Lalu ayat yang ketiga, bagaimana orang Kristen bisa cope dengan pemerintahan? Dengan memperjuangkan yang baik. Saudara berjuang untuk yang baik, Saudara bisa alami dua hal, yang pertama Saudara diganggu oleh pemerintah, yang kedua Saudara didukung oleh pemerintah. Kalau pemerintah mengganggu bagaimana? Kalau pemerintah mengganggu, maka Saudara mesti punya cara untuk berpikir ada keseimbangan di dalam kondisi yang kacau ini. Bagaimana pemerintah yang jahat harusnya ditangani? Itu tema yang mungkin tidak bisa kita bahas hari ini. Tetapi Paulus tidak mungkin memberikan usulan pemberontakan. Orang-orang Zelot dalam tradisi Israel hanya tahu satu hal, berontak. Tapi Paulus mengatakan “Tidak, kamu kalau ada di dalam kondisi apapun pemerintahanmu, kalau kamu melakukan apa yang baik dan pemerintahanmu baik, kamu akan dipuji. Kalau tidak, Tuhan akan hakimi pemerintah”, ini yang jadi pengertian yang dikaitkan dengan pasal 12. Tuhan menghakimi siapapun yang menindas kamu. Kalau yang menindas kamu adalah pemerintah, tunggu waktu Tuhan, Jika engkau bukan orang yang berkewajiban untuk mengimbangi pemerintahan itu. Kalau Saudara dipanggil masuk politik, imbangi kekuasaan yang kacau dengan keberanian untuk berjuang. Jika tidak, maka Saudara tetap sabar, tetap tekun, tetap jalankan bidangmu, tetap jalankan kebaikan, biar Tuhan yang hancurkan pemerintahan yang jahat. Pemerintahan yang jahat ada waktunya, serahkan penghakiman kepada Tuhan, kerjakanlah yang baik. Tapi kalau pemerintahmu masih ada baiknya, kalau kamu kerjakan hal yang baik, pemerintah itu akan dukung kamu, dan kamu akan sejahtera di dalamnya, karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Jadi di sini ada kalimat yang simple, lakukan yang baik dan pemerintah yang baik akan akan dukung kamu, lakukan yang jahat maka pemerintah yang baik akan hancurkan kamu. Lakukan yang baik maka pemerintahan yang jahat mungkin akan menindas kamu, tapi biar Tuhan yang hakimi. Lakukan yang jahat maka kamu akrab dengan pemerintah yang jahat, tapi Tuhan akan hakimi kalian berdua. Itulah yang menjadi pesan yang Paulus mau nyatakan.
Lalu di dalam bagian selanjutnya, bayar pajak kepada pemerintah. Jadi jangan lawan pemerintah hanya karena kepentingan ekonomi dan jangan dukung pemerintah hanya karena kepentingan ekonomi. Di dalam tradisi Calvinis, terutama Neo-Calvinis, berhala itu adalah aspek yang dijadikan total, itu berhala. Uang penting, yang dikritik bukan orang cari uang, yang dikritik adalah orang yang menganggap uang segalanya. Kalau uang segalanya, pemerintah pun dinilai pakai uang. Pemerintah punya kewajiban mengelola negara, pemerintah punya hak dapat pajak berikan pajak. Jangan memberontak hanya karena faktor ekonomimu. Berbahagialah orang Kristen jika Tuhan pakai kita, gerejanya untuk terus bersuara menyatakan kehendak Tuhan di dalam setiap bidang. Tuhan memberkati kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)