(Lukas 20: 1-8)
Kita sudah membahas di dalam pertemuan yang lalu bahwa Yesus menyucikan Bait Suci. Bait Suci punya arti yang sangat penting bagi Israel dan sejak kehancuran Bait Suci, kerinduan Israel paling besar adalah melihat Bait Suci dipulihkan. Bait Suci harus dipulihkan supaya Tuhan kembali berdiam di tengah-tengah manusia. Kita yang sering memahami kerohanian dengan cara yang tidak ada simbol fisik. Kita seringkali memahami kerohanian sebagai sesuatu yang other worldly, sesuatu yang tidak ada kaitan dengan yang ada di bumi, sangat sulit memahami apa yang orang Yahudi pahami. Bagi mereka kalau mereka melihat Bait Suci, mereka melihat identitas mereka dikonfirmasi, kemuliaan Tuhan mereka dinyatakan, mereka mengingat janji Tuhan, mereka mengingat banyak hal yang kompleks yang indah dan limpah tentang Tuhan yang mereka bisa saksikan melalui melihat Bait Suci. Bukan hanya ketika mereka beribadah, tapi mereka melihat pun bangunan ini sudah memberikan kesan yang kuat sekali bahwa Allah hadir di tengah-tengah mereka. Bangunan ini juga punya banyak sekali ukiran dan seni yang sangat memberkai Israel di dalam memahami keindahan pengenalan akan Tuhan. Benda seni, patung-patung, patung malaikat, ukiran pohon, ukiran korma dan banyak ukira-ukiran lain ada di Bait Suci. Dari sejak Kemah Suci didirikan sampai Bait Suci didirikan oleh Salomo, selalu dua tempat ini sangat penuh dengan lukisan, patung dan ukiran-ukiran yang indah sekali. Ini membuat kita bingung, kalau begitu bagaimanakah menafsirkan hukum ke-2, jangan membuat patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di bumi mau pun di bawah bumi Bait Suci adalah bangunan yang sangat indah dan sangat penting secara kerohanian orang Israel. Karena ada Bait Suci, mereka punya pengharapan akan janji Tuhan bahwa Tuhan akan pulihkan segala sesuatu yang Dia jadikan.

Ketika Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, ada hal yang sangat menakutkan karena sekarang mereka diusir dari segala kelimpahan yang Tuhan sudah siapkan. Kita tidak tahu berapa sulitnya diusir dari Taman Eden, kita tidak tahu berapa beratnya mengalami diusir dari Taman Eden. Kita hanya berpikir diusir dari Taman Eden sebagai yang mirip kalau kita diusir dari sebuah tempat. Tetapi Adam dan Hawa bukan hanya saja malu dan sakit hati, mereka terpisah dari hidup. Hidup yang Tuhan janjikan bukan hidup yang terpisah dari Tuhan. Dan Taman Eden memberikan segala kelimpahan dari kasih Tuhan yang dinyatakan sangat besar. Maka pengusiran mereka dari Taman Eden adalah pengusiran dari Allah yang mengasihi mereka dan yang tidak lagi menyatakan kasih dengan cara yang sama kepada Adam dan Hawa. Masihkah Allah mengasihi Adam dan Hawa? Masih, tapi sekarang cinta kasih Tuhan ditarik demi keadilan dan murkaNya dinyatakan. Di dalam Kitab Suci dinyatakan Tuhan menemui Adam pada waktu hari sejuk. Di dalam Kejadian 3 dikatakan Tuhan menemui Adam dan Hawa, Tuhan datang ke Taman Eden pada waktu hari sejuk. Tapi sebenarnya bisa juga diterjemahkan Tuhan datang ketika kelam. Mengapa kelam? Karena sekarang Tuhan datang dengan nuansa penghakiman. Ini membuat Adam takut dan sembunyi. Adam tidak sembunyi dari Tuhan yang dengan penuh kelemah-lembutan memanggil dia, Adam sembunyi dari Tuhan yang hadir dengan nuansa penghakiman. Tuhan memberikan kerub dengan pedang yang menyala-nyala, menjaga supaya manusia tidak masuk lagi. Apakah Tuhan sudah sangat marah sehingga membuang Adam dan Hawa, dan tidak memberikan pemulihan untuk Adam dan Hawa kembali menikmati Taman Eden? Tidak, Tuhan masih mau memulihkan. Itu sebabnya Tuhan mengirimkan kerub untuk menjaga mereka masuk, Tuhan tidak kirimkan kerub untuk menghukum habis mereka. Kerub berjaga-jaga dengan pedang yang menyala-nyala, bukan kerub menyambar Adam dan Hawa dengan pedang menyala, itu bukti cinta kasih Tuhan. Kerub dalam tradisi Yahudi lama adalah malaikat penjaga kekudusan Tuhan. Jika kekudusan Tuhan dilanggar, kerublah yang akan menyambar orang sampai mati. Sehingga ketika kerub itu tidak menyambar Adam dan Hawa, melainkan menjaga jalan mereka masuk ke Taman Eden, itu bentuk cinta kasih Tuhan karena berarti masih ada kemungkinan Tuhan undang kembali manusia masuk ke Taman Eden yang disempurnakan.

