John Calvin tulis ini, dia bukan orang yang tidak ada kesulitan, penyakitnya banyak. Ada orang mengatakan “semua penyakit ada pada Calvin”. Saudara mau bilang apa? Sakit gigi, sakit ginjal, empedu, apa pun ada. Lalu dia sudah berada dalam keadaan seperti itu, kehidupan relasionalnya pun tidak baik, dia punya istri yang sangat dicintai meninggal di dalam usia pernikahan yang baru sebentar. Dia pernah mengalami anak meninggal, dia pernah mengalami segala kepahitan ditolak oleh jemaatnya sendiri. Dia mengalami di tengah jemaat yang dia kasihi konflik. Dia pernah mengalami ada pemberontakan dari orang-orang pengungsi dari Perancis yang menganggap mereka tidak diperlakukan adil oleh Calvin. Dia menghadapi banyak kesulitan. Tapi mengapa orang seperti ini mengatakan “coba lihat langit dan terhiburlah”. Tuhan begitu baik memaparkan kemuliaanNya, tapi mengapa kita tidak melihat? Mata kita buta. Ini kebutaan yang Paulus katakan ada dalam diri orang Israel. “Apakah kamu tidak melihat kemiripan Yesus dengan nabi-nabimu? Nabimu menubuatkan apa? Yesus sudah lakukan, apalagi yang kurang? Kamu mau tuntut apalagi dari Kristus? Kamu mau bukti apa lagi?”. Saudara minta bukti, Tuhan sudah beri. Saudara mengatakan “saya mau Tuhan kelihatan sekarang”, tidak bisa, kalau Tuhan ada disini maka Dia bukan Mesias. Mengapa bukan Mesias? karena di dalam Kitab Suci, Tuhan mengatakan kepada Musa, “semua tata ibadah yang kamu buat di bumi adalah contoh untuk ibadah di surga”. Dan Surat Ibrani mengatakan ibadah sejati adalah ibadah yang dijalankan oleh wakil kita di surga. Sekarang ini sedang ada ibadah, sekarang sedang ada ibadah di sini, tapi juga sedang ada ibadah universal, ibadah yang dipimpin oleh liturgis namanya Yesus Kristus, Dialah Imam Besar yang memimpin kita beribadah. Dia sedang ada di surga memimpin ibadah. Itu sebabnya liturgisnya itu wakil Kristus juga, bukan cuma pengkhotbah. Kristus sedang memimpin sebuah ibadah raya, ibadah yang dihadiri para malaikat, ibadah yang dihadiri alam semesta. Di dalam Mazmur dikatakan seluruh alam memuji Tuhan. Bagaimana mereka memuji Tuhan? Dengan menjalankan aktivitas mereka dalam dunia ciptaan. Jadi seluruh alam semesta sedang beribadah kepada Tuhan. Kalau seluruh alam semesta beribadah kepada Tuhan, pemimpinnya di mana? Di surga, Dia tidak boleh di sini. Pak Tong pernah mengatakan Yesus pernah datang khusus, ibadahnya dialihkan dulu ke singer, sini bercandaan, saya tidak tahu bagaimana ibadah di surga. Yesus turun dulu ke bumi. Lalu bagaimana dengan ibadah di surga? Sementara di-hold dulu, Tuhan mau turun untuk khusus memanggil Saulus. Tuhan khusus datang, “mengapa datang lagi Tuhan? Engkau sudah di surga”, “tunggu”, “lalu makhluk surgawi?”, lagi mau menyembah, Gabriel sudah sujud “mari kita sujud menyembah”, sujud belum sempat berdiri lagi karena Liturgisnya sedang pergi. Pergi ke manakah Dia? Ke bumi dulu sebentar untuk memanggil Saulus. “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Paulus heran kalau benar skema Bait Suci itu termasuk surga berarti Yesus adalah Sang Imam yang sedang melayani ibadah “mengapa Dia datang untuk memanggil saya?”. Paulus mengatakan “saya orang paling hina diperlakukan begitu mulia”. Mengapa Tuhan harus datang? Karena Rasul harus Dia yang mengutus, tidak boleh tidak. Rasul harus Tuhan yang utus. Itu sebabnya mujizat hanya terjadi di dalam zaman rasul, mujizat dan otoritas. Kesembuhan bisa terjadi sekarang, tapi mujizat dan otoritas hanya terjadi di dalam zaman rasul. Maka kalau ada pendeta bisa sembuhkan orang, itu bukan mujizat rasuli. Karena mujizat hanya boleh di dalam zaman rasul. Karena rasul ini penting maka Yesus harus utus mereka satu-satu. Yesus panggil 11, karena yang ke-12 sudah gantung diri, lalu mengutus mereka “Aku utus engkau”. Lalu Paulus tidak boleh di utus oleh pemimpin Gereja Antiokhia, dia rasul, harus Yesus yang mengutus. Maka Yesus datang khusus untuk mengutus rasul yang ke-12 ini, “kamu pergilah dan Aku mengutus engkau”. Lalu Dia kembali lagi dan ibadah dilanjutkan, bangkit berdiri lagi, mari memuji Tuhan lagi. Jadi kalau Saudara mengatakan “Yesus harus ada di bumi”, justru kalau Dia di bumi, Dia bukan Mesias, Dia memimpin ibadah di surga. Seluruh alam sedang beribadah. Dan ini menggenapi apa yang ditulis di dalam Perjanjian Lama, semua yang dilakukan Yesus menggenapi Perjanjian Lama. Ada orang membuat survei berapa probabilita yang dilakukan Yesus semua menggenapi yang dikatakan Perjanjian Lama? Tidak mungkin, ini sesuatu yang bersifat mujizat. Maka mari menikmati Tuhan, memang Tuhan tidak