Maka orang jahat bisa mengatakan “enak dong ya, saya bisa berdosa terus”. Tapi orang yang sudah menyadari anugerah Tuhan dan pentingnya menjadi manusia, menjadi manusia yang merindukan Tuhan dan berbelas-kasihan kepada sesama, akan mengetahui betapa jelek dan merusaknya dosa. Saudara tidak perlu dilarang, Saudara akan membenci dosa. Saudara tidak perlu diancam “kamu akan dibuang dari Kerajaan Tuhan kalau kamu berdosa”, Saudara akan benci dosa karena Saudara tahu itu akan bentur dengan kemanusiaan saya, saya tidak bisa menjadi manusia kalau berdosa. “Mengapa kamu masih berdosa?”, itulah, saya tidak mengerti, saya mau bebas tapi tidak bisa, saya mau dibentuk tapi susah, pembentukannya lama karena hati saya sangat keras. Tidak apa-apa pembentukan lama, tapi Saudara mesti sadar satu hal, status awal dan posisi final dijamin di dalam Kristus. Jadi apakah Taurat akan mengusir kita menjadi umat? Tidak. Apakah Taurat pembentukan identitas? Bukan. Kalau Taurat adalah pembentukan identitas, Saudara akan sulit merindukan Tuhan karena Saudara tidak jelas identitasnya sebagai milik Tuhan. Saudara tidak mungkin merindukan yang Saudara tidak kasihi dan Saudara tidak mungkin mengasihi yang tidak mengasihi Saudara dengan kasih yang kekal. Apa bedanya punya istri dan punya pacar? Mempunyai istri jauh lebih menyenangkan dari pada punya pacar. Bedanya adalah saya akan punya orang yang komitmen sampai mati bersama saya, kalau pacar tidak. Karena masa depan belum jelas ketika bersama pacar. Ini bukan menakuti-nakuti orang untuk meragukan pacarnya. Tapi pernikahan memberikan anugerah seperti itu. Bayangkan, kalau Saudara masih meragukan cinta Tuhan, Tuhan terima saya atau tidak? Tuhan mengatakan “tergantung engkau setia tidak kepada Taurat. Dari awal kamu sudah Aku pilih, tapi Aku ingin mengecek kamu taat Taurat atau tidak”, cara seperti itu membuat kita gagal untuk menikmati Tuhan yang masih kita ragukan terus. Apakah saya bisa nyaman mengatakan “Tuhan mengasihi saya?”, “tidak tentu, Tuhan mengasihi saya ketika saya baik, dan Tuhan membenci saya ketika saya buruk”. Yesus mengasihi saya waktu saya baik, Yesus juga mengasihi saya waktu buruk, meskipun itu menyedihkan hatinya. Jadi Saudara bisa aman di dalam cinta Tuhan. Waktu Saudara aman dengan Tuhan seperti ini, Saudara akan merindukan Dia, tidak mungkin tidak. Tuhan mencintai Saudara lebih dari siapa pun dan Saudara akan merindukan Dia. Itu tujuan Taurat, supaya kita merindukan Tuhan. Dan ketika Saudara nyaman di dalam Tuhan, Saudara tidak lagi punya isu dengan sesama. Saudara akan mudah berbelas-kasihan terhadap sesama, karena Saudara tahu yang Saudara terima dari Tuhan tidak layak diterima. Tuhan berbelas-kasihan kepada saya, karena itu saya tidak punya masalah berbelas kasihan kepada orang lain. Keindahan hidup di dalam Tuhan seperti itu. Maka Paulus menawarkan kepada kita keindahan menjadi manusia di dalam Kristus, bukan di dalam Adam. Di dalam Adam semuanya tidak jelas, status tidak jelas, posisi tidak jelas, Taurat mengancam. Yesus Kristus menantang orang muda yang katanya begitu penuh dengan ketaatan kepada Taurat, “kalau kamu sudah jalankan, lakukan satu hal, jual hartamu, berikan hartamu dan ikut Aku”. Pada waktu sangat mungkin di sekitar Tuhan Yesus begitu banyak orang yang kesulitan dan miskin, ini real. “Kamu mau tolong orang ini? Jual hartamu dan tolong mereka”, tapi orang itu tidak mau dan ini bukan menjalankan Taurat. Menjalankan Taurat tidak berhasil jika hati kita masih keras. Jadi Paulus mengingatkan, sama seperti dosa berkuasa di alam maut, demikian kasih karunia dan kebenaran berkuasa kepada hidup yang kekal oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Kiranya kita semakin menikmati hidup Kristen kita dengan cara yang benar, supaya kita semakin mencintai Tuhan dan mampu berbelas-kasihan kepada sesama.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)