Saya akan bagikan bagian akhir dari khotbah ini mengenai bagaimana Paulus membahas anugerah sebagai dorongan untuk orang menyadari pentingnya ada di dalam Kristus. Saya simpulkan dulu sebelum kita lanjut, jadi menurut Paulus kelebihan orang Yahudi adalah mereka punya janji Tuhan, firman. Janji ini akan disempurnakan lewat Kristus dan mereka akan dihakimi Tuhan. Kalau gagal, mereka akan dihakimi. Namun Tuhan memberikan jalan anugerah, meskipun mereka sudah gagal dan dihakimi, namun Tuhan memberikan kesempatan mereka boleh dipulihkan bersama bangsa-bangsa lain lewat iman. Iman kepada Kristus yang akan datang. Berarti Kristus yang akan datang adalah pengharapan Israel sekaligus solusi bagi Israel. Jadi Kristus yang akan datang membuat mereka mampu memiliki kemungkinan untuk bertahan meskipun dihakimi. Tuhan menghakimi mereka, tapi Tuhan memberikan pengampunan. Mengapa Tuhan memberikan pengampunan? Karena Kristus yang akan datang. Maka secara unik, Israel harusnya melihat Kristus sebagai solusi mereka dari penghakiman Tuhan, juga sekaligus sebagai penggenapan janji Tuhan bagi mereka. Mengapa ada Israel? Supaya ada Kristus. Bagaimana Israel bertahan? Karena Kristus yang akan datang itu. Dialah yang akan menjadi Penebus bagi kegagalan Israel sekarang. Kalau ini semua diadopsi untuk kita yang bukan Israel, maka kita punya pengharapan, “saya yang tadinya adalah bangsa lain, menjadi Israel, dicangkokan ke dalam karena Israel tidak taat. Karena Israel tidak taat, saya bisa dimasukan. Mengapa saya bisa dimasukan?”, karena penggenapan dari Tuhan kepada Israel adalah Kristus. Dan Kristus akan menjadi solusi baik bagi Israel maupun bagi bangsa-bangsa lain. Maka kita yang bukan Israel, bisa mendapatkan solusi bagi Israel di dalam Kristus. Tapi ada syarat yaitu Israel mesti menolak. Di sini kita mulai bingung lagi. Jadi kalau Israel tidak bertobat, kita bagaimana? Kita masuk. Pertanyaannya, kalau Israel setia, kita bagaimana? Kita masuk atau tidak? Israel tidak setia, Tuhan mengatakan “sekarang kita biarkan bangsa-bangsa lain masuk”. Tapi bagaimana kalau Israel setia? Kalau dari dulu Israel setia, jawabannya ada di dalam pasal 10. Saya bahas sedikit, Paulus mengatakan kalau Tuhan memakai Israel yang memberontak untuk masukan ke bangsa-bangsa lain, bagaimana kalau mereka taat? Paulus tidak suka membahas “bagaimana kalau”, tapi Paulus membahas kalau mereka benar-benar taat, apa yang akan terjadi? Yang terjadi adalah kebahagiaan lebih besar bagi bangsa-bangsa lain. Dalam pengertian ketika kegagalan Israel menjadi berkat bagi bangsa lain, apalagi ketaatan mereka. Sehingga Paulus memakai argumen khas Yahudi yaitu pakai “apalagi”. “Ini saja begini, apalagi begini”. Kita tidak bisa memikirkan bagaimana karena itu tidak terjadi, tapi kalau Israel taat, berkatnya akan jauh lebih besar. Namun karena Israel tidak setia maka berkatnya tidak sempurna bagi mereka. Namun ketidak-setiaan mereka Tuhan pakai untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Ini semua adalah paradoks-paradoks yang membingungkan dari Alkitab. Sama seperti kalau Saudara membaca Mazmur 22, lalu sadar bahwa Sang Mesias dikhianati oleh orang yang Dia kasihi, dan Saudara lihat itu digenapi oleh Yudas. Yudas menggenapi apa yang Tuhan rencanakan yaitu Sang Mesias dikhianati oleh pengikutNya sendiri. Jadi pengikutNya mengkhianati maka Mesias itu menderita dan hancur. Tapi justru Tuhan menunjukan kasihNya karena Dia rela mengasihi orang, mengambil orang itu menjadi bagian dari murid, padahal dia akan mengkhianati. Jadi kasih Tuhan ditunjukan lewat pengkhianatan Yudas, pertanyaannya apakah Yudas harus mengkhianati dulu baru Yesus bisa menunjukan kasihNya, apakah dosa perlu untuk menunjukan kebaikan Tuhan itu real? Kalau dosa perlu, berarti kita berdosa saja dulu. Ini kira-kira argumen bagian akhir ini. Kalau benar Tuhan itu baik dan beranugerah karena Israel rusak dan bangsa-bangsa lain dipanggil, kalau begitu sekalian saja kita rusak supaya bangsa lain dipanggil. Kalau pengkhianatan kita membuat Tuhan kelihatan begitu pengasih, sekalian saja kita rusak. Dosa kita sampai level berapa? Tujuh atau delapan? Mari kita bikin sampai 7 juta sekalian supaya nanti kemuliaan Tuhan dinyatakan. Paulus hanya mengatakan “bagi orang seperti itu, penghukuman adalah jawabannya”. Penghukuman adalah jawabannya karena engkau tidak mengerti tuntutan Tuhan untuk hidup baik.

« 5 of 6 »