Mashyurkan Rajamu!

– Rejoice the Lord is King –

 

Himne “Rejoice the Lord is King” ini diciptakan pada abad ke 18 oleh seorang kelahiran Inggris bernama Charles Wesley (1707-1780). Charles Wesley merupakan salah satu pencipta himne terbanyak, tercatat kurang lebih 6500 (enam ribu lima ratus) himne yang ia ciptakan, dan hingga kini masih dinyanyikan di dalam banyak kebaktian di seluruh dunia.

Charles Wesley adalah adik kecil dari pendiri gerakan Methodis John Wesley, dan mereka berdua merupakan salah satu pelopor Gerakan Kebangunan Rohani Besar (The First Great Awakening) di Inggris Raya dan Amerika yang terjadi pada abad 18. John dan Charles Wesley  bersama figure besar lainnya seperti George Whitefield dan Jonathan Edwards, melakukan kebaktian kebangunan rohani secara masal di luar gereja, dan mempertobatkan ribuan orang.

Kebangunan ini mempertobatkan banyak orang dan menyebabkan banyak orang kembali kepada kebenaran Firman Tuhan., Sayangnya, kegiatan-kegiatan semacam ini banyak sekali ditentang oleh banyak pihak. Charles dan John Wesley pun ikut dikejar dan ditentang, rumah dan buku-buku mereka dibakar, tetapi tak ayal, mereka tetap memberitakan injil, mengajar dan melakukan KKR dengan terus bersukacita.

Berkaca kepada kesulitan mereka pada saat itu, himne ini tertulis. DIambil dari Filipi 4:4, yang berisi “Bersukacitala senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah”. Ayat ini ditujukan kepada gereja di Filipi yang sedang mengalami kesulitan yang berat pada saat itu, ironisnya penghiburan itu keluar dari seseorang yang bernama Paulus yang sedang berada di dalam tahanan Kaisar Nero di kota Roma!

Jemaat Filipi hanya bagian kecil dari banyak orang Kristen yang dianiaya dengan berat di jaman itu. Seorang Kristen pada jaman Nero dianggap membangkang kepada Kaisar, dan jika tertangkap, maka Kaisar Nero akan menangkap dan mengeksekusi mereka. Herannya, banyak orang Kristen yang dihukum itu , bukan mengutuk Tuhan, malahan bernyanyi-nyanyi memuji Tuhan ketika mereka di hadapan mereka ada hewan buas dan api yang akan memanggang mereka. Karena mereka menaruh pengharapan di dalam Tuhan dan terus bersukacita.

Himne ini menyadarkan kita bahwa Tuhan kita adalah Raja yang kekal, kita harusnya  menambatkan harapan kita kepada Tuhan yang kekal, sehingga dalam keadaan sesulit apapun, hingga di hadapan kematian, haruslah kita selalu bersukacita di dalam Tuhan, seperti ayat terakhir asli dari lagu ini.

Rejoice in glorious hope! Jesus the judge shall come.

And take His servants up to their eternal home

We soon shall hear the archangel voice;

The trump of God shall sound, rejoice!

Filipi 1:21 “Karena hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”

ALAM SEMESTA MEMULIAKAN ALLAH

– The Spacious Firmanent on High –

Franz Joseph Haydn, (1732-1809) adalah seorang komposer musik pada zaman klasik abad ke-19, lahir di Austria, Haydn dikenal selama hidupnya sebagai Bapak Simfoni dan Bapak String Quartet, sayangnya di zaman ini kepopuleran simfoninya dibayangi oleh muridnya Beethoven dan String Quartetnya oleh sahabat karibnya Mozart.

Ketika Haydn berada di Inggris pada tahun 1791-1795, ia menonton beberapa karya G.F Handel yaitu “Messiah” dan “Israel in Egypt” yang dipentaskan dengan skala besar. Sebagai orang yang takut akan Tuhan, Haydn tergugah dan terinspirasi oleh karya-karya agung Handel yang didedikasikan untuk kemuliaan Tuhan. Lalu Haydn menciptakan satu oratorio besar berjudul The Creation (Die Schöpfung), yang mengisahkan Kisah Penciptaan yang diramu dari Kitab Kejadian dan Mazmur, dan untuk melengkapi narasinya Haydn mengutip dari buku “Paradise Lost” karya John Milton. Karya yang berdurasi kira-kira satu jam setengah ini sarat akan pengaruh dari musikalitas karya-karya Handel yang ia pernah tonton.

Namun dalam proses penciptaan karya ini, Haydn mengalami sedikit kesulitan dalam menciptakan bagian klimaks dan konklusi dari penciptaan alam semesta pada akhir hari ke-4 Penciptaan. Merasa buntu, Haydn berkunjung kepada William Herschel, seorang ilmuwan Kristen yang mendalami ilmu astronomi dan seorang komposer musik pada zaman itu. Herschel pada zaman ini sebagai penemu planet Uranus.

Lewat teleskop dan hasil observasinya, Herschel memperlihatkan adanya keteraturan dalam pergerakan tata surya yang pada zaman itu baru dibuktikan lewat hukum gerak ke-3 Isaac Newton. Setelah mengunjungi Herschel, Hadyn meng- kombinasikan hasil temuannya dengan mengutip Firman Tuhan dari Mazmur 19:1-3, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.”. Lalu Haydn mencatat dalam akhir partitur lagu ini tertulis, “Terpujilah nama Tuhan”. Lalu lagu ini diadaptasikan untuk menjadi sebuah himne “The Spacious Firmament on High (Alam semesta memuliakan Allah)” (KPPK no. 58).

Kita bersyukur kepada Tuhan karena di tengah gelombang musik Kristen zaman ini yang dangkal, kita dapat melihat ke dua abad yang lalu, seorang Joseph Franz Haydn, menciptakan himne yang begitu indah, yang lewat musik dapat melukiskan keteraturan alam semesta, yang berjalan dalam gerakan yang tertib secara matematis, di dalam kebijaksanaan yang Mahakuasa, yang ciptaan-Nya memperlihatkan kepatuhan kepada Allah Pencipta.

Hukum ke -2 : Jangan membuat bagimu patung… Jangan sujud menyembahnya…

(Keluaran 20: 4-6, Ulangan 4: 14-20)
Kita masuk dalam perintah yang ke-2. Dalam perintah pertama Tuhan sudah mengatakan “jangan ada Allah lain di hadapanKu”, kita sudah pelajari bahwa ini adalah komitmen hati yang Tuhan minta ada pada setiap manusia. Setiap manusia harus melihat kepada satu Allah yang benar ini, Allah Tritunggal yang Esa lalu mengatakan “kepadaMulah kami berpaut, Engkaulah yang kami kasihi, hanya Engkaulah yang layak menerima seluruh sembah sujud dan kesetiaan kami”. Ini adalah dedikasi tinggi yang Tuhan tuntut dari manusia, dedikasi yang Tuhan inginkan, dan dedikasi yang Tuhan terus nyatakan dalam simbol di dalam dunia. Di dalam dunia simbol apa yang bisa menyatakan kesatuan hati di dalam dedikasi ini? Simbol di dalam dunia adalah pernikahan. Tuhan mengatakan “ketika engkau disatukan oleh Tuhan, engkau akan punya satu hati mengatakan ini adalah pasanganku, ini orang yang diberikan maka saya harus setia kepada dia sampai mati”. Mengapa kita mendapatkan gambaran ini dalam pernikahan? Karena ternyata Tuhan mengijinkan pernikahan menjadi satu tanda yang serius, satu tanda yang benar-benar mencerminkan relasi manusia dengan Tuhan. Saudara kalau membaca surat Paulus, Saudara akan membaca relasi antara suami istri, bahkan menggambarkan relasi Tritunggal itu sendiri. Bagaimana Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus yang adalah 3 pribadi tetapi 1, itu dicerminkan dalam pernikahan dimana ada 2 pribadi menjadi 1, ini indahnya bukan main. Ev. Edward mengatakan mengapa anak-anak terutama harus dididik oleh orang tua terlebih dahulu? Karena orang tua mencerminkan 2 menjadi 1, ini tidak mungkin ditemukan di dalam guru. Dalam anugerah Tuhan, anak-anak bisa melihat orang tua sebagai satu simbol atau satu pernyataan yang terbatas tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas. Waktu dibimbing oleh orang tua, mereka punya ayah, ada ibu, 2 pribadi yang berbeda. Kadang karena terlalu bedanya, sering berantem. Tetapi 2 ini disatukan di dalam Tuhan menjadi satu, maka mereka mendapatkan gambaran yang indah tentang Tritunggal. Maka setiap simbol, setiap pernyataan, setiap bayangan atau perwujudan di dalam kesementaraan tentang Allah yang kekal itu tidak boleh sembarangan.

Tuhan sudah menyatakan dalam Kitab Samuel bahwa orang yang sembarangan terhadap tabut perjanjian itu akan dihukum dengan sangat keras. Tabut saja dipermasalahkan, karena ini adalah simbol kehadiran Tuhan. Tabut bukan Tuhan, tabut bukan gambaran Tuhan, tapi ini adalah simbol Tuhan hadir dan karena itu perlakuan orang Israel terhadap tabut itu menjadi suatu pernyataan hati mereka yang memang tidak hormat kepada Tuhan. Perlakuan kita terhadap apa yang Tuhan nyatakan sebagai tanda tentang Allah yang Maha Kuasa itu menunjukkan bagaimana kita bersikap di hadapan Allah sendiri. Saudara tidak bisa mengatakan “saya ingin menyembah Tuhan, maka saya menyembah image-nya” ini sama sekali salah. Inilah yang mau diajarkan di dalam perintah kedua, engkau tidak boleh menghormati Tuhan dan menyatakan penghormatan itu dengan menyembah image-Nya. Saya tidak boleh menyembah gambaran tentang Tuhan, saya juga tidak boleh menghina gambaran tentang Tuhan. Orang Israel disini diminta untuk stabil, diminta untuk seimbang, diminta untuk tidak salah bersikap kepada Tuhan. Maka dua sikap ekstrem ini Tuhan larang, ada orang yang menghina gambar tentang Tuhan, ada orang yang memuja seperti dia memuja diri sendiri. Dikatakan di dalam Alkitab seluruh ciptaan menyatakan kemuliaan Tuhan, tapi ini bukan berarti kita harus menyembah ciptaan untuk menunjukkan kita sedang memuliakan Tuhan.

Mengapa kita tidak boleh menyembah gambaran-gambaran yang ada di dunia ini? karena Tuhan tidak mau diriNya dikurung di dalam keterbatasan ciptaan. DiriNya terlalu limpah, terlalu penuh dengan kemuliaan, maka tidak ada apa pun di dunia ini yang bisa menyatakanNya dengan lengkap. Itu sebabnya Tuhan mengatakan “jangan sujud menyembah”. Perintah kedua ini bukan perintah/larangan bagi orang Israel untuk bikin patung, yang dilarang adalah jangan bikin patung lalu mengatakan “ini allah” lalu menyembahnya. Ini adalah kesalahan yang terjadi di Keluaran 32, waktu Harun melihat Musa pergi ke gunung, lalu Harun panik dalam hatinya “orang ini sudah 80 tahun, lalu naik gunung” tidak ada yang boleh ikut, hanya Yosua, Yosua pun separuh jalan. Jadi Musa yang pergi sampai tempat paling tinggi, dan orang Israel menunggu. Waktu mereka tunggu, Musa berhari-hari begitu lama tidak kembali, maka mereka sudah mengasumsikan yang paling buruk sepertinya Musa sudah mati. Lalu bagaimana? Harun dapat ide “kalau begitu kumpulkan semua anting-anting emas, kumpulkan semua barang-barang perhiasanmu” lalu mereka kumpulkan itu semua, mereka membuat anak lembu emas. Tepatnya Harun yang membuat. Harun membuat anak lembu emas, lalu ditegakkan, dan Harun mengatakan “inilah Yehovah, inilah yang membebaskan kita keluar dari Mesir”. Mereka tidak membuat patung berhala yang lain, mereka membuat patung berhalanya Tuhan. Jadi perintah kedua melarang kita untuk membuat patung yang menggambarkan Tuhan, bukan patung menggambarkan dewa lain. Kalau misalnya patung menggambarkan dewa lain, hukum pertama sudah melarang “jangan ada allah lain”. “Oke, saya tidak punya allah lain, saya hanya punya Allah yang Esa ini, tapi saya membuat gambarNya” itu yang tidak boleh. Maka dikatakan “jangan bikin dan jangan sujud menyembah”. Lalu orang Israel membuat di dalam bentuk anak lembu emas dan mereka sembah. Ini tidak boleh karena di dalam Timur Dekat Kuno, daerah kitab Keluaran ini ditulis, semua bangsa-bangsa kafir menganggap semua penyertaan Tuhan ada pada gambar dewa mereka. Mereka tahu patung itu bukan dewa, tapi mereka tahu patung dewa ini adalah perwujudan penyertaan dewa. Bagaimana tahu kalau disertai dewa? Kalau patungnya ada pada kita. Itu sebabnya waktu orang Filistin perang dengan Israel, lalu Israel lari, tabut perjanjian ditinggalkan kemudian dibawa oleh orang Filistin “kami dapat penyertaan ekstra dari tuhan yang ekstra”, tapi Tuhan mengatakan “Aku tidak menyertai kalian, malahan Aku membuat tulah untuk kalian”. Jadi Tuhan menyatakan Diri bukan lewat patung, Tuhan menyatakan Diri bukan lewat simbol/ gambar yang melambangkan Tuhan. Tidak ada di seluruh dunia ini hal apa pun yang Saudara bisa tunjuk lalu mengatakan “inilah Tuhan”, tidak ada. Dalam Kitab Kejadian dikatakan kita adalah gambar Allah, lalu gambar Allah ini akan memenuhi bumi sebagai pernyataan Tuhan akan menyatakan kepenguasaanNya atas seluruh bumi. Tetapi gambar Allah ini bukan patung Allah yang boleh disembah, karena Tuhan tetap mengatakan “Aku menciptakan kamu dari debu tanah”.

Gregory Beale, megatakan dalam bukunya “setiap penyembahan berhala adalah bentuk ekspresi iman yang sangat korup” iman yangbegitu rusak dinyatakan dalam bentuk penyembahan berhala. Dalam hal apa iman itu rusak? Dalam hal bahwa sebenarnya dia tidak percaya dewa-dewa itu ada. Saudara membuat petung berhala tapi tidak percaya dewa itu ada, karena itu Saudara menyembah patungnya. Saudara tidak tahu lagi dewa ini ada di mana, maka Saudara menyembah patungnya. Maka secara tidak langsung menyatakan ekspresi “dewaku ada atau tidak, saya tidak tahu. Tapi karena saya tidak tahu saya sembah saja patungnya”. Maka penyembahan berhala akan selalu menjadi sesuatu yang tidak logis. Maka Tuhan mau nyatakan “Aku benar-benar ada, jangan sembah patung”, jangan sembah gambar apa pun yang menyatakan itu adalah Tuhan. Orang Israel mengerti mesti hal ini, penyertaan Tuhan ditengah-tengah mereka tidak disimbolkan oleh patung apa pun, tidak disimbolkan oleh gambar apa pun dan tidak disimbolkan oleh apa pun yang ada di dunia ciptaan. Maka di dalam Ulangan 4 dikatakan “jangan menyembah matahari, jangan menyembah bintang-bintang di langit, jangan menyembah binatang di udara, di darat maupun di dalam air, karena semua itu diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan oleh manusia. Roma 1 mengatakan manusia mengenal bahwa Tuhan itu mulia, tapi manusia menolak untuk menyembah Dia. Jadi ada satu perasaan memberontak di hati yang mengatakan “saya tidak mau menyembah Allah yang asli, tapi ada satu dorongan dalam hati saya mesti worship, saya mesti sujud menyembah”. Tuhan mencipta manusia dengan hati yang harus menyembah, maka mereka mempunyai perasaan hati “saya mau tunduk menyembah, tapi saya tidak mau yang sejati, saya lebih suka yang palsu karena saya benci yang sejati”. Maka manusia menciptakan segala macam dewa untuk disembah, tapi mereka tidak mau Tuhan yang sejati, mereka mau yang palsu karena mereka sudah benci yang asli.

Saudara harus mengerti apa yang Saudara percaya, Saudara harus tahu mengapa pilih ini. Banyak orang serius waktu memilih rumah, banyak orang perhatian waktu pilih mobil, banyak orang perhatian waktu pilih pasangan hidup, tapi tidak terlalu banyak perhatian mengapa dia percaya apa yang dia percaya. Maka orang atheis sering menghina dan mengatakan “apa yang kamu percaya terlalu rendah, apa yang kamu percaya terlalu remeh karena kamu beriman kepada dongengmu sendiri”. Tetapi saya katakan agama Kristen beda, iman Kristen lain, lain karena sejak awal tidak ada tradisi awal yang disebarkan kemudian menjadikan agama ini populer. Dari awal Tuhan langsung menyatakan Diri. Di dalam Kejadian Tuhan menyatakan diri lewat Abraham, lalu pengaruhnya tetap belum besar. Di Kitab Keluaran dikatakan Tuhan panggil Musa untuk keluarkan Israel, dan Israel pada waktu itu adalah bangsa budak. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan yang turun menyatakan diri dan memanggil bagiNya suatu umat. Di dalam Keluaran dikatakan Tuhan adalah Allah yang mengumpulkan manusia lalu menjadikan mereka penyembah-penyembah Allah yang sejati. Dalam Kitab 2 Samuel dikatakan bahwa Daud berdoa kepada Tuhan “Tuhan, tidak pernah kami dengar ada dewa turun ke dalam dunia lalu membebaskan bangsaNya, membebaskan umatNya”. Tidak ada pernah tercatat kuasa yang dari atas turun ke bawah untuk kumpulkan bagi dirinya suatu umat. Saudara boleh bandingkan dengan mitologi apa pun, tidak ada yang seperti ini, tidak ada yang menyatakan suatu bangsa yang real benar-benar ada dalam sejarah, benar-benar dibebaskan dan benar-benar mengalami pembebasan keluar dari suatu perbudakan di tengah-tengah bangsa lain. Maka Tuhan menyatakan Diri kepada Israel, ini membuat semuanya berbeda. Tuhan menyatakan Diri, maka orang Isreal bisa percaya kepada Tuhan. Maka orang yang menyembah Allah yang sejati tidak pernah bisa disamakan dengan penyembah-penyembah berhala. Karena penyembah berhala membentuk dewanya sendiri seperti apa lalu membuat imagenya dan mengatakan “ini dewaku”.

Tetapi Tuhan menyatakan Diri, itu sebabnya Israel tidak boleh membuat imageNya karena tidak pernah Tuhan adalah hasil proyeksi pikiran orang Israel. Maka waktu Israel mengatakan “Tuhan, aku mau menyembahMu, boleh kah aku membuat patung?” Tuhan mengatakan “jangan, karena engkau tidak membuat Aku, engkau tidak mengkhayalkan Aku” maka tidak bisa membuat image yang menggambarkan siapa Tuhan. Hanya bangsa yang menyembah berhala palsu yang bisa membuat gambar lalu mengatakan “ini pernyataan dari dewaku”. Ini pengertian yang sangat dalam. Sehingga orang Israel tidak boleh membuat berhala, karena siapa pun yang membuat berhala mengatakan dewaku bisa dikurung di dalam konsep seperti ini. Kalau saya punya dewa, dewa ini punya tanduk besar, punya kaki seperti kaki badak, punya tangan yang besar seperti tangan gorila, kalau lihat dewa seperti ini kesannya apa? kesannya ada kekuatan, kekuatannya bisa digambarkan ke dalam patung seperti ini, berarti Saudara sudah bisa membuat gambaran tentang illah yang Saudara sembah di dalam bentuk seperti ini. Maka Tuhan mengatakan “Aku tidak pernah bisa dikurung dalam konsep seperti itu, engkau tidak boleh membuat gambar yang menyerupai apa pun lalu sujud menyembahnya”. Ini pengertian yang sangat dalam.

Dalam abad ke-6, 7 sampai 9 ada pertentangan yang keras sekali di dalam gereja, ada gereja yang setuju bahwa di dalam gereja harus ada patung, harus ada gambar, harus ada pernyataan tentang Alkitab karena banyak orang tidak bisa baca Alkitab. Mereka harus membuat kejadian ketika Tuhan mencipta, lalu kejadian ketika Musa keluar, ketika Tuhan berbicara kepada Yesaya, ketika Tuhan Yesus memanggil para murid. Lalu sebagian lagi mengatakan “mengapa harus membuat gambar? Kita hancurkan saja gambar ini karena Allah mengatakan tidak boleh membuat patung, tidak boleh membuat gambar apa pun”. Maka 2 golongan ini berkelahi terus, yang satu namanya iconoclast, mengatakan “saya akan hancurkan semua icon, semua gambar, semua patung karena ini tidak boleh ada di dalam gereja”. Sebagian lagi mengatakan “kita harus memakai ini, karena ini membantu kita mengenal Tuhan” ini namanya iconodule “saya adalah orang yang meninggikan Tuhan lewat meninggikan patung ini”. Kita di dalam tradisi Reformed harus ikut yang mana? Di dalam tradisi Reformed garis keras tidak boleh ada gambar apa pun karena itu cenderung membuat kita mengkaitkan kemuliaan Tuhan hanya sebatas gambar yang ada. Saya percaya bagian ini ada benarnya, maka kalau kita memperlakukan gambar/patung atau apa pun dengan mengatakan “ini adalah pernyataan dari Allah” kita sudah berdosa kepada Tuhan. Tapi kalau kita mengatakan “ini adalah bagian dari pernyataan Alkitab yang adalah seni dan tidak ada kaitan dengan pernyataan Tuhan sebagai yang mulia yang menyatakan diri dalam dunia, saya percaya Alkitab masih mengijinkan. Mengapa kita percaya Alkitab mengijinkan? Karena Alkitab mengatakan waktu membuat tabut perjanjian pun harus membuat patung malaikat ada di atasnya. Tapi patung malaikat ini bukan patung Tuhan. Maka di dalam Alkitab mengatakan “jangan membuat image, karena image itu adalah tanda bahwa berhalamu palsu, sebab Tuhan tidak bisa dikurung didalam bentuk image yang ada”. Lalu di Alkitab dikatakan kalau orang-orang kafir membuat berhala, ini berhala menyatakan kehadiran Tuhan. Kalau begitu di dalam orang Israel tanda apakah yang bisa di dapat untuk menyatakan kehadiran Tuhan? Kalau mereka tidak boleh membuat patung, bagaimana caranya tahu kalau Tuhan hadir?

Di dalam Ulangan 4: 14 Tuhan mengatakan “perintahKu itulah yang menyatakan bahwa Aku memanggil kamu keluar dari Mesir. Itu lah yang menyatakan bahwa kamu adalah umat”. Di dalam ayat 14 Musa mengatakan “dan waktu itu aku diperintahkan Tuhan untuk mengajarkanmu ketetapan dan peraturan supaya kamu melakukannya di negeri kemana kamu pergi mendudukinya. Hati-hati sekali sebab kamu tidak melihat suatu rupa”. Di ayat 15 bisa diterjemahkan harap engkau menjaga diri dengan kekuatan penuh karena engkau tidak melihat gambar apa pun. Ayat 14 dan 15 menjelaskan kepada kita Allah dinyatakan bukan lewat gambar atau pun lewat patung seperti bangsa-bangsa lain menyatakan kehadiran dewa mereka. Allah menyatakan Diri lewat perintahNya, lewat FirmanNya. Jadi kalau ada orang bertanya kepada Israel “tahu dari mana kalau Tuhan sedang menyertai?”, orang Israel akan menjawab “Tuhan berfirman kepada kami, itulah tanda penyertaan Tuhan”. Jadi tanda Tuhan menyertai adalah ada Firman. Tanda Tuhan masih menyatakan Diri hadir ditengah-tengah bangsaNya adalah ketika Tuhan masih berfirman. Banyak orang sudah lupa hal ini.

