Di dalam mimpinya itu dia melihat orang Makedonia berteriak “mari menyeberang ke sini”, menyeberang berarti dari Asia ke Eropa. “Mari menyeberang ke sini, mari tolong kami. Kami perlu pertolongan”, ini mimpi begitu jelas dialami Paulus sehingga Paulus tahu “inilah pimpinan Tuhan, saya mesti pergi ke daerah Makedonia.” Dan ini unik, kalau Saudara lihat perjalanan dari Paulus, dia cari daerah-daerah paling penting untuk diberitakan Injil dan Tuhan arahkan dia untuk cari daerah penting di Eropa. Sudah dapat kesempatan memberitakan Injil di Asia, sekarang Tuhan arahkan Paulus memberitakan Injil di Eropa.

Ini juga yang dilakukan oleh pekabar Injil di dalam Kitab Kisah Rasul, mereka pergi ke sebuah daerah dan mereka mengklaim daerah itu dengan kebudayaan lokal yang harus ditundukkan kepada Tuhan. Memang benar berhala lokal harus disingkirkan, tapi tidak diganti dengan ilah yang palsu. Berhala lokal menyingkir, diganti Allah yang sejati dan Sang Kristus yaitu Juruselamat manusia. Dan setelah orang kembali kepada agama yang sejati, budaya pun diubah. Jadi ada sesuatu yang unik, ketika abad ke-4 sebelum Masehi, Tuhan menggerakan budaya Makedonia, budaya Helenis, budaya Yunani besar disebarkan ke seluruh dunia.

Maka setelah abad pertama, Tuhan sebarkan Injil ke seluruh dunia. Tuhan ubah kebudayaan dengan Injil. Pertama yang mencoba mengubah kebudayaan adalah Alexander, maka dia pergi ke mana-mana, dia cari tahu kebudayaan paling penting di sini kebudayaan apa. Dan Alexander adalah seorang muda yang sangat suka belajar.

Dulu kalau berperang dia pakai andalan tombak panjang luar biasa untuk menghantam musuh. Tetapi ketika perang berikutnya, dia pakai pasukan berkuda yang lebih diandalkan. Dia kadang pakai strategi A, kadang pakai strategi B, waktu dia taklukan Tirus, dia bahkan pakai strategi membuat jalan di laut. Membuat jalan di laut sampai ke pulau di mana Kota Baru Tirus itu didirikan dengan benteng yang sangat kokoh. Ketika dia sudah dirikan, orang langsung duga dia akan pakai pelempar batu yang sangat besar untuk menghancurkan tembok. Ternyata dia tidak lakukan itu, dia pakai kapal untuk serang dari daerah barat benteng Tirus di pulau. Orang heran “kamu kan tidak punya pengalaman perang laut, mengapa berani perang laut dengan orang Tirus yang sangat ahli perang laut?” Tapi Alexander belajar, dia tadinya tidak tahu bagaimana perang laut, dia tidak tahu bagaimana pakai kapal untuk menyerang, tapi dia belajar. Maka tiap kali dia berperang, dia selalu berperang dengan pengetahuan yang baru. Maka kalau sudah mengatakan “saya sudah malas belajar”, ya sudah sampai di situlah pengalaman pertumbuhanmu. Tapi kalau Saudara mengatakan “saya mau tahu tahu banyak hal, saya ingin tahu”, ingin tahu itu dijalankan dengan studi yang ketat dan yang tekun, Saudara akan jadi orang yang dipakai Tuhan.

Karena banyak orang dipakai Tuhan tidak di dalam hal rohani karena punya kepintaran belajar, bukan kepintaran intelektual dan nilai yang bagus di sekolah. Tapi kemauan belajar, tahu banyak hal dan berani mempelajari segala sesuatu kembali dari nol, berani jadi orang yang rendah dulu, yang tidak tahu apa-apa, yang bodoh, tapi pelan-pelan belajar hingga jadi ahli.

Ketika Alexander perang di satu daerah, dia pakai satu metode. Waktu dia perang di daerah lain, dia sudah tahu bagaimana kembangkan metode yang baru. Dan waktu dia perang dengan salah satu koloni Yunani di Persia, daerahnya agak tinggi dengan benteng yang kuat, dia gali terowongan untuk terobos dari bawah, ini orang pintar sekali. Dia tahu dari mana teknologi gali terowongan? Dia pelajari. Dan ketika dia pimpin pasukannya, dia yang memberikan pengarahan kalau gali terowongan mesti begini, kalau perang di laut mesti begini. Orang seperti ini langka dan saya berharap orang-orang yang pintar, orang-orang yang berbakat tapi dimenangkan oleh Tuhan menjadi orang yang mengekspansikan Kekristenan ke mana-mana dengan tulus demi memberkati manusia, bukan demi nama. Alexander Agung adalah orang gila kuasa, kemana-mana dia pergi, dia ingin disembah sebagai dewa. Salah satu alasan mengapa dia rangkul dewa lokal adalah supaya orang lokal melihat Alexander sebagai perwujudan legenda mereka.

Tapi setelah itu Paulus pakai jalur terbalik, dari daerah Selatan yaitu dari Antiokhia, dari Syria, dekat dengan Tirus. Dia pergi terus ke Asia Minor, lalu dia menyeberang ke Eropa, dia putar balik arahnya Alexander. Kalau Alexander bawa budaya Yunani ke mana-mana, Paulus bawa budaya Injil kemana-mana. Maka pekerjaan Paulus adalah pekerjaan yang sangat penting, jauh lebih penting dari Alexander, jauh lebih penting dari pengembang kebudayaan mana pun, jauh lebih penting dari pendidik manapun. Karena dia melakukan pekerjaan yang Tuhan perintahkan, menjadikan bangsa-bangsa yang tidak kenal Tuhan menjadi penyembah Tuhan.

« 2 of 9 »