Ayat 25 dikatakan “syukur kepada Allah oleh Yesus Kristus Tuhan kita”, doxology, luar biasa. Pergumulan di ayat 24 “aku manusia celaka, siapa yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?”, dan ditutup dengan ucapan syukur “syukur kepada Allah oleh Yesus Kristus Tuhan kita”, apa yang disyukuri? “kamu di bawah kuasa dosa, diserang dosa dan Taurat menjadi pengutuk kamu, kamu menjadi hancur karena Taurat. Tapi beryukur karena Kristus”, bersyukur kepada Allah karena Kristus. Kristus membebaskan kita. Bagaimana Kristus membebaskan kita? Poin yang mau ditekankan adalah Kristus membebaskan kita dengan mengambil apa yang tadinya dikuasai oleh dosa. Dosa membuat kita indirect conflict dengan creational order, konflik dengan tatanan ciptaan Tuhan. Yesus Kristus datang untuk balikan itu. Maka efek dari dosa yaitu kematian, itu ditanggung oleh Kristus. Apa yang kacau yang dibawa oleh dosa, itu dialami oleh Kristus. Kristus mengalami dosa meskipun Dia tidak menjalankan dosa. Maka Paulus sedang mengulangi apa yang dia bahas di pasal 5 mengenai Kristus. Apa yang dikerjakan oleh Kristus? Yang dikerjakan oleh Kristus adalah Dia membawa Saudara dari diserang dosa dengan menggunakan Taurat untuk pindah dari keadaan kedagingan menjadi rohani. Bukan engkau yang minta, bukan engkau yang berjuang, Dia yang pindahkan. Bersyukur kepada Allah di dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Allah yang pindahkan, Allah yang ubah, Allah yang memberikan kepada kita posisi sehingga kita menjadi milik Tuhan dan dengan demikian kemanusiaan kita sudah disempurnakan oleh Tuhan sebelum segala efek dosa itu dimatikan, ini kalimat yang perlu kita pegang. Segala hal yang diperlukan untuk memunculkan kemanusiaan kita belum terjadi. Tapi seluruh pertimbangan, penilaian Tuhan mengenai posisi kita sebagai manusia sejati sudah diberikan. Dalam pandangan Tuhan kita sudah beres, pindah dari keadaan kacau ke dalam keadaan rohani. Siapa yang pindahkan? Kristus dalam pekerjaan Roh Kudus. Lalu bagaimana, setelah saya menjadi Kristen mengapa saya masih bergumul dengan hal-hal ini? Paulus sedang mengatakan bahwa apa yang Tuhan mau kamu kerjakan adalah mengikuti apa yang Kristus sudah lakukan yaitu memberikan status, memberikan kejelasan posisi kepadamu, kamu sudah pindah. Kamu bukan lagi dalam kedagingan, tapi kamu ada di dalam keadaan baru di dalam Tuhan. Dalam keadaan baru ini, Saudara sadar bahwa kita mempunyai keharusan berperang dengan hal-hal lama yang masih ada. Saudara dan saya diharuskan berperang melawan dosa, mematikan dosa. Matikan dalam dirimu apa yang masih ada. Bagaimana cara mematikan? Mirip dengan apa yang Kristus sudah lakukan. Kristus mengalahkan dosa dengan menyadari apa yang harus Dia kerjakan untuk meniadakan dosa adalah masuk ke dalam wilayah itu. Manusia sudah berdosa, Dia menjadi manusia. Manusia mati karena dosa, Dia mati karena dosa manusia. Manusia dihancurkan karena dosa, Yesus dihancurkan karena dosa. Apa yang dikerjakan oleh Yesus mengakhiri periode yang lama. Karena kalau peperangan antara dosa dan manusia adalah untuk mematikan manusia, ini yang Paulus ajarkan di bagian sebelumnya. Kematian Kristus membuat dosa tidak lagi bisa menyerang kita untuk mematikan kita. Kalau dosa tidak bisa mematikan kita, berarti beres? Tidak bisa beres, karena dosa bertindak untuk tetap menghancurkan meskipun tidak bisa mematikan lagi. Efek dari dosa sudah berakhir, Saudara dan saya sudah mati di dalam Kristus. Tetapi kebangkitkan Kristus membuat peperangan ini berlanjut tanpa ada kemungkinan dosa menang. Ini gambaran perang yang indah sekali. Ketika seseorang punya tujuan dan tujuan itu tercapai, dia tidak bisa lagi mengerti apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dosa sudah menghancurkan manusia, tapi dosa gagal mematikan manusia selamanya, karena manusia bangkit di dalam Kristus. Setelah manusia bangkit, apakah perang berakhir? Tidak, perang terus dilakukan tanpa ada kemungkinan dosa menang. Puji Tuhan, dosa tidak lagi berkuasa untuk menang. Tapi dosa tetap bekerja untuk merongrong kemanusiaan. Ini menarik, karena dosa itu kekuatan, naturalnya begitu, itulah sifatnya dosa. Dia cuma tahu merongrong dan merusak kemanusiaan, Maka pertanyaan sekarang bukan lagi apakah engkau sudah selamat di dalam Tuhan? Tapi apakah kamu menikmati hidup sebagai manusia, apakah engkau menikmati kemanusiaanmu? Jika Saudara menjawab “tidak”, lakukan sesuatu, jangan biarkan begitu saja, Saudara mesti berjuang. Berjuang melawan dosa yang merongrong engkau. “Apa dosa yang sedang merongrong aku?”, apa pun itu adalah sesuatu yang akan menghancurkan kemanusiaanmu, indirect conflict dengan creational order. Tuhan menciptakan manusia untuk apa, mari kembali ke situ. Ini satu hal yang Saudara harus perangi, karena diri kita cenderung untuk menjadi sangat egois, “kalau orang tidak egois bagi saya, saya akan hantam dia”, mari matikan itu.