Kristus Mati untuk Seteru Allah

(Roma 5: 1-11)
Paulus mengatakan Kristus mati untuk kita orang-orang durhaka. Kristus mati untuk kita ketika kita masih seteru. Kristus mati untuk kita waktu kita masih status berdosa. Ini 3 hal yang penting untuk kita ketahui. Allah tidak mati untuk orang pilihan saja, Allah mati untuk orang pilihan yang masih berdosa, Anak Allah rela mati untuk orang pilihan yang masih seteru, Anak Allah rela mati untuk orang pilihan yang masih hidup di dalam pemberontakan. Ketika sedang menyelidiki ini seorang bernama Cornelius Van Til menemukan satu pemikiran yang dalam sekali, dia mengatakan Allah itu tidak hanya memberikan wahyu saja, anugerah umum saja. Allah tidak hanya memberikan anugerah umum untuk diterima semua, tetapi Allah juga memberikan murka umum untuk diterima oleh semua. Murka umum berarti Allah melihat manusia sebagai seteru dan Dia melihat dengan murka, entah orang ini orang pilihan atau bukan, selama dia belum di dalam Kristus, bahkan orang pilihan pun mendapatkan murka Tuhan sebelum dia datang kepada Tuhan. Allah datang kepada kita dan mengatakan “Aku membencimu karena engkau musuh”. Ini yang kadang-kadang kita lupa, Allah kita adalah Allah yang berhak membenci, Dia yang kudus dilanggar kekudusanNya, Dia yang penuh anugerah dihina anugerahNya, Dia yang memanggil manusia diabaikan panggilanNya. Maka Dia berhak marah, Dia berhak murka, sama seperti seorang ibu yang berhak marah ketika anak yang dilahirkannya sendiri bertindak kurang ajar kepada dia. Keberadaan kita adalah karena Tuhan ciptakan, kita ada karena Dia. Adam dicipta Tuhan dengan cara yang sangat intim, Allah membuat ada tanah untuk membentuk manusia, lalu Allah menghembuskan nafas lalu manusia menjadi hidup. Allah yang memberikan hidup dan bukan saja Allah memberikan hidup, Allah memberikan topangan supaya kita hidup. Allah kita bukan hanya Allah pencipta, Dia juga Allah Pemelihara, Dia memelihara semua, Dia memelihara seluruh ciptaan. Dia mengizinkan manusia boleh menikmati begitu banyak hal dari kebaikanNya. Kita lebih senang mendapatkan apa yang kita perlukan dalam hidup kita, tetapi kita tidak mau Dia, kita tidak mau Dia ada bersama-sama kita. Kita mau berkat kita tidak mau Dia, kita mau pemeliharaanNya kita tidak mau Tuhan. Betapa jahatnya orang seperti ini, ketika dia datang kepada Tuhan, dia hanya mau “Tuhan, tolong hidupku, tolong saya” tapi dia sama sekali tidak ingin Tuhan. Apakah Tuhan kurang baik? Tuhan sangat baik.

Di dalam Taman Eden Tuhan mengizinkan manusia menikmati berbagai hal. Setelah Tuhan menciptakan Adam, Tuhan sengaja membiarkan Adam menyelidiki apa yang harus dia kerjakan, sampai di sadar perlu penolong, kemudian Tuhan siapkan penolong yang sudah Dia siapkan sejak awal. Tuhan tahu kebutuhan Adam, Tuhan perhatikan dia. Waktu Adam keliling-keliling, dia tahu ini pekerjaan berat, dia tidak bisa kerjakan sendiri, dia perlu seorang penolong. Dikatakan “makin Adam melihat taman, makin dia melihat ciptaan Tuhan, makin dia memberi nama binatang, makin dia lihat semua, dia tahu “saya sendiri tidak mungkin bisa, saya perlu seseorang” maka pada waktunya Tuhan membuat dia tertidur, lalu Tuhan ambil dari rusukunya kemudian Tuhan bangun seorang perempuan. Waktu Adam melihat perempuan ini dia langsung mengatakan “ini dia tulang dari tulangku, daging dari dagingku. Dia akan dinamai perempuan sebab dia diambil dari laki-laki”. Setelah itu Tuhan mengizinkan mereka menikmati taman yang begitu indah. Tuhan membuat bagi mereka taman untuk mereka kelola, untuk mereka pelihara. Di taman itu Tuhan menumbuhkan berbagai macam pohon yang mengeluarkan buah. Dari begitu banyak pohon yang mengeluarkan buah yang baik, Tuhan melarang mereka satu, tetapi manusia yang jahat selalu fokus pada yang satu. Kita sering mengatakan “Tuhan tidak adil, mengapa ada satu yang tidak boleh”, kita tidak melihat pada yang boleh, kita lihat pada yang tidak boleh. Kita mudah sekali curiga sama Tuhan. Bayangkan adam dan Hawa dicipta dan dipelihara oleh Tuhan, Tuhanlah sumber semua kehidupan mereka, mereka berhutang semua kepada Tuhan. Tetapi Tuhan mengatakan “jangan makan”, lalu datang ular, ular ini siapa? Ular ini pernah berjasa apa pada hidup mereka? Ular ini pernah tolong apa kepada mereka? Tetapi ular memberi nasihat, mereka langsung mendengar ular dan langsung curiga kepada Tuhan. Kita juga sering curiga sama Tuhan, kalau kehidupan kita baik, kita mengatakan “semua baik” lalu kita percaya semua FirmanNya. Begitu ada goncangan dalam hidup, mulai kita meragukan. Kita ini punya tendensi natural jauh dari Tuhan. Kalau jauh dari Tuhan senang, tapi kalau ada susah kita salahkan Tuhan. Maka ketika iblis mengatakan Tuhan itu jahat, kita langsung percaya. Bayangkan ada penipu mengatakan orang jujur itu penipu, kita kagumi si penipu itu, kita percaya dan semua yang dia katakan itu kita aminkan. Tetapi Tuhan yang adalah kebenaran, kita tanya lagi “benarkah Engkau baik? Kalau baik, mengapa begini?

Jurgen Moltmann seorang teolog yang sangat besar, dia pernah mengatakan sering kali teologia Kristen lupa sisi kerentanan Tuhan. Tuhan rentan dalam pengertian diriNya rela disakiti waktu Dia memulai relasi dengan manusia. Tidak ada satu pun dari kita yang dilukai oleh orang yang tidak dikenal. Tapi kalau Saudara disakiti pacar, disakiti suami, disakiti istri, disakiti anak, disakiti orang tua, ini perasaan sakit yang besar sekali, karena Saudara mengharapkan ada keintiman yang lebih dari orang ini, tetapi dia memberikan kepada Saudara hal yang menyakiti Saudara. Maka Tuhan sakit hatiNya, Dia menyatakan “kamu musuh” karena Dia peduli. Satu orang pernah mengatakan kepada saya “menurutmu lawan kata dari kasih itu apa?”, ada orang bilang “benci”, salah, lawan kata dari kasih adalah tidak peduli. Kalau saya tidak peduli, saya tidak kasih, saya juga tidak akan benci. Tuhan murka kepada kita karena Dia ingin ada relasi yang baik antara kita dengan Dia. Apakah Tuhan perlu kita? Tidak, kita yang perlu Tuhan, tapi Tuhan yang cari kita. Kita yang perlu Tuhan, kita sakiti hati Tuhan, tapi Tuhan mengampuni kita, ini terbalik. Kita mengatakan “aku melawan Engkau” Tuhan murka, Tuhan benci, Tuhan marah kepada kita. Tetapi di tengah-tengah kemarahanNya, Tuhan justru mengirim AnakNya yang tunggal, inilah kasih yang paling besar. Sampai Saudara punya musuh yang Saudara dendam sepenuh hati, baru Saudara tahu berapa besarnya cinta kasih Tuhan. Dan yang saya bilang musuh bukan cuma sekedar hal-hal sepele. Kalau saya tanya sekarang, mungkin sebagian besar dari kita tidak punya musuh. Kalau Saudara mengatakan “saya punya musuh, saya benci kakak saya. Kakak saya curi sarapan pagi saya, saya marah” ini namanya bukan musuh, ini namanya pertengkaran kecil. Tapi musuh sejati adalah yang benar-benar membuat luka paling dalam. Pernahkan mengalami keluarga Saudara dibantai oleh suku lain, lalu Saudara marah mati-matian kepada suku itu, ini dendam, ini musuh yang dimaksud. Saudara merasa mau bunuh orang lain karena dia sudah bunuh orang yang Saudara hargai, ini dendam yang sudah tidak tertahankan itu. Maka waktu dikatakan Tuhan menganggap kita seteru, yang dimaksudkan adalah dendam sebesar ini. Satu kali seorang teolog Kroasia bernama Miroslav Volf memberi seminar tentang pengampunan Allah, lalu diakhir seminar dia mengatakan setelah belajar pengampunan mesti diaplikasikan, mesti mengampuni. Lalu gurunya yang adalah Jurgen Moltmann berdiri dan mau bertanya “bisakah kamu mengampuni pasukan Chetnik yang membantai suku-suku bangsamu sendiri, yang mungkin sudah membunuh orang-orang yang kamu kasihi, yang kamu kenal, bisa ampuni?”. Mendengar ini Volf kaget, dia mengatakan “sepanjang bahan ini, yang saya pikirkan adalah aplikasi mengampuni orang yang pernah gores mobilmu, yang pernah tipu uangmu, orang yang pernah lakukan hal-hal yang sebenarnya kecil dibandingkan ini, saya belum pernah pikir sedalam ini. Tapi setelah saya pikir, saya mengatakan saya harus, karena justru ketika saya punya musuh sebesar ini, saya tahu sakit hatiNya Tuhan itu seperti apa”. Maka dendam dan sakit hatiNya Tuhan, Tuhan mau nyatakan, tetapi justru pada waktu Tuhan menghakimi, yang harusnya menghakimi, datang menjadi korban. Alkitab mengatakan pada hari penghakiman Dia akan datang, tapi justru Dia datang untuk menjadi korban. Yesus Kristus datang untuk menanggung dosa, inilah cinta kasih itu. Jadi kalau Saudara meragukan cinta kasih Tuhan, saya tidak mengerti alasan apa yang Saudara miliki untuk meragukan cinta kasihNya. Kalau Saudara masih merasa “Tuhan kurang mengasihi aku”, jangan lihat pada hal-hal sepele.

Sebelum Kristus datang, Kristus mengingatkan bahwa orang Israel angkatan ini akan menanggung dosa dari orang-orang benar, dosa dari orang-orang tertindas, dosa dari orang-orang yang membunuh orang benar, mulai dari Habel orang benar itu sampai Zakharia yang dibunuh di mezbah. Zakharia adalah nabi terakhir yang dibunuh sebelum Yesus datang dan kematiannya adalah kematian yang sangat mengerikan karena dilakukan di atas mezbah. Ini sangat menyakiti hati Tuhan, dia mati di mezbah tempat Tuhan yang suci dan dia adalah nabi Tuhan yang Tuhan kasihi, tetapi dibunuh oleh orang Yehuda, ini membuat Tuhan marah. Tapi justru di tengah kemarahanNya, Tuhan menahan kemarahanNya lalu memberikan belas kasihan dengan mengirimkan Anak Tunggal. Waktu Anak TunggalNya datang, malah Anak Allah dipaku di atas kayu salib dan mencucurkan darah di situ. Tapi Paulus mengatakan ini justru alasan mengapa Dia datang, Dia harus mati. Dia mati di kayu salib untuk menggantikan kita. Tuhan adalah Allah yang tidak mungkin mengompromikan kesucianNya karena Dia adalah suci, Allah tidak bisa menyangkal diriNya. Kalau Dia adalah suci mau mengampuni orang berdosa, dosa itu harus ditanggung. Maka Yesus datang menjadi Penanggung, Dialah yang mengganti kita untuk mati di kayu salib. Ini harus kita ketahui, orang belum mengetahui berita ini, belum Kristen karena inti berita Kristen adalah aku selamat karena ada yang menggantikan aku mati sebagai upah dosa. Yesus Kristus mati di kayu salib dan semua kebersalah kita, keberdosaan kita ditaruh di badanNya. Lalu seluruh kebenaranNya dan kemuliaanNya sekarang dibagikan kepada kita semua, inilah pembenaran itu. Maka ketika Martin Luther mengerti hal ini, dia kaget sekali, saya dipermuliakan setinggi Sang Anak, saya mendapatkan posisi sama dengan Sang Anak, apdahal saya orang berdosa dan Anak Allah paling mulia. Tetapi ini terjadi, Allah mengizinkan semua dosa kita ditaruh kepada Dia dan Dia membagikan kebenaranNya kepada kita semua, inilah cara manusia diselamatkan.

Manusia tidak bisa selamat dengan perbuatan, manusia tidak bisa selamat dengan kesalehan, manusia tidak bisa selamat dengan usaha apa pun, karena dosa yang kita miliki tidak mungkin tidak dihukum. Kristus datang untuk tanggung hukuman kita, tanggung semua yang kita perbuat di kayu salib. Dosa siapa yang Dia tanggung? Alkitab mengatakan secara efektif Dia menanggung dosa orang pilihan, tapi secara penawaran ini ditawarkan kepada seluruh manusia, meskipun tidak seluruh manusia mendapatkan. Jadi apakah Adam selamat? dia selamat. Dia melakukan apa untuk diselamatkan? dia dipertobatkan oleh Tuhan, diampuni oleh Tuhan, diberikan pakaian penebusan oleh Tuhan. Tapi penebusan itu bukan dari binatang pemilik kulit yang dibungkuskan kepada badan Adam. Penebusan dari Kristus, dosa Adam, dosa Abraham, dosa Musa, dosa Yesaya, dosa Yeremia, dosa Daud, semua dosa dari orang-orang yang Tuhan mau selamatkan sekarang ditanggung oleh Kristus di kayu salib. Sekarang Saudara tanya “mengapa satu orang bisa tanggung dosa banyak orang?”, kita mengatakan “karena Orang ini adalah inkarnasi dari Pribadi ke-2 Allah Tritunggal. Itu sebabnya penebusanNya tidak berbatas, tidak mengenal ruang, tidak mengenal waktu. Saudara percaya kepada Kristus, dosa Saudara dibawa kepada ribuan tahun yang lalu dan dipakukan di atas kayu salib”. Inilah penebusan itu, maka ketika Saudara berada di hadapan Tuhan, Saudara mengatakan “silahkan masuk”. Mengapa masuk kemuliaan Tuhan? Karena engkau mencerminkan kemuliaan Kristus, karena Kristus memberikannya kepada kita. Dan dosa kita diambil oleh Kristus. Maka Dia harus datang mewakili seluruh umat manusia untuk mati di kayu salib, mewakili kesetiaan manusia, setelah itu memberikan nyawaNya untuk menebus banyak orang.

Alkitab mengatakan itu terjadi ketika Tuhan harusnya menghukum orang jahat, ketika waktunya Tuhan menyatakan seteru, dan musuh harus dihukum, pada waktu itu Kristus mati di kayu salib. Ini merupakan hal yang sangat unik dari teologi Paulus. Paulus memberikan gambaran Allah itu sabar dengan kemarahanNya, tapi makin lama Dia tidak mau tahan kemarahanNya, makin sudah mau dicurahkan. Seperti orang isi ember dnegan air, pada waktu ember itu penuh air, inilah waktu penghakiman itu tiba. Dan Paulus selalu bicara kedatangan Kristus dengan kata-kata “waktunya genap”. Kalau Saudara tafsirkan waktunya genap apa sih? Artinya waktu pengampunanNya sudah tiba. Tapi kalau kita baca Paulus, yang terjadi sebaliknya waktu ketika murka Tuhan sudah tumpah, inilah waktunya sudah datang. Waktu ketika mau dicurahkan, ketika Tuhan sangat benci pada pendosa, pada waktu itu Kristus datang menanggung curahan murka Allah di kayu salib. Jadi ini kalimat yang sangat agung, Tuhan mengizinkan AnakNya mati untuk musuh-musuhNya. Apakah Saudara mau anak Saudara dikorbankan untuk musuh Saudara? Ini yang Allah kerjakan untuk Saudara. Ayat ini mengatakan ada orang yang mungkin rela mati untuk orang baik, tapi tidak ada orang yang mau mati untuk orang benar. Kita pun hidup di zaman yang mirip dengan zaman Paulus, kita senang orang yang baik, kita tidak suka orang benar. Tapi jutaru Yesus rela mati bagi seteru, rela mati bagi orang-orang yang jahat padaNya, inilah kasih Allah. Maka kasih Allah dicurahkan dengan Kristus yang datang kemudian menebus kita, memindahkan kita, dari seteru menjadi anak, dari musuh menjadi dikasihi, dari mau dicurahkan murka jadi dicurahkan cinta kasih yang kekal oleh Allah. Kita sekarang menjadi anak-anak Allah. Status dari berdosa menjadi anak Allah ini tidak ada jembatani yang harus kita jalani, langsung pindah, tidak ada proses dulu tapi langsung secara status. Inilah betapa besar Tuhan mencintai kita. Kita jatuh karena wakil kita Adam membawa kita ke dalam kejatuhan. Kita benar, karena wakil kita Kristus membawa kita kepada kebenaran. Menurut Saudara ini adil atau tidak? Kalau jatuh kita protes “mengapa gara-gara 1 orang kita ikut salah?” tapi karena 1 orang benar kita ikut benar, jarang ada orang yang protes. Berani protes “Tuhan, mengapa saya selamat?”. Kita senang karena Kristus yang menebus kita. Adam membawa kita kepada kejatuhan. Lalu Kristus menebus kita dari kedalam Adam menjadi anak Allah, ini tidak ada proses yang Tuhan tuntut. Tuhan menuntut proses setelah pindah, Tuhan menuntut proses setelah kita menjadi anak Allah. Jadi kita adalah anak-anak Allah, kita suci, kita sempurna, Alkitab mengatakan “ya, kita sempurna”. Tapi mengapa kalau sempurna masih seperti ini? Inilah yang namanya progres.

Mari kita terus kuduskan hidup, dan bagaimana kuduskan hidup? Alkitab mengatakan sejak kita pindah menjadi anak dan sampai bertemu dengan Kristus serangkaian hidup kita adalah rangkaian pemrosesan dari Tuhan. Inilah sebabnya Paulus ketika membahas di dalam pasal 5, terlebih dauhlu mengatakan “meskipun ada penganiayaan, penganiayaan itu akan membuat kita tekun. Ketekunan menimbulkan tahan uji. Dan tahan uji menimbulkan pengharapan”. Kata yang dipakai untuk menerjemahkan tahan uji bisa juga diterjemahkan satu keadaan yang baik secara karakter, yang adil, yang suci dan yang mengeluarkan semua kualitas ini untuk dilihat orang lain. Ini yang kita harapkan. Jangan menjadi orang Kristen yang tidak bertumbuh, jangan jadi orang Kristen yang sama dengan orang non-Kristen, mengabaikan Tuhan, tidak peduli Dia dan tidak mau dekat dengan Dia. Mari belajar dan mau dikuduskan oleh Dia. Waktu ini terjadi, orang Roma sangat kesulitan, maka Paulus mengatakan “waktu engkau susah pun, engkau sebenarnya sedang dibentuk oleh Tuhan”. Kita ini anak-anak Tuhan, kalau anak-anak Tuhan di dunia ada priviledge yaitu pembentukan Tuhan. Apa yang kita alami kalau kita pelihara kedekatan kita dengan Tuhan dan mau terus hidup ikut Dia, maka Saudara akan makin terbentuk. Tapi ada orang yang mengatakan “kalau anak Tuhan itu dibebaskan dari sakit, dari susah, dari miskin. Apakah Tuhan meluputkan kita dari semua jenis penyakit? Apakah Tuhan meluputkan kita dari semua jenis kemiskinan, kesusahan dan lain-lain? Jawabannya tidak. Jemaat di Roma tidak diluputkan, Kristus pun tidak diluputkan. Kalau Anak Tunggal Allah saja tidak diluputkan, mengapa kita mau minta hak untuk diluputkan dari hal-hal seperti ini? Maka Paulus mengatakan “jangan menjadi gelisah. Kalau engkau menderita, tidak berarti engkau bukan anak Tuhan. Justru sebaliknya, ketika engkau menjadi anak Tuhan, penderitaan itu akan membuat negkau menjadi makin teruji dan makin memancarkan kemenangan untuk dinikmati orang lain”. Inilah yang dilakukan Paulus dalam Roma 5. Justru di dalam anugerah Tuhan, Tuhan mengizinkan pedang, kelaparan, aniaya sekalipun menyertai kehidupan orang Kristen, tapi Tuhan menjanjikan kemenangan di dalam Dia. Inilah yang Tuhan nyatakan. Tapi bagi Saudara yang hidupnya kurang menderita jangan iri sama yang menderita. Ada orang di reformed bertanya “pak, mengapa hidup saya kurang menderita? Apa yang harus saya lakukan?”. Paulus tidak minta orang Kristen cari penderitaan, Paulus mengatakan “kalau penderitaan datang, jangan ragukan status. Kalau penderitaan datang , jangan marah sama Tuhan. Kalau penderitaan datang, jangan kecewa sama Dia, engkau tidak berhak. Kalau penderitaan datang, ingat Tuhan sedang membentuk”. Tapi kadang-kadang Tuhan bentuk bukan dengan penderitaan saja, terkadang dengan kemulusan pun Tuhan bentuk, karena banyak orang gagal justru kalau tidak menderita. Maka dalam kesulitan anak Tuhan diuji, dalam kelimpahan anak Tuhan diuji, dalam apa yang akan Saudara hadapi di depan anak Tuhan sedang diuji. Diuji untuk karakternya makin memancarkan kemuliaan anak Allah, sehingga kita makin hidup dengan cara yang Tuhan mau. Bahagialah kita yang mendapat anugerah di dalam Kristus. Anugerah yang tidak pernah kita pikir, tidak pernah kita cari, tapi anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma kepada dia yang sudah Dia pilih dan perkenan. Kiranya kita makin mengasihi Tuhan dengan pengertian akan salib Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Kepekaan Menangkap Firman Tuhan

(Lukas 2: 8-20)
Ini bagian yang sangat indah tentang kabar Injil pertama yang diberitakan oleh para malaikat kepada para gembala. Ada 2 alasan mengapa Tuhan memilih gembala, pertama karena pada waktu Yesus lahir, gembala adalah pekerjaan yang hina. Pekerjaan hina karena dikerjakan oleh orang-orang yang tidak punya keahlian tinggi dan bahkanberkali-kali terjadi kasus di mana para gembala itu melakukan pencurian atau perampokan. Jadi pada abad ke-1 SM dan sesudahnya nama gembala begitu rusak karena banyak dari mereka suka merampok. Tetapi Tuhan menyatakan terlebih dahulu kepada golongan ini tentang Kristus, karena Tuhan mau menyatakan bahwa berita Injil tentang Kristus yang lahir ke dunia adalah berita yang menutup banyak dosa, yang mengundang orang berdosa dan tidak layak untuk kembali, ini alasan pertama.

Alasan kedua, karena di dalam Injil Lukas ada kebiasaan di mana Lukas menulis hal-hal yang secara Perjanjian Lama sangat jelas. Tapi dia tidak menulis “ini terjadi untuk menggenapi apa yang sudah tertulis” Lukas tidak melakukan itu di awal. Tapi kalau baca semua yang dia tulis, semua merupakan penggenapan dari apa yang yang sudah dijanjikan di Perjanjian Lama. Maka dipanggilnya malaikat untuk sujud menyembah Kristus, dipanggilnya malaikat untuk mendengar berita Injil merupakan satu simbol, satu cara Allah menyatakan secara simbolik bahwa yang lahir adalah Gembala yang akan memimpin seluruh Israel menjadi Raja selama-lamanya. Di dalam Kitab Yehezkiel dikatakan bahwa raja disebut sebagai gembala oleh Tuhan. Tuhan mengatakan “Aku akan membuang gembala-gembalaKu karena mereka tidak memelihara domba-domba. Domba-domba sudah tercerai-berai, mereka tidak peduli. Maka Tuhan mengatakan “setelah Aku muak dengan mereka, Aku akan usir mereka. Aku akan menjadi lawan bagi gembala-gembala ini. Aku akan mengatakan kepada mereka, Aku akan mencabut kedudukan mereka. Dan Aku akan meletakan satu orang menjadi gembala atas umatKu” dia adalah Daud. Berarti gembala identik dengan raja. Maka Samuel pergi, menemui Isai, ada anak Isai yang harus menjadi raja. Kemudian dia mendapat satu anak yang pada itu masih remaja. Mengapa kita tahu masih remaja? karena pada waktu terjadi perang antara Filistin dengan Israel, lalu ada wajib militer, Israel harus berperang, Daud tidak terpilih menjadi tentara, karena belum cukup umur, berarti dia masih dibawah 20 tahun. Ini orang yang masih belasan tahun, masih belum 20 tahun, lalu Samuel sudauh urapi dia menjadi raja. Apa pekerjaannya pada waktu itu? Gembala. Mengapa gembala? Karena gembala akan menjadi gembala yang akan menggembalakan umat Tuhan. Raja itu gembala. Daud dikatakan di dalam Alkitab bahwa dia hanya punya 3-4 ekor domba, sedikit sekali. Maka Daud adalah seorang yang diremehkan, diremehkan papanya, diremehkan saudaranya, bahkan oleh Samuel juga. Daud menjadi gembala yang diurapi Tuhan untuk nanti menjadi gembala yang besar. Tetapi Daud tahu suatu saat dia akan menjadi gembala bagi umat Tuhan yang besar, dan Tuhan sudah persiapkan dia. Maka Tuhan mengangkat Daud menjadi gembala yang begitu baik, menjadi raja atas umat Tuhan. Dan di dalam segala kelemahannya dia terus kembali kepada Tuhan. Itu sebabnya ketika para malaikat datang mengatakan “Yesus sudah lahir” para malaikat itu memanggil para gembala, mengundang para gembala untuk menyambut Dia yang sudah lahir. Ini adalah pekerjaan yang mulia, karena Daud dulu gembala dan sekarang lahirlah Anak Daud yang akan memerintah tahta Kerajaan Allah sampai selama-lamanya. Jadi Anak itu sudah lahir dan malaikat itu datang menyatakan diri.