Gereja tanda sejati bahwa ia sudah disertai Tuhan itu apa? Tanda sejati adalah ketika Tuhan rela berfirman kepada manusia. Saya pernah memberikan ilustrasi ini yaitu ketika seseorang sedang jelek relasinya dengan orang lain, maka komunikasi antara 2 orang itu pasti minimal. Saudara kalau sedang marah kepada satu orang pasti diam-diaman. Kalau suami istri sedang bertengkar, duduk bersama-sama, juga akan diam-diaman terus. Berantem akan meminimalkan kasih yang akrab. Tuhan pun menyatakan hal yang sama, kalau Dia tidak peduli kepada suatu bangsa. Dia menyatakan banyak hal, Dia tetap memberikan matahari, Dia tetap memberikan makanan, tetapi Dia tidak mau berfirman. Ini membuktikan Dia tidak mau ikat relasi dekat dengan bangsa itu. Itu sebabnya Tuhan tidak mau dikurung hanya dalam bentuk patung, “kalau ada patung ini Tuhan sertai, kalau ada simbol ini Tuhan sertai”. Tuhan mengatakan tidak, ada Firman Tuhan sertai, ada perintah berarti Tuhan masih berkenan. Kalau Tuhan masih menegur, Tuhan beri perintah, Tuhan masih beri kalimat penghiburan, ini tandanya Saudara adalah anak. Karena tidak ada orang yang terlalu peduli dengan anak orang lain sampai rela hati mengkorbankan dirinya untuk memberikan teguran besar kepada orang lain, kecuali orang ini benar-benar dikasihi. Saudara tidak akan menegur orang yang tidak dikenal dan tidak dikasihi. Maka di dalam Alkitab Tuhan menyatakan “engkau tidak lihat bentuk apa pun, jangan buat bentuk apa pun”. “Tuhan kalau tidak ada bentuk apa pun, apakah tanda penyertaanMu?” Biarlah tanda penyertaan itu hadir di dalam bentuk Firman yang terus menyatakan kehadiran Tuhan yang kita terima dengan iman. Di dalam bagian ini kita mendapat pengertian mengapa Tuhan melarang kita membuat patung, Tuhan melarang kita membuat patung bukan karena Dia takut disaingi. Alkitab di ayat yang kita baca memang mengatakan di dalam Keluaran 20, “Tuhan adalah Allah yang cemburu yang akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya” di satu sisi memang benar seperti itu, di sisi yang lain semua perintah diberikan Tuhan untuk kepentingan manusia. Tuhan mau Saudara mengandalkan kehadiran Tuhan melalui apa yang tidak kelihatan. “Saya tidak bisa lihat Tuhan, tapi saya tahu Dia hadir, Dia memimpin saya dan membimbing saya melalui FirmanNya”, ini lah yang Tuhan mau dimiliki oleh orang Israel. Saudara tidak bisa lihat Tuhan, Tuhan itu ada dimana? Lalu Saudara mulai tergerak “andai aku bisa melihat, itu akan membuat aku merasa lebih dekat”. Alkitab mengatakan semua yang membawa Tuhan seolah lebih dekat, tapi bukan karena pernyataan Firman, itu semua palsu.

Satu orang pernah bertanya kepada saya “saya pernah mimpin, sepertinya di mimpi ini Tuhan berbicara” dia orang GRII dan dia ragu-ragu benar tidak ini Tuhan sedang bicara. Lalu dia tanya kepada saya “Pak Jimmy, kemarin saya mimpi beda dari biasanya, bedanya adalah yang pertama mimpi ini lebih jelas dari biasanya, seperti bukan mimpi. Dalam mimpi itu saya lihat terang, mirip terang yang bukan dari dunia ini. Ada suara bilang “kamu mesti melakukan ini”, waktu itu dia sedang bergumul tentang pekerjaan, dia harus berhenti atau tidak, karena pekerjaannya membuat dia terus terlibat dalam hal yang secara nurani dia tidak tahan. Maka katanya suara itu bilang “kamu mesti mengatakan cukup, berhentilah”. Waktu dia bangun dari tidurnya, dia merasa damai sekali. Kalau Saudara dengar kesaksian ini langsung terenyuh ya, “puji Tuhan, Tuhan begitu dekat, Tuhan itu nyata”. Waktu dia bangun dia merasakan badannya lebih sehat dari biasanya, lalu dia mengatakan “menurut Pak Jimmy ini dari Tuhan bukan? karena saya tahu prinsip Reformed adalah scriptura, bukan mimpi-mimpi seperti itu, tapi kalau mimpinya sesuai Firman, bisa saja benar. Jadi menurut bapak benar atau tidak?” Lalu saya balik tanya “kamu merasa nyaman dengan mimpin itu?”, “nyaman”, “kamu merasa ada kedamaian hati?”, “ada”, “kamu merasa waktu suara itu berbicara kamu sangat tenang”, “iya”, saya bilang “kemungkinan besar palsu. Karena kamu merasa lebih baik dari pada ketika disapa lewat FirmanNya”. Kalau Tuhan memberikan FirmanNya dan mengatakan hormati Firman ini lebih dari apa pun, jangan membuat apa pun, jangan merasa nyaman dengan bentuk pernyataan yang lain. Maka mana mungkin Tuhan kontradiksi diri dengan mengatakan “kamu lewat cara ini lebih nyaman”. Kalau ada pendeta mengatakan “saya tidak perlu bergumul mempelajari Alkitab, Tuhan langsung berbicara sama saya”, maka saya akan mengatakan pendeta ini salah. Karena Tuhan lebih menghormati pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus adalah membawa Firman untuk bisa kita miliki. Maka ketika Saudara merasa lebih dekat dengan image baik di dalam dunia maupun di dalam mimpi, Saudara sedang salah. Inilah pengertian prinsip perintah kedua. Perintah kedua bukan hanya melarang kita membuat patung. Tapi Tuhan Yesus mengatakan “selidiki Firman dan ternyata engkau melanggar satu atau lebih poin-poin di sini” ini perintah Tuhan. Kalau Saudara tidak pernah melanggar satu atau beberapa poin di sini, Tuhan Yesus tidak harus datang menebus dosa Saudara. Kalau Saudara sanggup melewati, Tuhan Yesus tidak harus mati. Tuhan Yesus akan datang ke dalam dunia lalu mengatakan “berjuang! semangat! Usaha lebih baik lagi, kamu mampu” tapi Tuhan Yesus tidak lakukan itu. Dia mati di kayu salib karena Dia tahu kita tidak mampu. Maka Dia mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Maka pasti perintah-perintah ini kita langgar tapi kita tidak sadar. Perintah kedua yang membuat kita melanggar bukan karena kita membuat patung, tapi karena kita merasa nyaman dengan Tuhan versi kita sendiri. Jangan minta kehadiran Tuhan dinyatakan dengan versi sendiri, tapi harus dengan versi Tuhan.

Mari kita belajar sinkron dengan Tuhan. Kita datang ke gereja bukan untuk dikonfirmasi kerohaniannya, tetapi kita datang ke dalam gereja untuk dikoreksi dan diperkembangkan kerohaniannya. Maka makin Saudara beribadah kepada Tuhan, makin mendengarkan Firman, makin berbicara kepada Tuhan lewat doa, makin mengerti kebenaran Firman, Saudara makin bertumbuh, inilah cara yang sehat. Jangan merasa nyaman kalau Saudara merasa Tuhan langsung bicara lewat mimpi. Jangan merasa nyaman kalau Saudara merasa lebih dekat dengan Tuhan dibandingkan dengan yang lain, lewat sesuatu di luar Firman Tuhan. Mari kita menantikan saatnya bicara akrab dengan Tuhan, itu nanti bukan sekarang. Tuhan belum mengijinkan sekarang, itu nanti maka biarlah kita tunggu sampai saatnya kita bertemu dengan Tuhan. Sekarang Saudara tidak mendengar suaraNya langsung, tetapi nanti kalau sudah ketemu, Tuhan akan berfirman dan kita akan melihat Dia wajah dengan wajah. Maka jangan minta apa yang Tuhan janjikan nanti untuk harus dinyatakan sekarang. Sekarang biarlah kita belajar penyertaan Tuhan melalui FirmanNya, melalui perintahNya dan bisa melihat bahwa perintah yang Tuhan berikan adalah sama otoritasnya dengan kehadiran Tuhan sendiri. Karena hanya Alkitab yang menyatakan kehadiran Tuhan kepada kita melalui FirmanNya yang membimbing kita.

TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti…

(Keluaran 20:3, Ulangan 13:29- Ulangan 13:5)
Tuhan berfirman pada Keluaran 20: 3 “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”. Kita sudah membahas minggu lalu mengapa jangan, karena pertama hanya Tuhanlah yang mencipta segala sesuatu, yang kedua karena hanya Allah yang menopang seluruh ciptaan. Yang ketiga, karena hanya Allah yang ini yang memberikan kebaikan dan pemeliharaan kepada semua ciptaan. Lalu yang keempat, karena hanya Allah ini yang memanggil manusia kembali dari dosa menjadi satu umat yang menyembah Dia. Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk menyembah Tuhan lain, karena allah lain tidak ada, karena allah lain bukan Allah pencipta, karena allah lain bukan Allah yang menyatakan pertobatan, menyatakan kebaikan dan memanggil manusia kembali kepada Dia. Sekarang kita akan memperlajari bagaimana caranya saya mempelajari Firman ini, bagaimana caranya saya benar-benar bisa hanya mempunyai satu Allah. Ayat 2 dan 3 dikatakan “jangan mengikuti apa yang dikatakan oleh nabi palsu atau pun pemimpi”, bahkan ayat 2 mengatakan dengan jelas meskipun nabi palsu itu bisa mengerjakan mujizat tetapi dia mengajak murtad menyembah allah lain, dia harus dibinasakan. Kita sudah belajar bahwa Taurat mempunyai kuasa penghukuman karena Taurat merupakan peraturan yang Tuhan berikan bagi umat yang juga adalah bangsa. Tetapi dalam dunia Perjanjian Baru, peraturan Tuhan berikan kepada umat yang tubuh Kristus, bukan bangsa. Oleh sebab itu itu gereja tidak mempunyai kuasa politik untuk memberikan penghukuman di tengah-tengah bangsa. Paulus mengatakan dalam Roma 13 yang punya kuasa politik adalah pemerintah. Meskipun itu pemerintah kafir, mereka punya kuasa untuk menjalankan peraturan.

Mengapa Perjanjian Baru tidak lagi seketat Perjanjian Lama di dalam hal peraturan dan hukuman? karena Perjanjian Baru menyatakan bahwa orang yang dipilih tidak lagi berada di dalam kebertundukan terhadap segala peraturan-peraturan yang ada di dalam Taurat secara politik dan hukum. Tetapi orang Perjanjian Baru mentaati setiap peraturan yang ada di dalam Taurat dengan kerelaan hati seorang anak mentaati papanya. Seorang ayah yang bijak, seorang ayah yang penuh kasih, seorang ayah yang menjadi teladan dalam keluarga. Waktu anak melihat ayah seperti ini, anak itu akan mengatakan “saya akan taati engkau karena saya rela, saya taati engkau karena saya tahu setiap perkataanmu itu bijaksana, saya taati engkau karena saya tahu engkau peduli kepada saya dan engkau mau saya menjadi lebih baik” ini yang Tuhan tuntut dari orang Perjanjian Baru. Waktu lihat peraturan Tuhan tidak lagi diancam hukuman, tetapi sekarang berada dalam kerelaan untuk tunduk. Nabi palsu menggerakkan orang untuk menyembah allah palsu. Dan allah palsu disembah, kalau allah itu kita sembah tanpa kita mendengar dia, tanpa kita mengenal dia, tanpa kita membuka telinga untuk mendengar firmannya. Maka kalau kita tidak kenal siapa Allah yang kita sembah, kita tidak mungkin mempunyai suatu iman sejati, suatu kerelaan hati untuk tunduk kepada Tuhan. Banyak orang menyembah Tuhan dengan pikiran “kalau saya dekat Tuhan, saya banyak mendapat berkat. Saya kecipratan berkat sorgawi, maka saya dekati Dia”. Tetapi ketika ditanya “apakah kamu kenal siapa Dia yang kamu sembah?” mungkin orang itu mengatakan “saya tidak tahu, tapi saya sembah supaya saya dapat sesuatu dari Dia”. Maka manusia beragama sedang dilatih untuk pura-pura, dan Alkitab sudah mengatakan “seperti imanmu kepada dewamu, demikian hidupmu di dalam dunia ini”. Dalam Mazmur 135 dikatakan, kalau yang menyembah berhala, dia akan buta seperti berhala, dia akan tuli seperti berhala. Karena berhala punya telinga tapi tidak bisa mendengar, maka orang-orang yang menyembah berhala punya telinga tapi tetap tidak bisa mendengar, karena dia menyembah yang tidak bisa mendengar. Jadi Alkitab sudah memberikan peringatan, bagaimana engkau menyembah Allah itu akan mencerminkan bagaimana engkau hidup di dalam dunia ini. Kalau saya menyembah Allah untuk mendapat sesuatu dari Allah, maka hidup orang ini di dunia pun akan cari bagaimana caranya saya mendapat sesuatu. Mengapa dunia banyak kebobrokan? Karena banyak orang cari Tuhan untuk mendapat untung. Ketika kita mengenal Allah dan menyembah Dia karena kekaguman setelah mengenal Allah, inilah penyembahan sejati. Waktu Saudara menyembah karena mau sesuatu, perlukah Saudara mengenal dia? Saudara tidak perlu kenal, yang penting bisa memberikan sesuatu, “engkau siapa, saya tidak peduli, saya hanya peduli berkatmu, saya hanya peduli apa yang kamu bisa berikan untuk saya, saya hanya peduli kalau saya datang kepadamu saya sembuh atau tidak, kalau saya datang kepadamu saya kaya tidak? kalau saya datang kepadamu saya sehat tidak? Kalau kamu tidak bisa berikan, saya cari tuhan yang lain”. Sifat seperti ini diberikan kepada Allah, orang ini pasti memberikan sifat yang sama kepada manusia “saya dekati kamu karena kamu orang kaya, saya dekati kamu karena kamu bisa berikan sesuatu kepada saya” orang seperti ini tidak pernah berpikir bahwa kalau dia berelasi, dia harus berikan sesuatu kepada orang lain, tidak ada kerinduan membagi sesuatu, karena relasi dengan dewa pun dia mau dewanya berikan sesuatu untuk dia. Saudara heran mengapa dunia ini penuh dengan orang-orang egois? Karena cara mereka menyembah Allah sudah egois. Kita tidak bisa menciptakan illah, tetapi Allah yang sejati itu akan memperkenalkan diri kepada kita. Itu sebabnya menyembah Allah dan mentuhankan hanya satu Allah berarti melatih telinga, hanya mau mendengar suara dari Allah yang satu ini.

Hukum pertama mengatakan “tidak ada allah lain”, bagaimana saya taati? cara mentaati adalah buka telinga untuk Allah yang satu ini, tutup telinga untuk semua dewa-dewa, semua pengajar dan illah-illah yang palsu, yang tidak akan membawa kita kepada Allah yang sejati. Sekarang di dunia banyak pengajar palsu, sekarang di gereja pun banyak pengajar palsu, tetapi Alkitab sudah mengatakan kalau dia tidak menyerahkan kamu kepada Allah yang sejati, kalau dia tidak menyatakan sembahlah Allah yang sejati, maka dia adalah nabi palsu. Kalau dia tidak menyatakan Taurat untuk membawa orang menyembah Allah, dia adalah nabi palsu. Pendeta tidak khotbahkan Firman, dia nabi palsu. Pendeta tidak khotbahkan Kristus, dia nabi palsu. Dia mau kerjakan mujizat seberapa banyak, dia tetap nabi palsu. Maka mari kita punya mata yang peka untuk melihat siapa yang berdiri di depan. Kalau Saudara lihat orang berdiri di atas mimbar, apakah dia berhak berdiri di atas mimbar? Banyak orang berdiri di atas mimbar tanpa punya hak apa-apa untuk berdiri. Ada orang yang berdiri yang hanya punya pengetahuan akademik, lalu membagikan pengetahuan akademik tanpa hati. Saudara akan merasakan dia hanya pintar cari kata, tetapi tidak punya hati yang sungguh-sungguh ataas apa yang dia ucapkan. Banyak orang liberal berkhotbah seperti ini, pendeta-pendeta yang akademiknya tinggi tapi tidak mengakui ini sebagai Firman Tuhan, mereka mengucapkan kalimat-kalimat moral yang agung, tetapi mereka adalah nabi palsu. Alkitab mengatakan “coba lihat nabi yang berbicara, selidiki dia”. Di dalam Alkitab dikatakan ada 2 cara untuk menyelidiki nabi itu palsu atau tidak, yang pertama kalau dia berbicara sesuatu di masa depan, terjadi atau tidak? Kalau tidak terjadi, ini nabi palsu, tetapi manusia sekarang, terutama orang Kristen sudah toleran dengan nabi palsu. Kalau yang tidak perlu diserang kita serang, kita juga berdosa”. Saudara berdosa kalau menyerang orang yang benar dan tulus, Saudara serang orang yang benar-benar mengerjakan pekerjaan Tuhan, Saudara sedang dipakai setan untuk menghambat pekerjaan Tuhan. Saudara tidak menyerang orang yang salah, Saudara sedang ditipu setan untuk melancarkan pekerjaannya. Jadi jangan lupa Alkitab sendiri mengatakan ada serigala pakai bulu domba. Dalam Wahyu dikatakan “ada naga yang pakai badan mirip anak domba” badannya anak domba suaranya naga, berarti dia pura-pura mirip Kristus tapi semua firmannya dari setan. Maka hati-hati dengar ajaran, dan biarlah kita dengan sungguh-sungguh mencari mana yang benar mana yang tidak. Maka mari kita belajar seperti yang dikatakan Kitab Ulangan “lihat apakah orang ini mengarahkan kamu kepada Tuhan dengan ajaran Taurat yang sejati atau tidak. Kalau iya dia nabi sejati, kalau tidak dia nabi palsu”. Maka setelah memberikan peringatan pilih orang yang memberitakan Firman kepadamu, apakah dia sejati mau mengarahkan kamu kepada Tuhan atau tidak.

Ayat 4 langsung menyatakan inti dari apa yang seharusnya diajarkan para nabi. Musa mengatakan di ayat 4 “nabi-nabi seharusnya mengatakan kalimat-kalimat ini, Tuhan Allahmu harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya. SuaraNya harus kamu dengarkan dan kepadaNya kamu harus berbakti dan berpaut”. Ayat 4 inilah kunci kita menjalankan hukum pertama, tidak boleh ada allah lain berarti engkau harus mengikut hanya Tuhan. Ini hal pertama bagaimana caranya saya menyembah hanya satu Allah ini, satu Allah yang benar?

Yang pertama adalah ikut Dia. Ikut Dia berarti bagaimana? saya tidak tahu Dia berjalan kemana? Kalau Tuhan berjalan, Dia menyatakan ada dimana melalui Firman. Saudara mengatakan “Tuhan, aku mau mengikutiMu, dimanakah Engkau?” Tuhan menyatakan Dia ada di mana melalui Firman. Tidak ada cara instan untuk mengenal kebenaran Firman Tuhan, kecuali bergumul mengerti Firman dan bergumul menerapkannya di dalam hidup. Maka kalau Saudara mau tahu mengikuti Tuhan, Dia ada di mana? Saudara hanya bisa kalau Saudara dengan suaranya Dia. Dan kalau Tuhan minta Saudara mengikuti Dia, berarti Dia berjalan di depan dan Saudara mengikuti Dia, ini namanya mengikuti Tuhan. Tetapi kalau hidup di dalam kesucian, Alkitab memakai bahasa yang terbalik, “engkau berjalan di depan, Tuhan dibelakang”. Mengapa kalau hidup suci Tuhan ada dibelakang kita di depan? Karena Tuhan di belakang sebagai pengamat. Kalau Tuhan di belakang, pandangan kita ke depan, kita tidak lihat Tuhan. Kalau saya berdiri membelakangi Saudara, saya tidak tahu Saudara sedang melakukan apa, tapi saya tahu kalau ada Saudara yang sedang mengawasi saya. Inilah prinsip yang dipakai Alkitab, “Abraham berjalanlah di depanKu dengan tidak bercacat”. Kalau engkau mau hidup benar dan di dalam kekudusan, ingat Tuhan sedang mengawasi. Waktu Dia dibelakang, tidak bisa kelihatan, tapi bisa dipastikan Dia sedang mengawasi. Maka hiduplah dengan benar karena Tuhan sedang menonton setiap tindakanmu, ini hidup dalam kesucian. Tetapi kalau hidup dalam ketaatan, Alkitab membalikan bahasanya, Tuhan ada di depan engkau mengikuti Dia. Mengapa kalau ketaatan Tuhan di depan? karena kalau ketaatan membutuhkan ada satu orang yang mengarahkan “mari pergi ke sini” orang itu akan mengikuti atau tidak. Tuhan mengatakan “kalau Aku memerintahkan engkau, maka Aku akan di depanmu dan engkau mengikuti Aku untuk pergi ke tempat di mana Aku ada”. Di dalam Kitab Kejadian, ketika Tuhan berfirman kepada Nuh setelah bahteranya jadi, Tuhan mengatakan “masuklah ke dalam bahtera”. Dalam Bahasa Indonesia tidak terlalu jelas, tapi dalam bahasa asli kelihatan jelas Tuhan sedang memanggil bukan memerintahkan. Tuhan mengatakan “mari bersama Aku masuk dalam bahtera”. Berarti Tuhan sudah lebih dulu dalam bahtera dan mengatakan “Nuh, mari masuk, karena Aku sudah ada di sini. Aku sudah duluan, sekarang kamu ikuti langkahKu”. Begitu air bah sudah surut, Tuhan mengatakan “mari keluar bersama-sama dengan Aku. Mari ke tempat dimana Aku berada yaitu diluar bahtera”. Ketika Tuhan sudah keluar dari bahtera, baru Dia panggil Nuh. Tuhan sudah lebih dulu jalan, baru Dia panggil “mari kita pergi ke sini”. Tuhan tidak pernah mengarahkan kita ke tempat di mana Dia sendiri belum ada untuk memastikan tempat itu adalah tempat yang tepat untuk kita. Inilah bahasa yang dipakai Alkitab. Maka ketika Tuhan mengatakan “mari ikut Aku” ini adalah suatu perintah yang begitu manis dan begitu agung dan begitu baik dari Tuhan yang mengasihi kita. Tuhan tidak mengatakan “ayo, kamu pergi ke sana” Dia sendiri tetap tinggal. Ada satu orang militer yang menulis buku, dia seorang pemimpin perang padang pasir ketika Amerika bertarung melawan Irak, dia mengatakan mengapa pemimpin zaman dulu punya kuasa lebih besar dari pada pemimpin zaman sekarang? karena pemimpin zaman dulu ketika berperang, mengatakan “mari maju” pemimpinnya di depan. Sedangkan pemimpin zaman sekarang mengatakan “perang” sambil duduk di rumah putih, sambil angkat telepon dia mengatakan “hancurkan” lalu dia tutup kemudian nonton sepak bola. Maka waktu Tuhan mengatakan “Tuhan Allahmu harus kamu ikuti” ini berarti Tuhan mengatakan “Aku berjalan di depan, kamu ikut”. Kalau mengikuti Tuhan, tidak mungkin Tuhan jerumuskan ke dalam jurang. Meskipun harus pikul salib, tidak mungkin ada salib yang menyakitkan Saudara, semua yang Dia berikan akan membuat Saudara makin giat untuk berada di dalam Tuhan, akan membuat Saudara makin punya kerohanian yang kembali kepada Tuhan. Hal pertama yang harus kita lakukan kalau hanya ingin punya satu Allah yaitu ikut Dia dengan sungguh-sungguh. Ini merupakan prinsip utama, mari kita tafsirkan prinsip ini di dalam pergumulan hidup kita masing-masing. Saudara ingin tahu apa yang Saudara harus kerjakan di depan? Biarlah rasa ingin mengikuti Tuhan ini mendorong Saudara untuk mengerjakan apa yang Saudara mau kerjakan. Kalau Saudara rindu mengikuti Tuhan, Saudara akan kerjakan apa yang bisa dulu sampai panggilan Tuhan jelas mengatakan “engkau harus kerjakan ini. Ada seorang pendeta mengatakan “kalau setir mobil diputar, tapi mobil itu diam, dia tidak akan pindah jalur” mobil Saudara pernah mogok dan Saudara putar-putar setir, tetap disitu. Tapi kalau mobil itu maju, Saudara putar setirnya sedikit, dia langsung belik, karena dia sedang maju. Waktu sedang maju diarahkan dia akan belok, tetapi kalau diam lalu mengatakan “Tuhan, tuntun aku”, Tuhan akan bilang “kamu jalan pun tidak, mau dituntun bagaimana?”. Maka mari kerjakan apa yang di depan dulu.

Hal yang kedua, bagaimana caranya saya menyembah hanya Allah saja? Dalam ayat 4 dikatakan “engkau harus takut akan Dia”. Dalam Ibrani 12 ayat terakhir penulis Ibrani mengatakan “beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan gentar, karena Allah kita adalah api yang menghanguskan”. Kita lihat ibadah zaman sekarang seperti apa, Tuhan mau dibawa begitu dekat di bawah, Tuhan akrab dengan saya sampai perbedaan antara Sang Pencipta dengan kita ciptaan menjadi hilang. Saudara menyembah dengan menyadari kita hanya ciptaan dan Dia Sang Pencipta, Dia terlalu agung, terlalu besar, maka saya belajar takut akan Tuhan. Beribadahlah dengan takut dan gentar, beribadahlah dengan hormat, beribadahlah dengan keteraturan. Mana bagian Firman yang mengatakan ibadah boleh dengan sembarangan? Taurat mengatakan ibadah harus dengan takut dan gentar, Perjanjian Baru mengatakan hal yang sama, beribadah dengan takut dan gentar. Lalu bagaimana supaya takut dan gentar? Bagaimana untuk menyadari bahwa saya benar-benar sedang datang kepada Tuhan? Caranya adalah dengan perasaan tidak layak waktu datang, dengan perasaan aku adalah orang berdosa yang tidak boleh datang ke hadapan Tuhan, tapi diijinkan dalam anugerah Tuhan. Ini membuat suatu perasaan “Tuhan, Engkau adalah Allah yang tinggi, aku yang rendah datang kepadaMu, memberanikan diri untuk menyembah Engkau” inilah perasaan takut yang dipupuk karena kita sadar kita ini nothing. Makin kita sadar, kita bukan siapa-siapa, kita akan makin mempunyai perasaan takut akan Tuhan. Siapa yang patut ditakuti? Hanya Allah. Banyak orang takut pada manusia, tidak takut kepada Allah.

