Apa itu hidup di hadapan Tuhan? Hidup di hadapan Tuhan berarti Saudara dan saya mau menunjukan kepada seluruh makhluk bahwa bumi ini milik Tuhan, itu namanya hidup di hadapan Tuhan. Sedangkan sebaliknya, hidup tanpa Tuhan berarti Saudara mau menyatakan bahwa “hidupku milikku dan konteksku milikku, lingkungan sekitarku milikku, itu terpisah dari Tuhan. Karena Saudara tidak akan menikmati kelimpahan hidup dengan cara seperti itu. Dunia ini tidak didesign untuk menjadi tidak ber-Tuhan. Hidup Saudara tidak mungkin nyaman jika Saudara hidup tanpa Tuhan. Banyak orang Kristen tidak mengerti ini karena mereka menganggap Kekristenan cuma satu aspek kecil dari hidupnya, “saya tidak perlu Kristen waktu makan, waktu kerja, waktu pacaran, saya cuma perlu Kristen waktu di gereja”, dan itu salah. Karena Tuhan tidak menciptakan selama 6 hari gereja, setelah hari ke-7 Dia berdiam di gereja. Hari penciptaan itu tentang bumi, seluruh bumi. Tuhan menolak untuk dikurung dalam sebuah komunitas namanya gereja, Tuhan adalah milik seluruh bumi. Maka hidup bagi Tuhan dan mati itu bentur. Mati adalah “saya pilih hidup untuk diri”, hidup adalah “saya pilih hidup untuk menjadi agennya Tuhan, menjadi wakilNya Tuhan. Waktu Saudara kerja, Saudara ingin menyatakan itu dengan mengatakan “bidang ini adalah milik Tuhan, harap engkau tahu itu”, dan Saudara akan bekerja dengan cara lain kalau mengatakan bidang ini adalah milik Tuhan. Bidang apa? semua bidang. Maka dari pada kita bingung “nanti saya kerjakan apa ya? Panggilan saya apa?”, lebih baik Saudara mengatakan “apa pun yang bisa saya kerjakan di depan akan saya kerjakan demi kecintaan kepada Tuhan. Bidang yang akan saya masuki, apa pun itu, akan saya kerjakan supaya bidang itu atau orang-orang di bidang itu tahu bahwa Allah adalah Pemilik bidang ini”. Bagaimana melakukan itu? Dengan serius kerja. Jadi kita mesti memunyai arah lihat dunia ini dengan cara yang sama dengan hari-hari penciptaan, bukan dengan hari ketika Adam memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Ingat ada 2 pengertian, hari ketika engkau makan dengan hari ketika Tuhan mencipta, mana yang Saudara pilih? Kalau mau pilih yang kedua yaitu menikmati hari-hari Tuhan maka Saudara harus hidup sesuai dengan yang Tuhan design untuk manusia di hari-hari penciptaan itu. Apa design Tuhan untuk manusia? Design Tuhan untuk manusia itu indah, yaitu bahwa satu-satunya cara dunia melihat Tuhan adalah melihat manusia. Manusia mau menunjukan bahwa keberadaannya di bumi adalah untuk menunjukan bahwa Allah adalah Pemilik bumi. Itu yang dilakukan Kristus. Kristus melakuan semuanya untuk menunjukan Allah adalah Allah atas hidupNya. Yesus lahir dan kelahiranNya pun sudah menunjukan Allah adalah Allah atas kelahiran. Bahwa orang-orang yang lahir itu lahir dalam ketentuan dan panggilan Tuhan. Waktu Yesus melayani Dia mau menunjukan bahwa seluruh realm Israel adalah milikNya Allah. Kalau Saudara ditanya apa panggilan Yesus sehingga Dia mengerjakan panggilan itu? Ini bidang yang seringkali kita salah mengerti. Yesus adalah Raja, itulah panggilan Dia. Pekerjaan Dia bukan mati di kayu salib. PekerjaanNya adalah bertahta, Yesus dipanggil untuk menjadi Raja, Yesus diberikan posisi sebagai Raja, itu panggilan Dia. Saudara tidak bisa jadi Raja seperti Yesus, Saudara hanya bisa menjadi raja di dalam Yesus. Yesus itu Raja, itu panggilan Dia. Kalau Saudara kaget “kok, Raja seperti ini?”, “justru untuk menyatakan Allah berdaulat atas raja, kamu harus menjadi raja seperti ini”. Kamu tidak bisa menjadi raja dengan cara lain. Jadi raja berarti rela menjadi hamba, mencuci kaki murid-muridNya, tentu ini tindakan simbolis. Intinya adalah Kristus mau menyatakan jadi raja itu seperti ini. “Siapa