Ayat-ayat yang kita baca merupakan cara Paulus untuk menafsirkan kembali kisah Abraham. Ada satu hal yang sangat penting yang dikerjakan Paulus, dia adalah seorang penginjil, teolog dan dia juga adalah seorang gembala. Dan di dalam menjadi teolog, Paulus adalah seorang yang punya tugas berat sekali yaitu bagaimana menafsirkan seluruh kisah Perjanjian Lama digenapi dalam Kristus dan dibagikan ke bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ini bukan tugas yang mudah, bagaimana memberikan pengertian dari Perjanjian Lama disoroti dari sudut pandang Kristus kemudian dibagikan untuk bangsa-bangsa yang bukan Yahudi. Seringkali kita abaikan kesulitan dan juga rumitnya teologi yang dibangun oleh Paulus sesuai dengan pesan yang Tuhan berikan kepada dia. Ketika dia baca kisah Abraham, dia mesti pikir dalam pengertian yang tepat dari Tuhan. Bagaimana kisah Abraham ini diinterpretasi dengan benar yaitu diinterpretasi lewat kacamata atau sudut pandang Kristus. Kristus sudah datang dan bagaimana sekarang kisah di Perjanjian Lama dipahami melalui Kristus yang sudah menggenapi kisah itu. Dan setelah Paulus meramu pengertian ini, dia mesti bagikan kisah ini kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, orang-orang yang tidak kenal Perjanjian Lama, orang yang tidak tahu Tuhan, orang yang tidak mengerti kisah di Sinai dan lain-lain, maka tugas Paulus sangat berat. Dan Tuhan berkenan memimpin dia sehingga dia mengerjakan begitu banyak hal dan membangun kerangka berpikir yang luar biasa. Saudara pernah baca Surat Paulus? Tentu pernah. Apakah pernah mendapatkan penghiburan besar karena membaca? Kalau tidak, dimana Kekristenan kita? Kita baca Kitab Suci dan kita anggap ini sepele, mungkin kita lebih suka nonton drama dan mendapat penghiburan darinya, air mata kita jatuh karena mendengar cerita-cerita dunia, tapi bukan karena cerita Alkitab. Kita sangat mudah tersentuh oleh cerita populer di Hollywood atau di mana pun, tapi kisah Alkitab tidak kita terima dengan hati yang penuh perasaan haru. Ini sangat tidak boleh. Saudara dan saya harus mengagumi Alkitab dan jika kita belum mampu mengagumi Alkitab, doa baik-baik kepada Tuhan, “Tuhan, buka mata dan hati saya supaya saya semakin mengagumi Kitab Suci”. Karena ketika para filsuf atheis membaca Alkitab, mereka tidak mendapatkan iman, mereka tidak percaya Kristus, tapi mereka tetap harus mengakui tulisan Paulus adalah tulisan yang harus tetap dipertimbangkan melampaui tulisan-tulisan lain. Ketika mereka membaca Surat Paulus, mereka menemukan bahwa Paulus mengerti bagaimana pengharapan mengubah etika, bagaimana tingkah laku Saudara diubah oleh pengharapan, bukan oleh yang lain. Mengapa kita bisa hidup makin lama makin baik secara etika? Karena pengharapan. Maka pengharapan adalah tema yang sangat benar dan ini memang sesuatu sering dibagikan oleh Paulus. Paulus melihat Perjanjian Lama dan menyadari Perjanjian Lama penuh dengan janji Tuhan untuk pengharapan hidup. Tuhan adalah Tuhan yang berjanji. Banyak janji Tuhan berikan di dalam Kitab Suci. Saudara baca Kitab Kejadian, di situ banyak Tuhan memberikan janji dan seringkali janji itu diberikan di dalam keadaan yang tidak mungkin ada pengharapan. Ketika Nuh keluar dari bahtera, pengharapan apa yang dia miliki? Pernahkah Saudara pikir seluruh dunia tinggal 8 orang, coba bayangkan situasi itu. Saudara keluar dari rumah bersama istri dan 3 anak Saudara dan 3 menantu. Mana bisa seluruh bumi hanya ditangani oleh 8 orang di tengah-tengah kerusakan yang demikian besar. Jangan disamakan dengan peristiwa di Taman Eden, di Taman Eden belum ada air bah sebelumnya. Tapi paska air bah, setelah air bah menutup seluruh bumi, bumi menjadi tempat yang sangat sulit, kering, penuh dengan keadaan seperti mati. Maka ketika Nuh keluar, dia sangat penuh pengharapan, dia sadar bahwa seluruh dataran yang besar tidak