Orang Israel lihat bangsa-bangsa lain sudah tidak ada harapan, karena mereka menyembah berhala, mereka tidak mengenal Tuhan, mereka mengerjakan tindakan yang rusak, mereka penuh hawa nafsu, mereka penuh percabulan, mereka pasti dibuang oleh Tuhan. Tapi Paulus mengatakan kalau Allah bisa bangkitkan dari mati menjadi hidup, Allah juga akan panggil bangsa-bangsa lain. Ini kembali ke tema utama dari Surat Roma, Injil bagi semua bangsa. Injil bagi Israel dan Injil bagi bangsa-bangsa lain. Karena jika Allah mengerjakan dari kacau menjadi baik, dari mati menjadi hidup, Saudara dan saya punya pengharapan yang besar bahwa Tuhan akan kerjakan hal yang sama sampai nanti saatnya Dia datang kembali. Kalau ada yang mengatakan “bumi makin rusak”, Saudara bilang “good, karena Tuhan kerjakan dari mati menuju hidup”. Sekarang sains menjadi sangat pesimis, dulu sains sangat optimis, tapi masih optimis sama sains itu masa lalu yamg kurang update. Kalau kita menyelidiki berdasarkan sains, kita akan melihat dunia kita menuju kepada kekacauan, entah itu ada ledakan baru, big bang atau menjadi habis atau menjadi mengecil ke dalam sebuah kotak yang sangat kecil, atau masuk dalam lobang hitam lagi, lalu menjadi bintang baru yang meledak dan menjadi galaksi baru lagi. Ini nasibnya, bumi kita akan hancur, nanti akan ada galaksi baru, lalu muncul yang lain, mungkin nanti akan ada bumi yang seperti ini lagi, kita tidak tahu. Pokoknya sains menunjukan bahwa kita tidak bisa lama-lama dalam keadaan seperti ini, keadaan ini adalah keadaan yang akan hancur. Tapi Saudara akan mengatakan “good”, karena Tuhan membuat semua bangkit dari mati, kalau seluruh alam semesta ini menuju ke kematian, maka alam semesta ini ada harapan menuju kebangkitan. Bagaimana bisa? Sama seperti kita, kita percaya kepada Yesus, tetap mati, tapi justru itu poinnya, mati tidak mengalahkan janji Tuhan. Mati malah menjadi tempat dimana benih janji Tuhan akan bertumbuh dan berbuah limpah. Yesus mengatakan dalam Injil Yohanes, “jika Aku tidak mati, cuma satu benih, jika Aku mati akan menjadi benih yang banyak dan buahnya limpah sekali”. Jadi keindahan Injil seperti ini, Tuhan menciptakan hidup dari mati. Dengan demikian aplikasi dari Roma 4 adalah Saudara bisa melihat kerusakan yang terjadi di bumi tidak akan membatalkan kuasa Injil. Kuasa Injil tidak mungkin dihambat atau pun menjadi mati karena kekacauan yang terjadi. Tuhan sanggup bangkitkan dari keadaan mati. Dan ini yang membuat kita memunyai kekuatan untuk beriman. Maka Paulus sedang mengatakan siapa yang memiliki iman seperti Abraham, dialah anak Abraham. Saudara punya iman seperti Abraham? Punya iman dalam hal seperti tadi, mati-bangkit, kelimpahan setelah kehancuran. Jika iman kita ada dalam bagian itu, kita anak Abraham. Tapi Paulus menyindir “mana mungkin iman ini ada pada kamu jika kamu tidak percaya Tuhan sanggup bangkitkan bangsa-bangsa lain dan jadikan mereka milik Tuhan”. Orang Yahudi begitu, meskipun sudah menjadi Kristen, “kami Yahudi, bangsa lain kafir. Kalau kamu mau jadi orang Kristen, kamu harus jadi orang Yahudi dulu”. Tapi Paulus mengatakan “berarti kamu tidak beriman seperti Abraham, karena Abraham percaya mati bisa bangkit. Kalau bangsa lain kamu anggap sudah mati, bangsa lain bisa Tuhan bangkitkan”. Dengan mental seperti ini, dengan teologi seperti ini Injil menyebar. Bayangkan kalau Paulus tidak dimunculkan Tuhan lalu teologi yang menyebar adalah teologi orang Yahudi yang menjadi Kristen, “untuk menjadi Kristen harus menjadi Yahudi dulu. Untuk jadi orang Yahudi mesti lakukan ini dan ini, tidak boleh makan sembarangan, tidak boleh makan makanan yang diharamkan”. Kalau benar bangsa-bangsa lain harus jadi Yahudi dulu baru bisa diselamatkan Kristus, berarti iman Abraham tidak ada pada kamu. Iman Abraham adalah iman yang melihat kepada kematian lalu melihat kehidupan yang muncul setelah itu.
Dan ini iman yang mendorong para penginjil. Saudara bisa bayangkan mengapa ada orang-orang seperti Munson, Lyman atau seperti Nomensen yang pergi ke daerah orang yang bisa makan orang lain. Mengapa mereka bisa pergi ke tempat orang kanibal? “Karena mereka mengatakan bangsa kanibal itu seperti sudah mati, tapi Tuhan ciptakan kebangkitkan, maka saya pergi bawa Injil ke situ”. Mengapa ada orang bisa bawa Injil pergi ke tempat yang begitu menakutkan, karena mereka percaya tempat yang menakutkan seperti mati, tapi Tuhan berikan kebangkitkan dari situ. Yang tidak mungkin menjadi mungkin karena Tuhan menjanjikannya. Itu sebabnya orang Kristen harus punya kepercayaan itu termasuk diri kita. Kita sudah mati di dalam dosa-dosa kita menurut Efesus 2, tapi Tuhan bangkitkan kita, yang mati menjadi bangkit. Inilah tema Injil yang Paulus sedang tekankan. Dan apa yang dilakukan Yesus adalah mati karena pelanggaran-pelanggaran kita dan bangkit karena pembenaran kita.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)