mau jadi paling besar di antaramu, hendaklah dia menjadi pelayanmu”, ini perlu dipahami. Saudara mau jadi kepala keluarga, jadi pelayan dulu, bukan jadi bos. Kita pikir jadi raja berarti jadi bos, itu salah. Yesus mengatakan “Aku berkorban, engkau mencintai Aku, itulah pemimpin”. Hei para pemimpin, apakah sudah melakukan itu? Suami-suami bilang ke istrimu “saya kepalamu, maka saya berkorban melayanimu sampai engkau mencintai saya, baru saya menjadi pemimpin yang baik”, ini yang dikatakan di dalam Alkitab, Yesus itu panggilanNya Raja. Herannya untuk mencapai tahta Raja, Dia harus menjalani mati. Kristus menunjukan ini cara hidup bagi Allah yaitu menjalankan hidup untuk memamerkan bahwa di bidang ini Allah harus bertahta. Pribadi ke-2 tentu tidak memunyai panggilan sebagai manusia, tapi karena Dia menjadi manusia maka Dia mau menunjukan ini. Yesus menjadi Raja dan menunjukan “kalau Aku menjadi Raja, Aku harus tunjukan dengan cara apa pun, bahwa Allah adalah Allah atas bidang raja. Allah adalah Allah setiap raja, termasuk atas Aku. Aku adalah Raja maka harus tunduk kepada Raja sebagai BapaKu”. Bagaimana caranya tunduk? Rela mati di kayu salib. Mengapa harus mati di atas kayu salib? Karena Dia Raja umat berdosa yang perlu ditebus. Maka Kristus menunjukan hidup di hadapan Allah, bukan hidup terbuang dari Allah dengan mengatakan “Aku hidup untuk menunjukan kepada orang-orang bahwa bidang ini adalah bidangNya Allah”. Sekali lagi, Saudara hidup kalau Saudara berusaha melakukan apa pun untuk menunjukan bahwa bumi ini milik Allah. Waktu Saudara berbisnis, bisakah Saudara mengatakan “saya kerjakan ini supaya dunia tahu bahwa Allah bertahta atas bisnis”. Waktu Saudara menikah apakah Saudara menunjukan ke dunia bahwa Allah adalah Allah yang bertahta atas pernikahan. Ini sesuatu yang sangat penting. Harap Saudara punya eagerness akan hal itu, mari lakukan itu. Betapa indahnya kalau semua orang Kristen hidup seperti itu. Itu yang pertama, Kristus beda dengan Adam. Kristus mengembalikan hari-hari itu kepada hari penciptaan Allah sehingga mengharapkan hari kegenapan di dalam Sabat dengan mengatakan “biar dunia tahu Allah adalah Allah atas bumi ini”. Bagaimana dunia tahu? Dengan hidup saya, bukan hanya dengan perkataan. Perkataan itu bisa dikatakan dan harus, tapi bukan itu yang Tuhan ingin kita lakukan sebagai manusia, Tuhan mau seluruh hidup kita adalah pameran bahwa Allah adalah Allah atas bumi ini. Jangan membuat orang salah mengerti. Hidupmu dan hidup dunia ini mirip, kamu tidak jalankan apa yang perlu kamu pamerkan tentang siapa Allah. Lalu bagaimana hidup memamerkan Allah, apakah dengan mengkhotbahkan Allah? Bukan hanya itu. Kalau Saudara tidak dipanggil untuk berkhotbah, tidak perlu berkhotbah, karena khotbah bukan tugas dari semua orang Kristen, meskipun kami membuka peluang untuk Saudara menjadi pembicara awam, tapi tidak berarti Saudara harus menjadi pembicara awam. Ketika kita dipanggil untuk memperkenalkan Tuhan, tidak tentu harus dengan mengajar, tapi yang pasti adalah dengan menjadi mirip Allah ketika Saudara hidup di dunia ini. Kalau engkau punya Allah yang berbelas-kasihan, engkau pun akan berbelas-kasihan. Kalau engkau punya Allah yang berlimpah dalam kemurahan, engkau pun akan berlimpah dalam kemurahan. Kalau Saudara punya niat yang mirip Tuhan karena Saudara mencintai Tuhan, maka Saudara sedang hidup di hadapan Tuhan. Mari, biar orang lihat Saudara dan mengetahui Allah seperti apa yang Saudara sembah. Maka mari belajar hidup untuk Tuhan di bumiNya Tuhan. Seperti Kristus sudah hidup menjalankan panggilanNya untuk menyatakan Allah adalah Allah atas bumi ini. Kematian adalah terusir dari Tuhan. Hidup adalah hidup di dalam Tuhan.

« 3 of 5 »