Kalau begitu apa yang harus dicapai oleh manusia? Manusia itu manusia karena apa? Di pasal 9, hal paling penting yang akan dialami oleh manusia adalah dijadikan satu dengan Allah, satu dengan Bapa, ini pengharapan yang paling besar. Menjadi satu dengan Tuhan di dalam hal apa? Di pasal 9-11 satu dengan Tuhan yang dimaksudkan Paulus adalah di dalam sejarah. Maksudnya adalah sejarah sedang menuju kepada kesatuan antara Allah dan manusia. Tuhan membimbing seluruh kemanusiaan, terutama untuk orang pilihan tentunya, untuk berada dalam kondisi final yaitu satu dengan Tuhan, menikmati kehadiran Dia yang mau hadir di tengah manusia. Hal ini membuat kita mencari, merenungkan dan mengenal Allah, dan menjadikan Dia pengharapan kita. Jadi kalau Saudara tahu ternyata seluruh sejarah ini bergerak dalam keadaan di mana kita dan Tuhan menjadi satu. Di dalam tafsiran tentang sejarah ada banyak versi untuk mengenal apa itu sejarah. Hegel menekankan tentang pentingnya manusia mengenal arah sejarah. Dia mengatakan sejarah itu sebenarnya punya pergumulan, menunjukkan bahwa alam semesta ini sedang bergumul untuk mengenal siapa dirinya. Jadi sejarah itu sebenarnya adalah sang alam atau sang keberadaan utama, apa pun itu, sedang berusaha memahami dirinya. Sang alam atau sang keberadaan ini akan menjadi sadar tentang siapa dirinya dan itulah sebenarnya yang terpecik dalam pikiran kita. Ini bukan ajaran Alkitab, dalam pengertian Hegel ada alam yang mempunyai kesadaran diri, punya pikirannya sendiri, jadi alam ini mempunyai pikiran yang besar. Dia mengatakan mengapa manusia bisa punya pola pikir yang agak mirip? Misalnya mengapa orang Indonesia bisa punya pola pikir yang mirip dengan orang di Afrika atau Amerika atau bahkan Eropa? Ada bedanya, iya, tapi ada miripnya. Misalnya kita sama-sama tahu pentingnya etika, mengapa bisa tahu? Siapa yang mengajarkan kita? Maka Hegel percaya pikiran kita ini cuma percikan kecil dari sebuah pikiran besar. Kita bisa mengerti pikiran besar ini seperti kita mengerti diri kita, kita sedang bergumul untuk kenal siapa diri kita. Saudara sedang bergumul untuk cari tahu “saya ini sebenarnya siapa?”. Kita semua merasa kita sudah kenal diri kita, tapi kalau kita selidiki dalam hari-hari kita, kita sadar bahwa kita pun perlu belajar untuk kenal diri kita lebih baik lagi. Kita masih sangat kurang untuk mengenal diri kita, kita tidak tahu siapa diri kita sampai diri kita belajar bertindak dengan semacam tindakan tertentu dalam sebuah peristiwa, baru kita sadar ternyata diri kita seperti ini. Jadi sebenarnya kita sedang mengenal diri, sedang bertumbuh untuk kenal diri. Hegel menafsirkan alam semesta juga sama, sedang bergumul untuk kenal dirinya. Waktu ada orang bertanya kepada Hegel, “alam semesta, waktu kamu mengatakan alam semesta, maksudmu Allah?”, Hegel bilang “iya, alam ada di dalam Allah, Allah ada di dalam alam”, ini pikiran dia yang pantheis. Jadi bagi dia seluruh alam sedang belajar tentang siapa dia dan sejarah adalah tanda bahwa alam ini makin mengerti dirinya, makin dewasa. Makin mengerti dan makin dewasa. Inilah sebabnya sejarah bergerak dalam arah itu, arah makin jernih pikiran, arah makin jelas dan memahami diri. Ini yang dikaitkan dengan pencapaian modern, mengapa kita semakin pintar, mengapa teknologi semakin maju, mengapa kita semakin kuat, mengapa kita semakin mampu menghidupi kehidupan yang baik, mengapa kita makin sehat, makin punya teknologi, makin punya sains, mengapa tingkat kehidupan kita semakin tinggi, karena alam semesta sudah semakin kenal siapa dirinya. Jadi ada semacam penjelasan tentang kemajuan manusia, manusia itu maju, makin lama makin baik, makin lama makin sempurna hidupnya, karena alam semakin kenal diri dan manusia mendapat bagian mengenal alam yang makin kenal diri dan akhirnya dia jadi kenal siapa dirinya, ini yang kira-kira Hegel katakan. Jadi sejarah bergerak dengan positif, akan semakin lama makin maju, makin hebat dan makin baik. Dan konsep utama dari pikiran Hegel, sejarah itu akan mewujudkan ke dalam kelompok tertentu. Hegel mengatakan dulu kelompok ini adalah orang Yahudi, setelah itu Persia, Babel, Yunani, Romawi, baru setelah Jerman, ini yang membuat problem. Jadi kelompok Jerman adalah pernyataan tertinggi dari sejarah, ini yang membuat tema Hitler populer di Jerman karena pemahaman sejarah versi Hegel. Jadi zaman memuncak dan puncaknya terjadi ke dalam kesadaran manusia, sehingga manusia tahu apa yang harus dia lakukan, gumulkan, dan apa yang dia kerjakan di dalam budaya dan zamannya. Keunggulan kita semakin jelas terlihat karena semakin mampu menguasai alam, zaman, makin mampu memahami dan manipulasi alam. Tuhan adalah Roh yang membuat umat tertentu menjadi celik dan memahami rasio, ini pemikiran dari Hegel. Tapi di dalam cara berpikir seperti ini ada kesulitan yang sangat besar, kesulitan yang melihat kemajuan sebagai tanda berkat. Kemajuan adalah sesuatu yang membuat keunggulan dari Tuhan itu terlihat. Jadi Allah adalah Allah yang bekerja, dan Allah bekerja lewat yang unggul, Allah bekerja lewat yang sukses, yang mampu menangani seluruh keadaan dengan kekuatan rasio dan kemampuan berhikmat. Cara berpikir seperti ini sebenarnya cara berpikir yang dilawan oleh Injil. Injil tidak setuju dengan cara berpikir tentang sejarah yang menuju ke arah seperti ini.