Waktu malaikat menyatakan diri dengan pesan yang begitu baik, selalu ditandai dengan pernyataan kemuliaan yang luar biasa. Waktu itu seorang malaikat berdiri di dekat para gembala itu, lalu dikatakan terang memenuhi tempat itu. Para gembala menjadi takut dan malaikat itu mengatakan “saya memberikan kepadamu berita sukacita, saya memberikan kepadamu kesukaan untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat yakni Sang Mesias, Kristus yang diurapi, Tuhan di Kota Daud”. Ini merupakan 2 ayat yang sangat luar biasa. Ayat pertama mengatakan “lahir kesukaan bagi seluruh bangsa”, ayat 11 “lahir Juru Selamat bagimu dan juga bagi seluruh bangsa”. Bagi seluruh bangsa, ini berarti Kristus dinyatakan secara global kepada semua orang, bagimu berarti semua orang yang sudah datang kepada Dia, secara pribadi menikmati semua yang Tuhan mau berikan melalui Kristus sebagai Juru Selamat. Inilah yang harus kita ingat bahwa mendengar berita Injil menuntut respon secara pribadi, yang membuat Saudara mengatakan “saya ya Tuhan, saya menerima Engkau ya Tuhan. Engkau yang terlebih dulu menerima saya, sekarang saya datang kepadaMu dan Tuhan saya menjadi milikMu dan Engkau menjadi Juru Selamatku”. Bagimu berarti ada pribadi yaitu saya bertemu dengan Tuhan yang menyatakan diri kepada saya. Mari belajar untuk melihat kepada Tuhan dengan cara seperti ini. Tuhan adalah milikku, ada lagu mengatakan “Engkau milikku abadi, selamanya bagiku”. Dimanakah cinta Saudara kepada Tuhan? Dimanakah keseriusan Saudara dalam merindukan Dia? Augustinus satu kali menulis buku Confession, ini merupakan buku yang sangat indah. Di bagian awal dia membahas tentang maha hadirnya Allah. Allah yang Maha Hadir, Allah yang hadir di mana-mana. Augustinus menjelaskan lain, Augustinus bertanya “apa sih maksudnya Tuhan? Aku berseru kepadaMu untuk datang kepadaKu? Aku bisa berseru kepadaMu, Tuhan juga yang menggerakkan. Aku mengundang Engkau ke dalamku, aku menjadi bingung, apa maksudnya? Apakah di dalam diriku ada wadah lalu Tuhan masuk di dalamnya?” Kalau benar ada wadah dan Tuhan masuk di dalamnya, bagaimana mungkin, bukankah Tuhan memenuhi segala sesuatu. Bahkan di dalam Alkitab dikatakan “aku berbaring di dunia orang mati pun di situ Engkau ada”, bagaimana mungkin Engkau yang begitu Maha Kuasa masuk di dalam hatiku? Jadi Saudara mau mengundang Tuhan masuk di dalam hati, ikuti cara Augustinus. Augustinus mengatakan “Tuhan, masuklah di dalam hatiku, tetapi hatiku sempit, tolong perluas. Hatiku kotor, tolong bersihkan. Hatiku tidak layak, tolong layakkan dengan kemuliaan dan kehadiranMu”, ini indah sekali. Mengapa Augustinus membahas dengan cara seperti itu? Karena apa pun yang dia pikir fokusnya kepada Tuhan, yang paling dia rindukan adalah “Tuhanku paling besar, relasiku dengan Tuhan itu yang paling utama. Aku dan Tuhan. Tuhan berada bersama aku, Tuhan mengasihi aku, Tuhan membawa aku menjadi milikNya. Maka orang yang fokusnya kepada apa, itu akan mewarnai semua cara dia berpikir. Tanpa sadar pikiran kita dikuasai oleh apa itu yang menjadi tema utama pembicaraan kita. Apapun yang dibicarakan, tema utama muncul lagi. Tema utama kita apa? Tema utama kita kerinduan kita kepada Tuhan atau bukan? Tapi kalau fokus utama adalah Tuhan, Dialah satu-satunya yang sanggup menampung semua bagian yang lain di dalam Dia. Maka ketika Saudara mengatakan “aku mengasihi Tuhan”, Saudara akan sanggup mengasihi keluarga, sanggup mengasihi orang di sekeliling, sanggup mengasihi apa yang Tuhan percayakan di bumi ini. Karena hanya dengan mengasihi Tuhan, kasih kepada Tuhan ini menjadi perwakilan yang cukup untuk kita memperlakukan semua yang lain di dalam Tuhan. Tapi kalau kita mengasihi yang lain dan bukan Tuhan, tidak mungkin yang lain itu menampung Tuhan. Pdt. Stephen Tong dalam satu KKR Pemuda di Istora, dia mengatakan “hari ini aku berkata kepadamu Yesus yang sudah menyerahkan nyawaNya bagimu sekarang memanggil engkau dengan suaraNya yang penu lemah lembut, engkau tidak akan lihat murkaNya yang besar itu saat ini, engkau tidak akan lihat penghakiman yang menakutkan itu saat ini” ini sambil mengancam sambil penuh kehangatan. Engkau tidak akanmelihat murkaNya yang besar itu sekarang, berarti akan ada murka besar. Engkau tidak melihat penghakimanNya yang menakutkan itu saat ini, berarti ada penghakiman yang menakutkan tapi bukan sekarang. Engkau mendengar suaraNya lemah lembut, memanggil engkau untuk datang kepada Dia, maukah engkau? Saya terharu sekali. Tuhan bisa marah, tapi Dia tidak memutuskan untuk marah saat ini. Tuhan bisa menghukum tapi Dia putuskan untuk tidak menghukum saat ini. Dia memutuskan “Aku hari ini menjadi Juru Selamatmu, Aku hari ini menjadi Penebusmu, Aku hari ini memanggil engkau untuk kembali kepadaKu, Aku dan engkau” ini relasi yang bagus sekali.

Yesus sudah datang dan setelah itu para gembala ini menyaksikan satu pameran pujian yang paling bagus sepanjang sejarah. Ini adalah satu-satunya kali malaikat berkumpul kemudian menyanyi dan didengarkan para gembala. Puji-pujian ini jauh lebih hebat, jauh lebih agung dari pada Vivaldi dan Brahms sekalipun. Ini adalah satu-satunya kali malaikat menyanyi untuk menyambut kedatangan Kristus. Saudara kalau baca bagian ini dikatakan “tampaklah bersama-sama malaikat-malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga memuji Allah” jangan pikir sejumlah besar itu hanya 500 atau 1000, ini adalah semua malaikat. Saya baca satu penafsiran yang mengatakan kalau Sang Anak Allah datang mungkinkah ada malaikat yang tidak ikut menyambut? berani begitu? Anak Allah mau datang, malaikat tidak mau hadir, tidak mungkin. Maka ketika Sang Anak Allah datang, seluruh malaikat hadir lalu menyanyi memuji Tuhan. Gembala-gembala mendapat perlakuan spesial yang tidak mungkin terulang. Yesus nanti datang lagi, malaikat tidak menyanyi lagi tapi tiup terompet sambil umumkan ancaman, itu yang kedua nanti. Sekarang malaikat menyatakan puji-pujian yang begitu besar, mereka memuji Tuhan mengatakan kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi, damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepadaNya. Kristus sudah datang, seluruh malaikat menyambut dan seluruh malaikat meninggikan pribadi kedua dari Tritunggal yang sekarang datang menjadi manusia. Mereka mengatakan kemuliaan Allah di tempat yang maha tinggi. Waktu Allah ditinggikan damai terjadi di bumi. Bagaimana bumi bisa damai? Waktu Allah ditinggikan. Kalau Allah dipermuliakan, ditinggikan, maka ada damai di bumi. Kalau Allah dihina, Allah disingkirkan, Allah diabaikan, bumi akan kacau. Masyarakat kita makin rusak karena melupakan Tuhan, bukan karena kurang pendidikan, tapi karena kurang dididik untuk takut akan Tuhan. Itulah sebabnya pernyataan malaikat ini sangat penting “mulia bagi Allah di tempat yang maha tinggi, damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan”.

Setelah malaikat menyanyi ini, semua gembala ke Betlehem mencari dimana Anak itu dibaringkan. Ini namanya respon yang tepat dan akurat terhadap Firman. Tuhan berfirman, kta berespon. Tapi seperti apa kita berespon? Berapa banyak orang peka terhadap kehendak Tuhan? tidak banyak. Itu sebabnya Saudara mesti melatih kepekaan bereaksi terhadap Firman Tuhan. Ada yang bereaksi dengan benar, ada yang bereaksi dengan taat, ada yang bereaksi dengan sungguh-sungguh, ada yang bereaksi dengan mengabaikan, ada yang bereaksi dengan tidur. Saudara tidak boleh seperti ini, Saudara mesti sungguh-sungguh dengar Firman, mesti sungguh-sungguh berespon dengan baik kepada Tuhan. Waktu Tuhan berfirman, apa reaksiku? Apa yang saya ubah dalam hidup? Saya kerjakan apa? Kalau saya benar-benar sungguh-sungguh mau taat kepada Tuhan baru saya mau menjadi orang yang belajar peka. Waktu Tuhan menyampaikan apa, kembali kepada Tuhan dengan reaksi tepat, ini yang dilakukan gembala. Gembala itu dengar “datanglah kemuliaan, Anak Allah sudah lahir” langsung pergi ke Betlehem, karena Mesias datang di situ. Maka mereka kerjakan apa yang perlu langsung datang, langsung cari, langsung lihat, mereka mau cari tahu apa yang diberitakan malaikat. Ada orang yang eager-nya begitu besar terhadap apa yang Tuhan sudah nyatakan, inilah yang baik. Maka waktu malaikat menyampaikan firman, gembala bereaksi, ini yang namanya reaksi cepat. Tapi kalau orang beraksi begitu lama karena apa yang Tuhan nyatakan, terus begitu lambat, ini orang tidak benar. Itu sebabnya mari belajar kembali kepada Tuhan, belajar mengatakan “Engkau adalah sumber kebenaran, aku adalah yang ikut”. Saya cuma ikut, Tuhan mau menyatakan apa? Saya kalau tidak tuntunan, saya tidak tahu mau jalan ke mana. Maka di sini apakah ada kerinduan bagi saya untuk ikut Tuhan? Kerinduan untuk tahu apa yang Tuhan mau kerjakan? Karena kalau ketinggalan Tuhan, celaka. Kalau Tuhan kerjakan apa, saya dengan peka ikut, puji Tuhan. Tapi kalau saya terlalu jauh di belakang, saya hidupnya mau jadi apa? Inilah pengertian yang membuat kita mau cari. Dan mau cari kehendak Tuhan, mau cari kebenaran Tuhan, itu bukan masalah metode tapi masalah kerinduan untuk bersama dengan Tuhan, untuk dengan peka mengikuti yang Tuhan mau.

Ketika seorang bernama Horowitz, dia seorang pianis yang luar biasa, dia memberikan satu ceramah tentang main piano, saat itu ada seorang anak pemuda yang ikut dan ini adalah satu master class yang sangat penting. Horowitz itu seorang pianis yang luar biasa, dia kalau duduk bungkuk, kemudian main. Ini menyalahi aturan main piano, orang harusnya duduk tegak. Lalu orang mengatakan “Saya mau seperti Horowitz saja duduknya begini”, orang lain akan mengatakan “kamu bukan Horowitz, berubahlah, cuma Horowitz yang boleh”. Horowitz itu kalau main luar biasa sekali, dia maestro yang sangat hebat. Lalu ada seorang murid yang pianis muda, lalu dia main, Horowitz mengatakan “kamu di bagian terakhir salah, mestinya begini”, lalu anak muda itu bilang “saya mau ikut, tapi tidak bisa”. Maka anak muda itu bertanya “apa tehniknya untuk bisa main itu?”, Horowitz bilang “pertanyaanmu salah, karena kamu tanya tehnik. Yang penting itu adalah will untuk membunyikan bunyi itu. Kamu dengar bunyi itu, kamu ingin bunyi itu keluar, itu nanti yang akan menggerakkan tanganmu”. Saudara ada will ingin ikut Tuhan? Tuhan jalan di mana saya mau dekat-dekat Dia, ini yang paling menyenangkan. Bayangkan betapa menakutkannya kalau Saudara berjalan di tengah hutan lalu orang yang paling tahu keadaan hutan berjalan jauh di depan, Saudara pasti panik. Begitu dia jalan jauh, dibelakang Saudara mulai dengar suara lolongan serigala, makin takut lagi. Bahkan Alkitab mengatakan lolongan si iblis yang mencari-cari mangsa untuk dia taklukan. Serigala itu datang, kadang serigalanya berbulu domba. Ketika kita berada di tengah-tengah hutan belantara, kita tidak tah umau kemana, orang yang tahu jalan kita pegang dia erat-erat, benar-benar pegang. Ketika Saudara peka kehendak Tuhan, Tuhan akan nyatakan. Itu sebabnya Tuhan mengatakan “kepada yang punya, Aku akan berikan dengan limpah. Kepada yang tidak punya, apa pun yang ada Aku ambil”. Ini kalimat pertamanya membuat saya bingung, tapi saya tahu siapa yang benar-benar aktif kejar, yang mau tahu, kepadanya akan diberikan kelimpahan. Maka gembala itu cepat-cepat cari bukan karena melihat kemuliaan sorgawi, karena setelah melihat bayi di palungan, mereka tetap bersyukur dan mereka tetap percaya. Lihat yang mulia tentang Tuhan mereka bersyukur, lihat yang hina yang sepertinya tidak layak diidentikan dengan Tuhan mereka tetap bersyukur.

Jadi jangan katakan “aku tidak sepeka para gembala, karena aku tidak melihat malaikat di sorga, lain dong”, salah. Gembala lihat malaikat, tapi juga lihat bayi di dalam palungan. Waktu bayi di palungan dilihat, masakan bayi ditaruh di dalam tempat minum binatang? Masakan tinggal di kandang, mana mungkin Mesiasku seperti ini? Tetapi iman mereka mengatakan “ini Dia”. Hal mulia mereka tangkap, hal yang biasa pun mereka tangkap. Waktu Tuhan berseru dengan keras mereka dengar, waktu Tuhan berseru dengan lembut mereka juga dengar. Elia dengar suara Tuhan, pamerkan dengan api turun dari langit, tapi di sisi lain Elia dengar suara Tuhan, waktu Tuhan berbicara di dalam angin sepoi-sepoi basah. Jadi cara bicara Tuhan seperti apa, orang peka akan dapat. Saya doakan kita seluruh di sini boleh peka akan kehendak Tuhan. Lalu seperti malaikat-malaikat itu langsung gembira menyampaikan berita tentang Kristus. Waktu merkea pergi sampaikan berita tentang Kristus, mereka baru tahu Kristus lahir sebagai bayi. Mereka belum satu kali pun dengar ajarannya, mereka belum dengar Dia dipaku di atas kayu salib, mereka belum dengar berita kebangkitan Kristus. Tapi mereka dengan semangat tinggi langsung memberitakan Injil. Harap ini juga ada pada kita, sehingga kerinduan kita untuk membagikan Firman menjadi kerinduan yang benar-benar memberkati orang lain. Saudara jangan takut tidak tahu mau bicara apa waktu menginjili, yang penting ada kerinduan orang itu mau datang kepada Tuhan, nanti Tuhan buka jalan. Saudara bicara kepada manusia perlu fleksibilitas tinggi, ada orang-orang dengan cara paling sederhana bisa menangkan banyak jiwa. Ada orang-orang dengan cara sederhana tapi tekun bisa membagikan Firman dan akhirnya orang benar-benar datang kepada Dia.

Kiranya Tuhan memampukan kita, sehingga kita boleh seperti para gembala itu. Dengar, dapat anugerah, mendengarkan puji-pujian para malaikat, mempunyai kerinduan besar untuk membagikannya kepada orang lain.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Penggenapan Janji Allah dalam Sejarah

(Lukas 2: 1-7)
Lukas memulai narasinya dengan mengatakan “ada seorang kaisar bernama Agustus yang memberikan perintah supaya ada sensus penduduk”. Kaisar Agustus merupakan salah satu kaisar yang paling brilian yang pernah dimiliki oleh Kerajaan Roma. Dia brilian dalam perang, dia brilian dalam mengatur pengaturan pajak untuk seluruh daerah yang dikuasai Roma, dia merupakan anak angkat dari Julius Caesar. Lalu anak angkat dari Julius Caesar yaitu Oktavianus, dia marah sekali karena ayah angkatnya dibunuh seperti ini, maka dia balas dendam, semua anggota senat dibunuh oleh dia dan Oktavianus muncul sebagai penguasa yang baru, menjadi penguasa yang mempunyai kekuatan politik yang sangat besar. Oktavianus sangat brilian, setelah diangkat menjadi kaisar, dia diberikan gelar Agustus. Inilah raja yang memperbesar Kerajaan Roma menjadi besar luar biasa dan dialah orang yang memulai periode pax romana, damai di dalam Kerajaan Roma, tidak ada musuh yang berarti yang dihadapi pada zaman itu. Jadi Yesus Kristus datang di dalam zaman kaisar ini, waktu Roma sangat kuat, waktu Israel sedang sangat tertindas, Sang Juru Selamat datang. Inilah yang dicatat oleh Lukas, Lukas mau memberitahukan bahwa ketika zaman besar ini, Kaisar Agustus, kaisar ini tergerak untuk mengadakan pengaturan sensus sebaik mungkin supaya tahu pajak harus diambil dari mana, siapa yang membayar dengan setia, siapa yang suka tipu. Semua warga harus mendaftar di daerah masing-masing. Ternyata Tuhan pakai keputusan dari kaisar besar ini untuk rencana Tuhan supaya Sang Mesias lahir di tengah Kota Betlehem. Inilah keindahan dari cara Lukas menulis, dia cuma menulis orang-orang besar disinggung sedikit, kemudian dia menulis rencana Tuhan. Rencana Tuhan lebih penting dari pada pergolakan politik di dunia, rencana Tuhan lebih penting dari apa yang direncanakan oleh orang-orang besar. Maka kita akan lihat ada beberapa hal yang Lukas mau tekankan dari bagian ini mengenai kelahiran Kristus. Hal pertama yang Lukas tekankan dari ayat-ayat ini adalah bahwa kelahiran Kristus membuktikan bahwa Tuhan berkuasa atas seluruh Kerajaan di bumi. Alkitab mengatakan Tuhan yang membangkitkan Nebukadnezar, Tuhan yang membangkitkan Koresh, Tuhan membangkitkan kerajaan demi kerajaan. Alkitab mengatakan tidak ada orang bisa berdiri lalu menjadi pemimpin di luar kehendak Tuhan. Maka Tuhan berkuasa atas segala sesuatu. Ketika kita menyadari hal ini baru kita tahu Tuhan kita Tuhan yang besar, Tuhan kita Tuhan yang agung, karena orang yang paling besar dan agung di dunia ini hanya boleh menjadi agung di dalam batasan yang Tuhan ijinkan. Lukas berbeda dengan orang lain yang sedang cari berita pada zaman itu. Lukas mengatakan “nama kaisar itu hanya muncul satu kali dan itu pun karena ada kaitan dengan yang Tuhan rancangkan”. Inilah hal pertama yang Lukas mau bagikan, Tuhan yang berkuasa atas seluruh kerajaan di bumi. Tuhan ijinkan Kerajaan Roma bisa bangkit dan Tuhan pakai wadah ini untuk menurunkan Kristus di tengah-tengah Tanah Palestina dalam jajahan bangsa Roma.

Hal kedua, dalam bacaan kita juga Lukas menyampaikan bahwa kerajaan yang akan didirikan Kristus adalah kerajaan yang akan menggantikan kerajaan keempat di dalam Kitab Daniel. Di dalam Kitab Daniel dikatakan bahwa Kerajaan Israel akan dihancurkan oleh bangsa Babel, tetapi Babel dihancurkan oleh Persia, Persia dihancurkan oleh Makedonia kerajaan ketiga, Makedonia dihancurkan oleh Roma kerajaan keempat yang besar ini. Waktu Daniel mengatakan semua orang kaget dengan akurasi jawaban Tuhan dalam sejarah dari nubuat Daniel ini. Karena Daniel menggambarkan kerajaan pertama mirip singa dan kita tahu Babel mempunyai lambang singa yang bersayap. Lalu kita mengatakan kerajaan kedua mirip beruang yang besar berbaring di satu sisi, kita tahu bahwa Babel hancur oleh Kerajaan Persia dan Media, tapi kemudian Persia makin kuat, Media pun ditekan, berbaring pada satu sisi. Kerajaan ketiga, macan tutul bersayap, macan tutul mempunyai kecepatan luar biasa, ditambah sayap akan makin cepat, ini Kerajaan Makedonia yang cepat sekali dalam menaklukan daerah-daerah jajahan. Alkitab sangat dekat dengan pergolakan politik bangsa-bangsa ini. Babel, Persia, Makedonia, Roma bahkan sampai Kitab Para Rasul. Saudara kalau menyelidiki Kitab Para Rasul, Saudara akan menemukan bahwa catatan Kisah Para Rasul sengaja menekankan daerah yang dicaplok Makedonia sekarang dicaplok oleh Paulus dengan berita Injil. Jadi dulu Makedonia mencaplok daerah ini, daerah itu, Kisah Rasul mengatakan Paulus memberitakan Injil di daerah ini, ini dan ini, persis sama dengan yang dimenangkan oleh Makedonia. Jadi Kisah Para Rasul membalikan kembali pengaruh dunia sekarang hancur oleh pengaruh Injil. Maka sejarah dari Daniel sangat akurat, sehingga orang tidak bisa menyangkal bahwa nubuat Daniel adalah nubuat Ilahi. Siapa yang bisa meramalkan begitu tepat? Siapa yang bisa menerjemahkan batu yang diungkit bukan dengan tangan manusia lalu menjadi gunung? Kira-kira apa maksudnya? batu yang bisa bergerak sendiri? Kalau kita belajar Perjanjian Lama baru kita tahu di dalam pembangunan Bait Suci oleh Salomo, Salomo melarang ada batu yang masih harus diukir di situs pembangunan Bait Suci. Maka semuanya harus sudah beres dan tinggal disusun di pembangunan Bait Suci. Maka pembangunan Bait Suci adalah pembangunan paling tenang di sepanjang sejarah. Saudara kalau masuk proyek pembangunan pasti ributnya bukan main, bunyi ini dan itu. Tapi waktu masuk Bait Suci, sepi, karena seluruh pekerjaan yang ribut dikerjakan di luar. Maka waktu batu itu sudah diukir di luar, ketika dibawa ke tempat pembangunan, orang mengatakan “inilah batu yang dibuat bukan oleh tangan manusia tapi oleh Tuhan sendiri”. Maka sebenarnya Kitab Daniel sedang mengatakan batu itu berkembang, ini berbicara soal Bait. Jadi Kerajaan Roma dikalahkan oleh Bait. Bait apa bisa kalahkan Roma? Bait mana bisa menggantikan Kerajaan Roma? Yesus mengatakan “ini tandanya bahwa Aku berhak, rombak Bait Suci ini, Aku akan dirikan dalam 3 hari”. Orang baru tahu Bait Suci digenapi dalam pribadi Kristus, Tuhan Yesuslah Sang Bait Sejati. Itu sebabnya setelah Kristus datang dan menebus umatNya, umatNya menjadi anggota tubuhNya, menjadi bait. Dan sejak Yesus menebus umatNya, Bait Suci tidak perlu dibangun secara fisik. Sejak tahun 70 sampai sekarang tidak perlu ada Bait Suci dibangun. Kita bukan pendukun Israel, kita bukan orang yang mendukung supaya Bait Suci kedua itu dibangun lagi, tidak perlu. Dan Lukas memberitahukan kelahiran Kristus menggenapi ini. Kelahiran Kristus menjadi fondasi untuk digenapinya nubuat Tuhan setelah Babel muncul Persia, setelah Persia muncul Makedonia, setelah Makedonia muncul Romawi, setelah itu waktunya Allah menyatakan kerajaan dan prinsip-prinsip iman sejati melalui Kekristenan. Inilah hal kedua yang Lukas mau nyatakan yaitu bahwa kegenapan nubuat Daniel ada pada diri Kristus.

