Tapi kesembuhan kedua, di dalam Yohanes pasal yang ke-9 Yesus menyembuhkan orang yang buta dari lahir. Dari lahir buta, dari lahir tidak tahu apa itu cahaya, dari lahir tidak tahu apa itu indah, apa itu senang, apa itu warna, apa itu alam, dia cuma mendengar orang mengatakan “matahari pagi begitu indah, pelangi begitu bagus.” Tapi kemudian dia bertemu Kristus, dan Tuhan menyembuhkan dia. Ketika dia sudah sembuh, dia begitu kagum, sekarang dia melihat. Lalu dia menjadi sorotan, “aku orang yang tadinya buta, yang biasa mengemis itu”, “kok sekarang bisa sembuh?”, “disembuhkan oleh Yesus dari Nazaret”. “Itu orang pasti Mesias palsu, karena Dia menyembuhkan orang di hari Sabat, Dia melanggar Sabat, tidak mungkin Mesias”, “tapi Dia membuat mataku celik”. Maka orang ini mempermalukan banyak pemimpin agama. “Menurutmu siapa Dia?”, lalu orang ini menjawab “masa kamu tidak tahu siapa Dia? Saya tidak berpengetahuan seperti kamu, yang saya tahu cuma tahu, saya tadinya buta sekarang saya bisa melihat. I once was blind but now I see. Saya tadinya putar sekarang saya melihat, tafsir sendiri ini artinya apa”. Banyak orang mengatakan “Yesus hebat mengerjakan banyak mujizat. Menyembuhkan kaki orang lumpuh, membuat celik mata orang buta”. Tapi mengapa hanya 2 mujizat ini yang mendapat sorotan? Yesus membangkitkan Lazarus itu juga mendapat sorotan. Tapi kesembuhan yang banyak dikerjakan Kristus selalu difokuskan kepada celikan mata orang buta dan menyembuhkan orang lumpuh. Mengapa kebutaan dan kesembuhan orang buta menjadi sorotan di dalam Kitab Injil? Karena kebutaan dan juga lumpuh kalau kita mau bilang, adalah mujizat yang menunjukkan Yesus adalah Mesias. Mengapa sembuhkan orang buta menunjukkan Yesus adalah Mesias? Bukankah dokter bisa mengoperasi mata yang sakit lalu memberikan kesembuhan juga di dalam persentase tertentu? Kesembuhan mata orang buta itu maknanya dalam sekali. Karena di dalam Kitab Suci ketika kita membaca dalam Kitab Samuel, Tuhan menjadikan tahta Daud begitu kuat, dan kekuatan dari tahta Daud ini termenjadi setelah Daud membawa ke Kemah Suci, Tabut Perjanjian masuk kota Yerusalem. Maka di dalam pikiran dari orang Israel, tiga unsur paling penting untuk negara ini, untuk bangsa umat pilihan Tuhan adalah adanya raja yang baik yaitu Daud. Adanya kota tempat Tuhan menyatakan “di sinilah Aku mau berdiam” yaitu Yerusalem. Dan yang ketiga adalah adanya Bait Suci, dua dilakukan oleh Daud, yang ketiga dilakukan oleh anak Daud. Ini gambaran penting untuk kita pahami sehingga kita tahu Yesus menyembuhkan orang buta bukan cuma memberikan mujizat fisik, tapi menyatakan tanda rohani yang sangat penting. Walter Bruegemann menjelaskan sebuah kisah ketika Daud menjadi raja, dia sudah menyatukan Israel Utara dan Selatan. Waktu dia menyatukan kedua kerajaan ini, cara menyatukannya adalah karena anugerah Tuhan. Daud itu pasif, waktu dia sudah menjadi pemimpin dari 600 orang, berkelana satu tempat ke tempat lain karena dikejar-kejar Saul. Dia menjadi orang buangan di daerah orang Filistin. Apakah dia akan hidup atau mati di Filistin, tidak ada yang tahu. Dia harus berkelana, dia berlindung di goa batu, dia dikejar-kejar oleh Saul. Dia adalah pelarian, pemimpin dari pasukan bandit dari 600 orang yang keliling ke mana-mana tanpa