- Injil Lukas
- 22 Apr 2014
Persiapkan Jalan bagi Tuhan
(Lukas 1: 57-66)
Di awal-awal Injil Lukas, Lukas membahas tentang Yesus dan Yohanes Pembaptis dengan cara yang sangat dekat. Yohanes Pembaptis dinubuatkan akan lahir, Yesus dinubuatkan akan lahir. Yohanes Pembaptis lahir, setelah itu membahas narasi Yesus lahir. Maria memuji, meninggikan bahwa sekarang waktunya Tuhan menyatakan anugerah, Tuhan menyatakan berkatNya dengan mendatangkan Kristus Yesus. Dan Kristus Yesus yang sudah datang ini, Dia lah yang menjadi tanda belas kasihan Tuhan kepada seluruh bangsa. Lalu ketika Zakharia memuji pun sama, yang Zakharia puji adalah Yesus. Dia mengatakan “terpujilah Tuhan karena anakku akan mendahului Kristus” inilah orang yang mencintai Tuhan. Anaknya lahir, yang dipentingkan adalah Yesusnya, bukan anaknya. Tetapi waktu Yohanes Pembaptis datang, orang-orang melihat kepada Kristus, orang-orang melihat kepada Dia yang akan datang setelah Yohanes, inilah tanda orang-orang yang mempunyai kerohanian sejati, inilah tanda orang-orang yang mempunyai pengertian iman yang mengharapkan Yesus lebih dari mengharapkan dari apa pun. Ketika Tuhan Yesus akan datang, ketika Alkitab mengatakan “Israel bersiap-siaplah untuk kedatangan Kristus”, ada tahap-tahap yang unik yang Alkitab nyatakan. Sebelum Tuhan Yesus datang, Israel berhenti mempunyai kerajaan yang diperintah oleh Daud, ini unik sekali. Bayangkan betapa bedanya cara Tuhan bekerja dengan cara kita berpikir. Kalau kita berpikir sebelum Yesus datang, negara ini menjadi bagus dulu, negara ini makin tinggi makin hebat, lalu Yesus datang tinggal terima kuasa yang sudah ada. Tapi waktu Israel dihancurkan Babel, kemudian ketika Israel dijajah oleh penerus Alexander Agung, setelah itu dia dijajah kembali oleh Romawi, waktu itu barulah Yesus datang. Dalam abad pertama, Tuhan menyatakan “bukan kaisar yang bisa engkau pegang, bukan Herodes, bukan Pilatus, bukan kekayaan ekonomi, tetapi Kristus” maka Tuhan sengaja membuat semua goncang, hanya Kristus yang bisa dipegang. Dalam gereja mula-mula, Tuhan mengatakan “jangan mengandalkan apa pun, andalkan Roh Kudus yang memimpin engkau untuk memberitakan Injil” ini yang Tuhan nyatakan. Tuhan sering menyatakan apa yang menjadi kebenaran dan renacanaNya di tengah-tengah zaman yang begitu rusak. Begitu juga ketika Lukas menulis tentang kedatangan Yesus Kristus. Dikatakan Yohanes Pembaptis datang dulu, dia harus mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus. Maka ketika Elizabet didatangi oleh malaikat, malaikat itu mengatakan “engkau akan melahirkan seorang anak dan engkau akan menamai dia Yohanes”. Arti nama Yohanes adalah Tuhan berbelaskasihan. Jadi waktu Elizabet dan Zakharia terus berdoa memohon Tuhan mengatakan “sekarang jawaban doanya sudah datang, engkau terus memohon, Aku jawab” jawabnya dengan seorang anak yang akan lahir dari Elizabet, namai dia Yohanes sebab artinya Tuhan sudah memberikan belas kasihan, ini lah janji mengenai kelahiran Yohanes Pembaptis. Berarti Yohanes Pembaptis akan mempersiapkan jalan bagi Kristus. Dalam Yesaya dikatakan ketika Allah akan datang, gunung yang tinggi diratakan, lembah ditutup. Yang tinggi dipangkas, yang rendah ditimbun supaya ada jalan yang rata. Dalam kondisi politik yang kacau balau, gunung yang tinggi melambangkan kuasa politik yang besar, yang menghantam orang-orang yang lemah. Lalu lembah-lembah sering ditafsirkan di saat-saat di mana kerajaan-kerajaan itu hancur dan ditindas. Maka yang dikatakan adalah waktu Tuhan datang, Tuhan akan menghancurkan kerajaan-kerajaan besar-besar yang merasa kuat, merasa besar, yang menindas kerajaan lain, hancur. Lalu kerajaan yang tertindas, yang dihancurkan, yang dikalahkan oleh yang lain, ini yang akan Tuhan bangkitkan. Ini berbicara tentang Israel, Israel yang kecil sekarang dijajah oleh banyak bangsa, lalu dikatakan “Allah akan datang, siapkan jalan”. Bagaimana siapkan jalan? Gunung yang tinggi dihancurkan, yang rendah ditimbun. Di lagu populer ada lagu ini yang mengatakan “ratakan tanah bergelombang, timbunlah tanah yang berlubang”, lagu yang bagus adalah ketika Saudara nyanyikan ada pertumbuhan iman di dalam kekuatan dan pengertian yang benar. Kalau makin dengar lagu makin kacau, ini kacau sekali. Maka doktrin sesseorang akan masuk dalam lagu yang dia buat. Tidak ada orang tanpa doktrin. Yang ada adalah semua orang punya doktrin, hanya pertanyaannya adalah doktrinnya benar atau tidak? Maka yang mengatakan “doktrin tidak penting” maka dia punya doktrin bahwa doktrin tidak penting dan doktrin ini salah, dia sudah kontradiksi diri. Jadi doktrin dia adalah doktrin tidak penting, tapi bagi kita doktrin membuat bertumbuh, mana yang benar?
Lalu mengapa ada bukit yang dihancurkan kemudian tanah yang ditimbun? Karena waktu itu Tuhan datang, yang tidak adil akan dibereskan jadi adil. Waktu Dia datang semua yang rusak akan menjadi baik. Israel ditindas, Allah akan datang memperbaiki semuanya, ini yang Israel harapkan. Nanti akan datang orang yang mendahului, yang akan siapkan jalan, yang akan menyerukan keadilan, supaya waktu Tuhan datang yang beres menjadi makin kuat, yang tidak beres akan dinyatakan tidak beresnya lalu dihancurkan. Mari kita hidup dengan takut akan Tuhan. Karena dari Kitab Nabi sudah dinyatakan waktu Tuhan datang yang tidak beres akan dibongkar semua, waktu Tuhan datang hidupmu yang engkau sembunyikan yang begitu rusak, yang tidak peduli Tuhan, Tuhan akan bongkar. Dan Tuhan nyatakan hidupmu yang tulus yang polos, yang suci, yang diselewengkan orang lain, Tuhan akan bebaskan. Maka kalau Saudara hidup baik-baik, waktu Tuhan datang, Tuhan akan membelamu. Waktu Saudara hidup dengan cara rusak luar biasa, waktu Tuhan datang, Tuhan jadi musuhmu. Saudara jangan berlindung di balik keselamatan kekal, tapi berlindung di balik hati nuranimu sudah kerjakan moral hidup yang baik atau tidak. Saya sangat sedih kalau doktrin keselamatan itu diselewengkan luar biasa. Sekali selamat tetap selamat, kalau sudah selamat pasti selamat. Tapi pertanyaannya adalah engkau selamat tandanya itu apa, tahu dari mana engkau sudah masuk dalam keselamatan? Tandanya adalah hidupmu sudah berubah, sudah tidak lagi tipu orang lain, sudah tidak lagi rugikan orang lain, sudah tidak hidup lagi dengan hawa nafsu yang dilampiaskan terus, ini yang menjadi tanda. Kalau Saudara terus lakukan hidup yang lama, Tuhan akan menjadi musuhmu sampai kapan pun. Inilah sebabnya Tuhan mengatakan “sebelum Aku datang, datang dulu orang yang akan memperbaiki”. Karena kalau tidak ada yang diperbaiki, tidak ada satu pun yang bisa bertaha dalam murka Tuhan. Ini kalimat yang mengerikan dalam Kitab Suci, yang jarang kita baca. Kita senangnya baca kalimat penghiburan, karena merasa diri kita korban terus.
Maka sebelum Allah datang, kirim dulu orang yang akan mempersiapkan sehingga waktu Tuhan datang, tidak semua binasa. Ini kalimat mengerikan sekali, kalau Tuhan datang tanpa ada yang mendahului semua akan binasa, berarti harus ada yang mendahului, sehingga ketika Sang Hakim datang, Sang Hakim itu akan mengambil sebagian orang menjadi milikNya dan menghakimi yang lain, ini lah tugas sang pendahulu itu. Tapi ternyata selain mengatakan “yang mendahului itu akan mempersiapkan jalan”, Yesaya juga mengatakan bahwa yang mendahului ini akan memberikan pengharapan. Di dalam Kitab Maleakhi lebih detail lagi, dikatakan bahwa Elia akan berjalan, dia akan mendamaikan Bapa dengan anak, dan anak dengan Bapa. Jadi sang pendahulu ini akan mempersiapkan umat untuk mengetahui apa rencana Tuhan berikutnya, mempersiapkan umat untuk kemudian menjadi umat milik Kristus. Inilah keindahan dari berita Injil. Saya akan mengulangi sedikit dengan lebih terstruktur supaya Saudara bisa lihat apa yang indah dari berita Injil ini, Yesaya mengatakan sang pendahulu datang mempersiapkan umat karena kalau dia tidak persiapkan, waktu Allah datang, semua dihakimi. Tetapi di dalam Injil, sang pendahulu itu datang untuk mempersiapkan umat, supaya ketika Allah datang menyatakan belas kasihan, ada yang akan menerima belas kasihan ini. Apakah ini kontradiksi? Yesaya bilang pendahulu datang supaya Tuhan tidak habiskan. Alkitab bilang pendahulu datang supaya ada yang mengerti bahwa Tuhan berbelas-kasihan, mengapa ini lain? Yesaya mengatakan “hati-hati Tuhan sudah datang mau menghakimi”, Lukas mengatakan “puji Tuhan, Tuhan datang menyelamatkan”, jadi Tuhan datang menghakimi atau menyelamatkan? Ketika kita lihat baik-baik ternyata Tuhan datang menyelamatkan dulu baru menghakimi. Jadi Tuhan datang untuk menyatakan cinta kasih dulu baru penghakiman. Tapi Perjanjian Lama melihat ini dalam satu paket di dalam diri Kristus. Maka waktu dikatakan “Aku datang untuk menghakimi” ini benar, sisi lain “Aku datang bukan untuk menghakimi” berarti penghakiman Tuhan baru akan datang nanti belum sekarang. Maka Yohanes Pembaptis mempersiapkan umat karena waktu Yesus datang mereka akan tolak Dia kecuali ada persiapan dari seorang bernama Yohanes yang mengkhotbahkan meskipun Allah menghakimi, Allah akan memanggil dulu orang-orang yang akan diselamatkan, baru dalam zaman akhir Dia akan menghakimi. Inilah yang harus menjadi pengertian yang benar. Kristus yang kita percaya bukan hanya akan menghakimi, menindas, menghancurkan yang jahat, tapi Tuhan akan memberi kesempatan dulu, sebelum penghakiman akhir datang, Tuhan memberikan kesempatan dulu “mari datang yang letih lesu kepadaKu, mari yang mau menyambut tawaranKu dan tinggalkan hidupmu yang lama”. Itu sebabnya ketika Tuhan memanggil, Tuhan memanggil siapa yang mau datang untuk luput dari penghakiman Tuhan, maka Yohanes Pembaptis mesti datang dulu. Dia datang, kemudian dia akan mempersiapkan umat. Umat yang sudah disiapkan ini akan menjadi umat yang menerima cinta kasih Tuhan, yang menerima pengampunan Tuhan, yang hidupnya diubah secara radikal kemudian menjadi pengikut Yesus sampai selama-lamanya. Inilah yang mau dinyatakan dengan kedatangan Yohanes.
Maka Tuhan mengatakan kepada Zakharia, anak itu akan berjalan mendahului Yesus dengan roh dan kuasa Elia. Waktu kuasa Elia dinyatakan, maka Israel menyadiri bahwa ada Tuhan yang sejati dan Tuhan itu bukanlah Baal. Ini namanya roh kuasa Elia, waktu melayani orang sadar inilah yang harus dinyatakan sebagai Tuhan. Maka waktu Yohanes Pembaptis datang dikatakan dia punya roh dan kuasa Elia, ini berati waktu dia melayani, dia akan menunjukkan siapa yang akan datang, siapa Sang Mesias yang sejati. Sama seperti Elia mengatakan “Tuhan adalah Allah bukan baal” demikian juga Yohanes Pembaptis mengatakan “ini Sang Mesias bukan yang lain”. Yohanes Pembaptis akan datang mendahului Yesus, dan dia dianggap nabi paling besar karena pada zaman dialah, dia boleh menunjuk kepada Yesus yang sudah hadir. Lalu bagaimana mereka bisa dikembalikan? Dengan melihat Yesus yang datang, inilah belas kasihan Tuhan. Maka orang Israel yang sudah doa lama, menanti-nanti kapan Tuhan pulihkan, akhirnya mendapat jawaban di dalam diri Yohanes. Karena setelah Yohanes, Yesus sudah akan datang, Yesus akan datang untuk menyatakan belas kasihan kepada Israel. Itu sebabnya malaikat mengatakan “anak ini akan dinamai Yohanes, anak ini akan dinamai belas kasihan Tuhan kepada engkau, inilah arti nama Yohanes”. Berarti waktu Yohanes lahir, ini jadi sukacita yang besar sekali “sekarang ya Tuhan, Engkau akan menyatakan janjiMu”, Tuhan akan nyatakan momen keselamatan yang paling penting dalam sejarah Israel. Tuhan melatih Israel dengan cara yang unik sekali, Tuhan paksa mereka untuk peka kepada Tuhan. Tuhan memaksa mereka menerima semua Firman lalu menggumulkannya, lalu coba mengerti proses yang panjang dari generasi ke generasi, terus berusaha memahami apa yang Tuhan sedang coba sampaikan. Inilah cara Tuhan melatih orang Israel. Dan cara Tuhan melatih orang Israel adalah cara yang sama Tuhan melatih umatNya sepanjang zaman. Sekarang pun Tuhan melatih gerejaNya dengan cara yang sama. Belajar peka akan kehendak Tuhan, belajar peka untuk mengertahui apa yang Tuhan mau lakukan. Maka waktu Israel keluar dari Mesir, mereka ada di padang gurun, mereka dilatih oleh Tuhan lihat tiang awan pada waktu siang, lihat tiang api pada waktu malam. Waktu tiang itu bergerak, baru mereka bergerak, waktu tiang itu diam baru mereka diam. Tidak ada jadwal yang tetap, ikut Tuhan itu susah. Maka waktu Israel di padang gurun, Tuhan mengatakan “perhatikan, waktunya pergi pergi, waktunya diam diam”. Dan waktu Tuhan menanamkan ini mereka harus belajar dengan cara yang sulit. Mereka belajar dengan cara yang sangat capek dan sangat perlu kerja keras. Tapi siapa yang setia dengan apa yang Tuhan nyatakan, siapa yang setia dengan pengajaran dari Tuhan sepenuhnya, dia akan bahagia. Kita minta Tuhan jawab dalam 3 kalimat pendek karena tidak punya waktu lama-lama untuk dengar khotbah, karena tidak punya waktu lama untuk mendalami FirmanNya, tidak punya waktu lama untuk bergumul tentang apa yang Tuhan nyatakan dalam Alkitab, tidak ada waktu, karena sibuk studi, sibuk kerja, sibuk main-main dengan teman, sibuk menghibur diri sampai mati, terlalu sibuk untuk Tuhan. Tuhan mengatakan “engkau terlalu sibuk, silahkan sibuk, tapi jangan harap Aku berikan apa-apa dalam kelimpahan kebenaran di dalam dirimu”. Maka untuk tahu panggilan belajar Alkitab baik-baik, persiapkan diri untuk cari tahu apa yang Tuhan mau nyatakan, dari situ Saudara pelan-pelan akan memperkembangkan kepekaan untuk tangkap waktu Tuhan, kepekaan untuk tahu Tuhan sedang kerjakan apa. Maka setelah Tuhan menyatakan Firman, Taurat, 1500 tahun SM, 1500 tahun sesudahnya baru Yesus datang. Jadi orang Israel punya waktu belajar 1500 tahun. Sudah belajar begitu lama, sekarang Yohanes Pembaptis datang mempersiapkan jalan, yang percaya cuma sedikit.