Lalu hal ketiga yang bisa kita lihat adalah Lukas memberikan pernyataan bahwa fokus Allah bukan kerajaan dunia, bukan Kaisar Agustus, fokus Allah adalah Yusuf dan Maria. Siapa yang bisa membandingkan Yusuf dengan Kaisar Agustus. Pada zaman itu Yusuf bukan siapa-siapa, Yusuf hanya seorang kecil yang menikah dengan perempuan sederhana dan yang pergi ke Betlehem untuk mendaftarkan diri karena ada sensus ini, jadi mereka bukan orang penting. Yang penting adalah Agustus, Agustus yang mempunyai kuasa yang begitu besar, pemimpin dari kerajaan yang paling besar, paling berpengaruh. Di tangan Agustus Roma menaklukan Spanyol, Roma menaklukan semua daerah Afrika yang mereka mau, Roma menaklukan Mesir, Roma mempunyai kerajaan yang begitu stabil dan kuat. Tetapi Tuhan tidak pandang Kaisar Agustus, Tuhan pandang Yusuf dan Maria yang sederhana, yang mau taat jalan ketika Tuhan perintahkan kepada mereka untuk jalan. Jadi Kaisar Agustus dibangkitkan supaya dari dia boleh ada jalan dimana 2 hamba Tuhan ini menaati rencana Tuhan. Jadi yang penting adalah Yusuf dan Maria. Maka kalau kita membaca ayat 1-7 seolah-olah Agusutus ditampilkan dulu, setelah itu turun, baru Kirenius muncul sedikit, turun lagi. Setelah itu Yusuf dan Maria masuk dan mereka menjadi cerita utama. Coba bayangkan satu film yang orang pentingnya cuma menjadi figuran. Agustus adalah figurannya, Kirenius lebih sedikit lagi, setelah itu Yusuf dan Maria inilah central ceritanya. Jadi Yusuf dan Mari yang Tuhan perhatikan. Tuhan mengerjakan karyaNya dengan tersembunyi dan Tuhan tidak pernah terlalu memikirkan tentang orang-orang besar, kerajaan agung di dunia ini. Zaman kita pun sama, orang dunia kadang-kadang diberikan kuasa besar, kadang-kadang diberikan kekayaan luar biasa besar, kadang-kadang diberikan nama begitu hebat, tapi Tuhan tidak peduli itu semua. Tuhan pakai orang-orang rendah, Tuhan pakai orang-orang yang mau taat siapa pun dia. Maka kalau Saudara menganut teologi sukses, teologi kemakmuran, teologi ini sangat gampang untuk dihancurkan. Ada seorang teolog yang sangat baik, seorang bernama Moltmann mengatakan “Kristus itu pusat, tidak ada 2 pusat”, jadi kalau Dia adalah pusat dalam gereja kita semua harus menjadi ekor. Jadi teori yang mengatakan kepala bukan ekor itu sudah runtuh dengan Kristus yang ditempatkan menjadi kepala. Karena Dia kepala, mari kita bersabar, rela dan sukacita menjadi ekornya Kristus. Kalau tidak mau, terserah, Saudara mau menyaingi Yesus Kristus, silahkan melakukan beberapa hal ini, pertama lahir dari anak dara, kedua ubah air menjadi anggur, ketiga bangkitkan beberapa orang mati, yang keempat sendirinya mati kemudian bangkit. Kalau Saudara bisa, mungkin ada harapan untuk menyaingi. Dia kepala, kita ekor, bersyukur karena itu. Dia yang memimpin, kita dipimpin oleh Dia, bersyukur karena itu. Maka Tuhan tidak perhatikan apa yang dunia ini perhatikan. Tuhan tidak kagumi apa yang dunia ini kagumi. Dunia kagum kepada Agustus sang kaisar besar, tetapi Tuhan kagum kepada Yusuf dan Maria yang setia berjalan karena perintah Tuhan. Mari kita punya pemikiran seperti ini. Saya setiap kali melayani, saya tidak tahu jemaat yang kaya itu siapa, yang punya kedudukan itu siapa, saya kurang tahu. Maka Agustus cuma figuran, Kirenius figuran lebih kecil, Yusuf dan Maria tokoh utama. Sampai Sang Bayi lahir, sekarang Yusuf dan Maria juga turun, Bayi itu yang menjadi sorotan dari Injil Lukas, inilah cara Tuhan memberikan penilaian. Maka hal ketiga yang kita bisa pelajari adalah fokus Allah ada pada Yusuf dan Maria.

Lalu hal yang keempat, Injil Lukas dalam bagian ini menyatakan bahwa Sang Raja yang akan menaklukan seluruh dunia rela datang di dalam kesederhanaan. Yesus rela datang ke dunia bukan untuk menjadi raja yang langsung kelihatan kemewahannya, Dia datang dengan rela menjadi manusia, rela menjalani apa yang orang lain jalani. Ireneus ketika menulis tentang Tuhan Yesus, dia mengatakan “saya kadang-kadang harus berhenti melanjutkan tulisan ini karena saya sangat terharu memikirkan karakter Kristus”. Ketika dia menyelidiki, dia mengatakan Kristus adalah Pribadi yang agung, Anak Allah yang rela menjadi manusia lalu rela mengalami semua tahap kehidupan manusia. Kristus rela mengalami semua yang harus kita alami, kita alami karena terpaksa, tapi Kristus mengalami dengan penuh kerelaan. Saya pernah bagikan kepada Saudara pengertian yang membedakan antara misionaris yang sejati dengan orang yang cuma jalan-jalan. Yesus tidak begitu, Yesus datang ke bumi sampai mati baru pulang. Saudara renungkan kalimat ini. Dia datang ke dunia tidak pernah pulang ke sorga sampai mati, sudah mati pun masih 40 hari di bumi, baru setelah itu naik terangkat ke sorga. Yesus sampai mati bersama kita. Di tengah-tengah kita Dia tidak mengatakan “berat, pulang dulu”, Di ajuga tidak mengatakan “malam tidak ada tempat meletakan kepala, pulang ke rumah Bapa di sorga” Dia bisa melakukan itu. Tapi Yesus mengatakan “Aku tidak ada tempat membaringkan kepalaku di bumi ini” apakah itu menjadi alasan Dia pulang dulu? tidak. Maka anak-anak muda yang kos, yang kangen rumah, jangan pulang sampai Saudara diijinkan pulang. Jangan pulang karena tidak betah, jangan pulang karena menyerah, jangan pulang karena tidak sanggup, lanjutkan terus. Karena Kristus pun datang ke dunia ini banyak hal berat yang Dia alami. Dia tidak pernah pakai priviledge satu pun sebagai Anak Allah. Waktu mau diserang oleh pemimpin agama, Dia tidak mengatakan “BapaKu yang akan menjawab, bukan Aku. Bapa silahkan” lalu suara Tuhan mengguntur, siapa lagi berani melawan Dia. Tapi Yesus tetap tidak pakai apa pun hak yang seharusnya Dia miliki sebagai Anak Allah. Maka Dia datang, Dia jalani apa yang manusia lain jalani. Saudara lapar, Dia pernah lapar, Saudara kesepian, Dia pernah kesepian berkali-kali. Bayangkan betapa sepinya orang yang sudah punya niat begitu agung, punya beban begitu berat, punya misi begitu suci dan begitu sangat krusial bagi manusia, tidak ada satu pun yang ingat, yang sadar, yang tahu. Semua cuma tahu “Engkau bisa beri roti, perutku kenyang”, semua cuma tahu “Engkau bisa sembuhkan aku, aku datang”. Semua cuma tahu “anaku sakit, tolong sembuhkan”. Tapi waktu Yesus beritakan Kerajaan Allah, tidak ada yang mengerti. Bayangkan betapa sendiriannya Dia waktu semua orang tidak mengerti visi yang mau dikerjakan oleh Dia. Maka Kristus pernah mengalami kesendirian, pernahkah Dia dikhianati? Kristus ada di dalam dunia, mengalami apa yang kita alami. Dia menjalani tiap tahap kehidupan manusia, ini dikatakan oleh Ireneus. Ireneus mengatakan Dia jalani tiap tahap. Maka Saudara sedang ada di tahap apa, Kristus sudah pernah jalani, dan Dia rela jalani dengan tekun, sampai mati di kayu salib untuk menebus Saudara sekalian. Maka jangan gampang untuk mengeluh kepada Tuhan karena Tuhan sudah menyatakan anugerahNya dengan sangat agung. Dan Dia sudah relakan AnakNya yang Tunggal mengalami apa yang kita alami, dan AnakNya berhasil tanpa jatuh dalam dosa. Inilah hal keempat, Lukas menyatakan bahwa Kristus rela datangmenjadi bayi kecil, dibaringkan dalam palungan. Dia menjadi orang yang begitu hina untuk menyelamatkan orang hina seperti kita.

Lalu hal kelima, Injil Lukas menyatakan bahwa sekarang janji Tuhan kepada Daud sudah digenapi. Kristus adalah penggenapan janji Tuhan kepada Daud. Dikatakan di sini “karena Yusuf adalah keturunan Daud maka mereka harus mendaftarkan diri di Betlehem”. Apakah harus Yusuf yang menjadi suami Maria? harus, karena Tuhan sudah berjanji kepada Daud “anakmu, keturunanmu yang akan menjadi raja selama-lamanya”. Tuhan kita itu setia. Maka bagian yang kita baca ini merupakan kegenapan dari janji Tuhan. Kita bisa berpegang pada janji Tuhan karena sudah ada bukti. Dia berjanji kepada Daud dan Dia genapi, Kristus datang. Apakah mudah menggenapi janji kepada Daud? sama sekali tidak. Kegagalan Daud dan kegagalan keturunan-keturunannya membuat janji ini sesuatu yang sangat sulit dipertahankan. Kalau Saudara menjadi tuhan yang berjanji kepada Daud, lalu Daud gagal berkali-kali, masih sabar? Sulit untuk sabar. Tuhan menyatakan kepada Daud “engkau akan Aku bangkitkan menjadi raja”, setelah dia menjadi raja Tuhan mengatakan “Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian dan tahta keturunanmu tidak akan terputus sampai selama-lamanya”. Ini janji sebelum atau sesudah Daud jatuh dalam dosa perzinahan? Sebelum Daud jatuh. Maka kita akan pikir Tuhan tidak tahu Daud seperti apa, janji bahwa Tuhan akan bangkitkan keturunannya, begitu jatuh dalam dosa, Tuhan batalkan janjiNya? tidak. Begitu Daud jatuh dalam dosa berzinah dengan Betsyeba, bunuh suaminya Betsyeba, datanglah Nabi Natan. Maka Daud mengatakan “saya sudah bersalah kepada Tuhan” dia mengaku. Dan pengakuan Daud “saya bersalah kepada Tuhan” adalah pengakuan siap mati, ini bedanya Daud dengan Saul. Saul mengatakan “saya memang salah, tapi…” ini tandanya pertobatan palsu. Tapi kalau Daud “saya bersalah.” selesai. Saudara kalau mengaku dosa ada “, tapi…” belum mengaku dosa. Ini yang dimaksudkan Daud, “Tuhan, saya salah. Kalau mau matikan saya bersediamati”. Tapi Nabi Natan mengatakan “Tuhan, ampuni kamu”, mengapa ampuni? Karena janji itu. Daud harus menjadi kepala dari keturunan yang akan melahirkan Kristus. Maka tidak ada kematian bagi Daud, tapi ketika Daud mengatakan “bayar 4 kali lipat”, benar-benar Daud bayar 4 kali lipat, dia bunuh 1 orang, 4 anaknya mati. Anak pertama adalah yang dilahirkan Betsyeba mati ketika masih bayi. Yang kedua adalah Absalom harus mati. Yang ketiga adalah Abnon, sudah mati terlebih dahulu dibunuh oleh Absalom. Yang keempat adalah Adonia, yang menjadi saingan Salomo harus mati, 4 anak mati. Tuhan menghargai janjiNya kepada Daud, maka Tuhan ampuni. Lalu Salomo menjadi anak Daud, Tuhan lanjutkan kasih setiaNya. Salomo setia? Tidak, Salomo juga jatuh. Anak Salomo, Rehabeam juga jatuh, semua anak-anaknya semua kacau. Kalau Saudara baca dari Salomo sampai kehancuran, yang setia cuma 3 orang, cuma Asa, itu pun masih ada pemberontakannnya. Kemudia Yosia, lalu Hizkia yang masih setia. Yang lain rusak. Tapi Tuhan pertahankan janjiNya karena Allah kita kalau berjanji tidak mungkin tidak ditepati. Maka kelahiran Kristus membuktikan bahwa Allah setia, Allah sanggup. Di tengah-tengah kehancuran Israel dan di tengah-tengah musuh yang bernama Romawi yang begitu berat, Tuhan menggenapi janjiNya dengan kelahiran Kristus. Maka hal kelima yang Lukas sedang nyatakan adalah lihat Tuhanmu yang setia, Dia kalau sudah berjanji tidak mungkin ada apa pun yang bisa membatalkan. Roma 8 mengatakan apa yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan? Kalau Tuhan relakan AnakNya mati untuk kita, apa yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan? Pemberontakan, pedang, perang, aniaya? tidak ada satu pun. Maka Kristus menjadi pernyataan kesetiaan janji Allah. Dan kalau dulu Allah setia mengirimkan Kristus, sampai sekarang Allah setia sampai selama-lamanya Dia setia akan meneguhkan panggilan kita sebagai umatNya.

Pesan berita Natal dari Lukas menyatakan Tuhan berkuasa atas seluruh kerajaan. Kerajaan yang akan digantikan oleh Kristus, Kerajaan Roma akan ditundukan dan Kekristenan akan menjadi pengaruh besar. Lalu hal ketiga, fokus Allah bukan kaisar yang besar, tetapi orang yang taat, yang sederhana seperti Yusuf dan Maria. Yang keempat, Sang Raja rela lahir dengan segala kesederhaan, mengambil segala penderitaan dan kesulitan manusia. Yang kelima, sang Raja itu adalah penggenap janji Allah kepada Daud, yang Tuhan pertahankan sampai Kristus lahir dan akan dipertahankan sampai selama-lamanya.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Nyanyian Pujian Zakaria

(Lukas 1: 67-80)
Ini puji-pujian yang sangat agung, yang begitu indah, yang kita bisa saksikan dan dengar. Dan ini dipanjatkan oleh seorang imam yang Tuhan izinkan menjadi ayah dari Yohanes Pembaptis. Siapa Yohanes Pembaptis? Dia adalah nabi terakhir sebelum Yesus Kristus datang ke dunia menjadi manusia. Dialah nabi terakhir yang boleh berkhotbah lalu mempersiapkan umat Tuhan bahwa Sang Mesias itu sudah akan datang. Yohanes Pembaptis adalah nabi terakhir, maka di dalam hidup Yohanes, Yesus datang kemudian Yohanes menunjukkan “inilah Dia, inilah yang aku beritakan, inilah Juruselamat, inilah Dia yang untuk membuka tali kasutNya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Dia ini yang akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan api”. Kelahiran Yohanes Pembaptis menjadi peristiwa yang unik di dalam Alkitab. Kitab suci membahas dengan satu peristiwa yang agung yaitu malaikat datang kemudian menyatakan bahwa anak yang akan dilahirkan ini adalah Anak yang kudus, yang Tuhan akan pimpin, Tuhan akan berkati untuk menunjuk kepada Sang Maha Kudus yang akan datang menjadi manusia yaitu Yesus. Maka kita akan melihat puji-pujian dari Zakharia dan kita mau belajar kedalaman iman yang dimiliki Zakharia. Ini adalah puji-pujian yang begitu indah dan dari sini kita bisa melihat betapa dalamnya pengertian dan juga iman Zakharia. Orang beriman tanpa pengertian, imannya adalah iman yang kosong. Orang mengerti tapi tidak bertumbuh di dalam iman, ini adalah pengertian yang tidak berguna. Jadi mengerti beriman, makin beriman makin mengerti, makin berpegang kepada Tuhan, makin cinta Tuhan, makin berserah kepada Tuhan, diperkayan dengan pengertian yang limpah atas kebenaran Fiman, inilah yang membuat hidup Kristen menjadi limpah.

Saudara tidak dipanggil untuk masuk dalam satu persekutuan atau satu komunitas yang tidak punya sejarah, yang tidak punya masa lalu. Kita punya masa lalu, gereja punya sejarah, umat Tuhan punya sejarah yang begitu panjang yang diisi oleh tokoh-tokoh yang begitu agung. Zakharia mengajarkan kepada kita bahwa untuk mengenal apa yang Tuhan kerjakan di masa lalu itu adalah hal yang sangat penting yang harus ada untuk pertumbuhan iman kita. Di sini Zakharia mengingatkan bahwa Tuhan menggenapi janji kepada Daud, Tuhan menggenapi sumpahNya kepada Abraham. Lalu Tuhan menggenapi itu semua dengan membangkitkan Yohanes Pembaptis. Di sini dia menyebutkan 3 nama yang sangat penting sebelum Yesus Kritus lahir. Jadi dia sangat kagum karena dia boleh menjadi ayah dari seorang yang menjadi salah satu dari tokoh-tokoh penting dalam sejarah. Seorang yang begitu cinta kepada Tuhan, seorang yang terus menanti-nantikan Kerajaan Tuhan, sekarang diizinkan boleh mempunyai seorang anak di masa tua dan anak ini akan menjadi salah satu tokoh yang sangat penting. Bahkan Yesus mengatakan “Yohanes Pembaptis adalah nabi dan tidak ada nabi mana pun sebelum dia, lebih besar dari Yohanes Pembaptis”. Dari seorang yang dilahirkan oleh seorang perempuan yang tidak ada satu pun yang lebih agung dari Yohanes Pembaptis. Ini merupakan kalimat pujian dari Tuhan Yesus, tetapi sekaligus juga menyatakan betapa lebih agungnya Dia yang datang kemudian yaitu Tuhan Yesus. Yohanes Pembaptis memang agung, tetapi Yesus yang datang kemudian jauh lebih besar dari siapa pun. Itu sebabnya Yohanes Pembaptis biarpun dia yang paling agung, tapi Tuhan Yesus memakai perbandingan yang paling kecil dari pengikut Kristus, yang paling kecil dari Kerajaan Allah itu tetap lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Seolah-olah kita ketika mengagumi tokoh-tokoh Perjanjian Lama, sambil kagum sambil takut. Mengapa takut? Karena Tuhan mengatakan kita lebih anugerah dari mereka. Tetapi ada orang-orang tertentu yang kita harus belajar kebenaran, mereka peka sekali tangkap kebenaran. Mereka tangkap semua hikmat yang Tuhan mau bagikan dengan cara yang sangat-sangat mendetail. Salah satunya Zakharia, Zakharia tahu bahwa waktu Tuhan menyatakan diri, Tuhan menyatakan diri dengan sangat limpah “saya harus tangkap semua, saya tidak mau ada satu pun peristiwa lewat”, maka dia menjadi orang yang menyelidiki, dia cari tahu tentang Tuhan, dia ingin tahu sejarah yang Tuhan sedang kerjakan, dan dia ingin tahu kebenaran yang Tuhan sudah nyatakan di dalam dunia. Maka dia temukan bahwa Tuhan melakukan 2 peristiwa yang paling penting bagi Israel.

Peristiwa pertama adalah ketika Tuhan berjanji pada Abraham. Ini peristiwa yang sudah lama sekali, sudah 1800-1900 tahun yang lalu, begitu lama, tapi pentingnya itu masih terjadi sampai saat ini. Maka Zakharia mengingat dan dia terus merenungkan Tuhan mengikat janji kepada Abraham, apa yang Tuhan janjikan kepada Abraham? Abraham hidup sudah lama, tapi Tuhan melakukan sesuatu yang berguna sampai sekarang yaitu Tuhan memanggil Abraham lalu mengikat sumpah. Tuhan satu kali, pertama kalinya di dalam Alkitab mengikat diriNya dengan sumpah adalah ketika berbicara dengan Abraham. Dia mengatakan “Abraham, Aku akan menjadikan engkau bangsa yang besar”. Kali kedua Tuhan mengatakan “ikat perjanjian dengan Aku, engkau sembelih binatang, lalu setelah itu kita akan jalani” tapi ternyata Abraham dibuat tertidur, Tuhan yang berjalan di tengah korban yang dibelah ini. Ini adalah tanda perjanjian pada zaman dahulu. Lalu saat ketiga, Tuhan memerintahkan satu kalimat yang membuat Abraham kaget, Tuhan mengatakan “Abraham, ambil Ishak anak tunggalmu, anakmu satu-satunya, anak yang kamu kasihi, anakmu yang paling berharga bagi kamu”, “baik Tuhan”, “bawa dia ke puncak gunung, sembelih dia sebagai korban bakaran”, Abraham pasti kaget, tapi dia tetap bawa. Seorang pemikir dari Denmark melihat kisah ini, dia sangat kagum, namanya Kierkegaard, dia mengatakan “heran ya, waktu Tuhan perintahkan Abraham, ini secara apa pun tidak sesuai, dibahas secara etis tidak cocok, mana mungkin perintah orang tua bawa anak untuk disembelih, kok cocok?” Waktu dilihat secara ilmu filsafat juga tidak cocok. Mana mungkin ada pengertian suruh papa bawa anak untuk dibunuh itu cocok. Maka Kierkegaard mengatakan Alkitab itu kadang kala memberitakan sesuatu memerintahkan sesuatu, menuntut sesuatu yang dari dunia pemikiran yang paling agung sekalipun tetap merasa tidak cocok, ini yang membuat dia bergumul.

Di dalam sejarah pemikir ada 2 orang yang bergumul terus dari satu bagian kecil Alkitab. Yang satu adalah Kierkegaard tadi, ketika dia melihat Abraham disuruh membawa anaknya untuk disembelih, dia heran sekali, mengapa Tuhan berani memerintahkan seperti ini, mengapa Tuhan suruh begini? Lalu Abraham mengapa bisa taat? Konsep apa yang dipakai Abraham untuk menaati Tuhan dengan cara ekstrim seperti ini? Waktu kita coba selidiki mengapa Tuhan memerintahkan Abraham membunuh Ishak, sama sekali sulit untuk dimengerti. Sampai kita tahu di dalam Yohanes 3: 16 “karena begitu besar kasih Allah Bapa, maka Dia mengaruniakan Allah Anak untuk menjadi manusia dan menjadi korban bagi umat manusia” baru kita tahu berapa besar luka hati dari Allah Bapa melihat AnakNya dipaku, dicambuk, diludahi dan dimatikan untuk menebus dosa manusia. Tuhan sudah memberikan gambarannya sejak lama, itu sebabnya tanpa kembali kepada Injil, kita tidak mengerti mengapa ini terjadi. Tanpa kembali kepada Injil kita tidak mengerti mengapa orang Yahudi mesti sembelih domba, cipratkan darahnya kemana-mana lalu kemudian bakar domba itu. Tapi setelah kita kembali kepada Injil baru kita tahu ini gambaran dari sejarah keselamatan yang Tuhan mau kerjakan, inilah yang Tuhan mau kerjakan untuk manusia. Tuhan dengan bijaksana sudah merencanakan rencana agung dan dari permulaan Dia sudah nyatakan “ini yang Aku mau kerjakan” ini bedanya Tuhan dengan kita. Jadi waktu kita berencana kita tidak tahu, waktu Tuhan berencana Tuhan sudah tahu persis.

