Orang Kristen bukan orang yang ada di daerah abu-abu antara diterima atau tidak. Kalau Saudara ditanya “apakah engkau yakin kalau dicintai Tuhan?”, Saudara jawab “saya ragu”, berarti Saudara masih ada dalam pergumulan iman dan itu baik. Orang yang tidak pernah ragu, yang tidak pernah bergumul dengan imannya, mungkin orang yang tidak pernah peduli. Di dalam Westminster Confession of Faith ada beberapa bab, salah satunya bab 17, yang mengatakan wajar bagi orang Kristen meragukan posisi dia, meragukan cinta Tuhan, wajar. Tapi tidak wajar kalau tidak bertumbuh sampai pada keyakinan Tuhan mencintai saya. Jadi Saudara mesti tahu bahwa Tuhan mencintai Saudara. Tuhan bukan memberikan cinta yang sifatnya cuma separuh, Tuhan memberikan cinta yang penuh. Saudara entah dicintai sepenuhnya oleh Tuhan atau dibuang sama sekali oleh Tuhan, tidak ada antara. Maka kalau ditanya “kamu orang Kristen atau bukan?”, waktu Saudara mengatakan “iya, saya orang Kristen”, berarti Saudara harus bergumul sampai tiba pada kesimpulan bahwa Tuhan mencintai engkau dan cinta Tuhan adalah cinta yang Dia berikan total. Demi cinta-Nya kepada kita, Anak Allah rela jadi manusia dan mati di atas kayu salib. Itu sebabnya mengetahui Injil sangat penting. Dan Injil berarti Saudara tahu Saudara dicintai dan kesadaran dicintai inilah yang memberikan kepenuhan fulfillment, “saya tidak lagi cari penerimaan yang lain karena saya sadar saya sudah diterima oleh Tuhan. Saya tidak lagi haus untuk pengakuan dunia ini sebab saya sudah diterima oleh Tuhan”, ini membuat kita bertanggung jawab tanpa mengalami keadaan krisis seperti banyak orang di dunia. Banyak orang di dunia krisis “kalau aku kurang sukses aku merasa menjadi manusia gagal. Kalau aku tidak diakui, aku merasa kurang penuh sebagai manusia”. Tapi orang Kristen lain, orang Kristen bertanggung jawab, hidup baik dan penuh dengan tanggung jawab, bukan karena cari pengakuan, tetapi karena sudah dicintai oleh Tuhan. Dicintai oleh Tuhan itu sangat penting. Maka ketika Martin Luther sadar “ternyata Tuhan cinta saya, ternyata saya tidak harus bergumul mentaati demi mendapatkan satu posisi di surga, tapi saya sudah dicintai oleh Tuhan”, ini membuat dia mengatakan statement-statement yang sangat berani. Misalnya dia mengatakan “kalau kamu sudah berdosa, berani saja berdosa, setelah itu berani bertobat”, maksudnya dia tidak mendorong orang untuk berdosa. Tapi yang dia katakan adalah jangan takut untuk bertobat, kamu harus berani sekali datang ke Tuhan dan minta ampun kepada Dia. Engkau harus datang ke tahta Tuhan dengan penuh keberanian bukan dengan keraguan. Banyak orang berpikir rohaninya baik kalau dia ragu-ragu, “Tuhan saya tidak tahu saya layak atau tidak, saya boleh datang atau tidak. Ya sudah saya tidak perlu datang”, orang kalau tidak mau datang memang tidak mau Tuhan. Kadang-kadang ada orang mengatakan “sebenarnya saya sangat mengasihi Tuhan, tapi saya merasa tidak layak, karena itu saya tidak datang”. Ada satu orang di gereja lain yang dikunjungi oleh pendetanya, lalu pendetanya mengatakan “mengapa kamu sudah lama tidak ke gereja?”, orang itu mengatakan “saya merasa tidak layak”, pendeta ini mengatakan “kalau kamu haus, kamu lihat ada orang mau memberi minum, kamu mau datang atau tidak? Atau kamu mengatakan saya tidak layak, biar saya mati kehausan”, tidak mungkin. Alasan kamu tidak datang ke Tuhan adalah kamu merasa tidak