Adam dan Kristus

Di dalam bagian sebelumnya kita sudah mempelajari mengenai pembenaran yang Tuhan berikan melalui kematian Kristus. Bahkan ada kepastian pertama kali menjadi bagian dari umat, Saudara dan saya menjadi bagian dari Kristus. Maka Roma 5 dimulai dengan mengingatkan kita bahwa kita sudah dibenarkan melalui Kristus yang rela mati bagi kita waktu kita masih seteru. Saudara dan saya adalah pemberontak yang harusnya dihukum, tapi karena kita disatukan di dalam Kristus, maka kita mendapatkan pembenaran. Ini yang kita lihat dari ayat 1-11.

Di dalam ayat 12-21, Paulus memberikan fondasi sangat penting. Kita tidak bisa mengerti Injil, mengerti mengapa Yesus mati bagi kita, jika kita tidak menafsirkan ayat 12-21 dengan benar. Jadi ayat-ayat yang akan kita pelajari adalah ayat-ayat dengan peran yang sangat besar di dalam pemahaman akan penebusan. Paulus di ayat 12-21 mengatakan Kristus menjadi Juruselamat karena Dia paralel dengan Adam secara fungsi bagi manusia. Sama seperti Adam menjadi kepala dari seluruh manusia, demikian Kristus menjadi kepala bagi semua orang yang diselamatkan. Ini yang akan kita gali pada hari ini dan kita akan gali sesuatu yang harusnya membuat cara berpikir kita berubah. Jadi Saudara dan saya tidak hanya menambahkan satu atau dua pengertian baru dalam pikiran kita, tapi Paulus sedang menuntun kita untuk berpikir dengan cara yang benar, cara yang tepat, cara yang sesuai dengan yang Alkitab mau bagikan. Kita akan ubah cara berpikir tentang dunia, maka Injil sebenarnya sangat berkait dengan mengerti worldview, mengerti cara pandang hidup. “Saya mengerti hidup dari siapa, mengapa saya mengerti hidup dengan cara seperti ini?”, itu semua adalah sesuatu yang harus dirombak. “Saya mesti tahu bagaimana cara hidup dari Tuhan, Tuhan yang memberi tahu saya apa itu hidup, mengapa hidup, mengapa ada manusia, apa guna manusia, mengapa Allah mengasihi manusia, apa gunanya saya ada di dunia ini”, semua ini harus ditafsirkan dengan cara yang benar. Karena itu ayat 12-21 sangat penting, bukan hanya untuk tambahan informasi. Saudara tidak perlu tambahan informasi kalau fondasi pemikirannya sudah salah dari awal. Kesalahan punya fondasi akan membuat seluruh pemikiran di atas ditambah-tambah dalam jalur yang salah, sama seperti kalau Saudara punya mobil yang mampu jalan dengan cepat sekali, tapi arahnya salah, makin bagus mobilnya, makin bagus mesinnya, makin cepat jalannya, makin jauh dari sasaran. Itu sebabnya hal pertama yang harus kita ubah adalah hal yang sangat mendasar yaitu pemahaman tentang hidup. Kalau kita tidak kembali ke Kitab Suci, kita tidak tahu apa itu hidup. Dan kalau kita tidak tahu apa itu hidup, kita tidak mungkin jalani hidup dengan limpah. Dunia berhasil menarik hati kita, menarik hawa nafsu kita, menarik segala sesuatu yang bersifat menyimpang karena dunia menawarkan alternatif pada kita yang tidak punya fondasi melihat hidup dengan benar. Ini sebabnya dunia begitu menarik, dunia menarik bukan karena dia memang pada dasarnya menarik. Dunia menawarkan bajunya yang sudah jelek dan kita senang, kita mau karena kita tidak mengerti apa itu baju. Jadi Saudara dan saya sangat tidak mengerti apa itu hidup, maka kita mudah dipikat oleh dunia ini. Kita perlu mengerti apa itu hidup, kita perlu kembali ke Kitab Suci untuk menafsirkan apa itu hidup. Di dalam Roma 5: 12-21 ada pengertian yang sangat dasar, yang merombak cara kita berpikir tentang hidup, karena Paulus mengarahkan seluruh problem yang ada dimulai dari Adam di Taman Eden, dimulai dari Kejadian 1-3.

Pentingnya Hidup Manusia bagi Tuhan

Di dalam Roma 5 ini, di dalam ayat-ayat yang kita baca ada tekanan yang sangat besar dari Paulus, mengenai kerelaan Kristus untuk mati. Mengapa Kristus rela datang lalu Dia mati bagi kita? Ini jadi penjelasan yang mau dibahas Paulus. Dan untuk memahami ini kita mesti mengerti apa yang menjadi tekanan di dalam firman Tuhan bagi Israel. Tuhan mengajar Israel untuk mengerti nilai hidup. Hidup itu sangat penting dan itu sebabnya Tuhan memanggil Israel. Sebab Tuhan menciptakan manusia supaya manusia hidup. Dan hidup yang Tuhan berikan ini adalah hidup yang berkait dengan Tuhan. Di dalam Injil Yohanes, Yesus mengatakan bahwa hidup yang Dia peroleh adalah hidup dari Bapa. Dan hidup yang Dia peroleh dari Bapa inilah hidup yang ingin Dia bagikan kepada orang-orang percaya. Jadi di dalam pengertian Kristus, di Injil Yohanes, hidup tidak bisa dipisah dari relasi dengan Tuhan. Tidak ada hidup yang muncul dari diri sendiri, tidak ada auto hidup. Tidak ada manusia yang diciptakan dengan kemampuan hidup yang muncul dari dirinya sendiri. Jadi kita perlu mendefinisi ulang mengenai arti hidup. Hidup bukan cuma sekedar energi atau kemampuan untuk bertahan di dunia ini, melainkan hidup adalah sesuatu yang kita peroleh dari Tuhan. Itu sebabnya momen ketika manusia terpisah dari Tuhan, manusia dalam keadaan mati bukan hidup. Hidup yang diajarkan di dalam Kitab Suci adalah hidup karena berkait dengan Tuhan. Salah satu tema penting dalam pembahasan doktrin Tritunggal Gregory dari Nissa adalah pengertian bahwa dalam relasi Tritunggal ada aktivitas saling memberi. Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi dari Allah Tritunggal yang saling memberi. Maka inilah pengertian hidup, hidup adalah ketika satu pribadi mencurahkan dirinya bagi pribadi yang lain, itu hidup. Hidup tidak mungkin dilakukan di dalam keadaan pasif, hidup hanya mungkin dilakukan dalam relasi yang aktif. Ini dimiliki di dalam Allah Tritunggal dan inilah yang dibagikan Allah Tritunggal kepada manusia. Manusia tidak bisa hidup dengan sendirinya, banyak contoh yang bisa kita pahami, Saudara lihat alat elektronik tidak mungkin hidup kalau tidak disambungkan dengan listrik, misalnya. Demikian manusia tidak mungkin hidup jika tidak ada koneksi dengan Allah. Maka seluruh Perjanjian Lama membahas ada 2 hal penting.

