- Latar Belakang Lagu
- 8 Oct 2013
Tuhanku Yesus (Fairest Lord Jesus)
Musik himne ini begitu indah didalam kesederhanaannya, lagu ini
tidak sulit untuk dinyanyikan, namun begitu indah ketika kita
menyanyikannya. Kesederhanaan himne ini mengajak kita untuk bernyanyi
dengan kerendahan hati dan sadar akan posisi kita terhadap Allah. Musik
ini dipadu dengan lirik yang kompleks, hanya dari ayat pertama saja kita
bisa melihat adanya perpaduan tema kekaguman akan Kristus yang indah
dengan Kristus sebagai Allah Pencipta (Raja Alam Raya, King of Creation).
Baris berikutnya mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus yang
menjadi pemelihara seluruh ciptaan itu memiliki sifat Dwinatur, Ia adalah
100% Allah dan 100% manusia. Lalu pada akhir lagu menutup dengan
ajakan untuk mengasihi Kristus, karena Ia yang pencipta begitu mengasihi
kita, hingga rela mengosongkan diri-Nya dan sudah sepatutnya kita
memberikan hati kita kepada-Nya.
Tuhanku Yesus adalah himne yang diciptakan di Silesia, kira-kira
bagian tenggara Jerman modern. Melodi kuno ini konon diwariskan dari
para prajurit yang berperang di dalam perang salib pada abad ke-12 dan
diwariskan turun temurun oleh orang-orang di sebuah desa kecil di Silesia.
Lalu baru pada tahun 1662 lagu ini dibukukan dalam buku nyanyian Katolik
Münster Gesangbuch dan tetap dinyanyikan hingga sekarang.
Uniknya lagu yang indah ini tidak pernah dikenal penciptanya,
namun dikenal hingga kini dengan cara dinyanyikan terus di dalam gereja.
Sejarah membuktikan bahwa kerap kali manusia melupakan tradisi yang
baik, namun meratap ketika tradisi itu telah lenyap. Musik yang baik, indah,
dan berisi kebenaran patut terus kita nyanyikan secara benar, karena umat
Kristen di generasi selanjutnya, anak cucu kita layak untuk mewarisinya.
Fairest Lord Jesus, Ruler of all nation Indahlah Yesus, Raja alam raya,
Son of God and Son of Man Anak Allah dan Anak Manusia
Thee will I cherish, Thee will I honor Kau kukasihi, kau junjunganku
Thou my soul’s glory, joy and crown Kaulah sukacita dan mahkota
(1 Timotius 1:17; 1 Timotius 6:16)
- Latar Belakang Lagu
- 8 Oct 2013
Suci, Suci, Suci (Holy, Holy, Holy)
zaman sekarang yang setelah beberapa lama akan ditelan oleh waktu dan
hilang tidak terdengar lagi. Tetapi musik yang baik, yang walaupun terlupakan
dalam waktunya, memiliki unsur kekekalan yang tidak akan tertelan oleh
zaman, malahan menjadi harta karun bagi orang yang menemukannya kembali.
Butuh seorang Felix Mendelssohn untuk membuka musik Johann Sebastian Bach
kepada dunia setelah musik Bach terkubur selama seratus tahun lebih, dan
lanskap musik dunia berubah sejak itu.
Lagu “Suci, Suci, Suci” pun mengalami peristiwa yang sama. Reginald
Heber (1783-1826) adalah seorang pendeta di gereja Anglikan Inggris, sejak
kecil Heber dikenal sebagai orang yang takut akan Tuhan, jujur, dan murah
hati. Ia pun tekun dalam belajar, tercatat bahwa ketika ia berumur tujuh
tahun, Heber sudah sanggup menerjemahkan filsafat Yunani ke bahasa Inggris.
Serta ia sanggup menebak banyak pasal dan ayat Alkitab ketika banyak orang
mengutipnya.
Ketika Heber beranjak dewasa, ia mengikuti jejak ayahnya untuk
menjadi hamba Tuhan di gereja Anglikan. Gereja Anglikan pada akhir abad 18
masih memiliki liturgis yang hampir serupa dengan gereja katolik Roma, yaitu
dengan menyanyi dengan Mazmur dan tata ibadah yang kaku. TIdak banyak
gereja yang menyanyikan lagu di luar Mazmur, melihat hal ini Heber
menciptakan satu buku yang berisi 70 kidung pujian yang didalamnya terdapat
himne “Suci, Suci, Suci”, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas puji-
pujian dan mendidik jemaatnya.
Namun sayangnya, uskup gerejanya kurang setuju dengan masukan
dari Heber, dan menganggapnya bahwa jemaat gereja mereka pada saat itu
belum siap untuk menyanyikan himne di luar “tradisi” mereka. Berbeda dengan
banyak pemusik gereja zaman sekarang yang memaksakan lagu “nge-trend”
mereka kepada jemaat, Heber tanpa banyak bicara mengurungkan niatnya,
mengesampingkan musiknya dan meneruskan tugasnya sebagai seorang
Pendeta di desa yang kecil itu.
Lalu, tak lama sejak Heber meninggal di India pada tahun 1826, Buku
himne ciptaanya itu ditemukan kembali. Namun karena kualitas musik dan isi
yang sangat baik, gereja Anglikan baru sadar dan akhirnya mengadopsi banyak
himne ke dalam kalender liturgi mereka. Salah satunya adalah himne “Suci,
Suci, Suci”.
Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa Tuhan memberikan musik yang tidak
terbatas banyaknya kepada gereja-Nya, supaya kita dapat mengemba- likan
kemuliaan kepada Dia. Dan mari kita belajar dan menggali himne-himne
berkualitas warisan, kita tidak pernah tahu mungkin ada karya seorang
Reginald Heber lainnya yang masih Tuhan simpan bagi kita semua.
- 10 Hukum Taurat
- 20 Sep 2013
Hukum Ketiga: Jangan Menyebut Nama Tuhanmu dengan Sembarangan – bag. 1
(Keluaran 20 : 7, Bilangan 6 : 22-27 )
Kita sampai pada hukum ketiga yang mengatakan “jangan menyebut nama Tuhanmu dengan sembarangan”. Ini hal yang sering kali kita lupakan karena nama Tuhan yang kudus tidak boleh disebut dengan sembarangan tanpa maksud apa pun. Ini adalah hukum ketiga yang berkait dengan sebelumnya, dimana sebelumnya dikatakan “jangan menyembah Allah lain. Jangan ada patung, jangan membuat gambar apa pun yang menyerupai apa pun, lalu engkau mengatakan bahwa ini adalah Tuhan”. Karena image yang sejati dari Tuhan adalah Kristus, dan kehadiran Kristus di dunia itulah yang menyatakan kemuliaan nama Tuhan dengan sempurna. Jadi kemuliaan Tuhan dan nama Tuhan sangat dekat, maka tidak ada allah lain karena kita tahu hanya Allah satu-satunya yang mempunyai kemuliaan sejati, hanya Allah satu-satunya yang mencipta segala sesuatu, yang memelihara segala sesuatu dan yang menebus kita yang berdosa. Jangan membuat gambar apa pun, jangan membuat patung apa pun, karena tidak ada gambar atau patung apa pun yang dengan sempurna menyatakan kemuliaan nama Tuhan. Lalu yang ketiga, jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan, karena nama Tuhan itu identik dengan sifat dan kemuliaan Tuhan. Mari kita lihat Keluaran 20: 7, Bilangan 6: 22-27, Ulangan 6: 13, Ulangan 18: 18-20. Peraturan yang ketiga mengatakan “jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan”. Dalam Kitab Keluaran ketika Musa bertemu dengan Tuhan dalam semak yang terbakar, Musa tanya kepada Tuhan “tetapi kalau mereka tanya kepadaku, Allah itu namanya siapa? jawaban apa yang harus keberikan kepada mereka? siapakah namaMu?” Musa bertanya kepada Tuhan siapa nama Tuhan. Dalam tradisi Timur Dekat Kuno yaitu kebudayaan waktu Kitab Perjanjian Lama ini ditulis, mengenal nama atau memberi nama adalah tanda menguasai. Karena kalau seseorang memberi nama berarti orang itu berotoritas terhadap siapa yang yang diberikan nama. Kalau dia bisa mengenal satu nama maka dia diberi satu kesempatan untuk boleh mempunyai relasi yang sejajar dengan nama itu. Karena nama adalah sesuatu yang menandakan diri dari si pemilik nama. Waktu Tuhan ditanya “namaMu siapa?”, Tuhan menjawab “Aku adalah Aku”, ini artinya adalah Aku sebagaimana Aku ada. Dalam Kitab Septuaginta yang diterjemahkan pada akhir abad 2 SM, terjemahan dari Kitab Ibrani kedalam Bahasa Yunani, waktu penerjemah mau menerjemahkan nama Tuhan dalam Bahasa Yunani, mereka bingung. Karena Tuhan menyatakan “Aku adalah Aku, inilah namaKu turun-temurun”. Waktu orang Israel sadar Tuhan sedang memberikan namaNya bagi Bangsa Israel, mereka perlakukan nama ini dengan gentar. Mereka sangat hormat dan mereka tahu kalau Tuhan mengijinkan namaNya dikenal, mereka tidak boleh sembarangan dengan nama ini. Maka kalau mereka mau menulis nama Tuhan, mereka ambil baju yang mereka pakai untuk tulis terjemahan, mereka ganti baju mereka kemudian mereka pakai baju yang khusus untuk menulis Nama Tuhan. Mereka pakai tinta khusus, mereka basuh tangan mereka, lalu tulis Nama Allah mereka, satu kata saja. Setelah itu mereka taruh alat tulisnya, mereka ganti dengan yang biasa, mereka ganti jubah mereka dengan yang biasa, lalu mereka lanjutkan menulis. Begitu bertemu nama Tuhan lagi, mereka lakukan ritual yang sama, mereka sangat hormat terhadap Nama ini. Maka waktu ahli-ahli mau menerjemahkan Nama ini, mereka bingung, apa padanan kata Bahasa Yunani yang bisa menggambarkan kemuliaan Nama Tuhan, mereka tidak mengerti. Maka mereka selidiki dari budaya Yunani, dari bahasa-bahasa yang dipakai, mereka tahu bahwa waktu orang Yunani berbicara tentang keberadaan, orang Yunani selalu mencari yang ada ini sumbernya dari mana. Yang ada ini, yang kita lihat ini, siapa yang topang? Orang Yunani sudah memiliki konsep seperti ini, yang topang itu harus yang stabil, yang topang itu adalah yang keberadaan tidak dicipta oleh keberadaan yang lain, keberadaan yang sudah ada. Lalu keberadaan yang sudah ada menopang keberadaan yang ada ini, keberadaan yang sudah ada harus lebih stabil dari pada yang ditopang. Yang ditopang berubah tapi yang menopang tidak berubah, yang ditopang berada dalam proses tetapi yang menopang kekal, yang ditopang sedang menuju ke sempurnaan tetapi yang menopang itu adalah yang sempurna. Maka Yunani mempunyai konsep bahwa harus ada keberadaan yang memang sudah ada sejak dahulu kala. Kalau mereka lihat nama Tuhan harus diterjemahkan seperti ini, maka mereka terjemahan dengan eigo-eimi-ho-on, kata ho on ini memaksudkan bahwa keberadaan Allah itulah yang dicari-cari oleh Orang Yunani selama ini. Keberadaan Allah inilah yang terus dipikir oleh Plato, Socrates, oleh orang-orang ahli Yunani, lalu mereka mencari tahu apa natur dari keberadaan ini semua. Lalu mereka mengatakan “kita harus tahu bahwa ini adalah sesuatu yang tetap”. Maka setelah diterjemahkan, orang-orang Yunani yang menerjemahkan itu mengatakan “kita harus menambahkan ho-on ini sebab keberadaan Allah adalah keberadaan yang menopang keberadaan yang lain. Waktu Orang Ibrani membaca, mereka tahu arti nama Allah adalah Dia yang tidak berubah, Dia yang adalah Pribadi yang menopang semua keberadaan yang lain. Maka Budaya Yunani yang dipakai dengan latar belakang yang jelas membuat Orang Israel yang mengerti Bahasa Yunani, waktu mereka melihat Nama Tuhan, mereka mengerti bahwa Nama Tuhan adalah fondasi paling utama dari segala sesuatu. Tapi kalau Orang Israel ditanya arti Nama Tuhan itu apa? Tuhan mengatakan “Aku adalah Aku”, ini menyatakan bahwa Dia adalah satu-satunya Pribadi yang ada, yang bertindak, yang bersikap seperti Dia bersikap. Dia adalah yang utama, Dia yang menentukan seperti apa Dia, Dia adalah Pribadi yang menjadi topangan bagi seluruh Israel. Maka waktu Tuhan menyatakan “ini NamaKu”, Musa mengingat Nama Tuhan, Musa mempunyai kekuatan dari Nama Tuhan, sebab Nama Tuhan yang agung yang Tuhan nyatakan menandakan bahwa Dialah pemelihara Israel, Dia adalah yang mempunyai sifat-sifat yang mulia, yang kudus, yang menopang seluruh Israel. Dialah yang tidak berubah di tengah-tengah Bangsa Israel yang terus mencari “ke mana kami harus memberikan diri untuk berserah”. Maka waktu Tuhan memanggil Israel, lalu Tuhan menyatakan NamaNya, Tuhan sudah mengingatkan Israel “NamaKu yang kudus sekarang akan dilekatkan kepada kamu”. Nama Tuhan yang menandakan seperti apa sifat Tuhan, sekarang diberikan kepada Israel yang hanyalah bangsa budak, yang hanyalan manusia biasa, yang ada di dalam sejarah yang begitu bergolak, yang boleh ada boleh tidak. Tuhan yang ada sekarang meletakkan NamaNya di bangsa yang kecil ini. Ini adalah hal yang sangat mulia, Tuhan mengijinkan NamaNya boleh identik dengan Bangsa Israel, Tuhan mengijinkan NamaNya boleh identik dengan orang-orang Israel yang menyembah Tuhan. Maka Tuhan tidak mau NamaNya yang kudus dipermainkan, Tuhan tidak mau orang sembarangan mengucapkan NamaNya, Tuhan tidak mau ketika orang menyebut Nama Tuhan tanpa mengingat kedalaman kekudusan Tuhan, kedalam penghormatan kepada Tuhan yang harus diberikan kepada Tuhan. Maka Hukum ketiga adalah hukum yang sangat penting, setelah kita punya satu Allah, setelah mengakui Allah satu-satunya. Lalu mengakui tidak ada jalan lain menyembah Allah, tidak ada bentuk apa pun yang dapat mewakili Allah, aku harus menyembah Allah yang tidak aku lihat dan kesitulah imanku berada, menyembah apa yang tidak aku lihat. Maka hal ketiga yang Tuhan tekankan, nama dari Allah yang kamu sembah jangan kamu permainkan. Mari kita baca lagi Keluaran 20: 7 “jangan menyebut nama Tuhanmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan”. Ketika membaca bagian ini kita mendapatkan pesan bahwa setiap orang yang menyebut Nama Tuhan dengan sembarangan, Tuhan akan menjatuhkan hukuman salah kepada dia. Tuhan akan menyatakan “engkau bersalah”, ini menjadi seperti suatu pengadilan dimana Allah adalah Hakim, lalu Allah melihat orang yang menyebut NamaNya dengan sembarangan, lalu memutuskan “engkau adalah orang yang bersalah”. Kita tidak mengerti mengapa Nama Tuhan kalau disebut sembarangan itu membuat kita bersalah, apa yang disebut dengan sembarangan?
