Pemikiran Paulus adalah pemikiran yang cukup rumit, dia mengatakan “jika kamu punya mode berpikir, kamu harus punya mode berpikir yang tuntas, tidak boleh hanya sebagian saja. Kamu mengatakan kalau Tuhan pasti menjalankan janjiNya, berarti kamu mengambil pola berpikir Taurat”, ini pola pikir Taurat bahwa Tuhan pasti akan menjalankan janjiNya. Pola pikir Taurat yang lain adalah bahwa Tuhan pasti menghakimi. Dua hal ini harus ada. Jadi kalau kamu mengatakan “saya percaya Tuhan akan menggenapi janjiNya dan apa pun yang saya kerjakan tidak akan menggagalkan Tuhan menggenapi janjiNya”, Paulus bertanya “pikiran itu dari mana?”, “dari firman Tuhan, dari Taurat. Tuhan tidak mungkin tidak setia”. Maka Paulus ingatkan, Taurat tidak cuma itu, ada yang lain lagi yaitu Tuhan pasti akan menghakimi. Tuhan pasti akan menghakimi. Bagaimana klopkan ini? Kalau Tuhan menghakimi dan Israel gagal, berarti rencana Tuhan berhenti? Rencana Tuhan tidak berhenti karena Tuhan pasti berhasil di dalam Kristus. Ini membingungkan tapi tetap harus kita selesaikan, setelah bingung akan muncul terang, awan mulai tersingkir lalu kita melihat mentari pagi yang indah. Saya akan membahas dengan tenang dan harap Saudara bisa mengikuti argumen Paulus yang sangat indah ini. Jika kamu percaya Tuhan itu setia dan Dia pasti akan menggenapi rencanaNya maka kamu pasti akan menerima fakta bahwa Tuhan akan menghakimi. Siapa yang dihakimi? Israel. Bagaimana Tuhan menghakimi Israel? Dengan melihat apakah Israel benar atau tidak, jika Israel gagal menjalankan firman, gagal menjalankan bagian mereka, maka Tuhan akan menghakimi mereka. Dan mereka gagal, berarti Tuhan akan menghakimi. Kalau Tuhan menghakimi berarti Israel berhenti karena dihakimi. Dan janji Tuhan untuk menggenapi firmanNya lewat Israel yaitu datangnya Mesias juga berhenti. Jadi bagaimana janji Tuhan bisa jadi kalau Israel gagal? Tuhan pasti datangkan Mesias, iya. Israel gagal, iya. Tuhan pasti hakimi, iya. Kalau begitu penghakiman Tuhan atas Israel akan membuat bangsa ini berhenti ada karena Tuhan sudah akan hancurkan mereka berdasarkan penghakiman. Sampai di sini tidak ada jalan keluar. Sekali lagi, Tuhan pasti berhasil, tandanya keberhasilanNya adalah Kristus datang. Tuhan pasti menghakimi, siapa yang dihakimi? Israel. Tapi kalau Israel dihakimi maka janji Tuhan bahwa Kristus akan datang, itu tidak mungkin jadi karena Yesus datang lewat Israel. Jadi penghakiman atas Israel akan membuat Israel berhenti berada. Tapi janji Tuhan di dalam Kristus akan membuat Kristus harus muncul, tapi Dia tidak mungkin muncul selain lewat Israel. Dan Israel tidak mungkin bertahan karena Tuhan hakimi.

