Wahyu Tuhan itu apa? Alam. Maka didalam Institute of Christian Religion, Calvin membagikan gambaran yang Schreiner itu ditafsirkan bagus sekali. Dia mengatakan Tuhan itu menciptakan dunia seperti mengundang kita untuk menonton karyaNya, seperti ada dalam sebuah teater. Saudara sedang diundang ke sebuah teater yang permainannya adalah kemuliaan Tuhan. Seluruh alam itu adalah teater dari kemuliaan Tuhan. Saudara disuruh nonton dan menikmati. Setelah nonton dan menikmati, Saudara memberi standing ovation “bravo, bagus sekali, bagus”. Lalu Saudara langsung tanya “siapa yang membuat karya ini?”. Begitu nama pengarangnya dikatakan, Saudara menjadi kagum “ini sungguh-sungguh sesuatu yang luar biasa”. Sama, ketika Saudara nonton alam, Saudara ingin tanya “siapa yang membuat karya ini”, dan orang harusnya menjawab “Allah Pencipta langit dan bumi”. Dan Saudara akan mengatakan “saya mau mencari Dia, saya mau sembah Dia”, inilah yang harusnya alam berikan. Jadi alam itu undangan, tapi banyak dari kita yang mengabaikan undangan. Kalau undangan diberikan lalu kita abaikan, kitab bodohnya bukan main, karena ini undangan untuk bersuka. Undangan pesta, undangan glorious, undangan yang mulia. Siapa pencipta semua ini? Ada satu, saya tidak mau banyak. Ada satu pencipta, tapi satu Pencipta ini mengirim Pribadi Kedua untuk menolong saya dan mengirim pribadi ketiga untuk satukan saya dengan pribadi kedua. Berarti Allah kita satu? Iya, tapi 3 pribadi. Maka ada keragaman di dalam Allah dan ada kesatuan di dalam Dia. sama seperti ada keragaman di dalam ciptaan tapi tidak menjadi kacau melainkan satu. Itu sebabnya nikmati teater ini dan tanya siapa penciptanya. Saudara melihat segala yang bagus, Saudara langsung sadar Allah adalah yang baik, menyatakan diri lewat yang bagus. Saudara melihat hal yang mengerikan, Saudara langsung menyadari Allah adalah Allah yang bisa menyatakan kuasa, murka dan kengeriannya jika dia mau. Saudara akan punya perasaan yang Tim Keller katakan sebagai fearfully beautiful. Allah itu fearfully beautiful. Engkau mengagumi Allah dengan keindahan yang mengagumkan dan menggentarkan. Allah itu bukan indah versi kecil saja, makanya kita bisa melihat Tuhan menciptakan binatang, all kind of animals, segala jenis binatang. Saudara melihat kelinci, Saudara punya perasaan indah yang berbeda dengan melihat seekor singa. Waktu melihat singa, Saudara mengatakan “ini indah, majestic dan menggentarkan, saya gemetar melihatnya”. Sang Pencipta itu menakutkan tapi indah. Di satu sisi indah, di sisi lain menggentarkan kita. Jadi kalau Saudara salah mengerti cuma mengalami Tuhan di dalam satu aspek yang seperti melihat kelinci “kelinci lucu” berarti Tuhan juga lucu. Saudara jangan tidak seimbang begitu. Mari melihat keagungan Tuhan. Kadang-kadang saya ingat khotbahnya Paul Washer, dia mengatakan “Allah itu setiap hari menyapa saya”. Itu