Sekarang Tuhan mau melatih kita sebagai orang yang sudah mendapat kewarganegaraan di dalam kerajaan yang baru, bagaimana cara engkau hidup? Yang pertama adalah engkau tahu bahwa untuk kerajaan itu terjadi Tuhan akan atur semua sekarang. Mengapa kita perlu percaya kedaulatan Tuhan? Supaya kita bisa yakin bahwa kerajaan yang baru itu pasti jadi. Mengapa bisa pasti jadi? Karena semua ditopang oleh Tuhan, Tuhan yang mengatur semua. Jadi jangan khawatir, Saudara tidak perlu bertanya “akankah kerajaan yang baru ini jadi? Bagaimana kalau di dalam tahap akhir ada permainan di dalam pemilu? Akhirnya yang dipilih bukan Kristus, yang terpilih malah Yudas iskariot, misalnya. Karena ternyata Yudas Iskariot main politik uang, orang-orang disogok, bagaimana kalau itu terjadi?”, tidak mungkin. Karena Yudas Iskariot mengkhianati Yesus pun itu ada dalam kedaulatan Tuhan. Tuhan sudah menetapkan itu terjadi. “Jadi Yudas tidak perlu dihukum?”, ini ngawur lagi, jangan lari ke situ. Jadi lari kemana? Lari ke pengharapan keadaan baru akan Tuhan jadikan. Jadi orang bertindak jahat pun itu ada dalam kedaulatan Tuhan. Kalau Saudara mengatakan “sepertinya tidak mungkin Kerajaan Baru itu akan Tuhan datangkan, karena lihat saja sekarang orang Kristen dianiaya di mana-mana”. Ini pengertian yang harus jelas kita mengerti, kalimat “orang Kristen dianiaya di mana-mana” itu benar untuk sebagian orang Kristen, tapi tidak benar untuk sebagian yang lain. Saudara tidak boleh ngomong “kita ini di sini di Bandung ini dianiaya”, tidak. Saya belum tahu penganiayaan yang terjadi sehingga kita belum bisa ke gereja lagi, tidak ada. Kita ke gereja, jendela dibuka, kadang-kadang saya khotbah suaranya kekerasan. Ada orang yang bilang “pak ada yang ngomong, sampai beberapa ruko ke depan bertanya: ada apa sih di situ, mengapa ada orang teriak-teriak?”. Lalu salah satu staff kita, koster mengatakan “ada kebaktian”, “oh begitu ya kebaktiannya, sepertinya seru”. Jadi suara saya kedengaran sampai sana, karena jendela dibuka. Pernahkah ada orang yang protes datang, “tidak boleh begitu, orang Kristen tidak boleh beribadah di sini”, satu kali pun tidak. Sudah setahun lebih pandemi terjadi, tidak pernah kita dilarang beribadah. Banyak yang malas datang, itu benar, tapi yang melarang tidak ada. Heran, orang Kristen itu tidak dilarang tapi malas datang, dilarang datang bisa jadi ngotot mati-matian mau datang, inilah keunikan Kekristenan. Jadi jangan bilang “kita dianiaya seperti orang abad pertama, kedua, ketiga orang Kristen dianiaya”, jangan bilang begitu. Saudara harus bersyukur karena Tuhan menimpakan penganiayaan untuk membentuk Kekristenan. Dan Saudara harus bersyukur karena Saudara dipahami oleh Tuhan sebagai orang yang masih lemah, kalau ditimpakan penganiayaan belum kuat, ini yang harus kita syukuri kepada Tuhan. Maka tidak ada pengertian yang boleh mengatakan “Tuhan sepertinya rencanaMu akan batal, karena yang Tuhan akan jadikan tidak akan terjadi, terlalu banyak intrik dari setan yang akan membatalkan rencana Tuhan”, tidak mungkin. Kalau Tuhan sudah mengatakan apa, itu akan terjadi. Saudara harus bedakan janji Tuhan untuk pemulihan dengan ancaman hukuman. Ancaman penghukuman tidak selalu harus jadi. Tuhan mengatakan kepada Niniwe lewat Yunus, “40 hari lagi Niniwe akan ditunggang-balikkan”. Banyak orang salah mengerti seruan ini, lalu ketika baca “sudah 40 hari mengapa tidak ditunggang-balikan? Tuhan ingkar janji”. Bukan