Yohanes Pembaptis adalah satu-satunya orang yang sejak dalam kandungan sipenuhi oleh Roh Kudus, satu-satunya orang yang ketika lahir pun seluruh Yudea gempar karena kelahirannya. Bandingkan dengan Yesus, Yesus lahir Betlehem tidur, tidak ada yang tahu kelahiranNya, Yohanes Pembaptis lahir, seluruh Yudea gempar. Yesus lahir tidak ada yang sambut, Yohanes Pembaptis sebelum lahir pun semua kerabat sudah kumpul semua lalu menyaksikan anak ini nanti akan menjadi apa. Ketika Elizabet melahirkan, mereka bertanya kepada Elizabet “Elizabet anak laki-laki ini mau dinamakan apa?”, Elizabet mengatakan “Yohanes”. Semua bingung “Yohanes? tidak ada keturunan nenek moyangmu yang namanya Yohanes”, lalu ada satu tua-tua memberi usul “beri nama saja Zakharia, sesuai nama ayahnya”. Tapi Elizabet mengatakan “tidak, sampai kapan pun tetap Yohanes”. Akhirnya mereka datang kepada Zakaria dan bertanya “siapa namanya?”, waktu itu Zakaria masih bisu, akhirnya mereka memberi batu untuk menulis dan tempat menulis, lalu Zakaria tulis “Yohanes artinya Tuhan berbelaskasihan, Tuhan masih memanggil orang Israel”. Maka anak ini menggemparkan seluruh Yudea. Popularitas makin besar, waktu sudah umur 30an khotbah di padang gurun, semua orang datang. Jadi ini orang sangat hebat, sangat besar, tapi Tuhan pakai dia untuk menggoncangkan hati orang Israel, tetap yang tergoncang hanya sedikit. Bahkan Yohanes harus semakin besar, setelah itu dia makin kecil demi memberikan nama bagi Yesus. Yang bertobat tetap sedikit. Itu sebabnya Injil Lukas mengingatkan dengan kuasa dan kebesaran Yohanes pun Bangsa Israel tetap tidak mau dengar. Waktu Yohanes tegur rakyat biasa, rakyat biasa mau bertobat. Tapi Alkitab mengatakan di dalam Kitab Raja-raja, Tuhan melihat pemimpin agama bertobat tidak, pemerintah bertobat tidak, inilah 2 tanda kebangunan sejati. Alkitab menyatakan rakyat biasa bertobat, bagus, pemerintah bertobat itu lebih bagus, pemimpin gereja bertobat itu lebih bagus lagi. Itu sebabnya kita mengadakan KPIN, Kebaktian Pembaruan Iman Nasional. Ada orang yang kritik “mengapa yang diundang orang Kristen juga? Kalau mau membuat kebangunan, undang dong agama lain”, tapi Alkitab mengatakan “kebangunan terjadi ketika pemimpin agama bertobat. Tuhan berkata “yang perlu bertobat adalah rakyat biasa, pemimpin agama dan pemerintah. Maka waktu rakyat biasa bertobat, syarat kebangunan belum selesai, apakah pemimpin agama bertobat? Dan Alkitab mengatakan waktu Orang Farisi dan Ahli Taurat datang, Yohanes Pembaptis langsung mengatakan “hai kamu ular beludak”. Biasanya kalau ada petinggi agama datang, suruh pimpin doa, suruh doa penutup, tapi ini dibilang ular beludak. Mereka emosi sekali langsung mengatakan “apa hakmu perintah-perintah kami?”, Yohanes mengatakan “cepat bertobat, kapak sudah tersedia, kamu akan ditebang. Yang tidak di dalam Tuhan, kamu akan dibuang ke api” tetap mereka tidak bertobat. Jadi pemimpin agama tidak bertobat ketika mendengar Yohanes, rakyat biasa yang dengar. Lalu waktu dia tegur pemimpin politik, Herodes, waktu itu Herodes mengambil istri adiknya dengan pertimbangan suka sama suka. Jadi istrinya meninggalkan suaminya yang pertama, lalu menikah dengan Herodes. Herodes cinta perempuan ini karena cantik, perempuan ini cinta Herodes karena kuasa. Permainan seperti ini sudah ada sejak zaman dahulu. Ini menjadi kegemparan tapi tidak ada orang berani bicara, tidak ada yang berani menegur Herodes. Herodes mengatakan “ini istri baruku, dia sudah bercerai resmi dengan suaminya yang dulu”, orang mengatakan “oke, jangan cari masalah”. Yohanes Pembaptis langsung tunjuk mengatakan “tidak halal engkau mengambil Herodias”. Langsung dengan kalimat yang besar, dengan berani langsung tegur, langsung to the point, tidak sindir-sindir. Maka teguran ini membuat Herodes sakit hati, tapi yang lebih sakit itu Herodias karena dia tahu kalau pernikahan dia diganggu, dia tidak menikah dengan Herodes, dia akan kehilangan kuasa dan uang. Maka yang dendam adalah Herodias, sedangkan Herodes meskipun marah dia senang mendengarkan khotbah Yohanes. Lalu mengatakan “kamu menegur raja, raja tidak mau bertobat, raja penjarakan kamu”. Akhirnya tentara Herodes menangkap Yohanes Pembaptis, masukan ke penjara. Lalu ketika di penjara, Herodes diam-diam datang ke penjara untuk mendengarkan khotbah Yohanes. Rupanya dia rindu dengar khotbah. Maka ketika di penjara Yohanes terus khotbah kepada Herodes. Saya yakin Yohanes khotbahnya tetap keras “celakalah kamu hai pemimpin”. Hati Herodes bimbang “ini orang khotbahnya benar, saya ditegur, saya harus bertobat, tapi istriku galak sekali”. Hati-hati perempuan-perempuan, engkau dengan kelemah-lembutanmu tapi dengan bisamu dari mulut meracuni suamimu, hati-hati. Belajar tunduk kepada suami, jangan dominasi suami dengan cara seperti ini. Herodes mau bertobat tapi bingung. Kemudian Herodias pakai tipu daya, anaknya yang cantik disuruh menari, waktu anaknya menari, Herodes matanya kagum sekali. Lalu dia mengatakan “minta kepadaku separuh kerajaanku, aku berikan kepadamu”, anak perempuan itu tanya kepada mamanya “ma, kena, kira-kira minta apa?”, “minta kepala Yohanes Pembaptis di dalam sebuah talam”. Maka perempuan itu datang “Herodes yang mulia, apakah tadi engkau berjanji memberikan apa pun yang aku minta di depan semua orang ini?”, “iya, saya janji itu di depan semua saksi ini”, “baik, kalau begitu saya minta satu hal yang kecil yaitu kepala Yohanes di dalam talam sekarang”. Herodes bingung, lalu dia tahu ini pasti dari mamanya. Lalu dia memerintahkan tentaranya untuk memenggal kepala Yohanes. Akhirnya Yohanes mati. Herodes tidak bertobat. Pemimpin agama tidak bertobat, belum ada perubahan. Maka Tuhan Yesus datang, Dia dipaku di atas kayu salib. Yohanes datang, dia dipenggal. Nabi-nabi datang, mereka diusir. Inilah bangsa Israel. Tapi Tuhan mengatakan berita ini akan terus tersebar dan meskipun engkau keras hati, tetap akan ada yang terima. Berita ini juga yang saya sampaikan kepada Saudara, Saudara tetap keras hati tidak mau terima Firman, tetap akan ada yang tersentuh dan kembali. Biarlah kita tidak menjadi orang yang dihakimi Tuhan ketika Tuhan datang. Biarlah kita menjadi orang yang di dalam Tuhan mendapatkan belas kasihan Tuhan. Sebab sebagaimana dinyatakan Yohanes Pembaptis bahwa siapa yang mau bertobat, dia akan dibaptis untuk pertobatannya menjadi milik Kristus. Siapa yang tidak, kapak sudah tersedia dan pohon yang tumbuh tidak di dalam Tuhan akan dipotong dan dicampakan ke dalam api. Kiranya Tuhan memberkati kita, menguatkan kita yang perlu dikuatkan dan mempertobatkan hati yang perlu dipertobatkan.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)
- Injil Lukas
- 22 Apr 2014
Mengenal Allah
(Lukas 1: 46-56)
Ini adalah bagian respon dari Maria setelah dia bertemu dengan Elizabet, dia pergi melihat Elizabet karena Tuhan berfirman saudaranya ini juga sedang mengandung. Maria begitu fokus dengan apa yang Tuhan nyatakan, dia rindu Tuhan bekerja maka dia tunggu sampai anak ini lahir. Maka Maria mempunyai keutamaan dalam rencana Tuhan karena dialah yang dipilih untuk melahirkan Tuhan Yesus. Kita tidak terima ajaran Katolik yang meninggikan Maria sampai kita harus berdoa kepada dia. Maria adalah orang biasa, orang berdosa sama seperti kita, yang ditebus dan diberi belas kasihan oleh Tuhan dan dipakai oleh Tuhan untuk melahirkan Tuhan Yesus, kita tidak boleh berdoa kepada manusia. Alkitab tidak pernah mengajarkan kita berseru kepada manusia, entah dia orang suci seperti apa pun, kita tidak boleh sujud mengucapkan doa kita kepada manusia. Itu sebabnya ketika berdoa diucapkan dalam nama Tuhan Yesus. Dalam pengertian Alkitab, dalam nama Yesus berarti kita mengakui Dia sebagai Allah dan karena itu kita berdoa kepada Dia. Maria bukan pengantara supaya kita datang kepada Yesus, Maria bukan satu pribadi yang boleh menerima doa kita, Maria manusia biasa. Tapi Alkitab mencatat Maria mempunyai rohani yang luar biasa, dia punya iman yang sangat agung, dia mempunyai pengenalan akan siapa Tuhan yang sangat menjadi teladan. Maka kalau kita perlu belajar iman dari orang-orang di Alkitab maka kita juga perlu belajar dari iman Maria. Maria tahu siapa Tuhan dan dia tahu seperti apa sifat Tuhan. Ini yang harus kita pelajari, sejauh apa saya sudah kenal Tuhan, sebesar apa saya mengenal Dia. Kalau kita lihat di dalam Alkitab, maka Allah kita adalah Allah yang menyatakan diri dalam berbagai cara. Ini dinyatakan dalam Ibrani 1, Tuhan berbicara dalam banyak cara. Tuhan menyatakan Diri melalui peristiwa-peristiwa yang Dia pakai untuk adanya pernyataan DiriNya kepada umat Tuhan. Tuhan memanggil Israel keluar, lalu peristiwa Israel yang dipimpin oleh Tuhan menjadi catatan sejarah dimana kita bisa belajar tentang Tuhan. Dari Kejadian sampai Wahyu, kitab apa pun di dalam Alkitab memberikan pengertian yang makin lama makin limpah tentang siapa Tuhan. Sejarah yang seperti berjalan begitu saja ternyata memberikan kita pengenalan seperti apakah sifat Tuhan kita. Kalau manusia seperti ini Tuhan akan bagaimana, lalu apa yang Tuhan rencanakan kerjakan di dalam dunia, ini semua menunjukkan siapa Dia. Allah menyatakan kebenaran yang sangat fit, sangat pas untuk masuk dalam sejarah dan dunia nyata. Itu sebabnya tidak ada ide teologi, konsep doktrin apa pun yang tidak ada penerapan. Sering orang mengatakan “doktrin Tritunggal tidak ada penerapan”, penerapannya banyak. Salah satu penerapan adalah kalau kita hidup bermasyarakat, patronnya siapa? Kalau papa mau didik anak, patronnya siapa? Apakah Allah bisa menjadi patron untuk didik anak? Bisa, karena Allah Bapa mengasihi Allah Anak, Allah Anak mentaati Allah Bapa. Jadi konsep Tritunggal punya tempat yang sangat cocok untuk dunia yang ada. Itu sebabnya tidak ada doktrin yang sifatnya tidak ada penerapan. Ternyata Maria mengerti hal ini, bayangkan anak muda yang mungkin 20 tahun ke bawah, orang yang masih begitu muda, orang yang masih begitu tidak banyak tahu ternyata punya konsep tentang Allah yang kaya sekali. Ini yang kita bisa hargai dari Maria. Dan Injil Lukas sengaja memasukan ini untuk membuat kita kagum dan membuat kita tidak gampang menilai orang hanya dari sekali lihat. Ada orang yang mengklaim kalau sudah lihat orang sudah tahu orangnya seperti apa, belum tentu. Maka jangan mudah menghakimi. Waktu kita melihat Maria mungkin kita remehkan, ini anak remaja tidak tahu apa-apa. Tapi begitu baca magnificat, langsung konsep kita berubah “ternyata engkau guru saya, engkau harus ajari saya bagaimana mengenal Tuhan”. Maka jangan cepat-cepat menilai, tunggu dulu sabar, begitu cukup data kita katakan dia orang seperti apa. Inilah yang Lukas mau katakan, jangan menilai pemungut cukai, jangan hakimi para pelacur, karena mungkin khotbah diberikan mereka yang bertobat lalu mereka yang dipakai Tuhan.
Injil Lukas menyatakan seorang wanita bernama Maria mempunyai iman teguh dan dia mengatakan “jiwaku memuliakan Tuhan”. Dia adalah perempuan yang meskipun muda, meskipun kecil, mempunyai kenyamanan jiwa di dalam Tuhan. Kalau Saudara mau meletakkan keamanan di dalam apa yang membuat Saudara paling tenang? Apakah keamanan harta membuat tenang? Tidak, orang yang paling kaya sekarang orang paling miskin besok, orang yang aman sekarang menjadi orang paling bahaya besok, orang yang paling senang akan menangis besok”. Itu sebabnya waktu kita mau taruh jiwa kita di tempat yang paling aman. Kita bingung tempat apa yang paling aman? Maka yang tenang jiwa, yang paling bahagia waktu taruh jiwa di dalam Tuhan, ini yang bilang adalah Agustinus. Agustinus mengatakan “akhirnya jiwaku mendapatkan istirahat di dalam Tuhan” ini namanya istirahat, jiwanya sudah keliling kemana-mana, ketok-ketok pintu penginapan, hotel yang rate-nya paling mahal dengan breakfast dan kolam renang, “bolehkah aku rest di sini?”, setelah masuk tidak bisa rest. Agustinus sudah mencoba rest di dalam jiwa petualangan anak muda. Agustinus waktu muda termasuk orang yang mau mencari petualangan yang bisa membuat hati berdebar-debar, dia kecanduan adrenalin, mau segala sesuatu yang bisa membuat hati berdebar-debar. Di dalam Confession dia mengatakan “saya pernah curi buah pir hanya untuk merasakan rasa debar-debar setelah mencuri. Waktu mencuri hati deg-degan “ketahuan tidak ya”, ini yang membuat kecanduan. Setelah Agustinus bertobat, baru dia sadar “jiwaku tidak bisa tenang kecuali di dalam Tuhan. Jiwaku baru menemukan ketenangan di dalam Tuhan”. Jiwa kita gelisah karena jiwa belum bertemu dengan Tuhan, karena jiwa kita berlabuh di tempat yang hanya membuat jiwa kita makin rusak, kita belum bertemu Tuhan. Tetapi ketika kita kenal siapa Tuhan, kita mengatakan “Tuhan, hidupku kuletakan di tanganMu, jiwaku beristirahat di dalam Tuhan” ini yang dirasakan Agustinus. Dan ini yang dipahami oleh Maria, jiwaku bergembira karena Allah, jiwaku memuliakan Dia maka jiwaku bergembira di dalam Dia. Dua konsep ini harus dikaitkan, saya memuliakan Tuhan maka saya bergembira karena Tuhan. Saya bergembira setiap kali Tuhan menyatakan pekerjaanNya, saya bergembira setiap kali Tuhan menyatakan diri kepada saya dan kepada umat Tuhan.
