Saudara sekalian, di dalam 2 Korintus 5 ayat 17 ini ditekankan mengenai ciptaan baru. Di sini ditekankan tentang ciptaan baru yang sudah datang dan ini merupakan aspek yang sangat penting dari berita pendamaian. Di dalam ayat yang ke-18 dikatakan Tuhan memberikan kepercayaan kepada Paulus dan semua penginjil karena Dia sudah mendamaikan kita dengan diriNya melalui Kristus, dan inilah berita yang dibawa oleh Paulus. Injil menyatakan adanya pendamaian antara Allah dan dunia ini. Antara Allah dan orang-orang yang ada di dalam dunia, dan seluruh konteksnya yaitu dunia ini. Itu sebabnya perkataan ciptaan baru itu menjadi sangat penting. Di dalam surat-surat Paulus berkali-kali dinyatakan tentang ciptaan baru dan ciptaan baru ini bukan cuma sekedar keadaan baru dari orang percaya, melainkan keadaan yang sempurna dari rancangan yang Tuhan sudah berikan di awal. Kitab Kejadian memulai dengan Allah menciptakan langit dan bumi dan berita Injil menunjukkan kesempurnaan dari rencana Tuhan di dalam penciptaan langit dan bumi. Itu sebabnya, di dalam perjamuan kudus, kita menikmati janji bahwa Tuhan akan menyempurnakan segala sesuatu. Dan Tuhan memulai dengan orang-orang yang percaya kepada Dia yaitu kita semua. Kita adalah yang mengawali ciptaan baru ini setelah Kristus bangkit, Dia yang pertama, lalu setelah itu orang-orang percaya dan setelah itu menyusul seluruh ciptaan diperbarui di dalam janji Tuhan. Itu sebabnya misalnya kalau Saudara ditanya orang, mengapa menjadi Kristen? Salah satu jawaban yang paling kuat adalah karena Kekristenan memberikan pengharapan yang sejati. Pengharapan itu tidak hanya diberikan lewat iman yang tidak terbukti. Pengharapan itu diberikan lewat iman kepada tanda. Ada banyak tanda yang Tuhan sudah berikan dan tanda yang paling besar adalah peristiwa kebangkitan Kristus. Peristiwa kebangkitan Kristus merupakan tanda bahwa ciptaan baru akan terjadi. Cara berpikir di dalam iman Kristen itu cara berpikir yang mengandalkan tanda-tanda ini. Maka tidak terlalu tepat sebenarnya kalau dikatakan bahwa iman Kristen itu iman yang tanpa bukti. Seringkali orang modern minta bukti di dalam level pengertian yang mereka tuntut. Tapi Tuhan memberikan bukti yang lebih kuat. Orang mengatakan “berikan bukti secara scientific bahwa iman Kristen itu benar”, tetapi Kekristenan mengatakan “berikan bukti kepada kami bagaimana seluruh ciptaan ini bisa diandalkan dan diharapkan, seluruh alam, jika bukan lewat tanda-tanda yang Tuhan berikan”. Itu sebabnya banyak tanda yang Tuhan nyatakan dan hidup Kristen itu hidup yang seperti dikelilingi tanda dari cinta kasih Tuhan. Tuhan menyatakan begitu banyak cara bahwa Dia mencintai kita dan Dia akan perbarui segala sesuatu. Maka di dalam pasal 5 ini Paulus menekankan berita yang sangat menakjubkan, yaitu dia memberitakan tentang Kristus yang bangkit sebagai permulaan dari ciptaan baru. Dan kita semua adalah orang-orang yang diizinkan berbagian, berbagian di dalam ciptaan yang baru yang akan dikerjakan oleh Tuhan. Maka kalau kita lihat di dalam ayat 17 tekanannya adalah siapa di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru atau lebih tepat lagi siapa di dalam Kristus, ciptaan baru, new creation. Ciptaan baru dinyatakan lewat Kristus. Kristus mati, Dia membawa seluruh realita yang lama mati di dalam Dia. Dan kebangkitan Dia adalah kebangkitan yang membawa seluruh realita ciptaan baru menjadi nyata. Kadang-kadang kita melihat iman Kristen dengan cara yang sangat sempit, yang sangat bersifat zoom. Tapi berarti kita cuma melihat lingkaran kecil dari keseluruhan yang sangat indah. Tetapi Saudara sekalian, Alkitab itu