Kita semua pikir kita bisa menebak arah dari rencana Tuhan, “Tuhan itu kalau kerja pasti begini”, tiba-tiba Tuhan belok dan kita tidak sempat ikut. Tiba-tiba Tuhan putar arah dan kita tidak sempat mengikuti Dia. Jalan yang Tuhan rancang begitu penuh dengan simpangan yang membuat kita kaget. Itu sebabnya ketika Tuhan mengatakan “rancanganKu bukanlah rancanganmu”. Kalimat itu sering kita kutip tapi kita pun tidak siap ketika Tuhan menyatakan rancanganNya. Maka mari belajar beriman rancangan Tuhan beda dengan rancangan kita. Rancangan Tuhan selalu akan terlihat kontroversial bagi kita. Kierkegaard menekankan lift of faith, lompatan iman, ini bukan berarti tidak perlu mengerti, yang penting beriman saja. Tapi yang Kierkegaard maksudkan adalah kamu mengerti pun, kamu tidak bisa menduga jalanNya Tuhan. Untuk menerima Tuhan, kamu harus kompromikan pengertianmu. Untuk ikut jalanNya, Tuhan kamu harus hancurkan pengertian awalmu. Kierkegaard membagikan secara natural kita akan mengikuti jalan yang paling menyenangkan, ini namanya jalan estetika. Jalan paling menyenangkan itu jalan yang akan saya ikuti. Kita akan mengatakan “ini benar”, mengapa benar? Karena menyenangkan. Kalau keadaan baik “ini jalan yang bagus, ini caranya”. Kalau gereja berkembang, lalu jemaat bertambah, kita bisa dirikan gedung, semua terjadi baik, ini jalannya, ini yang bagus. Tapi Saudara setelah itu ada pergumulan yang bagus ini kadang harus dikompromikan demi moral. Maka ada jalan bukan estetika tapi jalan etika. Kadang-kadang demi etika yang estetika harus disingkirkan, ini yang seharusnya. Tapi Tuhan menawarkan jalan ketiga, jalan religius, jalan agama, agama maksudnya iman. Dan jalan agama yang Kierkegaard nyatakan sebagai contoh paling jelasnya itu Abraham. Apakah menyembelih anak menjadi korban itu etis? Tidak, itu tidak etis. Apakah itu estetis, itu indah? Tidak, itu tidak indah, itu tidak menyenangkan Abraham dan ini tidak etis di dalam pandangan kita yang membaca. Tapi Tuhan perintahkan itu, bagaimana mengertinya? Jalan Tuhan itu akhirnya membuat kita kadang harus meruntuhkan konsep etika kita. Ini pernyataan yang sangat bisa disalah-mengerti “berarti moral tidak penting”, ini salah logika, Kierkegaard tidak pernah mengatakan begitu. Yang Kierkegaard katakan adalah jalan moral harus kita pegang. Tapi kadang-kadang rancangan Tuhan bahkan melampaui itu, kontroversial di dalam standar moral sekalipun. Kita semua harus taat orang tua, itu betul. Tapi kalau Tuhan mengatakan “untuk mentaati Aku engkau harus membangkang orang tua mu”, Saudara mengatakan apa? “Saya tidak mau ikut, saya tidak bisa membangkang orang tua saya”, harus kalau Tuhan yang perintahkan, ini kontroversial. Tapi Saudara jangan menjadikan ini alasan untuk membangkang, itu namanya Saudara ambil jalur estetika, keinginan saya seperti ini, ini estetika dalam konsep Kierkegaard bukan dalam konsep umum. Tapi ada jalan agama yang membuat kita mengatakan “Tuhan untuk jalankan ini saya harus memberontak norma yang umum, pemahaman yang sangat wajar diterima oleh budayaku. Kalau saya mengikuti Engkau, saya akan dihujat oleh orang tua saya. Saya mengikuti Engkau, saya akan dibuang oleh keluargaku, oleh suku, oleh