Maria mengatakan di sini “hatiku bergembira karena Allah”, lalu ayat 48 mengatakan “sebab Allah yang kukenal ini adalah Allah yang memperhatikan orang-orang yang lemah”. Ini merupakan satu hal yang Maria pahami tentang Tuhan. Tidak mungkin jiwa kita tenang di dalam Tuhan, kalau kita tidak kenal siapa Tuhan dan kita tidak tahu apa yang sudah Dia kerjakan bagi kita. Di dalam Institutio, Yohanes Calvin mengatakan tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang bisa menikmati dan mengasihi Tuhan kalau dia tidak tahu apa yang Tuhan kerjakan bagi dia. Kalau kita mempunyai kasih kepada orang lain yang lebih rendah, kasih itu adalah kasih yang tidak menuntut, ini namanya kasih altruistik “aku rela memberikan apa pun demi kamu meskipun kamu tidak bisa balas kepada saya” ini kasih kepada manusia. Tapi kasih yang ini tidak mungkin diberikan kepada Tuhan. Kita mengagumi Tuhan karena Dia lebih dari kita. Maka kalau Saudara belum menemukan apa yang Saudara kagum tentang Tuhan, sulit bagi kita untuk merasakan jiwa tenang di dalam Tuhan. Maka mari kita renungkan baik-baik, saya kalau merenungkan tentang Tuhan hal apa yang membuat saya bersukacita dalam Dia? Hal apa di dalam Tuhan yang bisa membuat kita mengatakan “Tuhan, saya bersyukur karena mengenal Engkau dari sisi yang satu ini”. Saudara bisa tahu ini dari Tuhan dengan cara belajar dari Tuhan yang bekerja sepanjang sejarah. Mungkin kita tidak mengalami mujizat, tapi Tuhan menyatakan mujizat kepada umat Tuhan, ini adalah mujizat yang juga Tuhan tujukan kepada kita. Kalau kita tanya “Tuhan, mengapa sekarang Tuhan tidak pernah belah Laut Merah lagi? Mengapa sekarang kalau saya menyeberang dari Jawa ke Sumatera mesti naik kapal? Mengapa saya tidak bisa taruh payung saya lalu lautnya terbelah?”, Tuhan mengatakan “bukankah zaman Musa, laut sudah Aku belah”, kita mengatakan “itu kan untuk Musa”, “untuk kamu juga” untuk semua umat Tuhan agar tahu bahwa Tuhan menyertai umatNya seperti ini. Dan penyertaan Tuhan tidak pernah berubah, kalau Dia menyertai umatNya seperti itu, sekarang pun sama. Kita percaya Allah tidak berubah dari dulu, sekarang dan sampai selama-lamanya, lalu kita mengatakan “amin”. Kalau Dia tidak berubah, seperti apa dulu Dia sekarang pun seperti itu. Maka Maria dikuatkan bukan karena dia melihat sendiri, tapi tahu apa yang Tuhan kerjakan dulu juga Tuhan kerjakan sekarang. Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub juga Allah saya”, itu sebabnya ketika Tuhan memperkenalkan diri kepada Musa dikatakan “Akulah Allah yang menyatakan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub, sekarang Aku berkata kepadamu”. Waktu memanggil Yosua pun sama “Aku lah Allah yang menyertai Musa, sekarang Aku bangkitkan engkau”. Maka Tuhan bekerja seperti apa dulu, Tuhan bekerja sekarang. Biar kita belajar beriman kepada Dia, dan ketika kita tahu Tuhan dulu begitu sekarang pun begitu. Kita mempunyai perasaan yang sangat nyaman di dalam Dia. Ini yang dikatakan Maria karena dia tahu dulu Tuhan bekerja seperti itu sekarang pun pasti seperti itu. Waktu kita lihat pekerjaan sejarah Tuhan, Maria menangkap satu hal yang essensial, Tuhan memanggil orang yang rendah. Waktu Tuhan memanggil Abraham, Abraham orang penting, tapi Tuhan mengatakan kepada Abraham “keturunanmu akan menjadi budak dulu baru Aku bebaskan”. Bagi saya ini adalah pernyataan yang agung dari Tuhan, Tuhan memperhatikan yang tertindas berarti Dia tidak melihat apa yang bisa Dia manfaatkan dari orang yang ditebus, Tuhan tidak lihat apa yang bisa Dia pakai, Tuhan tidak lihat apa yang bisa manfaatkan.
Jean Paul Sartre, seorang filsuf dari Perancis, dia mengatakan orang kalau lihat orang lain langsung otaknya berpikir tentang alat “saya bisa peralat dia untuk apa” ini terus ada dalam pikiran kita. Tapi Allah kita tidak demikian. Dia tidak peduli Saudara bisa tawarkan apa kepada Saudara. Itu sebabnya Maria mengerti hal ini dan dia menjadi raksasa di dalam rohani. Allah melihat orang rendah. Kalau saya menghargai Saudara sebagai orang yang lebih tua, orang yang senior, sebagai orang yang cinta Tuhan, Saudara mau kaya saya tetap hargai sebagai orang yang cinta Tuhan. Saudara jatuh miskin, Saudara bisa uji, saya tetap akan ada menjadi teman Saudara. Tuhan memperhatikan orang yang rendah. Ini suatu kekuatan yang besar sekali. Kalau Saudara datang kepada manusia, manusia akan melihat kualifikasimu apa. Dan kalau Saudara tidak punya kualifikasi yang diakui dunia, Saudara merasa diri bukan siapa-siapa. Tapi waktu Saudara merasa diri bukan siapa-siapa, Tuhan langsung mengatakan “Aku memangil engkau yang bukan siapa-siapa”. Itu sebabnya waktu orang merasa bukan siapa-siapa, pada waktu itu Tuhan datang dan menyatakan diri sebagai Allah yang menguatkan yang bukan siapa-siapa ini. Jangan takut, Saudara tidak punya uang lagi, uang tidak punya kekuatan, Saudara tidak punya kemampuan bersaing di dalam dunia kerja, Tuhan mengatakan “Akulah Penopangmu, sampai kapan Aku tetap menopangmu”. Dunia ini jahat, waktu Saudara berguna langsung dihabiskan, diserap, maka waktu Saudara tidak bisa menawarkan apa-apa, Saudara dibuang begitu saja. Friedrich Nietzsche menjadi ateis, menjadi orang yang anti Tuhan. Dan dia mengatakan Kekristenan adalah menjadi mental yang sangat lembek, yang mudah menyerah, merasa diri hanya hamba. Dengan sakit hati dia mengatakan “aku benci Eropa yang sudah dikuasai mental budak. Harusnya kita mempunyai mental pemenang, mental juara, mental mau taklukan siapa pun, bukan mental hamba. Tapi Kekristenan mengajarkan kita mempunyai mental hamba”. Waktu kita membaca ini, kita tahu dia benci sekali dengan Kekristenan. Mengapa dia benci Kekristenan? Satu kali seorang ateis berdebat dengan seorang teolog, dia mengatakan “tidak ada Tuhan, kalau ada mengapa banyak yang jahat? Kalau Tuhan ada, mengapa banyak bencana? Tuhan tidak ada”. Lalu teolog dengan suara tenang mengatakan “kalau Tuhan sudah tidak ada, Tuhan tidak ada ya sudah tidak perlu marah, mengapa kamu marah kepada yang tidak ada?”. Nietzsche pun sama, dia marah-marah kepada Tuhan yang dia tidak percaya “aku tidak percaya Tuhan, aku benci Dia”, kalau tidak percaya mengapa bisa benci? Ternyata setelah diusut, dulu ketika dia masih kecil papanya adalah pendeta yang melayani jemaat dengan baik. Ketika papanya sudah meninggal, gereja itu memutuskan surat yang resmi mengatakan keluarga dari bapak pendeta ini harus keluar dari dinas gereja, rumahnya harus diambil. Papanya sudah kerja mati-matian di gereja itu, tidak diperhatikan, sekarang keluarga itu tidak bisa tawarkan apa-apa maka diusir. Dia sakit hati dan marah. Itu sebabnya ketika Saudara bertemu dengan orang ateis, kemungkinan besar dia pernah sakit hati dengan Kristen. Ada orang yang mengatakan “saya ateis karena Tuhan tidak bisa dibuktikan”, “sudahlah, kamu omong kosong. Ayo ngomong, kamu sakit hatinya kapan?”, “dulu waktu umur 7…” baru ketahuan. Jadi orang sok intelektual “Tuhan tidak bisa dibuktikan” itu omong kosong, Saudara lihat saja hidupnya, pernah sakit hati makanya dia menjadi ateis. Itu sebabnya sebelum debat dengan ateis, Saudara lihat sisi psikologis dari pada sisi perdebatan. Waktu dia mengatakan “Tuhan tidak bisa dibuktikan. Buktinya secara scientific Allah tidak ada”, “sudahlah” tepuk pundaknya “ceritakan, kamu sakit hatinya kapan?”, “dulu waktu umur 20 tahun, ada pendeta usir saya”, maka dia menjadi ateis. Mari kita belajar untuk menghargai apa yang Tuhan berikan kepada kita dan menghargai orang lain. Karena Tuhan tidak bekerja dengan cara dunia bekerja. Kalau dunia lihat orang sudah tidak diperlukan maka akan ditendang. Tapi kalau dunia seperti itu, Tuhan tidak seperti itu. Saya bersyukur ketika salah satu pengurus kita harus pindah usaha, waktu ganti usaha banyak orang terpaksa dirumahkan, tidak dipakai dan tidak kerja, dia tetap bayar gaji full. Waktu orang tanya “kamu ada kekuatan bayar gaji atau tidak”, dia mengatakan “yang saya pikir, dia ada kekuatan hidup tidak kalau saya tidak bayar”. Dia tidak pikir “saya kuat bayar tidak”, yang dia pikirkan “orang ini kalau tidak saya bayar, dia makan apa?”, jadi dia terus lakukan itu. Tapi orang itu tidak kerja apa-apa untuk dia, tidak masalah, dia lakukan karena dia punya belas kasihan, ini cara Tuhan.
Tuhan tidak lihat engkau berjasa apa. Maka Tuhan memanggil orang yang rendah lalu Tuhan angkat, ini pengertian Maria. Maka Maria mencintai Tuhan dengan sepenuh hati. Saudara kalau tidak tahu sisi ini dari Tuhan, Saudara hanya anggap Dia sebagai satu Pribadi yang kejam di atas, yang menciptakan neraka, lalu ancam semplungkan saya ke neraka. Tapi Maria mengatakan “aku tidak melihat Tuhan yang seperti itu, aku melihat Tuhan yang mengambil orang yang sudah dibuang dunia. Aku melihat Tuhan yang mengangkat orang yang sudah diinjak oleh dunia, saya salah satunya”. Maka Maria mengatakan “Dia memperhatikan kerendahan hambaNya. Yang Maha Kuasa melakukan perbuatan besar atasku dan rahmatNya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia”. Mengapa orang rendah gampang takut akan Tuhan? Karena dia mempunyai rasa sanggup, wibawa, kemampuan, kepintaran, kekuatan apa pun untuk melawan Tuhan. Orang yang rendah, orang yang miskin dalam roh hampir selalu dengan senang hati dengar Injil. Coba Saudara pergi memberitakan Injil ke orang sederhana, lebih mudah diterima dibandingkan dengan orang yang sok pintar. Banyak orang Kristen sok pintar, banyak baca Alkitab mulai kritik Tuhan, akhirnya kehilangan iman. Tapi orang yang terus merasa “aku ini siapa sih, tahu apa siah”, lalu belajar, dia justru mendapat banyak kelimpahan. Penginjil Yadi pernah mengatakan “saya kalau baca buku dari orang, siapa pun yang tulis buku, saya selalu punya sikap yang mengatakan siapa sih saya, berani kritik dia”. Tapi banyak orang, dibandingkan Pak Yadi pun cuma ¼ nya dia, tapi kalau baca buku banyak mengkritik, sok pintar luar biasa. Tetapi waktu Penginjil Yadi baca buku, dia mengatakan “siapa sih saya berani kritik orang ini, taat saja, dengar dulu apa yang mau dia katakan”. Orang yang takut akan Tuhan merasa seperti ini, siapa saya? Tapi Tuhan rela menyatakan diri kepada dia. Inilah yang membuat Maria mengatakan “puji Tuhan, jiwaku tenang di dalam Tuhan”.
