Lalu apa yang beda dari gereja dengan Israel? Yang pertama, gereja merupakan perwujudan dari pemanggilan bangsa-bangsa, bukan cuma satu bangsa. Menunjukan bahwa Tuhan berencana memulihkan umat, sehingga umat menjadi berkat bagi banyak bangsa. Israel harus menjadi berkat bagi banyak bangsa, tapi mereka gagal. Kegagalan mereka harusnya tidak diulangi oleh gereja. Gereja seharusnya melanjutkan pekerjaan Tuhan dalam diri Israel dengan menjangkau bangsa-bangsa lain menjadi murid. Hal kedua, beda Israel dengan gereja adalah gereja mengikut kembali dari kehidupan Kristus yang berinkarnasi. Israel tidak punya pemimpin seperti ini, Israel tidak memiliki raja yang bisa diteladani dan yang disatukan dengan umat. Israel tidak punya pemimpin yang dengannya Israel menjadi satu lalu Israel tinggal mengulangi kembali pengalaman hidup dari pemimpin itu. Mereka tidak punya pemimpin seperti itu. Mereka punya Musa, tapi setelah itu Musa mati, dan Musa dilanjutkan oleh Yosua. Setelah Yosua mati, dia digantikan oleh para hakim. Setelah hakim-hakim rusak, Tuhan bangkitkan hakim terakhir yaitu Samuel. Setelah Samuel mati, Tuhan bangkitkan yang baru yaitu Saul, raja. Setelah Saul memberontak, Tuhan angkat Daud, lalu Saul mati, Daud pun diangkat menjadi raja. Setelah Daud mati, Tuhan angkat Salomo menjadi raja. Setelah Salomo mati, Tuhan pecahkan kerajaan, ada raja baru Yerobeam, lalu ada anak Salomo yaitu Rehabeam diangkat menjadi raja. Setelah itu dia mati, Tuhan angkat raja yang baru. Mati, Tuhan angkat raja yang baru. Semua mati dan Tuhan angkat raja yang baru. Tapi di dalam gereja Tuhan tidak ada penggantian raja. Yesus datang menjadi manusia dan Dialah Raja. Dan yang dikerjakan oleh gereja Tuhan adalah gereja Tuhan menghidupi kembali kehidupan Kristus yang berinkarnasi. Ini keunikan gereja, gereja satu dengan Kristus, dengan cara yang tidak mungkin dimiliki oleh Israel yang satu dengan rajanya, tidak ada kesatuan antara Israel dan raja. Maka yang membedakan Kekristenan dan Israel adalah Saudara dan saya diminta oleh Tuhan untuk mengalami kembali kehidupan Kristus bersama dengan Kristus, ini yang seharusnya kita kerjakan. Tapi tidak banyak orang Kristen yang tahu ini, orang Kristen hanya tahu “saya hidup, saya harus menjadi orang Kristen yang lebih baik, harus mengasihi, harus lakukan ini dan itu”, tapi tidak tahu esensi menjadi Kristen adalah satu dengan Sang Raja. Ini adalah umat yang menghidupi kembali kehidupan Kristus. Maka kita adalah cara Kristus tetap ada di dalam dunia ini, kita adalah yang melanjutkan kehadiran Kristus di bumi. Kristus hadir di bumi dan Dia satu-satunya yang sanggup menjadi Kepala dan kita semua hidup di dalam Dia. Mengapa kita boleh hidup di dalam Kristus? Karena Kristus yang ada di bumi menggabungkan begitu banyak hal yang sempurna dengan kehadiranNya di bumi. Dengan kehadiranNya di bumi, Dia membawa relasi Tritunggal yang Dia miliki, kasih dengan Bapa, dan persekutuan yang indah dengan Roh Kudus, itu Dia bawa ketika ada di bumi. Lalu ketika Dia di bumi setelah Dia inkarnasi, Dia membawa persatuan yang erat antara Allah dan manusia di dalam diriNya sendiri. Di dalam diriNya sendiri yang adalah Allah sejati dan manusia sejati, disatukan di dalam satu Pribadi, dua natur Allah dan manusia bersatu. Dan karena dua natur ini bersatu di dalam Kristus, maka Saudara tidak akan menemukan keindahan beribadah kepada Allah lebih dalam dari pada menjadi orang Kristen. Saudara tidak akan mengalami kedalaman itu ketika Saudara menjadi orang Israel, orang Israel tidak bisa mengalami kesatuan dengan