Lalu hal ketiga Alkitab juga mengatakan engkau harus berpegang pada perintahNya. Saudara makin membaca ayat ini makin sadar ayat ini sebenarnya berbicara tentang satu hal yaitu tentang ketaatan dan dedikasi. Taat yang ada yang diberikan dalam dedikasi. Taat bukan hanya ketika saya mau taat, saya taat, tapi taat secara total mengatakan “aku mau mentaati Tuhan” dan aspek-aspek ketaatan itulah yang harus dibahas. Harus mengikuti langkah Tuhan, ini aspek ketaatan yang pertama. Harus takut akan Dia, ini adalah motivasi untuk mentaati Tuhan. Ada orang taat karena takut dihukum, tetapi perasaan takut bukan karena takut dihukum tapi karena segan kepada satu pribadi, inilah fear of The Lord seperti yang dibahas Yohanes Calvin. Yohanes Calvin mengatakan kalau ada satu orang bawa senjata lalu kamu takut akan dia, begitu dia taruh senjatanya kamu akan langsung berani lawan dia. Kalau ada pemerintah kejam dengan tentaranya yang kuat menaklukan kamu, begitu tentaranya habis kamu akan berontak dan lakukan revolusi, inilah kekuatan dunia. Maka kita tidak diminta untuk takut kepada Tuhan seperti kita takut kepada pemimpin dunia. Ketaatan juga berarti berpegang pada perintahNya. Ada perintah spesifik yang Tuhan berikan melalui Firman, ini yang tidak boleh dilanggar. Saul adalah contoh orang yang terlalu berani membangkang perintah langsung dari Tuhan. Semua orang di dalam Alkitab pernah berdosa, tetapi Tuhan paling benci orang yang sudah dengar kalimat langsung dari Tuhan tetap tidak mau kerjakan. Tuhan mengatakan kepada Saul “tunggu Samuel, nanti Samuel akan persembahkan korban, Aku akan berbicara kepada Samuel kamu harus lakukan apa”. Inilah keunikan Kitab Samuel, setiap raja yang mau perang tanya sama Tuhan, nanti Tuhan akan beri tahu. Tapi ketika Samuel tidak datang-datang, Saul langsung persembahkan korban, ini berarti dia mau langsung maju tanpa dengar perintah Tuhan. Maka dia mengabaikan perintah Tuhan yang menyuruh dia untuk menunggu. Lalu ketika Tuhan mengatakan “musnahkan seluruh orang Amalek”, Saul tidak lakukan semua, perintah langsung Tuhan diabaikan, ini membuat Tuhan sangat marah. Kalau Saudara tahu Firman “jangan berzinah” Saudara berzinah, ini namanya pemberontakan langsung. Saudara tahu Firman “jangan membunuh” Saudara melanggar, ini pemberontakan langsung. Tuhan mengatakan “jangan ada allah lain” Saudara masih percaya kuasa lain, ini adalah pemberontakan langsung. Maka Alkitab mengatakan “kalau engkau mentuhankan hanya Allah, engkau harus berpegang pada perintahNya”.

Kalimat berikut mengatakan “suaraNya harus kamu dengar”. Apa bedanya berpegang pada perintah dengan suaraNya harus didengar? Perintah itu bersifat legal, “saya berikan peraturan, kamu tunduk” suara itu bersifat relasi. SuaraNya harus didengar berarti ketika Tuhan berbicara kepada Saudara biarlah suara Tuhan menjadi sesuatu yang Saudara nikmati di dalam hidup. Saudara menikmati penghiburan dari Tuhan, Saudara menikmati dorongan dari Tuhan, menikmati nasihat dari Tuhan sebagai bagian hidup yang sangat indah. Inilah sebabnya dikatakan suaraNya harus kamu dengarkan, pada bagian terakhir dikatakan “kepadaNya engkau harus berbakti dan berpaut”. Berbakti berarti saya worship Tuhan di dalam seluruh aspek hidup. Saya kerjakan apa pun, saya kerjakan itu sebagai bagian perwujudan saya sedang menyembah Allah saya, saya sedang menyembah Tuhan yang memanggil saya, maka saya kerjakan apa pun saya kerjakan ini di dalam aspek itu. Ini adalah seruan dari Tuhan yang begitu agung. Saudara kerjakan apapun ini merupakan bagian dari worship yang Saudara berikan kepada Tuhan. Studi, keluarga, pekerjaan, apa pun yang Saudara kerjakan, Saudara sedang menyembah Tuhan. Ini adalah kalimat yang sangat dalam, perlu banyak pelajaran, perlu begitu banyak diskusi untuk bisa memahami ini dengan sangat dalam. Kita harus menyadari bahwa dalam apa pun yang kita kerjakan, kita sedang melakukan aspek menyembah Tuhan. Caranya? banyak, di dalam pekerjaan kita menyembah Tuhan, di dalam masyarakat kita menyembah Tuhan, waktu datang ke gereja kita sedang menyembah Tuhan. Lalu dikatakan berpaut kepadaNya, berpaut artinya kita meletakan seluruh nasib hidup kepada Tuhan. Berpaut berarti apa yang Saudara mau terjadi kepada Tuhan adalah sesuatu yang Saudara mau terjadi pada diri. Maksudnya adalah Tuhan akan menjadi bagaimana kita pun akan menjadi seperti itu. Ini merupakan suatu pernyataan untuk mau menjadi senasib. Mengapa orang menikah? Orang akan menikah mengatakan “bersamamu saya akan hadapi apa pun di depan. Saya memilih pribadimu lebih tinggi dari pada situasi apa pun. Situasi apa bisa terjadi, saya akan lalui bersama dengan kamu. Kamu sakit, saya akan ikut sakit. Kamu sehat, saya akan menikamti kesehatan itu bersama dengan kamu. Kamu miskin, saya akan miskin bersama dengan kamu. Kamu kaya kita akan berbagi sukacita bersama-sama” inilah namanya berpaut. Tuhan tidak mungkin miskin kan?! Tuhan tidak mungkin berada di dalam keadaan yang rusak. Maka ketika Saudara mengatakan “aku berpaut kepada Tuhan” bukan berarti Saudara mau berkatNya, tapi menyatakan Pribadi Tuhan lebih agung dari pada situasi apa pun. Saya bisa mengalami situasi apa pun, tapi keberadaan saya bersama Tuhan itu jauh lebih penting, jauh lebih agung, jauh lebih menyenangkan, inilah yang harus dimiliki untuk kita menyembah Tuhan. Maukah menyembah hanya Dia? maka mari taati perintah ini, mari belajar untuk mengikuti Tuhan, Tuhan berjalan di depan dan kita dibelakang. Mari belajar takut akan Dia, memberikan penghormatan yang besar karena kita kagum akan karakter Allah. Berpegang pada perintahNya berarti tidak berani membangkang perintah langsung Tuhan. SuaraNya harus kamu dengarkan berarti melatih kepekaan untuk dengar suara Tuhan di dalam nasihat, di dalam penghiburan maupun di dalam pimpinanNya. Lalu terakhir, saya berbakti kepada Dia dan saya berpaut kepada Dia, berpaut kepada Pribadi Allah karena Pribadi Allah adalah yang paling saya dambakan untuk berada di dekat saya. Seringkali orang yang dekat dengan orang lain di dunia ini mengatakan “saya lebih suka melewati segala kesulitan bersama dengan kamu dari pada melewati kesenangan sendiri”. Tapi berpaut itu adalah situasi di awal, itu yang Tuhan mau, situasi di awal yang harusnya bertahan. Situasi di awal di mana kita mengatakan “Tuhan, aku mau bersamaMu. Kalau Engkau menuju kepada tempat bahaya, saya bersama dengan Engkau di situ” ini kalimat yang agung sekali, ada perasan takut, gentar, tapi juga merasa indah ketika mengatakan kalimat ini. Jadi kalau kita mau berpaut kepada Tuhan, kita mengatakan “Tuhan kalau Engkau mau saya menjalani kesulitan di dalam dunia asalkan bersama Tuhan, saya siap” atau dalam kata lain bagi bangsa Israel “Tuhan, Engkau mau kami jalan di padang gurun sampai 40 tahun pun, kami siap”. Maka mari kita belajar ini, kita berpaut kepada Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan sungguh-sungguh menjadi orang yang mentuhankan hanya Allah. Firman pertama mengatakan “jangan ada allah lain di hadapanKu” mari kita taati dengan Ulangan 13 menjadikan Dia Allah yang harus diikuti, takut akan Dia, berpegang pada perintahNya, mendengar suaraNya, berbakti kepada Dia, dan berpaut dengan Dia. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan kasih kepada Allah yang membuat kita hanya menyembah kepada Dia.

Hukum I : Jangan ada allah lain di hadapanKU

(Keluaran 20: 1-3, 6:1-7)
Ketika kita melihat Keluaran 20, Tuhan memberikan pola perjanjian yang mirip dengan pola perjanjian antara raja yang menang perang dengan bangsa yang ditaklukan. Dalam dunia Timur Dekat Kuno, kalau ada satu raja mengalahkan raja yang lain, maka dia bisa memilih cara untuk bertindak kepada kerajaan yang kalah itu. Yang pertama dia bisa bunuh semua orang, memastikan tidak ada yang bangkit untuk melawan dia kembali. Atau yang kedua, dia bisa membunuh semua laki-laki lalu mengambil semua perempuan untuk dijadikan budak. Atau yang ketiga, dia bisa mengambil orang-orang yang kuat untuk dijadikan orang pekerja rodi dan membunuh yang lain, mereka secara jumlah tetap kecil tetapi ada kekuatan laki-laki yang kuat dijadikan budak oleh bangsa yang memang. Jadi ada satu raj mengalahkan raja yang lain, dia akan menghancurkan kerajaan itu lalu memilih “saya akan apakan kerajaan yang kalah ini?”. Dan dari keputusan yang dia ambil, dia akan mengikat perjanjian “aku raja yang menang, sekarang memperbudak kamu. Aku raja yang menang, sekarang menaklukan kamu untuk menjadi bangsa jajahanku. Aku raja yang menang sekarang menyatakan semua kamu adalah budak-budak yang bekerja di dalam kerajaanku”. Ini kebiasaan yang terjadi di dalam bangsa-bangsa kuno. Satu bangsa yang mengubah kebiasaan ini adalah satu bangsa yang bernama Babel, karena ketika Babel menaklukan satu daerah, dia akan pilih orang-orang pintar yang muda lalu dibawa ke kerajaannya. Yang laki-laki tua dibiarkan disitu, yangkuat-kuat dan ahli perang semua dibunuh, karena dia tidak mau ada ancaman. Yang muda-muda dan pintar diambil, karena dia mulai menyadari otak lebih berharga dari pada otot. Orang bisa punya otot yang kuat, tapi kalau otaknya tidak ada, itu tidak banyak berguna bagi Babel. Karena itu dia ambil anak-anak muda, dia jadikan salah satu orang Babel lalu mulai dididik dengan kebiasaan Babel. Mereka akan diberikan nama-nama Babel, mereka akan diberikan pengetahuan-pengetahuan dari Babel, mereka akan diberikan iman agama kepada dewa-dewa Babel. Ini merupakan terobosan, karena sebelum Babel tidak ada bangsa yang melakukan hal itu. Sebelum Babel ada bangsa besar yang bernama Asyur, yang Asyur kerjakan adalah ketika menaklukan satu daerah, satu kelompok orang yang masih hidup diangkut lalu ditaruh di tempat yang lain untuk mengurusi tanah di daerh jajahan lain. Jadi yang dia kerjakan cuma cabut lalu taruh di tempat lain. Tapi Babel punya terobosan “saya mesti ambil anak-anak muda yang potensial lalu jadikan mereka pegawai-pegawai di kerajaan Babel”. Bisa dibilang Babel itu negara pertama yang memikirkan kemajuan budaya di dalam otak orang-orang yang berada di luar kerajaannya. Maka sebelum Babel, semua raja-raja akan menaklukan semua bangsa, lalu mengikat perjanjian “sekarang engkau budak saya. Karena engkau budak saya, maka engkau harus tunduk kepada syarat-syarat yang aku berikan. Lalu syaratnya ada beberapa poin. Waktu kita lihat Keluaran 20 sepertinya Tuhan bekerja dengan cara yang mirip. Tuhan memberikan perjanjian, Tuhan memberikan poin-poin yang harus ditaati, tapi kalimat awalnya sangat berbeda dengan kerajaan dunia ini. Karena kerajaan dunia mengatakan “aku memperbudak kamu” ini syaratnya, sedangkan Tuhan mengadakan “Aku membebaskan kamu, maka inilah syarat untuk kamu hidup di dalam perjanjian dengan Aku”. Tuhan tidak mengatakan “sekarang kamu budak saya”, Tuhan tidak menekankan “sekarang saya bebaskan kamu dari perbudakan, orang Mesir sudah tidak diikat oleh perbudakan”. Karena itu sekarang mereka mengikat perjanjian dengan Tuhan sebagai orang bebas. Sebagai orang bebas mereka mengikat perjanjian, dan Tuhan adalah Allah yang membebaskan mereka. Karena itu yang Tuhan mau mereka berikan kepada Tuhan adalah perasaan syukur “sebab saya sudah dibebaskan”. Ini merupakan hal yang sama yang Tuhan kerjakan bagi kita sekarang, kita sudah dibebaskan Tuhan dari dosa, maka Tuhan memerintahkan kepada kita bagaimana caranya kita harus hidup. Kalau kita belum dibebaskan dari dosa, kita masih berada di dalam belenggu dosa, semua kebenaran Firman yang diberitakan, kita tidak akan amini dan laksanakan. Tapi karena Tuhan sudah membebaskan kita, memberikan penebusan di dalam Kristus dan memberikan hidup baru di dalam penyucian darah Kristus, maka kita sekarang boleh mengikat perjanjian dengan Tuhan. Inilah cara Tuhan bekerja, diselamatkan dulu lalu diikat perjanjian, diselamatkan dulu lalu diatur bagaimana cara kamu harus hidup. Tidak ada orang yang merasa Tuhan hutang sama dia kalau dia mengerti cara ini. Tidak ada orang yang merasa “saya merasa rugi kalau Tuhan panggil saya” kalau dia mengerti cara ini. Sebab Israel yang sudah dibebaskan dari Mesir sekarang adalah bangsa yang bebas, lalu mereka mengikat perjanjian dengan Tuhan dan Tuhan berikan syarat-syarat perjanjian setelah mereka dibebaskan. Waktu kita dibebaskan dari dosa, kita bisa datang kepada Tuhan, tapi dunia ini menawarkan konsep yang palsu, “kamu mengapa datang kepada Tuhan? mengapa kamu mengorbankan kebebasanmu untuk datang kepada Tuhan?”. Banyak orang Kristen yang merasa kalau setia kepada Tuhan itu adalah satu perbudakan yang berat, satu pembatasan kebebasan. Dunia menawarkan kebebasan untuk membelenggu manusia. Tuhan membebaskan manusia untuk manusia rela tunduk kepada Tuhan, ini beda sekali. Dunia menawarkan bebas tapi setelah kita dihisap ke dalam, kita susah sekali untuk keluar. Sedangkan kalau kita ikut Tuhan, Tuhan akan bebankan salib yang adalah ringan dan enak, demikian kata Tuhan Yesus. Orang yang melayani Tuhan capek, setelah capek tetap ada sukacita. Ada orang yang terikat dengan hobinya, ada orang yang terikat dengan kenikmatan-kenikmatan waktu santai. Ada anak muda yang terlalu banyak santai, ketika disuruh kerja, sudah tidak bisa mengerti bagaimana cara kerja. Inilah penyakit-penyakit dunia yang menawarkan kebebasan semu, tetapi setelah Saudara masuk ke dalam kebebasan, kebebasan itu menjadi belenggu. Orang yang sudah terbelenggu oleh dunia bertanya “ada tidak cara keluar?” Tuhan akan mengatakan “Saya yang akan bebaskan kamu”. Maka perbudakan Israel oleh Mesir menjadi lambang perbudakan dunia ini terhadap orang-orang yang hidup sekarang. Mesir dulu adalah negara dengan budaya yang sangat maju. Mereka punya konsep pikir yang tidak hanya di dunia ini, tapi juga dunia yang akan datang. Mereka membuat mumi dari orang-orang yang sudah mati, karena mereka tahu jiwa mungkin akan kembali lagi, waktu jiwa balik lagi setidaknya tubuhnya masih ada. Mereka punya tekhnologi yang mengherankan orang sekarang. Orang Israel kalau disuruh memilih ikut Tuhan di padang gurun atau ikut belenggu Mesir tapi ditempat budaya maju seperti di Mesir, mereka akan pilih lebih baik di Mesir. Kita bingung, waktu lihat Mesir begitu berkilau, Mesir menawarkan hal yang begitu indah, tapi waktu di dalam saya diperbudak, saya tidak beribadah kepada Allah sejati, saya tidak punya kebebasan, saya diperintah-perintah. Tetapi kalau saya ikut Tuhan, saya dibebaskan, tapi saya ikut Tuhan di padang gurun. Orang Israel belum mengerti bahwa ikut Tuhan itu yang terbaik, orang Israel belum bisa melihat bahwa kalau ikut Tuhan segala keindahan dunia redup. Ini yang Tuhan mau orang Israel mengerti, maka Dia katakan “Aku bebaskan kamu, setelah engkau bebas, Aku memberikan peraturan kepada kamu”. Allah kita bukan Allah penindas. Kalau Saudara baca Perjanjian Lama dan sepertinya Allahnya kejam, Saudara salah baca. Karena banyak bagian di mana Allah terlalu cinta kepada Israel, sehingga kesabaranNya menunjukkan cinta kasihNya yang besar. Bagian ini mengatakan “Aku sudah membebaskan kamu maka Aku mengikat perjanjian”. Bandingkan dengan raja lain “aku sudah taklukan kamu, maka kamu harus menurut kepada saya”. Tapi Tuhan mengatakan “sekarang kamu bebas, sekarang Saya ikat perjanjian dengan kamu”. Waktu Tuhan menyatakan peraturan, Dia mengatakan “kalau Israel menyembah dewa-dewa lain, Saya akan buang Israel” tapi pada faktanya Tuhan belum buang sampai ratusan tahun. Israel ketika terpecah, yang Utara baru Tuhan buang kepada Asyur, tahun 700an sebelum masehi. Yang Selatan Tuhan buang kepada Babel, tahun 500an sebelum masehi. Berarti Tuhan ratusan tahun sudah bersabar kepada mereka. Kalau Tuhan tidak sabar, tidak mengasihi, maka kita yang salah baca. Lalu apakah Perjanjian Baru itu Allahnya pengasih, pemaaf, tidak menghukum, salah! Ananias dan Safira adalah contoh yang dihukum, waktu mereka memberi janji iman, mereka menipu, maka matilah. Jadi waktu Perjanjian Baru Tuhan juga menghukum, Perjanjian Lama Tuhan juga mengasihi dan adil. Tuhan juga mengasihi dan adil di Perjanjian Baru. Maka sifat Tuhan yang tidak berubah terus dinyatakan di sepanjang Alkitab kita. Mari kita peka melihat. Tuhan mengikat perjanjian dengan Israel, lalu Tuhan mengatakan ada rangkuman 10 pengajaran dan kita sampai pada yang pertama. Tuhan mengatakan “jangan ada padamu allah lain dihadapanKu”. Pdt. Stephen Tong mengatakan di hadapanKu berarti Tuhan tidak mau ada orang menyembah Tuhan sambil hatinya selain condong kepada Tuhan juga condong kepada dewa-dewa lain, juga condong kepada hal-hal yang lain. Tuhan mau ada satu hati yang utuh dipersembahkan kepada Tuhan waktu orang itu menyembah Tuhan. Saya harap selain mendengarkan khotbah ini, Saudara juga terus mendengarkan bagian-bagian lain, banyak orang penting membahas 10 Hukum. Pdt. Stephen Tong mengatakan waktu kita datang kepada Tuhan, dihadapan Tuhan jangan ada allah lain. Waktu Saudara datang, fisik Saudara sujud kepada Tuhan, hati Saudara sujud kepada yang lain, ini adalah pelanggaran. Maka kita harus mengerti bagaimana caranya kita harus menyembah Tuhan dengan hati yang sungguh dan bagaimana caranya kita meng-Tuhankan hanya Dia dan tidak yang lain. Kita orang Kristen yang sudah benar-benar Kristen pasti tidak mau memiliki dewa-dewa lain di dalam diri. Tapi ada orang lain yang masih bingung antara beribadah kepada Tuhan atau beribadah kepada dewa-dewa lain. Ada yang suka menggabungkan seluruh dewa-dewa itu dan mengatakan “biarlah saya diperkaya dengan banyak dewa”. Tapi kalau kita suah bersungguh-sungguh kepada Tuhan, yang kita sudah tidak percaya lagi ada kekuatan-kekuatan apapun, tetapi mungkin dalam hati masih ada hal yang lebih kita idam-idamkan dari pada Tuhan, inilah yang dimaksudkan ada allah lain. Mengapa Allah menyatakan hanya Dia yang harus disembah sebagai Allah? Jawabannya ada beberapa poin di Kitab Kejadian dan nanti akan kita fokuskan di Kitab Keluaran 6.

Di dalam Kejadian 1, Tuhan mengatakan “Aku adalah Allah Pencipta” Dialah satu-satunya yang mencipta, tidak ada yang lain. Ada mitologi kuno yang anehnya bukan main, ada yang mengatakan 2 kekuatan dewa yang berkelahi, kemudian ketika berkelahi ada 1 dewa yang dipenggal kepalanya lalu dipotong badannya. Darahnya mengalir lalu menjadi sungai Efrat, dan badannya membusuk lalu muncullah manusia dari badannya, jadi kita ini bangkai dewa, mengerikan sekali. Tetapi Allah mengatakan Dialah satu-satunya Pencipta, Dia mencipta dengan maksud Dia tidak mencipta karena kebetulan terjadi. Manusia tidak kebetulan terjadi. Tetapi kalau manusia mau menyingkirkan Sang Pencipta, dia akan mengatakan kita ini kebetulan terjadi, kamu bisa ada karena ada proses evolusi. Kalau ini benar, berarti manusia muncul karena satu proses random yang tidak ada lagi urutan, tidak ada lagi aturan, tidak ada lagi tujuan. Kalau saya percaya hukum dan aturan mengapa saya percaya semua muncul dari ketidakteraturan. “Oh, semua teratur kok”, “siapa yang atur?”, “siapa saja boleh, asal bukan Tuhan”. Mereka menolak Allah sebagai Pencipta, maka seluruh ciptaan menjadi meaningless. Hanya agama Kristen, hanya iman Alkitab yang menyatakan ada Allah pencipta sekaligus Allah pengatur dan Allah pemberi hukum. Kalau Allah Pencipta, Pengatur dan Pemberi hukum, maka ciptaanNya dan keteraturanNya dan hukumNya selalu akan sinkron, tidak mungkin tidak sinkron. John Frame pernah membahas, dia mengatakan “coba cari sifat-sifat Allah di dalam teologi, konsep-konsep doktrin Allah yang ketat, Saudara pelajari. Lalu pelajari ilmu Fisika, Saudara akan menemukan banyak prinsip-prinsip dalam ilmu Fisika paralel dengan sifat-sifat Allah” ini merupakan sesuatu yang dia kemukakan. Karena Allah adalah yang mencipta maka semua peraturan alam akan paralel dengan sifat Dia. Dan semua peraturan unutk mengatur hidup manusia akan sesuai dengan sifat Tuhan dan applicable dalam ciptaan yang Tuhan sudah ciptakan. Ini yang namanya keutuhan iman Kristen. Tetapi kalau manusia putuskan “Allah tidak mencipta”, maka mereka harus dengan kreatif menciptakan sang pencipta baru. Yang bisa menjembatani Sang Pencipta dan ciptaan hanyalah Kristus, karena Kristus mengambil rupa ciptaan, tetapi Dia sendiri tetap bukan ciptaan. Dia adalah Sang Pencipta yang rela mengambil posisinya ciptaan. Inilah dunia yang kita mengerti, alam semesta yang kita mengerti, semuanya dimulai dari perkataan “Tuhan berfirman, jadilah” maka semua jadi. Kalau Dia yang menciptakan semua, apakah ada yang boleh disembah selain Dia. Malaikat tidak boleh disembah, karena mereka hanya ciptaan. Yohanes Calvin sudah tulis tentang kebodohan manusia, ia mengatakan “manusia sombong tapi sayang bodoh” dan kita termasuk manusia, jadi kita mesti rendah hati mengatakan “iya, saya manusia yang sombong dan juga bodoh”. Calvin mengatakan “bayangkan betapa bodohnya manusia menolak menyembah Allah yang menciptakan segala sesuatu karena kesombongannya. Tapi setelah itu dia ditipu oleh iblis untuk menyembah ciptaan”. Jadi manusia menolak Sang Pencipta, lalu ditipu iblis sedikit sudah menyembah ciptaan. “Siapa yang kamu sembah?”, “aku menyembah setan. Jadi banyak orang anti menyembah Tuhan, tapi dia lupa fakta bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta. Ketika Allah mengatakan “jangan ada allah lain” itu adalah karena semua allah lain palsu. Ini alasan pertama mengapa tidak boleh ada allah lain, karena hanya Dia Sang Pencipta.

