenan pada pekerjaan kita. Bagi orang pertama, tuannya adalah yang dicintai dan mencintai. Bagi orang kedua, tuannya adalah tuan yang menjalankan kewajiban. Saudara mau Tuhan yang seperti itu? Tuhan memang bisa seperti itu. Saudara perlakukan Tuhan seperti itu, Dia bisa me-reply Saudara dengan melakukan seperti itu, “kamu mau hitung-hitungan dengan Aku? Baik, Aku akan memberikan “kewajibanKu” untukmu, karena kamu sudah menjalankan kewajibanmu untukKu. Kamu sudah menjadi pengurus yang baik, kamu sudah jadi guru Sekolah Minggu yang baik, yang melakukan segalanya di dalam batasan kewajiban tapi enggan jauh dari itu, karena engkau tidak punya hati untuk menyenangkanKu. Baik, Aku akan jalankan apa yang engkau tuntut dari Aku, tapi hanya sampai di situ”. Maka yang penting di sini bukan apa yang diberikan oleh tuannya, tapi siapakah tuannya di dalam pandangan hamba ini. Hamba yang pertama melihat tuannya sebagai yang baik dan dicintai, dan memang benar dia seperti itu. Hamba yang kedua melihat tuannya sebagai tuan hak dan kewajiban, “saya berhak dapat, berikan”, dia berikan, “saya berkewajiban untuk memberikan ini untukmu”, dan dia akan terima, tapi hanya sampai di situ. Maukah Saudara berelasi dengan Tuhan seperti Saudara berelasi dengan rekan bisnis, asal perjanjian dikerjakan dengan beres. Jangan perlakukan Tuhan seperti itu, seperti cuma orang yang melakukan kewajiban dan hak lalu selama dia adil kepada saya, saya sudah cukup senang. Itu rugi karena yang pertama tidak menemukan tuannya seperti itu, orang pertama menemukan tuan yang penuh cinta dan kasih. Dan orang kedua menemukan tuan yang adil tapi sampai di situ saja.

Orang ketiga menemukan tuan yang kejam, karena memang dia memperlakukan tuannya sebagai tuan yang kejam. Dia mengatakan “engkau tuan yang kejam, maka saya beri uangnya, saya tidak berbuat apa-apa, karena saya tahu engkau menginginkan keuntungan dari uang ini”. Maka tuannya mengatakan “saya akan jadi seperti itu. Kamu bilang saya kejam, saya akan kejam seperti yang kamu katakan. Dan kalau kamu bilang saya kejam, bukankah seharusnya kamu dengan takut mengusahakan uang ini?”. Banyak orang bilang Tuhan itu kejam, tapi tidak takut pada Dia. Orang mengatakan “Tuhan tidak adil, Tuhan kejam”, mengapa dia berani bicara seperti itu kalau tahu Tuhan kejam? Di sini orang Kristen model ketiga, orang yang mencela Tuhan, yang mengabaikan Dia, yang tidak pernah peduli, yang terus merasa marah, pahit kepada Dia, lalu tidak sadar mengapa dia harus hidup. Akhirnya orang seperti ini kehilangan semuanya. Ini bukan ancaman untuk Saudara tidak berani memiliki kepahitan kepada Tuhan, tapi ini adalah penjelasan dari Tuhan untuk membuat Saudara mengerti bagaimana harus bersikap kepada Tuhan. Tuhan itu Tuhan yang baik, jangan mau ditipu. Tuhan itu adalah Tuhan yang mengerti bagaimana memberikan kesempatan kepada orang-orang yang mau beribadah kepada Dia. Dan Tuhan adalah Tuhan yang akan menjadi Raja atas bumi ini dan sekembalinya Dia, Dia akan meletakan orang-orang yang saleh, yang beriman kepada Dia, untuk memerintah bumi ini. Ini kalimat yang penting dari Kitab Suci, Dia akan memerintah bersama orang suciNya. Di dalam Surat Yudas dikatakan “lihat Dia datang bersama dengan orang-orang suciNya”. Orang yang Tuhan percaya yaitu orang yang dari awal di bumi ini mengusahakan segala yang dia miliki karena cintanya kepada Tuhan.

Kiranya Tuhan memberikan kepada kita semangat untuk berjuang dan berkorban karena di dalam semangat ini ada sukacita dan penghargaan yang Tuhan berikan melalui kesetiaan kita kepada Dia.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Mengenal dan mengasihi Allah

(Ulangan 6: 4-9)
Hari ini saya akan mengajak kita di dalam tahun yang baru ini merenungkan firman Tuhan dari Kitab Ulangan. Mengapa Ulangan? Karena di dalam hidup kita sebagai orang Kristen, Tuhan mau kita mengulang diajar, apa yang telah Tuhan ajarkan, karena Kitab Ulangan sebenarnya sangat relevan untuk kita renungkan di tahun yang baru. Di dalam konteksnya, Musa di dalam seberang Sungai Yordan mempersiapkan generasi yang baru, kemudian mereka akan masuk di tanah yang baru, lalu mereka akan hadapi perang yang baru. Dan di situ mereka memperbarui perjanjian dengan Tuhan, Musa mengulang semua perjanjian yang Tuhan pernah ucapkan, semua firman diulang lagi, sejarah dikilas balik lagi, seperti kaleodoskop. Di dalam Kitab Ulangan, Tuhan mengulang perbuatan tanganNya melepaskan orang Israel dari Mesir. Maka yang diulang adalah cinta kasihNya Tuhan kepada umatNya.

Maka Ulangan ini sangat penting karena membangun sejarah bersama. Dari mana ada sejarah bersama? Pasti ada ingatan bersama. Dari mana ada ingatan bersama? Pasti ada hidup bersama. Ini hal yang perlu kita pikirkan bersama-sama. Ulangan mengajak kita melihat masa lampau untuk kita bisa melihat masa depan. Saudara dan saya kalau tidak pernah punya sejarah bersama, Saudara dan saya tidak pernah bisa berjuang bersama. Allah dan umatNya sama, kita kalau tidak punya sejarah bersama dengan Tuhan, kita tidak pernah mengerti berapa besarnya cinta kasih Tuhan. Seperti orang tua dengan anak, kalau orang tua tidak pernah cerita bagaimana dulu mereka hidup, menghadapi kesulitan, anak nanti kalau besar dia punya sejarah bersama, sehingga dia kemungkinan kecil melupakan jasa orang tuanya. Atau mungkin bangsa dan rakyat, kita sekarang tidak lagi diulang-ulang sejarah perjuangan kebangsaan, itu adalah perjuangan cerita yang membosankan, kita pikir pelajaran sejarah sangat membosankan. Tapi kita kehilangan satu hal yang penting, maka generasi kita tidak punya identitas, tidak bisa berjuang bersama, mudah dipengaruhi sini sana, karena tidak punya sejarah bersama. Sejarah yang ada kita anggap sebagai dongeng yang tidak pernah ada, hanya serentetan tanggal-tanggal yang harus kita hafalkan, tapi kita tidak pernah tahu sejarahnya apa. Maka itu menjadikan Bangsa Indonesia tidak pernah bisa punya perjuangan sama. Gereja juga seperti itu, gereja kalau tidak punya perjalanan sejarah bersama, maka gereja itu tidak bisa maju bersama. Sejarah bersama ini harus kita ulang kepada generasi selanjutnya supaya mereka punya identitas dan mereka punya kekuatan maju bersama karena punya sejarah yang sama. Dan sejarah ingatan bersama ini menimbulkan ketaatan yang out of love. Kita menaati Tuhan karena apa? Karena out of love atau karena out of profesionalitas, jadi orang Kristen memang seharusnya begini, karena out of kebiasaan, karena out of rutinitas saja, atau out of apa? Saudara tidak pernah bisa membangun ketaatan yang keluar dari cinta kalau tidak pernah ada ingatan sejarah bersama. Suami istri juga begitu, kalau sepanjang perkawinannya tidak pernah membangun sejarah bersama-sama, masing-masing tidak pernah ada ingatan bersama, maka keluarga ini tidak akan mungkin timbul cinta kasih. Mengapa Tuhan mau kita mengulang firman dan kisah-kisah di dalam Alkitab? Supaya ingatan bersama ini menimbulkan cinta kasih kita kepada Allah. Karena kita mengingat sejarah bagaimana Tuhan menuntun umatNya. Dan inilah yang harus kita ulang, obidience out of love tidak akan muncul tiba-tiba, perlu ditanam yang bertahun-tahun, bahkan Tuhan Yesus tidak di-skip melewati ini. Saudara kalau pikir waktu Tuhan Yesus menghadapi setan dalam pencobaan di padang gurun, Tuhan Yesus menang karena apa? Apakah otomatis karena Dia Allah yang menjadi manusia yang tidak pernah berdosa, pasti menang? Bukan, karena kalau Saudara perhatikan Yesus mengutip semua dari Kitab Ulangan. Dia bisa menolak siapakah Allah yang dipercaya, apa yang Allah kerjakan, dari mana Allah menciptakan, kemana Allah memimpin. Maka semua ingatan bersama ini memunculkan obidience out of love. setan, menaati BapaNya, karena itu adalah obidience out of love yang sudah Dia ulang sejak kecil. Tuhan Yesus sudah mengulang Ulangan waktu Dia kecil umur 5-12 belajar Taurat dan umur 12 tahun pergi ke Bait Allah untuk ditahbiskan menjadi anak Taurat, setelah itu Tuhan Yesus terus-menerus hidup di dalam tradisi orang Yahudi yang terus-menerus mengulang.

Di dalam menghidupi hidup kita sebagai orang Kristen, hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah selalu mengingat siapakah Allah yang kita kenal. Mengenal Allah adalah satu hal yang sangat krusial di dalam kita menghidupi hidup kita sebagai orang Kristen dan di dalam kita nanti bisa berespon dengan benar. Karena Allah telah memperkenalkan DiriNya kepada kita. Allah kita bukan yang sok misterius, semakin misterius merasa semakin hebat, kelihatan berkuasa. Allah kita justru sebaliknya, Allah yang sangat rela menyatakan diriNya, ingin DiriNya dikenal. Dan memang manusia tidak akan 100% mengenal diriNya Allah, hanya bagian-bagian yang Allah perkenalkan itu yang bisa kita tahu. Kitab Ulangan memperingatkan kepada kita bahwa ini harus diulang-ulang karena pengulangan ini membuat kita semakin kenal Tuhan, dan kalau kita semakin mengenal Tuhan, kita bisa ditumbuhkan cinta kasih dan akhirnya mendatangkan ketaatan. Kita tidak mungkin menaati Tuhan karena cinta kalau kita tidak pernah mengulang-ulang siapakah Allah. Kita hanya mengerti di dalam pikiran saja secara teori, mengerti Allah kita adalah Allah Tritunggal, tiga Pribadi satu Allah, setelah itu apa? Tidak ada, karena kita tidak pernah pikir, tidak pernah mau ulang, tidak mau kenal, tidak pernah mau cari relevansinya mengapa kita percaya Allah seperti itu. Ini yang menjadi kesulitan mengapa akhirnya kita tidak pernah mengasihi kita. Allah tidak mau kita tidak mengenal Dia siapa. Allah tidak mau kita berspekulasi tentang Allah. Kalau kita tidak mengenal Allah yang dinyatakan oleh Alkitab, kita akan menaruh sejenis allah di dalam iman Kristen kita. Kita bisa ke gereja setiap minggu dengan rajin, memberikan perpuluhan, memberikan persembahan, pelayanan dengan satu konsep pikir sejenis allah yang bukan Tritunggal. Dan pengertian itu kalau tidak beres, Saudara tidak mungkin masuk ke dalam ayat yang berikutnya mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan, segenap akal budi. Karena starting poin kita salah. Kita menaruh sejenis allah yang tidak pernah ada di dalam Alkitab. Mengerti Allah Tritunggal sangat penting, karena Allah inilah yang dinyatakan di dalam Alkitab dan inilah Allah kita. Maka ketika dikatakan “dengarlah hai orang Israel, TUHAN itu Allah kita”, ini berarti spesifik Allah itu, kalau dalam terjemahan Bahasa Yunani adalah YHWH, Allah perjanjian, maka ini bukan sembarang sejenis allah super maha itu yang bisa kita taruh dan comot di dalam iman kita. Ini Allah yang dari Kejadian sudah menyatakan diriNya. Dan Allah di dalam Kejadian menyatakan diriNya sebagai Allah Tritunggal.

Mari kita bandingkan secara sederhana, Allah Tritunggal atau kita lihat agama lain yang percaya allah juga, yang monoteisme mutlak seperti Islam, atau allah yang banyak pribadi seperti Hindu di Bali. Dari membandingkan tiga “jenis” allah ini, kira-kira Saudara dan saya bisa hidup dalam jenis allah yang mana? Sekarang poinnya apa kalau kita percaya Allah dan Allah itu tidak bisa dihidupi dalam hidup kita, untuk apa Saudara beragama? Mari kita mulai dari Allah Tritunggal, Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, tiga Pribadi satu Allah. Ada keragaman ada kesatuan. Ada yang namanya relasi satu dengan yang lain, ada namanya saling mendahulukan satu dengan yang lain, ada namanya saling mengasihi satu dengan yang lain, di dalam Allah ada adil, ada kasih, ada suci di dalam diri Allah. Maka Allah seperti ini untuk menyatakan Dia kasih, tidak perlu ciptaan, tidak perlu pihak lain di luar Allah, Dia pada diriNya bisa mengklaim Dia kasih. Karena terbukti Allah Bapa mengasihi Anak, Anak mengasihi Roh Kudus, Roh Kudus mengasihi Bapa. Allah ini saling mengasihi satu dengan yang lain. Tuhan Yesus waktu datang ke dunia mengatakan “bukan dari Aku, semua yang Aku katakan dari Bapa. Aku tidak pernah ngomong dari diriKu sendiri”, berarti Tuhan Yesus, Allah Anak menunjuk kepada Allah Bapa. Lalu Allah Roh Kudus di dalam Yohanes dikatakan Allah Roh Kudus membawa orang memuliakan Kristus. Berarti di masing-masing Allah ini tidak ada perebutan kekuasaan, tidak ada saling merebut, mengkudeta satu dengan yang lain. Ini adalah Allah yang bisa kita hidupi sebagai satu society yang begitu indah. Kalau tidak, Saudara hanya punya opsi yang lain yaitu Allah model monoteis mutlak. Allah monoteis mutlak, untuk menyatakan dia adalah allah yang kasih, dia memerlukan sesuatu yang lain di luar dirinya. Karena tidak mungkin Saudara kunci diri di dalam kamar, lalu Saudara bisa mengatakan “saya ini kasih, saya ini adil”, Saudara terus berada di dalam kamar, kalau begitu mau kasih sama siapa, adil sama siapa? Saudara perlu objek lain, pihak lain untuk menyatakan Saudara kasih dan adil. Maka allah monoteisme mutlak tidak mungkin bisa membuat dirinya secara objektif membuat dirinya kasih, adil, menjadi berkat, tidak mungkin tanpa perlu pihak lain di luar dirinya sendiri. Dan kalau Allah tidak bisa berdiri pada diriNya sendiri, bisakah disebut Allah? Maka Allah memerlukan sesuatu yang lain. Maka ini sulit kita bilang sebagai Allah. Allah Tritunggal, ketika Dia mencipta apakah dia perlu penyembahan dari pihak lain supaya Dia dimuliakan? Tidak, karena Allah Bapa dimuliakan oleh Allah Anak dan Allah Roh Kudus, Allah Roh Kudus memuliakan Kristus, satu dengan yang lain tidak ada perebutan kuasa, tidak perlu saling tarik-menarik siapa harus menyembah siapa. Tetapi kalau Dia mencipta, mencipta untuk apa? Allah Tritunggal mencipta karena ekstensi kemuliaan. Kemuliaan dan kasih yang tak terbendung itu yang mau dibagikan kepada Saudara dan saya. Maka lembar pertama Alkitab mengatakan Allah menciptakan manusia sebagai gambar dan rupa Allah, satu kuasa yang didelegasi kepada manusia, satu kasih yang didelegasi kepada manusia, karena ekstensi kemuliaanNya terlampau besar. Maka Allah menciptakan karena kasih, karena kemuliaan. Tapi allah monoteis mutlak, dia memerlukan ciptaan, memerlukan pihak lain, entah itu menciptakan makhluk rohani atau jasmani atau apa pun juga, untuk menyatakan dia mengasihi menyatakan bahwa ada yang memuliakan dia, karena dia perlu pihak lain di luar dirinya sendiri. Maka kalau kita percaya Allah Tritunggal, kita hidup menjadi dasar society. Keluarga dasarnya dari mana? Allah Tritunggal, relasi dua pribadi dinikmati oleh pribadi ketiga, Allah Bapa memuliakan Anak, Allah Anak memuliakan Bapa, dan Allah Roh Kudus membawa orang datang kepada Anak. Ketika Allah Bapa memuliakan Anak dan Anak memuliakan Bapa, Roh Kudus tidak mengatakan “kita semua kan sama-sama Allah, mengapa semua harus ke Kristus, mengapa tidak ada yang memuji Aku?”, tidak seperti itu, karena Dia adalah Tritunggal. Tetapi kalau Saudara perhatikan “tritunggal” yang lain, satu mencipta, satu memelihara, satu merusak, dan begitulah siklusnya. Maka untuk kita mengenal Allah Tritunggal, Allah yang memperkenalkan diriNya, ini yang terus-menerus diulang di dalam Alkitab, kenallah Allahmu, Allah yang mewahyukan diri dari Kejadian. Allah ini yang menyatakan diri dengan mencipta seluruh dunia, mencipta manusia, dan kemudian Saudara bisa hidup berdasarkan pattern teladan relasi Allah Tritunggal. Kalau kita gali lebih banyak lagi, kalau kita merenungkan siapa Allah sampai kita meneliti lebih lagi, Saudara akan mendapat banyak berkat dari mengenal Allah. Kalau Saudara hanya tahu tiga satu, satu tiga, Saudara tidak mendapat apa-apa, karena kita tidak pernah mengenal Allah yang kita kenal. Kita hanya mengenal Allah sebagai definisi kata-kata teknis terhadap Allah, dan itu tidak akan menjadi apa-apa. Maka kita perlu mengenal Allah secara tepat, karena Allah adalah dasar kita hidup di dunia ini.

Setelah kita mengenal Allah, kita perlu mengerti apa yang Allah kerjakan. Allah mengerjakan dari penciptaan, tapi manusia menghancurkannya di dalam dosa. Kemudian Allah menebus ciptaanNya karena Allah tidak pernah punya plan B, plan C dan planning gagal, tapi Allah menebusnya sampai akhirnya Allah membawa ciptaanNya itu dalam kesempurnaan di dalam konsumasi waktu Tuhan Yesus datang kedua kali. Ini menjadi suatu cerita besar sejarah bersama Allah dan umatnya, dan ini yang harus ada di dalam pikiran kita ketika kita mengaku menjadi orang Kristen. Maka sejarah bersama yang Saudara dan saya perlu bentuk adalah sejarah bersama sebagai umat Allah dari Kejadian sampai Wahyu. Saudara perlu tahu Allah, mengenal apa yang Dia kerjakan dalam ciptaan, lalu apa yang manusia kerjakan waktu manusia di dalam dosa, apa yang Tuhan kerjakan untuk menebus ciptaanNya ini, dan apa yang Tuhan kerjakan untuk suatu saat hidup bersama ciptaanNya yang telah ditebus. Ini adalah cerita bersama yang perlu kita miliki, karena kalau tidak kita hanya percaya Yesus seperti menang undian di tengah jalan. Kita juga sebenarnya merasa tidak perlu Yesus. Cuma karena kebutuhan escape dari neraka, maka kita perlu Yesus. Kita mesti pikir kalau manusia tidak jatuh dalam dosa, betapa indahnya dunia ciptaan Allah, betapa menyenangkannya bekerja, betapa bersukacitanya kita ada orang lain, betapa beragamnya variasi yang Tuhan ciptakan. Itu adalah hidup yang luar biasa yang mungkin tidak pernah kita hidupi karena sejak lahir kita adalah orang berdosa yang tidak punya ide itu. Mari kita pikirkan karena disitulah mulainya sejarah kita bersama Tuhan. Lalu Tuhan menciptakan segala sesuatu, kita tahu ceritanya, Tuhan bersama-sama Adam dan Hawa, tapi ternyata Adam dan Hawa mengambil keputusan tidak memperhitungkan yang Allah tawarkan. Dan di situlah dosa manusia, buku ini masuk dengan pendekatan yang bagus sekali, maka manusia diusir dari Taman Eden dan sejak itu tidak pernah kembali lagi. Saudara dan saya kalau tidak punya pengertian ini, Saudara dan saya tidak perlu Yesus. Kita tidak rasa diusir dari Taman Eden, kita merasa hidup kita fine, kita bisa makan minum, punya tabungan, kuliah baik, keluarga baik, masuk sorga. Tapi kita tidak pernah merasa diusir dari Taman Eden, ada kerub yang menyala dengan pedang yang tidak mungkin membawa kita masuk. Perasaan kita diusir itu yang membuat kita selalu merindukan “Tuhan, kapan saya bisa balik lagi dalam keadaan seperti itu”. Kalau Saudara dan saya tidak pernah membangun cerita ini, maka Kekristenan kita tidak pernah menginginkan Tuhan. Allah tahu umatNya terus-menerus jatuh dalam dosa, Dia mengatakan “bangun satu bait di mana Aku rela berdiam bersama engkau”. Mulai dari tabut perjanjian yang selalu digotong ke mana pun orang Israel pergi di padang gurun, sampai mereka settle di Kanaan, mereka bisa punya raja sendiri, Allah mengatakan “bangun satu bait dimana Aku rela berdiam bersama engkau”. Maka ada satu harapan, ada bait, Allah mau umatNya datang kepadaNya, ini kesempatan satu-satunya. Tapi waktu mereka masuk bait, ada satu tirai yang besar sekali yang menutup, disitu kamu tidak bisa masuk. Kalau Saudara teliti membaca di Kitab Taurat, ada sulaman kerub membuat tanda yang mengingatkan kamu tidak boleh masuk, begitu kamu masuk pasti mati, karena orang berdosa tidak bisa berjumpa dengan Allah yang suci. Maka mereka berharap setahun sekali ada imam besar masuk membuat satu persembahan, disitu dosa mereka diampuni. Itu adalah satu hal yang mereka harapkan “saya ingin masuk lagi, berbicara dengan Tuhan, hidup bersama Tuhan. Kami ini pernah diusir dari Eden, bagaimana caranya kami bisa masuk ke situ?”. Maka kerinduan itu mendorong Saudara dan saya melanjutkan sejarah bersama ini, kita didorong untuk datang kepada Tuhan Yesus. Ketika Kristus datang, pengharapan itu jadi benar. Berarti semua yang disimbolkan itu ternyata bisa, kita bisa masuk ke taman itu, bahkan kita dibawa masuk ke Yerusalem yang baru, tapi kita bisa masuk ke ruang maha kudus dengan cara apa? Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, Matius mencatat tirai itu terbelah menjadi dua.

