Maka Paulus dengan pola pikir itu mengatakan ayat yang ke-31 ini, “sekarang mereka tidak taat supaya oleh kemurahan yang kamu peroleh. Mereka juga akan memperoleh kemurahan”. Jadi mengapa mereka tidak taat? Karena supaya kamu dapat kemurahan. Kamu dapat anugerah, Israel tidak taat Tuhan bilang “oke, Aku panggil bangsa lain”. Bangsa lain tidak taat dapat anugerah. Mengapa dapat anugerah? Karena Israel tidak taat. Lalu Israel tidak taat bagaimana? Israel tidak taat, lalu Paulus mengatakan “kami beritakan Injil kepada orang Israel”. Mereka akan dengar Injil sebagai orang tidak taat juga, bukan sebagai umat. Berarti sama seperti kamu tidak taat, dapat Injil, demikian sekarang Israel tidak taat, dapat Injil. Apa Tuhan yang rancang? Tuhan yang rancang, tapi ingat covenantal relation tadi, Tuhan rancang sebagai cara untuk mereply ketidaktaatan. Tuhan menjawab ketidak taatan, Tuhan mengatakan “kamu boleh melawan tapi Aku lah yang menang. Kamu boleh jahat, tapi kemuliaanKu tetap akan dinyatakan”, ini yang Tuhan lakukan. Maka Paulus mengatakan untuk menunjukkan kemurahanNya Tuhan mengurung semua orang dalam ketidaktaatan. Tuhankah penyebab ketidak-taatan? Bukan, tapi Tuhanlah yang menggunakan ketidaktaatan untuk menunjukkan betapa besarnya kesabaran Dia. Bisakah kita mengerti ini dengan simpel? Tidak. Mengapa Israel bisa tidak taat? Pertanyaan itu mau dijawab bagaimanapun sulit. Sama dengan kalau ada orang tanya “mengapa kamu tidak taat?”. Saudara sangat sulit untuk menjawab itu. Kita bisa menjawabnya dengan sisi agak positif secara psikologis. Misalnya ditanya “mengapa kamu tidak taat?”, “saya punya kecenderungan pembentukan seperti itu, saya bisa jelaskan secara psikologis mengapa saya tidak taat”, apakah itu membenarkan ketidaktaatanmu? Tentu tidak. Maka Tuhan me-reply dengan mengatakan “ketidaktaatan Aku jawab dengan kemenangan”. Maka Paulus mengatakan seluruh ciptaan jadi sempurna di dalam pandangan yang jelas. Dalam hal ini seluruh ciptaan ditujukan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Mengapa Tuhan menciptakan dunia ini? Supaya kita tahu Dia Allah yang mulia. Bagaimana supaya kita tahu? Dia menggunakan semua yang ada, keindahan ciptaan dan juga respons Dia terhadap kekacauan. Dua hal ini yang Tuhan pakai. Jadi sekali lagi, tahu dari mana Tuhan mulia? Pertama dari seluruh ciptaanNy. Yang kedua, dari respons Tuhan, dari perjanjian yang Tuhan buat karena ada kekacauan, ini dari teologi Herman Bavinck. Sehingga kalau kita tafsirkan dari pikiran Herman Bavinck adalah wajar untuk kemudian Paulus mengagumi Tuhan. Ayat 33 “oh alangkah dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan Allah, sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya”. Mengapa Paulus bisa mengagumi Tuhan? Kalau kita baca pakai Bavinck, karena Paulus melihat 2 layer tadi, “pak, Paulus baca Bavinck?”, pasti tidak. Bavinck ketemu teorinya dari baca Paulus, jangan salah. Jadi Paulus menafsirkan dari 2 tadi, yang pertama mengapa Tuhan mulia? Karena seluruh ciptaan menggambarkan kemuliaan Tuhan. Lalu mengapa ada yang jahat? Yang jahat itu untuk menunjukkan yang kedua, Tuhan akan pamerkan kemuliaanNya melalui perjanjian keselamatan. Ciptaan dan perjanjian keselamatan. Mari belajar lihat ini. Kalau Saudara lihat