Lalu di dalam Mazmur 82 dikatakan disitu bahwa Tuhan adalah Allah yang memimpin allah-allah lain, ini kata yang unik, yang Saudara harus tahu ada di Alkitab. Di dalam Mazmur pasal 82 ada kata Elohim tapi itu tidak dikenakan untuk Tuhan. Jadi kalau sudah ketemu orang Kristen yang mengatakan “Orang Kristen harusnya tidak pakai kata Allah, harusnya pakai kata Elohim. Allah itu dari Arab, Elohim itu yang benar”, “Elohim itu apa?”, “Itu artinya nama Tuhan”. Elohim itu artinya Allah, sama. Di dalam Mazmur 82, kata Elohim itu bahkan dipakai untuk raja. Mari kita baca Mazmur 82, di dalam ayat yang pertama dikatakan “Allah berdiri dalam sidang Ilahi, diantara Elohim”, itu kata aslinya, “Ia menghakimi berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim dan memihak kepada orang asing?”, ini Tuhan berkata kepada para allah. Siapa para allah? Di dalam ayat yang ke-6 “Aku sendiri telah berfirman kamu adalah Elohim dan anak-anak yang maha tinggi”, Elyon, “anak-anak Yang Maha Tinggi kamu sekalian. Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas”. Maksudnya apa, mengapa Tuhan menghakimi allah, apakah ada banyak allah? Ada, allah-allah itu adalah para raja. Kadang-kadang raja disebut allah atau anak allah. Makanya kalau Saudara kembali ke dalam kejadian sebelum air bah, “Anak-anak Allah melihat anak-anak perempuan manusia lalu menyukainya, menikah dengan siapa pun yang diinginkan”, orang tafsirkan ini malaikat, anak-anak Allah sama dengan malaikat. Tidak, dalam Mazmur 82, anak-anak Allah adalah raja-raja di bumi, “Hai raja-raja di bumi, berapa lama lagi kamu menghakimi dengan lalim, berapa lama lagi? Kalau terus begitu, Aku akan matikan kamu seperti orang lain mati”, tidak ada wibawa, tidak ada kemuliaan. “Kamu akan mati secara hina”, itu yang Tuhan nyatakan. Maka ayat 8 mengatakan “Bangunlah Allah, hakimilah bumi sebab Engkaulah yang memiliki segala bangsa”. Allah pemilik segala bangsa dan raja bangsa-bangsa itu adalah yang Tuhan angkat mirip Tuhan menjadi Allah, Elohim, tetapi dia adalah allah yang di bawah Allah sejati. Jadi Tuhan memberikan title hebat kepada para pemimpin, Elohim. Tapi Tuhan mengatakan “Aku menghakimi kamu ya para allah”. Lalu di dalam Mazmur 115 misalnya, di situ dikatakan ayat yang pertama, “Bukan kepada kami Ya Tuhan, tapi kepadaMulah beri kemuliaan. Oleh karena kasihMulah, oleh karena setiaMu, mengapa bangsa-bangsa akan berkata dimana Allah mereka? Allah kita di sorga, Ia melakukan apa yang dikehendakiNya. Mirip dengan Mazmur 2, bangsa-bangsa mengatakan “Mari kita lawan, mereka tidak setuju Tuhan”. Tapi Tuhan yang tersembunyi adalah Tuhan yang beda dengan berhala. Berhala tidak mampu menghakimi raja-raja, berhala dimanfaatkan oleh raja-raja. Raja-raja dunia mengklaim diri mereka diperkenan oleh Tuhan demi keutuhan politik mereka, ini baru propaganda. Para raja mengatakan “Kami adalah anak allah, kami adalah milik dewa dan kami diberkati oleh dewa. Siapa lawan kami berarti melawan dewa”, itu raja-raja palsu. Tetapi Tuhan tidak demikian, di dalam Tuhan dinyatakan bahwa Dia adalah yang menghakimi bangsa-bangsa, Dia adalah yang akan menghancurkan raja-raja dan Dialah yang akan menyingkirkan segala yang fasik, segala yang cemar yang ada dibumi. Dia adalah yang menghakimi raja-raja, bukan yang dimanfaatkan oleh raja-raja, ini yang ditekankan di dalam Mazmur yang ke-115. Lalu satu bagian, saja mengajak kita juga baca di dalam Mazmur yang ke-110, “Demikianlah firman Tuhan kepada tuanku, duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu. Tongkat kekuatanmu akan diulurkan Tuhan dari Sion, memerintahlah di antara musuhmu. Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju dengan berhiaskan kekudusan dari kandungan fajar tampil bagimu keremajaan seperti embun. Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak menyesal. Engkau adalah imam untuk selama-lamanya menurut Melkisedek. Tuhan ada di sebelah kananmu, Ia meremukan raja-raja pada hari murkaNya. Ia menghukum bangsa-bangsa sehingga mayat-mayat bergelimpangan”, dan seterusnya. Mazmur 110 mengatakan ada raja yang juga imam, ini raja yang juga imam, raja yang berserah ke Tuhan. Dan untuk raja ini Tuhan memberikan otoritas begitu besar. Tuhan akan menghancurkan setiap musuhnya dan Tuhan akan membunuh dengan cara yang kejam, ini Mesias, inilah Kristus. Allah adalah Pemimpin sejati, lalu diangkat Kristus menjadi wakilNya yang sempurna. Lalu Kristus yang sempurna ini adalah yang memegang raja-raja lain di bumi. Bagaimana cara Kristus menguasai raja-raja di bumi? Dengan menjadikan diriNya teladan. Jadi Kristus adalah teladan sehingga raja-raja di bumi mesti belajar tunduk kepada Dia, kalau tidak Allah akan menghancurkan raja-raja. Berarti di dalam pengertian Perjanjian Lama, Allah adalah Raja dan karena Allah peduli kepada bumi, Allah mengangkat raja-raja di bumi. Raja-raja di bumi penting, raja-raja di bumi dihargai oleh Tuhan sedemikian, raja-raja di bumi dihakimi oleh Tuhan. Itu sebabnya Saudara dan saya perlu melihat porsi yang sangat besar dari politik dalam kehidupanmu dan saya. Saudara kalau diminta berjuang, salah satunya berjuang untuk apa? Berjuang untuk kehidupan masyarakat yang baik terutama dari sisi politik. Politik bukan cuma bidang yang penting bagi para politisi, politik adalah bidang yang Tuhan sangat ingin untuk menyatakan kemuliaanNya. Dari pengertian itu baru kita sadar Paulus mengatakan kalimat yang beda dengan apapun yang bisa digunakan sebagai propaganda. Paulus mengatakan “tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah”, lalu orang Kristen dengan ini menyatakan “Iya saya mengerti, karena pemerintah diangkat oleh Tuhan. Sebab mereka adalah hamba Tuhan untuk kebaikan”. Hamba Tuhan yang disyaratkan oleh Tuhan untuk tunduk kepada Tuhan. Di dalam kebudayaan dari zaman kuno, raja-raja punya kemampuan untuk atur apapun yang dia mau. Yang pertama membuat pembatasan itu Persia, Persia adalah kerajaan yang cari semua kebijakan dari raja-raja sebelumnya yang tercatat. Raja yang berikut diikat oleh undang-undang yang sudah dijadikan tradisi dari raja-raja sebelumnya. Maka Raja Persia di dalam tradisi yang berinteraksi dengan umat Tuhan adalah raja-raja yang terbiasa ada aturan. Bukan raja yang sembarangan membuat kekacauan dan keributan. Ini yang kemudian menjadi prinsip dari teologi Kristen, terutama dalam tradisi Reformasi. Di dalam Kerajaan Inggris, orang-orang yang dipengaruhi Protestan mulai giat untuk membangun penyeimbangan kekuasaan, raja tidak boleh berkuasa sewenang-wenang. Mesti ada pembuat aturan, maka ada parlemen yang dibentuk untuk mengimbangi raja. Lalu orang-orang Puritan yang ada di Inggris sangat concern untuk masuk parlemen, sangat concern untuk teologi masuk di dalam bidang politik. Maka kalau Saudara mengerti orang Kristen sebagai orang saleh yang kerjanya doa, baca Alkitab, menyelidiki Kitab Suci, hidup sendiri, mencintai dan tidak urus pemerintahan itu salah. Orang Puritan sangat ingin pemerintahan Inggris dikuasai oleh Teologi Reformed, maka mereka memperjuangkannya. Ketika mereka sudah masuk parlemen, salah satu yang mereka batasi adalah kebijakan raja menyatakan perang. Satu kali Raja Inggris mengatakan “Saya mau perang dengan orang-orang di bagian Utara, Irlandia atau Scotland. Saya mau perang”, parlemen bilang “Tidak bisa perang, ini bagian dari yang kamu atur juga”, “Tidak bisa perang, ini perang Saudara. Kalau kamu adakan perang saudara, engkau melakukan kejahatan kepada Kerajaan Inggris. Engkau melakukan treasoning”. Ini pertama kali parlemen berani ngomong ke raja “Kamu kalau berani menyerang, kamu