Apakah Taurat hanya mengatur relasi antar manusia? Bukan, Taurat sedang memberikan bayangan bagaimana relasi antara Tuhan dan manusia bisa berlangsung. Maka kalau tahun ketujuh budak bisa bebas, Alkitab mengatakan hari ketujuh adalah hari ibadah. Mengapa hari ketujuh adalah hari ibadah? Di dalam Kekristenan menjadi hari pertama, mengapa kita ubah hari ibadah menjadi hari pertama? Karena kita percaya kerajaan itu sudah datang dan not yet. Unsur not yet ditunjukan dengan kita beribadah, unsur already ditetapkan dengan mengubah hari ketujuh menjadi hari pertama. Jadi perubahan hari itu di belakangnya ada konsep teologis, bukan praktis saja. Kerajaan itu sudah datang, yang kita nanti-nantikan sudah tiba, already and not yet. Not yet masih beribadah, already hari pertama. Tapi dulunya hari ketujuh menunjukan kebebasan, “kamu adalah orang bebas”. Dan dalam hari ketujuh, hari peristirahatan, kamu tidak boleh melakukan pekerjaan, baik kamu, maupun budakmu laki-laki, maupun budakmu perempuan. Yang Tuhan perhatikan siapa? Budak. Kalau Tuhan mengatakan “hari ketujuh kamu tidak boleh kerja”, maka tuannya mengatakan “baik, saya tidak akan bekerja, jadi budak kamu yang kerjakan semua”, selesai. Tapi Tuhan mengatakan “baik kamu maupun budakmu tidak boleh kerja”. Maka agak aneh kalau hari ketujuh kita terapkan di dalam hari Minggu sebagai hari tidak boleh kerja. Tapi saya mau tanya, apakah kita sedang memperbudak orang atau memperbudak diri? Kita tidak memperbudak siapa-siapa, kalau kita rapat kita sedang mengerjakan bagian kita. Yang ditekankan dalam tidak boleh bekerja adalah kamu jangan suruh orang, jangan membuat orang tidak bisa ibadah, jangan membuat orang tidak bisa istirahat, kamu harus hargai mereka. Jadi ibadah adalah perayaan kebebasan, kamu bebas, datang ke Tuhan pun bebas. Tuhan sudah bebaskan dan kita mau datang kepada Tuhan, dan mengatakan “Tuhan, saya mengasihiMu, saya ingin melayaniMu seumur hidup. Silahkan berikan tanda kepada tubuhku, supaya saya menjadi milik Tuhan”. Tandanya dimana? Paulus mengatakan semua anggota tubuhmu. Tandanya bukan hanya di telinga, ini kebebasan menjadi manusia yang Paulus mau tekankan.

Kamu sudah bebas dalam dosa. Di dalam kebebasanmu sekarang tunduk kepada Tuhan karena ini pernyataan cinta. Membuat Saudara dilatih untuk memperlakukan orang lain sebagaimana Tuhan mau dia diperlakukan, ini kebebasan sejati. Maka Paulus mengatakan di ayat 18, “kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran”. Ayat 19 “aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu, sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan, yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan”, ini menarik. Dulu kamu hamba kecemaran, kedurhakaan, sekarang sudah bebas, kamu jadi hamba kebenaran, menjadi hamba yang dikuduskan oleh Tuhan. Paulus mengatakan di ayat 19, ini merupakan ajaran, “aku mengatakan ini hal ini secara manusia karena kelemahan kamu”, lalu ayat 17 “dahulu kamu hamba dosa, sekarang kamu sudah menaati ajaran”, ajaran mana? Injil. Apa yang Paulus katakan tentang Injil? Ini tentu kita harus balik dari pasal 1, Paulus mengatakan “sebab semua manusia mengganti kemuliaan Allah yang mulia itu, yang tidak fana dengan gambar yang fana”. Kalau kita lihat Surat Roma, berita Injilnya itu jelas, benturan antara berhala dan Tuhan. “Kamu tidak menyembah Tuhan, kamu menyembah berhala. Maka sekarang berhalamu harus hilang dan sekarang kamu harus belajar menyembah Tuhan”, konsep Injil seperti itu. Kamu menyembah berhala, hentikan, sekarang kamu kembali ke Tuhan. Apa itu berhala? Roma 1 sudah mengatakannya, berhala adalah pengganti Tuhan. Dan karena Tuhan tidak ada, penggantiNya ini apa pun yang kita sembah akan mengacaukan kemanusiaan. Karena kemanusiaan akan ditafsirkan bukan berdasarkan kehendak Tuhan, melainkan berdasarkan dorongan hati, berdasarkan perasaan, berdasarkan intuisi yang kita punya. Jadi ketika Saudara menjadi penyembah berhala, problem besarnya bukan karena Saudara masuk kuil berhala. Kita menyembah roh jahat, kita menyembah berhala dan berhala itu bukan rumah ibadat agama lain, berhala adalah ketika kita mengganti Tuhan dengan lain. Maka ketika Tuhan diganti dengan yang lain, yang lain itu tidak bisa menjelaskan kemanusiaa, hanya Tuhan yang bisa. Tuhan bukan cuma yang menjelaskan tentang siapa manusia, tapi Tuhan adalah Allah yang sejati yang ingin berelasi dengan manusia. Allah yang mau turun, Allah yang tinggal di tengah-tengah manusia, Allah yang akan memanusiakan manusia dengan mengangkat dia menjadi satu dengan Dia. Allah kita adalah Allah yang mengangkat kemanusiaan menjadi kemanusiaan yang sejati. Agam lain, ilah lain, dewa lain tidak bisa melakukan ini. Maka ketika orang meninggalkan Tuhan dan menyembah berhala, kemanusiaan dikorbankan.

« 4 of 5 »