hal yang baik di dalam ciptaan, Saudara mengatakan ini untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan. Lalu kalau lihat yang buruk, yang buruk juga akan menyatakan kemuliaan Tuhan. Bagaimana yang buruk bisa menyatakan kemuliaan Tuhan? Karena yang buruk akan Tuhan reply dengan mengatakan “Aku akan menang dan Aku akan bawa umatKu menang”. Itu sebabnya Paulus mengatakan kita ini lebih dari pemenang, we are more than conquerors, kita lebih dari penaklukan, karena Tuhan kita menaklukkan segala yang jahat. Inilah yang membuat kita mengagumi Tuhan dan berkata seperti Paulus, “oh alangkah dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan Allah”. Saudara bisa lihat dari gereja Tuhan sepanjang sejarah, kita memuliakan Tuhan karena aspek ini. Maka ini sangat berkait juga dengan tema Reformasi, terutama Reformasi generasi kedua. Karena sekarang hari Reformasi harus ada kaitan. Di dalam pemikiran Calvin, misalnya tema besar yang sangat ada pada Calvin itu adalah kemuliaan Allah. Pendeta Billy membuat disertasi untuk ini, bukan cuma dia tapi banyak pemikir ahli Calvin yang juga menyetujui bahwa meskipun Calvin sulit dipolakan pikirannya, tapi kemudian alat itu porsinya cukup besar dalam pikiran dia. Mengapa Tuhan menciptakan segala sesuatu? Supaya umat mengerti betapa mulianya Tuhan. Calvin bahkan mengatakan seluruh dunia ini adalah teater untuk kita menyembah Tuhan. Siapa yang ada di center dari teater ini? Kemuliaan Tuhan, Tuhan sedang pamerkan kemuliaan Dia. Kita ini diajak nonton sama Tuhan, menonton mulianya Tuhan. Bagaimana tahu mulianya Tuhan? Yang pertama dari yang baik seluruh ciptaan mencerminkan kebaikan Tuhan Lalu kalau ada yang buruk bagaimana? Yang kedua, kita mengerti kekuatan dan kemuliaan dari reply-nya Tuhan lewat perjanjian keselamatan. Jadi kita ini dibungkam kalau mau ngomong yang lain, kita tidak bisa ngomong yang lain selain Tuhan itu mulia. Waktu Saudara mau mengatakan Tuhan jahat, tidak bisa, karena hati kita mengatakan “hei mulut jangan sembarangan. Aku sudah mengagumi Dia dengan kekaguman yang besar, jangan ngomong hal yang salah, mari bicara hal yang memuliakan Tuhan”. Dan Paulus mengatakan, “oh alangkah dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan Allah sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya”. Ini Paulus bukan mengatakan Tuhan tidak bisa diketahui, yang Paulus katakan adalah “yang saya duga ternyata salah. Ternyata Tuhan tetap bisa menyatakan kemuliaanNya meskipun caranya sepertinya sudah tidak mungkin”. Di dalam keadaan tidak mungkin Tuhan akan tunjukkan “perjanjianKu untuk menyelamatkan akan menjadi nyata”. Itu sebabnya kalau Saudara mau percaya Allah dengan benar, harap percaya Dia di dalam 2 aspek ini, segala yang indah dan baik memamerkan kemuliaan Tuhan, segala yang kacau dan menakutkan akan memamerkan kesetiaan Tuhan terhadap perjanjianNya. Pada akhirnya semua mulut akan mengaku bahwa apa yang Tuhan rancangkan adalah sempurna. Dan itu sebabnya ketika Saudara melihat kehidupan, lihat yang baik, Saudara bilang “terpujilah Allah”. Lihat yang buruk, Saudara mengatakan, “terpujilah Allah”, mengapa terpujilah Allah? Karena Saudara mengatakan “karena jalanMu tak terduga”. Mengapa bisa tak terduga? Karena dugaan saya terlalu