Kalau kita tahu Tuhan begitu hebatnya, seorang bos pasti menuntut kualifikasi yang tinggi. Maka kalau kita pikir kita bekerja di tempatNya Tuhan, di dunia ini, harusnya Tuhan yang super detail, super akurat, super kreatif ini menuntut kita kualitas, prestasi. Tapi ternyata tidak, Allah yang seperti ini mengharapkan kita berespon awal mengasihi dengan segenap. Kalau Tuhan mengenal Tuhan yang tepat, kasih itu akan muncul dengan segenap. Dan ketika kasih itu muncul, Saudara akan punya ketaatan karena didorong oleh cinta kasih kepada Tuhan. Karena inilah yang diharapkan oleh Tuhan, kita diciptakan untuk bersukacita di dalam Dia, kita diciptakan untuk menikmati Dia, kita diciptakan untuk berelasi dengan Dia. Tuhan mau kita menghiraukan Dia, Tuhan mau kita senang ketika Dia ada, Tuhan mau kita senang dengar kalimatNya, Tuhan mau kita senang dengar rencanaNya. Bagaimana mencintai Tuhan? Bangunlah sejarah bersama sesuai Alkitab. Sejarah bersama dari Kejadian sampai Wahyu.

Seri Mengapa Allah Menjadi Manusia(8): Kristus membagikan kemenangan-Nya

(Roma 16: 17-20)
Hari ini masuk ke dalam tema kedelapan mengapa Allah menjadi manusia. Tidak banyak orang Kristen mengerti hal ini. Saudara kalau benar-benar teliti apa yang dikhotbahkan dari poin pertama sampai poin kedelapan, saudara akan tahu pengertian saudara tentang Injil begitu sempit, begitu kering, dan begitu dangkal. Mengapa Yesus datang? Umumnya orang Injili hanya mengatakan untuk menyelamatkan kita. Lalu apa lagi? Sudah cuma itu. Kalau cuma itu, mengapakah kerajaan Allah menjadi tema yang sangat ditekankan oleh Kristus waktu dia datang ke dalam dunia ini? Saudara, kenapa Tuhan kerjakan mujizat? Kenapa Yesus datang memberikan mujizat? Untuk memberitahukan kepada manusia, bahwa kehidupan yang kita alami sekarang sampai kita mati, belum sempurna dan bukan tujuan akhir. Saudara jalani hidup sampai tua kemudian meninggal bukan cuma ini. Spend hidup dari umur 1 atau dari umur 0 Saudara lahir sampai Saudara mati , Tuhan mengerjakan sesuatu yang akan melampaui. Maka dia mengizinkan ada mujizat terjadi untuk kita tahu bahwa hidup yang Tuhan siapkan bukan cuma hidup yang ada di sini, tetapi hidup yang akan menyempurnakan yang di sini. Perhatikan 2 hal ini, bukan yang sama tapi yang menyempurnakan, bukan yang sama tapi bukan yang beda total, bukan yang sama tapi bukan yang tidak memiliki keberlanjutan. Kitab suci mengajarkan ini dengan jelas, itu sebabnya Allah datang jadi manusia. Mengapa Dia musti jadi manusia kalau Dia tidak lagi concern dengan apa yang terjadi di sini, kalau yang terjadi di sini tidak akan Dia bawa ke dalam kesempurnaannya di dalam zaman yang baru nanti. Allah tidak perlu jadi manusia, kalau tujuan hidup kita di dunia ini hanya untuk sorga saja. Itu sebabnya saya sangat menekankan Saudara belajar eskatologi dari teologi Reformed dengan baik. Baca buku-buku dari Berkhof, baca buku-buku dari Herman Bavinck. Saudara akan tahu bahwa eskatologi dari teologi reformed, pengharapan akhir zaman bukan sorga, tetapi langit dan bumi yang baru. Lalu sorga itu apa? Sorga adalah tempat sempurna yang akan Tuhan bawa ke sini. Ini dari mana pengertiannya? Dari eskatologi yang beres dari kelompok Reformed. John Calvin memiliki pengertian eskatologi yang menekankan pentingnya keteraturan, kedamaian, dan beresnya dunia ini. Itu pengertian penting sekali untuk kita pahami. Calvin mengatakan ketika Perjanjian Lama mengatakan Allah akan menghakimi kata yang dipakai untuk menghakimi adalah kata yang dipahami sebagai cara membereskan semua yang tidak beres. Yang tidak beres dibereskan inilah Tuhan. Ketika Tuhan mengatakan bereskan bumi, Saudara mengatakan nggak perlu Tuhan karena aku akan tinggalkan bumi ini. Benar Saudara mati tinggalkan bumi ini, tapi Saudara akan kembali. Di dalam surat Yudas mengatakan, Kristus datang bersama orang kudus untuk menghakimi bumi. Saudara dan saya akan bersama Kristus menghakimi bumi. Ini posisi mulia sekali. Ini pengertian yang perlu kita dalami dengan penuh pengertian yang limpah. Saya tidak mau Saudara menjadi orang Kristen yang meremehkan hidup di sini karena merasa tidak ada apapun yang penting di sini. Kalau tidak ada apapun yang penting di sini, mengapa Allah menjadi manusia? Kalau tidak ada yang penting di sini, mengapa Allah harus datang? Kalau segala yang penting cuma di sini, mengapa sekarang Kristus ada di sorga? Maka 2 kesalahan adalah yang pertama, segala sesuatu di bumi tidak penting mari kita ke sorga. Kemudian yang kedua, segala sesuatu yang penting cuma di bumi. Itu juga salah. Orang liberal yang mengatakan demikian. Maka Kristus datang ke dalam dunia untuk apa? Untuk membereskan hal yang tidak beres di dunia ini. Apakah hal yang tidak beres itu? Salah satunya adalah kejahatan, kekacauan, dan setan. Setan merupakan problem yang Tuhan mau manusia tangani. Manusia? Benarkah manusia yang akan tangani? Iya, tapi bukan Adam, melainkan manusia berikutnya yang datang untuk menjadi wakil manusia, yaitu Kristus. Mari kita baca di dalam Roma 16:17-20. Kalimat ini adalah kalimat yang sangat luar biasa (ayat 20). Tuhan akan menghancurkan iblis di bawah kaki orang Kristen. Kenapa? Karena orang Kristen ada di dalam Kristus. Kristus adalah Sang Allah yang menjadi manusia dan kenapa Dia menjadi manusia? Untuk menghancurkan iblis di bawah kaki-Nya. Di dalam Pasal 3 Kitab Kejadian dikatakan bahwa keturunan perempuan akan menghancurkan kepala ular. Ular akan dihancurkan oleh keturunan perempuan, manusia. Tetapi manusia tidak sanggung mengalahkan setan, hanya Tuhan yang sanggup. Oleh sebab itu, Tuhan yang menjadi manusia adalah satu-satunya yang snaggup mengalahkan setan di bawah kaki-Nya. Berarti tujuan Allah menjadi manusia salah satu-Nya adalah untuk menghancurkan setan. Gregory Beale mengatakan bahwa Tuhan menempatkan manusia di taman di Eden, lalu Tuhan izinkan ular masuk. Kenapa ular boleh masuk? Banyak kali kita protes, “kenapa tidak bikin taman yang bebas ular?”, “kenapa Tuhan tidak bikin taman yang tidak bisa diakses oleh setan?”, “kenapa tamannya tidak steril?”, “kenapa setan boleh masuk?” Gregory Beale mengatakan itu semua di dalam rencana Tuhan. Sebab Tuhan menginginkan manusia menghancurkan setan melalui ketaatannya kepada Tuhan. Maka Eden menjadi taman pertempuran antara manusia dengan setan dan Tuhan mau manusia mengusir setan dari taman ini. Di mana ada manusia setan harusnya terusir keluar. Makin manusia luaskan, perluas batas dari taman ini, makin setan tidak punya tempat. Di mana manusia yang taat kepada Tuhan hidup, di situ setan tidak bisa berbuat apapun. Itulah yang ideal itulah yang sempurna yang Tuhan mau kerjakan di dunia ini. Dunia bukan tempatnya setan, dunia bukan tempatnya pekerjaan iblis. Dunia harus bebas dari iblis dan dari pekerjaannya. Maka Tuhan menyiapkan satu rencana, yaitu manusia ditempatkan di bumi untuk membuat bumi menjadi tempat yang penuh kemuliaan Tuhan. Maka Tuhan mengatakan kepada manusia penuhi bumi dan taklukkanlah itu. Kenapa harus penuhi bumi? Kenapa harus taklukkan? Karena Tuhan mau seluruh bumi menjadi tempat di mana kemuliaan-Nya bisa hadir. Tuhan tidak memberikan manusia bumi untuk dihidupi sendiri. Tuhan mau menyertai manusia, Tuhan mau berkemah di tengah-tengah manusia. Kalimat ini harus kita pahami. Tuhan yang mau berdiam bersama manusia adalah Tuhan yang tidak suka kejahatan, tidak mau ada setan, tidak mau ada dosa. Tetapi setan menjadikan bumi tempat di mana dia boleh menancapkan pengaruh dan kekuasaannya. Oleh sebab itu Tuhan menempatkan manusia di dalam tugas yang berat harus ada penaklukkan, taklukkanlah itu. Kenapa manusia harus taklukkan bumi? Karena bumi harus ditaklukkan untuk Tuhan. Dari awal Tuhan menempatkan manusia di bumi dengan suasana peperangan. Perang sangat jelas terjadi dari awal Tuhan berikan tempat kepada manusia di bumi. Maka waktu ular masuk Taman Eden, harusnya Adam dan Hawa perang lawan ular.

Cara perangnya bagaimana? Cara perangnya adalah dengan menyatakan diri sebagai milik Tuhan, taat kepada Tuhan dan menjalani hidup dengan prinsip Tuhan bukan yang lain. Ini peperangan sejati. Paulus mengatakan peperangan kita bukan dengan darah dan daging, berarti Saudara sedang perang konsep atau perang Firman. Apakah manusia akan hidup dengan Firman Tuhan atau bukan. Kalau kita tidak hidup berdasarkan Firman, kita kalah perang, dan itu yang setan tahu. Setan tidak datang untuk menghancurkan Adam dan Hawa dengan menggigit Adam, lalu Adam mati. Bukan itu caranya. Dia menghancurkan dengan konsep, dengan ide. Maka jangan anggap remeh ide. Kalau ide yang Saudara jalani bukan dari Firman, kalau Saudara tidak jalani Firman, cuma jalani ide-ide asing, Saudara sedang kalah perang. Maka ular membuat Adam kalah perang dengan memberikan ide alternatif dari Firman. Tuhan mengatakan semua pohon dalam taman ini boleh kamu makan buahnya, kecuali pohon pengetahuan baik dan jahat jangan makan. Pada hari kamu makan pasti kamu mati. Kenapa mati? Karena pohon ini melambangkan otoritas pengetahuan baik dan jahat. Waktu mereka mau ambil otoritas itu untuk diri mereka, mereka menjadi salah. Tetapi tidak perlu pengertian yang dalam, sengaja mau berontak sama Tuhan, memberontak apa yang Tuhan katakan dengan motivasi apapun membuat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Maka ular mengatakan sekali-kali kamu tidak akan mati. Ular yang diketahui kredibilitasnya didengar oleh mereka, Tuhan yang sudah sangat jelas kredibilitasnya, Pencipta Adam dan Hawa, Pencipta taman di Eden ini, pemelihara Adam dan hawa, punya perkataan yang diabaikan manusia. Sampai sekarang ini terus terjadi. Setan yang tidak jelas apa haknya memerintah kita, lebih sering kita dengar daripada suara Tuhan. Maka Tuhan memberikan ujian kepada Adam dan Hawa. Bukan cuma ujian, tapi tugas untuk menghancurkan si jahat. Harusnya Adam mengatakan ada perkataan Tuhan, jangan makan buah dari pohon pengetahun baik dan jahat, pada hari kamu memakannya pastilah kamu mati. Ular mengatakan sekali-kali tidak demikia, kalau kamu makan kamu nggak mati. Adam akan ngomong lagi harusnya, ada perkataan, jika kamu makan pada hari itu kamu akan mati. Ular bilang nggak. Adam ngomong lagi, ada perkataan pada hari makan kamu akan mati. Nanti ular capek sendiri, akhirnya ular bilang ya sudah sesukamu lah dan ular pergi dan Adam menang. Itu yang yesus lakukan bukan? Yesus selalu melawan perkataan setan lewat Firman. Setan berkata, ubahlah batu ini jadi roti, Kristus berkata ada tertulis manusia tidak hidup dari roti saja tapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Kemudian iblis bawa lagi ke atas Bait Suci. Setan berkata, Bait Suci itu tempat paling suci, kalau Engkau benar-benar Mesias, Engkau tidak mungkin dibiarkan mati di Bait Suci, tapi Yesus mengatakan, ada tertulis jangan mencobai Tuhan Allahmu. Yang terakhir iblis bilang saya kasih bumi ini, sembah saya satu kali, Tuhan mengatakan, ada tertulis engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti. Hanya dengan cara itu, berpegang ketat dengan Firman, Yesus menang dari perang ini dan Yesus menjalaninya sampai mati di kayu salib untuk membagi kemenangan perang itu bagi kita. Jadi Allah datang menjadi manusia untuk menghancurkan kuasa setan. Saudara, ini tidak pernah kita pahami kalau kita cuma tahu Yesus datang ke sini untuk menyelamatkan kita saja. Kita tidak punya niat juang, semangat juang, dan juga view yang benar untuk berjuang di dunia ini. Kita bahkan tidak mengerti kenapa harus hidup, kenapa tidak langsung diangkat ke sorga. Kenapa aku harus mengenal Firman, kenapa musti hidup di dunia ini. Banyak orang Kristen yang percaya Yesus mempunyai kehidupan yang terpecah antara hidup di dunia dnegan iman Kristennya karena iman Kristen yang dia pahami cuma mengajarkan dia sorga. Akhrnya dia tidak mengerti bagaimana iman Kristen ini menjadikan dia pejuang mengalahkan setan di bumi ini. Saudara jangan jadi orang Kristen seperti itu. Kita bersyukur kita mewarisi tradisi teologi Reformed yang memberika kepada kita kerangka pemikiran yang utuh, mengaitkan Tuhan, kerajaan-Nya, hidup yang di sini maupun hidup yang akan datang. Kalau kita hanya lihat Yesus sebagai pemberi selamat saja, saya mau tanya kenapa ada begitu banyak perintah Tuhan berikan? Oh perintah itu diberikan bukan untuk kita selamat, tapi Yesus yang memberikan kita keselamatan. Saya tahu Yesus memberikan keselamatan, tapi kenapa Yesus memberikan keselamatan? Yesus memberikan keselamatan supaya kita ke sorga? Bukan. Yesus memberikan kita keselamatan supaya kita mewakili Dia di manapun kita berada. Kenapa kita musti mewakili Dia? Karena itulah tugas yang Tuhan berikan kenapa Dia ciptakan manusia dulu.

Tuhan menciptakan manusia bukan tanpa purpose, bukan tanpa tujuan. Tuhan tidak ciptakan manusia, lalu ditanya, kenapa Engkau cipta manusia? Akupun bingung, sudah terlanjur cipta, buat apa ya? Lihat Adam, lihat Hawa bagus-bagus loh, sayang kalau dimatiin ya; kalau begitu jangan dimatiin, berikan kepada mereka hidup kekal; oke hidup kekal, ayo kita kasih mereka hidup kekal. Untuk apa hidup kekal? Sayapun nggak ngerti. Saudara, pengertian seperti ini bikin orang Kristen jalani hidup di dunia ini dengan prinsip dunia dan jalani hidup Kristen hanya untuk pengharapan keselamatan. Alkitab hanya unutk sorga, bumi pakai apa kalau begitu? Kalau di bumi saya pakai prinsip Alitab, saya mau tanya kenapa musti pakai prinsip Alkitab? Karena Tuhan mau manusia hidup di bumi untuk Dia. Kenapa untuk Dia? Itulah kenapa Tuhan ciptakan ciptaan ini. Ciptaan ini punya tujuan dan tujuannya adalah bebas dari setan, bebas dari kuasa jahat, bebas dari perangkap si jahat yang menghancurkan kehidupan di sini. Tetapi Saudara, sejak pertama setan berinteraksi, konfrontasi dengan manusia, manusia tidak pernah bisa menang. Adam dihantam dan Adam sudah gagal. Lalu setelah itu Kain dihantam dan Kain pun gagal. Saudara tahu siapa Kain? Kain adalah pembuat kota pertama di bumi ini. Orang dengan pengertian hebat, pengetahuan limpah, pertama mendirikan kota. Itu sangat besar karena pertama. Meskipun ini jauh lebih rendah dari kota yang sekarang kita pahami, tapi ini kota yang pertama. Orang yang kerjakan sesuatu pertama kali selalu orang hebat. Yang berikut yang ngekor itu nggak hebat. Makanya yang “kw” nggak pernah dihargai karena cuma ngekor kok. Yang ngekor selalu gampang, bukan inisiator, bukan yang pertama lakukan. Bikin kota gampang, kenapa? Sudah ada pola, tinggal ngekor. Tapi Kain nggak punya pola. Dialah yang pertama kali mendirikan kebudayaan dalam bentuk kota. Ini orang hebat, tapi orang hebat yang bukan milik Tuhan, sudah ditaklukkan setan. Dia membunuh Habel karena iri hati, dia membiarkan kejahatan masuk, dia menegasi segala kebaikan Tuhan di dalam ciptaan. Dia membunuh saudaranya. Dia membuat kebudayaan, dia membangun kota, lalu dia menamai kota itu dengan nama anaknya sendiri. Kenapa namai dengan nama anak? Karena dia menolak memberikan penghargaan apapun kepada Tuhan. Pokoknya anakku lebih penting daripada Tuhan. Kain mendirikan kota, saking sayangnya kepada anak, dia memberikan penghargaan kepada anak, bukan kepada Tuhan. Orang berbakat ini sudah ditangkap oleh setan dan dia dimiliki oleh setan menjadi perusak ciptaan. Tuhan ciptakan ciptaan begitu baik, tapi dosa merusak. Setan ada di dunia untuk menegasi, membalikkan, menjadi antitesis ciptaan Tuhan yang begitu bagus. Dialah yang perusak, dia membuat tidak harmonis, dialah yang membuat segalanya kacau. Tuhan membuat semua baik, tetapi dia dengan idenya yang ditaati oleh manusia membaut semuanya kacau. Iblis pintar memasukkan ide ke dalam pikiran kita supaya kita menjalankan ide yang antifirman dan akhirnya apa yang antifirman merusak dunia, merusak manusia, dan merusak kehidupan, kenapa kehidupan bisa rusak? Karena setan sedang menang atas manusia. Setan sedang perang dan bumi ini dipenuhi dengan manusia yang tunduknya kepada setan. Tuhan tidak mengajarkan manusia untuk menjadi lari, eskapis, tukang kabur. Ada problem mari lari, problem di sini lari lagi. Benarkah itu tujuan Tuhan menciptakan manusia, supaya jadi pengecut yang lari dari segala masalah, lari dari segala kesulitan, lebih pilih tempat aman yang baru.

Waktu setan memengaruhi manusia, setan bikin manusia menegasi ciptaan yang baik. Alam jadi rusak, relasi antarmanusia jadi rusak, hal-hal yang indah dan bagus menjadi cemar, menjadi asing bagi Tuhan dan kebenaran-Nya dan menjadikan bumi ini rusak luar biasa. Maka sejak Adam jatuh, setan tidak pernah berhenti menyatakan kemenangannya terus, sehingga sepertinya seluruh bumi jatuh ke dalam tangannya. Bahkan ketika Tuhan meminta manusia menyebar menaklukkan bumi, manusia lebih pilih untuk berkumpul di tanah datar di Sinear, dirikan menara yang ujungnya menuju ke langit. Tuhan akhirnya sebarkan mereka dan sejak saat itu terbentuklah bangsa-bangsa. Iblis mulai saat itu gencar menyesatkan bangsa-bangsa di seluruh penjuru bumi. Dia dengan gencar membuat bangsa-bangsa punya agamanya sendiri. Dia dengan gencar membuat agama-agama menyembah berhala dan bukan Tuhan yang sejati. Agama dirusak dan dihancurkan, moral dirusak dan dihancurkan. Semua menjadi kacau, sehingga bumi menjadi tempat yang sangat menakutkan untuk dihidupi, penuh kejahatan, penuh kekacauan, penuh kepalsuan di dalam penyembahan. Cara setan untuk menipu manusia, yaitu dengan agama palsu, setiap bangsa punya agamanya, tapi kalau diselidiki semua agama mirip-mirip. Idenya gitu-gitu aja. Ada allah atau tuhan atau apapun yang mencipta dengan cara yang aneh, lalu setelah itu punya sejarah dihantam oleh dewa lain, lalu tetap hidup. Banyak cerita aneh-aneh yang mirip-mirip meskipun terpisah secara benua ataupun secara kebudayaan. Maka setan sedang menghancurkan manusia lewat agama yang palsu, lewat perpolitikan yang serakah, lewat ekonomi yang menghancurkan orang lain demi kekayaan orang lain, lewat sistem yang membuat orang tidak bisa hidup kecuali ada di dalam kejahatan. Ini cara dia, dia akan membuat seolah-olah semua sudah dihancurkan oleh dia, sehingga saudara tinggal pilih ikut dia atau saudara tidak bisa hidup di dunia ini. Tapi Saudara, orang Kristen diajarkan oleh Allah, bahwa dunia ini tetap dunianya Tuhan. Dan Tuhan nyatakan ini tetap ciptaan-Nya dengan cara apa? Dengan tetap mempertahankan sebagian kecil kebaikan yang harusnya dinyatakan dengan lebih limpah. Tuhan tetap izinkan ada banyak hal. Seorang bernama Michael Welker mengatakan salah satu hal paling indah yang Tuhan pertahankan di dunia ini adalah kasih-Nya. Tuhan tetap mengajarkan kepada manusia kasih-Nya. Tuhan tetap mengajarkan manusia kehadiran-Nya. Tuhan tetap mengajarkan manusia janji kemenangan-Nya. Ini poin yang penting untuk kita pahami. Allah berjanji akan datang ke dalam dunia untuk apa? Untuk perang melawan setan dan menang. Kalau kalimat ini Saudara dan Saya tidak pahami, kita punya semangat juang mau dari mana ya? Kenapa Allah lahir jadi bayi kecil di palungan? Dia ingin hantam setan di bumi ini. Itu sebab setan panik dan alatnya ikut panik. Herodes itu alatnya setan. Dia panik sekali waktu ada bayi lahir. Yesus lahir menggoncang kerajaannya setan. Saudara sekalian setelah bumi ini seperti dipenuhi oleh kuasa jahat, Allah mengatakan: “Aku sendiri akan datang.” Di dalam Yesaya dikatakan: “Aku akan melakukannya oleh Aku. Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain. Masakan Aku membiarkan yang lain dipermuliakan?” Tuhan yang akan tangani setan. Tuhan yang akan bereskan setan. Tapi di sisi lain di Kejadian, Tuhan sudah percayakan penaklukkan bumi kepada manusia. Maka siapa yang bisa taklukkan setan selain Allah dan manusia? Allah jadi manusia baru setan bisa takluk. Karena Allah mengatakan: “Akulah yang akan tangani.” Setelah manusia, Tuhan mengatakan: “Aku akan intervensi. Aku akan datang dan tangani.”

