Filipi 1: 21-26 “karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak, aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu memang jauh lebih baik. Tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu dan dalam keyakinan ini tahulah aku, aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman. Sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu”.

Di dalam ayat yang ke-22 dikatakan “tetapi jika aku harus hidup di dunia ini itu berarti bagiku bekerja memberi buah, jadi mana yang harus kupilih aku tidak tahu”, ada pengertian yang saya ingin tekankan dulu sebelum kita memahami seluruh ayat yang kita sudah baca hari ini, yaitu pengertian memberi buah. Apa yang dimaksud dengan memberi buah ini mesti kita pahami dengan tepat.

Di dalam pengertian Paulus, memberi buah ini selalu berkait dengan keadaan hidup baru yang terlihat keluar. Jadi memberi buah bukan cuma berkait dengan jumlah banyak dari hasil pelayanan, bukan. Tetapi lebih kepada mode hidup di dalam cara hidup yang baru.

Saudara, kita mesti tahu bahwa di dalam pandangan Paulus kehidupan manusia yang sudah percaya itu terdiri dari dua tahap, yaitu saat sebelum dia percaya dan saat sesudah. Paulus memberikan banyak contoh untuk ini, banyak gambaran juga, “sebelum” kadang-kadang dikaitkan dengan kedagingan, “sesudah” dikaitkan dengan keadaan spirit di dalam roh atau kerohanian. Sekali lagi, daging dan rohani ini tidak ada kaitan dengan fisik dan non fisik. Paulus tidak sedang bicara tentang aspek tubuh yang material, yang fisik, dengan aspek tubuh di dalam yang rohani, tidak ada pembagian itu bagi Paulus. Di dalam pengertian Paulus pembagian umumnya dikaitkan dengan waktu, misalnya ketika dia membagi zaman, dia membagi zaman di dalam keadaan sebelum, yaitu zaman yang jahat dimana bangsa-bangsa dikuasai oleh si jahat di dalam kegelapan. Tapi setelah Sang Mesias datang, maka Sang Mesias itu membawa seluruh zaman ke dalam keadaan yang baru, keadaan dimana zaman akhir di bawah kepemimpinan Mesias sudah terjadi. Dan itu sebabnya ketika kita memahami dengan tepat 2 pembagian ini, ini menjadi dasar untuk kita memahami seluruh pembagian yang lain di dalam teologi Paulus. Itu sebabnya pembagian duniawi dan rohani tidak ada kaitan dengan fisik dan non-fisik, ini bukan berarti Paulus mengatakan “jangan terlalu pikirkan fisikmu tapi lebih pikirkan rohanimu”, karena pengertian seperti itu tidak bisa diaplikasikan. Saudara tidak bisa mengetahui bagaimana mempraktekkan hidup yang tidak pentingkan fisik tapi pentingkan rohani, rohani itu tidak mungkin diekspresikan tanpa fisik. Kalau kita mengatakan “saya mencintai Tuhan”, Saudara tidak mungkin mengekspresikan cinta kepada Tuhan dari batin, harus lewat fisik. Demikian ketika Saudara mengekspresikan kasih kepada sesama, ini bukan hanya perasaan di dalam yang kita miliki, tetapi ini adalah tindakan keluar melalui tubuh. Jadi fisik sangat penting, entah itu Paulus sedang berbicara tentang aspek duniawi, fisik berkait di situ, fisik yang melakukan dosa dan kecemaran, atau ketika Paulus berbicara tentang keadaan rohani, fisik yang ada di dalam kondisi suci. Jadi sekali lagi jangan berpikir dengan cara yang salah, ini cara pikir dualis gaya Yunani atau Gnostik, itu bukan Kristen bahkan cenderung bidat. Memisahkan yang fisik dan non-fisik cenderung tidak sesuai dengan Kitab Suci dan cenderung tidak setia kepada pengajaran Kitab Suci. Maka jangan bedakan materi dan non-materi, fisik dan non-fisik. Rohani bukan sesuatu yang tidak berfisik, kerohanianmu akan terlihat lewat tubuh fisikmu mengekspresikan cinta kasih dan tindakan adil. Ketika Paulus bicara memberi buah, dia sedang menekankan gambaran yang sama. Ada pohon yang buruk, ada pohon yang baik, dari mana kita tahu pohon itu buruk atau baik? Dari buahnya, dari buahnya kita tahu ini pohon yang buruk. Pohon anggur atau ladang anggur yang penuh dengan batang anggur yang buruk menghasilkan buah anggur yang buruk. Tapi ladang anggur yang penuh batang anggur yang baik menghasilkan buah anggur yang baik. Hasil diketahui dari buah. Maka pengertian Paulus dalam teologi dia, buah adalah pernyataan kehidupan yang baru di dalam Tuhan. Paulus di sini sedang mengatakan “saya mesti hidup di dalam dunia untuk memberi buah”, apa artinya memberi buah? Memberi buah berarti dia punya kehadiran menyatakan kondisi baru dari manusia. Itu sebabnya kita mesti tahu dulu kondisi lama dan kondisi baru dari manusia adalah sesuatu yang penting untuk dipahami di dalam pengertian Paulus. Kondisi lama, kondisi baru, lama seperti apa, baru seperti apa?