ingkar janji, karena kalimat tadi mengandung pengertian Tuhan akan bersabar 40 hari lagi. “Jika sampai 40 hari engkau tidak berubah, Aku akan hukum”, itu maksudnya. Jadi kalau Tuhan mengatakan “dalam waktu seminggu Aku akan hancurkan kamu”, ini bukan niscaya akan jadi, ini berarti Tuhan akan memberi waktu seminggu untuk bertobat. “Jika dalam waktu seminggu engkau tidak berubah, Tuhan akan hakimi kamu”. Ini yang Tuhan katakan kepada Niniwe, “dalam 40 hari kalau engkau tidak berubah, Aku akan hukum engkau”. Pengertian ini mesti dipahami oleh orang Kristen. Banyak orang Kristen terlalu lalai bertobat, sudah hidup dengan kesalahan yang sama bertahun-tahun karena tidak rasa Tuhan punya batas waktu. Tuhan ada tenggat waktu, jika engkau terus hidup di dalam kesalahanmu, lalu mengabaikan pertobatan dan mengatakan “Tuhan tidak akan menghukum”, justru engkau akan ditimpakan penghakiman. Maka coba pikir baik-baik, bagaimana kesalahan hidupmu engkau tangani. Jangan terus abai untuk bertobat, mari bertobat karena Tuhan punya tenggat waktu. Itu sebabnya kalau Tuhan bilang, “40 hari lagi Niniwe akan ditunggang-balikan”, itu berarti “kalau sampai 40 hari engkau masih sama, Aku akan hancurkan kotamu. Tapi kalau dalam waktu sebelum 40 hari engkau bertobat, tentukan Tuhan tidak akan hukum”. Itu sebabnya ketika Niniwe memutuskan bertobat, rajanya langsung taruh kain kabung, taruh abu di atasnya, lalu perintahkan perintah untuk berpuasa. Bahkan ternak pun disuruh puasa, pasti sapi protes “yang dosa kamu, saya juga disuruh ikut-ikutan puasa”, tapi kalau sapi komplain, nanti tuannya bilang “syukur dong saya puasa, kalau tidak kamu sudah dipotong”, jadi sapi berkata “terima kasih, saya akan ikut puasa”. Begitu semua orang puasa, semua orang berduka, semua orang menangis, Tuhan mengatakan “Aku mengampuni”, ini membuat Yunus marah, “Tuhan, ingatlah kesalahan mereka, jangan ampuni mereka”. Lalu Tuhan memberi pengajaran kepada Yunus, dan Tuhan memberi pengajaran tidak tentu harus lewat kalimat. Kadang Tuhan memberi pengajaran lewat gambaran, lewat peristiwa, lewat pengalaman. Itu sebabnya ibadah Kristen itu kaya, banyak hal yang tidak diajarkan lewat kata-kata, lewat makan roti dan minuman anggur, lewat menyanyi bersama. Itu sebabnya sering ingatkan di dalam memimpin ibadah, jangan berpikir jemaat dapat berkat kalau dapat pengertian saja. Pengertian harus dibagikan oleh pengkotbah, tapi ada banyak hal lain yang perlu dialami oleh jemaat. Kadang-kadang liturgis memberikan khotbah singkat, memberikan penjelasan “kita harus semakin setia kita mesti…”, Saudara bukan pengkhotbah, biar jemaat menikmati sendiri harus bertobat lewat menyanyi. Semakin kena, semakin sedikit bicara, semakin orang menikmati memuji Tuhan, itu tugasnya kena. Tapi pengkhotbah tidak boleh begitu “saya cukup melihat mata Saudara, sudah lihat mata saya, sudah mau bertobat?”, tidak bisa, pengkhotbah harus ngomong. Jadi Tuhan memberikan banyak kelimpahan. Tuhan berikan teguran lewat Yunus dengan kata-kata, setelah itu bukan lewat kata-kata tapi lewat tumbuhkan pohon. Yunus yang hatinya sedang marah, merasa “kota ini panas sekali”. Saudara mungkin bilang “Yunus coba pindah ke Lembang, itu tidak panas”. Yunus bilang “panas bukan main”, jadi orang ini orang kanak-kanak, nabi tapi kekanak-kanakan. Kalau lagi kesal satu hal, semua kena. Ada orang tipenya kanak-kanak begini, kalau lagi marah di kantor, waktu pulang ke rumah semua