Maka orang Israel berharap “Tuhan tolong kembalikan tahta Daud”. Kalau kembalikan tahta Daud berarti kebutaan tidak boleh ada. Tahta Daud dipulihkan, mata dicelikkan. Ini permainan kata yang indah sekali. Maka ketika Saudara lihat pola seperti ini, pola buta, kemudian seruan kemenangan yang berakhir menjadi seruan kekalahan. Kerajaan Daud itu menjadi kerajaan yang berakhir tragis. Masa lalu begitu hebat, tetapi ujungnya itu tragis sekali. Bayangkan ketika orang Israel mengatakan “kami punya Mesias yang akan datang”, mereka tanya “Mesias itu anak siapa?”, “Anak Daud”, “itu kan kerajaan yang tahtanya diakhiri oleh kebutaan”, “iya”. Itu sebabnya ketika Israel dibuang, Tuhan mengatakan “Aku buang kamu karena kamu buta, tidak lihat Tuhan. Karena kamu tuli tidak dengar firman”. Zedekia tuli, dia menjadi raja yang jahat sekali. Raja jahat tidak dengar firman, sekarang menjadi raja buta. Inilah akhir dari tahta Daud, sangat sad ending. Saudara kalau mau menjadi orang beragama, Saudara boleh pilih yang Kitab Sucinya berbicara dari awal, terus ada urutan sampai akhir, itu orang Yahudi. Tidak ada agama lain punya Kitab Suci urutan seperti ini. Kalau Saudara mengatakan “semua agama sama”, saya akan bilang “tidak, karena kalau agama sama kamu tidak mungkin mempunyai keberbedaan yang dengan fanatik dipeluk”. Kalau agama beda, yang mana yang benar? Orang sering menanyakan ini. “Agama mana yang benar?”. Kalau mau pilih agama yang benar, pilih agama yang menuturkan kisah manusia dengan teratur, jangan yang acak. Kalau acak, apalagi yang cuma sekadar mitos dan legenda, Saudara tidak akan mengerti siapa itu manusia. Saudara tidak akan tahu in the begining, awal mulanya kita itu seperti apa. Maka kalau kita bandingkan agama-agama kuno dari Mesir, agama-agama dari Ugarit, agama dari Mesopotamia, agama dari Yunani, agama yang kemudian di romawikan oleh orang Romawi dari Yunani. Maka kita akan menemukan tidak ada asal-usul yang dituturkan secara historis dari awal sampai bagian sekarang, tidak ada kecuali tradisi Israel. Sangat heran, Israel mewarisi tradisi literatur yang berbeda dari mana pun di zaman mereka. Itu sebabnya kalau ditanya “lebih baik pilih mana?”, saya bilang Yahudi, karena merekalah yang menuturkan dari awal apa yang terjadi dengan urutan historis yang terus-menerus ada. Kalau begitu agama Yahudi yang benar? Iya, tapi sayang sad ending, ending-nya buruk sekali. Saudara sudah kalau baca dari seluruh Perjanjian Lama ada banyak janji tapi tidak ada ending-nya. Ini adalah cerita yang akan membuat Saudara frustrasi, frustrasi dan merasa depresi, gelap sekali. Kisah Perjanjian Lama adalah salah satu kisah gelap yang banyak seruan indah tapi yang tidak menjadi kenyataan. Tapi kalau Saudara baca Perjanjian Baru Saudara akan sadar Perjanjian Baru menggenapi dengan tuntas apa yang masih menggantung di dalam Perjanjian Lama. Kebutaan dari tahta Daud akan dipulihkan Tuhan. Tuhan mengatakan “Israel, Aku akan pulihkan kamu. Kamu yang tadinya tuli, Aku buka telingamu, kamu yang tadinya buta akan Aku celikan”. Maka ketika Tuhan celikan mata orang buta di dalam Yohanes 9, pada waktu itu ada pesan dari Tuhan, sekarang tahta Daud disambung, tahta yang tadinya sudah putus sekarang disambung. Kalau mau disambung simbolnya apa? Simbol ada banyak, salah satu yang menjadi simbol kuat adalah kebutaan ditangani. Ini menjadi sesuatu yang kita lihat di dalam Yohanes 9, ada banyak simbol lain, saya tidak ada waktu untuk menjelaskan satu-satu. Kebutaan di tangani, Tuhan tangani yang buta, membuat yang buta menjadi