Di dalam Kitab Suci diajarkan Allah adalah Allah yang menetapkan segala sesuatu. Dan waktu kita mengerti ini tanpa membuat kita mengabaikan seriusnya sejarah, hati Tuhan kepada keadaan di bumi, tanggung jawab manusia, kesenangan Tuhan terhadap pertobatan, dan murka Tuhan kepada orang jahat, ini tidak boleh diganggu oleh pengertian kedaulatan. Waktu Saudara mengerti kedaulatan Allah dibagikan oleh Tuhan supaya kita tahu Allah yang menopang semua, Allah yang mengatur semua, Saudara jangan khawatri lagi “hai jiwaku tenanglah. Engkau tidak punya lumbung yang berisi padi yang banyak atau gandum yang banyak, engkau tidak punya keuangan yang membuat engkau tenang, tapi Allah menetapkan semua. Tenanglah hai jiwaku”. Ini akan membuat Saudara memuji Tuhan. Lalu di sisi lain “Engkau adalah Allah yang suci, Engkau adalah Allah yang berhak mendapatkan ketaatan kami. Ampuni kami yang belum taat dan kiranya Tuhan memberikan keadilanMu bagi mereka yang terus bertindak jahat”, ini sisi lain yang membuat Saudara mengatakan “terpujilah Allah yang adil dan yang benar”. Bagaimana menjembatani 2 hal ini? Pribadi Allah-lah jembatannya. “Tapi 2 ini tidak harmonis”, harmonis di dalam Allah. “Tapi aku belum bisa mengerti”, harmoni dari pengertian itu berpusat ke Allah. Ini tradisi dari Abraham Kuyper atau tradisi Kuyperian atau Neo-Calvinisme. Jika Allah diganti konsep, engkau tidak sedang menyembah, engkau sedang menjadi Allah. Allah tidak bisa jadi konsep, Allah adalah Allah. Maka konsep predestinasi dan konsep keadilan Allah tidak bisa disatukan di dalam konsep yang menggabungkan dua-duanya jadi harmonis secara konsep. 2 Konsep ini digabungkan di dalam pribadi Allah, bukan konsep lagi. “Jadi saya tidak bisa mengerti secara konsep?”, tidak, mengaitkan kedua ini dilakukan di dalam pribadi Allah. Maka Allah adalah sumber dan sekaligus tujuan semua konsep doktrin yang kita miliki. Ini penting untuk kita pahami karena semua pengertian kita dapat, tidak disatukan oleh tali yang namanya konsep lagi. Seluruh pengertian tentang Tuhan disatukan oleh diri Tuhan. Kalau ada yang tanya “siapa yang menyatukan natur Ilahi Kristus dan natur manusia Kristus?”, pribadi Kristus bukan konsep lagi. Kita bisa mengerti konsep Yesus adalah Allah, kita bisa mengerti konsep Yesus adalah manusia. Bagaimana menggabungkan dua konsep ini? Jangan menciptakan konsep untuk gabungkan dua konsep ini, nanti jadi bidat. Dua-duanya digabungkan dengan “ada yang namanya alsia, Allah manusia, ini adalah campuran dua natur yang membuat Dia unik”, tidak bisa. Saudara tidak bisa padukan dua konsep ini dalam konsep lain lagi. Itu sebabnya para bapa gereja memutuskan untuk menjelaskan Dwi Natur Kristus secara via negativa namanya, apophatic theologi. Secara negatif membiarkan yang kosong tetap kosong dan misteri, dan misteri itu diisi oleh pribadi Tuhan bukan diselesaikan dengan konsep. Maka Yesus itu Allah sejati, Dia itu manusia sejati. “Allah dan manusia kok bisa bersatu?” Di dalam pribadi Kristus. Ini yang harus kita pahami dengan tuntas. Maka tradisi Kuyperian yang mengingatkan semua konsep tentang Tuhan disatukan oleh diri Tuhan, bukan oleh konsep yang lain. Makanya kita sulit memadukan ini, karena selama ini kita berusaha mencari konsep mendamaikan kedaulatan Allah dan kebebasan manusia. Bagaimana menggabungkan kedaulatan Allah dan kebebasan manusia, konsep apa yang bisa dipakai? Jangan pakai konsep, pakailah diri Allah. Ini yang sebenarnya Alkitab sedang ajarkan.