Bagian pertama kita sudah lihat dari Kitab Bilangan, dimana para imam harus memberkati Israel dengan Nama Tuhan. Berarti hal pertama yang Saudara boleh pakai, Saudara boleh sebut Nama Tuhan adalah ketika Saudara memberkati orang lain, ketika imam mewakili Tuhan menyatakan berkatNya kepada umat. Ketika Saudara berbicara dengan orang lain, jangan pakai Nama kudus ini kalau Saudara tidak ada itensi untuk membuat orang ini mengenal Tuhan atau mengagumi Tuhan, atau mendapatkan kelimpahan berkat dari Tuhan. Maka hal pertama yang menjadi standar, yang menjadi ukuran bahwa Nama Tuhan boleh disebut adalah kalau Saudara waktu menyebutkan Nama ini pada orang lain, membuat orang lain menghargai Allah sebagai sumber berkat, sebagai Pribadi yang harus disembah. Kita tidak memakai Nama Tuhan untuk lelucon, kita tidak memakai Nama Tuhan untuk sesuatu yang kering dan sia-sia. Tapi waktu Saudara menyebut Nama Tuhan dan mengatakan ini kepada orang lain, Saudara harus punya intensi orang lain harus mengenal Tuhan. Penginjilan membuat kita menyebut Nama Tuhan, penginjilan membuat kita memperkenalkan Nama Tuhan kepada orang lain, tetapi penginjilan harus dilakukan dengan hormat. Saya harap kita semua boleh mengerti hal ini, sehingga kita boleh mengagumi Tuhan dan waktu kita berbicara bisa membuat orang pun mengagumi Tuhan dengan cara yang sama kita mengagumi Tuhan. Maka ini adalah hal pertama yang menjadi ukuran bahwa engkau tidak boleh menyebut Nama Tuhan dengan sembarangan, karena ketika engkau berbicara kepada orang lain, engkau sedang mewakili Tuhan ketika engkau memakai Nama Tuhan sebutkan itu kepada orang lain. Oleh sebab itu bagian pertama dikatakan “imam, kalau engkau memberkati rakyat Israel, katakanlah begini..” mari kita lihat yang Tuhan nyatakan di dalam Kitab Bilangan 6. Orang Israel diberkati dengan Nama Tuhan, dan Tuhan menyatakan berkatNya, melindungi orang Israel, memberikan persetujuanNya, memberikan wajahNya, menghadapkan wajah dan memberikan damai sejahtera. Ini semua adalah harapan dari orang Israel, mereka berharap ketika mengerjakan sesuatu Tuhan berkenan atas apa yang mereka kerjakan, Tuhan menyetujui apa yang mereka lakukan, lalu Tuhan memberikan damai sejahtera karena apa yang mereka lakukan. Mereka rindu damai dari Tuhan mereka dapatkan, mereka rindu boleh dipenuhi oleh berkat Tuhan. Maka mereka rindu ketika para imam mewakili Tuhan berbicara kepada mereka, para imam itu mengucapkan berkat demi Nama Tuhan. Kalau ada berkat pasti ada kutuk. Nama Tuhan kalau dikenakan kepada yang tidak layak, itu akan mendapatkan kutuk. Nama Tuhan kalau diberikan kepada yang layak, akan memberikan berkat. Maka orang Israel memohon kelayakan, para imam memohon kelayakan, umat Tuhan memohon kelayakan, sehingga ketika Nama Tuhan boleh identik dengan kami, kami tidak mendapatkan penghukuman kutuk dari Tuhan. Orang yang hidupnya sembarangan, tidak mungkin boleh mendapatkan berkat seperti ini. Waktu orang Israel dipanggil kemudian mereka berkumpul di hadapan Tuhan, imam harus meminta kepada Tuhan supaya mereka boleh diberkati. Imam harus memberikan korban kepada Tuhan untuk mengatakan “Tuhan damaikanlah DiriMu dengan umat ini, sehingga ketika umat ini datang kepadaMu, mereka tidak mendapatkan kutuk atas Nama Tuhan, tidak mendapatkan hal yang justru membuat kami makin jauh dari Tuhan”. Maka mereka memohon kepada Tuhan “nyatakanlah berkatMu kepada kami”. Di sini dikatakan dalam ayat 27 “demikianlah mereka harus meletakan NamaKu atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka”. Nama Tuhan menjadi identik dengan Israel, makan Tuhan akan memberkati. Hal pertama yang menjadi ukuran kita tidak menyebut Nama Tuhan dengan sia-sia adalah kita mengharapkan orang yang mendengarkan ucapan kita mewakili Tuhan itu boleh dilayakkan oleh Tuhan. Mari kita pikirkan berapa dalamnya ini, orang Israel diidentikan dengan Nama Tuhan, mereka akan mendapatkan berkat karena hidup yang berlimpah yang mereka lakukan itu mempermuliakan Nama Tuhan. Tetapi kalau mereka melanggar, mereka mendapat kutuk. Mengapa mereka mendapat kutuk? karena Nama Tuhan identik dengan mereka. Dalam Kitab Perjanjian Lama, sebelum Tuhan membuang Israel, Tuhan mengatakan “NamaKu sudah kamu busukan sehingga engkau harus Aku buang” ini hal yang pertama. Hal kedua, Tuhan buang mereka karena tindakan moral mereka yang begitu rusak. Jadi Tuhan menyatakan kepada Israel “engkau harus dihukum”, yang pertama adalah karena mereka sudah membusukan Nama Tuhan dan yang kedua adalah karena tindakan moral mereka yang begitu rusak. Waktu Tuhan mengidentikan NamaNya dengan Israel, Israel punya tanggung jawab yang sangat besar, karena apa yang mereka lakukan, Nama Tuhan yang akan kena. Waktu mereka mempermuliakan Nama Tuhan dengan hidup yang baik, maka orang akan memuji Tuhan karena hidup mereka. Waktu mereka begitu rusak, maka orang akan menghina Nama Tuhan, juga karena mereka. Orang Israel identik dengan Nama Tuhan, orang Kristen pun identik dengan Nama Kristus. Orang Israel identik dengan Nama Tuhan yang muliam, orang Kristen pun identik dengan Nama Tuhan yang mulia. Waktu umat Tuhan boleh hidup di tengah dunia ini, umat Tuhan diizinkan oleh Tuhan untuk mempunyai Nama Tuhan, diidentikan dengan mereka. Di dalam hidup sehari-hari, mari kita ingat hal ini. Saudara tinggal di rumah, bergaul dengan orang-orang di sekitar Saudara, Saudara bekerja di kantor, Saudara ingat bahwa Saudara menyatakan Nama Kristus. Saudara tidak sama dengan dunia, dunia tidak punya Kristus, dunia tidak peduli dengan Kristus, dunia hidup seenaknya, tapi Saudara tidak begitu. Orang Kristen jangan terbiasa becanda memakai nama Tuhan.
Lalu hal kedua di dalam Kitab Ulangan 6: 13 “engkau harus takut kepada Tuhan Allahmu, kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah”. Pelanggaran terhadap hukum ketiga yang kedua adalah ketika Saudara bersumpah palsu. Dalam khotbah di bukit Tuhan Yesus mengatakan “jangan bersumpah demi apa pun, jangan bersumpah demi sorga, jangan bersumpah demi bumi, jangan bersumpah demi apa pun” jangan bersumpah. Lalu di dalam Kitab Ulangan dikatakan “engkau harus bersumpah demi namaNya”, bagaimana mengsinkronkan kedua hal ini? Tuhan Yesus sedang berbicara kepada orang-orang yang mulai menganggap enteng nama Tuhan untuk dipakai sebagai sumpah. Mereka mengatakan “kalau saya memakai nama Tuhan, itu akan menyelesaikan perkara karena orang pasti akan percaya”. Waktu orang mengatakan “demi Tuhan saya mengerjakan ini” maka orang itu pasti dipercaya karena nama Tuhan sudah dipakai. Tapi akhirnya orang memakai ini tanpa adanya suatu perasaan gentar lagi, mereka memakai nama Tuhan supaya dipercaya, mereka memakai nama Tuhan supaya orang berhenti berargumen kemudian menerima kata-kata dia sebagai kata-kata yang benar. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan “orang seperti ini tidak boleh bersumpah demi nama Tuhan”. Karena sumpahnya adalah sumpah yang membuat orang percaya karena nama Tuhan, tapi dia sendiri tidak punya kualifikasi untuk dipercaya oleh orang. Kalau biasa bohong, mana mungkin orang mau percaya lagi. Biasa bicara hal yang tidak terjadi, biasa janjikan sesuatu yang tidak menjadi nyata, maka waktu Saudara mau orang percaya terpaksa seret nama Tuhan supaya orang lain percaya, ini yang Tuhan Yesus tidak mau. Maka Tuhan mengatakan “kalau iya katakan iya, kalau tidak katakan tidak, yang lebih dari itu berasal dari setan”. Kalau Saudara dipercaya sebagai orang yang kata-katanya dapat dipegang, Saudara tanpa mengucapkan nama Tuhan pun orang lain sudah tahu kalau Saudara sungguh-sungguh.
Hal yang ketiga kita lihat Ulangan 18: 17-20, pelanggaran hukum yang ketiga adalah ketika seorang berbicara atas nama Tuhan, tetapi dia bicara sesuatu yang Tuhan tidak firmankan, inilah menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Karena Saudara sedang berbicara tentang Tuhan, tapi Saudara sendiri tidak tahu apa yang Tuhan nyatakan tentang diriNya sendiri. Ini diskusi antar pribadi pun bisa melanggar hukum yang ketiga. Kita bisa berbicara satu dengan yang lain dan tanpa sadar mengatakan “ah, kalau Tuhan pasti begini, Tuhan akan menolong” tapi tanya dulu benar tidak Tuhan begitu? Kita sering kali berbicara atas nama Tuhan, waktu kita bicara atas nama Tuhan benarkah Tuhan seperti itu? Kadang-kadang kita menjadi ahlinya Tuhan, berbicara seolah-olah Tuhan pasti seperti ini. Hal yang sama terjadi ketika nabi, hamba Tuhan atau kita semua mengatakan “Tuhan itu begini” yakinkah Tuhan seperti ini? Kalau Saudara mengucapkan kalimat “Tuhan itu begini, Tuhan pasti akan tolong kamu”, lalu Tuhan mengatakan “siapa yang bilang akan tolong, Aku tidak akan menolong”. Maka Saudara sedang bersalah, memanfaatkan nama Tuhan, sedang berbicara dengan mengatasnamakan Tuhan tentang siapa Tuhan, tapi yang Saudara katakan itu palsu. Di sini hukumannya berat, kalau nabi mengucapkan Firman, kalimatnya ternyata bukan dari hukum Tuhan, dia harus dihukum mati. Kalau hamba Tuhan tidak menggali Alkitab, tidak berelasi dengan Tuhan, mengucapkan Firman demi nama Tuhan, dia bersalah. Saya ingat ada kalimat yang bagus, saya lupa persisnya dari siapa, seorang teolog dari abad pertengahan atau salah satu bapa gereja, dia mengatakan “sangat tidak aman kalau kamu berbicara tentang Tuhan tanpa pernah berbicara kepada Tuhan”. Hamba Tuhan yang tidak berdoa, tidak menyelidiki Alkitab, lalu berkoar-koar “Tuhan begini..begini…”, “kamu tahu dari mana Tuhan begitu?”, “karena begini..begini…”, “kamu tidak tahu dari Tuhan, tidak tahu FirmanNya, tidak tahu dari relasimu dengan Dia, bagaimana engkau boleh mengucapkan nama Tuhan dengan mengatakan Tuhan adalah seperti ini”. Maka di sini hal ketiga yang harus kita ingat, jangan mengucapkan kalimat-kalimat tentang Tuhan kalau Saudara tidak yakin Tuhan seperti itu. Biarlah pengenalan akan Tuhan kita bagikan dengan berani, tetapi apa yang kita tidak tahu dari Tuhan jangan kita ucapkan seolah-olah Tuhan seperti ini. Maka biarlah kita tahu penafsiran kita yang sangat terbatas dan sangat parsial, ini boleh terus diarahkan dengan keutuhan Firman Tuhan. Biarlah kita membiasakan diri kalau Saudara berbicara seolah-olah mengerti sekali tentang Tuhan, Saudara tahan kata-kata Saudara hanya untuk mengatakan apa yang memang benar Saudara pahami itu sebagai sesuatu yang ada di dalam Alkitab. Ini adalah hal yang ketiga, biarlah kita mengucapkan nama Tuhan, mewakili Tuhan dengan bertanggung jawab.
Ada 3 hal yang menjadi pelanggaran utama dari hukum yang ketiga, jangan mengucapkan nama Tuhan dengan sembarangan, yang pertama kalau Saudara mengatakan nama Tuhan membuat orang lain mendapatkan pengertian tentang Tuhan, biarlah intensi dan kalimat mulut Saudara sama. Kalau Saudara mengatakan “diberkatilah engkau oleh Tuhan” biarlah hati Saudara benar-benar orang ini ingin diberkati, benar-benar orang ini mempunyai kerinduan dia datang kepada Tuhan, kalau tidak, Saudara sedang menyebutkan nama Tuhan dengan sembarangan. Yang kedua, ketika Saudara menyatakan janji, sumpah, kebenaran, biarlah Saudara nyatakan itu dengan hidup yang benar-benar mencontohkan konsistensi antara perkataan dan tindakan. Biar kita berjuang untuk hal ini, sehingga kita tidak perlu seret nama Tuhan agar orang lain yakin atas apa yang kita katakan. Hal ketiga, ketika kita berbicara atas nama Tuhan, biarlah Tuhan sendiri yang benar, yang sungguh-sungguh menyatakan FirmanNya boleh kita pahami dulu. boleh kita kenal dulu untuk kita ucapkan Firman demi namaNya. Ini menjadi satu dorongan bagi kita untuk menghormati nama Tuhan. Dan ini menjadi suatu berkat bagi kita untuk boleh hidup di dalam nama Tuhan yang mulia.
- 10 Hukum Taurat
- 20 Sep 2013
Jangan ada patung atau apa pun yang menggantikan kehadiran Tuhan
(Keluaran 20: 4-6, 33: 4-17)
Dalam perintah kedua ini Tuhan menyatakan tidak boleh ada patung dan Tuhan menyatakan begitu panjang hal yang harus Tuhan sampaikan dalam hukum kedua ini. Tuhan mengatakan “jangan sujud menyembah kepada apa yang sudah engkau buat sebab Aku adalah Allah yang cemburu”. Sama seperti seorang istri yang sudah menerima semua kebaikan dan kesetiaan dari suaminya lalu kemudian pergi dengan orang lain. Ini merupakan contoh yang Tuhan nyatakan dalam Kitab Yeremia. Mengapa Tuhan begitu marah dengan Israel? Mungkin Israel mengatakan “Tuhan, bukankah kami masih menyembah Engkau? Bukankah ada Bait Suci di tengah-tengah Yerusalem, bukankah di waktu-waktu tertentu kami datang menyembah Tuhan? Kami tidak pernah tidak menyembah Tuhan. Tapi memang betul kami tambah dewa-dewa lain, masakan tidak boleh? Apa salahnya? Kami tidak kurangi persembahan kami kepada Tuhan, tetapi kami juga berikan persembahan kepada yang lain, mengapa tidak boleh? Kami berikan korban padaMu, tapi kami juga berikan korban kepada yang lain, mengapa Tuhan marah?”. Mereka tidak mengerti, orang yang di dalam dosa tidak sadar mengapa dia harus dihukum, orang yang belum bertobat tidak pernah merasa dirinya perlu diperlakukan dengan hukuman. Maka ketika orang Israel berseru seperti ini ketika orang Yehuda bertanya “mengapa kami harus dibuang? mengapa Babel harus datang dan menaklukan kami?”, maka Yeremia mengatakan “kalau kamu bertemu satu perempuan, lalu perempuan itu hina, miskin, tidak ada yang mau, lalu kamu katakan saya akan tolong kamu, bukan hanya tolong, saya akan pakaikan pakaian ke pada tubuhmu yang begitu jelek, begitu kotor dan tidak punya pakaian, saya akan angkat kamu, saya bersihkan kamu lebih dari itu, saya jadikan kamu istri, lalu saya berikan seluruh harta untuk kita nikmati bersama. Tetapi kemudian istri itu lihat banyak orang asing lewat depan rumah ini, lalu dia mulai suka tiap orang, lalu dia mulai pergi dengan mereka, tidur dengan mereka”, Yeremia tanya balik “apakah kamu mengijinkan istrimu mengatakan jangan begitu suamiku, saya tetap mengasihi kamu, saya hanya tambah orang lain, saya tetap akan bersama dengan kamu dan saya juga tetap bersama dengan orang lain, mengapa itu membuat kamu marah?”. Waktu orang Yehuda baca ini baru mereka mengerti, ternyata Allah adalah Allah yang pencemburu, karena Allah mau adanya satu dedikasi total umat Tuhan hanya kepada Tuhan. Kita sering kali tidak sadar hal ini, kita sering kali merasa satu kali dalam seminggu datang ke gereja itu sudah cukup, baca Alkitab dan mengerti doktrin itu cukup, kadang-kadang berdoa tiap pagi itu cukup. “Saya sudah berikan semua untuk Tuhan, mau janji iman, perpuluhan, persembahan saya beri, Tuhan mau apa lagi? sudah cukup”. Tapi saya beri tahu itu semua tidak cukup kalau hati Saudara tidak terpaut kepada Tuhan lebih dari pada terpaut dengan yang lain, Allah kita adalah Allah yang cemburu. Lalu Saudara mengatakan “mengapa Allah cemburu? Tuhan akan mengatakan “bukankah Tuhan yang mempertahankan hidupmu, bukankah Tuhan yang memberikan segala yang perlu supaya engkau bisa hidup”. Bukankah Tuhan yang memberikan semua anugerah sehingga kita bisa menikmati apa pun mulai dari kesehatan, hidup, makanan dan semua hal. Lalu Tuhan mengatakan hal yang lebih lagi “diantara seluruh bangsa di bumi, Aku memilih engkau dan bukan yang lain”.
Tuhan akan marah, Tuhan akan menyatakan “mengapa kamu tidak menyatakan keutuhan hati untuk berelasi dengan Tuhan?”. Ini yang Tuhan nyatakan dalam hukum ke-2. Maka Tuhan mengatakan “jangan membuat patung”. Lalu Saudara mulai pikir “membuat patung dengan menyembah Allah lain bukankah itu sama? Bukankah hukum yang pertama sudah menyatakan jangan ada padamu allah lain, tapi mengapa dalam hukum yang kedua Tuhan menyatakan “Aku adalah Allah yang cemburu”, bukankah lebih baik kalau Allah menyatakan “Aku adalah Allah yang cemburu maka jangan ada padamu allah lain dihadapanKu”. Tetapi justru Allah menempatkan “Aku adalah Allah yang pencemburu yang akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, tetapi akan memberkati ribuan generasi untuk mengenal Aku”. Waktu melihat Alkitab, Saudara akan tahu Alkitab dengan sengaja meletakan poin-poin yang penting dalam cara yang unik, supaya waktu kita baca sambil kita teliti, sambil kita selidiki mengapa Tuhan menyatakannya dengan cara ini. Banyak orang kalau baca sulit sedikit langsung tinggalkan. Banyak orang ketika lihat Alkitab harus pakai usaha untuk dimengerti, langsung menyerah. Tetapi siapa yang tekun mencari kebenaran, siapa yang tekun mencari kebenaran hidup, dia akan diberkati oleh Tuhan. Tuhan Yesus mengucapkan dalam ucapan bahagia “siapa yang lapar dan haus akan kebenaran, dia akan dipuaskan”.
Apa itu kebenaran? kebenaran dipakai itu bukan alethea, dalam Bahasa Yunani, yang artinya itu kebenaran truth, kebenaran proposisi, kebenaran pengertian, tetapi yang dimaksudkan adalah kebenaran righteousness, dikaiosune, yang artinya suatu kebenaran hidup yang berkenan kepada Tuhan. Siapa yang haus hidup benar, dia akan dipuaskan oleh Tuhan, bukan yang haus pengetahuan. Banyak orang Kristen yang haus pengetahuan, Allah “Tritunggal artinya apa? Paulus bicara ini artinya apa?”, tapi tidak ada keinginan untuk hidup sesuai apa yang Tuhan mau, Tuhan tidak akan memberkati orang seperti itu. Orang semakin ingin tahu, ingin belajar, tapi tidak ingin hidup benar, dia akan menjadi orang-orang Farisi berikutnya. Lalu Tuhan Yesus akan mengatakan “celakalah kamu”. Mengapa orang Farisi celaka? mengapa Ahli Taurat celakaAhli Taurat belajar Alkitab begitu luar biasa, tapi mereka perlakukan orang lain seperti anjing, seperti golongan yang lebih rendah. Orang yang punya pengetahuan makin sombong, ini orang Farisi. Orang yang makin punya pengetahuan makin memandang rendah orang lain, ini adalah orang yang tidak menjalankan, demikian yang dikatakan oleh Tuhan Yesus. Berarti ada orang-orang yang lain yang sangat rindu hidup untuk diperkenan oleh Tuhan, mereka memiliki hati yang peka sekali. Apakah yang saya hidupi sudah disetujui oleh Tuhan? Tuhan sudah berjanji, siapa yang mencari tidak akan dikecewakan, siapa yang haus kebenaran, Tuhan tidak mungkin tutup mataNya lalu meninggalkan orang ini.