Maka undangan untuk masuk Taman Eden, inilah yang terus-menerus dinyatakan di dalam narasi-narasi Kitab Suci. Salah satu bagian yang paling penting adalah waktu Israel keluar dari Mesir dan mereka masuk ke dalam Tanah Kanaan. Gambaran tentang Tanah Kanaan mengingatkan orang yang membacanya terhadap gambaran Taman Eden. Sehingga seperti Tuhan menyatakan kepada manusia, secara spesifik kepada Israel, “sekarang kamu boleh kembali mencicipi kenikmatan taman yang indah, yang nanti akan Aku sempurnakan kemudian”. Lalu kapan Taman Eden sempurna itu Tuhan nyatakan? Nanti pada waktu Dia datang kembali. Saudara baru lihat Taman Eden yang sempurna itu di dalam Kitab Wahyu, dimana taman itu digambarkan sebagai seluruh bumi, taman itu juga digambarkan sebagai Kota Yerusalem yang baru, taman itu juga digambarkan sebagai bait karena waktu diukur panjang, lebar dan tingginya ternyata sama. Ini melambangkan tempat suci dari Kemah Suci atau Bait Suci. Jadi Tuhan sudah menyiapkan semua manusia yang ada di dalam Dia untuk kembali menikmati Taman Eden. Bedanya adalah ini bukan jalan balik ke Taman Eden Kejadian 1,2 & 3, ini bukan kembali ke masa lalu, ini bergerak ke depan menuju kesempurnaan. Sehingga Israel boleh mengerti bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan yang masih memberi kesempatan untuk manusia boleh kembali kepada Dia.

Tuhan tidak membebaskan Israel dari sangkar Mesir. Tuhan mengatakan “kamu ikut Aku. Habis dari Mesir kamu keluar, kamu pergi ke gunung dimana kamu akan menyembah Aku. Dari situ kamu akan pergi ke tanah yang berlimpah susu dan madunya”. Tuhan tidak membebaskan manusia supaya manusia tidak ada arah. Saudara kalau memahami kebebasan sebagai tidak ada arah, Saudara akan memenjarakan diri Saudara dalam keadaan yang sama waktu Saudara dipenjara oleh dosa. Tuhan tidak memberikan kebebasan yang tidak ada arah. Justru di dalam arah yang ketat dari Tuhan, di situ ada kebebasan sejati. Maka Tuhan bebaskan Israel dari Mesir dan Tuhan katakan secara spesifik, “langkah kecepatanmu, Aku yang atur. Arah kamu pergi, Aku yang atur. Bagaimana kamu pergi, Aku yang atur. Bagaimana kamu dipelihara ketika berangkat, Aku yang atur. Makan apa di perjalanan, Aku yang atur. Minum apa diperjalanan, Aku yang atur. Kapan dapat makan dan minum, Aku yang atur. Bagaimana harus hidup di perjalanan, Aku yang atur. Untuk apa perjalanan ini, Aku yang tentukan. Dimana tujuannya, Aku yang tentukan”. Saudara kalau bandingkan kehidupan Israel waktu di Mesir dengan ketika sudah diluar, yang Tuhan atur bagi Israel jauh lebih ketat dari pada yang diatur Firaun di Mesir. Tuhan tidak memberikan kebebasan di dalam cara berpikir yang kita pikirkan. Israel keluar dari Mesir supaya mereka taat Tuhan, ini kebebasan sejati. Dan mereka dituntun Tuhan di padang gurun sampai bertemu Kanaan. Tuhan tidak pernah gagal menuntun umatNya. Kanaan menjadi cicipan dari segala kesempurnaan yang Tuhan siapkan dan mereka mendapatkan kesenangan waktu hidup dengan cara Tuhan.