dangkal. Saya selalu pikir Tuhan seperti saya, “kalau saya sih akan begini, kalau saya maunya begini”, quess what? Kamu bukan Tuhan. Dan waktu kita mengagumi Tuhan, kita mendapatkan pengertian Allah melampaui saya dan karena itu saya bisa mengatakan alangkah agungnya Tuhan. Dan Paulus menutup dengan perkataan “siapa yang pernah memberikan sehingga harus menggantikan?”, Tuhan tidak berhutang sama siapapun. Tuhan menyatakan kemuliaan bukan karena Dia gagal di dalam rancangan. Manusia melakukan ke kiri dan Tuhan bilang “wah sudah salah, sekarang Aku bereskan ke kanan”, tidak. Tidak pernah ada yang menggagalkan rencana Tuhan. Maka ayat 36 jadi kesimpulan doxologi yang bagus sekali, “sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”. Harap kita bisa memengerti hal ini dengan limpah. Bagaimana mengetahui Tuhan itu mulia? Dengan kebaikan ciptaan ini. Bagaimana mengetahui Tuhan itu mulia? Dengan kuasa perjanjian keselamatan Dia. Maka Saudara akan baik-baik melihat. Karena kalau kategori ini kacau, Saudara sulit mengatakan “alangkah mulianya Tuhan, bagiMu lah kemuliaan”, sulit. Kalau Saudara memasukkan desain ciptaan ke dalam kesulitan dan penderitaan seperti tidak masuk kan? “Kalau Tuhan menciptakan ciptaan baik, mengapa aku sakit?”, sulit. Tapi kalau Saudara mengatakan ada desain lain yaitu perjanjian, maka Saudara akan mendapatkan kekuatan di situ. Saya tidak pernah lupa bagaimana orang-orang bergumul dengan kesehatan. Jemaat-jemaat yang sakit, yang akhirnya meninggal, yang bergumul dengan cancer, yang bergumul dengan penyakit dan lain lain. Kadang-kadang saya berpikir kalau jadi dokter beratnya di situ, lihat orang sakit terus, lihat penderitaan fisik. Kalau Saudara mengatakan the goodnes of creation, para dokter itu seperti terus berjumpa dengan the ugly side of creation. Tubuh manusia itu begitu bagus, tapi sering kali kita bertemu dengan tubuh yang gagal berfungsi tepat. Tubuh yang mengeluarkan hal yang mematikan dirinya, tubuh yang men-develop sesuatu yang justru berbahaya bagi kelangsungan hidup pemilik tubuh itu. Lalu dunia medis, dunia kedokteran berusaha selidiki bagaimana menangani, bagaimana mengatasi. Akhirnya mulai berpikir banyak sekali hal yang kacau. Ini dunia medis, lalu bagaimana dengan dunia kejiwaan? Sama, orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia psikologi dan psikiatri? Apalagi psikiatri yang bersifat klinis, akan bertemu dengan orang-orang yang berfungsinya salah atau lain, orang-orang yang cara pikirnya lain. Saya bicara dengan satu orang yang punya gangguan di dalam pikiran dia, dia tidak bisa bedakan mana real mana tidak. Dia bahkan bilang begini “pak, jujur saya tidak tahu bapak lagi ada atau tidak, atau jangan-jangan saya lagi kambuh, lagi ngomong sama orang yang tidak ada”. Lalu saya bilang “saya pastikan saya ada”, tapi dia bilang “saya tetap tidak yakin karena bayang-bayang saya juga ngomong dia ada. Dan sekarang saya harus bertemu dengan bapak, saya tidak tahu ini beneran atau tidak?”, kasihan orang seperti ini. Lalu Saudara mulai berpikir “pikiran manusia kok bisa cacat begini, tubuh manusia kok bisa gagal?”