Demikian juga ketika Tuhan membebaskan Israel dari mesir, Tuhan menyiapkan tempat yang juga akan menjadi Bait, yaitu Tanah Kanaan. Ini Baitnya besar sekali, meskipun kecil kalau dibandingkan dengan ukuran negara kita. Tanah Israel itu tidak lebih besar dari Jawa barat, lebih kecil dari Jawa barat. Mungkin Saudara akan mengatakan “mengapa kecil sekali?”. Tapi Tuhan ingin sebenarnya dari Israel akan muncul keselamatan bagi bangsa-bangsa lain. Tuhan pilih bangsa yang kecil dan Tuhan memberikan kepada mereka lokasi yang juga kecil. Kadang-kadang kita tidak mengerti cara Tuhan bekerja, mengapa Tuhan bekerja dengan menyatakan pekerjaan yang dimulai dari sangat-sangat rendah, sangat kecil, sangat tidak berarti. Tuhan memulai memanggil Israel melalui keadaan budak, Israel yang adalah keadaannya masih budak. Lalu Tuhan arahkan mereka untuk tinggal di Tanah Kanaan yang kecil itu. Tetapi Saudara bisa ingat apa yang Tuhan katakan, “Aku memberikan kamu tanah yang berlimpah susu dan madunya”. Susu dan madu di dalam pengertian orang dulu, ini adalah makanan bagi anak kecil. Ini makanan bagi anak kecil dan berarti Tuhan sedang menyatakan bahwa Dia adalah ibu yang memelihara Israel seperti ibu yang memelihara bayi. “Aku akan menggendong kamu di tempat itu”, itu kira-kira pengertiannya. Maka Tuhan pakai susu dan madu, sebenarnya ada banyak hasil tanah dari Israel, ada banyak hasil tanaman yang juga bisa dibanggakan, ada zaitun, kemudian anggur, juga ara dan hasil-hasil lain, misalnya emas. Mungkin lebih baik kalau dikatakan “Aku akan memimpin kamu ke tanah yang berlimpah emasnya”, itu lebih cocok, mata kita juga lebih terbuka kalau lihat itu dari pada susu dan madu. Tapi penekanan susu dan madu adalah penekanan bahwa Tuhan pelihara Israel seperti ibu pelihara bayi. Bayi diberikan susu, lalu setelah dia agak besar sedikit ditambahkan madu. Tuhan mencintai umatNya dan memberikan tempat seperti ibu memberikan tempat bagi bayi. Tapi pesan ini juga mengandung pengertian bahwa Israel adalah awal. Saudara kalau melihat bayi, Saudara akan menganggap ini adalah awal kehidupan dari seorang dewasa. Saudara tidak bertanya kepada bayi itu “kamu sudah melakukan apa dalam hidup?”, tapi Saudara akan doakan supaya dia melakukan hal yang penting nanti. Maka keadaan Israel sebagai awal dari pekerjaan besar Tuhan ini yang Tuhan nyatakan, “Aku berikan kamu tempat sebagai seorang bayi yang Aku pelihara”. Tuhan memberikan Tanah Israel dan menyatakan bahwa Tuhan memelihara mereka seperti ibu memelihara anaknya. Di dalam zaman post modern, seringkali kaum feminis membaca dengan sinis berita Kitab Suci dan mengatakan “ini terlalu bersifat patriarkal, terlalu bersifat ke laki-lakian, perempuan seperti tidak ada tempat”. Kemarin di seminar tentang Tritunggal, saya sudah membahas kesalahan berpikir kalau tidak memiliki konsep Tritunggal di dalam melihat oposisi biner ini, laki-laki perempuan. Ini kan gaya pembacaan yang ditawarkan Derrida, dekonstruksi. Di setiap tulisan itu akan ada oposisi biner dan biasanya penulis akan menekankan satu dan mengabaikan yang lain. Kalau menekankan baik, yang jahat disingkirkan. Kalau menekankan laki-laki, perempuan disingkirkan. Tugas kita sebagai pembaca, kata Derrida adalah menggali oposisi biner yang ditekan itu, menggali pembacaan yang ditekan oleh si penulis. Jadi kalau penulis menekankan laki-laki, mari kita gali peran perempuan. Tapi kita tidak perlu melakukan itu karena di dalam menekankan laki-laki, seharusnya perempuan diangkat. Ini kalau kita mengerti konsep Tritunggal, kita tidak bahas itu sekarang. Ketika mereka membaca