Masuk dalam hukum kedua, Tuhan mengatakan jangan membuat patung, jangan membuat bentuk apa pun yang mirip dengan benda-benda di langit, atau di bumi, atau di bawah bumi, jangan bikin patung malaikat, jangan bikin patung hewan, jangan bikin patung ikan, jangan bikin patung apa pun lalu engkau sujud menyembahnya. Bagian ini bukan anti seni, ada yang mengatakan “Tuhan bilang tidak boleh bikin patung, kalau begitu kita tidak boleh membuat patung, kalau begitu kita harus buang patung-patung di rumah kita”. Banyak orang salah menafsirkan kitab suci padahal yang dimaksudkan oleh Tuhan adalah jangan membuat patung, lalu kita menganggap inilah allah, ini adalah pelanggaran yang dilakukan Harun dalam Keluaran 32. Harun mengatakan “inilah Tuhan yang menuntuk kamu keluar dari Mesir” lalu dia meletakkan anak lembu emas dan mengatakan “inilah Tuhan”. Tuhan melarang membuat patung yang menyimbolkan dia, Tuhan tidak mau kita membuat patung lalu mengatakan “inilah tuhanku”. Ketika orang tanya “Tuhanmu mana?” kita tidak bisa tunjuk Dia ada di mana. Maka Tuhan menyatakan diri kepada manusia, dan Dia tidak mau disamakan dengan ciptaan, itulah sebabnya Tuhan memberikan hukum yang sangat ketat. Tiap kali Tuhan memberikan hukum yang sangat ketat, selalu Tuhan memberikan sentuhan personal didalamnya. Saudara kalau berbuat dosa, Saudara bukan hanya melanggar hukum yang Tuhan sudah berikan, tetapi Saudara membuat dukacitanya Tuhan. Ini bedanya Saudara ditilang polisi dengan berdosa kepada Tuhan. Kalau ditilang polisi, apakah polisi datang kepada Saudara lalu air mukanya mulai sedih, air matanya mulai turun, “saya kecewa sama bapak, bapak tahu lampu merah, mengapa bapak langgar? Selama ini saya didik bapak, mengapa bapak tidak mau taat, maka saya sangat sedih bapak melakukan ini” tidak ada polisi seperti itu. Tapi ketika Saudara berdosa, Saudara menyakiti hati Tuhan. Tuhan selalu menyatakan peraturanNya secara personal, Tuhan selalu mengatakan hukum-hukumNya berkait dengan siapa diriNya. Maka kalau Saudara sudah melanggar satu pun dari peraturan itu, Saudara sudah melanggar Tuhan dan kemarahan Tuhan membuktikan kepedulian kita untuk hidup suci. Kadang-kadang kita merasa tenteram padahal tidak ada alasan untuk merasa tenteram. Ada orang beriman, beriman, beriman, mengapa beriman? “karena diriku bilang harus percaya”. Jadi hati-hati terhadap diri sendiri karena ternyata diri sendiri tukang tipu kepada diri sendiri”. Waktu orang membuat patung, mengatakan “damailah hatiku, Tuhan dekat dengan hati kami, Tuhan ada di samping kami” tahu dari mana? “ini ada patung anak lembu emas, berarti Tuhan dekat dengan kami”. “Di dalam gereja kami merasa tenteram karena ada patung Tuhan Yesus yang dapat kami pandang”. Satu kali ada orang yang menulis di dalam bukunya, dia mengatakan “saya bertobat ketika melihat patung Tuhan Yesus di gereja menitikkan air mata”. Kalau kita tidak perhatikan hukum kedua, kita akan mengatakan “ini indah, ini bagus, Tuhan terasa begitu dekat karena patungNya ada di sini”. Tapi Tuhan mengatakan karena patung anak lembu, Tuhan membunuh begitu banyak orang Israel, karena patung anak lembu, Tuhan mengatakan anak sulung tidak lagi menjadi imam. Tapi siapa yang tidak ikut-ikut, dia menjadi imam, maka orang Lewi menjadi imam. Karena orang-orang Israel sudah jatuh dalam dosa penyembahan berhala. Mereka mengatakan “Tuhan kami tidak sembah berhala, kami membuat patungMu”, Tuhan akan mengatakan “itu bukan Aku, engkau sedang menyembah yang lain”. “Tuhan akan balaskan sampai generasi ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Tuhan”. Bayangkan menyembah berhala disamakan dengan membenci Tuhan, karena Saudara sedang memberontak kepada Tuhan dan mengabaikan Dia. Ayat ini mengatakan “Aku akan balaskan kesalahanmu kepada anakmu, cucumu dan anaknya cucumu”. Mengapa Tuhan membalaskan generasi demi generasi? Alkitab mengatakan karena ketika Tuhan murka kepada satu orang atau satu bangsa, Tuhan akan singkirkan dia dan akan memberikan hukuman yang lebih lama dari pada masa hidup orang itu, maka pasti generasi selanjutnya juga kena. Tetapi ketika generasi berikutnya kena, mereka mengatakan “kami dihukum karena papa kami berdosa”, Tuhan akan mengatakan “cek dirimu sendiri, kamu ada dosa atau tidak”. Kalau kamu tangannya bersih, kalau kamu suci, kalau kamu benar-benar setia kepada Tuhan, Tuhan pasti akan putuskan segala bentuk hukuman yang Tuhan sudah putuskan kepada orang tua. Karena dalam ayat ini pun dikatakan, dalam ayat 6 “Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu generasi”, kata orang bisa juga diterjemahkan generasi yaitu mereka yang mengasihi Aku dan berpegang pada perintahKu. Jadi Tuhan menghukum satu orang, keturunannya kena. Tetapi ketika Tuhan memberkati seseorang, Tuhan tidak lihat dia anaknya siapa. Kalau orang tuanya jahat, lalu Tuhan mengatakan “kamu jahat, Aku hukum kamu dan keturunanmu” lalu semua keturunannya dihukum, tapi di antara keturunannya ada yang mau kembali kepada Tuhan, “Tuhan, saya mau bertobat kembali kepadaMu”, Tuhan tidak bilang “tidak bisa, karena kamu anaknya si ini maka kamu harus tanggung hukuman ini sampai generasi keempat”. Tidak, Tuhan akan putuskan semua rencana hukumanNya kalau ada satu yang sungguh-sungguh mau kembali kepada Dia. Inilah pengertian yang harus kita pahami baik-baik, kalau Saudara bersalah, anak cucu dan anaknya cucu akan kena, tapi di antara keturunan Saudara mau kembali kepada Dia, Tuhan tidak akan ingat kesalahan Saudara. Maka sebelum Saudara jatuh dalam dosa, sebelum Saudara mau menghindarkan diri dari Tuhan, ingat baik-baik bukan cuma engkau yang akan tanggung, tapi keturunan akan kena, orang lingkungan akan kena.
Maka orang Kristen pun melanggar hukum yang kedua kalau menggantikan relasi kita dengan Tuhan, perasaan nyaman dengan Tuhan kalau kita gantikan hal itu dengan yang lain kita sudah menyalahi hukum kedua. Ada orang yang merasa nyaman kalau “Tuhan bicara langsung kepada saya, saya bisa nyaman kalau Tuhan bicara kepada saya dengan mimpi seperti para nabi mendapat mimpi. Saya akan merasa nyaman kalau Tuhan berbicara kepada saya dengan cara yang saya mengerti dan saya mau, baru saya bisa merasa nyaman”. Ada yang pernah tanya kepada saya “mengapa Tuhan tidak datang kepada kita dalam wujud yang kita bisa lihat?” seperti Abraham yang mendapat anugerah itu. Kalau Saudara mau mendapatkan kedekatan seperti ini sebelum waktu Tuhan dan diluar cara Tuhan, Saudara sudah melanggar hukum ini. Banyak gereja melakukan ini, banyak gereja mengatakan “Tuhan berbicara kepada saya” dia melanggar hukum kedua. Mengapa? Karena dia membuat patung, patung suara, dia mengatakan “saya dengar suara Tuhan” padahal Tuhan tidak berbicara kepada dia. Saudara menggantikan kehadiran Tuhan dengan lambang yang lain, Saudara melanggar hukum kedua. Mari kita peka dalam hidup, mari kita ingat baik-baik Tuhan menyatakan diri sekaligus menyatakan jarak, supaya kita sadar bahwa belum waktunya kita memandang wajah Tuhan, belum waktunya kita berbicara dengan Tuhan wajah dengan wajah. Inilah yang Tuhan nyatakan dalam Keluaran 33. Keluaran 33 menjadi satu kekuatan bagi kita untuk terus ingat supaya kita tidak melanggar hukum yang kedua. Ketika orang Israel jatuh dalam dosa, Musa mengatakan kepada Tuhan “Tuhan, jangan musnahkan mereka”. Pasal 32, Tuhan dengan sangat marah mengatakan kepada Musa “Musa, minggir, Aku akan musnahkan mereka semua” kalimat itu bisa diterjemahkan seperti ini. Jadi Tuhan berbicara kepada Musa dalam pasal 32, lalu tiba-tiba Tuhan berkata dalam ayat 7, “berfirmanlah Tuhan kepada Musa: Pergilah, turunlah sebab bangsamu yang engkau pimpin telah rusak lakunya”. Tuhan sudah mengatakan “minggir, Aku akan menjadikanmu bangsa yang besar, tapi bangsa ini akan Aku musnahkan semua”. Tapi Musa mengatakan “tidak Tuhan, saya tidak akan menyingkir, saya akan tetap berdiri antara Tuhan dan Israel”. Kalau Saudara tahu betapa menakutkannya pemandangan di gunung, Saudara baru tahu berapa beraninya Musa. Bayangkan Musa menghadapi pemandangan yang begitu menakutkan, ada gunung yang memancarkan api begitu banyak, lalu suaranya mirip ribuan sangkakala yang membuat jutaan orang merasa tuli. Jutaan orang mengatakan terlalu keras suaranya. Lalu Tuhan dengan suara sekeras itu mengatakan kepada Musa “menyingkir, Aku akan musnahkan Israel” tapi Musa langsung berdiri dan mengatakan “lewati saya dulu” berani sekali. Inilah jiwa yang dimiliki Musa, mencerminkan jiwa dari Sang Penebus. Yesus Kristus mengatakan “Aku mati supaya Engkau tidak murka kepada umatMu” inilah yang Kristus lakukan. Kalau Saudara mengatakan “kok Tuhan jahat, kan orang Israel tidak mengerti kehadiran Tuhan tidak boleh dilambangkan seperti ini, mengapa Tuhan musnahkan mereka?” tetapi Alkitab menyatakan Tuhan selalu adil. Orang Israel membuat anak lembu sesuai Mesir membuat berhala, setelah itu orang Israel bersukacita untuk menyembah anak lembu sama seperti orang kafir bersukacita, bahkan lebih parah. Alkitab mengatakan “sehingga mereka dipermalukan, bangsa-bangsa lain mencemooh mereka”. Bayangkan orang-orang kafir mencemooh mereka berarti tingkah laku mereka rusaknya luar biasa. Saya yakin kalau Saudara ada di tengah-tengah mereka, Saudara tidak akan berani komplain kepada Tuhan. Seringkali kita mengeluh kepada Tuhan “Tuhan, mengapa Engkau jahat sama bangsa ini? mengapa Tuhan hancurkan orang-orang di Kanaan?” padahal kalau Saudara sendiri hidup di tengah orang Kanaan waktu orang Israel masuk, mungkin Saudara berdoa “Tuhan, habiskan mereka semua, mereka terlalu jahat”. Kalau Saudara membaca Sodom dan Gomora dibakar, kalau cuma baca dan mengatakan “Tuhan jahat, bakar-bakar kota”. Tapi kalau Saudara di tengah-tengah mereka, mungkin Saudara yang duluan bakar. Jadi kita sering kali tidak mengerti, tapi Alkitab menyatakan Allah itu adil maka apa yang Allah lakukan tidak mungkin tidak adil, apa yang Allah nyatakan tidak mungkin salah.
Tuhan tidak menyertai keluarga kita, apa bedanya keluarga kita dengan keluarga lain. Kalau Tuhan tidak menyertai hidup kita, apa bedanya hidup kita dengan orang kafir? Itu sebabnya Musa mengatakan “Tuhan, sertai bangsaMu ini, sertai umatMu ini”, Tuhan mengatakan “tidak, Aku kirimkan malaikat saja, karena kalau Aku yang menyertai, Aku lihat mereka, tidak tahan amarahKu nanti Aku musnahkan mereka”. Tapi Musa mengatakan “jangan Tuhan, jangan tidak sertai”, Tuhan mengatakan “tidak apa-apa, kan Aku kirim malaikat”. Musa tetap ngotot bilang “saya tidak mau malaikat, maunya Tuhan” ini namanya doa yang ngotot. Saudara jangan pikir orang Reformed kalau doa “yang penting berdoa, kan kedaulatan Tuhan”. Musa juga mengerti kalau Tuhan berdaulat, tapi dia terus minta “Tuhan, saya minta yang seperti ini”. Lalu Musa memohon dengan begitu berat, “kalau Engkau putuskan tidak mau sertai, jangan suruh saya jadi pemimpin. Sebab saya tidak sanggup jadi pemimpin kalau bukan Tuhan yang sertai. Maka Tuhan mengatakan “baiklah, Aku akan sertai”, Musa sudah puas belum? Belum. Musa mengatakan “dari mana saya tahu? Tandanya apa? saya akan minta tandanya kepada Tuhan yaitu Tuhan tunjukkan kemuliaan, kalau Tuhan rela tunjukkan kemuliaan, baru saya percaya Tuhan sertai bangsa ini. Tuhan menghargainya, maka waktu dia mengatakan “saya minta penyertaan Tuhan” Tuhan kabulkan, lalu “saya minta boleh memandang kemuliaan Tuhan” Tuhan juga kabulkan. Di sini kita harus tafsirkan dengan sangat hati-hati, karena sebelumnya dikatakan kalau Musa berbicara dengan Tuhan, Musa berbicara seperti teman dengan teman, muka ke muka, tetapi sekarang Tuhan mengatakan “Aku akan sembunyikan wajahKu dan Aku akan tunjukkan belakangKu saja”. Martin Luther menafsirkan ini dengan sangat indah, Luther mengatakan ketika Tuhan menyatakan diri kepada manusia, Dia membatasi diriNya sedemikian supaya kita boleh mengerti siapa Dia, supaya kita tahu bahwa ada yang lebih dari Dia yang belum Dia nyatakan. Calvin berbeda dengan Luther, Calvin sangat strict, apa yang Alkitab bilang, itu yang dia nyatakan, maka Calvin mengatakan Tuhan menyatakan diri kepada Musa “Aku sembunyikan wajahKu dn Aku tunjukkan belakangKu” maksudnya adalah Tuhan tidak pernah mengijinkan Musa memandang Dia dengan kesempurnaan kemuliaanNya. Bukankah Musa dan Tuhan berbicara wajah dengan wajah, Calvin mengatakan ketika Tuhan menyatakan diriNya kepada Musa wajah dengan wajah, ini adalah Tuhan yang sedang membatasi diri sehingga seperti seorang ibu bicara bahasa bayi kepada anaknya, demikian Tuhan berbicara kepada Musa di dalam bentuk yang Musa bisa kenali. Tetapi ini bukan kemuliaan Tuhan yang penuh. Saudara kalau berbicara dengan bayi tidak akan memakai kalimat-kalimat orang dewasa. Tuhan juga mirip, Tuhan menurunkan diriNya, membatasi diriNya, menyembunyikan kemuliaanNya supaya bisa berbicara dengan manusia. Karena Calvin mengatakan “kalau Tuhan tidak sembunyikan kemuliaanNya, kita akan hancur memandang kemuliaanNya yang terlalu besar untuk kita bisa tangani. Tapi kalau Luther unik, Luther mengatakan kalau Tuhan menyatakan diri dengan keterbatasan, dengan membatasi diri, ini berarti Tuhan mau manusia tahu bahwa ini belum seluruhnya. Sehingga ketika manusia melihat Tuhan, manusia tahu “saya tidak bisa tahu Tuhan dengan sempurna sebab Tuhan sedang menutup begitu banyak hal supaya saya tidak tahu, karena saya memang tidak mungkin tahu”. Itu sebabnya ketika Tuhan menyatakan diri, gunung penuh dengan awan yang gelap supaya manusia mengatakan “pengenalanku akan Tuhan itu penuh dengan misteri dan kegelapan”. Maka ketika Musa berbicara dengan Tuhan wajah dengan wajah, Musa mengetahui Tuhan yang menyatakan diri di depannya adalah Tuhan yang belum menyatakan semua kemuliaanNya karena dia tidak sanggup. Maka Musa mengatakan “Tuhan, tunjukkan semua kemuliaanMu”. Mengapa Musa meminta ini? Karena kalau Tuhan menyatakan kemuliaanNya dengan sempurna, pasti Musa mati. Sehingga Musa mengatakan “kalau Tuhan tidak mau sertai, saya lebih baik mati”. Ini dia lanjutkan dengan permintaan ketiga “tunjukkan kemuliaanMu, kalau saya hidup berarti saya boleh melanjutkan pekerjaan saya membimbing bangsa ini. Kalau Engkau tunjukkan kemulian kemudian saya mati, ya sudah, lebih baik saya mati kalau Engkau tidak mau sertai”, maka dia minta “nyatakan kemuliaanMu”. Ini permintaan yang akan menghanguskan Musa, dan Musa tahu itu. Kita sering kali ikut-ikut doa Musa tanpa mengerti “oh Tuhan, nyatakan kemuliaanMu, nyatakan kemuliaanMu di gereja ini, nyatakan kemuliaanMu bagi Indonesia” kita kurang belajar teologi PL. Saudara kalau mengerti teologi PL, tidak akan berani ngomong sembarangan seperti itu. Tapi Tuhan beranugerah kepada Musa, Tuhan mengatakan “baik” waktu Tuhan menjawab seperti itu, saya tidak tahu perasaan Musa bagaimana, apakah Musa akan mati? Tapi Tuhan mengatakan “Aku akan melindungimu, waktu Aku menyatakan kemuliaanKu, engkau tidak lihat sehingga engkau tidak mati.