kena. Istri kena, anak-anak kena, kucing pun kena, kucing bingung, “saya salah apa?”, “kamu mengapa tidur terus?”, kucing bingung, “saya diciptakan untuk berburu di malam hari dan tidur di siang hari, kalau protes dengan desain itu, ngomong sama penciptaku”. Tapi Saudara sudah marah, di kantor dikerjain orang, sekarang di rumah semua orang dikerjain “ayo cuci piring, sapu lantai, pel lantai”, “mengapa marah-marah?”, “karena saya baru disakiti di kantor”. Yunus model begini, dia sakit hati karena Tuhan tidak menghukum Niniwe. Lalu sakit hati merembet kemana-mana, termasuk ketika pohon yang bagus itu hilang. “Ada pohon bagus, ini hiburanku”, ternyata Yunus pencinta taman, mungkin dia suka bertani, mungkin dia suka bertaman, mungkin dia mau membuat bonsai, saya tidak mengerti, pokoknya begitu ada pohon dia senang sekali, “inilah hiburanku, inilah hobiku”, pokoknya kalau sudah galau hati tapi lihat hobi langsung senang. Dia duduk di bawah pohon, dia senang. Lalu Tuhan kirim ulat. Ulat ini giatnya bukan main. Pendeta Aiter mengatakan “Yunus kurang giat, ulat giat sekali. Dia hancurkan pohon itu dalam semalam, menurut kisah Yunus, akhirnya pohon itu kering. Begitu lihat pohon itu kering, Yunus marah. Jadi Yunus dilatih oleh Tuhan pakai pohon. Saudara boleh memikirkan ini untuk mendidik anak, kadang-kadang anak perlu nasehat, kadang-kadang perlu pohon. Yunus mengerti satu hal bahwa Tuhan adalah Tuhan yang punya kedaulatan tapi Tuhan juga berbelas-kasihan, Maka kedaulatan Allah harus dipahami di dalam pengertian bahwa Tuhan sudah mengatur untuk orang yang akan bertobat. Tapi sebelum mereka bertobat, mereka ada dalam keadaan yang sebenarnya tidak bisa selamat. Maka Saudara akan mengatakan satu-satunya cara manusia berdosa yang bebal ini selamat adalah kalau Tuhan merancangnya demikian untuk menunjukkan betapa murah hatiNya Dia. Inilah mengapa doktrin predestinasi itu diajarkan oleh Paulus. Paulus mau mengatakan bahwa Tuhan mengurung semua orang dalam ketidaktaatan. Mengurung berarti Tuhan membiarkan semua dalam ketidaktaatan dan ketidaktaatan itu sesuatu yang tidak boleh dialami manusia. Ingat, di dalam penciptaan di Kitab Kejadian, Tuhan memulai dengan 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan yang sangat kenal Tuhan. Kalau Saudara lihat di dalam silsilah di Kejadian pasal 4 dan 5, semua orang yang ada di dalam silsilah itu sangat mengenal Tuhan, meskipun mereka jahat di dalam silsilah Kejadian pasal 4. Kain kenal Tuhan, anak-anaknya juga tahu Tuhan. Tapi pengenalan itu makin pudar, karena perjanjian dari satu generasi tidak diteruskan ke generasi yang lain. Kelalaian untuk menghormati Tuhan dalam kehidupan sehari-hari membuat generasi bawah menjadi melupakan Tuhan. Jadi kalau Saudara ditanya mengapa banyak orang menyembah berhala, jawabannya adalah karena perjanjian tidak dianggap serius oleh umat perjanjian. Jika Saudara adalah bagian dari umat perjanjian, ajar anak untuk mencintai Tuhan. Dari cinta kepada Tuhan akan muncul takut akan Tuhan, dari takut akan Tuhan akan muncul kesenangan untuk datang ke Tuhan. Ajar anak-anak kita untuk cinta Tuhan, jangan ajar mereka untuk taat Tuhan lebih dulu, ajar mereka cinta Tuhan dan ketaatan akan muncul. Martin Luther mengingatkan anak-anak adalah ladang misi, orang-orang yang harus diinjili orang tua. Orang tua harus mengabarkan Injil ke anak. Dan bukankah Injil itu kabar baik, mengapa kabarkan kabar baik lalu mendistorsinya