Kita lihat ini sebenarnya bukan tema yang baru, karena di dalam Yesaya pasal 6, kalau Saudara baca di dalam ayat 12 dan 13, dikatakan Tuhan akan membuat mereka sangat kecil dan menjadi tidak berarti. Yesaya 6 ini menjadi berita Injil awal sebelum pasal 40 memulai tentang penjelasan berita Injil. Di dalam ayat yang ke-12 dikatakan “Tuhan akan menyingkirkan manusia jauh-jauh sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong”, Israel menjadi 0. “Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka”, bayangkan tinggal sepersepuluh pun, maka harus sekali lagi mereka ditimpa kebinasaan. Tuhan mengatakan penghancuran Israel akan begitu dahsyat, sehingga meskipun tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus dibinasakan lagi. Tetapi Tuhan katakan keadaan mereka akan seperti pohon beringin yang meskipun tinggal sisa yang seperti akan mati, akan muncul batang kemudian menjadi pohon., dan dari situlah tunas yang kudus itu akan berbuah. Ini gambaran yang sangat menakjubkan dan sangat sulit diterima sebenarnya bagi orang Israel. Karena mereka akan mengalami penghancuran yang benar-benar dahsyat. Tuhan akan mulai membangun Israel dari reruntuhan yang tidak lagi ada harapannya. Tapi pola ini sebenarnya pola yang sangat gampang terlihat kalau kita pelajari Kitab Keluaran dengan teliti. Di dalam Kitab Keluaran kita lihat fokus Tuhan itu adalah generasi muda, bukan orang Israel dewasa yang keluar dari mesir. Kalau kita lihat orang Israel yang keluar dari Mesir, mereka mengikuti perjanjian mereka makan paskah. Tapi Surat Ibrani 11 memberikan hint paskah itu bukan untuk orang tua tapi untuk anak. Hint-nya dari mana? Surat Ibrani pasal 11 memberikan hint yang sangat tepat. Dikatakan karena iman maka Musa mengadakan paskah dan mengadakan pemercikan darah. Untuk apa pemercikan darah? Supaya pembinasa anak-anak sulung tidak menimpa mereka, plural. Mereka siapa? Anak-anak sulung Israel. Jadi generasi anak itu yang menjadi fokusnya Tuhan. Ketelitian dari Surat Ibrani membuat kita membaca kembali Keluaran. Dan waktu kita baca kembali Keluaran, kita melihat Tuhan bersabar kepada Israel selama 40 tahun dan akhirnya Tuhan mengatakan “kesabaranKu habis. Aku akan musnahkan kamu”, ini kesabaran Tuhan habis dan Tuhan akan musnahkan Israel. Ini akan membuat orang bertanya, Musa pun tanya “Tuhan adakah Engkau akan membiarkan Israel keluar dari Mesir hanya untuk dibinasakan? Apa tidak nanti orang akan berkata Tuhan gagal”, ini yang Musa tanya. Apa nanti bangsa-bangsa tidak akan bertanya mengapa Tuhan mengeluarkan Israel ke padang gurun hanya untuk membinasakan mereka di situ? Jangan-jangan perkataan orang Israel benar ketika mereka berkata, “apakah kurang kuburan di tanah mesir? Maka Engkau bawa kami ke padang gurun untuk membinasakan kami? Mengapa kami dimatikan?” bukankah ini berarti rencana Tuhan gagal? Saudara, kalau Tuhan berencana membawa Israel ke Tanah Kanaan memang rencana Dia gagal. Tapi kalau Dia berencana membawa anak-anak yang keluar dari Mesir untuk menjadi orang dewasa di padang gurun yang akhirnya mewarisi Tanah Kanaan, kalau ini rencana Tuhan dari awal, maka Dia tidak gagal. Ini