Lalu alasan kedua, karena hanya Allah yang punya kuasa paling agung, paling besar, paling tinggi, paling mulia diantara segala sesuatu yang lain. Saudara tidak mungkin sembah kekuatan yang lebih rendah dari kekuatan Allah karena kalau Saudara sembah kekuatan yang lebih rendah dari kekuatan Allah, Allah akan menjadi seteru Saudara dan Saudara tidak punya lagi pertolongan untuk menghadapi murkaNya. Di dalam Alkitab dikatakan Allah menciptakan langit bumi, Allah menciptakan bintang dan matahari. Orang zaman dulu percaya bintang, matahari dan bulan itu adalah kuasa-kuasa dewa, tapi Allah mengatakan “Aku ciptakan mereka”. Dan Allah menyatakan dengan jelas di dalam Kejadian 1 “Aku menciptakan jadilah benda-benda penerang untuk menolong menentukan waktu” jadi fungsinya cuma untuk menerangi dan menolong menetapkan waktu, tidak ada kaitan antara bintang dan nasib Saudara. Allah Sang Pencipta mengatakan fungsi mereka hanya petunjuk, mereka tidak punya kuasa apa pun. Orang zaman dulu sangat menyembah benda-benda langit, orang Mesir sembah matahari, orang Mesopotamia sembah bulan. Tapi Alkitab mengatakan semua dijadikan oleh Tuhan. Tuhan menciptakan benda-benda langit, Tuhan menciptakan semuanya. Saudara tidak perlu takut orang mengerjai saudara, kalau Saudara benar-benar beriman kepada Kristus, tidak ada kuasa lebih tinggi dari Allah. Maka Allah mengatakan “dilarang ada allah lain” karena memang tidak ada yang kuasanya melampaui kuasa Allah. Setan tawarkan kuasa-kuasa, Alkitab bilang tidak ada kuasa ciptaan bisa mengalahkan kuasa Sang Pencipta. Kuasa ciptaan adalah kuasa dalam level ciptaan. Malaikat, iblis dan segala jenis makhluk yang Tuhan ciptakan, tidak ada yang mampu mempunyai kuasa yang menandingi Tuhan. Mengapa hanya boleh menyembah kepada Tuhan? karena hanya Tuhan yang mempunyai kuasa, hanya Dia yang berhak disembah, ini alasan kedua.

Alasan ketiga, karena Dia selain mencipta, Dia juga memelihara ciptaanNya. Tuhan memelihara seluruh ciptaan, Tuhan menjadikan musim-musim yang teratur, Tuhan memberikan makanan ketika manusia membutuhkan makanan. Alkitab mengatakan “lihatlah semua binatang di padang, ketika mereka ingin makan, mereka cari Tuhan memberikan makanan. Lihat anak-anak burung yang ada di sarang, waktu mereka minta makan, mereka lihat ke Tuhan lalu mohon Tuhan yang beri”. Ini adalah perumpamaan yang bagus. Saudara kalau lihat anak burung yang masih kecil di sarang, ketika mereka lapar, mereka terus lihat ke atas sambil buka mulut, dan mereka beriman suatu saat ada yang taruh makanan ke paruhnya, entah itu induknya, entah itu orang yang memeliharanya, pokoknya buka mulut nanti akan ada makanan yang masuk. Ini menyatakan “oh, Tuhan aku minta Engkau yang memelihara saya karena Engkau yang menciptakan saya”. Di Mazmur sudah dikatakan seluruh binatang mengharapkan makanan dari Tuhan, seluruh bangsa mendapatkan hujan dari Tuhan, demikian dikatakan Kisah Para Rasul 14 dan 17, seluruh kebaikan Tuhan berikan karena Dia adalah pemelihara. Kalau Dia adalah Sang Pemelihara bagaimana mungkin kita tidak dihukum kalau kita menerima pemeliharaan itu lalu menyembah Allah lain, tidak mungkin tidak dihukum. Seringkali orang tanya “pak, kalau ada orang tinggal di daerah terpencil, belum kenal Tuhan tidak pernah dengar berita Injil, belum pernah ada misionaris datang, lalu dia mati, dia akan dihukum atau tidak?” saya akan bilang “iya, dia dihukum, karena dia sudah terima kebaikan dari Tuhan”. Kisah Para Rasul 14, Paulus mengatakan “seluruh kebaikan Tuhan berikan dengan satu tujuan supaya penerima kebaikan itu cari siapa Pemberi kebaikan itu lalu datang kepada Tuhan”. Tapi manusia tidak tahu berterima kasih, dapat kebaikan cari berhala, dapat kebaikan bersyukur kepada dewa-dewa, dapat kebaikan menganggap ini kekuatan diri dan tidak percaya kepada Tuhan, inilah dosa yang terjadi di tengah-tengah manusia. Kita tidak bisa mengatakan kita bebas dari hutang karena sudah berbuat baik pada orang lain. Sama dengan orang baik ke yang lain, tapi berhutang kepada Tuhan. Maka kalau engkau hutang sama Tuhan, tidak ada yang luput dari penghakiman Tuhan. Itu sebabnya Alkitab mengatakan semua orang yang dicipta, Tuhan berikan anugerah begitu baik supaya mereka bersyukur kepada Allah, tapi tidak ada satu pun yang bersyukur kepada Allah. Mengapa kita hanya menyembah Allah? Karena hanya Dia sumber kebaikan. Orang Israel pikir saya menyembah Tuhan karena Tuhan pintar berperang, tapi untuk kesuburan saya minta kepada Baal. Baal dewa kesuburan, Tuhan dewa perang, kalau perang datang kepada Tuhan, kalau minta makan datang kepada Baal. Tapi Tuhan mengatakan “bukan Baal, tapi Akulah pemberi makanan, Akulah pemberi kesuburan”. Itu sebabnya di zaman Elia, Tuhan menutup langit dan tidak ada hujan turun. Padahal orang Israel yang menyembah Baal percaya bahwa Baal itu pemberi hujan. Di dalam mitologinya dikatakan Baal itu sering mati, dan kalau sudah mati dia turun ke laut, dia bertarung dengan dewa laut lalu kalah, tapi kemudia dia bangkit, naik ke awan, setelah itu dia akan turun dalam bentuk hujan. Tidak ada sumber kebaikan selain Tuhan. Saudara minta penyertaan kepada Tuhan, mengandalkan hidup hanya kepada Tuhan, minta perlindungan hanya kepada Tuhan. Terkadang kita salah berpikir kalau orang Reformed tidak boleh minta-minta yang terlalu serakah kepada Tuhan, saya katakan “Saudara boleh minta apa pun kepada Tuhan, tapi kalau Tuhan jawab tidak, jangan marah”. Saudara mau minta apa saja terserah, mau minta mobil yang baru karena mobil yang lama sudah jelek, lalu Tuhan beri ya puji Tuhan. Tapi kalau Saudara minta, Tuhan bilang “Saya akan bikin mobilnya diambil lalu ganti motor saja” Saudara harus rela terima. Saudara minta, silahkan, karena permintaan Saudara menunjukkan Saudara tahu siapa sumber berkat. Itu sebabnya di dalam Doa Bapa Kami dikatakan “berikanlah kepada kami makanan kami pada hari ini yang secukupnya” itu merupakan permintaan yang sederhana. Karena dikatakan : Tuhan berikan kami makanan pokok. Allah adalah sumber berkat karena itu hanya Dia yang disembah, tidak boleh ada dewa lain, tidak ada kekuatan yang lain, tidak ada apa pun yang lain yang bisa memberikan pemeliharaan dan penghidupan kepada Saudara. Ini adalah hal ketiga.

Yang keempat adalah yang kita baca dalam Keluaran 6, mengapa hanya menyembah Allah? karena Dia yang menebus umatNya, memberikan cinta kasih yang spesial kepada umatNya. Kalau kepada seluruh bangsa Tuhan memberikan berkat secara umum, kepada umatNya Tuhan memberikan berkat menyelamatkan. Kalau kepada seluruh dunia Tuhan memberikan pernyataan umum melalui alam, kepada umatNya Tuhan memberikan wahyuNya secara khusus. Maka bagian ini Tuhan mengatakan “Akulah Tuhan, Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai yang Mahakuasa, tapi dengan NamaKu Tuhan, Aku belum menyatakan Diri”. Nama Tuhan adalah Nama perjanjian, Dia mengikat perjanjian dengan Israel, ini merupakan satu langkah maju dari revelasi wahyu yang Tuhan mau berikan kepada umatNya. Sekarang Tuhan sampai pada tahap yang baru, memanggil umat Tuhan yang merupakan bangsa Israel, lalu Tuhan mengatakan “Saya sudah menyatakan Diri kepada Abraham sebagai kepala perjanjian kepada Ishak dan Yakub”. Apa maksudnya Tuhan menyatakan Diri kepada Abraham, dan karena itu Tuhan menyatakan Diri kepada Israel? Di dalam surat Paulus, Paulus mengatakan ini maksudnya adalah Tuhan mengikat perjanjian dengan Abraham, maka Tuhan memanggil Israel. Mengapa Tuhan mengikat perjanjian dengan Abraham? Karena Tuhan yang memanggil Abraham keluar untuk menjadi orang yang beriman kepada Tuhan. Karena hanya yang beriman kepada Tuhan yang benar-benar masuk dalam umat perjanjian ini. Inilah hal keempat. Kalau Tuhan memberikan kebaikan yang begitu banyak kepada orang yang biasa, lalu Tuhan menunjukkan kasih keselamatan kepada umat pilihan. Maka kalau Israel menyembah allah yang lain, ini sudah terlalu keterlaluan, karena Tuhan hanya menyatakan Diri hanya kepada Israel. Tuhan mengatakan “Aku menjalin relasi dengan kamu, mengikat perjanjian karena janji kepada Abaraham”. Lalu ayat 4 “bukan hanya karena Aku berjanji kepada Abraham, tapi juga karena Aku sudah mendengarkan seruan pertolonganmu”. Jadi kepada umatNya, Tuhan memberikan keselamatan, Tuhan memberikan belas kasihan, ini merupakan relasi yang spesial sekali. Tuhan memberikan belas kasihan, Tuhan memberikan anugerah yang limpah sekali kepada umat pilihanNya, supaya mereka boleh beribadah kepada Tuhan dan hanya menyembah keapda Tuhan.

Ini adalah bagian pertama dari Hukum Pertama, mengapa hanya boleh Allah yang disembah? Mengapa tidak boleh ada Allah yang lain? Karena hanya Allah yang mencipta, tidak ada illah lain yang ikut mencipta. Karena hanya Allah pemilik kuasa, tidak ada kuasa lain menyamai kuasa Allah. Karena hanya Allah yang memelihara, tidak ada sumber lain yang bisa menopang dan memeliahra kita. Yang terakhir, karena Allah menyelamatkan sehingga kita boleh menjadi umatNya. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk sujud dan menyembah illah/ kuasa lain.

Mengapa Hukum Taurat Penting?

Mengapa Hukum Taurat Penting?

(Keluaran 20: 1-2, Mazmur 119: 9-16)
Dari 2 bagian yang kita baca, kita mendapat pengertian bahwa Tuhan memberikan Firman dan dalam Mazmur 119, pemazmur mengatakan dia sangat mengagumi dan sangat mencintai Firman Tuhan. Sebenarnya ketika kita mengenal konsep Taurat yang dirangkum dalam 10 hukum ini, apa yang masuk dalam pikiran kita? Kita seringkali berpikir Taurat itu Perjanjian Lama, Perjanjian Baru Injil. Taurat menyuruh orang untuk bertindak, kalau setia nanti dia selamat, tetapi Injil mengatakan Kristus sudah membayar semuanya sehingga dengan iman kita mendapatkan keselamatan. Sehingga dalam pikiran kita “saya menaati Taurat baru selamat” itulah Taurat, “saya percaya kepada berita Injil, saya selamat” itulah Injil. Tetapi sebenarnya Taurat tidak hanya bertugas untuk memberikan peraturan untuk kita selamat saja, tetapi Taurat juga mempunyai kandungan perintah dari Tuhan untuk kita boleh hidup yang penuh dengan damai sejahtera. Itu sebabnya kata Taurat, Torah, itu sebenarnya memiliki pengertian instruksi atau pengajaran. Jadi Taurat tidak identik dengan hukum, tetapi Taurat identik dengan instruksi, Tuhan memberikan perintah, Tuhan memberikan pengajaran, Tuhan memberikan hal-hal yang perlu kita mengerti supaya kita bisa hidup demi Tuhan. Itu sebabnya Tuhan memberikan Taurat. Kitab Taurat umumnya dikenal sebagai 5 kitab pertama dari Perjanjian Lama, Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Tapi Taurat bisa diekspan lebih jauh lagi menjadi seluruh bagian Perjanjian Lama, karena setelah Tuhan menyatakan Kitab Taurat, Tuhan mencatat juga sejarah Israel. Setelah mencatat sejarah Israel, Tuhan juga mencatat perkataan para nabi yang memberikan peringatan kepada Israel untuk kembali kepada Taurat. Setelah itu Tuhan juga memberikan nubuat tentang apa yang akan terjadi melalui orang bernama Daniel dan Yeremia. Jadi semua ini akan kembali kepada Taurat.

Taurat menjadi kitab yang paling inti dalam Perjanjian Lama. Ketika kita melihat Kitab Taurat ada kesimpulan di dalam 10 poin yang yang Tuhan berikan di atas gunung, inilah yang disebut dengan dekalog, inilah yang disebut dengan 10 peraturan, 10 hukum. Jadi Taurat tidak hanya identik dengan 10 ini, tapi 10 peraturan ini menjadi rangkuman tentang apa yang Tuhan mau ajarkan kepada Israel. Dan mereka sangat menghargai kitab ini, sehingga mereka dipaksa untuk terus membaca bahkan menghafal seluruh kitab supaya mereka boleh mengerti apa yang Tuhan mau. Maka mereka hafal mati-matian supaya mereka boleh mempunyai Firman di dalam diri mereka. Kalau Tuhan berfirman segala sesuatu bisa terjadi, Firman Tuhan memiliki kuasa yang begitu besar dan sekarang saya bisa ingat itu di dalam diri saya, ini ada perasaan sukacita. Meskipun Tuhan mengatakan cuma ingat belum tentu mendapatkan berkat sepenuhnya, karena bukan mereka yang ingat, bukan mereka yang ngerti secara kognitif, tapi mereka yang menjalankan Firman, inilah orang yang mempunyai fondasi yang stabil, sehingga banjir besar datang rumah yang didirikan di atas Firman ini tetap kokoh. Jadi ingat Firman tidak cukup, harus jalankan. Tetapi kalau mau jalankan tapi tidak ingat, tidak akan bisa. Saudara mau lakukan, tidak pernah mengerti, ini pun tidak mungkin bisa. Jadi tetap kita harus belajar memahami, belajar menghafal dan setelah itu bisa dengan limpah mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita. Maka orang Israel dilatih untuk membaca, menghafal dan mengerti, dan setelah itu mereka diajarkan untuk menjalankan seakurat mungkin. Ini merupakan suatu keunggulan yang luar biasa dari orang Israel. Banyak orang pikir “mengapa di segala bidang, orang-orang jenius, selalu ada orang Yahudi atau keturunan Yahudi”. Saudara boleh pikir siapa filsuf paling penting? Di abad 20, Saudara telusuri seorang filsuf ternyata masih ada darah Yahudi. Ada seorang bernama Edmud Husserl, masih punya darah Yahudi. Ada seorang bernama Wittgenstein ternyata masih keturunan Yahudi. Saudara lihat konduktor paling terkenal abad 20, ternyata masih ada darah Yahudi. Orang-orang pikir mengapa bisa begitu? Saya percaya salah satunya adalah karena sejak kecil mereka dilatih memakai otak semaksimal mungkin, beda dengan zaman kita sekarang. Zaman kita sekarang, orang tua tidak bisa gerakan anak untuk sungguh baca, sungguh-sungguh pelajari, karena orang tua sendiri tidak punya kebiasaan seperti itu. Segala yang ada di dalam dunia pendidikan selalu bermula dengan contoh, ini tidak bisa tidak. Waktu Musa disuruh Tuhan untuk membuat sesuatu kemah, Tuhan mengatakan “buatlah sesuai dengan contoh yang sudah Aku tunjukan”. Semua ada contoh. Waktu para murid disuruh untuk hidup baik, murid tanya “seperti apa?”, Yesus mengatakan “seperti yang kamu lihat ada padaKu”. Waktu Paulus menulis surat kepada jemaatnya, “lihat apa yang kamu lihat pada saya, ikuti itu karena aku pun melakukannya berdasarkan contoh Kristus”. Jadi selalu ada peneladanan, dan peneladanan inilah yang Tuhan mau dipertahankan dalam tradisi keturunan orang Israel. Orang Israel mempunyai keturunan yang terus mereka pertahankan dan punya tradisi yang mereka terus pertahankan. Sekarang gereja-gereja tradisional tidak berani pertahankan pendirian, sekarang mereka lepas semua yang konsisten dengan kebenaran Firman dan mereka kembali mengikuti arus zaman.

Tetapi Yohanes Calvin pernah mengatakan “kalau kita tidak serius kepada 3 hal, kita akan dibuang oleh Tuhan”. Tiga hal itu adalah yang pertama kebenaran Firman mesti diajarkan. Yang kedua adalah ibadah harus sesuai dengan kebenaran Firman. Yang ketiga adalah perjamuan, sakramen baptis maupun Perjamuan Kudus harus kembali kepada Firman. Maka Calvin sangat memperhatikan Perjamuan Kudus, ibadah yang teratur dan Firman yang diberitakan. Ini 3 hal yang menjadi ciri utama dari gerakan reformasi dari pada Calvin. Calvin menggambarkan ibadah yang tidak sesuai Firman adalah ibadah kepada para dewa, bukan kepada Allah. Karena Allah yang sejati yang mau disembah, Dia sudah punya standar penyembahan itu harus seperti apa. Dan kalau standar itu dikompromikan, kita mengambil cara dunia, kita sedang tidak menyembah Tuhan, kita sedang menyembah berhala. Maka Yohanes Calvin mengatakan “banyak dewa-dewa disembah orang Kristen, tapi dewa-dewa itu disembunyikan di dalam bentuk salib Kristus” ini semua palsu. Maka dia mengatakan “mari kita semua kembali kepada Firman” sehingga kembali kepada Firman menunjukkan adanya kesungguhan boleh sungguh-sungguh mengenal doktrin, yang sungguh-sunggh hidup di dalam cara Tuhan.

Itu sebabnya di dalam tradisi Reformed pun kita harus belajar untuk menjadi orang yang studi baik-baik, mencari baik-baik kebenaran Firman, untuk boleh dilaksanakan di dalam hidup. Dan orang tua yang menjalankan ini dengan baik akan menurunkan kepada anaknya. Orang Yahudi punya keketatan dalam belajar dan keketatan dalam belajar ini membuat mereka sangat terbiasa untuk belajar apa pun. Waktu Tuhan menyampaikan 10 Firman, apakah Tuhan memakai mode tidak serius? Keluaran 18-20, Tuhan katakan “persiapkan dirimu, bersihkan dirimu, lalu datang dengan perasaan gentar dan takut kepada Tuhan”. Tapi Alkitab mengatakan Tuhan mendatangkan guntur yang sangat keras, waktu orang Israel dengar petir dan badai, mereka ketakutan. Waktu mereka dengar itu mereka sangat gentar, lalu Tuhan pakai suara sangkakala yang kerasnya bukan main. Waktu sangkakala itu ditiup, mereka sadar ini adalah satu penyambutan sang raja datang. Waktu raja masuk ke kota, seluruh sangkakala ditiup untuk memberikan penghormatan. Maka waktu sangkakala ditiup ini membuktikan sang raja sedang datang dan semua harus siap sujud waktu dia datang. Dan waktu dia bersuara, dikatakan suaranya begitu keras. Di Alkitab mengatakan suara Tuhan kalau berbicara seperti desau air bah yang sangat memekakan telinga. Dia tidak bicara dengan suara yang tenang, Dia bicara dengan suara yang sangat keras, membuat orang Israel jadi bising telinganya dan mengatakan “saya tidak sanggup dengar lagi, suara Tuhan terlalu menakutkan bagi saya” ini cara Tuhan berbicara. Lalu ini mau diubah menjadi santai mode, mau diubah menjadi “tenang saja, hidup sudah berat jangan dibuat makin berat lagi” tidak bisa. Siapa yang tidak serius menyampaikan Firman, dia tidak sungguh-sungguh bertanggung jawab kepada Tuhan. Hidup di dunia dengan cara Alkitab itu adalah satu-satunya yang mungkin. Hidup di dunia tanpa cara Alkitab, pasti kacau, pasti menuju kepada kesengsaraan. Demikian juga dengan umat Tuhan, waktu mereka diperas untuk mengerjakan sesuatu dengan sangat sulit, mereka mempunyai kekuatan lebih untuk menjalani hidup. Maka Tuhan berfirman dan Tuhan mengatakan “dengarkanlah Firman Tuhan”, Tuhan mulai menyatakan Firman, menyatakan pengajaran, menyatakan instruksi kepada umat Tuhan.

Mengapa perlu ada instruksi? Waktu Martin Luther baca tentang Injil. dia mendapatkan kelegaan, Injil berita sukacita, Injil berita menyelamatkan, Injil membebaskan. Waktu dia baca Perjanjian Lama, dia heran, Taurat sepertinya mematikan. Dalam 2 Korintus, Luther membaca lalu dia menemukan satu kalimat “sebab hukum yang tertulis mematikan tetapi berita Injil menghidupkan, anugerah Tuhan menghidupkan”. Dia kaget, berarti Hukum Taurat mematikan, Injil menghidupkan, kalau begitu Hukum Taurat sudah digantikan oleh Injil kah? Dia pikir dalam hati tidak mungkin, karena Hukum Taurat perlu sampai sekarang. Lalu apa gunanya Hukum Taurat bagi gereja sekarang? Ini menjadi pergumulan Luther yang tidak habis-habis. Maka kalau Saudara baca eksposisi Luther, dia paling banyak berkhotbah dari Perjanjian Lama, bukan Perjanjian Baru. Dia adalah orang yang senang Perjanjian Baru, terutama tema keselamatan karena iman, dari Paulus. Tapi kalau khotbah dia paling banyak pilih dari Perjanjian Lama, karena dia mau memastikan jemaatnya tahu menerima Injil tidak berarti menyingkirkan Perjanjian Lama. Menerima Injil tidak berarti membuang Taurat.

Lalu apa gunanya Taurat bagi kita sekarang? Di dalam kitab-kitab Taurat tertama di Kitab Imamat, banyak peraturan yang kita pikir sudah tidak lagi kita lakukan sekarang. Luther terus berkhotbah dari Perjanjian Lama untuk mengatakan apa yang diperintahkan dalam Perjanjian Lama itu selalu berkait pada berita Injil. Tetapi sayangnya Luther hanya sampai di sini, akhirnya Luther menemukan ada 2 fungsi dari Hukum Taurat. Yang pertama Hukum Taurat membuat kita sadar kita tidak sanggup. Lalu kalau kita sudah sadar tidak sanggup, baru kita sadar kita perlu Kristus untuk menjadi Juru Selamat kita. Waktu baca semua, Saudara kaget “bagaimana saya yang bejat begni bisa selamat, bagaimana saya yang tidak bisa menjalani Tuarat ini bisa masuk sorga Tuhan?”. Maka Luther mengatakan “waktu kita baca Taurat, kita disadarkan bahwa kita tidak mungkin selamat. Waktu kita sadar kita tidak selamat, kita menjadi orang yang gelisah, lalu cari bagaimana kita bisa selamat. Lalu kita sadar Injillah yang menyelamatkan”. Maka Taurat diberikan bukan untuk keselamatan kita, Taurat diberikan untuk mempersiapkan kita melihat berita Injil Tuhan, lalu setelah Injil Tuhan itu kita terima, inilah yang menyelamatkan kita, inilah fungsi pertama. Fungsi yang kedua, yaitu Taurat juga membuat manusia takut berbuat dosa. Kalau dia sudah baca Taurat “yang mencuri harus dihukum” dia takut mencuri. Waktu Taurat mengatakan “yang berzinah dihukum” dia takut berzinah. Waktu Hukum Taurat mengatakan “yang membunuh harus dihukum” dia jadi takut membunuh. Maka Luther menyimpulkan dua ini adalah fungsi Hukum Taurat. Setelah Luther muncul orang bernama Calvin, Calvin sangat halus dalam mengkritik Luther. Calvin tidak takut kepada Luther, dia mau menjadi orang yang dipakai untuk harmonisasi reformasi, bukan untuk menambah pecah. Waktu Saudara baca yang ketiga sebenarnya ini rangkuman dari pendapat Calvin tentang Taurat yang jauh lebih baik. Calvin mengatakan kalau Taurat akan menggerakan kita untuk bertemu dengan Kristus berarti saya waktu membaca Hukum Taurat, saya harus berada di dalam keselamatan dulu. Karena kalau Saudara belum selamat, Saudara baca Taurat, tidak akan tergerak. Begitu juga orang-orang dunia ini, waktu baca Taurat mereka tidak akan tertegur. Pencuri waktu membaca Taurat, mereka akan tetap mencuri, mereka waktu baca Taurat tidak akan “celaka, saya sudah berdosa, saya mau bertobat”. Ini mengkritik 2 poin dari Luther, Luther mengatakan “baca Taurat nanti cari Injil, baca Taurat nanti tidak berani berani bertindak jahat”. Calvin mengatakan “siapa bilang? Pencuri baca Taurat tetap mau mencuri”. Jadi Calvin mengatakan fungsi Taurat adalah untuk orang yang sudah dibebaskan bukan untuk yang belum. Itu sebabnya Tuhan mengatakan di dalam Keluaran 20 “Aku adalah Allah yang sudah mengeluarkan engkau dari perbudakan di Mesir”. Tuhan yang sudah bebaskan berarti ini Firman untuk yang sudah dibebaskan. Calvin mengatakan “sebenarnya Hukum Taurat diberikan untuk orang yang sudah ditebus, bukan yang belum”. Orang yang sudah ditebus baru bisa mengerti Taurat, baru tergerak oleh perintah Taurat, dan baru bisa melihat keindahan Hukum Taurat. Namun demikian Calvin mengatakan “meskipun begitu saya tetap setuju dengan yang dikatakan Luther, tetapi fungsi Taurat dalam pengertian Luther adalah fungsi penghakiman bukan fungsi membimbing”. Maksud fungsi penghakiman adalah ketika orang itu dihakimi oleh Tuhan, Tuhan akan paparkan TauratNya lalu Dia akan bandingkan dengan hidup orang itu. Ini lah cara Tuhan menghakimi. Jadi orang yang mencuri nanti Tuhan akan taruh hukum “jangan mencuri” lalu paparkan dengan hidup orang itu, orang itu sudah salah maka akan dihukum. Jadi ini fungsi Taurat di dalam penghakiman. Tapi Calvin mengatakan di dalam Kristus fungsi Taurat tidak lagi sebagai penghakiman tetapi sebagai pembimbing. Calvin mengatakan dulu ketika orang belum sungguh-sungguh mengerti Kristus, dia tidak mungkin dididik oleh Taurat. Setelah dia hidup dalam Kristus, baru dia bisa dididik oleh Taurat.