Itu sebabnya hal yang masih Dia akan kerjakan 3500 tahun kemudian sudah Dia nyatakan sejak sebelumnya. Tuhan memanggil orang-orang penting dalam sejarah Israel untuk menunjukkan “Aku tidak mengerjakan rencana kagetan, Aku sudah siapkan ini dari awal”. Kalau Saudara bertanya kepada orang Yahudi yangbenar-benar menyelidiki Alkitab, Saudara bertanya “bagaimana cara kamu diselamatkan?”, Saudara akan kaget kalau jawaban mereka adalah “hanya karena anugerah”, mungkin Saudara akan kaget. Tapi ketika saya selidiki, seorang bernama E.P. Sanders, seorang yang menyelidiki tulisan dari zaman mula-mula, abad 2 SM – 2 Masehi dari tulisan para rabi, hampir semua rabi mengaku orang Israel tidak pernah punya jasa untuk bisa selamat. Semua karena anugerah, semua karena kebaikan, semua karena belas kasihan yang Tuhan berikan kepada Abraham, ini kalimat yang sangat ditinggikan oleh orang-orang Yahudi. “Kami selamat karena Abraham”, jadi Tuhan baik sama Abraham lalu Tuhan melihat orang Israel. Tuhan sudah mau marah sama Israel, tapi ingat bahwa mereka anak Abraham, tidak jadi marah, ini konsep mereka. Jadi ketika Tuhan sudah marah kepada Israel, Israel tinggal berdoa mengatakan “Tuhan, ingatkah janjiMu kepada Abraham?”, lalu Tuhan tahan murkaNya “Aku ingat janjiKu kepada Abraham, Aku tidak akan musnahkan kamu”. Jadi mereka pun punya namanya sola gratia. Jadi mereka tahu mereka selamat bukan karena hebat. Orang Israel berkali-kali dibuang, berkali-kali dimurkai, tetapi Tuhan tetap berjanji “Aku kumpulkan lagi, Aku balikkan lagi”, mengapa Tuhan bisa baik begini? Karena Dia sudah bersumpah kepada Abraham dan Dia tidak mungkin lalai dengan sumpahNya. Tuhan bukan manusia yang kalau janji itu kemungkinan besar bohong.

Lalu tokoh kedua yang Zakharia katakan adalah seorang bernama Daud. Daud pun dianggap sebagai raja idela orang Israel. Kita bisa belajar banyak sekali dari Daud. Daud adalah orang yang sudah ditinggikan sejak remaja. Bayangkan masih remaja, Samuel datang curahkan minyak urapan lalu mengatakan “hari ini Daud, engkau menjadi raja Israel”. Siapa di antara Saudara yang waktu remaja pangkatnya remaja? Saya yakin tidak ada, ketua OSIS itu paling tinggi. Tidak ada satu pun dari Saudara yang mengatakan “aku sudah dilantik menjadi remaja dari waktu umur 17” sepertinya tidak. Tapi Daud dari remaja sudah dilantik menjadi raja. Setelah itu tetap diperlakukan seperti anak bawang, bagaimana tidak sakit hati? Kakak-kakaknya tetap suruh dia pelihara kambing domba 2-3 ekor saja, lalu dia tetap menjadi penggembala kambing domba yang kecil padahal sudah diurapi menjadi raja. Saul fitnah dia dengan mengatakan “kamu mau mengambil kedudukan raja, kamu mau singkirkan Yonathan, kamu sendiri mau menjadi raja” tentara-tentara mau bunuh dia, dia pilih lari. Dan waktu dia lari dikatakan paling banyak 2-3 orang pembantu ikut dia, itu pun tidak tentu ada. Mungkin sendiri, mungkin 2-3 orang. Karena waktu dia minta roti, dia cuma minta 5 roti, dan 5 roti itu roti yang besar biasanya cukup untuk 2-3 orang makan beberapa hari. Jadi dia tidak ambil pengikutnya. Daud pembela kebenaran, tapi kalau dirinya yang ditindas, dia lari dulu. Orang lain ditindas, dia hantam siapa pun yang menindas kebenaran. Tapi waktu dirinya jadi korban, dia pilih lari. Maka belajar keagungan dari tokoh-tokoh Alkitab jauh lebih baik dari pada Saudara baca biografi artis-artis yang tidak karu-karuan. Tetapi Alkitab menunjukkan orang-orang yang luar biasa bisa menjadi teladan, maka Daud sudah menjadi pemimpin diusir, dia rela pergi. Dia rela tetap berada di dalam tempat pembuangan. Bahkan waktu Saul mati pun, dia tidak mau datang ke Israel sebelum Tuhan yang suruh. Dia berdoa “Tuhan, boleh kah aku pulang?”, Tuhan bilang “pulang”. Lalu orang Yehuda bilang “jadilah raja”, dia tanya lagi “boleh jadi raja?”, Tuhan bilang “silahkan”. Dia menjadi raja Yehuda, sesudah menjadi raja Yehuda, Yoab langsung pimpin pasukan besar lalu mengatakan “mari serang anak Saul, kita rebut seluruh Kerajaan Israel karena engkau telah diurapi menjadi raja Israel”, Daud mengatakan “jangan kita di sini saja”. Daud kalau melihat ketidak-adilan, dia bertindak. Tapi kalau dirinya yang menjadi korban, dia lari. Mana ada orang zaman sekarang bisa seagung ini? Waktu orang lain salah, dia penggal. Waktu orang lain salah kepada dia, dia pilih lari. Mari kita belajar dari Alkitab, kita ini terlalu sombong, terlalu egois, terlalu anggap diri penting, terlalu anggap diri berharga, harus dilindungi, harus dinyatakan, padahal kita ini bukan siapa-siapa. Belajar dari Alkitab, rendah hati supaya tahu apa yang Tuhan perkenan dari kita. Daud menjadi orang yang sangat agung. Dia manusia biasa yang jatuh dalam dosa, tapi dia tetap memiliki sisi keagungan. Mari belajar melihat keindahan orang-orang yang Tuhan bangkitkan. Lalu setelah Daud menjadi raja, kerinduang Daud bukan menjadi pemerintah sendiri. Dia mau tabut perjanjian dibawa, dia mau membuat tenda suci menjadi Bait Suci yang besar, lalu waktu dia memohon, Tuhan mengatakan “jangan kamu yang membuat, karena tanganmu penuh darah”. Di sini saya tidak mengerti, tangan Daud penuh darah karena dia berperang bagi Tuhan, mengapa tidak boleh bangun bait? Karena ternyata bait itu menjadi simbol damai. Kalau Bait Suci menjadi simbol damai, raja yang membangun harus raja damai, Daud bukan raja damai, anak Daud itulah raja damai. Maka Daud tunggu Salomo, lalu Salomo mendirikan bait. Ternyata bait ini pun bukan yang Tuhan janjikan. Karena Tuhan mengatakan yang membuat adalah Raja Damai yang tidak akan mati. Raja Damai yang menaklukan kematian adalah Yesus. Maka Tuhan memberikan janji besar kepada Daud, Tuhan mengatakan “tahtamu tidak akan berhenti dan keturunanmu akan aku bangkitkan”. Ini janji kedua yang diwarisi Israel yang sangat besar. Tuhan bersumpah kepada Abraham, Tuhan berjanji kepada Daud. Kepada Abraham, Tuhan bersumpah akan ada keturunannya yang memberi damai kepada seluruh dunia. Kepada Daud, Tuhan berjanji akan ada keturunannya yang menjadi raja membawa damai di seluruh dunia, ini yang terus mereka nanti-nantikan. Tetapi ternyata Tuhan berniat membangkitkan satu oranglagi untuk mengisi posisi sama besarnya.

Lalu ada yang ketiga, nabi. Siapakah nabi yang dianggap agung? Zakharia sadar nabi yang dianggap agung bukanlah Musa. Karena Musa mengatakan “setelah aku akan muncul nabi-nabi”. Ternyata Zakharia sadar, nabi terakhir itu adalah anaknya ini. Ngeri kalau punya anak sudah Tuhan nubuatkan akan menjadi orang besar. Kalau kita dipercayakan seorang anak, sambil lihat anaknya sambil mengatakan “Tuhan terima kasih, Tuhan memberikan anak di keluarga ini”. tapi Zakharia terima kasihnya lain, sambil gemetar sambil mengatakan “Tuhan, ini nabi yang berikut,” ini tanggung jawab yang besar sekali. Maka Zakharia mengatakan “puji Tuhan, Tuhan menyatakan janji kepada Daud, Tuhan menyatakan sumpah kepada Abraham” lalu siapa tokoh ketiga,dia pikir-pikir, yang layak disebut anaknya sendiri. Maka setelah dia mengatakan “janji kepada Daud, janji kepada Abraham” sekarang dia lihat bayinya dan mengatakan “dan engkau anakku”, ini privilege luar biasa. Bayangkan kalau suatu hari anak Saudara menjadi orang penting, baru Saudara sadar kalau sulu pernah salah didik, celaka kita. Karena itu kalau Tuhan percayakan seorang anak, harus katakan “Tuhan, nanti Tuhan mau pakai dia jadi apa, itu bergantung saya. Kalau saya tidak arahkan dia untuk cinta Tuhan, dia tidak akan cinta Tuhan. Kalau saya tidak arahkan dia dengan disiplin yang ketat, nanti dia akan menjadi orang yang suka melawan orang lain”. Maka Zakharia mengatakan kepada Tuhan “Tuhan, puji syukur untuk rahmatMu, puji syukur untuk apa yang Engkau kerjakan, puji syukur untuk semua bijaksana, semua janji, semua pernyataan iman yang Tuhan berikan untuk bangsa ini melalui Abraham, melalui Daud, sekarang melalui anakku sendiri”. Lalu dia mengatakan “anakku, engkau akan disiapkan Tuhan untuk menjadi nabi mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias”. Jadi sambil mengagumi Daud, sambil mengagumi Abraham, sambil mengagumi anaknya sendiri, Zakharia tahu bahwa 3 tokoh ini dipanggil untuk menggenapi satu Pribadi yang jauh lebih agung dari mereka yaitu Yesus. Yesus lebih agung dari Daud, Yesus lebih agung dari Abraham, Yesus lebih agung dari Yohanes Pembaptis. Inilah iman Zakharia, dia tahu Tuhan sedang menggenapi janji ini. Abraham punya anak yang memberkati seluruh dunia, itulah Yesus. Daud akan punya keturunan yang menjadi Raja Damai selama-lamanya, inilah Yesus. Dan Yohanes Pembaptis akan menunjuk pada orang ini yaitu Yesus. Maka dia tahu dengan persis rencana Tuhan dan dari situ puji-pujiannya kepada Tuhan menjadi puji-pujian yang memberkati banyak orang dan diperkenan Tuhan. Mari kita belajar memuji Tuhan dengan cara yang benar. Menyadari apa yang sudah Dia lakukan, semua berpusat pada jalan keselamatan di dalam Kristus. Maka pujian Zakharia mengatakan Tuhan berfirman melepaskan kita dari musuh, menunjukkan rahmat, lalu memberikan kita kelepasan supaya kita bisa beribadah kepada Tuhan, semua di dalam Kristus. Di dalam Kristus dosa kita dihapus, di dalam Kristus relasi kita dengan Allah yang sejati diperbaiki, di dalam Kristus semua penghukuman Tuhan atas dosa menjadi hilang dan ditanggung oleh Kristus di atas kayu salib. Inilah janji Tuhan. Yesus datang menebus dosa kita, mengganti hukuman Tuhan bagi kita. Inilah yang Zakharia tahu, maka dia mengatakan “anakku,engkau tokoh ketiga” Abraham, Daud, sekarang Yohanes Pembaptis akan menunjuk kepada Yesus satu-satunya Juruselamat dunia. Inilah yang dimengerti oleh Zakharia, maka dia mendidik anak itu. Mendidik anak itu sehingga anak itu makin besar, makin kuat, dan tinggal di padang gurun sampai pada hari dia melayani. Kiranya kita boleh mendapat berkat dari orang-orang agung di dalam Alkitab yang membagikan kebenaran Firman Tuhan kepada kita.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah

Persiapkan Jalan bagi Tuhan

(Lukas 1: 57-66)
Di awal-awal Injil Lukas, Lukas membahas tentang Yesus dan Yohanes Pembaptis dengan cara yang sangat dekat. Yohanes Pembaptis dinubuatkan akan lahir, Yesus dinubuatkan akan lahir. Yohanes Pembaptis lahir, setelah itu membahas narasi Yesus lahir. Maria memuji, meninggikan bahwa sekarang waktunya Tuhan menyatakan anugerah, Tuhan menyatakan berkatNya dengan mendatangkan Kristus Yesus. Dan Kristus Yesus yang sudah datang ini, Dia lah yang menjadi tanda belas kasihan Tuhan kepada seluruh bangsa. Lalu ketika Zakharia memuji pun sama, yang Zakharia puji adalah Yesus. Dia mengatakan “terpujilah Tuhan karena anakku akan mendahului Kristus” inilah orang yang mencintai Tuhan. Anaknya lahir, yang dipentingkan adalah Yesusnya, bukan anaknya. Tetapi waktu Yohanes Pembaptis datang, orang-orang melihat kepada Kristus, orang-orang melihat kepada Dia yang akan datang setelah Yohanes, inilah tanda orang-orang yang mempunyai kerohanian sejati, inilah tanda orang-orang yang mempunyai pengertian iman yang mengharapkan Yesus lebih dari mengharapkan dari apa pun. Ketika Tuhan Yesus akan datang, ketika Alkitab mengatakan “Israel bersiap-siaplah untuk kedatangan Kristus”, ada tahap-tahap yang unik yang Alkitab nyatakan. Sebelum Tuhan Yesus datang, Israel berhenti mempunyai kerajaan yang diperintah oleh Daud, ini unik sekali. Bayangkan betapa bedanya cara Tuhan bekerja dengan cara kita berpikir. Kalau kita berpikir sebelum Yesus datang, negara ini menjadi bagus dulu, negara ini makin tinggi makin hebat, lalu Yesus datang tinggal terima kuasa yang sudah ada. Tapi waktu Israel dihancurkan Babel, kemudian ketika Israel dijajah oleh penerus Alexander Agung, setelah itu dia dijajah kembali oleh Romawi, waktu itu barulah Yesus datang. Dalam abad pertama, Tuhan menyatakan “bukan kaisar yang bisa engkau pegang, bukan Herodes, bukan Pilatus, bukan kekayaan ekonomi, tetapi Kristus” maka Tuhan sengaja membuat semua goncang, hanya Kristus yang bisa dipegang. Dalam gereja mula-mula, Tuhan mengatakan “jangan mengandalkan apa pun, andalkan Roh Kudus yang memimpin engkau untuk memberitakan Injil” ini yang Tuhan nyatakan. Tuhan sering menyatakan apa yang menjadi kebenaran dan renacanaNya di tengah-tengah zaman yang begitu rusak. Begitu juga ketika Lukas menulis tentang kedatangan Yesus Kristus. Dikatakan Yohanes Pembaptis datang dulu, dia harus mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus. Maka ketika Elizabet didatangi oleh malaikat, malaikat itu mengatakan “engkau akan melahirkan seorang anak dan engkau akan menamai dia Yohanes”. Arti nama Yohanes adalah Tuhan berbelaskasihan. Jadi waktu Elizabet dan Zakharia terus berdoa memohon Tuhan mengatakan “sekarang jawaban doanya sudah datang, engkau terus memohon, Aku jawab” jawabnya dengan seorang anak yang akan lahir dari Elizabet, namai dia Yohanes sebab artinya Tuhan sudah memberikan belas kasihan, ini lah janji mengenai kelahiran Yohanes Pembaptis. Berarti Yohanes Pembaptis akan mempersiapkan jalan bagi Kristus. Dalam Yesaya dikatakan ketika Allah akan datang, gunung yang tinggi diratakan, lembah ditutup. Yang tinggi dipangkas, yang rendah ditimbun supaya ada jalan yang rata. Dalam kondisi politik yang kacau balau, gunung yang tinggi melambangkan kuasa politik yang besar, yang menghantam orang-orang yang lemah. Lalu lembah-lembah sering ditafsirkan di saat-saat di mana kerajaan-kerajaan itu hancur dan ditindas. Maka yang dikatakan adalah waktu Tuhan datang, Tuhan akan menghancurkan kerajaan-kerajaan besar-besar yang merasa kuat, merasa besar, yang menindas kerajaan lain, hancur. Lalu kerajaan yang tertindas, yang dihancurkan, yang dikalahkan oleh yang lain, ini yang akan Tuhan bangkitkan. Ini berbicara tentang Israel, Israel yang kecil sekarang dijajah oleh banyak bangsa, lalu dikatakan “Allah akan datang, siapkan jalan”. Bagaimana siapkan jalan? Gunung yang tinggi dihancurkan, yang rendah ditimbun. Di lagu populer ada lagu ini yang mengatakan “ratakan tanah bergelombang, timbunlah tanah yang berlubang”, lagu yang bagus adalah ketika Saudara nyanyikan ada pertumbuhan iman di dalam kekuatan dan pengertian yang benar. Kalau makin dengar lagu makin kacau, ini kacau sekali. Maka doktrin sesseorang akan masuk dalam lagu yang dia buat. Tidak ada orang tanpa doktrin. Yang ada adalah semua orang punya doktrin, hanya pertanyaannya adalah doktrinnya benar atau tidak? Maka yang mengatakan “doktrin tidak penting” maka dia punya doktrin bahwa doktrin tidak penting dan doktrin ini salah, dia sudah kontradiksi diri. Jadi doktrin dia adalah doktrin tidak penting, tapi bagi kita doktrin membuat bertumbuh, mana yang benar?

Lalu mengapa ada bukit yang dihancurkan kemudian tanah yang ditimbun? Karena waktu itu Tuhan datang, yang tidak adil akan dibereskan jadi adil. Waktu Dia datang semua yang rusak akan menjadi baik. Israel ditindas, Allah akan datang memperbaiki semuanya, ini yang Israel harapkan. Nanti akan datang orang yang mendahului, yang akan siapkan jalan, yang akan menyerukan keadilan, supaya waktu Tuhan datang yang beres menjadi makin kuat, yang tidak beres akan dinyatakan tidak beresnya lalu dihancurkan. Mari kita hidup dengan takut akan Tuhan. Karena dari Kitab Nabi sudah dinyatakan waktu Tuhan datang yang tidak beres akan dibongkar semua, waktu Tuhan datang hidupmu yang engkau sembunyikan yang begitu rusak, yang tidak peduli Tuhan, Tuhan akan bongkar. Dan Tuhan nyatakan hidupmu yang tulus yang polos, yang suci, yang diselewengkan orang lain, Tuhan akan bebaskan. Maka kalau Saudara hidup baik-baik, waktu Tuhan datang, Tuhan akan membelamu. Waktu Saudara hidup dengan cara rusak luar biasa, waktu Tuhan datang, Tuhan jadi musuhmu. Saudara jangan berlindung di balik keselamatan kekal, tapi berlindung di balik hati nuranimu sudah kerjakan moral hidup yang baik atau tidak. Saya sangat sedih kalau doktrin keselamatan itu diselewengkan luar biasa. Sekali selamat tetap selamat, kalau sudah selamat pasti selamat. Tapi pertanyaannya adalah engkau selamat tandanya itu apa, tahu dari mana engkau sudah masuk dalam keselamatan? Tandanya adalah hidupmu sudah berubah, sudah tidak lagi tipu orang lain, sudah tidak lagi rugikan orang lain, sudah tidak hidup lagi dengan hawa nafsu yang dilampiaskan terus, ini yang menjadi tanda. Kalau Saudara terus lakukan hidup yang lama, Tuhan akan menjadi musuhmu sampai kapan pun. Inilah sebabnya Tuhan mengatakan “sebelum Aku datang, datang dulu orang yang akan memperbaiki”. Karena kalau tidak ada yang diperbaiki, tidak ada satu pun yang bisa bertaha dalam murka Tuhan. Ini kalimat yang mengerikan dalam Kitab Suci, yang jarang kita baca. Kita senangnya baca kalimat penghiburan, karena merasa diri kita korban terus.

Maka sebelum Allah datang, kirim dulu orang yang akan mempersiapkan sehingga waktu Tuhan datang, tidak semua binasa. Ini kalimat mengerikan sekali, kalau Tuhan datang tanpa ada yang mendahului semua akan binasa, berarti harus ada yang mendahului, sehingga ketika Sang Hakim datang, Sang Hakim itu akan mengambil sebagian orang menjadi milikNya dan menghakimi yang lain, ini lah tugas sang pendahulu itu. Tapi ternyata selain mengatakan “yang mendahului itu akan mempersiapkan jalan”, Yesaya juga mengatakan bahwa yang mendahului ini akan memberikan pengharapan. Di dalam Kitab Maleakhi lebih detail lagi, dikatakan bahwa Elia akan berjalan, dia akan mendamaikan Bapa dengan anak, dan anak dengan Bapa. Jadi sang pendahulu ini akan mempersiapkan umat untuk mengetahui apa rencana Tuhan berikutnya, mempersiapkan umat untuk kemudian menjadi umat milik Kristus. Inilah keindahan dari berita Injil. Saya akan mengulangi sedikit dengan lebih terstruktur supaya Saudara bisa lihat apa yang indah dari berita Injil ini, Yesaya mengatakan sang pendahulu datang mempersiapkan umat karena kalau dia tidak persiapkan, waktu Allah datang, semua dihakimi. Tetapi di dalam Injil, sang pendahulu itu datang untuk mempersiapkan umat, supaya ketika Allah datang menyatakan belas kasihan, ada yang akan menerima belas kasihan ini. Apakah ini kontradiksi? Yesaya bilang pendahulu datang supaya Tuhan tidak habiskan. Alkitab bilang pendahulu datang supaya ada yang mengerti bahwa Tuhan berbelas-kasihan, mengapa ini lain? Yesaya mengatakan “hati-hati Tuhan sudah datang mau menghakimi”, Lukas mengatakan “puji Tuhan, Tuhan datang menyelamatkan”, jadi Tuhan datang menghakimi atau menyelamatkan? Ketika kita lihat baik-baik ternyata Tuhan datang menyelamatkan dulu baru menghakimi. Jadi Tuhan datang untuk menyatakan cinta kasih dulu baru penghakiman. Tapi Perjanjian Lama melihat ini dalam satu paket di dalam diri Kristus. Maka waktu dikatakan “Aku datang untuk menghakimi” ini benar, sisi lain “Aku datang bukan untuk menghakimi” berarti penghakiman Tuhan baru akan datang nanti belum sekarang. Maka Yohanes Pembaptis mempersiapkan umat karena waktu Yesus datang mereka akan tolak Dia kecuali ada persiapan dari seorang bernama Yohanes yang mengkhotbahkan meskipun Allah menghakimi, Allah akan memanggil dulu orang-orang yang akan diselamatkan, baru dalam zaman akhir Dia akan menghakimi. Inilah yang harus menjadi pengertian yang benar. Kristus yang kita percaya bukan hanya akan menghakimi, menindas, menghancurkan yang jahat, tapi Tuhan akan memberi kesempatan dulu, sebelum penghakiman akhir datang, Tuhan memberikan kesempatan dulu “mari datang yang letih lesu kepadaKu, mari yang mau menyambut tawaranKu dan tinggalkan hidupmu yang lama”. Itu sebabnya ketika Tuhan memanggil, Tuhan memanggil siapa yang mau datang untuk luput dari penghakiman Tuhan, maka Yohanes Pembaptis mesti datang dulu. Dia datang, kemudian dia akan mempersiapkan umat. Umat yang sudah disiapkan ini akan menjadi umat yang menerima cinta kasih Tuhan, yang menerima pengampunan Tuhan, yang hidupnya diubah secara radikal kemudian menjadi pengikut Yesus sampai selama-lamanya. Inilah yang mau dinyatakan dengan kedatangan Yohanes.