mengajarkan bahwa Kristus dan salibNya adalah fokus bagi seluruh realita yang Tuhan akan jadikan. Sehingga kita punya pengharapan besar di dalam Tuhan bahwa segala sesuatu akan Tuhan buat menjadi sempurna adanya. Ini sesuatu yang sangat penting kalau kita lihat di dalam kotbah, misalnya dari Martin Luther, dia berkotbah tentang Surat Roma dan dia mengatakan Surat Roma berbicara tentang ciptaan baru, tentang kebangkitan. Karena yang lama sudah mati, kita ini sudah mati di dalam Tuhan dan orang mati perlu dibangkitkan. Jadi dia memparalelkan antara problem dan solusi yang Tuhan berikan. Tuhan memberikan masalah itu diselesaikan lewat kebangkitan, bukan lewat perbuatan, misalnya. Ini problemnya kalau kita menganggap bahwa perbuatan kita bisa membawa keselamatan. Berarti kita tidak tahu keselamatan seperti apa yang kita perlukan. Kita bukan cuma perlu keselamatan dalam status pribadi kita, kita perlu keselamatan di dalam konteks ciptaan. Tuhan menaruh manusia di dalam ciptaan dan ketika manusia jatuh dalam dosa, ciptaan ikut jatuh. Setelah itu Tuhan menjanjikan perubahan dan perbaikan melalui penebusan manusia. Dan karena itu Tuhan juga merencanakan akan menebus seluruh dunia. Di dalam buku Where Mortals Dwell, Craig Bartholomew mengingatkan bahwa manusia tidak mungkin tanpa konteks tempat. Jadi kalau Saudara dipertobatkan dan dijadikan milik Tuhan, yang berikut yang kita tanya adalah tempat apa yang Tuhan sediakan bagi kita? Maka sebelum kita membahas berfokus kepada pembahasan dari 2 Korintus 5 ayat 17, saya ingin kita merenungkan sedikit tentang tempat yang Tuhan berikan. Di dalam Taman Eden ada tempat yang indah sekali, Tuhan memberikan Adam tempat yang begitu baik. Dan di dalam Taman Eden ini ada 2 pohon seperti Saudara juga sudah ketahui, ada pohon pengetahuan baik dan jahat dan ada pohon kehidupan. Seringkali kita bertanya-tanya mengapa ada 2 pohon ini di dalam? Kita bertanya tentang pertanyaan ini karena kita tidak tahu sebenarnya taman ini itu taman apa? Waktu kita baca tentang taman di Kejadian, kita pikirannya taman di rumah kita. “Saya juga ada taman di rumah, mungkin tidak sebesar Taman Eden dan yang pasti tidak ada emasnya”, Taman Eden kan ada emasnya dan emasnya baik katanya. Jadi kita langsung pikir taman seperti taman di rumah kita atau taman di mana pun. Kita bisa lihat ada banyak taman, tetapi kita kita tidak bisa berpikir bahwa Taman Eden adalah seperti salah satu dari taman itu. Justru pohon pengetahuan baik dan jahat dan pohon kehidupan itu menjadi simbol bahwa ini bukan cuma sekedar taman, tapi ini adalah temple. Di dalam sebuah bait akan ada prinsip mana boleh mana tidak, baik dan jahat, dan ada sumber kehidupan. Nanti ketika Bait Suci didirikan, setting-nya juga sama, bukan cuma sekedar gedung, tetapi ada pernyataan mana hidup mana mati, ada pernyataan mana baik mana jahat, dan ada pernyataan dimana hidup akan mengalir. Jadi ketika lihat Taman Eden, lalu kita berpikir ini cuma teman biasa, pengertian 2 pohon itu langsung merombak pikiran kita, “ini bukan cuma taman, ini berarti temple”. Ini adalah temple like garden, ini adalah taman yang serupa Bait Suci. Itu sebabnya kita sebenarnya tidak perlu heran dan bertanya-tanya “mengapa Tuhan taruh pohon pengetahuan baik dan jahat di sini?”, ini kan pertanyaan yang sering kita tanyakan. “Kalau Tuhan suka manusia taat sama Tuhan, jangan taruh pohon pengetahuan baik dan jahat”, harus taruh. Mengapa harus taruh? Ini setting temple, tidak mungkin ada temple tanpa jalan baik jahat dan tanpa pernyataan mana hidup? Maka ketika Musa berbicara kepada orang Israel misalnya di dalam Kitab Ulangan, Musa