Hal pertama yang dibahas oleh Perjanjian Lama adalah pentingnya hidup. Dari bagian awal penekanannya adalah hidup, jangan mati. “Jangan makan buah, kalau tidak kamu pasti akan mati”. Penekanan hidup ini juga yang diberikan oleh Tuhan ketika Tuhan memberikan hukum. Di dalam hukum ada pengertian bahwa hidup itu penting. Dan hidup bukan cuma sekedar bertahan hidup, tapi hidup di dalam lingkungan yang penuh kelimpahan. Hidup itu penting maka Tuhan berikan hukum. Karena hidup itu penting, maka Tuhan melarang ada pembunuhan, “kamu tidak boleh membunuh”. Dalam Kitab Taurat itu jelas sekali thou shall not commit murder, ini sesuatu yang kita tidak boleh salah mengerti. Tuhan tidak mengatakan tidak boleh membuat mati, yang Tuhan katakan adalah tidak boleh membunuh. Pembunuhan tidak sekedar hanya membuat mati. Pembunuhan dalam Bahasa Inggris lebih jelas murder, bukan hanya sekedar membuat yang tadinya hidup menjadi mati. Alkitab melarang pembunuhan karena hidup itu penting. Tidak ada orang yang membaca Alkitab lalu meremehkan hidup, itu salah baca. Semakin membaca Alkitab, semakin sadar hidup itu penting, semakin sadar saya penting, orang lain juga penting, milik saya penting, milik orang lain juga penting. Dan itu sebabnya Tuhan melarang ada pencurian. Mengapa tidak boleh mencuri? Karena milik orang lain itu penting. Alkitab melatih kita untuk melihat hidup itu penting, adil dalam hidup ini penting, menghargai hidup dalam hidup ini penting, menghargai milik orang lain dalam hidup ini penting. Dan kalau kita tidak dapat pengajaran itu, kita salah mengerti Kekristenan. Alkitab mengajarkan kamu harus hargai hidup orang lain. Kamu harus hargai orang lain dalam usahanya untuk hidup, kamu harus menghargai sesamamu dan kepemilikan yang Tuhan percayakan kepada mereka. Jadi makin baca Kitab Suci makin sadar bahwa tidak ada highview of life di luar Alkitab. Pandangan terhadap hidup yang tinggi hanya mungkin dari Kitab Suci.

Menikmati Kemuliaan Tuhan

Di pasal 4 kita sudah membahas mengenai Abraham yang dibenarkan oleh Allah. Kebenaran Abraham adalah kebenaran karena beriman kepada Allah. Seringkali kita sempitkan pengertian iman menjadi hanya sekedar percaya, “pokoknya Allah berbicara apa, saya percaya”, itu iman. Tapi Kitab Suci selalu mengaitkan iman dengan keberanian untuk mengambil jalan hidup yang beda. Cara hidup yang lama, stop, cara hidup yang baru, mulai, itu iman. Karena tanpa cara hidup yang dari Tuhan, kita tidak tahu bagaimana harusnya hidup. Kita seringkali menjalani hidup seperti kita sudah tahu apa itu hidup. Mungkin kita tahu apa yang harus dicapai, bagaimana mencapai apa yang harus dicapai itu dan bagaimana memunyai hidup yang senang. Tapi kita tidak tahu bahwa Tuhan tidak mau kita hidup di luar Tuhan. Hidup tanpa Tuhan adalah hidup yang kosong, tidak ada apa yang bisa gantikan Tuhan dalam hidup. Sebab itu kosongnya hidup harus diganti dengan hidup yang penuh dan hidup yang penuh adalah hidup yang beriman kepada Tuhan. Kalau begitu iman bukan sekedar pengakuan, iman adalah keputusan yang membuat saya mengambil tekad untuk hidup secara baru. Sebelumnya saya sudah tahu, sekarang saya mau rombak, saya mau tahu dari apa yang Tuhan beri tahu, itulah iman. Maka Abraham disebut beriman bukan karena dia percaya kepada Tuhan saja, tapi karena dia memutuskan untuk punya hidup yang sama sekali baru. Sekarang hidup dia adalah hidup sebagai orang asing, di tanah asing oleh karena dia umat Tuhan. Kalau kita catat sejarah hidup kita, momen-momen penting selalu tanpa Tuhan. Apa momen penting hidupmu? Semua hal yang membuat kita merasa hidup berkelimpahan, hidupnya penuh, itu tanpa Tuhan. Itu tidak benar. Kita perlu iman supaya kita belajar mengarahkan hidup dimana setiap tahap penting dalam hidup adalah karena Tuhan, bukan karena yang lain. Tapi itu tidak terjadi, karena itu hidup kita kosong. Saudara pakai banyak cara untuk mengisi hidup, tetap kosong, karena tidak ada Tuhan dalam hidup. Maka iman berarti “saya mau Allahku ambil hidup saya dan tata sesuai dengan cara Dia. Saya tidak mau hidup dengan cara begini terus, saya tidak mau hidup tanpa Tuhan”.

Kita tidak bisa memahami betapa banyaknya ajaran Alkitab memberikan peringatan tentang berhala. Mungkin kita pikir “saya tidak ada berhala dalam hidup, saya tidak menyembah mereka”. Tapi hidup kita tidak mungkin tidak dikuasai oleh ilah palsu. Itu adalah segala yang menasihati kita tentang hidup tanpa Tuhan. Dalam Kitab Suci, ilah palsu adalah yang mendikte hidup umatNya tetapi bukan Allah sejati. Jadi ketika umat didikte oleh ilah palsu, umat sedang menyembah berhala. Orang Kanaan disebut menyembah berhala, karena orang Kanaan didikte oleh ilah mereka. Kita mengatakan “saya tidak menyembah berhala, tidak ada berhala yang saya masukan dalam hidupku”. Tapi hidupmu didikte oleh berhala, didikte oleh kesenanganmu, didikte oleh cinta uang, didikte oleh keinginan untuk diterima. Maka jangan sampai kita gagal melihat hidup kita yang sebenarnya sudah sangat kasihan. Orang yang hidupnya kasihan tapi tidak sadar hidupnya kasihan, tidak akan berubah. Di Buku Institutio bagian 1, Calvin mengingatkan sebelum engkau tahu betapa malangnya kamu, betapa kasihannya kamu, betapa tidak berartinya hidupmu, maka engkau tidak akan kenal kemuliaan Tuhan. Jadi kita ini adalah orang-orang yang sudah diikat oleh berhala karena hidup didikte yang bukan Tuhan. Apa yang paling saya senangi? Bukan Tuhan. Apa yang ingin dikejar dalam hidup? Juga bukan Tuhan. Kalau begitu Saudara menyembah berhala, diikat oleh berhala. Bagaimana cara bebas? Caranya adalah beriman kepada Tuhan, bukan kepada berhala. Abraham berpaling dari berhala nenek moyangnya kepada Allah yang menyatakan diri kepadaNya. Orang beriman berarti orang yang atur hidupnya untuk berubah. Maka jangan berikan definisi iman yang dangkal sekali. Apa itu iman? Yakin dan percaya. “saya yakin dan percaya akan dapat ini”, dan memang dapat, tapi itu bukan iman. Itu omong kosong! Kitab Suci mengatakan iman berarti Saudara memutuskan harus melakukan sesuatu di dalam hidup dan yang harus saya lakukan adalah ubah hidup dari mengarah kepada berhala, sekarang mengarah kepada Tuhan, Allah yang sejati. Itu sebabnya kehidupan yang berarah kepada Allah adalah kehidupan yang polanya pun akan Tuhan ubah untuk sesuai dengan Sang Juruselamat.

