Mengapa Hukum Taurat Penting?

(Keluaran 20: 1-2, Mazmur 119: 9-16)
Dari 2 bagian yang kita baca, kita mendapat pengertian bahwa Tuhan memberikan Firman dan dalam Mazmur 119, pemazmur mengatakan dia sangat mengagumi dan sangat mencintai Firman Tuhan. Sebenarnya ketika kita mengenal konsep Taurat yang dirangkum dalam 10 hukum ini, apa yang masuk dalam pikiran kita? Kita seringkali berpikir Taurat itu Perjanjian Lama, Perjanjian Baru Injil. Taurat menyuruh orang untuk bertindak, kalau setia nanti dia selamat, tetapi Injil mengatakan Kristus sudah membayar semuanya sehingga dengan iman kita mendapatkan keselamatan. Sehingga dalam pikiran kita “saya menaati Taurat baru selamat” itulah Taurat, “saya percaya kepada berita Injil, saya selamat” itulah Injil. Tetapi sebenarnya Taurat tidak hanya bertugas untuk memberikan peraturan untuk kita selamat saja, tetapi Taurat juga mempunyai kandungan perintah dari Tuhan untuk kita boleh hidup yang penuh dengan damai sejahtera. Itu sebabnya kata Taurat, Torah, itu sebenarnya memiliki pengertian instruksi atau pengajaran. Jadi Taurat tidak identik dengan hukum, tetapi Taurat identik dengan instruksi, Tuhan memberikan perintah, Tuhan memberikan pengajaran, Tuhan memberikan hal-hal yang perlu kita mengerti supaya kita bisa hidup demi Tuhan. Itu sebabnya Tuhan memberikan Taurat. Kitab Taurat umumnya dikenal sebagai 5 kitab pertama dari Perjanjian Lama, Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Tapi Taurat bisa diekspan lebih jauh lagi menjadi seluruh bagian Perjanjian Lama, karena setelah Tuhan menyatakan Kitab Taurat, Tuhan mencatat juga sejarah Israel. Setelah mencatat sejarah Israel, Tuhan juga mencatat perkataan para nabi yang memberikan peringatan kepada Israel untuk kembali kepada Taurat. Setelah itu Tuhan juga memberikan nubuat tentang apa yang akan terjadi melalui orang bernama Daniel dan Yeremia. Jadi semua ini akan kembali kepada Taurat.

Taurat menjadi kitab yang paling inti dalam Perjanjian Lama. Ketika kita melihat Kitab Taurat ada kesimpulan di dalam 10 poin yang yang Tuhan berikan di atas gunung, inilah yang disebut dengan dekalog, inilah yang disebut dengan 10 peraturan, 10 hukum. Jadi Taurat tidak hanya identik dengan 10 ini, tapi 10 peraturan ini menjadi rangkuman tentang apa yang Tuhan mau ajarkan kepada Israel. Dan mereka sangat menghargai kitab ini, sehingga mereka dipaksa untuk terus membaca bahkan menghafal seluruh kitab supaya mereka boleh mengerti apa yang Tuhan mau. Maka mereka hafal mati-matian supaya mereka boleh mempunyai Firman di dalam diri mereka. Kalau Tuhan berfirman segala sesuatu bisa terjadi, Firman Tuhan memiliki kuasa yang begitu besar dan sekarang saya bisa ingat itu di dalam diri saya, ini ada perasaan sukacita. Meskipun Tuhan mengatakan cuma ingat belum tentu mendapatkan berkat sepenuhnya, karena bukan mereka yang ingat, bukan mereka yang ngerti secara kognitif, tapi mereka yang menjalankan Firman, inilah orang yang mempunyai fondasi yang stabil, sehingga banjir besar datang rumah yang didirikan di atas Firman ini tetap kokoh. Jadi ingat Firman tidak cukup, harus jalankan. Tetapi kalau mau jalankan tapi tidak ingat, tidak akan bisa. Saudara mau lakukan, tidak pernah mengerti, ini pun tidak mungkin bisa. Jadi tetap kita