bangsaku. Tapi demi Engkau, saya akan lakukan” ini melawan etika. Paulus dan kawan-kawan, sesama orang Kristen sedang melawan etika Yahudi. “Kamu menyembah Mesias yang disalib, enyah kamu dari kami. Jangan anggap kamu anak kami, kami tidak mengakui kamu lagi”. Orang tua membuang anaknya karena mengikuti Kristus, suku membuang ke orang-orang di dalamnya karena mengikuti Kristus. Kota membuang orang di dalamnya karena mengikuti Kristus. Ikut Kristus kontroversial. Tapi seperti Abraham membawa Ishak itu kontroversial, demikian dikatakan oleh Kierkegaard, mengikuti Tuhan juga kontroversial. Ini dikatakan Rowan Williams, dia mengatakan salib itu adalah perlawanan terhadap segala usaha untuk menjinakkan Tuhan di dalam skema yang akrab bagi kita. Ini sudah dikatakan Kierkegaard sebelum Rowan Williams. Kierkegaard mengatakan ada loncatan iman untuk ikut Tuhan. Ada sesuatu yang membuat engkau meruntuhkan atau terpaksa membangkang pengertian etis yang kamu terima dan terpaksa meninggalkan pengertian kesenangan yang tadinya kamu mau ikuti. Jadi bagaimana? Apakah beragama itu mudah? Sulit bukan main. Kontroversial, sulit dan inilah yang sebenarnya sedang dinyatakan di dalam Kitab Suci, jalan Tuhan itu mengagetkan. Tuhan mau pakai Israel, itu betul. Tuhan mau menjadikan mereka umat yang besar, betul. Tapi ada Asyur, jangan khawatir Tuhan akan hancurkan Asyur. Tuhan hancurkan Asyur, berarti Tuhan akan mulai perbesar Kerajaan Israel, mulai dari Hizkia. Tuhan mengatakan “tidak, kamu akan mati”, “saya akan mati?”, lalu Israel menjadi besarnya kapan? “Aku akan kirim Babel menghancurkan engkau”. Yesaya menyatakan nubuat, “sesungguhnya orang-orang yang kamu ajak lihat-lihat keliling itu, yang kamu menjalin relasi, merekalah yang akan menghancurkan Yerusalem”. Ada penafsir yang mengatakan kalimat bagus, Brueggemann mengingatkan tradisi Israel itu tradisi dari lelahnya raja-raja mengikuti tradisi itu. Kalimat ini agak susah dimengerti, raja-raja Israel sudah lelah ikut Tuhan. Daud sudah lelah ikut Tuhan, tidak sanggup lagi. Ketika Daud tua, begitu banyak pekerjaan penghakiman menghukum orang-orang yang bersalah dalam kerajaannya, tidak sanggup dia kerjakan. Dia panggil Salomo dan mengatakan “Salomo ada 2 hal, yang pertama saya ingin membangun Bait Suci, tapi Tuhan tidak izinkan. Yang kedua, saya tidak punya keberanian untuk menghakimi orang-orang seperti Yoab dan yang lain lain, kamu yang jalankan”, Daud sudah lelah, tidak ada kekuatan. Daud tidak punya kekuatan untuk menggenapi pekerjaan Tuhan. Bagaimana dengan Salomo? Salomo juga tidak punya kekuatan untuk menggenapi pekerjaan Tuhan. Di dalam usianya yang sudah lanjut, dia ikut istri-istrinya masuk ke kuil berhala, ironis bukan main. Dan salomo menyatakan dengan tindakan itu “saya tidak sanggup”. Lalu raja-raja selanjutnya jahat ataupun baik, semua gagal. Yang baik gagal karena rencana Tuhan melampaui yang mereka bisa pikirkan. Hizkia mengatakan, “sudahlah, Tuhan mau atur apa saya sudah tidak mengerti. Asal saya bisa diberikan damai oleh Tuhan. Sehingga waktu saya bertemu nenek moyangku dan bertemu Tuhan, saya bisa tidur dengan tenang”, maksudnya meninggal. “Dan waktu ketika saya mendengar berita Tuhan akan