Bagaimana cara Tuhan tangani? Tuhan tangani dengan diri-Nya jadi manusia. Setelah Dia jadi manusia kuasa setan goncang. Yesus mengatakan kepada murid-murid: “Aku lihat setan dilemparkan ke bumi seperti petir.” Ini lambang kekalahan. Setan dilempar kalah seperti petir. Maksudnya apa? Kejatuhan setan itu cepat sekali, seperti petir cepatnya. Maka waktu Kristus datang, setan goncang. Kuasanya akan hancur karena sekarang manusia punya kepala baru yang akan menghancurkan setan. Menggenapi Kejadian 3, di mana Tuhan mengatakan kepada ular di ayat 15, “Keturunan perempuan akan menghancurkan keturunan ular.” Nubuat purba yang lama sekali akhirnya genap ketika Allah menjadi manusia. Yesus datang untuk kalahkan setan. Saudara kalau percaya kepada setan, Saudara punya tugas yang sama perang kalahkan setan, perang kalahkan dosa, perang kalahkan pengaruh setan di dunia ini, mengubah kembali apa yang sudha dinegasi oleh setan menjadi penuh kebaikan ciptaan di dalam rancangan Tuhan yang mula-mula. Inilah yang dilakukan oleh Kristus. Kristus bukan bayi lemah yang lemah terus sampai akhir. Di dalam kelemahan-Nya terkandung kekuatan paling besar untuk taklukkan setan. Saudara kapan pernah lihat Yesus lemah dalam kehidupan-Nya di dunia ini? Di dalam kelemahan-Nya Dia punya kekuatan luar biasa. Kekuatan untuk berjalan ke salib tanpa berpaling, tanpa ambil jalan alternatif, tanpa pilih jalan yang mengenakkan untuk Dia. Hanya kehendakk Bapa saja, itulah yang Dia jalani. Maka Yesus punya keteguhan yang luar biasa ketika datang ke dalam dunia ini. Dia datang untuk berperang dan Dia tahu itu. Dia datang untuk berperang dan karena itu tidak ada yang penting bagi Dia kecuali yang akan memperkuat Dia untuk menjalankan perang di dalam Tuhan ini. Dan Dia menaklukkan setan, perlahan-lahan Dia menyatakan kemuliaan dari penaklukkan ini. Salah satunya adalah dengan mengusir setan. Saudara, di mana Kristus ada, setan tidak bisa bertahan. Kristus ada di mana, setan begitu goncang, sehingga iblis dan pengikutnya mengatakan, “ampuni, tolong ampuni kami (maksudnya ampuni bukan diampuni dosanya, tapi jangan hukum sekarang) spare us our lifes, jangan hancurkan kami dulu sekarang.” Tetapi Yesus tetap usir mereka, sehingga orang kerasukan diusir setannya keluar. Kenapa diusir? Karena Tuhan mau menyatakan di mana Kristus hadir, di situ setan tidak lagi punya kekuatan untuk bertahan. Lalu bagaimana Kristus memenangkan dunia ini? Dengan cara memenangkan orang-orang pilihannya dengan pengorbanan-Nya di kayu salib dan memberikan pengertian Firman yang memperbaharui hidup mereka. Orang-orang yang diperbaharui ini yang akan menyebar ke seluruh bumi dan akan menaklukkan bumi. Di dalam kitab Wahyu di dalam pasal 19 dan 20 diceritakan tentang pekerjaan Tuhan memulihkan bumi, salah satunya adalah dengan kerajaan seribu tahun. Apa itu kerajaan seribu tahun? Kapan setan dibungkam dan tidak sanggup menyesatkan bangsa-bangsa? Sekarang. Karena pada saat ini setan gagal membendung Injil masuk ke bangsa-bangsa. Tidak seperti dulu di dalam kitab Kejadian. Di dalam kitab Kejadian, semua bangsa jatuh dalam kuasa setan. Tapi di dalam kuasa Kristus, semua bangsa meskipun secara mayoritas tetap jatuh ke dalam kuasa setan, tetapi di tengah-tengahnya selalu ada kelompok yang menamai dirinya pengikut Kristus, gereja Tuhan. Saudara pergi ke Arab ada gereja Tuhan di situ. Saudara pergi ke Siria ada gereja Tuhan di situ. Saudara pergi ke Rusia, banyak gereja Tuhan di sana. Rusia buat gereja yang bagus-bagus dan besar-besar pada zaman-zaman awal sampai zaman Tsar yang terakhir. Setelah Rusia dihantam oleh komunisme di bawah pimpinan Lenin, gereja menjadi terlarang dan ornag Kristen diambil haknya. Tapi oranag Kristen tidak bisa dimatikan karena mereka lebih dulua da daripada komunis. Mereka tetap beribadah meskipun ada di dalam ancaman. Pemerintah tetap mau atur tapi ada pendeta atau hamba-hamba Tuhan tertentu yang menolak diatur oleh pemerintah. Pemerintah menetapkan hukuman sangat keras tapi gereja tidak bisa dibungkam. Sekeras apapun setan mematikan gereja, gereja tetap bertahan. Maka Saudara, kalau Kristus datang untuk mematikan kuasa setan dengan memberikan pengaruh-Nya, memberikan Firman, memberikan cara untuk hidup yang beda dengan cara yang dipahami oleh dunia ini, mari kita perjuangkan hal yang sama. Allah datang menjadi manusia untuk menang bukan untuk kalah. Maka saudara yang berbagian di dalam kemenangannya, mari tunjukkan itu di dalam hidup. mari tunjukkan itu di dalam pengaruh, mari tunjukkan itu di dalam cara hidup yang mengubah semua yang kacau dan rusak di luar rencana Tuhan menjadi sesuatu yang mencerminkan sifat-sifat Tuhan sekali lagi. Maka biarlah kita masuki tahun yang baru mulai besok untuk menjalankan apa yang sudah Tuhan kerjakan ini. Dia datang ke dalam dunia untuk menghancurkan setan dan Dia sudah lakukan. Dengan kemenangan-Nya, Dia jadi Kepala dari umat yang akan melanjutkan peperangan ini. Saudara dan saya harus berperang melawan setan. Kenapa Kristus datang ke dunia ini? Untuk pimpin Saudara dan saya ke dalam perang yang Dia sendiri sudah menangi. Setan sudah hancur, kenapa kita masih terbuai dengan janji-janjinya? Setan sudah dikalahkan, kapan itu menjadi nyata di dalam hidup Saudara dan saya? Kalau Kristus datang untuk menang, mari menang. Kalau Kristus datang untuk mengalahkan setan, mari perang dengan dia. Mari perang dengan hidup suci, mari perang dengan memberikan pengaruh yang baru, mari perang dengan berani memberikan warna yang baru di tengah dunia ini. Saudara, seorang pernah mengatakan, “jangan lakukan karena biasa dilakukan, lakukan karena kamu tahu first principle-nya apa. Kalau kamu tahu first principle-nya apa, perjuangkan itu. Dan kalau kamu benar-benar gigih kerja keras memperjuangkan, kamu akan lihat hasilnya.” Saudara sekalian, mari kita tahu first principle-nya apa. Mari kita tahu apa yang Alkitab ajarkan. Mari kita tahu apa yang Alkitab nyatakan sebagai pondasi hidup dan cara hidup. lalu perang untuk menyukseskannya di dunia ini. Saudara dan Saya berjuang mati-matian mengatakan cara hidup versi Alkitab adalah cara hidup yang baik, yang membuat ciptaan Tuhan kembali dipulihkan di dalam cara Tuhan. Waktu Saudara berjuang dengan cara ini, Tuhan menjanjikan kemenangan. Apakah kemenangan itu pasti? Saya berani katakan YA. Berarti seluruh dunia menjadi baik sebelum Tuhan datang? Tidak. Lalu apa gunanya berperang? Meskipun seluruh dunia belum baik, tapi Saudara dan saya berperang di dalam cara yang akan Tuhan nyatakan di dalam lingkup kita sekarang. Saudara dan saya mungkin bukan berjuang untuk membuat dunia ini jadi baru, tapi Saudara dan Saya berjuang untuk menyatakan pembaharuan yang Tuhan mau kerjakan di dalam lingkup kita sekarang. Dan ini yang kita perjuangkan bersama-sama.

Mari sadari Allah menjadi manusia untuk menghancurkan setan. Itu sebabnya Paulus mengatakan, “biarlah kamu melayani Tuhan. Waspada dengan pengajaran yang palsu. Jangan temani atau tiru orang yang melayani perut sendiri. Jangan senang dengan kata-kata manis mulut yang menipu orang-orang yang tulus. Harus punya ketaatan yang didengarkan oleh orang. Punya bijaksana terhadap apa yang baik. Bersihlah terhadap apa yang jahat.” Ayat 20, semoga Allah sumber damai sejahtera segera akan menghancurkan iblis di bawah kakimu. Kenapa di bawah kaki kita? Karena kita ada di dalam Kristus. Kasih karunia Kristus, Tuhan kita menyertai kamu. Mengapa Allah datang ke dalam dunia? Untuk menghancurkan setan. Mari lanjutkan pekerjaan itu karena kita ada di dalam Dia. Kiranya Tuhan menguatkan kita dan memberkati kita sekalian.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Seri Mengapa Allah Menjadi Manusia(7): Dikasihi Allah dan dijadikan kudus

(Yohanes 3: 14-16)
Sekarang masuk yang ketujuh, mengapa Allah menjadi manusia. Kita bersyukur kepada Tuhan karena Sang Allah yang mencipta langit dan bumi, mencintai manusia. Alkitab mengatakan karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Dia mengaruniakan AnakNya yang tunggal. Apakah dampak dari Sang Anak Allah turun dari sorga datang ke dunia? Bapa mencintai dunia, maka Dia mengutus Sang Anak. Setelah Sang Anak diutus, apa dampaknya? Alkitab mengatakan dampaknya adalah hidup yang kekal. Hidup kekal dipahami secara salah oleh banyak orang. Semua orang benci kematian dan semua orang menganggap bahwa hidup kekal adalah kehidupan setelah kematian. Kalau saya sudah mengalami kematian, saya masih tetap hidup, itu hidup kekal. Hidup kekal adalah hidup yang tidak pernah berhenti terus ada terus tidak berkesudahan. Tapi kalau kita kembali ke Kitab Suci, Kitab Suci mengajarkan bahwa orang berdosa pun, orang yang dibinasakan Tuhan dalam murka kekalNya pun mengalami kehidupan yang tidak berkesudahan. Mereka “hidup” dalam murka Tuhan selama-lamanya. Jadi kesadaran diri yang tidak habis-habis, bukan itu pengertian hidup kekal. Hidup kekal tidak sama dengan kehidupan yang tidak berhenti-berhenti. Hidup kekal tidak sekedar “aku tahu aku ada”, dan kesadaran bahwa aku ada ini tidak berhenti-berhenti, bukan itu. Juga bukan hidup dalam kesenangan yang terpisah dari Tuhan. Terlalu banyak orang senang hal-hal yang cemar dari dunia ini, kemudian mereka menganggap bahwa nanti hidup kekal dia akan menerima semua kesenangan yang dia harapkan di dunia, dan nanti kesenangan itu tidak akan berkesudahan, kesenangan itu akan sempurna, kesenangan itu tidak akan dikacaukan oleh penderitaan, bebas penderitaan, penuh bahagia, itulah hidup kekal yang banyak dimiliki konsepnya oleh dunia ini. Alkitab akan meredefinisi banyak hal yang kita sudah take for granted, banyak konsep yang kita pikir sudah tahu, tetapi Tuhan menyatakan Kitab Suci yang merombak itu. Kita pikir kita tahu apa itu kesenangan, tapi setelah baca Kitab Suci baru kita tahu kesenangan yang kita nikmati bukan kesengan menurut Alkitab. Waktu kita pikir kita sudah tahu apa itu hidup kekal, waktu kita teliti baca Alkitab, baru kita sadar kita belum tahu apa itu hidup kekal. Waktu kita pikir kita tahu apa yang membuat jiwa bahagia, yang membuat jiwa sehat, maka kita pikir kita hidup untuk mengejar hal-hal itu. Tapi Kitab Suci mengatakan banyak hal yang harus dirombak dari pemikiran tentang kesenangan jiwa. Di dalam abad sebelum masehi, di dalam zaman keemasan dari pemikiran klasik Yunani, ada seorang filsuf bernama Aristotle yang mengatakan bahwa jiwa yang baik itulah yang harus dicari oleh semua manusia. Apakah jiwamu baik, apakah jiwamu menikmati kesenangan, apakah jiwamu menikmati kebajikan, apakah jiwamu menikmati bijaksana, apakah jiwamu menikmati keberanian, apakah jiwamu menikmati kemampuan menahan diri, apakah jiwamu menikmati hidup dengan seimbang di dalam jalur yang normal, bukan di dalam jalur yang ekstrim dan berlebihan, apakah jiwamu sudah baik? Kalau keadaan tubuhmu baik tapi jiwamu tidak baik, itu percuma. Maka biarlah kita mengejar apa yang membawa kebaikan bagi jiwa dan melatih tubuh kita untuk mencapai kebaikan itu. Semua orang sudah mencari hal ini, bagaimana caranya supaya jiwaku tenang, bagaimana hidup dengan kesenangan, bagaimana meminimalkan penderitaan dan memaksimalkan kesenangan. Maka kalau kita salah menafsirkan hal-hal ini kita akan baca janji Tuhan dengan cara yang bahaya sekali. Tuhan menjanjikan hidup yang senang dan kita pikir senang itu kalau kaya, akhirnya kita menafsirkan “Tuhan menjanjikan kekayaan”. Kita berpikir kita senang kalau bebas penyakit, maka kita berpikir “kalau sakit berarti dituluk, kalau sehat berarti diberkati. Kalau sakit-sakitan berarti jauh dari Tuhan, kalau dekat dengan Tuhan, tidak ada penyakit yang hidup denganmu”. Banyak orang Kristen, bahkan Reformed sekali pun, waktu sakit kembali bertanya “saya sudah Kristen, tapi mengapa bisa sakit? Saya sudah melayani, tapi mengapa Tuhan tidak beri sehat terus?”. Sehingga kita dengar khotbah, kita mengamini, sampai kita masuk dalam keadaan yang menguji iman kita, baru kita tahu konsep Reformed kita cuma teori, cuma pemikiran yang tidak benar-benar kita hidupi. Kita masih dikuasai oleh konsep yang lama tentang apa itu kesenangan, apa itu penderitaan, apa itu bahagia jiwa dan apa itu kesusahan jiwa. Maka mari kita baca Alkitab baik-baik untuk cari tahu apa yang sebenarnya Alkitab sedang ajarkan, yang mungkin merombak cara berpikir kita. Mari baca Alkitab, meng-counter apa yang kita pikir selama ini dengan pengertian Kitab Suci.

Apa itu hidup kekal? Hidup kekal bukan menikmati kesenangan duniawi dan menikmati bebas sakit sampai selama-lamanya. Hidup kekal mempunyai pengertian yang dalam maknanya dalam Injil Yohanes. Itu sebabnya Yohanes tidak memberikan Yohanes 3: 16 terpisah dari bagian-bagian sebelumnya. Bagian sebelumnya ada seorang bernama Nikodemus datang kepada Yesus dan dia mengatakan “Engkau benar-benar datang dari Allah”, tapi Yesus mengatakan “kalau engkau tidak lahir dari atas, engkau tidak akan melihat Kerajaan Allah. Kalau engkau tidak dilahirkan kembali, engkau tidak akan melihat Kerajaan Allah. Kalau engkau tidak lahir dari roh, kamu tidak akan masuk dalam Kerajaan Allah”. Nikodemus bingung, “bagaimana mungkin saya yang sudah tua ini lahir kembali? Apakah saya masuk rahim mama lagi, kemudian mama melahirkan saya lagi? Apa maksud hal ini?”, Yesus mengatakan “yang lahir dari fisik dari dunia ini adalah fisik dan dari dunia ini. Engkau perlu juga lahir dari atas, engkau perlu dilahirkan dari roh”, “apa itu lahir dari roh?”, Nikodemus terus bertanya dan Yesus mengatakan “ini konsep yang sederhana, kamu pemimpin Israel dan tidak mengerti hal ini?”. waktu saya baca itu, saya heran, masa lahir dari atas itu konsep sederhana, mengapa Yesus bilang ini adalah hal yang sederhana, kamu pemimpin agama harusnya tahu? Karena Yesus sedang membahas kembali pengertian yang ada di dalam Perjanjian Lama. Siapakah Israel? Israel adalah umat milik Tuhan. Tuhan mengatakan “engkau bukan dari dunia ini. Engkau milik Tuhan karena Tuhan dari atas memilih”. Dalam Kitab Kejadian banyak konsep ini juga yang mulai dicetuskan oleh Tuhan, mengapa Ishak anak pilihan, bukan Ismael? Karena Ishak adalah anak perjanjian. Perjanjian dari atas ke bawah, dari Tuhan kepada Abraham. Jadi dibentuk dari atas, dipanggil dari atas, dijadikan umat dari atas, itulah yang dimaksudkan lahir dari atas. Kalau kamu mau jadi Israel sejati, kamu bukan jadi Israel karena keturunan Israel, kamu lahir di satu daerah di Israel karena kamu mengakui Yerusalem ibukota Israel sekarang, bukan itu. Kamu lahir dari atas karena Roh Kudus menjadikan kamu bagian dari umat Tuhan. Bagaimana hal itu mungkin? Apa bedanya lahir dari atas dengan orang yang belum lahir dari atas? Yesus menceritakan kisah bahwa engkau bisa lahir dari atas seperti pada peristiwa Kitab Bilangan. Di dalam Kitab Bilangan 21, Israel mengeluh kepada Tuhan “mengapa kami harus makan roti ini yang turun dari Tuhan, mengapa kami harus menderita, mengapa kami tidak boleh menikmati daging yang enak di Mesir, mengapa hidup kami semakin sengsara di padang gurun ini?”, mereka marah, mereka ingin kembali, mereka bosan hidup menderita, mereka bosan hidup di tengah-tengah padang gurun. Lalu Tuhan mengirimkan ular tedung, gigit mereka. Ular ini berbisa sekali, banyak dari mereka yang mati karena digigit ular. Kemudian Tuhan menyatakan kepada Musa, “sebelum semua yang digigit mati, dirikan ular tembaga, sehingga siapa pun yang memandang ular itu bisa sembuh”. Maka Musa segera membuat ular dari logam yang sangat keras, setelah jadi, dia dirikan di satu tiang. Lalu semua orang yang sudah digigit, tinggal tunggu mati, cepat-cepat lihat ular itu lalu mereka pun sembuh. Mengapa mereka perlu disembuhkan? Karena mereka sedang dibentuk jadi umat yang sejati.

Umat yang sejati itu yang seperti apakah yang Tuhan mau. Dalam Ulangan 8: 1-5, Tuhan mengatakan “mengapa Aku taruh kamu di padang gurun, mengapa Aku tuntun kamu keluar untuk dicobai?”, di Kitab Ulangan ini dinyatakan dengan jelas, “Aku taruh kamu di padang gurun karena Aku mau mencobai engkau”. Mencobai? Bukankah di dalam Yakobus dikatakan Tuhan tidak mencobai dan tidak dicobai? Dua pengertian ini tidak berlawanan, karena di dalam Yakobus, yang Yakobus sedang sindir atau tegur adalah orang-orang yang jatuh dalam dosa dan mengatakan “aku jatuh dalam dosa itu salah Tuhan. Mengapa Tuhan memberiku kemungkinan berdosa, mengapa Tuhan berikan lingkungan yang menggodaku, mengapa Tuhan berikan godaan sehingga aku jatuh dalam dosa?”, maka Yakobus mengatakan “yang membuat kamu jatuh dalam dosa bukan Tuhan. Yang membuat kamu jatuh dalam dosa adalah keinginanmu. Kamu ingin maka kamu jatuh. Dan terbukti kamu adalah orang yang jauh dari Tuhan”. Jadi Tuhan tidak membuat kita berdosa, tapi Tuhan memang memberikan kita keadaan yang membuat kita dicobai. Ini pengertian yang harus kita tangkap dengan jelas, karena Kitab Ulangan mengatakan dengan jelas “Aku mencobai engkau hai Israel”. Mengapa Tuhan mencobai? Supaya terbukti mana setia mana tidak, “Aku taruh kamu di tempat pencobaan, supaya ketahuan mana yang jatuh dan tidak”. Mengapa Tuhan melakukan ini? Di dalam Ulangan 8 dikatakan “supaya kamu tahu bahwa manusia tidak hidup dari roti saja, tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Tuhan”. Jadi mengapa Tuhan mencobai Israel? Karena Tuhan mau buktikan ada sebagian yang tetap setia, yang lainnya palsu. Apakah Tuhan tetap mencobai kita? Iya, supaya benar-benar ketahuan mana yang milik Tuhan, mana yang palsu. Yang palsu, dapat godaan dari dunia, langsung lari tinggalkan Tuhan. Dapat tawaran kenikmatan dari dunia, langsung lupa Tuhan. Dapat tawaran untuk sukses di dunia, langsung lupa Tuhan. Engkau mencari firman lebih dari apa pun, atau engkau menaruh firman di prioritas paling bawah? Maka Tuhan mencobai orang Israel supaya terbukti mana milikNya dan yang bukan. Apa bedanya milikNya dan tidak? MilikNya akan menikmati perkataan Tuhan, yang bukan milik Tuhan akan menikmati banyak hal, tapi tidak menikmati Tuhan. Milik Tuhan akan menikmati perkataan Tuhan. Mengapa perkataan Tuhan itu nikmat? Karena perkataan Tuhan akan membuat manusia hidup di dalam kekudusan. Sedangkan yang tidak menikmati perkataan Tuhan, tidak menikmati kekudusan. Maka di dalam Imamat, Bilangan, dan Ulangan sangat ditekankan keinginanNya untuk membagikan kemuliaanNya kepada Israel. Di dalam Ulangan 19 dikatakan “kuduslah kamu sebab Aku Tuhan Allahmu, Aku adalah kudus”. Maka Israel dipanggil untuk menjadi umat yang kudus. Ini bedanya Israel dengan Mesir, ini bedanya umat Israel sejati dengan umat Israel palsu. Umat Israel sejati mencintai firman karena mereka mencintai kekudusan. Umat Israel palsu mencintai diri, mencintai hiburan, mencintai kesenangan, mencintai segala hal yang rusak karena mereka bukan milik Tuhan. Mereka tidak tahu menikmati Tuhan, mereka tidak tahu menikmati kekudusan. Sehingga di dalam Kitab Imamat, Ulangan dan Bilangan ada pelajaran yang sangat penting untuk semua manusia sampai sekarang yaitu kamu harus kudus dan kudus itu nikmat. Bagaimana menikmati kekudusan? Kalau ada di dalam firman. Pengertian ini ketat harus kita pahami. Dari memahami inilah Saudara bisa membaca Yohanes 3 dengan lebih tepat.