yang Surat Ibrani soroti, adakah Tuhan gagal? Tidak, karena dari awal paskah berfokus kepada generasi muda. Ini satu rahasia yang kalau kita baca membuat kita sadar rencana Tuhan tidak pernah gagal. Tuhan sudah mendesain pewaris Tanah Kanaan adalah anak-anak kecil yang masih ada di Mesir. Ini berarti Tuhan berfokus kepada “kaum sisa”. Mengapa mengadakan paskah? Supaya pembinasa anak-anak sulung tidak kena kepada orang Israel? Saudara mungkin mengatakan “kan ada anak sulung yang sudah dewasa”, tapi istilah anak yang diselamatkan tentu adalah orang orang generasi berikut, yang sangat mungkin adalah orang yang pasti di bawah 20 tahun. Karena orang Israel yang dihitung adalah mereka yang mampu berperang, 600.000 tentara Israel atau 600.000 laki-laki yang keluar dari Mesir adalah orang 20 tahun ke atas, karena penghitungan selalu akan mengutamakan menghitung atau fokus menghitung orang yang sanggup perang dan orang yang boleh berperang adalah yang sudah di atas umur 20. Itu sebabnya perhitungan ini perhitungan dari oran- orang yang sudah dewasa. Tapi ketika Musa pimpin orang Israel menuju Tanah Kanaan, lalu dia diganti oleh Yosua, Tuhan suruh hitung kembali. Dan kembali dihitung generasi berikut. Ketika orang Israel membuat Tuhan marah, Tuhan mengatakan, “Aku akan bawa anak-anakmu yang kau katakan akan binasa di padang gurun, merekalah yang akan mewarisi Tanah Kanaan”. Ini paralel karena di dalam Keluaran part two, ini namanya eksodus ke-2 dalam tradisi Perjanjian Lama. Exodus part two atau keluaran yang kedua itu adalah ketika Israel dipanggil pulang dari pembuangan di Babel. Ketika Raja Koresh mengatakan “semua bangsa boleh kembali ke tempat masing-masing, termasuk Israel. Kembalilah dan dirikan Bait Suci untuk Allahmu”. Mereka yang kembali adalah kaum sisa, ini yang dimaksud di dalam Yesaya 6. Yesaya 6 menekankan Tuhan sudah siap untuk mengeluarkan tunas dari tanah yang sudah hancur. Dan kalau kita lihat di dalam pasal yang pertama dari Israel dikatakan meskipun orang Israel begitu besar dan begitu banyak, tetapi hanya sisa yang akan diselamatkan. Ayat yang ke-9 dari pasal pertama dari Yesaya “seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang terlepas, sisa, kita sudah sama seperti Sodom dan sama seperti Gomora menjadi binasa sama sekali”. Jadi ada paralel antara keluaran yang pertama yaitu keluarnya Israel keluar dari Mesir, dengan keluaran yang kedua yaitu pulangnya Israel dari pembuangan yaitu sama-sama kelompok sisa yang menjadi sorotan dari Tuhan. Maka Saudara harus melihat rancangan Tuhan yang rahasia ketika Tuhan kemukakan ternyata begitu indah. Tuhan banyak merahasiakan yang Dia akan nyatakan, tetapi rahasia itu akhirnya dinyatakan di dalam kegenapanNya. Ini yang unik, rahasia digenapkan kapan? Paulus punya teologi sangat konsisten, di dalam Surat Roma dan di dalam Efesus dan di dalam Korintus, rahasia Tuhan dinyatakan di dalam berita salib. Jadi salib Tuhan membukakan apa yang Tuhan belum bukakan sebelumnya. Tuhan tidak kasi tahu sebelumnya fokus Tuhan adalah anak-anak kecil Israel, merekalah yang akan mewarisi Tanah Kanaan. Saudara bayangkan setelah 40 tahun, tentu