Jadi pola hidup yang kita pahami itu pun salah. Sangat penting untuk kita tahu apa yang kita anut sebagai pola hidup. Karena tanpa kita sadar begitu banyak pengaruh masuk dalam hidup kita, dari kita kecil sehingga kita tidak tahu kalau kita sedang dipengaruhi untuk mengharapkan hidup yang salah. Kalau kita ditanya orang “apa yang kamu harapkan dalam hidup?”, pasti kita akan punya cita-cita untuk meminta hidup ke depan yang sesuai dengan keinginan dan gairah kita, keinginan-keinginan yang kita harapkan ke depan adalah keinginan-keinginan anti penderitaan, anti sulit, anti sakit, tapi tidak bisa. Maka banyak orang kecewa dalam hidup karena tidak mendapatkan apa yang diharapkan, pola hidup yang dia anut bukan yang Tuhan ajar. Pola hidup yang harus kita dapat bukan pola hidup sendiri, tapi pola hidup di dalam sekelompok orang di dalam umat. Saudara bukan hidup sendiri, tapi hidup dalam komunitas yang dipimpin oleh Tuhan. Orang Kristen dipimpin oleh Sang Mesias yang menunjukan kepada kita bagaimana harusnya kita hidup. Maka saya ajak untuk berpikir lagi, apakah pola hidup yang selama ini kita anut itu adalah pola hidup real dan berpengharapan? Apakah pola hidup yang engkau harapkan di masa depan adalah pola hidup yang realistis dan berpengharapan? Saya beri tahu 2 hal ini tidak mungkin cocok. Kalau Saudara mau hidup yang realistis, tidak ada pengharapan. Kalau Saudara mau berpengharapan, Saudara akan mulai pikirkan hidup yang tidak real. Saudara cuma boleh memilih hidup yang real tapi tanpa harapan atau hidup berpengharapan tapi tidak realistis. Saya mau tanya model hidup apa yang engkau mau?  Hidup real, selamat tinggal pengharapan. Hidup berpengharapan, tapi tidak real. Jadi bagaimana? Alkitab menawarkan hidup yang real dan berpengharapan, dua-duanya. Coba dengarkan firman Tuhan. Firman Tuhan tidak minta hanya diberikan tempat kecil di otak, Tuhan mau Saudara pakai seluruh otak, seluruh pikiran, seluruh konsep untuk diarahkan kepada Tuhan. Kamu tidak bisa mengerti hidup dengan real tapi berpengharapan, kecuali engkau hidup kembali kepada Allah. Maka kehidupan seperti apa yang kurang dari kita? Alkitab mengatakan kita ini kurang benar, maka kita butuh kebenaran. Kebenaran itu berarti kita punya sense yang tepat untuk memperlakukan orang dengan benar. Problem kita selalu berkait dengan cara memperlakukan orang. Kita tidak tahu kebenaran, kita perlu kebenaran dari Tuhan.

Iman bahwa Tuhan sanggup membangkitkan dari yang mati

Ayat-ayat yang kita baca merupakan cara Paulus untuk menafsirkan kembali kisah Abraham. Ada satu hal yang sangat penting yang dikerjakan Paulus, dia adalah seorang penginjil, teolog dan dia juga adalah seorang gembala. Dan di dalam menjadi teolog, Paulus adalah seorang yang punya tugas berat sekali yaitu bagaimana menafsirkan seluruh kisah Perjanjian Lama digenapi dalam Kristus dan dibagikan ke bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ini bukan tugas yang mudah, bagaimana memberikan pengertian dari Perjanjian Lama disoroti dari sudut pandang Kristus kemudian dibagikan untuk bangsa-bangsa yang bukan Yahudi. Seringkali kita abaikan kesulitan dan juga rumitnya teologi yang dibangun oleh Paulus sesuai dengan pesan yang Tuhan berikan kepada dia. Ketika dia baca kisah Abraham, dia mesti pikir dalam pengertian yang tepat dari Tuhan. Bagaimana kisah Abraham ini diinterpretasi dengan benar yaitu diinterpretasi lewat kacamata atau sudut pandang Kristus. Kristus sudah datang dan bagaimana sekarang kisah di Perjanjian Lama dipahami melalui Kristus yang sudah menggenapi kisah itu. Dan setelah Paulus meramu pengertian ini, dia mesti bagikan kisah ini kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, orang-orang yang tidak kenal Perjanjian Lama, orang yang tidak tahu Tuhan, orang yang tidak mengerti kisah di Sinai dan lain-lain, maka tugas Paulus sangat berat. Dan Tuhan berkenan memimpin dia sehingga dia mengerjakan begitu banyak hal dan membangun kerangka berpikir yang luar biasa. Saudara pernah baca Surat Paulus? Tentu pernah. Apakah pernah mendapatkan penghiburan besar karena membaca? Kalau tidak, dimana Kekristenan kita? Kita baca Kitab Suci dan kita anggap ini sepele, mungkin kita lebih suka nonton drama dan mendapat penghiburan darinya, air mata kita jatuh karena mendengar cerita-cerita dunia, tapi bukan karena cerita Alkitab. Kita sangat mudah tersentuh oleh cerita populer di Hollywood atau di mana pun, tapi kisah Alkitab tidak kita terima dengan hati yang penuh perasaan haru. Ini sangat tidak boleh. Saudara dan saya harus mengagumi Alkitab dan jika kita belum mampu mengagumi Alkitab, doa baik-baik kepada Tuhan, “Tuhan, buka mata dan hati saya supaya saya semakin mengagumi Kitab Suci”. Karena ketika para filsuf atheis membaca Alkitab, mereka tidak mendapatkan iman, mereka tidak percaya Kristus, tapi mereka tetap harus mengakui tulisan Paulus adalah tulisan yang harus tetap dipertimbangkan melampaui tulisan-tulisan lain. Ketika mereka membaca Surat Paulus, mereka menemukan bahwa Paulus mengerti bagaimana pengharapan mengubah etika, bagaimana tingkah laku Saudara diubah oleh pengharapan, bukan oleh yang lain. Mengapa kita bisa hidup makin lama makin baik secara etika? Karena pengharapan. Maka pengharapan adalah tema yang sangat benar dan ini memang sesuatu sering dibagikan oleh Paulus. Paulus melihat Perjanjian Lama dan menyadari Perjanjian Lama penuh dengan janji Tuhan untuk pengharapan hidup. Tuhan adalah Tuhan yang berjanji. Banyak janji Tuhan berikan di dalam Kitab Suci. Saudara baca Kitab Kejadian, di situ banyak Tuhan memberikan janji dan seringkali janji itu diberikan di dalam keadaan yang tidak mungkin ada pengharapan. Ketika Nuh keluar dari bahtera, pengharapan apa yang dia miliki? Pernahkah Saudara pikir seluruh dunia tinggal 8 orang, coba bayangkan situasi itu. Saudara keluar dari rumah bersama istri dan 3 anak Saudara dan 3 menantu. Mana bisa seluruh bumi hanya ditangani oleh 8 orang di tengah-tengah kerusakan yang demikian besar. Jangan disamakan dengan peristiwa di Taman Eden, di Taman Eden belum ada air bah sebelumnya. Tapi paska air bah, setelah air bah menutup seluruh bumi, bumi menjadi tempat yang sangat sulit, kering, penuh dengan keadaan seperti mati. Maka ketika Nuh keluar, dia sangat penuh pengharapan, dia sadar bahwa seluruh dataran yang besar tidak ada lagi binatang, hanya yang berasal dari bahteranya. Lalu dia yang sangat perlu pengharapan, diberi pengharapan oleh Tuhan yang memberikan janji. Tuhan mengatakan “sama seperti Aku memberikan perlindunganKu untuk alam, demikian Aku akan memberikan perlindungan untuk Nuh dan seluruh keturunannya”. Jadi Tuhan memberikan janji kepada Nuh dan keturunannya akan dipelihara. Dan Tuhan memberikan janji bahwa alam akan dipelihara, ini janji yang indah sekali. Tuhan berjanji kepada Nuh, Dia akan peliharan alam sampai saatnya Dia datang kembali dan memberikan penghakiman akhir. Sebelum saat itu tiba, Tuhan mengatakan “tidak akan henti-hentinya musim yang satu beralih ke musim yang lain”. Di dalam Perjanjian Lama perkataan musim yang beralih itu menandakan kesetiaan Tuhan. Orang Yahudi percaya yang mengganti musim satu ke musim yang lain itu Tuhan. Seorang bernama Brueggemann, seorang ahli Perjanjian Lama menyelidiki Kitab Suci dan menemukan seringkali janji paling indah itu Tuhan berikan pada saat yang paling buruk. Di saat kacau, di saat tidak ada pengharapan, janji Tuhan diberikan. Di dalam keadaan senang, bahagia, manusia sering mengabaikan janji itu. Jika kita tidak mengetahui apa itu penganiayaan bagi orang Kristen, kita tidak tahu kesulitan bagi gereja Tuhan, kita cenderung mengabaikan janji Tuhan. Ketika orang mengatakan “hidupku baik, semua serba baik, semua terpelihara”, pada waktu itu dia mengabaikan janji Tuhan. Dan pada saat dia mengabaikan janji Tuhan, dia berada pada titik rohani yang rendah sekali. Itu sebabnya Brueggemann mengatakan waktu membaca Perjanjian Lama, seringkali Tuhan menyatakan berkat janji di tengah-tengah keadaan yang tidak mungkijn mendapatkan kekuatan. Termasuk janji Injil, Tuhan berjanji menyatakan perbaikan, menyatakan Juruselamat, menyatakan tahta Daud yang dipulihkan juga di dalam keadaan yang tidak ada pengharapan yaitu pembuangan. Di tengah pembuangan, Tuhan bernubuat baik melalui Yesaya, Yeremia, maupun Yehezkiel bahwa Tuhan akan memulihkan kerajaan ini. Dan janji Tuhan untuk memulihkan kerajaan, itu janji memberi hidup di tengah mati, ini simbol. Karena ketika sebuah bangsa itu dibuang, bangsa itu sudah mati. Tidak ada bangsa bisa bertahan setelah mengalami pembuangan. Saudara bisa periksa di dalam sejarah, setelah Bangsa Tirus dihancurkan, mereka tidak ada lagi. Setelah Makedonia runtuh, mereka tidak ada lagi. Setelah Romawi runtuh, mereka tidak ada lagi, baik di barat maupun timur. Kalau Saudara mengatakan Itali itu Romawi, bukan. Orang Itali sudah campur-campur, ada yang dari Lombardia, Visigoth dan tempat-tempat lain. Maka kerajaan yang sudah hancur tidak ada harapan, mereka hancur dan itu berarti bangsa itu mati. Kerajaan sudah mati ketika mereka dihancurkan oleh kerajaan lain. Pada waktu itu tidak ada aturan perang, tidak ada perjanjian kalau menyerang harus begini, kalau tidak dari negara lain akan datang untuk membela. Jadi ketika satu kerajaan dihancurkan oleh kerajaan lain, pada waktu itu mereka seperti mati. Kerajaan yang hancur sama seperti orang yang sudah mati. Kalau orang sudah mati, dia tidak mungkin hidup lagi, Saudara tidak bisa memberikan apa pun untuk menjadi pengharapan kepada orang yang sudah mati. Orang mati ya mati, meskipun Saudara kasi antibiotik, dia tetap mati. Kasi musik, tetap mati, kasi musik klasik, tetap mati, kasi musik rock, tambah mati. Orang mati sudah mati, tidak bisa diapa-apakan lagi. Maka ketika orang itu sudah terbaring mati, Saudara tidak bisa lakukan apa-apa untuk memberikan pengharapan apa pun. Dan tiap pengharapan yang diberikan adalah pengharapan yang tidak mampu dipikirkan oleh manusia. Pengharapan setelah mati adalah pengharapan yang tidak sanggup dipahami oleh manusia. Banyak sekali legenda tentang apa yang terjadi setelah manusia mati. Tapi satu-satu legenda atau cerita itu dipatahkan.

