Itu sebabnya ketika Israel mengatakan “kiranya Mesias datang”, lalu apa yang dilakukan Mesias? di dalam Kitab Yoel dikatakan Mesias ini akan disertai oleh warga, oleh rakyat Israel yang penuh dengan Roh semua, ini kerajaan besar sekali. Kalau begitu zaman yang baru benar-benar zaman yang agung, benar-benar zaman yang mulia. Kalau begitu, kalau benar-benar Mesias sudah datang, lalu Roh Kudus akan hadir, orang akan berpaling ke Bait Suci, “ayo kita lihat Bait Suci, kita lihat pekerjaan Tuhan yang besar”. Tapi di dalam kebiasaan Lukas, pekerjaan sangat besar dikaitkan dengan orang biasa, bukan orang penting. Yesus memanggil murid-murid yang bukan orang penting. Dia pilih orang biasa yang dibentuk Tuhan, ini pembentukan juga penting. Jangan mengatakan “puji Tuhan, saya cuma orang biasa, Tuhan pilih saya”, setelah dipilih engkau direndahkan dulu hatinya lalu dibentuk di dalam cara Tuhan. Maka ketika orang datang kepada Tuhan, dia tidak boleh tetap biasa, dia mesti dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi orang agung yang dipakai oleh Tuhan. Kadang-kadang kita mengatakan “Tuhan kan pilih orang bodoh”, iya tapi Paulus mengatakan Tuhan pilih orang bodoh untuk mempermalukan orang bijak. Tuhan tidak pernah mengatakan, Tuhan pilih orang bodoh untuk mempermalukan diri”. “Mengapa menghina orang bodoh?”, tidak menghina orang bodoh, tapi kalau orang bodoh puas dengan bodohnya dia, tidak mau berkembang, tidak mau bertumbuh, tidak mau belajar, tidak mau tahu ini tidak mau tahu itu, kamu menjadi bodoh selamanya dan Tuhan tidak mungkin pakai, Tuhan tidak mau pakai orang yang tetap berada dalam keadaan sama, tidak ada improvement, tidak ada perubahan, tidak ada pertumbuhan. Tuhan memilih Petrus yang sangat gampang takut. Tapi setelah itu Tuhan membentuk dia, disalib terbalik pun dia rela. Tuhan pilih orang bodoh, itu betul, tapi Paulus mengingatkan orang bijak yang sombong dipermalukan oleh orang yang tadinya dianggap bodoh. Jangan pikir Tuhan tidak berhak memakai orang paling bijak, paling pinter, paling mampu. Itu sebabnya ketika orang mau menjadi hamba Tuhan kadang-kadang standarnya rendahnya bukan main, “kamu mau jadi apa?”, “jadi hamba Tuhan”, “kalaumau menjadi hamba Tuhan cuma melihat hati saja, tidak perlu melihat yang lain. Yang lain tidak penting, yang penting hati”, itu omong kosong paling besar. Siapa bisa memisahkan antara hati dan seluruh kemampuan yang lain? Ada orang mengatakan “saya mau menjadi hamba Tuhan, tapi saya tidak terlalu bisa menyampaikan sesuatu dengan runut. Saya tidak terlalu bisa bicara di depan publik, perlukah itu dilatih?”, harus. Boleh belajar, tapi setelah selesai belajar harus berkhotbah. Kalau tidak bisa bagaimana? Mungkin kamu tidak dipanggil Tuhan menjadi hamba Tuhan. Kalau saudara meremehkan kemampuan, kemampuan itu harus dimiliki untuk orang boleh melayani. Kalau Saudara mengatakan “yang penting hati”, hati tidak bisa memberkati orang, so sorry to say. Saudara mengatakan “saya mau menjadi pemain piano. Saya punya hati di situ”, saya tidak peduli hatimu berapa besar, apakah kamu punya bakat, ada kemampuan tidak? Kalau tidak, kamu akan menyengsarakan banyak orang dengan hatimu. Kadang-kadang orang punya hati membuat orang menderita, “saya punya hati, saya mau menjadi hamba Tuhan, saya berkhotbah”, mengacaukan orang, membuat liar, membuat doktrin menjadi rusak, karena hati. Hati tidak bisa memberkati orang lain. Tuhan melihat hati, itu benar, tapi Saudara lihat Tuhan lihat hati, ini dikatakan oleh siapa? Oleh Tuhan sendiri kepada Samuel untuk Daud. Apakah Tuhan melihat hati Daud, lalu Tuhan mengatakan “Daud, Aku melihat hatimu tulus, yang penting hati, kemampuan tidak penting”. Kalau Daud tidak punya kemampuan, bagaimana dia mengalahkan Goliat? Dia mengalahkan Goliat dengan hati? Goliat mendatangi dia dengan lembing dan Daud mendatanginya dengan hati, tidak seperti itu. Dia pakai kemampuan untuk mengalahkan Goliat, lalu Daud memimpin perang itu pakai hati? Tidak, dia memakai kemampuan. Yang tidak punya kemampuan tidak bisa memberkati orang. Maka gali kemampuanmu, mati-matian cari tahu kamu punya kemampuan apa. Tuhan panggil saya kerja apa, lalu mati-matian jadi orang paling berkualitas di situ. Kita terlalu lama membiarkan diri kita ada di dalam kemampuan standar bukan karena kita lemah, tapi karena kita malas. Banyak orang mengatakan “saya tidak tahu apa-apa”, kamu tidak pernah baca bagaimana mau tahu? Belajar baik-baik. Ketika Tuhan memberkati, Ia bangkitkan orang yang bodoh, lemah, dan tidak layak semua Tuhan pilih, tapi Tuhan bentuk mereka.