hancurkan Yerusalem, sampai waktu saya bertemu nenek moyangku dan bertemu Tuhan, asal di waktu itu saya tidak harus melihat kehancuran Yerusalem. Mengapa Tuhan ingin menghancurkan Yerusalem? Saya tidak mengerti? Mengapa Tuhan berikan kemenangan dulu, setelah itu Tuhan hancurkan? Saya sungguh tidak mengerti. Tapi sudahlah saya terlalu kecil untuk mengerti, asal Tuhan beri ketenangan hati” itu kalimat Hizkia. Jadi bukan kalimat, “cuek, bodo amatlah, generasi berikut mau menjadi apa”. Ini uniknya tafsiran, semua tafsiran yang jujur mau cari kebenaran di hadapan Tuhan, mau membagikan kebenaran, tidak tentu akurat, tapi pasti Tuhan pakai. Jadi yang benar mana, Hizkia itu tidak peduli atau Hizkia itu sudah menyerah? Dua-duanya bisa benar. Hizkia sudah lelah, tidak sanggup ikuti jalan Tuhan, karena pikirannya sangat bingung. “Tuhan mau? Tuhan izinkan saya mengalami kemenangan besar atas Asyur, hanya untuk dihancurkan Babel. Mengapa tidak di hancurkan saja dari awal? Mengapa tidak membiarkan Asyur matikan kami, mengapa tidak bunuh kami dari awal kalau Tuhan berencana membunuh kami kemudian? Kita tidak mengerti dan Tuhan belum memberi tahu. Waktu kita tidak mengerti dan kita tanya, Tuhan mengatakan “sabar”. Hizkia sudah belajar, Tuhan belum akan ungkapkan sekarang. Kalau Tuhan belum mengungkapkan pada masa hidupnya ya sudah “Tuhan, jika Engkau tidak beritahu rahasianya, alasannya mengapa, setidaknya izinkan aku hidup damai sampai mati. Saya lelah berperang. Saya lelah menghadapi Asyur, saya lelah menghadapi kekuatan baru untuk menghancurkan kerajaanMu yaitu Israel. Jadi tolong sampai saya mati, izinkan saya tenang”, ini yang Hizkia minta, “asal ada damai seumur hidup saya”. Tapi apakah pertanyaan hilang dari Hizkia? Tidak, dia tetap bertanya “mengapa Tuhan hancurkan kami kemudian?”, ini yang Yesaya kotbahkan. Waktu Yesaya khotbah, apakah Yesaya berkhotbah dengan tenang? Hizkia dengar kotbah, “Tuhan akan bangkitkan Babel lalu hancurkan kamu. Demikian khotbah hari ini, mari kita berdoa”, tidak, Yesaya bergumul. Bagaimana tidak bergumul? Karena Yesaya menikmati kemenangan Tuhan atas Asyur, kemudian pesannya tiba-tiba ada twist, ada banyak plot twist di Alkitab. Yesaya sudah pikir ini jalannya, Hizkia adalah mesias itu, raja yang akan membangkitkan kembali Israel. Nanti Asyur ditaklukkan, kemudian daerah Israel dimenangkan kembali. Hizkia menaklukkan kembali Utara. Lalu Kerajaan Utara dari Dan sampai Bersyeba kembali dikuasai anak Daud. Hizkialah anak Daud itu. Tapi Tuhan mengatakan “bukan dia”. Maka kalau Saudara baca Yesaya dan banyak hal membingungkan. Tuhan itu mengerjakan sejarah yang membingungkan. Terlalu membingungkannya, sampai Levinas mengatakan “sudahlah, percaya kepada kekuatan cinta”. Tapi banyak yang kritik Levinas, tidak bisa seperti itu. Tidak bisa “all you need is love, yang penting cinta” itu tidak membuat saya mengerti. Tetap membingungkan. Ada banyak hal yang membingungkan, tapi memang itu. Itu yang Tuhan mau buat. Masih ada misteri, Tuhan belum ungkapkan. Maka Yesaya bersabar dan kita juga mesti belajar untuk melihat bagaimana membuat simpulan dari kebingungan-kebingungan yang Tuhan izinkan menjadi misteri. Yesaya menyatakan misteri.