Menikmati Tuhan dalam Keseharian

Setelah sangkakala keenam maka narasi Kitab Wahyu mempersiapkan pembacanya untuk menantikan sangkakala ketujuh. Dan sebelum sangkakala ketujuh terjadi ada beberapa bagian yang diberitakan melalui Kitab Wahyu. Kejadian pertama mengenai seorang malaikat yang turun dari sorga lalu menyatakan kemuliaan yang demikian besar yaitu di ayat pertama. Di ayat pertama dikatakan “aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga berselubungkan awan dan pelangi ada di atas kepalanya, dan mukanya sama seperti matahari dan kakinya bagaikan tiang api”. Beberapa penafsir mengatakan ini adalah Tuhan sendiri yang dinyatakan dalam rupa malaikat, tetapi kalimat ini sulit untuk dipertahankan karena sepanjang Perjanjian Baru, Tuhan tidak pernah disebut sebagai malaikat. Di dalam Perjanjian Lama kadang-kadang ada berita di mana seorang malaikat turun dan menerima persembahkan bahkan menerima sujud dari manusia. Orang tua dari Simson menyembah kepada malaikat, memberikan korban kepada malaikat dan malaikat itu terima. Jadi sangat mungkin malaikat itu adalah Tuhan sendiri yang menyatakan diri dalam rupa malaikat. Mungkin ini adalah Kristofani, menampakan Kristus sebelum Dia menjadi manusia, ini beberapa kali terjadi. Dan ini membingungkan para penafsir. Bagian Kitab Suci yang belum diterangkan tidak menjadikannya batal menjadi Kitab Suci, karena tidak ada orang yang bisa mengaitkan antara otoritas Kitab Suci dengan penjelasan yang bisa diberikan. Saudara mampu menjelaskan Alkitab tidak menjadikan Alkitab lebih berotoritas. Tapi tentu Saudara harus memberikan pertanggung-jawaban iman terhadap bagian-bagian yang sudah jelas.