benar-benar indah, kita pikir Paul Washer dekat dengan Tuhan, tapi kalimat dia selanjutnya membuat kita merasa kita juga bisa di situ. Dia mengatakan “saya sangat sering jalan kaki. Jalan kaki adalah cara saya mendekat ke Tuhan. Waktu saya jalan kaki saya melihat alam, saya seperti berkomunikasi dengan Tuhan, Engkau sungguh indah”, dia selalu kaitkan keindahan itu dengan Tuhan. Sebenarnya ini pengajaran dari tradisi Reformed. Satu kali dia melihat satu binatang yang aneh, di khotbahnya dia tidak menjelaskan itu binatang apa, lalu dia mulai bertanya mengapa Tuhan membuat binatang seperti ini, binatang ini aneh sekali, cenderung jelek, cenderung buruk, cenderung kacau. Lalu mulai muncul perasaan dalam diri Paul Washer, dia mengatakan “ini binatang jelek, apa yang bisa saya pahami dari jeleknya binatang ini tentang Tuhan?”. Baru dia sadar “yang bisa saya pahami adalah waktu saya mengatakan ini jelek, saya bodoh. Saya bodoh, tidak mengerti. Tapi kalau ada orang peneliti binatang ini, apapun spesiesnya saya tidak mengerti, orang yang ahli binatang itu akan mengagumi binatang itu”. Karya Dia yang bagus saya nilai jelek, Tuhan geleng-geleng dan mengatakan kamu mengatakan itu jelek? Kasihan kamu, tapi Aku tetap mengasihimu”, itu yang Paul Washer rasakan. Lalu dia langsung mendapatkan pengertian, hikmat orang yang mendalami binatang itu pasti akan mengagumi binatang itu. Menghabiskan waktu kerjanya, waktu kerja itu dominan di hari kita. Kalau Saudara tidak didominasi oleh waktu kerja berarti itu bukan kerja Saudara. Hari kerja itu dominan, Saudara didominasi oleh pekerjaan. Dan orang yang mendedikasikan diri untuk selidiki binatang itu, pasti mencintai binatang itu. Jadi dia menyadari “kalau saya terlalu mudah mengatakan jelek, saya bodoh. Dan Tuhan mencintai saya meskipun saya bodoh”. Ini juga dari Agustinus, di dalam Confession Agustinus mengatakan “saya ada di dalam alam seperti anak kecil yang perlu dibimbing”. “Papa, ini apa?”. Dan Bapa di sorga akan menjelaskan. Itulah mengapa kita belajar bidang apa pun. Kita seperti anak kecil yang mengeksplorasi alam dan menjadi kagum karenanya. Tapi kalau orang menolak, bagaimana? Kalau orang menolak, orang itu bodoh. Kalau bodoh, apakah Tuhan mau ampuni? Paulus mengatakan Mazmur 19 dilanjutkan dengan Taurat Tuhan memberi hikmat, ini ada di ayat 8. Memberi hikmat kepada yang tidak berpengalaman. Orang yang sudah melihat alam tapi tidak lihat Tuhan, itu orang yang tidak berpengalaman, bodoh, kasihan. Dan Tuhan memberikan wahyu khusus, wahyu yang menunjukkan “Aku mencintai orang pilihan yang bodoh, yang sudah melihat alam tapi tidak bisa melihat Tuhan. Maka Aku panggil kamu”. Paulus mengatakan di Roma ayat 18, setelah Tuhan menghantam kita, tentunya menghantam dalam pengertian positif, menghantam kita dengan undangan untuk menikmati Dia. Tuhan menghantam di periode berikut dengan firman.