menjadi kabar mengerikan? Banyak orang tua ajar anak mengenai keharusan untuk melakukan apa, kalau tidak akan dihukum. Saya tidak bilang memukul itu tidak boleh, perlu ada disiplin. Tetapi sebelum ada disiplin, mari perkenalkan tentang Tuhan yang sangat layak dikasih. Tapi kalau Saudara sendiri tidak cinta Tuhan, sulit untuk memberi tahu anak untuk cinta Tuhan. Apakah anak tahu pengorbananmu karena engkau cinta Tuhan? Cinta Tuhan mudah ditularkan kalau praktek hidup kita dikuasai oleh cinta Tuhan. Tapi kalau praktek hidupmu dikuasai oleh kepicikan, anak belajar Tuhan yang picik, tidak adil, penuh tindakan kepahitan. Hati-hati, mulut Saudara kalau gampang mencerca Tuhan, itu yang paling diingat anak. Saudara kalau punya masalah, datang ke Tuhan, ngomong ke Dia, jangan ngomong ke orang lain, di prinsip Mazmur. Orang tua jangan membusukkan nama Tuhan kepada anak. Begitu anak salah mengerti Tuhan, seumur hidup sulit dikoreksi. Maka ketika orang tua belajar untuk setia kepada Tuhan, cinta Tuhan, giat bagi Tuhan, rendah hati, rela mengasihi, rela mengampuni, rela memperhatikan orang lain. Menjadi orang tua itu berat, tiap hari harus sujud dan menangis di hadapan Tuhan. Anak-anak melihat orang tua pidato, khotbah, jago sekali dalam memberikan pengertian, tapi hidupnya kosong, nol. Maka dia mulai benci Tuhan, “Tuhan ternyata seperti ini. Tuhan mencintai orang ini karena diberi banyak diberi doktrin”, itu pikiran dia, “karena cintaNya Tuhan sama orang ini, orang ini boleh melakukan apapun sesuka dia. Yang penting dia punya doktrin yang benar”. Saya sangat menghina orang yang merasa diri tahu banyak hal, tetapi yang tidak pernah bertindak untuk menunjukkan Tuhan mencintai manusia. Maka mari belajar bergantung kepada Tuhan. Jika engkau belum waktu buka mulut jadi guru, jangan buka mulut. Ini menjadi pengajaran baik, dengan tenang mengatakan kepada keluargamu “saya perlu didukung, saya sangat rendah, perlu belas kasihan. Doakan saya”, maka anda akan tahu “ternyata orang tuaku perlu belas kasihan”, dari situ Saudara bisa saksikan “meskipun kami sangat lemah, tapi Tuhan mencintai kami”. Ini membuat anak-anak menjadi sadar Tuhan penuh belas kasihan. Ini yang Paulus mau bagikan “tidak tahukah bahwa nabi-nabi mengatakan yang bukan umat akan disebut umat, yang tidak dikasihi akan disebut kekasih”. Jadi orang-orang yang sudah lupa Tuhan, Tuhan panggil lagi. Mengapa bisa lupa Tuhan? Karena generasi terdahulu lupa memamerkan cinta kepada Tuhan. Lupa menjelaskan bahwa Allah itu kasih, sehingga banyak orang menjadi sangat sekuler. James Smith mengatakan sekuler adalah kesalahan mengerti yang dialami di dalam zaman modern. Sekuler berarti seluruh ciptaan Tuhan yang diluar gereja, tetap punya Tuhan. Tetapi di dalam zaman skeptis, sekuler itu adalah yang non agama karena agama membuat berantem yang non agama. Sehingga kita terbiasa hidup tanpa Tuhan, dan itu problem besar. Lalu bagaimana cara mengembalikan dunia yang sekuler ini ke Tuhan? Engkau harus memanggil mereka dengan Injil Tuhan, memberikan kepada mereka teladan atau bukan teladan dalam pengertian menjadi contoh yang tidak bercacat, memberikan kepada mereka teladan bahwa Saudara dalam penampung cinta kasih Tuhan. Martin Luther ditanya ketika di akhir hidupnya “ada pesan apa bagi gereja Tuhan?”, dia mengatakan “kita ini selalu menjadi pengemis, selamanya itulah kita”. Ini cara mengajar, membuat Tuhan yang ditinggikan bukan diri kita.

