Dan ketika Injil mempengaruhi satu daerah, Injil akan mengubah budaya. Orang akan tahu ternyata hidup harus seperti apa, ternyata menjalankan etika mesti bagaimana, ternyata belajar ada tujuan, ternyata menyembah Tuhan dan mencintai sesama ini berkait, ternyata menghidupi kehidupan yang cinta Tuhan dan sesama itu sangat penting. Maka hikmat dari Yahudi digenapi oleh Kristus yang adalah Mesias, ini yang dibawa Paulus dengan penuh keyakinan.

Paulus di dalam Surat Roma mengatakan “saya tidak akan dipermalukan oleh berita Injil. Saya tidak malu oleh karena Injil. Saya tidak rasa yang saya beritakan itu rendah, saya tidak pernah merasa saya adalah orang hina yang membawa berita hina”, ia merasa dirinya adalah rasul yang memang diangkat oleh Tuhan. Dan dia rasa, dia tahu beritanya adalah berita yang akan mengubah dunia. Orang Kristen adalah orang biasa yang punya pesan mengubah dunia, ini fakta yang sudah terjadi di dalam sejarah. Di mana-mana Kekristenan mempengaruhi satu daerah, kebudayaan diubah secara sangat signifikan. Budaya mana yang tidak diubah oleh kekuatan dari cinta kasih Tuhan lewat berita Injil?

Itu sebabnya Paulus pergi, dia bawa pesan yang sangat penting. Dan ketika dia punya pikiran pesan penting mesti dibawa lebih lanjut ke Asia. “Kami ditaklukan oleh orang-orang dari timur yaitu orang-orang Babel”, setelah itu Babel ditaklukan Persia. Di dalam pikiran orang Yahudi, Timur itu adalah pusat kebudayaan, kalau mau kembangkan Injil ya ke Timur, kalau mau bawa berita Injil taklukan Timur, itu ada di dalam mindset mereka. Yang superior adalah Mesir dan Timur, maka merekapun bahwa berita Injil ke Timur dan ke Mesir. Kalau Saudara tanya di Kisah Rasul tidak dicatat penginjilan Paulus ke Mesir, atau ke Alexandria, Alexandria ini pun kota yang didirikan oleh Alexander Agung, tidak dicatat. Tapi ketika Pentakosta, waktu Roh Kudus turun, lalu para rasul memberitakan Injil ke banyak orang di Yerusalem, sangat mungkin pada waktu itu orang-orang dari Alexandria datang dan waktu mereka pulang, mereka memberitakan Injil. Sehingga meskipun tidak dicatat di dalam Kisah Para Rasul, tapi gereja besar sudah berdiri di Alexandria. Sehingga satu orang apologet penting yaitu Apolos datang dari Alexandria. Alexandria tempat penting.

Lalu Paulus berpikir Timur, daerah Persia, lalu terus ke sana, daerah yang lebih jauh lagi harus dimenangkan bagi Injil Tuhan. Sangat mungkin kebudayaan kuno yang sangat kuat di Tiongkok, di India, maupun di Persia sudah didengar oleh orang-orang Yahudi juga, lalu mereka berpikir “kalau kami terus jalan ke Timur, kebudayaan-kebudayaan besar yang kami dengar, yang agung, yang begitu besar dari ratusan tahun sebelum kami, harus kami datangi juga.” Tapi Eropa itu bukan apa-apa, Eropa tidak punya sejarah kebudayaan besar. Tidak ada kota besar didirikan sebelum orang Yunani memberikan penerobosan dalam kebudayaan di tahun 700 atau 600 sebelum Masehi, ini jauh lebih belakangan dari pada perkembangan budaya di Timur.

Maka pemikiran Paulus adalah ke Timur, di situlah kekayaan kebudayaan manusia yang sudah berlangsung lama, ribuan tahun sebelum Paulus sudah dikembangkan. Tapi Tuhan mengatakan stop, “Tuhan, kalau stop, kami ke mana?”, “ke Eropa”, “ada apa di Eropa?”, kebudayaan yang baru berapa ratus tahun, kota-kota penting baru didirikan. Memang ada kerajaan besar namanya Roma, tapi Roma ini baru. Kita tidak tahu Roma akan bertahan berapa lama, kerajaan besar yang luar biasa ini memang penting, tapi bukankah Timur harus dijangkau? Tapi Tuhan mengatakan “tidak, beritakan Injil ke Eropa. Pergilah ke Makedonia”.

Ada orang teriak dalam mimpinya Paulus “menyeberang ke sini, tolong kami”, dan Paulus sangat tergerak. Paulus tergerak oleh teriakan minta tolong, sama seperti Tuhan tergerak oleh teriakan minta tolong orang-orang di bumi. Maka Paulus pergi, dia berlayar, mendarat di daerah Eropa dan pergi menyusuri sungai di daerah Filipi sampai ketemu rumah ibadat Yahudi. Karena di daerah di mana Yahudi sangat sedikit, mereka tidak bisa membuat sinagog. Mereka cuma bisa membuat rumah doa.

« 3 of 9 »