Paulus mengaitkan Mazmur 19 bagian awal tentang alam dengan Injil. Paulus mengatakan Tuhan punya rencana untuk membuat Injil sama masifnya dengan suara Tuhan di dalam alam. Bagi saya inilah poin utama dari argumen Paulus yang sangat spektakuler. Saudara tidak temukan ajaran seperti ini dibagikan dengan luar biasa indah seperti yang dilakukan oleh Paulus. Jadi Paulus mau mengatakan orang Yahudi sudah mengerti alam ini adalah teater kemuliaan Tuhan. Kalau kita pakai bahasanya Schreiner, alam ini adalah pameran baiknya Tuhan di dalam setiap aspek. Pameran mulia Tuhan di dalam setiap aspek. Adakah orang tidak pernah melihat matahari? Manusia tidak didesain untuk itu. Jadi tidak ada orang yang tidak melihat matahari dan hidup. Orang yang hidup pasti pernah mengalami matahari terbit dan matahari tenggelam, entah tinggal di kota besar, entah dia tinggal di tempat paling terkecil. Orang tinggal di tempat paling terpencil, justru punya privilege untuk melihat akses pemandangan alam yang sangat menakjubkan. Orang melihat alam langsung kagum kepada Tuhan. Tetapi mengagumi Tuhan ternyata sesuatu yang sulit dilakukan oleh manusia. Saudara melihat alam pun belum tentu kagum sama Tuhan, cuma kagum saja dan kagumnya kagum abstrak. Kita tidak menyanyikan pujian kepada Allah yang mencintai kita, kita tidak lihat keindahan alam sebagai undangan. Kita lihat ini sebagai hiburan bagi kita dan kita tidak melihat tujuan hidup kita sebagai mengenal Tuhan, jadi tidak terlalu melihat itu. Tapi Tuhan baik, Tuhan memberikan firman. Dan menurut Paulus akan ada saatnya dan sudah mulai, lewat para rasul, di mana Injil Tuhan akan semasif cahaya matahari. Kalimat ini aneh kalau Saudara renungkan pada zaman Paulus. Paulus mengatakan “adakah Israel tidak mendengar? Mereka telah mendengar”, Roma 10: 18. Apakah Firman Injil, ini Paulus sedang membicarakan Injil, adakah Injil tidak sampai kepada Israel? Paulus mengatakan “sampai”, buktinya ini dikutip, ini ada di dalam Mazmur. Tapi waktu Mazmur dikutip, Paulus tidak pilih bagian Taurat, di dalam ayat 8 sampai 15. Paulus memilih bagian ayat yang ke 2 sampai 7 mengenai wahyu umum. Jadi Paulus menyatakan satu kalimat yang bagi saya sangat revolusioner, Paulus mengatakan Injil akan sejelas matahari. Dan sekarang Saudara sudah lihat ini nyata. Saudara mau pergi ke belahan dunia mana, yang bahasanya belum ada Alkitab, mungkin ada tapi tinggal sedikit. Mungkin banyak di pedalaman. Tapi kalau Saudara mengunjungi sebagian besar budaya, hampir semua bahkan, budaya yang berpengaruh di dunia ini semua sudah ada Alkitab. Kalau ditanya apakah berita Injil itu berita eksklusif yang hanya dimiliki oleh sekelompok kecil orang? Tidak, berita ini berita masif, disebarkan dengan gairah oleh orang Kristen, diperkenalkan ke seluruh dunia sama masifnya dengan matahari pagi menyebar ke seluruh bagian yang menikmati fajar. Maka ketika matahari terbit tempat yang menikmati dia terbit melihat dia, waktu matahari bersinar terik hangatnya dia sampai kepada setiap region di dunia yang menerima sinar siang itu. Waktu dia mau terbenam, pemandangan turunnya dia yang sangat agung, yang sangat indah dinikmati oleh semua daerah yang menyaksikan itu. Seluruh bumi tidak tersembunyi dari perjalanan matahari, dari terbit sampai tenggelam. Dan Paulus mengaitkan itu dengan Injil seolah dia mengatakan seluruh bumi tidak akan tersembunyi dari terbitnya Injil sampai saatnya Kristus datang kembali. Ini keyakinan yang besar dari Paulus. Paulus adalah generasi pertama penyebar Injil dan dia sudah berani mengatakan ini Injil akan tersebar kemana-mana. Tidak ada orang bisa bilang “saya tidak boleh dihakimi karena aku belum dengar Injil”. Yang pertama Paulus mengatakan Tuhan menyatakan wahyu umum, “kamu tidak bisa lari dari itu”. Yang kedua Tuhan mengatakan