Maka kalau kita memahami filsafat sejarahnya Hegel, lalu kita mau coba bandingkan dengan “filsafat sejarahnya Paulus”, Saudara menemukan apa yang diajarkan Paulus berbeda jauh dengan Hegel. Pertama, kalau rasio dan sejarah menuju puncak, makin lama makin baik dan itu ditunjukan dengan kepenguasaan atas alam dan keunggulan manusia untuk mengadaptasikan kebudayaan manusia demi kemajuan, kepintaran berteknologi, inilah tanda Tuhan menyertai. Ketika Hegel menyadarinya dengan cara demikian, maka Kekristenan adalah antitesisnya, Kekristenan tidak setuju ini. Kekristenan mengatakan versi sejarah yang lain, Kekristenan mengajarkan bahwa sejarah itu bergerak dengan Allah datang ke manusia. Ini dua versi terbalik, pengertian ini sangat penting harap kita bisa memahami ini. Kalau Saudara berpikir sejarah menuju ke mana, Saudara akan berpikir sejarah itu makin baik, karena manusia makin mampu. Sejarah adalah pertunjukan bagaimana manusia mampu mencapai posisi tinggi, ini versi Hegel. Tetapi yang Hegel katakan pernyataan itu adalah pernyataan lewat manusia, sekelompok manusia unggul yang punya kemampuan lebih dari yang lain, yang punya visi dan bukti dalam sejarah bahwa mereka lebih unggul dari yang lain. Mana bangsa yang unggul, itulah pernyataan pekerjaan dari sang pikiran itu, sang rasio, atau roh yang ada di dalam sejarah, dia memanifestasikan dirinya ke dalam kelompok yang unggul. Siapa hebat, siapa jaya, itulah pernyataan dari rasio dari sejarah ini, dari alam semesta. Kekristenan punya pikiran yang lain, Kekristenan akan mengatakan yang menggerakkan sejarah itu bukan manusia, tapi Tuhan. Tuhan menggerakkan sejarah dalam hal apa? Dalam pernyataan Allah. Allah menyatakan diri untuk membuat manusia sadar bahwa di dalam seluruh alam, di dalam seluruh ciptaan Tuhan, Tuhan tetap bekerja, menopang dan ada di dalam segala hal yang menopang ciptaan, Tuhan hadir, Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaanNya. Ini kesadaran yang akan dimiliki oleh umat Tuhan, ketika umat Tuhan mengenal Tuhan, mereka akan kaitkan pengenalan akan Tuhan dengan penopangan seluruh sejarah. Mengapa alam ini ditopang oleh Tuhan, mengapa alam semesta bisa stabil? Kalau Saudara mengatakan ada hal yang tidak stabil, itu betul, tapi ada hal yang stabil juga, kalau tidak kita tidak akan hidup. Mengapa ada hal baik yang tetap muncul di dalam seluruh ciptaan, siapa yang menopang? Ini membuat kita menjawab yang menopang adalah Allah. Ini membuat kita mulai mengenal Allah dengan ciptaan, Allah adalah Allah yang menopang seluruh ciptaan, Allah adalah Allah yang pekerjaanNya real benar-benar ada, Dia menunjukkan kuasa dan kestabilanNya dan kesetiaanNya melalui memelihara seluruh alam. Maka orang Yahudi melihat Allah dan mengenal Dia sebagai Pencipta dan Penopang seluruh ciptaan. Ini pertama yang akan dipikirkan oleh orang Yahudi, siapakah Allah? “Allah adalah yang menopang seluruh ciptaan, kami ada karena Dia, tapi juga kamu. Bangsa-bangsa lain ada juga karena Dia. Allah memelihara semua, Allah menjaga semua, Allah menopang semua, dan Allah menyatakan diri di dalam seluruh pemeliharaan alam”. Calvin mengatakan alam itu seperti cermin untuk menunjukkan kemuliaan Allah yang tidak mungkin bisa kita lihat. Allah menyatakan diri, Allah menunjukkan diriNya sebagai Allah yang memelihara ciptaan. Allah menjaga seluruh ciptaan sampai ciptaan ini menuju ke kesempurnaannya. Ini yang pertama orang Yahudi akan sadar.

« 2 of 5 »