Yang kita bisa pelajari dari bagian ini adalah jangan gantikan pernyataan kehadiran Tuhan sebelum waktu Tuhan, lalu kapan kita bisa melihat pernyataan Tuhan ada di tengah-tengah kita dengan sempurna? Alkitab menyatakan 2 hal yang pertama adalah melalui Kristus. Tetapi ketika Kristus datang ke dunia ini, Dia adalah Allah yang menjelma jadi manusia, kita tetap belum memandang kemuliaan Kristus dengan sempurna. Orang yang memandang kemuliaan Kristus dengan sempurna, dicatat di dalam Alkitab, salah satunya adalah Yohanes. Dan ketika Yohanes melihat Tuhan Yesus menyatakan diri, dia silau dan dia sujud, kemudia dia sangat gentar dan ketakutan. Jadi Tuhan belum menyatakan dengan sempurna, karena itu Tuhan mengatakan “jangan bikin apa pun yang menggantikan pengharapan kedekatan dengan Tuhan, dengan kedekatan yang bisa dirasakan sekarang”. Saudara belum bisa memandang wajah Tuhan, Saudara belum punya keakraban bicara seperti Saudara bicara dengan orang tua. Tapi sekarang pendeta-pendeta berkata “tadi pagi Tuhan berfirman” ini namanya bikin boneka, lalu mengatakan ini Tuhan. Tuhan mengatakan “Aku ada di sorga, Aku belum datang lagi”, Yesus mengatakan “tunggu Aku datang, nantikan Aku datang, jangan bikin apa pun yang seolah-olah sudah menggantikan kedatangan Tuhan, lalu kita mengatakan “sekarang saya sudah tenang”. Kita sedang menantikan kapan Yesus datang ke sini. Sekarang Yesus belum ada maka kita terus mengharapkan, kalau Dia sudah sepertinya ada, maka kita tidak lagi mengharapkan Dia. Kalau Dia digantikan dengan patung, iamge, gambar, lukisan atau apa pun lalu kita mengatakan “Yesus, sudah ada ditengah-tengah kami” maka kita menggantikan kenikmatan dan perasaan sukacita yang belum Tuhan mau berikan dengan satu perasaan yang palsu. Mari kita nantikan Dia, mari kita tunggu kapan Dia menyatakan Diri. Mari kita lakukan penantian ini dengan setia dan kita tidak jatuh dalam pengharapan palsu yang diberikan oleh image, gambar, patung atau apa pun yang menggantikan kehadiran Tuhan. Biarlah kita puas dengan Firman yang sempurna dan indah ini dan dengan doa kita kepada Tuhan.
- Latar Belakang Lagu
- 17 Sep 2013
Walau Seribu Lidahku
Pada tahun 1735 Charles dan John Wesley melakukan perjalanan misi ke Georgia, Amerika untuk membawa berita Injil kepada orang Indian Amerika. Mereka berangkat dari Inggris dengan semangat dan bersukacita. Namun misi tersebut tidak berhasil karena banyak orang Indian menolak Injil, dan sayangnya pemerintah Georgia tidak medukung mereka di dalam pelayanan. Sepulangnya dari Amerika, timbul keraguan dalam hati mereka, “Mengapa banyak yang menolak kasih Tuhan?”. Dan bertanya, “Apakah mereka sendiri pernah merasakan kasih Tuhan itu?”. Lalu mereka berkesimpulan dengan pahit bahwa, ”Kami pergi ke Amerika untuk mempertobatkan orang Indian, tetapi siapakah yang akan mempertobatkan kami?”
Tetapi Tuhan memelihara Charles dan John Wesley karena ketika mereka tiba di Inggris, mereka dijangkau oleh anggota gereja Moravian. Jemaat gereja itu mendorong kedua bersaudara ini untuk ikut dalam kebaktian dan persekutuan di dalam gereja. Pada abad ke-18, gereja Moravian adalah gereja Protestan pertama yang melakukan penginjilan secara masal dan melakukan pengutusan ke banyak tempat. Gereja ini begitu giat memberitakan injil dengan kasih dan dengan secara ketat mempelajari Firman Tuhan.
Peter Bohler, seorang Jerman, adalah pemimpin gereja Moravian dimana kedua bersaudara itu berbakti, ia melihat pergumulan iman Charles dan John Wesley. Lalu di sela-sela pelayanannya Peter Bohler mengundang Charles untuk mengajarkan kepadanya bahasa Inggris. Lalu lewat interaksi yang intensif inilah sedikit demi sedikit Charles dan John mendapatkan pengajaran Firman dan bimbingan dari Peter Bohler.
Pada tahun 1738, Charles Wesley menderita sakit paru-paru yang akut, ia hanya dapat terbaring di atas tempat tidur dan beristirahat. Namun jemaat gereja terus melawat Charles, membacakan Firman Tuhan dan menyanyi bersama. Lewat kehangatan kasih itulah Charles sadar akan kasih Tuhan yang tidak layak ia terima, tetapi tidak bisa ia tolak. Fakta ini menjawab pergumulan pribadinya tentang kegagalan misinya. Lalu beberapa hari kemudian, pada tanggal 21 Mei 1738, ketika ia pulih dari sakit penyakitnya, Charles bertobat dan kembali kepada Tuhan.
Himne “Walau Seribu Lidahku” ini adalah himne yang selalu ada dengan nomor urut pertama dalam setiap buku himne metodis, padahal Charles sendiri menciptakan lebih daru 6000 himne. Himne ini diciptakan satu tahun setelah pertobatannya, di dalamnya ia mengutip kata-kata Peter Bohler, ”Jika aku memiliki ribuan lidah, aku akan memuji-Nya dengan setiap lidahku”, Kita tidak layak, namun kasih Tuhan melayakan kita. Karena itu mari kita gunakan setiap bagian dari kehidupan kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
- Latar Belakang Lagu
- 17 Sep 2013
Mashyurkan Rajamu!
– Rejoice the Lord is King –
Himne “Rejoice the Lord is King” ini diciptakan pada abad ke 18 oleh seorang kelahiran Inggris bernama Charles Wesley (1707-1780). Charles Wesley merupakan salah satu pencipta himne terbanyak, tercatat kurang lebih 6500 (enam ribu lima ratus) himne yang ia ciptakan, dan hingga kini masih dinyanyikan di dalam banyak kebaktian di seluruh dunia.
Charles Wesley adalah adik kecil dari pendiri gerakan Methodis John Wesley, dan mereka berdua merupakan salah satu pelopor Gerakan Kebangunan Rohani Besar (The First Great Awakening) di Inggris Raya dan Amerika yang terjadi pada abad 18. John dan Charles Wesley bersama figure besar lainnya seperti George Whitefield dan Jonathan Edwards, melakukan kebaktian kebangunan rohani secara masal di luar gereja, dan mempertobatkan ribuan orang.
Kebangunan ini mempertobatkan banyak orang dan menyebabkan banyak orang kembali kepada kebenaran Firman Tuhan., Sayangnya, kegiatan-kegiatan semacam ini banyak sekali ditentang oleh banyak pihak. Charles dan John Wesley pun ikut dikejar dan ditentang, rumah dan buku-buku mereka dibakar, tetapi tak ayal, mereka tetap memberitakan injil, mengajar dan melakukan KKR dengan terus bersukacita.
Berkaca kepada kesulitan mereka pada saat itu, himne ini tertulis. DIambil dari Filipi 4:4, yang berisi “Bersukacitala senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah”. Ayat ini ditujukan kepada gereja di Filipi yang sedang mengalami kesulitan yang berat pada saat itu, ironisnya penghiburan itu keluar dari seseorang yang bernama Paulus yang sedang berada di dalam tahanan Kaisar Nero di kota Roma!
Jemaat Filipi hanya bagian kecil dari banyak orang Kristen yang dianiaya dengan berat di jaman itu. Seorang Kristen pada jaman Nero dianggap membangkang kepada Kaisar, dan jika tertangkap, maka Kaisar Nero akan menangkap dan mengeksekusi mereka. Herannya, banyak orang Kristen yang dihukum itu , bukan mengutuk Tuhan, malahan bernyanyi-nyanyi memuji Tuhan ketika mereka di hadapan mereka ada hewan buas dan api yang akan memanggang mereka. Karena mereka menaruh pengharapan di dalam Tuhan dan terus bersukacita.
Himne ini menyadarkan kita bahwa Tuhan kita adalah Raja yang kekal, kita harusnya menambatkan harapan kita kepada Tuhan yang kekal, sehingga dalam keadaan sesulit apapun, hingga di hadapan kematian, haruslah kita selalu bersukacita di dalam Tuhan, seperti ayat terakhir asli dari lagu ini.
Rejoice in glorious hope! Jesus the judge shall come.
And take His servants up to their eternal home
We soon shall hear the archangel voice;
The trump of God shall sound, rejoice!
Filipi 1:21 “Karena hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”
- Latar Belakang Lagu
- 17 Sep 2013
ALAM SEMESTA MEMULIAKAN ALLAH
– The Spacious Firmanent on High –
Franz Joseph Haydn, (1732-1809) adalah seorang komposer musik pada zaman klasik abad ke-19, lahir di Austria, Haydn dikenal selama hidupnya sebagai Bapak Simfoni dan Bapak String Quartet, sayangnya di zaman ini kepopuleran simfoninya dibayangi oleh muridnya Beethoven dan String Quartetnya oleh sahabat karibnya Mozart.
Ketika Haydn berada di Inggris pada tahun 1791-1795, ia menonton beberapa karya G.F Handel yaitu “Messiah” dan “Israel in Egypt” yang dipentaskan dengan skala besar. Sebagai orang yang takut akan Tuhan, Haydn tergugah dan terinspirasi oleh karya-karya agung Handel yang didedikasikan untuk kemuliaan Tuhan. Lalu Haydn menciptakan satu oratorio besar berjudul The Creation (Die Schöpfung), yang mengisahkan Kisah Penciptaan yang diramu dari Kitab Kejadian dan Mazmur, dan untuk melengkapi narasinya Haydn mengutip dari buku “Paradise Lost” karya John Milton. Karya yang berdurasi kira-kira satu jam setengah ini sarat akan pengaruh dari musikalitas karya-karya Handel yang ia pernah tonton.
Namun dalam proses penciptaan karya ini, Haydn mengalami sedikit kesulitan dalam menciptakan bagian klimaks dan konklusi dari penciptaan alam semesta pada akhir hari ke-4 Penciptaan. Merasa buntu, Haydn berkunjung kepada William Herschel, seorang ilmuwan Kristen yang mendalami ilmu astronomi dan seorang komposer musik pada zaman itu. Herschel pada zaman ini sebagai penemu planet Uranus.
Lewat teleskop dan hasil observasinya, Herschel memperlihatkan adanya keteraturan dalam pergerakan tata surya yang pada zaman itu baru dibuktikan lewat hukum gerak ke-3 Isaac Newton. Setelah mengunjungi Herschel, Hadyn meng- kombinasikan hasil temuannya dengan mengutip Firman Tuhan dari Mazmur 19:1-3, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.”. Lalu Haydn mencatat dalam akhir partitur lagu ini tertulis, “Terpujilah nama Tuhan”. Lalu lagu ini diadaptasikan untuk menjadi sebuah himne “The Spacious Firmament on High (Alam semesta memuliakan Allah)” (KPPK no. 58).
Kita bersyukur kepada Tuhan karena di tengah gelombang musik Kristen zaman ini yang dangkal, kita dapat melihat ke dua abad yang lalu, seorang Joseph Franz Haydn, menciptakan himne yang begitu indah, yang lewat musik dapat melukiskan keteraturan alam semesta, yang berjalan dalam gerakan yang tertib secara matematis, di dalam kebijaksanaan yang Mahakuasa, yang ciptaan-Nya memperlihatkan kepatuhan kepada Allah Pencipta.
- 10 Hukum Taurat
- 13 Sep 2013
Hukum ke -2 : Jangan membuat bagimu patung… Jangan sujud menyembahnya…
(Keluaran 20: 4-6, Ulangan 4: 14-20)
Kita masuk dalam perintah yang ke-2. Dalam perintah pertama Tuhan sudah mengatakan “jangan ada Allah lain di hadapanKu”, kita sudah pelajari bahwa ini adalah komitmen hati yang Tuhan minta ada pada setiap manusia. Setiap manusia harus melihat kepada satu Allah yang benar ini, Allah Tritunggal yang Esa lalu mengatakan “kepadaMulah kami berpaut, Engkaulah yang kami kasihi, hanya Engkaulah yang layak menerima seluruh sembah sujud dan kesetiaan kami”. Ini adalah dedikasi tinggi yang Tuhan tuntut dari manusia, dedikasi yang Tuhan inginkan, dan dedikasi yang Tuhan terus nyatakan dalam simbol di dalam dunia. Di dalam dunia simbol apa yang bisa menyatakan kesatuan hati di dalam dedikasi ini? Simbol di dalam dunia adalah pernikahan. Tuhan mengatakan “ketika engkau disatukan oleh Tuhan, engkau akan punya satu hati mengatakan ini adalah pasanganku, ini orang yang diberikan maka saya harus setia kepada dia sampai mati”. Mengapa kita mendapatkan gambaran ini dalam pernikahan? Karena ternyata Tuhan mengijinkan pernikahan menjadi satu tanda yang serius, satu tanda yang benar-benar mencerminkan relasi manusia dengan Tuhan. Saudara kalau membaca surat Paulus, Saudara akan membaca relasi antara suami istri, bahkan menggambarkan relasi Tritunggal itu sendiri. Bagaimana Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus yang adalah 3 pribadi tetapi 1, itu dicerminkan dalam pernikahan dimana ada 2 pribadi menjadi 1, ini indahnya bukan main. Ev. Edward mengatakan mengapa anak-anak terutama harus dididik oleh orang tua terlebih dahulu? Karena orang tua mencerminkan 2 menjadi 1, ini tidak mungkin ditemukan di dalam guru. Dalam anugerah Tuhan, anak-anak bisa melihat orang tua sebagai satu simbol atau satu pernyataan yang terbatas tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas. Waktu dibimbing oleh orang tua, mereka punya ayah, ada ibu, 2 pribadi yang berbeda. Kadang karena terlalu bedanya, sering berantem. Tetapi 2 ini disatukan di dalam Tuhan menjadi satu, maka mereka mendapatkan gambaran yang indah tentang Tritunggal. Maka setiap simbol, setiap pernyataan, setiap bayangan atau perwujudan di dalam kesementaraan tentang Allah yang kekal itu tidak boleh sembarangan.
Tuhan sudah menyatakan dalam Kitab Samuel bahwa orang yang sembarangan terhadap tabut perjanjian itu akan dihukum dengan sangat keras. Tabut saja dipermasalahkan, karena ini adalah simbol kehadiran Tuhan. Tabut bukan Tuhan, tabut bukan gambaran Tuhan, tapi ini adalah simbol Tuhan hadir dan karena itu perlakuan orang Israel terhadap tabut itu menjadi suatu pernyataan hati mereka yang memang tidak hormat kepada Tuhan. Perlakuan kita terhadap apa yang Tuhan nyatakan sebagai tanda tentang Allah yang Maha Kuasa itu menunjukkan bagaimana kita bersikap di hadapan Allah sendiri. Saudara tidak bisa mengatakan “saya ingin menyembah Tuhan, maka saya menyembah image-nya” ini sama sekali salah. Inilah yang mau diajarkan di dalam perintah kedua, engkau tidak boleh menghormati Tuhan dan menyatakan penghormatan itu dengan menyembah image-Nya. Saya tidak boleh menyembah gambaran tentang Tuhan, saya juga tidak boleh menghina gambaran tentang Tuhan. Orang Israel disini diminta untuk stabil, diminta untuk seimbang, diminta untuk tidak salah bersikap kepada Tuhan. Maka dua sikap ekstrem ini Tuhan larang, ada orang yang menghina gambar tentang Tuhan, ada orang yang memuja seperti dia memuja diri sendiri. Dikatakan di dalam Alkitab seluruh ciptaan menyatakan kemuliaan Tuhan, tapi ini bukan berarti kita harus menyembah ciptaan untuk menunjukkan kita sedang memuliakan Tuhan.
Mengapa kita tidak boleh menyembah gambaran-gambaran yang ada di dunia ini? karena Tuhan tidak mau diriNya dikurung di dalam keterbatasan ciptaan. DiriNya terlalu limpah, terlalu penuh dengan kemuliaan, maka tidak ada apa pun di dunia ini yang bisa menyatakanNya dengan lengkap. Itu sebabnya Tuhan mengatakan “jangan sujud menyembah”. Perintah kedua ini bukan perintah/larangan bagi orang Israel untuk bikin patung, yang dilarang adalah jangan bikin patung lalu mengatakan “ini allah” lalu menyembahnya. Ini adalah kesalahan yang terjadi di Keluaran 32, waktu Harun melihat Musa pergi ke gunung, lalu Harun panik dalam hatinya “orang ini sudah 80 tahun, lalu naik gunung” tidak ada yang boleh ikut, hanya Yosua, Yosua pun separuh jalan. Jadi Musa yang pergi sampai tempat paling tinggi, dan orang Israel menunggu. Waktu mereka tunggu, Musa berhari-hari begitu lama tidak kembali, maka mereka sudah mengasumsikan yang paling buruk sepertinya Musa sudah mati. Lalu bagaimana? Harun dapat ide “kalau begitu kumpulkan semua anting-anting emas, kumpulkan semua barang-barang perhiasanmu” lalu mereka kumpulkan itu semua, mereka membuat anak lembu emas. Tepatnya Harun yang membuat. Harun membuat anak lembu emas, lalu ditegakkan, dan Harun mengatakan “inilah Yehovah, inilah yang membebaskan kita keluar dari Mesir”. Mereka tidak membuat patung berhala yang lain, mereka membuat patung berhalanya Tuhan. Jadi perintah kedua melarang kita untuk membuat patung yang menggambarkan Tuhan, bukan patung menggambarkan dewa lain. Kalau misalnya patung menggambarkan dewa lain, hukum pertama sudah melarang “jangan ada allah lain”. “Oke, saya tidak punya allah lain, saya hanya punya Allah yang Esa ini, tapi saya membuat gambarNya” itu yang tidak boleh. Maka dikatakan “jangan bikin dan jangan sujud menyembah”. Lalu orang Israel membuat di dalam bentuk anak lembu emas dan mereka sembah. Ini tidak boleh karena di dalam Timur Dekat Kuno, daerah kitab Keluaran ini ditulis, semua bangsa-bangsa kafir menganggap semua penyertaan Tuhan ada pada gambar dewa mereka. Mereka tahu patung itu bukan dewa, tapi mereka tahu patung dewa ini adalah perwujudan penyertaan dewa. Bagaimana tahu kalau disertai dewa? Kalau patungnya ada pada kita. Itu sebabnya waktu orang Filistin perang dengan Israel, lalu Israel lari, tabut perjanjian ditinggalkan kemudian dibawa oleh orang Filistin “kami dapat penyertaan ekstra dari tuhan yang ekstra”, tapi Tuhan mengatakan “Aku tidak menyertai kalian, malahan Aku membuat tulah untuk kalian”. Jadi Tuhan menyatakan Diri bukan lewat patung, Tuhan menyatakan Diri bukan lewat simbol/ gambar yang melambangkan Tuhan. Tidak ada di seluruh dunia ini hal apa pun yang Saudara bisa tunjuk lalu mengatakan “inilah Tuhan”, tidak ada. Dalam Kitab Kejadian dikatakan kita adalah gambar Allah, lalu gambar Allah ini akan memenuhi bumi sebagai pernyataan Tuhan akan menyatakan kepenguasaanNya atas seluruh bumi. Tetapi gambar Allah ini bukan patung Allah yang boleh disembah, karena Tuhan tetap mengatakan “Aku menciptakan kamu dari debu tanah”.