berkhianat kepada negara ini”, waktu itu raja Charles marah “Aku raja, aku berhak untuk melakukan apa yang aku mau”. Tapi parlemen bilang “Tidak, kalau kamu berani melakukan perang ini, kamu berkhianat dan hukuman untuk berkhianat adalah hukuman mati”. Raja Inggris tetap perang, lalu parlemen menjatuhi hukuman mati. Tapi Raja Inggris mengatakan “Berani menangkap saya? Kita perang dulu”, akhirnya tentara parlemen perang dengan tentara raja, ini perang saudara di Inggris terpaksa terjadi. Setelah perang terjadi, kekuatan Raja Inggris makin lama makin lemah, tentara parlemen makin kuat. Inggris punya perang saudara mengerikan, menakutkan dan sangat brutal. Carl Trueman pernah mengatakan Inggris itu selalu mempelopori apapun yang Amerika populerkan. Saudara kalau kenal Civil War, perang saudara, ingatnya kan Amerika. Perang antara Utara dan Selatan itu terkenal sekali. Amerika punya perang saudara terkenal, tapi Inggris duluan. Pertama kali raja dijatuhi hukuman mati dan dipenggal itu di Inggris, bukan di Perancis. Ini yang membuat heboh. Orang bernama John Owen menjadi teolog yang dibesarkan di dalam suasana seperti ini, dia sangat concern dengan politik. Itu sebabnya ketika Oliver Cromwell pemimpin dari parlemen, waktu raja sudah tidak ada, dia mendapat tawaran “Maukah kamu jadi raja?”. John mendengarnya dan berpikir kira-kira Oliver Cromwell akan menjawab apa. Lalu ketika dia menjawab “Saya pikir-pikir dulu”, ini membuat John Owen marah sekali, “Kamu pikir-pikir dulu? Harusnya kamu langsung bilang tidak. Kamu harus bawa parlemen menjadi penyeimbang kekuatan, bukan menjadi raja sendiri. Kamu mau jadi monarki lagi, mau kuasai semua lagi? Kamu sudah berpengaruh kuat di parlemen, sekarang mau juga pengaruh kuat di kerajaan? Kamu jahat”. Tapi Cromwell tidak bilang “Iya”, dia cuma bilang “Mau mikir dulu”, itupun membuat John Owen marah sekali, “Kamu mau mikir dulu? Tidak bisa, kamu sudah pernah berpikir mau jadi diktator baru”. John Owen tahu betapa gawatnya pemimpin yang jahat, betapa gawatnya raja yang tidak ada penyimbangan kekuasaan di sekitar dia. Maka di dalam pemerintahan kerajaan ada keseimbangan dari yang lain supaya raja ada yang mengawasi. Kalau Saudara mengatakan “Saya tidak setuju dengan raja”, berjuanglah supaya ada penyimbangan kekuasaan dan masuk di dalam dengan cara yang teratur. Kalau orang mengatakan “saya tidak setuju raja, mari memberontak” maka yang akan tunggangi pemberontakan itu adalah the next dictator, diktator yang berikut yang akan naik, John Owen menyadari ini. Maka ketika pemimpin parlemen memikirkan “Apa saya jadi raja saja ya?”, itu jahat sekali bagi John Owen. Itu sebabnya penyeimbangan kekuasaan penting, raja tidak boleh menguasai segala sesuatu, dia mesti diimbangi. Tapi Raja tidak boleh dikudeta, disuruh turun dan dilawan dengan kekerasan yang tidak ada keteraturannya. Karena kalau ketidak-teraturan mengalahkan raja, ketidak-teraturan itu akan ditunggangi oleh diktator. Orang yang mau pikirkan politik mesti bagaimana, pemerintah mesti bagaimana, berbahagialah kamu. Kamu orang bahagia karena kamu dekat hatinya dengan Tuhan. Yang tidak suka khotbah model ini, jauh dari Tuhan, ini saya percaya sekali. Jika engkau tidak tertarik dengan yang dikhotbahkan hari ini, engkau perlu bertobat karena hatimu jauh dari Tuhan, engkau bukan milik Tuhan yang baik. Cintailah Tuhan, cintailah bangsamu. Bagaimana cintai bangsamu? Pikirkan politik, pikirkan hal yang penting di dalam ketidak-adilan di dunia ini mesti ditangani dengan bagaimana. Maka orang-orang mengatakan “Kalau tidak setuju pemerintah, kudeta saja. Buat garis, buat haluan kiri untuk melawan pemerintah. Dobrak, berontak, protes, demo, ribut”. Saudara membuat ribut, Saudara akan ditunggangi oleh diktator lain, jangan bodoh. Ingat, semua