celik. Tapi itu cuma simbol, Tuhan menyembuhkan orang buta itu simbol bukan karena Dia kasihan, memang Dia merasa kasihan tapi ini menjadi simbol. Dia tidak sembuhkan mata seluruh orang buta, Dia tidak mengatakan “demi kemuliaan Tuhan kiranya seluruh bumi bebas dari kebutaan”. belum saatnya. Tapi Tuhan menjadikan kasus-kasus tertentu sebagai contoh untuk Dia pamerkan siapa DiriNya. Maka Injil Yohanes menutup dengan mengatakan “banyak hal dikerjakan oleh Yesus, tapi kalau dituturkan semua, sepertinyanya semua kitab di dunia tidak bisa memuatnya. Tapi yang kami tulis kepadamu, kami tulis supaya kamu beriman kepada Yesus dan memperoleh keselamatan karena Dia”. Maksudnya adalah supaya kamu tahu Dialah Mesias. Bagaimana membuktikan Dialah Mesias? Dengan menyoroti bagian-bagian hidupNya yang menjadi simbol yaitu mata orang buta dicelikan. Tahta Daud ini disambungkan oleh Kristus dan Kristus bukan saja diriNya tidak buta, tetapi Yesus membuat orang buta bisa melihat. Kerajaan Daud yang baru bukan kerajaan yang bebas dari orang timpang dan orang buta, tapi kerajaan yang mengundang orang timpang dan orang buta lalu disembuhkan. Itu sebabnya di dalam Injil Matius, ketika Injil Matius mengucapkan satu perumpamaan yang paling menyakiti hati dikatakan, “Yesus melayani di Bait Suci lalu datanglah orang timpang dan orang buta ke Bait”. Ini keterlaluan, orang timpang dan orang buta bukan diusir tapi diundang dan setelah diundang disembuhkan. Itu sebabnya orang yang buta rohani, kita semua tadinya buta, sekarang diundang oleh Tuhan itu bisa lihat, untuk bisa celik, buta fisik menjadi simbol untuk buta rohani. Kita adalah orang yang buta rohani, karena apapun yang dilihat tidak lihat Tuhan. Semua dilihat tapi Tuhan tidak dilihat. Bagaimana bisa Tuhan tidak dilihat? Karena Tuhan tidak dikenal, kita lihat apa pun tidak ada Tuhan di situ. Tapi kalau Saudara dicelikan oleh Tuhan, maka apa yang Saudara lihat, Saudaraku ingin tahu kaitanya dengan Tuhan itu apa. Engkau lihat langit, engkau akan mengatakan “saya ingin tahu kaitanya dengan Tuhan itu apa”. Calvin punya kebiasaan sering melihat langit, malam, pagi, sore, lalu dia menjadi terhibur. Di dalam khotbahnya, beberapa kali dia singgung, “engkau ingin melihat Tuhan, lihat ke langit”. ketika orang melihat ke langit, mereka akan mengatakan “mana? Saya sudah lihat ke langit tapi tidak lihat Tuhan. Calvin heran “tidak lihat? Engkau tidak tahu betapa mulianya Sang Pencipta langit?”. Langit itu mewartakan kemuliaan Tuhan, lalu mentari dari pagi sampai terbenam, senantiasa menyiarkan “Allah Abraham, Ishak dan Yakub menciptakanku”. Ini pamerannya Tuhan, tetapi kita tidak melihat Tuhan. Tuhan memelihara kita dengan kebaikan, kita tidak melihat dia, yang kita lihat hal-hal yang kurang. Kadang-kadang orang begitu ingin sesuatu yang akhirnya membuat mereka putar-putar. Tapi, kalau Tuhan hadir di mana-mana, mari nikmati Tuhan. Tuhan itu baik, Tuhan memberikan kemungkinan kita untuk menikmati banyak hal. Adakalanya Tuhan mengatakan “stop ya, sudah waktunya kamu berhenti menikmati dunia ini”. Lalu kalau kita sudah waktunya berhenti menikmati dunia ini, kita kemana? Tuhan mengatakan “sekarang waktunya menikmati menyembah Tuhan secara real di surga”. Di bumi kamu menyembah di dalam cara yang masih bersifat cicipan, sekarang kamu menikmati dengan cicipan yang lebih besar, menantikan nanti langit dan bumi yang baru, tidak ada cicipan-cicipan lagi, sudah semuanya Tuhan berikan. Tuhan itu baik, dimanapun engkau berada, ada hal-hal indah yang senantiasa Tuhan berikan.

« 4 of 5 »