Di dalam Perjanjian Lama penampakan Tuhan yang mirip malaikat itu berkali-kali terjadi dan membuat orang bingung mengapa Tuhan harus menyatakan diri seperti malaikat, apakah malaikat dan Tuhan sama? Tentu tidak. Apakah Tuhan menjadi identik dengan malaikat ketika Dia menampakan diri sebagai malaikat? Tentu tidak. Lalu mengapa Tuhan menyatakan diri dalam bentuk malaikat? Sangat sulit dipahami. Tapi umumnya orang Kristen akan mengatakan bahwa penampakan Tuhan mirip malaikat itu untuk menunjukan kepada umat Tuhan bahwa ada sesuatu yang belum dipahami dari Tuhan, yang di dalam Perjanjian Baru menjadi jelas yaitu sifat bahwa Allah memunyai tiga pribadi. Tritunggal, bukan satu person, bukan satu pribadi. Allah adalah Allah Tritungal meskipun belum dengan jelas dinyatakan dalam Perjanjian Lama, tapi sudah mulai diberitakan dengan cara yang masih seperti bayang-bayang. Maka ada pribadi Allah yang menyatakan diri seperti malaikat untuk membedakan dengan pribadi Allah yang menyatakan diri sebagai Allah. Ini merupakan salah satu penafsiran Kristen mengapa ada malaikat mau disembah. Tapi kalau Saudara baca Perjanjian Baru, itu tidak pernah terjadi lagi, tidak pernah ada malaikat yang mengklaim diri boleh disembah. Bahkan di dalam tulisan belakangan dari Perjanjian Baru, seperti Kitab Ibrani atau Kitab Wahyu, malaikat dijelaskan dengan sangat clear sebagai ciptaan Tuhan yang lebih rendah dari Tuhan, bukan Tuhan. Sehingga sangat sulit bagi kita menafsirkan ayat 1 sebagai Tuhan sendiri. Tuhan turun, tapi disebut seperti malaikat mirip Perjanjian Lama, itu tidak terjadi lagi. Maka penafsiran ayat kesatu tidak bisa diterima dengan mudah kalau misalnya malaikat itu adalah Allah. Kita sulit mengiyakan, mengaminkan pengertian bahwa malaikat yang dimaksud di sini adalah Allah. Tapi kalau kita mengatakan ini bukan Allah, lalu mengapa Dia berselubungkan awan? Bukankah dipenuhi awan merupakan ciri dari kehadiran Tuhan? Bahkan di atas Gunung Sinai waktu Tuhan menyatakan diri, pada saat itu pun gunung itu penuh dengan awan. Lalu dikatakan pelangi ada di atas kepalanya, bukankah ini menggambarkan kesetiaan Tuhan terhadap perjanjianNya. Lalu dikatakan mukanya sama seperti matahari, bukankah ini menyatakan kemuliaan Tuhan. Tapi pengertian malaikat dari orang Yahudi mungkin akan menolong kita memahami ayat yang pertama ini karena orang Yahudi percaya kalau malaikat adalah pernyataan Tuhan yang sifatnya reduktif. Malaikat adalah makhluk yang bertugas menyatakan kemuliaan Tuhan dengan cara yang reduktif. Sehinga manusia menyadari bahwa kemuliaan yang dia dapat adalah kemuliaan yang belum final. Tuhan lebih mulia dari ini. Namun saya baru mendapatkan pernyataan yang reduktif tentang kemuliaan Tuhan. Tuhan lebih terang dari pada terang yang dipancarkan malaikat. Tuhan lebih mulia dari pada kemuliaan yang dinyatakan oleh malaikat. Tuhan lebih penuh dengan keagungan lebih dari pada keagungan yang bisa dibawa oleh malaikat. Bagian ini yang bisa kita pahami dari ayat pertama, malaikat ini menunjukan sesuatu yang ada di sorga dan sesuatu ini bisa dibaca dari Kitab Wahyu 4-5.

INJIL dan GEREJA

Di dalam Surat Galatia, Paulus menekankan tentang Kristus sebagai satu-satunya pemberi identitas. Ini mesti kita bedakan, Kristus adalah pemberi identitas bagi orang-orang percaya, bukan Taurat. Tapi kalau kita mengacaukan pengertian Injil dan Taurat, akhirnya kita berpikir bahwa Kristus adalah Injil yang membuat kita tidak lagi perlu mengikuti Taurat, ini hal yang salah. Di dalam ajaran Taurat begitu banyak hal penting yang secara komunal dan sosial sangat diperlukan manusia. Taurat memberikan dobrakan besar sekali di dalam memperlakukan perempuan. Belum pernah ada tulisan seperti Taurat yang memberikan penghargaan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Taurat adalah tulisan pertama yang membela hak para budak, satu-satunya tulisan yang memberikan kemungkinan budak bisa menjadi orang bebas dan hidup di tengah-tengah orang Israel tanpa dibedakan dengan orang-orang Israel asli. Taurat adalah satu-satunya tulisan yang pertama kali muncul, yang memberikan izin supaya orang asing di luar Israel boleh hidup taat kepada Tuhan dengan cara yang sama orang Israel hidup taat kepada Tuhan. Taurat adalah tulisan pertama dari tulisan di sepanjang sejarah manusia yang membongkar kepalsuan penyembahan berhala, membongkar segala kepalsudan agama-agama di dalam seluruh daerah di bangsa-bangsa lain, yang membuat para imam bisa meng-corrupt uang dan mendapatkan keuntungan. Di dalam Taurat dijelaskan apa yang menjadi bagian imam dan mereka tidak boleh mendapatkan lebih dari itu dan tidak boleh diberikan kurang dari itu. Taurat adalah tulisa pertama yang menjelaskan kepada orang-orang di seluruh Israel bahwa tidak ada Allah yang sejati yang bisa dikurung di dalam image apa pun karena manusia adalah gambar Allah yang sejati. Di dalam Bait Suci, di dalam Kemah Suci, di ruang Maha Suci tidak ada patung apa pun. Mengapa Tuhan melarang adanya patung? Karena manusia adalah image of God, tidak ada yang perlu menggantikan wujud Tuhan selain manusia. Manusia diberikan posisi demikian penting sehingga antara hidup manusia dan kesucian kuil, tempat ibadah itu disamakan. Taurat begitu penting. Jika orang tidak mempelajari Taurat, orang tidak tahu berapa pentingnya orang. Manusia tidak membaca Taurat, manusia tidak akan tahu berapa pentingnya manusia. Banyak orang mengatakan “sudahlah, saya juga tidak mau terlalu Kristen, saya tidak mau membaca Taurat terlalu teliti, untuk apa tahu begitu banyak hal yang sifatnya agama dan religi seperti ini. Saya ingin hidup bebas, tidak mau diganggu dengan konsep agama yang terlalu fanatik”. Saudara jangan menjadi orang fanatik kalau agamamu salah. Tapi saya ingin memberikan peringatan atau pengertian bahwa Alkitab membebaskan, Alkitab memberikan pengertian tentang siapa manusia lebih agung dari buku atau tulisan siapa pun. Alkitab memberikan tempat yang indah di antara Tuhan dan alam, ada manusia yang dicintai Tuhan dan boleh mencintai Tuhan, menjadi kepala untuk memimpin seluruh alam. Saudara kalau tidak mengerti Taurat, Saudara tidak mungkin mengerti kemanusiaan. Namun yang Paulus mau tekankan adalah menjalankan Taurat tidak akan membuat identitasmu bertambah. Engkau tidak perlu mencari keagungan menjadi manusia dengan menjalankan Taurat. Taurat menunjukan berapa agungnya manusia, tapi Taurat tidak menambahkan keagungan itu. Taurat itu seperti cermin yang menunjukan indahnya orang yang bercermin, sekaligus menunjukan borok-borok yang dia miliki. Tapi dengan bercermin, Saudara tidak akan mengalami perubahan. Pernahkah Saudara bercermin dan tiba-tiba hidung Saudara tambah mancung? Saudara melihat cermin, begitu selesai lihat cermin, wajahmu tidak berubah. Kalau di wajahmu ada kotoran dan kemudian Saudara bercermin, cermin tidak membuat kotoran itu hilang. Saudara lihat cermin, Saudara akan diberi tahu gantengnya di mana dan rusaknya dimana. Cermin dengan jujur memberitakan diri Saudara. Namun Saudara mesti meninterpretasi cermin itu. Dan seringkali interpretasi kita tidak terlalu tepat, cermin menunjukan kita jelek tapi kita sudah terlalu percaya diri, “saya ganteng sekali”. Cermin membuat saya tahu bagus atau jeleknya saya. Demikian Taurat menunjukan bagusnya manusia dan jeleknya manusia. Taurat adalah cara supaya kita tahu berapa agungnya manusia dan berapa bobroknya manusia.

