Bagaimana ini mungkin? Di dalam poin keempat ditekankan bahwa segala ini mungkin karena Kristus menjadi sama dengan kita, Dia menjadi berada di dalam daging. Dia mengalami kutuk bagi kita. Dengan pengertian lain, Saudara dan saya lepas dari keadaan lama setelah kita bersekutu dengan keadaan yang baru. Roh Kudus tidak bekerja tanpa Kristus, Roh Kudus bekerja menyatukan kita dengan Kristus. Maka hukum roh disebut hukum roh hidup di dalam Kristus, itu yang ditekankan di ayat yang ke-2. Hukum roh hidup di dalam Kristus memampukan kita untuk berjuang menjadi lebih manusiawi, menjadi lebih kudus mengikuti Tuhan sesuai dengan apa yang Tuhan mau. Bagaimana perjuangan ini dilakukan? Dengan adanya pengulangan yang terus-menerus dilakukan. Ini yang ditekankan di dalam ayat 4, “supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam diri kita yang tidak hidup menurut daging tapi menurut roh”. Tuntutan ini digenapi oleh Kristus tapi diberikan kepada kita secara progres ketika kita hidup dalam hukum roh. Ada tuntutan untuk dibentuk dan itu adalah sesuatu yang dialami harian. Saudara mengalami pembentukan setiap hari, Saudara tidak bisa berharap sekali Saudara dapat pesan kemudian langsung berubah, sekali mendapat pengertian langsung baik, tidak bisa. Ada pembentukan yang dikerjakan oleh roh. Sama seperti Taurat membentuk Israel demikian hukum roh membentuk kita. Jadi benturan di sini adalah hukum roh dengan hukum dosa dan hukum maut. Ada pra kondisi yang berubah dan pra kondisi ini akan berwujud di dalam kehidupan Saudara sehari-hari, di dalam progres yang diatur. Otak punya kemampuan beradaptasi di dalam memberikan informasi neuronnya atau apa pun namanya, mengadopsi bentuk dan lain-lain. Aktivitas otak sangat cepat berubah. Ini yang orang tidak sadar, banyak orang berpikir bahwa dirinya dikuasai oleh semacam kuasa yang tidak bisa diubah. Kuasa yang tidak bisa diubah menurut Paulus adalah kuasa dari dosa dan maut yang akan diubah oleh anugerah kuasa Tuhan yaitu di dalam hukum roh hidup di dalam Kristus, yang lain bisa diubah. Ketika orang mengatakan “saya kecanduan pornografi, tidak bisa diubah”, mengapa tidak bisa berubah? “saya memang sudah lahir begini”, tidak, otak Saudara perlu waktu untuk membiasakan diri sehingga Saudara tidak menginginkan hal itu lagi. Tapi kita tidak punya ketekunan itu, kita berpikir “kalau saya mau berubah hidup suci, saya harus berubah hidup suci saat itu juga. Dengar khotbah pagi, malamnya langsung berubah, setiap hari langsung berubah”, tidak bisa. Saudara perlu habit yang baru. Dan habit itu tidak menjadi buah di dalam satu dua kali coba. Adaptasi kebiasaan baru versi otak dan tubuh. Otak akan melatih dirinya, tapi dia melatih dirinya sementara, begitu Saudara ubah habit, dia berubah lagi. Karena dia akan berusaha seefisien mungkin dengan yang Saudara jalankan. Jadi jangan salahkan otak. Maka dari pada kita terus-menerus dikurung oleh school of thought yang masih mungkin berubah, mari kita dikurung oleh Kitab Suci. Kitab Suci mengatakan ada perubahan lewat kebiasaan yang terus dilakukan dalam jangka panjang. Ketika Saudara melatih diri beribadah kepada Tuhan, cinta kepada Tuhan bisa dimunculkan. Ketika Saudara setia menjalankan kehidupan yang Tuhan mau, pada waktunya Saudara akan semakin menyadari, Saudara semakin mampu menyenangi itu. Saudara akan semakin mampu menyenangi memberi bagi orang lain, menyenangi berkorban, menyenangi mengasihi, menyenangi mengekang diri, menyenangi membuang dosa, membenci dosa, semua bisa muncul. Tapi Saudara harus berubah.

Ini poin yang ditekankan di bagian kesimpulan dari khotbah ini. Saudara adalah orang yang diset dalam pra kondisi ber-Tuhan. Dan untuk ber-Tuhan, Saudara harus rela berubah. Tuhan sudah mencintai Saudara dalam keadaan paling buruk. Tapi setelah Tuhan mencintai, Tuhan ingin Saudara menjadi baik di dalam segala pengertian yang penuh. Dan Tuhan ingin Saudara menjadi baik di dalam ibadah kepada Tuhan. Dan ini yang harus diubah, tapi sayang gereja melakukan tindakan kontra-produktif. Karena gereja men-set kebaktian supaya semakin mirip dengan dunia luar, ini kebodohan yang luar biasa. Tuhan ingin kita berubah, tapi waktu kita masuk dalam gereja sama saja. Kalau Saudara mengagumi Tuhan, keren atau tidak keren itu tidak penting. Tapi itu program yang digembar-gemborkan gereja “ayo datang ke sini, kalau kamu datang ke sini, kamu akan melihat Kekristenan tetap keren, tetap sama kok, tidak perlu berubah”, itu salah besar. Saudara tidak akan menikmati kelimpahan menjadi manusia tanpa ada perubahan. Saudara memang dicintai Tuhan, tapi cinta Tuhan adalah satu syarat mutlak yang harus ada supaya Saudara berubah. Dan Tuhan mencintai kita tanpa syarat, tapi itu jadi syarat untuk kita berubah. Saudara harus ingin berubah, karena kehidupan Saudara sekarang belum final. Saat ini belum menikmati kelimpahan sempurna yang Tuhan desain untuk Saudara. Lalu bagaimana saya menikmati lebih lagi? Makin suci, makin cinta Tuhan, makin cinta sesama, makin mampu menikmati kehidupan Kristen yang meneladani Kristus dan Saudara akan semakin berlimpah. Dan ini yang sebenarnya Tuhan sedang ajak untuk kita nikmati. Maka mari kita nikmati, mari hidup di dalam hukum roh hidup di dalam Kristus.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 5 of 5