Yohanes mengatakan karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, maka Dia mengaruniakan AnakNya yang tunggal. Siapakah AnakNya yang tunggal? Di dalam Yohanes 1 dikatakan Dialah Sang Firman. Saudara mulai melihat kaitannya, Ulangan 8 mengatakan “Aku membawa kamu ke padang gurun supaya kamu tahu manusia hidup tidak dari roti saja tapi dari setiap perkataan firman yang keluar dari mulut Tuhan”. Bukan roti tapi firman Tuhan, karena firman Tuhan akan membuat engkau kudus sebagai umat Tuhan. Yohanes 3, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini maka Dia memberikan firman yaitu Sang Anak Allah yang menjadi manusia, supaya kudus. Tapi mengapa Yohanes bilang hidup kekal? Hidup kekal dan kudus itu sama, tidak banyak yang tahu ini. semua sudah baca Alkitab tapi tidak banyak yang mengerti, Yohanes mengaitkan hidup kekal dengan kudus. Yohanes tidak mengaitkan hidup kekal dengan kesenangan. Di dunia aku tidak kaya, tapi di sorga aku kaya. Di dunia aku dihina orang, di sorga aku dipuji. Itu konsep sorga kafir! Konsep sorga/ Alkitab adalah kekudusan yang kamu nikmati sekarang akan dinikmati dengan sempurna di sorga. Yang tidak menikmati kekudusan di dalam Tuhan, engkau belum berada dalam hidup yang kekal. Ini peringatan yang keras sekali. Kamu tidak suka hidup kudus, mungkin kamu belum berada dalam hidup kekal, mungkin kamu belum diselamatkan.

Maka Kitab Suci menyatakan hal yang penting sekali, karena begitu besar kasih Allah, Dia mau memberikan yang baik kepada dunia ini. Apakah yang paling baik? Kekudusan Allah. Imamat 19 menyatakan dengan jelas, kuduslah kamu karena Aku Tuhan Allahmu adalah kudus. Bagaimana menjaga umatNya kudus? Dengan menguji mereka, mencobai mereka di padang gurun, supaya mereka sadar manusia perlu firman untuk hidup. Dan Yohanes menyatakan inilah Firman yang menjadi daging, engkau perlu Kristus, engkau perlu Dia untuk kamu bisa hidup. Maka kudus dan kasih Allah itu berkait erat sekali. Saudara bisa baca banyak bagian yang akan menyatakan ini dengan jelas, Imamat 10:3 pada waktu itu Tuhan menyatakan hal yang menakutkan sekali.

Apa itu karib? Di dalam kata Yunani ini diterjemahkan sebagai phileo. Phileo berarti “Aku adalah sabahatmu, kamu sobatKu maka aku menunjukan kekudusanKu”. Mengapa Tuhan begitu keras kepada Harun? Karena “engkau sobatKu”. Kalimat ini sulit dimengerti manusia, “karena Aku cinta kamu maka Aku paksa kamu kudus. Karena Aku cinta kamu maka Aku bentuk kamu menjadi orang yang kudus”. Karena kudus itu yang membuat manusia hidup dengan penuh kelimpahan. Hidup dalam dosa itu tidak ada kenikmatan. Saudara hidup di dalam dosa, kenikmatanmu palsu. Saya pernah hidup di dalam dosa, saya bertobat dan kembali kepada Tuhan, dan saat ini saya bersaksi di hadapan Tuhan, tidak ada kenikmatan apa pun yang sebanding dengan apa yang saya nikmati di dalam Tuhan. Hai anak muda yang masih berdosa, hai orang dewasa yang masih berdosa, hai orang tua yang masih berdosa, bertobatlah kamu hari ini, karena kamu sedang hidup dengan cara mirip binatang. Dan kehidupanmu tidak membawa bahagia apa pun, kehidupanmu adalah kehidupan yang rusak, tidak ada kesenangan apa pun di dalamnya, berhenti lakukan dosa dan kembali hidup kudus. Hanya di dalam kekudusan, kenikmatan hidup sebagai manusia bisa dinyatakan. Maka Tuhan berkata kepada Musa, “bilang kepada Harun siapa yang sobatKu, Aku nyatakan kekudusanKu”. Saudara mau jadi sobat Tuhan? Tuhan didik sobatNya keras sekali. Waktu Ananias mengatakan “Tuhan, mengapa Engkau mau memakai Paulus, tidak tahukah Engkau kalau dia melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat sekali kepada orang Kristen?”, Tuhan mengatakan “Aku yang pilih dia, Aku akan tunjukan bagaimana menderita bagi Aku”. Mengapa Paulus begitu menderita hidupnya? Apakah karena Tuhan marah, “mengapa dulu kamu siksa orang Kristen? Sekarang Aku siksa kamu”, bukan seperti itu. Karena Paulus adalah karib dengan Tuhan. Konsep ini penting sekali, mau jadi sobatNya Tuhan maka engkau akan diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk hidup nikmat. Bagaimana hidup nikmat? Di dalam kekudusan. Bagaimana kudus? Mungkin dibakar di dalam api Tuhan, dibakar dalam pencobaan, ujian, keketatan, peringatan, ajaran Tuhan, supaya kita menikmati hidup. Siapa yang karib dengan Tuhan, dia akan dibereskan oleh Tuhan supaya dia boleh menikmati kekudusan. Waktu Tuhan mencintai, Dia memberikan yang paling baik, dan apa yang baik? Kekudusan. Kekudusan adalah hal paling baik yang Tuhan mau berikan kepada manusia. Saudara kalau cinta seseorang, tidak mungkin memberikan yang kurang baik. Bapa kita yang di sorga mau berikan yang terbaik untuk kita, dan Dia bijak. Maka Dia memberikan yang paling baik, Dia memberikan kekudusan, “kuduslah kamu sebab Aku Tuhan Allahmu kudus”. Tuhan tidak beri kamu sehat terus, tapi Tuhan pasti beri kamu kekudusan. Tuhan mungkin tidak beri kamu kekayaan, karena bagi Tuhan kaya itu nothing, kita yang terlalu mengagumi kekayaan, tapi bagi Tuhan kaya atau miskin bukanlah hal penting. Kudus atau tidak kudus itu yang jauh lebih krusial. Sudahkah kamu hidup kudus? Inilah pemberian Tuhan yang paling besar. Karena begitu besar cinta Tuhan kepada dunia ini maka Dia memberikan hidup yang kekal yaitu kudus. Bagaimana tahu Yohanes sedang berbicara tentang kekudusan? Karena dia mengaitkan ini dengan Imamat, Bilangan, Ulangan di mana Tuhan mau Israel kudus. Mengapa mereka dipatok ular? Karena mereka sedang diuji dan gagal. Apakah ada kesempatan bagi orang yang gagal untuk kembali ke dalam kekudusan Tuhan? Ada, caranya lahir dari atas. Bagaimana caranya lahir dari atas? Pandang ular tembaga yang ditaruh di atas tiang. Kamu mau kembali hidup kudus? Kamu sudah jatuh dalam dosa, maka pandang ular tembaga yang ditaruh di atas. Maka kamu kembali menjadi umat yang dibawa kepada kekudusanNya Tuhan. Kuduslah kamu sebab Aku Tuhan Allahmu kudus”. Tuhan begitu cinta Saudara dan Tuhan tidak mau Saudara menikmati yang lain selain kekudusan Tuhan. Maka mari tinggalkan dosamu. Mengapa senang tinggal di dalam dosa, mengapa senang di dalam foya-foya, mengapa senang di dalam pencarian uang yang gila-gilaan, mengapa senang merugikan orang, mengapa senang menipu orang? Itu semuanya membuat engkau semakin sengsara. Saudara jadi orang Kristen harus tetap punya pikiran yang lurus, karena Allah kita adalah Allah kebenaran. Saudara harus berpikir dengan sehat dan benar. Kalau orang tidak usahakan nama baik, jangan percaya nama baik, karena nama baik itu mahal. Saya pernah ingat seorang bisnisman dari Pusat mengatakan kepada anak muda “hai anak muda, kamu boleh rugi, kamu boleh kurang pintar, terserah. Tapi nama baik jaga baik-baik, karena 20 tahun lagi kamu akan tahu betapa pentingnya nama baik. Jangan pernah ingkar janji, kalau bilang iya lakukan, kalau sudah janji jangan pernah batal. Kalau besok mau datang jam 7, benar-benar datang jam 7. Kalau mengatakan mau begini, benar-benar lakukan. Kamu konsisten selama 20 tahun, orang sedunia akan percaya kamu. Sayalah buktinya, sekarang saya pergi ke bank dan pinjam 5 milyar, langsung diberi. Dan jaminan saya adalah nama saya sendiri yang sudah saya buat begitu harum selama 20 tahun”. Maka sekarang Saudara umur 17, 20, berjuang terus selama 20 tahun jangan pernah ingkar janji, jangan pernah sembarangan ngomong, jangan pernah rugikan orang, nanti engkau umur 40 akan mendapat buah yang limpah sekali. Mari terapkan prinsip Alkitab, Saudara tidak akan rugi terapkan prinsip Alkitab. Jangan mau cari untung, jangan mau bergaul dengan merugikan orang lain. Hidup dalam kekudusan. Apa gunanya dapat uang orang lain tapi hidup dalam kecemaran, apa gunanya tipu orang lain lalu kamu hidup sengsara di dalam dosa terus? Tuhan tidak mau berikan yang kurang, Tuhan mau berikan yang terbaik yaitu kekudusan.

Bagaimana cara manusia dikuduskan? Alkitab mengajarkan kekudusan bisa terjadi dalam 2 tahap. Yang pertama status, tidak peduli berapa baiknya kita, waktu kita jatuh dalam dosa, kita tidak mungkin kudus lagi. Sekali jatuh, tidak ada kembali. Sama seperti orang yang sudah terlanjur tidur dengan pacarnya, tidak ada yang bisa mengembalikan keperawanannya, dia sudah jatuh di dalam dosa sex yang membuat dia selamanya cemar, yang membuat dia menjadi penjahat di dalam sex karena tidur dengan seseorang sebelum menikah. Maka ini menjadi cacat yang dibawa terus dan tidak bisa diganti. Demikian juga dosa, sekali manusia berdosa, relasi dengan Tuhan sudah hancur, dan tidak ada yang bisa pulihkan kecuali penebusan. Itu sebabnya semua ajaran agama terlalu memandang rendah kekudusan dan dosa. Kekudusan tidak dianggap penting dan dosa pun tidak dianggap bahaya. Sebab itu, mau jadi kudus? Mudah, caranya dengan berjuang meninggalkan dosamu dan mudah-mudahan kamu diterima oleh Tuhan. Berusaha berjuang untuk hidup baik-baik nanti diterima oleh Tuhan. Alkitab mengatakan tidak mungkin kamu bisa berjuang, sekali kamu berdosa kekudusan Tuhan sudah dicederai. Kekudusan terlalu mahal, sehingga waktu engkau menghancurkan itu di dalam dirimu, kamu sudah kehilangan itu selama-lamanya. Tidak ada kesempatan kedua, kecuali Allah sendiri memberikan itu dengan Dia menjadi manusia.

Maka mengapa Allah menjadi manusia? Karena kekudusan begitu mahal, kekudusan yang sudah dicederai tidak bisa dikembalikan lagi. Itu sebabnya Alkitab mengatakan Tuhan tetap mencintai manusia, Tuhan tetap mau manusia hidup dalam kekudusan. Maka Dia harus mengaruniakan Anak TunggalNya, Dia harus dipaku di kayu salib untuk mengembalikan status kita kembali kudus. Tidak ada jalan manusia bisa kembali kudus, jangan percaya ajaran mana pun yang mengatakan kalau kamu beramal kamu bisa mendapatkan kekudusan, kalau kamu beramal kamu bisa dibenarkan, semua terlalu memandang remeh kekudusan dari Tuhan. Agama-agama di dunia menganggap remeh kekudusan, itu sebabnya tawaran kenikmatan hidup tidak pernah ada di dalam kekudusan, karena bagi mereka kekudusan itu remeh. Kalau kekudusan begitu remeh, bagaimana manusia bisa bahagia di dalam kekudusan? “Manusia baru bahagia kalau semua yang dijanjikan secara kenikmatan itu diberikan pada saya”. Sorga itu apa? “sorga adalah tempat kenikmatan yang saya mau cari”. Banyak orang ditipu mentah-mentah “kamu ledakan dirimu, nanti kamu akan mendapat banyak istri di sana, cantik-cantik”. Bagaimana bisa kudus karena manusia sudah jatuh dalam dosa? Kristus mesti datang karena kekudusan adalah hadiah berharga, kekudusan adalah kesempurnaan hidup manusia. Tuhan menciptakan manusia untuk sempurna nikmat di dalam kekudusan. Ketika Kristus sudah datang, Dia menebus manusia, manusia diberikan status kudus karena status Kristus. Dia jadi manusia untuk memberi status ini kepada Saudara dan saya. Tapi bagaimana Tuhan memberinya? Dengan cara Dia mengambil status cemar kita untuk Dia. Karena cintaNya kepada kita, Dia rela melakukan ini. Tuhan mau terima dosa kita, Tuhan mau dihukum di kayu salib karena dosa kita, Tuhan mau mati karena dosa kita. Maka karena cintaNya yang besar, Dia mau mati untuk kita. Satu kali saya bicara ini kepada orang Islam “Yesus mati bagi kamu, bukan yang lain, kamu harus percaya Yesus”, “apa dampak matinya Yesus untuk saya?”, “kamu diselamatkan, kamu hidup kudus”, “apa itu selamat, apa itu hidup kudus?”, dia tidak mengerti. Tapi Saudara dan saya harus mengerti, Yesus mati di kayu salib supaya Saudara dan saya masih boleh berbagian di dalam kekudusan yang Tuhan berikan sebagai puncak dari kehidupan manusia. Kuduslah kamu sebab Aku Tuhan Allahmu adalah kudus. Maka Yesus mati kayu salib, membuat status kudusmu menjadi berlaku di hadapan Tuhan.

Lalu yang kedua, Yesus hidup sebagai manusia untuk menunjukan kepada kita berapa sukacitanya hidup di dalam kekudusan. Yesus hidup di dalam kekudusan, maka kita hidup kudus sama seperti Dia adalah kudus. Di dalam Injil Yohanes tidak banyak kata kudus digambarkan, cuma ada empat. Tapi Yohanes banyak bicara tentang hidup yang me-refer pada hidup kudus, hidup kekal, hidup yang berkelimpahan, hidup di dalam Tuhan, hidup mengenal Tuhan, semua berkait dengan kekudusan kalau kita paralelkan dengan Imamat, Bilangan dan Ulangan. Tapi waktu Yohanes bicara tentang Allah Bapa, dia mengatakan Allah Bapa adalah kudus. Saudara bisa membaca ini misalnya dalam Yohanes 17: 11, Bapa yang kudus, demikian doa Yesus. Lalu dalam Yohanes 1:33 dan 20:22 dikatakan tentang Roh yang Kudus, Pribadi ketiga dari Tritunggal disebut kudus. Pribadi pertama dari Tritunggal disebut Bapa yang Kudus. Lalu Pribadi kedua dari Tritunggal yaitu Yesus, disebut yang kudus dari Allah, ini perkataan dari murid Yesus di Yohanes 6:69. Sehingga kata kudus hanya muncul empat kali dan keempat-empatnya hanya boleh diberikan pada Pribadi Allah Tritunggal. Sehingga ketika dikatakan Yesus mati memberikan kekudusan, Yesus mati memberikan berbagian dalam natur ilahi bagi Saudara dan saya, ini pengertian Yohanes. Kudus itu natur ilahi dan kita boleh berbagian di dalam kekudusanNya, itulah kelimpahan. Maka iblis berusaha menghancurkan kita, dia berikan investasi yang besar sekali supaya kita menikmati dosa. Dan waktu kita hidup dalam dosa, kita pikir kita baik, kita senang, tapi kita sedang berkurang kemanusiaannya dengan sangat ekstrim. Maka Yesus menunjukan hidup yang menyatakan kekudusan dan Tuhan mau kita hidup di dalam kekudusan. Kuduslah kamu sebab Tuhan Allahmu adalah kudus. Ketika manusia hidup di dalam kekudusan, apa pun yang terjadi di dalam hidup tidak akan mengambil sukacita kita. Yesus mengatakan di dalam Yohanes 12, jika benih itu mati terpendam di dalam tanah, yaitu Yesus sendiri, maka Kerajaan Tuhan dan hidup akan dinyatakan. Benih itu harus mati dulu baru kemudian akan muncul banyak orang mendapat berkat, barulah Dia akan ditinggikan di seluruh dunia. Siapa benih itu? Kristus, Dia harus mati dulu untuk memberikan hidup, Dia harus mati dulu untuk menjadi sumber hidup.

Lalu di bagian yang sama di pasal 12 Yesus mengatakan “siapa rela kehilangan nyawanya akan mendapat hidup”. Di dalam Bahasa Yunani kedua katanya beda, kehilangan nyawa dan hidup. Siapa yang rela hilang jiwa akan dapat hidup. Siapa yang rela hilang nafas akan dapat hidup. Hidup bukan cuma sekedar nafas, tapi hidup berarti Saudara punya komitmen kekudusan di dalam Tuhan dan itulah yang memberikan kesempurnaan di dalam hidup. Mari nikmati hidup. Tuhan mau kita hidup dalam kelimpahan dan hidup kelimpahan hanya mungkin di dalam kekudusanNya Tuhan. Maka Tuhan menguduskan dengan Dia mati di kayu salib, mengubah status kita. Setelah itu Dia memberikan pimpinanNya dengan firman, supaya kita senantiasa hidup dikuduskan dan menikmati kekudusan itu. Mari nikmati hidup meninggalkan dosa, mari nikmati hidup mencintai Tuhan, mari nikmati hidup menaati Tuhan, ini semua bagian dari kekudusan. Cinta Tuhan, taati Tuhan, membenci dosa, cinta sesama, hidup bagi yang lain, hidup mengorbankan diri, inilah kekudusan yang Tuhan mau. Di dalam Imamat 19 dikatakan “kuduslah kamu sebab Aku Tuhan Allahmu adalah kudus”, dan bagian selanjutnya mengatakan bagaimana manusia harus bersikap di dalam hidup bersama orang lain. Kamu tidak boleh merugikan orang lain, jangan cemar, jangan pikiran sex yang menyimpang, jangan lakukan apa yang merugikan orang lain, jangan tidak beribadah kepada Tuhan, hiduplah kudus karena Tuhan adalah kudus. Semua kehidupan yang dibimbing firman akan mengarahkan kita pada hidup kudus. Di dalam Wahyu 3, Tuhan memberikan nasihat kepada jemaat di Laodikia, dikatakan “hendaklah kamu tidak suam-suam kuku, karena kamu tidak panas atau pun tidak dingin, Aku akan meludahkan dari mulutKu. Barangsiapa Kukasihi, dia Kutegur dan Kuhajar’, lagi-lagi kalimat itu muncul. Kalimat yang Tuhan pernah katakan kepada Harun “karena engkau sahabat karibKu, Aku disiplun kamu dengan keras”. Hal yang sama Tuhan katkaan kepada jemaat Laodikia “kamu Aku cintai, maka Aku tegur kamu dan hajar kamu, jangan suam-suam kuku”. Mengapa tidak boleh suam-suam kuku? Karena kamu tidak mempunyai identitas yang jelas untuk melayani Tuhan. Di Kota Laodikia ada 2 aliran yang penting sekali, satu aliran sumber dingin, barangsiapa punya luka berdarah dan lain-lain, rendam di situ dan akan sembuh. Ada satu sumber lagi yang panas, barangsiapa ada luka dalam, rendam di air panas nanti akan cepat sembuh. Dua-duanya adalah obat yang mujarab, tapi kemudian keduanya bersatu menjadi aliran yang bersatu dan akhirnya tidak berguna karena panas itu dinegasi oleh air dingin menjadi air biasa. Maka Tuhan mengatakan kalimat yang dimengerti oleh orang-orang di Laodikia, hendaklah kamu tahu panggilanmu dan jangan hidup dengan cara yang menegasi panggilan Tuhan di dalam dirimu. Dosa akan menegasi panggilan Tuhan dalam diri Saudara. Tinggalkan dosa, karena meninggalkan dosa adalah hidup yang nikmat yang Tuhan janjikan kepada Saudara. Keselamatan diberikan supaya Saudara menikmati kekudusan, kuduslah kamu karena Tuhan Allahmu adalah kudus. Kiranya Tuhan membawa kita dalam kasihNya untuk menikmati Dia. Tuhan begitu mencintai kita, maka Dia memberikan hal yang paling limpah yaitu kekudusan. Dan untuk Saudara bisa dikuduskan, Sang Anak Allah harus menderita. Sang Anak Allah menjadi contoh dan Sang Anak Allah menjadi korban membawa kita ke dalam kekudusan Tuhan. Mari nikmati kekudusan. Di luar Kristus, Saudara tidak bisa menikmati apa-apa, Saudara tidak bisa menikmat apa yang Tuhan janjikan. Tapi di dalam Kristus, hiduplah dalam kekudusan, karena Saudara akan tahu apa kenikmatan sejati menjadi manusia. Di dalam kerelaan berkorban, di dalam kerelaan cinta Tuhan, di dalam kerelaan untuk berkomitmen mengikuti Tuhan, di dalam kerelaan meninggalkan dosa, di dalam meninggalkan hawa nafsu cemar, semua akan membawa Saudara ke dalam keadaan nikmat kekudusan di dalam Tuhan yang boleh terpancar di dalam kehidupan Saudara. Kiranya Tuhan dipermuliakan melalui kehidupan kita. Dan kiranya ini menjadi pesan Natal yang mengingatkan kita berapa besarnya cinta kasih Tuhan dan berapa besar anugerah yang Dia berikan di dalam kekudusan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Seri Mengapa Allah Menjadi Manusia(6): Betapa mulianya menjadi manusia