kejelasan mau melakukan apa. Bagaimana bisa hidup? Tidak tahu, mungkin harus merampok, mungkin harus berburu, Setelah menjarah terpaksa mengambil makanan, lari, lalu raja-raja Filistian berkumpul, “siapa ini yang hancurkan kami diam-diam?” Saudara, kehidupan seperti ini kehidupan yang kasihan sekali. Lalu Filistin mengumpulkan seluruh tentara, perang melawan Saul. Menjadi konflik begitu besar, Saul dan Yonatan mati. Lalu pasukan Israel tercerai-berai, Raja Israel sudah mati. Maka orang Yehuda mengatakan “kami punya raja sudah mati, sekarang kami mau ada orang yang dari pembuangan kembali. Hei kamu yang di pembuangan, hei kamu yang diusir, yaitu Daud, maukah engkau kembali dan menjadi raja di Yehuda?”. Daud tanya kepada Tuhan “haruskah aku terima?”, dan Tuhan mengatakan “pergilah, terimalah”. Daud menjadi raja di Yehuda. Mengapa tidak menjadi raja atas seluruh Israel? Karena seluruh Israel mau dudukkan anak Saul, yaitu Isyboset. Terjadilah konflik militer bukan atas inisiasi Daud karena Daud sangat menghargai pimpinan Tuhan. Tapi Daud tidak berani menghakimi Yoab. Itu sebabnya ketika Daud ingin membuat bait, Tuhan mengatakan “di keluargamu ada hutang darah, Yoab belum kamu hukum”, “saya tidak bisa menghukum dia, kalau saya konflik dengan dia nanti militer bisa rusak bagaimana?”. Maka Salomo waktu menjadi raja langsung eksekusi mati 3 orang. Kalau Saudara mengatakan “Salomo itu bisa membangun bait karena tangannya tidak membunuh orang”, dia membunuh 3 orang di saat pertama dia menjadi raja. Bait berdiri karena orang fasik dihukum. Ini sesuatu yang kadang kita tidak sadar, Kekristenan cinta damai itu betul, tapi untuk ada damai orang fasik harus dihukum. Orang Kristen harusnya cinta keadilan, orang Kristen harusnya benci pemimpin yang korupsi, yang menindas orang lain, kebencian itu harus ada di dalam hati. Tetapi kebencian tidak berakhir dengan dendam, dengan perang, dengan konflik, tapi dengan menyerahkan ke Tuhan. Maka setelah Abner mati, Isyboset sudah tidak punya kekuatan lagi. Kemudian orang-orang jahat menyelinap ke dalam istana, kemudian penggal kepalanya, masukkan ke dalam karung, bawa ke Daud. Ini intrik kerajaan, fakta sejarah yang memang mengerikan terjadi. Pergolakan politik selalu mengerikan. Maka setelah kepala Isyboset dimasukkan ke dalam karung, orang ini pergi ke Daud dan mengatakan “tuanku Daud, Raja Utara sudah mati, ini kepalanya”, Daud kaget “kamu membunuh raja, kamu penggal raja?”, “iya, demi engkau”, “tidak, kamu orang jahat”. “Mengapa saya jahat? Saya kan membunuh demi engkau”, “ini bukan perang, kalau aku perang dengan dia, di dalam pertempuran head-to-head lalu saya bunuh dia, itu oke namanya perang. Tapi kamu membunuh seseorang yang sedang istirahat di rumahnya, kamu harus dimatikan”. Maka semua orang yang membunuh raja, dibunuh oleh Daud, dieksekusi mati. Daud tidak mau demi tahta kompromikan keadilan, meskipun akhirnya dia sendiri jatuh dalam dosa. Maka setelah kerajaan itu kuat didalam Daud, Tuhan memberikan kepada Daud seluruh Israel. Daud mengakui itu semua Tuhan yang memberikannya. Dia tidak memerangi Israel Utara, tidak pernah sekalipun dia suruh orangnya untuk perang. Tetapi ketika Tuhan memberikan seluruh kerajaan, dia langsung mengatakan “kerajaan harus menjadi milik Tuhan”.