harus belajar memahami, belajar menghafal dan setelah itu bisa dengan limpah mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita. Maka orang Israel dilatih untuk membaca, menghafal dan mengerti, dan setelah itu mereka diajarkan untuk menjalankan seakurat mungkin. Ini merupakan suatu keunggulan yang luar biasa dari orang Israel. Banyak orang pikir “mengapa di segala bidang, orang-orang jenius, selalu ada orang Yahudi atau keturunan Yahudi”. Saudara boleh pikir siapa filsuf paling penting? Di abad 20, Saudara telusuri seorang filsuf ternyata masih ada darah Yahudi. Ada seorang bernama Edmud Husserl, masih punya darah Yahudi. Ada seorang bernama Wittgenstein ternyata masih keturunan Yahudi. Saudara lihat konduktor paling terkenal abad 20, ternyata masih ada darah Yahudi. Orang-orang pikir mengapa bisa begitu? Saya percaya salah satunya adalah karena sejak kecil mereka dilatih memakai otak semaksimal mungkin, beda dengan zaman kita sekarang. Zaman kita sekarang, orang tua tidak bisa gerakan anak untuk sungguh baca, sungguh-sungguh pelajari, karena orang tua sendiri tidak punya kebiasaan seperti itu. Segala yang ada di dalam dunia pendidikan selalu bermula dengan contoh, ini tidak bisa tidak. Waktu Musa disuruh Tuhan untuk membuat sesuatu kemah, Tuhan mengatakan “buatlah sesuai dengan contoh yang sudah Aku tunjukan”. Semua ada contoh. Waktu para murid disuruh untuk hidup baik, murid tanya “seperti apa?”, Yesus mengatakan “seperti yang kamu lihat ada padaKu”. Waktu Paulus menulis surat kepada jemaatnya, “lihat apa yang kamu lihat pada saya, ikuti itu karena aku pun melakukannya berdasarkan contoh Kristus”. Jadi selalu ada peneladanan, dan peneladanan inilah yang Tuhan mau dipertahankan dalam tradisi keturunan orang Israel. Orang Israel mempunyai keturunan yang terus mereka pertahankan dan punya tradisi yang mereka terus pertahankan. Sekarang gereja-gereja tradisional tidak berani pertahankan pendirian, sekarang mereka lepas semua yang konsisten dengan kebenaran Firman dan mereka kembali mengikuti arus zaman.

Tetapi Yohanes Calvin pernah mengatakan “kalau kita tidak serius kepada 3 hal, kita akan dibuang oleh Tuhan”. Tiga hal itu adalah yang pertama kebenaran Firman mesti diajarkan. Yang kedua adalah ibadah harus sesuai dengan kebenaran Firman. Yang ketiga adalah perjamuan, sakramen baptis maupun Perjamuan Kudus harus kembali kepada Firman. Maka Calvin sangat memperhatikan Perjamuan Kudus, ibadah yang teratur dan Firman yang diberitakan. Ini 3 hal yang menjadi ciri utama dari gerakan reformasi dari pada Calvin. Calvin menggambarkan ibadah yang tidak sesuai Firman adalah ibadah kepada para dewa, bukan kepada Allah. Karena Allah yang sejati yang mau disembah, Dia sudah punya standar penyembahan itu harus seperti apa. Dan kalau standar itu dikompromikan, kita mengambil cara dunia, kita sedang tidak menyembah Tuhan, kita sedang menyembah berhala. Maka Yohanes Calvin mengatakan “banyak dewa-dewa disembah orang Kristen, tapi dewa-dewa itu disembunyikan di dalam bentuk salib Kristus” ini semua palsu. Maka dia mengatakan “mari kita semua kembali kepada Firman” sehingga kembali kepada Firman menunjukkan adanya kesungguhan boleh sungguh-sungguh mengenal doktrin, yang sungguh-sunggh hidup di dalam cara Tuhan.