orang-orang yang ada di dalam tradisi dipengaruhi barat, lalu dikalahkan oleh komunis selalu akan menemukan ada diktator baru yang lebih kejam. Diktator itu ada dimana-mana, pemimpin yang jahat tapi pintar itu ada di mana-mana. Pemimpin yang cerdik untuk memanfaatkan orang dengan darah panas, terutama anak-anak muda, ada dimana-mana. Saudara sangat tidak sadar akan hal ini, Saudara tidak peka lihat bangsa ini sedang berada di dalam godaan untuk propaganda-propaganda kiri masuk lagi. Saudara tidak tahu berapa banyak diskusi yang mulai mengatakan Alkitab lebih berpihak kepada orang yang menentang pemerintahan, Alkitab berpihak kepada orang yang lebih suka untuk jadi oposisi. Pokoknya pemerintah lakukan apa, lawan. Mereka membuat kebijakan apa, lawan. Engkau tidak sadar propaganda ini masuk ke mana-mana, masuk ke sekolah teologi, masuk ke dalam pikiran orang-orang yang belajar teologi dan tidak lama dari mimbar akan dikhotbahkan hal-hal yang bersifat anti pemerintahan. Tapi kita tidak terlalu memikirkannya karena kita punya masalah lain, “Biar saja negara ini dihancurkan yang penting keluargaku baik”. Tapi Saudara sadar tidak, seumpama negara ini pecah karena perang saudara, kira-kira masalahmu atau bukan? Apakah Saudara tahu berapa besar kerusakan yang dimiliki karena propaganda emosi yang mencetuskan pemberontakan? Ketika ada orang yang membuat kacau daerah Maluku, di Ambon misalnya, ketika ada orang di angkot berkelahi lalu mengatakan “Ada orang yang dibacok, yang dibacok itu orang Islam, yang membacok orang Kristen”, langsung panas di mana-mana. Ini dimanfaatkan untuk membuat kacau, kerusuhan di mana-mana, kematian di mana-mana, sungai penuh mayat terjadi. Kalau politik goncang, kematian akan ada dimana-mana. Dan kita tidak peka akan hal ini karena kita masih pikir keadaan masih damai. Yang kita doakan terus kapan pandemi ini berakhir. Tapi kadang kita tidak peka tentang kehancuran yang mungkin akan muncul. Saya sangat minta jemaat di sini bisa punya pikiran yang luas, jangan malas dengar khotbah seperti ini, jangan tidur waktu dengar khotbah seperti ini. Pikir baik-baik bagaimana Tuhan mau membangkitkan kita, pikirkan negara ini baik-baik. Ketika Perancis melakukan revolusi, penggal raja mereka, bunuh, maka mereka hidup di dalam kekacauan yang luar biasa. Di mana-mana kekacauan, mereka mengatakan “kalau kacau lebih baik ada pemimpin diktator satu daripada semua orang jadi kacau”. Akhirnya muncul Napoleon. Mengapa Napoleon bisa dikagumi oleh orang Prancis yang benci sekali monarki? Karena mereka sadar monarki memang kejam, tapi tidak ada pemimpin jauh lebih parah keadaannya, ini yang harus kita pikirkan. Maka pemerintah mutlak harus ada di dalam kondisi dunia jatuh dalam dosa. Tapi nanti ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dialah Raja yang sejati, Dialah yang akan menguasai segala sesuatu dengan kasih. Tapi sebelum Dia datang kembali perlu ada pemerintah, mutlak harus ada. Kalau pemerintah harus ada, bagaimana dia bisa jadi kuat? Dengan cara orang Kristen mendukung rencana Tuhan mempunyai pemerintah. Bagaimana cara Tuhan mendukung pemerintah? Dengan menekankan yang pertama tugas pemerintah, “kamu mesti jadi raja yang jadi hamba Tuhan”. Pemerintah mesti punya jiwa ini. Mesti punya jiwa pikirkan orang banyak. Bagaimana keadilan, bagaimana bangunan pembangunan, bagaimana kebaikan orang harus dipikirkan. Pemerintah mesti punya aspek ini dan ini kritik Paulus yang tersembunyi, yang tidak langsung dinyatakan, karena dia sedang bicara kepada jemaat. Pemerintah tidak boleh mempunyai program yang beda dengan Tuhan. Setiap pemerintah ditetapkan Allah, Allah yang berdaulat. Dan setiap pemerintah mempunyai kedaulatan Allah di dalamnya. Yang berdaulat Allah dan di dalamnya ada kedaulatan Allah.

« 5 of 6 »