Gregory Beale, megatakan dalam bukunya “setiap penyembahan berhala adalah bentuk ekspresi iman yang sangat korup” iman yangbegitu rusak dinyatakan dalam bentuk penyembahan berhala. Dalam hal apa iman itu rusak? Dalam hal bahwa sebenarnya dia tidak percaya dewa-dewa itu ada. Saudara membuat petung berhala tapi tidak percaya dewa itu ada, karena itu Saudara menyembah patungnya. Saudara tidak tahu lagi dewa ini ada di mana, maka Saudara menyembah patungnya. Maka secara tidak langsung menyatakan ekspresi “dewaku ada atau tidak, saya tidak tahu. Tapi karena saya tidak tahu saya sembah saja patungnya”. Maka penyembahan berhala akan selalu menjadi sesuatu yang tidak logis. Maka Tuhan mau nyatakan “Aku benar-benar ada, jangan sembah patung”, jangan sembah gambar apa pun yang menyatakan itu adalah Tuhan. Orang Israel mengerti mesti hal ini, penyertaan Tuhan ditengah-tengah mereka tidak disimbolkan oleh patung apa pun, tidak disimbolkan oleh gambar apa pun dan tidak disimbolkan oleh apa pun yang ada di dunia ciptaan. Maka di dalam Ulangan 4 dikatakan “jangan menyembah matahari, jangan menyembah bintang-bintang di langit, jangan menyembah binatang di udara, di darat maupun di dalam air, karena semua itu diciptakan Tuhan untuk dimanfaatkan oleh manusia. Roma 1 mengatakan manusia mengenal bahwa Tuhan itu mulia, tapi manusia menolak untuk menyembah Dia. Jadi ada satu perasaan memberontak di hati yang mengatakan “saya tidak mau menyembah Allah yang asli, tapi ada satu dorongan dalam hati saya mesti worship, saya mesti sujud menyembah”. Tuhan mencipta manusia dengan hati yang harus menyembah, maka mereka mempunyai perasaan hati “saya mau tunduk menyembah, tapi saya tidak mau yang sejati, saya lebih suka yang palsu karena saya benci yang sejati”. Maka manusia menciptakan segala macam dewa untuk disembah, tapi mereka tidak mau Tuhan yang sejati, mereka mau yang palsu karena mereka sudah benci yang asli.
Saudara harus mengerti apa yang Saudara percaya, Saudara harus tahu mengapa pilih ini. Banyak orang serius waktu memilih rumah, banyak orang perhatian waktu pilih mobil, banyak orang perhatian waktu pilih pasangan hidup, tapi tidak terlalu banyak perhatian mengapa dia percaya apa yang dia percaya. Maka orang atheis sering menghina dan mengatakan “apa yang kamu percaya terlalu rendah, apa yang kamu percaya terlalu remeh karena kamu beriman kepada dongengmu sendiri”. Tetapi saya katakan agama Kristen beda, iman Kristen lain, lain karena sejak awal tidak ada tradisi awal yang disebarkan kemudian menjadikan agama ini populer. Dari awal Tuhan langsung menyatakan Diri. Di dalam Kejadian Tuhan menyatakan diri lewat Abraham, lalu pengaruhnya tetap belum besar. Di Kitab Keluaran dikatakan Tuhan panggil Musa untuk keluarkan Israel, dan Israel pada waktu itu adalah bangsa budak. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan yang turun menyatakan diri dan memanggil bagiNya suatu umat. Di dalam Keluaran dikatakan Tuhan adalah Allah yang mengumpulkan manusia lalu menjadikan mereka penyembah-penyembah Allah yang sejati. Dalam Kitab 2 Samuel dikatakan bahwa Daud berdoa kepada Tuhan “Tuhan, tidak pernah kami dengar ada dewa turun ke dalam dunia lalu membebaskan bangsaNya, membebaskan umatNya”. Tidak ada pernah tercatat kuasa yang dari atas turun ke bawah untuk kumpulkan bagi dirinya suatu umat. Saudara boleh bandingkan dengan mitologi apa pun, tidak ada yang seperti ini, tidak ada yang menyatakan suatu bangsa yang real benar-benar ada dalam sejarah, benar-benar dibebaskan dan benar-benar mengalami pembebasan keluar dari suatu perbudakan di tengah-tengah bangsa lain. Maka Tuhan menyatakan Diri kepada Israel, ini membuat semuanya berbeda. Tuhan menyatakan Diri, maka orang Isreal bisa percaya kepada Tuhan. Maka orang yang menyembah Allah yang sejati tidak pernah bisa disamakan dengan penyembah-penyembah berhala. Karena penyembah berhala membentuk dewanya sendiri seperti apa lalu membuat imagenya dan mengatakan “ini dewaku”.
Tetapi Tuhan menyatakan Diri, itu sebabnya Israel tidak boleh membuat imageNya karena tidak pernah Tuhan adalah hasil proyeksi pikiran orang Israel. Maka waktu Israel mengatakan “Tuhan, aku mau menyembahMu, boleh kah aku membuat patung?” Tuhan mengatakan “jangan, karena engkau tidak membuat Aku, engkau tidak mengkhayalkan Aku” maka tidak bisa membuat image yang menggambarkan siapa Tuhan. Hanya bangsa yang menyembah berhala palsu yang bisa membuat gambar lalu mengatakan “ini pernyataan dari dewaku”. Ini pengertian yang sangat dalam. Sehingga orang Israel tidak boleh membuat berhala, karena siapa pun yang membuat berhala mengatakan dewaku bisa dikurung di dalam konsep seperti ini. Kalau saya punya dewa, dewa ini punya tanduk besar, punya kaki seperti kaki badak, punya tangan yang besar seperti tangan gorila, kalau lihat dewa seperti ini kesannya apa? kesannya ada kekuatan, kekuatannya bisa digambarkan ke dalam patung seperti ini, berarti Saudara sudah bisa membuat gambaran tentang illah yang Saudara sembah di dalam bentuk seperti ini. Maka Tuhan mengatakan “Aku tidak pernah bisa dikurung dalam konsep seperti itu, engkau tidak boleh membuat gambar yang menyerupai apa pun lalu sujud menyembahnya”. Ini pengertian yang sangat dalam.
Dalam abad ke-6, 7 sampai 9 ada pertentangan yang keras sekali di dalam gereja, ada gereja yang setuju bahwa di dalam gereja harus ada patung, harus ada gambar, harus ada pernyataan tentang Alkitab karena banyak orang tidak bisa baca Alkitab. Mereka harus membuat kejadian ketika Tuhan mencipta, lalu kejadian ketika Musa keluar, ketika Tuhan berbicara kepada Yesaya, ketika Tuhan Yesus memanggil para murid. Lalu sebagian lagi mengatakan “mengapa harus membuat gambar? Kita hancurkan saja gambar ini karena Allah mengatakan tidak boleh membuat patung, tidak boleh membuat gambar apa pun”. Maka 2 golongan ini berkelahi terus, yang satu namanya iconoclast, mengatakan “saya akan hancurkan semua icon, semua gambar, semua patung karena ini tidak boleh ada di dalam gereja”. Sebagian lagi mengatakan “kita harus memakai ini, karena ini membantu kita mengenal Tuhan” ini namanya iconodule “saya adalah orang yang meninggikan Tuhan lewat meninggikan patung ini”. Kita di dalam tradisi Reformed harus ikut yang mana? Di dalam tradisi Reformed garis keras tidak boleh ada gambar apa pun karena itu cenderung membuat kita mengkaitkan kemuliaan Tuhan hanya sebatas gambar yang ada. Saya percaya bagian ini ada benarnya, maka kalau kita memperlakukan gambar/patung atau apa pun dengan mengatakan “ini adalah pernyataan dari Allah” kita sudah berdosa kepada Tuhan. Tapi kalau kita mengatakan “ini adalah bagian dari pernyataan Alkitab yang adalah seni dan tidak ada kaitan dengan pernyataan Tuhan sebagai yang mulia yang menyatakan diri dalam dunia, saya percaya Alkitab masih mengijinkan. Mengapa kita percaya Alkitab mengijinkan? Karena Alkitab mengatakan waktu membuat tabut perjanjian pun harus membuat patung malaikat ada di atasnya. Tapi patung malaikat ini bukan patung Tuhan. Maka di dalam Alkitab mengatakan “jangan membuat image, karena image itu adalah tanda bahwa berhalamu palsu, sebab Tuhan tidak bisa dikurung didalam bentuk image yang ada”. Lalu di Alkitab dikatakan kalau orang-orang kafir membuat berhala, ini berhala menyatakan kehadiran Tuhan. Kalau begitu di dalam orang Israel tanda apakah yang bisa di dapat untuk menyatakan kehadiran Tuhan? Kalau mereka tidak boleh membuat patung, bagaimana caranya tahu kalau Tuhan hadir?
Di dalam Ulangan 4: 14 Tuhan mengatakan “perintahKu itulah yang menyatakan bahwa Aku memanggil kamu keluar dari Mesir. Itu lah yang menyatakan bahwa kamu adalah umat”. Di dalam ayat 14 Musa mengatakan “dan waktu itu aku diperintahkan Tuhan untuk mengajarkanmu ketetapan dan peraturan supaya kamu melakukannya di negeri kemana kamu pergi mendudukinya. Hati-hati sekali sebab kamu tidak melihat suatu rupa”. Di ayat 15 bisa diterjemahkan harap engkau menjaga diri dengan kekuatan penuh karena engkau tidak melihat gambar apa pun. Ayat 14 dan 15 menjelaskan kepada kita Allah dinyatakan bukan lewat gambar atau pun lewat patung seperti bangsa-bangsa lain menyatakan kehadiran dewa mereka. Allah menyatakan Diri lewat perintahNya, lewat FirmanNya. Jadi kalau ada orang bertanya kepada Israel “tahu dari mana kalau Tuhan sedang menyertai?”, orang Israel akan menjawab “Tuhan berfirman kepada kami, itulah tanda penyertaan Tuhan”. Jadi tanda Tuhan menyertai adalah ada Firman. Tanda Tuhan masih menyatakan Diri hadir ditengah-tengah bangsaNya adalah ketika Tuhan masih berfirman. Banyak orang sudah lupa hal ini.
Gereja tanda sejati bahwa ia sudah disertai Tuhan itu apa? Tanda sejati adalah ketika Tuhan rela berfirman kepada manusia. Saya pernah memberikan ilustrasi ini yaitu ketika seseorang sedang jelek relasinya dengan orang lain, maka komunikasi antara 2 orang itu pasti minimal. Saudara kalau sedang marah kepada satu orang pasti diam-diaman. Kalau suami istri sedang bertengkar, duduk bersama-sama, juga akan diam-diaman terus. Berantem akan meminimalkan kasih yang akrab. Tuhan pun menyatakan hal yang sama, kalau Dia tidak peduli kepada suatu bangsa. Dia menyatakan banyak hal, Dia tetap memberikan matahari, Dia tetap memberikan makanan, tetapi Dia tidak mau berfirman. Ini membuktikan Dia tidak mau ikat relasi dekat dengan bangsa itu. Itu sebabnya Tuhan tidak mau dikurung hanya dalam bentuk patung, “kalau ada patung ini Tuhan sertai, kalau ada simbol ini Tuhan sertai”. Tuhan mengatakan tidak, ada Firman Tuhan sertai, ada perintah berarti Tuhan masih berkenan. Kalau Tuhan masih menegur, Tuhan beri perintah, Tuhan masih beri kalimat penghiburan, ini tandanya Saudara adalah anak. Karena tidak ada orang yang terlalu peduli dengan anak orang lain sampai rela hati mengkorbankan dirinya untuk memberikan teguran besar kepada orang lain, kecuali orang ini benar-benar dikasihi. Saudara tidak akan menegur orang yang tidak dikenal dan tidak dikasihi. Maka di dalam Alkitab Tuhan menyatakan “engkau tidak lihat bentuk apa pun, jangan buat bentuk apa pun”. “Tuhan kalau tidak ada bentuk apa pun, apakah tanda penyertaanMu?” Biarlah tanda penyertaan itu hadir di dalam bentuk Firman yang terus menyatakan kehadiran Tuhan yang kita terima dengan iman. Di dalam bagian ini kita mendapat pengertian mengapa Tuhan melarang kita membuat patung, Tuhan melarang kita membuat patung bukan karena Dia takut disaingi. Alkitab di ayat yang kita baca memang mengatakan di dalam Keluaran 20, “Tuhan adalah Allah yang cemburu yang akan membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya” di satu sisi memang benar seperti itu, di sisi yang lain semua perintah diberikan Tuhan untuk kepentingan manusia. Tuhan mau Saudara mengandalkan kehadiran Tuhan melalui apa yang tidak kelihatan. “Saya tidak bisa lihat Tuhan, tapi saya tahu Dia hadir, Dia memimpin saya dan membimbing saya melalui FirmanNya”, ini lah yang Tuhan mau dimiliki oleh orang Israel. Saudara tidak bisa lihat Tuhan, Tuhan itu ada dimana? Lalu Saudara mulai tergerak “andai aku bisa melihat, itu akan membuat aku merasa lebih dekat”. Alkitab mengatakan semua yang membawa Tuhan seolah lebih dekat, tapi bukan karena pernyataan Firman, itu semua palsu.
Satu orang pernah bertanya kepada saya “saya pernah mimpin, sepertinya di mimpi ini Tuhan berbicara” dia orang GRII dan dia ragu-ragu benar tidak ini Tuhan sedang bicara. Lalu dia tanya kepada saya “Pak Jimmy, kemarin saya mimpi beda dari biasanya, bedanya adalah yang pertama mimpi ini lebih jelas dari biasanya, seperti bukan mimpi. Dalam mimpi itu saya lihat terang, mirip terang yang bukan dari dunia ini. Ada suara bilang “kamu mesti melakukan ini”, waktu itu dia sedang bergumul tentang pekerjaan, dia harus berhenti atau tidak, karena pekerjaannya membuat dia terus terlibat dalam hal yang secara nurani dia tidak tahan. Maka katanya suara itu bilang “kamu mesti mengatakan cukup, berhentilah”. Waktu dia bangun dari tidurnya, dia merasa damai sekali. Kalau Saudara dengar kesaksian ini langsung terenyuh ya, “puji Tuhan, Tuhan begitu dekat, Tuhan itu nyata”. Waktu dia bangun dia merasakan badannya lebih sehat dari biasanya, lalu dia mengatakan “menurut Pak Jimmy ini dari Tuhan bukan? karena saya tahu prinsip Reformed adalah scriptura, bukan mimpi-mimpi seperti itu, tapi kalau mimpinya sesuai Firman, bisa saja benar. Jadi menurut bapak benar atau tidak?” Lalu saya balik tanya “kamu merasa nyaman dengan mimpin itu?”, “nyaman”, “kamu merasa ada kedamaian hati?”, “ada”, “kamu merasa waktu suara itu berbicara kamu sangat tenang”, “iya”, saya bilang “kemungkinan besar palsu. Karena kamu merasa lebih baik dari pada ketika disapa lewat FirmanNya”. Kalau Tuhan memberikan FirmanNya dan mengatakan hormati Firman ini lebih dari apa pun, jangan membuat apa pun, jangan merasa nyaman dengan bentuk pernyataan yang lain. Maka mana mungkin Tuhan kontradiksi diri dengan mengatakan “kamu lewat cara ini lebih nyaman”. Kalau ada pendeta mengatakan “saya tidak perlu bergumul mempelajari Alkitab, Tuhan langsung berbicara sama saya”, maka saya akan mengatakan pendeta ini salah. Karena Tuhan lebih menghormati pekerjaan Roh Kudus. Pekerjaan Roh Kudus adalah membawa Firman untuk bisa kita miliki. Maka ketika Saudara merasa lebih dekat dengan image baik di dalam dunia maupun di dalam mimpi, Saudara sedang salah. Inilah pengertian prinsip perintah kedua. Perintah kedua bukan hanya melarang kita membuat patung. Tapi Tuhan Yesus mengatakan “selidiki Firman dan ternyata engkau melanggar satu atau lebih poin-poin di sini” ini perintah Tuhan. Kalau Saudara tidak pernah melanggar satu atau beberapa poin di sini, Tuhan Yesus tidak harus datang menebus dosa Saudara. Kalau Saudara sanggup melewati, Tuhan Yesus tidak harus mati. Tuhan Yesus akan datang ke dalam dunia lalu mengatakan “berjuang! semangat! Usaha lebih baik lagi, kamu mampu” tapi Tuhan Yesus tidak lakukan itu. Dia mati di kayu salib karena Dia tahu kita tidak mampu. Maka Dia mati di kayu salib untuk menebus dosa kita. Maka pasti perintah-perintah ini kita langgar tapi kita tidak sadar. Perintah kedua yang membuat kita melanggar bukan karena kita membuat patung, tapi karena kita merasa nyaman dengan Tuhan versi kita sendiri. Jangan minta kehadiran Tuhan dinyatakan dengan versi sendiri, tapi harus dengan versi Tuhan.
Mari kita belajar sinkron dengan Tuhan. Kita datang ke gereja bukan untuk dikonfirmasi kerohaniannya, tetapi kita datang ke dalam gereja untuk dikoreksi dan diperkembangkan kerohaniannya. Maka makin Saudara beribadah kepada Tuhan, makin mendengarkan Firman, makin berbicara kepada Tuhan lewat doa, makin mengerti kebenaran Firman, Saudara makin bertumbuh, inilah cara yang sehat. Jangan merasa nyaman kalau Saudara merasa Tuhan langsung bicara lewat mimpi. Jangan merasa nyaman kalau Saudara merasa lebih dekat dengan Tuhan dibandingkan dengan yang lain, lewat sesuatu di luar Firman Tuhan. Mari kita menantikan saatnya bicara akrab dengan Tuhan, itu nanti bukan sekarang. Tuhan belum mengijinkan sekarang, itu nanti maka biarlah kita tunggu sampai saatnya kita bertemu dengan Tuhan. Sekarang Saudara tidak mendengar suaraNya langsung, tetapi nanti kalau sudah ketemu, Tuhan akan berfirman dan kita akan melihat Dia wajah dengan wajah. Maka jangan minta apa yang Tuhan janjikan nanti untuk harus dinyatakan sekarang. Sekarang biarlah kita belajar penyertaan Tuhan melalui FirmanNya, melalui perintahNya dan bisa melihat bahwa perintah yang Tuhan berikan adalah sama otoritasnya dengan kehadiran Tuhan sendiri. Karena hanya Alkitab yang menyatakan kehadiran Tuhan kepada kita melalui FirmanNya yang membimbing kita.