Maka Paulus sekarang membahas mengenai kedaulatan Allah di dalam tujuan menyelamatkan orang yang tidak layak. Ini yang Paulus mau jelaskan, Tuhan berdaulat merancang semua. Apa tujuan rancanganNya? Di dalam ayat-ayat yang kita baca, tujuan Tuhan merancang semua adalah untuk menunjukkan cinta kasihNya kepada mereka yang tidak layak. Inilah yang ditekankan di dalam kutipan-kutipan yang diambil oleh Paulus. Salah satu ruang studi, kalau Saudara tertarik studi Paulus, adalah cara Paulus mengutip Perjanjian Lama, hermeneutika Paulus. Bagaimana Paulus menafsir PL? Salah satu yang ditekankan di dalam studi dari Sandres adalah bahwa Paulus itu selalu memunyai bahasa partisipasi dalam Kristus. Apapun pengertian yang dia kutip dalam Perjanjian Lama adalah untuk membuat kita mengerti bagaimana aku dan Kristus itu satu. Ini indah sekali. Jadi kesatuan kita dengan Kristus itu bukan tema gampangan. Ini bukan tema simple, misalnya Saudara mengatakan “satu dengan Kristus gampang dimengerti, ini relasional”, bukan, ada aspek relasi, tapi bukan hanya itu. “Satu dengan Kristus itu kesatuan yang membuat kita tidak lagi ada, cuma Kristus yang ada”, ada aspek kesatuan seperti itu tapi tidak meniadakan pribadi kita. Jadi ada banyak sekali hal yang bisa dipahami dari kesatuan dengan Kristus. Dan di dalam kutipan Paulus dari Perjanjian Lama yang dia mau tekankan adalah kesatuan Kristus dengan kita di dalam penggenapan rencana Tuhan. Yang akan menggenapi rencana Tuhan adalah Kristus dan kita dilibatkan didalamnya. Saudara dan saya adalah orang-orang yang Tuhan izinkan ada di dalam Kristus di dalam kondisi final yang menang. Ingat ini, Saudara dan saya disatukan oleh Tuhan di dalam Kristus untuk berbagian di dalam kemenangan Dia. Kalau ini kita pahami, kita kan punya sukacita yang besar, kemenangan Kristus sudah diberikan untuk kita. Tapi uniknya kemenangan yang Tuhan Yesus miliki, yang sudah Tuhan berikan kepada kita, diberikan sebagai kekuatan untuk melihat mundur, yaitu untuk melihat kehidupan kita sebelum kita menang. Jadi kondisi menangnya Kristus dibagikan waktu kita sekarang sedang berkumpul dan belum menang. Belum menang terhadap dosa, belum menang terhadap kesombongan, belum menang terhadap pengertian yang salah tentang Tuhan, kita masih bergumul di sini. Dan Tuhan membawa kemenangan final itu untuk dinikmati mulai dari sekarang. Jadi pengertiannya itu adalah dari final ke belakang, retrospektif. Yang pertama menemukan itu adalah Martin Luther. Martin Luther yang pertama menyadari bahwa pembenaran kita itu adalah final. Ini indah, Saudara kalau tidak mengerti ini, Saudara sulit memuji Tuhan. Pembenaran yang Saudara dapatkan adalah pembenaran yang Tuhan berikan kepada Saudara, Tuhan perhitungkan karena Tuhan melihat pekerjaan finalNya Kristus, escatological. Jadi Saudara sudah punya kebenaran yang sempurna seperti Kristus benar di dalam keadaan final. “Kalau begitu saya sudah sempurna”, sudah di dalam pandangan Tuhan. “Bagaimana bisa saya sempurna, apa Tuhan tidak salah?”, tidak salah karena engkau satu denganNya. Tapi pengertian final itu bukan untuk kita idealkan, lalu kita mimpi-mimpikan, ini pengertian yang tidak ada dalam Alkitab. Saudara tidak diajar oleh Tuhan untuk mempunyai pengertian ideal lalu kita mimpi, mimpi kita bisa dekat ke situ, “ini yang ideal, tapi saya belum sanggup. Ini yang ideal, tapi saya ada di sini”, yang ideal itu bukan sesuatu yang terjadi di atas, tapi itu sesuatu yang terjadi nanti dan sudah diterapkan sekarang. Yang sudah sempurna nanti sudah jadi milik kita sekarang. Ini sesuatu yang memang sulit dipahami, tapi kalau saya mau bagikan ini seperti kalau Saudara dapat status yang baru sebelum Saudara benar-benar ada di dalam keadaan status itu. Ini New World order yang bukan-bukan teori konspirasi. Akan ada new world order yang benar-benar dari Tuhan. Ini yang Tuhan sudah mulai ungkapkan kepada bangsa-bangsa, ada raja baru yaitu Kristus dan suatu saat segalanya akan jadi milik Dia. Lalu Saudara mulai bertanya “bagaimana caranya menjadi anggota new world order ini yang benar, bagaimana caranya menjadi bagian dari langit dan bumi yang baru, di mana Kristus memerintah di mana damaiNya begitu ekstrim sehingga lembu dan singa bisa duduk sama-sama, di mana anak kecil bisa main-main dengan ular beracun, di mana serigala dan domba bisa duduk bersama di dalam keakraban. Aku mau jadi bagian dari dunia yang itu, bagaimana cara mendaftar, mana kedutaannya, di mana saya harus apply? Bolehkah apply tinggal sebentar atau boleh menjadi warga di situ? Bagaimana caranya?”. Dan Saudara mendapat berita dari Kitab Suci bahwa engkau sudah diperhitungkan sebagai anggota. Saudara kaget, “kapan saya apply?”, Roh Kudus yang aplikasikan. “Saya tidak rasa sudah lakukan sesuatu”, Kristus yang lakukan. Dan yang indah adalah Saudara disatukan bukan sebagai rakyat, Saudara disatukan bersama dengan Sang Raja yang ingin mengangkat status Saudara untuk selevel dengan Dia. Ini indah sekali, andai kita tahu pengharapan yang Tuhan berikan, ini yang Paulus katakan di Efesus, “engkau tidak akan sibuk dalam dosa, engkau tidak akan kerdil berpikir tentang kesenangan di dalam cara yang sangat-sangat dangkal. Karena engkau tahu apa yang akan terjadi padamu dan itu sudah Tuhan terapkan”.