mengatakan, “hari ini aku perhadapkan kepadamu jalan untuk hidup dan kematian. Pilihlah hidup”. Waktu dia menyatakan Taurat, dia mengatakan pilihlah hidup. Di dalam Kemah Suci dan kemudian Bait Suci, Taurat dibacakan ini adalah jalan hidup. Dan Taurat berbicara tentang mana baik mana jahat. Jadi pohon pengetahuan baik dan jahat ini bukan pohon untuk dimakan, ini adalah pohon yang menandakan seluruh taman itu adalah baik. Dan di dalam tempat suci inilah Adam melayani, Adam itu imam. Adam adalah imam dan sebenarnya seluruh manusia keturunan Adam menjadi imam seperti dia. Namun kita tahu Adam memilih kematian, Adam memilih jahat sebenarnya ketika dia memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat. Buah pohon pengetahuan baik dan jahat ini bukan buah yang dalamnya itu ada pengetahuan baik dan jahat, kalau makan kita menjadi pintar, seperti kalau kita makan multivitamin, ujian tiba-tiba naik, “ini berarti buah pengetahuan baik dan jahat, serelah memakannya, saya menjadi pintar, tahu baik dan jahat”, bukan, ini simbol. Simbol bahwa Tuhan akan menawarkan mana baik mana jahat, Tuhan yang menawarkan. Dan jahat adalah ketika kita memilih untuk mengabaikan Tuhan. William Ocham pernah mengatakan, di dalam salah satu tulisannya bahwa firman Tuhan itu adalah realita, maksudnya firmanNya adalah realita. Sehingga kita tidak bisa mengatakan “mengapa Tuhan begitu kejam, memerintahkan jangan makan lalu upahnya mati”, melanggar firman itu sudah keluar dari realita dan keluar dari realita berarti mati. Realita itu hanya mungkin dinyatakan oleh firman Tuhan. Di luar firman tidak ada hidup. Ketika manusia memutuskan untuk tidak hidup di dalam firman, sebenarnya dia memilih mati. Inilah setting temple dari taman. Tuhan menempatkan manusia di taman itu sama dengan mengatakan Tuhan menempatkan manusia di dalam sebuah bait. Dan bait inilah yang harus diekspans oleh manusia. Tuhan mengatakan kepada manusia untuk beranak cucu, penuhi bumi. Tentu mereka tidak penuhi bumi dengan cuma hadir di bumi, mereka akan ubah bumi menjadi tempat mereka hidup. Dan tempat mereka hidup yang mereka tahu itu pertama-tama adalah Taman Eden. Manusia hanya bisa hidup di dalam Bait yaitu Taman Eden ini. Manusia tidak bisa hidup di luar Bait, manusia tidak bisa hidup di luar relasi dengan Tuhan. Maka ketika Tuhan mengusir manusia dari Taman Eden, ini seperti mengusir manusia dari the presence of God, mengusir manusia dari hadiratNya Allah. Kita mati karena di luar Tuhan. Kita tidak bisa hidup kecuali tempat hidup kita adalah tempat yang juga adalah Bait. Tempat yang juga adalah tempat kudus, tempat suci, tempat yang dikhususkan untuk kehadiran Tuhan dan tempat yang dikhususkan untuk kita berelasi dengan Tuhan waktu Dia hadir. Jadi Tuhan hadir di Taman Eden dan manusia berelasi dengan Dia, itulah tempat hidup manusia. Ini syarat, kita tidak bisa hidup kecuali ada ini. Kita tidak bisa hidup kecuali Tuhan hadir, dan di luar Tuhan kita mati. Maka Taman Eden di set seperti itu supaya pembaca mula-mula langsung mengerti. Jadi kalau kita menjadi orang Yahudi, lalu kita baca bagian ini, momen kita sampai pada pembacaan dan Tuhan meletakkan pohon pengetahuan baik dan jahat dan pohon kehidupan di tengah tengah taman langsung kita mengerti, “ini bukan cuma taman, ini Bait”. Waktu orang baca Kitab Kejadian, waktu mereka sampai pada pembacaan Tuhan meletakkan 2 pohon ini, langsung mereka tahu “oh, ini Bait”, simbolnya jelas sekali. Maka Saudara, tempat hidup manusia adalah Bait. Di mana pun Tuhan hadir, di situ menjadi tempat kudus dan manusia diundang untuk bersekutu dengan Dia di situ.

1 of 5 »