Maka Tuhan mengatakan kepada Zakharia, anak itu akan berjalan mendahului Yesus dengan roh dan kuasa Elia. Waktu kuasa Elia dinyatakan, maka Israel menyadiri bahwa ada Tuhan yang sejati dan Tuhan itu bukanlah Baal. Ini namanya roh kuasa Elia, waktu melayani orang sadar inilah yang harus dinyatakan sebagai Tuhan. Maka waktu Yohanes Pembaptis datang dikatakan dia punya roh dan kuasa Elia, ini berati waktu dia melayani, dia akan menunjukkan siapa yang akan datang, siapa Sang Mesias yang sejati. Sama seperti Elia mengatakan “Tuhan adalah Allah bukan baal” demikian juga Yohanes Pembaptis mengatakan “ini Sang Mesias bukan yang lain”. Yohanes Pembaptis akan datang mendahului Yesus, dan dia dianggap nabi paling besar karena pada zaman dialah, dia boleh menunjuk kepada Yesus yang sudah hadir. Lalu bagaimana mereka bisa dikembalikan? Dengan melihat Yesus yang datang, inilah belas kasihan Tuhan. Maka orang Israel yang sudah doa lama, menanti-nanti kapan Tuhan pulihkan, akhirnya mendapat jawaban di dalam diri Yohanes. Karena setelah Yohanes, Yesus sudah akan datang, Yesus akan datang untuk menyatakan belas kasihan kepada Israel. Itu sebabnya malaikat mengatakan “anak ini akan dinamai Yohanes, anak ini akan dinamai belas kasihan Tuhan kepada engkau, inilah arti nama Yohanes”. Berarti waktu Yohanes lahir, ini jadi sukacita yang besar sekali “sekarang ya Tuhan, Engkau akan menyatakan janjiMu”, Tuhan akan nyatakan momen keselamatan yang paling penting dalam sejarah Israel. Tuhan melatih Israel dengan cara yang unik sekali, Tuhan paksa mereka untuk peka kepada Tuhan. Tuhan memaksa mereka menerima semua Firman lalu menggumulkannya, lalu coba mengerti proses yang panjang dari generasi ke generasi, terus berusaha memahami apa yang Tuhan sedang coba sampaikan. Inilah cara Tuhan melatih orang Israel. Dan cara Tuhan melatih orang Israel adalah cara yang sama Tuhan melatih umatNya sepanjang zaman. Sekarang pun Tuhan melatih gerejaNya dengan cara yang sama. Belajar peka akan kehendak Tuhan, belajar peka untuk mengertahui apa yang Tuhan mau lakukan. Maka waktu Israel keluar dari Mesir, mereka ada di padang gurun, mereka dilatih oleh Tuhan lihat tiang awan pada waktu siang, lihat tiang api pada waktu malam. Waktu tiang itu bergerak, baru mereka bergerak, waktu tiang itu diam baru mereka diam. Tidak ada jadwal yang tetap, ikut Tuhan itu susah. Maka waktu Israel di padang gurun, Tuhan mengatakan “perhatikan, waktunya pergi pergi, waktunya diam diam”. Dan waktu Tuhan menanamkan ini mereka harus belajar dengan cara yang sulit. Mereka belajar dengan cara yang sangat capek dan sangat perlu kerja keras. Tapi siapa yang setia dengan apa yang Tuhan nyatakan, siapa yang setia dengan pengajaran dari Tuhan sepenuhnya, dia akan bahagia. Kita minta Tuhan jawab dalam 3 kalimat pendek karena tidak punya waktu lama-lama untuk dengar khotbah, karena tidak punya waktu lama untuk mendalami FirmanNya, tidak punya waktu lama untuk bergumul tentang apa yang Tuhan nyatakan dalam Alkitab, tidak ada waktu, karena sibuk studi, sibuk kerja, sibuk main-main dengan teman, sibuk menghibur diri sampai mati, terlalu sibuk untuk Tuhan. Tuhan mengatakan “engkau terlalu sibuk, silahkan sibuk, tapi jangan harap Aku berikan apa-apa dalam kelimpahan kebenaran di dalam dirimu”. Maka untuk tahu panggilan belajar Alkitab baik-baik, persiapkan diri untuk cari tahu apa yang Tuhan mau nyatakan, dari situ Saudara pelan-pelan akan memperkembangkan kepekaan untuk tangkap waktu Tuhan, kepekaan untuk tahu Tuhan sedang kerjakan apa. Maka setelah Tuhan menyatakan Firman, Taurat, 1500 tahun SM, 1500 tahun sesudahnya baru Yesus datang. Jadi orang Israel punya waktu belajar 1500 tahun. Sudah belajar begitu lama, sekarang Yohanes Pembaptis datang mempersiapkan jalan, yang percaya cuma sedikit.

Yohanes Pembaptis adalah satu-satunya orang yang sejak dalam kandungan sipenuhi oleh Roh Kudus, satu-satunya orang yang ketika lahir pun seluruh Yudea gempar karena kelahirannya. Bandingkan dengan Yesus, Yesus lahir Betlehem tidur, tidak ada yang tahu kelahiranNya, Yohanes Pembaptis lahir, seluruh Yudea gempar. Yesus lahir tidak ada yang sambut, Yohanes Pembaptis sebelum lahir pun semua kerabat sudah kumpul semua lalu menyaksikan anak ini nanti akan menjadi apa. Ketika Elizabet melahirkan, mereka bertanya kepada Elizabet “Elizabet anak laki-laki ini mau dinamakan apa?”, Elizabet mengatakan “Yohanes”. Semua bingung “Yohanes? tidak ada keturunan nenek moyangmu yang namanya Yohanes”, lalu ada satu tua-tua memberi usul “beri nama saja Zakharia, sesuai nama ayahnya”. Tapi Elizabet mengatakan “tidak, sampai kapan pun tetap Yohanes”. Akhirnya mereka datang kepada Zakaria dan bertanya “siapa namanya?”, waktu itu Zakaria masih bisu, akhirnya mereka memberi batu untuk menulis dan tempat menulis, lalu Zakaria tulis “Yohanes artinya Tuhan berbelaskasihan, Tuhan masih memanggil orang Israel”. Maka anak ini menggemparkan seluruh Yudea. Popularitas makin besar, waktu sudah umur 30an khotbah di padang gurun, semua orang datang. Jadi ini orang sangat hebat, sangat besar, tapi Tuhan pakai dia untuk menggoncangkan hati orang Israel, tetap yang tergoncang hanya sedikit. Bahkan Yohanes harus semakin besar, setelah itu dia makin kecil demi memberikan nama bagi Yesus. Yang bertobat tetap sedikit. Itu sebabnya Injil Lukas mengingatkan dengan kuasa dan kebesaran Yohanes pun Bangsa Israel tetap tidak mau dengar. Waktu Yohanes tegur rakyat biasa, rakyat biasa mau bertobat. Tapi Alkitab mengatakan di dalam Kitab Raja-raja, Tuhan melihat pemimpin agama bertobat tidak, pemerintah bertobat tidak, inilah 2 tanda kebangunan sejati. Alkitab menyatakan rakyat biasa bertobat, bagus, pemerintah bertobat itu lebih bagus, pemimpin gereja bertobat itu lebih bagus lagi. Itu sebabnya kita mengadakan KPIN, Kebaktian Pembaruan Iman Nasional. Ada orang yang kritik “mengapa yang diundang orang Kristen juga? Kalau mau membuat kebangunan, undang dong agama lain”, tapi Alkitab mengatakan “kebangunan terjadi ketika pemimpin agama bertobat. Tuhan berkata “yang perlu bertobat adalah rakyat biasa, pemimpin agama dan pemerintah. Maka waktu rakyat biasa bertobat, syarat kebangunan belum selesai, apakah pemimpin agama bertobat? Dan Alkitab mengatakan waktu Orang Farisi dan Ahli Taurat datang, Yohanes Pembaptis langsung mengatakan “hai kamu ular beludak”. Biasanya kalau ada petinggi agama datang, suruh pimpin doa, suruh doa penutup, tapi ini dibilang ular beludak. Mereka emosi sekali langsung mengatakan “apa hakmu perintah-perintah kami?”, Yohanes mengatakan “cepat bertobat, kapak sudah tersedia, kamu akan ditebang. Yang tidak di dalam Tuhan, kamu akan dibuang ke api” tetap mereka tidak bertobat. Jadi pemimpin agama tidak bertobat ketika mendengar Yohanes, rakyat biasa yang dengar. Lalu waktu dia tegur pemimpin politik, Herodes, waktu itu Herodes mengambil istri adiknya dengan pertimbangan suka sama suka. Jadi istrinya meninggalkan suaminya yang pertama, lalu menikah dengan Herodes. Herodes cinta perempuan ini karena cantik, perempuan ini cinta Herodes karena kuasa. Permainan seperti ini sudah ada sejak zaman dahulu. Ini menjadi kegemparan tapi tidak ada orang berani bicara, tidak ada yang berani menegur Herodes. Herodes mengatakan “ini istri baruku, dia sudah bercerai resmi dengan suaminya yang dulu”, orang mengatakan “oke, jangan cari masalah”. Yohanes Pembaptis langsung tunjuk mengatakan “tidak halal engkau mengambil Herodias”. Langsung dengan kalimat yang besar, dengan berani langsung tegur, langsung to the point, tidak sindir-sindir. Maka teguran ini membuat Herodes sakit hati, tapi yang lebih sakit itu Herodias karena dia tahu kalau pernikahan dia diganggu, dia tidak menikah dengan Herodes, dia akan kehilangan kuasa dan uang. Maka yang dendam adalah Herodias, sedangkan Herodes meskipun marah dia senang mendengarkan khotbah Yohanes. Lalu mengatakan “kamu menegur raja, raja tidak mau bertobat, raja penjarakan kamu”. Akhirnya tentara Herodes menangkap Yohanes Pembaptis, masukan ke penjara. Lalu ketika di penjara, Herodes diam-diam datang ke penjara untuk mendengarkan khotbah Yohanes. Rupanya dia rindu dengar khotbah. Maka ketika di penjara Yohanes terus khotbah kepada Herodes. Saya yakin Yohanes khotbahnya tetap keras “celakalah kamu hai pemimpin”. Hati Herodes bimbang “ini orang khotbahnya benar, saya ditegur, saya harus bertobat, tapi istriku galak sekali”. Hati-hati perempuan-perempuan, engkau dengan kelemah-lembutanmu tapi dengan bisamu dari mulut meracuni suamimu, hati-hati. Belajar tunduk kepada suami, jangan dominasi suami dengan cara seperti ini. Herodes mau bertobat tapi bingung. Kemudian Herodias pakai tipu daya, anaknya yang cantik disuruh menari, waktu anaknya menari, Herodes matanya kagum sekali. Lalu dia mengatakan “minta kepadaku separuh kerajaanku, aku berikan kepadamu”, anak perempuan itu tanya kepada mamanya “ma, kena, kira-kira minta apa?”, “minta kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam”. Maka perempuan itu datang “Herodes yang mulia, apakah tadi engkau berjanji memberikan apa pun yang aku minta di depan semua orang ini?”, “iya, saya janji itu di depan semua saksi ini”, “baik, kalau begitu saya minta satu hal yang kecil yaitu kepala Yohanes di dalam talam sekarang”. Herodes bingung, lalu dia tahu ini pasti dari mamanya. Lalu dia memerintahkan tentaranya untuk memenggal kepala Yohanes. Akhirnya Yohanes mati. Herodes tidak bertobat. Pemimpin agama tidak bertobat, belum ada perubahan. Maka Tuhan Yesus datang, Dia dipaku di atas kayu salib. Yohanes datang, dia dipenggal. Nabi-nabi datang, mereka diusir. Inilah bangsa Israel. Tapi Tuhan mengatakan berita ini akan terus tersebar dan meskipun engkau keras hati, tetap akan ada yang terima. Berita ini juga yang saya sampaikan kepada Saudara, Saudara tetap keras hati tidak mau terima Firman, tetap akan ada yang tersentuh dan kembali. Biarlah kita tidak menjadi orang yang dihakimi Tuhan ketika Tuhan datang. Biarlah kita menjadi orang yang di dalam Tuhan mendapatkan belas kasihan Tuhan. Sebab sebagaimana dinyatakan Yohanes Pembaptis bahwa siapa yang mau bertobat, dia akan dibaptis untuk pertobatannya menjadi milik Kristus. Siapa yang tidak, kapak sudah tersedia dan pohon yang tumbuh tidak di dalam Tuhan akan dipotong dan dicampakan ke dalam api. Kiranya Tuhan memberkati kita, menguatkan kita yang perlu dikuatkan dan mempertobatkan hati yang perlu dipertobatkan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Mengenal Allah

(Lukas 1: 46-56)
Ini adalah bagian respon dari Maria setelah dia bertemu dengan Elizabet, dia pergi melihat Elizabet karena Tuhan berfirman saudaranya ini juga sedang mengandung. Maria begitu fokus dengan apa yang Tuhan nyatakan, dia rindu Tuhan bekerja maka dia tunggu sampai anak ini lahir. Maka Maria mempunyai keutamaan dalam rencana Tuhan karena dialah yang dipilih untuk melahirkan Tuhan Yesus. Kita tidak terima ajaran Katolik yang meninggikan Maria sampai kita harus berdoa kepada dia. Maria adalah orang biasa, orang berdosa sama seperti kita, yang ditebus dan diberi belas kasihan oleh Tuhan dan dipakai oleh Tuhan untuk melahirkan Tuhan Yesus, kita tidak boleh berdoa kepada manusia. Alkitab tidak pernah mengajarkan kita berseru kepada manusia, entah dia orang suci seperti apa pun, kita tidak boleh sujud mengucapkan doa kita kepada manusia. Itu sebabnya ketika berdoa diucapkan dalam nama Tuhan Yesus. Dalam pengertian Alkitab, dalam nama Yesus berarti kita mengakui Dia sebagai Allah dan karena itu kita berdoa kepada Dia. Maria bukan pengantara supaya kita datang kepada Yesus, Maria bukan satu pribadi yang boleh menerima doa kita, Maria manusia biasa. Tapi Alkitab mencatat Maria mempunyai rohani yang luar biasa, dia punya iman yang sangat agung, dia mempunyai pengenalan akan siapa Tuhan yang sangat menjadi teladan. Maka kalau kita perlu belajar iman dari orang-orang di Alkitab maka kita juga perlu belajar dari iman Maria. Maria tahu siapa Tuhan dan dia tahu seperti apa sifat Tuhan. Ini yang harus kita pelajari, sejauh apa saya sudah kenal Tuhan, sebesar apa saya mengenal Dia. Kalau kita lihat di dalam Alkitab, maka Allah kita adalah Allah yang menyatakan diri dalam berbagai cara. Ini dinyatakan dalam Ibrani 1, Tuhan berbicara dalam banyak cara. Tuhan menyatakan Diri melalui peristiwa-peristiwa yang Dia pakai untuk adanya pernyataan DiriNya kepada umat Tuhan. Tuhan memanggil Israel keluar, lalu peristiwa Israel yang dipimpin oleh Tuhan menjadi catatan sejarah dimana kita bisa belajar tentang Tuhan. Dari Kejadian sampai Wahyu, kitab apa pun di dalam Alkitab memberikan pengertian yang makin lama makin limpah tentang siapa Tuhan. Sejarah yang seperti berjalan begitu saja ternyata memberikan kita pengenalan seperti apakah sifat Tuhan kita. Kalau manusia seperti ini Tuhan akan bagaimana, lalu apa yang Tuhan rencanakan kerjakan di dalam dunia, ini semua menunjukkan siapa Dia. Allah menyatakan kebenaran yang sangat fit, sangat pas untuk masuk dalam sejarah dan dunia nyata. Itu sebabnya tidak ada ide teologi, konsep doktrin apa pun yang tidak ada penerapan. Sering orang mengatakan “doktrin Tritunggal tidak ada penerapan”, penerapannya banyak. Salah satu penerapan adalah kalau kita hidup bermasyarakat, patronnya siapa? Kalau papa mau didik anak, patronnya siapa? Apakah Allah bisa menjadi patron untuk didik anak? Bisa, karena Allah Bapa mengasihi Allah Anak, Allah Anak mentaati Allah Bapa. Jadi konsep Tritunggal punya tempat yang sangat cocok untuk dunia yang ada. Itu sebabnya tidak ada doktrin yang sifatnya tidak ada penerapan. Ternyata Maria mengerti hal ini, bayangkan anak muda yang mungkin 20 tahun ke bawah, orang yang masih begitu muda, orang yang masih begitu tidak banyak tahu ternyata punya konsep tentang Allah yang kaya sekali. Ini yang kita bisa hargai dari Maria. Dan Injil Lukas sengaja memasukan ini untuk membuat kita kagum dan membuat kita tidak gampang menilai orang hanya dari sekali lihat. Ada orang yang mengklaim kalau sudah lihat orang sudah tahu orangnya seperti apa, belum tentu. Maka jangan mudah menghakimi. Waktu kita melihat Maria mungkin kita remehkan, ini anak remaja tidak tahu apa-apa. Tapi begitu baca magnificat, langsung konsep kita berubah “ternyata engkau guru saya, engkau harus ajari saya bagaimana mengenal Tuhan”. Maka jangan cepat-cepat menilai, tunggu dulu sabar, begitu cukup data kita katakan dia orang seperti apa. Inilah yang Lukas mau katakan, jangan menilai pemungut cukai, jangan hakimi para pelacur, karena mungkin khotbah diberikan mereka yang bertobat lalu mereka yang dipakai Tuhan.

Injil Lukas menyatakan seorang wanita bernama Maria mempunyai iman teguh dan dia mengatakan “jiwaku memuliakan Tuhan”. Dia adalah perempuan yang meskipun muda, meskipun kecil, mempunyai kenyamanan jiwa di dalam Tuhan. Kalau Saudara mau meletakkan keamanan di dalam apa yang membuat Saudara paling tenang? Apakah keamanan harta membuat tenang? Tidak, orang yang paling kaya sekarang orang paling miskin besok, orang yang aman sekarang menjadi orang paling bahaya besok, orang yang paling senang akan menangis besok”. Itu sebabnya waktu kita mau taruh jiwa kita di tempat yang paling aman. Kita bingung tempat apa yang paling aman? Maka yang tenang jiwa, yang paling bahagia waktu taruh jiwa di dalam Tuhan, ini yang bilang adalah Agustinus. Agustinus mengatakan “akhirnya jiwaku mendapatkan istirahat di dalam Tuhan” ini namanya istirahat, jiwanya sudah keliling kemana-mana, ketok-ketok pintu penginapan, hotel yang rate-nya paling mahal dengan breakfast dan kolam renang, “bolehkah aku rest di sini?”, setelah masuk tidak bisa rest. Agustinus sudah mencoba rest di dalam jiwa petualangan anak muda. Agustinus waktu muda termasuk orang yang mau mencari petualangan yang bisa membuat hati berdebar-debar, dia kecanduan adrenalin, mau segala sesuatu yang bisa membuat hati berdebar-debar. Di dalam Confession dia mengatakan “saya pernah curi buah pir hanya untuk merasakan rasa debar-debar setelah mencuri. Waktu mencuri hati deg-degan “ketahuan tidak ya”, ini yang membuat kecanduan. Setelah Agustinus bertobat, baru dia sadar “jiwaku tidak bisa tenang kecuali di dalam Tuhan. Jiwaku baru menemukan ketenangan di dalam Tuhan”. Jiwa kita gelisah karena jiwa belum bertemu dengan Tuhan, karena jiwa kita berlabuh di tempat yang hanya membuat jiwa kita makin rusak, kita belum bertemu Tuhan. Tetapi ketika kita kenal siapa Tuhan, kita mengatakan “Tuhan, hidupku kuletakan di tanganMu, jiwaku beristirahat di dalam Tuhan” ini yang dirasakan Agustinus. Dan ini yang dipahami oleh Maria, jiwaku bergembira karena Allah, jiwaku memuliakan Dia maka jiwaku bergembira di dalam Dia. Dua konsep ini harus dikaitkan, saya memuliakan Tuhan maka saya bergembira karena Tuhan. Saya bergembira setiap kali Tuhan menyatakan pekerjaanNya, saya bergembira setiap kali Tuhan menyatakan diri kepada saya dan kepada umat Tuhan.

Maria mengatakan di sini “hatiku bergembira karena Allah”, lalu ayat 48 mengatakan “sebab Allah yang kukenal ini adalah Allah yang memperhatikan orang-orang yang lemah”. Ini merupakan satu hal yang Maria pahami tentang Tuhan. Tidak mungkin jiwa kita tenang di dalam Tuhan, kalau kita tidak kenal siapa Tuhan dan kita tidak tahu apa yang sudah Dia kerjakan bagi kita. Di dalam Institutio, Yohanes Calvin mengatakan tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang bisa menikmati dan mengasihi Tuhan kalau dia tidak tahu apa yang Tuhan kerjakan bagi dia. Kalau kita mempunyai kasih kepada orang lain yang lebih rendah, kasih itu adalah kasih yang tidak menuntut, ini namanya kasih altruistik “aku rela memberikan apa pun demi kamu meskipun kamu tidak bisa balas kepada saya” ini kasih kepada manusia. Tapi kasih yang ini tidak mungkin diberikan kepada Tuhan. Kita mengagumi Tuhan karena Dia lebih dari kita. Maka kalau Saudara belum menemukan apa yang Saudara kagum tentang Tuhan, sulit bagi kita untuk merasakan jiwa tenang di dalam Tuhan. Maka mari kita renungkan baik-baik, saya kalau merenungkan tentang Tuhan hal apa yang membuat saya bersukacita dalam Dia? Hal apa di dalam Tuhan yang bisa membuat kita mengatakan “Tuhan, saya bersyukur karena mengenal Engkau dari sisi yang satu ini”. Saudara bisa tahu ini dari Tuhan dengan cara belajar dari Tuhan yang bekerja sepanjang sejarah. Mungkin kita tidak mengalami mujizat, tapi Tuhan menyatakan mujizat kepada umat Tuhan, ini adalah mujizat yang juga Tuhan tujukan kepada kita. Kalau kita tanya “Tuhan, mengapa sekarang Tuhan tidak pernah belah Laut Merah lagi? Mengapa sekarang kalau saya menyeberang dari Jawa ke Sumatera mesti naik kapal? Mengapa saya tidak bisa taruh payung saya lalu lautnya terbelah?”, Tuhan mengatakan “bukankah zaman Musa, laut sudah Aku belah”, kita mengatakan “itu kan untuk Musa”, “untuk kamu juga” untuk semua umat Tuhan agar tahu bahwa Tuhan menyertai umatNya seperti ini. Dan penyertaan Tuhan tidak pernah berubah, kalau Dia menyertai umatNya seperti itu, sekarang pun sama. Kita percaya Allah tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya, lalu kita mengatakan “amin”. Kalau Dia tidak berubah, seperti apa dulu Dia sekarang pun seperti itu. Maka Maria dikuatkan bukan karena dia melihat sendiri, tapi tahu apa yang Tuhan kerjakan dulu juga Tuhan kerjakan sekarang. Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub juga Allah saya”, itu sebabnya ketika Tuhan memperkenalkan diri kepada Musa dikatakan “Akulah Allah yang menyatakan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub, sekarang Aku berkata kepadamu”. Waktu memanggil Yosua pun sama “Aku lah Allah yang menyertai Musa, sekarang Aku bangkitkan engkau”. Maka Tuhan bekerja seperti apa dulu, Tuhan bekerja sekarang. Biar kita belajar beriman kepada Dia, dan ketika kita tahu Tuhan dulu begitu sekarang pun begitu. Kita mempunyai perasaan yang sangat nyaman di dalam Dia. Ini yang dikatakan Maria karena dia tahu dulu Tuhan bekerja seperti itu sekarang pun pasti seperti itu. Waktu kita lihat pekerjaan sejarah Tuhan, Maria menangkap satu hal yang essensial, Tuhan memanggil orang yang rendah. Waktu Tuhan memanggil Abraham, Abraham orang penting, tapi Tuhan mengatakan kepada Abraham “keturunanmu akan menjadi budak dulu baru Aku bebaskan”. Bagi saya ini adalah pernyataan yang agung dari Tuhan, Tuhan memperhatikan yang tertindas berarti Dia tidak melihat apa yang bisa Dia manfaatkan dari orang yang ditebus, Tuhan tidak lihat apa yang bisa Dia pakai, Tuhan tidak lihat apa yang bisa manfaatkan.