. Kalau kita masukan pengertian ciptaan, kita akan goyah imannya, “ciptaan kok begini”. Tapi Bavinck mengatakan jangan lupa ada perjanjian dan cara Tuhan menyatakan perjanjianNya adalah Dia justru menyatakan kemenanganNya di saat kemenanganNya itu paling tidak terlihat, ini kemudian salib. Kemudian salib adalah kemuliaan yang Tuhan baru berikan setelah sepertinya Dia kalah. Yesus di salib, ini kemenangan Tuhan, siapa yang bisa sangka? Demikian juga perjanjian Tuhan. Tuhan nyatakan dengan cara yang membuat kita kaget. Maka Paulus mengatakan “alangkah dalamnya hikmat kekayaan dan pengetahuan Allah sungguh tak terselidiki”. Mengapa tak terselidiki? Karena kalau saya selidiki, saya sudah lihat ini habis, Tuhan sudah gagal, Tuhan tidak bisa menang. Tapi ternyata di sini Tuhan nyatakan kemenangan. Israel memberontak, habis, sejarah keselamatan selesai. Bukankah Tuhan sudah janji Israel jadi umat, tapi ternyata Tuhan jadikan Israel baru yang terdiri dari bangsa-bangsa lain juga. Dan ini membuat Paulus kaget “bagaimana bisa ada yang seperti ini?. Dan waktu dia selidiki Kitab Suci, baru dia tahu Tuhan sudah ngomong. “Tuhan sudah ngomong tapi saya tidak mengerti, sekarang setelah terjadi baru saya memengerti. Kadang-kadang pengalaman kita membuat kita menjadi yakin akan Kitab Suci, asal kita pahami dengan 2 pengertian tadi. Jadi creational order, keindahan dalam ciptaan membuat kita mengatakan “terpujilah Tuhan”. Kekaguman di dalam rancangan keselamatan membuat kita juga mengatakan “terpujilah Tuhan, bagi Dialah kemuliaan”. Dan ini yang Calvin miliki juga di dalam imannya. Di buku yang ketiga, dia mengatakan pada akhirnya ketika kebangkitan kita terjadi, Saudara dan saya akan mengagumi Tuhan. Bukan karena Dia mulia, mengagumi Tuhan karena Saudara akan mengatakan “out of this You did that, dari sini Engkau melakukan itu”, ini yang membuat kita kagum. Jadi Calvin mengatakan waktu Saudara dan saya nanti bangkit, yang pertama akan membuat kita kagum adalah “ini? Dari ini Engkau bisa membuat ini?”, itu yang akan membuat kita kagum. Saudara, yang paling mengagumkan adalah orang yang bisa membuat sampah jadi bagus kan? Dan ini yang nanti akan kita kagumi dari Tuhan. Maka Paulus mengatakan, “bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Soli Deo Gloria”. Waktu kita bilang Soli Deo Gloria, ini bukan cuma ucapan untuk menyudahi WA. Tapi Soli Deo Gloria adalah kesimpulan setelah kita melihat hal yang sangat tidak mungkin menyatakan kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan sudah habis di sini dan Tuhan mengatakan “iya seperti habis, tapi Aku akan buktikan perjanjian keselamatanKu akan muncul dari hal yang buruk ini”, itulah yang Bavinck lihat. Jadi Saudara jangan salah kategori, jangan lihat hal buruk pakai konsep ciptaan, jangan lihat ciptaan pakai konsep perjanjian. Lihat ciptaan dengan konsep perjanjian seperti tidak ada makna, ciptaan sudah bagus. Tapi lihat hal yang buruk, lihat anomali, lihat penyimpangan, lihat kejahatan, lihat penyakit, lihat dosa, lihat kekacauan jiwa, lihat kejahatan, dan kita mengatakan “Tuhan sepertinya Engkau gagal habis”, dan Tuhan mengatakan “itulah perjanjian keselamatanKu selalu dinyatakan di dalam saat yang tidak mungkin”. Kiranya Tuhan memimpin sehingga kita bisa mengerti mengatakan “bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya”.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)