Maka Calvin mengutip dari Galatia 3:24 dan Roma 10: 4, Calvin mengatakan dlaam 2 bagian ini Paulus memberikan pengajaran yang sangat penting bagi kita, yaitu kita yang sudah ditebus akhirnya bisa menantikan Kristus karena Taurat, kita yang sudah ditebus akhirnya bisa mengharapkan hidup yang jadi limpah karena sekarang Taurat menuntut kita hidup mirip dengan Kristus hidup. Calvin menyimpulkan dari ajaran Paulus, Taurat adalah penuntun sampai Kristus datang dan Kristus adalah penggenap dari Taurat. Dua hal ini lah yang menjadi inti bagi kita untuk memahami Taurat. Taurat menuntun sampai Kristus datang. Orang Israel dituntun oleh Taurat sampai Kristus datang pertama kali. Orang Kristen dituntun oleh Taurat sampai Kristus datang kedua kali, sama. Lalu Kristus adalah penggenap Taurat, berarti dalam tradisi Israel ada sesuatu yang hanya Kristus bisa kerjakan, bukan mereka. Itu sebabnya sebelum Kristus datang, mereka harus sembelih binatang, mereka harus persembahkan korban karena di dalam bagian ini mengatakan “kami tidak sanggup menaati, ini adalah bagian dimana Kristus yang akan menggenapi”. Maka sebelum Kristus datang, mereka mempersembahkan korban, setelah Kristus datang, Kristus menjadi korban sehingga kita tidak mengerjakan bagian yang hanya bisa digenapi oleh Kristus. Maka ketika Kristus datang, Dia menjalankan semua Taurat, lalu Dia mati dipaku di atas kayu salib sebagai korban bagi kita. Inilah hal yang menyatakan bahwa Kristus menggenapi Taurat. Berarti kalau Kristus sudah menggenapi semuanya, kita sudah mendapatkan satu kepala yang bisa membayar lunas semuanya. Maka baik orang Israel maupun kita, gereja sekarang, kita tidak perlu melihat Taurat sebagai penghakiman bagi kita sebab ada Kristus yang sudah memperbaikinya bagi kita. Selalu ada multi panggilan yang Tuhan nyatakan sebagai panggilan, dan Tuhan berikan peraturan supaya panggilan itu bisa dijalani.

Misalnya Israel itu siapa? Yang pertama Israel adalah umat Tuhan, kedua Israel adalah prototype-nya gereja, ketiga Israel adalah satu bangsa yang Tuhan pilih untuk menurunkan Kristus, yang keempat Israel adalah salah satu bangsa dari semua bangsa di dunia. Dan Tuhan berfirman kepada Israel untuk mengatur keempat panggilan ini. Kalau peraturan itu cocok untuk panggilan Israel sebagai umatNya maka peraturan itu harus cocok bagi kita sebagai umat Tuhan.

Lalu yang kedua, Israel adalah bangsa yang dipilih untuk menurunkan Kristus, berarti ada hal-hal yang Tuhan berikan sebagai persiapan mereka menantikan Sang Mesias. Ini tentu harus ditafsirkan dengan cara yang berbeda untuk gereja Tuhan. Karena kita tidak disiapkan untuk menantikan kedatangan pertama, tapi kita disiapkan untuk menantikan kedatangan kedua. Maka kita lihat bijaksana Tuhan, waktu Israel dipersiapkan untuk menantikan kedatangan pertama, Yesus akan datang ke dunia ini, maka Israel dipersiapkan untuk hidup duniawi yang benar. Itu sebabnya peraturan-peraturan yang ada dalam bangsa Israel sangat bersifat melihat kepada dunia ini. Kamu kalau tanam benih harus begini, kalau makan harus begini, karena itu adalah persiapan Israel menyatakan bahwa imanku ditafsirkan secara hal praktis di dunia karena Kristus akan datang ke dunia. Tapi orang Kristen lain, sekarang kita menantikan Kristus yang sudah datang dan sekarang duduk sebelah kanan Allah. Maka peraturan kita sedikit lebih rohani dari pada peraturan yang diberikan kepada Israel dalam Perjanjian Lama. Sekarang tidak ada lagi peraturan mengenai makanan, sekarang tidak ada lagi peraturan engkau harus pakai baju dengan bahan seperti apa. Itu sebabnya sekarang kita tidak melakukan apa yang dulu dilakukan orang Israel. Peraturan yang memberikan persiapan Israel untuk kedatangan Kristus yang pertama, itu harus ditafsirkan dengan terang yang berbeda di Perjanjian Baru.

Ketiga, Tuhan mau Israel menjadi salah bangsa, sedangkan gereja bukan salah satu bangsa. Gereja adalah umat pilihan yang sifatnya bukan bangsa. Inilah cara melihat, apa yang Tuhan terapkan bagi Israel, kita harus lihat dalam panggilan yang bersifat sangat multiple. Lalu apa yang sesuai dengan panggilan kita sekarang, itu yang harus diparalelkan dengan kita sekarang. Tuhan menyatakan hukum, Tuhan menyatakan perintah, menyatakan pengajaran bagi Israel, supaya Israel bisa menjalankan fungsinya sebagai umat Tuhan. Dan ditengah-tengah sebagai fungsi umat Tuhan banyak hal yang sangat paralel dengan kita sekarang. Israel umat Tuhan, kami pun umat Tuhan. Israel dituntut menjadi contoh, saya juga dituntut sebagai contoh. Tapi kita punya cara yang sedikit berbeda dari Taurat, itu sebabnya waktu Saudara lihat Taurat banyak hal yang sepertinya tidak berlaku lagi. Tapi bukan tidak berlaku lagi, melainkan harus ditafsirkan dengan cara tafsir yang sesuai dengan mereka supaya kita bisa terapkan sekarang. Contoh, misalnya peraturan tentang makanan halal dan haram, itu masih berlaku tidak? Itu sebabnya kita harus mengerti dengan jelas mengapa sekarang boleh makan babi, alasannya yang pertama karena Firman Tuhan Perjanjian Baru mengatakan sudah boleh. Kalau Tuhan Yesus mengatakan sudah boleh, siapa yang boleh melawan. Tuhan bilang “apa yang masuk tidak mengharamkan manusia, apa yang keluar itu yang menajiskan” Orang yang hatinya kotor, terus ngomong pun kotor. Orang yang hatinya penuh dengan kelicikan, terus ngomong pun penuh dengan kelicikan. Kalau sekarang pura-pura tulus, suatu saat akan terbukti apa yang ada di dalam hatimu. Itu sebabnya Saudara mesti perbaiki hati, Saudara yang terus punya pikiran kotor perbaiki pikiranmu supaya mulutmu tidak sekali-kali kelepasan lalu berbicara apa yang benar-benar ada di dalam hatimu. Itu sebabnya apa yang kamu katakan itu menunjukan hatimu dan hati yang kotor itu yang menajiskan orang, ini yang dikatakan Tuhan Yesus. Dengan demikian Tuhan menyatakan semua makanan halal.

Lalu dulu mengapa Tuhan larang? Ada yang mengatakan alasan kesehatan, terbukti bahwa babi adalah hewan yang tidak sehat, lele juga dilarang karena tidak sehat. Jadi mengapa Tuhan melarang dulu? Karena binatang pada Perjanjian Lama adalah binatang yang menurut konsep timur dekat kuno itu adalah binatang yang tidak pernah jelas identitasnya. Babi adalah binatang yang tidak memamah biak, tetapi punya kuku yang mirip binatang memamah biak, jadi dia tidak jelas binatang model apa. Ikan lele, ikan yang berenang tapi tidak punya sisik, ini ikan yang tidak jelas. Kodok tidak boleh dimakan karena tidak jelas binatang darat atau air, kodok bisa hidup di darat dan air. Kelelawar pun tidak boleh dimakan karena mirip burung tapi mukanya mirip tikus. Semua binatang yang tidak jelas ini tidak boleh dimakan, karena ini menjadi simbol ketidak-jelasan identitas Israel. Israel tidak boleh berbaur dengan bangsa lain, maka mereka harus makan untuk menunjukan “kami tidak mau campur, yang campur-campur kami tidak mau makan”. Tapi sekarang Tuhan bekerja tidak hanya lewat Israel, Tuhan bekerja panggil semua bangsa berarti sudah boleh campur. Kalau sudah boleh campur apakah identitas makanan yang menjadi simbol tidak boleh campur, harus dipertahankan? Tidak perlu. Sekarang Saudara boleh makan binatang yang tidak jelas identitasnya. Kita harus mengerti dengan tuntas bahwa Tuhan bekerja dalam satu cara untuk membuat satu panggilan dari Israel menjadi terpenuhi. Cara ini harus kita perhatikan untuk kita tafsirkan dalam konteks gereja pada saat ini. Itu sebabnya mempelajari 10 ini menjadi intisari bagi kita mengerti Hukum Taurat bagi kehidupan orang Kristen. Maka hari ini kita sudah mempelajari tentang pendahuluan, mengapa Hukum Taurat penting? Karena memberikan instruksi bagi kita untuk boleh mengerti bagaimana harus hidup di dalam cara Tuhan. Tapi instruksi yang Tuhan berikan, ini Tuhan berikan dengan ancaman yang berat. Kalau baca Hukum Taurat, ngeri sendiri, yang gagal menjalankan Hukum Sabat, dilempar batu tanpa belas kasihan.

Tetapi hal yang mengherankan mengapa dalam Mazmur 119, pemazmur mengatakan “saya sangat rindu FirmanMu, saya sangat menyenangi apa yang Tuhan nyatakan dalam Firman”. Inilah yang menjadi prinsip yangharus kita ingat pada hari ini, ayat 9-6 dalam Mazmur 119. Ayat 9 mengatakan “dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakukannya bersih? dengan menjaga sesuai Firman”. Jadi Taurat Tuhan diberikan supaya kita tahu bagaimana harus hidup. Apa yang diperintahkan oleh Tuhan adalah instruktif, Tuhan tidak berikan perintah yang lembek, Tuhan berikan perintah yang harus ditaati. Mari kitabelajar taat kepada Tuhan dengan banyak cara. Cara pertama belajar mentaati semua peraturan yang ditujukan kepada kita, taati itu. Yang kedua, belajar otoritas perwakilan Tuhan di dunia, mimbar adalah otoritas Tuhan yang menjadi perwakilan Tuhan di dunia. Tuhan menyatakan “Aku adalah Allah yang akan menghukum tetapi Aku juga adalah Allah yang menyatakan hikmat, kebajikan dan pengampunan bagi kamu semua”. Dua kualitas ini ditunjukan dengan cara Tuhan memberikan peraturan dan cara Tuhan memberikan hukuman bagi yang melanggar peraturan. Jadi ada perintah yang sangat ketat dan ada hukuman kalau Saudara melanggar perintah itu. Tapi kalau Saudara sudah ditebus oleh Tuhan, semua hukuman Tuhan tidak lagi menjadi kutuk bagi Saudara. Tapi semua hukuman Tuhan adalah sebagai pendisiplin bagi Saudara untuk taat kepada Tuhan. Itu sebabnya bagi orang yang sudah ditebus, seluruh Taurat berguna sebagai instruksi, tetapi seluruh hukuman sekarang sudah ditimpakan kepada Kristus. Inilah fungsi dari Taurat sehingga kita boleh bertumbuh di dalam kerohanian melalui instruksi-instruksi dan pengajaran yang Tuhan sampaikan kepada kita.

Efesus 6

Tema Pertama Surat Korintus

Kita sampai kepada akhir dari seluruh kisah yang ditulis oleh Paulus kepada seluruh jemaat di Efesus. Setelah pada bagian-bagian sebelumnya disampaikan apa yang harus Gereja lakukan adalah berjalan, yakni berjalan dalam kesatuan, berjalan dalam kesucian, berjalan dalam kasih, berjalan dalam terang, berjalan dalam hikmat bijaksana, dan berjalan dalam ketaatan Maka hal terakhir yang Paulus sampaikan adalah sekarang berjalanlah dalam kesiapan perang. Ketika Paulus menyatakan ‘berjalan dalam perang’, ia tidak mengggunakan kata-kata ini di pasal-pasal sebelumnya. Terlihat dengan jelas bahwa Paulus ingin membereskan hal-hal internal lebih dahulu di dalam Gereja, di dalam keluarga Kristen, dan di dalam pribadi Kristen. Ia membereskan dulu mengenai kesatuan, kehidupan suci, saling mengasihi, hidup saling terbuka di dalam hikmat dan ketaatan. Itu tidak berarti harus semuanya beres dan sempurna, baru kita boleh berperang. Tidak seperti itu. Tapi Paulus ingin mengatakan bahwa kamu harus sadar bahwa hidupmu ada di medan perang, maka kesadaran itu membuat engkau mau tidak mau harus bertempur, dan membereskan hal-hal internal terlebih dahulu. Jika tidak dibereskan terlebih dahulu, kamu pasti kalah. Banyak orang mau melayani. Itu tidak salah dan itu memang menjadi panggilan kita untuk melayani. Tetapi ketika pelayanan itu ada pada kita, kita harus senantiasa mengukur pelayanan yang kita ambil itu dengan progress internal hidup kita dihadapan Allah dan manusia. Jika tidak seperti itu kita akan mudah dijatuhkan di depan. Ketika Kristus pertama kali memanggil murid-muridnya, Ia tidak mengatakan. “ Ayo, semua murid-murid, engkau akan kujadikan penjala manusia..”, tetapi Ia mengatakan, “ Petrus ikutlah Aku. Aku akan menjadikan engkau penjala manusia.” Ketika berbicara tentang ‘Ikutlah Aku’, itu adalah berbicara tentang pemuridan dan pembentukkan. Kita seringkali hanya ingin melayani, namun kita tidak ingin dibentuk. Kita ingin membereskan yang diluar tapi yang di dalamnya kita rapuh.Kita harus ingat bahwa dari doktrin ortodoksi menjadi ortopraksi. Dari yang internal menjadi sesuatu yg bersifat eksternal keluar. Jikalau ini terbalik maka kita akan mudah dijatuhkan musuh. Selanjutnya, di dalam ayat ke-10 hingga ke-20, ini berbicara mengenai peperangan. Tema ini adalah tema yg besar. Tema ini sendiri adalah tema yg disebutkan oleh Allah sendiri, oleh Bapa, di dalam kejadian pasal yg ke-3, ketika kejatuhan manusia di dalam dosa, kalimat Allah adalah kalimat nubuatan tentang perang. Jangan pernah berpikir ada kedamaian di tengah-tengah dunia. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka hal yang langsung mengikutinya adalah perang. “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya..” Ayat itu mau bicara mengenai gereja yang akan mengalami sesuatu yg menyakitkan dari peperangan ini tetapi tidak akan mematikan, sebaliknya gereja dibawah pimpinan Kristus akan menghancurkan iblis beserta seluruh pekerjaannya, tepat diatas kepalanya. Bahkan tema perang ini adalah tema yang mendominasi di dalam Alkitab. Kita harus mengerti bahwa akhir dari seluruh hidup kita akan diakhiri oleh kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali bersama dengan puluhan ribu tentaranya, dan akan terjadi perang yang besar sebelum menutup daripada kiamat itu. Dan jika kita lihat ditengah-tengah itu, dari Yesus Kristus, Yohanes pembaptis, hingga seluruh rasul-rasul, mereka semua adalah orang yang berperang. Meskipun berbeda dengan perjanjian lama, karena perang di dalam perjanjian baru adalah perang secara rohani, tetapi tetap implikasinya adalah kematian secara fisik. Fox’s book of Martyrs mengatakan bahwa, “ Faith is life and death issue..” Iman menyangkut issue hidup dan mati. Ada peperangan yang sengit terjadi di dalamnya. Maka Paulus mengatakan bahwa Gereja harus tahu, Gereja harus kuat di dalam kuat kuasa-Nya, karena kita akan berjuang, akan ada peperangan melawan darah dan daging. Untuk apakah perang itu? Mengapa Gereja harus berperang? Kita lihat pada ayat yang ke-19, “juga untuk aku (kerinduan Paulus untuk didoakan), supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil..”. Perang diperlukan untuk menyatakan ‘mystery of the gospel’.

Di dalam Pasal 3 ayat 3, misteri Injil ini diproklamirkan di depan penguasa kerajaan kegelapan. Misteri ini berkenaan tentang The Lordship of Christ. Itu adalah inti daripada Injil. Karena di dalam Kristus, di dalam penguasaan-Nya, kita dikuasai oleh Allah Tritunggal. Allah berkehendak untuk menaklukan kita dan menguasai kita di dalam Kristus. Maka jikalau kita mengerti hal ini, kita pun harus mengerti bahwa di dalam Kristus akan muncul 2 dari sifat injil. Sifat Injil yang pertama adalah Injil selalu bersifat eksklusif. Eksklusif adalah suatu kebenaran pada kelompok ini saja. Ini berarti yang diluar ini adalah sesuatu yg tidak benar. Injil secara proposisi dan definisi harus eksklusif karena Injil adalah kebenaran. Maka ketika berbicara tentang Injil, sampai akhirnya, ini adalah sesuatu yang sifatnya tidak mungkin bisa diduakan dan mau tidak mau hanya satu, ini saja. Sifat yang kedua daripada Injil adalah sifat perang, karena injil menentang kedaulatan manusia. Di dalam seluruh aspek dan kalimatnya, Yesus Kristus dan Firman Tuhan akan berusaha ‘menaklukan’ umat-Nya, karena sebenarnya Gereja adalah sekumpulan orang-orang yang mengikuti Yesus Kristus sebagai kepala, dan sebagai Kepala, Yesus Kristus sudah berkata “jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki..”. Jika itu adalah kalimat daripada pemimpin gereja, kepala, dan tuan kita maka seluruh gereja akan bersuara yang sama. “Thy will be done..” Kita tahu bahwa ini bukanlah hal yang mudah, kadang dengan air mata dan kegalauan, kadang dengan hati yang pedih, namun seseorang yang telah dilahirbarukan akan mengerti bahwa kita memiliki satu nilai tertinggi, yaitu Allah dan kehendak-Nya. Maka ketika seluruh murid Yesus bertanya, “ Apa yang harus kami doakan ? “ Yesus berkata, “ Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga. “ Datanglah pemerintahan-Mu. Pemerintahan Allah itu datang melalui kehendak Allah yang jadi. Yohanes 14:6 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Ini berarti segala sesuatu yg diluar Dia adalah kesesatan, kebohongan, dan kematian. Kita tidak bisa mengatakan, ‘banyak jalan menuju ke Roma’. Kita memilih Kristus atau tidak sama sekali. Sifat ini akan selalu menghasilkan perang. Kita juga harus bisa melihat, bahkan ketika saat teduh, ketika kita mendengarkan kotbah seperti ini atau kotbah hari minggu, jangan pikir itu kotbah biasa. Itu menuntut respon kita. Respon ketertundukan kepada Allah. Injil pada dasaranya, sifatnya adalah perang, tidak bisa tidak.

Pada Efesus 6:10-20, kita akan mendapatkan kunci bagaimana kita bisa menang dalam peperangan rohani ini, baik ketika kita sedang menampilkan diri sebagai orang Kristen atau ketika kita sedang berbicara secara verbal tentang Kristus. Maka kunci kemenangan perang, terdapat dalam tiga bagian besar disini. Pertama, Paulus menyatakan bahwa hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasanya. Setan akan berusaha untuk membuat apa saja agar kita bisa dijatuhkan oleh Dia. Maka hal yang pertama adalah kita harus bersandar sepenuhnya kepada Allah Tritunggal. Ayat-ayat ini, adalah ayat yang luar biasa penting karena Allah Tritunggal muncul bersama-sama, dan itu jarang. Mari lihat Pada ayat ke-10, ‘hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan..’ Itu berbicara mengenai Kristus. Pada ayat ke-11, ‘Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah’. Ini bicara mengenai Allah. Setiap kata ‘Allah’, kita menafsirkannya dengan Bapa. Lalu pada ayat ke-18, ‘dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh”. Roh Kudus muncul. Bapa, Anak, dan Roh Kudus, muncul di dalam satu perikop ini, Ini adalah kunci yang pertama. Bersandar kepada Allah Tirtuggal. Seberapa banyak dari kita yang sadar bahwa kita tidak bisa apa-apa dan kita tidak mampu? Ucapan berbahagia pada Kotbah di bukit dalam kitab Matius, diawali dengan, “ Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan sorga.” Itu bukan hanya kunci keselamatan, tetapi kunci kemenangan peperangan rohani. Seluruh peperangan di dalam Perjanjian Lama, itu adalah peperangannya Tuhan. Peperangan Tuhan itu berarti engkau, setiap nabi, harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bersandar kepada Tuhan. Sama halnya dengan disini. Bersandarlah kepada Allah Tirtunggal. Pada saat kita berkata ‘saya mampu’, disitu kejatuhan terjadi. Hal yang paling sederhana yang Tuhan bukakan kepada kita di dalam Yosua, adalah ketika ia menggempur kota Yerikho dan Ai. Yerikho adalah kota yang besar dan dikatakan tidak pernah terkalahkan, merupakan jajaran kota terkuat di Kanaan. Karena Tuhan memimpin dan Yosua mau kait terhadap cara dan rencana Allah, bukan kepada pikirannya sendiri, tetapi sungguh-sungguh sadar bahwa ia tidak mampu dengan kekuatannya sendiri, dan ketika disuru putar-putar ia mau taat, karena ini adalah peperangan Tuhan. Maka seluruh pasukan Israel bisa mengalahkan Yerikho. Namun ketika di Ai, Yosua pikir ia telah memiliki pengalaman, tidak perlu lagi bergantung keada Firman Allah, tidak perlu lagi bertanya dan mencari wajah Allah, untuk menggempur Ai. Ai artinya adalah reruntuhan, dan penduduk disana memiliki rasa minder. Nama kota nya saja sudah ‘reruntuhan’, tapi menghadapi sesuatu yang demikian kecil, tentara Allah tidak pernah menang. Terhadap tantangan dan dosa sekecil apapun, jangan pikir engkau bisa menang kecuali kita sepenuhnya bergantung kepada Allah Tritunggal. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah dan jadilah kamu di dalam Tuhan, dan berdoalah setiap waktu di dalam Roh. Kunci menang perang, engkau harus bersandar sepenuhnya kepada Allah Tritunggal.

Kunci menang perang yang kedua adalah di dalam area ini secara khusus, dari ayat 11-18, maka Paulus menyatakan perlengkapan senjata Allah. Bukan satu, tetapi seluruh perlengkapan senjata Allah. The whole armor of God. Kita harus melihatnya satu persatu. Ayat 14, “ Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbaju zirahkan keadilan,” Berdiri tegap disini berarti memiliki kesiapan berperang. Setiap orang yang mau berperang harus sadar bahwa ini sedang di dalam peperangan. Salah satu masalah di dalam kekristenan adalah kita berpikir sekarang ini kita sedang berada di dalam liburan, sehingga akhirnya setan akan menjatuhkan kita dalam berbagai aspek. Kita itu jatuh dengan kerikil yang tajam, dengan hal-hal kecil yang kita tidak perhatikan, itu yang membuat kita jatuh.