anak-anak kecil yang dimaksud waktu di Mesir itu masih sangat kecil. Kalau mereka umur 50 waktu masuk Kanaan berarti ketika masih di Mesir mereka masih 10 tahun. Kalau mereka umur 45 waktu masuk Kanaan berarti mereka masih 5 tahun. Kalau mereka 41 tahun usianya, maka mereka baru satu tahun. Dan kalau mereka di bawah 40 berarti mereka lahir di padang gurun. Orang-orang yang tidak dianggap, orang-orang yang bukan orang utama ketika Tuhan memberikan perjanjian. Tapi Tuhan membukakan rahasia. “perjanjianKu dari awal adalah untuk membawa anak-anakmu masuk ke dalam Tanah Kanaan”. Demikian Tuhan bukakan lewat Yesaya orang-orang Israel akan Tuhan dirikan menjadi bangsa dipimpin oleh Mesias, tapi mereka adalah kaum sisa. Yesaya menulis ini sebelum Israel kembali dari pembuangan. Bahkan mungkin Yesaya ditulis ketika Israel belum dibuang. Kita tidak tahu yang mana, tapi orang yang percaya Yesaya ditulis oleh Nabi Yesaya, mereka harus percaya Nabi Yesaya itu membuat 2 macam tulisan. Tulisan pertama adalah tulisan pesan untuk keadaan zaman Yesaya. Pesan kedua sangat mungkin adalah pesan yang Tuhan suruh dikubur dulu. Saudara kalau baca Yesaya ada momen itu, Tuhan mengatakan kepada Yesaya “ tuliskan tapi jangan kemukakan. Simpan ini”. Ini tulisan yang merupakan nubuat tentang Israel yang akan kembali dari pembuangan. Jadi Tuhan sudah menyatakan lewat Yesaya Israel akan menggenapi rencana Tuhan, Israel tidak akan gagal. Tapi sebelum mereka menggenapi, mereka dibuang dulu. Yang menggenapi itu kelompok kecil, kelompok sisa. Jadi baik Israel yang merupakan orang-orang generasi berikut yang masih kecil ketika Tuhan memberikan Paskah di Mesir, maupun orang-orang yang kembali dari pembuangan adalah kelompok yang tidak penting. Mana ada orang yang berpikir tentang anak-anak sepenting berpikir tentang orang dewasa, sulit. Saudara mengatakan “kita mengasih anak-anak”, tapi faktanya tetap anak-anak tidak mendapatkan peran yang sama dengan orang dewasa. Memang begitu, tidak mungkin Saudara tempatkan anak-anak di dalam porsi yang sama dengan Saudara menempatkan orang dewasa. Anak-anak kecil tidak punya pendapat dan tidak berhak untuk menentukan ke depan mau ke mana, mereka ikut. Jadi kelompok ini bukan kelompok utama. Kelompok ini bukan kelompok utama dan karena itu Tuhan menyatakan anak ikut orang tua, taat sama orang tua, hormatilah orang tua. Ini merupakan perintah yang sangat penuh dengan kandungan teologi. Saudara kalau baca di dalam Kitab Keluaran 20:12. “hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu”, ini juga pengertian yang membuat kita harusnya mengerti fokus Tuhan kepada anak. Tuhan mengatakan “taati orang tuamu”, “mengapa?”, “supaya kamu warisi tanah”, “papa mama kemana?”, “papa mama tidak akan mewarisi” Papa mamamu akan mati di padang gurun, kamu yang akan masuk Tanah Perjanjian”. Maka sebelum kamu masuk Tanah Perjanjian, taat dulu sama orang tuamu. Orang tuamu Aku berikan perintah paskah, Taurat, pengertian, itu untuk kamu. Tapi sebelum kamu terima, taat dulu sama mereka”. Jadi Tuhan berfokus kepada anak-anak karena dikatakan anak-anak taati orang tua supaya kamu warisi Tanah