Tuhan seperti orang Kristen bisa mengalami kesatuan yang indah dengan Allah. Satu dengan Allah ini dibawa oleh kehadiran Kristus. Kemudian Kristus ada di dalam dunia, Dia menyatukan umat di dalam diriNya sendiri. Injil Yohanes menyatakan hal ini, kehadiran Kristus bukan hanya menyatukan orang Israel yang tercerai berai, kehadiran Kristus juga akan menyatukan domba-domba dari kandang yang lain, bukan hanya Israel. Tuhan menyatukan suku-suku Israel, Tuhan menyatukan orang-orang bangsa-bangsa lain yaitu umat pilihan yang di dalam Injil Yohanes dikatakan bukan lahir dari manusia, tapi lahir dari Allah. Ini adalah orang-orang yang buakn dari bumi tapi yang dari atas, ini adalah orang-orang yang Tuhan ciptakan secara baru, bukan dengan cara yang lama. Maka di dalam Kristus, kesatuan antara Allah Tritunggal dengan kita menjadi real. Di dalam Kristus, kesatuan antara Dia dengan seluruh umat menjadi real, juga di dalam Kristus. Inilah yang harusnya dikerjakan oleh gereja Tuhan, gereja mengalami kembali kehadiran Kristus melalui kehadiranNya. Dunia memahami kehadiran Kristus melalui kehadiran orang Kristen. Kalau kita memahami tema ini, Saudara akan melihat Kekristenan dengan cara yang lain sekali. Kristen bukan hanya dengar nasihat lalu jalankan nasihat, Kristen itu berarti ada esensi yang berubah dari cara Saudara hidup. Saudara tidak lagi hidup secara individu demi individu, lalu diperbaiki dengan individu berespon kepada Tuhan, Saudara digabungkan menjadi umat dengan cara penyatuan yang ada pada Kristus sendiri. Kristus menyatukan kita menjadi umat, Kristus menyatukan kita dengan Allah. Kesatuan bukan kesatuan secara ide, tapi kesatuan secara real. Ada kesatuan real yang sedang kita alami. Maka jangan lihat Kekristenan dengan cara yang cuma sekedar pragmatik, yaitu cara hidup yang berubah, menjalankan penginjilan, melakukan kehidupan Kristen yang baik, tapi tidak memahami keindahan satu dengan Kristus di dalam menjadi orang Kristen. Satu dengan Kristus adalah tema yang sangat besar, sehingga tidak terbayangkan bagi orang Kristen yang menjalankan kehidupan Kristen tanpa menyadari kesatuan dengan Kristus. Kesatuan dengan Kristus begitu penting sehingga tanpa menyadari, tanpa mengetahui bahkan tanpa mengalami bahwa kita satu dengan Kristus, kita tidak menjalankan keindahan menjadi umat, tidak menikmati itu. Menjadi umat tidak bisa hanya menjadi umat dengan pemikiran “ada saya, ada orang lain, lalu ada Kristus, saya percaya Kristus, nanti saya akan selamat ke sorga. Saya percaya kepada Kristus, maka saya harus berusaha baik kepada orang lain”, bukan hanya ini, ada sesuatu yang lebih dalam yang Tuhan sedang kerjakan. Maka di dalam Injil Matius, Tuhan Yesus mengatakan “Aku akan mendirikan gerejaKu di atas batu karang ini”, batu karang ini tafsiran umumnya adalah pengakuan imannya Petrus atau batu karang ini maksudnya adalah Tuhan yang menyatakan pekerjaanNya, “Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya”. Apa maksudnya alam maut tidak akan menguasai? Maksudnya adalah ketika orang-orang berdiri di atas pengakuan iman dan pekerjaan Kristus, maka orang-orang ini tidak akan dikuasai oleh alam maut. Ini sama dengan yang dinyatakan di awal oleh Injil Matius, Yesus mengatakan “bertobatlah Kerajaan Allah sudah dekat”, bertobat dari kehidupan yang menuju kematian. Nanti Kerajaan Sorga akan datang, bukan kita yang pergi ke sorga, Kerajaan Sorga yang akan datang ke sini, menghantam ke sini. Dan ketika Kerajaan itu datang, maut akan menyusul kepada siapa pun yang tidak termasuk anggota kerajaan. Ini menjadi