Dan Tuhan memberikan anugerah karena Kemah Suci yang kemudian menjadi Bait Suci di zaman Salomo, ada di tengah-tengah mereka. Tiap kali mereka kesulitan, mereka melihat Bait Suci dan mereka ingat Tuhan hadir di tengah mereka. Ini sudah kita bahas minggu lalu, ada 7 hal tentang Bait Suci yang kita sudah bahas. Bait Suci adalah bagian yang sangat penting, bangunan yang mengingatkan Israel, “Tuhan hadir di tengah-tengah kita”. Tapi kalau Bait Suci ini menyatakan kehadiran Tuhan, bukankah seharusnya Tuhan tidak hancurkan, mengapa pada zaman Kerajaan Babel, Tuhan hancurkan? Ini benar-benar menakutkan, Tuhan yang mendirikan Kemah Suci, yang memerintahkan Bait Suci didirikan adalah Tuhan yang membiarkan Bait Suci hancur. Ini membuat orang-orang Israel sangat kebingungan, mengapa Babel datang dan menghancurkan Bait Suci? Dalam Yeremia 7, di situ ada orang mengatakan “Tuhan tidak mungkin hancurkan kami karena di tengah-tengah kami ada Bait Suci”, lalu Yeremia mengatakan “jangan percaya orang yang mengatakan di sini ada Bait Tuhan, sebab bait ini pun akan dihancurkan”, ini mengagetkan orang. Tuhan seringkali bertindak dengan cara yang kita tidak pikir Tuhan mau kerjakan. Masakan Bait Suci, lambang sucinya Tuhan dihancurkan? Tapi Tuhan mengatakan “Aku akan kirim Babel untuk hancurkan”. Siapa yang pernah berpikir sebelum terjadi bahwa Allah akan kirim AnakNya yang Tunggal lalu mati di kayu salib? Tidak ada orang yang berpikir Tuhan akan kerjakan ini, tapi ini yang Tuhan kerjakan. Kita yang hidup setelah rencana ini jadi, kita terima ini dengan iman. Tapi kalau kita hidup sebelum rencana ini jadi, kita akan mengatakan “Tuhan tidak akan pergi sejauh ini, Tuhan tidak akan jalankan ini, ini keterlaluan”, tapi Tuhan benar-benar jalankan. Akankah Tuhan menghancurkan Bait SuciNya? Tuhan benar-benar hancurkan Bait SuciNya, kirim bangsa kafir menginjak-injak Bait Suci. Setelah Bait Suci hancur, Israel kehilangan seluruhnya. Dan apakah Tuhan akan membiarkan mereka dalam keadaan kasihan ini? iya, Tuhan biarkan mereka selama puluhan tahun, sampai 70 tahun. Allah yang sulit ditebak. Saudara mengenal Allah, Saudara akan mendapatkan banyak hal tentang Allah yang membuat Saudara ingin cinta kepada kita, tapi sekaligus membuat Saudara takut Dia. Membuat Saudara gentar keapda Dia, membuat Saudara ingin akrab dan dekat sekaligus membuat Saudara ingin jaga jarak. Ini namanya perasaan kompleks dan poaradox dalam mengenal Tuhan. Itu sebabnya ketika Bait Suci hancur membuat orang Israel mengerti bahwa Allah punya rencana yang melampaui antisipasi mereka. Ternyata Tuhan benar-benar menghancurkan Bait Suci, membiarkan mereka puluhan tahun tanpa bait. Setelah bait itu berdiri, Tuhan biarkan mereka 400 tahun tanpa raja. Terus tunggu raja datang. Bukan raja Israel yang Tuhan kirim, tapi imam yang korup. Karena ketik aorang-orang Seleukit, penerus kerajaan dari Alexander Agung menaklukan Israel, mereka mengangkat imam-imam memimpin Israel, dan imam-imam ini kebanyakan sangat korup. Untuk jadi imam, mereka bayar pemerintahan Seleukit dengan uang yang sangat banyak. Pekerjaan jadi pemimpin rohani perlu sogokan karena pekerjaan menjadi pemimpin rohani juga akan menghasilkan banyak uang.