Jean Paul Sartre, seorang filsuf dari Perancis, dia mengatakan orang kalau lihat orang lain langsung otaknya berpikir tentang alat “saya bisa peralat dia untuk apa” ini terus ada dalam pikiran kita. Tapi Allah kita tidak demikian. Dia tidak peduli Saudara bisa tawarkan apa kepada Saudara. Itu sebabnya Maria mengerti hal ini dan dia menjadi raksasa di dalam rohani. Allah melihat orang rendah. Kalau saya menghargai Saudara sebagai orang yang lebih tua, orang yang senior, sebagai orang yang cinta Tuhan, Saudara mau kaya saya tetap hargai sebagai orang yang cinta Tuhan. Saudara jatuh miskin, Saudara bisa uji, saya tetap akan ada menjadi teman Saudara. Tuhan memperhatikan orang yang rendah. Ini suatu kekuatan yang besar sekali. Kalau Saudara datang kepada manusia, manusia akan melihat kualifikasimu apa. Dan kalau Saudara tidak punya kualifikasi yang diakui dunia, Saudara merasa diri bukan siapa-siapa. Tapi waktu Saudara merasa diri bukan siapa-siapa, Tuhan langsung mengatakan “Aku memangil engkau yang bukan siapa-siapa”. Itu sebabnya waktu orang merasa bukan siapa-siapa, pada waktu itu Tuhan datang dan menyatakan diri sebagai Allah yang menguatkan yang bukan siapa-siapa ini. Jangan takut, Saudara tidak punya uang lagi, uang tidak punya kekuatan, Saudara tidak punya kemampuan bersaing di dalam dunia kerja, Tuhan mengatakan “Akulah Penopangmu, sampai kapan Aku tetap menopangmu”. Dunia ini jahat, waktu Saudara berguna langsung dihabiskan, diserap, maka waktu Saudara tidak bisa menawarkan apa-apa, Saudara dibuang begitu saja. Friedrich Nietzsche menjadi ateis, menjadi orang yang anti Tuhan. Dan dia mengatakan Kekristenan adalah menjadi mental yang sangat lembek, yang mudah menyerah, merasa diri hanya hamba. Dengan sakit hati dia mengatakan “aku benci Eropa yang sudah dikuasai mental budak. Harusnya kita mempunyai mental pemenang, mental juara, mental mau taklukan siapa pun, bukan mental hamba. Tapi Kekristenan mengajarkan kita mempunyai mental hamba”. Waktu kita membaca ini, kita tahu dia benci sekali dengan Kekristenan. Mengapa dia benci Kekristenan? Satu kali seorang ateis berdebat dengan seorang teolog, dia mengatakan “tidak ada Tuhan, kalau ada mengapa banyak yang jahat? Kalau Tuhan ada, mengapa banyak bencana? Tuhan tidak ada”. Lalu teolog dengan suara tenang mengatakan “kalau Tuhan sudah tidak ada, Tuhan tidak ada ya sudah tidak perlu marah, mengapa kamu marah kepada yang tidak ada?”. Nietzsche pun sama, dia marah-marah kepada Tuhan yang dia tidak percaya “aku tidak percaya Tuhan, aku benci Dia”, kalau tidak percaya mengapa bisa benci? Ternyata setelah diusut, dulu ketika dia masih kecil papanya adalah pendeta yang melayani jemaat dengan baik. Ketika papanya sudah meninggal, gereja itu memutuskan surat yang resmi mengatakan keluarga dari bapak pendeta ini harus keluar dari dinas gereja, rumahnya harus diambil. Papanya sudah kerja mati-matian di gereja itu, tidak diperhatikan, sekarang keluarga itu tidak bisa tawarkan apa-apa maka diusir. Dia sakit hati dan marah. Itu sebabnya ketika Saudara bertemu dengan orang ateis, kemungkinan besar dia pernah sakit hati dengan Kristen. Ada orang yang mengatakan “saya ateis karena Tuhan tidak bisa dibuktikan”, “sudahlah, kamu omong kosong. Ayo ngomong, kamu sakit hatinya kapan?”, “dulu waktu umur 7…” baru ketahuan. Jadi orang sok intelektual “Tuhan tidak bisa dibuktikan” itu omong kosong, Saudara lihat saja hidupnya, pernah sakit hati makanya dia menjadi ateis. Itu sebabnya sebelum debat dengan ateis, Saudara lihat sisi psikologis dari pada sisi perdebatan. Waktu dia mengatakan “Tuhan tidak bisa dibuktikan. Buktinya secara scientific Allah tidak ada”, “sudahlah” tepuk pundaknya “ceritakan, kamu sakit hatinya kapan?”, “dulu waktu umur 20 tahun, ada pendeta usir saya”, maka dia menjadi ateis. Mari kita belajar untuk menghargai apa yang Tuhan berikan kepada kita dan menghargai orang lain. Karena Tuhan tidak bekerja dengan cara dunia bekerja. Kalau dunia lihat orang sudah tidak diperlukan maka akan ditendang. Tapi kalau dunia seperti itu, Tuhan tidak seperti itu. Saya bersyukur ketika salah satu pengurus kita harus pindah usaha, waktu ganti usaha banyak orang terpaksa dirumahkan, tidak dipakai dan tidak kerja, dia tetap bayar gaji full. Waktu orang tanya “kamu ada kekuatan bayar gaji atau tidak”, dia mengatakan “yang saya pikir, dia ada kekuatan hidup tidak kalau saya tidak bayar”. Dia tidak pikir “saya kuat bayar tidak”, yang dia pikirkan “orang ini kalau tidak saya bayar, dia makan apa?”, jadi dia terus lakukan itu. Tapi orang itu tidak kerja apa-apa untuk dia, tidak masalah, dia lakukan karena dia punya belas kasihan, ini cara Tuhan.

Tuhan tidak lihat engkau berjasa apa. Maka Tuhan memanggil orang yang rendah lalu Tuhan angkat, ini pengertian Maria. Maka Maria mencintai Tuhan dengan sepenuh hati. Saudara kalau tidak tahu sisi ini dari Tuhan, Saudara hanya anggap Dia sebagai satu Pribadi yang kejam di atas, yang menciptakan neraka, lalu ancam semplungkan saya ke neraka. Tapi Maria mengatakan “aku tidak melihat Tuhan yang seperti itu, aku melihat Tuhan yang mengambil orang yang sudah dibuang dunia. Aku melihat Tuhan yang mengangkat orang yang sudah diinjak oleh dunia, saya salah satunya”. Maka Maria mengatakan “Dia memperhatikan kerendahan hambaNya. Yang Maha Kuasa melakukan perbuatan besar atasku dan rahmatNya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia”. Mengapa orang rendah gampang takut akan Tuhan? Karena dia mempunyai rasa sanggup, wibawa, kemampuan, kepintaran, kekuatan apa pun untuk melawan Tuhan. Orang yang rendah, orang yang miskin dalam roh hampir selalu dengan senang hati dengar Injil. Coba Saudara pergi memberitakan Injil ke orang sederhana, lebih mudah diterima dibandingkan dengan orang yang sok pintar. Banyak orang Kristen sok pintar, banyak baca Alkitab mulai kritik Tuhan, akhirnya kehilangan iman. Tapi orang yang terus merasa “aku ini siapa sih, tahu apa siah”, lalu belajar, dia justru mendapat banyak kelimpahan. Penginjil Yadi pernah mengatakan “saya kalau baca buku dari orang, siapa pun yang tulis buku, saya selalu punya sikap yang mengatakan siapa sih saya, berani kritik dia”. Tapi banyak orang, dibandingkan Pak Yadi pun cuma ¼ nya dia, tapi kalau baca buku banyak mengkritik, sok pintar luar biasa. Tetapi waktu Penginjil Yadi baca buku, dia mengatakan “siapa sih saya berani kritik orang ini, taat saja, dengar dulu apa yang mau dia katakan”. Orang yang takut akan Tuhan merasa seperti ini, siapa saya? Tapi Tuhan rela menyatakan diri kepada dia. Inilah yang membuat Maria mengatakan “puji Tuhan, jiwaku tenang di dalam Tuhan”.

Maka sisi pertama yang membuat Maria tenang di dalam Tuhan adalah Tuhan melihat kepada yang tertindas, Tuhan melihat kepada yang lemah, Tuhan melihat kepada yang kecil, Tuhan melihat kepada yang miskin. Tapi sisi lain yang membuat dia kagum kepada Tuhan adalah Allah yang dia percaya juga adalah Allah yang sanggup menghancurkan orang jahat, sanggup menghancurkan ketidak-adilan, sanggup menunjukan kuasa yang besar kepada orang-orang yang melawan Dia. Ini 2 sisi dari Allah di dalam Perjanjian Lama yang harus kita tahu. Di satu sisi Perjanjian Lama menggambarkan Allah sebagai Pribadi yang hangat, yang penuh cinta kasih, yang merangkul orang-orang yang takut akan Dia. Di sisi lain Dia menjadi Penghukum, Dia menjadi Tentara yang siap menghancurkan setiap orang yang melawan Dia. Di dalam ayat 51 dikatakan “Dia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, Ia memperlihatkan kuasaNya dengan perbuatan tanganNya” ini gambaran seorang tentara di medan perang lalu acungkan tangan yang sedang pegang senjata. Orang yang sedang berperang dengan tangan yang sangat kekar, pegang senjata, ini namanya pose mengancam. Ayat ini sedang mengutip bacaan-bacaan di dalam Mazmur yang mengatakan waktu Tuhan menyatakan tanganNya yang kuat dunia bergetar, waktu Tuhan datang bumi bergoncang. Tuhan datang semua gentar, yang dimaksud semua adalah musuhNya, kita tidak termasuk yang gentar. Waktu Tuhan datang, kita aman di dalam Dia. Inilah sisi kedua dari apa yang Maria tahu tentang Tuhan. Di satu sisi Dia Allah yang berbelas kasihan, mengangkat orang-orang yang tidak diperhatikan oleh dunia. Di sisi lain Dia adalah Allah yang keras dan dengan kejam akan menghantam orang-orang yang kejam, yang berlaku kasar, yang tidak berlaku adil, yang sombong, yang angkuh, yang hidup di hadapan Tuhan dengan tidak mau merendahkan diri, Tuhan akan membalas mereka semua. Dua sisi inilah yang membuat orang Israel mengenal Allah dengan cara seimbang. Seringkali kita mengenal Tuhan dengan cara kafir “ini dewa yang baik, yang jahat adalah lucifer” setan jahat, Tuhan baik. Lalu jahat identik dengan rasa takut, bisa menghantam, bisa menghancurkan. Baik identik dengan membuat tenang, membuat baik, membuat tenteram. Tapi ketika kita membaca Alkitab lagi-lagi kita kaget, kita dirombak pikirannya, ini membuat kita heran waktu baca. Di dalam Alkitab dikatakan “Tuhan menciptakan terang, Tuhan menyebabkan gelap” kaget. Bagian lain lagi “siapakah yang membuat engkau tenteram, siapakah yang membuat kekacauan di tengah-tengahmu? Bukankah Tuhan yang satu-satunya bertindak”, jadi tidak ada kaitan dengan setan. Waktu kita baca Alkitab, setan porsinya makin kecil. Di dalam hidup kita, dia porsinya besar, tapi waktu kita baca Alkitab, setan porsinya kecil. Yang berkuasa menghancurkan adalah Tuhan, bukan setan. Itu sebabnya rasa takut kita berikan kepada Tuhan bukan yang lain. Saudara harus takut kepada Tuhan, sebab Tuhan sanggup menghancurkan siapa yang melawan Dia, Tuhan sanggup memberikan kehancuran kepada orang yang congkak. Tapi Tuhan juga adalah Allah yang dengan belas kasihan mengangkat orang-orang yang rendah yang takut akan Dia. Ini sisi yang harus kita lihat dengan seimbang. Terkadang kita melihat dunia ini penuh dengan kebobrokan, kita berdoa kepada Tuhan minta supaya orang jahat dihukum, ini benar, ini baik. Karena di dalam Mazmur pun diajarkan doa untuk orang jahat dihukum oleh Tuhan. Bolehkah kita berdoa supaya orang jahat dihukum? Boleh, bahkan harus. Tapi Alkitab mengatakan “ampuni”, Alkitab mengatakan “ampuni orang yang jahat kepada kamu”. Orang yang jahatnya langsung kepada Saudara, Saudara harus belajar mengalahkan emosi Saudara, ampuni orang ini. Tapi kalau orang ini jahat kepada orang lain, Saudara boleh doa kepada Tuhan untuk hakimi dia. Itu sebabnya nanti malam kalau berdoa syafaat, Saudara buat list para koruptor yang belum dihukum. Tuhan tidak mau kita berdoa mengampuni semua orang jahat, Tuhan mengatakan ampuni orang yang jahat kepadamu. Jadi kalau Saudara dirugikan, berdoa “Tuhan, ampuni orang yang merugikan saya”. Tapi kalau orang itu merugikan semua, tidak termasuk Saudara, Saudara harus berdoa “Tuhan, adililah dia segera”. Inilah keadilan Tuhan. Jadi tidak salah kalau Saudara minta keadilan Tuhan dinyatakan. Karena ini adalah sisi lain dari Allah yang menyatakan diri, dihargai dan dikagumi oleh Maria. Kita kadang-kadang melihat dunia ini cepat-cepat diperbaiki, Tuhan cepat-cepat koreksi, tapi jangan lupa kerinduan kita untuk dunia dikoreksi, seharusnya kerinduan untuk kita sendiri dikoreksi. Maka biarlah kita menjadi orang yang takut akan Tuhan, tahu Tuhan akan membawa keadilan di duni ini, tahu Tuhan akan menghukum setiap orang yang jahat, tahu bahwa Tuhan akan menjadi Gembala bagi domba-dombaNya yang baik. Bairlah kita hidup benar di hadapan Tuhan, beriman kepada Dia, bukan beriman dengan cara dunia. Mengikuti Dia, takut akan Dia, baru kita mendapatkan belas kasihan Tuhan. Dalam pasal ayat 50 dikatakan “rahmat Tuhan turun-temurun atas orang yang takut akan Dia”, Tuhan janjikan ini kalau Saudara takut akan Tuhan. Waktu takut akan Tuhan, mungkin apa yang Saudara kerjakan di dalam dunia sulit bersaing. “Orang semua punya jalan yang serong, saya tidak bisa kalau tidak serong”, tapi Alkitab mengatakan “takut akan Tuhan kamu akan diberkati, takut akan Tuhan kamu akan mendapat penyertaan, takut akan Tuhan, kamu akan mendapat semua yang Tuhan janjikan meskipun sulit untuk dilihat”. Saudara mengapa ambil jalan yang salah, mengapa tipu orang, mengapa melakukan hal-hal yang tidak perlu, mengapa melakukan cara yang sama dengan cara dunia? Dunia begitu jahat, jangan ikut jahat. Tapi kalau Saudara mengatakan “saya tidak ikut jahat, saya dimakan dunia”. Maka saya mengatakan “kalau Saudara tidak jahat dimakan oleh dunia, Tuhan akan membuat dunia tersedak waktu makan Saudara, akhirnya dimuntahkan lagi”. Jangan takut karena Alkitab mengatakan Tuhan tidak pernah lupa memberikan belas kasihan turun-temurun bagi orang yang takut akan Dia. Dia memberikan belas kasihan kepada Yusuf yang mempertahankan integritas. Dia berikan kesetiaan kepada Daniel dan kawan-kawan yang pertahankan integritas di dalam segala situasi. Dia berikan semua belas kasihanNya kepada orang yang takut akan Dia. Saudara pilih takut akan siapa? Takut duniakah? Takut uang, takut bisnis, takut kehidupan, takut orang lain? Atau takut Tuhan? Siapa yang takut Tuhan akan mendapat belas kasihan Tuhan. Biarlah kita mengikuti cara Tuhan dan boleh menikmati Tuhan yang memanggil orang rendah, menghancurkan orang yang kejam dan orang yang sombong. Dan Tuhan yang sama adalah Tuhan yang menjadi Juru Selamat kita dan penolong kita. Kiranya puji-pujian Maria ini juga boleh menjadi pujian kita yang kita percayai dan kita nyatakan, supaya kita boleh makin hidup di dalam kelimpahan di dalam Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Rela Dipakai Tuhan

Lukas 1: 39-56
Pada bagian ini kita akan memperlajari sifat yang agung dari Maria, yaitu betapa dia rela melihat pekerjaan Tuhan jadi dan betapa dia rindu melihat pekerjaan Tuhan dinyatakan. Waktu malaikat datang memberitakan kepada dia “engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak”, waktu itu Maria bingung “aku belum punya suami, bagaimana bisa punya anak?”, lalu malaikat itu mengatakan “kuasa Roh Kudus akan turun atasmu, kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau dan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki, engkau akan menamai Dia Yesus. Dia akan menjadi Anak Allah yang Mahatinggi, Dia akan meneruskan tahta Daud, bapaNya”. Ini semua diberitakan oleh malaikat sebagai berita yang agung, tetapi implikasinya dalam kehidupan Maria sangat berat. Setiap hari dia bisa mendapat kesalah-pengertian dari orang. Dan dia memohon supaya orang-orang diperbaiki pengertiannya, supaya Tuhan sendiri yang membela dia. Tuhan tidak menjawab, Tuhan tidak mengutus malaikat, lalu memberitahukan ke semua orang bahwa bayi di kandungan Maria adalah dari Tuhan. Dia harus tanggung ini, dia harus jalani ini, dia harus mendapatkan kehinaan yang besar dan mungkin resiko diusir bahkan resiko dihukum oleh orang-orang sekitar. Tapi dengan rela Maria mengatakan “kalau Tuhan mau bekerja, kalau itu harga yang harus dibayar untuk melihat pekerjaan Tuhan, jadilah itu”. Inilah hal pertama yang bisa kita lihat, kita rindu pekerjaan Tuhan bisa terjadi, tapi harga apa yang siap kita bayar. Pak Tong pernah mengatakan “kamu mengeluarkan pendapat, kamu harus siap bayar” you say you pay. Ada orang yang mengatakan “I say I pray, not pay yet”, “saya mau beri pendapat, saya mau doa dulu”, Pak Tong mengatakan “sudah, kalau begitu say, pray dan pay, yang pay tidak boleh lupa”. Siapa yang rindu pekerjaan Tuhan jadi, kerinduannya akan ditujukan dengan berapa besar dia rela dipakai. Ini prinsip yang terus diajarkan kepada murid-murid “engkau lihat ladang yang sudah menguning ini, engkau lihat banyak sekali tuaian, engkau lihat penuai sangat diperlukan, kalau begitu doa kepada tuan yang empunya tuaian, minta kirim penuai”. Tapi sambil doa sambil minta kirim, sambil sendiri mengatakan “ini aku, pakailah aku”. Yesaya ketika melihat kemuliaan Tuhan, dia mengatakan “ini aku Tuhan, pakailah aku”. Tapi kalau kita “Tuhan, ini saya, pakai teman-temanku sebelah kanan kiri, depan belakang, pakai mereka, saya sibuk”. Kalau kita terlalu sibuk, kita belum punya kerinduan untuk melihat pekerjaan Tuhan jadi, kalau kita cuma sebatas merasa terbeban tapi tidak ada terjun sama sekali, kita belum punya kerinduan untuk melihat pekerjaan Tuhan jadi. Maria mengatakan “jadilah pekerjaan Tuhan, pakailah aku”, mungkin kamu akan disalah mengerti “pakai aku”, mungkin kamu akan dianggap pezinah “pakai aku”, mungkin kamu dianggap pendosa, diusir dari tempatmu “pakai aku”. Ini kalimat “pakai aku” adalah kalimat yang agung sekali.

Satu kali ada seorang pemuda, waktu dia bicara dengan papanya, papanya selalu tunjukkan peta dan tunjukkan daerah Tiongkok kepada anak muda ini. Anak muda ini namanya Robert Morisson, tiap kali dia mendengar papanya mengatakan “ini daerah harus kamu doakan”, lalu dia mulai lihat daerah itu dan cinta daerah itu karena melihat petanya. Dia mulai doakan dan gumulkan kapan dia boleh pergi, dia mulai belajar bahasa yang diperlukan, dia mulai belajar adat istiadat, dia mulai belajar mendapatkan semua kekuatan untuk menjangkau orang-orang di Tiongkok. Lalu ketika saatnya tiba, dia berdoa “Tuhan, saya sudah siapkan smeua, saya sudah menggali potensi diriku, saya sudah melatih diriku, ini saya Tuhan, pakai saya, utus saya untuk menginjili mereka”. Ini adalah beban berat, tetapi sekaligus disertai dengan perkataan “saya juga mau dipakai”, mari kita belajar seperti ini. Saudara mengatakan kepada Tuhan “Tuhan, pekerjaanMu harus jadi”, lalu engkau di mana? “di sini saya, Tuhan, saya siap, pakailah saya”. Doa seperti inilah yang diajarkan oleh Alkitab. Mari kita berdoa sambil siap bayar harga, mari kita rela menjadi orang Kristen sambil siap pikul salib. Ada pendeta mengatakan sekarang orang Kristen maunya pikul salib yang gampang, salibnya ukurannya diperkecil, kemudian diberi rantai dan dipakai di leher. Pikul salib ganti dengan kalung salib. Ini tidak berarti tidak boleh pakai kalung salinb, tidak apa-apa, sambil pakai kalung salib sambil pikul salib, itu tidak apa-apa. Tapi kalau mengatakan “Tuhan, saya sudah pikul salib, salib yang ini” Tuhan mengatakan “terlalu kecil, ganti dengan yang besar”. Yesus mengatakan “siapa yang mau ikut Aku, dia harus menyangkal diri dan pikul salib”. Ini kalimat yang sering kali kita anggap sebagai satu kesulitan menjadi orang Kristen. Karena meskipun secara teori kita aminkan, terkadang kita tidak mau hidup dengan menyangkal diri, kita ingin hidup dengan menikmati apa yang kita mau. Kapan kita boleh menikmati apa yang kita mau? Kapan kita boleh menikmati hidup sesuai dengan cara kita? Kapan aku boleh bersenang-senang? Jawaban dari Tuhan adalah “engkau akan masuk dalam sukacitaNya Tuhan”. Jonathan Edwards mengatakan “kenikmatan paling agung adalah waktu melayani Tuhan”. Jadi sebenarnya kita bukan bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, kita bersakit-sakit dan secara paradoks sekaligus bersenang-senang waktu melayani Tuhan.

Pikul salib itu berat sekaligus mulia, pikul salib itu berat sekaligus penuh dengan kelegaan. Karena Tuhan Yesus mengatakan “ikut Aku, belajar dari Aku, datang kepadaKu hai kamu yang letih lesu dan berbeban berat”, ini kata Tuhan. Yang letih lesu dan berbeban berat datang kepada Yesus, lalu setelah datang kepada Yesus mendapatkan kuk, suruh pikul salib. Mengapa bebannya malah ditambah? Tuhan tidak menambah beban, Tuhan ganti bebanmu. Bebanmu yang tidak perlu, Tuhan ambil, Tuhan beri yang perlu. Tuhan mengatakan jangan pikul yang berat, tapi pikul yang enak dan ringan. Tapi apakah betul enak dan ringan? Kita tanya kepada Tuhan Yesus “apakah bebanMu enak dan ringan?”, “bebanKu adalah enak dan ringan. Aku tinggal jalan ke Golgota dan mati”. Bukankah itu berat? Itu ringan, karena sedang menjalankan pekerjaan Tuhan. Yesus Kristus meskipun banyak penderitaan, tapi Dia jalan dengan langkah yang mantap. Inilah yang Tuhan katakan bebanKu sepertinya memang begitu sulit, sepertinya begitu banyak, sepertinya begitu berat, tapi Tuhan sudah janjikan kalau tukar dengan beban dari Tuhan, ini beban yang akan membuat engkau mengalami kelimpahan di dalam Tuhan. Itu sebabnya banyak orang melayani Tuhan begitu berat, melayani Tuhan begitu capek, tetapi tetap sukacita bisa terus terpancar dari wajahnya. Maka Maria mempunyai iman seperti ini, dia mau mengerjakan pekerjaan Tuhan, “pakai saya Tuhan”, tapi nanti berat, harus pikul salib, nanti akan dianggap apa oleh orang? “Silahkan jadi apa yang Tuhan mau dari diri saya”. Dia sudah siap “pakai saya, supaya pekerjaan Tuhan jadi. Saya bukan siapa-siapa, tapi kalau Tuhan mau pakai saya, silahkan pakai”. Maka Maria mempersembahkan dirinya. Dia bisa apa? Dia mungkin tidak bisa apa-apa, tapi dia mengatakan “kalau Tuhan mau pakai rahimku untuk melahirkan Sang Penebus, Tuhan pakai saja”. Sebab Tuhan rela lahir didunia, itu adalah satu mujizat dan satu kemuliaan yang sangat besar. Tapi Maria juga mengerti bahwa pekerjaan Tuhan tidak harus selalu dikerjakan lewat dia. Ini hal kedua yang harus kita pelajari, Maria mengerti bahwa pekerjaan Tuhan tidak hanya lewat dia. Maka setelah malaikat mengatakan “engkau akan mengandung, melahirkan seorang anak”, Maria mengatakan “tidak mungkin, saya belum menikah”, malaikat mengatakan “tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, sebab sepupumu, saudaramu yaitu Elizabet, sekarang sudah tua dan sekarang dia sedang mengandung”. Setelah malaikat mengatakan itu, Alkitab mengatakan Maria berjalan dari daerah Nazaret terus ke daerah dekat Yerusalem, ini perjalanan jauh melewati gunung dan bukit. Mengapa dia berjalan jauh? Bagi orang muda, bagi seorang perempuan yang belum 20 tahun untuk pergi jauh, ini sangat bahaya. Orang zaman dulu kalau pergi mesti bersama suaminya atau dengan keluarganya, tapi di sini tidak dicatat Maria pergi dengan siapa, mungkin dia pergi jalan kaki sendiri. Mengapa dia berjalan kaki sendiri? Dia mau melihat pekerjaan Tuhan di dalam diri Elizabet. Dia tidak fokus pada diri “yang penting aku, Tuhan sudah kerjakan apa kepada diriku”, dia terus melihat “Tuhan mau kerjakan apa di tempat aku ingin lihat”. Ingin melihat Tuhan bekerja, ini adalah sifat kedua yang harus kita pelajari. Ingin supaya Tuhan menyatakan pekerjaanNya, ingin menjadi saksi. Bolehkah aku menjadi saksi Tuhan bekerja? Mungkin bukan aku yang dipakai, tapi aku ingin lihat sendiri Tuhan bekerja menyatakan diriNya kepada dunia ini.

