Hari ini perang untuk membuat kita menjadi non-Kristen atau peperangan yang menarik kita keluar dari Kekristenan itu bukan peperangan dari penyembahan setan atau dari agama-agama yang memuja setan dan lain-lain. Perang yang terjadi sekarang adalah antara kebudayaan yang mau ambil hati Saudara dari Kristus. Saudara sedang diperebutkan oleh dunia ini. Saudara milik Kristus, tapi dunia ini ingin memenangkan Saudara kembali. Bagaimana dunia bisa memenangkan kita? Dengan membuat hati kita berpaling dari Kristus dan menikmati apa yang dunia tawarkan. Jadi medan perangnya adalah hati Saudara. Hati Saudara adalah yang ingin ditangkap oleh dunia ini dan Tuhan sudah menyatakan di dalam Ulangan 10 & 30, “Aku menginginkan hatimu”, sunat hati, jadi yang baru untuk Tuhan. Tapi dunia ini ingin mengambil hati Saudara juga. Itu sebabnya kita tidak menjadi non-Kristen, tidak menjadi Kristen yang tidak efektif karena dipengaruhi pikirannya. Saudara dan saya menjadi orang Kristen yang tidak efektif karena dipengaruhi hatinya. Hati saya dan hati Saudara sedang diarahkan untuk kenikmatan, kesenangan, kesukaan, kenyamanan, kedamaian yang ditawarkan oleh dunia ini. Dan kita akan menjadi tertarik dan sangat sulit untuk tertarik kepada Kekristenan oleh sebab apa yang dunia ini tawarkan. Ada seorang bernama Jonathan Grant, dia seorang pendeta di Australia, dia punya gereja sangat besar mirip dengan Tim Keller di Amerika, mereka membahas isu-isu yang sama untuk membimbing jemaat mereka. Jonathan Grant mengatakan bahwa banyak sekali keadaan di zaman ini yang tidak disadari oleh gereja yaitu jemaat Kristen sedang dimenangkan hatinya oleh yang lain. Dan kita sulit menarik kembali hati dari orang-orang Kristen selama kita masih terus-menerus menjadi kerdil imannya dan sulit melihat keindahan Kristus. Bahkan apa yang dilakukan gereja pun membantu dunia ini untuk membuat orang semakin mencintai dunia dan bukan Kristus. Bagaimana gereja membantu dunia ini? Dengan membentuk orang-orang Kristen yang terlalu berpusat ke diri. Terlalu ingin diri dihibur, terlalu diri ingin disenangkan, terlalu diri ingin mendapatkan segala yang baik tanpa disadarkan bahwa seorang bisa menjadi limpah kalau dia menikmati relasi dengan yang sempurna. Kalau kita terus-menerus melihat ke diri, sulit bagi kita untuk mengerti cinta kasih Tuhan. Sehingga kita akan membuat orang menikmati cinta kasih Tuhan dengan segala hal yang akan membuat kita puas berdasarkan standar kita sendiri. “Saya senang kalau gereja memberikan ini kepada saya. Saya senang kalau saya diperlakukan seperti ini oleh gereja”, dan banyak orang akan terus berada dalam level ini. Kalau Saudara mau memahami pekerjaan Tuhan di gereja, Saudara akan menyadari bahwa Tuhan memerintahkan orang untuk saling memperhatikan. Tapi kita salah tafsir itu dengan mengatakan “gereja harusnya memperhatikan saya”, bisa lihat bedanya? “Mengapa kamu tidak memperhatikan?”, “karena saya harusnya diperhatikan”. Tuhan tidak mengatakan “hai kamu orang Kristen tuntutlah gerejamu untuk memperhatikan kamu”. Jangan salah, gereja memang harus memperhatikan, Saudara harus memperhatikan. Dan kalau kita kurang memperhatikan, kita harus perbaiki diri kita, kita terlalu sibuk dengan diri sehingga kita lupa memperhatikan orang. Kadang-kadang kita lihat ada orang berdiri sendiri setelah kebaktian dan kita bahkan enggan mendekati untuk sekedar berkenalan atau menyapa. Kita membiarkan orang menjadi orang asing di tengah gereja Tuhan, dan itu tidak baik. Tapi kalau kita menuntut untuk diperhatikan, itu pun tidak baik. Ini jadi perintah yang harus kita perhatikan baik-baik, Tuhan ingin kita saling memperhatikan. Tapi kalau kita terus-menerus dididik untuk berpusat kepada diri, sulit bagi kita untuk memahami Kristus yang menyerahkan diri. Tapi dunia ini cerdik sekali karena dia akan menangkap keinginan kita untuk dipuaskan. Sehingga menurut Jonathan Grant dunia menawarkan dua hal yang membuat kita mengalami pengharapan akhir zaman, eskatologi di dalam dunia.