Di dalam teologi Paulus kondisi lama dan baru itu ada bagian yang akan interaksi atau yang saling berpotongan. Kondisi lama tidak langsung hilang masuk ke kondisi yang baru, yang lama dan baru akan terjadi dengan sempurna, dari yang lama ke yang baru. Saudara yang lama, yang masih jahat, yang masih cemar, yang masih penuh dosa akan hilang, lalu dirimu yang baru di dalam Kristus akan sempurna. Tapi dari kondisi lama ke kondisi sempurna baru, ini tidak langsung pindah berubah, selalu akan ada sesuatu yang berkait, selalu akan ada masa transisi. Ini yang disebut dengan pergumulan untuk hidup suci. Paulus mengatakan misalnya di dalam Surat Roma pasal yang ketujuh, “saya ingin kerjakan yang baik, tetapi dalam diri saya sesuatu yang buruk terus ada. Saya punya dosa yang belum hilang, saya adalah orang paling berdosa”, kata Paulus. Dan dia mengatakan paling berdosa bukan memori masa lalu, dia mengatakan “saat ini pun saya merasa saya orang yang paling berdosa”. Keberdosaan adalah sesuatu yang terus ada di dalam diri kita meskipun kita sudah baru. Pohon yang baru menghasilkan buah yang baru, tetapi yang lama kadang muncul dan mengganggu pertumbuhan iman dan juga ekspresi iman kita dalam bentuk buah tadi. Paulus mengatakan bahwa di dalam diri orang percaya pun seperti ada kondisi lama yang dominan, sehingga kita menjadi orang yang memalukan Tuhan. Tuhan marah kepada orang-orang Korintus misalnya, karena mereka melakukan dosa yang bahkan orang dunia tidak lakukan. Mengapa begitu? Bukankah mereka sudah dikuduskan, mereka sudah jadi milik Tuhan, mengapa masih ada kondisi lama? Ini terjadi karena kita belum mendapatkan keadaan sempurna nanti. Itu sebabnya pengertian buah di dalam pengertian Paulus mengandung tiga hal, yang pertama buah berkait dengan etika dari Kerajaan Allah yang baru nanti. Ketika Kerajaan Allah yang baru itu dinyatakan di dalam dunia, maka gaya hidup yang sesuai dengan kerajaan itu akan menjadi cocok. Sekarang kita jalankan kerohanian, kita jalankan iman Kristen kita, kita jalankan tindakan sebagai orang Kristen mungkin tidak cocok dengan dunia ini. Ada hal-hal yang tidak masuk, ada hal-hal yang kita kerjakan seperti berlawanan dengan dunia ini. Saudara berusaha menjalankan hal yang adil, ternyata Saudara dihimpit dari kiri kanan, seperti tidak ada kemungkinan Saudara menjalankan itu. Ini kesulitan yang besar terjadi pada orang percaya. Tetapi pada waktu Kerajaan Tuhan dipulihkan di dunia ini, Saudara akan menemukan kelegaan, karena apa yang Saudara jalankan dengan tulus di hadapan Tuhan mendapat tempat yang cocok di kerajaan itu. Sebaliknya, orang yang hidup sesuai cara dunia mungkin sekarang mengalami