Itu sebabnya di dalam tradisi Reformed pun kita harus belajar untuk menjadi orang yang studi baik-baik, mencari baik-baik kebenaran Firman, untuk boleh dilaksanakan di dalam hidup. Dan orang tua yang menjalankan ini dengan baik akan menurunkan kepada anaknya. Orang Yahudi punya keketatan dalam belajar dan keketatan dalam belajar ini membuat mereka sangat terbiasa untuk belajar apa pun. Waktu Tuhan menyampaikan 10 Firman, apakah Tuhan memakai mode tidak serius? Keluaran 18-20, Tuhan katakan “persiapkan dirimu, bersihkan dirimu, lalu datang dengan perasaan gentar dan takut kepada Tuhan”. Tapi Alkitab mengatakan Tuhan mendatangkan guntur yang sangat keras, waktu orang Israel dengar petir dan badai, mereka ketakutan. Waktu mereka dengar itu mereka sangat gentar, lalu Tuhan pakai suara sangkakala yang kerasnya bukan main. Waktu sangkakala itu ditiup, mereka sadar ini adalah satu penyambutan sang raja datang. Waktu raja masuk ke kota, seluruh sangkakala ditiup untuk memberikan penghormatan. Maka waktu sangkakala ditiup ini membuktikan sang raja sedang datang dan semua harus siap sujud waktu dia datang. Dan waktu dia bersuara, dikatakan suaranya begitu keras. Di Alkitab mengatakan suara Tuhan kalau berbicara seperti desau air bah yang sangat memekakan telinga. Dia tidak bicara dengan suara yang tenang, Dia bicara dengan suara yang sangat keras, membuat orang Israel jadi bising telinganya dan mengatakan “saya tidak sanggup dengar lagi, suara Tuhan terlalu menakutkan bagi saya” ini cara Tuhan berbicara. Lalu ini mau diubah menjadi santai mode, mau diubah menjadi “tenang saja, hidup sudah berat jangan dibuat makin berat lagi” tidak bisa. Siapa yang tidak serius menyampaikan Firman, dia tidak sungguh-sungguh bertanggung jawab kepada Tuhan. Hidup di dunia dengan cara Alkitab itu adalah satu-satunya yang mungkin. Hidup di dunia tanpa cara Alkitab, pasti kacau, pasti menuju kepada kesengsaraan. Demikian juga dengan umat Tuhan, waktu mereka diperas untuk mengerjakan sesuatu dengan sangat sulit, mereka mempunyai kekuatan lebih untuk menjalani hidup. Maka Tuhan berfirman dan Tuhan mengatakan “dengarkanlah Firman Tuhan”, Tuhan mulai menyatakan Firman, menyatakan pengajaran, menyatakan instruksi kepada umat Tuhan.

Mengapa perlu ada instruksi? Waktu Martin Luther baca tentang Injil. dia mendapatkan kelegaan, Injil berita sukacita, Injil berita menyelamatkan, Injil membebaskan. Waktu dia baca Perjanjian Lama, dia heran, Taurat sepertinya mematikan. Dalam 2 Korintus, Luther membaca lalu dia menemukan satu kalimat “sebab hukum yang tertulis mematikan tetapi berita Injil menghidupkan, anugerah Tuhan menghidupkan”. Dia kaget, berarti Hukum Taurat mematikan, Injil menghidupkan, kalau begitu Hukum Taurat sudah digantikan oleh Injil kah? Dia pikir dalam hati tidak mungkin, karena Hukum Taurat perlu sampai sekarang. Lalu apa gunanya Hukum Taurat bagi gereja sekarang? Ini menjadi pergumulan Luther yang tidak habis-habis. Maka kalau Saudara baca eksposisi Luther, dia paling banyak berkhotbah dari Perjanjian Lama, bukan Perjanjian Baru. Dia adalah orang yang senang Perjanjian Baru, terutama tema keselamatan karena iman, dari Paulus. Tapi kalau khotbah dia paling banyak pilih dari Perjanjian Lama, karena dia mau memastikan jemaatnya tahu menerima Injil tidak berarti menyingkirkan Perjanjian Lama. Menerima Injil tidak berarti membuang Taurat.

