– The Spacious Firmanent on High –

Franz Joseph Haydn, (1732-1809) adalah seorang komposer musik pada zaman klasik abad ke-19, lahir di Austria, Haydn dikenal selama hidupnya sebagai Bapak Simfoni dan Bapak String Quartet, sayangnya di zaman ini kepopuleran simfoninya dibayangi oleh muridnya Beethoven dan String Quartetnya oleh sahabat karibnya Mozart.

Ketika Haydn berada di Inggris pada tahun 1791-1795, ia menonton beberapa karya G.F Handel yaitu “Messiah” dan “Israel in Egypt” yang dipentaskan dengan skala besar. Sebagai orang yang takut akan Tuhan, Haydn tergugah dan terinspirasi oleh karya-karya agung Handel yang didedikasikan untuk kemuliaan Tuhan. Lalu Haydn menciptakan satu oratorio besar berjudul The Creation (Die Schöpfung), yang mengisahkan Kisah Penciptaan yang diramu dari Kitab Kejadian dan Mazmur, dan untuk melengkapi narasinya Haydn mengutip dari buku “Paradise Lost” karya John Milton. Karya yang berdurasi kira-kira satu jam setengah ini sarat akan pengaruh dari musikalitas karya-karya Handel yang ia pernah tonton.

Namun dalam proses penciptaan karya ini, Haydn mengalami sedikit kesulitan dalam menciptakan bagian klimaks dan konklusi dari penciptaan alam semesta pada akhir hari ke-4 Penciptaan. Merasa buntu, Haydn berkunjung kepada William Herschel, seorang ilmuwan Kristen yang mendalami ilmu astronomi dan seorang komposer musik pada zaman itu. Herschel pada zaman ini sebagai penemu planet Uranus.

Lewat teleskop dan hasil observasinya, Herschel memperlihatkan adanya keteraturan dalam pergerakan tata surya yang pada zaman itu baru dibuktikan lewat hukum gerak ke-3 Isaac Newton. Setelah mengunjungi Herschel, Hadyn meng- kombinasikan hasil temuannya dengan mengutip Firman Tuhan dari Mazmur 19:1-3, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.”. Lalu Haydn mencatat dalam akhir partitur lagu ini tertulis, “Terpujilah nama Tuhan”. Lalu lagu ini diadaptasikan untuk menjadi sebuah himne “The Spacious Firmament on High (Alam semesta memuliakan Allah)” (KPPK no. 58).

Kita bersyukur kepada Tuhan karena di tengah gelombang musik Kristen zaman ini yang dangkal, kita dapat melihat ke dua abad yang lalu, seorang Joseph Franz Haydn, menciptakan himne yang begitu indah, yang lewat musik dapat melukiskan keteraturan alam semesta, yang berjalan dalam gerakan yang tertib secara matematis, di dalam kebijaksanaan yang Mahakuasa, yang ciptaan-Nya memperlihatkan kepatuhan kepada Allah Pencipta.