- 10 Hukum Taurat
- 13 Sep 2013
TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti…
(Keluaran 20:3, Ulangan 13:29- Ulangan 13:5)
Tuhan berfirman pada Keluaran 20: 3 “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”. Kita sudah membahas minggu lalu mengapa jangan, karena pertama hanya Tuhanlah yang mencipta segala sesuatu, yang kedua karena hanya Allah yang menopang seluruh ciptaan. Yang ketiga, karena hanya Allah yang ini yang memberikan kebaikan dan pemeliharaan kepada semua ciptaan. Lalu yang keempat, karena hanya Allah ini yang memanggil manusia kembali dari dosa menjadi satu umat yang menyembah Dia. Karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk menyembah Tuhan lain, karena allah lain tidak ada, karena allah lain bukan Allah pencipta, karena allah lain bukan Allah yang menyatakan pertobatan, menyatakan kebaikan dan memanggil manusia kembali kepada Dia. Sekarang kita akan memperlajari bagaimana caranya saya mempelajari Firman ini, bagaimana caranya saya benar-benar bisa hanya mempunyai satu Allah. Ayat 2 dan 3 dikatakan “jangan mengikuti apa yang dikatakan oleh nabi palsu atau pun pemimpi”, bahkan ayat 2 mengatakan dengan jelas meskipun nabi palsu itu bisa mengerjakan mujizat tetapi dia mengajak murtad menyembah allah lain, dia harus dibinasakan. Kita sudah belajar bahwa Taurat mempunyai kuasa penghukuman karena Taurat merupakan peraturan yang Tuhan berikan bagi umat yang juga adalah bangsa. Tetapi dalam dunia Perjanjian Baru, peraturan Tuhan berikan kepada umat yang tubuh Kristus, bukan bangsa. Oleh sebab itu itu gereja tidak mempunyai kuasa politik untuk memberikan penghukuman di tengah-tengah bangsa. Paulus mengatakan dalam Roma 13 yang punya kuasa politik adalah pemerintah. Meskipun itu pemerintah kafir, mereka punya kuasa untuk menjalankan peraturan.
Mengapa Perjanjian Baru tidak lagi seketat Perjanjian Lama di dalam hal peraturan dan hukuman? karena Perjanjian Baru menyatakan bahwa orang yang dipilih tidak lagi berada di dalam kebertundukan terhadap segala peraturan-peraturan yang ada di dalam Taurat secara politik dan hukum. Tetapi orang Perjanjian Baru mentaati setiap peraturan yang ada di dalam Taurat dengan kerelaan hati seorang anak mentaati papanya. Seorang ayah yang bijak, seorang ayah yang penuh kasih, seorang ayah yang menjadi teladan dalam keluarga. Waktu anak melihat ayah seperti ini, anak itu akan mengatakan “saya akan taati engkau karena saya rela, saya taati engkau karena saya tahu setiap perkataanmu itu bijaksana, saya taati engkau karena saya tahu engkau peduli kepada saya dan engkau mau saya menjadi lebih baik” ini yang Tuhan tuntut dari orang Perjanjian Baru. Waktu lihat peraturan Tuhan tidak lagi diancam hukuman, tetapi sekarang berada dalam kerelaan untuk tunduk. Nabi palsu menggerakkan orang untuk menyembah allah palsu. Dan allah palsu disembah, kalau allah itu kita sembah tanpa kita mendengar dia, tanpa kita mengenal dia, tanpa kita membuka telinga untuk mendengar firmannya. Maka kalau kita tidak kenal siapa Allah yang kita sembah, kita tidak mungkin mempunyai suatu iman sejati, suatu kerelaan hati untuk tunduk kepada Tuhan. Banyak orang menyembah Tuhan dengan pikiran “kalau saya dekat Tuhan, saya banyak mendapat berkat. Saya kecipratan berkat sorgawi, maka saya dekati Dia”. Tetapi ketika ditanya “apakah kamu kenal siapa Dia yang kamu sembah?” mungkin orang itu mengatakan “saya tidak tahu, tapi saya sembah supaya saya dapat sesuatu dari Dia”. Maka manusia beragama sedang dilatih untuk pura-pura, dan Alkitab sudah mengatakan “seperti imanmu kepada dewamu, demikian hidupmu di dalam dunia ini”. Dalam Mazmur 135 dikatakan, kalau yang menyembah berhala, dia akan buta seperti berhala, dia akan tuli seperti berhala. Karena berhala punya telinga tapi tidak bisa mendengar, maka orang-orang yang menyembah berhala punya telinga tapi tetap tidak bisa mendengar, karena dia menyembah yang tidak bisa mendengar. Jadi Alkitab sudah memberikan peringatan, bagaimana engkau menyembah Allah itu akan mencerminkan bagaimana engkau hidup di dalam dunia ini. Kalau saya menyembah Allah untuk mendapat sesuatu dari Allah, maka hidup orang ini di dunia pun akan cari bagaimana caranya saya mendapat sesuatu. Mengapa dunia banyak kebobrokan? Karena banyak orang cari Tuhan untuk mendapat untung. Ketika kita mengenal Allah dan menyembah Dia karena kekaguman setelah mengenal Allah, inilah penyembahan sejati. Waktu Saudara menyembah karena mau sesuatu, perlukah Saudara mengenal dia? Saudara tidak perlu kenal, yang penting bisa memberikan sesuatu, “engkau siapa, saya tidak peduli, saya hanya peduli berkatmu, saya hanya peduli apa yang kamu bisa berikan untuk saya, saya hanya peduli kalau saya datang kepadamu saya sembuh atau tidak, kalau saya datang kepadamu saya kaya tidak? kalau saya datang kepadamu saya sehat tidak? Kalau kamu tidak bisa berikan, saya cari tuhan yang lain”. Sifat seperti ini diberikan kepada Allah, orang ini pasti memberikan sifat yang sama kepada manusia “saya dekati kamu karena kamu orang kaya, saya dekati kamu karena kamu bisa berikan sesuatu kepada saya” orang seperti ini tidak pernah berpikir bahwa kalau dia berelasi, dia harus berikan sesuatu kepada orang lain, tidak ada kerinduan membagi sesuatu, karena relasi dengan dewa pun dia mau dewanya berikan sesuatu untuk dia. Saudara heran mengapa dunia ini penuh dengan orang-orang egois? Karena cara mereka menyembah Allah sudah egois. Kita tidak bisa menciptakan illah, tetapi Allah yang sejati itu akan memperkenalkan diri kepada kita. Itu sebabnya menyembah Allah dan mentuhankan hanya satu Allah berarti melatih telinga, hanya mau mendengar suara dari Allah yang satu ini.
Hukum pertama mengatakan “tidak ada allah lain”, bagaimana saya taati? cara mentaati adalah buka telinga untuk Allah yang satu ini, tutup telinga untuk semua dewa-dewa, semua pengajar dan illah-illah yang palsu, yang tidak akan membawa kita kepada Allah yang sejati. Sekarang di dunia banyak pengajar palsu, sekarang di gereja pun banyak pengajar palsu, tetapi Alkitab sudah mengatakan kalau dia tidak menyerahkan kamu kepada Allah yang sejati, kalau dia tidak menyatakan sembahlah Allah yang sejati, maka dia adalah nabi palsu. Kalau dia tidak menyatakan Taurat untuk membawa orang menyembah Allah, dia adalah nabi palsu. Pendeta tidak khotbahkan Firman, dia nabi palsu. Pendeta tidak khotbahkan Kristus, dia nabi palsu. Dia mau kerjakan mujizat seberapa banyak, dia tetap nabi palsu. Maka mari kita punya mata yang peka untuk melihat siapa yang berdiri di depan. Kalau Saudara lihat orang berdiri di atas mimbar, apakah dia berhak berdiri di atas mimbar? Banyak orang berdiri di atas mimbar tanpa punya hak apa-apa untuk berdiri. Ada orang yang berdiri yang hanya punya pengetahuan akademik, lalu membagikan pengetahuan akademik tanpa hati. Saudara akan merasakan dia hanya pintar cari kata, tetapi tidak punya hati yang sungguh-sungguh ataas apa yang dia ucapkan. Banyak orang liberal berkhotbah seperti ini, pendeta-pendeta yang akademiknya tinggi tapi tidak mengakui ini sebagai Firman Tuhan, mereka mengucapkan kalimat-kalimat moral yang agung, tetapi mereka adalah nabi palsu. Alkitab mengatakan “coba lihat nabi yang berbicara, selidiki dia”. Di dalam Alkitab dikatakan ada 2 cara untuk menyelidiki nabi itu palsu atau tidak, yang pertama kalau dia berbicara sesuatu di masa depan, terjadi atau tidak? Kalau tidak terjadi, ini nabi palsu, tetapi manusia sekarang, terutama orang Kristen sudah toleran dengan nabi palsu. Kalau yang tidak perlu diserang kita serang, kita juga berdosa”. Saudara berdosa kalau menyerang orang yang benar dan tulus, Saudara serang orang yang benar-benar mengerjakan pekerjaan Tuhan, Saudara sedang dipakai setan untuk menghambat pekerjaan Tuhan. Saudara tidak menyerang orang yang salah, Saudara sedang ditipu setan untuk melancarkan pekerjaannya. Jadi jangan lupa Alkitab sendiri mengatakan ada serigala pakai bulu domba. Dalam Wahyu dikatakan “ada naga yang pakai badan mirip anak domba” badannya anak domba suaranya naga, berarti dia pura-pura mirip Kristus tapi semua firmannya dari setan. Maka hati-hati dengar ajaran, dan biarlah kita dengan sungguh-sungguh mencari mana yang benar mana yang tidak. Maka mari kita belajar seperti yang dikatakan Kitab Ulangan “lihat apakah orang ini mengarahkan kamu kepada Tuhan dengan ajaran Taurat yang sejati atau tidak. Kalau iya dia nabi sejati, kalau tidak dia nabi palsu”. Maka setelah memberikan peringatan pilih orang yang memberitakan Firman kepadamu, apakah dia sejati mau mengarahkan kamu kepada Tuhan atau tidak.
Ayat 4 langsung menyatakan inti dari apa yang seharusnya diajarkan para nabi. Musa mengatakan di ayat 4 “nabi-nabi seharusnya mengatakan kalimat-kalimat ini, Tuhan Allahmu harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya. SuaraNya harus kamu dengarkan dan kepadaNya kamu harus berbakti dan berpaut”. Ayat 4 inilah kunci kita menjalankan hukum pertama, tidak boleh ada allah lain berarti engkau harus mengikut hanya Tuhan. Ini hal pertama bagaimana caranya saya menyembah hanya satu Allah ini, satu Allah yang benar?
Yang pertama adalah ikut Dia. Ikut Dia berarti bagaimana? saya tidak tahu Dia berjalan kemana? Kalau Tuhan berjalan, Dia menyatakan ada dimana melalui Firman. Saudara mengatakan “Tuhan, aku mau mengikutiMu, dimanakah Engkau?” Tuhan menyatakan Dia ada di mana melalui Firman. Tidak ada cara instan untuk mengenal kebenaran Firman Tuhan, kecuali bergumul mengerti Firman dan bergumul menerapkannya di dalam hidup. Maka kalau Saudara mau tahu mengikuti Tuhan, Dia ada di mana? Saudara hanya bisa kalau Saudara dengan suaranya Dia. Dan kalau Tuhan minta Saudara mengikuti Dia, berarti Dia berjalan di depan dan Saudara mengikuti Dia, ini namanya mengikuti Tuhan. Tetapi kalau hidup di dalam kesucian, Alkitab memakai bahasa yang terbalik, “engkau berjalan di depan, Tuhan dibelakang”. Mengapa kalau hidup suci Tuhan ada dibelakang kita di depan? Karena Tuhan di belakang sebagai pengamat. Kalau Tuhan di belakang, pandangan kita ke depan, kita tidak lihat Tuhan. Kalau saya berdiri membelakangi Saudara, saya tidak tahu Saudara sedang melakukan apa, tapi saya tahu kalau ada Saudara yang sedang mengawasi saya. Inilah prinsip yang dipakai Alkitab, “Abraham berjalanlah di depanKu dengan tidak bercacat”. Kalau engkau mau hidup benar dan di dalam kekudusan, ingat Tuhan sedang mengawasi. Waktu Dia dibelakang, tidak bisa kelihatan, tapi bisa dipastikan Dia sedang mengawasi. Maka hiduplah dengan benar karena Tuhan sedang menonton setiap tindakanmu, ini hidup dalam kesucian. Tetapi kalau hidup dalam ketaatan, Alkitab membalikan bahasanya, Tuhan ada di depan engkau mengikuti Dia. Mengapa kalau ketaatan Tuhan di depan? karena kalau ketaatan membutuhkan ada satu orang yang mengarahkan “mari pergi ke sini” orang itu akan mengikuti atau tidak. Tuhan mengatakan “kalau Aku memerintahkan engkau, maka Aku akan di depanmu dan engkau mengikuti Aku untuk pergi ke tempat di mana Aku ada”. Di dalam Kitab Kejadian, ketika Tuhan berfirman kepada Nuh setelah bahteranya jadi, Tuhan mengatakan “masuklah ke dalam bahtera”. Dalam Bahasa Indonesia tidak terlalu jelas, tapi dalam bahasa asli kelihatan jelas Tuhan sedang memanggil bukan memerintahkan. Tuhan mengatakan “mari bersama Aku masuk dalam bahtera”. Berarti Tuhan sudah lebih dulu dalam bahtera dan mengatakan “Nuh, mari masuk, karena Aku sudah ada di sini. Aku sudah duluan, sekarang kamu ikuti langkahKu”. Begitu air bah sudah surut, Tuhan mengatakan “mari keluar bersama-sama dengan Aku. Mari ke tempat dimana Aku berada yaitu diluar bahtera”. Ketika Tuhan sudah keluar dari bahtera, baru Dia panggil Nuh. Tuhan sudah lebih dulu jalan, baru Dia panggil “mari kita pergi ke sini”. Tuhan tidak pernah mengarahkan kita ke tempat di mana Dia sendiri belum ada untuk memastikan tempat itu adalah tempat yang tepat untuk kita. Inilah bahasa yang dipakai Alkitab. Maka ketika Tuhan mengatakan “mari ikut Aku” ini adalah suatu perintah yang begitu manis dan begitu agung dan begitu baik dari Tuhan yang mengasihi kita. Tuhan tidak mengatakan “ayo, kamu pergi ke sana” Dia sendiri tetap tinggal. Ada satu orang militer yang menulis buku, dia seorang pemimpin perang padang pasir ketika Amerika bertarung melawan Irak, dia mengatakan mengapa pemimpin zaman dulu punya kuasa lebih besar dari pada pemimpin zaman sekarang? karena pemimpin zaman dulu ketika berperang, mengatakan “mari maju” pemimpinnya di depan. Sedangkan pemimpin zaman sekarang mengatakan “perang” sambil duduk di rumah putih, sambil angkat telepon dia mengatakan “hancurkan” lalu dia tutup kemudian nonton sepak bola. Maka waktu Tuhan mengatakan “Tuhan Allahmu harus kamu ikuti” ini berarti Tuhan mengatakan “Aku berjalan di depan, kamu ikut”. Kalau mengikuti Tuhan, tidak mungkin Tuhan jerumuskan ke dalam jurang. Meskipun harus pikul salib, tidak mungkin ada salib yang menyakitkan Saudara, semua yang Dia berikan akan membuat Saudara makin giat untuk berada di dalam Tuhan, akan membuat Saudara makin punya kerohanian yang kembali kepada Tuhan. Hal pertama yang harus kita lakukan kalau hanya ingin punya satu Allah yaitu ikut Dia dengan sungguh-sungguh. Ini merupakan prinsip utama, mari kita tafsirkan prinsip ini di dalam pergumulan hidup kita masing-masing. Saudara ingin tahu apa yang Saudara harus kerjakan di depan? Biarlah rasa ingin mengikuti Tuhan ini mendorong Saudara untuk mengerjakan apa yang Saudara mau kerjakan. Kalau Saudara rindu mengikuti Tuhan, Saudara akan kerjakan apa yang bisa dulu sampai panggilan Tuhan jelas mengatakan “engkau harus kerjakan ini. Ada seorang pendeta mengatakan “kalau setir mobil diputar, tapi mobil itu diam, dia tidak akan pindah jalur” mobil Saudara pernah mogok dan Saudara putar-putar setir, tetap disitu. Tapi kalau mobil itu maju, Saudara putar setirnya sedikit, dia langsung belik, karena dia sedang maju. Waktu sedang maju diarahkan dia akan belok, tetapi kalau diam lalu mengatakan “Tuhan, tuntun aku”, Tuhan akan bilang “kamu jalan pun tidak, mau dituntun bagaimana?”. Maka mari kerjakan apa yang di depan dulu.
Hal yang kedua, bagaimana caranya saya menyembah hanya Allah saja? Dalam ayat 4 dikatakan “engkau harus takut akan Dia”. Dalam Ibrani 12 ayat terakhir penulis Ibrani mengatakan “beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan gentar, karena Allah kita adalah api yang menghanguskan”. Kita lihat ibadah zaman sekarang seperti apa, Tuhan mau dibawa begitu dekat di bawah, Tuhan akrab dengan saya sampai perbedaan antara Sang Pencipta dengan kita ciptaan menjadi hilang. Saudara menyembah dengan menyadari kita hanya ciptaan dan Dia Sang Pencipta, Dia terlalu agung, terlalu besar, maka saya belajar takut akan Tuhan. Beribadahlah dengan takut dan gentar, beribadahlah dengan hormat, beribadahlah dengan keteraturan. Mana bagian Firman yang mengatakan ibadah boleh dengan sembarangan? Taurat mengatakan ibadah harus dengan takut dan gentar, Perjanjian Baru mengatakan hal yang sama, beribadah dengan takut dan gentar. Lalu bagaimana supaya takut dan gentar? Bagaimana untuk menyadari bahwa saya benar-benar sedang datang kepada Tuhan? Caranya adalah dengan perasaan tidak layak waktu datang, dengan perasaan aku adalah orang berdosa yang tidak boleh datang ke hadapan Tuhan, tapi diijinkan dalam anugerah Tuhan. Ini membuat suatu perasaan “Tuhan, Engkau adalah Allah yang tinggi, aku yang rendah datang kepadaMu, memberanikan diri untuk menyembah Engkau” inilah perasaan takut yang dipupuk karena kita sadar kita ini nothing. Makin kita sadar, kita bukan siapa-siapa, kita akan makin mempunyai perasaan takut akan Tuhan. Siapa yang patut ditakuti? Hanya Allah. Banyak orang takut pada manusia, tidak takut kepada Allah.