(Roma 5: 1-5)
Allah menjadi manusia karena Dia ingin menyatakan kemuliaan bagi kehidupan manusia. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang mulia. Dan ketika Allah menjadi manusia, hal ini dikonfirmasi. Bukan hanya itu saja, Allah menjadi manusia dan menyatakan kehidupan yang mulia, sehingga kita semua boleh berbagian di dalam kehidupan yang mulia yang Allah tawarkan di dalam diriNya untuk manusia. Tidak ada kepercayaan atau agama manapun yang memberikan tempat sangat mulia kepada manusia dibandingkan dengan ajaran Kristen. Kekristenan membuat manusia menyadari bahwa manusia mempunyai nilai, kemuliaan, dignitas, kehormatan yang besar karena Tuhan memberikannya kepada manusia. Sejak awal Alkitab sudah bicara bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia adalah gambar dan rupa Allah. Dan Alkitab tidak memberikan pembedaan antara laki-laki dan perempuan, keduanya adalah gambar Allah. Demikian juga dengan kemuliaan yang Allah tetapkan sehingga manusia boleh mewakili Allah, memenuhi bumi, menaklukan itu demi Tuhan. Ini semua adalah hal yang sangat penting untuk kita pahami supaya kita bisa menghargai sesama. Tidak ada ajaran yang bisa menuntut kita untuk menghargai sesama dengan konsep yang teratur, teliti, konsisten seperti Kitab Suci. Memang Kitab Suci membahas manusia sudah jatuh dalam dosa, manusia begitu bobrok dan rusak, tidak ada kebaikan sedikit pun dalam manusia karena manusia sudah jatuh dalam dosa. Tetapi keadaan di dalam dosa bukanlah keadaan di dalam rancangan Tuhan, Tuhan tidak merancang manusia berdosa, meskipun dosa berada di dalam seluruh rencana Tuhan yang total dan Tuhan menggunakan dosa ada di dalam rencana Tuhan. Tuhan tidaklah menjadi sumber dari dosa. Tapi Tuhan di dalam kedaulatanNya mengizinkan terjadinya kejatuhan. Lalu Tuhan menyatakan kejatuhan itu di dalam seluruh skema yang akan menyatakan kemenangan dan kemuliaan Tuhan. Saya pernah ditanya apakah Tuhan menetapkan dosa? Saya balik bertanya “apakah kamu percaya apa yang Tuhan sedang tuju di dalam semua ciptaanNya, apakah kamu tahu apa yang Tuhan sedang lakukan? Kalau kamu tahu apa yang Tuhan lakukan sampai pada final, titik akhir kemuliaan yang Tuhan nyatakan, maka kamu bisa mengatakan Allah menggunakan dosa di dalamnya untuk menyatakan kemenanganNya. Allah tidak memerlukan dosa, tapi di segala hal mulia yang Tuhan kerjakan, dosa berbagian di dalamnya untuk Allah taklukan, kemudian Allah menyatakan kemenanganNya melalui Kristus”. Ini hal yang sangat sulit untuk kita pahami. Itu sebabnya di dalam abad sebelum Martin Luther, akhir abad pertengahan, seorang teolog bernama Ockham mengingatkan kembali rekan-rekannya untuk berhati-hati dalam teologi karena masih banyak hal yang misteri tentang Tuhan. Tuhan mengerjakan apa yang Dia kerjakan, karena Dia adalah Tuhan, dan semua alasan mengapa Dia mengerjakan yang Dia kerjakan, tidak dapat dijawab dengan semudah itu. Tetap ada misteri mengapa Tuhan mengerjakan ini atau itu. Tetap banyak hal yang misteri mengapa Tuhan melakukan dengan cara yang Dia sudah lakukan. Namun segala hal yang misteri itu tidak membatalkan segala hal yang kita ketahui. Semua yang jelas kita ketahui tentang Tuhan tidak batal oleh misteri itu. Allah adalah Allah yang baik, tapi mengapa di dalam penciptaanNya ada kejahatan? Misteri, apakah misteri ini membatalkan fakta bahwa Allah baik? Tidak. Sehingga ini diingatkan oleh Ockham, hati-hati ketika engkau mengatakan engkau sudah tahu mengapa Allah melakukan dengan cara ini dan bukan dengan cara itu. Karena banyak hal yang masih misteri yang tidak mudah dijawab, namun segala hal yang misteri itu tidak membuat kita salah mengerti Allah sebagaimana Allah sudah menyatakan dengan cara yang sudah kita pahami.

Allah sudah menyiapkan segala sesuatu untuk menyatakan kemenangan dan kemuliaanNya untuk dibagikan bersama manusia. Allah meninggikan manusia, Allah memberikan tempat utama kepada manusia di dalam ciptaanNya, dan Allah mempunyai tempat bagi manusia yang sangat dalam, indah, dan sangat luar biasa agung yaitu Dia mau membagi kemuliaanNya dengan manusia. Sehingga Saudara dan saya harus mengerti kemanusiaan dalam cara berpikir seperti ini. Jangan punya asumsi dulu tentang kemuliaan manusia, lalu kita menafsirkan Alkitab berdasarkan asumsi yang kita sudah miliki dulu. Manusia mempunyai nilai yang begitu tinggi sehingga Allah menjadikan segala yang akan Dia buat final, pernyataan kemuliaanNya dibagi bersama manusia. Tapi ada satu hal yang membuat kita tahu bahwa Allah benar-benar memberikan tempat yang penting bagi manusia yaitu ketika Dia mengutus Anak TunggalNya menjadi manusia. Sang Anak Allah rela menjadi manusia. Ini bukan hanya menunjukan berapa relanya Kristus merendahkan diri, ini bukan hanya menunjukan berapa agung dan besarnya kerelaan Sang Anak Allah turun ke dalam dunia dan menjadi manusia. Ini juga menunjukan berapa berartinya manusia bagi Allah. Harap ini kita pahami dengan baik, karena kadang-kadang kita membahas manusia dengan cara yang sangat remeh. Seringkali sampai sekarang pun kita mengatakan ketika kita sudah melakukan hal yang salah, “maafkan saya sudah salah, tapi saya hanya manusia”. Manusia memang terbatas, tapi manusia tidak harusnya berdosa. Sehingga ketika kita melakukan sesuatu yang jahat, harusnya kita tidak sembunyi dengan mengatakan “saya hanya manusia”. “Mengapa kamu selingkuh?”, “saya hanya manusia biasa”, “mengapa kamu merampok?”, “saya hanya manusia biasa”, “mengapa kamu korupsi?”, “maaf, saya sudah berusaha, tapi saya lemah, saya hanya manusia biasa”. Manusia biasa harusnya tidak berdosa. Tuhan menciptakan manusia dengan dignitas demikian tinggi, bukan untuk ditaklukan oleh dosa dan bukan hidup di dalam kecemaran, di dalam kehilangan kemuliaan, di dalam segala hal yang rusak menggantikan kemuliaan Allah, itu bukan design-Nya Tuhan. Itu sebabnya ketika Allah rela menjadi manusia, hal itu membuat kita disadarkan tentang siapakah manusia di dalam pikiran Allah.

Allah tidak pernah buang manusia di dalam pikiranNya, Allah tidak pernah meremehkan kemanusiaan dan manusia yang sudah Dia ciptakan. Allah tidak pernah membuat manusia menjadi sedemikian hina sehingga dibuang secara total dan tidak lagi diperhatikan. Allah tetap mempunyai rencana di mana manusia berbagian di dalamnya. Allah mempunyai rencana untuk Sabat, di mana Dia akan berdiam bersama manusia. Dan Allah mempunyai rencana untuk membagi kemuliaan dengan manusia. Allah mempunyai rencana untuk menyebut manusia anakNya, bahkan Allah mempunyai rencana untuk mengirim Anak TunggalNya menjadi sama dengan manusia. Kalimat yang sangat mengharukan kita dan membuat kita menghargai cinta kasih dan kesetiaan Tuhan meskipun kita sudah jatuh dalam dosa. Maka tidak ada agama, atau ajaran moral, atau apa pun, doktrin, teori, atau filsafat mana pun yang memberikan tempat utama bagi manusia. Tidak ada tempat yang lebih baik bagi manusia selain di dalam rancangan Allah, pikiran Allah, di dalam semua hal yang Allah mau kerjakan di bumi ini. Dari semua inilah manusia bisa mendapatkan tempat utama.

Sayang sekali manusia mengkarikaturkan Tuhan, seolah-olah karena ada Tuhan, manusia tidak lagi bebas. Karena ada Tuhan, manusia dikepung dengan segala kedaulatanNya. Karena ada Tuhan, manusia dikekang sehingga tidak bebas, manusia tidak bisa menikmati kebebasan, manusia tidak bisa menikmati menjadi manusia yang lepas karena diperbudak oleh Allah yang kejam, ketat, yang menghilangkan semua kebebasan, dan yang menindas manusia dengan kedaulatan dan kekejamanNya. Ini gambaran palsu tentang Tuhan. Saudara tidak akan mendapatkan pengertian kemanusiaan lebih baik selain di dalam rencana Tuhan. Saya baru menyelidiki tentang apa yang dikatakan Roma 5 ini, Allah menjadi manusia untuk membagikan kemuliaanNya, bagaimana caranya? Dengan menekankan berapa pentingnya manusia dalam pandanganNya sejak awal, sehingga Dia rela menjadi manusia. Dan Yesus tidak pernah mengatakan di dalam Alkitab, betapa menyebalkannya menjadi besar, betapa besar keluh kesah menjadi manusia, itu tidak pernah keluar dari mulut Yesus. Yesus menjadi manusia karena betapa pentingnya manusia di dalam gambaran Allah untuk rencanaNya. Itu sebabnya Dia rela menjadi manusia, Dia mau menjadi manusia, bahkan sejak Dia berinkarnasi sampai selamanya, Dia akan terus menjadi manusia. Harap Saudara benar-benar mengerti hal ini, karena saya pernah membagikan hal ini dan ada orang bertanya “pak, bukannya Yesus setelah naik, Dia berhenti menjadi manusia? Dia menjadi manusia hanya di sini, setelah itu manusiaNya hilang dan Dia kembali lagi ke asal, menjadi Allah sebagaimana awalnya”, itu pengertian yang salah total. Yesus sejak berinkarnasi sampai selamanya terus adalah Allah sejati dan Manusia sejati. Dia adalah Allah dan Manusia sejati sejak titik awal inkarnasi sampai selama-lamanya, Dia terus adalah Allah sejati dan Manusia sejati. Dia menjadi manusia bukan untuk meninggalkan kemanusiaan, Dia menjadi manusia untuk terus menjadi manusia, menjadi Imam Besar kita sampai selama-lamanya. Itu sebabnya waktu Saudara mengenal Kristus, Saudara akan mengenal Dia sebagai manusia sulung, saudara sulung kita sampai selama-lamanya sekaligus juga Sang Anak Allah, Pribadi kedua dari Tritunggal, sampai selama-lamanya. Maka kita menyembah Kristus dari titik inkarnasi menjadi manusia sampai selama-lamanya terus menjadi manusia. Dia adalah Kepala dari seluruh manusia, Dialah yang membimbing manusia kembali kepada Tuhan. Dan waktu Dia datang menjadi manusia, itu menunjukan hal pertama yang mau saya bahas dalam khotbah ini. Yaitu Dia menunjukan betapa pentingnya manusia dalam rencana Tuhan.

Seluruh Alkitab mengatakan apa yang Tuhan mau kerjakan untuk manusia, apa yang Tuhan mau kerjakan demi manusia, demi kemuliaanNya dan demi kemuliaan yang Dia mau bagikan kepada manusia. Karena orang baca Alkitab maka orang mulai menyadari betapa berharganya manusia itu. Mengapa ada hak asasi manusia, mengapa ada perkataan bahwa semua manusia equal, tidak ada manusia yang bernilai lebih, tidak ada kelompok manusia yang lebih rendah nilai kemanusiaannya, semua karena pengaruh dari Kitab Suci. Kitab Suci membuat semua manusia berharga dan penting, tidak seperti kitab-kitab kuno atau pun dari tradisi-tradisi dari bangsa lain, dimana hanya raja dan hanya pemimpin (raja atau kaisar) yang hanya boleh disebut sebagai keturunan dewa, semua manusia lain tidak boleh disebut punya kaitan dengan dewa. Hanya raja atau kaisar yang boleh disebut gambar Allah, semua orang lain tidak boleh disebut gambar Allah. Tapi Kitab Suci menggambarkan hal yang berbeda, semua manusia adalah gambar Allah dan semua manusia adalah anak-anak Allah, jika dia benar-benar kembali kepada Allah. Maka kemanusiaan ditinggikan dan diberikan pada tempat yang seharusnya. Sedangkan ketika manusia membuang Tuhan, manusia meremehkan kemanusiaan, manusia tidak tahu bagaimaan mengurus manusia, manusia tidak tahu bagaimana bersikap kepada manusia lain, manusia tidak tahu bagaimana memberikan penghargaan kepada manusia lain. Saya baru mendengar khotbah dari Pdt. Ivan tentang seorang yang sangat penting, teolog dari Chekoslovakia, yang juga sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, yang bernama Jan Amos Comenius. Dia menyelidiki Kitab Suci dan menyadari satu hal bahwa gambaran yang Tuhan berikan kepada manusia adalah manusia dipertumbuhkan di dalam keindahan, di dalam kesenangan yang Tuhan janjikan dan di dalam kedamaian. Itu sebabnya Tuhan memberikan Taman Eden untuk Adam, Comenius mengatakan Adam menumbuhkan tanaman di taman itu, tapi bagi Tuhan Adamlah yang sedang dipertumbuhkan oleh Tuhan. Tuhan mendidik dan membimbing Adam bertumbuh dengan perasaan yang sangat penuh cinta kasih dan penuh penghargaan. Allah yang sempurna, Allah yang memiliki segala sesuatu, menghargai manusia setinggi itu. Allah menghargai manusia dan menginginkan pertumbuhannya. Dan itu sebabnya gambaran tentang taman sangat penting di dalam dunia pendidikan karena pengaruh dari orang ini. Waktu Tuhan memberikan penghargaan sedemikian, Tuhan membuktikan dengan Dia rela menjadi manusia. Maka inkarnasi menjadi titik yang penting sekali, yang tidak disaingi oleh ajaran mana pun bahwa manusia itu berharga bagi Tuhan dan bagi iman Kristen. Jika engkau tidak memiliki iman Kristen, jika engkau tidak memiliki iman yang kembali ke Kitab Suci, sulit untuk menghargai manusia. Manusia akan dimanipulasi, dimanfaatkan bagi diri, manusia hanyalah gangguan bagi satu orang yang hidup di dalam sebuah lingkungan, manusia tidak akan diberi nilai apa pun oleh orang yang tidak kembali kepada Alkitab. Allah menjadi manusia dan Allah menghidupi kehidupan manusia. Dan Saudara bisa melihat di dalam ayat-ayat yang kita baca, Paulus bicara tentang kemuliaan setelah itu dia bicara tentang penderitaan. Apakah kaitan penderitaan dan kemuliaan? Ketika Yesus menjadi manusia, Dia bukan hanya menunjukan penghargaan yang Allah berikan kepada manusia, namun Dia juga memberikan petunjuk kepada manusia, bagaimana manusia harus hidup. Setiap kalimat-kalimat ini sangat penting, saya coba gumulkan dan kristalisasikan dari apa yang saya coba baca atau gumulkan tentang menjadi manusia. Tanpa kembali ke Alkitab, kita akan sulit untuk tahu betapa pentingnya menjadi manusia. Kita akan dikacaukan oleh ide-ide yang rusak dari dunia ini tentang menjadi manusia. Tapi Kristus mengembalikan semuanya.

Apakah yang mulia dari manusia? Yang mulia dari manusia adalah manusia adalah milik Tuhan. Dan waktu dia menjalani hidupnya bagi Tuhan, di situ kemuliaannya dipulihkan. Bagaimana waktu dia menjalani kehidupan bagi Tuhan, namun kehidupan itu penuh dengan penderitaan dan kesulitan, apakah penderitaan dan kesulitan akan membuat menusia berkurang kemanusiaannya? Orang dunia akan mengatakan kemiskinan membuat manusia kurang manusia, pendidikan yang rendah membuat manusia kurang manusia, segala kesempatan hidup yang bagus kalau tidak bisa dimiliki membuat manusia kurang dari manusia. Sehingga untuk menjadi manusia kita menyingkirkan semua hal ini dan berusaha untuk masuk dalam level yang lebih baik. Kita berusaha untuk mempunyai kekayaan karena kita berpikir kemanusiaan kita didefinisikan oleh kekayaan itu. Kita berusaha untuk menjadi orang yang pintar, karena kita berpikir kepintaran kita akan mendefinisikan kemanusiaan kita. Tapi Alkitab menyatakan dosa membuat manusia hancur, dosa membuat manusia tidak lagi menjadi manusia. Ketika manusia membelakangi Tuhan, mengabaikan Dia dan hidup untuk sendiri, pada waktu itu dia sedang menghancurkan kemanusiaannya sendiri. Dan kemanusiaan sudah hancur sampai saat ini, dan banyak dari kita pun mungkin jatuh dalam kesalahan yang sama yaitu berpikir bahwa kemanusiaan kita baik-baik saja, kita adalah manusia yang baik padahal kita sedang dalam keadaan berdosa, kita sedang berpaling dari Tuhan, kita sedang lari dari Tuhan, kita sedang tidak hidup dalam caranya Tuhan. Kristus datang ke dalam dunia untuk menyatakan seperti apakah hidup yang mulia itu. Kemanusiaan dimunculkan kembali oleh karena Kristus rela datang, kemanusiaan diberikan penghargaan oleh karena Kristus menjalankan kehidupan menjadi manusia yang sejati. Dan waktu Kristus menjalankan kehidupan sebagai manusia, Dia tidak berbuat dosa. Namun Dia rela hidup di segala penderitaan yang dimiliki oleh orang yang hidup dalam dosa. Kehidupan penderitaan tidak membuat manusia berkurang kemanusiaannya. Inilah poin penting yang Paulus mau bagikan, kita bermegah karena pengharapan akan kemuliaan Allah dan kemuliaan ini akan kita dapatkan walaupun saat ini kita sedang dalam berbagai kesulitan. Alkitab mempunyai cara yang unik untuk menangani tentang kesulitan dan penderitaan dan banyak pemikir-pemikir penting di dalam abad-abad atau tahun-tahun setelah perang merenungkan makna menjadi manusia. Semua hal yang ada di dunia menunjukan segala usaha manusia pada akhirnya akan hancur, karena penderitaan dan kematian akan muncul. Setiap orang akan berusaha mati-matian untuk menjaga fisiknya sebaik mungkin, tapi akan datang saat dimana fisiknya tidak sanggup lagi menanggu segala hal yang harus ditanggung di dunia ini. Ada saatnya fisik tidak sanggup lagi berjalan, tidak sanggup melakukan apa pun yang dulu biasa dilakukan. Semakin menurun, semakin menurun, sampai akhirnya masuk dalam kematian. Ada orang-orang yang berharap pada harta, tapi dia pun tahu satu hal bahwa harta tidak tentu dan kehidupannya tidak bergantung pada harta. Adakah orang yang karena kaya maka tidak mati-mati? Waktu orang berpikir semua keadaan dia adalah aman, sejarah punya cara yang paling baik untuk mendidik dia rendah hati. Bahwa ternyata manusia tidak punya kekuatan untuk mempertahankan apa pun, penderitaan, kesulitan, aniaya, bahkan kematian menjadi ciri dari kehidupan manusia. Sehingga kita akan terpaksa berteriak lagi “apa makna menjadi manusia?”.

Seruan ini paling dimengerti oleh Ayub, apa makna hidup saleh, apa makna hidup baik di hadapan Tuhan, apa makna menerima semua firman dan menjalankan dengan setia, kalau ternyata kehidupan penderitaan tetap tidak jauh dari orang-orang yang beriman kepada Tuhan? Saya paling geli dan alergi kalau dengar pendeta atau orang-orang Kristen selalu pakai slogan-slogan yang sifatnya itu tidak ada argumen dan kosong sekali, “kalau ada Tuhan, kita selalu sejahtera. Kalau ada Tuhan kita tidak mungkin menderita. Orang-orang terus berpikir kalau ada kecelakaan berarti dia sedang dihukum Tuhan, kalau kehidupannya jelek berarti sedang jauh dari Tuhan, kalau hidupnya menderita berarti Tuhan tinggalkan. Kalau Tuhan tidak tinggalkan, mengapa menderita, mengapa miskin, mengapa sakit terus? “alasan sakit terus adalah karena Tuhan sedang menjauh, coba Tuhan datang mendekat”, Saudara dan saya sudah salah menafsirkan tentang kemanusiaan, tentang apa itu menjadi manusia. Menjadi manusia hanya dikurangi atau dihancurkan oleh dosa dan pemberontakan kepada Tuhan, bukan yang lain. Kalau saya berdosa, kemanusiaannya akan hancur, kalau saya mementingkan diri saya bukan manusia, kalau saya mengabaikan Tuhan, saya bukan manusia. Kalau saya tidak peduli Tuhan, saya bukan manusia. Tapi kalau saya menderita, saya tidak tentu bukan manusia. Maka waktu Yesus datang ke dalam dunia, Dia mau berinteraksi dengan penderitaan manusia. Allah menjadi manusia karena Dia tahu bahwa kehidupan sulit di tengah-tengah dunia ini bukan tanda Tuhan tidak sertai, kehidupan sulit di tengah dunia ini bukan tanda Dia kurang manusia. Yang Yesus nyatakan adalah dosa membuat engkau kurang manusia, kalau engkau membenci, kalau engkau mempunyai sifat jahat kepada orang lain, kalau kamu berpandangan negatif dan mau menyingkirkan orang-orang di sekelilingmu, kalau kamu sulit mengampuni, kalau kamu membenci, kalau kamu mendendam, baru kemanusiaanmu dicederai. Tapi kalau kamu hidup di dalam kesulitan, tidak ada yang berubah dari kemanusiaanmu. Yesus menyadari bahwa kehidupan manusia di bumi begitu sulit, dan Dia berbagian bersama-sama menghadapi kesulitan yang dialami manusia. Maka waktu Kristus datang, Dia menjalani mode hidup yang mirip, sama-sama sulit, sama-sama menderita. Saudara mau mengatakan hidup di bumi sulit, Yesus sudah jalani. Waktu kita mengatakan hidup di bumi penuh penderitaan, Yesus sudah jalani dan alami penderitaan. Waktu kita mengatakan hidup di bumi penuh pertentangan dengan orang-orang, mau pertahankan kebenaran itu sulit karena orang-orang yang korup berusaha untuk menindas kita, Yesus sudah mengalami hal itu. Hidup di dunia sulit, karena kita sudah dikepung oleh orang-orang yang mau membinasakan kita, Yesus sudah alami itu. Bagaimana bisa ada harapan? Hanya kalau Allah rela menderita. Ketika Allah rela meninggalkan segala kekuatan, segala keadaan yang tidak berinteraksi dengan kesulitan dan penderitaan di bumi, waktu Allah tinggalkan itu dan menjadi manusia. Pada waktu itu ada harapan bagi manusia. Allah menjadi manusia untuk berbagian di dalam kehidupan di bumi, memurnikan makna menjadi manusia di tengah keadaan apa pun. Hal pertama yang sudah saya bagikan adalah Kristus menyatakan kehidupan manusia penting dengan Dia berbagian menjadi manusia.