Paulus mengatakan jika demikian bagaimana kita selesaikan ini, bagaimana menyatakan pengertian Kristus datang? Paulus mengatakan jawabannya ada satu cara namanya iman. Iman melihat kemungkinan dua hal ini terjadi. Iman membuat kesadaran bahwa penghakiman Tuhan diberikan dengan tidak menghancurkan Israel. Iman melihat kemungkinan bahwa penghakiman itu diberikan dan Israel tetap ada. Ini unik. Kita coba kaitkan dengan diri kita, di dalam Roma Paulus mengatakan upah dosa adalah maut, kita sudah berdosa, kita pasti mati. Kalau begitu kita tidak mungkin mendapatkan janji Tuhan untuk hidup. Karena kita sudah berdosa dan pasti mati maka janji hidup tidak mungkin kita dapatkan. Tapi Tuhan sudah berjanji bahwa kita akan hidup, maka janji Tuhan pasti jadi, kita akan hidup. Tapi penghakiman Tuhan tidak mungkin tidak diberikan, kita harus mati. Kalau begitu solusinya apa? Iman kepada kebangkitan, iman kepada pemulihan, iman kepada fakta bahwa Tuhan akan hancurkan Israel, tapi Tuhan akan teruskan Israel. Bagaimana cara Tuhan teruskan Israel? Di dalam Surat Roma, Paulus mengatakan dengan menjadikan bangsa-bangsa lain dicangkokan ke Israel. Israel habis, tapi Tuhan tarik bangsa-bangsa lain untuk menjadi Israel. Ini luar biasa indah bagi kita, luar biasa provokatif bagi Israel. Tidak ada yang suka kalau mendengarkan “bangsamu akan hancur dan bangsa lain akan meneruskan bangsamu”. Kalau di sini ada orang Batak dan dikatakan “Batak akan berakhir, tapi orang Jawa akan Tuhan cangkokan ke orang Batak”. Orang Batak akan mengatakan “enak saja kamu mengatakan seperti itu. Batak forever”. Ini yang akan dikatakan orang Israel “Israel forever”, tapi Paulus mengatakan “tidak, kamu sudah gagal, Tuhan akan hakimi kamu”. Tapi janji Tuhan tidak akan gagal maka Tuhan panggil dari bangsa-bangsa lain. Kalau cuma dari bangsa-bangsa lain, berarti Israel akan berakhir? Tidak karena dari bangsa-bangsa lain, karena iman, kamu pun akan berlanjut sebagai Israel. Karena iman, bukan karena menjalani Taurat, bukan karena menjalani kesetiaan menjalankan hukum. “Kalau saya dipanggil bukan karena setia menjalankan hukum, berarti saya boleh melanggar?”, Paulus mengatakan “kalau begitu kamu pasti bukan orang beriman”, karena orang beriman tidak mungkin antinomian, tidak mungkin menganggap peraturan tidak ada, tidak mungkin menganggap remeh penghakiman. Maka Paulus akan semakin detail lagi membahas tentang keselamatan lewat pengertian iman. Kamu tahu kamu akan selamat karena Kristus akan datang, atau karena Kristus sudah datang. Kristus ada dan karena itu kamu ada di dalam Dia. Dan kamu harus mengerti ini bukan dari sudut pandang ketaatanmu, namun ketaatanmu tidak boleh tidak ada. Ketaatan harus ada tapi bukan lagi untuk kepastian di dalam Kristus. Jadi Paulus di dalam Surat Roma tidak terlalu banyak membahas “kalau begitu apa gunanya saya taat Tuhan kalau ternyata saya sudah diselamatkan oleh kesempurnaan kehadiran Kristus? Kristus sempurna dan saya menjadi sempurna oleh karena Dia. Kalau begitu bagaimana dengan kehidupan saya?”. Paulus dengan unik di dalam Surat Roma, terutama di pasal 8, tidak membahas di mana peran ketaatan. Tetapi Paulus membahas di mana keindahan anugerah. Jadi waktu Saudara ikut Kristus, Saudara tidak bertanya “saya sudah ikut Tuhan, saya pasti selamat, kalau begitu apa gunanya berbuat baik?”. Paulus mengatakan kalau kamu di dalam Kristus, kamu akan mengatakan “saya sudah selamat maka saya boleh bersyukur karena anugerah Tuhan”. Dan di dalam Surat Roma, Paulus tidak banyak membahas untuk orang didorong berbuat baik, tapi Paulus banyak membahas untuk orang didorong menyadari kesatuannya dengan Kristus. Pergumulan hidup yang lama, pergumulan masih ada dosa diselesaikan dengan menyadarkan orang “bahwa kamu ada di dalam Kristus”.

« 4 of 6 »