Lalu di dalam pasal 40 belakang, juga di dalam beberapa bagian dari pasal 6, pasal 9, Yesaya mengkhotbahkan kabar baik Injil. kabar baiknya apa? Orang-orang berusaha memahami apa itu kabar baik dan Yesaya memberikan sebuah petunjuk sedikit dari Tuhan tentang rahasia Tuhan. Apa rahasianya? Rahasianya adalah pelajari pola kebangunan dari umat Tuhan. Pelajari pola, pattern. Ini polanya apa, waktu kita telusuri ke belakang baru kita sadar polanya, kelemahan adalah cara Tuhan menunjukkan kekuatanNya. Misteri Tuhan adalah Dia bekerja dalam lemah, Dia bekerja dalam hina, Dia bekerja dalam pinggiran. Ketika Tuhan tunjukkan kemegahan pekerjaan Dia lewat Musa dan generasi pertama, 600.000 pasukan Israel keluar dari Mesir, Mesir porak-poranda dan hancur, Tuhan mengajarkan “fokus ke anak anak”. Lalu ketika Israel dibuang di Babel, mengapa dibuang? Tuhan lewat Yesaya mengatakan “aku belum kasih tahu jawabannya, tapi fokus kepada yang lemah”. Fokus kepada yang lemah itu siapa? Kaum sisa, kelompok kecil. Maka ketika Tuhan izinkan kelompok ini pulang ke Yerusalem, mereka menjadi tertawaan bangs-bangsa. Lalu kapan mereka berhenti tertawa? Tidak berhenti-berhenti sampai ada satu Mesias yang menjadi bahan tertawaan orang Farisi dan Saduki. “Ini Mesiasnya? Dan mereka tertawakan Mesias ini. “Mesiasmu dipaku di atas kayu salib, ini bukan Mesias kami”, tapi Tuhan sudah memberikan hint “lihat yang lemah”. Tapi Israel tidak mengerti, mata mereka terus lihat yang kuat. Jadi orang Israel tanya “mana yang kuat? Mata kami menanti yang kuat”. Itu sebabnya Rowan Williams mengatakan, “kamu mau jawaban? Lihat salib. The cross is the answer”. Misteri dijelaskan oleh Tuhan di salib. Dan ini yang dikatakan oleh Efesus, misteri pada angkatan zaman dulu tidak diberitahukan kepada anak-anak manusia yang pada zaman sekarang Tuhan beri tahukan kepada kamu. “Kami sudah dapat jawaban?”, “sudah”, “apa jawabannya?”, “lihat salib”. Waktu Saudara lihat salib, Saudara ingin menjelaskan, ingin memberikan deskripsi. Tapi Rowan Williams mengatakan kalimat “kalau engkau coba deskripsikan salib, tetap bisa. Engkau tetap akan menemukan banyak question marks. Tetap akan ada tanda tanya-tanda tanya yang tidak terjelaskan”. Kadang-kadang kita over simplified the cross, membuat pesan itu menjadi sangat simpel. Apa itu salib? “Pokoknya salib itu saya selamat”, tapi di atas kayu salib ada banyak jawaban atas pergumulan manusia yang tidak dijelaskan oleh kalimat. Eberhard Jungel mengatakan “siapakah manusia?”, pertanyaan identitas ini menjadi pertanyaan membingungkan. Ada teori namanya brain in the fed yaitu kalau otak kita somehow bisa di-copy ke tempat yang lain, tapi bukan tubuh manusia, apakah itu berarti kita ada di situ? Kalau otak kita dimasukkan ke mesin, apakah berarti kita menjadi bagian dari mesin itu? Kita tetap sadar atau tidak? itu brand in the fed. Jadi apakah tubuh kita penting? Apakah jiwa kita yang penting? Apakah pikiran kita yang penting? Eberhard Jungel mengatakan, kita ini penting karena identitas kita itu ada dalam memoriNya Tuhan. Tuhan yang mengkonstruksi apa itu kemanusiaan. Di dalam ideNya Dia, di dalam pikiranNya Dia kemanusiaan itu menjadi utuh. Maka Efesus mengatakan “kamu sudah dipilih Tuhan sebelum dunia dijadikan”, di mana? Di pikiran Tuhan, engkau adalah manusia di dalam pikiran Tuhan yang Tuhan wujudkan. Wujud kita, diri kita adalah diri di dalam rancangan Tuhan. Seperti apa Tuhan rancang kita itulah kita. Dan misteri yang Tuhan mau nyatakan didalam pengertian Paulus adalah Tuhan sudah rancang engkau menjadi utuh jika engkau disatukan di dalam Kristus. Jadi kesatuan kita di dalam Kristus itulah identitas kita. Tapi Kristus tidak mungkin tanpa salib. Apa yang membuat Pribadi Kedua dari Tritunggal itu menjadi milik kita? Bukan karena Dia Pribadi Kedua dari Tritunggal, tapi karena Dia berinkarnasi menjadi manusia dan mati di atas kayu salib, maka teologi salib sangat penting. Teologia salib memberikan kepada kita penjelasan bukan dengan