Maka Maria berjalan dari daerah utara, Israel, terus ke daerah selatan hanya untuk bertemu Elizabet, tunggu Elizabet sampai kandungannya cukup waktu lalu melahirkan anak, cuma ingin lihat anaknya lahir. Begitu bayinya lahir, Maria pulang lagi. Keuntungan apa yang Maria dapatkan? Apakah dia sekalian ekspansi bisnis ke daerah dekat Yerusalem? Tidak, cuma lihat bayi lahir lalu pulang. Ini kegiatan yang makan waktu banyak, makan energi banyak, tapi efeknya secara finansial secara keuntungan tidak ada. Tapi Maria mengatakan “aku ingin lihat Tuhan bekerja melahirkan anak bagi Elizabet, ini sangat penting, aku ingin lihat”. Di dalam sejarah kita temukan orang yang rela bayar harga untuk sesuatu kebanyakan dari mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Kalau cuma kebanyakan cita-cita, tapi tidak pernah bayar harga untuk cita-cita itu, percuma. Ada pepatah mengatakan, kalau tidak salah Bung Karno yang mengatakan, “gantungkan cita-citamu setinggi langit”, setelah digantung apa? Banting diri untuk ambil, loncat dan jatuh beberapa kali sampai dapat. Pak Tong pernah bilang “Yohanes Sebastian Bach mengapa besar? Karena dia waktu umur 20 pernah jalan kaki 250 km hanya untuk dengar seorang bernama Buxtehude main organ. Kalau kita maunya kemana-mana naik taksi, diantar jemput, mau yang paling nyaman, makanya kita tidak pernah dapat apa yang kita mau. Kalau ingin pekerjaan Tuhan jadi, harga apa yang mau kita bayar? Maria rela jalan jauh hanya untuk menyaksikan Tuhan sedang bekerja. Dan yang dia saksikan bukan pekerjaan Tuhan lewat dia melainkan lewat Elizabet. Kita harus lihat Tuhan bekerja, lalu kita ingin berada di tempat di mana Tuhan sedang bekerja, inilah kerinduan yang harus kita punya. Saudara menyaksikan di mana Tuhan ada, kadang-kadang gereja mengadakan kebaktian secara rutin terus tanpa sadar apakah Tuhan sedang bekerja di tempat ini atau tidak. Maka kalau Saudara mau melakukan apa pun dalam hidup, Saudara harus tanya apakah saya ada di dalam pekerjaan Tuhan? Apakah Tuhan sedang mengerjakan sesuatu lalu saya berbagian? Kasihan sekali kalau tidak. Sayang sekali kalau kita menjadi seperti orang-orang di Betlehem, semua sibuk tidur, lalu Yesus sudah lahir. Nanti di sorga waktu Yesus sudah lahir, mereka tahu mereka tidak berbagian di dalam apa yang Tuhan sudah kerjakan, ini pun kalau mereka masuk ke sorga.

Maka Maria waktu mendengar “Elizabet akan mengandung”, dia mengatakan “saya harus lihat”, lalu dia pergi lihat. Setelah lihat bayi itu dilahirkan, barulah dia merasa ada suatu kepuasan melihat Tuhan bekerja. Tetapi ketika dia baru datang, dikatakan “salam hai Elizabet”, Elizabet langsung melihat dia, kemudian mengatakan “salam untuk kamu”. Di dalam ayat 42 dikatakan “diberkatilah engkau di antara semua perempuan. Diberkatilah buah rahimmu. Sebab siapakah aku sehingga ibu Tuhanku mengunjungi aku. Sesungguhnya ketika sampai salammu, anak dalam kandunganku melonjak kegirangan. Berbahagialah dia yang percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana”. Ini pasti membuat Maria kaget, Maria datang dengan persiapan untuk menghormati Elizabet yang jauh lebih tua, yang sekarang sedang mengandung. Tapi Elizabet balik menghormati dia. Maria adalah orang yang tetap merasa dirinya rendah, tetap merasa dirinya kecil, tetap merasa dirinya bukan siapa-siapa. Ini bisa kita lihat dari puji-pujiannya di ayat 46 dan selanjutnya. Dia terus merasa “aku orang kecil yang Tuhan mau pakai”. Maka ketika Elizabet mengatakan kalimat begitu penting, dia heran, “mengapa aku dihormati dengan penghormatan yang demikian besar?”. Lalu Alkitab mengatakan bayi di dalam kandungan Elizabet yaitu Yohanes Pembaptis langsung melonjak kegirangan waktu mendengar suara Maria. Bayi ini melonjak karena dia dipenuhi oleh Roh Kudus. Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus sangat mudah mengagumi Kristus. Apa pun yang berkaitan dengan Kristus akan membuat orang yang dipenuhi Roh Kudus penuh dengan perasaan penuh dengan kelimpahan. Kita mengaku dipenuhi oleh Roh Kudus, tapi apa pun tentang Kristus bikin kita tetap bosan, ini tidak mungkin dari Roh Kudus. Roh Kudus meninggikan Kristus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus, rindu dengar tentang Tuhan Yesus. Apa pun yang berkait dengan Kristus membuat dia merasa penuh dengan kelimpahan. Saudara kalau mencintai seseorang, lalu sudah lama terpisah dari orang itu sampai berapa lama, Saudara akan muncul rindu atau ucapan syukur? Waktu berpisah ingin bertemu, ini relasi yang baik. Waktu berpisah dengan Kristus, ingin bertemu “Tuhan, kapan bisa bertemu dengan Tuhan langsung? Kapan bisa bertemu dengan Engkau?”, in ikerinduan akibat Roh Kudus, bukan kita. Karena hanya Roh Kudus yang memampukan kita melihat kemuliaan Kristus yang sengaja disembunyikan dari dunia.

Waktu Yesus datang ke dunia, Dia tidak menunjukkan kemuliaan dengan cara yang terlihat, Dia pilih perempuan sederhana seperti Maria. Lalu dia lahir sebagai bayi yang kecil, tidak ada tanda apa pun bahwa Dia adalah yang Ilahi. Saudara waktu lihat Dia, sama seperti bayi lain. Waktu lihat dia besar, Saudara akan mengatakan “ini kan anak tukang kayu”. Waktu Dia memanggil murid-murid, mungkin kita sama dengan Orang Farisi, mengatakan “Kamu orang rendah, cuma menarik pelayan bodoh. Semua orang pendidikan tidak menyukai Kamu, semua orang bodoh ikut Kamu. Maka sebenarnya Kamu adalah orang rendah”. Kita akan melihat Dia sebagai orang yang rendah. Waktu kita melihat Dia dihakimi, mungkin kita akan mengatakan “hukum Dia, karena Dia memang diriNya Anak Allah, padahal diriNya hanyalah manusia biasa”. Waktu Dia disiksa, mungkin kita mengatakan “Kamu mendapatkan apa yang pantas Kamu dapatkan”. Mungkin waktu Dia di kayu salib, kita sama-sama berkata seperti orang lain “turun dari salib, baru kami percaya. Kalau tidak, kami sudah tahu Engkau hanyalah pemberontak yang layak dihakimi”. Dunia lihat Yesus tidak lihat kemuliaan, dunia melihat Yesus tapi tidak melihat hal yang menyatakan kemuliaan sorgawi. Tetapi justru Tuhan datang seperti cara ini, supaya orang dengan iman melihat kemuliaan Kristus, mereka ini lah yang akan diselamatkan. Maka Yesus datang dengan menyembunyikan kemuliaanNya, menjadi hina. Hidup dengan cara yang hina. Itu sebabnya Kristus mempunyai fokus dan perhatian yang besar untuk orang hina. Ini kita sulit mengerti, tapi dalam Injil Sinoptik Yesus banyak terus memanggil orang berdosa, banyak memanggil orang cemar, banyak memanggil orang yang dianggap rendah oleh dunia ini. Ini sesuatu yang kita tidak bisa lakukan. Dan kalau kita ingin menjadi pengikut Kristus yang sejati, kita harus ubah cara pikir kita memandang sama dengan cara Kristus memandang. Ini prinsipnya, Paulus mengatakan orang penting harus dijangkau, orang pintar jarus dijangkau, yang bodoh pun juga harus. Mengapa kita harus jangkau orang pintar? Karena orang pintar harus jadi hambanya orang bodoh. Orang pintar dijangkau supaya dia melayani orang bodoh. Supaya yang bodoh tidak bodoh terus. Maka orang yang rohani dijangkau untuk menjangkau orang yang tidak rohani. Orang yang rohani cuma mau kumpul dengan sesamanya sendiri, ini bukan rohani.

yang kalau cuma mau nyaman sendiri, tidak pernah menjangkau, tidak pernah mengekspose diri untuk terlibat dalam dunia, itu bukan Kristen. Yesus tidak terus tinggal di sorga, Yesus tidak membuat komunitas sorgawi dengan para malaikat, bersekutu dengan Gabriel, Mikael dan Allah Tritunggal. Dia datang bertemu pelacur, Dia datang bertemu pemungut cukai, Dia datang bertemu dengan orang kerasukan setan kemudian Yesus sembuhkan. Ini Kristus yang dikenal oleh Injil Sinoptik, ini Kristus yang dikenal oleh gereja mula-mula. Mereka tahu Yesus sangat memperhatikan orang hina, karena Dia sendiri pernah jadi hina. Dia sendiri adalah objek hinaan dunia ini. Kalau Saudara pernah mengalami sesuatu, Saudara akan mudah berbelas-kasihan kepada orang yang sama. Orang yang pernah lapar gampang kasihan kepada orang yang lapar, orang yang pernah mengalami keluarga hancur gampang kasihan kepada orang yang mengalami keluarga hancur. Orang yang pernah kehilangan orang yang dikasihi gampang sekali untuk akrab dan memahami orang yang kehilangan. Itu sebabnya Kristus sangat mau menjangkau orang hina, karena Dia pernah jadi objek hinaan dunia ini. Dia Allah yang paling mulia tapi rela diludahi. Itu sebabnya Dia mengerti kalau ada orang-orang yang, waktu orang lain lihat mau ludahi wajahnya, ketika dunia ingin meludahi wakah orang itu, Yesus mengulurkan tangan mengatakan “maukah engkau mengikut Aku?”, ini adalah keagungan dari Kristus. Maka kalau kita mau melayani, harus mempunyai ciri seperti Kristus, jangan gampang geli sama orang, jangan gampang memberikan label apa pun kepada orang lalu hindari. Pak Tong pernah bilang kalau kamu mau menginjili, cari orang yang paling kamu benci, injili dia, baru kamu jadi penginjil sejati. Orang bilang “mau pergi ke Afrika, mau pergi ke Amerika, karena orang Indonesia musuhku semua” ini namanya lari dari musuh. Maka Pak Tong mengatakan “coba belajar pengampunan dulu, injili orang yang kamu benci, lalu dia menjadi murid Tuhan, baru kamu menjadi penginjil yang sejati”. Maka kita mau jangkau orang yang dunia ini tidak mau lihat, tapi ini yang Kristus nyatakan. Maka waktu Roh Kudus menggerakkan orang melihat kemuliaan Kristus, Roh Kudus juga akan menggerakkan orang untuk melihat pekerjaan Tuhan yang mulia yang mau menjangkau orang-orang yang tidak layak untuk datang kepada Tuhan. Saya tidak lupa pelayanan penginjilan kepada orang-orang yang benar-benar sudah ditinggalkan, kami lakukan terlalu kecil, tapi ada orang-orang yang terjun lalu setiap hari ketemu orang-orang ini. Di Malang ada seorang jemaat yang menjadi pembina rohani untuk satu panti cacat mental dan panti ini pun sangat kasihan, setiap sumbangan datang dipotong sebagian untuk pengelolanya, dipotong sebagian untuk pengurus, dipotong sebagian untuk pemilik. Lalu yang masuk bantuang beneran itu sangat kecil, orang-orang yang menjadi pekerja di situ digaji kecil sekali. Kadang-kadang gaji lupa dibayar. Jadi ini adalah pelayanan yang sangat-sangat perlu kesabaran, tetapi Tuhan mengijinkan kita harus belajar melihat siapa yang hina, dia adalah objek kasih Kristus yang justru utama.

Saudara punya kelebihan dan bakat apa, Saudara menjadi pelayan bagi orang yang kurang berbakat. Saudara rohani agung, Saudara menjadi hamba bagi yang brengsek, bagi yang jahat, bagi yang rusak, bagi yang tidak peduli kepada Tuhan. Saudara menjadi orang kaya, Saudara harus menjadi hamba bagi orang yang tidak punya. Saudara menjadi orang pintar, Saudara harus jadi hamba orang-orang bodoh membawa mereka mengerti kebenaran. Inilah prinsip Kekristenan yang sejati, dan hanya ketika Roh Kudus menggerakkan kita baru kita bisa melihat apa yang Kristus lihat, baru kita bisa melihat kemuliaan pekerjaan Tuhan. Tuhan kerja di mana? Kita mau di situ. Lalu kita mengatakn “Tuhan, aku sudah kerjakan pekerjaanMu, aku sudah melakukan banyak hal bagiMu”, lalu Tuhan Yesus akan tanya “waktu Aku dipenjara, engkau di mana? Waktu Aku lapar, engkau ada di mana? Waktu Aku haus, engkau ada di mana? Waktu Aku telanjang, engkau ada di mana?”. Mengapa Tuhan Yesus kembali memberikan kita fokus balik lagi ke orang-orang seperti itu? Saya sangat bersyukur di tempat ini ada pelayanan rutin ke penjara, nanti kapan-kapan kita atur waktu yang suka pelayanan itu harus sharing bagaimana pelayanan menjangkau orang-orang seperti ini di penjara. Saudara bertemu orang-orang seperti ini, lihat pun tidak mau, lihat tipe seperti ini langsung pegang dompet. Tapi mereka datang, mengatakan “Yesus memperhatikanmu, Yesus mengasihimu. Karena begitu besarnya cintaNya kepadamu, maka Yesus mengutus saya untuk melayani engkau”. Jadi kita adalah pelayan bagi mereka yang hina, sama seperti Kristus rela menjadi hina untuk melayani kita. Kiranya kita boleh belajar ketika melihat pekerjaan Tuhan yang agung, kita boleh belajar menerapkannya kepada orang-orang yang hina tetapi yang dikasihi oleh Tuhan.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Dialah Yang Mempersiapkan Jalan Bagi Tuhan

(Lukas 1: 1-25)
Di dalam bagian awal dikatakan bahwa Lukas menulis bagi seorang bernama Teofilus. Buku ini adalah edisi pertama dari 2 buku yang ditulis oleh Lukas. Di dalam semua catatan bukunya tidak ada nama Lukas sebagai penulis. Tetapi kita tahu dalam Kisah Para Rasul bahwa ada seorang tabib yang menyertai Paulus. Waktu Lukas menulis, dia menulis pola yang sangat mirip dengan pola-pola tulisan pada umumnya di abad pertama. Orang Yunani klasik, orang-orang Roma klasik, ketika menulis tulisan mereka, umumnya akan didahului dengan kepada siapa buku ini ditujukan. Waktu orang menulis, biasanya akan menulis “buku ini ditujukan untuk seseorang” tapi bukan berarti buku itu hanya dibaca oleh orang itu. Buku ini akan menyebar keseluruh orang, tapi nama di depan adalah penghargaan kepada siapa buku ini ditujukan. Kita tidak tahu siapa Teofilus ini, tidak ada catatan mengenai siapa dia, tidak ada penjelasan tentang dia, hidup seperti apa, apa pengaruhnya kepada gereja, semua tidak ada, sehingga kita sulit mengetahui siapa orang ini, yang kita tahu dia pasti orang yang punya jabatan tinggi. Maka dikatakan “Teofilus yang mulia, banyak orang menyusun suatu berita yang terjadi di antara kita”, Lukas mengatakan “yang saya tulis kepada kamu adalah berita yang sudah pernah engkau dengar” tentang Yesus, yang telah mati dan bengkit, benarkah Dia bangkit, benarkah yang dipercayai oleh gereja. Lukas menulis dengan mengatakan “yang sudah terjadi, yang kamu dengar mungkin bukan suatu yang akurat. Saya akan tolong kamu untuk menulis yang akurat dari saksi mata. Saya akan catat apa yang saksi mata saksikan kemudian saya bukukan untuk engkau supaya engkau mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Berarti waktu Lukas menulis, dia tidak menulis hanya berdasarkan pemikirannya saja, tapi dia menjadi orang yang scientific sebelum istilah scientific muncul, dia menjadi proto-scientific. Dia menjadi penulis yang menulis dengan penyelidikan, menulis dengan argumen yang bisa diterima karena ada saksi yang mengatakan tentang kebenaran ini. Maka berita Injil waktu ditulis, bukan berita yang tidak bisa diselidiki oleh akal sehat. Orang sering kali membenturkan antara iman dengan penyelidikan scientific. Kalau scientific tidak beriman, kalau beriman tidak scientific. Akhirnya ada benturan antara iman dengan pengetahuan, iman dengan pemikiran, “sudahlah kalau kamu beriman, tidak perlu banyak tanya, orang beriman tutup mulut, tidak pernah bertanya mengapa”, sedangkan orang science sudah ada jawaban pun terus tanya mengapa. Lukas pun mengatakan kepada Teofilus atau kepada seluruh pembacanya “engkau ingin mengenal Allah yang sejati, engkau ingin mengenal Yesus, begitu banyak berita yang masuk. Jangan ambil semua lalu percaya semua, selidiki baik-baik”, maka Lukas mengatakan “saya akan membukukan dengan teratur supaya kamu bisa membedakan mana ajaran yang sejati mana yang tidak, supaya kamu bisa pelan-pelan bertanggung jawab dengan imanmu lalu menyelidiki mana yang sesuai mana yang tidak”. Sikap seperti ini adalah sikap kritis yang mempunyai sifat mau tuntut mengerti sampai dalam, itu tidak lagi ditekankan di dalam gereja.

Sekarang gereja mengatakan “kamu tidak perlu pikir banyak, yang penting kamu cinta Tuhan, yang penting kamu mau melayani Tuhan. Selesai”. Tapi dunia perlu jawaban mengapa engkau beriman kepada Kristus? Orang Kristen yang tidak bertanggung jawab tidak memperdulikan hal-hal ini, tidak pernah menyelidiki dengan dalam mengapa percaya Alkitab, mengapa percaya Injil yang dinyatakan disini, mengapa harus dengar setiap argumen ini? Maka kita akan tumbuh menjadi orang-orang yang eksklusif, yang mempunyai iman tapi tidak bisa menjelaskan mengapa, yang mempunyai iman tapi cuma menuntut orang mengerti dengan iman saja tapi tidak memakai pikiran yang baik dan tajam. Lukas menyatakan tulisan dia tidak seperti itu, dia tulis pelan-pelan, baik-baik, dia beri tahu sumbernya siapa. Lukas tidak mengatakan “menurutku Yesus Juru Selamat, menurutmu Dia siapa terserah kamu”. Maka dia mengatakan “saya gali dari para saksi yang menyaksikan sendiri kehidupan Yesus. Sekarang kamu punya catatan, silahkan buktikan”. Ayat 2 mengatakan “ini adalah sesuatu hasil penyelidikan dari saksi mata dan pelayan Firman”. Ayat 3 mengatakan “setelah selidiki semua itu, saya putuskan untuk bukukan dengan teratur untuk engkau”, ini cara menulis yang unik. Orang Yunani pun ketika membaca bagian ini akan mengetahui tulisan Lukas mempunyai pembagian standar yang umum. Tetapi kalau Saudara lihat pendahuluan masuk ke dalam inti pemberitaan Lukas, seperti ada pecah. Begitu masuk inti berita, Saudara mesti punya pengetahuan Perjanjian Lama. Begitu masuk inti berita Lukas, semua gaya Yunani langsung hilang digantikan oleh gaya Yahudi Perjanjian Lama, ini membingungkan. Lukan kan orang Yunani, mengapa menulis buku yang menuntut orang untuk mengerti Perjanjian Lama? Menuntut orang untuk mengerti konteks bangsa Israel untuk bisa mengerti? Ini yang harus kita pelajari, Lukas sedang mengatakan bahwa Yesus tidak bisa dilepaskan dari konteks Perjanjian Lama. Orang mau mengenal Yesus, harus kenal budaya Yahudi, harus kenal budaya Israel, kalau tidak maka tidak akan menerima pengetahuan yang akurat tentang Tuhan Yesus. Itu sebabnya orang Kristen punya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kalau kita hanya mewarisi Perjanjian Baru, kita tidak akan mengerti apa yang dinyatakan di sini dengan tuntas. Karena Perjanjian Baru menawarkan jawaban, tetapi pertanyaannya di dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menyatakan penggenapan, tetapi janji dan proses menuju kepada penenggapan itu ada dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menawarkan kesimpulan, tetapi Perjanjian Lama menceritakan sejarah pergumulan supaya sampai kepada kesimpulan itu. Banyak orang Kristen mengatakan “Christ is the answer. Yesus jawabannya”, waktu dibalik “pertanyaannya apa?”, “saya tidak tahu, tapi apa pun itu, Yesus jawabannya”. Bagaimana kita bisa mengukur arus listrik yang kuat? Yesus jawabannya, bagaimana saya bisa tahu kondisi dari latar belakang Perjanjian Lama? Yesus jawabannya, kalau begini caranya ujian kita paling gampang. Dan ini bisa kita ketahui kalau mengikuti proses yang panjang dari Perjanjian Lama untuk sampai kepada penggenapan. Richard Pratt, seorang ahli Perjanjian Lama mengatakan cara baca Alkitab yang paling hebat adalah Saudara kagum terhadap Perjanjian Lama, merasa ini sudah mewakili kekagumanku sampai puncak. Tapi begitu Saudara baca Perjanjian Baru lebih kaget lagi, ini namanya cara baca Alkitab. Richard Pratt katakan waktu baca Alkitab, waktu baca Perjanjian Lama “ini sudah maksimal, ini totalitas dari kemuliaan Tuhan sudah dinyatakan” begitu lihat Perjanjian Baru “ternyata ini penggenapannya”. Maka tidak ada pengertian yang total bisa kita dapat dari Perjanjian Baru kalau kita tidak mengerti Perjanjian Lama. Tapi kalau kita cuma mengerti Perjanjian Lama, kita tahu pertanyaannya, kita tahu pergumulannya, tapi kita tidak tahu jawabannya. Perjanjian Lama berakhir dengan janji “akan ada suara berseru-seru”, sedangkan Perjanjian Baru berakhir dengan mengatakan “Yesus sudah datang”, ini yang ditulis dalam Kitab Wahyu. Berarti orang baca Perjanjian Lama dengan pengertian nanti ada kegenapan, orang baca Perjanjian Lama lalu lanjutkan dengan Perjanjian Baru, baru mengatakan “sekarang saya memiliki kegenapan yang sangat indah, yang sangat agung dan mengagumkan”.

Jonathan Edwards mengatakan ketika kita masuk sorga kita akan mengalami peningkatan yang tidak terbatas tentang pengenalan akan kemuliaan Allah. Ini yang harap kita dapatkan ketika membaca Alkitab, terus mendapatkan pengertian makin limpah sehingga berita Injil memberikan kegenapan. Dan karena itu waktu Lukas mau menceritakan kegenapan di dalam Kristus, dia harus pakai gaya Yahudi. Dia . Lukas mengatakan “tradisi dunia Perjanjian Lama harus kamu mengerti untuk mengerti berita Injil”. Orang mau mendapatkan emas yang bagus harus kerja keras untuk dapat. Saudara ingin mendapat pengetahuan yang baik, saudara harus kerja keras untuk mendapatkan. Saudara mau mutiara iman yang baik, mari paksa diri untuk belajar lebih baik tentang apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama untuk membuat kita mengerti siapakah Yesus. Maka Lukas menulis dengan mengabaikan kesulitan budaya yang akan dimiliki pembacanya. Baca Injil Lukas susah karena tidak mengerti latar belakang Yahudi dan Perjanjian Lama, maka Lukas akan menyarankan “belajar, supaya mengerti dan bisa tahu”. Jadi kalau untuk hal-hal di dalam dunia ini Saudara harus kerja keras untuk mendapatkannya, Lukas mengatakan “mau kenal Yesus, belajar Firman baik-baik, belajar Alkitab baik-baik, selidiki Alkitab baik-baik, jangan mau jawaban instan”. Jadi orang diajar untuk cari, setelah itu mendapat pengertian karena terbiasa mencari. Lukas mengatakan yang saya tulis adalah peristiwa yang saya bukukan dengan teratur. Masuk dalam ayat 5 dan seterusnya, langsung budaya Yahudi yang kental masuk. Di dalam ayat 4 dikatakan “saya lakukan ini supaya engkau tahu yang diajarkan kepadamu sungguh benar”. Lalu Lukas masuk dalam pendahuluan di dalam berita Injil.