Berikat pinggangkan kebenaran, Belt of truth. Apakah kita hidupnya sudah dibenarkan oleh Kristus? Apakah sungguh-sungguh kita mengalami justification itu? Apakah kebenaran itu ada didalam hidup kita? Kristus membenarkan kita. Apakah kita sungguh-sungguh mengalami apa yang Tuhan perbuat di dalam Kristus bagi kita?

Baju zirah keadilan. Dalam bahasa aslinya ‘Righteousness’, kebenaran. Keadilan dan kebenaran di dalam Alkitab biasanya membicarakan tentang kehidupan moral dan etika. Kita musti ingat bahwa kehidupan kita adalah kehidupan berperang. Setan akan menggunakan apa saja untuk menjatuhkan kita, termasuk dengan hal-hal remeh yang seringkali tidak kita perhatikan. Ketika kita masuk ke dalam Gereja, apakah kita memperhatikan bagaimana kita hidup? Musuh akan mengincar kita, memperhatikan kita diam-diam, membiarkan hal-hal moral etika yang tidak kita perhatikan menumpuk, hingga pada waktunya dimana ketika kita berada di dalam puncak pelayanan, itu akan dimunculkan oleh setan, maka jatuh dan hancurlah seluruh pelayanan kita.

Ayat 15, “kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera” Ini mengenai sepatu yang memiliki kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera. Apakah sungguh-sugguh hidup kita rela dipakai untuk memberitakan Injil? Berdoa kepada Tuhan, di mana Saudara harus tinggal, di mana harus bekerja. Mungkin Tuhan menginginkan Saudara pindah dari kota tempat anda tinggal atau perusahaan. Mengapa kita tidak mau pindah? Karena kita merasa nyaman disini. Kita tidak rela, dan kita tidak mau diutus oleh Tuhan. Banyak dari kita tidak melayani di tempat dimana Tuhan tidak tetapkan. Saudara harus mengambil suatu keputusan, berani berjalan ditempat yang Tuhan tuju. Ketika saya di Cape Town, ada satu kalimat yang begitu menusuk saya. Ada satu penginjil di depan 4200 misionaris lain yang nantinya kan kembali ke negara masing-masing, di situ kami sedang berdoa untuk negara-negara yang sulit dan menganiyaya kekristenan, lalu dia mengucapkan satu hal ini, “ Sebenarnya tidak ada satu tempat pun di dunia ini yang tertutup untuk Injil, yang ada sebenarnya adalah kita tidak rela untuk masuk. “
Itu kalimat yang sangat besar. Hal yang paling sederhana saja, seperti PI ke rumah sakit, itu hanya membutuhkan waktu yang sedikit, kita seringkali tidak rela untuk keluar sebentar dari rumah atau berhenti sebentar dari kesibukkan.

Ayat 16, “dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat. Perisai iman. Ini adalah suatu tameng yang besar dan menjadi perisai untuk mematahkan setiap panah api dari si jahat, segala tuduhan-tuduhan yang akan mematikan kita. Iman itu muncul dari pendengaran akan Firman. Ketika kita mendengarkan Firman, lalu Firman itu kita cerna, maka dengan sendirinya iman kita akan bertambah kuat. Saudara tak mungkin akan membentuk sebuah perisai iman tanpa membaca Firman. Bagaimana dengan pembacaan Firman saudara secara pribadi? Apakah ada pembacaan Firman Tuhan setiap hari yang terstruktur sehingga semakin hari iman Saudara akan semakin kuat? Saudara seringkali bertanya, ‘mengapa ya orang itu kuat? Kok orang itu dipakai Tuhan ya? Kok orang itu cinta Tuhan ya?’ Ketika saudara bertanya demikian, lihatlah apakah yang Saudara kerjakan dirumah setiap hari? Tidak ada anak emas di dalam kerajaan Allah. Yang ada, setiap dari kita diminta untuk bertumbuh. Ketika saudara melihat orang yang seperti itu, ingatlah kuncinya adalah bergumul bersama Allah di dalam Firman setiap hari.

Ayat 17, “dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” Sekali lagi ini berbicara mengenai keselamatan. Keselamatan yang dari tangan Tuhan. Apa bedanya dengan belt of truth? Di dalam belt of truth, kita itu bertumbuh di dalam kebenaran Kristus, sedangkan ketopong kesalamatan adalah keselamatan yang kita terima di dalam Kristus.

Yang terakhir ada pedang roh, yaitu Firman Tuhan. Yesus pun ketika dicobai oleh setan, maka apa yang dilakukan oleh-Nya adalah Ia menyatakan Firman, Ia mengutip Firman, Ia menyatakan prinsip-prinsip Firman kepada setan. Berikatpinggangkan kebenaran, berbajuzirahkan keadilan, berkasutkan kerelaan, perisai iman, dan ketopong keselamatan. 5 perlengkapan senjata Allah ini adalah sifatnya defensif. Hanya satu perlengkapan yang sifatnya adalah ofensif, yaitu pedang roh, untuk menaklukan musuh, kita memerlukan Firman Allah. Untuk menghancurkan musuh kita perlu mengerti Firman Allah. Maka biarlah kita boleh memperdalam hidup kita dengan mengecap dan mengerti Firman itu. Firman itu menjadi makanan kita setiap hari. Kalau Firman itu tidak kuat, kita hanya bisa bertahan, tapi kita tidak mungkin maju di dalam peperangan rohani.

Kunci yang ketiga untuk menang di dalam peperangan rohani adalah mengenai 2 semangat yang harus kita punya. Kita melihatnya pada ayat 18-19. Semangat pertama yang harus kita punya adalah tekun. Bagaimana kita bisa belajar ketekunan adalah melalui berdoa. Salah satu hal yang kurang dalam generasi sekarang adalah sifat tekun. Seseorang mungkin pintar, tapi tidak tekun. Alkitab mengajarkan bagaimana kita bisa tekun, memiliki jiwa yang tekun, tekun iman, tekun hidup adalah mulai dengan belajar ketekunan di dalam doa. Dan tentu ini tidak berarti kita musti tekun dengan kekuatan sendiri, karena bagimanapun ini adalah pekerjaan Allah Tritunggal di dalam hidup kita, khususnya di dalam doa agar akhirnya kita bisa bertekun. Ketekunan itu penting, Alkitab mengatakan siapa yang bertahan sampai akhirnya, dia yang akan diselamatkan. Berarti yang diselamatkan adalah yg tekun. Apakah ini berarti kita jadi seperti Arminian? Berusaha untuk tekun supaya bisa selamat, berarti kita diselamatkan dengan pekerjaan kita sendiri. Itu adalah pengertian yang salah. Pengertian yang sesungguhnya adalah, jikalau kita adalah orang Kristen yang sejati, maka Roh Kudus akan bekerja dalam diri kita, Dia akan menumbuhkan hal-hal yang ada di dalam Firman Tuhan, dan Ia akan menghantar kita sampai tekun. Tetapi kita harus merespon untuk mau dididik tekun. Di dalam TULIP, T adalah Total Depravity, dan P adalah Perserverance of the saints. Kita lihat disini, berarti mulai dari sinner, hingga menjadi ‘saint‘ yang bertekun. Itu merupakan pekerjaan Allah Tritunggal. Allah Bapa-Unconditional Election, Allah Anak-Limited atonement, dan Allah Roh Kudus-Irresistible grace. Maka, jika kita bisa bertekun itu adalah pekerjaan Allah Tritunggal di dalam hidup kita, namun kita musti melatihnya, dan arena yang Tuhan pakai untuk kita berlatih adalah doa. Maka dari itu doa penting sekali. Calvin menyatakan bahwa doa yang terus menerus adalah latihan tertinggi dari iman. Hal yang kedua, di dalam tekun, ketekunan itu membuat kita menang. Di dalam peperangan ini atau di dalam perlombaan kristiani, prinsipnya adalah bukan siapa tercepat, tetapi siapa yang tekun sampai finish. Charles Spurgeon mengatakan, “ Karena anugerah Allah, maka siput itu sampai ke bahtera Nuh.” Pada ayat ke 19, Paulus pun mengingatkan ‘ jangan lupa berdoa untuk aku”, ini dimaksudkan agar kita juga tidak lupa untuk mendoakan hamba-hamba Tuhan. Paulus pun minta didoakan dengan tekun, karena paulus tahu ini adalah peperangan yang sengit. Semangat yang kedua ketika setiap umat Allah berperang adalah terus maju dan tidak boleh mundur. Ketika Paulus menuliskan ini dia sedang menggambarkan baju perang tentara Romawi. Ada helm, baju sirah, ikat pinggang, kasut, dan pedang. Seluruhnya itu perlengkapan untuk melindungi yang di depan, sedangkan yg di belakangnya dibiarkan kosong. Di belakang tidak ada perlengkapannya. Pemerintah Romawi ingin menekankan satu hal, bahwa ketika berperang engkau harus maju, tidak boleh mundur. Begitu mundur langsung mati. Sekali maju harus selesaikan, tidak boleh mundur. Allah menyatakan pada umatNya ‘engkau maju perang’, satu-satunya yg membuat kalah adalah ketika umatNya tersebut mundur sebelum perang selesai. Kita musti tekun, musti maju, tidak boleh mundur, ketika ini ada, maka Alkitab menyatakan kita lebih dari seorang pemenang. Pada ayat 13, dikatakan ‘Tetap berdiri’, bukan duduk. Ini berarti kita masih punya tenaga sisa. Perang terus-menerus akan membuat kita lelah dan lemas. Tetapi ini tidak, walaupun perang besar, tapi kita harus tetap berdiri, maka dikatakan kita akan lebih dari seorang pemenang.

Paulus mengakhiri kitab ini dengan mengajak kita menyadari bahwa engkau sudah ditebus, mendapatkan cosmic drama, perubahan dalam hidup, masuk dalam Gereja, harus berjalan dalam apa, dan harus sadar ini bukan zaman untuk damai, ini zaman untuk berperang. Bersiap-siaplah sebagai orang-orang yang berperang dihadapan Allah. Bertekunlah, maju terus sampai akhir. Karena kemenangan orang kristiani, bukan siapa tercepat, tetapi bagi siapa yang tekun sampai finish. Kita tidak dipanggil untuk harus menjadi pertama, tapi kita dipangil untuk meyelesaikan seluruh pertandingan kita. Dalam sebuah olimpiade di Barcelona beberapa tahun yang lalu, John Steven Acquary, ia adalah seorang atlet maraton dari Afrika. Di dalam perlombaan maraton itu ia terjatuh dan kakinya terluka dan berdarah, sehingga ia kesakitan dan harus terpincang-pincang. Namun ia tetap berusaha untuk menyelesaikan maraton tersebut hingga selesai. Ketika dia ditanya mengapa ia mau menyelasikan perlombaan tersebut, karena bisa saja dia untuk menyerah. Saat itu John Steven menjawab,“ Negaraku tidak mengirimku jauh-jauh 5000 mil untuk memulai pertandingan, tetapi negaraku mengutus aku untuk menyelasikan pertandingan ini.” Kita adalah orang-orang yang ditetapkan oleh Allah di dalam kekekalan, kita tidak diciptakan dan tidak dikirim jauh-jauh ke dunia ini untuk memulai pertandingan, tetapi kita dipimpin oleh Tuhan untuk menyelesaikannya. Bukan untuk menjadi yang tercepat, tapi yang bertekun hingga selesai. Kita harus sadar bahwa kita harus menggenapkan kehendak Allah sampai akhir, maka rencana keselamatan Allah di dalam kekekalan menjadi sesuatu yang nyata ditengah-tengah dunia, di dalam cosmic drama dan diselesaikan oleh kita di dalam ketekunan. Kiranya namaNya dipermuliakan di dalam hidup kita yang hanya satu kali saja ini.

Efesus 5

PA Efesus 5

Saudara-saudara ini adalah pertemuan yang kelima dan kita akan masuk di dalam Efesus pasal 5. Sebelum itu saya akan memberikan overview sekali lagi daripada Efesus bab yang pertama sampai keempat, sebelum kita masuk ke bab yang kelima. Mari kita lihat bab yang pertama terlebih dahulu pasal yang pertama.

Efesus itu ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus yang memiliki struktur penulisan seperti demikian. Paulus mau menyatakan mulai daripada suatu pekerjaan Allah Tritunggal di dalam kekekalan yang nanti dinyatakan di dalam sejarah lalu dibawa oleh gereja dan kemudian masuk di dalam individu. Efesus pasal 1 berbicara mengenai sesuatu pekerjaan Allah Tritunggal di dalam kekekalan, sesuatu sistem yang sifatnya adalah cosmic drama, dan tidak mungkin kita mengerti kalau bukan Tuhan yang menyatakanNya kepada kita dan apa yang Allah Tritunggal kerjakan dalam kekekalan adalah sesuatu yang sifatnya adalah berkat-berkat yang rohani. Di dalam Efesus kita akan mendapatkan penilaian berkat rohani itu adalah far beyond (jauh lebih besar), daripada berkat jasmani. Dan itu dikerjakan oleh Allah di dalam kekekalan bagi kita. Misalnya saja dia sudah menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anakNya, ditebus, diampuni dosanya, dan disatukan di dalam Kristus, dan bahkan dia melakukan kepada kita suatu pengharapan yang tidak mungkin akan mati, memberikan kepada kita sesuatu materai, jaminan bahwa keselamatan yang Dia kerjakan itu bagi kita, pilihannya itu tak mungkin gagal di dalam hidup kita. Semua itu sudah dikerjakan oleh Allah Tritunggal bagi kita di dalam kekekalan yang melampaui understanding. Kalau bukan Tuhan menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita tak mungkin kita bisa mengerti apa yang Dia kerjakan di dalam hidup kita. Di dalam bab yang pertama, bicara mengenai comic drama apa yang menjadi pekerjaan daripada Allah Tritunggal kepada kita yang dikerjakan di dalam Kristus. Saudara harus tahu ini adalah satu kalimat yang agung “in Christ, di dalam Kristus”. Di dalam Kristus kita dipilih, ditentukan, dipanggil, dikuduskan, kita dibenarkan, ditebus, diampuni kita disertai sampai kekekalan. Semua berkat Allah yang diberikan di dalam kita adalah in Christ, di dalam Kristus, ini penting sekali, di dalam bahasa teologianya adalah union with Christ (kesatuan di dalam Kristus). Apart from Me you can do nothing. Yesus Kristus pernah mengatakan di luar Aku, engkau tidak dapat melakukan apapun. Di luar Aku engkau tak mungkin bisa berbuah, berubah, dikuduskan, bertahan. Semua kalimat-kalimat Yesus Kristus itu tersimpul daripada satu yaitu apart from me you can do nothing. Kalau Saudara mengerti cara pandang daripada Alkitab maka Saudara akan mengerti ini adalah suatu hal yang paling penting di dalam hidup kita union with Christ (kesatuan di dalam Kristus). Seluruh berkat Allah akan diberikan kepada kita di dalam Kristus. Seluruh pekerjaan-pekerjaan Allah akan terjadi di dalam hidup kita itu adalah di dalam Kristus.

Bab yang kedua, bicara berkenaan dengan realita sejarah yang bisa terlihat, bicara berkenaan dengan sesuatu perubahan di dalam diri seseorang, yang tadinya belum lahir baru sekarang menjadi lahir baru, Alkitab menggunakan kalimat tadinya adalah anak-anak durhaka sekarang adalah penurut, anak-anak terkasih di dalam Kristus. The son of disobidience menjadi the son of obidience. Realita sejarah yang sungguh-sungguh bisa dilihat. Bagaimana orang yang dahulunya itu mati karena mengikuti jalan dunia ini, metaati penguasa kerajaan angkasa dan menjadi orang-orang durhaka, sekarang karena rahmat yang kaya dan karena kasih Allah yang besar itu telah hidup. Kalau Saudara melihat daripada seseorang yang bertobat, ada perubahan. Seseorang Kristen adalah seseorang yang pertamanya ditandai dengan perubahan. Bab yang kedua bicara bagaimana apa yang tadinya itu tersembunyi sekarang dinyatakan di dalam sejarah. Itu adalah sesuatu perubahan karena adanya pilihan di dalam kekekalan. Adanya penentuan di dalam kekekalan. Ada pengudusan yang akan terjadi yang sudah direncanakan di dalam kekekalan. Orang Kristen jangan pernah berpikir secara fenomena, orang Kristen harus berpikir secara hakekat, noumena. Kalau Saudara bisa menjadi Kristen, berubah, sungguh-sungguh, dari dulu yang tidak suka Firman sekarang suka Firman, jangan pernah berpikir itu adalah sesuatu yang Saudara sendiri kerjakan. Kalau tidak ada daripada penentuan daripada Allah di dalam kekekalan, maka semua ini tak mungkin terjadi. Kalau Saudara mengerti ini maka akan mengerti ending daripada seluruh hidup kita itu adalah soli Deo gloria, kemuliaan hanya kepada Allah saja. Karena Allahlah yang merancangkannya bagi kita. Bahkan sebelum kita itu mengertinya.

Bab yang ketiga bicara berkenaan bahwa orang-orang yang berubah itu, itulah Church, itulah gereja Tuhan. Orang-orang yang mendapatkan cosmic drama itulah gereja Tuhan. Itu dikumpulan dan disatukan di dalam sebuah gereja, yang nantinya adalah orang-orang yang proclaim (memberitakan) pekerjaan Allah ini dari cosmic drama sampai sejarah dari penebusan, dari cosmic drama sampai kepada realitas sejarah daripada pekerjaan Allah Tritunggal. Proclaim, to preach. Ada satu bagian di daripada Efesus pasal yang ketiga adalah bicara berkenaan dengan to preach to the gentile, untuk menyatakan, berkhotbah kepada orang-orang Kafir, orang yang tidak mengenal Allah. The unsearchable richess of Christ. Kekayaan Kristus yang tidak terselami yang begitu luar biasa kaya tidak mungkin kita bisa pikirkan. Sebagai orang Kristen biarlah kita boleh bertumbuh. Berapa orang yang sungguh-sungguh bisa mengerti mengenai Injil in, Firman yang kita baca ini menyadarkan kepada kita mengenai pekerjaan Allah Tritunggal yang begitu kaya itu,yang tidak mungkin bisa kita peroleh kecuali Tuhan yang menganugerahkan. Tetapi setelah Dia memberikan anugerah, saya mau tanya, berapa banyak dari kita yang mengerti ini adalah anugerah yang luar biasa besar? Saudara tidak mungkin akan berlutut dan kemudian hati itu hancur berterima kasih kepada Tuhan. Saudara harus minta kepada Tuhan untuk boleh mengerti dan Efesus pasal 3 mengajarkan bahwa kita dapat memahami betapa lebarnya, panjangnya, tingginya, dalamnya kasih Kristus itu. Dapat mengenal kasih itu sekalipun Ia melampaui segala pengetahuan. Tanpa mengerti berkat Tuhan yang besar dalam hidup Saudara, tak mungkin bertumbuh di dalam mengasihi Tuhan. Anugerah Allah Tritunggal diberikan di dalam Kristus Yesus bagi kita. Anugerah yang tak terselami dan Alkitab mengatakan betapa panjangnya, lebarnya, tingginya, dalamnya itu. Berdoalah seperti Paulus berdoa, “Tuhan biarlah aku boleh mengenal daripada kekayaanMu, kasih setiamu, kebaikanmu, yang Kau berikan kepadaku.” Nikmatilah kebaikan Tuhan. Orang yang menerimanya akan dikumpulkan di dalam gereja dan memproklamasikan kepada dunia di hadapan setan mengenai adanya kekayaan yang tidak terjangkau di dalam Kristus Yesus bagi orang-orang kafir. Dan ketika kita berhadapan dengan dunia ini berhadapan dengan kuasa kegelapan mau tidak mau mereka itu akan melawan kita. Nanti Saudara akan lihat ujung daripada Efesus pasal 6 adalah berbicara mengenai peperangan rohani dan untuk itulah Paulus mengkhotbahkan daripada kekayaan Kristus, rahasia kekayaan Kristus kepada gentile kepada kafir itu. Efesus pasal 3 mengatakan Paulus adalah orang yang dipenjarakan karena Kristus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah. Ada satu dignity sesuatu kehormatan bagi kita kita adalah orang-orang yang mendapatkan unsearchable richness of Christ.

Bab yang keempat bicara berkenaan dengan manifestasi daripada Identitas kita sebagai orang yang sudah menerima anugerah Tuhan. Paulus menyatakan suatu panggilan untuk berjalan sesuai dengan identitas. Maka perhatikan baik-baik, di sini pasal yang keempat, pasal pertama, kedua, ketiga, adalah berbicara mengenai orthodoxy. Doxy itu adalah doktrin, ortho itu adalah sesuatu yang ortodoks. Sesuatu yang benar. Pasal pertama, pasal kedua, pasal ketiga, orthodxy. Sekarang pasal keempat, pasal kelima, pasal keenam sekarang orthopraxy. Orthopraxy itu berarti engkau sekarang harus berlaku yang benar. Kalau engkau memiliki satu doktrin yang benar, engkau sekarang memiliki kelakuan yang benar. Orang reformed adalah orang yang menekankan doktrin dan doktrin itu tidak akan menjadi sesuatu yang menyelamatkan kita sebelum doktrin itu menjadi sesuatu yang kita aplikasikan. Sebaliknya kalau berbicara mengenai aku mau yang praktis-praktis saja, itu tidak mungkin. Karena tidak ada aplikasi yang tidak ditarik dari doktrin.

Pasal keempat ayat 1-16 itu adalah walk in unity (berjalanlah di dalam kesatuan gereja). Gereja adalah orang-orang yang mendapatkan kekayaan Kristus yang tidak teraih itu. Berjalanlah di dalam kesatuan. Itu ayat 1-16. Pasal 17-32 adalah berjalanlah di dalam kesucian (holliness). Sekarang pasal 5:1-8A itu adalah berjalanlah di dalam kasih. Ketika berbicara berkenaan dengan kasih, itu adalah sesuatu sifat yang dimunculkan dari kita kepada orang lain. Sehingga Saudara lihat bagaimana ayat 2-7 bicara berkenaan dengan orang lain. Kamu jangan cemar, jangan berbicara kotor, jangan bersundal, jangan berbicara yang hampa karena itu semuanya sama seperti orang lain. Dan ini adalah bicara mengenai etika Kristen tetapi intinya adalah love. Orang yang sudah dilahirbarukan, adalah orang yang di dalam hatinya ada modal dan modal itu adalah Yesus yang telah mengasihi aku, yang telah menyerahkan diriNya untuk kita. Kalau Kristus itu mati bagi kita dan kasihNya itu kita bisa kenal, bukan dimengerti saja, tapi dialami, maka baru kita bisa mengasihi orang lain, baru kita bisa memberikan diri kepada orang lain. Yesus Kristus mengatakan biarlah engkau boleh bertekun, mencari, mengetuk, mintalah Roh Kudus kepada Bapamu dan Bapamu itu akan memberikannya. Apa sih meminta Roh Kudus itu? Bukankah kita semua orang yang sudah memiliki Roh Kudus. Bagaimana mungkin kita perlu meminta Roh Kudus? Dan tak mungkin orang bisa tekun kalau tidak ada Roh Kudus di dalamnya. Bagaimana mungkin orang bisa meminta Roh Kudus kalau tidak ada Roh Kudus di dalamnya? Maka setelah saya coba gumulkan-gumulkan dan saya coba liat commentary, maka orang-orang Puritan itu mengatakan, ketika Yesus bicara minta Roh Kudus adalah mintalah pengenalan, pengalaman-pengalaman hidup, pengalaman dengan Roh Kudus. Orang reformed itu sebenarnya bukan orang yang kering. Orang reformed itu adalah orang yang tenggelam bersama pengalaman-pengalaman dengan Allah. Kita mungkin selama ini mengerti secara subjektif Allah itu baik, Allah itu suci, Allah itu murah hati, Allah itu kasih. Saya mau tanya, apakah Saudara memiliki pengalaman subjektif untuk hal itu? Seluruh kekristenan harus mencangkup dua hal ini, objektif dan subjektif. Jikalau itu objektif maka Saudara akan melihat sesuatu itu ada di luar Saudara. Saudara mengerti tapi tidak pernah mengalami. Tapi kalau seperti orang kharismatik, tidak pedulikan objektif hanya pikirkan subjektif, maka menjadi sesuatu yang self centre tapi Saudara tidak bisa menguji apakah pengalaman itu adalah suatu kebenaran atau kesesatan. Tetapi Alkitab mengajarkan ada hal-hal yang sifatnya subjektif yang harus didukung oleh objektif dan yang objektif itu harus ada pengalamannya. Saudara mintalah itu. Apakah sungguh-sungguh Saudara mengerti dan mengalami kasih Kristus itu? Kapan terakhir Saudara berlutut di hadapan Tuhan sendiri, di kamar Saudara, di tempat yang sendiri itu? Lalu mungkin tertunduk sampai ke tanah tidak ada kata yang bisa diucapkan. Kecuali cuma air mata menikmati Allah yang mengasihi kita. Alkitab menyatakan maka hiduplah di dalam kasih. Bagaimana Tuhan aku bisa mengasihi? Karena Kristus sudah mengasihi engkau. Kalau Saudara tidak bisa mengasihi itu karena bukan hal yang lain tetapi karena kita tidak punya pengenalan dan pengalaman bersama dengan kasih Kristus itu. Salah satu hal yang sulit sebenarnya adalah mengkhotbahkan mengenai cinta kasih. Suatu hari saya itu kesulitan sekali untuk mengerti mendefinisikan mengenai love. Agape love (kasih). Kalau boleh ditanya coba definisikan kasih itu apa? Maka saya tidak mendapatkan definisi apa saja di dalam Alkitab kecuali satu definisi. God is love. Maka ketika saya mau menuliskan mengenai love saya tidak punya kata apapun saja karena begitu panjang begitu besarnya kata ini. Sampai kemudian saya menemukan 1 Korintus 13 mengenai definisi love. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, kasih itu tidak berkesudahan, kasih itu menutupi segala dosa. Saya baru menyadari bahwa itu bukanlah definisi. Itu adalah sebuah penjelasan. Itu adalah detail. Itu penjabaran mengenai kasih dan saya mulai menyadari sangat mungkin Paulus sedang tidak menggambarkan mengenai tulisan akademis, Paulus sedang mengingat-ingat siapa Kristus. Mulai sejak Kristus itu di Betlehem sampai besar, sampai kemudian Dia berjalan sebagai tukang kayu, dan kemudian Dia mengajar, dan kemudian Dia difitnah, disalah mengerti, dipaku di atas kayu salib, dimahkotai duri, mengucapkan kalimat-kalimat yang agung di salib itu, tujuh kalimat di salib itu. Maka Paulus menuliskan dan dengan hati yang remuk dia menuliskan segala sesuatu mengenai kasih itu karena itu adalah Kristus sendiri. Saudara-saudara mintalah anugerah Tuhan untuk menyatakan siapa Kristus itu. Melihat kemuliaan Kristus barulah kita melihat dan mengerti kasih itu apa. Dan ketika kita menemukan kasih, kita akan melihat kalimat yang sama tapi berbeda dengan dunia. Kalau dunia itu bilang aku cinta kamu, itu bahaya sekali. Kalau Kristen bicara aku cinta kamu, itu adalah self sacrifice. Itu adalah selfgiving love, diri yang dikorbankan, direndahkan, diberikan untuk orang agar orang yang diberikan kasih tersebut menjadi sempurna. Kristus ketika bicara berkenaan dengan love, Dia adalah Allah yang mengosongkan diri, memberikan cintanya untuk kita itu bisa disempurnakan, bisa diterima, bisa disucikan. Maka kalau kita mengerti itu gak ada lagi perkataan kotor, yang kosong, yang sembrono, keinginan-keinginan yang tidak beres. Saya akan jelaskan sesuatu berkenaan dengan uncleaness (segala sesuatu yang tidak bersih, tidak beres). Saudara perhatikan kata-kata kotor, kata-kata yang mengejek, kata-kata yang menyudutkan seseorang, gerak tubuh (gestures) yang menghina atau yang kotor itu tak pernah boleh dilakukan oleh orang Kristen yang mendapatkan kekayaan yang tidak terselami di dalam Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak terang. Hiduplah sebagai anak-anak yang mengerti identitas. Dari doktrin menjadi sesuatu yang praktikal.