dan mengatakan “mengapa tidak ada peran perempuan”, tapi peran perempuan diberikan bukan untuk menjadi levelnya laki-laki. Maksudnya, ketika laki-laki dibahas 50%, perempuan juga harus 50% baru sama, tidak. Tapi sama seperti kita memahami Tritunggal yang menekankan satu pribadi, sudah meng-include pribadi yang lain. Saudara berdoa kepada Bapa, di dalam doa kepada Bapa kita juga sudah berkomunikasi dengan Anak dan Roh Kudus karena ada yang namanya perikoresis, hadir bersama-sama. Demikian ketika laki-laki ditekankan, perempuan diangkat oleh kasih. Ini yang seharusnya terjadi, tapi karena manusia jatuh dalam dosa itu tidak terjadi. Yang ditekankan justru mengopress yang tidak ditekankan, yang menjadi kepala menekan yang dikepalai, ini yang terjadi karena dosa, seharusnya tidak seperti itu. Tapi apakah tidak ada gambaran perempuan di dalam mengenal Allah? Ada, salah satunya adalah aspek Allah sebagai Ibu yang memelihara Israel yang masih bayi. Tuhan memberikan tanah yang berlimpah susu dan madunya. Mengapa susu? “Karena kamu belum sanggup makan makanan keras. Tuhan merawat kamu sebagai anak yang baru masuk dalam awal tahap kehidupannya”. Dan berarti Tuhan punya rencana besar bagi Israel, bukan cuma Israel menjadi Israel seperti Israel waktu dipanggil Tuhan keluar dari Mesir, tapi Israel diharapkan oleh Tuhan akan menjadi bangsa yang memberikan pengaruh besar di bumi ketika mereka dewasa nanti. Siapa membawa Israel menuju kedewasaan? Kalau kita baca dari kitab-kitab belakangan dari Perjanjian Lama yang akan membawa Israel menuju kedewasaan adalah Sang Anak Daud, atau kalau menurut mimpi Daniel, Sang Anak Manusia. Dialah yang akan berhasil membawa Israel masuk ke dalam tahap di mana dia menjadi berkat bagi yang lain. Ini pembedaan konsep anak di dalam Yahudi, ada yeled, ada ben. Yeled itu anak kecil, tidak bisa ikut kerja dengan papanya, belum waktunya. Tapi ben atau bat kalau perempuan, adalah anak yang sudah masuk usia remaja. Di dalam konsep Perjanjian Lama, remaja sama dengan dewasa. Jadi begitu anak masuk umur 13, dia sudah dewasa. Tidak ada tempat usia galau. Kalau kita menciptakan ada usia khusus galau. Kalau belasan tahun masih boleh galau, nanti kalau sudah 25 tahun sudah tidak boleh. Di dalam Perjanjian Lama tidak seperti itu, begitu dia sudah masuk usia 13, dia sudah dianggap dewasa, dia sudah mulai bisa kerja, dia mesti sudah bisa dipercaya oleh papanya untuk ambil bagian dalam pekerjaan yang dikerjakan papanya, bukan di support terus. Sudah mulai ikut kerja. Ini sesuatu yang kita mesti pikirkan, ternyata pendewasaan dengan cara dari budaya Perjanjian Lama, jauh lebih efektif untuk membuat anak merasa ada tanggung jawab dari pada memelihara mereka dengan seterusnya, “pokoknya kamu perlu apa, uang papa mama cukup untuk kamu, apapun yang kamu perlu kami akan support”, itu tidak baik. Maka ketika Israel masih yeled, masih child, masih anak kecil, Tuhan belum percayakan menjadi berkat bagi seluruh dunia. Tapi akan ada saat mereka menjadi anak yang menjadi sama dengan Bapa, maksudnya menjadi sama di dalam bekerja di dunia ini. Mereka akan mengerjakan pekerjaan yang dilakukan oleh Allah di surga. Dan itu terjadi ketika Kristus hadir karena Kristus disebut Sang Anak. Bahkan di dalam Injil Yohanes, Yesus mengatakan, “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga”, pekerjaan Bapa dan pekerjaan Yesus sama? Sama, berarti Yesus adalah Anak, ben bukan yeled. Israel masih kecil, diberikan tempat yang penuh susu dan madu. Tetapi mereka akan menjadi dewasa dan itu terjadi ketika Mesias memimpin mereka.

« 2 of 5 »