Kita lanjutkan pembahasan dari Surat Roma, kita bahas kembali mengenai Kekristenan dan ketaatan kepada pemerintah, ini bagian yang kedua. Mari kita membaca Roma 13: 4-7, “Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu, tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan Dia. Karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Sebab itu perlu kita menaklukkan diri bukan saja oleh karena kemurkaan Allah tapi juga oleh karena suara hati nurani kita. Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar, pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai, rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut, dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat”. Saudara, bagian kedua ini saya ingin membahas tentang pekerjaan Tuhan lewat pemerintah dan mengapa ini merupakan sesuatu yang penting untuk kita pahami. Di dalam Kitab Suci kita mendapatkan pengertian bahwa Roh Allah adalah Roh yang bekerja dari awal, ini pengertian yang kita dapat dari Kejadian pasal pertama dikatakan bahwa “Seluruh ciptaan itu kacau balau dan kosong. Seluruh bumi penuh dengan air”. Di dalam gambaran masyarakat kuno bumi adalah sesuatu yang merupakan dua bagian, ada darat dan ada laut yang ada di bawahnya. Jadi dalam konsep dunia kuno, daratan mengapung diatas laut, dan laut itu sebenarnya seringkali identik dengan kuasa jahat. Tetapi di dalam Kitab Suci, laut yang tadinya penuh ke semua tempat, sekali lagi ini bukan pengertian yang kita bisa baca dari zaman modern, tapi ini adalah pembacaan dari kacamata dunia kuno. Kalau Saudara tanya mengapa Alkitab begitu kuno? Jawabannya adalah karena Alkitab ditulis di dalam dunia kuno. “Kalau begitu itu sudah ketinggalan zaman”, kata ketinggalan zaman adalah kata sombong dari orang modern yang merasa zaman kita adalah standar ukuran terbaik dan kalau ketinggalan berarti kurang baik, itu pengertian yang salah. Kita bersyukur di dalam zaman kita sekarang pengertian zaman kuno atau zaman dulu itu jadi satu konsep yang balik lagi muncul menjadi sebuah tren untuk mengingatkan bahwa ada cara yang berbeda untuk menjalankan hidup. Sekarang orang tidak lagi mengatakan zaman dulu dengan cara negative. Orang sekarang akan mengatakan zaman dulu dengan hormat. Sekarang orang mengagumi istilah vintage, orang mengagumi istilah zaman yang lampau sebagai sesuatu yang penting untuk dikaji lebih baik. Jadi kalau dikatakan mengapa sudut pandang Alkitab melihat dunia pakai kacamata zaman kuno? Jawabannya karena Alkitab ditulis di zaman kuno. “Kalau begitu Alkitab ketinggalan zaman?”, bukan, zaman kita yang ketinggalan Alkitab. Jadi waktu Saudara mengatakan Alkitab ditulis di zaman kuno, karena zaman kuno adalah zaman yang Tuhan pilih untuk mewahyukan DiriNya. Kalau begitu apakah pengertian di dalam Kitab Suci menjadi tidak tepat? Sangat tepat. Bukankah secara scientific salah? Sains bukan satu-satunya cara membaca, dan perhatikan kalimat berikutnya, dan sains bukan hanya terdiri dari ilmu yang mempelajari benda-benda yang kelihatan secara materi saja. Seorang bernama seorang bernama Christoph Schwöbel seorang teolog Jerman yang melayani di Skotland, yang sekarang sudah meninggal baru-baru ini, tahun ini dia meninggal. Dia mengingatkan bahwa kata sains tidak boleh diidentikan dengan Fisika, sains tidak sama dengan Fisika. Maka mengatakan Alkitab benturan dengan sains, kalau sains maksudmu bentur dengan Fisika, maka kita perlu mengingatkan diri bahwa Fisika bukan satu-satunya ilmu yang diperlukan untuk memahami hidup, meskipun dia salah satu. Kalau dia bukan satu-satunya ilmu, berarti dia bukan satu-satunya acuan. Ada banyak kemungkinan kita berbicara tentang kebenaran, tanpa menyentuh aspek Fisika sama sekali. Tidak mungkin tidak menyentuh aspek fisik, menyentuh aspek fisik tapi bukan pakai teori Fisika, itu bisa. Itu sebabnya kalau ditanya “bagaimana memahami Kitab Kejadian?”, harus pakai pandangan dunia kuno di mana laut ada di bawah, darat ada di atas, sebagian. Lalu di dalam pandangan Alkitab, Alkitab memberitahu tadinya laut menutup semua, darat tidak ada. Lalu Tuhan yang mengatur sampai lautnya menyingkir kemudian darat yang muncul. Maka di dalam pandangan Kitab Suci seluruh darat tadinya ditutupi laut, tapi Roh Tuhan menaunginya dan Roh Tuhan beserta dengan firman menjadikan ada terang, menjadikan ada laut yang disingkirkan. Saudara bisa lihat gambaran di dalam Kitab Keluaran laut disingkirkan lewat angin besar yang ditiupkan dan Roh. Kata yang dipakai untuk Roh dan kata yang dipakai untuk angin di Keluaran meskipun beda tetapi tetap mengacu kepada fenomena yang sama, tiupan. Berarti ketika Roh menutupi seluruh air, di dalam Kejadian 1, Roh sedang berkuasa untuk menyingkirkan air, memunculkan darat. Dengan kata lain Roh Kudus bekerja menciptakan tempat hidup bagi manusia yang senantiasa dikerjakan oleh Roh Kudus menciptakan tempat hidup bagi manusia. Ini yang senantiasa dikerjakan Roh Kudus, menciptakan tempat hidup bagi kebaikan manusia. Tetapi sejak adanya manusia, Roh Kudus menciptakan tempat hidup bagi kebaikan manusia lewat manusia. Kalau sebelumnya Roh bertindak tanpa manusia, karena manusia belum ada, menciptakan darat maka Roh bertindak melalui manusia, menciptakan kota, menciptakan bangunan, menciptakan tempat tinggal yang aman bagi manusia lewat manusia. Kalau Saudara punya pengertian tentang ilmu tata kota, tentang bagaimana bangun-bangunan, tentang bagaimana membangun kota, itu adalah buah dari pekerjaan Roh Kudus untuk tempat hidup manusia. Ini penting untuk kita pahami, John Calvin mengingatkan jika kamu tidak melihat pekerjaan Roh Kudus di luar orang Kristen, engkau sedang menghina Dia. Jangan menghina Roh Kudus, Calvin tidak memakai kata menghujat, tapi dia mengatakan jangan menghina. Maksudnya adalah engkau terus mendeteksi ada pekerjaan Roh Kudus lewat orang percaya. Jadi kita tidak mengatakan teknologi itu dari setan, perkembangan zaman itu dari setan melawan gereja. Gereja tidak perlu melawan perkembangan dunia, perkembangan dunia dari Tuhan, kemampuan manusia mengembangkan teknologi dari Roh Kudus, kemampuan manusia membuat orang mampu berkomunikasi jarak jauh dari Roh Kudus. Kemampuan untuk membuat kemampuan komunikasi jarak jauh menjadikan manusia berjarak, tidak lagi komunikatif dan menjadi sangat tereksklusi satu sama lain, itu baru pekerjaan setan. Jadi kita mesti lihat Roh Kudus bekerja menyiapkan tempat untuk manusia bisa berdiam dan mendapatkan damai sejahtera, dan Dia memakai manusia.

1 of 5 »