Ibadah dengan gentar pada Allah yang penuh kasih

Dalam Ibrani 12 dikatakan “kamu harus tahu perbedaan antara ibadah di Perjanjian Lama dengan ibadah di Perjanjian Baru”. Menurut Surat Ibrani, ibadah di Perjanjian Lama begitu menggentarkan sehingga orang yang datang ibadah menjadi begitu takut. Bagaimana dengan ibadah Perjanjian Baru? Saudara perhatikan tema paradoks yang diajarkan dalam Surat Ibrani, Perjanjian Baru tidak ada api, di dalam Perjanjian Baru tidak ada gunung yang menyala-nyala yang menakutkan. Di dalam Perjanjian Baru ada ibadah kepada Allah di dalam suasana Yerusalem yang baru, penuh perayaan, penuh sukacita. Perjanjian Lama menakutkan, Perjanjian Baru penuh sukacita. Tapi Saudara perhatikan nasihatnya, maka engkau harus benar-benar beribadah kepada Tuhan dengan takut, gentar dan hormat. Ini kalimat yang sepertinya sulit dipahami, Saudara dan saya harus lebih gentar beribadah kepada Allah dibandingkan Musa dan Israel. Padahal Musa dan Israel beribadah kepada Allah yang merupakan api yang menghanguskan. Mana yang membuat Saudara lebih takut, kalau tidak ibadah akan hangus atau ibadah yang menikmati keindahan persekutuan dengan Tuhan di Yerusalem yang baru? Tentu Saudara akan mengatakan jauh lebih baik yang kedua, yang pertama membuat kita beribadah dengan sangat takut, saya mau sujud kepada Tuhan, tapi saya takut dan gentar. Tapi di Perjanjian Baru saya akan menemukan Tuhan yang memberi sukacita begitu besar. Mana yang lebih menakutkan? Tentu yang pertama. Tapi Surat Ibrani mengatakan yang kedua akan lebih membawa kita memunyai kegenapan baik di dalam sukacita maupun kegentaran. Ini sesuatu yang sangat unik, di dalam ibadah Saudara akan mendapatkan sukacita yang melampaui sukacita Perjanjian Lama, ibadah di dalam Perjanjian Baru. Dan Saudara juga akan mengalami perasaan gentar dan takut yang lebih besar dari pada perasaan gentar dan takut di Perjanjian Lama. Mengapa semakin takut? Karena Tuhan baik. Ini semua penting untuk kita pahami, yang membuat kita gentar dan takut adalah kasih Tuhan. Kita dibuat gentar dan takut lebih besar oleh kasih Tuhan dari pada oleh ancaman murka Tuhan. Dan ini yang membuat ibadah di Perjanjian Baru begitu menakjubkan menurut Surat Ibrani. Maka di dalam Surat Ibrani dikatakan “kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai. Bukan di Gunung Sinai yang terlihat dan mengerikan, kepada suara yang mengerikan sehingga orang Israel pun sangat tidak tahan ketika ada perintah. Bahkan ketika binatang pun menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu”. Semua ketakutan, bahkan Musa pun ketakutan dan gemetar “aku sangat ketakutan dan sangat gemetar”, karena datang kepada api yang menyala-nyala dan gunung yang dikuduskan itu. Tapi ayat 22 mengatakan kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke Kota Allah yang hidup, ke Yerusalem sorgawi. Saudara dan saya beribadah bukan di Gunung Sinai, bukan di Yerusalem di bumi, bukan di mana-mana, tapi menghadap ke sorga. Mengapa menghadap ke sorga? Karena Surat Ibrani menjelaskan oleh sebab Kristus yang merupakan Imam Besar kita sekarang ada di sorga. Jadi Kristus yang adalah Imam Besar kita sekarang ada di sorga. Dia ada di sorga dan kita yang di bumi beribadah mengarah ke sorga. Hal yang sangat penting dari eskatologi kita, dan saya sangat bersyukur ini dirumuskan jelas sekali di dalam Pengakuan Iman Reformed Injili yang baru. Dikatakan bahwa pengharapan akhir kita bukan sorga, sorga tempat tunggu, pengharapan akhir kita adalah langit dan bumi yang baru. Kita tidak pergi ke atas ke sorga, sorga yang turun ke kita. Pengharapanmu bukan sorga, sorga bukan final, sorga adalah tempat menunggu. Finalnya di bumi yang baru, Tuhan akan datang kembali. “Kan Tuhan akan datang kembali untuk membawa kita ke tempatNya?”, iya, untuk nanti kita datang lagi. Ketika Tuhan datang dengan orang-orang kudusNya dan bumi akan penuh dengan kemuliaan sorga, itu yang kita pahami. Maka turunnya Yerusalem baru itu penting untuk kita pahami. Sekarang kita menghadap ke sorga karena Yerusalem baru masih di situ. Tapi Kitab Wahyu mengatakan Yerusalem yang baru itu akan turun, maka kalau kita tidak mengarah ke atas untuk menyembah Tuhan yang di sorga, Saudara tidak akan menikmati zaman yang baru ketika Yerusalem yang baru turun. Jadi kalau sekarang kita menyembah ke arah Yerusalem yang baru, waktu Yerusalem yang baru itu turun, Saudara akan menikmatinya karena dari sekarang sudah menyembah ke arah sana. Maka Saudara tidak perlu menyembah ke arah Yerusalem yang di bumi. Di dalam Kitab Ibrani dikatakan “kamu tidak datang kepada gunung yang kelihatan”, jadi gunung tidak kelilhatan adalah arah dimana kita menyembah, bukan Yerusalem, Allah tidak ada di Yerusalem di bumi, Allah sekarang ada di sorga. Bagaimana dengan Kristus? Kristus pun di sorga. Tuhan Yesus pernah bilang bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita secara kehadiran, Tuhan tidak pernah tidak hadir secara fisik, Tuhan menjanjikan kehadiran. Benar, tapi sebelum Dia datang kembali, Dia sudah memberikan Roh KudusNya sehingga kita dan Dia tetap tidak terpisahkan oleh karena ada Roh Kudus. Maka kita perlu beribadah kepada Tuhan, karena kalau kita tidak beribadah kepada Tuhan berarti kita akan membuat kesatuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus seperti terputus dalam praktek hidup kita. Hidup seperti terputus dari Kristus, namun kenyataannya kita sudah disatukan oleh Roh Kudus ke dalam tubuh Kristus. Surat Ibrani mengatakan “engkau datang menghadap sorga, bukan menghadap ke kota di bumi. Engkau tidak melihat tempat ibadahmu menjadi Yerusalem yang baru itu. Engkau tidak melihat hamba Tuhan sebagai Yerusalem yang baru”. Tapi melalui tempat ibadah, melalui tempat persekutuan orang percaya, melalui hamba Tuhan, melalui sesama orang percaya, Saudara menikmati sorga saat ini. Tidak ada cara untuk menikmati sorga lebih besar dari pada ketika Saudara datang beribadah. Waktu Saudara beribadah, Saudara menyembah Allah Tritunggal, Saudara datang kepada Dia dan dari situ Saudara memahami yang Saudara sembah adalah Allah yang hidup, ini dikatakan di ayat 22, dan Saudara menyembah di dalam kumpulan yang meriah bersama dengan ribuan malaikat. Saya sangat tergerak sekali ketika mempelajari para malaikat, dikatakan bahwa malaikat adalah ciptaan Tuhan yang begitu penuh dengan makna ketika mereka hadir. Salah satu yang dikerjakan oleh para malaikat adalah menyatakan kemuliaan Tuhan tapi dengan cara yang reduktif. Tuhan begitu mulia, malaikat menunjukan kemuliaan Tuhan dalam level yang lebih rendah, sehingga ketika Saudara menghadap malaikat, Saudara mendapat cicipan kemuliaan Tuhan. Tapi Surat Ibrani mengatakan engkau tidak perlu melihat malaikat untuk menikmati cicipan itu, engkau sekarang sudah menghadap Allah yang hidup melalui ibadahmu. Dan ayat ke-23 mengatakan “kepada jemaat anak-anak sulung yang namanya terdaftar di sorga dan kepada Allah yang menghakimi semua orang”. Ayat 24 “dan kepada darah percikan yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”. Saudara bisa melihat di sini ada gambaran tentang Allah Tritunggal, “engkau beribadah kepada Allah yang di sorga dan beribadah kepada Yesus Kristus. Engkau datang ke Bukit Sion”. Siapa yang bisa membawa kita datang? Roh Kudus. Saudara dan saya dibawa oleh Roh Kudus beribadah menghadap Allah Tritunggal. Dan waktu Saudara beribadah menghadap Allah Tritunggal, Saudara menyadari bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang bisa membuat kita satu dalam komunitas, satu dalam persekutuan, dan satu dalam relasi. Ini keindahan yang luar biasa besar.