Maka sisi pertama yang membuat Maria tenang di dalam Tuhan adalah Tuhan melihat kepada yang tertindas, Tuhan melihat kepada yang lemah, Tuhan melihat kepada yang kecil, Tuhan melihat kepada yang miskin. Tapi sisi lain yang membuat dia kagum kepada Tuhan adalah Allah yang dia percaya juga adalah Allah yang sanggup menghancurkan orang jahat, sanggup menghancurkan ketidak-adilan, sanggup menunjukan kuasa yang besar kepada orang-orang yang melawan Dia. Ini 2 sisi dari Allah di dalam Perjanjian Lama yang harus kita tahu. Di satu sisi Perjanjian Lama menggambarkan Allah sebagai Pribadi yang hangat, yang penuh cinta kasih, yang merangkul orang-orang yang takut akan Dia. Di sisi lain Dia menjadi Penghukum, Dia menjadi Tentara yang siap menghancurkan setiap orang yang melawan Dia. Di dalam ayat 51 dikatakan “Dia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, Ia memperlihatkan kuasaNya dengan perbuatan tanganNya” ini gambaran seorang tentara di medan perang lalu acungkan tangan yang sedang pegang senjata. Orang yang sedang berperang dengan tangan yang sangat kekar, pegang senjata, ini namanya pose mengancam. Ayat ini sedang mengutip bacaan-bacaan di dalam Mazmur yang mengatakan waktu Tuhan menyatakan tanganNya yang kuat dunia bergetar, waktu Tuhan datang bumi bergoncang. Tuhan datang semua gentar, yang dimaksud semua adalah musuhNya, kita tidak termasuk yang gentar. Waktu Tuhan datang, kita aman di dalam Dia. Inilah sisi kedua dari apa yang Maria tahu tentang Tuhan. Di satu sisi Dia Allah yang berbelas kasihan, mengangkat orang-orang yang tidak diperhatikan oleh dunia. Di sisi lain Dia adalah Allah yang keras dan dengan kejam akan menghantam orang-orang yang kejam, yang berlaku kasar, yang tidak berlaku adil, yang sombong, yang angkuh, yang hidup di hadapan Tuhan dengan tidak mau merendahkan diri, Tuhan akan membalas mereka semua. Dua sisi inilah yang membuat orang Israel mengenal Allah dengan cara seimbang. Seringkali kita mengenal Tuhan dengan cara kafir “ini dewa yang baik, yang jahat adalah lucifer” setan jahat, Tuhan baik. Lalu jahat identik dengan rasa takut, bisa menghantam, bisa menghancurkan. Baik identik dengan membuat tenang, membuat baik, membuat tenteram. Tapi ketika kita membaca Alkitab lagi-lagi kita kaget, kita dirombak pikirannya, ini membuat kita heran waktu baca. Di dalam Alkitab dikatakan “Tuhan menciptakan terang, Tuhan menyebabkan gelap” kaget. Bagian lain lagi “siapakah yang membuat engkau tenteram, siapakah yang membuat kekacauan di tengah-tengahmu? Bukankah Tuhan yang satu-satunya bertindak”, jadi tidak ada kaitan dengan setan. Waktu kita baca Alkitab, setan porsinya makin kecil. Di dalam hidup kita, dia porsinya besar, tapi waktu kita baca Alkitab, setan porsinya kecil. Yang berkuasa menghancurkan adalah Tuhan, bukan setan. Itu sebabnya rasa takut kita berikan kepada Tuhan bukan yang lain. Saudara harus takut kepada Tuhan, sebab Tuhan sanggup menghancurkan siapa yang melawan Dia, Tuhan sanggup memberikan kehancuran kepada orang yang congkak. Tapi Tuhan juga adalah Allah yang dengan belas kasihan mengangkat orang-orang yang rendah yang takut akan Dia. Ini sisi yang harus kita lihat dengan seimbang. Terkadang kita melihat dunia ini penuh dengan kebobrokan, kita berdoa kepada Tuhan minta supaya orang jahat dihukum, ini benar, ini baik. Karena di dalam Mazmur pun diajarkan doa untuk orang jahat dihukum oleh Tuhan. Bolehkah kita berdoa supaya orang jahat dihukum? Boleh, bahkan harus. Tapi Alkitab mengatakan “ampuni”, Alkitab mengatakan “ampuni orang yang jahat kepada kamu”. Orang yang jahatnya langsung kepada Saudara, Saudara harus belajar mengalahkan emosi Saudara, ampuni orang ini. Tapi kalau orang ini jahat kepada orang lain, Saudara boleh doa kepada Tuhan untuk hakimi dia. Itu sebabnya nanti malam kalau berdoa syafaat, Saudara buat list para koruptor yang belum dihukum. Tuhan tidak mau kita berdoa mengampuni semua orang jahat, Tuhan mengatakan ampuni orang yang jahat kepadamu. Jadi kalau Saudara dirugikan, berdoa “Tuhan, ampuni orang yang merugikan saya”. Tapi kalau orang itu merugikan semua, tidak termasuk Saudara, Saudara harus berdoa “Tuhan, adililah dia segera”. Inilah keadilan Tuhan. Jadi tidak salah kalau Saudara minta keadilan Tuhan dinyatakan. Karena ini adalah sisi lain dari Allah yang menyatakan diri, dihargai dan dikagumi oleh Maria. Kita kadang-kadang melihat dunia ini cepat-cepat diperbaiki, Tuhan cepat-cepat koreksi, tapi jangan lupa kerinduan kita untuk dunia dikoreksi, seharusnya kerinduan untuk kita sendiri dikoreksi. Maka biarlah kita menjadi orang yang takut akan Tuhan, tahu Tuhan akan membawa keadilan di duni ini, tahu Tuhan akan menghukum setiap orang yang jahat, tahu bahwa Tuhan akan menjadi Gembala bagi domba-dombaNya yang baik. Bairlah kita hidup benar di hadapan Tuhan, beriman kepada Dia, bukan beriman dengan cara dunia. Mengikuti Dia, takut akan Dia, baru kita mendapatkan belas kasihan Tuhan. Dalam pasal ayat 50 dikatakan “rahmat Tuhan turun-temurun atas orang yang takut akan Dia”, Tuhan janjikan ini kalau Saudara takut akan Tuhan. Waktu takut akan Tuhan, mungkin apa yang Saudara kerjakan di dalam dunia sulit bersaing. “Orang semua punya jalan yang serong, saya tidak bisa kalau tidak serong”, tapi Alkitab mengatakan “takut akan Tuhan kamu akan diberkati, takut akan Tuhan kamu akan mendapat penyertaan, takut akan Tuhan, kamu akan mendapat semua yang Tuhan janjikan meskipun sulit untuk dilihat”. Saudara mengapa ambil jalan yang salah, mengapa tipu orang, mengapa melakukan hal-hal yang tidak perlu, mengapa melakukan cara yang sama dengan cara dunia? Dunia begitu jahat, jangan ikut jahat. Tapi kalau Saudara mengatakan “saya tidak ikut jahat, saya dimakan dunia”. Maka saya mengatakan “kalau Saudara tidak jahat dimakan oleh dunia, Tuhan akan membuat dunia tersedak waktu makan Saudara, akhirnya dimuntahkan lagi”. Jangan takut karena Alkitab mengatakan Tuhan tidak pernah lupa memberikan belas kasihan turun-temurun bagi orang yang takut akan Dia. Dia memberikan belas kasihan kepada Yusuf yang mempertahankan integritas. Dia berikan kesetiaan kepada Daniel dan kawan-kawan yang pertahankan integritas di dalam segala situasi. Dia berikan semua belas kasihanNya kepada orang yang takut akan Dia. Saudara pilih takut akan siapa? Takut duniakah? Takut uang, takut bisnis, takut kehidupan, takut orang lain? Atau takut Tuhan? Siapa yang takut Tuhan akan mendapat belas kasihan Tuhan. Biarlah kita mengikuti cara Tuhan dan boleh menikmati Tuhan yang memanggil orang rendah, menghancurkan orang yang kejam dan orang yang sombong. Dan Tuhan yang sama adalah Tuhan yang menjadi Juru Selamat kita dan penolong kita. Kiranya puji-pujian Maria ini juga boleh menjadi pujian kita yang kita percayai dan kita nyatakan, supaya kita boleh makin hidup di dalam kelimpahan di dalam Tuhan.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)
- Injil Lukas
- 22 Apr 2014
Rela Dipakai Tuhan
Lukas 1: 39-56
Pada bagian ini kita akan memperlajari sifat yang agung dari Maria, yaitu betapa dia rela melihat pekerjaan Tuhan jadi dan betapa dia rindu melihat pekerjaan Tuhan dinyatakan. Waktu malaikat datang memberitakan kepada dia “engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak”, waktu itu Maria bingung “aku belum punya suami, bagaimana bisa punya anak?”, lalu malaikat itu mengatakan “kuasa Roh Kudus akan turun atasmu, kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau dan engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki, engkau akan menamai Dia Yesus. Dia akan menjadi Anak Allah yang Mahatinggi, Dia akan meneruskan tahta Daud, bapaNya”. Ini semua diberitakan oleh malaikat sebagai berita yang agung, tetapi implikasinya dalam kehidupan Maria sangat berat. Setiap hari dia bisa mendapat kesalah-pengertian dari orang. Dan dia memohon supaya orang-orang diperbaiki pengertiannya, supaya Tuhan sendiri yang membela dia. Tuhan tidak menjawab, Tuhan tidak mengutus malaikat, lalu memberitahukan ke semua orang bahwa bayi di kandungan Maria adalah dari Tuhan. Dia harus tanggung ini, dia harus jalani ini, dia harus mendapatkan kehinaan yang besar dan mungkin resiko diusir bahkan resiko dihukum oleh orang-orang sekitar. Tapi dengan rela Maria mengatakan “kalau Tuhan mau bekerja, kalau itu harga yang harus dibayar untuk melihat pekerjaan Tuhan, jadilah itu”. Inilah hal pertama yang bisa kita lihat, kita rindu pekerjaan Tuhan bisa terjadi, tapi harga apa yang siap kita bayar. Pak Tong pernah mengatakan “kamu mengeluarkan pendapat, kamu harus siap bayar” you say you pay. Ada orang yang mengatakan “I say I pray, not pay yet”, “saya mau beri pendapat, saya mau doa dulu”, Pak Tong mengatakan “sudah, kalau begitu say, pray dan pay, yang pay tidak boleh lupa”. Siapa yang rindu pekerjaan Tuhan jadi, kerinduannya akan ditujukan dengan berapa besar dia rela dipakai. Ini prinsip yang terus diajarkan kepada murid-murid “engkau lihat ladang yang sudah menguning ini, engkau lihat banyak sekali tuaian, engkau lihat penuai sangat diperlukan, kalau begitu doa kepada tuan yang empunya tuaian, minta kirim penuai”. Tapi sambil doa sambil minta kirim, sambil sendiri mengatakan “ini aku, pakailah aku”. Yesaya ketika melihat kemuliaan Tuhan, dia mengatakan “ini aku Tuhan, pakailah aku”. Tapi kalau kita “Tuhan, ini saya, pakai teman-temanku sebelah kanan kiri, depan belakang, pakai mereka, saya sibuk”. Kalau kita terlalu sibuk, kita belum punya kerinduan untuk melihat pekerjaan Tuhan jadi, kalau kita cuma sebatas merasa terbeban tapi tidak ada terjun sama sekali, kita belum punya kerinduan untuk melihat pekerjaan Tuhan jadi. Maria mengatakan “jadilah pekerjaan Tuhan, pakailah aku”, mungkin kamu akan disalah mengerti “pakai aku”, mungkin kamu akan dianggap pezinah “pakai aku”, mungkin kamu dianggap pendosa, diusir dari tempatmu “pakai aku”. Ini kalimat “pakai aku” adalah kalimat yang agung sekali.
Satu kali ada seorang pemuda, waktu dia bicara dengan papanya, papanya selalu tunjukkan peta dan tunjukkan daerah Tiongkok kepada anak muda ini. Anak muda ini namanya Robert Morisson, tiap kali dia mendengar papanya mengatakan “ini daerah harus kamu doakan”, lalu dia mulai lihat daerah itu dan cinta daerah itu karena melihat petanya. Dia mulai doakan dan gumulkan kapan dia boleh pergi, dia mulai belajar bahasa yang diperlukan, dia mulai belajar adat istiadat, dia mulai belajar mendapatkan semua kekuatan untuk menjangkau orang-orang di Tiongkok. Lalu ketika saatnya tiba, dia berdoa “Tuhan, saya sudah siapkan smeua, saya sudah menggali potensi diriku, saya sudah melatih diriku, ini saya Tuhan, pakai saya, utus saya untuk menginjili mereka”. Ini adalah beban berat, tetapi sekaligus disertai dengan perkataan “saya juga mau dipakai”, mari kita belajar seperti ini. Saudara mengatakan kepada Tuhan “Tuhan, pekerjaanMu harus jadi”, lalu engkau di mana? “di sini saya, Tuhan, saya siap, pakailah saya”. Doa seperti inilah yang diajarkan oleh Alkitab. Mari kita berdoa sambil siap bayar harga, mari kita rela menjadi orang Kristen sambil siap pikul salib. Ada pendeta mengatakan sekarang orang Kristen maunya pikul salib yang gampang, salibnya ukurannya diperkecil, kemudian diberi rantai dan dipakai di leher. Pikul salib ganti dengan kalung salib. Ini tidak berarti tidak boleh pakai kalung salinb, tidak apa-apa, sambil pakai kalung salib sambil pikul salib, itu tidak apa-apa. Tapi kalau mengatakan “Tuhan, saya sudah pikul salib, salib yang ini” Tuhan mengatakan “terlalu kecil, ganti dengan yang besar”. Yesus mengatakan “siapa yang mau ikut Aku, dia harus menyangkal diri dan pikul salib”. Ini kalimat yang sering kali kita anggap sebagai satu kesulitan menjadi orang Kristen. Karena meskipun secara teori kita aminkan, terkadang kita tidak mau hidup dengan menyangkal diri, kita ingin hidup dengan menikmati apa yang kita mau. Kapan kita boleh menikmati apa yang kita mau? Kapan kita boleh menikmati hidup sesuai dengan cara kita? Kapan aku boleh bersenang-senang? Jawaban dari Tuhan adalah “engkau akan masuk dalam sukacitaNya Tuhan”. Jonathan Edwards mengatakan “kenikmatan paling agung adalah waktu melayani Tuhan”. Jadi sebenarnya kita bukan bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, kita bersakit-sakit dan secara paradoks sekaligus bersenang-senang waktu melayani Tuhan.
Pikul salib itu berat sekaligus mulia, pikul salib itu berat sekaligus penuh dengan kelegaan. Karena Tuhan Yesus mengatakan “ikut Aku, belajar dari Aku, datang kepadaKu hai kamu yang letih lesu dan berbeban berat”, ini kata Tuhan. Yang letih lesu dan berbeban berat datang kepada Yesus, lalu setelah datang kepada Yesus mendapatkan kuk, suruh pikul salib. Mengapa bebannya malah ditambah? Tuhan tidak menambah beban, Tuhan ganti bebanmu. Bebanmu yang tidak perlu, Tuhan ambil, Tuhan beri yang perlu. Tuhan mengatakan jangan pikul yang berat, tapi pikul yang enak dan ringan. Tapi apakah betul enak dan ringan? Kita tanya kepada Tuhan Yesus “apakah bebanMu enak dan ringan?”, “bebanKu adalah enak dan ringan. Aku tinggal jalan ke Golgota dan mati”. Bukankah itu berat? Itu ringan, karena sedang menjalankan pekerjaan Tuhan. Yesus Kristus meskipun banyak penderitaan, tapi Dia jalan dengan langkah yang mantap. Inilah yang Tuhan katakan bebanKu sepertinya memang begitu sulit, sepertinya begitu banyak, sepertinya begitu berat, tapi Tuhan sudah janjikan kalau tukar dengan beban dari Tuhan, ini beban yang akan membuat engkau mengalami kelimpahan di dalam Tuhan. Itu sebabnya banyak orang melayani Tuhan begitu berat, melayani Tuhan begitu capek, tetapi tetap sukacita bisa terus terpancar dari wajahnya. Maka Maria mempunyai iman seperti ini, dia mau mengerjakan pekerjaan Tuhan, “pakai saya Tuhan”, tapi nanti berat, harus pikul salib, nanti akan dianggap apa oleh orang? “Silahkan jadi apa yang Tuhan mau dari diri saya”. Dia sudah siap “pakai saya, supaya pekerjaan Tuhan jadi. Saya bukan siapa-siapa, tapi kalau Tuhan mau pakai saya, silahkan pakai”. Maka Maria mempersembahkan dirinya. Dia bisa apa? Dia mungkin tidak bisa apa-apa, tapi dia mengatakan “kalau Tuhan mau pakai rahimku untuk melahirkan Sang Penebus, Tuhan pakai saja”. Sebab Tuhan rela lahir didunia, itu adalah satu mujizat dan satu kemuliaan yang sangat besar. Tapi Maria juga mengerti bahwa pekerjaan Tuhan tidak harus selalu dikerjakan lewat dia. Ini hal kedua yang harus kita pelajari, Maria mengerti bahwa pekerjaan Tuhan tidak hanya lewat dia. Maka setelah malaikat mengatakan “engkau akan mengandung, melahirkan seorang anak”, Maria mengatakan “tidak mungkin, saya belum menikah”, malaikat mengatakan “tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, sebab sepupumu, saudaramu yaitu Elizabet, sekarang sudah tua dan sekarang dia sedang mengandung”. Setelah malaikat mengatakan itu, Alkitab mengatakan Maria berjalan dari daerah Nazaret terus ke daerah dekat Yerusalem, ini perjalanan jauh melewati gunung dan bukit. Mengapa dia berjalan jauh? Bagi orang muda, bagi seorang perempuan yang belum 20 tahun untuk pergi jauh, ini sangat bahaya. Orang zaman dulu kalau pergi mesti bersama suaminya atau dengan keluarganya, tapi di sini tidak dicatat Maria pergi dengan siapa, mungkin dia pergi jalan kaki sendiri. Mengapa dia berjalan kaki sendiri? Dia mau melihat pekerjaan Tuhan di dalam diri Elizabet. Dia tidak fokus pada diri “yang penting aku, Tuhan sudah kerjakan apa kepada diriku”, dia terus melihat “Tuhan mau kerjakan apa di tempat aku ingin lihat”. Ingin melihat Tuhan bekerja, ini adalah sifat kedua yang harus kita pelajari. Ingin supaya Tuhan menyatakan pekerjaanNya, ingin menjadi saksi. Bolehkah aku menjadi saksi Tuhan bekerja? Mungkin bukan aku yang dipakai, tapi aku ingin lihat sendiri Tuhan bekerja menyatakan diriNya kepada dunia ini.
