Tuhan sudah memulai zaman baru dan Dia menyatakannya melalui kehadiran Roh Kudus. Berarti Pentakosta bukan cuma sekadar hari turunnya Roh Kudus untuk bekerja kecil-kecil. Pentakosta adalah hari ketika Tuhan memulai klaimnya bahwa bangsa-bangsa akan menjadi milik Dia. Dan itu dimulai melalui peristiwa di Yerusalem, ketika rasul-rasul dipenuhi oleh Roh Kudus. Maka seperti tadi dikatakan oleh Pak Arief, ini adalah kabar besar, ini bukan berita kecil yang sudah dipermainkan dengan menjadikan Roh Kudus dan pekerjaanNya sesuatu yang sifatnya cuma main-main, sesuatu yang tidak signifikan. Kamu dipenuhi Roh Kudus, lalu kamu punya tanda-tanda yang aneh-aneh, itu sama sekali beda dengan yang diajarkan oleh Kitab Suci. Kalau Saudara mengatakan “Alkitab mengajarkan bahasa lidah”, tapi apakah kita sudah selidiki bahwa di dalam bahasa asli untuk bahasa lidah atau bahasa roh di dalam Alkitab kita, sebenarnya bisa juga diterjemahkan beragam bahasa. Apakah mungkin kita yang salah tafsir, mungkinkah bahasa lidah bukan bahasa yang tidak dimengerti sama sekali, mungkinkah bahasa lidah berkait dengan kemampuan berbahasa asing. Itu akan membuat orang sombong, mengapa harus ditafsirkan sebagai orang yang seperti kerasukan, bicara aneh yang dia sendiri tidak mengerti. Hati-hati dalam menafsirkan Kitab Suci, kadang-kadang cerita yang dibuat oleh tradisi salah. Begitu banyak mengacaukan pikiran kita sehingga apapun kita baca berdasarkan kekacauan itu. Sehingga seolah-olah Alkitab kacau, padahal Alkitab tidak kacau, pikiran kita yang kacau. Maka apakah pekerjaan Roh Kudus boleh digambarkan dengan hal-hal yang aneh-aneh? Seharusnya tidak, sama sekali tidak boleh. Karena pekerjaan Roh Kudus menandakan bahwa zaman baru, zaman Sang Mesias, zaman ketika bangsa-bangsa sekarang dipimpin oleh Rajanya yang asli itu dimulai, dan itulah Pentakosta. Maka kalau kita lihat Pentakosta adalah peristiwa sangat besar di dalam Kekristenan, bahkan di dalam sejarah, di dalam Kitab Suci kalau ini adalah peristiwa begitu besar, maka Saudara akan kaget karena Kitab Kisah Rasul, Lukas, ini penulis sama, baik Lukas maupun Kisah Rasul memunyai kebiasaan untuk membuat hal yang luar biasa itu menjadi awam. Ini sesuatu yang indah sekali, menjadi awam. Kalau Saudara selidiki di dalam tulisan Lukas dan Kisah Rasul, salah satu penulis yang paling banyak menggunakan kata rumah itu adalah Lukas, baik di dalam Lukas maupun Kitab Kisah Rasul. Kitab Lukas menulis kata rumah lebih banyak daripada Matius, Markus dan Yohanes digabungkan. Lukas banyak menulis kata rumah, dan ini penting. Kalau sebuah kitab banyak menggunakan kosakata yang sama berulang-ulang ini ada tendensi yang Saudara dan saya bisa selidiki. Ini indahnya menyelidiki teks. Maka kalau Saudara masuk ke dalam penyelidikan teks ada banyak hal indah, hal-hal kecil yang kita tidak rasa penting itu ternyata bisa menjadi kunci untuk menafsirkan. Rumah itu pentingnya apa? Di dalam Injil Lukas kadang-kadang Lukas membahas rumah dan bait dengan kata yang sama. Roh Kudus memenuhi rumah itu, rumah di mana? Alamatnya tidak ditulis, hanya rumah lain, rumah biasa. Mengapa rumah ini penting? Karena di dalamnya ada para rasul. Berarti para rasul orang penting? Para rasul orang penting, tapi engkau juga sama karena Roh yang penuhi mereka juga adalah Roh yang akan penuhi kamu. Jadi hal-hal besar dibuat awam, dibuat jadi biasa itu kelimpahan dan kelebihan dari gaya Lukas. Tapi jangan remehkan hal limpah ini, kalau kita dapat anugerah besar kecenderungan yang terjadi adalah kita menurunkan derajat anugerah itu ke dalam level kita, harusnya tidak. Tuhan ingin menaikkan level kita ke dalam derajat penerima anugerah itu dan itu yang harus kita syukuri. Saya ingin menekankan beberapa aspek di dalam bagian pertama dari khotbah ini, dari apa yang Petrus katakan yaitu yang pertama adalah kecenderungan Tuhan mengangkat orang percaya di dalam zaman baru, di dalam zaman setelah Kristus untuk menikmati apa yang hanya imam dan beberapa raja bisa menikmati yaitu dipenuhi oleh Roh, ini yang pertama. Hal kedua, saya akan membahas bagaimana tema ini menjadi tema yang membedakan zaman Mesias dengan zaman sebelum Mesias datang. Ini dua hal yang akan saya bahas kita akan mulai dengan hal yang pertama.