Yang kedua adalah Dia memulihkan apa makna menjadi manusia di dalam setiap keadaan. Tuhan mengaruniakan manusia berbagai keadaan, ada yang keadaannya baik, ada yang mungkin kurang baik secara ekonomi, ada keadaan lingkungan yang baik, ada yang mungkin kurang baik. Ada yang hidup di tempat damai, ada yang hidup di tempat yang penuh perpecahan dan perang. Ada yang hidup di tengah konflik, ada yang hidup di dalam zaman damai. Tuhan datang ke dalam dunia untuk menyatakan bagaimana berespon di dalam seluruh kehidupan seperti ini untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Kita tidak hidup untuk diri, kita hidup untuk Tuhan. Kita tidak hidup untuk menikmati apa yang jadi keinginan diri, tapi kita hidup untuk menikmati apa yang menjadi genap dalam rencana Tuhan. Sehingga Yesus mengajarkan hal ini dengan cara menjadi manusia. Dia menjadi manusia dan menunjukan bagaimana hidup di tengah kesulitan, bagaimana hidup bukan untuk diri. Alkitab mengatakan Dia tidak pernah pikir tempat untuk membaringkan kepala, Dia lebih berpikir apa yang harus dilakukan untuk menggenapi kehendak Tuhan. Dia tidak pernah berpikir apa yang akan terjadi kalau Dia terus melayani seperti ini, mungkin nyawaNya dalam bahaya, tetapi yang Dia pikirkan adalah “tugas dari BapaKu harus dituntaskan”. Dia menjadi manusia yang melihat pada tujuan yang jelas yaitu bagaimana menggenapi kehendak Tuhan. Dan tujuan ini yang Dia kejar dan kerjakan sebagai manusia. Dengan demikian Dia mengajak seluruh manusia yang beriman kepada Dia, mari kejar hal yang sama, mari kejar memuliakan nama Tuhan, mari kejar menyatakan hidup yang suci di dalam keadaan apa pun. Tetapi manusia selalu bergumul untuk mengubah keadaannya sendiri. Saya tidak mengatakan Saudara harus pasif, terima apa pun, tapi kalau pun Saudara menghendaki perubahan, harap motivasi untuk adanya perubahan adalah motivasi yang baik. Tapi yang perlu dipertanyakan mengapa harus berubah? Apakah karena engkau mampu melayani lebih baik di dalam perubahan itu, apakah karena engkau mampu menjangkau orang lain lebih efektif, apakah karena engkau bisa menjadi berkat lebih lagi bagi orang lain? Jika iya, maka kejarlah perubahan itu. Tapi jika perubahan itu hanya melulu mengenai kenyamanan diri, maka ingatlah satu hal kemanusiaan bukan tentang kenyamanan. Kalau Yesus mau pilih nyaman, mungkin Dia memilih datang ke dalam dunia pada zaman Salomo. Dia langsung inkarnasi sebagai Anak Daud, lahir dari Batsyeba, sebelum Batsyeba menikah dengan Uria. Lahir dari anak dara yang menikah dengan Daud. Akhirnya Daud mempunyai anak yang lahir sebelum dia bersetubuh dengan Batsyeba dan dinamai Yesus. Setelah itu Yesus tumbuh dan mendirikan Bait Suci yang kekal selama-lamanya. Dan Dia tidak pernah mengalami kesulitan apa pun karena lahir di tengah kerajaan yang kokoh dan kuat, di tengah kekayaan dari Daud yang begitu banyak, di tengan relasi politik Daud yang begitu bagus. Dia mempunyai kekuatan politik, kekuatan keuangan, dan kalau Yesus lahir di zaman itu, bukankah Dia akan menjalani hidup yang diinginkan oleh semua orang? Bebas penderitaan, bebas ketakutan, bebas pergumulan uang, bebas pergumulan mau tinggal di mana. Banyak orang sekarang masih bergumul mau tinggal dimana, nanti kalau kontrakan habis mau tinggal di mana lagi, setelah ini mau tinggal di mana. Yesus kalau jadi anaknya Daud mungkin tidak ada pergumulan seperti itu, pergumulannya mungkin istana mana yang mau ditempati malam ini. Kalau kita tidak lagi bergumul tentang tempat tinggal, tidak lagi bergumul soal keuangan, tidak lagi bergumul soal kenyamana hidup, maka saya akan jadi manusia yang lebih baik. Tapi Yesus datang untuk memberantas semua pemikiran yang salah. Tidak ada gunanya hidup lebih nyaman kalau ternyata tidak memuliakan Tuhan, lupakanlah karena kenyamanan itu tetap akan merongrong Saudara, hidup di dalam kegelisahan. Percayalah, banyak orang kaya yang menderita, banyak orang kaya yang gelisah, banyak orang yang tidak bergumul keuangan tapi gelisah. Sedangkan orang-orang yang bergumul keuangan tetap bergumul dengan cara yang halus, cara sopan, suci, menjalankan hidup dengan pantas, tetap menjalankan tanggung jawab, tetap menjalankan semua yang ada dengan rajin, dia tidak mungkin tidak diberkati Tuhan meskipun dengan kekurangan. Maka Yesus menjadi contoh dalam hal ini, Dia datang dengan hidup memfokuskan kepada Tuhan, dan Dia tahu segala keadaan yang lain tidak akan mengurangi kemuliaan yang Tuhan janjikan. Saudara hidup di dalam dosa, baru ada problem. Saudara hidup di dalam kepicikan, amarah, dendam, penipuan, hawa nafsu, baru ada problem.

Mari kita dengan tepat melihat problem kemanusiaan. Problem kemanusiaan bukan problem of evil, problem kemanusiaan adalah kalau Saudara jadi evil. Problem kemanusiaan bukanlah kalau kurang uang, problem kemanusiaan adalah kalau Saudara menjadi serakah kepada uang. Problem kemanusiaan bukan karena Saudara dijahati orang, problem kemanusiaan adalah ketika Saudara jahat kepada orang lain. Problem paling besar dari kemanusiaan adalah ketika manusia tidak mau Tuhan, bahkan memanipulasi Dia untuk kemajuan diri. Yesus tidak punya problem itu, tapi Saudara lihat sepertinya Dia orang yang hidupNya problematik, ketika dikatakan Dia tidak punya tempat untuk meletakan kepala, Saudara mengatakan “kok mau jadi hamba Tuhan tidak punya tempat tinggal?”. Lalu Dia difitnah dan akhirnya mati di kayu salib, Saudara akan mengatakan “kok mau jadi hamba Tuhan seperti ini”. Orang mungkin menangisi Maria dan mengatakan “kasihan kamu, anakmu bodoh pilih karier”. Tapi Yesus Kristus melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa. Dan kemuliaan Tuhan tidak pernah pergi dari Dia. Kemuliaan menjadi manusia yang mau diberikan kemuliaan oleh Tuhan. Paulus mengatakan “puji Tuhan karena Kristus sudah menjadi milik kita”. Maka kita menghidupi hidup seperti Kristus dan kemanusiaan Saudara dipulihkan karena Yesus rela menjadi manusia, itu yang pertama. Dan yang kedua Dia menjalani kemanusiaan dengan cara merombak kembali cara pikir manusia menjadi manusia. Sekarang kita mengerti menjadi manusia adalah dengan menaati Tuhan, dengan memberikan fokus kepada kemuliaan Allah. Dan di sini kita menjadi limpah, menjadi manusia di dalam kemuliaan Tuhan. Tidak ada penderitaan, kesengsaraan dan apa pun yang menjauhkan kita dari kasih Allah, karena kemuliaan yang dikaruniakan kepada kita tidak mungkin lepas, karena Tuhan sudah menjanjikannya dan memberikan di dalam Kristus.

Inilah hal keenam mengenai mengapa Allah menjadi manusia. Allah menjadi manusia supaya kita mengerti berapa pentingnya menjadi manusia dan bagaimana menjalani hidup yang penting itu supaya kita boleh berbagian di dalam kemuliaan Tuhan. Kiranya Tuhan menyertai dan memampukan kita menjadi manusia sebagaimana rancangan Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Seri Mengapa Allah Menjadi Manusia(5): Memanggil bangsa-bangsa

(Yohanes 8: 48-58, Kejadian 22: 8-18)
Di dalam Yohanes di katakan bahwa “Abraham, bapamu bersukacita karena dia melihat hariKu”, hari Anak Manusia, ini kalimat besar sekali. Karena orang Yahudi tahu Abraham adalah orang yang paling besar di dalam sejarah Perjanjian Lama. Abraham adalah tokoh yang paling dihormati, sehingga ketika orang Israel membuat pengharapan eskatologi mereka, mereka menempatkan Abraham sebagai penghargaan paling tinggi untuk siapa pun yang ikut Tuhan. Makin engkau setia ikut Tuhan, makin tempatmu di sorga dekat pada Abraham. Makin engkau sembarangan menjalani hidup, makin tempatmu di sorga jauh dari Abraham. Abraham adalah kekasih Allah, dia akan duduk sangat dekat dengan kemuliaan Allah dan orang-orang yang lain yang mau ikut Tuhan dengan setia, akan ditempatkan di tempat yang dekat dengan Abraham. Dengan pengertian inilah Yesus berkata dalam Injil Lukas bahwa ada orang miskin bernama Lazarus yang hanya bisa mengambil sisa-sisa makanan, rebutan dengan anjing. Waktu dia mati, dia duduk di pangkuan Abraham, ini penghormatan yang luar biasa besar. Dan Yesus mengatakan penghormatan ini diberikan kepada seorang miskin yang dianggap setara dengan anjing. Banyak hal dalam Kitab Suci memakai cara pandang orang Yahudi, sehingga kalau kita kurang mengerti cara pandang itu mungkin kita tidak dapat menangkap inti sari dari berita di dalam Alkitab, atau bahkan provokasi yang Alkitab coba timbulkan dengan pengertian-pengertian yang beda dari pengertian umum dari orang Yahudi. Abraham adalah tokoh yang sangat penting, dan di dalam Kitab Suci pengharapan Israel adalah pengharapan yang akan genap karena janji Tuhan di dalam Kejadian 12 dan 22. Pada Kejadian 12, Tuhan mengatakan “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar”. Tapi ada juga Kejadian 22 dimana Tuhan mengatakan “Abraham akan punya keturunan dan keturunan itu akan memberkati banyak bangsa”. Inilah yang digenapi oleh Yesus Kristus, Dia adalah Sang Keturunan Abraham dan Dia mengklaim bahwa diriNya adalah yang menarik bangsa-bangsa kepada Tuhan karena Dia adalah yang dijanjikan melalui Abraham. Sehingga Dia berani mengatakan “Abraham bapamu bersukacita karena melihat hariKu”. Yang Yesus maksud adalah Abraham punya pengharapan yang melampaui kehidupannya di bumi. Karena apa yang diharapkan oleh Abraham tidak terjadi waktu Abraham hidup. Apa yang diharapkan Abraham tidak didapatkan oleh Abraham sampai Abraham mati. Tetapi setelah dia mati, setelah dia ada di sorga bersama dengan Tuhan, ribuan tahun setelah dia mati, Tuhan menggenapi dengan mengirimkan Yesus Kristus. Yesus adalah penggenapan janji kepada Abtaham, tapi kita harus tahu dulu apa yang Tuhan janjikan kepada Abraham, apa inti janji Tuhan kepada Abraham. Di dalam kisah Kejadian, sebelum Tuhan memanggil Abraham, Tuhan baru menyerakan bangsa-bangsa ke seluruh bumi, Tuhan membuang bangsa-bangsa karena mereka mendirikan menara yang ujungnya sampai ke langit, mereka menolak Tuhan, mereka menolak memenuhi bumi, mereka menolak untuk menyembah Tuhan, mereka mendirikan menara yang ujungnya ada lambang langit. Ini semacam zigurat kuno yang ditujukan untuk mengundang dewa-dewa datang dan diam di tengah-tengah manusia. Tuhan memang benar-benar turun, tapi bukan untuk berdiam di tengah-tengah manusia. Tuhan turun ke bumi untuk mengacau-balaukan manusia, sehingga sejak menara Babel muncul banyak bangsa. Manusia tidak lagi menjadi kesatuan, manusia tidak lagi satu bangsa dan satu bahasa, manusia menjadi banyak bangsa dan banyak bahasa. Terpecah-pecah, banyak fraksi, banyak fragment, banyak suku, banyak bangsa, banyak bahasa. Manusia tidak akan pernah tenang karena bangsa akan bangkit lawan bangsa, suku akan bangkit lawan suku, kelompok yang satu akan benci kelompok yang lain, kelompok lain akan membela diri dengan menyerang kelompok yang dianggap menjadi ancaman. Maka bumi tidak pernah berhenti dari kekacauan, peperangan, dan kerusakan karena manusia terpecah-pecah.

Ini bukan maksud dari Tuhan untuk dibiarkan sampai selama-lamanya. Karena Tuhan menjanjikan kepada Abraham, “melalui keturunanmu satu orang seluruh bangsa di bumi akan mendapat berkat”. Tapi Tuhan tidak menjanjikan dia akan menyatukan seluruh bangsa menjadi hanya satu. Dia mengatakan melalui keturunan Abraham seluruh bangsa akan mendapat berkat, seluruh bangsa akan pertahankan identitas mereka, tapi mereka akan mendapat berkat dari Tuhan. Berarti, kalau Saudara mengerti janji di pasal 22, “seluruh bangsa akan mendapat berkat” kaitkan dengan janji sebelumnya “Abraham, kamu akan menjadi bangsa yang besar”, berarti Abraham akan menjadi bangsa yang besar lalu Tuhan akan berkati bangsa-bangsa lain juga. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa keturunan Abraham akan menjadi satu-satunya bangsa. Tidak pernah ada dalam janji final Tuhan bahwa keturunan Abraham hanya terdiri dari satu bangsa, dan satu bangsa itu saja yang diberkati sampai selama-lamanya, itu tidak pernah ada. Apakah pernah ada periode di mana Tuhan memberkati satu bangsa dan mengabaikan bangsa-bangsa lain? Ada, periode Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama, Tuhan hanya memberkati Israel dan Tuhan mengabaikan bangsa-bangsa lain. Apakah seluruh Perjanjian Lama berbicara itu? Ternyata tidak, yang bicara tentang Israel sebagai umat kesayangan Tuhan hanya sebagian dari Perjanjian Lama. Sebagian lagi berbicara tentang penghukuman Israel, sebagian lagi berbicara tentang pengharapan masa depan yang bisa diperoleh oleh Israel. Israel tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi satu-satunya bangsa sampai selama-lamanya. Tetapi Israel yang diberikan kesempatan untuk menjadi bangsa pilihan Tuhan, yang dipimpin oleh firman. Yang baik dari Israel bukan karena Israel ini bangsa yang dipolih oleh Tuhan, tapi yang baik dari Israel adalah karena Israel akan mendapatkan Taurat dan dipimpin oleh Taurat itu menjadi bangsa yang menjadi berkat bagi kemuliaan Tuhan. Pilihan yang menyatakan kita menjadi anak Tuhan itu baru separuh dari keistimewaan menjadi umat Tuhan. Waktu Tuhan keluarkan Israel dari Mesir, lalu Tuhan mengatakan “engkau adalah umatKu dan Aku adalah Allahmu” itu baru sebagian dari kemuliaan yang bisa dinikmati oleh Israel, karena mereka baru mendapatkan identitas tapi mereka belum menjalani identitas itu. Itu sebabnya Tuhan memberikan Taurat supaya mereka belajar menjalani hidup sebagai umat Tuhan.

Kita menjadi umat Tuhan bukan karena Tuhan pilih kita, kita menjadi umat Tuhan karena kita sudah disiapkan untuk segala pekerjaan baik. Saudara bisa baca di Efesus 1 awal mengatakan kita adalah umat pilihan dipilih sebelum dunia dijadikan, di dalam Kristus kita semua dipilih. Tapi Efesus 2 mengakhiri dengan perkataan di ayat 10, di tengah dari Efesus 2 mengatakan kita semua dipilih oleh Tuhan untuk disiapkan mengerjakan pekerjaan baik yang disiapkan Allah sebelumnya. Tuhan memilih supaya yang dipilih membuktikan pilihan Tuhan dengan hidup yang beres. Tuhan pilih Israel supaya Israel buktikan kepada dunia bahwa mereka benar-benar umat Tuhan, dan itu sebabnya Tuhan memberikan Taurat kepada mereka. Jadi Israel istimewa kalau mereka menjalankan Taurat. Ini jelas sekali dikatakan di dalam Roma, jika bangsa lain yang tidak kenal Tuhan, tidak kenal TauratNya menjalankan apa yang Tuhan mau, Tuhan tetap akan lebih senang bangsa ini dari pada Israel yang memberontak kepada Taurat. Jika ada manusia karena dorongan hatinya menjalankan apa yang Tuhan perintahkan, Tuhan akan lebih memilih orang ini dari pada bangsaNya yang sudah Dia pilih. Tapi adakah orang yang seperti ini? Paulus mengatakan di dalam Roma, tidak ada. Tapi dia mengatakan seumpama ada, Tuhan akan mengasihi orang itu lebih dari bangsaNya sendiri. Tuhan tidak pilih Israel supaya mereka berbangga “saya sudah dipilih Tuhan”. Tuhan memilih Israel supaya mereka menunjukan kepada bangsa-bangsa inilah bangsa pilihan Tuhan itu. Itu sebabnya jangan ikut-ikutan politik, lalu Saudara mengatakan kalau Islam pro Palestina, maka Kristen harus pro Israel. Israel tidak identik dengan gereja, bahkan Israel tidak identik dengan Tuhan kalau mereka tidak menjalankan apa yang Tuhan mau. Demikian juga orang Kristen, orang Kristen tidak identik dengan milik Tuhan kalau kita tidak jalankan apa yang Tuhan mau. Kita tidak bisa membanggakan kalung salib kita, atau kita sudah atestasi, sidi, baptis, atau kita sudah menjadi anggota Gereja Reformed, atau kita sudah menjadi orang yang aktif, tapi kita tidak menunjukan hidup sehari-hari yang menyatakan kita Kristen, kita pasti dibuang oleh Tuhan. Jangan berbangga akan segala hal yang merupakan identitas, tapi tidak ada kekudusan yang menyusul. Jangan berbangga akan identitas, kalau tidak ada realita hidup yang mencerminkan identitas itu. Maka Tuhan memberikan Taurat supaya orang Israel boleh menjadi umat yang benar-benar menunjukan milik Tuhan.