Lalu apa gunanya Taurat bagi kita sekarang? Di dalam kitab-kitab Taurat tertama di Kitab Imamat, banyak peraturan yang kita pikir sudah tidak lagi kita lakukan sekarang. Luther terus berkhotbah dari Perjanjian Lama untuk mengatakan apa yang diperintahkan dalam Perjanjian Lama itu selalu berkait pada berita Injil. Tetapi sayangnya Luther hanya sampai di sini, akhirnya Luther menemukan ada 2 fungsi dari Hukum Taurat. Yang pertama Hukum Taurat membuat kita sadar kita tidak sanggup. Lalu kalau kita sudah sadar tidak sanggup, baru kita sadar kita perlu Kristus untuk menjadi Juru Selamat kita. Waktu baca semua, Saudara kaget “bagaimana saya yang bejat begni bisa selamat, bagaimana saya yang tidak bisa menjalani Tuarat ini bisa masuk sorga Tuhan?”. Maka Luther mengatakan “waktu kita baca Taurat, kita disadarkan bahwa kita tidak mungkin selamat. Waktu kita sadar kita tidak selamat, kita menjadi orang yang gelisah, lalu cari bagaimana kita bisa selamat. Lalu kita sadar Injillah yang menyelamatkan”. Maka Taurat diberikan bukan untuk keselamatan kita, Taurat diberikan untuk mempersiapkan kita melihat berita Injil Tuhan, lalu setelah Injil Tuhan itu kita terima, inilah yang menyelamatkan kita, inilah fungsi pertama. Fungsi yang kedua, yaitu Taurat juga membuat manusia takut berbuat dosa. Kalau dia sudah baca Taurat “yang mencuri harus dihukum” dia takut mencuri. Waktu Taurat mengatakan “yang berzinah dihukum” dia takut berzinah. Waktu Hukum Taurat mengatakan “yang membunuh harus dihukum” dia jadi takut membunuh. Maka Luther menyimpulkan dua ini adalah fungsi Hukum Taurat. Setelah Luther muncul orang bernama Calvin, Calvin sangat halus dalam mengkritik Luther. Calvin tidak takut kepada Luther, dia mau menjadi orang yang dipakai untuk harmonisasi reformasi, bukan untuk menambah pecah. Waktu Saudara baca yang ketiga sebenarnya ini rangkuman dari pendapat Calvin tentang Taurat yang jauh lebih baik. Calvin mengatakan kalau Taurat akan menggerakan kita untuk bertemu dengan Kristus berarti saya waktu membaca Hukum Taurat, saya harus berada di dalam keselamatan dulu. Karena kalau Saudara belum selamat, Saudara baca Taurat, tidak akan tergerak. Begitu juga orang-orang dunia ini, waktu baca Taurat mereka tidak akan tertegur. Pencuri waktu membaca Taurat, mereka akan tetap mencuri, mereka waktu baca Taurat tidak akan “celaka, saya sudah berdosa, saya mau bertobat”. Ini mengkritik 2 poin dari Luther, Luther mengatakan “baca Taurat nanti cari Injil, baca Taurat nanti tidak berani berani bertindak jahat”. Calvin mengatakan “siapa bilang? Pencuri baca Taurat tetap mau mencuri”. Jadi Calvin mengatakan fungsi Taurat adalah untuk orang yang sudah dibebaskan bukan untuk yang belum. Itu sebabnya Tuhan mengatakan di dalam Keluaran 20 “Aku adalah Allah yang sudah mengeluarkan engkau dari perbudakan di Mesir”. Tuhan yang sudah bebaskan berarti ini Firman untuk yang sudah dibebaskan. Calvin mengatakan “sebenarnya Hukum Taurat diberikan untuk orang yang sudah ditebus, bukan yang belum”. Orang yang sudah ditebus baru bisa mengerti Taurat, baru tergerak oleh perintah Taurat, dan baru bisa melihat keindahan Hukum Taurat. Namun demikian Calvin mengatakan “meskipun begitu saya tetap setuju dengan yang dikatakan Luther, tetapi fungsi Taurat dalam pengertian Luther adalah fungsi penghakiman bukan fungsi membimbing”. Maksud fungsi penghakiman adalah ketika orang itu dihakimi oleh Tuhan, Tuhan akan paparkan TauratNya lalu Dia akan bandingkan dengan hidup orang itu. Ini lah cara Tuhan menghakimi. Jadi orang yang mencuri nanti Tuhan akan taruh hukum “jangan mencuri” lalu paparkan dengan hidup orang itu, orang itu sudah salah maka akan dihukum. Jadi ini fungsi Taurat di dalam penghakiman. Tapi Calvin mengatakan di dalam Kristus fungsi Taurat tidak lagi sebagai penghakiman tetapi sebagai pembimbing. Calvin mengatakan dulu ketika orang belum sungguh-sungguh mengerti Kristus, dia tidak mungkin dididik oleh Taurat. Setelah dia hidup dalam Kristus, baru dia bisa dididik oleh Taurat.