Bagian yang kedua, adalah ayat 8B-14. Ini bicara berkenaan berjalanlah (walk in light) dalam terang. Bagian pertama adalah bicara berkenaan walk in love, yang kedua adalah walk in light. Ini adalah bicara berkenaan dengan terang. Dan penekanan di dalam area ini adalah purity. Hidup Kristiani adalah hidup yang terbuka di hadapan Allah dan di hadapan sesama manusia. Apakah sungguh-sungguh perkataan, pikiran kita, perenungan hati kita, keputusan-keputusan kita, tindakan-tindakan kita, benda-benda yang kita itu koleksi di rumah, adalah segala sesuatu itu berani terbuka di hadapan Allah dan di hadapan manusia? Ada suami-suami yang punya pikiran sendiri dan punya rencana sendiri yang tidak mau diketahui oleh istrinya. Ada istri-istri yang memiliki barang-barang sendiri yang tidak mau diketahui oleh suaminya. Ada suami istri yang memiliki simpanan sendiri yang tidak boleh diketahui anak-anaknya atau orang lain apalagi. Terbukalah di hadapan Allah dan di hadapan manusia. Apakah Saudara punya sms, berani untuk dibaca orang? Saudara dengan alasan privasi Saudara marah sama orang lain padahal Saudara menyembunyikan sesuatu motif tersendiri, rencana tersendiri, relation-relation yang sebenernya mungkin sangat najis. Kalau Saudara sungguh-sungguh lahir baru gak ada yang takut, gak ada yang ditakuti. Jadi orang itu adalah persis seperti gelas. Tembus semuanya. Alkitab mengatakan bahwa telanjangilah segala sesuatu itu dengan terang. Ini kalimat yang vulgar. Kalau Saudara adalah orang Kristen yang sejati, nyatakan itu seturut dengan identitas, calling, panggilan, sudah menerima Allah Tritunggal di dalam pekerjaan Yesus Kristus, Saudara harus berani ditelanjangi, harus berani dibongkar, harus berani tidak ada satu pun yang dipertahankan sebagai sesuatu yang sifatnya privasi. Di hadapan Allah dan di hadapan sesama biarlah kita boleh hidup di dalam terang.

Hal yang lain ayat 15-21, Paulus menegaskan di sini adalah berjalanlah di dalam kebijaksanaan (walk in wise, walk in wisdom). Apa itu bijaksana? Maka di sini dikatakan adalah mengerti kehendak Allah. Saudara-saudara bagaimana Saudara-saudara bisa mengerti kehendak Allah selain daripada FirmanNya? Orang yang mendalami Firman (bukan akademisi Firman) adalah orang yang mau untuk merenungkannya setiap hari, mencintai, seperti yang tadi saya katakan, pasal pertama daripada Mazmur adalah orang yang bijaksana. Orang yang diberikan anugerah oleh Tuhan mengerti pikirannya Tuhan, mengerti cara kerja Tuhan, mengerti isi hati Tuhan, mengerti pribadi Allah, mengalami Allah secara pribadi. Bijaksana lain dengan kepandaian. Kepandaian Saudara bisa cari, tempatnya universitas sampai s2 sampai s3 di Amerika Saudara akan jadi lebih pandai dari orang lain tapi tidak lebih bijaksana. Alkitab mengatakan fear of the Lord is the beginning of knowledge. Fear of the Lord is the beginning of wisdom. Takut akan Allah adalah permulaan daripada bijaksana itu. Orang yang takut akan Allah adalah orang yang merenungkan Firman. Orang yang takut akan Allah adalah orang yang menyadari bahwa hal yang paling hormat dalam hidupnya adalah Allah dan FirmanNya. Calvin menyatakan tidak ada yang lebih tinggi daripada Allah dan FirmanNya. Hiduplah di dalam kebijaksaan dan perhatikan dengan seksama atau dikatakan perhatikan langkahmu. Berjalanlah tidak seperti orang yang tidak bijak tetapi sebagai orang yang bijak. Kemudian dia menggabungkan di sini hal yang sama ada dalam Mazmur pasal 90, dia menggabungkan ayat 16, pergunakan waktu yang ada, making the best use of time. Maka ini digabungkan antara bijaksana dengan waktu. Bijaksana dikaitkan dengan kehendak Allah, bijaksana dikaitkan dengan waktu. Ayat 18 mengatakan janganlah kamu mabuk oleh anggur oleh karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tapi hendaknya kamu penuh dengan Roh bijaksana yang memiliki fear of the Lord. Orang yang menggabungkan antara bijaksana dengan kehendak Allah adalah orang yang berjalan di dalam Roh atau orang yang penuh dengan Roh. Setiap orang Kristen harus minta dipenuhi oleh Roh Kudus. Kita tidak seperti orang kharismatik, orang kharismatik mengatakan you sudah ada Roh Kudus belum? Orang reformed harus mengatakan sudah karena ketika kita terima Yesus Kristus itu kita terima Roh Kudus, tapi dipenuhi oleh Roh itu dua hal yang berbeda dengan menerima Roh. Alkitab di dalam Kisah Para Rasul, kita akan menemukan beberapa kali para Rasul dipenuhi oleh Roh. Inti dari orang yang dipenuhi Roh itu adalah orang ini makin lama menjadi orang yang makin mengerti Firman. Berjalan di dalam Firman, berjalan di dalam Roh itu, adalah orang yang bijaksana. Kebijaksanaan digabungkan dengan kehendak Allah digabungkan dengan Firman dan digabungkan dengan aplikasi di dalam waktu. Making the best use of time.

Dan kemudian kita sekarang lihat bagian terakhir. Bagian terakhir adalah pasal 5:21 sampai pasal 6:9 dan Saudara perhatikan baik-baik di situ maka ada 3 relasi yang merupakan inti daripada semua masyarakat. Dan tiga relasi yang merupakan inti daripada masyarakat adalah yang pertama adalah bicara mengenai suami istri, yang kedua adalah orang tua anak, yang ketiga adalah tuan dan hamba. Berjalanlah di dalam ketertundukan, berjalanlah di dalam ordo. Allah menciptakan manusia di dalam sebuah tatanan ordo. Allah menciptakan manusia dan manusia yang diciptakan itu apakah semuanya sama? Jawabannya adalah ada kesetaraan tetapi ada ordo. Ordo dan kesetaraan in harus dipertahankan. Saudara perhatikan bagaimana Allah Tritunggal bekerja di tengah-tengah dunia. Allah Tritunggal bekerja di tengah-tengah dunia. Apakah Allah Tritunggal itu setara? Jawabannya adalah ya setara. Bapa tidak lebih tinggi daripada Anak tidak lebih tinggi daripada Roh Kudus, tetapi ada ordo. Alkitab menyatakannya di tengah pelayanannya di tengah dunia, Allah Bapa mengutus Allah Anak dan Allah Bapa dan Allah Anak mengutus Allah Roh Kudus. Ini bicara mengenai ordo. Saudara lihat di dalam pelayanaNya di dunia di dalam pasal 14 Yohanes mengatakan bahwa Roh Kudus itu tidak akan memuliakan diriNya sendiri. Roh Kudus akan memuliakan Anak, Roh Kudus akan mengingatkan jemaat mengenai Firman yang sudah dikatakan oleh Kristus. Dia akan mempermuliakan Kristus. Sebaliknya Kristus mengatakan Aku memiliki suatu pekerjaan yaitu menggenapi rencana Allah Bapa supaya Allah Bapa dipermuliakan. Sesuatu yang sungguh indah di dalam kesetaraan ini. Roh Kudus bekerja untuk mempermuliakan Kristus, Kristus bekerja untuk mempermuliakan Allah Bapa. Tapi apakah mereka satu dengan yang lainnya itu adalah tidak setara? Jawabannya tidak. Mereka setara tapi Mereka berada di dalam ordo ketika mereka melayani. Demikian juga Saudara dan saya itu diciptakan di dalam tatanan ini. Ordo dan kesetaraan. Maka dalam Efesus ini Paulus menegaskan karena itu engkau harus pelihara di dalam engkau baik hubungan suami istri, orang tua anak, dan di dalam pekerjaanmu. Kalau itu jebol, itu hancur, you harus ingat tatanan seluruh Gereja itu hancur, tatanan seluruh society akan hancur. Berdasarkan pelayanan konseling yang saya dan istri saya layani, 99% atau boleh dikatakan 95% daripada kasus pernikahan adalah suami tidak mengasihi istri dan atau istri tidak mau taat kepada suami. Dan kalau itu sudah terjadi, akan seperti gulungan salju yang makin lama makin membesar seperti benang ruwet yang makin lama makin menggulung gak ada ujungnya, lalu kemudian hancur. Saudara-saudara biarlah kita tidak menipu diri. Apakah Saudara mau taat Tuhan? Jawabannya adalah ya, pasti dong, siapa berani bilang tidak taat sama Tuhan. Tuhan itu menciptakan dan bekerja melalui dunia ini dan ketaatan kepada Tuhan itu diberikan melalui ketaatan kepada tatanan (ordo). Suami engkau harus taat kepada Kristus, dan sekarang isteri engkau harus taat kepada suamimu, dan anak-anak engkau harus taat kepada orang tua, dan hamba-hamba engkau harus taat kepada tuanmu. Saudara-saudara di tempat yang lain biarlah engkau menghargai daripada orang-orang yang bekerja siang malam mengawasi kawanan daripada jemaat itu, itu berarti hamba Tuhan. Di tempat yang lain biarlah engkau boleh taat kepada pemerintah yang menyandang pedang. Jikalau ordo ini tidak dihormati sebenarnya kita ini sedang tidak menghormati Allah. Sebenarnya Manusia itu tidak ingin saling submissive, saling menghargai, saling tunduk satu dengan yang lain. Saudara, kalau orang tidak diikat di dalam pernikahan yang ada urusannya dengan struktur kemasyarakatan, mungkin dari dulu cerai. Karena apa? Karena sebenernya kita tidak mau untuk taat. Maka sekali lagi ini adalah bicara mengenai ordo. Paulus menyatakan kalau engkau adalah orang-orang yang sudah diberikan anugerah yang tidak terselami di dalam Kristus, engkau harus berjalan di dalam ketaatan ordo.

Efesus 5:31-33. Ada sesuatu yang Paulus itu susupkan di dalamnya dan di dalam pasal yang ke 5 ini Paulus mengulang apa yang ada di pasal 1, pasal 2, dan 3, dan 4 dan itu adalah bicara mengenai Gereja / ecclesiology. Kalau kita perhatikan ayat 32 maka kita akan menjumpai ayat yang aneh. Kenapa ini ayat yang aneh? Karena dari 22-33 semuanya bicara suami istri, tiba-tiba disisipkan oleh Paulus ketika dia bicara mengenai suami istri, tiba-tiba dia menyangkutkannya dengan hubungan Kristus dan jemaat. Teology of marriage dibawa kepada ecclesiology (doktrin gereja). Kalau Saudara mengerti bagaimana relasi suami istri yang baik, Saudara mengerti bagaimana suami mengasihi istri dan istri taat kepada suami? Maka Saudara mengerti melayani di Gereja itu seperti apa. Itulah sebabnya Paulus pernah mengatakan, aku mau orang yang melayani di Gereja dia itu menjadi kepala rumah tangga dari istri dan anak-anaknya, satu orang yang bisa dihormati dalam keluarganya. Kalau orang tidak bisa melayani di dalam keluarganya, dia tidak mengerti relasi suami dan istri, dan orang tua anak yang baik yang sehat, seperti yang Tuhan inginkan, jangan bicara mengenai Gereja. Banyak orang melayani di gereja tetapi keluarganya tidak karu-karuan. Keluarga ada itu adalah untuk pekerjaan Tuhan, bukan untuk keluarga itu sendiri. Maka ini adalah sesuatu yang penting. Ini bicara mengenai relasi ini, berati ada empat relasi. Pertama suami-istri, kedua orang tua-anak, ketiga tuan-hamba, keempat adalah gereja dan Kristus. Gereja harus mengerti Kepala Gereja kita adalah Kristus di mana Dia harus kita taati. Ini sebenernya adalah pasal yang 5:1-6:9 adalah sesuatu yang mudah, Saudara baca saja Saudara mengerti, bisa langsung aplikasikan.Tetapi saya sekali lagi mau mengingatkan berjalan di dalam unity (kesatuan), berjalan di dalam kesucian, berjalan di dalam kasih, berjalan di dalam terang, berjalan di dalam bijaksana, dan berjalan di dalam obidience (ketaatan satu dengan yang lain). Mari kita berdoa.

Efesus 4

PA Efesus 4

Pada pasal 4 Paulus mengarahakan pembahasannya dari Gereja kepada individu. Di sini Saudara harus memperhatikan alur yang Paulus berikan, mulai dari kairos yaitu pekerjaan Allah Tritunggal di dalam kekekalan menjadi sesuatu pekerjaan yang nyata di dalam sejarah yang dinyatakan di dalam Gereja dan sekarang masuk ke dalam setiap individu. Dalam pasal 4 & 5, Saudara akan menyadari bahwa Theology sekarang menjadi aplikasi. Truth menjadi obedience, orthodoxy menjadi orthopraxy. Kenyataan yang kekal menjadi kehidupan sehari-hari dalam jemaat. Tidak ada aktivitas kita di dalam dunia ini yang bukan merupakan respon kepada pekerjaan Allah di dalam kekekalan. Seluruh daripada respon kristiani di dalam kehidupan sehari-hari, semua itu sebenarnya adalah respon kepada pekerjaan Allah Tritunggal di dalam kekekalan. Di dalam ayat pertama dikatakan bahwa Paulus menasehatkan, di dalam bahasa aslinya adalah mendesak. Di sini Paulus ini mendesak agar jemaat Efesus dapat berjalan sesuai dengan identitas dan panggilan. Setiap kita harus berjalan berpadanan dengan panggilan dan identitas kita. Hidup sesuai dengan identitas orang-orang yang di sekitar kita yang sudah mengalami pekerjaan Allah Tritunggal. Maka kita harus mengerti di dalam area ini, bahwa dosa membawa kepada kita suatu efek yaitu disintegrate atau perpecahan. Apa yang kita tampilkan di luar berbeda dengan apa yang ada di dalam. Apa yang kita kerjakan seringkali berbeda dengan tujuan dari diri kita diciptakan. Apa yang menjadi tujuan hidup kita berbeda sekali dengan apa yang menjadi maksud Allah. Dalam Yesaya 6, Saudara akan mendapatkan kisah pemanggilan Yesaya. Di saat Yesaya berjumpa dengan Allah, ia mengatakan bahwa dirinya celaka karena ia najis, padahal kalau kita selidiki Yesaya adalah orang yang paling suci pada zamannya. Begitu juga dengan nabi yang paling tidak taat yaitu Yunus, padahal nama Yunus berarti adalah burung merpati yang merupakan binatang yang sangat taat. Dan ini mau mengatakan bahwa orang yang penurut pun waktu berjumpa dengan kehendak Tuhan akan setengah mati, ia akan lari. Yesaya pun bereaksi serupa di mana ia yang adalah orang paling suci pada zamannya, sewaktu berjumpa Allah berkata “celakalah aku”. Kata celaka disini seperti sebuah gelas yang jatuh dan pecah hingga berkeping-keping ke segala arah atau disintegrate. Paulus ingin menyatakan bahwa kita sudah memiliki Kristus, pekerjaan yang besar yang dilakukan Allah Tritunggal ada di dalam hidup kita. Maka kita harus berjalan berpadanan dengan hal tersebut, jangan lagi hidup terpecah tetapi berjalan sesuai identitas. Identitas kita apa? Identitas kita adalah seorang yang sudah diberi hikmat Allah yang besar itu, yang tersembunyi berabad-abad sebelumnya dan sekarang terjadi di dalam hidup kita. Bukan hanya sekedar kita diberi tetapi pekerjaan Allah Tritunggal ini terus bekerja di dalam hidup kita hingga akhir zaman. Banyak orang Kristen yang gagal dalam area ini. Ini adalah suatu progressive sanctification. Jadi pekerjaan Allah Tritunggal di dalam keselamatan adalah justification. Tetapi respon kita adalah progressive sanctification yaitu hidup dalam ketaatan dan banyak orang Kristen yang gagal dalam area ini karena mereka tidak mau taat. Dan kalau kita tidak taat, maka dunia akan mempermalukan Allah karena mereka melihat kita bobrok. Banyak orang itu tidak berjalan sesuai dengan panggilannya. Banyak orang itu munafik, penipu, bahkan hamba Tuhan pun banyak yang demikian. Kita harus membereskan hal ini. Dalam Efesus pasal 4, Tuhan menghendaki agar kita meminta kepada-Nya, kemauan dan kemampuan untuk menjalan hidup sesuai dengan apa yang kita telah peroleh dari Dia. Banyak orang Kristen itu penipu dan akhirnya menyebabkan orang yang belum percaya sulit untuk bertemu dengan Kristus.

Di dalam pasal 4 ayat pertama sampai pasal 6 ayat 20, maka kita akan menemukan 7 panggilan atau hal yang harus kita jalani dalam panggilan hidup kita ketujuh hal ini adalah:
1. (Efesus 4:1-16) Paulus mengatakan “Berjalanlah di dalam kesatuan”, walk in unity.
2. (Efesus 4:17-32) “Berjalanlah dalam kesucian”, walk in holiness.
3. (Efesus 5: 1-8A) “Berjalanlah dalam kasih”, walk in love.
4. (Efesus 5: 8b-14) “Berjalanlah dalam terang”, walk in light.
5. (Efesus 5: 15-21) “Berjalanlah dalam kebijaksanaan”, walk in wisdom.
6. (Efesus 5: 22 – 6:9) “Berjalanlah dalam ketaatan”, walk in obedience.
7. (Efesus 6: 10-20) “Berjalanlah dalam kesiapan”, walk in readiness.
Itu adalah 7 hal yang Paulus katakan. Untuk saat ini kita akan membahas 2 hal saja di dalam pasal 4. Pasal 4 itu terbagi menjadi 2 yaitu ayat 1-16 dan ayat 17-32 yaitu mengenai hidup di dalam kesatuan dan hidup di dalam kesucian.

Bagian pertama. Di dalam ayat ke-2-17, Paulus menyatakan untuk hiduplah berpadanan dengan panggilanmu. Di sini Paulus berbicara kepada seluruh jemaat Efesus untuk hidup saling mengasihi, hidup dengan lemah lembut, saling membantu. Paulus menggunakan kalimat-kalimat yang bagi kita umum semua tetapi bagi kita ini adalah panggilan pertama untuk kita berjalan sesuai dengan panggilan. Paulus meminta jemaat Efesus untuk memelihara kesatuan jemaat local. Gereja yang mulia itu selalu jatuh dalam 2 kesalahan besar. Pertama adalah tidak berani menyatakan kebenaran, yang penting fellowship. Kedua adalah tidak memelihara kasih dan kesatuan yang ada. Paulus menyatakan dalam point ini mengenai kebenaran dan Paulus mendesak kita untuk bersatu. Kenapa Paulus meminta kita memelihara kesatuan? Di sini ada 2 hal utama. Pertama, karena dengan memelihara kesatuan kita menghormati pekerjaan Allah Tritunggal. Di dalam ayat ke-3, kita diminta bukan untuk membuat persatuan tetapi kita diminta untuk memelihara persatuan yang sudah dibuat oleh Allah. Kesatuan adalah anuegerah dari Allah untuk GerejaNya. Dari ayat 4-6, dituliskan setidaknya adalah 7 kata mengenai one atau kesatuan. Dan 7 melambangkan angka kesempurnaan dan itu artinya Allah Trintunggal sudah mengerja dengan sempurna atau lengkap kesatuan di dalam gereja atau umat-Nya. Sehingga kita harus memeliharanya dengan hati kita yang sungguh-sungguh. Kesatuan gereja adalah sesuatu yang sulit sekali. Kita mudah sekali masuk di dalam perpecahan Gereja bahkan dalam Gereja Reformed sekalipun demi nama kebenaran atau prinsip yang kita pegang, tetapi sebenarnya yang kita pegang itu bukan kebenaran atau prinsipnya tetapi ego atau ambisi kita. Dan sebenarnya itu sangat mendukakan hati Allah. Masalahnya adalah karakter atau ego kita yang ditonjolkan di depan dan atas nama kebenaran kita mendiskreditkan orang lain, dan mempertahankan pendirian kita yang sebenarnya bukan doktrin dasar. Dan itulah yang akan memecah semua gereja perlahan-lahan. Sebaliknya kalau kita melihat ayat ke-3, mengatakan kita harus “making every effort”, berarti kita harus berusaha sebisa kita untuk memelihara kesatuan. Ayat ke-7 berbicara mengenai penjelasan dari Paulus bahwa kita harus memelihara persatuan dengan ikatan damai sejahtera meskipun kita memiliki anugerah, kedudukan dan karunia yang berbeda-beda. Karena semuanya itu disatukan di dalam Kristus. Kristus adalah segala-galanya dari Gereja Tuhan yang berinkarnasi bahkan hingga mati di atas kayu salib. Ini adalah berbicara mengenai penurunan Kristus dan sekarang Ia ditahtakan. Dan ini berkatian dengan persatuan di dalam Roh sehingga kita diajarkan untuk mengenal cara kerja Kristus. Belajar mengenal jalan Kristus. Dan cara kerja ini adalah cara kerja dimana diri dikosongkan hingga seluruh kehendak Allah jadi dan baru setelah itu ditinggikan. Waktu kita berbicara bahwa kita pengikut Kristus, sebenarnya kita berbicara apa sih? Di sini kita harus berhati-hati karen mengikut Kristus berbeda dengan bidaya kristiani seperti memakai kalung salib, dll. Menjadi pengikut Kristus berarti mengikuti jalan Kristus yang adalah sangkal diri, pikul salib dan ikut Kristus yang tidak lain adalah direndahkan, dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah jadi. Kita seringkali mau diperintah untuk berbuat apapun saja kecuali diri kita dijadikan tidak berarti. Kita mungkin mau melakukan segala sesuatu yang penuh dengan pengorbanan tetapi ujungnya adalah self-actualization. Suatu keinginan untuk mendapatkan suatu greatness dalam diri, dan orang berlomba-lomba untuk mengejar akan hal ini. Dan dalam hal ini sama sekali tidak ada spirit daripada kerendahan hati ataupun kelembutan, kesabaran, kasih. Tetapi jikalau dikosongkan, atau direndahkan kita sama sekali tidak ada yang mau. Perjamuan Kudus yang dipimpin oleh Yesus sendiri, sebelum penyaliban Yesus, merupakan suatu pernyataan hati yang terdalam daripada Yesus, tetapi pada saat yang sama pada muridpun berbicara mengenai siapa yang lebih besar di antara mereka. Begitu juga pada saat Yesus menyatakan mengenai kematian-Nya, pada murid pun berdebat mengenai siapa yang lebih besar. Setiap salib diberitakan, maka pada saat itu langsung responnya adalah perdebatan mengenai siapa yang lebih besar. Ini hal yang luar biasa menyakitkan hati Tuhan, hal seperti ini jugalah yang ada di dalam diri kita semua. Kalau kita belajar memelihara kesatuan di dalam kebenaran, kita akan belajar mengenai cara kerja Kristus. Kristus datang untuk membawa perdamaian bagi kita, itu berarti Dia menjadi orang tengah antara kita dan Bapa di surga. Menjadi orang tengah itu bukanlah hal yang mudah dan mengenakkan. Apa benefitnya kalau kita memelihara kesatuan ? Ketika kita memelihara kesatuan maka kita akan bertumbuh rohani di dalam satu jemaat dalam Kristus (ayat 15). Paulus meminta kita untuk berpegang dalam kebenaran di dalam kasih bukan hanya kebenaran. Kenapa memunculkan unsur kasih? Karena tidak ada orang bisa bertumbuh seperti yang Tuhan kehendaki di dalam segala hal, kecuali di dalam aspek community. Alkitab berkali-kali menyatakan bahwa umat-Nya dipanggil di dalam community dan harus hidup di dalam community. Kita sering ingin hidup itu bertumbuh di dalam sistem existential, ini adalah tidak mungkin. (ayat 16) Love in community adalah penting sekali untuk kita bertumbuh. Karena itu kita harus selalu berdoa agar Tuhan selalu menyatukan Gereja, kita harus belajar pikul salib lebih banyak. Lebih baik orang menganggap orang lain itu lebih utama daripada dirinya sendiri seperti Kristus yang berinkarnasi secara sukarela. Kalau saudara ingin melihat gereja ini bertumbuh, Saudara harus mengikuti apa yang Firman katakan, yaitu saling memperhatikan dan mengasihi yang lain, dan ini bias dimulai daripada berdoa syafaat untuk orang lain. (ayat 13-14) Dengan memelihara kesatuan kita makin mengenal kebenaran. Seringkali dalam diri kita ada bagian-bagian yang kita tidak mau untuk diproses oleh Allah. Biarlah kita boleh mengerti Allah untuk memproses diri kita dalam community.