Demikian juga dengan bangsa-bangsa lain, tidak semua bangsa yang diberikan tawaran Injil akan terima apa yang ditawarkan itu sebagai bangsa. Tuhan akan memberitakan Injil kepada satu bangsa, mungkin bangsa itu akan tolak, tapi siapa yang terima Dia dari bangsa itu akan dijadikan umatNya. Maka Tuhan membuka jalur berkat yang Tuhan janjikan kepada Israel sekarang boleh pergi kepada bangsa-bangsa lain. Bangsa lain menjadi ahli waris dari janji yang Tuhan sudah berikan kepada Abraham. Kalau kita mengikuti pola pikir dari Kitab Keluaran dan seterusnya, Saudara akan tahu betapa Tuhan sudah marah kepada bangsa-bangsa lain. Seluruh bangsa sudah mengabaikan Tuhan, menyembah berhala, menyembah apa yang dibenci Tuhan, menjadi milik setan yang ditipu oleh setan sehingga mereka menolak Tuhan. Di dalam Kitab Para Rasul, Paulus menyatakan dengan jelas sekali mengapa Tuhan benci bangsa-bangsa yang lain, karena semua bangsa sudah menerima apa yang dari Tuhan lalu mereka memberikan kepada penyembahan berhala. Mereka terima dari Tuhan tapi mereka menyembah berhala, mereka menerima dari Allah tapi mereka menyembah yang lain. Tuhan murka kepada bangsa-bangsa karena mereka menyembah berhala, mereka mengabaikan Tuhan, mereka tidak peduli ada Tuhan di atas sana, mereka tidak peduli Tuhan sudah menciptakan semua, mereka tidak peduli dan mereka mengklaim mengerti agama sendiri, membuat jalur sendiri untuk menyembah Tuhan. Tapi semua manusia sudah mencari jalannya sendiri. Dan Alkitab mengatakan orang tua Abraham, bahkan Abraham sendiri tadinya penyembah berhala. Tuhan yang datang, mengintervensi trend penyembahan berhala, yang dimiliki oleh manusia. Lalu Dia mulai memanggil satu umat yang akan menyembah Dia sebagaimana seharusnya seluruh bangsa menyembah. Waktu Tuhan memanggil Abraham, kalimat yang mengharukan adalah ketika Tuhan menjanjikan “Aku akan memberikan keturunan kepadamu”, Abraham selalu kaget mendengar kalimat ini. “Saya sudah berumur 75 tahun”, “Aku akan memberikan keturunan kepadamu”. Waktu dia sudah berumur 80an, janjinya masih sama “Abraham, Aku akan memberikan anak”. Ketika umur 99 tahun, masih sama “Aku akan memberikan anak”. Dan ternyata masalahnya bukan Abraham, waktu Abraham bersetubuh dengan Hagar, ternyata Hagar melahirkan anak, maka Sara yang stress “semua ini gara-gara saya, sayalah penghalang janji Tuhan terjadi”. Maka Abraham bertanya “bolehkah Ismael menjadi penerus dari janji Tuhan?”, Tuhan menjawab dengan tegas “tidak”. Tuhan yang mengatakan itu, bukan Hagar. Hagar tidak menjadi penerus janji Tuhan untuk bekerja di bumi. Kalau ada Kitab Suci yang mengatakan Tuhan pakai jalurnya Hagar, maka kita akan pertanyakan keabsahan history dari kitab itu. Tuhan berjanji Dia akan memberkati bukan anak Hagar, bukan Ismael. Ismael akan dijadikan bangsa yang besar. Tapi Tuhan berjanji anak yang akan jadi keturunan Abraham adalah anak Sara. Mengapa mesti anak Sara? Karena Tuhan menghargai pernikahan Abraham dan Sara. Kalau Tuhan berjanji memberikan anak, harus lewat Sara. Itu yang Tuhan nyatakan, sehingga Abraham tidak mungkin cari perempuan lain. Abraham harus menunggu janji Tuhan, dan Sara semakin lama semakin tua, Abraham juga semakin tua. Sampai Abraham berumur 99 tahun, Tuhan mengatakan “tahun depan kamu akan punya anak”, Abraham sudah capek, sudah putus asa, cuma terima saja kalimat itu, tapi tidak serius mempertimbangkannya. Bahkan Abraham sempat tertawa, Sara tertawa dimarahin, Abraham tertawa tidak dimarahin. Tuhan benar-benar memberikan anak kepada Abraham ketika dia sudah 100 tahun. Dan anak inilah anak perjanjian itu. Setelah anak ini besar, sampai usia yang cukup, Tuhan mengatakan kepada Abraham “bawa anakmu yang sangat engkau kasihi itu, anak satu-satunya dan persembahkan dia bagiku di atas gunung”. Tuhan tidak menyuruh Abraham bunuh anak, Tuhan suruh Abraham persembahkan anak. Memang itu sama saja, tapi Saudara jangan bilang Tuhan suruh Abraham bunuh Ishak, tidak. Tuhan suruh Abraham persembahkan Ishak, jadi kematian Ishak bukan kematian karena dibunuh, tapi kematian karena dipersembahkan. Apakah ini hal yang wajar, apakah ini umum? Tidak. Apakah Tuhan perintahkan ini kepada Israel di dalam Taurat? Tidak. Perintah ini hanya satu kali keluar yaitu kepada Abraham, suruh persembahkan Ishak. Setelah itu Tuhan mengatakan di dalam Taurat “Aku tidak akan pernah menyuruh engkau mempersembahkan anakmu sebagai korban bakaran, hal itu tidak muncul di hatiKu dan Aku tidak pernah memerintahkan itu kepadamu”. Maka waktu Raja Manasye mempersembahkan anaknya sendiri, di bukit di pinggir Yerusalem, Tuhan begitu marah sampai Tuhan mengatakan “Aku akan mengutuk lembah tempat dia mempersembahkan anak”, lembah itu bernama Ben-Hinom, akhirnya di dalam Bahasa Yunani menjadi Gehena yang artinya neraka. Ini tempat orang mati, tempat di mana pelanggaran kepada Tuhan dinyatakan dengan sangat besar oleh Raja Yehuda sendiri. Tuhan tidak pernah menyuruh Israel untuk mempersembahkan anak.

Maka yang menjadi misteri adalah mengapa Tuhan menyuruh Abraham mempersembahkan anaknya, mengapa Tuhan uji Abraham sampai pada titik dia hampir menghujamkan pisau ke leher anaknya sendiri? Karena Tuhan mau menyatakan satu janji yang penting, “lewat keturunanmu, seluruh bangsa di bumi akan mendapat berkat”. Abraham disuruh mempersembahkan Ishak, karena Tuhan berencana memberikan berkat lewat bangsa-bangsa. Bukan lewat Ishak, tapi lewat keturunan Abraham yang Tuhan akan pilih kemudian. Itu sebabnya Ishak disuruh memikul sendiri kayu bakar yang dipakai untuk membakar dia. Waktu Ishak pikul kayu bakar, kita langsung ingat peristiwa Kristus memikul salibNya. Waktu itu dikatakan Ishak diam, tidak protes, tidak bicara apa pun, Ishak itu taatnya bukan main. Ishak dibawa karena Ishak akan menjadi tipe bagi orang yang akan jadi keturunan Abraham dan dia akan menjadi berkat bagi banyak bangsa. Siapa mau jadi berkat, dia mesti mau jadi korban. Korban adalah jalan menuju berkat. Di dalam Roma 12, Paulus mengatakan “persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan tidak bercacat”. Mengapa Tuhan menyuruh kita mempersembahkan tubuh kita? Karena Tuhan mau kita jadi berkat. Siapa mau jadi berkat tapi tidak suka menjadi korban, dia tidak mungkin menjadi berkat. Siapa yang mau jadi berkat tapi tidak jadi korban, cuma mimpi. Banyak orang mimpi jadi berkat, mimpi mau berguna bagi bangsa, mimpi mau berguna bagi banyak orang, mimpi jadi the next Ahok, the next Jokowi, the next Stephen Tong, atau siapa pun, tapi apakah kita sudah mulai menabung untuk mencapai mimpi itu? Menabungnya dengan cara belajar berkorban mulai sekarang. Banyak orang yang hitung-hitungan kalau dengan Tuhan, hitung-hitung pelayanan, hitung-hitung pengorbanan, hitung-hitung waktu yang sudah didedikasikan. Tapi Tuhan mengatakan di dalam Roma 12 persembahkan hidupmu, bukan persembahkan sebagian hidup. Persembahkan seluruhnya, bukan persembahkan sebagian lalu merasa sudah melakukan sesuatu untuk Tuhan. Maka Tuhan mengatakan kepada Abraham “anakmu akan menjadi berkat bagi banyak bangsa, jadi korban dulu”, dan Tuhan latih Abraham sedemikian. Tapi Tuhan tahu bukan Abraham yang harus menanggung duka kehilangan anak, bukan Abraham yang harus menanggung duka kehilangan orang yang dikasihi, tetapi Allah. Karena Allah-lah yang akan memberi berkat. Maka Tuhan menjanjikan kepada bangsa-bangsa “Aku akan panggil bangsa-bangsa, memberi berkat kepada mereka”. Siapa sumber berkat? Allah. Siapa yang harus berkorban? Allah. Itu sebabnya Allah yang menjanjikan kepada bangsa-bangsa yang sudah berontak, sudah mengabaikan Dia, sudah membelakangi Dia, Tuhan berfirman “Aku akan berkati kalian”, kalimat ini kalimat yang penuh belas kasihan, penuh kesabaran dan penuh cinta kasih dari Tuhan. Bisakah kita berseru kepada bangsa-bangsa yang sudah membelakangi Tuhan, mengatakan “Tuhan cinta engkau, karena Tuhan rela berkorban bagimu” dan mengharapkan mereka menghargai? Belum tentu. Semakin Tuhan menyatakan kasihNya, semakin dihina oleh dunia. Tetapi kita tahu berapa besarnya kasih Tuhan karena Dia menunda penghukuman bagi dunia sampai bangsa-bangsa kembali kepada Dia. Tuhan tidak menghabiskan dunia seperti zaman Nuh, Tuhan biarkan manusia terus beranak-cucu sampai suatu saat Sang Mesias datang menjadi berkat bagi mereka semua. Jadi Tuhan sudah berjanji pada diriNya sendiri, dikatakan pada pasal 22 “Aku bersumpah demi diriKu sendiri, karena engkau rela taat kepadaKu, Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan keturunanmu (singular, satu orang) akan jadi berkat bagi bangsa-bangsa”. Waktu Tuhan menjanjikan kepada Abraham, “Aku bersumpah pada diriKu sendiri, engkau akan Aku berkati menjadi berkat”, yang mengucapkan kalimat ini adalah Malaikat TUHAN. Malaikat TUHAN, tapi berani mengatakan diriNya sebagai Tuhan, siapa Malaikat TUHAN ini? Mengapa ada di Perjanjian Lama malaikat yang berani mengklaim diriNya Tuhan? Tetapi di dalam ayat 15 dikatakan Malaikat TUHAN berseru kepada Abraham “Aku bersumpah demi diriKu sendiri, demikianlah firman Tuhan”, ini Tuhan atau malaikat? Ini adalah Malaikat TUHAN yang juga adalah Tuhan. Karena ini adalah Kristofani, perwujudan dari Pribadi ke-2 dari Tritunggal sebelum Dia berinkarnasi, ini adalah Kristus sebelum Dia datang ke dalam dunia. Ini adalah Pribadi ke-2 dari Tritunggal. Di dalam Bahasa Indonesia penerjemah menolong kita dengan menerjemahkan memakai huruf kapital M dan kata Tuhan ditulis dengan huruf kapital semua. Kalau ada tulisan Malaikat TUHAN, ini sedang berbicara tentang Kristofani, malaikat yang menyatakan diri sebagai malaikat, tapi sebenarnya adalah Tuhan. Ini adalah Allah sendiri menyatakan diri dalam bentuk malaikat, Pribadi ke-2 yaitu Kristus. Kita bisa melihat di sini Sang Pribadi ke-2 ini, Malaikat TUHAN bersumpah demi diri Allah, karena Dia juga Allah. Bersumpah demi Tuhan bahwa Tuhan akan menggenapi janji kepada Abraham, membuat Abraham menjadi bangsa yang besar dan membuat Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa yang lain lewat keturunannya. Siapa keturunannya? Allah sendiri yang jadi manusia. Mengapa harus Allah menjadi manusia? Karena tadi dikatakan kalau mau jadi berkat, harus jadi korban, siapa rela jadi korban? Allah yang rela, Dia yang pertama melangkah dan mengatakan “Akulah yang jadi korban untuk bangsa-bangsa boleh diberkati”. Allah bukanlah allah yang menyatakan standar lalu suruh orang lain memenuhi standar yang Dia sudah tetapkan. Dia bukanlah Allah yang mengatakan “Aku mau selamatkan bangsa-bangsa”, bagaimana cara menyelamatkan? “Harus ada korban yang mendamaikan bangsa-bangsa yang sudah memberontak dengan Aku. Aku tidak mungkin membiarkan pemberontakan bangsa-bangsa tidak dihukum, karena Aku adalah kudus. Dan perjanjianKu akan dijunjung tinggi oleh siapa pun. Maka bangsa-bangsa harus ditebus, harus ada korban, harus ada yang mendamaikan bangsa-bangsa itu dengan dirinya”. Dan ketika Tuhan sudah membuat ketetapan ini, ini ketetapan bukan untuk dijalankan oleh orang lain, tapi ketetapan yang Tuhan sendiri dengan sumpah akan jalankan dengan setia. Inilah Allah kita. Saudara bisa muak dengan pemerintah yang membuat peraturan tapi orang lain yang suruh jalankan. Itu namanya pemimpin yang tidak beres, mengapa engkau membuat peraturan lalu orang lain yang tanggung yang paling berat? Sekarang banyak orang membuat peraturan untuk dirinya gampang, keluarganya gampang, bisnisnya gampang. Kita punya legislatif yang tujuannya adalah membuat hukum, undang-undang. Undang-undang dibuat untuk apa? Kebanyakan untuk diri. Tapi Tuhan membuat peraturan demi kekudusannya dinyatakan. Dan Allah menanggung yang paling berat karena Dia sendiri yang menjadi korban. Sehingga ketika Sang Malaikat TUHAN ini mengatakan “Aku bersumpah demi namaKu sendiri, bahwa engkau akan menjadi bangsa yang besar dan keturunanmu akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain”, keturunan itu adalah Kristus.

Maka siapakah Kristus? Dia haruslah Allah yang menjadi manusia untuk menggenapi janji ini. Kalau Dia bukan Allah maka Dia adalah manusia yang dikorbankan seperti Ishak, dan Tuhan tidak mau itu terjadi. Mengapa Ishak tidak boleh dipotong? Karena bukan dia yang harus menanggung janji Tuhan ini, kalau begitu siapa? Tuhan sendiri. Tapi yang menanggung itu harus manusia, maka Dia menjadi manusia. Tuhan menjadi manusia demi janjiNya memberkati bangsa-bangsa bisa terpenuhi dan bangsa-bangsa bisa dipanggil kembali kepada Tuhan, menjadi milik Tuhan selama-lamanya. Sekali lagi mereka dipanggil, mari ingat dulu kamu sudah memberontak, dulu kamu menyembah berhala, menyembah ilah-ilah palsu, sekarang Tuhan panggil kembali bangsa-bangsa untuk datang kepada Tuhan, mari datang. Tapi Kitab Suci mengatakan tetap ada orang yang membelakangi Tuhan, tetap ada orang yang mengabaikan tawaran cinta kasih dan pengorbanan dari Tuhan. Saya tidak mengerti betapa jahatnya manusia itu. Ketika Tuhan dengan keras mengatakan “Aku perintahkan engkau untuk kembali”, manusia tidak kembali, Tuhan hukum. Setelah itu Tuhan dengan lunak mengatakan “Aku mengasihimu, mari datang kepadaKu, Aku akan berkorban bagimu”, manusia tetap tidak mau. Tapi Alkitab mengatakan Tuhan mempunyai rencana untuk memanggil kaum pilihan yang tidak akan gagal datang kepadaNya. Dan kaum pilihan itulah yang akan percaya kepada Kristus.

Maka kalau ditanya mengapa Allah menjadi manusia? Untuk menggenapi janji, memanggil kembali bangsa-bangsa yang sudah berontak dan yang sudah lari dari Tuhan. Sampai saat ini Tuhan masih lakukan panggilan itu. Bangsa-bangsa masih berontak, tapi Tuhan masih mau panggi. Tuhan masih mau panggil lebih banyak orang lagi, Tuhan masih mau tarik lebih banyak orang lagi untuk mengenal Dia. Dan ini jadi beban Tuhan, dan harus jadi beban kita semua. Tuhan begitu mencintai bangsa-bangsa sehingga Dia rela menjadi manusia untuk dikorbankan di atas kayu salib, demi janjiNya kepada Abraham digenapi. Kalau begitu besar cinta Tuhan dan kerinduan Tuhan untuk memanggil bangsa-bangsa, bukankah ini juga harus jadi kerinduan kita? Kerinduan untuk menjangkau, kerinduan orang untuk kenal Kristus, kerinduan untuk tarik bangsa-bangsa kembali kepada Tuhan harus jadi kerinduan kita. Saya berdoa dan saya harap Saudara juga berdoa untuk tahun depan kita mulai atur kebaktian-kebaktian penginjilan lebih banyak lagi. Saya harap Paskah boleh dipakai sebesar-besarnya untuk memberitakan Injil. Dan saya harap ini jadi beban kita semua. Kristus satu-satunya yang menyelamatkan. Dan Saudara harus berani mengikrarkan ini, karena itu tugas kita menjadi orang Kristen. Siapa mau menerima beban hati Tuhan, harus tahu inilah yang Tuhan inginkan. Mari bangsa-bangsa datang kembali kepada Tuhan. Kamu yang sudah terlalu kafir hidupnya, terlalu sembarangan hidupnya, terlalu sembarangan menjalankan dosa, mari kembali kepada Tuhan, mari terima Kristus. Mari menjadi milikNya, karena Dia sudah menebus engkau, menggenapi janji yang Dia berikan kepada Abraham dan kepada bangsa-bangsa.

Mengapa Allah menjadi manusia? Karena korban untuk memanggil bangsa-bangsa lain adalah dari pihak Allah sendiri. mengapa mesti menjadi manusia? Karena kalau menjadi korban tidak mungkin tidak menjadi manusia. Mengapa Dia rela lahir di tempat yang hina? Karena dari awal Dia lahir sampai Dia mati di kayu salib, seluruh hidupNya adalah korban untuk menyatakan “ya Allah, janjiMu untuk memanggil bangsa-bangsa sekarang sudah boleh digenapi. janjiMu untuk memanggil bangsa-bangsa sekarang sudah genap, panggilah bangsa-bangsa (demikian firman Anak Allah) karena Aku sudah menjadi manusia, sudah menyediakan darahKu supaya bangsa-bangsa lain boleh kembali kepadaMu”. Biarlah kita menjadi orang yang satu visi dengan Tuhan dan mengerjakan apa yang Tuhan mau. Kiranya Tuhan memberkati kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Seri Mengapa Allah Menjadi Manusia(4): Kesempurnaan dalam Allah yang menyatakan Diri menjadi manusia

(Kolose 1: 19-20)
Di dalam Kolose yang sudah kita baca, kita akan melihat bagaimana Tuhan memberikan prinsip yang penting bagaimana kepenuhan hidup di dalam Tuhan. Ayat 19 mengatakan seluruh kepenuhan Allah berkenan berdiam di dalam Dia. Atau bisa juga diterjemahkan seluruh kepenuhan Allah dengan sangat memuaskan Allah berdiam di dalam Kristus. Adalah hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan bahwa kemuliaanNya sengan sempurna berdiam di dalam diri Kristus. Mengapa ini penting? Karena ini menggenapi apa yang Alkitab katakan mengenai Bait Suci. Bait Suci adalah tempat yang sangat penting, karena di tempat inilah seluruh orang Israel meletakan pengharapan untuk mempunyai sukacita, damai sejahtera dalam ibadah, mempunyai kesenangan dalam pengharapan masa depan dan juga mempunyai pengertian hikmat dari firman yang senantiasa diberitakan lewat Bait Suci.

Jadi Bait Suci adalah tanda kesempurnaan hidup yang Tuhan rencanakan bagi manusia. Semua orang mencari kesempurnaan hidup, semua orang ingin hidupnya punya kualitas yang bai, semua orang punya cita-cita masa depan untuk punya hidup yang lebih baik. Tidak ada orang yang senang dengan kehidupan yang jelek dan tidak ada orang yang mau menjalani kehidupan yang buruk. Semua ingin kehidupan yang sukacita dan bahagia. Tadi pagi saya membahas pengertian yang dibahas oleh Tim Keller, dia mengatakan dunia ini terus menggambarkan kerinduan untuk adanya Taman Eden yang disempurnakan. Tuhan sudah menciptakan Taman Eden di Kitab Kejadian, tapi kesempurnaan dari ciptaan itu belum terjadi dan setiap orang sebenarnya punya kerinduan supaya itu bisa terjadi. Salah satu bentuknya adalah di dalam cerita, baik cerita anak-anak maupun cerita yang umumnya Saudara pahami sebagai cerita yang indah, yaitu ada bahagia kekal seterusnya. Dalam diri kita ada kerinduan manusia untuk adanya Taman Eden yang disempurnakan. Kita semua ingin keadaan yang lebih baik, kita semua ingin keadaan yang lebih ideal. Sehingga dalam pemikiran Yunani kuno yang diwakili Socrates dan Plato, ada dua layer dari semua keberadaan ini, layer yang lebih utama itulah dunia ide, layer yang jelek ini adalah dunia materi. Bahkan ada kisah yang unik sekali dimana sang dewa berusaha membentuk dunia tetapi gagal, ini jadi dunia materi. Sedangkan dunia yang dibentuk lebih baik, itulah dunia ide. Mengapa ada dunia ide dan dunia materi? Karena ada kerinduan terhadap yang lebih baik dan sempurna. Aristotle juga mengungkapkan hal yang sama, mengapa di dunia ada hal yang bagus, ada yang jelek? Yang bagus adalah yang mendekati standar kesempurnaan, yang sempurna, ideal, murni, agung, yang paling bagus, paling indah, paling semuanya, itulah yang utama. Lalu siapa yang lebih dekat itulah yang lebih baik, yang sedikit lebih jauh itulah yang jelek. Jadi kalau Saudara hidup di dunia ini, sadar ini tidak bisa kita abaikan, Saudara pasti punya standar penilaian, Saudara pasti akan menilai ada sesuatu yang lebih benar atau lebih baik atau lebih indah dibandingkan dengan yang lain. Mengapa kita bisa membandingkan seperti itu? Karena di dalam diri kita ada kesan bahwa yang ideal itu harusnya seperti apa, yang sedikit lebih rendah itu ada di dalam tingkat berapa, yang lebih jelek lagi ada dimana. Semua manusia merindukan yang ideal, semua manusia mengharapkan hal yang baik, yang adalah patokan, lalu kita mencoba mendekati ke arah itu. Semua cuma mereka-reka, cuma membangkitkan dalam diri kita bayang-bayang tentang kesempurnaan yang kita tidak tahu seperti apa. Mengapa manusia cuma punya bayang-bayang kesempurnaan tapi tidak pernah mengerti apa itu kesempurnaan? Karena kita cuma punya ide tentang kesempurnaan tapi kita tidak mengenal Sang Sempurna itu. Saya sadar semua manusia merindukan sesuatu yang lebih baik tapi tidak tahu apa itu. Bertahun-tahun kemudian saya mendengarkan khotbah Tim Keller mengatakan “semua orang ingin Eden yang disempurnakan, tapi orang tidak tahu bahwa mereka menginginkan itu”. Orang menikah lalu merasa kecewa mengapa pernikahan seperti ini? Standar pernikahan itu seperti apa? Kebanyakan standar manusia adalah standar yang diusahakan untuk tidak melanggar standar yang lain. Kita ambil jalan tengah supaya suami senang, istri senang, sama-sama senang. Bagaimana pernikahan yang baik? Pernikahan yang baik itu suami dan istri sama-sama senang, tidak saling melanggar. Jadi apakah bisa suami memaksimalkan kesenangannya di dalam keluarga dan kehidupan pernikahannya? Tidak bisa, karena ada perbatasan dengan kesenangan istri. Itu sebabnya kita harus deal dalam segala hal. Bagaimana suami bisa bahagia? Ada batasan, kamu boleh lakukan sampai di sini, setelah itu tidak boleh. Bagaimana istri bisa bahagia? Kamu bisa lakukan sampai sini, setelah itu tidak boleh. Semua dibatasi, apa yang kita ingin terbatas supaya kita tidak membuat orang lain kehilangan kesempatan untuk menikmati kehidupan yang sempurna itu. Jadi kesempurnaan yang ada di dalam dunia adalah kesempurnaan yang cacat. Kita ingin membuat kehidupan yang secara komunitas sempurna tapi terbatas sekali, serba terbatas. Jadi bagaimana hidup yang sempurna? Hidup yang sempurna adalah hidup yang senantiasa dibatasi oleh orang lain yang juga ingin hidup sempurna. Saya ingin menikmati semua, tapi tidak bisa. Saya ingin menikmati apa yang baik, tapi tetap tidak bisa, karena dibatasi oleh yang lain. Pembatasan ini membuat saya tidak bisa menjalani kehidupan dengan sempurna sesuai dengan yang saya mau, maka saya harus mengalah dan memberikan batasan terhadap apa yang saya mau itu, supaya orang lain pun bisa menikmati yang mereka mau. Cara ini yang kita pahami dan cara ini yang kita coba jalankan. Cara yang secara fundamen, secara dasar itu sudah salah. Cara ini mengasumsikan bahwa kita berhak meraih kebahagiaan dan kesenangan melalui berjuang, merebut dan juga memenangkannya, ini cara yang sangat duniawi. “Kamu mau bahagia, kejar. Kamu mau mempunyai kesenangan, kamu harus berjuang untuk mencapainya. Tidak ada yang memberikannya kepadamu, kamu harus berjuang sendiri”. Mau jadi orang sukses? Harus berjuang, tidak akan ada yang beri ini secara gratis. Mau menjadi orang hebat? Berjuang, tidak ada orang yang akan memberi hadiah kepada kamu, kamu harus berjuang di dunia yang keras. Sehingga kita berpikir alasan atau cara yang bisa membuat kita lebih sempurna hidupnya adalah berjuang keras demi mencapai itu.