Pemimpin-pemimpin rohani pada zaman itu sangat korup, mereka minta disogok, mereka minta apa pun pakai sogokan, supaya mereka bisa sogok pemerintahan Seleukit. Waktu mereka sudah sogok pemerintah Seleukit, maka mereka boleh jadi pemimpin agama yang korup, yang ambil uang untuk masukan ke kantong sendiri dan mendapat keuntungan. Keadaan ini menyedihkan sekali. Israel sudah punya Bait Suci tapi pemimpinnya korup semua. Sampai akhirnya pemimpin-pemimpin dimatikan oleh orang Israel sendiri. Ini keadaan yang mengerikan, ada seorang bernama Onias yang diserang oleh rakyat sendiri, ada imam besar yang dibunuh oleh massa, ada orang banyak yang masuk ke rumah dari seorang imam besar lalu seret dia keluarkan dan pakukan dia di kayu salib, di tengah jalan. Ada imam besar yang dipenggal kepalanya oleh rakyat karena mereka sudah muak melihat pemimpin seperti ini. Akhirnya imam besar jadi pekerjaan yang sangat beresiko karena sangat mungkin dibunuh oleh massa. Maka munculah keluarga dari Matatias, anak dari Matatias yaitu Yudas Makabeus, orang Israel dari keturunan imam, mereka lakukan pemberontakan menghancurkan pemimpin dari Makedonia. Setelah orang-orang dari Antiokus dihancurkan, orang-orang Seleukit disingkirkan, maka Israel punya pemimpin yang namanya adalah dinasti Hasmonean. Dinasti ini terkenal sekali, karena setelah dinasti Daud putus karena serangan dari Babel, dinasti yang melanjutkan pemerintahan Israel adalah dinasti Hasmonean. Hasmoean ini adalah setelah kelompok Daud menjadi pemimpin. Lalu orang-orang bertanya, kalau dinasti Daud terputus dan Tuhan janjikan pemulihan lewat dinasti Daud maka harus ada anak Daud yang memimpin, tidak boleh orang Hasmonean. Ini membuat mereka marah lalu mengatakan “tidak ada kalimat di Kitab Suci yang mengatakan raja itu harus anak Daud.” Akhirnya orang-orang sudah muak dengan dinasti ini, apalagi ada seseorang dengan sangat keras memerintah yang bernama Alexander Janeus. Ini adalah seorang raja dari dinasti Hasmonean yang gila sekali, untuk dia bisa makan pagi dengan berselera, dia harus lihat orang disalibkan. Kalau tidak lihat darah, dia tidak lapar. Waktu itu orang sudah muak sekali dengan dinasti Hasmonean. Dulu Matatias dan Yudas Makabeus sangat baik, tapi generasi selanjutnya sangat korup. Akhirnya ada pemberontakan lewat seorang bernama Antipater. Antipater pakai kekuatan Roma untuk dukung dia, tapi akhirnya orang Israel bunuh dia lewat perang, setelah itu munculah Herodes. Herodes akhirnya menjadi raja melanjutkan menghancurkan Dinasti Hasmonean. Dinasti Daud berakhir, Dinasti Hasmonean. Dinasti Hasmonean berakhir, Dinasti Herodian. Dinasti Herodian berakhir, tahun 70 seiring dengan penghancuran Yerusalem. Dinasti Herodian menjadi dinasti terakhir Israel, bangsa ini yang dari awal punya cita-cita begitu besar, Daud akan bertahta lagi, tapi raja terakhir dari Dinasti Herodes, ini sangat kasihan. Mereka sudah punya Bait Suci, mereka masih menanti kapan raja yang diutus Tuhan akan memurnikan Bait Suci. Sebab di dalam Alkitab, misalnya dalam Yeremia 51 dikatakan bahwa Tuhan akan membalas orang Babel karena baitNya. Di dalam Yehezkiel 40-43 ada kisah bahwa Tuhan akan pulihkan Bait Suci, bagaimana cara Tuhan memulihkan? Di dalam Zakharia 6 dikatakan Bait Suci akan dipulihkan kalau sang tunas itu masuk ke bait. Siapa sang tunas ini? di dalam Kitab Yesaya dikatakan sang Tunas itu adalah anak Daud yang akan bertahta. Jadi Bait Suci akan dimurnikan oleh anak Daud yang akan bertahta, sang tunas akan masuk dan Bait Suci akan dimurnikan.

