Maka saya akan memulai dari apa itu hukum. Hukum tidak ada kaitan dengan pengadilan di dalam ruang pengadilan. Hukum di sini berkait dengan cara hidup yang melampaui apa yang kita putuskan. Ini adalah cara hidup yang mendorong kita mengambil keputusan, sesuatu yang tidak dideteksi tapi sesuatu yang sangat menguasai cara kita menjalani hidup kita. Di dalam zaman modern, pemikir yang sangat penting yaitu Immanuel Kant, dia menekankan tentang pentingnya mengetahui ada pra kondisi untuk rasio. Ini sesuatu yang di dalam pikiran sebelumnya tidak banyak digali. Tapi pra kondisi itu sendiri tidak termasuk hal yang kita pikirkan dalam aktivitas rasio. Ini mungkin sulit dipahami, tapi saya mencoba mengambil contoh tentang mata, Saudara kalau melihat segala sesuatu, Saudara lihat apa yang dilihat, tapi Saudara melupakan fakta bahwa ada mata. Kita jarang mengingat mata waktu melihat sesuatu. Saudara dikuasai pra kondisi penglihatan, dan pra kondisi itu adalah mata. Dan pra kondisi ini tidak Saudara lihat, ini di luar penglihatan. Ini namanya pra kondisi untuk rasio, Saudara bisa berpikir karena didorong oleh pra kondisi ini. Dan cara Saudara berpikir tidak akan lari dari pra kondisi ini. Jadi ada pra kondisi tentang pengertian kita. Ini yang tidak disadari oleh banyak orang, pra kondisi yang membuat kita tidak bisa keluar dari dunia yang kita bangun dalam pikiran kita. Sehingga apa pun yang kita pikirkan akan berkait dengan hal yang sudah dibangun lebih dulu. Tidak ada yang sadar bahwa komitmen agama seseorang akan menentukan keputusan dia untuk melihat bukti, misalnya. Komitmen entah ikut Tuhan atau melawan Tuhan akan menentukan pandangan saya akan keberadaan Tuhan. Banyak orang mengklaim kalimat bodoh sebagai bukti tidak ada Tuhan, tanpa pernah berpikir bahwa apa yang dia pikir sebagai pikiran rasional itu sebenarnya hanya produk dari pra kondisi pikiran dia. Dan dia tidak sanggup melihat keluar dari itu, bahwa fakta bukti itu belum dia rumuskan, tidak mungkin bisa dipakai untuk membuktikan Tuhan, karena dia sendiri tidak jelas mengenai bukti yang dia minta ditawarkan. Maka ketika orang berpikir, dia sedang dikuasai oleh pra kondisi tertentu yang mengarahkan pikiran dia. Di dalam Surat Roma, Paulus membahas tentang pra kondisi untuk gaya hidup. Hidup yang Saudara jalani dikuasai oleh pra kondisi tertentu. Pra kondisi yang Paulus bagikan adalah entah engkau mengagumi kemuliaan Tuhan atau engkau mengabaikannya sama sekali. Jika engkau memutuskan untuk menikmati kemuliaan Tuhan, maka engkau akan menjalankan hidup di dalam pra kondisi iman dan juga Taurat. Tapi jika engkau melawan Tuhan, engkau akan menjalani pra kondisi berontak. Tuhan akan biarkan engkau, itu ditulis di pasal 1, Tuhan membiarkan engkau dalam hawa nafsumu, sehingga kita menjalankan secara instinctive segala hal yang buruk dan rusak, dan kita tidak sadar kalau itu buruk dan rusak. Salah satu bukti bahwa pra kondisi adalah hal yang benar-benar mempengaruhi orang adalah pengertian yang bisa diperoleh dari diskusi antar orang Kristen dengan orang beragama lain misalnya. Ketika orang mengatakan hal yang sudah ketahuan pra kondisi dia seperti apa, apa yang menggerakan dia untuk berpikir, misalnya dia mengatakan “menurutmu kalau ada orang baik, tapi dia tidak kenal Tuhan Yesus, kira-kira dia selamat atau tidak?” Saya bisa langsung mengerti pra kondisi Saudara tentang hidup tanpa Tuhan itu oke, mampu dijalankan, it’s possible to live without God, itu eror paling besar dalam sejarah manusia. Apa itu baik? Mungkinkah manusia berfungsi tanpa Tuhan? Jawabannya jelas, seluruh Alkitab mengatakan manusia adalah gambar Allah dan karena itu manusia tidak mungkin berfungsi sebagai manusia jika dia tidak menyembah Allah. Jadi omong kosong ketika kita mengatakan “ada orang baik”, baik itu apa? Eror kita waktu melihat apa itu kebaikan, akan menjadi eror ketika Saudara menutut Tuhan baik kepada Saudara. Inilah kekacauan yang terjadi karena ada pra kondisi tentang hidup yang kita pilih. Dan Paulus merumuskan dengan sangat indah, cuma ada 2 pra kondisi, yang satu ber-Tuhan dan yang satunya lagi tidak, simple. Jadi hukum adalah pra kondisi untuk hidup, prinsip kalau pakai perkataan Pak Tong dalam video tadi.
Hukum adalah yang membuat Saudara menjalankan hidup yang sekarang Saudara jalankan. Hidup erorkah, hidup rusak, hidup apa pun. Hidup kelihatan “baik”, hidup seperti berguna di tengah masyarakat, model hidup apa pun, ada prinsip di baliknya, ber-Tuhan atau tidak. Jadi bukan ber-Tuhan atau netral, tapi ber-Tuhan atau dikuasai oleh dosa dan maut. Maka ketika Tuhan membiarkan manusia menjalankan kehidupan mereka sendiri, sesukanya, mereka akan menjadi orang yang dipengaruhi oleh dosa dan maut. Prinsip hidup mereka adalah dosa dan maut, ini yang ditekankan di dalam ayat 2. Tanpa Roh Kudus memberikan hukumNya, maka kita akan hidup di dalam hukum dosa dan hukum maut. Sebenarnya kita sudah hidup di dalam hukum dosa dan hukum maut. Maka pengertian pertama kita sudah membahas apa itu hukum. Hal kedua yang akan kita bahas hukum apa yang Roh Kudus berikan kepada kita? Hukum roh.