Lalu hal ketiga Alkitab juga mengatakan engkau harus berpegang pada perintahNya. Saudara makin membaca ayat ini makin sadar ayat ini sebenarnya berbicara tentang satu hal yaitu tentang ketaatan dan dedikasi. Taat yang ada yang diberikan dalam dedikasi. Taat bukan hanya ketika saya mau taat, saya taat, tapi taat secara total mengatakan “aku mau mentaati Tuhan” dan aspek-aspek ketaatan itulah yang harus dibahas. Harus mengikuti langkah Tuhan, ini aspek ketaatan yang pertama. Harus takut akan Dia, ini adalah motivasi untuk mentaati Tuhan. Ada orang taat karena takut dihukum, tetapi perasaan takut bukan karena takut dihukum tapi karena segan kepada satu pribadi, inilah fear of The Lord seperti yang dibahas Yohanes Calvin. Yohanes Calvin mengatakan kalau ada satu orang bawa senjata lalu kamu takut akan dia, begitu dia taruh senjatanya kamu akan langsung berani lawan dia. Kalau ada pemerintah kejam dengan tentaranya yang kuat menaklukan kamu, begitu tentaranya habis kamu akan berontak dan lakukan revolusi, inilah kekuatan dunia. Maka kita tidak diminta untuk takut kepada Tuhan seperti kita takut kepada pemimpin dunia. Ketaatan juga berarti berpegang pada perintahNya. Ada perintah spesifik yang Tuhan berikan melalui Firman, ini yang tidak boleh dilanggar. Saul adalah contoh orang yang terlalu berani membangkang perintah langsung dari Tuhan. Semua orang di dalam Alkitab pernah berdosa, tetapi Tuhan paling benci orang yang sudah dengar kalimat langsung dari Tuhan tetap tidak mau kerjakan. Tuhan mengatakan kepada Saul “tunggu Samuel, nanti Samuel akan persembahkan korban, Aku akan berbicara kepada Samuel kamu harus lakukan apa”. Inilah keunikan Kitab Samuel, setiap raja yang mau perang tanya sama Tuhan, nanti Tuhan akan beri tahu. Tapi ketika Samuel tidak datang-datang, Saul langsung persembahkan korban, ini berarti dia mau langsung maju tanpa dengar perintah Tuhan. Maka dia mengabaikan perintah Tuhan yang menyuruh dia untuk menunggu. Lalu ketika Tuhan mengatakan “musnahkan seluruh orang Amalek”, Saul tidak lakukan semua, perintah langsung Tuhan diabaikan, ini membuat Tuhan sangat marah. Kalau Saudara tahu Firman “jangan berzinah” Saudara berzinah, ini namanya pemberontakan langsung. Saudara tahu Firman “jangan membunuh” Saudara melanggar, ini pemberontakan langsung. Tuhan mengatakan “jangan ada allah lain” Saudara masih percaya kuasa lain, ini adalah pemberontakan langsung. Maka Alkitab mengatakan “kalau engkau mentuhankan hanya Allah, engkau harus berpegang pada perintahNya”.
Kalimat berikut mengatakan “suaraNya harus kamu dengar”. Apa bedanya berpegang pada perintah dengan suaraNya harus didengar? Perintah itu bersifat legal, “saya berikan peraturan, kamu tunduk” suara itu bersifat relasi. SuaraNya harus didengar berarti ketika Tuhan berbicara kepada Saudara biarlah suara Tuhan menjadi sesuatu yang Saudara nikmati di dalam hidup. Saudara menikmati penghiburan dari Tuhan, Saudara menikmati dorongan dari Tuhan, menikmati nasihat dari Tuhan sebagai bagian hidup yang sangat indah. Inilah sebabnya dikatakan suaraNya harus kamu dengarkan, pada bagian terakhir dikatakan “kepadaNya engkau harus berbakti dan berpaut”. Berbakti berarti saya worship Tuhan di dalam seluruh aspek hidup. Saya kerjakan apa pun, saya kerjakan itu sebagai bagian perwujudan saya sedang menyembah Allah saya, saya sedang menyembah Tuhan yang memanggil saya, maka saya kerjakan apa pun saya kerjakan ini di dalam aspek itu. Ini adalah seruan dari Tuhan yang begitu agung. Saudara kerjakan apapun ini merupakan bagian dari worship yang Saudara berikan kepada Tuhan. Studi, keluarga, pekerjaan, apa pun yang Saudara kerjakan, Saudara sedang menyembah Tuhan. Ini adalah kalimat yang sangat dalam, perlu banyak pelajaran, perlu begitu banyak diskusi untuk bisa memahami ini dengan sangat dalam. Kita harus menyadari bahwa dalam apa pun yang kita kerjakan, kita sedang melakukan aspek menyembah Tuhan. Caranya? banyak, di dalam pekerjaan kita menyembah Tuhan, di dalam masyarakat kita menyembah Tuhan, waktu datang ke gereja kita sedang menyembah Tuhan. Lalu dikatakan berpaut kepadaNya, berpaut artinya kita meletakan seluruh nasib hidup kepada Tuhan. Berpaut berarti apa yang Saudara mau terjadi kepada Tuhan adalah sesuatu yang Saudara mau terjadi pada diri. Maksudnya adalah Tuhan akan menjadi bagaimana kita pun akan menjadi seperti itu. Ini merupakan suatu pernyataan untuk mau menjadi senasib. Mengapa orang menikah? Orang akan menikah mengatakan “bersamamu saya akan hadapi apa pun di depan. Saya memilih pribadimu lebih tinggi dari pada situasi apa pun. Situasi apa bisa terjadi, saya akan lalui bersama dengan kamu. Kamu sakit, saya akan ikut sakit. Kamu sehat, saya akan menikamti kesehatan itu bersama dengan kamu. Kamu miskin, saya akan miskin bersama dengan kamu. Kamu kaya kita akan berbagi sukacita bersama-sama” inilah namanya berpaut. Tuhan tidak mungkin miskin kan?! Tuhan tidak mungkin berada di dalam keadaan yang rusak. Maka ketika Saudara mengatakan “aku berpaut kepada Tuhan” bukan berarti Saudara mau berkatNya, tapi menyatakan Pribadi Tuhan lebih agung dari pada situasi apa pun. Saya bisa mengalami situasi apa pun, tapi keberadaan saya bersama Tuhan itu jauh lebih penting, jauh lebih agung, jauh lebih menyenangkan, inilah yang harus dimiliki untuk kita menyembah Tuhan. Maukah menyembah hanya Dia? maka mari taati perintah ini, mari belajar untuk mengikuti Tuhan, Tuhan berjalan di depan dan kita dibelakang. Mari belajar takut akan Dia, memberikan penghormatan yang besar karena kita kagum akan karakter Allah. Berpegang pada perintahNya berarti tidak berani membangkang perintah langsung Tuhan. SuaraNya harus kamu dengarkan berarti melatih kepekaan untuk dengar suara Tuhan di dalam nasihat, di dalam penghiburan maupun di dalam pimpinanNya. Lalu terakhir, saya berbakti kepada Dia dan saya berpaut kepada Dia, berpaut kepada Pribadi Allah karena Pribadi Allah adalah yang paling saya dambakan untuk berada di dekat saya. Seringkali orang yang dekat dengan orang lain di dunia ini mengatakan “saya lebih suka melewati segala kesulitan bersama dengan kamu dari pada melewati kesenangan sendiri”. Tapi berpaut itu adalah situasi di awal, itu yang Tuhan mau, situasi di awal yang harusnya bertahan. Situasi di awal di mana kita mengatakan “Tuhan, aku mau bersamaMu. Kalau Engkau menuju kepada tempat bahaya, saya bersama dengan Engkau di situ” ini kalimat yang agung sekali, ada perasan takut, gentar, tapi juga merasa indah ketika mengatakan kalimat ini. Jadi kalau kita mau berpaut kepada Tuhan, kita mengatakan “Tuhan kalau Engkau mau saya menjalani kesulitan di dalam dunia asalkan bersama Tuhan, saya siap” atau dalam kata lain bagi bangsa Israel “Tuhan, Engkau mau kami jalan di padang gurun sampai 40 tahun pun, kami siap”. Maka mari kita belajar ini, kita berpaut kepada Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan sungguh-sungguh menjadi orang yang mentuhankan hanya Allah. Firman pertama mengatakan “jangan ada allah lain di hadapanKu” mari kita taati dengan Ulangan 13 menjadikan Dia Allah yang harus diikuti, takut akan Dia, berpegang pada perintahNya, mendengar suaraNya, berbakti kepada Dia, dan berpaut dengan Dia. Kiranya Tuhan memberkati kita dengan kasih kepada Allah yang membuat kita hanya menyembah kepada Dia.
- 10 Hukum Taurat
- 3 Sep 2013
Hukum I : Jangan ada allah lain di hadapanKU
(Keluaran 20: 1-3, 6:1-7)
Ketika kita melihat Keluaran 20, Tuhan memberikan pola perjanjian yang mirip dengan pola perjanjian antara raja yang menang perang dengan bangsa yang ditaklukan. Dalam dunia Timur Dekat Kuno, kalau ada satu raja mengalahkan raja yang lain, maka dia bisa memilih cara untuk bertindak kepada kerajaan yang kalah itu. Yang pertama dia bisa bunuh semua orang, memastikan tidak ada yang bangkit untuk melawan dia kembali. Atau yang kedua, dia bisa membunuh semua laki-laki lalu mengambil semua perempuan untuk dijadikan budak. Atau yang ketiga, dia bisa mengambil orang-orang yang kuat untuk dijadikan orang pekerja rodi dan membunuh yang lain, mereka secara jumlah tetap kecil tetapi ada kekuatan laki-laki yang kuat dijadikan budak oleh bangsa yang memang. Jadi ada satu raj mengalahkan raja yang lain, dia akan menghancurkan kerajaan itu lalu memilih “saya akan apakan kerajaan yang kalah ini?”. Dan dari keputusan yang dia ambil, dia akan mengikat perjanjian “aku raja yang menang, sekarang memperbudak kamu. Aku raja yang menang, sekarang menaklukan kamu untuk menjadi bangsa jajahanku. Aku raja yang menang sekarang menyatakan semua kamu adalah budak-budak yang bekerja di dalam kerajaanku”. Ini kebiasaan yang terjadi di dalam bangsa-bangsa kuno. Satu bangsa yang mengubah kebiasaan ini adalah satu bangsa yang bernama Babel, karena ketika Babel menaklukan satu daerah, dia akan pilih orang-orang pintar yang muda lalu dibawa ke kerajaannya. Yang laki-laki tua dibiarkan disitu, yangkuat-kuat dan ahli perang semua dibunuh, karena dia tidak mau ada ancaman. Yang muda-muda dan pintar diambil, karena dia mulai menyadari otak lebih berharga dari pada otot. Orang bisa punya otot yang kuat, tapi kalau otaknya tidak ada, itu tidak banyak berguna bagi Babel. Karena itu dia ambil anak-anak muda, dia jadikan salah satu orang Babel lalu mulai dididik dengan kebiasaan Babel. Mereka akan diberikan nama-nama Babel, mereka akan diberikan pengetahuan-pengetahuan dari Babel, mereka akan diberikan iman agama kepada dewa-dewa Babel. Ini merupakan terobosan, karena sebelum Babel tidak ada bangsa yang melakukan hal itu. Sebelum Babel ada bangsa besar yang bernama Asyur, yang Asyur kerjakan adalah ketika menaklukan satu daerah, satu kelompok orang yang masih hidup diangkut lalu ditaruh di tempat yang lain untuk mengurusi tanah di daerh jajahan lain. Jadi yang dia kerjakan cuma cabut lalu taruh di tempat lain. Tapi Babel punya terobosan “saya mesti ambil anak-anak muda yang potensial lalu jadikan mereka pegawai-pegawai di kerajaan Babel”. Bisa dibilang Babel itu negara pertama yang memikirkan kemajuan budaya di dalam otak orang-orang yang berada di luar kerajaannya. Maka sebelum Babel, semua raja-raja akan menaklukan semua bangsa, lalu mengikat perjanjian “sekarang engkau budak saya. Karena engkau budak saya, maka engkau harus tunduk kepada syarat-syarat yang aku berikan. Lalu syaratnya ada beberapa poin. Waktu kita lihat Keluaran 20 sepertinya Tuhan bekerja dengan cara yang mirip. Tuhan memberikan perjanjian, Tuhan memberikan poin-poin yang harus ditaati, tapi kalimat awalnya sangat berbeda dengan kerajaan dunia ini. Karena kerajaan dunia mengatakan “aku memperbudak kamu” ini syaratnya, sedangkan Tuhan mengadakan “Aku membebaskan kamu, maka inilah syarat untuk kamu hidup di dalam perjanjian dengan Aku”. Tuhan tidak mengatakan “sekarang kamu budak saya”, Tuhan tidak menekankan “sekarang saya bebaskan kamu dari perbudakan, orang Mesir sudah tidak diikat oleh perbudakan”. Karena itu sekarang mereka mengikat perjanjian dengan Tuhan sebagai orang bebas. Sebagai orang bebas mereka mengikat perjanjian, dan Tuhan adalah Allah yang membebaskan mereka. Karena itu yang Tuhan mau mereka berikan kepada Tuhan adalah perasaan syukur “sebab saya sudah dibebaskan”. Ini merupakan hal yang sama yang Tuhan kerjakan bagi kita sekarang, kita sudah dibebaskan Tuhan dari dosa, maka Tuhan memerintahkan kepada kita bagaimana caranya kita harus hidup. Kalau kita belum dibebaskan dari dosa, kita masih berada di dalam belenggu dosa, semua kebenaran Firman yang diberitakan, kita tidak akan amini dan laksanakan. Tapi karena Tuhan sudah membebaskan kita, memberikan penebusan di dalam Kristus dan memberikan hidup baru di dalam penyucian darah Kristus, maka kita sekarang boleh mengikat perjanjian dengan Tuhan. Inilah cara Tuhan bekerja, diselamatkan dulu lalu diikat perjanjian, diselamatkan dulu lalu diatur bagaimana cara kamu harus hidup. Tidak ada orang yang merasa Tuhan hutang sama dia kalau dia mengerti cara ini. Tidak ada orang yang merasa “saya merasa rugi kalau Tuhan panggil saya” kalau dia mengerti cara ini. Sebab Israel yang sudah dibebaskan dari Mesir sekarang adalah bangsa yang bebas, lalu mereka mengikat perjanjian dengan Tuhan dan Tuhan berikan syarat-syarat perjanjian setelah mereka dibebaskan. Waktu kita dibebaskan dari dosa, kita bisa datang kepada Tuhan, tapi dunia ini menawarkan konsep yang palsu, “kamu mengapa datang kepada Tuhan? mengapa kamu mengorbankan kebebasanmu untuk datang kepada Tuhan?”. Banyak orang Kristen yang merasa kalau setia kepada Tuhan itu adalah satu perbudakan yang berat, satu pembatasan kebebasan. Dunia menawarkan kebebasan untuk membelenggu manusia. Tuhan membebaskan manusia untuk manusia rela tunduk kepada Tuhan, ini beda sekali. Dunia menawarkan bebas tapi setelah kita dihisap ke dalam, kita susah sekali untuk keluar. Sedangkan kalau kita ikut Tuhan, Tuhan akan bebankan salib yang adalah ringan dan enak, demikian kata Tuhan Yesus. Orang yang melayani Tuhan capek, setelah capek tetap ada sukacita. Ada orang yang terikat dengan hobinya, ada orang yang terikat dengan kenikmatan-kenikmatan waktu santai. Ada anak muda yang terlalu banyak santai, ketika disuruh kerja, sudah tidak bisa mengerti bagaimana cara kerja. Inilah penyakit-penyakit dunia yang menawarkan kebebasan semu, tetapi setelah Saudara masuk ke dalam kebebasan, kebebasan itu menjadi belenggu. Orang yang sudah terbelenggu oleh dunia bertanya “ada tidak cara keluar?” Tuhan akan mengatakan “Saya yang akan bebaskan kamu”. Maka perbudakan Israel oleh Mesir menjadi lambang perbudakan dunia ini terhadap orang-orang yang hidup sekarang. Mesir dulu adalah negara dengan budaya yang sangat maju. Mereka punya konsep pikir yang tidak hanya di dunia ini, tapi juga dunia yang akan datang. Mereka membuat mumi dari orang-orang yang sudah mati, karena mereka tahu jiwa mungkin akan kembali lagi, waktu jiwa balik lagi setidaknya tubuhnya masih ada. Mereka punya tekhnologi yang mengherankan orang sekarang. Orang Israel kalau disuruh memilih ikut Tuhan di padang gurun atau ikut belenggu Mesir tapi ditempat budaya maju seperti di Mesir, mereka akan pilih lebih baik di Mesir. Kita bingung, waktu lihat Mesir begitu berkilau, Mesir menawarkan hal yang begitu indah, tapi waktu di dalam saya diperbudak, saya tidak beribadah kepada Allah sejati, saya tidak punya kebebasan, saya diperintah-perintah. Tetapi kalau saya ikut Tuhan, saya dibebaskan, tapi saya ikut Tuhan di padang gurun. Orang Israel belum mengerti bahwa ikut Tuhan itu yang terbaik, orang Israel belum bisa melihat bahwa kalau ikut Tuhan segala keindahan dunia redup. Ini yang Tuhan mau orang Israel mengerti, maka Dia katakan “Aku bebaskan kamu, setelah engkau bebas, Aku memberikan peraturan kepada kamu”. Allah kita bukan Allah penindas. Kalau Saudara baca Perjanjian Lama dan sepertinya Allahnya kejam, Saudara salah baca. Karena banyak bagian di mana Allah terlalu cinta kepada Israel, sehingga kesabaranNya menunjukkan cinta kasihNya yang besar. Bagian ini mengatakan “Aku sudah membebaskan kamu maka Aku mengikat perjanjian”. Bandingkan dengan raja lain “aku sudah taklukan kamu, maka kamu harus menurut kepada saya”. Tapi Tuhan mengatakan “sekarang kamu bebas, sekarang Saya ikat perjanjian dengan kamu”. Waktu Tuhan menyatakan peraturan, Dia mengatakan “kalau Israel menyembah dewa-dewa lain, Saya akan buang Israel” tapi pada faktanya Tuhan belum buang sampai ratusan tahun. Israel ketika terpecah, yang Utara baru Tuhan buang kepada Asyur, tahun 700an sebelum masehi. Yang Selatan Tuhan buang kepada Babel, tahun 500an sebelum masehi. Berarti Tuhan ratusan tahun sudah bersabar kepada mereka. Kalau Tuhan tidak sabar, tidak mengasihi, maka kita yang salah baca. Lalu apakah Perjanjian Baru itu Allahnya pengasih, pemaaf, tidak menghukum, salah! Ananias dan Safira adalah contoh yang dihukum, waktu mereka memberi janji iman, mereka menipu, maka matilah. Jadi waktu Perjanjian Baru Tuhan juga menghukum, Perjanjian Lama Tuhan juga mengasihi dan adil. Tuhan juga mengasihi dan adil di Perjanjian Baru. Maka sifat Tuhan yang tidak berubah terus dinyatakan di sepanjang Alkitab kita. Mari kita peka melihat. Tuhan mengikat perjanjian dengan Israel, lalu Tuhan mengatakan ada rangkuman 10 pengajaran dan kita sampai pada yang pertama. Tuhan mengatakan “jangan ada padamu allah lain dihadapanKu”. Pdt. Stephen Tong mengatakan di hadapanKu berarti Tuhan tidak mau ada orang menyembah Tuhan sambil hatinya selain condong kepada Tuhan juga condong kepada dewa-dewa lain, juga condong kepada hal-hal yang lain. Tuhan mau ada satu hati yang utuh dipersembahkan kepada Tuhan waktu orang itu menyembah Tuhan. Saya harap selain mendengarkan khotbah ini, Saudara juga terus mendengarkan bagian-bagian lain, banyak orang penting membahas 10 Hukum. Pdt. Stephen Tong mengatakan waktu kita datang kepada Tuhan, dihadapan Tuhan jangan ada allah lain. Waktu Saudara datang, fisik Saudara sujud kepada Tuhan, hati Saudara sujud kepada yang lain, ini adalah pelanggaran. Maka kita harus mengerti bagaimana caranya kita harus menyembah Tuhan dengan hati yang sungguh dan bagaimana caranya kita meng-Tuhankan hanya Dia dan tidak yang lain. Kita orang Kristen yang sudah benar-benar Kristen pasti tidak mau memiliki dewa-dewa lain di dalam diri. Tapi ada orang lain yang masih bingung antara beribadah kepada Tuhan atau beribadah kepada dewa-dewa lain. Ada yang suka menggabungkan seluruh dewa-dewa itu dan mengatakan “biarlah saya diperkaya dengan banyak dewa”. Tapi kalau kita suah bersungguh-sungguh kepada Tuhan, yang kita sudah tidak percaya lagi ada kekuatan-kekuatan apapun, tetapi mungkin dalam hati masih ada hal yang lebih kita idam-idamkan dari pada Tuhan, inilah yang dimaksudkan ada allah lain. Mengapa Allah menyatakan hanya Dia yang harus disembah sebagai Allah? Jawabannya ada beberapa poin di Kitab Kejadian dan nanti akan kita fokuskan di Kitab Keluaran 6.