Bagian kedua (ayat 17-32) adalah walk in holiness. Berjalan dalam kesucian artinya berjalan dalam umat Allah tidak seperti orang dunia. Orang dunia adalah orang yang tidak mengenal Allah, sedangkan kita adalah orang yang mengenal Kristus dan harus hidup dalam kesucian. Kita bisa hidup dalam kesucian karena kita sudah dibaharui oleh Roh. Salah satu tanda kesejatian adalah hidup dalam kesucian. Alkitab memberikan bermacam-macam tanda kesejatian. Banyak orang dalam gereja yang menganggap diri orang yang sejati dalam iman tetapi sebenarnya bukan orang sejati. Apa yang membedakan sejati dengan yang tidak sejati? Sesuatu yang sifatnya justification tidak bisa terlepas dari sanctification. Apakah kita mencintai kesucian? Apakah kita berlutut untuk meminta kuasa untuk hidup suci? Kesucian itu bukan sesuatu jasa untuk pergi ke surga. Tetapi orang yang sudah menerima Kristus, menerima Roh Kudus yang akan membukakan kepada kita kesadaran akan kesucian Allah Bapa yang membuat diri kita kagum dan takjub. Bahkan Roh Kudus memberikan kepada kita kemampuan untuk hidup suci. Salah satu tanda kesejatian adalah hidup dalam kesucian karena kita sudah diperbaharui oleh Allah.

Efesus 3

PA Efesus 3

Hari ini pembahasan kita adalah Efesus pasal yang ketiga. Metode pembelajaran dalam Bible Study adalah dengan mempelajari Alkitab dalam kerangka besar, tidak masuk ke detail. Karena pada intinya adalah Saudara dapat membaca, melihat dan menganalisa sendiri, sehingga saudara bisa mengerti strukturnya. Jadi bukan seperti khotbah yang dijelaskan ayat demi ayat, tetapi adalah struktur itu yang paling penting sehingga hal-hal yang penting akan dimunculkan untuk membangun daripada cara berpikir saudara di dalam satu perikop itu, atau satu pasal itu. Sebelum kita masuk ke dalam efesus pasal yang ketiga, saya akan memberikan ringkasan sekali lagi mengenai pasal yang pertama dan pasal yang kedua. Pasal yang pertama menyatakan berkenaan dengan misteri kekekalan, sesuatu hal yang dikerjakan Allah Tritunggal di dalam kekekalan yang akan tetap menjadi misteri jikalau itu tidak dinyatakan kepada kita. Hal itu adalah kosmik drama perkerjaan Allah yang tidak terlihat dan itu adalah berkat-berkat rohani, Spiritual Blessings. Banyak orang berpikir bahwa yang paling penting adalah berkat-berkat jasmani. Itu cara berpikir yang salah. Berkat-berkat rohanilah yang membuat hidup diarahkan kepada yang benar, hidup yang memiliki identitas, hidup yang memiliki tujuan. Di dalam pasal yang pertama, Paulus menyatakan kosmik drama itu adalah pekerjaan Allah Tritunggal di mana kita itu dipilih, dipredestinasikan, dan diadopsi. Ada redemption yang terjadi, ada forgiveness yang diberikan kepada kita, dan bahkan ada Roh Kudus yang memimpin kita, menjamin bahwa seluruh iman yang sudah dimulai daripada Allah Tritunggal itu akan diakhiri di dalam kesempurnaan sampai kepada kekekalan. Karena seluruh daripada kosmik drama itu adalah suatu misteri di dalam kekekalan, dikerjakan di dalam Kristus, hanya dikerjakan di dalam Kristus saja, itulah sebabnya di dalam pasal pertama terakhir, maka Paulus menyatakan biarlah kita boleh berdoa, atau dia mendoakan supaya kita boleh semakin mengenal kemuliaan Kristus, pribadi Kristus yang mulia. Karena di dalam Dialah seluruh misteri kekekalan itu, pekerjaan Allah Tritunggal itu dikerjakan bagi kita. Di dalam Kristus, hanya Kristus saja. Setelah pasal yang pertama berbicara mengenai kosmik drama, sesuatu pekerjaan Allah Tritunggal yang bekerja di dalam kekekalan yang kalau itu tidak dinyatakan kepada kita, tak mungkin kita bisa mengertinya. Pasal yang kedua menyatakan realitas sejarah yang terjadi. Realitas sejarah yang terlihat, kalau seseorang mendapatkan anugerah kosmik drama tersebut, di dalam Kristus. Yang tadinya orang itu mati mengikuti jalan pemerintah-pemerintah, penguasa kegelapan angkasa itu, tetapi sekarang hidup, dari desakan of disobedience, menjadi desakan of obedience. Dari anak-anak ketidaktaatan, menjadi anak-anak taat. Di dalam Efesus pasal yang kedua, Saudara akan menemukan apa arti kesejatian bagi orang Kristen. Saudara boleh cek diri masing-masing apakah Saudara orang Kristen yang sejati atau tidak. Seorang yang rajin datang ke gereja setiap minggu belum tentu orang Kristen yang sejati. Kalau Saudara jarang ke gereja dan merasakan kegelisahan, itu pun tidak menandakan kesejatian karena orang agama lain pun dapat mengalami hal yang serupa karena setiap manusia memiliki sense of divinity. Paulus mengatakan “engkau itu dulu mati, engkau adalah anak yang dimurkai, the son of disobedience. Anak anak yang tidak taat, sekarang engkau menjadi the sons of obedience”. Dengan tepat sekali Paulus menyatakan apa itu mati dan hidup, apa arti orang menerima Kristus Yesus. Itu artinya tanda kesejatian adalah engkau rela dan mau taat. Apakah dalam hidup Saudara ada pertumbuhan ketaatan setiap kali? Pertumbuhan rohani itu adalah bukan saja bicara mengenai kognitif, bukan cognitive conversion. Pertumbuhan rohani adalah spiritual conversion, dan spiritual conversion itu adalah pengenalan kepada Allah, dan pengenalan kepada Allah itu akan mendorong kita untuk semakin mengaguminya, semakin terpesona kepada Dia, semakin takut kepada Dia, semakin hormat kepada Dia, dan semakin taat kepada Dia. Dan Paulus menyatakan respon terhadap hal ini, karena engkau sudah mengerti, engkau mati sekarang hidup. Ingat, jangan melupakan itu. Ingatlah selalu, dulu engkau itu seperti apa, ingatlah segala sesuatu yang Tuhan sudah berikan padamu. Pasal pertama sampai dengan ketiga adalah berbicara mengenai ortodoksi atau doktrin yang solid, pasal keempat sampai keenam adalah bicara mengenai praktika atau aplikasi. Dan doktrin yang solid ini dimulai daripada pekerjaan Allah Tritunggal. Ini adalah sesuatu yang disebut sebagai Trinitarian Perspective. Segala sesuatu yang kita lakukan adalah harus bersumber daripada pekerjaan Allah Tritunggal. Tidak pernah ada etika dan keputusan hidup yang benar di dalam kekristenan, yang tidak dimulai dari pekerjaan Allah Tritunggal.

Efesus pasal yang ketiga berbicara mengenai Gospel and Church. Dan saya akan membaginya menjadi tiga hal ini. Yang pertama, pertama adalah Gospel, apa itu injil ? Paulus menyatakan Injil adalah pernyataan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad dari generasi ke generasi. Injil itu apa? Injil itu tentang Kristus itu betul, Injil itu mengenai Kristus pribadinya dan pekerjaannya itu betul. Tapi Paulus menyatakan Injil adalah pernyataan pewahyuan. Pewahyuan itu apa? Pewahyuan adalah membukakan sesuatu, menyatakan sesuatu yang tadinya tertutup. Injil adalah pengwahyuan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad dari keturunan generasi ke generasi. Paulus memunculkan kemuliaan Injil. Injil tidak seperti buku-buku yang lain, Injil itu satu-satunya buku yang mewahyukan, menyatakan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau. Kalau kita memperhatikan ayat ke-8 dan 9 maka kita akan memperoleh definisi Injil daripada Paulus yaitu segala sesuatunya, dan Paulus menyatakan di dalam bagian ini bahwa Injil adalah pewahyuan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad dari generasi ke generasi. Mari kita lihat ayat yang ketiga sampai dengan ayat yang kesepuluh. Di dalam ayat yang ketiga sampai ayat yang kesepuluh, saudara akan menemukan dua kata yang penting sekali di sini. Kata yang pertama adalah mistery of Christ (ayat4) dan kedua (ayat 6) adalah mystery of the member of the Kingdom of God. Di dalam Mystery of Christ, Paulus mau menyatakan bahwa cosmic drama, pekerjaan Allah Tritunggal itu di dalam Kristus, yang tidak terlihat itu, dan juga history of reality itu, seluruhnya itu adalah rencana keselamatan Allah yang tidak terduga dan semua itu hanya ada di dalam Kristus Yesus. Tadi saya sudah bicara, di dalam pasal yang pertama, itu semua ada di dalam Kristus Yesus, yang kalau Saudara tidak membuka Injil, Saudara tidak mungkin menemukan bahwa Kristus Yesus adalah Person in Charge yang melalui-Nya seluruh berkat dari Allha Tritunggal diperoleh . Dan injil membukakan mengenai hal ini, mystery of Christ. Seluruh rencana keselamatan Allah dilakukan itu hanya di dalam Kristus. Dan dijelaskan bahwa semua ini dinyatakan kepada rasul-rasul dan nabi-nabi melalui Roh untuk menyatakan siapa Kristus itu. Inilah miseri yang pertama. Injil itu menyatakan mystery of Christ.

Salah satu bentuk kemunduran rohani adalah dengan menganggap bahwa Injil itu biasa saja, Alkitab itu biasa saja. Menganggap bahwa pertemu dengan Kristus biasa saja. Paulus tidak seperti demikian, Paulus itu terus menerus hidupnya mengagumi Kristus dan tulisan-tulisan Firman Tuhan. Dia menganggap bahwa kalau bisa mengerti akan Firman Tuhan itu adalah suatu hak istimewa di dalam hidupnya. Paulus bukan saja menyatakan tentang anugerah, setiap kali dia berbicara mengenai anugerah, dia berbicara mengenai kekayaan, kelimpahan, kemuliaan. Di sini kita bisa melihat bagaimana Paulus sangat menghargai akan anugerah Tuhan ini. Kita tidak boleh take it for granted daripada seluruh anugerah yang Tuhan berikan kepada kita. John owen menyatakan bahwa hal yang paling membahagiakan hidup, yang memberikan kekuatan, jangkar yang dalam, sebenarnya adalah karena kita itu tahu bahwa kita itu diadopsi menjadi anak-anak Allah. Adakah kita memiliki perasaan seperti John Owen? Atau kita merasa biasa-biasa saja. Tidak seharusnya kita merasa biasa-biasa saja. Karena kita adalah orang-orang yang seharusnya dimurkai, tetapi sekarang mendapatkan anugerah daripada pekerjaan Allah Tritunggal di dalam cosmic drama, sehingga kita bisa memahami Firman Tuhan.

Misteri yang kedua adalah bahwa orang-orang kafir, seperti Saudara dan saya ikut serta dalam mendapat warisan. Engkau dan saya menjadi anggota satu tubuh yang sama, berbagian di dalam janji Kristus Yesus, seturut dengan Injil. Di sini kita dapat memahami bahwa membership of the Kingdom of God, keanggotaan daripada kerajaan Allah, itu sudah dibuka. Ini adalah prinsip yang besar sekali. Di mata orang Yahudi kita adalah kafir, orang tidak mengenal Allah, di mata mereka kita sangat-sangat rendah. Karena kafir itu tidak mungkin masuk surga, mereka bahkan mengatakan bawha orang-orang kafir itu anjing, kita hina, bangsa yang dikutuk oleh Allah, sama seperti Sidon, Tyrus, Babel, Mesir semuanya bangsa-bangsa yang dikutuk oleh Allah. Sama seperti minggu lalu, saya khotbahkan mengenai perempuan Siro Fenesia yang datang kepada Yesus untuk mendapat berkat. Yesus bilang bahwa tidak pantas memberikan roti kepada anjing. Dan sewaktu dikatakan demikian perempuan ini tidak marah. Di sini Yesus sengaja mengutarakannya di depan semua orang Yahudi, yang melihat perempuan itu sebagai anjing, untuk menunjukan bahkan anjing pun punya iman yang sejati di dalam Aku. Bagi orang Yahudi untuk masuk surga haruslah masuk ke dalam Yudaisme dahulu, harus disunat, dan melakukan hal lainnya. Bahkan sampai Yesus bangkit, dan sebelum Roh Kududs turun, orang-orang yang sudah terima Yesus Kristus (Petrus, Andreas,dkk masih berpikir bahwa untuk dapat diselamatkan, mereka harus masuk di dalam Yahudi, tidak bisa dengan cara lain. Sampai suatu hari, Tuhan memberikan pernyataan kepada Petrus untuk pergi ke rumah Kornelius. Tetapi Petrus menolak karena kornelius itu orang kafir. Sampai Petrus diberi penglihatan, maka Petrus akhirnya tahu bahwa dia harus pergi ke rumah Kornelius. Pada waktu dia pergi ke tempat Kornelius, Petrus membicarakan tentang Yesus Kristus, ketika belum selesai Petrus bicara, ia kaget karena Kornelius dan seluruh keluarganya berbahasa roh. Hal ini terjadi sewaktu khotbah, bukan nyanyi.

maka Petrus kaget, kenapa mereka bisa berbahasa roh,sama seperti yang Petrus alami ketika Pentakosta. Di sinilah Petrus tahu, bahwa keselamatan itu hanya di dalam Kristus, karena kafir pun mengalami peristiwa yang sama dengan Pentakosta. Di sini ada suatu hal yang penting adalah bahasa roh. Kalau tidak ada bahasa roh pada waktu itu, maka sampai mati pun Petrus akan berpikir bahwa untuk masuk surga harus Yahudi, dan orang kafir tidak mungkin masuk surga. Di dalam konteks ini bisa ditarik lebih dalam, bahwa bahasa Roh itu membuka membership pada orang non-Yahudi. dan di dalam konteks inilah, maka Paulus menyatakan bahwa Injil adalah pernyataan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad dari keturunan-keturunan, karena di dalamnya ada rahasia tentang Kristus, dan tentang keanggotaan kerajaan Allah.

Sekali lagi, Kita harus mengerti bahwa ini adalah privilege, yang tidak terselami, tidak bisa kita jangkau, terlebih lagi karena kita adalah Gentiles atau kafir. Dan ini adalah hal yang unsearchable, tidak mungkin bisa dijangkau oleh seluruh bangsa. Bahkan bagi orang Yahudi sekalipun, pada waktu itu mereka tidak bisa mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan, terlebih bagi kita, yang tidak hanya berbeda tempat, tapi juga berbeda waktu, berbeda budaya. Kalau kita bisa punya satu fokus iman yang sama, yaitu Yesus Kristus, dan di dalam Dia, kita bisa mendapatkan segala berkat yang Tuhan berikan kepada kita, apabila kita bisa mengerti smua ini, ini semua adalah karena anugerah Allah yang berlimpah-limpah.

Hal yang kedua, mengenai Gereja. Gereja adalah institusi yang ditentukan di dalam kekekalan sebagai alat Tuhan satu-satunya, yang berdiri di hadapan manusia dan di hadapan kerajaan setan, untuk menyatakan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi, berabad-abad, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kalau sebelumnya Paulus berbicara mengenai Injil, sekarang Paulus berbicara mengenai inti sebenarnya Gereja itu untuk apa. Gospel itu isinya kekayaan rahasia hikmat Allah, dan gereja bertugas untuk memberitakannya di dalam dunia. Hal yang Penting waktu berbicara mengenai Gereja, kita harus mengerti gereja itu apa? Kita harus menghargai apa yang Tuhan anggap mulia, dan apa yang Tuhan anggap benar. kita harus belajar mensinkronkan konsep kita dengan konsep Tuhan. Mungkin kita menganggap Gereja adalah hal yang biasa-biasa saja, tetapi di sini ditegaskan bahwa Gereja adalah satu-satunya institusi yang ditunjuk dari kekekalan. Sesuai dengan maksud dan rencana kekekalan, untuk menyatakan rahasia ini kepada seluruh manusia, dan kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di angkasa. Paulus menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang dipenjarakan (ayat pertama) karena Paulus melakukan tugasnya, makanya dia ada di dalam penjara. Lalu pada ayat 13, Paulus mengatakan agar jemaat Efesus jangan tawar hati melihat kesesakan Paulus karena kesesakannya itu adalah kemuliaan bagi mereka. Paulus mengabarkan kekayaan hikmat Allah, dan sekarang jemaat-jemaatnya tahu kenapa Paulus bisa ada di penjara, dan agar Jemaat tidak menjadi tawar hati melihat penderitaan Paulus, karena Penderitaan itu adalah konsekuensinya. Paulus mengajarkan kepada jemaat di Efesus untuk melihat penderitaan dari perspektif ini, bahwa penderitaan yang dialami adalah suatu privilege yang Tuhan berikan. Ketika membicarakan Suffering and the Gospel, maka akan ada tiga prinsip yang muncul. Pertama, Suffering adalah konsekuensi dari gereja yang memberitakan Injil, yang menyatakan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau. Kedua, Suffering adalah strategi atau cara yang dipakai oleh Allah untuk menyatakan dan menyebarkan Injil-Nya. Ketiga, Suffering adalah reward atau upah bagi orang atau gereja yang mengabarkan Injil. Penderitaan adalah suatu mahkota mulia. Untuk mengerti penderitaan sebagai reward, rasanya sulit. Semakin sering seseorang menginjili, maka ia akan makin sadar bahwa sebenarnya hal yang terindah di dalam hidup (dalam konteks pelayanan) adalah kita boleh menderita sebagai orang-orang yang memberitakan Injil, bukan menderita karena mencuri, tapi karena menberitakan Injil. Misalnya, orang yang mati martir itu hanya orang-orang khusus, tapi ini adalah suatu hal yang mulia. Penderitaan adalah hal yang mulia bagi orang-orang yang meberitakan Injil. Poin yang kedua, penderitaan sebagi cara atau strategi yang Tuhan pakai (Kolose 1:24-29). Di sini disebutkan bahwa Kristus ada di tengah-tengah kamu, Gentiles. Di sini Paulus tidak sedang berbicara mengenai sesuatu yang sifatnya hakekat/ontologis. Kristus itu cukup untuk keselamatan kita,tidak perlu ditambahkan apapun saja. Di sini yang Paulus maksudkan adalah scope-nya, perluasannya, karena Kristus hanya dikenal di tengah-tengah orang Yahudi pada waktu itu, tetapi ketika Kristus ingin menyelamatkan orang lain, yang Gentiles, orang itu mau menderita bagi Kristus, maka orang yang kafir tadi akan mulai bertanya-tanya, kenapa orang itu mau menderita untuk Kristus, mau menderita untuk orang yang bahkan tidak kami kenal. Di sini orang mulai mengerti apa yang berharga, yang mulia, dan yang terpenting di dalam hidup mereka, dan di sini juga orang akan melihat dan mengerti bahwa Kristus itu tidak seperti yang mereka kira. Ini adalah strategi yang Allah pakai supaya Injil boleh diberitakan di seluruh dunia. Pertama Injil, kedua Gereja yang dipanggil untuk mengabarkan Injil. Poin ketiga, Doa mengenal kasih Kristus adalah kekuatan untuk gereja terus menerus dapat menjalankan tugasnya. (Efesus 3:14-19) Paulus menyadari bahwa ini adalah suatu kemuliaan yang tidak dikenal, dan kemuliaan yang tidak dikenal ini akan mendapatkan tantangan baik bagi orang yang mendengarnya, maupun kerajaan setan. Maka implikasi dari hal ini adalah suatu kehidupan yang tidak normal, kehidupan yang tidak wajar. Hasilnya adalah hidup yang seakan-akan dijatuhi hukuman mati. Jemaat di efesus mendapat penganiayaan dalam berbagai bidang, baik sosial, kepercayaan, perdagangan, dan sebagainya. Efesus adalah tempat pemerintahan, pusat bisnis, pusat penyembahan berhala. Efesus begitu rusak, banyak pelacuran dan penyembahan berhala, dan sangat sedikit jemaat Tuhan yang ada di kota Efesus. Jemaat di Efesus banyak mengalami penderitaan, mereka juga mengalami kesulitan dan kesesakan karena pemimpin mereka juga menderita. Dan mereka juga harus berjuang untuk mengatasi pola pikir mereka yang lama bahwa penderitaan berarti tidak diberkati. Di dalam kesulitan-kesulitan seperti ini, Paulus menyatakan bahwa penderitaan adalah kemuliaan. ini tidak mungkin dilakukan kecuali jemaat Efesus bisa mengerti kasih Kristus yang sesungguhnya dan mengalami kepenuhan Allah. Paulus juga menyadari bahwa tidak mungkin jemaat Efesus bisa mengerti hal ini, kecuali mereka melihat penderitaan dari perspektif kasih Kristus.
Terakhir, (baca di Wahyu 2:1-7) Hanya ketika kita dipenuhi oleh kasih Kristus, maka kita akan bisa mengasihi orang lain. Apakah kita benar-benar mengenal kasih Kristus sampai tingginya, panjangnya, dalamnya? Karena tanpa kasih Kristus yang sesungguhnya, kita akan jatuh seperti jemaat Efesus pada Wahyu pasal 2. Tujuh gereja Asia Minor di kitab Wahyu adalah proyeksi dari setiap Gereja yang pernah berdiri di seluruh dunia, sepanjang waktu. Setiap gereja memiliki karakternya masing-masing, dan ketika kita bisa melihat secara general. GRII ini lebih cocok kepada Efesus dibandingkan Smyrna atau gereja lainnya. Kita berada di kota metropolitan, golongan menengah ke atas, bisa menganalisa sesuatu, memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang besar dan mana yang salah. Jemaat di Efesus mau sungguh-sungguh kerja keras, mau menderita, mengerti ajaran yang sehat dan yang tidak sehat. Tetapi di tengah semuanya itu Kristus memberikan suatu peringatan, bukan peringatan mengenai hal-hal yang besar, tetapi justru mengenai hal yang mendasar. Efesus dicela karena kehilangan kasih yang semula. Kalau begitu, apa yang mendasari seluruh kerja keras, penderitaan, dan apapun yang dilakukan Jemaat di Efesus? Kalau bukan Kasih,dasarnya apa? Tanpa Kasih, semua perjuangan yang kita lakukan dalam pelayanan akan menjadi sia-sia. kita tidak sedang melayani Tuhan, Kita melayani diri kita, yang kita anggap kita sudah mendapatkan kebenaran.