kecocokan, gampang, diterima baik oleh dunia, tapi begitu kerajaan yang baru itu datang Saudara seperti harus dikeluarkan karena tidak masuk, tidak cocok tempatnya, tidak memiliki keadaan yang sesuai dengan kondisi yang baru. Inilah hal yang harus kita perhatikan di dalam kehidupan kita. Apakah kehidupan saya merupakan kehidupan yang sangat cocok dengan kondisi sekarang dan karena itu ketika Kerajaan Allah datang saya tidak dapat tempat di situ? Atau hidup saya adalah hidup yang akan mendapat kesenangan di dalam kerajaan yang baru dan sekarang kadang-kadang tidak mendapat tempat. Tidak ada tempat bagi orang yang jalankan kekudusan sekarang, tetapi pada waktu Kerajaan Allah dipulihkan di dalam dunia ini, pada waktu itu kesempurnaan dari tindakan etika kita dan kondisi langsung klop. Kita ini adalah orang-orang yang disiapkan untuk kondisi bumi yang baru, kondisi tanah yang baru, kondisi lingkungan sosial yang baru, kondisi kerajaan yang baru. Mungkin ada aspek dari kerajaan sekarang, dari pemerintahan sekarang yang sangat cocok dengan kita, tetapi di dalam kondisi yang baru semua keadaan akan cocok. Sekarang ada hal yang seperti tidak masuk, seperti tidak bisa kena, saya berusaha jalankan saya justru terbentur dengan dunia ini. Tetapi di dalam kondisi yang baru, segala kondisi baik yang kita jalankan akan mendapatkan tempatnya. Itu sebabnya dalam pengertian Paulus, buah bersifat etis tetapi etikanya adalah etika nanti. Sekarang kita perjuangkan hal yang baru akan terbukti nanti ketika Tuhan datang. Itu sebabnya menjalankan etika Kristen, menjalankan kehidupan yang sesuai dengan Tuhan itu adalah satu hal yang sulit dijalankan. Karena Saudara belum mendapatkan konfirmasi dari kondisi sekeliling. Konfirmasi bagi kondisi baik belum diberikan, konfirmasi bahwa Saudara akan nyambung dengan dunia belum diberikan. Kita hidup di dalam kondisi dunia yang bentur dengan kita. Maka kalau Saudara perjuangkan, Saudara akan capek, Saudara seperti kehilangan kenikmatan menghasilkan buah. Jalankan hidup di dalam Kristus melelahkan. Itu sebabnya Tuhan memberikan banyak pengharapan dan kekuatan lewat janji, lewat kehadiran Roh Kudus dan lewat pimpinan firman. Ini semua akan membuat orang tetap bertahan di dalam kondisi di dalam Kristus. Saya jalankan kesetiaan di dalam Tuhan meskipun seperti tidak nyambung dengan dunia, tidak cocok, tidak berada dalam kondisi konfirmasi, hidup saya tidak dikonfirmasi oleh kondisi dunia. Tapi nanti dunia akan klop dengan saya, atau lebih tepatnya saya akan klop dengan kondisi baru di dalam Kerajaan Allah. Maka etika Kristen adalah etika yang mengharapkan kondisi baik terjadi nanti, belum sekarang. Itu hal pertama.

1 of 8 »