Krisis terus-menerus ada. Kristus datang ke dalam dunia ini dan Dia mati di kayu salib, itu krisis lebih besar dari pembuangan. Bayangkan, Mesias mati, harapan apa yang kita miliki di dunia ini kalau Mesias itu mati? Kita selalu menganggap remeh kematian Kristus karena jangan-jangan kita punya view platonik. Plato menganggap hidup di sini tidak penting, hidup yang penting itu di dunia ideal, nanti Saudara mati, jiwa Saudara akan pergi ke dunia ideal, bersatu dengan yang sempurna. Maka kesatuan dengan yang sempurna itu yang penting, sedangkan hidup di sini tidak penting. Sehingga kematian di dalam tradisi platonik tidak sepenting tradisi Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama mati itu parah sekali, sesuatu yang benar-benar menakutkan karena sepertinya pekerjaan Tuhan di bumi dihalangi, tidak ada lagi pekerjaan Tuhan di bumi. Manusia yang adalah gambar Allah bisa mati, kalau manusia bisa mati Tuhan mau apa lagi di dunia ini? Maka concern Alkitab adalah bumi mau diapakan? Setelah Tuhan mencipta di dalam Kejadian 1-2, Tuhan mencipta apa yang akan terjadi di bumi, itu penting sekali bagi Alkitab. Maka ketika umat Tuhan mati, raja-raja baik mati, orang mempertanyakan kembali kemampuan Tuhan untuk mengambil bumi. Apakah benar Tuhan mampu menangani bumi, jangan-jangan Tuhan hanya mampu mencipta tapi setelah itu diambil oleh dosa, oleh setan, oleh maut, Tuhan tidak sanggup pertahankan apa yang sudah Dia ciptakan. Tapi Alkitab membuktikan Tuhan sanggup. Maka kematian Kristus itu krisis yang besar sekali. Jangan hanya melihat kematianNya sebagai penghapusan dosa, itu finalnya. Kadang-kadang kita melihat Kekristenan seperti baca cerita detektif dari belakang, ini yang membuat Kekristenan tidak seru lagi. Mengapa Yesus mati? “untuk menebus dosaku”, apakah ini benar atau salah? Ini benar juga, tapi itu nanti belakangan. Yang harusnya menjadi pergumulan Saudara adalah mengapa Mesias mati? Kalau Mesias mati apa gunanya? Karena Tuhan mau menyatakan KerajaanNya di bumi. Dan kalau Mesias tidak mampu menjadi Raja di bumi harapan apa yang bisa kita miliki? Saudara mau taruh siapa untuk menjadi raja di bumi menggantikan Mesias? Yesus mati di kayu salib, Saudara mau pilih siapa untuk menggantikanNya? Kalau Saudara mengatakan “tidak perlu ada raja, kita semua akan ke sorga”, itu platonik. Saya tidak mengatakan kita tidak akan ke sorga, kita akan ke sorga, jangan khawatir. Tapi kalau mengatakan pengharapan paling besar adalah sorga, itu salah. Pengharapan paling besar adalah kemenangan Tuhan atas setan, Tuhan menang atas kuasa jahat, Tuhan menang atas maut. Mana kemenangannya kalau Mesias mati? Kalau Saudara mengatakan perangnya diteruskan di sorga, itu omong kosong, bumi yang menjadi problem. Yang menjadi problem itu di bumi, mana bisa Tuhan menang dengan cara Mesias mati. Tapi Tuhan mengatakan ternyata kematian Mesias adalah kematian yang menggantikan kita, ini yang mengejutkan. Krisis Mesias mati dilanjutkan dengan progres rencana Tuhan, gara-gara Mesias mati, umat ditebus. Ada yang indah sekali dengan Tuhan, dan tentu saja ada banyak yang indah dari Tuhan. Tapi salah satunya adalah Dia selalu melanjutkan rencanaNya, progres yang besar terjadi setelah krisis. Saudara mengalami krisis di hidup, harusnya ada progres kalau Saudara terus berpegang kepada Tuhan. Saudara tidak mengalami krisis dan mengatakan “setelah ini saya akan pulih ke keadaan sebelum krisis”, bukan, setelah krisis akan ada progres besar. Tuhan menyatakan pekerjaanNya melanjutkan apa yang Dia mau kerjakan melalui cara seperti ini. Itu sebabnya alasan mengapa Yesus datang adalah untuk melanjutkan progres besar dari rencanaNya membentuk umat di bumi ini. Israel sudah gagal dan sekarang Tuhan melakukan progres besar. Bukan saja memulihkan Israel yang gagal, tapi Tuhan menjadikan mereka umat yang disempurnakan yaitu gerejaNya. Maka Tuhan menyiapkan Israel menjadi gereja. Bagaimana caranya Israel berubah menjadi gereja? Tapi sebelum kita jawab ini, kita tanya apa itu gereja? Kalau gereja melanjutkan Israel, bolehkah kita hilangkan kata gereja dan ganti dengan Israel? Tidak, karena gereja adalah progres rencana Tuhan, kita bukan Israel yang sama dengan Israel Perjanjian Lama. Kita melanjutkan apa yang Tuhan kerjakan lewat Israel di Perjanjian Lama. Keberlanjutan berarti ada yang mirip, tapi ada progres, ada sesuatu yang lebih dari pada apa yang dimiliki oleh Israel. Kalau kita tidak punya hal yang lebih, itu bukan progres. Kalau Saudara dulu ranking 3 dan sekarang ranking tetap 3, nilainya dulu 90 dan sekarang juga 90, itu bukan progres. Kalau kita sama persis dengan Israel, kita buakn progres. Gereja adalah pekerjaan yang sempurna yang Tuhan kerjakan menyempurnakan Israel setelah mereka dibuang.

« 3 of 6 »