Tapi siapa yang tahu bahwa sang tunas ini benar-benar sang tunas? Karena banyak orang bisa mengaku bahwa dialah sang tunas. Siapa yang bisa tahu keturunan Daud? Maka untuk membuat orang mengerti siapa Sang Mesias, Kitab Maleakhi mengatakan ada orang akan persiapkan jalan sebelum Mesias yang sejati datang. Orang yang mempersiapkan jalan ini menjadi tanda bahwa Mesias atau Tunas atau Anak Daud itu akan masuk dan membersihkan Bait Suci. Jadi Saudara mesti mengerti Zakharia dan Maleakhi di sini. Zakharia memberitakan ada tunas yang masuk Bait Suci, memurnikan Bait Suci. Apa arti memurnikan? Saudara kalau mengerti ini, banyak bagian dari Alkitab tiba-tiba jadi jelas. Maka kalau Saudara rajin baca Alkitab dan dengar khotbah di sini, Saudara mendapatkan berkat banyak sekali. Di dalam Kitab Zakharia dikatakan tujuan Mesias adalah membersihkan Bait Suci. Membersihkan berarti membuat apa yang rusak dari Bait Suci menjadi bersih. Karena Bait Suci dimaksudkan untuk memenuhi bumi, ini poin penting sekali. Bait Suci bukan hanya satu bangunan di Israel, Bait Suci harus berkembang penuhi bumi. Dan tugas Sang Mesias adalah membersihkan Bait Suci supaya Bait Suci memenuhi bumi. Bagaimana caranya? Saya beri tahu pengertiannya, Kristus datang memurnikan Bait Suci dengan cara Dia mati kayu salib. Dan setelah Dia mati di kayu salib, Bait Suci yaitu tubuhNya dan kita yang memercayai Dia memenuhi bumi, simple. Tapi ini dilakukan dengan simbol Yesus masuk ke Bait Suci lalu keluarkan pedagang, usir orang-orang yang menukar uang supaya Bait Suci dimurnikan. Ini menjadi simbol untuk tindakan Dia mati di kayu salib.

