Saya pikir salah satu sukacita menjadi orang Kristen kalau kita memahami hal ini. Kekristenan adalah agama yang limpah. Tapi kelimpahan sering dipahami sebagai kerumitan, Saudara tidak akan belajar apa-apa. Ini harus kita akui, Kekristenan tidak berkembang terlalu banyak, dengan khotbah yang terlalu mendarat dan tidak terlalu menantang orang untuk mengubah cara berpikir. Bagaimana caranya orang Kristen mengerti Kekristenan? Dengan bertekun. Bertekun untuk mengerti Alkitab yang menyajikan cara pandang yang limpah tentang Tuhan. Kalau Saudara sudah ada dalam pengertian ini, Saudara akan mengatakan “amin, memang benar Tuhan itu sangat berlimpah”. Tapi kalau belum, “saya masih tidak mengerti kelimpahannya apa. Saya cuma tahu saya ada problem ini dan bagaimana caranya yang menangani problem”. Saudara tidak bisa menangani problem, kecuali Saudara memunyai multiple perspective melihat problem, ini satu hal praktis yang saya mau bagikan. Punya sudut pandang lain itu dilatih dengan banyak perspektif, sekarang Saudara baru pikir “benar juga, jadi penting ya untuk soroti dari sudut pandang lain?”, iya penting. Penting untuk Saudara belajar mengembangkan cara berpikir, belajar untuk tidak berhenti, belajar pakai segenap kemampuan untuk menyelidiki waktu membaca Kitab Suci. Ini akan membuat Saudara bertumbuh di dalam seluruh aspek hidup. Ini yang saya percaya dan saya alami. Ketika kita melihat Kitab Suci, kita mencoba melihat dengan sudut pandang yang tepat. Apakah Paulus orang Katolik di abad ke-16? Tentu bukan. Lalu apa yang menjadi problem? Paulus melihat orang Yahudi salah melihat Taurat karena mereka membaca dalam perspektif mereka saat ini. Ketika orang Yahudi mengatakan “saya Yahudi, saya selamat, saya menjalankan Tuarat untuk membuktikan bahwa saya orang Yahudi”, waktu itu mereka memperlakukan Taurat dengan salah dan itu yang Paulus katakan. Paulus mengatakan “jika kamu perlakukan Taurat dengan cara seperti itu, kamu tidak akan mendapatkan keselamatan. Karena Taurat hanya akan membongkar kegagalanmu”, “tidak, saya tidak gagal. Saya tidak gagal dalam bidang apa pun”. Tapi Paulus akan mengatakan dan dia mengutip itu di dalam Surat Roma, dia mengatakan “kamu gagal karena kamu tidak mempunyai cinta kasih dan belas kasihan”. Hosea 6 menekankan bahwa tindakan orang Israel menjalankan Taurat adalah supaya mereka punya belas kasihan. Jadi seluruh Taurat diberikan supaya orang Israel tahu bagaimana mencintai Tuhan dan mencintai sesama. Ini poin pertama yang akan saya tekankan mengenai apa itu Taurat. Taurat mengarahkan kita untuk tahu apa itu cinta Tuhan sehingga kita tidak hanya mempunyai pengetahuan abstrak bahwa kita mencintai Tuhan. Taurat akan mengarahkan kita untuk menyadari bahwa mencintai Tuhan berarti merindukan Dia, menginginkan Dia dekat lebih dari apa pun. Tidak ada orang bisa mengklaim dia cinta Tuhan kecuali dia sadar dia menginginkan Tuhan. Dia ingin Tuhan hadir, dia ingin Tuhan lebih dari apa pun.
Lalu bagaimana kita tahu kalau kita mencintai sesama? Punya belas kasihan, Hosea 6, jika kamu digerakan oleh belas kasihan inilah tandanya kamu mencintai sesamamu. Jadi Taurat tidak diberikan supaya orang Israel pertahankan identitas, Taurat diberikan supaya mereka bisa mempratekan hidup sebagai manusia yang sejati yaitu manusia yang merindukan Tuhan dan manusia yang memunyai belas kasiha. Tidak ada orang yang bisa menikmati menjadi manusia kecuali mereka merindukan Tuhan dan mereka memunyai belas kasihan kepada sesama. Yang tidak memunyai belas kasihan, tidak menikmati menjadi manusia. Yang tidak merindukan Tuhan, tidak menikmati menjadi manusia. Berarti Taurat adalah cara Tuhan untuk membersihkan umat yang sudah Dia miliki, yang sudah Dia selamatkan untuk menjadi manusia sejati. Ketika kita membersihkan sesuatu, kita akan sadar bahwa kita akan punya view akhir, view eskatologi, view yang terjadi ketika barang ini sudah bersih. Dan itu yang Tuhan lihat waktu lihat umatNya. “Waktu Aku bersihkan, Aku tahu apa yang akan terjadi pada mereka”. Hati mereka akan dimurnikan, mencintai Tuhan, yaitu lewat merindukan Dia, hati mereka akan dimurnikan mencintai sesama lewat berbelas-kasihan kepada sesama. Ini yang menjadi pola pikir dari Kitab Suci. Maka apa yang penting dari Taurat? Kita lihat dari rangkuman Tuhan Yesus, yang juga sudah menjadi tradisi Israel, bahwa Taurat itu bergantung dari 2 perintah, kasihilah Tuhan Allahmu, kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Kasihilah Tuhan, kasihilah sesama seperti dirimu sendiri. Bagaimana saya mencintai Tuhan? dengan merindukan Dia. Jadi fungsi Taurat adalah supaya kita merindukan Tuhan, supaya kita tidak menjadi orang yang omong kosong mengatakan “saya mencintai Tuhan”. Taurat mengarahkan kita untuk merindukan Tuhan dan itu sebabnya ada aturan mengenai ibadah. Aturan yang membuat kita menyadari pentingnya berada di hadapan Tuhan, to be in the present of God, “saya harus ada di hadapan Tuhan, kalau tidak, saya akan merana, saya mesti hadir untuk menikmati hadirat Tuhan”. Karena ketika Saudara hadir di hadirat Tuhan, Saudara akan dilatih untuk lepas dari diri sendiri dan menikmati keagungan Dia. Yang agung adalah Tuhan dan kita berbagian di dalam keagungan itu karena kita adalah gambarnya. Tidak ada orang bisa menikmati hidup kecuali dia menikmati Tuhan, ini kunci untuk memahami Kekristenan. Kekristenan melatih kita bukan untuk menyengsarakan hidup, tapi Kekristenan melatih kita untuk menyadari satu-satunya sumber kesenangan dimana dari sumber itu mengalir semua kesenangan yang lain adalah menyenangi hadirat Tuhan. Saudara akan menikmati pernikahan lebih dari sebelumnya, Saudara akan menikmati bekerja lebih dari sebelumnya, Saudara akan menikmati apa itu studi lebih dari sebelumnya, Saudara akan menikmati relasi lebih dari sebelumnya, karena Saudara hadir di hadapan Tuhan. Kerinduan untuk hadir di hadapan Tuhan adalah kerinduan yang membuat Saudara menjadi manusia yang limpah. “Kemanusiaanku tidak mungkin muncul dan sempurna kecuali saya menikmati Tuhan”.