perlu Tuhan, bukan karena merasa tidak layak. Maka waktu Martin Luther sadar dia sudah dicintai, dia menjadi penuh sukacita “Tuhan cinta saya, Tuhan mengasihi dan menerima saya”, ini dia dapatkan setelah menyelidiki Kitab Suci baik-baik, baru dia tahu indahnya pesan Injil yang dinyatakan di dalamnya. Maka demikianlah kita menjadi orang Kristen yang terus bertumbuh di dalam kesadaran bahwa Tuhan mencintai kita dan Tuhan memberi firman bagi kita supaya kita tahu apa yang Dia kerjakan untuk menerima kita. Supaya kita tahu betapa berat hati-Nya menanggung dosa dari manusia yang memberontak kepada Dia. Tapi di dalam perasaan hati yang berat, yang penuh derita, yang penuh dengan amarah, yang penuh kesedihan, Tuhan tetap mau memanggil manusia kembali kepada Dia. Itu sebabnya waktu Paulus mengatakan kepada jemaat “kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu”, dia mau mengatakan “hei kamu orang percaya, kamu milik Tuhan. Jangan berikan hatimu kepada yang lain karena itu akan membuat kamu sengsara. Yang mencintai kamu adalah Tuhan, mari belajar mencintai Dia. Kasih karunia Tuhan ada padamu”. Jika engkau bertumbuh dalam iman itu karena kasih karunia Kristus. Jika engkau bertambah didalam kasih kepada sesama itu karena kasih karunia Tuhan Yesus Kristus.
Maka setelah penutupan ini ternyata ada versi lebih panjang dengan doxology, segala kemuliaan bagi Allah. Kalau Saudara perhatikan surat Roma dimulai dengan penjelasan Injil yang penuh sifat doxology, pengagungan kepada Tuhan. Ini Paulus Nyatakan di bagian awal pembukaan surat ini panjang memberikan penjelasan tentang Injil. Lalu di tengah bagian sedikit terakhir, di pasal 11 kembali ada doxology, setelah Paulus menjelaskan Tuhan beranugerah dalam sejarah menyelamatkan bangsa-bangsa setelah sebelumnya Dia kurung bangsa-bangsa dalam ketidak-taatan sekarang Dia panggil kembali bangsa-bangsa, terpujilah Allah, ini di pasal 11. Lalu di dalam bagian akhir di pasal 16 ada penutupan yang sangat indah, Paulus mengatakan “bagi Dia yang berkuasa menguatkan kamu”. Paulus mempunyai kepekaan pastoral. Dia tahu menjadi orang Kristen tetap penuh dengan goncangan. Banyak hal membuat kita goncang. Ada yang goncang karena kondisi kesehatan, ada yang goncang karena kondisi keuangan, ada yang goncang karena diganggu ajaran lain, ada yang goncang karena ditekan orang lain, ada yang goncang karena kesulitan relasi, ada yang goncang karena merasa diri masih juga belum berubah. Banyak hal membuat goncang. Dan Paulus mengetahui dia ditugaskan menulis surat bukan untuk selesaikan seluruh goncangan, dia ditugaskan menulis surat untuk menjadi bagian yang dipakai Tuhan menguatkan orang Kristen. Siapa yang kuatkan orang Kristen? Tuhan. Siapa yang memberikan stabil bagi orang-orang Kristen, stabilitas hidup? Tuhan. Siapa yang membuat kita aman di dalam iman? Tuhan. Yang membuat orang Kristen hidup dengan taat, dengan cinta Tuhan dan dengan pertumbuhan iman itu adalah Tuhan yang datang menyertai. Maka Paulus tidak merasa suratnya sudah mencakup segala hal yang diperlukan untuk orang bertobat. Paulus tidak tulis surat dan mengatakan “suratkulah yang akan membuat orang bertobat. Kamu baca suratku, selesaikan baca semuanya maka kamu akan jadi orang Kristen yang komplit”, tidak. Paulus tahu meskipun surat Roma adalah Firman Tuhan, tetapi ini cuma bagian. Tuhan sendiri yang akan menjadi warisan dari orang-orang percaya.