Maka Maria berjalan dari daerah utara, Israel, terus ke daerah selatan hanya untuk bertemu Elizabet, tunggu Elizabet sampai kandungannya cukup waktu lalu melahirkan anak, cuma ingin lihat anaknya lahir. Begitu bayinya lahir, Maria pulang lagi. Keuntungan apa yang Maria dapatkan? Apakah dia sekalian ekspansi bisnis ke daerah dekat Yerusalem? Tidak, cuma lihat bayi lahir lalu pulang. Ini kegiatan yang makan waktu banyak, makan energi banyak, tapi efeknya secara finansial secara keuntungan tidak ada. Tapi Maria mengatakan “aku ingin lihat Tuhan bekerja melahirkan anak bagi Elizabet, ini sangat penting, aku ingin lihat”. Di dalam sejarah kita temukan orang yang rela bayar harga untuk sesuatu kebanyakan dari mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Kalau cuma kebanyakan cita-cita, tapi tidak pernah bayar harga untuk cita-cita itu, percuma. Ada pepatah mengatakan, kalau tidak salah Bung Karno yang mengatakan, “gantungkan cita-citamu setinggi langit”, setelah digantung apa? Banting diri untuk ambil, loncat dan jatuh beberapa kali sampai dapat. Pak Tong pernah bilang “Yohanes Sebastian Bach mengapa besar? Karena dia waktu umur 20 pernah jalan kaki 250 km hanya untuk dengar seorang bernama Buxtehude main organ. Kalau kita maunya kemana-mana naik taksi, diantar jemput, mau yang paling nyaman, makanya kita tidak pernah dapat apa yang kita mau. Kalau ingin pekerjaan Tuhan jadi, harga apa yang mau kita bayar? Maria rela jalan jauh hanya untuk menyaksikan Tuhan sedang bekerja. Dan yang dia saksikan bukan pekerjaan Tuhan lewat dia melainkan lewat Elizabet. Kita harus lihat Tuhan bekerja, lalu kita ingin berada di tempat di mana Tuhan sedang bekerja, inilah kerinduan yang harus kita punya. Saudara menyaksikan di mana Tuhan ada, kadang-kadang gereja mengadakan kebaktian secara rutin terus tanpa sadar apakah Tuhan sedang bekerja di tempat ini atau tidak. Maka kalau Saudara mau melakukan apa pun dalam hidup, Saudara harus tanya apakah saya ada di dalam pekerjaan Tuhan? Apakah Tuhan sedang mengerjakan sesuatu lalu saya berbagian? Kasihan sekali kalau tidak. Sayang sekali kalau kita menjadi seperti orang-orang di Betlehem, semua sibuk tidur, lalu Yesus sudah lahir. Nanti di sorga waktu Yesus sudah lahir, mereka tahu mereka tidak berbagian di dalam apa yang Tuhan sudah kerjakan, ini pun kalau mereka masuk ke sorga.
Maka Maria waktu mendengar “Elizabet akan mengandung”, dia mengatakan “saya harus lihat”, lalu dia pergi lihat. Setelah lihat bayi itu dilahirkan, barulah dia merasa ada suatu kepuasan melihat Tuhan bekerja. Tetapi ketika dia baru datang, dikatakan “salam hai Elizabet”, Elizabet langsung melihat dia, kemudian mengatakan “salam untuk kamu”. Di dalam ayat 42 dikatakan “diberkatilah engkau di antara semua perempuan. Diberkatilah buah rahimmu. Sebab siapakah aku sehingga ibu Tuhanku mengunjungi aku. Sesungguhnya ketika sampai salammu, anak dalam kandunganku melonjak kegirangan. Berbahagialah dia yang percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan akan terlaksana”. Ini pasti membuat Maria kaget, Maria datang dengan persiapan untuk menghormati Elizabet yang jauh lebih tua, yang sekarang sedang mengandung. Tapi Elizabet balik menghormati dia. Maria adalah orang yang tetap merasa dirinya rendah, tetap merasa dirinya kecil, tetap merasa dirinya bukan siapa-siapa. Ini bisa kita lihat dari puji-pujiannya di ayat 46 dan selanjutnya. Dia terus merasa “aku orang kecil yang Tuhan mau pakai”. Maka ketika Elizabet mengatakan kalimat begitu penting, dia heran, “mengapa aku dihormati dengan penghormatan yang demikian besar?”. Lalu Alkitab mengatakan bayi di dalam kandungan Elizabet yaitu Yohanes Pembaptis langsung melonjak kegirangan waktu mendengar suara Maria. Bayi ini melonjak karena dia dipenuhi oleh Roh Kudus. Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus sangat mudah mengagumi Kristus. Apa pun yang berkaitan dengan Kristus akan membuat orang yang dipenuhi Roh Kudus penuh dengan perasaan penuh dengan kelimpahan. Kita mengaku dipenuhi oleh Roh Kudus, tapi apa pun tentang Kristus bikin kita tetap bosan, ini tidak mungkin dari Roh Kudus. Roh Kudus meninggikan Kristus. Orang yang dipenuhi Roh Kudus, rindu dengar tentang Tuhan Yesus. Apa pun yang berkait dengan Kristus membuat dia merasa penuh dengan kelimpahan. Saudara kalau mencintai seseorang, lalu sudah lama terpisah dari orang itu sampai berapa lama, Saudara akan muncul rindu atau ucapan syukur? Waktu berpisah ingin bertemu, ini relasi yang baik. Waktu berpisah dengan Kristus, ingin bertemu “Tuhan, kapan bisa bertemu dengan Tuhan langsung? Kapan bisa bertemu dengan Engkau?”, in ikerinduan akibat Roh Kudus, bukan kita. Karena hanya Roh Kudus yang memampukan kita melihat kemuliaan Kristus yang sengaja disembunyikan dari dunia.
Waktu Yesus datang ke dunia, Dia tidak menunjukkan kemuliaan dengan cara yang terlihat, Dia pilih perempuan sederhana seperti Maria. Lalu dia lahir sebagai bayi yang kecil, tidak ada tanda apa pun bahwa Dia adalah yang Ilahi. Saudara waktu lihat Dia, sama seperti bayi lain. Waktu lihat dia besar, Saudara akan mengatakan “ini kan anak tukang kayu”. Waktu Dia memanggil murid-murid, mungkin kita sama dengan Orang Farisi, mengatakan “Kamu orang rendah, cuma menarik pelayan bodoh. Semua orang pendidikan tidak menyukai Kamu, semua orang bodoh ikut Kamu. Maka sebenarnya Kamu adalah orang rendah”. Kita akan melihat Dia sebagai orang yang rendah. Waktu kita melihat Dia dihakimi, mungkin kita akan mengatakan “hukum Dia, karena Dia memang diriNya Anak Allah, padahal diriNya hanyalah manusia biasa”. Waktu Dia disiksa, mungkin kita mengatakan “Kamu mendapatkan apa yang pantas Kamu dapatkan”. Mungkin waktu Dia di kayu salib, kita sama-sama berkata seperti orang lain “turun dari salib, baru kami percaya. Kalau tidak, kami sudah tahu Engkau hanyalah pemberontak yang layak dihakimi”. Dunia lihat Yesus tidak lihat kemuliaan, dunia melihat Yesus tapi tidak melihat hal yang menyatakan kemuliaan sorgawi. Tetapi justru Tuhan datang seperti cara ini, supaya orang dengan iman melihat kemuliaan Kristus, mereka ini lah yang akan diselamatkan. Maka Yesus datang dengan menyembunyikan kemuliaanNya, menjadi hina. Hidup dengan cara yang hina. Itu sebabnya Kristus mempunyai fokus dan perhatian yang besar untuk orang hina. Ini kita sulit mengerti, tapi dalam Injil Sinoptik Yesus banyak terus memanggil orang berdosa, banyak memanggil orang cemar, banyak memanggil orang yang dianggap rendah oleh dunia ini. Ini sesuatu yang kita tidak bisa lakukan. Dan kalau kita ingin menjadi pengikut Kristus yang sejati, kita harus ubah cara pikir kita memandang sama dengan cara Kristus memandang. Ini prinsipnya, Paulus mengatakan orang penting harus dijangkau, orang pintar jarus dijangkau, yang bodoh pun juga harus. Mengapa kita harus jangkau orang pintar? Karena orang pintar harus jadi hambanya orang bodoh. Orang pintar dijangkau supaya dia melayani orang bodoh. Supaya yang bodoh tidak bodoh terus. Maka orang yang rohani dijangkau untuk menjangkau orang yang tidak rohani. Orang yang rohani cuma mau kumpul dengan sesamanya sendiri, ini bukan rohani.
yang kalau cuma mau nyaman sendiri, tidak pernah menjangkau, tidak pernah mengekspose diri untuk terlibat dalam dunia, itu bukan Kristen. Yesus tidak terus tinggal di sorga, Yesus tidak membuat komunitas sorgawi dengan para malaikat, bersekutu dengan Gabriel, Mikael dan Allah Tritunggal. Dia datang bertemu pelacur, Dia datang bertemu pemungut cukai, Dia datang bertemu dengan orang kerasukan setan kemudian Yesus sembuhkan. Ini Kristus yang dikenal oleh Injil Sinoptik, ini Kristus yang dikenal oleh gereja mula-mula. Mereka tahu Yesus sangat memperhatikan orang hina, karena Dia sendiri pernah jadi hina. Dia sendiri adalah objek hinaan dunia ini. Kalau Saudara pernah mengalami sesuatu, Saudara akan mudah berbelas-kasihan kepada orang yang sama. Orang yang pernah lapar gampang kasihan kepada orang yang lapar, orang yang pernah mengalami keluarga hancur gampang kasihan kepada orang yang mengalami keluarga hancur. Orang yang pernah kehilangan orang yang dikasihi gampang sekali untuk akrab dan memahami orang yang kehilangan. Itu sebabnya Kristus sangat mau menjangkau orang hina, karena Dia pernah jadi objek hinaan dunia ini. Dia Allah yang paling mulia tapi rela diludahi. Itu sebabnya Dia mengerti kalau ada orang-orang yang, waktu orang lain lihat mau ludahi wajahnya, ketika dunia ingin meludahi wakah orang itu, Yesus mengulurkan tangan mengatakan “maukah engkau mengikut Aku?”, ini adalah keagungan dari Kristus. Maka kalau kita mau melayani, harus mempunyai ciri seperti Kristus, jangan gampang geli sama orang, jangan gampang memberikan label apa pun kepada orang lalu hindari. Pak Tong pernah bilang kalau kamu mau menginjili, cari orang yang paling kamu benci, injili dia, baru kamu jadi penginjil sejati. Orang bilang “mau pergi ke Afrika, mau pergi ke Amerika, karena orang Indonesia musuhku semua” ini namanya lari dari musuh. Maka Pak Tong mengatakan “coba belajar pengampunan dulu, injili orang yang kamu benci, lalu dia menjadi murid Tuhan, baru kamu menjadi penginjil yang sejati”. Maka kita mau jangkau orang yang dunia ini tidak mau lihat, tapi ini yang Kristus nyatakan. Maka waktu Roh Kudus menggerakkan orang melihat kemuliaan Kristus, Roh Kudus juga akan menggerakkan orang untuk melihat pekerjaan Tuhan yang mulia yang mau menjangkau orang-orang yang tidak layak untuk datang kepada Tuhan. Saya tidak lupa pelayanan penginjilan kepada orang-orang yang benar-benar sudah ditinggalkan, kami lakukan terlalu kecil, tapi ada orang-orang yang terjun lalu setiap hari ketemu orang-orang ini. Di Malang ada seorang jemaat yang menjadi pembina rohani untuk satu panti cacat mental dan panti ini pun sangat kasihan, setiap sumbangan datang dipotong sebagian untuk pengelolanya, dipotong sebagian untuk pengurus, dipotong sebagian untuk pemilik. Lalu yang masuk bantuang beneran itu sangat kecil, orang-orang yang menjadi pekerja di situ digaji kecil sekali. Kadang-kadang gaji lupa dibayar. Jadi ini adalah pelayanan yang sangat-sangat perlu kesabaran, tetapi Tuhan mengijinkan kita harus belajar melihat siapa yang hina, dia adalah objek kasih Kristus yang justru utama.
Saudara punya kelebihan dan bakat apa, Saudara menjadi pelayan bagi orang yang kurang berbakat. Saudara rohani agung, Saudara menjadi hamba bagi yang brengsek, bagi yang jahat, bagi yang rusak, bagi yang tidak peduli kepada Tuhan. Saudara menjadi orang kaya, Saudara harus menjadi hamba bagi orang yang tidak punya. Saudara menjadi orang pintar, Saudara harus jadi hamba orang-orang bodoh membawa mereka mengerti kebenaran. Inilah prinsip Kekristenan yang sejati, dan hanya ketika Roh Kudus menggerakkan kita baru kita bisa melihat apa yang Kristus lihat, baru kita bisa melihat kemuliaan pekerjaan Tuhan. Tuhan kerja di mana? Kita mau di situ. Lalu kita mengatakn “Tuhan, aku sudah kerjakan pekerjaanMu, aku sudah melakukan banyak hal bagiMu”, lalu Tuhan Yesus akan tanya “waktu Aku dipenjara, engkau di mana? Waktu Aku lapar, engkau ada di mana? Waktu Aku haus, engkau ada di mana? Waktu Aku telanjang, engkau ada di mana?”. Mengapa Tuhan Yesus kembali memberikan kita fokus balik lagi ke orang-orang seperti itu? Saya sangat bersyukur di tempat ini ada pelayanan rutin ke penjara, nanti kapan-kapan kita atur waktu yang suka pelayanan itu harus sharing bagaimana pelayanan menjangkau orang-orang seperti ini di penjara. Saudara bertemu orang-orang seperti ini, lihat pun tidak mau, lihat tipe seperti ini langsung pegang dompet. Tapi mereka datang, mengatakan “Yesus memperhatikanmu, Yesus mengasihimu. Karena begitu besarnya cintaNya kepadamu, maka Yesus mengutus saya untuk melayani engkau”. Jadi kita adalah pelayan bagi mereka yang hina, sama seperti Kristus rela menjadi hina untuk melayani kita. Kiranya kita boleh belajar ketika melihat pekerjaan Tuhan yang agung, kita boleh belajar menerapkannya kepada orang-orang yang hina tetapi yang dikasihi oleh Tuhan.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)
- Injil Lukas
- 22 Apr 2014
Dialah Yang Mempersiapkan Jalan Bagi Tuhan
(Lukas 1: 1-25)
Di dalam bagian awal dikatakan bahwa Lukas menulis bagi seorang bernama Teofilus. Buku ini adalah edisi pertama dari 2 buku yang ditulis oleh Lukas. Di dalam semua catatan bukunya tidak ada nama Lukas sebagai penulis. Tetapi kita tahu dalam Kisah Para Rasul bahwa ada seorang tabib yang menyertai Paulus. Waktu Lukas menulis, dia menulis pola yang sangat mirip dengan pola-pola tulisan pada umumnya di abad pertama. Orang Yunani klasik, orang-orang Roma klasik, ketika menulis tulisan mereka, umumnya akan didahului dengan kepada siapa buku ini ditujukan. Waktu orang menulis, biasanya akan menulis “buku ini ditujukan untuk seseorang” tapi bukan berarti buku itu hanya dibaca oleh orang itu. Buku ini akan menyebar keseluruh orang, tapi nama di depan adalah penghargaan kepada siapa buku ini ditujukan. Kita tidak tahu siapa Teofilus ini, tidak ada catatan mengenai siapa dia, tidak ada penjelasan tentang dia, hidup seperti apa, apa pengaruhnya kepada gereja, semua tidak ada, sehingga kita sulit mengetahui siapa orang ini, yang kita tahu dia pasti orang yang punya jabatan tinggi. Maka dikatakan “Teofilus yang mulia, banyak orang menyusun suatu berita yang terjadi di antara kita”, Lukas mengatakan “yang saya tulis kepada kamu adalah berita yang sudah pernah engkau dengar” tentang Yesus, yang telah mati dan bengkit, benarkah Dia bangkit, benarkah yang dipercayai oleh gereja. Lukas menulis dengan mengatakan “yang sudah terjadi, yang kamu dengar mungkin bukan suatu yang akurat. Saya akan tolong kamu untuk menulis yang akurat dari saksi mata. Saya akan catat apa yang saksi mata saksikan kemudian saya bukukan untuk engkau supaya engkau mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. Berarti waktu Lukas menulis, dia tidak menulis hanya berdasarkan pemikirannya saja, tapi dia menjadi orang yang scientific sebelum istilah scientific muncul, dia menjadi proto-scientific. Dia menjadi penulis yang menulis dengan penyelidikan, menulis dengan argumen yang bisa diterima karena ada saksi yang mengatakan tentang kebenaran ini. Maka berita Injil waktu ditulis, bukan berita yang tidak bisa diselidiki oleh akal sehat. Orang sering kali membenturkan antara iman dengan penyelidikan scientific. Kalau scientific tidak beriman, kalau beriman tidak scientific. Akhirnya ada benturan antara iman dengan pengetahuan, iman dengan pemikiran, “sudahlah kalau kamu beriman, tidak perlu banyak tanya, orang beriman tutup mulut, tidak pernah bertanya mengapa”, sedangkan orang science sudah ada jawaban pun terus tanya mengapa. Lukas pun mengatakan kepada Teofilus atau kepada seluruh pembacanya “engkau ingin mengenal Allah yang sejati, engkau ingin mengenal Yesus, begitu banyak berita yang masuk. Jangan ambil semua lalu percaya semua, selidiki baik-baik”, maka Lukas mengatakan “saya akan membukukan dengan teratur supaya kamu bisa membedakan mana ajaran yang sejati mana yang tidak, supaya kamu bisa pelan-pelan bertanggung jawab dengan imanmu lalu menyelidiki mana yang sesuai mana yang tidak”. Sikap seperti ini adalah sikap kritis yang mempunyai sifat mau tuntut mengerti sampai dalam, itu tidak lagi ditekankan di dalam gereja.