ada lagi binatang, hanya yang berasal dari bahteranya. Lalu dia yang sangat perlu pengharapan, diberi pengharapan oleh Tuhan yang memberikan janji. Tuhan mengatakan “sama seperti Aku memberikan perlindunganKu untuk alam, demikian Aku akan memberikan perlindungan untuk Nuh dan seluruh keturunannya”. Jadi Tuhan memberikan janji kepada Nuh dan keturunannya akan dipelihara. Dan Tuhan memberikan janji bahwa alam akan dipelihara, ini janji yang indah sekali. Tuhan berjanji kepada Nuh, Dia akan peliharan alam sampai saatnya Dia datang kembali dan memberikan penghakiman akhir. Sebelum saat itu tiba, Tuhan mengatakan “tidak akan henti-hentinya musim yang satu beralih ke musim yang lain”. Di dalam Perjanjian Lama perkataan musim yang beralih itu menandakan kesetiaan Tuhan. Orang Yahudi percaya yang mengganti musim satu ke musim yang lain itu Tuhan. Seorang bernama Brueggemann, seorang ahli Perjanjian Lama menyelidiki Kitab Suci dan menemukan seringkali janji paling indah itu Tuhan berikan pada saat yang paling buruk. Di saat kacau, di saat tidak ada pengharapan, janji Tuhan diberikan. Di dalam keadaan senang, bahagia, manusia sering mengabaikan janji itu. Jika kita tidak mengetahui apa itu penganiayaan bagi orang Kristen, kita tidak tahu kesulitan bagi gereja Tuhan, kita cenderung mengabaikan janji Tuhan. Ketika orang mengatakan “hidupku baik, semua serba baik, semua terpelihara”, pada waktu itu dia mengabaikan janji Tuhan. Dan pada saat dia mengabaikan janji Tuhan, dia berada pada titik rohani yang rendah sekali. Itu sebabnya Brueggemann mengatakan waktu membaca Perjanjian Lama, seringkali Tuhan menyatakan berkat janji di tengah-tengah keadaan yang tidak mungkijn mendapatkan kekuatan. Termasuk janji Injil, Tuhan berjanji menyatakan perbaikan, menyatakan Juruselamat, menyatakan tahta Daud yang dipulihkan juga di dalam keadaan yang tidak ada pengharapan yaitu pembuangan. Di tengah pembuangan, Tuhan bernubuat baik melalui Yesaya, Yeremia, maupun Yehezkiel bahwa Tuhan akan memulihkan kerajaan ini. Dan janji Tuhan untuk memulihkan kerajaan, itu janji memberi hidup di tengah mati, ini simbol. Karena ketika sebuah bangsa itu dibuang, bangsa itu sudah mati. Tidak ada bangsa bisa bertahan setelah mengalami pembuangan. Saudara bisa periksa di dalam sejarah, setelah Bangsa Tirus dihancurkan, mereka tidak ada lagi. Setelah Makedonia runtuh, mereka tidak ada lagi. Setelah Romawi runtuh, mereka tidak ada lagi, baik di barat maupun timur. Kalau Saudara mengatakan Itali itu Romawi, bukan. Orang Itali sudah campur-campur, ada yang dari Lombardia, Visigoth dan tempat-tempat lain. Maka kerajaan yang sudah hancur tidak ada harapan, mereka hancur dan itu berarti bangsa itu mati. Kerajaan sudah mati ketika mereka dihancurkan oleh kerajaan lain. Pada waktu itu tidak ada aturan perang, tidak ada perjanjian kalau menyerang harus begini, kalau tidak dari negara lain akan datang untuk membela. Jadi ketika satu kerajaan dihancurkan oleh kerajaan lain, pada waktu itu mereka seperti mati. Kerajaan yang hancur sama seperti orang yang sudah mati. Kalau orang sudah mati, dia tidak mungkin hidup lagi, Saudara tidak bisa memberikan apa pun untuk menjadi pengharapan kepada orang yang sudah mati. Orang mati ya mati, meskipun Saudara kasi antibiotik, dia tetap mati. Kasi musik, tetap mati, kasi musik klasik, tetap mati, kasi musik rock, tambah mati. Orang mati sudah mati, tidak bisa diapa-apakan lagi. Maka ketika orang itu sudah terbaring mati, Saudara tidak bisa lakukan apa-apa untuk memberikan pengharapan apa pun. Dan tiap pengharapan yang diberikan adalah pengharapan yang tidak mampu dipikirkan oleh manusia. Pengharapan setelah mati adalah pengharapan yang tidak sanggup dipahami oleh manusia. Banyak sekali legenda tentang apa yang terjadi setelah manusia mati. Tapi satu-satu legenda atau cerita itu dipatahkan.

1 of 5 »