Maka Calvin mengutip dari Galatia 3:24 dan Roma 10: 4, Calvin mengatakan dlaam 2 bagian ini Paulus memberikan pengajaran yang sangat penting bagi kita, yaitu kita yang sudah ditebus akhirnya bisa menantikan Kristus karena Taurat, kita yang sudah ditebus akhirnya bisa mengharapkan hidup yang jadi limpah karena sekarang Taurat menuntut kita hidup mirip dengan Kristus hidup. Calvin menyimpulkan dari ajaran Paulus, Taurat adalah penuntun sampai Kristus datang dan Kristus adalah penggenap dari Taurat. Dua hal ini lah yang menjadi inti bagi kita untuk memahami Taurat. Taurat menuntun sampai Kristus datang. Orang Israel dituntun oleh Taurat sampai Kristus datang pertama kali. Orang Kristen dituntun oleh Taurat sampai Kristus datang kedua kali, sama. Lalu Kristus adalah penggenap Taurat, berarti dalam tradisi Israel ada sesuatu yang hanya Kristus bisa kerjakan, bukan mereka. Itu sebabnya sebelum Kristus datang, mereka harus sembelih binatang, mereka harus persembahkan korban karena di dalam bagian ini mengatakan “kami tidak sanggup menaati, ini adalah bagian dimana Kristus yang akan menggenapi”. Maka sebelum Kristus datang, mereka mempersembahkan korban, setelah Kristus datang, Kristus menjadi korban sehingga kita tidak mengerjakan bagian yang hanya bisa digenapi oleh Kristus. Maka ketika Kristus datang, Dia menjalankan semua Taurat, lalu Dia mati dipaku di atas kayu salib sebagai korban bagi kita. Inilah hal yang menyatakan bahwa Kristus menggenapi Taurat. Berarti kalau Kristus sudah menggenapi semuanya, kita sudah mendapatkan satu kepala yang bisa membayar lunas semuanya. Maka baik orang Israel maupun kita, gereja sekarang, kita tidak perlu melihat Taurat sebagai penghakiman bagi kita sebab ada Kristus yang sudah memperbaikinya bagi kita. Selalu ada multi panggilan yang Tuhan nyatakan sebagai panggilan, dan Tuhan berikan peraturan supaya panggilan itu bisa dijalani.

Misalnya Israel itu siapa? Yang pertama Israel adalah umat Tuhan, kedua Israel adalah prototype-nya gereja, ketiga Israel adalah satu bangsa yang Tuhan pilih untuk menurunkan Kristus, yang keempat Israel adalah salah satu bangsa dari semua bangsa di dunia. Dan Tuhan berfirman kepada Israel untuk mengatur keempat panggilan ini. Kalau peraturan itu cocok untuk panggilan Israel sebagai umatNya maka peraturan itu harus cocok bagi kita sebagai umat Tuhan.