Untuk membuktikan bahwa Yesus benar-benar Sang Tunas yang akan membersihkan Bait Suci, Kitab Maleakhi mengatakan “lihat, Aku menyuruh utusanku berjalan mendahului Engkau”, kalau utusan ini berjalan mendahului berarti dia ada lebih dulu, lebih dulu melayani di Israel sebelum Mesias datang. Lalu dikatakan tugas dari pendahulu ini adalah mempersiapkan jalan sebelum Mesias masuk. Saya mau tanya, mempersiapkan jalan, orang yang mempersiapkan jalan itu tunggunya di jalan atau di dalam rumah? Tujuan Mesias adalah Bait Suci, yang menungguNya tunggu di Bait Suci atau padang gurun? Di padang gurun, dia tidak boleh menunggu di Bait Suci. Makanya Yohanes Pembaptis tidak pernah masuk Bait Suci. Alasan Yohanes Pembaptis tidak masuk Bait Suci menurut Zakharia dan Maleakhi adalah dia harus sambut di jalan masuk Mesias itu datang. Maka dia tunggu di Sungai Yordan, Yesus dibaptis di situ, masuk lewat situ. Dia tunggu Mesias masuk, setelah itu tugas dia sebagai penyambut selesai, dia tidak perlu masuk Bait Suci, Yesus yang perlu masuk Bait Suci. Ini pengertian teliti sekali diberitakan oleh Perjanjian Lama. Tanpa mengerti Perjanjian Lama, Saudara kehilangan banyak permata di Perjanjian Baru. Itu sebabnya Yohanes berseru-seru di padang gurun mempersiapkan jalan bagi Yesus. Jalan secara literal, Yesus masuk lewat Sungai Yordan, dibaptis di situ. Dan jalan secara umat, ada orang-orang yang mendengar khotbah Yohanes Pembaptis dan bertobat. Itu sebabnya dikatakan tidak ada manusia lebih agung dari Yohanes Pembaptis, karena dia bisa jadi pusat perhatian, dia bisa sangat populer di Bait Suci, tapi dia memilih berkhotbah di padang gurun, di Sungai Yordan. Sungai Yordan menjadi jalan masuk, maka Yohanes Pembaptis menunggu di luarnya bukan di dalam, di sisi timur, karena Yesus akan dibaptis di situ dan masuk ke dalam, setelah itu pergi ke Bait Suci. Jadi siapa yang menyambut Sang Tunas? Yohanes Pembaptis. Dan Yohanes Pembaptis punya kerendahan hati yang luar biasa. Ini yang dilakukan Yohanes Pembaptis, simple sekali tapi sangat penting. Karena siapa yang dia bilang “ini orangnya”, itu orangnya. Siapa yang dia sambut “welcome”, itulah Mesias. Dan Yohanes tidak sambut siapa pun. Jadi siapa Mesias? Yesus. Maka ketika Yesus membersihkan Bait Suci, orang langsung tahu “Engkau sedang mengklaim diriMu Tunas Daud? Engkau sedang mengklaim diriMu Sang Raja? Engkau sedang mengklaim diriMu yang berhak untuk menjadikan Bait Suci murni lalu menyebarkannya ke seluruh bumi? Kamu jangan mengaku-ngaku. Kuasa yang kamu ini datang dari mana? Siapa yang mengotorisasi kamu boleh melakukan ini? Karena begitu banyak penipu mengaku Mesias. Bahkan orang seperti Yudas Makabeus yang pernah membersihkan Bait Suci dari Anthoiokus Ephipanes, dari pasukannya, dia pun bukan Mesias. Siapakah Engkau, adakah Engkau lebih besar dari Yudas Makabeus?”. Yesus menjawab dengan pertanyaan lagi. Orang yang menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, itu agak mirip Yesus mereka bertanya “saya mau tanya otoritasMu dari mana?”, Yesus mengatakan “Aku juga punya pertanyaan untukmu. Baptisan Yohanes dari sorga atau dari bumi?”, simple, sebenarnya Yesus mau mengatakan “otorisasiKu dari pelayanan Yohanes Pembaptis”. Tapi Dia jawab dengan pertanyaan yang membuat orang terjerat sendiri. “Baptisan Yohanes itu dari sorga atau dari bumi?”, semua orang melihat Orang Farisi, “kami lihat kalian, berani bilang Yohanes bukan nabi?”, mereka siap-siap pegang batu. Orang Farisi bingung menjawabnya, karena kalau mereka jawab baptisan Yohanes itu dari bumi, orang langsung lempar mereka, “jadi kalian bilang Yohanes bukan nabi?”