Orang Kristen sekarang ditawarkan untuk senang, “Kamu mau apa, kami berikan.” Gereja bertugas untuk menyediakan, “Kami pelayanmu. Jika engkau mau datang, kami ingin engkau senang. Setelah selesai kebaktian tolong berikan bintang 5. Beri tahu kepada kami kurangnya di mana. Kamu mau apa, akan kami sediakan,” Ini bukan tawaran gereja di dalam abad-abad pertama. Gereja di awal menawarkan , “Kamu mau jadi Kristen? Pikir ulang! Mungkin kamu dianiaya, mungkin di tengah ibadah kita dikepung dan dibubarkan, atau ditangkap dan dimatikan. Masih mau jadi Kristen?” Dan orang-orang yang Kristen mengatakan, “Pasti mau, sebab yang kami terima melampaui risiko yang kami mungkin dapatkan. Yang kami terima dari Injil jauh lebih indah dari apa yang bisa diambil dari kami oleh pemerintah.” Ini sikap yang beda dengan zaman sekarang. Maka, orang-orang jadi Kristen dan mereka mau belajar, mereka tidak lagi berpusat ke diri, mereka terlalu kagum kepada keindahan yang ada dalam Kitab Suci. Ini kunci untuk memahami bagaimana manusia bisa keluar dari dirinya, kalau orang terus fokus ke diri, terus pentingkan diri, terus lihat ke diri, orang itu berada dalam keadaan sempit dan kasihan. Saudara kalau melihat orang egois, jangan marah kepadanya, tapi kasihanilah, karena dia tidak mengerti indahnya hidup. Dia hanya tahu dirinya dan dirinya kurang indah. Bgaimana diriku bisa bertumbuh? Dengan melihat keindahan di luar diri kita. Makanya orang yang menyukai seni, keindahan yang bagus, seringkali belajar untuk melampaui dirinya dan menikmati hidup.
Keindahan di dalam seni, keindahan di dalam alam, keindahan di dalam banyak aspek-aspek yang dulunya kita remehkan. Maka, siapa menyukai keindahan untuk dilihat di luar dirinya, dia bahagia. Saudara kalau senang musik, jangan cuma senang musik untuk dirinya dipuji, “Saya ingin menjadi pianis terhebat atau violinist terhebat atau ahli musik terhebat, supaya orang kagum sama saya.” Kalau Saudara sulit mengagumi yang lain di luar Saudara, hidup Saudara jadi miskin. Mengagumi yang lain yang di luar Saudara adalah ciri adalah syarat untuk hidup Saudara jadi kaya. Saudara punya banyak kekaguman kepada yang lain karena Tuhan menyatakannya. Kekaguman kepada alam, kekaguman kepada ilmu, kekaguman kepada seni dan lain-lain, ini membuat Saudara jadi kaya. “Aku mau hidupku nikmat.” Siapa orang Kristen yang mau hidupnya kosong? Saya mau hidup saya nikmat, maka saya mau coba belajar.
Kekristenan membukakan banyak keindahan. Saudara kalau tidak lihat apa-apa yang indah, hidupnya sempit. Kalau Saudara mengatakan, “Mengapa hidup saya sempit begini? Saya rasa hidup saya kurang bahagia, kurang bagus, saya menderita.” Mengapa menderita? Karena kurang lihat keindahan. “Lihat keindahan di mana? Lihat cermin, mengapa saya makin jelek? Tidak ada keindahan di dalam diriku,” Lalu di mana keindahan? Keindahan itu dari Tuhan, bukan dari diri kita. Mari nikmati, mari belajar. Belajar itu penting, bukan supaya tahu, tapi supaya bahagia. Belajar itu penting, bukan supaya dapat ijazah, tapi supaya senang hidupnya. Mau hidup senang? Belajar! “Tapi saya mau kuliah apa lagi?” Tidak perlu kuliah terus. Jangan pikir jalur formal adalah satu-satunya cara belajar. Banyak orang yang saya kenal, mendapatkan kesuksesan bukan karena dapat kuliah formal, tapi karena menemukan metode belajar. Banyak orang tidak mengerti metode belajar dan kadang-kadang metode belajar yang diperkenalkan di dalam dunia akademik sangat tidak efisien. Maka, mari belajar dan mari menikmati belajar. Mari ingin tahu banyak hal. Saudara punya bidang apa coba dalami bidang itu dan lihat dari sudut pandang lain. Coba kaitkan hal yang lain lagi. Kalau sudah belajar satu hal, belajar lagi hal lain. Lama-lama Saudara akan tahu. Sambil belajar Alkitab sambil belajar tema lain. Dua tema ini berkait dan Saudara makin limpah jadi orang Kristen. Orang Kristen mula-mula mulai sadar ternyata belajar Alkitab memberikan hikmat, “Saya jadi tahu apa itu virtue, saya jadi tahu apa itu kebajikan.” Maka, orang Kristen senang belajar. Orang zaman dulu juga begitu, mau belajar. Lalu orang-orang lain lihat, “Mengapa hidupmu makin baik?” “Karena saya dianugerahkan Tuhan,” Rendah hati sekali, sudah pintar, dan berhikmat. Siapa yang tidak suka dengan orang seperti ini? Maka, lama-lama orang Kristen dipercayakan kedudukan lebih tinggi bahkan mereka jadi pejabat. Pejabat yang lain foya-foya, pesta-pesta, tapi kalau orang Kristen jadi pejabat, itu lain. Itu zaman dulu, sekarang tidak, orang Kristen jadi pejabat tetap suka foya-foya, pesta-pesta, suka korupsi, suka peras orang demi kekayaan sendiri. Orang Kristen kalau jadi pejabat, langsung lupa penghakiman Tuhan, cuma tahu diri jadi kaya, “Aku jadi pejabat berapa lama lagi, harus ambil uang sebanyak mungkin.” Maka, setiap kali ada orang Kristen masuk penjara karena korupsi, saya doakan supaya Tuhan hukum dia lebih berat dari pemerintah hukum dia. Orang Kristen yang ketahuan korupsi, orang Kristen tertangkap melakukan kejahatan, celakalah kamu! Orang Kristen masih gila harta lalu menipu orang lain, “Tuhan hukum kamu seberat-beratnya, mempermalukan Tuhan!”