Waktu Lukas memberitakan tentang Injil, dia tidak langsung beritakan tentang Yesus, tetapi memberitakan Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu Yesus. Siapakah Yohanes Pembaptis ini? Mengapa dia harus ada sebelum Yesus datang? Ini dilakukan karena Tuhan sudah menubuatkan di dalam Kitab Yesaya dan Maleakhi. Di dalam Yesaya dikatakan “akan ada utusanku yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan”. Di dalam Maleakhi dikatakan “dia akan berjalan di dalam roh dan kuasa Elia”. Mengapa harus ada Yohanes dulu? Karena Tuhan mengumpulkan umatNya dari banyak tempat, waktu mereka dikumpulkan kembali setelah dibuang perlu ada orang yang memastikan mereka siap menerima kedatangan Yesus dan orang ini adalah Yohanes Pembaptis. Jadi harus ada nabi terakhir dulu berbicara menunjuk langsung kepada Yesus. Ini merupakan satu nubuat yang mempunyai pengertian simbolik yang sangat penting. Yohanes Pembaptis akan memadukan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru karena melalui dialah, orang Perjanjian Lama yang menantikan akhirnya melihat siapa penggenapnya. Yohanes Pembaptis harus datang karena dia mempersiapkan umat, lalu ketika umat itu muncul, Yohanes Pembaptis akan tunjuk “Yesus adalah ini, engkau harus datang kepada Dia”. Hanya Lukas yang membahas kedatangan Yohanes Pembaptis dengan membahas kedatangannya dan kelahirannya seperti dinubuatkan malaikat kepada orang tua Yohanes Pembaptis. Ini adalah satu-satunya kitab yang mencatat papa mama Yohanes Pembaptis, Zakharia dan Elizabet. Dikatakan bahwa Tuhan memanggil Zakharia dan Elizabet, dan mereka bukan orang penting, meskipun mereka adalah keturunan Harun, tapi Alkitab mengatakan mereka adalah salah satu imam. Dan waktu itu diperkirakan ada 1800 imam yang akan melakukan pekerjaan di Bait Suci. Orang Yahudi punya kebiasaan sebelum membakar korban harian, mereka akan membakar ukupan menyatakan doa umat Tuhan kepada Tuhan. Siapa yang bertugas membakar? Imam. Siapa boleh masuk ke dalam Bait Suci lalu membakar ukupan? Ada 1800 imam dari 1 golongan, belum golongan lain. Kalau imam begitu banyak, nanti satu orang mungkin cuma kebagian 1 kali, mungkin yang lain tidak kebagian tugas ini. Maka untuk masuk harus pakai undian, mengapa undian? Supaya adil, ini dari Tuhan, tidak ada yang protes. Ternyata yang dapat Zakharia, lalu Zakaharia masuk ke dalam Bait Suci. Di dalam Bait Suci sudah ada malaikat, ini benar-benar peristiwa once in a life time, dapat undian membakar ukupan, waktu bakar ukupan ketemu malaikat, dan ternyata malaikatnya adalah Gabriel. Gabriel adalah pemimpin malaikat yang Tuhan tugaskan untuk memberikan nubuat raja-raja besar akan datang dan Gabriel diutus kepada orang penting. Di dalam Perjanjian Lama setiap wujud malaikat itu selalu digambarkan perkasa, besar, tentara yang sangat kuat, tidak pernah malaikat digambarkan lucu-lucu dan imut-imut. Malaikat tidak gemulai, malaikat tidak cantik, malaikat menakutkan, perkasa dan mereka adalah alat perang Tuhan yang sangat efektif. Malaikat gagah, mereka pakai pakaian perang yang lengkap dan mereka adalah prajuritnya Tuhan. Alkitab mengatakan salah satu nama Tuhan adalah Yehovah Sevaoth, artinya Dia adalah pemimpin dari pasukan malaikat yang jumlahnya tidak terhitung. Malaikat besar jadi tentaranya Tuhan. Malaikat Mikael bertugas untuk berperang dengan iblis, malaikat Gabriel bertugas untuk memberikan Firman kepada orang penting. Waktu itu Daniel-lah orang penting itu, dia adalah orang jajahan, tapi dia bisa menjadi orang nomor 2 di seluruh Kerajaan Babel. Bahkan setelah Babel hancur, Persia muncul, dia tetap menjadi orang nomor 2 yang dipercaya oleh Gubernur Darius. Maka Daniel itu orang penting, Gabriel datang kepada Daniel lalu mengucapkan kalimat yang penting berkaitan dengan perpolitikan internasional pada waktu itu. Jadi Gabriel mempunyai tugas memberikan berita besar kepada orang besar. Tetapi kali ini Gabriel diutus kepada seorang yang bernama Zakharia, Zakharia itu dari 1800 imam dari negara jajahan yang tidak jelas perpolitikannya. Tetapi siapa Zakharia? Zakharia lahir, tumbuh, tua, mati, tidak ada kaitan apa pun dengan Israel, dia orang kecil. Tapi Tuhan mengatakan Gabriel datang kepada Daniel, Gabriel datang juga kepada Zakharia. Daniel dapat berita besar, Zakharia juga dapat berita besar. Bagi Tuhan orang beriman benar dan setia harus punya kedudukan tinggi. Maka didalam Alkitab dikatakan, ayat 6 mengatakan “baik Zakharia maupun Elizabet hidup benar di hadapan Allah menurut ketetapan Allah dan tidak bercatat”. Mereka orang-orang yang kerohaniannya baik dan Tuhan menghargai orang demikian. Saudara carilah dihargai oleh Tuhan, bukan dihargai dunia. Saudara menjalani hidup yang saleh di hadapan Tuhan, tidak peduli pangkat Saudara, tidak peduli gaji Saudara, sekecil apa pun kalau punya hidup seperti ini Tuhan akan hargai. Tuhan tidak menghargai Daniel karena dia pintar, hebat dan menjadi pemimpin besar. Tuhan menghargai Daniel karena kesetiaan dan kesalehannya. Sekarang kita jangan salah sering mendewa-dewakan orang pintar dan bukan tanpa alasan, kita sadar orang pintar akan berpengaruh lebih besar. Tapi Tuhan akan lihat siapa orang yang lupa diperhatikan, mungkin orang bodoh yang kurang penting, Tuhan mengatakan “engkau adalah orang yang Kristus pun rela mati bagimu”. Maka malaikat datang pada Zakharia, kemudian dia langsung mengatakan “jangan takut Zakharia”, waktu Zakharia mendengar ini dia kaget sekali, tapi sudah dibilang jangan takut, mesti taat. Dia belajar tidak takut. Tapi malaikat itu memberikan berita yang luar biasa, dikatakan “istrimu akan mengandung dan melahirkan anak”. Orang pada zaman itu yang tidak punya anak dianggap sedang dikutuk Tuhan dan kisah Alkitab justru membalikkan konsep itu. Yang tidak punya anak berbahagia, itu dikatakan oleh Maria dalam magnificatnya di Injil Lukas, “berbahagialah orang yang sedang berada dalam tahanan, berbahagialah orang yang tidak mempunyai anak”. Maksudnya adalah berbahagialah orang yang setia kepada Tuhan meskipun dicela oleh masyarakat. Zaman dulu beda dengan zaman sekarang, zaman sekarang orang bebas memutuskan tidak punya anak, tapi zaman dulu orang yang tidak punya anak dianggap dosa besar, kalau bukan dia mungkin nenek moyangnya yang berdosa besar. Buktinya tidak punya anak, buktinya tidak bisa melahirkan anak, pasti dikutuk Tuhan. Tetapi Alkitab dengan tegas melawan pengertian ini dengan menulis banyak orang tidak melahirkan anak itu dihina tapi Tuhan membalas hinaan mereka dengan mengatakan “dia adalah orang yang kepadanya Aku tetap berkenan”. Maka Elizabet meskipun mandul di hari tua, Tuhan berjanji kepada Zakharia “dia akan Aku pakai untuk melahirkan seorang anak”. Di dalam Alkitab hanya Simson, Yesus dan Yohanes Pembaptis yang sebelum kelahirannya, malaikat datang kepada ibunya. Maka malaikat berbicara kepada Zakharia kemudian menyampaikan berita ini bahwa nanti istrinya akan melahirkan anak. Kemudian berita ini ditanggapi dengan skeptik oleh Zakharia “mana mungkin, istriku suda tua, sudah lewat masanya. Meskipun istriku mengandung, ini adalah kandungan dengan resiko sangat tinggi, tidak mungkin. Secara manusia ini tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi”. Lalu malaikat itu mengatakan “karena tidak percaya, engkau akan bisu sampai janji Tuhan tergenapi”.

malaikat pada waktu mendatangi Zakharia dengan mengatakan engkau akan melahirkan anak. Zakharia mengucapkan kalimat bagaimana mungkin saya sudah tua, istriku sudah tua, malaikat mengatakan bisu kamu. Lalu malaikat mendatangi Maria dengan mengatakan “engkau akan mempunyai anak”, Maria mengatakan “bagaimana mungkin, sebab aku belum bersuami”, malaikat tidak bilang “bisu kamu”, mengapa maikat diskriminatif begini? Karena waktu malaikat mengatakan kepada Zakharia “kamu di hari tuamu akan melahirkan anak” ini sudah pernah terjadi. Kalau sudah pernah terjadi tapi Zakharia tidak percaya berarti Zakharia tidak mengimani apa yang Tuhan sudah pernah kerjakan. Tapi anak dara melahirkan, ini belum pernah terjadi. Maka waktu malaikat mengatakan kepada Maria “engkau akan melahirkan anak”, Maria mengatakan “bagaimana mungkin, sebab aku belum bersuami”, memang belum pernah ada orang yang belum bersuami melahirkan anak, jadi Maria yang pertama, wajar kalau Maria tidak percaya. Kalau Zakharia “bagaimana mungkin, sebab aku sudah tua”, malaikat bilang “Abraham dan Sara sudah tua.
Dan ini tidak terjadi pada Maria karena belum ada sejarahnya seorang perawan mengandung dan melahirkan anak. Maka Zakharia diberikan hukum sedikit “engkau akan bisu sampai pada hari di mana anak itu lahir”. Kemudian setelah dia keluar, orang-orang sadar dia pasti telah mendapatkan penglihatan dan setelah itu Elizabet bersyukur ketika dia akhirnya mengandung, dia menyembunyikan diri dan mengatakan “Tuhan mencabut aibku”. Ini merupakan bagian awal dari Injil Lukas yang menggabungkan beberapa hal. Yang pertama Injil Lukas menggabungkan tentang penggenapan janji sebagai sesuatu yang Tuhan ingat. Tuhan tahu kalau Dia sudah berjanji, Dia akan menyatakan pada waktunya. Injil Lukas menyatakan kepada orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan, Tuhan tidak lupa engkau, Tuhan tidak lupa bahwa Dia sudah berjanji kepada kita. Tuhan tidak lupa menyatakan pemeliharaan dan penebusan di dalam Kristus, Dia tidak akan lalai menjalankan janjiNya. Kedua, Injil Lukas mengingatkan bahwa Tuhan menjalankan hal hebat melalui orang benar dan saleh, bukan melalui orang-orang hebat dan besar. Ada orang-orang taat, setia melayani Tuhan, setia melakukan pekerjaan yang mungkin bagi dunia kecil, ada orang yang membimbing beberapa orang dengan setia, tapi orang cuma melihat bagaimana hamba Tuhan besar bisa berkhotbah kepada ribuan orang, ini yang dicari. Tapi yang Tuhan cari bukan prestasi besarnya, yang Tuhan cari adalah berapa setia orang ini dalam kebenaran. Inilah sebabnya Daniel bisa disejajarkan dengan Zakharia yang sebenarnya dalam pandangan dunia bukan siapa-siapa. Hal ketiga, dikatakan bahwa ketika Kristus datang mesti ada Yohanes yang mempersiapkan jalan, supaya ada murid, ada orang-orang yang akan beralih dari Yohanes kepada Yesus. Dikatakan Yohanes Pembaptis akan datang dan dia akan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia. Berarti dia punya kuasa dan roh yang sama dengan kuasa dan roh yang bekerja pada Elia. Elisa adalah penerus Elia, dia mengatakan “berikan 2 bagian dari roh Elia”, Yohanes Pembaptis tidak perlu minta, dia langsung mendapat 2 bagian. Mengapa 2 bagian? Karena dia memiliki roh dan kuasa, ini merupakan 2 hal, penyertaan dan kuasa yang menyertai penyertaan itu ada pada Yohanes Pembaptis. Hamba Tuhan yang berkuasa itu datang dari mana? Kuasa tidak bisa dipelajari, kuasa tidak bisa dilatih, kuasa adalah anugerah Tuhan bagi gereja pada zaman itu. Kalau ada orang berkhotbah dan orang bisa merasakan kuasa dari Tuhan, ini bukan kehebatan dia. Itu sebabnya kalau Saudara punya cita-cita masa depan, Saudara tidak mungkin isi cita-cita itu “saya ingin menjadi pendeta yang berkuasa”, untuk memiliki kuasa itu anugerah Tuhan bagi Gereja Tuhan. Maka Tuhan membangkitkan Yohanes Pembaptis yang mempunyai kemampuan berkhotbah begitu luar biasa. Dia kalau berkhotbah di padang gurun, orang dari jauh datang ke padang gurun. Mengapa dia bisa melakukan itu? Karena kuasa dari Tuhan. Kita tidak mengerti mengapa kuasa itu diberikan, kita pun tidak tahu bagaimana mengeluarkan kuasa itu. Jadi orang mempunyai kemampuan besar itu anugerah Tuhan bukan untuk dia tapi untuk gereja Tuhan. Tuhan kasihani gerejaNya maka bangkitkan orang seperti ini, Tuhan kasihani Israel maka bangkitkan Yohanes Pembaptis. Lalu Yohanes Pembaptis harus khotbah, setelah dia kumpulkan orang-orang menjadi pengikutnya, langsung dia mengatakan “sekarang kamu semua ikut Yesus. Saya siapkan kamu untuk Yesus, bukan untuk saya. Saya siapkan engkau supaya engkau bisa bertemu dengan Yesus Kristus”. Sifat seperti ini sulit dimiliki. Kalau Saudara tidak punya kemampuan kumpulkan orang ya gampang mengatakan “saya kumpulkan engkau untuk orang lain”, orang yang ikut Saudara mengatakan “memang saya merasa tidak kamu kumpulkan”. Tapi Yohanes Pembaptis punya kemampuan seperti ini, lalu dia mengatakan “sekarang kamu ikut Yesus”. Setelah Yesus muncul, pelayanan Yohanes mulai pelan-pelan turun, murid-muridnya tinggalkan dia ikut Kristus, setelah itu dia ditangkap, dipenjara, tunggu saat eksekusi sampai akhirnya dia dimatikan. Orang lupa akan dia, kalau Yesus tidak ingatkan apa yang sudah dia lakukan. Maka Yohanes Pembaptis pelan-pelan makin turun, Yesus makin lama makin mulia. Inilah panggilan Tuhan kepada sang pembuka jalan ini. Maka Yohanes Pembaptis adalah orang yang sangat besar, Yesus sendiri mengatakan “tidak ada orang yang lahir dari manusia yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis”. Apakah Yesus tidak lebih besar dari Yohanes Pembaptis? Yesus mengatakan “yang dari sorga, yang di sorga yang paling kecil pun tetap lebih besar dari Yohanes Pembatis”. Yesus sedang mengatakan dalam dunia Perjanjian Lama, Yohanes paling besar, nabi-nabi lain kalah dari Yohanes karena Yohanes melihat penggenapannya di dalam Kristus. Tetapi pengikut Kristus yang paling kecil pun sebenarnya lebih istimewa dari Yohanes Pembaptis, karena boleh mengikuti Tuhan Yesus. Inilah hal berikutnya yang Lukas mau nyatakan, ada pendahulu yang mempersiapkan umat untuk memandang kepada Kristus. Dan di dalam zaman sekarang kita semua juga disiapkan oleh Firman Tuhan untuk menyambut Kristus yang akan datang kembali. Kita menjadi umat yang fokus penglihatannya adalah kepada Kristus. Kita menjadi umat yang imannya bergantung kepada Kristus dan yang mengatakan “aku rindu Tuhan boleh datang menyatakan persekutuan yang intim dengan saya, dengan kami semua umatNya dengan sempurna”. Inilah yang dinyatakan dalam pendahuluan Injil Lukas, sebelum berbicara tentang Sang Mesias ada persiapan Tuhan ada umat yang menyambutNya. Kiranya kita menjadi umat yang juga menyambut Tuhan, merindukan dia dan boleh menggumulkan hidup yang disiapkan untuk kemuliaan Kristus.

(Ringkasan belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Bila Kupandang Salib-Nya ~ When I Survey the Wondrous Cross

Apa yang senang kita pandangi di dalam hidup keseharian kita? Ada orang-orang yang adalah budak nafsu yang senang memandangi gambar-gambar yang tidak senonoh. Ada orang-orang yang adalah budak uang yang senang memandangi uang atau jumlah rekening di buku ta-bungannya. Ada anak-anak muda yang senang memandangi tokoh idola- nya yang ganteng atau cantik. Ada juga yang senang memandangi produk-produk terbaru dari jenis barang yang disukainya. Dan juga ada yang ge-mar memandangi refleksi dirinya di dalam cermin. Hal-hal yang kita pan-dangi ada yang wajar untuk dipandang dan dinikmati dengan sewajarnya, tapi ada juga yang sama sekali tidak layak untuk dipandang. Namun yang pasti, segala hal yang memikat pandangan kita itu memanifestasikan apa yang menjadi ketertarikan hati kita.
Marilah kita untuk sejenak mengalihkan pandangan kita dari hal-hal tersebut dan memandang Salib Raja kita, Tuhan Yesus Kristus: di sana-lah Sang Anak Allah tersalib. Apakah ini pandangan yang mengenakkan? Di satu sisi, tidak. Siapa yang senang melihat tubuh yang terluka, wajah yang rusak, atau kepala yang berdarah? Tapi jangan tutup matamu! Teta-plah pandangi salib itu! Biarkan pemandangan itu berkata-kata kepada jiwamu. Pemandangan itu sedang mengatakan bahwa terlukanya tubuh Kristus adalah luka-luka borok di dalam hatimu, rusaknya wajah Kristus adalah kerusakan gambar Allah di dalam dirimu, dan darah di kepala Kristus adalah kebobrokan pikiranmu. Jangan kabur dari dirimu sendiri! Tetaplah pandangi salib itu! Di dalam salib itu ada kenyataan yang pahit tentang dirimu yang berdosa, dirimu yang hina, dirimu yang layak dibuang dari hadirat Allah.

Tetaplah pandangi salib itu. Perlahan, kepahitan realita hidup kita yang ditelanjangi oleh salib itu menjadi sesuatu yang manis, bahkan hal termanis di dalam hidupmu. Di dalam salib, engkau diterima se-bagaimana adanya. Di dalam salib, engkau diampuni dari segala dosamu. Di dalam salib, hatimu diobati sehingga gambar Allah di dalam dirimu bisa pulih. Tetaplah pandangi salib itu dan engkau akan tersenyum. Di dalam salib itu engkau sekarang menemukan senyuman Allah. Ada tangan yang terbuka yang menyambut engkau sebagai anak. Ada kesembuhan dari setiap kebiasaan berdosa yang sudah begitu membelenggu hidup kita. Tetaplah pandangi salib itu.
Charles Wesley, pencipta lirik lagu “When I Survey the Wondrous Cross”, sungguh mengerti kuasa transformasi di dalam memandangi salib Kristus. Salib itu akan melepaskan kita dari segala pemandangan yang membelenggu kita di dalam pemberhalaan. Ketika kita memandang salib Kristus, hal yang lain menjadi redup di bawah terang keindahan salib-Nya. Kiranya lagu ini boleh dipakai oleh Roh Kudus untuk mendorong kita un-tuk terus memandangi salib Kristus dan hidup kita boleh terus disem-buhkan oleh cinta kasih Allah

Tema Lagu April 2014 – Kematian dan Kebangkitan Yesus

Dalam rangka merayakan Jumat Agung dan Paskah, tema puji-pujian di kebaktian umum bulan April adalah “Kematian dan Kebangkitan Kristus”. Tidak ada tema lain di dalam sejarah yang mendorong manusia dengan gerakan yang sebegitu kuatnya untuk menciptakan lagu-lagu yang indah, selain daripada cinta kasih Allah yang nyata di dalam Yesus Kristus. Sejak dari masa Perjanjian Lama sampai pada saat ini, umat Allah adalah umat yang bernyanyi, karena kita telah didorong oleh tingginya, da-lamnya, luasnya, dan lebarnya kasih perjanjian yang dicurahkan TUHAN Allah kepada kita. Kasih Allah yang teramat besar ini berpuncak di dalam kematian dan kebangkitan Kristus.
Kematian dan kebangkitan Kristus adalah inti dari berita kesela-matan. Kematian dan kebangkitan Kristus bukanlah sekedar satu hal ajaib yang terjadi di dalam sejarah tanpa ada kaitan dengan kita yang hidup hampir 2000 tahun setelah kejadian tersebut. Pohon yang terkutuk itu menjadi pohon berkat bagi kita. Bukit kematian itu mengalirkan air hidup bagi kita. Di dalam kematian Kristus, kita ikut mati bersama-sama dengan Dia. Di dalam kebangkitan Kristus, kita ikut bangkit bersama-sama dengan Dia. Barangsiapa beriman kepada Kristus, ia dipersatukan dengan Kristus, sehingga apa yang Yesus Kristus kerjakan teraplikasikan di dalam dirinya.
Di dalam bidang teologi sistematika, biasanya para teolog Reformed membagi penebusan menjadi dua bagian: penebusan yang telah digenapi oleh Kristus (redemption accomplished) dan penebusan yang diaplikasi-kan kepada kita (redemption applied). Redemption accomplished biasa dibahas di dalam topik Kristologi, sedangkan redemption applied biasa dibahas di dalam topik soteriologi. Dua hal tersebut bisa dibedakan, na-mun tidak bisa dipisahkan. Apa yang dikerjakan oleh Kristus secara “objektif” di dalam sejarah itu berkait langsung secara “subjektif” di da-lam diri kita melalui karya Roh Kudus yang mempersatukan kita dengan Kristus.

Begitu pula puji-pujian Kristen yang bertemakan kematian dan kebangkitan Kristus dapat dibedakan menjadi dua: yang menekankan ten-tang apa yang Kristus sudah kerjakan di dalam sejarah, dan yang menekankan tentang apa yang terjadi di dalam hidup kita secara nyata pada saat ini. Namun, sekali lagi, kedua hal itu adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketika kita memandang dengan kagum kematian dan kebangkitan Kristus, hidup kita diubahkan. Ketika hidup kita diubahkan oleh Roh Kudus, hidup kita semakin serupa dengan Kristus yang meren-dahkan diri hingga mati di atas kayu salib. Redemption accomplished tidak mungkin tidak teraplikasikan di dalam diri umat pilihan; redemption ap-plied tidak mungkin terjadi tanpa karya Kristus. Kedua hal tersebut ibarat satu koin dengan dua sisinya yang berbeda.
Pembedaan dua hal tersebut berguna untuk membuat kita sadar akan limpahnya keselamatan yang TUHAN Allah berikan kepada kita. Ma-ta kita terlalu terbatas untuk melihat kedua sisi mata uang itu secara sekaligus. Namun ketika kita melihat satu sisi, kita selalu ditarik untuk melihat sisi yang lainnya, hingga kita terhilang di dalam kekaguman kita akan karya Allah di dalam Kristus dan di dalam hidup kita. Kiranya puji-pujian yang kita nyanyikan di bulan April akan membantu kita melihat kelimpahan tersebut.