Sekarang gereja mengatakan “kamu tidak perlu pikir banyak, yang penting kamu cinta Tuhan, yang penting kamu mau melayani Tuhan. Selesai”. Tapi dunia perlu jawaban mengapa engkau beriman kepada Kristus? Orang Kristen yang tidak bertanggung jawab tidak memperdulikan hal-hal ini, tidak pernah menyelidiki dengan dalam mengapa percaya Alkitab, mengapa percaya Injil yang dinyatakan disini, mengapa harus dengar setiap argumen ini? Maka kita akan tumbuh menjadi orang-orang yang eksklusif, yang mempunyai iman tapi tidak bisa menjelaskan mengapa, yang mempunyai iman tapi cuma menuntut orang mengerti dengan iman saja tapi tidak memakai pikiran yang baik dan tajam. Lukas menyatakan tulisan dia tidak seperti itu, dia tulis pelan-pelan, baik-baik, dia beri tahu sumbernya siapa. Lukas tidak mengatakan “menurutku Yesus Juru Selamat, menurutmu Dia siapa terserah kamu”. Maka dia mengatakan “saya gali dari para saksi yang menyaksikan sendiri kehidupan Yesus. Sekarang kamu punya catatan, silahkan buktikan”. Ayat 2 mengatakan “ini adalah sesuatu hasil penyelidikan dari saksi mata dan pelayan Firman”. Ayat 3 mengatakan “setelah selidiki semua itu, saya putuskan untuk bukukan dengan teratur untuk engkau”, ini cara menulis yang unik. Orang Yunani pun ketika membaca bagian ini akan mengetahui tulisan Lukas mempunyai pembagian standar yang umum. Tetapi kalau Saudara lihat pendahuluan masuk ke dalam inti pemberitaan Lukas, seperti ada pecah. Begitu masuk inti berita, Saudara mesti punya pengetahuan Perjanjian Lama. Begitu masuk inti berita Lukas, semua gaya Yunani langsung hilang digantikan oleh gaya Yahudi Perjanjian Lama, ini membingungkan. Lukan kan orang Yunani, mengapa menulis buku yang menuntut orang untuk mengerti Perjanjian Lama? Menuntut orang untuk mengerti konteks bangsa Israel untuk bisa mengerti? Ini yang harus kita pelajari, Lukas sedang mengatakan bahwa Yesus tidak bisa dilepaskan dari konteks Perjanjian Lama. Orang mau mengenal Yesus, harus kenal budaya Yahudi, harus kenal budaya Israel, kalau tidak maka tidak akan menerima pengetahuan yang akurat tentang Tuhan Yesus. Itu sebabnya orang Kristen punya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kalau kita hanya mewarisi Perjanjian Baru, kita tidak akan mengerti apa yang dinyatakan di sini dengan tuntas. Karena Perjanjian Baru menawarkan jawaban, tetapi pertanyaannya di dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menyatakan penggenapan, tetapi janji dan proses menuju kepada penenggapan itu ada dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Baru menawarkan kesimpulan, tetapi Perjanjian Lama menceritakan sejarah pergumulan supaya sampai kepada kesimpulan itu. Banyak orang Kristen mengatakan “Christ is the answer. Yesus jawabannya”, waktu dibalik “pertanyaannya apa?”, “saya tidak tahu, tapi apa pun itu, Yesus jawabannya”. Bagaimana kita bisa mengukur arus listrik yang kuat? Yesus jawabannya, bagaimana saya bisa tahu kondisi dari latar belakang Perjanjian Lama? Yesus jawabannya, kalau begini caranya ujian kita paling gampang. Dan ini bisa kita ketahui kalau mengikuti proses yang panjang dari Perjanjian Lama untuk sampai kepada penggenapan. Richard Pratt, seorang ahli Perjanjian Lama mengatakan cara baca Alkitab yang paling hebat adalah Saudara kagum terhadap Perjanjian Lama, merasa ini sudah mewakili kekagumanku sampai puncak. Tapi begitu Saudara baca Perjanjian Baru lebih kaget lagi, ini namanya cara baca Alkitab. Richard Pratt katakan waktu baca Alkitab, waktu baca Perjanjian Lama “ini sudah maksimal, ini totalitas dari kemuliaan Tuhan sudah dinyatakan” begitu lihat Perjanjian Baru “ternyata ini penggenapannya”. Maka tidak ada pengertian yang total bisa kita dapat dari Perjanjian Baru kalau kita tidak mengerti Perjanjian Lama. Tapi kalau kita cuma mengerti Perjanjian Lama, kita tahu pertanyaannya, kita tahu pergumulannya, tapi kita tidak tahu jawabannya. Perjanjian Lama berakhir dengan janji “akan ada suara berseru-seru”, sedangkan Perjanjian Baru berakhir dengan mengatakan “Yesus sudah datang”, ini yang ditulis dalam Kitab Wahyu. Berarti orang baca Perjanjian Lama dengan pengertian nanti ada kegenapan, orang baca Perjanjian Lama lalu lanjutkan dengan Perjanjian Baru, baru mengatakan “sekarang saya memiliki kegenapan yang sangat indah, yang sangat agung dan mengagumkan”.
Jonathan Edwards mengatakan ketika kita masuk sorga kita akan mengalami peningkatan yang tidak terbatas tentang pengenalan akan kemuliaan Allah. Ini yang harap kita dapatkan ketika membaca Alkitab, terus mendapatkan pengertian makin limpah sehingga berita Injil memberikan kegenapan. Dan karena itu waktu Lukas mau menceritakan kegenapan di dalam Kristus, dia harus pakai gaya Yahudi. Dia . Lukas mengatakan “tradisi dunia Perjanjian Lama harus kamu mengerti untuk mengerti berita Injil”. Orang mau mendapatkan emas yang bagus harus kerja keras untuk dapat. Saudara ingin mendapat pengetahuan yang baik, saudara harus kerja keras untuk mendapatkan. Saudara mau mutiara iman yang baik, mari paksa diri untuk belajar lebih baik tentang apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama untuk membuat kita mengerti siapakah Yesus. Maka Lukas menulis dengan mengabaikan kesulitan budaya yang akan dimiliki pembacanya. Baca Injil Lukas susah karena tidak mengerti latar belakang Yahudi dan Perjanjian Lama, maka Lukas akan menyarankan “belajar, supaya mengerti dan bisa tahu”. Jadi kalau untuk hal-hal di dalam dunia ini Saudara harus kerja keras untuk mendapatkannya, Lukas mengatakan “mau kenal Yesus, belajar Firman baik-baik, belajar Alkitab baik-baik, selidiki Alkitab baik-baik, jangan mau jawaban instan”. Jadi orang diajar untuk cari, setelah itu mendapat pengertian karena terbiasa mencari. Lukas mengatakan yang saya tulis adalah peristiwa yang saya bukukan dengan teratur. Masuk dalam ayat 5 dan seterusnya, langsung budaya Yahudi yang kental masuk. Di dalam ayat 4 dikatakan “saya lakukan ini supaya engkau tahu yang diajarkan kepadamu sungguh benar”. Lalu Lukas masuk dalam pendahuluan di dalam berita Injil.
Waktu Lukas memberitakan tentang Injil, dia tidak langsung beritakan tentang Yesus, tetapi memberitakan Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu Yesus. Siapakah Yohanes Pembaptis ini? Mengapa dia harus ada sebelum Yesus datang? Ini dilakukan karena Tuhan sudah menubuatkan di dalam Kitab Yesaya dan Maleakhi. Di dalam Yesaya dikatakan “akan ada utusanku yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan”. Di dalam Maleakhi dikatakan “dia akan berjalan di dalam roh dan kuasa Elia”. Mengapa harus ada Yohanes dulu? Karena Tuhan mengumpulkan umatNya dari banyak tempat, waktu mereka dikumpulkan kembali setelah dibuang perlu ada orang yang memastikan mereka siap menerima kedatangan Yesus dan orang ini adalah Yohanes Pembaptis. Jadi harus ada nabi terakhir dulu berbicara menunjuk langsung kepada Yesus. Ini merupakan satu nubuat yang mempunyai pengertian simbolik yang sangat penting. Yohanes Pembaptis akan memadukan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru karena melalui dialah, orang Perjanjian Lama yang menantikan akhirnya melihat siapa penggenapnya. Yohanes Pembaptis harus datang karena dia mempersiapkan umat, lalu ketika umat itu muncul, Yohanes Pembaptis akan tunjuk “Yesus adalah ini, engkau harus datang kepada Dia”. Hanya Lukas yang membahas kedatangan Yohanes Pembaptis dengan membahas kedatangannya dan kelahirannya seperti dinubuatkan malaikat kepada orang tua Yohanes Pembaptis. Ini adalah satu-satunya kitab yang mencatat papa mama Yohanes Pembaptis, Zakharia dan Elizabet. Dikatakan bahwa Tuhan memanggil Zakharia dan Elizabet, dan mereka bukan orang penting, meskipun mereka adalah keturunan Harun, tapi Alkitab mengatakan mereka adalah salah satu imam. Dan waktu itu diperkirakan ada 1800 imam yang akan melakukan pekerjaan di Bait Suci. Orang Yahudi punya kebiasaan sebelum membakar korban harian, mereka akan membakar ukupan menyatakan doa umat Tuhan kepada Tuhan. Siapa yang bertugas membakar? Imam. Siapa boleh masuk ke dalam Bait Suci lalu membakar ukupan? Ada 1800 imam dari 1 golongan, belum golongan lain. Kalau imam begitu banyak, nanti satu orang mungkin cuma kebagian 1 kali, mungkin yang lain tidak kebagian tugas ini. Maka untuk masuk harus pakai undian, mengapa undian? Supaya adil, ini dari Tuhan, tidak ada yang protes. Ternyata yang dapat Zakharia, lalu Zakaharia masuk ke dalam Bait Suci. Di dalam Bait Suci sudah ada malaikat, ini benar-benar peristiwa once in a life time, dapat undian membakar ukupan, waktu bakar ukupan ketemu malaikat, dan ternyata malaikatnya adalah Gabriel. Gabriel adalah pemimpin malaikat yang Tuhan tugaskan untuk memberikan nubuat raja-raja besar akan datang dan Gabriel diutus kepada orang penting. Di dalam Perjanjian Lama setiap wujud malaikat itu selalu digambarkan perkasa, besar, tentara yang sangat kuat, tidak pernah malaikat digambarkan lucu-lucu dan imut-imut. Malaikat tidak gemulai, malaikat tidak cantik, malaikat menakutkan, perkasa dan mereka adalah alat perang Tuhan yang sangat efektif. Malaikat gagah, mereka pakai pakaian perang yang lengkap dan mereka adalah prajuritnya Tuhan. Alkitab mengatakan salah satu nama Tuhan adalah Yehovah Sevaoth, artinya Dia adalah pemimpin dari pasukan malaikat yang jumlahnya tidak terhitung. Malaikat besar jadi tentaranya Tuhan. Malaikat Mikael bertugas untuk berperang dengan iblis, malaikat Gabriel bertugas untuk memberikan Firman kepada orang penting. Waktu itu Daniel-lah orang penting itu, dia adalah orang jajahan, tapi dia bisa menjadi orang nomor 2 di seluruh Kerajaan Babel. Bahkan setelah Babel hancur, Persia muncul, dia tetap menjadi orang nomor 2 yang dipercaya oleh Gubernur Darius. Maka Daniel itu orang penting, Gabriel datang kepada Daniel lalu mengucapkan kalimat yang penting berkaitan dengan perpolitikan internasional pada waktu itu. Jadi Gabriel mempunyai tugas memberikan berita besar kepada orang besar. Tetapi kali ini Gabriel diutus kepada seorang yang bernama Zakharia, Zakharia itu dari 1800 imam dari negara jajahan yang tidak jelas perpolitikannya. Tetapi siapa Zakharia? Zakharia lahir, tumbuh, tua, mati, tidak ada kaitan apa pun dengan Israel, dia orang kecil. Tapi Tuhan mengatakan Gabriel datang kepada Daniel, Gabriel datang juga kepada Zakharia. Daniel dapat berita besar, Zakharia juga dapat berita besar. Bagi Tuhan orang beriman benar dan setia harus punya kedudukan tinggi. Maka didalam Alkitab dikatakan, ayat 6 mengatakan “baik Zakharia maupun Elizabet hidup benar di hadapan Allah menurut ketetapan Allah dan tidak bercatat”. Mereka orang-orang yang kerohaniannya baik dan Tuhan menghargai orang demikian. Saudara carilah dihargai oleh Tuhan, bukan dihargai dunia. Saudara menjalani hidup yang saleh di hadapan Tuhan, tidak peduli pangkat Saudara, tidak peduli gaji Saudara, sekecil apa pun kalau punya hidup seperti ini Tuhan akan hargai. Tuhan tidak menghargai Daniel karena dia pintar, hebat dan menjadi pemimpin besar. Tuhan menghargai Daniel karena kesetiaan dan kesalehannya. Sekarang kita jangan salah sering mendewa-dewakan orang pintar dan bukan tanpa alasan, kita sadar orang pintar akan berpengaruh lebih besar. Tapi Tuhan akan lihat siapa orang yang lupa diperhatikan, mungkin orang bodoh yang kurang penting, Tuhan mengatakan “engkau adalah orang yang Kristus pun rela mati bagimu”. Maka malaikat datang pada Zakharia, kemudian dia langsung mengatakan “jangan takut Zakharia”, waktu Zakharia mendengar ini dia kaget sekali, tapi sudah dibilang jangan takut, mesti taat. Dia belajar tidak takut. Tapi malaikat itu memberikan berita yang luar biasa, dikatakan “istrimu akan mengandung dan melahirkan anak”. Orang pada zaman itu yang tidak punya anak dianggap sedang dikutuk Tuhan dan kisah Alkitab justru membalikkan konsep itu. Yang tidak punya anak berbahagia, itu dikatakan oleh Maria dalam magnificatnya di Injil Lukas, “berbahagialah orang yang sedang berada dalam tahanan, berbahagialah orang yang tidak mempunyai anak”. Maksudnya adalah berbahagialah orang yang setia kepada Tuhan meskipun dicela oleh masyarakat. Zaman dulu beda dengan zaman sekarang, zaman sekarang orang bebas memutuskan tidak punya anak, tapi zaman dulu orang yang tidak punya anak dianggap dosa besar, kalau bukan dia mungkin nenek moyangnya yang berdosa besar. Buktinya tidak punya anak, buktinya tidak bisa melahirkan anak, pasti dikutuk Tuhan. Tetapi Alkitab dengan tegas melawan pengertian ini dengan menulis banyak orang tidak melahirkan anak itu dihina tapi Tuhan membalas hinaan mereka dengan mengatakan “dia adalah orang yang kepadanya Aku tetap berkenan”. Maka Elizabet meskipun mandul di hari tua, Tuhan berjanji kepada Zakharia “dia akan Aku pakai untuk melahirkan seorang anak”. Di dalam Alkitab hanya Simson, Yesus dan Yohanes Pembaptis yang sebelum kelahirannya, malaikat datang kepada ibunya. Maka malaikat berbicara kepada Zakharia kemudian menyampaikan berita ini bahwa nanti istrinya akan melahirkan anak. Kemudian berita ini ditanggapi dengan skeptik oleh Zakharia “mana mungkin, istriku suda tua, sudah lewat masanya. Meskipun istriku mengandung, ini adalah kandungan dengan resiko sangat tinggi, tidak mungkin. Secara manusia ini tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi”. Lalu malaikat itu mengatakan “karena tidak percaya, engkau akan bisu sampai janji Tuhan tergenapi”.
malaikat pada waktu mendatangi Zakharia dengan mengatakan engkau akan melahirkan anak. Zakharia mengucapkan kalimat bagaimana mungkin saya sudah tua, istriku sudah tua, malaikat mengatakan bisu kamu. Lalu malaikat mendatangi Maria dengan mengatakan “engkau akan mempunyai anak”, Maria mengatakan “bagaimana mungkin, sebab aku belum bersuami”, malaikat tidak bilang “bisu kamu”, mengapa maikat diskriminatif begini? Karena waktu malaikat mengatakan kepada Zakharia “kamu di hari tuamu akan melahirkan anak” ini sudah pernah terjadi. Kalau sudah pernah terjadi tapi Zakharia tidak percaya berarti Zakharia tidak mengimani apa yang Tuhan sudah pernah kerjakan. Tapi anak dara melahirkan, ini belum pernah terjadi. Maka waktu malaikat mengatakan kepada Maria “engkau akan melahirkan anak”, Maria mengatakan “bagaimana mungkin, sebab aku belum bersuami”, memang belum pernah ada orang yang belum bersuami melahirkan anak, jadi Maria yang pertama, wajar kalau Maria tidak percaya. Kalau Zakharia “bagaimana mungkin, sebab aku sudah tua”, malaikat bilang “Abraham dan Sara sudah tua.
