Tuhan ingin mengajarkan satu fakta bahwa Tuhan pilih baru ada realita efektifnya Abraham menjadi umat Tuhan. Tuhan pilih dulu baru karakteristik sebagai umat muncul belakangan. Pemilihan lebih dulu, baru setelah itu bukti bahwa pemilihan itu tepat datang belakangan. Pembenaran oleh sebab pemilihan lebih dulu, baru setelah itu ciri menjadi orang benar muncul belakangan. Harap hal-hal seperti ini dengan jelas kita pahami. Ketika Saudara dan saya ingin memelajari Teologi Reformed, maka hal-hal yang saya bagikan di dalam beberapa minggu terakhir sangat-sangat mendasar. Sulit bagi kita untuk mengerti ajaran Reformed jika kita tidak mengerti pengertian yang kita bahas terus dari pasal yang ketiga dan keempat dari Surat Roma. Pembenaran tidak berarti Saudara benar dan boleh hidup sembarangan. Pembenaran juga tidak berarti Saudara harus beres dulu baru dibenarkan. Kalau kita salah mengerti apa itu pembenaran, kita mungkin jatuh dalam 2 sisi yang salah dari orang Kristen.

Sisi yang pertama adalah sisi yang disebut dengan legalis. Bagaimana kamu bisa menjadi orang Kristen yang baik? “Kalau saya sudah menjalankan ini dan ini, kalau saya sudah berprestasi rohani, kalau saya sudah kerjakan kehidupan yang baik, baru saya boleh dibilang sebagai orang Kristen”. Tapi ada aspek yang lain lagi yaitu aspek yang salah, Saudara tidak menjadi orang Kristen karena telah melakukan sesuatu, tapi aspek yang lain adalah Saudara bisa jatuh dalam aspek antinomian. Satu sisi legalis, sisi lain antinomian. Legalis mengatakan “saya kerjakan dulu sesuai aturan, baru saya disebut Kristen”, antinomian mengatakan “tidak ada aturan, yang penting iman. Kalau kamu sudah dibenarkan oleh Tuhan, kamu tidak perlu kerjakan apa pun karena kamu sudah dibenarkan oleh Tuhan. Maka kalau kamu sudah dibenarkan, tidak masalah hidupmu baik atau buruk, sebab pembenaran tidak berdasarkan perbuatan. Pembenaran tidak berdasarkan perbuatan maka tidak masalah jika engkau punya kehidupan yang baik atau buruk”, itu antinomian. Sedangkan legalis mengatakan “hidupmu harus baik, baru Tuhan terima”. Kita bisa jatuh dalam salah satu dari dua ini. Bagaimana caranya kamu bisa menjadi orang Kristen yang baik? “kalau saya menjalankan kehendak Tuhan”, itu legalis. Bagaimana caranya jadi orang Kristen yang baik? “Tuhan yang pilih, tidak masalah saya hidup seperti apa karena Tuhan yang pilih”, itu namanya kelompok antinomian. Mempelajari Alkitab membuat kita sadar ada begitu banyak excess yang kita alami dan lakukan. Ada begitu banyak hal yang menjadi excess, kita mengerti A lalu menafsirkan dengan ekstrim, akhirnya kita salah. Atau kita mengerti B lalu kita tafsirkan secara ekstrim akhirnya bentur dengan pengertian A. Alkitab penuh dengan pengajaran yang membutuhkan hikmat untuk dipahami. Itu sebabnya di dalam Surat Yakobus mengingatkan orang Kristen untuk doa minta hikmat. Karena hikmat akan membuat kita menangkap apa yang Tuhan mau ajarkan. Banyak orang mendengar ajaran tapi tidak bisa diajar, ini salah satu peringatan Paulus di dalam suratnya. Orang mendengarkan pengajaran tapi tidak bisa diajar, mendengarkan pengertian tapi tidak menangkap pengertian. Maka kita perlu dengan rendah hati dan gentar minta kepada Tuhan, “Tuhan berikan saya hikmat supaya saya mengerti dengan tepat, supaya saya tidak salah di dalam menafsirkan apa yang Tuhan mau sampaikan kepada saya”. Maka pada hari ini kita akan lihat bagaimana iman dan pembenaran membuat orang menjadi umat, tetapi iman dan pembenaran tidak sama dengan izin untuk hidup rusak. Bagaimana saya menjadi milik Tuhan? Oleh karena iman, bukan oleh perbuatan, berarti saya menjadi milik Tuhan dan boleh sembarangan bertindak? Tidak. Kalau begitu saya menjadi milik Tuhan karena hidupnya beres? Juga bukan. Lalu bagaimana mengerti menjadi umat Tuhan? Ini sulit untuk kita mengerti karena seolah-olah dua sisi tadi adalah dua alternatif yang mungkin. Bagaimana menjadi umat? Jalankan dulu perbuatan baik, nanti Tuhan akan berikan upah. Begitu? Bukan. Bagaimana menjadi umat? Yang penting beriman, hidup rusak itu tidak masalah. Bukan seperti itu juga. Lalu pilihan lainnya apa? Kamu harus beriman dan hidup beres. Beriman dan hidup beres bukankah itu mirip yang pertama? Hidup beres nanti akan mendapatkan kebenaran, “tidak, itu legalis”. Lalu bagaimana? Apakah hidup tidak perlu beres? Hidup harus beres. Kalau hidup beres, bukankah itu sama dengan kelompok pertama? Ini jadi pertanyaan yang sulit untuk kita gali dan pahami, kecuali kita gali dan pahami dari Roma 4. Mari kita selidiki bagian yang kita baca dengan teliti sehingga kita bisa menjawab pertanyaan yang tadi.

1 of 4 »