Ketika Tuhan pilih orang-orang biasa, banyak orang heran “ini ada kelompok yang keliling-keliling, dari Galilea lalu ke tengah Israel sampai ke Yerusalem, mengelilingi daerah-daerah orang-orang Yahudi. Ini siapa ya? Mengapa populer sekali, mengapa ribuan orang bisa ikut Yesus dari Nazaret ini? Lalu lihat siapa orang-orang kunci di dekat Dia. Tidak ada dari golongan imam yang terpandang, tidak ada dari golongan Yerusalem yang terpandang. Maka Craig Keener memberikan laporan, kemungkinan adanya tradisi-tradisi aliran Yahudi di dalam zaman Yesus. Aliran yang paling hebat itu adalah aliran Bait Suci. Imam-imam boleh yang boleh melayani, memimpin, berkhotbah di Bait Suci itu level tertentu. Yang boleh melayani di Bait Suci adalah paling eksklusif. Ini teolog-teolog, ini hamba-hamba Tuhan yang paling agung. Lalu ada tradisi lain yang juga sangat populer, ini tradisi sangat mungkin dipelopori oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis punya popularitas besar sekali, ini sesuatu yang mungkin tidak banyak dicatat karena dia bentur dengan popularitas dari tradisi Bait Suci. Jadi tradisi Bait Suci satu sisi, kemudian tradisi Yohanes Pembaptis, ini masuk dalam tradisi yang besar namanya Qumran. Di Qumran banyak orang yang sangat militan, pintar pikirannya, dan sangat saleh. Mereka membuat banyak tulisan dan disimpan di gua di Laut Mati. Tulisan-tulisan ini banyak disimpan dan orang tidak tahu sampai pertengahan abad ke-20. Sejak saat itu orang sadar ini ada tradisi besar, ada para orang saleh zaman Yahudi yang kumpulnya di sini, yang tulis tulisan, simpan tulisan di sini dan mereka adalah tradisi yang sangat besar. Jadi selain Bait Suci ada tradisi Qumran di daerah Laut Mati, Yerusalem dan daerah Laut Mati. Tapi Yesus dari tradisi mana? Yesus bukan dari Bait Suci, bukan tradisi Yerusalem, juga bukan Laut Mati. Maka Pak Tong mengatakan Yesus itu Galilean school. Kalimat ini unik tapi benar, Yesus berasal dari tradisi yang tidak penting, bukan orang penting, bukan kelompok yang waktu itu benar-benar membuat orang kagum. Tapi Yesus membuat sebuah tradisi baru yang akhirnya membuat orang tidak lagi ingat tradisi Yerusalem. Tradisi baru dikembangkan Kristus menjadi mengglobal, jauh lebih besar dari Yerusalem. Waktu itu kalau orang mau lihat sesuatu besar terjadi mereka akan lihat ke goa di Laut Mati atau ke Yerusalem, ke Bait Suci. Tapi Tuhan pindahkan ke sebuah rumah dengan orang yang berdoa karena perintah Tuhan Yesus, murid-murid Tuhan Yesus sujud di situ, lalu mereka terus berdoa. Tuhan penuhi rumah itu dengan tiupan angin dahsyat. Tiupan angin seperti mewakili lahirnya sebuah umat baru, tiupan angin membuka Laut Merah dan muncul Israel keluar, dan Mesir masuk, mati. Yang bukan termasuk umat tidak bisa melalui Laut Merah. Munculnya Israel keluar dari Laut Merah, di dalam bayangan Paulus di Surat Korintus adalah lambang yang digenapi oleh orang Kristen. Ketika orang Kristen mendapatkan kesempatan pindah dari alam maut ke dalam hidup. Ketika umat baru keluar dari Laut Merah, ini menjadi paralel dengan umat baru keluar setelah ada peristiwa tiupan keras di sebuah rumah. Mengapa mesti ada tiupan? Ini lambang Roh Kudus siap mengerjakan pekerjaan yang membawa zaman yang baru di bawah pimpinan Sang Mesias. Lalu siapa tokoh penting? Nobody, orang kecil yang sedang berdoa di sebuah rumah, rumah yang secara tradisi bisa diketahui dimana. Saudara bisa datang ke Yerusalem dan tahu ada rumah yang khusus, Saudara bisa lihat “inilah tempat rasul berdoa”. Tapi zaman itu, ini rumah siapa pun tidak dicatat. Kisah Rasul tidak mencatat