Mari kita kembali Kisah Rasul 2:14 “maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini, orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka karena hari ini baru pukul 9. Tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel”. Hal pertama yang Petrus tekankan adalah peristiwa yang dilihat di rumah, ini yang ditekankan di pasal 2 awal. Yang terjadi itu adalah penggenapan Nabi Yoel. Saudara boleh pikirkan kalau Saudara orang Yahudi, Saudara ada di Yerusalem. Lalu Yerusalem itu adalah tempat di mana Bait Suci ada dan ini adalah Bait Suci super megah terbesar yang pernah ada dalam sejarah Israel karena kekayaan Romawi dan juga karena kecanggihan Herold The Great merancang bangunan. Ada Bait Suci di Yerusalem, lalu Saudara ada di Yerusalem. Kalau benar Yoel punya nubuat digenapkan sekarang, harusnya event itu terjadi di Bait Suci, tapi ketika orang berfokus ke Bait Suci, Tuhan alihkan fokus mereka dengan suara angin yang besar yang penuhi sebuah rumah. Angin yang besar ini khas untuk menjelaskan tentang kehadiran roh. Di dalam Kitab Kejadian dikatakan bahwa Roh Tuhan menaungi air. Di dalam Kitab Keluaran dikatakan Roh Tuhan membelah air, memecah sehingga Laut Merah terbelah dan orang Israel berjalan di tanah yang kering. Di Kitab Yehezkiel dikatakan Roh Tuhan ditiupkan oleh Allah menghidupkan begitu banyak tulang tentara Israel yang kalah perang, yang tulang-tulangnya tersebar di seluruh lembah. Tuhan bangkitkan menjadi tentara yang siap berperang lagi. Ini gambaran bukan cuma hebat tapi juga menyatakan pentingnya pekerjaan Roh Tuhan. Di Perjanjian Lama, Roh Tuhan tidak pernah bekerja dengan cara sembunyi, tapi selalu menyatakan pameran yang dilihat semua orang. Laut terbelah itu bukan kejadian sepele, “Tuhan, bagaimana bisa tahu Engkau memimpin kami orang Israel?”, Tuhan bilang “akan ada tanda”, “apa tandanya?” “lihat tandanya laut terbelah”, sepanjang sejarah belum pernah ada peristiwa ini. Ketika David Hume membahas mujizat, dia mengatakan mujizat adalah sesuatu yang umum di zaman dulu, maka mereka tulis itu, tetapi tidak umum di zaman orang sudah rasional, sudah mengerti sains. Perkataan itu perkataan yang meremehkan orang zaman dulu, orang dulu pun tidak pernah merasa laut terbelah itu biasa. Saudara bisa lihat bahwa ketika laut terbelah, orang-orang mengatakan “oke laut terbelah. Tuhan apakah ada cara lain? Ini sudah terlaul sering”, tidak seperti itu. Laut terbelah adalah peristiwa yang cuma satu kali terjadi. Roh Kudus selalu bekerja secara besar, begitu menggugah, memberikan fokus dari seluruh orang yang menyaksikan, menyadari Tuhan sedang kerjakan pekerjaan sangat besar. Ini yang banyak orang Kristen tidak mengerti, ketika mereka mau bertindak mereka tidak mengerti natur agung dari pekerjaan Tuhan yang memberi dampak sangat besar. Kita sudah puas dengan hal yang kecil-kecil, yang kita kerjakan, yang kita kerjakan dengan sangat sepele, dengan dedikasi waktu sangat kecil, dengan konsentrasi sangat kecil, lalu kita mengatakan “saya sudah setia karena saya sudah berikan sedikit”. Kebiasaan memberi sedikit ini menjadi sesuatu yang membuat mentalitas Kristen menjadi kacau. Di dalam Kitab Suci ketika orang menyadari pekerjaan Tuhan besar, maka Saudara ingin berbagian dan ada harga yang harus dibayar dengan berbagian dalam pekerjaan besar. Pekerjaan besar tidak terjadi begitu saja tapi karena Tuhan. Ketika Saudara mengatakan “aku mau terlibat karena Tuhan”, terlibat itu bukan hanya sekedar hobi. Banyak orang pikir pelayanan di gereja itu cuma hobi, “kalau saya menjalankan hobi, maka kalau ada yang kurang sesuai, saya berhenti melakukan hobi”. Jangan membawa mentalitas ini ke gereja. Saudara kurang cocok dengan orang di gereja, so