kalimat penjelasan, tapi dengan pameran. Rowan Williams mengatakan jika engkau coba mendeskripsikan salib, pasti akan dapat penjelasan, Alkitab juga memberikan penjelasan tapi tetap ada misteri. Ketika Paulus mengatakan semua kekuasaan dunia di pertontonkan oleh Tuhan dan dipakukan di atas kayu salib, ini artinya apa? Sampai sekarang tidak ada teolog yang mengklaim sudah mengerti. Jadi kalau kita sampai pada bagian itu tafsiran dari para hamba Tuhan itu akan dikeluarkan dengan rendah hati. Paulus mengatakan kekuasaan dunia sudah dipreteli oleh Tuhan dan Tuhan permalukan mereka dengan pakukan di atas kayu salib. Penguasa dunia? Yang disalib Yesus, mengapa sekarang dikatakan penguasa dunia? Setiap pengkhotbah yang khotbah itu akan rendah hati di bagian itu. Banyak hal membingungkan, tapi membingungkan bukan karena Tuhan sengaja simpan, tapi karena ini melampaui pengertian. Di dalam Surat Petrus, Petrus mengatakan sukacitamu di dalam Tuhan itu banyak yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Berarti firman kurang sanggup? Bukan berarti firman kurang sanggup, kamu kurang sanggup terima. Firman Tuhan itu sempurna tapi kamu pengertiannya kurang. Jadi yang Tuhan nyatakan tidak bisa kita terima semua. Maka Tuhan putuskan untuk pamerkan, sebagian bukan dengan kata-kata, sebagian itu dengan pameran. Salib itu pameran Tuhan memberkati kita melalui keadaan paling mempermalukan Dia, bukan permalukan kita. Apa maksudnya Allah dipermalukan? Allah itu mulia dan salib itu hina, Allah bersentuhan dengan yang hina, ini pameran. Ini suatu pernyataan. Tuhan menyatakannya dengan cara yang sangat-sangat indah. Maka Tuhan sudah berikan hint, mau mengerti misteri, lihat yang lemah, jangan lihat yang kuatnya. Apakah yang lemah akan lemah terus? Tidak akhirnya menjadi kuat. Poinnya bukan pada akhirnya menjadi kuat. Akhirnya menjadi kuat itu ending yang Tuhan tidak mau menjadikan fokus dulu. Fokus dulu sama yang lemah yang akhirnya masuk Tanah Kanaan, yang berperang melawan raksasa, yang menghancurkan Yerikho, yang meruntuhkan tembok-tembok adalah kelompok yang tidak disorot sebelumnya, yaitu anak-anak Israel yang waktu keluar dari Mesir, dicatat pun tidak. Tapi Tuhan mengatakan “fokus ke mereka karena mereka pewaris Tanah Kanaan”. Ibrani 11, di situ Saudara akan lihat penjelasan yang megah, “Abraham beriman. Karena iman Abraham, karena iman Musa, karena iman ini, karena iman ini”. Tapi bagian selanjutnya tidak ada penjelasan nama lagi, cuma dikatakan “aku kehabisan waktu jika menjelaskan mereka yang meruntuhkan tembok-tembok, yang memberikan ini, yang menyatakan ini, yang akhirnya mewarisi Tanah Kanaan. Pewaris Tanah Kanaan adalah kelompok yang tidak disorot sebelumnya. Lalu bagaimana dengan Kristus hadir? Paulus mengingatkan Kristus hadir di dunia ini karena ada kelompok sisa pulang dari pembuangan. Jadi ketika orang tanya “kapan waktu terbaik untuk Mesias hadir? Harusnya paling bagus itu waktu zaman Daud, itu zaman keemasan sekali. Tidak ada kerajaan bisa bertahan sama Daud. Daud itu satu raja yang membuat semua orang gentar. Bagus kalau Dia menjadi Anak Daud. Memang Dia Anak Daud, tapi tunggu waktunya. Kapan waktunya? Pada waktu Israel serba tidak jelas, politik tidak jelas, keimaman tidak jelas. Zaman Yesus, imamnya ada 2, Hanas dan Kayafas, terus yang mana imam sejati? Entahlah, orang sudah capek mengurus imam, terlalu banyak intrik, terlalu banyak korupsi. Itu sebabnya ketika Tuhan lihat ada seorang janda miskin memberi persembahan 2 peser, Yesus mengatakan “kamu lihat. Tidak ada yang memberi persembahan lebih besar dari janda itu. Di dalam Taurat dikatakan orang harus mengatur persembahan untuk janda miskin, bukan janda miskin beri persembahan untuk Bait Suci.”, itu diperbolehkan. Tapi fakta janda miskin itu tidak diperhatikan membuat Yesus bernubuat Bait Suci akan runtuh. Ini sama dengan gereja, gereja perhatikan orang miskin atau tidak? Gereja akan Tuhan buang kalau gereja tidak peduli orang miskin.

« 3 of 4 »