Menikmati kehadiran Kristus dalam Gereja-Nya

Gereja tidak boleh pisah dari Israel. Apa yang Tuhan kerjakan dalam diri Kerajaan Israel, dilanjutkan oleh gereja. Tapi Saudara tanya “kok bisa beda? Israel itu kerajaan, tapi gereja bukan. Israel dipimpin oleh raja, gereja tidak dipimpin oleh raja. Israel punya aturan-aturan yang mengikat secara hukum, gereja tidak memunyai hal itu. Mengapa gereja dianggap sebagai kesinambungan dari Israel?”. Di dalam tradisi Israel banyak aturan Taurat yang mengatur bagaimana mereka hidup dan itu tidak diterapkan secara literal di dalam gereja Tuhan, kalau begitu harusnya beda. Tidak beda, karena di dalam tradisi reformed, gereja adalah cara Tuhan membangunkan kembali Israel dan membawanya menjadi umat yang sempurna. Gereja adalah versi sempurna dari Israel. Maka gereja muncul setelah Israel dibuang dan mau dipulihkan. Waktu Saudara membaca Alkitab, Saudara akan melihat susunan seperti itu, Israel dibentuk Tuhan, Israel bersalah kepada Tuhan, Tuhan buang Israel, lalu Tuhan panggil kembali mereka untuk disempurnakan sebagai umat yang menantikan Mesias datang. Dan Mesias itu datang lalu Dia mengatakan “Aku akan mendirikan gerejaKu”. Berarti gereja yang didirikan oleh Mesias ini adalah gereja yang merupakan bentuk final dari Israel setelah mereka rusak. Maka ada beberapa hal penting yang harus saya bagikan. Ini menjadi dasar untuk kita menafsirkan pengertian gereja di dalam inkarnasi, mengapa Kristus harus menjadi manusia. Yang pertama yang harus saya bagikan adalah Tuhan selalu melanjutkan pekerjaanNya setelah ada krisis. Ini teologi yang sangat penting, sangat sulit untuk mengerti ini, tetapi ketika Saudara mengerti, Saudara mendapatkan berkat yang besar sekali untuk dibawa kedalam hidup Saudara. Tuhan selalu membuat progres dari rencananya setelah ada krisis. Ini hal yang sulit dimengerti, Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan itu krisis, mereka diusir dari Taman Eden dan itu krisis. Tapi setelah itu Tuhan justru memakai mereka untuk beranak-cucu dengan satu pengharapan yaitu akan ada keturunan yang akan menghancurkan kepala ular. Ada progres, dulu sebelum Adam dan Hawa jatuh, Tuhan tidak pernah mengatakan ini. Tuhan tidak mengatakan kepada Adam dan Hawa “Adam dan Hawa kamu akan melahirkan anak yang akan menginjak kepala ular, ular akan hancur oleh anakmu”, Tuhan tidak menyatakan itu kepada Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh dalam dosa. Tuhan belum ungkapkan rencanaNya yang merupakan progres dari rencana sebelumnya. Lalu Tuhan akhirnya munculkan pengharapan ini dengan Adam dan Hawa beranak-cucu, terus akhirnya keturunan mereka juga berketurunan menjadi tradisi atau garis keturunan yang mengharapkan Mesias. Tapi garis keturunan ini dikacaukan terus oleh setan. Setan membuat garis keturunan ini seolah tak berpengharapan, dengan membuat mereka memanipulasi satu sama lain dan menjadi sangat jahat. Sehingga ketika keturunan dari perempuan, keturunan umat dengan keturunan dari orang-orang lain bercampur, lalu para anak-anak Allah yaitu raja-raja menindas anak-anak perempuan manusia, pada waktu itu Tuhan mengatakan “Aku sangat menyesal menciptakan manusia, karena manusia hanya tahu bertindak jahat”. Maka muncul krisis yang berikutnya yaitu air bah. Air bah adalah krisis, ini kelihatan seperti kemunduran dari rencana Tuhan, seperti Tuhan sudah membuat progres yang begitu baik, tiba-tiba Tuhan harus rombak sendiri karena dosa manusia. Selalu yang membuat rusak rencana Tuhan adalah dosa. Manusia berdosa dan rencana Tuhan dirusak, tapi selalu Tuhan bukan memperbaiki, tapi Tuhan melanjutkan rencanaNya. ya, Tuhan selalu menangani kerusakan dengan melanjutkan rencanaNya sau tahap lagi, ini heran. Tahap rencana Tuhan selalu dibukakan setelah ada krisis. Ini teologi yang penting dari Kitab Suci. Ini merupakan progres yang Tuhan berikan, dan akhirnya progres itu berwujud makin lama makin besar melalui kehadiran Abraham.

Ibadah membentuk hidup kita

Di dalam ayat ke-16 dikatakan “agunglah rahasia kesalehan” atau rahasia ibadah dalam terjemahan kita. Rahasianya apa? Paulus mengutip satu lagu, ada yang mengatakan ini merupakan hymn Kristen mula-mula, ada yang mengatakan ini adalah pengakuan iman Kristen mula-mula. Yang mana pun itu, kalimat-kalimat Dia yang telah menyatakan diri dan seterusnya adalah pengakuan iman mula-mula dan lagu mula-mula yang mengekspresikan iman Kristen dari awal. Allah menjadi manusia bukan dongeng gereja belakangan. Allah menjadi manusia bukan perkembangan doktrin dalam Konsili Kalsedon di abad ke-5. Allah menjadi manusia bukan permainan teologi dalam sejarah gereja, tapi iman yang dipeluk oleh para rasul dan pengertian yang dipercayai oleh jemaat pertama di dalam dunia ini. Orang yang pertama kenal Kekristenan langsung diberikan ajaran bahwa “Kristus yang engkau kenal adalah Sang Allah yang menjadi manusia”. Allah menjadi manusia adalah tema Kristen yang diekspresikan dari Kitab Suci. Saya ingin membagikan alasan yang ketiga untuk tahun ini, atau alasan ke-11 mengapa Allah menjadi manusia.