what? Orang tidak harus cocok dengan engkau. Saudara yang harus cocok dengan Tuhan. Maka ketika kita menyadari natur besar dari pekerjaan Tuhan, kita akan mengatakan “kalau saya terlibat kegiatan apapun, akan menyita begitu banyak hal dengan harapan saya melihat pekerjaan yang besar dari Tuhan terjadi”. Roh Kudus tidak bekerja hanya didalam cara sepele, apalagi aneh. Pernahkah Saudara baca di dalam Kitab Suci ketika Roh memenuhi seseorang, lalu orang itu bertindak cuma biasa? Tidak. Jangan melihat pekerjaan Roh dengan cara sepele dan kecil. Kita gagal melihat pekerjaan Tuhan yang besar jika kita melihat pekerjaan Roh hanya di dalam hal sepele dan kecil. Tapi juga ada kesalahan kedua dari Gereja yaitu melihat pekerjaan Roh hanya sebagai sirkus. Tuhan tidak sedang membuat sirkus untuk membuat orang menjadi kagum lalu selesai. Pekerjaan Roh Kudus sangat besar karena dampaknya begitu besar. Ketika Laut Merah terbelah orang Israel langsung tahu ini simbol dari cara Tuhan menaklukkan seluruh bangsa dan menghadirkan zaman baru yaitu zaman ketika dia memerintah atas seluruh bumi. Kalau begitu yang Tuhan kerjakan selalu punya dampak besar. Kalau Saudara tanya orang yang dipenuhi Roh, lalu tanya ke dia apa dampak dari kamu kepenuhan Roh? Orang akan jawab “karena saya kepenuhan roh, saya bisa merasakan ini, merasakan itu”, sangat self-centered, “saya mengalami surga, kalau kamu mengalami yang lain alami apa? Yang lain mengalami geleng-geleng kepala, “kamu gila”, itu saja. Itu sebabnya waktu orang Israel menanti-nantikan Roh Kudus, mereka menanti-nantikan Tuhan mengubah sejarah. Mereka tidak membuat Tuhan sebagai peserta di dalam sejarah yang cuma kerjakan pitch yang kecil, Tuhan mengubah seluruh sejarah. Sejarah tidak sama lagi ketika Tuhan menyatakan “inilah waktunya”. Itu sebabnya ketika orang Israel mengharapkan Roh datang, mereka berharap Tuhan ubah sejarah, Tuhan ubah semua yang tidak bisa diubah, ini yang mereka mau. Doa kita terlalu kecil, kita sudah terlalu pasrah dengan keadaan. Kalau saya tanya siapa diantara orang-orang Kristen yang masih percaya kalau Tuhan bisa mengubah sebuah negara dari yang tidak Kristen menjadi sangat takut Kristus. Apa itu tidak jadi doa kita? Kalau Saudara mengatakan “saya mau Roh Kudus bekerja”, bekerja dalam hal apa? Banyak orang remehkan pekerjaan Tuhan dengan mengatakan “Roh Kudus bekerja karena saya sedang menanti mobil online, saya tunggu. Dikatakan di aplikasi masih 20 menit lagi. Lalu saya doa mohon Roh Kudus bekerja dan berubah dari 20 menit tinggal 5 menit lagi, dahsyatnya Tuhan”, dahsyat apa? Kita sudah mereinterpretasi kata dahsyat dan menggantinya untuk kata wow. Saudara tahu kata wow, ada orang datang ke sini pakai baju warna perak dan emas menyala-nyala, Saudara mengatakan “wow”, sekarang diganti dengan “dahsyat”. “Tuhanku dahsyat”, artinya Tuhanku wow pakai baju warna emas dan perak menyala-nyala, lalu pakai kristal-kristal atau apapun itu seperti penyanyi dangdut sedang konser. Apakah itu namanya dahsyat? Sekarang kita ganti banyak kata, kita mengatakan dahsyat, yang harusnya bermakna besar menjadi sangat kecil. Sekarang kita bilang “puji Tuhan”, bukan untuk mengungkapkan sesuatu yang sifatnya agung. Sekarang hal paling remeh pun orang bisa dengan gampang bilang puji Tuhan. “Ini ada permen buat kamu”, “puji Tuhan”, puji Tuhan untuk permen? Tuhan kerjanya memberi permen atau bagaimana? Di dalam Kitab Suci besarnya pekerjaan Tuhan tidak boleh diremehkan. Ketika Tuhan memutuskan untuk bekerja, maka manusia pasti berubah, zaman diubah, arah sejarah berubah, ini yang Tuhan lakukan. Dan di dalam sejarah banyak orang berusaha menjadi perubah sejarah tapi tidak ada yang berhasil kecuali di dalam anugerah Tuhan.

« 2 of 4 »