Tetapi di dalam Kitab Suci ada berita yang mengagetkan yaitu bahwa kebahagiaan itu diberikan bukan diperjuangkan. Tuhan menjanjikan bahagia sebagai pemberian bukan sebagai hasil perjuangan. Tuhan tidak mengatakan kepada orang Israel, “kalau kamu masuk Tanah Kanaan, kamu akan berjuang supaya dapat sesuatu”. Tuhan menjanjikan “kamu akan dapat”, setelah itu baru ada perjuangan. Cara berpikir ini mesti benar-benar kita pahami, kamu akan dapat dan kamu akan berjuang. Bukan berjuang supaya dapat, tapi karena dapat maka kamu milik Tuhan, karena kamu milik Tuhan maka kamu harus jalankan kehendak Tuhan. Pengertian ini penting sekali untuk kita pahami. Bagaimana keselamatan diperoleh? Karena Tuhan berikan. Bagaimana caranya saya menjadi anak Allah? Karena Tuhan berikan. Bagaimana caranya saya satu dengan Kristus? Karena Tuhan yang anugerahkan. Tidak ada yang bisa berteriak menyerukan “berhasil, saya sudah berjuang dan mendapatkan kesatuan dengan Kristus”. Maka bahagia manusia adalah sesuatu yang Tuhan mau anugerahkan. Kalau bahagia itu dianugerahkan maka kita bisa mendapatkan bukan karena kita berhasil meraih sesuatu atau berhasil membuat bahagia kita sampai pada titik yang maksimal, tapi karena Tuhan memang mau berikan. Ini pengertian tentang anugerah yang harus kita pahami untuk mengerti bagaimana baiknya Tuhan itu. Di dalam Mazmur yang ke-103 diingatkan bahwa manusia harus mengingatkan jiwanya bahwa Allah itu baik, pujilah Tuhan karena Tuhan itu baik. Dan kita harus mengerti kebaikan Tuhan di dalam cara Dia, bukan di dalam standar yang kita tetapkan sendiri lalu suruh Tuhan taati standar yang kita sudah atur sendiri. Bahagia manusia adalah bahagia yang Tuhan anugerahkan. Tuhan menganugerahkan kesenangan, Tuhan menganugerahkan kebaikanNya untuk dinikmati oleh manusia. Semua orang harus mengenal Allah dengan cara yang tepat supaya dia tahu semuakebaikan yang Tuhan anugerahkan adalah kebahagiaan yang tidak mungkin kita peroleh kecuali kalau Tuhan mau berikan. Dan tidak mungkin kita perjuangkan, kecuali kalau Tuhan mau berikan. Maka hal pertama ini harus kita pahami mengenai hidup. Hidup adalah hidup yang menikmati anugerah, bukan yang memperjuangkan anugerah. Itu sebabnya bahagia adalah sesuatu yang Tuhan berikan, sukacita dan kesenangan adalah sesuatu yang Tuhan anugerahkan kepada manusia di dalam hidupnya.

Lalu dimanakah kesenangan itu? Di manakah bahagia ketika kita sedang berjuang di tengah-tengah dunia yang jatuh dalam dosa? Kalau Tuhan mau anugerahkan tentu kita akan terima, tapi Tuhan tidak mungkin anugerahkan secara sempurna di dunia yang sudah jatuh dalam dosa. Ini problem yang besar. Jadi saya ingin ingatkan lagi poin pertama khotbah ini, Saudara dan saya dianugerahkan bahagia, tapi apakah mungkin Tuhan menganugerahkan yang sempurna itu di tengah dunia yang sudah jatuh dalam dosa? Mungkin atau tidak Tuhan menganugerahkan kesempurnaan dari rencanaNya di dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa? Jawabannya adalah iya sekaligus belum. Jawabannya adalah Tuhan mau kita menikmati bahagia itu baik di dalam bergumul di tengah dunia yang penuh dosa, maupun di dalam kemenangan setelah dosa ditaklukan. Dan Tuhan mau manusia hidup di dalam cara seperti ini, hidup yang kita perjuangkan di sini adalah hidup yang secara sempurna menerima kebaikan Tuhan sekaligus secara pengharapan menantikan kesempurnaan dari pekerjaan Tuhan. Contohnya, berapa banyak dari kita yang berpikir hidup kita di sini adalah hidup yang penuh penderitaan dan kesulitan? Semua pasti berpikir begitu, tapi adakah bahagia dan kesenangan yang Tuhan berikan? Ada. Kesenangan yang Tuhan berikan itu ada di sini atau di sana? Umumnya orang mengatakan di sana dan belum diperoleh di sini, di seberang sana ada bahagia, sukacita, kesenangan, kepenuhan dan kelimpahan bahagia sejati bagi manusia. Jadi di seberang sana baru kita senang, di sini belum bisa senang. Ini yang umumya orang pikir. Sehingga kita punya pola pikir yang mirip dengan dunia. Kalau pola pikir duniawi adalah mau bahagia, kejar. Itu cara pikir yang salah. Dan ada hal kedua yang juga salah di dalam cara berpikir duniawi yaitu kehidupan yang penuh bahagia tidak mungkin diperoleh di sini, baru diperoleh nanti. Tidak ada bahagia di dalam hidup di sini, baru diperoleh nanti. Apakah ini salah? Saya percaya ada hal yang salah dalam cara berpikir seperti ini. Sebab dengan cara berpikir seperti ini, Saudara dan saya tidak mungkin bisa menikmati Tuhan dan tidak mungkin bisa menikmati kesempurnaan dalam Tuhan pada waktunya nanti. Ada seorang bernama Catherine Tanner mengatakan kalau engkau tidak menikmati Tuhan sekarang, tidak mungkin engkau menikmati Tuhan nanti. Kalau engkau menikmati Tuhan sekarang, engkau akan menikmati kesempurnaanNya nanti. Kalau engkau menikmati apa sekarang lalu menikmati Tuhan nanti, maka Tuhan yang engkau nikmati nanti adalah Tuhan yang baru, bukan Tuhan yang memperkenalkan diri sejak awal. Maka Tuhan menginginkan kita hidup di tengah dunia dengan pengenalan yang benar akan sukacita dan bahagia yang Tuhan berikan untuk kehidupan sekarang. Ini yang mau disoroti dalam pengertian Surat Roma. Saudara dan saya menikmati hidup sekarang, Saudara mulai berpikir apa yang nikmat dari hidup di sini? Coba kalau kita membuat list apa yang menyenangkan dalam hidup Saudara, Saudara mungkin membuat list pertama, yang menyenangkan adalah punya istri yang sabar, boleh dengar khotbah di GRII, ada keamanan pekerjaan yang kariernya naik terus. Kita sering kali bersyukur kepada Tuhan untuk segala kebaikan yang kita bisa antisipasi sebelumnya. “Puji Tuhan karena karier saya menanjak”. Jangan berpikir bahwa kenikmatan hidup adalah sesuatu yang kita sudah set sebelumnya lalu kita ingin itu dijalankan dengan cara Tuhan memberikannya kepada kita. Hidup itu senang kalau apa? Misalnya kalau bebas dari penyakit, bebas dari bencinya orang, diterima orang, jadi selebriti. Seringkali kita punya pola pikir seperti ini. Tetapi waktu kita merenungkan tentang Bait Suci di dalam Perjanjian Lama, baru kita tahu bahwa bahagia yang Tuhan berikan bagi manusia itu berbeda. Karena kita tidak mengerti apa yang membuat senang dari Bait Suci. Orang Israel datang bawa darah, potong korban, masa potong korban membuat orang senang? Lalu memuji Tuhan di Bait Suci, mendengarkan firman, menyatakan kekudusan Tuhan, semua ini melatih Israel untuk mengerti bahagia paling jelas dan sejati adalah kalau Tuhan rela hadir.

Kalau Tuhan rela hadir, kita akan mengalami kesempurnaan hidup. Tetapi di dalam Kolose ada sesuatu yang baru dari tafsiran Paulus mengenai kehadiran Allah. Allah bukan cuma hadir lalu penuhi Bait Suci. Allah bukan cuma hadir memenuhi satu tempat yang sudah ada. Allah memenuhi bumi dengan cara Dia menjadi manusia. Maka di dalam Kolose dikatakan kepenuhan Allah berkenan berdiam di dalam Kristus. Ini sama sekali tidak berarti Kristus ada di dunia lalu Allah berkenan diam di dalam Kristus, pengertian ini sangat bidat. Kristus bukan menjadi Allah, karena tadinya Dia manusia lalu dipenuhi Allah sehingga jadi Allah, tidak seperti itu. Tapi yang dimaksudkan oleh Paulus adalah bahwa kehadiran Tuhan yang genap bukan di Bait Suci secara fisik di Israel, bukan Bait Suci yang berdiri di Yerusalem, melainkan ketika Sang pribadi kedua dari Tritunggal menjadi manusia. Pada waktu Dia menjadi manusia, waktu itulah kepenuhan Bait Suci disempurnakan. Disempurnakan dengan cara Allah menjadi bertubuh, Allah mempunyai fisik. Jangan pisahkan lagi, “kalau begitu ada fisik, tapi rohnya Roh Allah”. Semua pengertian Kristologi harus kita bereskan dengan baik, harap Saudara ada waktu untuk baca buku tentang Kristologi sehingga saya tidak menjelaskan detail, tapi Saudara sudah mengerti apa yang saya maksudkan. Kristus adalah kepenuhan Allah secara bertubuh, maksudnya adalah waktu Kristus datang ke dalam dunia, Kristus membawa kepenuhan Tuhan di dalam hidup di dalam tubuh. Ini penting bagi Paulus karena ini berarti Saudara dan saya yang hidup juga di dalam tubuh, mengerti bagaimana hidup dengan kesempurnaan, bahagia dan sukacita karena Kristus jalankan kehidupan di dalam tubuh untuk menyatakan kepenuhan Tuhan. Kepenuhan Tuhan tidak dinyatakan sebagai standar ideal yang tinggi di sana, kepenuhan Tuhan adalah sesuatu yang disempurnakan lewat hidup manusia. Kepenuhan Tuhan itu bukan ide abstrak yang ada di langit, kepenuhan Tuhan adalah hidupNya Kristus di bumi. Hidupnya Kristus di bumi itulah kesempurnaan dari kepenuhanNya Tuhan. Kalimat ini benar-benar mengharukan, ketika kita sudah dikacaukan dengan konsep-konsep kesempurnaan di sorga, kesempurnaan hidup di sana, kita semakin melihat hidup kita terpisah jauh dari bahagia sejati. Tapi waktu Kristus berinkarnasi, pada waktu itu kita tahu bahagia sejati bukan saja tidak jauh, tapi ada di sini. Saudara bisa bahagia dalam hidup karena ada fisik, tubuh yang dihidupi sebagaimana Kristus menghidupi hidupNya di dunia ini. Maka Paulus mengatakan di dalam Kristus berdiam dengan sempurna seluruh kepenuhan ke-Allah-an dan Allah sukacita karena hal itu. Sorga senang karena idealnya hidup manusia dinyatakan di dalam Kristus dan bumi pun senang karena kepenuhan Allah sekarang berdiam secara fisik di tengah-tengah manusia. Maka waktu kita merenungkan tentang kesempurnaan itu, kesempurnaan itu Tuhan bawa untuk dihidupi secara real. Kesempurnaan bukan ide yang di luar dunia, bukan ide yang tidak punya pengertian praktisnya, tapi ini adalah ide yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari. Tidak ada kalimat lebih indah di dalam mengerti ideal selain dari yang dikatakan Kolose ini. Kamu mau tahu yang ideal? Yang ideal bukan yang disana, tapi yang dijalani sehari-hari. Kristus hidup sehari-hari, menyatakan kesempurnaan Tuhan, itulah kesempurnaan yang Saudara dan saya jalankan juga di dalam hidup. Maka hal kedua sudah saya selesaikan. Hal pertama bahwa bahagia sejati bukan seperti dunia ini. Hal kedua, bahagia sejati ada di dalam Tuhan yang menyatakan kehadiran bahagia itu melalui Kristus.

Sekarang bagian ketiga. Lalu bagaimana kita memahami kepenuhan Tuhan, bahagia sejati, ideal yang sempurna itu dinyatakan dalam dunia ini melalui kehidupan Kristus? Yang kita bisa pahami adalah kesempurnaan Tuhan dibawa di dalam kerelaan Tuhan untuk hidup di dalam tubuhNya. Ini yang saya sebut sebagai teologi tubuh menurut Paulus. Paulus kalau bicara tentang tubuh, baik di dalam Roma, Korintus, Efesus, tiap kali dia bicara tubuh, dia selalu bicara tentang media yang melaluinya kita bisa persembahkan sesuatu. Tubuh dimiliki untuk diberikan, ini pengertian Paulus yang jelas sekali. Mengapa kamu bertubuh? Supaya kamu bisa memberikan hidup. Bagaimana cara memberikan hidup? Dengan beri tubuh. Kristus memiliki tubuh untuk diberikan. Mengapa Kristus memberikan tubuhNya? Karena Allah adalah Allah yang seperti ini. Kita tidak akan mengerti Allah itu seperti apa, kita tidak akan mengerti sifat memberiNya Allah, kita tidak akan mengerti sifat rela berkorbanNya Allah kalau Dia tidak menyatakan semua itu di kehidupan manusia. Mengertikah kita kalau Allah itu berkorban? Kita tidak mengerti, karena bagi kita Allah itu sempurna dan tidak ada apa pun yang akan mengganggu Dia, konsep berkorban tentu bukan konsep Allah. Tapi ada salah satu dari pembicara Refo 500 mengatakan bahwa pengorbanan adalah sifatNya Allah, Allah adalah Allah yang rela berkorban. Saudara dan saya tidak akan kenal Allah kecuali kita mengenal Dia sebagai Allah yang rela berkorban. Sehingga pengkhotbah itu mengatakan kamu jangan berkata “mengapa Allah mau berkorban? Dia sudah sempurna, mengapa rela berkorban?”, tapi engkau harus mengatakan “karena Dia adalah Allah maka Dia berkorban. Karena Allah adalah Allah yang rela berkorban”. Manusia tidak mengerti ini, Allah yang mengerti ini karena ini bagian dari sifatNya Allah. Allah adalah Allah yang rela berkorban. Karena itu ketika Dia menjadi manusia, Dia menjalankan hidupNya di dalam tubuh dengan cara memberi dan berkorban. Dan Alkitab mengatakan inilah kepenuhan ke-Allah-an itu. Kepenuhan ke-Allah-an bukan tiba-tiba Saudara mampu melakukan tindakan mujizat. Banyak orang berpikir kepenuhan itu seperti itu, “Allah berdiam di dalam kamu”, “apa tandanya?”, “waktu kamu berkhotbah, berkuasa sekali”. Ada orang yang mengatakan Charles Spuergon itu berkuasa sekali sehingga gerakan tangannya pun membua torang bertobat. Lalu Saudara pikir penuh dengan ke-Allah-an, dipenuhi dengan kepenuhan Allah itu seperti itu, khotbah sedikit, orang langsung bertobat. Sering orang salah memahami kesempurnaan hidup dalam ke-Allah-an, menikmati kehadiran Tuhan dan kesempurnaan hidup sejati. Tapi waktu Tuhan menjadi manusia, Tuhan tunjukan ini kesempurnaan itu. Karena waktu Dia menjadi manusia, Dia tidak berkurang ke-Allah-anNya, Dia tidak menjadi manusia dengan kehilangan ke-Allah-an. Yesus bukan mantan Allah. Tidak ada pengakuan iman mengatakan “Yesus Kristus, pribadi yang satu dan mantan Allah sekarang menjadi manusia”. Dia adalah Allah sejati, dan justru itu yang membuat konsep ini jadi penting. Karena Dia adalah Allah kita akan mengerti apa yang Allah kerjakan kalau Allah jadi manusia. Allah menjadi manusia dan Dia memberikan tubuhNya untuk berkorban. Inilah kepenuhan ke-Allah-an yang berdiam di dalam diri Kristus.

Kepenuhan bukan dari kuasa, yang mampu menaklukan sakit, menaklukan laut yang bergoncang dan lain-lain, tapi kemampuan untuk tunduk menyerahkan tubuh untuk dipersembahkan lalu menjadi berkat bagi yang lain. Ini teologi tubuh yang indah sekali dari Paulus. Paulus mengatakan persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, tubuh untuk dipersembahkan. Paulus juga mengatakan “hai laki-laki, hai suami, tubuhmu bukan milikmu tapi milik istrimu”, inilah dedikasi tubuh secara literal dan real. Saudara menikah, Saudara memberikan tubuh Saudara untuk pasangan, bukan lagi milik Saudara. Paulus mengatakan kita punya tubuh untuk diberikan, karena ada tubuh ini kita bisa memberikan secara real, bukan cuma konsep palsu, benar-benar mendedikasikan tubuh ini untuk yang lain. Dan itu yang Paulus katakan tentang Kristus, mengapa Dia bertubuh, supaya Dia bisa pergi ke kayu salib. Mengapa Dia bertubuh? Supaya Dia jadi korban bagi manusia. Dan Paulus mengatakan inilah bahagia, inilah kepenuhan Allah yang berkenan berdiam secara sempurna, bukan di Bait Suci tapi di dalam tubuh Kristus.

Maka setelah kita memahami hal ini baru kita tahu Natal adalah tentang Tuhan yang menunjukan bagaimana kalau Dia bertubuh. Kalau Dia bertubuh bagaimana Dia akan hidup? Dan itu sudah Dia lakukan. Dia bertubuh dan Dia mendedikasikan tubuhNya bagi yang lain. Manusia bertubuh dan mau manusia lain mengalah untuk dirinya, maka dia tidak pernah mengalami sukacita. Itu sebabnya di dalam konsep Kristen yang ada bukan pembatasan orang lain dan pembatasan diri supaya ada jalan tengah. Yang ada adalah pembatasan diri sampai maksimal demi menggenapi apa yang Tuhan mau supaya menjadi berkat bagi orang lain. Pengertian yang sepertinya simple, tapi perlu Anak Allah menjadi manusia untuk menunjukan pada kita bahwa itu mungkin dilakukan. Mari belajar seperti ini, mari belajar mendedikasikan tubuh kita untuk menjadi korban. Bukan untuk menikmati diri, tapi untuk diri dinikmati orang lain. Pernikahan bagi Paulus sangat penting, karena ini adalah dedikasi paling total. Saudara bisa mempersembahkan tubuh dengan arti mempersembahkan tenaga, mempersembahkan pikiran, mempersembahkan ketekunan, mempersembahkan kegiatan, tapi Saudara tidak akan berikan tubuh ini secara literal kecuali kepada pasangan Saudara. Itu sebabnya pernikahan menjadi gambaran sempurna tentang pemberian diri Kristus bagi umatNya, bagi jemaatNya. Maka Paulus mengatakan di dalam Kolose, di dalam dirinyalah seluruh kepenuhan Allah berkenan berdiam dengan cara yang menyukakan Allah. Dan ayat 20, “dan oleh Dialah dia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di sorga, setelah Dia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”. Apa yang Allah lakukan kalau Dia bertubuh? Allah akan pergi ke kayu salib dan mencurahkan darahNya di situ. Mengapa Dia melakukan itu? Karena Dia adalah Allah. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk meneladaniNya? Jika engkau mau meneladani Kristus, maka hiduplah seperti Allah hidup ketika Dia menjalani hidup di dunia ini, yaitu dengan mendedikasikan tubuh untuk apa yang mendatangkan bahagia bagi yang lain, sesuai dengan kekudusan, kebenaran, dan kesetiaan dan kasih Allah. Kiranya ini boleh menguatkan kita dalam merenungkan Natal. Natal bukan hanya mengenai orang-orang yang membawa hadiah datang kepada Tuhan Yesus, apalagi mengenai Santa Klaus, pria tua yang cuma teriak ho-ho-ho. Natal adalah tentang Allah yang menyatakan kalau Dia menjadi manusia bagaimana Dia akan hidup. Mengapa Kristus hidup dengan cara seperti ini? karena inilah sifat Allah dan ini akan menjadi jelas waktu kita merenungkan apa yang Dia kerjakan dari waktu Dia melayani pertama sampai Dia mati di kayu salib. Alkitab mengatakan Dia tidak pikir tempat untuk Dia baringkan kepala, Dia tidak pikir kemuliaan untuk diriNya sendiri, Dia tidak pikir apa pun. Mengapa demikian? Karena Allah memang seperti itu. Allah membagikan kemuliaanNya untuk pribadi yang lain, bukan untuk diriNya. Bapa meninggikan Anak, Anak meninggikan Bapa, Roh Kudus meninggikan Anak, Anak meninggikan Roh Kudus. Setiap keagungan dari pemberian diri ini kita pelajari dari Tuhan. Dan Tuhan tidak ingin konsep berkorban ini jadi konsep ideal di sorga. Dia ingin konsep pengorbanan ini menjadi konsep yang diwujudkan di dalam tubuh dan itu yang Dia mau kita kerjakan di dalam tubuh kita selama kita hidup di dunia ini. Inilah bahagia sejati. Harap kita beriman cukup kuat untuk menyadari hal ini, sehingga ketika kita mendedikasikan hidup bagi yang lain, waktu itu kita menyadari “memang benar ya Tuhan, inilah bahagia sejati bagi manusia”

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)