Lalu yang kedua, Israel adalah bangsa yang dipilih untuk menurunkan Kristus, berarti ada hal-hal yang Tuhan berikan sebagai persiapan mereka menantikan Sang Mesias. Ini tentu harus ditafsirkan dengan cara yang berbeda untuk gereja Tuhan. Karena kita tidak disiapkan untuk menantikan kedatangan pertama, tapi kita disiapkan untuk menantikan kedatangan kedua. Maka kita lihat bijaksana Tuhan, waktu Israel dipersiapkan untuk menantikan kedatangan pertama, Yesus akan datang ke dunia ini, maka Israel dipersiapkan untuk hidup duniawi yang benar. Itu sebabnya peraturan-peraturan yang ada dalam bangsa Israel sangat bersifat melihat kepada dunia ini. Kamu kalau tanam benih harus begini, kalau makan harus begini, karena itu adalah persiapan Israel menyatakan bahwa imanku ditafsirkan secara hal praktis di dunia karena Kristus akan datang ke dunia. Tapi orang Kristen lain, sekarang kita menantikan Kristus yang sudah datang dan sekarang duduk sebelah kanan Allah. Maka peraturan kita sedikit lebih rohani dari pada peraturan yang diberikan kepada Israel dalam Perjanjian Lama. Sekarang tidak ada lagi peraturan mengenai makanan, sekarang tidak ada lagi peraturan engkau harus pakai baju dengan bahan seperti apa. Itu sebabnya sekarang kita tidak melakukan apa yang dulu dilakukan orang Israel. Peraturan yang memberikan persiapan Israel untuk kedatangan Kristus yang pertama, itu harus ditafsirkan dengan terang yang berbeda di Perjanjian Baru.

Ketiga, Tuhan mau Israel menjadi salah bangsa, sedangkan gereja bukan salah satu bangsa. Gereja adalah umat pilihan yang sifatnya bukan bangsa. Inilah cara melihat, apa yang Tuhan terapkan bagi Israel, kita harus lihat dalam panggilan yang bersifat sangat multiple. Lalu apa yang sesuai dengan panggilan kita sekarang, itu yang harus diparalelkan dengan kita sekarang. Tuhan menyatakan hukum, Tuhan menyatakan perintah, menyatakan pengajaran bagi Israel, supaya Israel bisa menjalankan fungsinya sebagai umat Tuhan. Dan ditengah-tengah sebagai fungsi umat Tuhan banyak hal yang sangat paralel dengan kita sekarang. Israel umat Tuhan, kami pun umat Tuhan. Israel dituntut menjadi contoh, saya juga dituntut sebagai contoh. Tapi kita punya cara yang sedikit berbeda dari Taurat, itu sebabnya waktu Saudara lihat Taurat banyak hal yang sepertinya tidak berlaku lagi. Tapi bukan tidak berlaku lagi, melainkan harus ditafsirkan dengan cara tafsir yang sesuai dengan mereka supaya kita bisa terapkan sekarang. Contoh, misalnya peraturan tentang makanan halal dan haram, itu masih berlaku tidak? Itu sebabnya kita harus mengerti dengan jelas mengapa sekarang boleh makan babi, alasannya yang pertama karena Firman Tuhan Perjanjian Baru mengatakan sudah boleh. Kalau Tuhan Yesus mengatakan sudah boleh, siapa yang boleh melawan. Tuhan bilang “apa yang masuk tidak mengharamkan manusia, apa yang keluar itu yang menajiskan” Orang yang hatinya kotor, terus ngomong pun kotor. Orang yang hatinya penuh dengan kelicikan, terus ngomong pun penuh dengan kelicikan. Kalau sekarang pura-pura tulus, suatu saat akan terbukti apa yang ada di dalam hatimu. Itu sebabnya Saudara mesti perbaiki hati, Saudara yang terus punya pikiran kotor perbaiki pikiranmu supaya mulutmu tidak sekali-kali kelepasan lalu berbicara apa yang benar-benar ada di dalam hatimu. Itu sebabnya apa yang kamu katakan itu menunjukan hatimu dan hati yang kotor itu yang menajiskan orang, ini yang dikatakan Tuhan Yesus. Dengan demikian Tuhan menyatakan semua makanan halal.