. Mengapa orang begitu sensitif? Karena Yohanes baru mati martir, mereka itu hampir mengadakan pemberontakan kalau tidak diredam oleh Yohanes sendiri. Yohanes Pembaptis yang terus mengatakan “Yesus itu yang kamu ikuti, jangan saya”, sehingga Yesus punya banyak pengikut dari bekas muridnya Yohanes. Tapi kalau Yohanes terus arahkan mereka kepada Dia, lalu mengatakan “saya di penjara, silahkan melakukan pemberontakan. Kalau terjadi sesuatu dengan saya, kalian berontak”. Yohanes dimatikan, seharusnya murid-muridnya memberontak. Jadi dalam keadaan genting, semua murid Yohanes tahan diri, “Yohanes sudah dibunuh, tapi dia tidak mau kita memberontak, dia mau kita ikut Yesus”, sehingga pemberontakan dapat dicegah. Yohanes Pembaptis itu pemimpin besar, maka dia mengatakan “kalau saya ditangkap, kamu jangan pusing, ikut Yesus. Kalau saya mati, itu tidak apa-apa. Tugas saya sudah selesai. Dia lebih besar dariku, membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Dialah yang harus kamu ikuti. Dia harus semakin besar, dan saya akan semakin hilang dan akhirnya habis”. Yohanes Pembaptis mengatakan “lebih baik dilupakan pelan-pelan asal Yesus diingat”. Tidak apa-apa waktu orang mengatakan “saya tidak kenal Yohanes Pembaptis, pelayanannya apa?”, pelayanannya cuma usher, mempersiapkan Mesias masuk, itu saya, dia hanya orang kecil. “Biar aku semakin kecil, Yesus semakin besar”, ini orang agung. Yohanes Pembaptis semakin kecil, dan murid-murid yang sudah sangat emosi karena guru mereka mati, ditenangkan oleh karena mereka sekarang switch menjadi murid Yesus. Tapi jangan ganggu percikan api yang mungkin meledak, “jangan bikin kami yang sudah tenang meskipun guru kami mati, guru yang kami cintai, guru yang kami rela mati, kami sudah biarkan dia. Tapi jangan pancing emosi kami”. Maka ketika Yesus tanya “menurutmu baptisan Yohanes dari sorga atau bumi?”, semua pengikut Yohanes sudah siap-siap kalau Orang Farisi mengatakan hal yang jelek tentang Yohanes. Orang Farisi berpikir mesti menjawab bagaimana, “bilang saja tidak tahu, itu yang paling aman”. Karena kalimat “tidak tahu” itu kalimat yang paling tidak bertanggung jawab. Tidak mungkin kami tidak punya pendirian”. Tapi mereka bilang “kami belum tahu, kami masih selidiki, kami masih baca-baca dulu kira-kira dimana posisinya”, itu omong kosong, mereka sudah tahu, tapi mereka tolak, karena kalau mereka terima berarti mereka akan terima Yesus. Yesus mengatakan “sang penunjuk jalan, sang penyambut Aku masuk sudah datang, tapi kamu tidak mau dengar”.

Ini cara Tuhan menyatakan keindahan pemulihan yang Dia siapkan lewat Yesus. Lewat Yesus dengan kematianNya, ini disimbolkan dengan Yesus membersihkan Bait Suci. KematianNya akan membuat semua orang diseluruh dunia mendapat berkat, dengar Injil mulai dari kematian Yesus sampai kebangkitanNya, sejak itu seluruh bumi dipenuhi oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Dan siapa yang membuka jalan? Yang membuka jalan adalah seorang bernama Yohanes Pembaptis yang rela menjadi bukan siapa-siapa, yang rela berada di tempat tersembunyi, yang rela ada di belakang layar, yang rela direndahkan demi Kristus ditinggikan. Dan bukan hanya Yohanes, karena setelah Yesus mati dan bangkit, semua pengikut Kristus punya jiwa yang sama, rela berkorban demi Kristus ditinggikan, rela tidak dikenang dan dikenal demi Kristus ditinggikan, rela menjadi bukan siapa-siapa demi Kristus ditinggikan.