mereka ada di rumah si ini atau si itu. Kisah Rasul cuma mengatakan mereka ada di rumah yang mereka sewa. Jadi mereka sewa ini, rumah biasa. Bukan rumah penting dan bukan orang penting, tapi pekerjaan Tuhan yang paling penting ada di rumah itu. Maka Tuhan tarik fokus orang “Berhenti lihat Bait Suci, Aku tidak di sana. Lihat rumah ini”. Maka Tuhan membuat suara demikian keras dan Alkitab mengatakan semua orang datang ke rumah itu mau lihat apa yang terjadi. Begitu mereka dekat ke rumah, mereka mendengar orang di dalam menyaksikan pekerjaan Kristus dengan bahasa yang mereka mengerti. Kuncinya di sini bukan beragam bahasa, tapi dimengerti. “Mengapa bisa mengerti?”, ini berarti pekerjaan Tuhan melibatkan Firman. Maka setelah orang berkumpul, mereka dengar kesaksian. Orang di dalam rumah ini ada yang berdoa, ada yang bersaksi, ada yang memuji Tuhan dengan perkataan yang mereka bisa mengerti. Mereka tahu orang di dalam rumah ini sedang meninggikan Yesus Kristus, berdoa, menyanyi atau apapun yang mereka lakukan, dan orang mengerti ini sedang meninggikan pekerjaan Tuhan di dalam Kristus. Sehingga ketika semua orang sudah berkumpul mereka heran melihat orang di dalam rumah itu. Tapi orang Yahudi, yang ada di daerah itu mengatakan “ini orang mabok. Mereka tidak sadar apa yang mereka katakan”. Ini membuat Petrus berdiri dan mengatakan “kamu yang tidak sadar, nubuat Yoel sedang terjadi”. Apa nubuat Yoel? Di ayat 17 dikatakan pada hari terakhir menjelang Tuhan datang akan terjadi dua peristiwa besar. Kalau Saudara lihat di ayat 19 dan 20, peristiwa sangat besar, bukan cuma berbicara tentang periode nanti ketika Tuhan datang kembali menghakimi, ini berbicara dahsyatnya pekerjaan Tuhan sehingga dikalimatkan dengan pengertian ini, “tanda-tanda besar di langit dan di bumi matahari menjadi gelap, bulan menjadi darah”, ini simbol, bukan berarti benar-benar matahari gelap. Ini tanda Tuhan mengerjakan pekerjaan sangat besar, yang diparalelkan dengan pekerjaan Tuhan kepada orang biasa. Saudara lihat di ayat 17 dikatakan “Aku mencurahkan rohKu ke atas semua manusia maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat”, ini menakjubkan. Siapa bernubuat? Orang biasa. Orang biasa yaitu teruna, berarti pemuda. Di dalam zaman dulu, orang lihat pemuda sebagai kelompok tanggung, yang badannya dewasa tapi pikirannya masih anak-anak. Orang meremehkan ketika dibilang orang masih muda. Zaman sekarang kita gila muda semua, tapi orang dulu menganggap itu penghinaan. Anak muda tidak boleh diberikan tanggung jawab karena belum sanggup, tidak boleh diberikan terlalu besar. Tapi di dalam bagian ini dikatakan anak muda dapat penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan mengantisipasi dengan kata-kata bijak. Penglihatan tidak tentu meramal, seringkali berkaitan dengan hikmat. Orang seperti Daniel misalnya, punya penglihatan bukan dari hikmatnya sendiri, tapi dari hikmat Tuhan. Maka di Kitab Yoel ada penggabungan antara pekerjaan Tuhan yang dahsyat yang angkasa pun mereply, langit, kemudian bulan, matahari, bintang, semua bereaksi untuk pekerjaan Tuhan. Saudara kalau lihat orang penting masuk, semua akan bereaksi. Kalau gambaran Perjanjian Lama, kalau Tuhan melakukan zaman baru ini, alam pun bereaksi. Mereka bereaksi, tentu ini secara simbolik, Saudara tidak mungkin mengatakan orang zaman itu lihat bulan menjadi darah. Tapi yang dimaksud adalah hari baru sudah tiba dan pekerjaan Tuhan yang sangat besar sudah Tuhan siapkan. Pekerjaan besar itu mengontraskan alam yang begitu besar merespon dengan orang biasa yang akan Tuhan pakai.

« 3 of 4 »