Dan ini tidak terjadi pada Maria karena belum ada sejarahnya seorang perawan mengandung dan melahirkan anak. Maka Zakharia diberikan hukum sedikit “engkau akan bisu sampai pada hari di mana anak itu lahir”. Kemudian setelah dia keluar, orang-orang sadar dia pasti telah mendapatkan penglihatan dan setelah itu Elizabet bersyukur ketika dia akhirnya mengandung, dia menyembunyikan diri dan mengatakan “Tuhan mencabut aibku”. Ini merupakan bagian awal dari Injil Lukas yang menggabungkan beberapa hal. Yang pertama Injil Lukas menggabungkan tentang penggenapan janji sebagai sesuatu yang Tuhan ingat. Tuhan tahu kalau Dia sudah berjanji, Dia akan menyatakan pada waktunya. Injil Lukas menyatakan kepada orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan, Tuhan tidak lupa engkau, Tuhan tidak lupa bahwa Dia sudah berjanji kepada kita. Tuhan tidak lupa menyatakan pemeliharaan dan penebusan di dalam Kristus, Dia tidak akan lalai menjalankan janjiNya. Kedua, Injil Lukas mengingatkan bahwa Tuhan menjalankan hal hebat melalui orang benar dan saleh, bukan melalui orang-orang hebat dan besar. Ada orang-orang taat, setia melayani Tuhan, setia melakukan pekerjaan yang mungkin bagi dunia kecil, ada orang yang membimbing beberapa orang dengan setia, tapi orang cuma melihat bagaimana hamba Tuhan besar bisa berkhotbah kepada ribuan orang, ini yang dicari. Tapi yang Tuhan cari bukan prestasi besarnya, yang Tuhan cari adalah berapa setia orang ini dalam kebenaran. Inilah sebabnya Daniel bisa disejajarkan dengan Zakharia yang sebenarnya dalam pandangan dunia bukan siapa-siapa. Hal ketiga, dikatakan bahwa ketika Kristus datang mesti ada Yohanes yang mempersiapkan jalan, supaya ada murid, ada orang-orang yang akan beralih dari Yohanes kepada Yesus. Dikatakan Yohanes Pembaptis akan datang dan dia akan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia. Berarti dia punya kuasa dan roh yang sama dengan kuasa dan roh yang bekerja pada Elia. Elisa adalah penerus Elia, dia mengatakan “berikan 2 bagian dari roh Elia”, Yohanes Pembaptis tidak perlu minta, dia langsung mendapat 2 bagian. Mengapa 2 bagian? Karena dia memiliki roh dan kuasa, ini merupakan 2 hal, penyertaan dan kuasa yang menyertai penyertaan itu ada pada Yohanes Pembaptis. Hamba Tuhan yang berkuasa itu datang dari mana? Kuasa tidak bisa dipelajari, kuasa tidak bisa dilatih, kuasa adalah anugerah Tuhan bagi gereja pada zaman itu. Kalau ada orang berkhotbah dan orang bisa merasakan kuasa dari Tuhan, ini bukan kehebatan dia. Itu sebabnya kalau Saudara punya cita-cita masa depan, Saudara tidak mungkin isi cita-cita itu “saya ingin menjadi pendeta yang berkuasa”, untuk memiliki kuasa itu anugerah Tuhan bagi Gereja Tuhan. Maka Tuhan membangkitkan Yohanes Pembaptis yang mempunyai kemampuan berkhotbah begitu luar biasa. Dia kalau berkhotbah di padang gurun, orang dari jauh datang ke padang gurun. Mengapa dia bisa melakukan itu? Karena kuasa dari Tuhan. Kita tidak mengerti mengapa kuasa itu diberikan, kita pun tidak tahu bagaimana mengeluarkan kuasa itu. Jadi orang mempunyai kemampuan besar itu anugerah Tuhan bukan untuk dia tapi untuk gereja Tuhan. Tuhan kasihani gerejaNya maka bangkitkan orang seperti ini, Tuhan kasihani Israel maka bangkitkan Yohanes Pembaptis. Lalu Yohanes Pembaptis harus khotbah, setelah dia kumpulkan orang-orang menjadi pengikutnya, langsung dia mengatakan “sekarang kamu semua ikut Yesus. Saya siapkan kamu untuk Yesus, bukan untuk saya. Saya siapkan engkau supaya engkau bisa bertemu dengan Yesus Kristus”. Sifat seperti ini sulit dimiliki. Kalau Saudara tidak punya kemampuan kumpulkan orang ya gampang mengatakan “saya kumpulkan engkau untuk orang lain”, orang yang ikut Saudara mengatakan “memang saya merasa tidak kamu kumpulkan”. Tapi Yohanes Pembaptis punya kemampuan seperti ini, lalu dia mengatakan “sekarang kamu ikut Yesus”. Setelah Yesus muncul, pelayanan Yohanes mulai pelan-pelan turun, murid-muridnya tinggalkan dia ikut Kristus, setelah itu dia ditangkap, dipenjara, tunggu saat eksekusi sampai akhirnya dia dimatikan. Orang lupa akan dia, kalau Yesus tidak ingatkan apa yang sudah dia lakukan. Maka Yohanes Pembaptis pelan-pelan makin turun, Yesus makin lama makin mulia. Inilah panggilan Tuhan kepada sang pembuka jalan ini. Maka Yohanes Pembaptis adalah orang yang sangat besar, Yesus sendiri mengatakan “tidak ada orang yang lahir dari manusia yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis”. Apakah Yesus tidak lebih besar dari Yohanes Pembaptis? Yesus mengatakan “yang dari sorga, yang di sorga yang paling kecil pun tetap lebih besar dari Yohanes Pembatis”. Yesus sedang mengatakan dalam dunia Perjanjian Lama, Yohanes paling besar, nabi-nabi lain kalah dari Yohanes karena Yohanes melihat penggenapannya di dalam Kristus. Tetapi pengikut Kristus yang paling kecil pun sebenarnya lebih istimewa dari Yohanes Pembaptis, karena boleh mengikuti Tuhan Yesus. Inilah hal berikutnya yang Lukas mau nyatakan, ada pendahulu yang mempersiapkan umat untuk memandang kepada Kristus. Dan di dalam zaman sekarang kita semua juga disiapkan oleh Firman Tuhan untuk menyambut Kristus yang akan datang kembali. Kita menjadi umat yang fokus penglihatannya adalah kepada Kristus. Kita menjadi umat yang imannya bergantung kepada Kristus dan yang mengatakan “aku rindu Tuhan boleh datang menyatakan persekutuan yang intim dengan saya, dengan kami semua umatNya dengan sempurna”. Inilah yang dinyatakan dalam pendahuluan Injil Lukas, sebelum berbicara tentang Sang Mesias ada persiapan Tuhan ada umat yang menyambutNya. Kiranya kita menjadi umat yang juga menyambut Tuhan, merindukan dia dan boleh menggumulkan hidup yang disiapkan untuk kemuliaan Kristus.
(Ringkasan belum diperiksa oleh pengkhotbah)
- Latar Belakang Lagu
- 6 Apr 2014
Bila Kupandang Salib-Nya ~ When I Survey the Wondrous Cross
Apa yang senang kita pandangi di dalam hidup keseharian kita? Ada orang-orang yang adalah budak nafsu yang senang memandangi gambar-gambar yang tidak senonoh. Ada orang-orang yang adalah budak uang yang senang memandangi uang atau jumlah rekening di buku ta-bungannya. Ada anak-anak muda yang senang memandangi tokoh idola- nya yang ganteng atau cantik. Ada juga yang senang memandangi produk-produk terbaru dari jenis barang yang disukainya. Dan juga ada yang ge-mar memandangi refleksi dirinya di dalam cermin. Hal-hal yang kita pan-dangi ada yang wajar untuk dipandang dan dinikmati dengan sewajarnya, tapi ada juga yang sama sekali tidak layak untuk dipandang. Namun yang pasti, segala hal yang memikat pandangan kita itu memanifestasikan apa yang menjadi ketertarikan hati kita.
Marilah kita untuk sejenak mengalihkan pandangan kita dari hal-hal tersebut dan memandang Salib Raja kita, Tuhan Yesus Kristus: di sana-lah Sang Anak Allah tersalib. Apakah ini pandangan yang mengenakkan? Di satu sisi, tidak. Siapa yang senang melihat tubuh yang terluka, wajah yang rusak, atau kepala yang berdarah? Tapi jangan tutup matamu! Teta-plah pandangi salib itu! Biarkan pemandangan itu berkata-kata kepada jiwamu. Pemandangan itu sedang mengatakan bahwa terlukanya tubuh Kristus adalah luka-luka borok di dalam hatimu, rusaknya wajah Kristus adalah kerusakan gambar Allah di dalam dirimu, dan darah di kepala Kristus adalah kebobrokan pikiranmu. Jangan kabur dari dirimu sendiri! Tetaplah pandangi salib itu! Di dalam salib itu ada kenyataan yang pahit tentang dirimu yang berdosa, dirimu yang hina, dirimu yang layak dibuang dari hadirat Allah.
Tetaplah pandangi salib itu. Perlahan, kepahitan realita hidup kita yang ditelanjangi oleh salib itu menjadi sesuatu yang manis, bahkan hal termanis di dalam hidupmu. Di dalam salib, engkau diterima se-bagaimana adanya. Di dalam salib, engkau diampuni dari segala dosamu. Di dalam salib, hatimu diobati sehingga gambar Allah di dalam dirimu bisa pulih. Tetaplah pandangi salib itu dan engkau akan tersenyum. Di dalam salib itu engkau sekarang menemukan senyuman Allah. Ada tangan yang terbuka yang menyambut engkau sebagai anak. Ada kesembuhan dari setiap kebiasaan berdosa yang sudah begitu membelenggu hidup kita. Tetaplah pandangi salib itu.
Charles Wesley, pencipta lirik lagu “When I Survey the Wondrous Cross”, sungguh mengerti kuasa transformasi di dalam memandangi salib Kristus. Salib itu akan melepaskan kita dari segala pemandangan yang membelenggu kita di dalam pemberhalaan. Ketika kita memandang salib Kristus, hal yang lain menjadi redup di bawah terang keindahan salib-Nya. Kiranya lagu ini boleh dipakai oleh Roh Kudus untuk mendorong kita un-tuk terus memandangi salib Kristus dan hidup kita boleh terus disem-buhkan oleh cinta kasih Allah
- Latar Belakang Lagu
- 6 Apr 2014
Tema Lagu April 2014 – Kematian dan Kebangkitan Yesus
Dalam rangka merayakan Jumat Agung dan Paskah, tema puji-pujian di kebaktian umum bulan April adalah “Kematian dan Kebangkitan Kristus”. Tidak ada tema lain di dalam sejarah yang mendorong manusia dengan gerakan yang sebegitu kuatnya untuk menciptakan lagu-lagu yang indah, selain daripada cinta kasih Allah yang nyata di dalam Yesus Kristus. Sejak dari masa Perjanjian Lama sampai pada saat ini, umat Allah adalah umat yang bernyanyi, karena kita telah didorong oleh tingginya, da-lamnya, luasnya, dan lebarnya kasih perjanjian yang dicurahkan TUHAN Allah kepada kita. Kasih Allah yang teramat besar ini berpuncak di dalam kematian dan kebangkitan Kristus.
Kematian dan kebangkitan Kristus adalah inti dari berita kesela-matan. Kematian dan kebangkitan Kristus bukanlah sekedar satu hal ajaib yang terjadi di dalam sejarah tanpa ada kaitan dengan kita yang hidup hampir 2000 tahun setelah kejadian tersebut. Pohon yang terkutuk itu menjadi pohon berkat bagi kita. Bukit kematian itu mengalirkan air hidup bagi kita. Di dalam kematian Kristus, kita ikut mati bersama-sama dengan Dia. Di dalam kebangkitan Kristus, kita ikut bangkit bersama-sama dengan Dia. Barangsiapa beriman kepada Kristus, ia dipersatukan dengan Kristus, sehingga apa yang Yesus Kristus kerjakan teraplikasikan di dalam dirinya.
Di dalam bidang teologi sistematika, biasanya para teolog Reformed membagi penebusan menjadi dua bagian: penebusan yang telah digenapi oleh Kristus (redemption accomplished) dan penebusan yang diaplikasi-kan kepada kita (redemption applied). Redemption accomplished biasa dibahas di dalam topik Kristologi, sedangkan redemption applied biasa dibahas di dalam topik soteriologi. Dua hal tersebut bisa dibedakan, na-mun tidak bisa dipisahkan. Apa yang dikerjakan oleh Kristus secara “objektif” di dalam sejarah itu berkait langsung secara “subjektif” di da-lam diri kita melalui karya Roh Kudus yang mempersatukan kita dengan Kristus.
Begitu pula puji-pujian Kristen yang bertemakan kematian dan kebangkitan Kristus dapat dibedakan menjadi dua: yang menekankan ten-tang apa yang Kristus sudah kerjakan di dalam sejarah, dan yang menekankan tentang apa yang terjadi di dalam hidup kita secara nyata pada saat ini. Namun, sekali lagi, kedua hal itu adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketika kita memandang dengan kagum kematian dan kebangkitan Kristus, hidup kita diubahkan. Ketika hidup kita diubahkan oleh Roh Kudus, hidup kita semakin serupa dengan Kristus yang meren-dahkan diri hingga mati di atas kayu salib. Redemption accomplished tidak mungkin tidak teraplikasikan di dalam diri umat pilihan; redemption ap-plied tidak mungkin terjadi tanpa karya Kristus. Kedua hal tersebut ibarat satu koin dengan dua sisinya yang berbeda.
Pembedaan dua hal tersebut berguna untuk membuat kita sadar akan limpahnya keselamatan yang TUHAN Allah berikan kepada kita. Ma-ta kita terlalu terbatas untuk melihat kedua sisi mata uang itu secara sekaligus. Namun ketika kita melihat satu sisi, kita selalu ditarik untuk melihat sisi yang lainnya, hingga kita terhilang di dalam kekaguman kita akan karya Allah di dalam Kristus dan di dalam hidup kita. Kiranya puji-pujian yang kita nyanyikan di bulan April akan membantu kita melihat kelimpahan tersebut.