tema besar dalam Alkitab, Tuhan akan datang kembali dan Dia akan menghakimi. Dia menghakimi untuk mengobati ciptaanNya. Salah satu aspek penting dari penebusan adalah penghakiman, tanpa penghakiman tidak ada penebusan. Tuhan mengirimkan air bah supaya bumi ditebus dari orang-orang jahat. Yesus datang kembali supaya bumi ditebus dari orang-orang jahat. Orang jahat disingkirkan atau natur mereka diubah sehingga mereka menjadi satu dengan Tuhan. Sehingga Kerajaan Allah akan datang dan akan menyingkirkan orang-orang yang tidak termasuk di dalamnya. Siapa yang tidak termasuk dalam Kerajaan Allah akan disingkirkan, itu namanya maut. Dan siapa pun yang tidak hidup sesuai dengan yang Tuhan mau di dalam KerajaanNya, dia sedang mengalami maut. Tapi Tuhan mengatakan orang yang akan dipanggil menjadi bagian dari gereja Tuhan tidak akan pernah dikuasai oleh alam maut. Tidak dikuasai oleh alam maut berarti Saudara dan saya tidak akan pernah menjadi milik siapa pun di luar Tuhan. Tuhan akan jaga gerejanya ini sehingga tidak ada kemungkinan mereka diambil dari tangan Tuhan. Lalu ayat 19 “kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Sorga”, “mu” disini bukan hanya kepada Petrus saja, tapi kepada gerejaNya. “Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Sorga, apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga, dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”. Orang selalu pikir kunci Kerajaan Sorga itu kalau mau masuk gerbang selalu pakai kunci, seperti kalau Saudara mau masuk ke sini mesti punya kunci untuk membuka pintu depan, kalau tidak Saudara mesti memencet bel dan menunggu dibukakan. Kalau Saudara punya kuncinya, Saudara bisa buka pintu, Saudara juga bisa tentukan siapa yang boleh masuk dan yang tidak boleh. Apakah itu pengertiannya? Bukan. Kunci Kerajaan Sorga maksudnya Saudara tahu hal apa yang membuat orang tetap di bumi ini ketika Kerajaan Sorga datang, itu kunci Kerajaan Sorga. Kunci Kerajaan Sorga berarti ketika Kerajaan Sorga menghantam bumi ini dengan pengharapan besar akan pembaruan, orang-orang itu termasuk di dalamnya. Apa kuncinya? Kristus, bukan yang lain, bukan Petrus, bukan Paus. Kuncinya hanya pada Kristus, bukan yang lain. Kalau Kristus memanggil orang itu menjadi milik Dia, dia akan memunyai kemungkinan menikmati sorga di bumi ini, jika tidak dia akan ditelan oleh alam maut. Cuma 2, hidup di bumi yang menikmati sorga atau hidup di bumi yang ditelan maut. Itu sebabnya pengertian maut jangan hanya ditafsirkan berdasarkan 2 pengertian. Biasanya kita menafsirkan maut dan hidup lewat 2 pengertian. Pengertian pertama, apa itu hidup dan apa itu mati secara tehnis, secara medis? Hidup kalau badan masih berfungsi, mati kalau sudah tidak berfungsi. Atau cara kedua yaitu cara idealis, apa itu hidup? “Nanti kalau saya mati, saya dapat hidup yang kekal, kalau tidak saya akan mendapatkan kebinasaan yang kekal”. Itu benar, Saudara kalau ada di dalam Kristus, maut tidak pernah akan menerima, tidak akan pernah memenangkan Saudara dari tangan Tuhan. Namun Tuhan tidak utamanya memberikan pengertian hidup itu di sorga, tapi di sini saat Saudara percaya Tuhan Yesus, saat itu Saudara adalah orang yang hidup baru. Hidup kekal tidak dimulai ketika Saudara mati, hidup kekal dimulai lewat Sang pemilik kunci yaitu Kristus. Ketika Kristus menjadikan Saudara milikNya, saat itu hidup kekal mulai. Sayang banyak orang Kristen berpikir hidup kekal itu berati “saya akan dapat setelah saya mati”, akhirnya tidak pernah menikmati hidup yang beda di dunia ini, tidak ada perbedaan sama sekali.