Di dalam Kejadian 1, Tuhan mengatakan “Aku adalah Allah Pencipta” Dialah satu-satunya yang mencipta, tidak ada yang lain. Ada mitologi kuno yang anehnya bukan main, ada yang mengatakan 2 kekuatan dewa yang berkelahi, kemudian ketika berkelahi ada 1 dewa yang dipenggal kepalanya lalu dipotong badannya. Darahnya mengalir lalu menjadi sungai Efrat, dan badannya membusuk lalu muncullah manusia dari badannya, jadi kita ini bangkai dewa, mengerikan sekali. Tetapi Allah mengatakan Dialah satu-satunya Pencipta, Dia mencipta dengan maksud Dia tidak mencipta karena kebetulan terjadi. Manusia tidak kebetulan terjadi. Tetapi kalau manusia mau menyingkirkan Sang Pencipta, dia akan mengatakan kita ini kebetulan terjadi, kamu bisa ada karena ada proses evolusi. Kalau ini benar, berarti manusia muncul karena satu proses random yang tidak ada lagi urutan, tidak ada lagi aturan, tidak ada lagi tujuan. Kalau saya percaya hukum dan aturan mengapa saya percaya semua muncul dari ketidakteraturan. “Oh, semua teratur kok”, “siapa yang atur?”, “siapa saja boleh, asal bukan Tuhan”. Mereka menolak Allah sebagai Pencipta, maka seluruh ciptaan menjadi meaningless. Hanya agama Kristen, hanya iman Alkitab yang menyatakan ada Allah pencipta sekaligus Allah pengatur dan Allah pemberi hukum. Kalau Allah Pencipta, Pengatur dan Pemberi hukum, maka ciptaanNya dan keteraturanNya dan hukumNya selalu akan sinkron, tidak mungkin tidak sinkron. John Frame pernah membahas, dia mengatakan “coba cari sifat-sifat Allah di dalam teologi, konsep-konsep doktrin Allah yang ketat, Saudara pelajari. Lalu pelajari ilmu Fisika, Saudara akan menemukan banyak prinsip-prinsip dalam ilmu Fisika paralel dengan sifat-sifat Allah” ini merupakan sesuatu yang dia kemukakan. Karena Allah adalah yang mencipta maka semua peraturan alam akan paralel dengan sifat Dia. Dan semua peraturan unutk mengatur hidup manusia akan sesuai dengan sifat Tuhan dan applicable dalam ciptaan yang Tuhan sudah ciptakan. Ini yang namanya keutuhan iman Kristen. Tetapi kalau manusia putuskan “Allah tidak mencipta”, maka mereka harus dengan kreatif menciptakan sang pencipta baru. Yang bisa menjembatani Sang Pencipta dan ciptaan hanyalah Kristus, karena Kristus mengambil rupa ciptaan, tetapi Dia sendiri tetap bukan ciptaan. Dia adalah Sang Pencipta yang rela mengambil posisinya ciptaan. Inilah dunia yang kita mengerti, alam semesta yang kita mengerti, semuanya dimulai dari perkataan “Tuhan berfirman, jadilah” maka semua jadi. Kalau Dia yang menciptakan semua, apakah ada yang boleh disembah selain Dia. Malaikat tidak boleh disembah, karena mereka hanya ciptaan. Yohanes Calvin sudah tulis tentang kebodohan manusia, ia mengatakan “manusia sombong tapi sayang bodoh” dan kita termasuk manusia, jadi kita mesti rendah hati mengatakan “iya, saya manusia yang sombong dan juga bodoh”. Calvin mengatakan “bayangkan betapa bodohnya manusia menolak menyembah Allah yang menciptakan segala sesuatu karena kesombongannya. Tapi setelah itu dia ditipu oleh iblis untuk menyembah ciptaan”. Jadi manusia menolak Sang Pencipta, lalu ditipu iblis sedikit sudah menyembah ciptaan. “Siapa yang kamu sembah?”, “aku menyembah setan. Jadi banyak orang anti menyembah Tuhan, tapi dia lupa fakta bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta. Ketika Allah mengatakan “jangan ada allah lain” itu adalah karena semua allah lain palsu. Ini alasan pertama mengapa tidak boleh ada allah lain, karena hanya Dia Sang Pencipta.
Lalu alasan kedua, karena hanya Allah yang punya kuasa paling agung, paling besar, paling tinggi, paling mulia diantara segala sesuatu yang lain. Saudara tidak mungkin sembah kekuatan yang lebih rendah dari kekuatan Allah karena kalau Saudara sembah kekuatan yang lebih rendah dari kekuatan Allah, Allah akan menjadi seteru Saudara dan Saudara tidak punya lagi pertolongan untuk menghadapi murkaNya. Di dalam Alkitab dikatakan Allah menciptakan langit bumi, Allah menciptakan bintang dan matahari. Orang zaman dulu percaya bintang, matahari dan bulan itu adalah kuasa-kuasa dewa, tapi Allah mengatakan “Aku ciptakan mereka”. Dan Allah menyatakan dengan jelas di dalam Kejadian 1 “Aku menciptakan jadilah benda-benda penerang untuk menolong menentukan waktu” jadi fungsinya cuma untuk menerangi dan menolong menetapkan waktu, tidak ada kaitan antara bintang dan nasib Saudara. Allah Sang Pencipta mengatakan fungsi mereka hanya petunjuk, mereka tidak punya kuasa apa pun. Orang zaman dulu sangat menyembah benda-benda langit, orang Mesir sembah matahari, orang Mesopotamia sembah bulan. Tapi Alkitab mengatakan semua dijadikan oleh Tuhan. Tuhan menciptakan benda-benda langit, Tuhan menciptakan semuanya. Saudara tidak perlu takut orang mengerjai saudara, kalau Saudara benar-benar beriman kepada Kristus, tidak ada kuasa lebih tinggi dari Allah. Maka Allah mengatakan “dilarang ada allah lain” karena memang tidak ada yang kuasanya melampaui kuasa Allah. Setan tawarkan kuasa-kuasa, Alkitab bilang tidak ada kuasa ciptaan bisa mengalahkan kuasa Sang Pencipta. Kuasa ciptaan adalah kuasa dalam level ciptaan. Malaikat, iblis dan segala jenis makhluk yang Tuhan ciptakan, tidak ada yang mampu mempunyai kuasa yang menandingi Tuhan. Mengapa hanya boleh menyembah kepada Tuhan? karena hanya Tuhan yang mempunyai kuasa, hanya Dia yang berhak disembah, ini alasan kedua.
Alasan ketiga, karena Dia selain mencipta, Dia juga memelihara ciptaanNya. Tuhan memelihara seluruh ciptaan, Tuhan menjadikan musim-musim yang teratur, Tuhan memberikan makanan ketika manusia membutuhkan makanan. Alkitab mengatakan “lihatlah semua binatang di padang, ketika mereka ingin makan, mereka cari Tuhan memberikan makanan. Lihat anak-anak burung yang ada di sarang, waktu mereka minta makan, mereka lihat ke Tuhan lalu mohon Tuhan yang beri”. Ini adalah perumpamaan yang bagus. Saudara kalau lihat anak burung yang masih kecil di sarang, ketika mereka lapar, mereka terus lihat ke atas sambil buka mulut, dan mereka beriman suatu saat ada yang taruh makanan ke paruhnya, entah itu induknya, entah itu orang yang memeliharanya, pokoknya buka mulut nanti akan ada makanan yang masuk. Ini menyatakan “oh, Tuhan aku minta Engkau yang memelihara saya karena Engkau yang menciptakan saya”. Di Mazmur sudah dikatakan seluruh binatang mengharapkan makanan dari Tuhan, seluruh bangsa mendapatkan hujan dari Tuhan, demikian dikatakan Kisah Para Rasul 14 dan 17, seluruh kebaikan Tuhan berikan karena Dia adalah pemelihara. Kalau Dia adalah Sang Pemelihara bagaimana mungkin kita tidak dihukum kalau kita menerima pemeliharaan itu lalu menyembah Allah lain, tidak mungkin tidak dihukum. Seringkali orang tanya “pak, kalau ada orang tinggal di daerah terpencil, belum kenal Tuhan tidak pernah dengar berita Injil, belum pernah ada misionaris datang, lalu dia mati, dia akan dihukum atau tidak?” saya akan bilang “iya, dia dihukum, karena dia sudah terima kebaikan dari Tuhan”. Kisah Para Rasul 14, Paulus mengatakan “seluruh kebaikan Tuhan berikan dengan satu tujuan supaya penerima kebaikan itu cari siapa Pemberi kebaikan itu lalu datang kepada Tuhan”. Tapi manusia tidak tahu berterima kasih, dapat kebaikan cari berhala, dapat kebaikan bersyukur kepada dewa-dewa, dapat kebaikan menganggap ini kekuatan diri dan tidak percaya kepada Tuhan, inilah dosa yang terjadi di tengah-tengah manusia. Kita tidak bisa mengatakan kita bebas dari hutang karena sudah berbuat baik pada orang lain. Sama dengan orang baik ke yang lain, tapi berhutang kepada Tuhan. Maka kalau engkau hutang sama Tuhan, tidak ada yang luput dari penghakiman Tuhan. Itu sebabnya Alkitab mengatakan semua orang yang dicipta, Tuhan berikan anugerah begitu baik supaya mereka bersyukur kepada Allah, tapi tidak ada satu pun yang bersyukur kepada Allah. Mengapa kita hanya menyembah Allah? Karena hanya Dia sumber kebaikan. Orang Israel pikir saya menyembah Tuhan karena Tuhan pintar berperang, tapi untuk kesuburan saya minta kepada Baal. Baal dewa kesuburan, Tuhan dewa perang, kalau perang datang kepada Tuhan, kalau minta makan datang kepada Baal. Tapi Tuhan mengatakan “bukan Baal, tapi Akulah pemberi makanan, Akulah pemberi kesuburan”. Itu sebabnya di zaman Elia, Tuhan menutup langit dan tidak ada hujan turun. Padahal orang Israel yang menyembah Baal percaya bahwa Baal itu pemberi hujan. Di dalam mitologinya dikatakan Baal itu sering mati, dan kalau sudah mati dia turun ke laut, dia bertarung dengan dewa laut lalu kalah, tapi kemudia dia bangkit, naik ke awan, setelah itu dia akan turun dalam bentuk hujan. Tidak ada sumber kebaikan selain Tuhan. Saudara minta penyertaan kepada Tuhan, mengandalkan hidup hanya kepada Tuhan, minta perlindungan hanya kepada Tuhan. Terkadang kita salah berpikir kalau orang Reformed tidak boleh minta-minta yang terlalu serakah kepada Tuhan, saya katakan “Saudara boleh minta apa pun kepada Tuhan, tapi kalau Tuhan jawab tidak, jangan marah”. Saudara mau minta apa saja terserah, mau minta mobil yang baru karena mobil yang lama sudah jelek, lalu Tuhan beri ya puji Tuhan. Tapi kalau Saudara minta, Tuhan bilang “Saya akan bikin mobilnya diambil lalu ganti motor saja” Saudara harus rela terima. Saudara minta, silahkan, karena permintaan Saudara menunjukkan Saudara tahu siapa sumber berkat. Itu sebabnya di dalam Doa Bapa Kami dikatakan “berikanlah kepada kami makanan kami pada hari ini yang secukupnya” itu merupakan permintaan yang sederhana. Karena dikatakan : Tuhan berikan kami makanan pokok. Allah adalah sumber berkat karena itu hanya Dia yang disembah, tidak boleh ada dewa lain, tidak ada kekuatan yang lain, tidak ada apa pun yang lain yang bisa memberikan pemeliharaan dan penghidupan kepada Saudara. Ini adalah hal ketiga.
Yang keempat adalah yang kita baca dalam Keluaran 6, mengapa hanya menyembah Allah? karena Dia yang menebus umatNya, memberikan cinta kasih yang spesial kepada umatNya. Kalau kepada seluruh bangsa Tuhan memberikan berkat secara umum, kepada umatNya Tuhan memberikan berkat menyelamatkan. Kalau kepada seluruh dunia Tuhan memberikan pernyataan umum melalui alam, kepada umatNya Tuhan memberikan wahyuNya secara khusus. Maka bagian ini Tuhan mengatakan “Akulah Tuhan, Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai yang Mahakuasa, tapi dengan NamaKu Tuhan, Aku belum menyatakan Diri”. Nama Tuhan adalah Nama perjanjian, Dia mengikat perjanjian dengan Israel, ini merupakan satu langkah maju dari revelasi wahyu yang Tuhan mau berikan kepada umatNya. Sekarang Tuhan sampai pada tahap yang baru, memanggil umat Tuhan yang merupakan bangsa Israel, lalu Tuhan mengatakan “Saya sudah menyatakan Diri kepada Abraham sebagai kepala perjanjian kepada Ishak dan Yakub”. Apa maksudnya Tuhan menyatakan Diri kepada Abraham, dan karena itu Tuhan menyatakan Diri kepada Israel? Di dalam surat Paulus, Paulus mengatakan ini maksudnya adalah Tuhan mengikat perjanjian dengan Abraham, maka Tuhan memanggil Israel. Mengapa Tuhan mengikat perjanjian dengan Abraham? Karena Tuhan yang memanggil Abraham keluar untuk menjadi orang yang beriman kepada Tuhan. Karena hanya yang beriman kepada Tuhan yang benar-benar masuk dalam umat perjanjian ini. Inilah hal keempat. Kalau Tuhan memberikan kebaikan yang begitu banyak kepada orang yang biasa, lalu Tuhan menunjukkan kasih keselamatan kepada umat pilihan. Maka kalau Israel menyembah allah yang lain, ini sudah terlalu keterlaluan, karena Tuhan hanya menyatakan Diri hanya kepada Israel. Tuhan mengatakan “Aku menjalin relasi dengan kamu, mengikat perjanjian karena janji kepada Abaraham”. Lalu ayat 4 “bukan hanya karena Aku berjanji kepada Abraham, tapi juga karena Aku sudah mendengarkan seruan pertolonganmu”. Jadi kepada umatNya, Tuhan memberikan keselamatan, Tuhan memberikan belas kasihan, ini merupakan relasi yang spesial sekali. Tuhan memberikan belas kasihan, Tuhan memberikan anugerah yang limpah sekali kepada umat pilihanNya, supaya mereka boleh beribadah kepada Tuhan dan hanya menyembah keapda Tuhan.
Ini adalah bagian pertama dari Hukum Pertama, mengapa hanya boleh Allah yang disembah? Mengapa tidak boleh ada Allah yang lain? Karena hanya Allah yang mencipta, tidak ada illah lain yang ikut mencipta. Karena hanya Allah pemilik kuasa, tidak ada kuasa lain menyamai kuasa Allah. Karena hanya Allah yang memelihara, tidak ada sumber lain yang bisa menopang dan memeliahra kita. Yang terakhir, karena Allah menyelamatkan sehingga kita boleh menjadi umatNya. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk sujud dan menyembah illah/ kuasa lain.