Paulus mengatakan “engkau tadinya bukan umat tapi Tuhan memanggil, engkau tadinya bukan kekasih tapi Tuhan panggil”. Bagaimana bisa bukan umat, bagaimana bisa bukan kekasih? Karena perjanjian dengan Tuhan sudah diabaikan. Seperti Adam menghancurkan perjanjiannya dengan Tuhan, demikian orang tua-orang tua kita sebelumnya, demikian generasi-generasi sebelum kita, tidak ada orang yang seharusnya boleh memeluk agama yang tidak menyembah Tuhan yang sejati. Karena dari awal Tuhan sudah memperkenalkan diri. Mengapa dalam generasi berikut ada penyembahan berhala? Karena ada yang lost, ada orang tua di tengah-tengahnya yang merasa mengenalkan Tuhan itu tidak penting. Ketika mengenalkan Tuhan kepada anak dianggap tidak penting, maka akan ada satu titik lemah dalam link yang harusnya semua dipakai untuk menyembah Tuhan. Link lemah ini akan membuat putus dari apa yang Tuhan nyatakan di Taman Eden kepada generasi selanjutnya. Maka mulai ada penyembahan kepada allah yang salah, berhala dan lain-lain. Sehingga agama-agama muncul, penyembahan kepada ilah-ilah palsu muncul, dan ini menyebar begitu besar. Semua orang gagal mengekspresikan cinta Tuhan kepada generasi selanjutnya, perjanjian itu diabaikan. Di dalam buku mengenai mistisisme di Jawa, di Asia, utamanya Jawa tapi dia mau membahas tentang seluruh Asia. Yohan Bavinck mengatakan bahwa ketika manusia perlu Tuhan, yang mereka pikir itu bukan pribadi Tuhan untuk dicintai, yang mereka pikir itu powernya Tuhan untuk jadi satu dengan dia. Banyak orang mistik yang ingin punya kekebalan, yang ingin punya kemampuan untuk punya kekuatan supranatural. “Datang dari mana kekuatan itu?”, “dari Tuhan”. Jadi yang dihargai dari Tuhan adalah “kekuatan yang melampaui akal untuk menjadi bagiannya saya”. Maka manusia terbiasa untuk memanipulasi Tuhan. Mengapa memanipulasi Tuhan? Karena tidak melihat Allah yang mengasihi. Karena yang paling indah dari Allah adalah kerelaanNya untuk mengasihi. Dan kalau itu tidak ada, kita tidak tahu itu, kita akan mencari itu mati-matian, dan kita tidak menemukan. Kita pikir yang kita perlukan dari Tuhan adalah kekuatan Dia, kita pikir yang kita perlu dari Tuhan adalah berkat untuk menjadi kaya. Tapi yang kita perlu dari Tuhan adalah perkataan Tuhan “engkau tadinya bukan umat, Aku sebut umat. Engkau yang tadinya bukan kekasih, Aku sebut kekasih”. Dan Tuhan memberikan ini kepada orang yang tidak punya kelayakan dan tidak punya keinginan untuk datang ke Tuhan. Maka Saudara dan saya tadinya adalah orang-orang bobrok, yang cuma tahu menyembah berhala. Tapi out of nowhere, datang dari mana kita tidak tahu belas kasihan Tuhan diberikan kepada kita, mungkin bukan dari orang tua kita. Ada diantara Saudara yang bukan dari keluarga Kristen, bagaimana bisa Tuhan intervensi? Kalau Tuhan memakai orang tua untuk memberikan perjanjian ke anak, saya tidak mungkin dapat itu dari orang tuaku. Tapi mengapa Tuhan intervensi? Belas kasihan. Ada yang keluarga Kristen tapi hidupnya lebih parah dari pada orang kafir. Pernikahan kacau, seks kacau, uang kacau, segalanya kacau, ini lebih parah dari pada punya orang tua yang bukan Kristen tetapi masih hidup baik. Orang Kristen yang hidupnya buruk, memburukkan nama Tuhan berkali lipat dari orang dengan etika baik yang masih mau terbuka untuk anaknya mencari kebenaran. Maka banyak anak dari keluarga Kristen, justru lebih kacau dari orang bukan Kristen. Mengapa bisa begitu? Karena kekacauan orang tuanya tidak mau tunduk kepada Tuhan. Tetapi Tuhan berbelas-kasihan, anak dari keluarga kacau bisa dipanggil oleh Tuhan dan Tuhan mengikat perjanjian bukan dari generasi sebelumnya. Itu sebabnya di dalam bagian pasal 4 dan beberapa bagian setelahnya, Paulus mengatakan “jangan andalkan relasi darah. Kegagalan generasi 1 meneruskan cinta Tuhan dan Injil ke generasi berikut, itu sudah terbukti. Jangan mengandalkan kekuatan keturunan. Maka Paulus mengatakan andalkan kerelaan Tuhan intervensi memberikan InjilNya, inilah predestinasi. Jadi kalau mau ditanya apa itu predestinasi, predestinasi itu adalah tindakan Tuhan menggenapkan pilihanNya dari keadaan yang tidak mungkin, tidak memungkinkan orang untuk datang kepada Tuhan. Bersyukurlah karena Tuhan menetapkan Saudara dan saya untuk mendengar Injil dan menerima berita ini. Mari bertanggung jawab sebagai orang Kristen, tetapi mari menyadari di dalam kekacauan yang ditimbulkan manusia, pilihan Tuhan tidak akan pernah batal. Kiranya Tuhan berbelas kasihan kepada kita.

(Ringkasan belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 4 of 4