kelihatan, tapi kebaikanNya senantiasa dipamerkan. Maka Paulus mengatakan kalau kamu tidak melihat Tuhan, dalam arti kamu tidak menikmati Tuhan, tidak menyukakan hatimu dengan kehadiran Tuhan, ada dua kemungkinan, yang pertama kamu bukan milik Tuhan. Tapi kalau kamu merasa terganggu “Saya takut kalau saya bukan milik Tuhan bagaimana?”, maka kamu yang kedua. Kamu perlu melatih diri untuk mampu melihat Tuhan. Inilah yang Paulus ungkapkan di Roma 11, banyak orang Yahudi tidak mau mempercayai Tuhan bukan karena Injil kurang kuat, bukan karena bukti tidak ada. Bertrand Russel pernah mengatakan kalimat keterlaluan. Russel ditanya “kalau kamu meninggal, lalu ternyata masuk surga atau di manapun, lalu kamu bertemu Tuhan sebelum dilemparkan ke neraka, dan Tuhan mengatakan “Aku ada kan, sekarang kamu akan dihukum”, kamu mau bilang apa ke Tuhan?”. Dia kan mengatakan “Tuhan, tidak cukup bukti, makanya saya tidak percaya”. Tapi bukti yang dituntut itu apa? “Buktikan Tuhan ada”, setiap hari Tuhan buktikan diri, setiap momen Tuhan buktikan diri, dan engkau tidak lihat? Lihatlah alam, “ini kan alam bukan Tuhan”, yang gerakkan untuk menyatakan wahyuNya lewat alam itu Tuhan. Maka, banyak orang tidak sadar betapa besar Tuhan melimpahkan kebaikan. Maka Paulus mengatakan, setiap orang yang menjadi Kristen atau beriman kepada Kristus itu terjadi karena Tuhan buka mata mereka. Tapi sebagian lain Tuhan biarkan keras, termasuk orang Yahudi. Ini sesuatu yang mengagetkan, di zamannya Paulus orang yang ibadahnya paling ketat itu orang Yahudi. Mengapa dibilang begitu? Karena budaya yang menyaingi Yahudi yaitu Yunani, Yunani menjadi populer karena Alexander Agung, dia orang Makedonia, tapi dia sebarkan budaya Yunani di mana-mana. Ketika orang-orang menjadi sangat kagum dengan kepemimpinan Alexander, Alexander mengatakan “jadikan saya pemimpin kamu karena bekas luka saya. Kamu terluka, saya juga. Kamu hampir mati, saya juga. Maka saya pemimpinmu”. Apa yang dia sebar? Budaya Yunani. “Apakah tidak malu? Kita ini anti-Yunani”, tapi Alexander mengatakan “kalau bagus harus disebarkan. Manusia perlu tahu yang bagus”, ini bagus. Kadang-kadang kita menjadi orang yang melihat budaya kita paling bagus. Saudara, kalau budayamu bagus, bilang bagus, kalau jelek, bilang jelek, tidak apa-apa itu fakta. Kalau Alexander menjadi contoh, “saya seorang Makedonia tapi saya akan sebarkan budaya paling bagus, Yunani”. Maka Yunani semua tersebar. Budaya Yunani apakah punya agama? Ada, tapi agama mereka adalah agama yang sangat liar, yang sangat tidak menentu, yang tidak menggerakkan kesehatian. Ini sulit, pemimpin seperti Alexander menuntut kesatuan hati “mari bersatu, mari komitmen ke dalam hal yang esa”, tapi tuhannya bukan esa. Itu sebabnya budaya Yahudi yang paling konsisten dan paling ketat dijalankan. Orang ketat menjalankan hidup di dalam aspek hidup Yahudi, itu orang Yahudi. Mereka ada di perantauan, mereka tetap pertahankan identitas mereka. Tidak ada agama lebih kuat, lebih terstruktur dan lebih baik dari Yahudi, dari iman agama Yahudi. Tapi Paulus mengatakan orang-orang yang kekuatan agamanya begini besar adalah orang buta. Mengapa buta? Di dalam kekuatan agamanya mereka pamerkan agama bukan Tuhan, mereka mencintai agama bukan Tuhan. Tetapi di dalam Kekristenan kita diajak melihat sistem apapun yang bagus adalah dari Tuhan. Jika matamu masih buta doa kepada Tuhan tanya “apakah saya dibiarkan buta oleh Tuhan? Jangan Tuhan, celikkan mata saya untuk melihat Engkau. Karena mata menunjukkan hati saya”. Paulus di dalam ayat-ayat yang kita baca mengatakan orang Israel tegar hati, apa bukti mereka tegar hati? Karena mereka tidak lihat. Saudara dan saya adalah orang yang tegar hatinya yang tidak peduli Tuhan. Jika matamu tetap menolak untuk melihat Tuhan, mari belajar mencari Tuhan, menikmati keindahan kehadiran Tuhan. Saudara bisa menikmati Tuhan di dalam segala hal. Dalam Kitab Pengkhotbah pasal 3 dikatakan ada waktu perang, ada waktu damai, ada waktu menangis, ada waktu tertawa, ada waktu hidup, ada waktu mati, ada waktu lahir, ada waktu mati, ada waktu pesta, ada waktu berduka, semua ada waktunya. Untuk apa waktunya? Untuk mengetahui keindahan Tuhan. Tuhan indah di dalam setiap aspek. Maka mari kita belajar melihat Tuhan, ini yang harus kita lihat dan kita nikmati. Kekristenan mengajar Saudara untuk menikmati Tuhan, menarik Saudara untuk menikmati Tuhan. Mari belajar menikmati Tuhan. Kiranya Tuhan berkati, memimpin kita mengikuti Dia dengan setia sampai akhir. Tuhan memberkati.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)