Injil akan Tuhan sebarkan segencar Dia menyebarkan matahari. Maka meskipun bagian ini sedang menyindir Israel yang tuli mendengar, tapi saya ingin highlight sesuatu yang mungkin Pualus tidak jadikan tekanan, tapi saya angkat menjadi tekanan, yaitu bagi Paulus jelasnya Injil akan disebar di seluruh dunia, sama jelasnya dengan matahari menerangi seluruh bumi. Saudara waktu menyadari Paulus punya pegangan seperti ini, Saudara langsung sadar “saya bertugas untuk menyatakan Injil supaya orang mendengar sama seperti yang Paulus katakan, sehingga mereka tidak tersembunyi dari hangatnya”, dari indahnya matahari tidak ada orang tersembunyi. Dan Paulus mengatakan suatu saat dari indahnya Injil, tidak ada orang yang akan terssembunyi. Tetapi kalau sudah diberitakan, adakah mereka menanggap? Tidak, yang menganggap hanya kaum pilihan. Tetapi apakah Injil tersembunyi? Tidak. Injil tidak pernah tersebunyi. Dunia dikumandangkan oleh berita ini, baik oleh gereja, oleh simbol-simbol di gereja, oleh cerita-cerita maupun oleh pemberitaan Injil Kristen. Kekristenan menyebarkan Injil dengan tujuan supaya orang memahami sejarah sejelas orang melihat matahari. Jadi bagi Paulus berita Injil akan menyeluruh, akan mendunia. Tetapi siapa mendengar hanya sebagian kecil orang, menyedihkan sekali. Itulah sebabnya pada hari ini saya highlight tema ini bagi kita semua, yaitu Tuhan memberikan wahyu umum dan Tuhan menyatakan Injil akan semasif wahyu umum. Saudara bukan cuma memberitakan Injil dengan perkataan waktu sedang Saudara menginjili orang, tapi Saudara memperjuangkan juga supaya motif Mesias masuk ke dalam setiap bagian kebudayaan. C. Lewis mengatakan “yang kita perlu bukan teologi”, bukan berarti tidak perlu buku teologi. Tapi dunia tidak membaca buku teologi. C.S. Lewis mengatakan “kamu mau Kekristenan disebarkan? Konsentrasi ke menulis buku yang akan dibaca semua orang, tapi yang kandungan Injilnya begitu besar”. Ini yang saya harap Saudara lakukan. Paulus mengatakan akan ada waktunya, Injil akan sejelas matahari”. Tidak ada orang tidak pernah melihat matahari, demikian juga tidak ada orang yang tidak pernah mendengar berita Injil, ini yang kita mau. Urusan percaya atau tidak, kita tidak bisa atur, hati manusia diubah oleh Roh Kudus. Tapi Paulus mengatakan “lihat matahari, Tuhan menyatakan kemuliaanNya kepada seluruh bumi lewat matahari. Dan lewat kami Tuhan menyatakan Injilnya kepada seluruh dunia”. Jadi kalau ada orang bertanya “bagaimana dengan orang di tempat terpencil, apakah mereka selamat?”, kalau ada orang yang berjiwa misionaris mendengar hal ini, mereka mengatakan “dimana? Aku ingin ke sana”. Paulus punya jiwa seperti itu, dia berpikir Asia Minor belum menerima berita Injil, dia mesti pergi ke sana. Paulus mengapa begitu giat pergi ke mana-mana?  Paulus akan mengatakan “supaya Injil sejelas matahari bagi semua orang, supaya tidak ada orang bisa membantah dan mengatakan aku belum pernah dengar”. Kekristenan adalah agama dominan di seluruh dunia karena Injil. Kalau Saudara mengatakan “tidak pak, Kekristen makin menyusut”, itu membuat kita sangat sedih. Tetapi pengaruh Kristen tetap tidak dikalahkan, motif Injil, kisah Alkitab dan semua pengertian pengharapan yang Kristen miliki, adalah yang paling banyak menguasai dunia seni, bahkan di dalam dunia seni populer. William Dryness membuktikan orang yang seninya paling kacau pun tidak bisa lari dari konsep Injil yang sudah banyak mempengaruhi seni. Sehingga kalau orang belajar seni, sastra, dan filsafat, tidak bisa lepas dari Injil. Inilah yang menjadi mimpi, pengharapan dan kenyataan yang sudah dinyatakan oleh Tuhan dalam kerinduan Paulus dan di dalam fakta dunia saat ini. Kiranya Tuhan pakai kita menyebarkan Injil.

(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

« 3 of 3