Lalu dulu mengapa Tuhan larang? Ada yang mengatakan alasan kesehatan, terbukti bahwa babi adalah hewan yang tidak sehat, lele juga dilarang karena tidak sehat. Jadi mengapa Tuhan melarang dulu? Karena binatang pada Perjanjian Lama adalah binatang yang menurut konsep timur dekat kuno itu adalah binatang yang tidak pernah jelas identitasnya. Babi adalah binatang yang tidak memamah biak, tetapi punya kuku yang mirip binatang memamah biak, jadi dia tidak jelas binatang model apa. Ikan lele, ikan yang berenang tapi tidak punya sisik, ini ikan yang tidak jelas. Kodok tidak boleh dimakan karena tidak jelas binatang darat atau air, kodok bisa hidup di darat dan air. Kelelawar pun tidak boleh dimakan karena mirip burung tapi mukanya mirip tikus. Semua binatang yang tidak jelas ini tidak boleh dimakan, karena ini menjadi simbol ketidak-jelasan identitas Israel. Israel tidak boleh berbaur dengan bangsa lain, maka mereka harus makan untuk menunjukan “kami tidak mau campur, yang campur-campur kami tidak mau makan”. Tapi sekarang Tuhan bekerja tidak hanya lewat Israel, Tuhan bekerja panggil semua bangsa berarti sudah boleh campur. Kalau sudah boleh campur apakah identitas makanan yang menjadi simbol tidak boleh campur, harus dipertahankan? Tidak perlu. Sekarang Saudara boleh makan binatang yang tidak jelas identitasnya. Kita harus mengerti dengan tuntas bahwa Tuhan bekerja dalam satu cara untuk membuat satu panggilan dari Israel menjadi terpenuhi. Cara ini harus kita perhatikan untuk kita tafsirkan dalam konteks gereja pada saat ini. Itu sebabnya mempelajari 10 ini menjadi intisari bagi kita mengerti Hukum Taurat bagi kehidupan orang Kristen. Maka hari ini kita sudah mempelajari tentang pendahuluan, mengapa Hukum Taurat penting? Karena memberikan instruksi bagi kita untuk boleh mengerti bagaimana harus hidup di dalam cara Tuhan. Tapi instruksi yang Tuhan berikan, ini Tuhan berikan dengan ancaman yang berat. Kalau baca Hukum Taurat, ngeri sendiri, yang gagal menjalankan Hukum Sabat, dilempar batu tanpa belas kasihan.

Tetapi hal yang mengherankan mengapa dalam Mazmur 119, pemazmur mengatakan “saya sangat rindu FirmanMu, saya sangat menyenangi apa yang Tuhan nyatakan dalam Firman”. Inilah yang menjadi prinsip yangharus kita ingat pada hari ini, ayat 9-6 dalam Mazmur 119. Ayat 9 mengatakan “dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakukannya bersih? dengan menjaga sesuai Firman”. Jadi Taurat Tuhan diberikan supaya kita tahu bagaimana harus hidup. Apa yang diperintahkan oleh Tuhan adalah instruktif, Tuhan tidak berikan perintah yang lembek, Tuhan berikan perintah yang harus ditaati. Mari kitabelajar taat kepada Tuhan dengan banyak cara. Cara pertama belajar mentaati semua peraturan yang ditujukan kepada kita, taati itu. Yang kedua, belajar otoritas perwakilan Tuhan di dunia, mimbar adalah otoritas Tuhan yang menjadi perwakilan Tuhan di dunia. Tuhan menyatakan “Aku adalah Allah yang akan menghukum tetapi Aku juga adalah Allah yang menyatakan hikmat, kebajikan dan pengampunan bagi kamu semua”. Dua kualitas ini ditunjukan dengan cara Tuhan memberikan peraturan dan cara Tuhan memberikan hukuman bagi yang melanggar peraturan. Jadi ada perintah yang sangat ketat dan ada hukuman kalau Saudara melanggar perintah itu. Tapi kalau Saudara sudah ditebus oleh Tuhan, semua hukuman Tuhan tidak lagi menjadi kutuk bagi Saudara. Tapi semua hukuman Tuhan adalah sebagai pendisiplin bagi Saudara untuk taat kepada Tuhan. Itu sebabnya bagi orang yang sudah ditebus, seluruh Taurat berguna sebagai instruksi, tetapi seluruh hukuman sekarang sudah ditimpakan kepada Kristus. Inilah fungsi dari Taurat sehingga kita boleh bertumbuh di dalam kerohanian melalui instruksi-instruksi dan pengajaran yang Tuhan sampaikan kepada kita.