Mengapa Allah menjadi manusia? Supaya Saudara dan saya bisa memunyai kesalehan yang sejati. Hidup saleh yang sejati hanya terjadi ketika Saudara worship, menyembah Kristus. Tanpa menyembah Kristus tidak mungkin ada kesalehan hidup yang sejati. Hanya karena menyembah Kristus seseorang bisa punya kesalehan yang sejati. Jika dia tidak menyembah Kristus, dia tidak mungkin punya kesalehan yang sejati. Orang terus mendambakan hidup yang saleh. Dalam Bahasa Indonesia dikatakan saleh, di dalam Bahasa Yunani dikatakan eusebia. Eusebia adalah kehidupan batin yang baik. Kehidupan yang seimbang, yang punya bijaksana untuk bertindak benar dan disenangi para dewa, ini menurut konsep orang Yunani. Jadi kalau saya punya kesalehan, apa yang saya kerjakan dalam hidup sangat disenangi oleh para dewa. Di dalam iman Kristen eusebia berarti apa yang saya kerjakan dalam hidup sangat disenangi oleh Tuhan. Tuhan senang dengan apa yang saya kerjakan. Inilah yang menjadi kerinduan kita, saya ingin hidup saleh, supaya Tuhan senang akan hidup saya, saya ingin hidup baik supaya Tuhan senang akan hidup saya. Maka kita terus berusaha untuk mencapai cara hidup yang diperkenan oleh Tuhan. “Tuhan, bagaimana hidupku bisa diperkenan olehMu, tingkah apa yang Tuhan senang, hal apa yang Tuhan benci supaya saya tidak melakukannya, kata-kata apa yang Tuhan inginkan keluar dari mulut saya, hal-hal apa yang Tuhan tidak inginkan keluar dari pikiran dan mulut saya?”, ini menjadi hal yang diselidiki oleh orang-orang Kristen. Bagaimana cara hidup yang baik, bagaimana mengerti bagaimana harus hidup di dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak percaya bahwa hidup orang Kristen dibagi dua yaitu hidup rohani dan hidup sekuler. Hidup rohani yang Tuhan lihat, hidup sekuler yang Tuhan tidak begitu peduli. Itu bukan ajaran Kristen. Ajaran Kristen tidak membedakan ketika Saudara di gereja atau di kantor. Iman Kristen yang sejati memercayai Tuhan yang mengamati, mengawasi, memimpin kita baik ketika kita aktivitas di gereja maupun ketika kita beraktivitas di masyarakat. Ketika Saudara kerja, Saudara kerja untuk Tuhan. Waktu Saudara beraktivitas, Saudara beraktivitas untuk Tuhan. Segala hal yang kita lakukan adalah untuk Tuhan. Ini yang harus dipahami dalam iman Kristen. Maka dari pengertian Kristen, terutama dipahami dari teologi Reformed, Saudara tidak bisa melihat pekerjaan yang satu lebih suci dari pada pekerjaan yang lain. Tidak bisa dikatakan bahwa pekerjaan memimpin di gereja lebih suci dari pada ketika Saudara memimpin pegawai di kantor, itu tidak benar. Semua adalah sama kudusnya. Tapi seluruh hidup kita ini dapat dijalankan dengan baik jika Saudara beribadah kepada Tuhan. Ini menjadi pengertian orang Kristen dari awal. Saudara tidak bisa memunyai hidup yang baik dan diperkenan Tuhan kecuali Saudara beribadah. Itu sebabnya kita mengenal ada yang disebut dengan worship, seperti yang sekarang kita lakukan. Apa yang Saudara dan saya lakukan saat ini memunyai kepentingan luar biasa besar dan akan memengaruhi kehidupan Saudara mulai besok sampai hari Sabtu. Yang Saudara kerjakan hari ini di sini akan mencerminkan level rohani dan pergumulan rohani yang Saudara miliki dari hari Senin sampai Sabtu sebelumnya. Jadi apa yang Saudara bawa ke gereja adalah pergumulan iman, ucapan syukur, dan permohonan yang Saudara miliki dari minggu yang lalu. “Mengapa kamu datang ke gereja?”, “aku ingin mendengarkan firman, aku ingin doa kepada Tuhan beban hatiku, aku ingin berbagi ucapan syukurku kepada Tuhan”. Maka entah kehidupan Saudara penuh dengan berkat yang Saudara syukuri atau  kehidupan Saudara penuh dengan pergumulan yang ingin Saudara bawa kepada Tuhan, semua akan menjadi satu di dalam ibadah ini. Ibadah sangat penting, maka cara paling bagus untuk merusak kehidupan orang Kristen adalah rusak ibadahnya. Setan punya bijaksana sangat besar, dia bekerja dengan cara yang sangat efisien, Saudara tahu berapa argumen yang dipakai setan untuk menjatuhkan Adam? Sema sekali tidak ada. Dia cuma bicara sedikit kepada Hawa, dia irit bicara, dia tidak bicara ke Hawa pakai argumen yang silogistik atau argumen-argumen presuposisionalis atau argumen-argumen Reformed epistemologi, metode-metode apologetik yang sangat penting. Lalu dia pakai metode ini untuk meyakinkan Hawa, “Hawa, mari kita diskusi, menurutmu Tuhan itu baik atau tidak?”, “Tuhan baik”, “apa itu baik? Coba definisikan”. Adam tidak melakukan itu. Dia memakai kalimat pendek, dia hanya mengatakan “Tuhan melarang makan”, “tidak, tapi ada satu yang Tuhan larang, karena kalau kami memakannya, kami akan mati”, “tidak, kamu tidak akan mati, kamu akan menjadi sama seperti Allah”, selesai. Dia memilih kata-kata yang luar biasa efisien. Saudara kalau meremehkan setan, Saudara tidak akan mau berdoa. Saudara kalau meremehkan setan, Saudara tidak akan merasa datang ibadah itu penting. Karena kita tidak tahu berapa pentingnya ibadah, maka kita terus meremehkan ibadah. Tapi setan tahu betapa pentingnya ibadah, maka dia hancurkan terus ibadah Kristen. Mengapa ibadah Kristen digosipkan membosankan? Ini gosip yang sudah beredar beberapa puluh tahun, beberapa generasi terus-menerus menyuarakan kebaktian itu membosankan. Saudara tidak mengerti bagaimana mempersiapkan diri untuk ikut ibadah, harus ada persiapan. Saudara tidak boleh begadang pada Sabtu malam, Sabtu malam secepat mungkin tidur, Minggu paginya secepat mungkin bangun supaya bisa siap tidak ngantuk ke gereja. Tapi kalau Saudara mengatakan “ibadahnya membosankan”, kalimat itu kurang ajar sekali. Ibadah tidak mungkin membosankan, engkau yang bosan kepada Tuhan adalah engkau yang punya problem rohani besar sekali kepada Tuhan. Saya seringkali heran kalau ada orang mengatakan “bagaimana caranya untuk menyemangati panitia atau humas atau pengurus, mari kita semangati”, dengan cara apa? Semangat itu problem pribadi. Saudara punya problem ketika tidak semangat melayani Tuhan, dan itu bukan salah orang lain. Kalau lingkungan yang disalahkan, Saudara tidak akan menjadi orang Kristen yang bertumbuh dewasa, you have a problem with God. Relasi pribadimu sedang problem. Saya seumur hidup tidak punya kelompok yang terus telepon saya, yang tanya saya “masalahmu apa, ayo dong semangat lagi”, didorong, diperhatikan. Tapi saya mendapat kekuatan terus dari Tuhan, datang kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan, mohon Dia berikan kekuatan, mohon Dia berikan dorongan, karena saya tahu pekerjaan yang saya kerjakan itu penting bukan main. Ibadah begitu penting. Ketika kita belajar untuk menghormati ibadah, belajar untuk mengetahui pentingnya, belajar untuk memberikan satu keadaan spesial, satu prioritas kepada ibadah, Saudara tidak mungkin hidup makin lama makin buruk.