- Latar Belakang Lagu
- 6 Apr 2014
Ia Meneduhi Jiwaku ~ He Hideth My Soul
Kegelisahan adalah fakta hidup manusia di dalam dunia ini. Ada orang-orang yang gelisah karena kesulitan ekonomi, ada juga yang lain gelisah karena tekanan sosial, dan yang lain lagi gelisah karena rusaknya relasi dengan sesama. Tetapi apakah benar bahwa itu semua adalah sumber permasalahan dari kegelisahan jiwa kita?
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa sumber permasalahan dari kegelisahan yang melanda seluruh umat manusia sebenarnya adalah rusaknya relasi manusia dengan Allah. Kita diciptakan untuk berteduh di dalam naungan kasih Allah, namun kita memusuhi Allah dan berdosa melawan Dia. Dari rusaknya relasi dengan Allah inilah timbul segala kegelisahan-kegelisahan yang lain.
Marilah kita perhatikan hidup Tuhan Yesus. Ia hidup dalam keterbatasan ekonomi, dipandang hina secara sosial, dan dimusuhi oleh berbagai pihak: baik kaum Farisi, Herodes, Pilatus, bahkan oleh murid-Nya sendiri. Namun, di tengah segala kesesakan hidup tersebut, Tuhan Yesus sangatlah stabil dan penuh dengan damai sejahtera, karena Ia senantiasa berpaut kepada Bapa-Nya yang terkasih dan Ia selalu berteduh di dalam kasih Bapa-Nya. “Aku tinggal di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku” (Yohanes 14:11). Apakah hati kita pun bisa mengalami perteduhan yang dialami oleh Yesus Kristus di dalam Bapa?
Lagu “Ia Meneduhi Jiwaku” yang diciptakan oleh Fanny Crosby merupakan pujian kepada Tuhan Yesus Kristus, yang disebut sebagai Juruselamat yang ajaib (A wonderful Saviour), karena Ia meneduhi jiwa kita ibarat batu karang yang besar dan kokoh. Ditengah perjalanan hidup kita yang diibaratkan sebagai perjalanan di gurun dunia, kita berteduh di bawah batu karang tersebut. Terlebih lagi, dari batu karang tersebut memancar air kehidupan, sehingga jiwa kita yang haus bisa mendapatkan kelegaan yang sungguh.
Kita hanya bisa mendapatkan kedamaian jiwa yang sejati di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dengan pengorbanan-Nya di atas kayu salib, kita diperdamaikan dengan Allah. Bagi kita yang berteduh di dalam Kristus, Allah bukan lagi musuh kita, melainkan Bapa kita. Roh Kudus memampukan kita, di dalam segala pergumulan hidup kita yang berat, untuk berseru kepada Allah dan memanggil-Nya, “Bapa” (Roma 8:15)! Terlebih lagi, dengan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, kita dimampukan untuk mengalami kesembuhan demi kesembuhan dari kerusakan natur kita di dalam dosa. Dari kebangkitan-Nya, air hidup itu memancar secara berlimpah, sampai kepada kekekalan!
Apa yang menjadi sumber penghiburan terbesar di dalam hidup Saudara? Kemapanan ekonomi, kuasa, atau kebijaksanaan kita sendiri? Itu semua bukanlah mata air hidup yang di dalamnya kita bisa mendapatkan sukacita dan kedamaian yang berkelimpahan. Itu semua bisa menjadi berhala yang menggantikan sumber sukacita kita yang sejati. Kembalilah kepada Yesus Kristus, Gembala jiwa yang Agung itu, yang memanggil hatimu untuk berbalik dan kembali berteduh di dalam Dia
- Latar Belakang Lagu
- 6 Apr 2014
SalibNya ~ Near The Cross
Banyak orang zaman post-modern ini yang menganggap bahwa semua pujian untuk Tuhan itu semua sama saja, diciptakan siapapun juga sama. Bukankah semua orang memiliki hak untuk mengekspresikan diri untuk Tuhan? Apalagi menciptakan lagu bukankah yang penting niatnya? Asalkan dengan lagu yang dicipta kita dapat merasakan hadirat Tuhan kan?
Bagaimanakah pandangan gerakan Reformed (baca: yang dianggap kolot) mengenai pertanyaan-pertanyaan ini?
Kita perlu menyadari bahwa tidak semua jenis musik sama saja karena dari sisi penciptaannya saja kita dapat melihat bahwa semua penciptaan musik merefleksikan penciptanya baik dari sisi pergumulan hidup, kewarga-negaraannya, roh zaman ketika penciptaan, pengaruh teologisnya, pendidikannya, motivasinya, dan terutama relasi pribadi antara sang pencipta lagu dengan Tuhan. Kita ambil contoh ekstrim saja, bagaimana lagu-lagu coptaan Fanny Crosby tentunya memiliki bobot dan kualitas jauh lebih baik dibandingkan dengan ciptaan “calon” presiden kita, Rhoma Irama.
Bagaimana tidak?! Fanny Crosby adalah seorang yang taat dan takut akan Tuhan, di dalam pergumulannya, di dalam kebutaan fisiknya, ia justru memegang rekor menciptakan lagu Kristen paling banyak, yaitu 8.500 lagu! Jumlah ini pun tidak termasuk himne-himne (puisi) yang belum ditemukan, karena sebagai wanita ia banyak menggunakan nama pena atau nama samaran lainnya. Iman dan relasinya yang intim dengan Tuhan dapat kita simpulkan lewat dialog Fanny Crosby dengan penginjil besar D. L. Moody. Moody bertanya, “Jika engkau hendak dikabulkan doamu oleh Tuhan, akankah engkau meminta agar matamu disembuhkan?”. Tertegun Fanny Crosby menjawab, “Lebih baik aku buta di dunia, karena kerinduanku adalah ketika aku mati dan dipanggil Tuhan, ketika aku membuka mataku, hal yang pertama kulihat adalah Ia yang menebus aku”.
Dalam lagu ciptaannya ini, “Salib-Nya, Salib-Nya, s’lamanya mulia!”, kemuliaan di dalam salib yang hina merupakan rahasia yang begitu besar dan paradoks (1 Korintus 1:31, Galatia 6:14, 2 Korintus 12:9). Pdt. Dr. Stephen Tong berkata bahwa orang pertama yang mempertemukan tema salib sebagai kemuliaan bukan toko teologi besar tetapi seorang nenek tua yang buta bernama Fanny Crosby. Mungkinkah seseorang dapat menciptakan himne dengan kualitas seperti ini tanpa menghidupi arti dan nilai anugerah di balik kemuliaan Salib yang hina? Tanpa kesaksian hidup dan pergumulan yang nyata, musik yang tercipta akan menjadi kosong dan palsu.
Fanny Crosby selama hidupnya tidak pernah menjadi kaya raya, seringkali ia malah berkekurangan karena ia banyak memberikan uangnya kepada yang memerlukan. Ia mungkin tidak menjadi kaya dari ribuan himne dan jutaan manusia yang menyanyikan karya ciptaannya, namun ia dapat bermegah di dalam Salib Kristus yang mulia itu.
Kita sering meremehkan kemurah-hatian Tuhan, kita menganggap dengan hanya niat yang baik saja Tuhan akan menerima semua bentuk persembahan kita. Tuhan punya hak untuk menolaknya jika cara kita tidak sesuai dengan keinginan Tuhan (Kejadian 4:1-6) dan Tuhan tidak mengindahkan kita.
Mari kita belajar pentingnya faktor siapakah composer di dalam musik, lewat Fanny Crosby kita dapat melihat contoh yang baik dalam penciptaan musik yang layak untuk Tuhan, melihat seseorang yang begitu mengenali Penciptanya hingga mampu menjabarkan rahasia Salib yang begitu dalam, namun tetap rendah hati di dalam talenta yang diberikan Tuhan, serta menghubungkan kecacatan fisiknya dengan harapan pertemuan kembalinya dengan Tuhan. Banyak yang kita dapat pelajari dari Fanny Crosby hanya dengan mempelajari dan menyanyikan 20-30 himne yang sering dinyanyikan saja, apalagi jika kita dapat mempelajari dan menyanyikan 8470 himne lainnya bukan?
- Latar Belakang Lagu
- 6 Apr 2014
Jangan Engkau Lalu ~ Pass Me Not, O Gentle Saviour
Himne yang dipakai di dalam Gereja Reformed Injili Indonesia banyak diambil dari buku kidung pujian, seperti buku Kidung Jemaat (GKI), Kidung Puji-Pujian Kristen (Gereja-gereja Tionghoa), Kidung pujian reformed injili (KPRI), buku pujian Perkantas, dan masih banyak lagi. Buku pujian yang berisi kompilasi himne yang agung ini muncul dari tradisi gerakan reformasi dan mulai berkembang setelah Calvin dan Luther melihat pentingnya bernyanyi berjemaat (congregational singing). Lalu seiring dengan inovasi Gutenberg yang menciptakan mesin cetaknya, gereja mulai banyak mempublikasikan literatur Kristen, baik dari Alkitab, buku filsafat, hingga buku-buku lagu pujian Kristen.
Namun kita harus mengamati sejarah dan latar belakang pemilihan lagu yang tercantum dalam buku-buku pujian ini, karena harus dapat dipertanggungjawabkan secara menyeluruh, baik dalam sisi teologis dan juga sisi estetika keindahan musik tersebut. Mengingat bahwa himne-himne ini terciptakan oleh gerakan atau denominasi yang berbeda-beda. Seperti Lutheran (Paul gerthard, Phillp Nicolai), Calvinist (Louis Borgoueise), Methodist (Charles Wesley, Fanny Crosby), Baptis (Gloria Gaither), bahkan di dalam Gerakan Reformed Injili (Pdt. Dr. Stephen Tong, Pdt. Billy Kristanto). Perbedaan denominasi dan teologis mempengaruhi dimasukannya beberapa lagu tertentu ke dalam buku-buku pujian.
Lalu bagaimanakah lagu ini? Kita baca kata-kata aslinya dalam bahasa Inggris yang berkata, ”Pass me not, O Gentle Saviour, Hear my humble cry, While on others Thou art calling, Do not pass me by. Bukankah bagi orang Reformed lagu ini berkesan kurang ‘TULIP’? Bukankah lagu ini berkesan kita yang tidak terpanggil dan dipilih Tuhan (While on others Thou art calling), memohon agar Tuhan bisa mendengar panggilan kita (Do not pass me by)? Jika demikian mengapa lagu ini ada di dalam hampir semua buku pujian Kristen?
Fanny Crosby terinspirasikan menuliskan lagu ini ketika ia sedang melakukan PI bersama rekan-rekannya kepada para narapidana di salah satu penjara. Satu sel demi satu sel Fanny layani dengan pemberitaan Injil dan menyanyikan lagu pujian. Namun karena waktu besuk terbatas dan tidak semua sel dapat dilayani, Fanny Crosby harus menyudahi pelayanannya dan mereka dipersilakan oleh sipir menuju pintu keluar. Tetapi karena banyak yang belum terlayani, Fanny Crosby pun dengan berat hati segera bergegas. Namun tiba-tiba dari sebuah sel yang belum dilayani, terdengar suara yang begitu pilu berkata, “Tolong, jangan engkau lalui aku.”. Fanny Crosby menulis dalam surat-suratnya bahwa ketika ia menulis himne ini, suara pilu dari satu sel itu terngiang di dalam pikirannya, sama seperti suara dua orang buta meraung-raung mencari Yesus (Matius 20:29-31). Teringat besar kasih Tuhan Yesus yang akan mendengarkan suara orang yang mencariNya, lalu terciptalah himne ini.
Sebagai orang reformed yang mengerti kedaulatan Tuhan, mudah sekali untuk kita menghakimi himne ini secara teologis kurang tepat, tetapi bukankah faktanya kita telah berdosa dan tidak layak lagi bersama dengan Tuhan, malah justru SEHARUSNYA Tuhan lewati? Bukankah harusnya kita bernyanyi demikian? Pujian ini secara universal menaruh posisi kita sebagai orang yang memohon kepada Tuhan, agar Tuhan memberikan berkat-Nya kepada kita.
Himne yang agung mendorong jemaat kembali kepada Firman dan memposisikan kebenaran Firman Tuhan dalam liriknya di posisi utama, secara bersamaan menyatukan para penyanyinya secara universal, baik dari denominasi dan latar belakang teologis manapun. Hingga kini hampir semua buku pujian selalu mencantumkan himne ini di dalamnya.
- Latar Belakang Lagu
- 6 Apr 2014
Rescue The Perishing ~ Selamatkanlah Yang Akan Binasa
Lagu Rescue the Perishing yang diciptakan Fanny Crosby ini memiliki satu kisah yang sangat menggerakkan hati. Berikut adalah kisah Fanny Crosby sendiri mengenai insiden yang terjadi dalam penggubahan lagu tersebut:
“Pada waktu saya berkhotbah kepada satu kelompok pekerja pada satu sore yang panas di bulan Agustus, ada satu hal terus menggugah pikiran saya yang mengatakan bahwa ada satu anak laki-laki dari seorang ibu yang harus diselamatkan pada malam itu atau dia tidak akan diselamatkan sama sekali. Maka saya meminta bahwa jika ada satu orang anak laki-laki yang sedang mendengar khotbahnya, yang sudah berpaling dari ajaran ibunya, saya mengundang dia untuk datang dan berbicara dengan saya sesudah kebaktian. Ada seorang muda berumur 18 tahun datang dan berkata, ‘Apakah orang yang Anda maksud adalah saya? Saya sudah berjanji kepada ibu saya untuk bertemu dengannya di surga; tetapi jika saya hidup dengan cara hidup saya sekarang, hal itu adalah sesuatu yang mustahil.’ Kami berdoa untuk dia, dan dia berdiri dengan cahaya baru di matanya. Dia berseru dengan seruan kemenangan, ‘Sekarang saya dapat bertemu dengan ibu saya di surga, karena saya telah menemukan Allah ibuku.’
Beberapa hari sebelumnya, Mr. Doane mengirimkan kepada saya satu topik, ‘Selamatkanlah yang akan Binasa,’ dan ketika saya duduk di sana pada sore itu datanglah satu barisan kata-kata, ‘Rescue the perishing, care for the dying.’ Saya tidak dapat memikirkan hal lain lagi malam itu. Saya menggubah lirik lagu itu seketika itu juga dan himne itu juga seketika siap untuk melodinya. Hari berikutnya lirik tersebut sudah selesai ditulis dan langsung dikirimkan kepada Mr. Doane, yang menuliskan musik yang indah dan menyentuh seperti yang ada sekarang.
Di November 1903, saya pergi ke Lynn, Massachusetts, untuk berkhotbah di Young Men’s Christian Association. Saya menceritakan kepada mereka insiden yang memimpin saya untuk menulis lagu ‘Rescue the Perishing,’ seperti yang saya tulis di atas. Setelah pertemuan tersebut, banyak pemuda berjabat tangan dengan saya, dan salah satu pemuda terlihat sangat tergerak. Saya begitu terkejut ketika dia berkata, ‘Miss Crosby, saya adalah anak laki-laki yang tiga puluh lima tahun yang lalu sudah berpaling dari Allah ibuku. Pada sore ketika Anda berkhotbah dalam pertemuan misi tersebut saya mencari dan mendapatkan kedamaian, dan saya telah mencoba untuk menghidupi kehidupan Kristen yang konsisten sejak saat itu. Jika kita tidak bertemu lagi di dunia, kita akan bertemu di sana.’ Ketika dia mengatakan hal ini, dia mengangkat tanganku ke bibirnya (ket.: Fanny Crosby adalah seorang buta); dan ketika saya kembali dari keterkejutan saya, dia sudah pergi, dan sampai sekarang saya tidak mengenal namanya. Dia terus teringat di dalam hati saya setiap saya mengingat melodi lagu ‘Rescue the Perishing’.”
Kiranya lagu ini juga menggerakkan kita dengan satu urgensi untuk menjangkau orang-orang yang belum mengenal Injil Kristus, karena mungkin momen itu adalah satu-satunya momen yang Roh Kudus ingin pakai untuk kita memberitakan Yesus Kristus, satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan orang tersebut dari dosa.
Sumber: http://cyberhymnal.org/htm/r/e/rescuetp.htm