Di ayat 8 Yesus menutup dengan mengatakan “karena kamu tidak mau kasi tahu, maka Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu”. Orang-orang yang tidak mau mengakui siapa Yesus adalah orang yang tidak berhak mendapatkan kebenaran. Yesus tidak mau umbar pengertian kebenaran Dia kepada orang-orang yang tidak layak mendapat kebenaran. Di dalam dunia etika ini juga dipegang oleh Kekristenan, misalnya ada orang dari pemerintahan komunis ke Indonesia untuk mengejar seorang penginjil China yang menyebarkan Kekristenan, lalu orang itu sembunyi di rumah kita. Kemudian tentara komunis ketuk pintu rumah kita, orang yang dicari ada di rumah kita, sembunyi di kamar kita, “adakah orang ini di dalam rumahmu? Kami harus tangkap dia, dia harus dihukum mati”, kira-kira Saudara akan menjawab ada atau tidak? Kalau menjawab “tidak ada” bukankah itu berarti bohong? Bukan bohong, tapi ada beberapa orang yang tidak berhak dapat kebenaran. Yesus mengatakan “Aku tidak memberitahumu kuasa ini datang dari mana, karena kamu tidak berhak dapat”. Jadi ini bukan bohong, Saudara jangan terlalu polos jadi orang Kristen, “adakah orang ini sembunyi di rumahmu?”, “ada, di kamarku, persis di kolong tempat tidurku, kamu akan menemukan dia”. Di dalam pengertian ini kita bisa mendapatkan bijaksana, Saudara dan saya perlu melihat banyak hal disebuah situasi untuk menentukan tindakan etis yang tepat dan Yesus mengatakan “kali ini kamu tidak kasi tahu kamu karena kamu tidak berhak dapat kebenaran”. Saudara harus punya bijaksana, ada orang tidak berhak dapat kebenaran, ada orang tidak berhak dapat Injil. Satu kali ada orang bertanya “bolehkah saya bawa orang yang saya kenal ke gereja?”, “boleh, mengapa tidak boleh?”, “ada satu problem, dia suka ganggu orang, dia suka membuat onar”, kalau saya yang ditanya itu, saya akan menjawab “jangan bawa dia ke gereja. Gereja memang untuk mempertobatkan orang, tapi ada orang-orang tertentu tidak berhak dapat kebenaran”. John Calvin mengatakan tugas hamba Tuhan di dalam gereja adalah memberi makan domba dan mengusir serigala keluar. Kalau pendeta cuma beri makan domba, tidak usir orang yang adalah serigala untuk keluar, dia belum tuntas mengerjakan tugas sebagai hamba Tuhan. Makanya saya heran ada orang marah sama Pak Tong, “mengapa Pak Tong usir orang?”, “Pak Tong tidak pernah usir orang, yang dia usir adalah serigala”. Pak Tong mengatakan di gereja, “kalau kamu melakukan ini, pergi saja dari sini”, lalu ada orang mengatakan “ini pendeta kurang cinta kasih”, bukan, biar keseimbangan antara cinta kasih dan kekudusan Tuhan itu klop. Calvin atau Spuergon mengatakan tugas hamba Tuhan adalah memberi makan domba dan mengusir serigala keluar. Ini tempat untuk domba-domba bertumbuh. Saudara datang ke sini untuk tipu orang, saya akan usir Saudara keluar. Saudara datang ke sini untuk memanipulasi orang, silahkan pergi dari sini. Lebih baik jumlah kita menyusut tapi orang yang ada adalah orang yang benar-benar domba mau diberi makan oleh Tuhan, dari pada ada orang yang mau memangsa domba-domba yang lain dengan kekejaman dan kelicikannya. Maka Yesus mengatakan “tidak semua kamu berhak dapat kebenaran”. Tuhan tidak mau mengumbar kebenaranNya kepada semua orang. Orang Farisi tidak berhak dapat, “kamu yang tidak mau terima Aku, Aku tidak akan kasi tahu kamu siapa Aku”. Biar yang bertelinga mendengar, mereka yang beriman akan terus bertambah kekayaan firman, dan mereka yang tidak beriman akan makin kering dan miskin sampai dibuang oleh Tuhan. Kiranya Tuhan memberikan kita bijaksana dan memberkati kita dengan firmanNya.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)