Waktu Musa membagi tanah bagi orang Israel, dia mengatakan “semua suku dapat tanah kecuali Lewi”. Lewi dapat tumpangan dari suku lain, dia tidak punya daerah sendiri untuk suku Lewi. Suku Lewi menyebar dimana-mana. Mengapa menyebar dimana-mana? Kalimat yang dikatakan oleh Musa sangat mengharukan “sebab porsinya orang Lewi adalah Tuhan, porsinya imam adalah Tuhan, bagianmu adalah Tuhan, bukan Tanah, bukan harta, tetapi Tuhan”, ini membuat hiburan besar bagi orang-orang Lewi dan juga para imam. Mereka diberi tempat dekat dengan tempat ibadah, mereka melayani dekat tempat suci dan itulah porsi mereka. Bangsa lain, umat dan suku-suku lain di Israel tidak dapat hak seperti orang-orang Lewi dan imam, dekat dengan kekudusan Tuhan. Di dalam tradisi Israel, kerub adalah makhluk surgawi yang diberikan segala hikmat, segala cantik, segala kuasa, segala kekuatan dan segala bijaksana supaya dia boleh dekat kemuliaan Tuhan. Tapi kerub yang jatuh yaitu setan, dia tidak mau dekat Tuhan, dia maunya kuasa, “saya sudah pintar, saya sudah tampan, saya sudah begitu mulia, mengapa saya cuma diberikan tempat dekat Tuhan? Saya mau kuasa”, ini yang membuat dia jatuh. Sekarang manusia dipanggil jadi imam, “kamu tidak ada harta, kamu tidak ada lokasi tanah yang besar, tapi kamu dekat tempat kemuliaan Tuhan, mau tidak?”. Di dalam abad pertama imam-imam mengatakan “tidak, saya mau uang, saya mau peras umat Tuhan. Kalau umat Tuhan datang, mereka beli binatang dari pedagang yang memberikan persenan ke saya”. Jadi imam pun jatuh mirip setan, diberikan tempat dekat Tuhan tapi maunya kuasa, maunya tahta, maunya keuangan. Demikian juga dengan orang Kristen, kamu adalah imam, bagianmu adalah Kristus. Siapa yang akan mempertumbuhkan kita? Kristus, serahkan diri, serahkan saudara-saudara kita, serahkan anak-anak kita kepada Kristus. Orang tua khawatir ketika anak bertumbuh dewasa, “nanti bagaimana iman dia, saya sudah tidak bisa jaga dia lagi”, berikan apa yang mampu engkau berikan, setelah itu serahkan dia kepada belas kasihan Tuhan. Paulus juga melakukan itu, dia tulis 16 pasal Surat Roma. Tidak ada tulisan yang mempunyai kesadaran tentang sejarah keselamatan lebih dari pada Surat Roma. Tidak ada tulisan yang menggabungkan pergumulan menjangkau bangsa lain selain lebih dalam dari Surat Roma. Tidak ada tulisan yang lebih dalam membahas tentang kedaulatan Tuhan dan cinta-Nya di dalam doktrin pilihan lebih dalam dari Surat Roma. Surat Roma adalah surat yang mampu membahas doktrin pilihan dan menggunakannya untuk sisi pastoral menghibur orang. Doktrin digunakan secara aplikasi di dalam penggembalaan, ini Surat Roma. Ini surat dari Tuhan, ini surat diinspirasikan oleh Roh Kudus. Tapi meskipun surat ini diinspirasikan oleh Roh Kudus, Paulus tetap menutupnya dengan mengatakan “kamu saya serahkan ke Tuhan. Tuhanlah Pemilikmu, biar Tuhan yang menyempurnakan imanmu”.