Eskatologi di dunia, pengharapan akhir zaman versi dunia. Misalnya dunia ini menawarkan Saudara akan mendapat fulfillment kalau Saudara membeli sesuatu. Saudara akan dibuat merasa kosong dan Saudara akan dibuat kelimpahan jika Saudara mendapatkan sesuatu. Dan sesuatu yang paling mendapatkan kelimpahan adalah 2 menurut Jonathan Grant, yaitu segala hal yang akan membuat Saudara hidup di dalam kelimpahan, sukacita dan kemewahan, dan yang kedua adalah seks. Dua drive yang sangat kuat, drive pertama dan drive kedua diberikan oleh dunia ini. Drive pertama adalah drive untuk belanja, Saudara akan terus diberikan rasa kurang kecuali beli ini dan itu. Ini terjadi sampai sekarang, sekarang seperti yang dikatakan Theodor Adorno, dunia ini menawarkan segala sesuatu yang baik tapi membuat simbol dari yang baik itu lewat yang tidak baik. Misalnya, iklan bir, iklan bir pastinya menawarkan bir, tapi tidak pernah untuk bir itu sendiri, Saudara akan ditawarkan begitu banyak hal lain. Misalnya Saudara melihat ada seorang bintang iklan yang sangat baik, sangat jago, dan dia minum bir ini. Atau contoh iklan lain yang dikritik oleh Theodor Adorno yaitu keindahan berkeluarga, ada papa mama yang saling perhatian, ada anak-anak yang diperhatikan, main, rumahnya bagus, semuanya bagus “karena kami pakai minyak goreng ini”, kaitannya apa? Adorno mengatakan iklan itu menggali keinginan terdalam dari kita lalu memberikan simbol yang salah. Jadi kita pikir “kalau kita punya minyak goreng ini maka keluarga akan bahagia, atau kalau saya punya mobil ini maka saya menjadi orang yang lebih penting, kalau saya membeli sesuatu, saya akan menjadi lebih baik”, ini konsep aneh yang pelan-pelan masuk dalam diri kita. Juga dalam hal seks, relasi seksual adalah satu-satunya relasi yang menuntut adanya person di dalam perjanjian untuk boleh dinikmati. Kita tidak mungkin menikmati seks kalau bukan pernikahan.
Tapi bukankah dunia menawarkan cara yang lebih ekspres? Ini fakta, dunia ini sedang membuat kita menikmati segala hal yang berpusat dengan diri, tidak perlu dikaitkan dengan relasi. “Kamu bisa senang kalau melihat porno, kamu bisa senang kalau kamu membeli sesuatu” dan Saudara beli sesuatu tidak perlu ada relasi dengan siapa pun. Kita terbiasa dipuaskan, merasa damai, merasa sukacita tanpa mengerti relasi dengan Tuhan, dan itulah kesuksesan dunia ini. Dan tidak ada yang bisa mengambil hati Saudara kembali, kecuali salib Kristus. Tidak ada lagi yang bisa memenangkan hati kita untuk Tuhan kecuali kita lihat lambang penggenapan dari sunat yaitu Kristus yang di-cut off dan dibuang. Dan kita tanya “mengapa Engkau mau lakukan ini?”, Tuhan akan menjawab “karena Aku mau kita satu, Aku kepalamu dan kamu adalah anggota tubuhKu. Dan Aku tidak ingin ada anggota tubuh yang lain, yang menjadi lambang dibuang selain Aku sendiri”. Tuhan Yesus mengambil tempat yang paling rendah di dalam komunitas tubuhNya sendiri yaitu di kayu salib, dan itulah penggenapan salib. Sehingga Paulus mengatakan kalau ada orang yang bukan Yahudi, tidak kelihatan Yahudinya, tapi dia menyadari makna salib, lalu hatinya mulai berubah, hatinya digerakan oleh cinta Tuhan, hatinya digerakan melihat begitu indahnya Tuhan sehingga dia mulai melihat gelapnya dunia ini. Dia tidak melihat kesenangan dunia sebagai kesenangan karena sekarang dia sudah melihat cinta Tuhan. Dan waktu dia melihat cinta Tuhan, dia mampu mengerjakan apa yang Tuhan tuntut, bukan karena terpaksa tapi karena hati yang menjadi milik Tuhan. Maka Paulus mengatakan pujian bagi dia tidak datang dari manusia, pujian bagi orang ini datang dari Allah. Kiranya Tuhan memberkati, memampukan kita untuk menikmati indahnya cinta kasih Tuhan dengan merenungkan tanda perjanjian yaitu salib Kristus.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)