Perjanjian. Tuhan berfokus kepada yang kecil ini. Lalu Yesaya menyatakan Tuhan berfokus kepada kelompok sisa, Tuhan akan genapkan pekerjaanNya lewat Israel, tapi bukan sekarang. Waktu Yesaya melayani, dia melayani di bawah pimpinan banyak raja, salah satunya Hizkia, ini raja yang baik sekali. Raja Hizkia adalah raja yang menjadi pengharapan orang Israel. Mereka mengatakan “Hizkia, Raja Utara sudah dikalahkan oleh Asyur”. Raja Sanherib menghancurkan Lakish, raja ini menghancurkan banyak kota-kota berbenteng di daerah Selatan, lalu mereka bergerak ke Yerusalem. Tinggal Yerusalem yang ditaklukkan dan seluruh Yehuda akan jatuh ke Asyur juga. Siapa pengharapannya? Yesaya mengatakan “Hizkia kamu adalah juruselamat. Allah Juruselamat akan memakai kamu untuk membebaskan Yehuda”. “Akhirnya Tuhan akan memenangkan perang ini untuk kami, karena dia sudah menghina Tuhan”. Lalu Hizkia masuk ke Bait Allah, dia tunjukkan surat yang menyatakan hujatan kepada Tuhan, “inilah perkataan Raja Asyur kepada Engkau, ya Tuhan. Belalah namaMu”. Maka Tuhan mengutus Yesaya, “Yesaya, berkotbahlah kepada Hizkia, siapa yang mengancam kamu? Raja kecil itu. Aku akan binasakan mereka dalam satu malam”, maka Tuhan hancurkan mereka dengan malaikat maut. Kita tidak tahu bagaimana, tapi biasanya Tuhan akan menghancurkan dengan pandemi yang mematikan orang-orang itu. Perkemahan orang Asyur menjadi penuh penyakit, mungkin cara itu, kita tidak tahu bagaimana Tuhan mematikan mereka. Intinya adalah malaikat mau turun lalu mematikan seluruh orang Asyur yang mengepung Israel. Akhirnya Israel selamat dan dari situ. Tapi Tuhan mengatakan “Hizkia, kamu akan berkumpul dengan nenek moyangmu”, Hizkia menangis “apakah saya akan mati Tuhan?”. Dia sakit, lalu Tuhan mengatakan “sakitmu ini tidak akan sembuh”, “tidak akan sembuh? Tolong sembuhkan saya Tuhan”, dia menangis, dia memalingkan wajahnya ke tembok. Waktu dia sudah menangis, dia mengatakan “Tuhan begitu banyak pekerjaan agung sudah Engkau kerjakan lewat saya, tapi saya akan mati seperti ini. Apa tidak boleh usia saya ditambah?”. Maka lewat Yesaya Tuhan bernubuat “Hizkia, kamu akan menjadi raja yang melihat keturunan berikut akan dipanggil untuk meneruskan kamu”. Keturunan yang diberikan oleh Tuhan kepada Hizkia pada waktu itu belum lahir, jadi dia memang harus lebih panjang umurnya. Maka Tuhan mengatakan “Aku akan beri kamu 15 tahun lagi”, Hizkia ditambah umurnya. Dan setelah tambah umur apa yang terjadi? Dia ikat relasi dengan musuhnya Asyur namanya Babel. Dia undang petinggi Babel untuk lihat Yerusalem, kasih tur, ini ironis sekali karena Tuhan berfirman kepada Yesaya “Babel inilah yang akan menghancurkan kamu”. Lalu Yesaya bawa berita itu, ini berita mengagetkan, “Babel akan menghancurkan kamu”, “menghancurkan kami? Tuhan, tolong kami dari Asyur hanya untuk membuat kami hancur di tangannya Raja Babel?” mengapa begitu? Ini membuat kita bingung, jadi Tuhan mau kerja apa? Tuhan mau rancang apa? Mengapa rancangan Tuhan begitu penuh twist? Kita kira ke kiri tiba-tiba ke kanan, kita kira ke kanan tiba-tiba ke kiri. Ini yang akan Saudara dapatkan ketika membaca Kitab Suci.

« 2 of 4 »